LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR Oleh : RISTO ARSOWATI C H3111057 PROGRAM DIII TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR
Oleh :
RISTO ARSOWATI C
H3111057
PROGRAM DIII TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
I. GAYA DAN DAYA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Gaya adalah usaha yang dilakukan suatu benda untuk bergerak dari
suatu tempat ke tempat yang lain. Suatu benda dikatakan memiliki gaya
jika benda tersebut mempunyai massa dan percepatan. Semua benda yang
bergerak pasti memperoleh hambatan. Hambatan itu bisa berupa udara
yang mengelilingi ataupun roda yang mendapatkan gaya gesek dari bidang
landasnya. Gaya gesek adalah gaya yang berlawanan dengan gaya gerak.
Besarnya gaya gesek dipengaruhi oleh jenis landasan (kasar atau licin),
massa kendaraan dan massa beban yang digunakan.
Selain itu gaya dinyatakan sebagai pengaruh lingkungan. Suatu
benda untuk dipercepat apabila dikenai gaya, sifat ini disebut dengan
inersia (kelembaman). Hal ini diperkuat oleh pernyataan Hukum Newton
III yaitu bilamana suatu benda menyebabkan terjadinya gaya pada benda
lain, maka benda kedua ini menyebabkan gaya pada benda pertama tetapi
dengan arah yang berlawanan (Hukum Aksi Reaksi.
Gaya adalah usaha yang dilakukan suatu benda untuk bergerak dari
suatu tempat ke tempat yang lain.Suatu benda dikatakan memiliki gaya
jika benda tersrbut mempunyai massa dan percepatan. Semua benda yang
bergerak pasti memperoleh hambatan. Hambatan itu bisa berupa udara
yang mengelilingi ataupun roda yang mendapatkan gaya gesek dari bidang
landasnya. Gaya gesek adalah gaya yang berlawanan dengan gaya gerak.
Besarnya gaya gesek dipengaruhi oleh jenis landasan (kasar atau licin),
massa kendaraan dan massa beban yang digunakan.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Gaya dan Daya adalah:
a. Mempelajari gaya gesek (hambatan gelinding) dan koefisien yang
timbul pada roda kendaraan yang menggelinding pada permukaan
horizontal.
b.Mempelajari daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan sebuah
kendaraan.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara I, Gaya dan Daya dilaksanakan pada hari Selasa,
tanggal 11 Oktober 2011 pada pukul 09.00 – 11.00 WIB bertempat di
Labolatorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
Gaya merupakan sebuah konsep fisika yang sangat abstrak. Salah satu
arti gaya adalah bahwa gaya merupakan sebuah interaksi antara sebuah benda
dengan lingkungan. Sebagai contoh gaya gravitasi adalah sebuah interaksi
antara sebuah benda bermassa m dengan benda lain disekitarnya. Pengartian
lain dari gaya adalah bahwa gaya merupakan penyebab timbulnya percepatan
atau perlambatan. Bentuk gaya dan banyaknya gaya yang bekerja dalam
benda menyebabakan beberapa kemungkinan gerakan benda. Kemungkinan
diam atau bergerak lurus beraturan, jika gaya yang bekerja pada benda nol
atau resultan gaya nol (∑ F = 0). Daya adalah besarnya energi yang dapat
diubah ke dalam bentuk energi lain dalam setiap detik. Satuan daya dalam SI
adalah watt = 1 J/s = 0,738 ft.Ib/s. Satuan lain yang biasa digunakan untuk
menyatakan nilai daya suatu mesin adalah daya kuda (horse power = hp), di
mana 1 hp = 746 watt = 550 ft.Ib/s. Gaya gesekan kinetik adalah gaya
gesekan yang timbul pada saat benda sedang bergerak, sedangkan gaya
gesekan statis adalah gaya gesekan di mana benda sedang berusaha untuk
bergerak (tetapi belum bergeser). Gaya gesekan muncul akibat adanya gaya
tarik antara benda itu dengan permukaan tempat benda bergeser. Gaya dapat
berupa tarikan atau dorongan (tolakan), sehingga kita mengenal dua bentuk
gaya, yaitu gaya tarik dan gaya tolak (Suroso, 2003).
Gaya didefinisikan dengan persamaan F = MA; jadi suatu standar untuk
gaya tergantung pada standar – standat massa dan percepatan. Massa
dianggap besaran dasar, dan standarnya adalah suatu silinder yang terbuat
dari platina – iridium, yang disebut kilogram Internasional, yang disimpan di
ruang bawah tanah di Sevres, Perancis (Bueche, 199).
Dinamika adalah bagian mekanika yang meliputi telaah tentang gerak gan
gaya-gaya yang menyebabkan gerak. Dinamika dapat digambarkan dengan
hukum Newton II. Konsep Gaya dan Massa. Massa adalah materi yang
terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari
inersia(kelembaman). Gaya adalah penyebab terjadi gerakan pada benda.
Konsep Gaya dan Massa dijelaskan oleh Hukum Newton Hukum I
menyatakan “Sebuah benda akan berada dalam keadaan diam atau bergerak
lurus beraturan apabila resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan
nol. Hukum II menyatakan “Benda akanmengalami percepatan jika ada gaya
yang bekerja pada benda tersebut dimana gaya ini sebanding dengan suatu
kontanta dan percepatannya (Anonim, 2009 ).
Daya dalam fisika adalah laju energi yang dihantarkan atau kerja yang
dilakukan persatuan waktu. Daya dilambangkan P. Dimana P adalah daya, W
adalah kerja, atau energi, t adalah waktu. Daya rata – rata (sering disebut
sebagai “daya” saja bila konteknya jelas) adalah kerja rata – rata atau energi
yang dihantarkan persatuan waktu. Satuan daya dalam SI adalah watt
(Anonim, 2007 )
Gerak dan gaya merupan salah satu konsep esensial dalam mempelajari
fisika perlu mendapatkan perhatian, khususnya para guru fisika terhadap
keterkaitanya antara kedua konsep tersebut dengan konsep lain. Pemahaman
jaringan konsep yang diwujudkan dalam pemetaan konsep akan memberikan
gambaran yang menyeluruh mengenai kemampuan siap yang perlu
beban
fb Wk fd
T
Y K2
B
K1
Y T
Ft a ?
dimilikiolwh peserta didik melalui pemahaman jaringan konsep yang utuh
memberikan peluang dapat dirancangnya suatu kegiatan pembelajaran fisika,
khususnya konsep gerak dan gaya menjadi semakin baik. Munculnya konsep
alternatif dapat digambarkan sebagai berikut : kepada dua siswa dihadapkan
dua buah benda yang sama besarnya atau berbeda beratnya, bila dijatuhkan
secara bersamaan dengan ketinggian sama dan mengenai tanah dalam waktu
yang sama. Dalam konteks ini peserta didik telah memiliki pengetahuan
mengenai rumus y = 12
gt2 atau t = √ (2y/g) dan dalam hal ini massa benda
tidak berpengaruh terhadap waktu jatuh (Suparwoto, 1999).
Menimbulkan perubahan harga koefisien gesek panda kondisi transient
karena adanya panas yang timbul. Dengan demikian daya yang dipindahkan
kopling dapat berubah karena perubahan harga µ akan berubah secara linier
terhadap kecepatan karena besarnya panas yang terjadi sebanding dengan
kecepatan gesek relatifnya (Dewanto, 2011).
C. Alat, Bahan Dan Cara Kerja
1. Alat dan Bahan
a. Sebuah unit “kendaraan”,
b. Landasan kasar dan licin
c. Tali ringan (senar atau benang),
d. Beban tambahan.
e. Alat – alat ukur : berat, panjang, dan waktu
2. Cara Kerja
a. Menyiapkan rangkaian percobaan seperti pada gambar 1.1.
Gambar 1.1 Rangkaian Percobaan Gaya dan Daya
Keterangan :
fb = gaya gesek (hambatan) belakang
fd = gaya gesek (hambatan) depan
Wk= gaya normal (kendaraan + beban)
T = tegangan tali
K1 = katrol 1
K2 = katrol 2
B = pemberat
Ft = gaya tarik
y = jarak lintasan
b. Menentukan landasan yang telah ditentukan untuk meluncurkan
kendaraan.
c. Menyiapkan alat ukur seperti stopwatch, timbangan, meteran, tali senar,
dan pemberat.
d. Melakukan percobaan dengan memberikan beban/pemberat pada katrol
berturut-turut (mb) = 0,150 kg, 0,175 kg, dan 0,200 kg. Sedangkan massa
kendaraan (mk) =1,5 kg dan 2 kg.
e. Mengulang percobaan masing-masing sebanyak 3 kali.
f. Mencatat dan menganalisis hasil percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, http://blogsplonkz.wordpress.com/2009/03/09/fisika-dasar-dinamika/Diakses kamis, 20 Oktober 2011 13.30
Anonim,2007 http:// free.vlsm.org/v12/sponsor/pendamping/praweda/fisika/02/Gaya 5 htm. Diakses kamis, 20 Oktober 2011 13.40
AY, DR. Suroso. Permanasari, DR. Anna. DR. Kardiawarman. 2003. Sain dan Kehidupan. CV. Tarity Samudra Berlian. Jakarta.
Bueche, Frederick J. 1999. Teori dan Soal – Soal Fisika. Erlangga. Jakarta.
Suparwoto. 1999. Jurnal Contoh Dan Analogi Sebagian Upaya Perbaikan Konsep Alternatif Pokok Bahasan Gerak Dan Gaya. Yogyakarta.
Dewanto, Joni. 2011. Jurnal Studi Karekteristik Kopling Plat Gesek Tunggal Pada Kondisi Transient. Universitas Kristen Petra. Surabaya.
D. Hasil dan Analisis Hasil
1. Data Hasil Percobaan
Tabel 1.1 Hasil Pengukuran Koefisien Gesek (µ) dan Gaya (P) Pada
Landasan Kasar
Landasan Mk (kg)
Mb(kg) t(s) t (s) µ P(watt)
Kasar 1.5 0.15 4.81 4,936 0,086 0,0564.85
5.15
0.1754.44
4,316 0,098 0,0834.114.40
0.24.26
3,990 0,111 0,1063.554.16
μ10,098 P
10,081
2.0
0.157.19
7,503 0,069 0,0217.937.39
0.1755.95
5,683 0,077 0,0495.395.71
0.25.61
5,366 0,088 0,0585.255.24
μ20,078 P
10,042
μ 0,088 P0,061Sumber: Laporan Sementara
Tabel 1.2 Hasil Perhitungan Koefisien Gesek (µ) dan Gaya (P)Pada Landasan Licin
Landasan Mk (kg)
Mb(kg) t(s) t (s) µ P(watt)
Licin 1.50.15
2.972,86
30,058 0,2872.52
3.100.175 2.61 2,49
00,144 0,437
2.43
2.43
0.22.61
2,466
0,077 0,4502.412.38
μ10,093 P
10,391
2.0
0.153.15
3,326
0,045 0,2443.463.37
0.1752.88
2,983
0,050 0,3393.102.97
0.22.83
2,740
0,055 0,4372.562.83
μ20,05 P
20,34
μ0,071
P0,365
Sumber: Laporan Sementara
Analisa Hasil Percobaan Rumus koefisien gesek
µ =
mb .g - (mk+mb )(2y
t2 )mk . g
Dimana : mb : massa pemberat (kg)
mk : massa kendaraan (kg)
g : gravitasi (9,8 m/s2)
y : panjang lintasan (1,5 m)
t : waktu tempuh (s)
Rumus daya (P)
P=mk .2 y2
t 3
Dimana : P : daya (watt)
mk : massa kendaraan (kg)
y : panjang lintasan (1,5 m)
t : waktu tempuh (s)
Perhitungan Pada Landasan Kasar
1. mk = 1.5
a. Mb= 0.15 kg ; t=4,936
= mb.g – (mb+mk) (2y/t2)
mk.g
= 0.15.9,8 – (0,15+1.5) (2.1,5/4,9362)
1,5.9,8
= 1,470- (1,65) (3/24,364)
14,700
=1,470 – 0,203
14,700
= 1,267
14,700
= 0,086
P = mk.2y2
t3
= 1,5.2 (1,5)2
(4,936)3
= 3.2,250
120,261
P = 0,056 watt
b. mb = 0,175kg ; t = 4,316
= mb.g – (mb+mk) (2y/t2)
mk.g
= 0,175 kg.9,8 – (0,175+1,5) (2.1,5/4,3162)
1,5.9,8
= 1,715 – (1,675) (3/18,627)
14,700
= 1,715 – (1,675.0,161)
14,700
= 1,715-0,269
14,700
= 1,446
14,700
= 0,098
P = mk.2y2
t3
= 1,5.2 (1,5)2
(4,316)3
= 3.2,250
80,397
= 6,750
80,397
P = 0,083 watt
c. Mb= 0,2 ; t=3,990
= mb.g – (mb+mk) (2y/t2)
Mk.g
= 0,2.9,8 – (0,2+1,5) (2.1,5/3,9902)
1,5.9,8
= 1,960 – (1,7) (3/15,920)
14,700
= 1,960 – 1,7.0,188
14,700
= 1,960 – 0,320
14,700
= 1,640
14,700
= 0,111
P = mk.2y2
T3
= 1,5.2 (1,5)2
(3,990)3
= 3.2,250
63,521
= 6,750
63,521
P = 0,106 watt
2. Mk = 2kg
a. Mb= 0,15kg ; t = 7,503
= mb.g – (mb+mk) (2y/t2)
Mk.g
= 0,15.9,8 – (0,15+2) (2.1,5/7,5032)
2.9,8
= 1,47 – (2,15) (3/56,295)
19,6
= 1,47 – 0,114
19,6
= 1,356
19,6
= 0,069
P = mk.2y2
T3
= 2.2 (1,5)2
(7,503)3
= 4.2,250
422,381
= 9
422,381
= 0,021 watt
b. Mb = 0,175kg ; t = 5,683
= mb.g – (mb+mk) (2y/t2)
Mk.g
= 0,175.9,8 – (0,175+2) (2.1,5/5,6832)
2.9,8
= 1,715 – (2,175) (3/32,296)
19,6
= 1,715 – 0,202
19,6
= 1,513
19,6
= 0,077
P = mk.2y2
T3
= 2.2 (1,5)2
(5,683)
= 4.2,250
183,540
P = 9
183,540
= 0,049 watt
c. Mb= 0,2kg ; t =5,366
= mb.g – (mb+mk) (2y/t2)
Mk.g
= 0,2.9,8 - (0,2+2) (2.1,5/5,3662)
2.9,8
= 1,96 – 0,229
19,6
= 1,731
19,6
= 0,088
P = mk.2y2
T3
= 2.2 (1,5)2
(5,366)3
= 4.2,250
154,508
= 9
154,508
= 0,058 watt
Perhitungan Pada Landasan Licin
1. mk= 1,5
a. mb = 0,15 ; t= 2,863
= mb.g – (mb+mk) (2y/t2)
Mk.g
= 0,15.9,8 – (0,15+1,5) (2,15/2,8632)
1,5.9,8
= 1,470 – 1,65 (3/8,196)
1,5.9,8
= 1,470 – 1,65.0,366
14,7
= 1,470 – 0,603
14,7
= 0,867
14,7
= 0,058
P = mk.2y2
T3
= 1,5.2(1,5)2
(2,863)3
= 3.2,250
23,467
P = 6,75
23,467
= 0,287 watt
b. mb= 0,175 ; t= 2,490
= mb.g – (mb+mk) (2y/t2)
Mk.g
= 0,175.9,8 – (0,175+1,5) (2.1,5/2,4902)
1,5.9,8
= 1,715 – ( 1,675) (3/6,200)
14,7
= 1,715 – 1,675.0,483
14,7
= 1,715.0,810
14,7
= 2,117
14,7
= 0,144
P = mk.2y2
T3
= 1,5.2 (1,5)2
(2,490)3
= 3.2,250
15,438
= 6,75
15,438
= 0,437
c. mb= 0,2 ; t= 2,466
= mb.g – (mb+mk) (2y/t2)
mk.g
= 0,2.9,8 – (0,2+1,5) (2.1,5/2,4662)
1,5.9,8
= 1,98 – 1,7 (3/6,081)
14,7
= 1,98 – 1,7.0,493
14,7
= 1,98 – 0,838
14,7
= 1,142
14,7
= 0,077 watt
P = mk.2y2
T3
= 1,5.2 (1,5)2
(2,466)3
= 3.2,250
14,996
= 6,75
14,996
= 0,450
2. mk= 2kg
a. Mb= 0,15 ; t= 3,326
= mb.g – (mb.mk) (2y/t2)
mk.g
= 0,15.9,8 – (0,15+2) (2.1,5/3,3262)
2.9,8
= 1,47 – (2,15) (3/11,062)
19,6
= 1,47 – 0,583
19,6
= 0,887
19,6
= 0,045
P = mk.2y2
T3
= 2.2 (1,5)2
(3,326)3
= 4.2,250
36,793
= 0,244 watt
b. mb= 0,175 ; t= 2,983
= mb.g – (mb+mk) (2y/t2)
mk.g
= 0,175.9,8 – (0,175+2) (2.1,5/2,9832)
2.9,8
= 1,715 – (2,175) (3/8,898)
19,6
= 1,715 – 0,733
19,6
= 0,982
19,6
= 0,050
P = mk.2y2
T3
= 2.2 (1,5)2
(2,983)3
= 4.2,250
26,543
= 0,339 watt
c. mb= 0,2 ; t= 2,740
= mb.g – (mb.mk) (2y/t2)
mk.g
= 0,2.9,8 – (0,2+2) (2.1,5/2,7402)
2.9,8
= 1,96 – (2,2) (3/7,507)
19,6
= 1,96 – 0,879
19,6
= 0,055
P= mk.2y2
T3
= 2.2 (1,5)2
(2,740)3
= 4.2,250
20,570
= 9
20,570
= 0,437 watt
Perhitungan rata – rataa. Landasan Kasar
rata – rata1 = 0,086 + 0,098 + 0,1113
= 0,098
rata – rata2 = 0,069 + 0,077 + 0,0883
= 0,078
P1 rata - rata = 0,056 + 0,083 + 0,1063
= 0,081 watt
P2 rata - rata = 0,021 + 0,049 + 0,0583
= 0,042 watt
b. Landasan Licin
rata-rata1 = 0,058 + 0,144 + 0,0773
= 0,093
rata-rata2 = 0,045 + 0,050 + 0,0553
= 0,05
P1 rata-rata = 0,287 + 0,437 + 0,4503
= 0,391 watt
P2 rata-rata = 0,244 + 0,339 + 0,4373
= 0,34 watt
0.150.175 0.2
0.150.175 0.2
00.05
0.10.15
0.20.25
0.3
Landasan LicinLandasan Kasar
Gambar 1.2 Grafik Hubungan Antara µdengan W Pada Landasan Kasar Dan
Licin
0.150.175 0.2
0.150.175 0.2
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
Landasan LicinLandasan kasar
Gambar 1.3 Grafik Hubungan Antara P dengan W Pada Landasan Kasar Dan
Licin
W
µ
mk = 2,0kgmk = 1,5 kg
P
W
mk = 2,0kgmk = 1,5 kg
E. PEMBAHASAN
Dari percobaan dapat kita lihat bahwa gaya adalah suatu usaha yang
dilakukan suatu benda untuk bergerak dari satu tempat ketempat yang lain.
Suatu benda dikatakan memiliki gaya jika benda tersebut mempunyai massa
dan percepatan. Daya diartikan sebagai laju dilakukannya usaha atau
perbandingan antara usaha dengan selang waktu dilakukannya usaha. Dalam
kaitan energi, daya diartikan sebagai laju perubahan energi. Sedangkan daya
rata-rata didefinisikan sebagai perbandingan usaha. Semua benda yang
bergerak pasti memperoleh hambatan, dan benda yang memperoleh hambatan
akan mendapatkan gaya gesek dari bidang landasannya. Besarnya gaya gesek
dipengaruhi oleh jenis landasan (kasar atau licin), massa kendaraan dan massa
beban yang digunakan olen Newton, konsep gaya dibuat lebih tepat dengan
menyatakan bahwa gaya adalah segala sesuatu yang mempercepat benda.
Makin besar gaya makin besar pula percepatan yang dihasilkan. Makin besar
benda, maka makin kecil percepatan yang dihasilkan pada gaya yang sama.
Selain itu, hubungan antara daya dan usaha yaitu, bahwa semakin besar laju
usaha, semakin besar daya. Sebaliknya semakin kecil laju usaha maka
semakin kecil laju daya yang dimaksudkan dengan laju usaha adalah seberapa
cepat sebuah usaha dilakukan.
F. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
a. Jika massa kendaraan (mk) kecil maka nilai koefisien hambatan roda (N)
juga kecil
b. Jika massa kendaraan (mk) besar maka nilai koefisien hambatan roda (N)
semakin besar
c. Jika semakin besar massa beban (mb) maka semakin cepat yang ditempuh.
d. Besar massa kendaraan (mk) berbanding lurus daya (p)
e. Besarnya gaya tergantung pada beban, landasan dan waktu.
f. Daya dipengaruhi oleh panjang lintasan, massa kendaran, dan waktu
tempuh.
g. Semakin besar beban pemberatnya, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan
untuk melaju.
h. Semakin besar massa kendaraan dan waktu tempuh maka nilai koefisien
gesek semakin besar.
i. Koefisien gesek pada landasan kasar lebih besar daripada koefisien gesek
pada landasan licin.
j. Faktor yang mempengaruhi besar koefisien gesek (μ) adalah massa benda,
massa kendaraan, gaya grafitasi, panjang lintasan, waktu tempuh, dan jenis
landa.
.