Page 1
Gangguan Muskuloskelatal pada Lengan
Pendahuluan
Tulang adalah jaringan yang kuat dan tangguh serta memberikan bentuk pada tubuh
tubuh, dan melindungi organ-organ vital manusia. Tulang termasuk salah satu alat gerak pasif
karena tulang baru akan bergerak bila digerakan oleh otot sehingga tubuh dapat digerakan
dan dapat merespon berbagai macam rangasangan yang ada di sekitar. Unsur pembentuk
tulang pada manusia adalah unsur kalsium dalam bentuk garam yang direkatkan oleh
kalogen. Hubungan antar tulang yang satu dengan tulang yang lainnya, dihubung- kan oleh
persendian ( sendi ). Dalam seluruh kegiatan manusia diperlukan peran penting dari tulang,
otot, dan sendi . Apabila salah satu mengalami gangguan, maka aktivitas manusia itu sendiri
menjadi terganggu dan tidak maksimal karena satu sama lain saling berhubungan.
Pembahasan
Struktur makroskopik
Pada potongan tulang terdapat 2 macam struktur yaitu: substantia spongiosa (berongga)
dan substantia compacta (padat). Bagian diaphysis tulang panjang yang berbentuk sebagai
pipa dindingnya merupakan tulang padat, sedang ujung-ujungnya sebagian besar merupakan
tulang berongga yang dilapisi oleh tulang padat yang tipis. Ruangan dari tulang berongga
saling berhubungan dan juga dengan rongga sumsum tulang, dapat dilihat pada gambar 2. 1
Gambar 2. Tulang
1. Humerus
Humerus bersendi dengan scapula pada articulatio humeri sertadengan radius dan
ulna pada articulatio cubiti. Ujung atas humerus mempunyai sebuah caput, yang
membentuk sekitar sepertiga kepala sendi dan bersendi dengan cavitas glenoidalis
scapulae. Tepat di bawah caput humeri terdapat collum anatomicum. Di bawah
collum terdapat tuberculum majus dan minus yang di pisahkan satu sama lain oleh
Makalah Blok 5 Page 1
Page 2
sulcusbicipitalis. Pada pertemuan ujung atas humerus dan corpus humeri terdapat
penyempitan disebut collum chirurgicum. Sekitar pertengahan permukaan lateral corpus
humeri terdapat peninggian kasar yang disebut tuberositas deltoidea. Di belakang dan di
bawah tuberositas terdapatsulcus spiralis yang ditempati oleh nervus radialis.Ujung
bawah humerus mempunyai epicondylus medialis dan lateralis untuk tempat lekat
musculi dan ligamenta, capitulum humeri yang bulat bersendi dengan caput radii, dan
trochlea humeri yang berbentuk katroluntuk bersendi dengan incisura trochlearis ulnae.
di atas capitullum terdapat fossa radialis, yang menerima caput radii pada saat
sikudifleksiokan. Di anterior, diatas trochlea terdapat fossa coronoidea , yang selama
pergerakan yang sama menerima processus coronoideus ulnae. Diposterior, di atas
trochlea , terdapat fossa olecrani, yang bertemu dengan olecranon pada waktu sendi
siku pada extension.
Gambar. Humerus
Sendi
1. Sendi Bahu
Gambar 5. Sendi Bahu
Makalah Blok 5 Page 2
Page 3
Tulang saling berhubungan melalui berbagai jenis sendi atau artikulasi. Pada sendi
tungkai, ujung tulang ditutupi tulang rawan dan dikelilingi oleh sebuah simpai sendi yang
memungkinkan gerakan cukup luas. Sendi yang hampir tidak memungkinkan gerakan disebut
sinartrosis. Tulang yang langsung berhubungan dengan tulang disebut sinartrosis. Yang
tulangnya dihubungkan melalui tulang rawan adalah sinkondrosis. Yang dihubungkan
jaringan ikat adalah sisdesmoid. Sendi yang memungkinkan gerak bebas tulang-tulangnya
disebut diartrosis.5
Pada diartrosis, permukaan sendi dari tulang ditutupi tulang rawan hialin dan dibungkus
dalam simpai sendi. Simpai sendi terdiri atas lapis fribosa luar dari jaringan ikat padat yang
menyatu dengan peristoteum tulang dan lapis sinovial (sinovium) dalam setebal 25µm, yang
lebih seluler. Di atas sebagian besar permukaannya , jaringan ikat dari sinovium terpapar
langsung pada cairan sinovial dalam rongga sendi. Dua jenis sel ditemukan pada atau dekat
permukaan: sel mirip fibroblas yang menghasilkan kolagen, protoglikakn, dan komponen lain
dari intersitium, dan makrofag yang membersihkan debris akibat aus di dalam sendi. Limfosit
terdapat dalam jumlah terbatas, pada lapisan lebih dalam sinovium. 5
Cairan sinovial mempunyai fungsi sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi. Jenis sendi
sinovial : Ginglimus : fleksi dan ekstensi, monoaxis ; Selaris : fleksi dan ekstensi, abd & add,
biaxila ; Globoid : fleksi dan ekstensi, abd & add; rotasi sinkond multi axial ; Trochoid :
rotasi, mono aksis ; Elipsoid : fleksi, ekstensi, lateral fleksi, sirkumfleksi, multi axis.
Secara fisiologis sendi yang dilumasi cairan sinovial pada saat bergerak terjadi tekanan
yang mengakibatkan cairan bergeser ke tekanan yang lebih kecil. Sejalan dengan gerakan ke
depan, cairan bergeser mendahului beban ketika tekanan berkurang cairan kembali ke
belakang.
Fungsi-fungsi otot untuk angkat tangan :
- M. suprtraspinatus ( atas caput humeri).
- M. Daltoideus ( meneruskan kerja m. supraspinatus & < 90% ).
- Os. Scapula ( > 90%).
2. SENDI SIKU.
- Gerak sendi siku terjadi pada 3 buah sendi terpisah.
- 1. Sendi peluru: persendian yang memungkinkan pergerakan ke segala arah. Contoh: hubungan tulang lengan atas dengan tulang belikat.
- 2. Sendi engsel: persendian yang memungkinkan gerakan satu arah. Contoh: sendi siku antara tulang lengan atas dan tulang hasta.
Makalah Blok 5 Page 3
Page 4
- 3. Sendi kisar di antara ulna dan radius.
Otot sendi siku.
A. Tiga otot fleksor yang terpenting adalah :
1. M.biceps brachii (otot berkepala dua )
Yang berorigo tuberositas supragenoidalis scapulae (caput logam ) dan processus
coracoideus scapulae (caput breve) dan berinsersio tuberositas radii dan mempunyai pungsi
pleksi sendi siku,supinasi lengan bawah,fleksi lenga atas.M.biceps mempunyai peranan yang
penting pada stabilitas sendi bahu.kekuatan m.biceps tergantung dari posisi lengan
bawah,karna jarak origo dan insersio otot ini terpanjang jika lengan bawah terjadi
supinasi ,sehingga kapasitas otot ini menjadi maksimal pada posisi tersebut.
2. M.brachialis.
Yang berorigo pada permukaan ventral pertengahan os humerus dan berinsersio
tuberositas ulnae yang berpungsi fleksi sendi siku.untuk menambah fleksor sendi siku maka
barbell harus di pegang dena telapak tangan menhadap ke atas.
3. M.brachioradialis.
Berpungsi untuk fleksi sendi siku dan membatasi lengan bawah.
B. Otot ekstensor sendi siku.
1. M.triceps brachii
Yang berpungsi ekstensi sendi siku dan bahu kekuatan ekstensi sendi siku pada
berbagai posisi tergantung pada panjang otot dan besarnya momen gaya otot. Bila lengan di
rentangkan (ekstensi)di sebelah ventral badan maka posisi kaput logam m.triceps braachii
sangat jelek karna jarak origo dan insersio pendek bila di bandingkan denga posisi ekstensi
lengan atas bawah.
Otot
Makalah Blok 5 Page 4
Page 5
Gambar 4. Otot Tangan
Otot merupakan suatu organ/alat yang dapat bergerak ini adalah suatu penting bagi
organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah bentuk. Pada sel-sel sitoplasma ini
merupakan benang-benang halus yang panjang disebut miofibril. Unit dasar dari seluruh jenis
otot adalah miofibril yaitu struktur filamen yang berukuran sangat kecil yang tersusun dari
protein kompleks , yaitu filamen aktin dan miosin. Pada saat berkontraksi, filamen-filamen
tersebut saling bertautan yang mendapatkan energi dari mitokondriadi sekitar miofibil. Kalau
sel otot yang mendapatkan rangasangan maka miofibril akan memendek, dengan kata lain sel
oto akan memendekkan dirinya kearah tertentu, dapat dilihat pada gambar. 4. 3
Dalam garis besarnya sel otot dapat dibagi menjadi 3(tiga) golongan yaitu otot polos,
otot lurik dan otot jantung. Otot polos memiliki ciri-ciri seperti berbentuk gelendongan,
berinti satu, tidak memiliki garis melintang, bekerja di luar kesadaran kita,sehingga disebut
otot tak sadar. Otot lurik berbentuik silindris, memanjang dan mempunyai inti sel, terlihat
garis selang-seling jika dilihat dengan mikroskop, otot ini berkerja dalam kendali pikiran dan
kesadaran kita. Karena itu otot ini disebut sebagai otot sadar. Otot jantung, juga bekerja
diluar kesadaran, terdapat pada jantung, bercabang, dan hampir mirip bentuknya dengan otot
lurik.
Otot juga merupakan transducer (mesin) biokimia utama yang mengubah energi
potensial (kimiawi) menjadi energi kinetik (mekanis). Otot, jaringan tunggal terbesar di
tubuh manusia membentuk sekitar 25% massa tubuh saat lahir, lebih dari 40% pada orang
dewasa muda dan sedikit lebih kecil 30% pada usia lanjut.3
Otot lurik terdiri dari sel-sel serabut otot multinukleus yang di kelilingi oleh
membran plasma yang dapat tereksitasi oleh listrik,yaitu sarkolema. Sel serabut individual
yang panjangnya dapat menyamai panjang keseluruhan otot, mengandung berkas banyak
miofibril yang tersusun sejajar yang terbenam dalam cairan intrasel yang di sebut
sarkoplasma. Di dalam cairan ini terdapat glikogen,senyawa berenergi tinggi, ATP dan
fosfokreatin, serta enzim-enzim glikolilsis.3
Makalah Blok 5 Page 5
Page 6
Miofibril otot rangka mengandung filamen tebal dan tipis. Filamen tebal
mengandung miosin. Filamin tipis mengandung aktin, tropomiosin, dan kompleks troponin
(troponin T,I, dan C). Model jembata-silang filamen geser adalah dasar dari pandangan
terkini tentang kontraksi otot. Dasar dari model-model ini adalah bahwa filamen-filamen
yang saling tumpang tindih bergeser satu sama lain sewaktu otot berkontraksi dan jembatan
silang antara miosin dan aktin menghasilkan dan mempertahankan ketegangan otot.3
Monomer G aktin membentuk 25% protein otot berdasarkan berat. Pada kekuatan
ionik fisiologis dan dengan keberadaan Mg2+,G aktin mengalami polimerisasi secara
nonkovalen untuk membentuk filamen heliks ganda tak larut yang disebut F aktin. Serabut F
aktin memiliki tebal 6-7nm dan memiliki puncak dan struktur berulang setiap 35,5.3
Miosin adalah suatu famili protein,dengan paling sedikit 12 kelas yang telah berhasil
diidentifikasi dalam genom manusia. Miosin I adalah suatu spesies monomer yang berikatan
dengan membran sel. Miosin I dapat berfungsi sebagai penghubung antara mikrofilamen dan
membran sel di lokasi tertentu. Miosin membentuk 55% protein otot berdasarkan berat dan
membentuk filamen tebal. Mision II adalah heksamer asimetris dengan massa molekol sekitar
460kDa.3
Miosin merupakan protein otot yang paling besar jumlahnya yang terdiri atas 6 sub-
unit; yaitu 2 rantai berat dan 4 rantai ringan. Terdiri atas bagian globular dan bagian fibrosa.
Bagian globular mengandung enzim ATPase .3
Kontraksi otot pada hakikatnya terdiri dari perlekatan dan pembebasan siklik kepala
S-1 miosin ke filamen F-aktin. Proses ini juga dapat disebut sebagai siklus penyusun dan
perombakan jembatan silang. Perlekatan aksin pada miosin juga diikuti perubahan
konformasi yang sangat penting di kepala S-1 dan bergantung pada nukleotida mana yang
tersedia (ADP atau ATP). Perubahan ini menghasilkan power stroke (kayuhan bertenaga),
yang mendorong pergerakan filamen aktin melewati filamen miosin. Energi unutk power
stroke pada akhirnay dipasok oleh ATP yang dihidrolisis menjadi ADP dan P1. Namun,
kayuhan bertenaga itu sendiri terjadi karena perubahan konformasi di kepala miosim pada
saat ADP meninggalkannya.3
ATP ATPase ADP + P1 + energi
Selain itu, bagian globular juga dapat berinteraksi dengan aktin. Apabila miosin
direaksikan dengan tripsin akan putus menjadi HMM dan LMM. HMM apabila direaksiakan
dengan PAPAIN akan putus menjadi HMMS-1 dan HMMS-2. Miosin HMM dan HMMS-1
memiliki aktivitas ATP-ase dan masih dapat berinteraksi dengan aktin.3
Makalah Blok 5 Page 6
Page 7
Apabila terjadi rangsangan, aktin G aktin F. Kemudian tropomiosim dan ketiga
troponim berinteraksi dengan aktin F. Interaksi aktin F, trompomiosin dan troponin kemudian
berinterksi dengan miosin Ca3+ kontraksi. Di dalam sel otot terdapat organel subsel
retikulum sarkoplasmik. Di dalam retikulum sarkoplasmik terdapat protein kalsequestrin.
Kalsequestrin merupakan ‘pool’ Ca2+ pada keadaan otot istirahat. Ketika terjadi rangsangan,
kalsequestrin melepaskan Ca2+, kemudian Ca2+ diikat oleh troponin C sehingga terjadi
kontraksi. Pada relaksasi, Ca2+ kembali diikat oleh kalsequestrin dalam retikulum
sarkoplasmik.3
Nitrogen oksida adalah regulator otot polos vaskular. Hambatan pembentukannya dari
arginin menyebebkan peningkatan mendadak tekanan darah yang menunjukkan bahwa
regulasi tekanan darah salah satu dari banyak fungsinya.3
Struktur mikroskopik
Ciri utama tulang secara mikroskopis adalah susunannya yang lamelar yaitu
matrik tulang tersusun berlapis-lapis. Tulang kompakta tersusun atas osteon (sistem
Haversian), terdiri dari kanal Haversian dikelilingi oleh lapisan (lamellae). Pada lamela
terdapat lakuna yang berisi Osteosit, lihat pada gambar 3.
Gambar 3. Tulang Kompak dan Spons
1. Osteoblas
Osteoblas, bertanggung jawab atas sintesis komponen organik matriks tulang (kolagen
tipe I, proteoglikan, dan glikoprotein). Deposisi komponen anorganik dari tulang juga
bergantung pada adanya osteoblas aktif. Osteoblas hanya terdapat pada permukaan tulang,
dan letaknya bersebelahan, mirip epitel selapis. Bila osteoblas aktif menyintesis matriks,
osteoblas memiliki bentuk kuboid sampai silindris dengan sitoplasma basofilik. Bila aktivitas
sintesisnya menurun, sel tersebut menjadi gepeng dan sifat basofilik pada sitoplasmanya akan
berkurang. Beberapa osteoblas secara berangsur dikelilingi oleh matriks yang baru terbentuk
Makalah Blok 5 Page 7
Page 8
dan menjadi osteosit. Selama proses ini, terbentuk rongga yang disebut lakuna. Lakuna
dihuni osteosit beserta juluran-julurannya, bersama sedikit matriks ekstrasel yang tidak
mengapur.2
Selama sintesis matriks berlangsung, osteoblas memiliki struktur ultra sel yang secara
aktif mensintesis protein untuk dikeluarkan. Osteoblas merupkan sel yang terpolarisasi.
Komponen matriks disekresi pada permukaan sel, yang berkontak dengan matriks tulang
yang lebih “tua”, dan menghasilkan lapisan matriks baru (belum berkapur) yang disebut
osteoid, diantara lapisan osteoblas dan tulang yang baru dibentuk. Proses ini, yaitu aposisi
tulang, dituntaskan dengan pengendapan garam-garam kalsium ke dalam matriks yang baru
terbentuk.2
2. Osteosit
Osteosit berasal dari osteoblas, terletak di dalam lakuna yang terletak di antara lamela-
lamela matriks. Hanya ada satu osteosit dalam satu lakuna. Bila dibandingkan dengan
osteoblas, osteosit yang gepeng dan berbentuk kenari tersebut memiliki sedikit retikulum
endoplasma kasar dan kompleks golgi serta kromatin inti yang lebih padat. Sel-sel ini secara
aktif terlibat untuk mempertahankan matriks tulang, dan kematiannya diikuti oleh resorpsi
matriks tersebut.2
3. Osteoklas
Osteoklas merupakan sel motil bercabang yang sangat besar. Bagian badan sel yang
melebar mengandung 5 sampai 50 inti (atau lebih). Pada daerah terjadinya resorpsi tulang,
osteoklas terdapat di dalam lekukan yang terbentuk akibat kerja enzim pada matriks, yang
dikenal sebagai lakuna Howship. Osteoklas berasal dari penggabungan sel-sel sumsung
tulang. Pada osteoklas yang aktif, matriks tulang yang menghadap permukaan terlipat secara
tak teratur, seringkali berupa tonjolan yang terbagi lagi, dan membentuk batas
“bergelombang”. Batas bergelombang ini dikelilingi oleh zona sitoplasma (zona terang) yang
tidak mengandung organel, namun kaya akan filament aktin. Zona ini adalah tempat adhesi
osteoklas pada matriks tulang dan menciptakan lingkungan mikro tempat terjadinya resorpsi
tulang.2
4. Matriks Tulang
Kira-kira 50% dari berat kering matriks tulang adalah bahan anorganik. Yang
teristimewa banyak dijumpai adalah kalsium dan fosfor, namun bikarbonat sitrat, magnesium,
Makalah Blok 5 Page 8
Page 9
kalium dannatrium juga ditemukan. Studi difraksi sinar X memperlihatkan bahwa kalsium
dan fosfor membentuk kristal hidroksiapatit dengan komposisi Ca10(PO4)6(OH2). Meskipun
begitu,kristal-kristal ini menunjukkan ketidaksempurnaan dan tidak identik dengan
hidroksiapatit yang ditemukan dalam mineral karang. Kalsium amorf (nonkristal) juga cukup
banyak dijumpai. Pada mikrogaf elektron, kristal hidroksiapatit tulang tampak sebagai
lempenganyang terletak di samping serabut kolagen, namun dikelilingi oleh substansi dasar.
Ion permukaan hidroksiapatit berhidrasi dan selapis air dan ion terbentuk di sekitar
kristal.Lapisan ini, yaitu lapisan hidrasi, membantu pertukaran ion antara kristal dan cairan
tubuh.1
Bahan organik dalam matriks tulang adalah kolagen tipe I dan substansi dasar,
yangmengandung agregat proteoglikan dan beberapa glikoprotein struktural spesifik.
Glikoproteintulang mungkin bertanggung jawab atas kelancaran kalsifikasi matriks tulang.
Jaringan lainyang mengandung kolagen tipe I biasanya tidak mengapur dan tidak
mengandungglikoprotein tersebut. Karena kandungan kolagennya yang tinggi, matriks tulang
yangterdekalsifikasi terikat kuat dengan pewarna serat kolagen.2
Gabungan mineral dengan serat kolagen memberikan sifat keras dan ketahanan
pada jaringan tulang. Setelah tulang mengalami dekalsifikasi, bentuknya tetap terjaga, namun
lebih fleksibel mirip tendon. Dengan menghilangkan bagian organik dari matriks, yang
terutama berupa kolagen, bentuk tulang juga masih terjaga, namun kini menjadi rapuh,
mudah patah dan hancur bila dipegang.1,2
Mikroskopis otot
Sel otot rangka atau disebut serabut otot adalah berinti banyak. Diameter setiap serabut
otot berkisar antara 10 – 100 u.Otot dapat meningkat ukurannya sebagai akibat pertumbuhan
yang normal atau karena berbagai latihan. Hal ini disebabkan karena peningkatan jumlah
serabut oto tersebut. Setiap serabut otot/sel otot mengandung sejumlah serabut kecil yang
sangat teratur kerjanya disebut miofibril/miofilamen. Miofibril itu letaknya paralel satu sama
lain. Miofibril itu menempati sebagaian besar volume sel otot tersebut. Pada miofibril itu
terdapat benyak pita gelap dan terang yang merupakan karakteristik dari sel otot seran lintang
itu.3
Otot dibagi ke dalam dua tipe serabut yaitu otot merah dan otot putih. (tipe 1) otot
merah/ aerob dan (tipe2) otot putih/ anaerob. Contoh dari otot merah / aerob adalah pelari
maraton dimana sumber energi dari geerakan ototnya adalah glikolisis aerobik, siklis asam
sitrat, dan oksidasi asam lemak sangat penting pada fase-fase terakhir. Contoh dari tipe otot
Makalah Blok 5 Page 9
Page 10
putih / anaerob adalah pelari sprint dimana sember energi dari gerakan ototnya adalah ATP,
kreatinin kinase dan glikolisis anaerobik. Berikut adalah penjelasan lebih rinci;
Sumber Energi pada Otot Putih
ATP ATPase ADP + P1 + energi
ATP dalam otot hanya terdapat untuk kontraksi otot selama 1 detik, kemudian;
Kreatinfosfat + ADP kreatin kinase kreatin + ATP
Hal ini hanya berlangsung 4 detik, kemudian;
2 ADP Adenilat Kinase AMP + ATP
Glikolisis anaerobik
Glikogen Glikolisis anaerobik 2 laktat +3 ATP
Sumber Energi pada Otot Merah
Glikolisis aerobik
Glikogen piruvat CO2 + H2O + 39 ATP
Pada maraton glikogen hepar habis dalam waktu 18 menit. Glikogen otot melalui
glikolisisaerobik habis dalam waktu 70 menit. Oksidasi β asam lemak (tahan sampai 4000
menit).
Metabolisme dalam tulang
Vitamin meningkatkan absorbsi Ca2+ dan PO43- (fosfat) melalui usus. Akibatnya (Ca2+)
dan (PO43-) dalam darah meningkat, sampai batas tertentu sehingga terbentuk garam
Ca3[PO4]2 yang mengendap di tulang.
Pada defisiensi vitamin D absorpsi Ca2+ dan PO43- berkurang, sehingga Ca2+ dalam
darah berkurang. Agar Ca2+ dalam darah dipertahankan, hipofisis mensekresi hormon para
tiroid (parathormon) yang fungsinya mereabsorpsi Ca2+ dari tulang agar Ca2+ darah tidak
menurun. Untuk mengatasi kekurangan mineral, tulang mensekresi enzim Fosfatase alkali.
Fosfatase Alkali memecah gliserofosfat atau glukosafosfat menjadi glukosa, gliserol dan
PO43- lalu PO4
3- di deposisi ke matriks tulang untuk menggantikan Ca2+ yang direabsorpsi.
Reaksi Fosfatase Alkali
Glukosa-p Glukosa + PO43-
Gliserol-p Gliserol + PO43-
Makalah Blok 5 Page 10
Page 11
PO43- yang terbentuk dideposisikan dalam tulang sebagai pengganti Ca2+ yang diresorpsi ke
darah oleh aktifitas para hormon. Pada defisiensi vitamin D absorpsi Ca2+ dan PO43-
meningkat.
Vitamin C dalam tulang diperlukan untuk sintesis kolagen pada tulang dan pembuluh
darah. Pada defisiensi vitamin C : sintesis kolagen tidak sempurna, elastisitas kolagen
menururn dan kolagen rapuh, sehingga terjadi perdarahan subperiostal pada Gigi dan Gusi
karena kapiler mudah pecah.
Vitamin A penting untuk regenerasi sel-sel: (1) kartikosteroid : untuk menghambat
osteoblast sehingga dapat menyebabkan Osteoporosis, (2) Kalsitonin : Memompa Ca2+ ke
dalam tulang merupakan antagonis Osteoklas, dan (3) Estrogen : Mempertinggi integritas
tulang dengan cara sintesis matriks dan deposisis mineral dalam tulang, bekerja secara
antagonis terhadap osteoklas.
Pada perempuan Monopause Estrogen menururn dan terjadi osteoporosis. Kalsitonin
untuk meningkatkan deposisi Ca2+ dalam tulang, estrogen; meningkatkan integritas matriks
pada post menopause, kortikosteroid fungsinya antagonistik terhadap estrogen
Pada tulang terdapat protein Osteokalsin, Fungsinya mengikat Ca2+ Ca2+ / Iosteokalsin.
Osteokalsin mengandung asam amino khas Gama Karboks, Glutamat (GLA), GLA disintesis
GLU dengan bantuan vitamin K.
Kontraksi Otot
Kontraksi otot terjadi apabila terjadi jembatan silang miosin yang berikatan dengan
tempat- tempat spesifik di protein aktin.Jika hal ini terjadi maka molekul ATP yang terdapat
di kepala miosin terurai oleh ATPase (enzim) dan terjadi pembebasan energi. Energi
digunakan untuk mengayunkan jembatan-silang agar aktin dan miosin bergeser yang dapat
memendekkan otot (kontraksi). Setiap kontraksi menimbulkan tegangan pada otot untuk
bekerja.,
Kontraksi otot adalah suatu proses yang memerlukan energi untuk bekerja mengubah
tenaga kimia menjadi mekanik. Sumber cepat tenaga ini merupakan tturunan fosfat organic
yang kaya akan tenaga dalam otot. Sumber akhir merupakan metabolisme antara karbohidrat
dan lipid hidrolisis ATP untuk memberikan tenaga kontraksi.
Pada keadaan normal, tenaga untuk reaksi endoterm digunakan untuk memecah
glukosa menjadi CO2 dan H2O. Bila ada oksigen yang lebih kuat maka piruvat memasuki
siklus asam sitrat melalui lintasan enzim pernapasan yaitu glikolisis anaerob.
Makalah Blok 5 Page 11
Page 12
Selain itu di dalam otot, fosforilkretin yang kaya akan tenaga membentuk ATP dari
ADP sehingga memungkinkan kontraksi berlanjut.Fosfokreatin diurai menjadi kreatin, fosfat,
dan ATP. Di dalam oto terjadi pemecahan glikolisis menjadi asam laktat yang menghasilkan
ATP, dan berlangsung secara anaerob.
Mekanisme kontraksi otot dimulai ketika potensial aksi berjalan sepanjang safat
motorik sampai ke ujung serat saraf. Setiap ujung saraf mensekresi substansi neurotransmiter.
Asetilkolin bekerja untuk area setempat untuk membuka saluran asetilkolin melalui molekul
protein dalam membran serat otot. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan ion Na
mengalir ke dalam membran serat otot pada titik saraf. Potensial aksi berjalan sepanjang
membran saraf dengan cara yang sama. Potensial aksi menimbulkan depolarisasi membran
otot. Ion Kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin yang
menyebabkan bergerak bersama menghasilkan kontraksi. Setelah kurang dari satu detik,
kalsium dipompa kembali dalam retikulum sarkoplasma tempat ion- ion disimpan sampai
potensial otot yang baru lagi.4,5
- Relaksasi Otot
Relaksasi merupakan proses perenggangan otot setelah berkontraksi. Jika kalsium
dipompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma maka serat otot melemas.
Pemompaan kalsium merupakan proses aktif di membran retikulum sarkoplasma.
Proses ini menggunakan energi yang berasal dari penguraian molekul ATP. Jika kadar
kalsium turun, maka troponin dan tropomiosin kembali menghambat pengikatan aktin dan
miosin dan kontraksi otot berhenti.4,5,6
Jaringan ikat
Sel sel di dalam suatu jaringan sebagian besar tidak berkontak fisik secara langsung
dengan sel-sel tetangganya. Sel sel tersebut disatukan oleh matriks ekstra sel atau yang sering
disebut jaringan ikat, suatu jalinan protein fibrosa yang rumit dan terbenam di dalam
substansi berair mirip gel yang tersusun dari karbohidrat kompleks. Gel cair tersebut
merupakan untuk difusi berbagai zat gizi, zat sisa, dan zat zat lain yang larut dalam air, antara
darah dan sel jaringan. Di dalam gel ini terjalin tiga jenis serat protein utama: kolagen, elastin
dan fibronektin.5,6
Kolagen, komponen utama sebagian besar jaringan ikat, membentuk sekitar 25%
protein mamalia. Di jaringan manusia, telah ditemukan paling sedikit 25 tipe kolagen berbeda
yang dibentuk oleh lebih dari 30 rantai polipeptida berbeda. kolagen membentuk serat-serat
Makalah Blok 5 Page 12
Page 13
seperti kabel atau lembaran yang menghasilkan kekuatan tensil (resistensi terhadap stres
longitudinal). Keadaan yang disebabkan oleh diferensiasi vitamin c, serat-serat ini tidak
terbentuk sempurna. Akibatnya, jaringan, terutama kulit dan pembuluh darah, menjadi sangat
rapuh. Hal ini akan menimbulkna pendarahan di kulit dan membran mukosa, terutama jelas
terlihat di gusi.5,6
Elastin adalah serat protein seperti karet, paling banyak terdapat di jaringan harusa
mampu terengang dan kembali ke bentuk semula setelah perengangan dihentikan. Sebagai
contoh, serat ini dijumpai di paru yang terus menerus mengembang dan mengempis sewaktu
udara masuk dan keluar.5
Fibronektin adalah glikoprotein utama jaringan ikat, yang juga ditemukan dalam bentuk
larut dalam plasma. Protein ini terdiri dari dua subunit identik, yang disatukan oleh jembatan
disulfida di dekat terminal karboksilnya.6
Jaringan ikat disekeresikan oleh sel-sel lokal, terutama oleh fibroblas yang terdapat di
matriks. Matriks ditambah sel sel didalamnya secara kolektif sering disebut sebagai jaringan
ikat, karena mereka menghubungkan sel-sel menjadi jaringan dan jaringan menjadi organ.
Pada beberapa jaringan matriks mengalami spesialisasi untuk membentuk struktur tertentu
misalnya kartilago atau tendon atau, setelah mengalami klasifikasi yang sesuai, menjadi
struktur keras misalnya tulang dan gigi. 5
Metabolisme Otot
Metabolisme otot terjadi pada saat tibanya impuls saraf pada pertautan neuromuskular
yang mengakibatkan dilepaskannya asetilkolin akan menghasilkan perubahan permeabilitas
membran yang mengelilingi serabut otot. Hal ini memungkinkan aliran ion kalium keluar dari
sel-sel serabut dan aliran ion natrium masuk ke dalam sel. Pertukaran ini disertai dengan
depolarisasi membran yang diikuti kontraksi serabut.
Melalui pemeriksaan mikroskop cahaya, sarkolema serabut otot terdiri atas nukleus
yang banyak, mitokondria, sitoplasma yang tidak terdiferensiasi (sarkoplasma), dan material
bersilia (cross-striated). Melalui mikroskop elektron akan terlihat bahwa silia ini terdiri atas
sarkomer, yaitu kontraktil terkecil dari serabut otot. Setiap sarkomer terdiri atas filamen tebal
dan tipis yang tersusun teratur. Filamen tebal diduga terdiri atas miosin dan yang tipis terdiri
atas aktin, yaitu suatu protein yang penting untuk kontraksi. Miosin memiliki sifat-sifat enzim
dan dalam otot yang istirahat kecenderungan untuk membentuk aktomiosin dicegah oleh
keberadaan adenosin trifosfat (ATP). Setelah otot terstimulasi, ATP terhidrolisis menjadi
adenosin difosfat (ADP) dan terbentuklah aktinomiosin. Dalam reaksi ini dihasilkan asam
Makalah Blok 5 Page 13
Page 14
fosfat. Reaksi ini juga diatur oleh keberadaan sarkoplasma yang mengeluarkan ion kalsium
yang tinggi konsentrasinya. Jika ion kalsium berkurang, reaksi kimia antara aktin dan miosin
akan berhenti dan otot berelaksasi.6
Pada saat yang sama berlangsung tiga reaksi lain yang menyediakan energi yang
diperlukan bagi kontraksi otot. Pertama, pemakaian glikolitik dari glikogen melalui aksi
enzim fosforilasi dan fosfofruktokinase yang akan mengeluarkan asam piruvat dan asam
laktat. Kedua, kreatinin fosfat direduksi menjadi kreatinin dan asam fosfat. Ketiga, terdapat
pasokan oksigen yang mengatur reaksi biokimia ini dan pembuangan karbon dioksida, yang
pada gilirannya memainkan peranannya dalam kontrol respirasi yang diperlukan untuk
pemasukan oksigen.
Pasokan darah arteri dan pengembalian vena jelas diperlukan untuk memasok elemen
biokimia ini dan menghilangkan produk samping metabolisme. Produk-produk samping ini
meliputi asam yang telah disebutkan tadi dan garam-garam yang terbentuk kemudian;
semuanya berpotensi mengirtasi ujung saraf sensoris dalam otot jika dibiarkan tetap berada
disana. Oleh karena itu, banyak kebutuhan agar fungsi bisa efektif dan banyak kemungkinan
untuk terjadinya suatu disfungsi termasuk kelelahan, spasme dan cedera.6,7
Kesimpulan
Dengan adanya gangguan pada jalur impuls saraf, maka akan berpengaruh terhadap
mekanisme kontraksi dan relaksasi pada otot, sehingga tidak mampu atau merasa lemas jika
ingin mengangkat atau memindahkan benda.
Daftar Pustaka
1. Bloom, fauchett. Buku ajar histologi. Ed.13. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2002.h. 175
2. Tambayong Jan. Histologi dasar: teks dan atlas. Edisi ke-10. Jakarta: EGC;
2007.h.134-7.
3. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Ed.27. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC;h. 598-9
Makalah Blok 5 Page 14
Page 15
4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed. 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2001. H. 232-3
5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed. 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2001. H. 54.
6. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Ed.27. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC;h. 562-3
7. Bloom, Fauchett. Buku ajar histologi. Ed.13. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2002. H. 206
Makalah Blok 5 Page 15