LAPORAN KASUS Anak dengan Gizi Buruk KELOMPOK VI JAKARTA Monica Olivine 030.10.182 Muhammad Fachri 030.10.190 Muhamad Alfi 030.10.184 Muhammad Fadli 030.10.191 Muhamad Andanu 030.10.185 Muhammad Ferdi 030.10.192 Muhamad Arfan 030.10.186 Muhammad Reza 030.10.194 Muhamad Lutfi Muhammad Ridhwan I s t i l a h t u m b u h k e m b a n g s e b e n a r n y a m e n c a k u p d u a ( I s t i l a h t u m b u h k e m b a n g s e b e n a r n y a m e n c a k u p d u a (
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN KASUS
Anak dengan Gizi Buruk
KELOMPOK VI
JAKARTA
Senin, 19 September 2011
Monica Olivine 030.10.182 Muhammad Fachri 030.10.190
Muhamad Alfi 030.10.184 Muhammad Fadli 030.10.191
Muhamad Andanu 030.10.185 Muhammad Ferdi 030.10.192
Muhamad Arfan 030.10.186 Muhammad Reza 030.10.194
Muhamad Lutfi 030.10.187 Muhammad Ridhwan 030.10.195
Muhammad Agrifian 030.10.188 Muhammad Syahrizal 030.10.196
Muhammad Dainul 030.10.189 Melissa Sibarani 030.10.176
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua (2) perist
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua (2) perist
PENDAHULUAN
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi
saling berkaitan dan sulit di pisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran
atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat
(gram, pound, kilogram),ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan
metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhifungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksidengan lingkungannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik,
sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun
demikian kedua peristiwaitu terjadi secara sinkron pada setiap individu.
Sedangkan untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi
biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang, merupakan hasil interaksi
berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan biofisiko-psiko-sosial
dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang memberikan cirri
tersendiri pada setiap anak.
Tujuan ilmu tumbuh kembang adalah mempelajari hal yang berhubungan dengan segala
upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental, dan
social. Juga menegakkan diagnosis dini setiap kelainan tumbuh kembang dan kemungkinan
penanganan yang efektif,serta mencari penyebab dan mencegah keadaan tersebut.
LAPORAN KASUS
Seorang anak berusia 3 tahun dibawa ke Rumah sakit dengan keluahan diare dan campak.
Menurut ibu kehamilan cukup bulan dan persalinan ditolong oleh bidan dengan berat badan
220 gr dan panjang 46cm, dan merupakan anak kelima dari lima bersaudara. Air susu ibu
eksklusif diberikan sampai bayi berusia 6 bulan dan selanjutnya diganti dengan susu formula.
Nenek penderita yang tinggal serumah sering batuk dan telah mendapat pengobatan dari
Puskesmas secara teratur. Belum pernah divaksinasi. Pada pemeriksaan anak
komposmentis,BB 6.9 kg dan panjang badan 70 cm. Tidak terdapat oedem di kedua tungkai.
Pemeriksaan laboratorium Hb: 6 gr %
PEMBAHASAN
Dari kasus diatas yang menjadi awal permasalahan adalah berat badan anak yang dibawah
standar pengukuran antropometri. Hal itu terjadi dengan kemungkinan pemberian asupan gizi
pada saat ibu hamil dan atau pasca melahirkan. Pemberian susu formula juga dimungkinkan
menjadi penyebab terjadinya diare, sedangkan riwayat imunisasi yang belum pernah
diberikan vaksinasi adalah factor utama pasien menderita campak.
Untuk menegakkan diagnosis pasti pada pasien ini, diperlukan pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan penunjang lebih lanjut.
Pemeriksaan laboratorium dan penunjang pada pasien (5)
1. Pemeriksaan tinja makroskopis dan mikroskopis
2. Tes darah rutin
3. Pemeriksaan serologis
4. Tes mantoux dan uji tuberculin
Penatalaksanaan dan diet pasien
1. Pemberian makan yang tepat dan benar
Pemberian makanan selain ASI harus disesuaikan dengan usia balita.
2. Pencatatan asupan makanan dan berat badan anak
Pengaturan makanan baik untuk pemeliharaan, pemulihan, pertumbuhan serta aktifitas
fisik. Makanan pendamping ASI yang diberikan pada pasien ini harus dapat
memenuhi kebutuhan gizi anak, sehingga kemajuan selama perawatan dapat
dievaluasi.
3. Pemberian Zinc
Pemberian zinc guna membantu mengurangi lamanya dan tingkat keparahan episode
diare dan menurunkan kejadian diare pada 2-3 bulan berikutnya. Karena Selama
diare, penurunan asupan makanan dan penyerapan nutrisi dan peningkatan kebutuhan
nutrisi, sering secara bersama-sama menyebabkan penurunan berat badan dan
berlanjut ke gagal tumbuh.(5)
4. Pemberian antibiotic
5. Mengganti susu formula dengan susu bebas laktosa pada kasus intoleransi laktosa
6. Beri suplemen nutrien lainnya dan elektrolit
Tahap pertumbuhan pada janin
Tahap pertumbuhan untuk janin terbagi menjadi 2 massa, yaitu massa embrional dan massa
janin. Pada massa embrional itu terjadi antara minggu ke-0 sampai minggu ke-8 dan massa
janin dari minggu ke-9 sampai minggu ke-37 atau 38.
Massa embrional diawali pada hari usia 6 hari pasca fertilisasi terjadi implantasi, saat itu
embrio terdiri dari massa sel sferis dengan rongga sentral atau disebut blastokista. Setelah 2
minggu implantasi selesai dan sirkulasi uteroplasenta dimulai, yaitu dimana hasil konsepsi
menghasilkan 2 masa sel,masa sel luar dan dalam, masa sel luar terbentuk menjadi tropoblas
dan pada akhirnya akan menjadi plasenta sebagai saluran makanan dan oksigen untuk janin,
sedangkan masa sel dalam akan membentuk embrio itu sndiri. Embrio mempunyai 2 lapisan
yang terpisah yaitu endodermis dan ektodermis serta amnion sudah mulai terbentuk. Setelah
3 minggu lapisan benih utama yang ketiga yaitu mesoderm telah muncul,bersama dengan
neural tube dan pembuluh darah primitif. Sepasang pipa jantung telah mulai memompa.(2)
Selama minggu ke-4 sampai minggu ke-8, pelipatan lateral lempengan embriologis, diikuti
dengan pertumbuhan pada ujung kranial dan kaudal dan pembentukan kuncup tangan dan
kaki menghasilkan bentuk seperti manusia. Prekusor otot skelet dan vertebra muncul,
bersama dengan arkus brankialis yang akan membentuk rahang bawah, rahang atas, palatum,
telinga luar dan bangunan kepala dan leher. Plakode lensa muncul, menandai tempat mata
yang akan datang, otak tumbuh dengan cepat. Pada akhir minggu ke-8, ketika mendekati
masa embrional,sistem-sistem organ besar yang belum sempurna telah berkembang rata-rata
berat embrio 9g dan panjang dari kepala ke pantat 5cm.
Massa janin yaitu dari minggu ke-9 sampai selanjutnya, perubahan somatik janin terdiri dari
penambahan sel serta perubahan kembali struktur beberapa sistem organ. Pada minggu ke-10,
wajahnya dapat dikenali sebagai manusia.Usus tengah kembali dari tali pusat kedalam
abdomen, berputar berlawan arah jarum jam ke lambung, usus kecil, dan usus besar ke posisi
normalnya. Pada minggu ke-12, jender genitalia eksterna dapat dibedakan dengan jelas.
Perkembangan paru terjadi dengan pembentukan tunas bronkus, bronkiolus, dan selanjutnya
bercabang semakin kecil. Pada minggu ke-20 – ke-24, alveolus primitif dan produksi
surfaktan tekah dimulai, sebelum itu tidak adanya alveolus menyebabkan paru-paru tidak
berguna sebagai organ pertukaran gas.
Selama trimester 3 atau minggu ke-25 sampai ke-38 berat janin sudah menncapai 900g dan
panjang 25 cm pada minggu ke-25 dan pada minggu ke-28 mata mulai membuka, janin
memutar kepala kebawah dengan berat janin sekitar 1300g. Selanjutnya pada umur 38
minggu janin sudah cukup bulan untuk dilahirkan.(2)
Menentukan usia kehamilan
1. Rumus naeglei/ cara tradisional yaitu dengan menghitung hari pertama haid terakhir
ditambah dengan 228 hari.
2. Palpasi abdomen terbagi 3 yaitu, Rumus bartolobi,Mc donald, dan leopold 1. Namun
untuk leopold 1 kurang efektif untuk ibu yang mengalami obesitas
3. Dengan cara USG yaitu pertama mengukur diameter kantong kehamilan pada
kehamilan 6-12 minggu, lalu mengukur jarak kepala sampai bokong janin pada 7-14 minggu
dan yang terakhir mengukur diameter biparietal pada lebih dari 12 minggu.
Penilaian umur kehamilan pada waktu bayi dilahirkan
Penentuan umur kehamilan sangat penting karena angka mortalitas dan morbiditas menurun
dengan meningkatnya umur kehamilan. Selain itu, ada hubungan antara umur kehamilan dan
tingkat maturitas fisiologis neonatus.
Menurut Dubowitz taksiran maturitas neonatus ditetapkan melalui penilaian 11 tanda fisik
eksternal dan 10 tanda neurologik.
Penilaian cara Dubowitz
a. karakterstik fisik eksternal dinilai, kemudian diberi nilai sesuai dengan panduan, lalu nilai
yang diperoleh dijumlah,hasil penjumlahan ini disebut juga nilai E.
b. karakteristik neurologis dinilai, kemudian diberi nilai sesuai dengan panduan, lalu nilai
yang diperoleh dijumlah, hasil penjumlahan ini disebut juga nilai N.
c. Jumlah nilai karakteristik eksternal dengan jumlah nilai karakteristik neurlogik disebut
angka penghitungan total.
d. Angka perhitungan total dimasukkan dalam grafik umur kehamilan bnayi menurut dubowitz lalu
ditarik garis lurus ke atas sampai pada garis miring yang terdapat di tengah tengah grafik, kemudian
ditarik garis ke samping kiri ke arah patokan umur kehamilan dalam minggu, maka angka yang
terdapat pada garis menunjukan kehamilan bayi waktu dilahirkan menurut nilai dubowitz.
Neurologic
Signs
0 1 2 3 4 5
posture wrists, arms,
hips and legs
straight
wrists bent
and legs
slightly bent
elbows, hips
and legs bent
but do not
reach 90°
elbows, hips
and legs bent
to 90°
elbows & legs
drawn close to
body
NA
square window
(wrist)
90° 60° 45° 30° 0° NA
ankle
dorsiflexion
90° 75° 45° 20° 0° NA
arm recoil 180° 90-180° < 90° NA NA NA
leg recoil 180° 90-180° < 90° NA NA NA
popliteal angle 180° 160° 130° 110° 90° < 90°
heel to ear leg straight,
toes reach ear
leg straight,
toes reach
chin
knee slightly
bent, heel
reaches 140°
from prone
knee bent,
heel reaches
120° from
prone
knee bent to
90°, heel
reaches 90°
from prone
NA
scarf sign elbow to
opposite
axillary line
elbow to
opposite
midclavicular
line
elbow to
midline
elbow to
axillary line
NA NA
head lag head lags
without for-
ward move-
ment, at 90° to
body axis
head slightly
forward but
does not reach
body axis
head in line
with body axis
head bent
forward
beyond body
axis
NA NA
ventral
suspension
heads droops
down and
back greatly
arched, arms
& legs straight
heads slightly
raised and
back less
curved
head raised
but not to
body axis,
back slightly
curved
head in line
with body
axis, back
straight
head raised
above body
axis, back
straight
NA
External Signs 0 1 2 3 4
edema obvious edema
of hands and
feet, pitting over
tibia
no obvious
edema of hands
& feet, pitting
over tibia
no edema NA NA
skin texture very thin,
gelatinous
thin and smooth smooth, medium
thick-ness; rash
or superficial
peeling
slight thick-
ening, super-
ficial crack-ing
& peeling,
especially of
hands & feet
thick &
parchment-like,
superficial or
deep cracking
skin color dark red uniformly pink pale pink;
variable over
body
pale; only pink
over ears, lips,
palms or soles
NA
skin opacity numerous veins
& venules seen,
especially over
abdomen
veins &
tributaries seen
a few large
vessels seen over
the abdomen
a few large
vessels seen
indistinctly over
the abdomen
no blood vessels
seen
lanugo none abundant; long
& thick over
whole back
hair thinning,
especially over
lower back
small amount of
lanugo & bald
areas
at least half of
back devoid of
lanugo
plantar creases no skin creases faint red marks
over anterior
half of sole
definite red
marks over >
anterior 1/3;
indentations
over < anterior
1/3
indentations
over more than
anterior 1/3
definite deep
indentations over
more than
anterior 1/3
nipple formation nipple barely
visible, no areola
nipple well-
defined, are-ola
smooth & flat,
diameter < 0.75
cm
areola stippled,
edge not raised,
diameter < 0.75
cm
areola stippled,
edge raised,
diameter > 0.75
cm
NA
breast size no breast tissue
palpable
breast tissue on
one or both
sides, < 0.5 cm
diameter
breast tissue on
both sides, 1 or
both 0.5 – 1.0
cm
breast tissue
both sides, one
or both > 1.0 cm
NA
ear form pinna flat and
shapeless, little
or no incurving
of edge
incurving of part
of edge of pinna
partial incurving
whole of upper
pinna
well-defined
incurving, whole
of upper pinna
NA
ear firmness pinna soft, easily
folded, no recoil
pinna soft, easily
folded, slow
recoil
cartilage to edge
of pinna, but soft
in places, ready
recoil
pinna firm,
cartilage to edge,
instant recoil
NA
genitals, female labia majora
widely
separated, labia
minora
protruding
labia majora
almost cover
labia minora
labia majora
completely
cover labia
minora
NA NA
genitals, male neither testis in at least one testis at least one testis NA NA
scrotum high in scrotum right down
Dubowitz score =
= SUM (points for each parameter)
Interpretation:
• minimum score: 0
• maximum score: 72 (neurological sign 35, external sign 37)
estimated gestational age =
= (0.2642 * (total score)) + 24.595
Pemeriksaan skor APGAR
Penilaian terhadap neonatus dilakukan dengan cara menghitung nilai Apgar (Apgar score). Cara ini
telah digunakan secara luas di seluruh dunia. Kriteria yang dinilai adalah (1) laju jantung, (2) usaha
bernapas, (3) tonus otot, (4) refleks terhadap rangsangan, dan (5) warna kulit. Setiap kriteria diberi
nilai 0,1, atau 2 sehingga neonatus dapat memperoleh nilai 0 sampai 10. Cara-cara penilaian apgar
dapat dilihat pada tabel.
Tanda 0 1 2
Laju jantung Tidak ada <100 >=100
Usaha bernapas Tidak ada lambat Menangis kuat
Tonus otot Lumpuh Ekstremitas fleksi
sedikit
Gerakan aktif
Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Reaksi melawan
Warna kulit Seluruh tubuh biru/
pucat
Tubuh kemerahan,
ekstermitas biru
Seluruh tubuh kemer-
ahan
Nilai ini disebut nilai Apgar, sesuai dengan nama orang yang untuk pertama kali
memperkenalkan sistem penilaian ini, yakni Dr. Virginia Apgar. Penilaian ini dilakukan pada
menit pertama setelah lahir yang memberikan petunjuk adaptasi neonatal. Neonatus yang
beradaptasi dengan baik mempunyai nilai Apgar antara 7 sampai 10. Nilai 4 sampai 6
menunjukan keadaan asfiksia ringan sampai sedang, sedangkan nilai 0-3 menunjukan derajat
asfiksia yang berat.
Penilaian Apgar ini perlu diulangi setelah 5 menit untuk mengevaluasi apakah tindakan
resusitasi kita sudah adekuat. Bila belum, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang lain. Nilai
Apgar 5 menit ini mempunyai nilai prognostik oleh karena berhubungan dengan morbiditas
neonatal. Perlu disadari keterbatasan keterbatasan dari penilaian Apgar. Nilai Apgar adalah
suatu ekspresi keadaan fisiologis BBL dan dibatasi oleh waktu. Gangguan biokimia harus
cukup signifikan sehingga dapat mempengaruhi nilai Apgar. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi nilai Apgar, antara lain pengaruh obat-obatan, trauma lahir, kelainan bawaan,
infeksi, hipoksia, hipovolemia dan kelahiran premature.(4)
Prematur dan kegagalan dalam bertumbuh dalam kandungan
Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamillan atau disebut juga neonatus
preterm / BBLR /SMK.
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Persalinan Prematur atau BBLR adalah
1. Faktor Ibu
Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
Gizi saat hamil kurang
Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok)