Top Banner
BRONKHITIS, HIPERTENSI DAN CHRONIC HEART FAILURE PADA GERIATRI DENGAN RIWAYAT TRAUMA DADA Oleh: Arief Darmawan I. IDENTITAS Nama : Ny. Y Umur : 75 tahun Jenis Kelamin : Wanita Alamat : Kaliurang Barat Rt 04/Rw 18, Harjobinangun, Yogyakarta Pekerjaan : Petani Masuk : Rabu, 10 November 2010 Bangsal/No. RM : Edelweis E5D kelas III/529961 Informasi : Pasien Bencana Merapi (Pengungsi) Tempat Mengungsi : Stadion Sepak Bola Maguwoharjo II. PROBLEM No Problem Aktif Waktu Problem Pasif Waktu 1. 2. 3. Sesak nafas inflamasi bronkus, penebalan mukosa, peningkatan produksi mukus Batuk dengan sputum mukoid kekuningan Stimulasi reseptor batuk di karina akibat peradangan, hipertropi kelenjar mukosa bronkus dan peningkatan jumlah dan ukuran sel-sel goblet, dengan infiltrasi sel- sel radang dan 5- 11-‘10 Sejak 5- 11-’10, meningk at 9- 11-‘10 Riwayat jatuh dari ranjang dan opname Sebelum jatuh sering merasa kehilangan keseimbangan ketika berdiri atau berjalani Riwayat alergi dingin dan debu + 18 bulan yang lalu Sebelum jatuh dari ranjang dan opname dengan waktu yang tidak diketah ui dengan jelas Sudah sejak lama Arief Darmawan – [email protected]
29

Geriatri (Arief Darmawan)

Jun 29, 2015

Download

Documents

Kedokteran Shop

Arief Darmawan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Geriatri (Arief Darmawan)

BRONKHITIS, HIPERTENSI DAN CHRONIC HEART FAILURE PADA GERIATRI DENGAN RIWAYAT TRAUMA DADA

Oleh: Arief DarmawanI. IDENTITAS

Nama : Ny. YUmur : 75 tahunJenis Kelamin : WanitaAlamat : Kaliurang Barat Rt 04/Rw 18, Harjobinangun, YogyakartaPekerjaan : Petani Masuk : Rabu, 10 November 2010Bangsal/No. RM : Edelweis E5D kelas III/529961Informasi : Pasien Bencana Merapi (Pengungsi)Tempat Mengungsi : Stadion Sepak Bola Maguwoharjo

II. PROBLEMNo Problem Aktif Waktu Problem Pasif Waktu1.

2.

3.

4.

5.

6.

Sesak nafas inflamasi bronkus,

penebalan mukosa, peningkatan produksi mukus

Batuk dengan sputum mukoid kekuningan Stimulasi reseptor

batuk di karina akibat peradangan, hipertropi kelenjar mukosa bronkus dan peningkatan jumlah dan ukuran sel-sel goblet, dengan infiltrasi sel-sel radang dan edema mukkosa bronkus, co-infeksi bakteri

Rontgen thorak; peningkatan corakan bronkovaskular Peningkatan aktifitas

bronkus; akibat peradangan

Neutrofilia Ada peradanganEritrositosis Kompensasi kebutuhan

yang relatif meningkatSuara paru; ronkhi kering Penyempitan rongga

5-11-‘10

Sejak5-11-’10,

meningkat9-11-‘10

10-11-‘10

11-11-‘10

11-11-‘10

15-11-‘10

Riwayat jatuh dari ranjang dan opname

Sebelum jatuh sering merasa kehilangan keseimbangan ketika berdiri atau berjalani

Riwayat alergi dingin dan debu

+ 18 bulan yang lalu

Sebelum jatuh dari ranjang dan opname dengan waktu yang tidak diketahui dengan jelas

Sudah sejak lama dengan waktu yang tidak diketahui dengan jelas

Arief Darmawan – [email protected]

Page 2: Geriatri (Arief Darmawan)

7.8.9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

bronkus oleh mukus dan mukosa yang menebal

Nafsu makan menurunNyeri ototPilek dengan dischard jernih Akibat cascade proses

inflamasi, infeksi sistemik

Tekanan darah 180/100 mmHg Penurunan elastisitas

aortaSesak Nafas Chronic Heart FailureNyeri dada Unstable Angina EKG; iskemia anteroseptal Oklusi LAD a. coronaria Bising sistolik Mitral insufisiensiNyeri punggung Trauma punggungNyeri dada Trauma dada

Rontgen thorax; skoliosis Trauma dadaInspeksi bentuk dada asimetris Trauma dadaMobilisasi pasien terbatas Geriatri dengan riwayat

trauma dadaPusing ngegliyer Sindroma serebral

vertebrobasilarisTidak bisa berdiri lama, ekstremitas lemas digerakkan Sindroma serebral

vertebrobasilarisRiwayat jatuh dan trauma dada Sindroma serebral

vertebrobasilarisKeadaan gizi kurang energi kronis ringan (IMT = 17,57) Problem geriatri

15-11-‘105-11-‘109-10-‘10

15-11-‘10

5-11-‘10

5-11-‘10

10-11-‘10

15-11-‘10

Sejak + 18 bulan

yang lalu, (kumat-

kumatan) 10-11-‘10

15-11-‘10

15-11-‘10

Terdeteksi5-11-‘10

15-11-‘10

Sejak + 18 bulan

yang lalu

Terdeteksi 15-11-‘10

Arief Darmawan – [email protected]

Page 3: Geriatri (Arief Darmawan)

24.

dengan anoreksia, status sosioekonomi

Pengungsi gunung merapi Rumah di Kaliurang

5-11-‘10

I. IDENTITASNama : Ny. YUmur : 75 tahunJenis Kelamin : WanitaAlamat : Kaliurang Barat Rt 04/Rw 18, Harjobinangun, YogyakartaPekerjaan : Petani Masuk : Rabu, 10 November 2010Bangsal/No. RM : Edelweis E5D kelas III/529961Sumber Biaya : Pasien UmumInformasi : Pasien Bencana Merapi (Pengungsi)Tempat Mengungsi : Stadion Sepak Bola MaguwoharjoKerabat di Pengungsian : Bersama anakBerat badan : 39 KgTinggi badan : 149 Cm

II. SUBJEKTIF (Anamnesis Senin, 15 November 2010) A. Keluhan Utama: Sesak Nafas

B. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang dengan keluhan sesak nafas (+), pusing ngegliyer (+), tidak

enak badan dan nyeri otot (+) sejak mengungsi akibat merapi 5 november 2010. Batuk dan pilek memburuk mulai 9 november 2010. Sesak nafas meningkat dengan aktifitas disertai dengan nyeri dada kiri yang menyebar hingga punggung kiri tanpa mual, muntah (-), berdebar-debar (-) dan keringetan (-). Sesak membaik ketika penambahan bantal (-), sesak timbul dan meningkat pada malam hari yang memerlukan posisi duduk segera untuk bernafas (-). Batuk berdahak dengan dahak kental kekuningan (+). Batuk darah/kemerahan (-). Batuk muncul sepanjang waktu dengan intensitas jarang namun menambah berat sesak nafas. Pilek dengan cairan hidung jernih. Pilek meningkat ketika udara dingin terutama pagi hari tanpa disertai demam. Buang air besar dan buang air kecil dalam batas normal. Nyeri perut disangkal namun nafsu makan menurun.

Sudah sejak + 18 bulan menderita nyeri dada kiri menyebar hingga punggung kiri pasca jatuh dari tempat tidur. Sebelum jatuh pasien sering mengeluh pusing ngegliyer dan kelemahan tungkai, kehilangan keseimbangan serta terasa akan jatuh. Riwayat batuk lama atau batuk berulang-ulang minimal selama 3 bulan pertahun atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut (-). Riwayat pengobatan TB (-). Riwayat asma (-). Riwayat alergi dingin dan debu (+). Riwayat hipertensi disangkal. Riwayat gula darah tinggi dan penyakit jantung disangkal. Riwayat stroke (-). Riwayat sering pingsan (-).

Arief Darmawan – [email protected]

Page 4: Geriatri (Arief Darmawan)

Pasien adalah pengungsi merapi. Mengungsi di Stadion Sepak Bola Maguwoharjo bersama anaknya. Suasana hati sedih dan merasa kesepian. Pasien jarang dijenguk dan ditunggu oleh kerabat, padahal pasien adalah geriatri dengan mobilisasi yang masih terbatas dan harus dibantu.

Anamnesis SistemSistem SSP : Pusing ngegliyer (+), demam (-), penurunan kesadaran

(-), kejang (-)Sistem kardiovaskuler : Nyeri dada (+), berdebar-debar (-), kebiruan (-), mimisan

(-)Sistem respirasi : Sesak nafas (+), batuk (+), pilek (+), bunyi ngik-ngik (-).Sistem gastrointestinal : Mual (-),muntah (-), kembung (-), diare (-), konstipasi (-),

nyeri perut (-)Sistem urogenital : Anyang-anyangan (-), nyeri saat berkemih (-), sulit

berkemih (-), air kemih menetes (-), warna air kemih jernih (+).

Sistem integumentum : Pucat (-), kuning (-), kebiruan (-), bengkak-bengkak (-), Sistem muskuloskletal : Lemas dan merasa sulit untuk menggerakkan tangan

dan kaki (+), nyeri otot dada (+), nyeri pergerakkan (-), tanda peradangan sendi (-).

C. Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat jatuh dari ranjang dan opname kurang lebih 18 bulan yang lalu.

D. Riwayat Penyakit Keluarga: Pasien mengaku tidak mengetahui dengan pasti tentang riwayat penyakit keluarganya.

E. Riwayat Sosial, Ekonomi dan Gizi: Pasein adalah korban merapi. Kini tinggal bersama anaknya di Stadion Sepak Bola Maguwoharjo dengan status gizi KEK/kurang energi kronis ringan (IMT=17,57).

F. Riwayat Alergi: alergi dingin dan debu dengan manifestasi pilek dengan cairan hidung jernih. Riwayat asma disangkal.

III. OBJEKTIF (Senin, 15 November 2010)A. Keadaan Umum: Pasien tampak lemas berbaring di ranjang dengan kesadaran

kompos mentis, keadaan sakit sedang, keadaan gizi buruk dengan GCS E4V5M6.

B. Vital Sign dan AntropometriTekanan darah : 180/100 mmHg Respirasi : 20 kali/menitNadi : 81 bpm, reguler Suhu : 36oCHipotensi Ortostatik : Negatif

Arief Darmawan – [email protected]

Page 5: Geriatri (Arief Darmawan)

AntropometriBerat Badan : 39 KgTinggi Badan : 149 CmIMT : 17,57 Status Gizi : UnderweightInterpretasi Gizi : Kekurangan energi kronis tingkat ringan

C. Pemeriksaan Fisik1. Kepala:

a. Mata: CA -/-, SI -/-, penglihatan menurun (+), anulus senilis (+)b. Hidung: Rhinorea jernih, sumbatan (-), polip (-), c. Sinus: tanda peradangan (-)d. Mulut: Mukosa bucal dan bibir lembab (+), stomatitis (-), gigi tidak lengkap

(+), lidah kotor (-), Tonsil dan faring dalam batas normal, suara serak (-), disfagi (-)

e. Telinga: tanda peradangan (-), ottorea (-)2. Leher: pembesaran kelenjar gondok (-), pembesaran limfonodi (-),

pembesaran massa (-), peningkatan JVP (-), kaku kuduk (-).3. Thorak

Gambar:

a. Inspeksi: Bentuk dada asimetris (+), retraksi dada (-), pola nafas teratur (+), iktus kordis tampak di SIC 5 linea mid clavikularis sinistra, tanda peradangan (-), perbesaran massa (-)

b. Palpasi: Fremitus suara hemithorak dextra sama dengan sinistra dalam batas normal (+), pergerakkan dada asimetris dengan dada kiri tertinggal (+), ictus kordis teraba di SIC 5 linea mid clavikularis sinistra, emfisema subkutis (-)

c. Perkusi: Hipersonor +/++, batas pengembangan paru kanan 2 SIC pada SIC 9-10 linea scapularis dextra, batas pengembangan paru kiri + 2 SIC pada SIC 9-10 linea scapularis sinistra. Batas paru hepar SIC 7 lines mid clavicularis dextra dan SIC 6 lines axilaris anterior dextra.

d. Auskultasi: Suara paru: ronkhi kering +/++, wheezing -/-, ; Suara jantung: S1-S2 reguler, bising jantung (+) terdengar kuat dengan diafragma di apex jantung (Bising jantung sistolik), gallop (-).

Arief Darmawan – [email protected]

Page 6: Geriatri (Arief Darmawan)

4. Abdomena. Inspeksi: Permukaan abdomen cekung (+), tanda peradangan dan

perbesaran massa (-), darm contour dan darm steifung (-).b. Auskultasi: Peristaltik usus sembilan kali permenit (+)c. Perkusi: Timpani (+)d. Palpasi: Perut supel (+), nyeri tekan (-), nyeri alih (-), perbesaran organ dan

massa (-)

5. Ekstremitas: Pemeriksaan Superior Inferior

Dex/sin Dex/sinLemas +/+ +/+Sulit digerakkan +/+ +/+Parese -/- -/-Plegia -/- -/-Peradangan sendi -/- +/+Clubing finger -/- -/-Reflek bicep +/+Reflek patella +/+Babinski -/-

D. Pemeriksaan Penunjang1. EKG: Tanggal 10 November 2010

- Frekwensi Reguler Kotak kecil, jarak R-R 16 Heart Rate: 1500/16 = 93,7 kpm, reguler

- Axis Lead I (+), Lead aVF (+); Kesan: Normal Axis

- Perbesaran Ruang Perbesaran Atrium: P pulmonal dan P mitral (-) Perbesaran Ventrikel

Ventrikel kanan : V1 cenderung positif (-) Ventrikel kiri : RV5 + SV1 > 35 kotak kecil (-)

RV5 + SV1 = 8 + 20 = 28 kotak kecil (+)Kesan: Tidak ada perbesaran ruang

- Gangguan Konduksi AV Block (-)

AV block derajat I (Wenckebach): interval PR > 5 kotak kecil (-) AV block derajat II tipe mobitz I: interval PR > 5 kotak kecil dengan

drop beat/denyut yang terblok (-) AV block derajat II tipe mobitz II: Gelombang P tanpa diikuti QRS (-) AV block derajat III (block total): Atrium dan ventrikel

berdepolarisasi sendiri/P tidak terkoneksi dengan QRS,P diatas T (-). LBBB (-): lebar QRS > 3 kotak kecil dengan R bertakik di V6

Arief Darmawan – [email protected]

Page 7: Geriatri (Arief Darmawan)

RBBB (-): lebar QRS > 3 kotak kecil dengan gelombang rSR atau RSR’ di V1 (-)

- Penyakit Jantung Koroner Iskemia:

ST depresi (-) T inversi simetris: V1-V4 (+)

Injure ST elevasi (-)

Infark Q lebar dan dalam > 1 kotak kecil (-); Q patologis (-)

Kesimpulan NSR, iskemia anteroseptal2. Darah Rutin dan Kimia Darah

Patohematologis Tanggal 11 November 2010 Pukul 06.30 WIBPARAMETER HASIL NILAI NORMAL UNITHEMATOLOGY AUTOMATICLeukosit 10.5 4.6-10.6 10e3/ulEritrosit 5.83 (naik) 4.2-5.4 10e3/ulHemoglobin 14.0 12.0-18.0 gr/dlHematokrit 44.0 37-47 %MCV 75.5 (turun) 81-99 FlMCH 24.0 (turun) 27-31 PgMCHC 31.8 (turun) 33-37 gr/dlTrombosit 415 150-450 10e3/ulESR 5.0-15.0 mm/HrDifferential Telling MikroskopisBasophil 0 0 %Eosinophil 0 0-5 %Netrofil Stab 0 0-3 %Netrofil Segmen

98 (naik) 40-74 %

Limphosit 2 18-48 %Monosit 0 0-8 %PenunjangGolongan darah

Slide Aglutinasi

Waktu Pendarahan

<6 Menit

Waktu Penjendalan

<12 Menit

Hasil pemeriksaan patobiokimiawi, 11 November 2010PARAMETER HASIL NILAI NORMAL UNITGlukosa Sewaktu

123 70-140 mg/dl

Ureum 43 10.0-50.0 mg/dl

Arief Darmawan – [email protected]

Page 8: Geriatri (Arief Darmawan)

Kreatinin 0.7 L:<1.1; P: <0.9 mg/dlSGOT 11 L: <37 ; P: <31 U/ISGPT 10 L:<42; P: <32 U/I

3. Rontgen ThorakTanggal 10 November 2010 Corakan bronkovaskular meningkat > 2/3 hemithorax paru dengan dengan CTR tak valid dinilai dan tampak skoliosis.

Kesan: Bronkhitis dengan dada skoliosis

IV. ASSESMENTA. Problem Sementara

1. Sesak nafas2. Nyeri otot3. Batuk dengan sputum mukoid kekuningan4. Rontgen thorak; peningkatan corakan bronkovaskular5. Neutrofilia Bronkhitis6. Eritrositosis7. Suara paru; ronkhi kering8. Nafsu makan menurun9. Pilek dengan dischard jernih

10. Tekanan darah 180/100 mmHg HT Stg II

11. Sesak Nafas12. Nyeri dada CHF13. EKG; iskemia anteroseptal14. Bising sistolik

15. Nyeri punggung16. Nyeri dada Riwayat17. Rontgen thorax; skoliosis Trauma 18. Inspeksi bentuk dada asimetris Dada19. Mobilisasi pasien terbatas

20. Pusing ngegliyer Sindroma21. Tidak bisa berdiri lama, ekstremitas lemas digerakkan Serebral22. Riwayat jatuh dan trauma dada Vrt.basiler

23. Keadaan gizi kurang energi kronis ringan (IMT = 17,57)

24. Pengungsi gunung merapi

Arief Darmawan – [email protected]

Page 9: Geriatri (Arief Darmawan)

B. Problem Permanen1. Bronkhitis e.c dust 2. Hipertensi stage II3. CHF Grade II/III e.c IHD/HHD4. Riwayat trauma dada e.c Drop attack e.c -Sindroma serebral vertebrobasiler 5. Keadaan gizi kurang energi kronis ringan6. Pengungsi bencana merapi

V. PLANING 1. Bronkhitis

a. IP Diagnosis dan Etiologi- Kultur sputum; Streptococcus pneumoniae dan Haemaphilus influenzae- Evaluasi alergi; anamnesis lebih lanjut faktor pencetus (dust merapi,

udara dingin), jika perlu lakukan tes alergi berikut: Skin Prick Test; IgE spesifik inhalasi IgE total (nilai normal 0,1-0,4 ug/ml dalam serum)

- Spirometer: FEV1/FVC <80% (tanda penyakit paru obstruktif)- Uji Bronkodilator; setelah pemberian bronkodilator sebanyak 8 hisapan,

15 sampai 20 menit kemudian dilihat perubahan nilai FEV1, perubahan FEV1 < 20% nilai awal dan < 200ml (tanda obstruksi irreversibel).

- Uji kortikosteroid: Menilai perbaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid oral (prednison atau metilprednisolon) sebanyak 30 sampai 50 mg perhari selama 2 minggu yaitu peningkatan FEV1

pascabronkodilator > 20 % dan minimal 250 ml. - Thorax/whole body CT Scan; menyingkirkan kemungkinan penyulit dan

penyakit paru lain. - Jika pernapasan tidak efektif maka perlu dipertimbangkan dilakukan

pemeriksaan analisa gas darah untuk penilaian asam basa dalam darah.- Jika ada faktor penyulit berupa gangguan kardiovaskular dapat dilakukan

Echokardiografi; untuk menilai fraksi ejeksi; melacak kelainan katup jantung dan Uji tes kardiopulmonal; treadmill.

b. IP Terapi- Oksigenasi 2 liter/menit- Bed rest posisi ½ duduk- Infus RL lini 16-20 tpm- Injeksi Ranitidin 1A/12jam- Injeksi Metylprednisolone 62.5/12jam atau injeksi Dexamethason

1A/8jam- Injeksi Cefuroxime 2gr/12 jam- Salbutamol oral 3x2mg dosis awal, berlanjut 3x4mg sehari, dosis tunggal

maksimal 8mg.

Arief Darmawan – [email protected]

Page 10: Geriatri (Arief Darmawan)

- Curcuma 3x1, meningkatkan nafsu makan- Pemberian efedrin, mukolitik dan antioksidan pada bronkhitis, masih

diperdebatkan. Efedrin, OBH syrup 3xC1; mukolitik, Ambroxol syrup 3xC1 (10ml, 30mg); mukolitik/antioksidan, N-Acetylcystein syrup 3xC1 (10ml, 200mg)

- Fisioterapi Postural drainage (1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam

sebelum tidur pada malam hari) Clapping Vibrating

a. IP EdukasiMotivasi untuk menghindari faktor pencetus, seperti pajanan debu, asap terutama asap rokok dan polusi udara. Jika perlu vasksinasi pneumonokokal dan vaksin influenza.

2. Hipertensi Stage IIa. IP Diagnosis

- Pengukuran Tekanan Darah1) Metode in-office: Pengukuran dilakukan setelah pasien duduk 5 menit

dengan kaki dilantai dan lengan sejajar dengan jantung. Dilakukan dua kali pembacaan selang 5 menit. Lakukan konfirmasi dengan pengukuran tekanan darah pada lengan yang satunya.

2) Ambulatory blood preassure monitoring; Memuat tentang informasi tekanan darah ketika aktifitas harian dan tidur. Nilai ambulatory BP biasanya lebih rendah dari pengukuran klinis. Sangat dianjurkan untuk mengevaluasi “white coat hypertension”.

3) Pengukuran Mandiri; untuk mengetahui respon terapi, menjaga kepatuhan pasien dan untuk mengkonfirmasi terhadap adanya “white coat hypertension”.

- Deteksi Kemungkinan Komplikasi1) EKG LVH, MI/CHD2) Ureum kreatinin Disfungsi ginjal3) CT-Scan dan pemeriksaan saraf Stroke4) Profil lipid Melihat faktor resiko CVD

b. IP TerapiPrinsip Penatalaksanaan Hipertensi:

Jangan lupakan edukasi tentang kepatuhan kontrol dan modifikasi hidup

Pilih drug of choices untuk hipertensi Dosis ditentukan sesuai dengan derajat hipertensi Mulailah dari dosis kecil. Lebih baik kombinasi obat dengan dosis kecil

daripada pengobatan tunggal dengan dosis besar Hati-hati stealing phenomena dan krisis hipertensi

Target terapi <140/90 mmHg, untuk DM/CKD: <130/80 mmHgISHIB guidelines; segera berikan pengobatan dengan dua obat bila tekanan > 15/10 mmHg diatas tekanan darah target.

Arief Darmawan – [email protected]

Page 11: Geriatri (Arief Darmawan)

Drug’s Therapy for HT stage II, JNC 7 Kombinasi Thiazid diuretic dan ACEI/ARB/BB/CCB- Thiazid: Bendroflumetazid, untuk hipertensi dosis yang digunakan adalah

2,5 mg pada pagi hari (1-0-0).- Clonidine, Methyldopa (Centrally Acting Sympatholytics); Baik untuk

hipertensi pada pasien lansia karena mempertahankan aliran darah ke ginjal.1) Clonidine 150 mcg, pemakaian 2x1/2 tablet sehari. Dosis maksimum

sehari biasanya 1,2 mg. Hati-hati krisis hipertensi bila tiba-tiba dihentikan. Lakukan tapering.

2) Methyldopa, ada sediaan kombinasi dengan Hidroklorotiazid (Tensifort), dosis awal methyldopa 125 mg dua kali/hari, dinaikan secara bertahap; dosis maksimum sehari 2 g.

c. IP EdukasiIntinya adalah kepatuhan kontrol tekanan darah dan modifikasi gaya hidup.

Life Style ModificationJenis Modifikasi Hidup Penurunan Tekanan Darah

Penurunan berat badan 5-20 mmHg tiap penurunan 10 Kg berat badan

Adopsi “DASH eating plan” 8-14 mmHgDiet rendah natrium 2-8 mmHgAktifitas fisik 4-9 mmHgMenghilangkan konsumsi alkohol

2-4 mmHg

Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH): Diet tinggi buah dan sayuran dan rendah lemak, ini lebih baik daripada diet pengurangan natrium.

3. CHF II/III e.c IHDa. IP Diagnosis

- Foto Thorak; CTR, edema pulmo, efusi pleura- EKG, aktivitas listrik: Pembesaran ruang, aritmia, gangguan konduksi,

penyakit jantung koroner, gangguan metabolik.- Echokardiografi, aktivitas mekanik: Stenosis/regurgitasi, fraksi ejection- Profil lipid dan ureum/kreatinin, urin rutin - Cek Elektrolit

b. IP Terapi- Oksigenasi 3-4 liter/menit, karena pasien penderita bronkhitis maka 2

liter/menit - Bed rest, posisi ½ duduk jika masih sesak- Diet BN TKTPRG- Infus RL lini 16-20 tpm- Injeksi Ranitidin 1A/12 jam

Arief Darmawan – [email protected]

Page 12: Geriatri (Arief Darmawan)

- Injeksi Furosemid 1A/12jam, loop diuretic- Kalium Klorida 3x600mg, Suplementasi Kalium oral- Isosorbid Dinitrat 3x5mg, Sublingual vasodilator a.coronaria dan venula- Aspirin 2x80mg, antitrombus; dosis rendah

c. IP Edukasi- Edukasi mengenai penyakit (keluhan, gejala, pengobatan, komplikasi)- Aktivitas sosial dan pekerjaan diusahakan agar dapat dilakukan seperti

biasa. Sesuaikan kemampuan fisik dengan kegiatan yang masih bisa dilakukan.

- Kontrol stres dan emosi

4. Riwayat Trauma Dada e.c Drop Attack e.c - Sindroma Serebral Vertebrobasiler a. IP Diagnosis

- Evaluasi faktor resiko1) Faktor intrinsik

Perubahan neuromuskuler, gaya berjalan dan reflek postural karena proses menua.

Penurunan visus dan pendengaran, konsul mata dan THT Stroke, parkinson demensia

2) Faktor ekstrinsik Obat-obatan yang diminum Lingkungan yang berbahaya Penggunaan alat bantu berjalan yang tidak proporsional

- Penyakit akut; sesak nafas akibat bronkhitis/CHF, nyeri dada akibat IHD/riwayat trauma, hiperkoagulasi, hiperagregasi, spondiloartrosis servikalis.

- Cek ulang darah rutin; anemia- Pantau gula darah: hipo/hiperglikemia- Elektrolit; Natrium, Kalium- Analisa gas darah- Urin rutin- Cek hemostasis darah dan agregasi trombosit- Angiografi karotis dan vertebralis- Rontgen vertebra, genu, pergelangan kaki (ankle)- Head CT-Scan; infark, hemorragic- The timed up-and-go test (TUG) dan uji keseimbangan Berg (the Berg

balance sub-scale of the mobility index).a. IP Terapi

- Suportif

Arief Darmawan – [email protected]

Page 13: Geriatri (Arief Darmawan)

Simtomatis pada pasien, pusing ngegliyer: Betahistin Dihidroklorida, oral dose: 24-48mg perhari dalam 3 dosis terbagi.

Mengubah lingkungan agar lebih aman seperti pencahayaan yang cukup serta hindari hal-hal berikut seperti: alas kaki yang tidak sesuai, kain/pakaian bagian bawah, atau tidak rata, furnitur yang terlalu rendah atau tinggi, tangga yang tak aman, kamar mandi dengan bak mandi/closet terlalu rendah atau tinggi dan tak memiliki alat bantu untuk berpegangan, tali atau kabel yang berserakan dilantai, karpet yang terlipat, dan benda-benda di lantai yang membuat lansia terjatuh,

- FisioterapiLatihan desensitisasi faal keseimbangan, latihan fisik (penguatan otot, fleksibilitas sendi, dan keseimbangan), latihan Tai Chi, adaptasi perilaku (bangun dari duduk perlahan-lahan, menggunakan pegangan atau perabot untuk mencegah morbiditas akibat instabilitas dan jatuh berikutnya.

a. IP EdukasiJika diperlukan, berikan pembatasan aktifitas fisik atau berikan tambahan alat bantu gerak.

5. Geriatri Dengan Keadaan Gizi Kurang Energi Kronis Ringana. IP Diagnosis

- Pemantauan status gizi dan nafsu makan menurun, staus gizi KEK ringan/underweight (IMT=17,57) Konsul ahli gizi. FAO/WHO anjuran status gizi normal perempuan dewasa > 18 tahun adalah 18,7-23,8.

- Kebutuhan kalori lansia laki-laki 1960 kalori, perempuan 1700 kalori. Syarat menu lansia berat badan kurang/KEK ringan diet TKTP I 2100 kalori, protein 85gr, karbohidrat 325gr dan lemak 40gr.

b. IP Terapi- Diet TKTP- Pastikan asupan masuk, jika masih sulit makan, pasang NGT. Jika

penyerapan tidak maksimal dan memerlukan intake segera, pertimbangkan nutrisi parenteral (Triofusin dan Kalbamin).

- Curcuma 3x1, untuk meningkatkan nafsu makanc. IP Edukasi

Beri motivasi untuk meningkatkan intake makanan guna kesembuhan.

6. Pengungsi bencana merapia. IP Terapi

- Fisik: Berikan terapi dan perawatan atas penyakit yang dideritanya. - Psikis: Jika perlu konsul psikiater dan seksi rohani rumah sakit- Kebutuhan Dasar: Biaya terapi dan perawatan ditanggung

pemerintah/rumah sakit, laporkan ke petugas penanggulangan bencana guna persiapan kelanjutan hidup pasien pasca pulang dari rumah sakit, seperti penggantian hewan ternak, beras dan kebutuhan dasar lain.

b. IP Edukasi

Arief Darmawan – [email protected]

Page 14: Geriatri (Arief Darmawan)

- Tetap berperilaku hidup bersih dan sehat jika kembali kepenampungan serta hindari debu (Gunakan masker).

- Beri motivasi bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan pada orang yang tidak sanggup menerimanya dan Allah akan memberikan berkat, rahmat serta petunjuk pada orang-orang yang sabar.

PROGNOSISet sanam : dubia et malamet vitam : dubia et bonamet functionam : dubia et malam

Yogyakarta, 22 November 2010Dokter pembimbing;

dr. Titiek Riani, Sp.PDEVALUASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN

Selasa, 16 November 2010Subjektif Objektif Assesment Planing

Sesak nafas, Dada nyeri, batuk, pilek berkurang. Pusing ngegliyer.

KU: CM GCS E4V5M6T = 150/100N = 90 kpmR = 23 kpmS = 36,7oC Kepala: CA-/-, SI-/-Leher: T.A.KCP: Ronhi kering +/+ Bising sistolik (+)Abd: BU (+), NT (-) Supel, flatEkst: Akral hangat Nadi kuat Edema (-) Akral lemas

Geriatri dengan:- Bronkhitis- HT stage I- CHF II/IIII e.c IHD- Sindroma Vertebrobasiler- KEK ringan- Korban merapi

Terapi:O2 2 liter/menitDiet TKTPInfus RL 16- 20tpmInj.Ranitidin 1A/12jInj.Furosemid 1A/24jInj.Dexametason 1A/8jInj. Anbacim 2gr/12jDiltiazem 3x1KSR 2x1ISDN 3x5mgDigoxin 2x1/2Bisosprolol 1x1Clonidin 2x1OBH syr 3xC1Salbutamol 3x1/2

Rabu, 17 November 2010Subjektif Objektif Assesment Planing

Sesak nafas berkurang (+), dada nyeri (+), batuk (+),

KU: CM GCS E4V5M6T = 150/100N = 88 kpm

Geriatri dengan:- Bronkhitis- HT stage I

Terapi:O2 2 liter/menitDiet TKTP

Arief Darmawan – [email protected]

Page 15: Geriatri (Arief Darmawan)

pusing ngegliyer (+), pilek (-), mual (-), muntah (-)

R = 20 kpmS = 36,2oC Kepala: CA-/-, SI-/-Leher: T.A.KCP: Ronhi kering +/+ Bising sistolik (+)Abd: BU (+), NT (-) Supel, flatEkst: Akral hangat Nadi kuat Edema (-) Akral lemas

- CHF II/IIII e.c IHD- Sindroma Vertebrobasiler- KEK ringan- Korban merapi

Infus RL lini 16-20 tpmInj.Ranitidin 1A/12jInj.Furosemid 1A/24jInj.Dexametason 1A/8jInj.Anbacim 2gr/12jDiltiazem 3x1KSR 2x1ISDN 3x5mgDigoxin 2x1/2Bisosprolol 1x1Clonidin 2x1OBH syr 3xC1Salbutamol 3x1/2

Kamis, 18 November 2010Subjektif Objektif Assesment Planing

Nyeri dada (+),Sesak nafas berkurang (+), batuk (+), pusing ngegliyer (+), pilek (-), mual (-), muntah (-)

KU CM GCS E4V5M6T = 190/110N = 73 kpmR = 21 kpmS = 36,4oCKepala: CA-/-, SI-/-Leher: T.A.KCP: Ronhi kering +/+ Bising sistolik (+)Abd: BU (+), NT (-) Supel, flatEkst: Akral hangat Nadi kuat Edema (-) Akral lemas

Geriatri dengan:- Bronkhitis- HT stage II- CHF II/IIII e.c IHD- Sindroma Vertebrobasiler- KEK ringan- Korban merapi

Terapi:O2 2 liter/menitDiet TKTPInfus RL lini 16-20 tpmInj.Ranitidin 1A/12jInj.Furosemid 1A/24jInj.Dexametason 1A/8jAnbacim stop ganti Inj. ciprofloxacin 400mg/12jamDiltiazem 3x1KSR 2x1ISDN 3x5mgDigoxin 2x1/2Bisosprolol 1x1Clonidin 2x1OBH syr 3xC1Salbutamol 3x1/2

Jum’at, 19 November 2010Subjektif Objektif Assesment Planing

Nyeri dada (+),Sesak nafas (+), batuk berkurang (+), pusing ngegliyer (+)

KU CM GCS E4V5M6T= 160/90N = 73 kpmR = 20S = 36,7oCKepala: CA-/-, SI-/-Leher: T.A.KCP: Ronhi kering +/+ Bising sistolik (+)Abd: BU (+), NT (-) Supel, flat

Geriatri dengan:- Bronkhitis- HT stage II- CHF II/IIII e.c IHD- Sindroma Vertebrobasiler- KEK ringan- Korban merapi

Terapi:O2 2 liter/menitDiet TKTPInfus RL lini 16-20 tpmInj.Ranitidin 1A/12jInj.Furosemid 1A/24jInj.Dexametason 1A/8j stopInj. ciprofloxacin 400mg/12jamDiltiazem 3x1

Arief Darmawan – [email protected]

Page 16: Geriatri (Arief Darmawan)

Ekst: Akral hangat Nadi kuat Edema (-) Akral lemas

KSR 2x1ISDN 3x5mgDigoxin 2x1/2Bisosprolol 1x1 stopClonidin 2x1 stopOBH syr 3xC1Salbutamol 3x1/2

Chest terapySabtu, 20 November 2010

Subjektif Objektif Assesment PlaningNyeri dada (+),Sesak nafas (-), batuk (-), pusing ngegliyer berkurang (+)

KU CM GCS E4V5M6T =140/80N = 82 kpmR = 18 kpmS = 37,3Kepala: CA-/-, SI-/-Leher: T.A.KCP: Ronhi kering -/+ Bising sistolik (+)Abd: BU (+), NT (-) Supel, flatEkst: Akral hangat Nadi kuat Edema (-) Akral lemas

Geriatri dengan:- Bronkhitis- HT stage I- CHF II/IIII e.c IHD- Sindroma Vertebrobasiler- KEK ringan- Korban merapi

Terapi:O2 2 liter/menitDiet TKTPInfus RL lini 16-20 tpmInj.Ranitidin 1A/12jInj.Furosemid 1A/24jInj.ciprofloxacin 400mg/12jamDiltiazem 3x1KSR 2x1ISDN 3x5mgDigoxin 2x1/2Bisosprolol 1x1Clonidin 2x1OBH syr 3xC1Salbutamol 3x1/2

Senin, 22 November 2010Subjektif Objektif Assesment Planing

Nyeri dada kiri (+) hingga punggung (+),Sesak nafas muncul lagi (+), batuk muncul lagi(+), pusing ngegliyer (+)

KU CM E4V5M6T = 160/90N = 98 kpmR = 21 kpmS = 37,1oCKepala: CA-/-, SI-/-Leher: T.A.KCP: Ronhi kering +/+ Bising sistolik (+)Abd: BU (+), NT (-) Supel, flatEkst: Akral hangat Nadi kuat Edema (-)

Geriatri dengan:- Bronkhitis- HT stage II- CHF II/IIII e.c IHD- Sindroma Vertebrobasiler- KEK ringan- Korban merapi

Terapi:O2 2 liter/menitDiet TKTPInfus RL lini 16-20 tpmInj.Ranitidin 1A/12jInj.Furosemid 1A/24jInj.ciprofloxacin 400mg/12jamDiltiazem 3x1KSR 2x1ISDN 3x5mgDigoxin 2x1/2Bisosprolol 1x1Clonidin 2x1

Arief Darmawan – [email protected]

Page 17: Geriatri (Arief Darmawan)

Akral lemas OBH syr 3xC1Salbutamol 3x1/2 naikan jadi 3x2Nebulizer: ventolin

Plan:EKG

Selasa, 23 November 2010Subjektif Objektif Assesment Planing

Teriak-teriak (+)Nyeri dada kiri (+),Sesak nafas (+), batuk berkurang (+), pusing ngegliyer (+)

KU CM GCS E4V5M6T = 120/80N = 60 kpmR = 16 kpmS = 36,1oCKepala: CA-/-, SI-/-Leher: T.A.KCP: Ronhi kering -/+ Bising sistolik (+)Abd: BU (+), NT (-) Supel, flatEkst: Akral hangat Nadi kuat Edema (-) Akral lemas

Geriatri dengan:- Bronkhitis- HT (terkontrol)- CHF II/IIII e.c IHD- Sindroma Vertebrobasiler- KEK ringan- Korban merapi

Terapi:O2 2 liter/menitDiet TKTPInfus RL lini 16-20 tpmInj.Ranitidin 1A/12jInj.Furosemid 1A/24jInj.ciprofloxacin 400mg/12jam di ganti Inj.Ceftazidin 2gr/8jDiltiazem 3x1KSR 2x1ISDN 3x5mgDigoxin 2x1/2Bisosprolol 1x1Clonidin 2x1OBH syr 3xC1Salbutamol 3x2

Rabu, 24 November 2010Subjektif Objektif Assesment Planing

Teriak-teriak (+)Nyeri dada kiri (+),Sesak nafas (+),

KU CM GCS E4V5M6T = 140/80N = 60 kpmR = 16 kpmS = 36,8oCKepala: CA-/-, SI-/-Leher: T.A.KCP: Ronhi kering -/+ Bising sistolik (+)Abd: BU (+), NT (-) Supel, flatEkst: Akral hangat Nadi kuat Edema (-) Akral lemas

Geriatri dengan:- Bronkhitis- HT stage I- CHF II/IIII e.c IHD- Sindroma Vertebrobasiler- KEK ringan- Korban merapi

Terapi:O2 2 liter/menitDiet TKTPInfus RL lini 16-20 tpmInj.Ranitidin 1A/12jInj.Furosemid 1A/24jInj.Ceftazidin 2gr/8jDiltiazem 3x1KSR 2x1ISDN 3x5mgBisosprolol 1x1Clonidin 2x1OBH syr 3xC1Salbutamol 3x2

Plan:EKGUSG Abdomen;

Arief Darmawan – [email protected]

Page 18: Geriatri (Arief Darmawan)

aneurisma aortaPersiapan konsul jiwa; observasi histeria

Kamis, 25 November 2010Subjektif Objektif Assesment Planing

Teriak-teriak berkurang (+)

KU CM GCS E4V5M6T = 150/80N = 64 kpmR = 16 kpmS = 36oCKepala: CA-/-, SI-/-Leher: T.A.KCP: Ronhi kering -/- Bising sistolik (-)Abd: BU (+), NT (-) Supel, flatEkst: Akral hangat Nadi kuat Edema (-) Akral lemas

Geriatri dengan:- Bronkhitis- HT stage I- CHF II/IIII e.c IHD- Sindroma Vertebrobasiler- KEK ringan- Korban merapi

Terapi:O2 2 liter/menitDiet TKTPInfus RL lini 16-20 tpmInj.Ranitidin 1A/12jInj.Furosemid 1A/24jInj.Ceftazidin 2gr/8jDiltiazem 3x1KSR 2x1ISDN 3x5mgBisosprolol 1x1Clonidin 2x1OBH syr 3xC1Salbutamol 3x2

Jum’at, 26 November 2010Subjektif Objektif Assesment Planing

Acuh, sulit diajak komunikasi. Terdiam, hanya bilang sakit dada (+)

KU CM GCS E3V5M6T = 150/90N = 56 kpmR = 20 kpmS = 37oCKepala: CA-/-, SI-/-Leher: T.A.KCP: Ronhi kering -/- Bising sistolik (-)Abd: BU (+), NT (-) Supel, flatEkst: Akral hangat Nadi kuat Edema (-) Akral lemas

Geriatri dengan:- Bronkhitis- HT stage I- CHF II/IIII e.c IHD- Sindroma Vertebrobasiler- KEK ringan- Korban merapi

Terapi:O2 2 liter/menitDiet TKTPInfus RL lini 16-20 tpmInj.Ranitidin 1A/12jInj.Furosemid 1A/24jInj.Ceftazidin 2gr/8jDiltiazem 3x1KSR 2x1ISDN 3x5mgBisosprolol 1x1Clonidin 2x1OBH syr 3xC1Salbutamol 3x2

Plan: EKG Darah rutinKimia darah:

Arief Darmawan – [email protected]

Page 19: Geriatri (Arief Darmawan)

GDS/UC/SGOT/SGPTelektrolitAnalisa gas darah

Sabtu, 27 November 2010Subjektif Objektif Assesment Planing

Tidak mau makanApatis

KU CM GCS E3V5M6T = 140/90N = 53 kpmR = 16 kpmS = 36,7oCKepala: CA-/-, SI-/-Leher: T.A.KCP: Ronhi kering +/+ Bising sistolik (+)Abd: BU (+), NT (-) Supel, flatEkst: Akral hangat Nadi kuat Edema (-) Akral lemas

Geriatri dengan:- Bronkhitis- HT stage I- CHF II/IIII e.c IHD- Sindroma Vertebrobasiler- KEK ringan- Korban merapi

Terapi:O2 2 liter/menitDiet TKTPInfus RL lini 16-20 tpmInj.Ranitidin 1A/12jInj.Furosemid 1A/24jInj.Ceftazidin 2gr/8jDiltiazem 3x1KSR 2x1ISDN 3x5mgBisosprolol 1x1Clonidin 2x1OBH syr 3xC1Salbutamol 3x2

Plan:Pasang NGT

Senin, 29 November 2010Subjektif Objektif Assesment Planing

Nyeri dada (-),Sesak nafas berkurang (+), batuk (-), pusing berkurang (+), pilek (-), mual (-), muntah (-).

KU CM GCS E4V5M6T = 150/80N = 48 kpmR = 18 kpmS = 36,4oCKepala: CA-/-, SI-/-Leher: T.A.KCP: Ronhi kering +/+ Bising sistolik (+)Abd: BU (+), NT (-) Supel, flatEkst: Akral hangat Nadi kuat Edema (-) Akral lemas

Geriatri dengan:- Bronkhitis- HT stage I- CHF II/IIII e.c IHD- Sindroma Vertebrobasiler- KEK ringan- Korban merapi

Terapi:Diltiazem dan Bisosprolol stopGanti Nivedipin 3x1

O2 2 liter/menitDiet TKTPInfus RL lini 16-20 tpmInj.Ranitidin 1A/12jInj.Furosemid 1A/24jInj.Ceftazidin 2gr/8jKSR 2x1ISDN 3x5mgClonidin 2x1OBH syr 3xC1Salbutamol 3x2

Selasa, 30 November 2010Subjektif Objektif Assesment Planing

Arief Darmawan – [email protected]

Page 20: Geriatri (Arief Darmawan)

Nyeri dada (-),Sesak nafas (-), batuk (-), pusing berkurang (+), pilek (-), mual (-), muntah (-).

KU CM GCS E4V5M6T = 130/70N = 54 kpmR = 18 kpmS = 36,2oCKepala: CA-/-, SI-/-Leher: T.A.KCP: Ronhi kering +/+ Bising sistolik (+)Abd: BU (+), NT (-) Supel, flatEkst: Akral hangat Nadi kuat Edema (-) Akral lemas

Geriatri dengan:- Bronkhitis- HT (terkontrol) Prehipertensi - CHF II/IIII e.c IHD- Sindroma Vertebrobasiler- KEK ringan- Korban merapi

Terapi: O2 2 liter/menitDiet TKTPInfus RL lini 16-20 tpmInj.Ranitidin 1A/12jInj.Furosemid 1A/24jInj.Ceftazidin 2gr/8jKSR 2x1ISDN 3x5mgClonidin 2x1OBH syr 3xC1Salbutamol 3x2Nivedipin 3x1

Arief Darmawan – [email protected]