Top Banner
SMF/Lab Ilmu Kedokteran Jiwa Case Report Fakultas Kedokteran Umum Universitas Mulawarman GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER) Disusun Oleh: Amaliaturrahmah NIM. 06.55372.00315.09 Pembimbing: dr. Denny Jeffry Rotinsulu, Sp. KJ 0
37

GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

Aug 07, 2015

Download

Documents

amaliaturrahmah

SMF/Lab Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Umum Universitas Mulawarman

Case Report

GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

Disusun Oleh: Amaliaturrahmah NIM. 06.55372.00315.09

Pembimbing: dr. Denny Jeffry Rotinsulu, Sp. KJ

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik SMF/lab Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Umum Universitas Mulawarman 2011 0

LAPORAN KASUS

Dipresentasikan pada kegiatan Kepanitraan Klinik Madya Laboratorium Kedokteran Jiwa. Di polikli
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

SMF/Lab Ilmu Kedokteran Jiwa Case Report

Fakultas Kedokteran Umum

Universitas Mulawarman

GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH

(GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

Disusun Oleh:

Amaliaturrahmah

NIM. 06.55372.00315.09

Pembimbing:

dr. Denny Jeffry Rotinsulu, Sp. KJ

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

SMF/lab Ilmu Kedokteran Jiwa

Fakultas Kedokteran Umum

Universitas Mulawarman

2011

0

Page 2: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

LAPORAN KASUS

Dipresentasikan pada kegiatan Kepanitraan Klinik Madya Laboratorium

Kedokteran Jiwa. Di poliklinik RSKD Atma Husada tanggal 3 Agustus 2011

pukul 7.30 WITA.

Pasien datang ke Poliklinik RSKD Atma Husada pada hari Jumat, 27 Juli

2011 pukul 11.00 WITA. Anamnesa dan Pemeriksaan dilakukan pada hari dan

jam yang sama di Poliklinik RSKD Atma Husada Mahakam Samarinda. Pasien

datang ke Poliklinik Atma Husada Mahakam Samarinda sendiri, tidak diantar

oleh keluarganya. sumber autoanamnesis berasal dari pasien sendiri.

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. S

Umur : 53 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status perkawinan : Menikah

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Nelayan

Suku : Jawa

Alamat : Gg Sepakat 3 Rt. 10 Sanga-sanga

Status Psikiatri

Anamnesa

Keluhan Utama : Pasien sering merasa cemas dan takut.

Riwayat perjalanan penyakit sekarang

Autoanamnesis oleh pasien yang bersangkutan dan Alloanamnesis

diberikan oleh istri pasien.

1

Page 3: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

Autoanamnesa :

Perasaan cemas ini dirasakan sejak 22 tahun yang lalu, pasien mengeluh

sering merasa cemas secara mendadak, yang diikuti rasa pusing, telapak tangan

berkeringat, jantung berdebar-debar. Ia juga mengaku jika serangan cemas itu ada,

maka akan menggangu kemampuannya untuk berkonsentrasi dalam mengerjakan

sesuatu, apabila perasaan cemas itu datang pasien juga sulit untuk tidur. Perasaan

tersebut ditemukan pada sebagian waktu selama 22 tahun lalu; Pasien sendiri

mengaku tidak mengetahui secara pasti mengapa dia sering mengalami ketakutan,

pasien mengaku tidak ada keadaan khusus yang menyebabkan dia merasa cemas

seperti ini,dan perasaan cemas ini muncul tidak pernah terbatas pada periode yang

jelas.

Karena gejalanya ini, ia menghubungi dokter umum di kotanya, dan dokter

tersebut menyuruhnya ke seorang dokter saraf, dan dokter penyakit dalam di

samarinda. Menurut pengakuan pasien hasil tes darah, dan tes fungsi kelenjar

gondoknya normal, dan gambaran jantungnya juga normal saja menurut

dokternya.

Pasien mengaku apabila perasaan ini muncul ia tidak dapat bekerja, ia

cenderung memilih diam di rumah dan meninggalkan pekerjaannya, sehingga

pasien bisa tidak melaut, pasien mengaku kesulitan dalam melakukan beberapa

kegiatan sehari-harinya ketika terjadinya peningkatan kecemasan, keadaan ini

cukup mengganggu kontak sosialnya dengan orang-orang sekitarnya tetapi

menurutnya dia tetap berfungsi penuh secara sosial dan dapat melakukan

pekerjaan dengan baik ketika kecemasan itu tidak ada.

Menurut pasien, pada tahun 1989 pasien mengaku dulu sempat sedikit

merasa cemas karena keadaan ekonomi keluarganya yang berkekurangan, ia

sempat sedikit takut tidak dapat menyekolahkan anaknya, tetapi seiring dengan

berjalannya waktu ia mengakui tidak pernah memikirkannya lagi, anak-anaknya

pun semua mengerti keadaan perekonomian keluarganya. Pasien mengaku saat ini

tidak ada masalah di dalam keluarganya, tidak ada masalah yang membuatnya

cemas, pasien adalah tipe orang yang terbuka terhadap istrinya dalam berumah

tangga, ia selalu bercerita tentang masalahnya terhadap istrinya.

2

Page 4: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

Alloanamnesa:

Menurut istri pasien keluhan kecemasan ini sering dirasakan pasien, ketika

kecemasan itu datang, saat itu juga pasien berkeringat dan mengaku kepalanya

sakit dan jantungnya berdebar-debar, pasien juga sulit untuk tidur, dan terkadang

terbangun di malam hari, Pasien biasanya memilih diam di rumah dan

meninggalkan pekerjaannya saat penyakitnya itu muncul. Menurutnya, tidak ada

keadaan atau seseorang yang menyebabkan suaminya merasa cemas seperti itu,

dan perasaan cemas itu muncul tidak pernah terbatas pada periode yang jelas.

Pasien pertama kali mengalami keadaan seperti ini pada tahun 1989.

Menurut keterangan istrinya, saat itu hampir dua bulan suaminya mengeluhkan

hal tersebut dan akhirnya kemudian suaminya memutuskan untuk berobat ke

dokter. Sebelumnya pasien pernah bercerita kepada istrinya bahwa pasien sempat

sedikit merasa cemas karena keadaan ekonomi keluarganya yang berkekurangan,

ia sempat sedikit takut tidak dapat menyekolahkan anaknya, tetapi seiring dengan

berjalannya waktu ia mengakui tidak pernah memikirkannya lagi, anak-anaknya

pun semua mengerti keadaan perekonomian keluarganya, dan untuk serangan

cemas di tahun-tahun selanjutnya, menurut istrinya tidak ada faktor yang

mencetuskannya, tidak ada masalah di dalam keluarga, suaminya biasa

mengeluhkan cemas ini secara tiba-tiba dan tidak terbatas pada wakktu yang jelas.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat mengalami kejang demam (-), kejang tanpa demam (-), penyakit

malaria (-), thypoid (-), trauma kepala (-)

Riwayat mengkonsumsi minuman alkohol (-), narkoba (-), merokok (-)

Riwayat rawat inap (-)

Riwayat rawat jalan di RSJ (+)

Gambaran Kepribadian

Pasien merupakan pribadi yang supel, terbuka dan suka bercerita pada

istrinya, dan peduli dengan kondisi keluarga.

3

Page 5: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

Riwayat perkawinan

Pasien sudah menikah 28 tahun dan memiliki 7 orang anak.

Riwayat sosial ekonomi

Pasien berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah.

Riwayat penyakit keluarga

Keluarga (kakak pasien) ada yang mengalami keluhan serupa.

Riwayat religius

Pasien rajin beribadah.

Hubungan dengan keluarga dan lingkungan

Pasien memiliki hubungan yang baik dengan anggota keluarga. Pasien

juga selalu menjaga komunikasi dengan tetangga dan orang di sekitar rumah

lainnya.

Genogram

Pasien merupakan anak ke 2 dari 5 bersaudara,dan memiliki 7 orang anak

Keterangan :

= Laki-laki = menunjukkan pasien

= Perempuan

a. Status Praesens

Keadaan umum : baik

Kesadaran : Compos mentis

4

Page 6: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

Tanda vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Frekuensi nadi : 88 x/ menit, reguler kuat angkat

Frekuensi nafas : 22 x/menit

Sistem kardiovaskular : normal

Sistem respiratorik : normal

Sistem gastrointestinal : normal

Sistem urogenital : normal

Kelainan khusus : normal

b. Status Neurologikus

Panca indera : Tidak didapatkan kelainan

Tanda meningeal : Tidak didapatkan kelainan

Tekanan intrakranial : tidak didapatkan kelainan

Mata :

Gerakan : normal, strabismus (-)

Pupil : isokor 3mm/3mm, midriasis (-)

Diplopia : Tidak ada

Visus : secara kasar normal

c. Status Psikiatrikus

Kesan umum : penampilan rapi, tenang, kooperatif

Kontak : verbal (+) , visual (+)

Kesadaran : orientasi orang (+), waktu (+),tempat (+); atensi (+);

Emosi / afek : stabil/ afek sesuai

Proses berpikir : Bentuk pikiran : cepat

Arus pikiran : koheren

Isi pikiran : waham (-),

Intelegensi : baik

Persepsi : halusinasi visual (-), auditori (-); ilusi (-)

Psikomotor : dbn

5

Page 7: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

Kemauan : ADL (+) mandiri

Insight : baik

IKHTISAR & KESIMPULAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI

A. Keadaan Umum

o Kesadaran : compos mentis

o Sikap : kooperatif

o Tingkah laku : tenang

o Perhatian : baik

o Inisiatif : baik

o Ekspresi wajah : normal

o Verbalisasi : (+) lancar

B. Keadaan Spesifik

Keadaan Afek

o Afek : sesuai

o Arus Emosi : stabil

Keadaan dan fungsi Intelek

o Daya Ingat : baik

o Konsentrasi : baik

o Orientasi : baik

o Insight : baik

Keadaan Proses berpikir

o Bentuk fikiran : cepat

o Arus fikiran : koheren

o Isi : waham (-)

Keadaan sensasi dan persepsi

o Halusinasi : visual dan auditori (-)

o Ilusi : (-)

Keadaan intelektual dan perbuatan

o Kegaduhan umum : (-)

6

Page 8: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

o Deviasi seksual : (-)

Psikomotor : normal

Kemauan : ADL (+) mandiri

C. Diagnosis

Formulasi Diagnosis

Seorang laki-laki, usia 53 tahun, beragama Islam, status menikah, lulusan

SD, bekerja sebagai nelayan, tinggal di Sanga-sanga. Datang berobat ke

Poliklinik RSKD Atma Husada Mahakam Samarinda seorang diri pada

hari Jumat, 27 juli 2011 pukul 11.00 WITA.

Perasaan cemas ini dirasakan sejak 22 tahun yang lalu, pasien mengeluh

sering merasa cemas, yang diikuti rasa pusing, telapak tangan berkeringat,

jantung berdebar-debar. Ia juga mengaku jika serangan cemas itu ada,

mengalami perasaan terjaga yang sering kali menggangu kemampuannya

untuk berkonsentrasi dalam mengerjakan sesuatu, apabila perasaan cemas

itu datang pasien juga sulit untuk tidur. Perasaan tersebut ditemukan pada

sebagian waktu selama 22 tahun sebelumnya; Pasien mengaku tidak ada

keadaan khusus yang menyebabkan dia merasa cemas seperti ini,dan

perasaan cemas ini muncul tidak pernah terbatas pada periode yang jelas.

Pasien mengaku apabila perasaan ini muncul ia tidak dapat bekerja, ia

cenderung memilih diam di rumah dan meninggalkan pekerjaannya,

sehingga pasien bisa tidak melaut, pasien mengaku kesulitan dalam

melakukan beberapa kegiatan sehari-harinya ketika terjadinya peningkatan

kecemasan, keadaan ini cukup mengganggu kontak sosialnya dengan

orang-orang sekitarnya, tetapi berfungsi penuh secara sosial dan dapat

melakukan pekerjaan dengan baik ketika kecemasan itu tidak ada.

Pasien merupakan pribadi yang supel, dan terbuka dan suka bercerita pada

istrinya, dan peduli dengan kondisi keluarga. Pasien memiliki hubungan

yang baik dengan anggota keluarga. Pasien juga selalu menjaga

komunikasi dengan tetangga dan orang di sekitar rumah lainnya.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran composmentis, tekanan

darah 120/80 mmHg, nadi 88 x/menit, frekuensi nafas = 22 x/menit,. Pada

7

Page 9: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

pemeriksaan kardiovaskular, respiratorik, gastrointestinal, urogenital dan

neurologis tidak didapatkan kelainan.

Kejadian awal yang membuat pasien mengalami cemas seperti ini,

menurut keluarga pasien, adalah 22 tahun yang lalu, pasien sempat sedikit

merasa cemas karena keadaan ekonomi keluarganya yang berkekurangan,

ia sempat sedikit takut tidak dapat menyekolahkan anaknya, tetapi seiring

dengan berjalannya waktu ia mengakui tidak pernah memikirkannya lagi,

anak-anaknya pun semua mengerti keadaan perekonomian keluarganya

Pada pemeriksaan psikiatri didapatkan penampilan rapi, tenang,

kooperatif, orientasi tidak terganggu, atensi baik, emosi stabil, bentuk

pikiran cepat, arus pikiran koheren, waham (-), halusinasi visual dan

auditori (-), kemauan ADL mandiri, intelegensi baik, psikomotor normal,

insight baik.

D. Diagnosis Multiaksial

Aksis I : F.41.1 Gangguan anxietas menyeluruh

Aksis II : tidak ada diagnosis untuk aksis ini

Aksis III : tidak ada diagnosis untuk aksis ini

Aksis IV : Pendapatan yang kurang

Aksis V : GAF SCALE 90-81

E. Penatalaksanaan

Farmakoterapi

Diazepam tab 5mg 2x1

Psikoterapi

Terapi yang paling sering digunakan dalam perawatan kecemasan adalah

cognitive-behavioural therapy (CBT). Pada CBT diberikan teknik pelatihan

pernafasan atau meditasi ketika kecemasan muncul, teknik ini diberikan

untuk penderita kecemasan yang disertai dengan serangan panik.

8

Page 10: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

Support group juga diberikan dalam CBT, individu ditempatkan dalam

group support yang mendukung proses treatment. Group support dapat

berupa sekelompok orang yang memang telah dipersiapkan oleh

konselor/terapis untuk mendukung proses terapi atau keluarga juga dapat

diambil sebagai group support ini.

F. Prognosis

Dubia

9

Page 11: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

PEMBAHASAN DAN TEORI

A. DIAGNOSIS

Diagnosis F41.1 Gangguan anxietas menyeluruh pada pasien laki-laki, usia

53 tahun ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan psikiatri.

Pasien ini menujukan adanya gambaran gangguan anxietas menyeluruh

yaitu kecemasan muncul dalam setiap hari secara bervariasi setidaknya selama 6

bulan. Beberapa simptom yang ada lainnya seperti kecemasan, ketegangan

motorik, hiperaktivitas otonomik, dan kewaspadaan kognitif; kekhawatiran

terhadap sesuatu hal yang tidak pasti, sulit berkonsentrasi, gelisah, kesulitan tidur,

Sering berdebar tanpa sebab yang jelas, sakit kepala. Karena keluhannya ini sudah

dirasakan sejak 20 tahun yang lalu, maka dapat digolongkan sebagai gangguan

cemas menyeluruh.

Pada pasien ini, mengaku kesulitan dalam melakukan beberapa kegiatan

sehari-harinya ketika terjadinya peningkatan kecemasan, akan tetapi dia tetap

berfungsi penuh secara sosial dan dapat melakukan pekerjaan dengan baik ketika

kecemasan itu tidak ada.

Pada kasus ini, penegakkan diagnosis disesuaikan dengan literatur menurut

kriteria PPDGJ III dan DSM-IV-TR.

GANGGUAN KECEMASAN UMUM

Pada tahun 1980 Diagnostic dan Statistical Manual of Mental Disorders

edisi ketiga (DSM-III) memperkenalkan beberapa kategori diagnostik baru yang

mengsubkelompokkan pasien yang sebelumnya telah diklasifikasikan sebagai

menderita neurosis kecemasan. Satu kategori baru adalah gangguan kecemasan

umum (generalized anxiety disorder) (sering kali dinamakan GAD), yang dalam

DSM-III, merupakan suatu kategori diagnostik sisa untuk pasien yang tidak

memenuhi kriteria diagnostik lain. Didalam DSM edisi ketiga yang direvisi

(DSM-III-R) dan edisi keempat (DSM-IV), gangguan kecemasan umum menjadi

10

Page 12: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

suatu kesatuan diagnostik yang terpisah, tidak lagi dianggap sebagai satu kategori

sisa. Gangguan kecemasan umum didefinisikan dalam DSM-IV sebagai

kekhawatiran yang berlebihan dan meresap, disertai oleh berbagai gejala somatik,

yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan atau

penderitaan yang jelas bagi pasien. DSM-IV menghilangkan kategori DSM-III-R

gangguan kecemasan berlebihan pada masa anak-anak (overanxious disorder of

childhood) dan memodifikasi kriteria diagnostik untuk gangguan kecemasan

umum dengan memasukkan anak dan remaja dengan kecemasan berlebihan (1).

DEFINISI

Menurut DSM-IV yang dimaksud gangguan cemas menyeluruh adalah

suatu keadaan ketakutan atau kecemasan yang berlebih-lebihan, dan menetap

sekurang-kurangnya selama enam bulan mengenai sejumlah kejadian atau

aktivitas disertai oleh berbagai gejala somatik yang menyebabkan gangguan

bermakna pada fungsi sosial, pekerjaan, dan fungsi - fungsi lainnya

Sedangkan menurut ICD-10 gangguan ini merupakan bentuk kecemasan

yang sifatnya menyeluruh dan menatap selama beberapa minggu atau bulan yang

ditandai oleh adanya kecemasan tentang masa depan, ketegangan motorik, dan

aktivitas otonomik yang berlebihan (1; 2).

EPIDEMIOLOGI

Gangguan kecemasan umum adalah suatu kondisi yang sering ditemukan,

tetapi dengan kriteria ketat dari DSM-III-R dan DSM-IV, gangguan kecemasan

umum sekarang mungkin lebih jarang ditemukan dibandingkan jika digunakan

kriteria DSM-III. Perkiraan yang diterima untuk prevalensi gangguan kecemasan

umum satu tahun terentang dari 3 sampai 8 persen. Gangguan kecemasan umum

kemungkinan merupakan gangguan yang paling sering ditemukan dengan

gangguan mental penyerta, biasanya gangguan kecemasan atau gangguan mood

lainnya. Kemungkinan 50% dengan gangguan kecemasn umum memiliki

gangguan mental lainnya (3; 4).

11

Page 13: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

Rasio wanita dan laki-laki adalah kira-kira 2:1, tetapi rasio wanita

berbanding laki-laki yang mendapatkan perawatan rawat inap untuk gangguan

tersebut kira-kira adalah 1:1. Usia onset adalah sukar untuk ditentukan, karena

sebagian besar pasien melaporkan bahwa mereka mengalami kecemasan selama

yang dapat mereka ingat. Pasien biasanya datang untuk mendapatkan perawatan

dokter pada usia 20 tahunan, walaupun kontak pertama dengan klinisi dapat

terjadi pada hampir setiap usia. hanya sepertiga pasien yang menderita gangguan

kecemasan umum mencari pengobatan psikiatrik. Banyak pasien pergi ke dokter

umum, dokter penyakit dalam, dokter specialis kardiologi, specialis paru-paru,

atau dokter specialis gastrointenterologi untuk mencari pengobatan spesifik

gangguan (3; 4).

ETIOLOGI

Seperti pada sebagian besar gangguan mental, penyebab gangguan

kecemasan umum adalah tidak diketahui. Seperti yang sekarang didefinisikan,

gangguan kecemasan umum kemungkinan mempengaruhi kelompok pasien yang

heterogen. Kemungkinan karena derajat kecemasan tertentu adalah normal dan

adaptif, membedakan kecemasan normal dari kecemasan patologis dan

membedakan faktor penyebab biologis dari faktor psikososial adalah sulit. Faktor

biologis dan psikologis kemungkinan bekerja sama (3).

Faktor biologis

Manfaat terapeutik benzodiazepin dan azapirone sebagai contohm

buspirone telah memusatkan usaha penelitian biologis pada sistem

neurotrannsmiter gamma-aminobutyric acid (GABA) dan serotonin (5-

hydroxytryptamine [5-HT]). Benzodiazepine (yang merupakan agonis reseptor

benzodiazepine) diketahui menurunkan kecemasan, sedangkan flumazenil

(Mazicon) (suatu antagonis reseptor benzodiazepine) dan beta-carboline (agonis

kebalikan reseptor benzodiazepine) diketahuai menginduksi kecemasan.

Walaupun tidak ada data yang menyakinkan yang menyatakan bahwa reseptor

benzodiazepine adalah abnormal pada pasien dengan gangguan kecemasan umum,

beberapa penelitian telah memusatkan pada beberapa lobus osipitalis, yang

12

Page 14: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

memiliki kinsentrasi benzodiazepine tertinggi diotak. Daerah otak lain yang telah

dihipotesiskan terlibat didalam gangguan kecemasan umum adalah ganglia

basalis, sistem limbik, dan korteks frontalis. Karena buspirone adalah suatu agonis

reseptor 5-HTia, beberpa kelompokpenelitian memusatkan pada hipotesis bahwa

regulasi sistem serotonergik pada gangguan kecemasan umum adalah abnormal.

Sistem neurotranmiter lainnya yang merupakan sasaran penelitian pada gangguan

kecemasan umum adalah sistem neurotransmiter nonepineprine, glutamat, dan

kolesistokinin. Beberapa bukti menyatakan bahwa pasien dengan gangguan

kecemasan umum mungkin memiliki subsensitivitas pada reseptor adrenergik-

alfa2 seperti yang dinyatakan oleh penumpulan pelepasan hormon pertumbuhan

setelah infus clonidine (catapres) (3).

Hanya sejumlah terbatas penelitian pencitraan otak pada pasien dengan

gangguan kecemasan umum telah dilakukan. Satu penelitian tomografi emisi

positron (PET:positron emissoion tomography) melaporkan suatu penurunan

kecepatan metabolik diganglia basalis dan substansia putih pada pasien gangguan

kecemasan umum dibandingkan kontrol normal. Sejumlah penelitian genetik telah

juga dilakukan dalam bidang ini. Satu penelitian menemukan bahwa hubungan

genetika mungkin terjadi antara gangguan kecemasan umum dan gangguan

depresif berat pada wanita. Penelitian lain menemukan adanya komponen genetik

yang terpisah tetapi sulit untuk ditentukan pada gangguan kecemasan umum.

Kira-kira 25% sanak saudara derajat pertama dari pasien dengan gangguan

kecemasan umum juga terkena gangguan. Sanak saudara laki-laki lebih sering

menderita suatu gangguan penggunaan alkohol. Beberapa laporab penelitian pada

anak kembar menyatakan suatu angka kesesuaian 50% pada kembar monozigotik

dan 15% pada kembar dizigotik (3).

Berbagai kelainan elektroensefalogram (EEG) telah ditemukan dalam

irama alfa dan potensial cetusan. Penelitian EEG tidur telah melaporkan

peningkatan diskontinuitas tidur, penurunan tidur REM (rapid eye movement).

Perubahan pada arsitektur tidur adalah berbeda dari perubahan yang ditemukan

pada gangguan depresif (3).

13

Page 15: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

Faktor Psikososial

Dua bidang pikiran utama tentang faktor psikososial yang menyebabkan

perkembangan gangguan kecemasan umum dalah bidang kognitif perilaku dan

bidang psikoanalitik. Bidang kognitif perilaku menghipotesiskan bahwa pasien

dengan gangguan kecemasan umum adalah berespon secara tidak tepat dan tidak

akurat terhadap bahaya yang dihadapi. Ketidakakuratan tersebut disebabkan oleh

perhatian selektif terhadap perincian negatif didalam lingkungan, oleh distorsi

pemerosesan informasi, dan oleh pandangan yang terlalu negatif tentang

kemampuan seseorang untuk mengatasinya. Bidang psikoanalitik

menghipotesiskan bahwa kecemasan adalah suatu gejala konflik bahwa sadar

yang tidak terpecahkan. Teori psikologis tentang kecemasan tersebut pertama kali

dianjurkan oleh Sigmund Freud pada tahun 1909 dengan penjelasannya tentang

Little Hans, sebelumnya freud telah memandang kecemasan sebagai memiliki

dasar fisiologis (3).

Suatu hierarki kecemasan adalah berhubungan dengan berbagai tingkat

perkembangan. Pada tingkat yang paling primitif, kecemasan mungkin

berhubungan dengan ketakutan akan penghancurkan atau fusi dengan orang lain.

Pada tingkat perkembangan yang lebih matur, kecemasan adalah berhubungan

yang lebih matur, kecemasan adalah berhubungan dengan perpisahan dari objek

yang dicintai. Pada tingkat yang masih lebih matur, kecemasan adalah

berhubungan dengan hilangnya cinta dari objek yang penting. Kecemasan kastrasi

adalah berhubungan dengan fase oedipal dari perkembangan dan dianggap

merupakan satu tingkat tertinggi dari kecemasan. Kecemasan superego, ketakutan

mengecewakan gagasan dan nilai sendiri (didapatkan dari orangtua yang

diinternalisasikan), adalah bentuk kecemasan yang paling matur (3).

Sehubungan dengan faktor-faktor psikolgik yang berperan dalam

terjadinya anxietas ada tiga teori yang berhubungan dengan hal ini, yaitu : teori

psikoanalitik, teori behavorial, dan teori eksistensial. Menurut teori psiko-analitik

terjadinya anxietas ini adalah akibat dari konflik unconscious yang tidak

terselesaikan. Teori behavior beranggapan bahwa terjadinya anxietas ini adalah

akibat tanggapan yang salah dan tidak teliti terhadap bahaya. Ketidaktelitian ini

14

Page 16: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

sebagai akibat dari perhatian mereka yang selektif pada detil-detil negative dalam

kehidupan, penyimpangan dalam proses informasi, dan pandangan yang negative

terhadap kemampuan pengendalian dirinya . Teori eksistensial bependapat bahwa

terjadinya anxietas adalah akibat tidakadanya rangsang yang dapat diidentifikasi

secara spesifik. Ketiadaan ini membuat orang menjadi sadar akan kehampaannya

di dalam kehidupan ini (5).

DIAGNOSIS

Kriteria diagnostik untuk gangguan kecemasan umum:

A. Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan (harapan yang

mengkhawatirkan) yang lebih banyak dibandingkan tidak terjadi selama 6

bulan, tentang sejumlah kejadian atau aktifitas (seperti pekerjaan dan

prestasi sekolah )

B. Orang yang merasa sulit mengendalikan ketakutan

C. Kecemasan dan kekhawatiran adalah disertai oleh 3 ( atau lebih) dari

gejala berikut ini :

1. Kegelisahan

2. Merasa mudah lelah

3. Sulit berkonsentrasi

4. Iritabilitas

5. Ketegangan otot

6. Gangguan tidur

D. Kecemasan, kekhawatiran atau gejala fisik yang menyebabkan penderitaan

yang bermakna secara klinis atau gangguan pada fungsi sosial

E. Gangguan bukan karena efek psikoilogis langsung dari suatu zat, kondisi

medis umum, dan tidak terjadi semata-mata gangguan mood, gangguan

psikotik atau perkembangan pervasif (1; 3; 4; 6).

GAMBARAN KLINIS

Gejala utama dari gangguan kecemasan umum adalah kecemasan,

ketegangan motorik, hiperaktivitas otonomik, dan kewaspadaan kognitif.

15

Page 17: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

Kecemasan adalah berlebihan dan mengganggu aspek lain kehidupan pasien.

Ketegangan motorik paling sering dimanifestasikan sebagai kegemetaran,

kegelisahan dan nyeri kepala. Hiperaktivitas sering kali dimanifestasikan oleh

sesak nafas, keringat berlebihan, palpitasi dan berbagai gejala gastrointestinal.

Kewaspadaan kognitif ditandai oleh sifat lekas tersinggung dan mudahnya

pasien dikejutkan. Sering sekali, pasien dengan gangguan kecemasan umum

menghubungi dokter umum atau dokter penyakit dalam untuk membantu

beberapa gejala somatic. Selain itu, pasien pergi ke dokter spesialis untuk gejala

spesifik – sebagai contoh, diare kronis. Gangguan medis nonpsikiatrik spesifik

jaraang ditemukan, dan pasien adaalah bervariasi dalam perilaku mencari dokter.

Beberapa pasien menerima suatu diagnosis gangguan kecemasan umum dan

pengobatan yang sesuai; yang lainnya mencari konsultasi tambahan untuk

masalah mereka (3).

DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding kecemasan umum adalah semua kondisi medis yang

menyebabkan kecemasan. Pemeriksaan medis yang dimaksud adalah tes kimia,

darah standar, elektrokardiogram , dan fungsi tiroid. Pemeriksaan status mental

harus menggali kemungkinan gangguan panik, fobia, dan gangguan obsesif

kompulsif, membedakan gangguan kecemasan umum dari ganggua depresif berat

dan gangguan distimik pada kenyataannya, ganggguan tersebut seringkali terdapat

bersama-sama. kemungkinan diagnosis lain adalah gangguan penyesuaian dengan

kecemasan, hipokondriasi, gangguan hiperaktifitas dan gangguan kepribadian (3).

PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS

Karena tingginya insidensi gangguan mental komorbid pada pasien dengan

gangguan kecemasan umum, perjalanan klinis dan prognosis gangguan adalah

sukar untuk diperkirakan. Menurut definisinya, gangguan kecemasan umum

adalah suatu keadaan kronis yang mungkin seumur hidup. Sebanyak 25% pasien

akhirnya mengalami gangguan panik, Sejumlah besar pasien kemungkinan

memiliki gangguan depresi mayor (1; 4).

16

Page 18: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

TERAPI

Pengobatan yang paling efektif untuk pasien dengan gangguan kecemasan

umum adalah kemungkinan pengobatan yang mengkombinasikan psikoterapeutik,

farmakoterapeutik, dan pendekatan suportif. Pengobatan mungkin memerlukan

cukup banyak waktu bagi klinisi yang terlibat, terlepas dari apakah klinisi adalah

seorang dokter psikiatrik, seorang dokter keluarga, atau spesialis lainnya (7).

a. Farmakoterapi

Neurotransmiter utama terhadap gangguan kecemasan dengan melihat

hasil laboratorium dengan mencheck peningkatan norepinefrin, serotonin dan

gamma aminobutryc acid (GABA). Dengan positron emission tomography (PET)

juga ditemukan kelainan (disregulasi) pembuluh darah serebral (8).

Biasanya untuk kecemasan dokter menganjurkan penggunaan obat

psikoleptik, yaitu benzodiazepines dalam dosis rendah. Jenis obat-obat ini adalah

Diazepam, Klordiazepoksid, Lorazepam, Klobazam, Bromazepam, Oksazolam,

Klorazepat, Alprazolam atau Prazepam (9).

Penggunaan obat anti kecemasan haruslah melalui kontrol dari dokter

secara ketat, penggunaan obat-obat antiansietas dapat mengakibatkan beberapa

efek samping. Pasien dengan riwayat penyakit hati kronik, ginjal dan paru

haruslah diperhatikan pemakaian obat-obatan ini. Pada anak dan orangtua dapat

juga memberikan reaksi seperti yang tidak diharapkan (paradoxes reaction) seperti

meningkatkan kegelisahan, ketegangan otot, disinhibisi atau gangguan tidur.

Beberapa efek samping penggunaan obat antiansietas adalah:

Sedative (rasa mengantuk, kewaspadaan menurun, kerja psikomotorik

menurun, dan kemampuan kognitif melemah)

Rasa lemas dan cepat lelah

Adiktif walaupun sifatnya lebih ringan dari narkotika. Ketergantungan

obat biasanya terjadi pada individu peminum alkohol, pengguna narkoba

(maksimum pemberian obat selama 3 bulan). Penghentian obat secara

mendadak memberikan gejala putus obat (rebound phenomenon) seperti

kegelisahan, keringat dingin, bingung, tremor, palpitasi atau insomnia (9; 10).

17

Page 19: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

Keputusan untuk meresepkan suatu ansiolitik pada pasien dengan

gangguan kecemasan umum harus jarang dilakukan pada kunjungan pertama.

Karena sifat gangguan yang berlangsung lama, suatu rencana pengobatan harus

dengan cermat dijelaskan. Dua obat utama yang harus dipertimbangkan dalam

pengobatan gangguan kecemasan umum adalah buspirone dan benzodiazepine.

Obat lain yang mungkin berguna adalah obat trisklik sebagai contoh imipramine.

Walaupun terapi obat untuk gangguan kecemasan umum sering kali

dipandang sebagai pengobatan selama 6 sampai 12 bulan, beberapa bukti

menyatakan bawa pengobatan harus jangka panjang, kemungkinan seumur hidup.

Kira kira 25 persen pasien menagalami kekambuhan dalam bulan pertama setelah

dihentikan terapi, dan 60 sampai 80 persen kambuih selama perjalanan tahun

selanjutnya. Walaupun beberapa pasien menjadi tergantung pada benzodiazepine,

tidak ada toleransi yang berkembang untuk efek terapeutik (1; 3; 4).

Benzodiazepin. Merupakan obat pilihan pertama untuk gangguan kecemasan

umum. Pada gangguan benzodiazepine dapat diresepkan atas dasar jika

diperlukan, sehingga pasien menggunakan benzodiazepine kerja cepat jika mereka

merasakan kecemasan tertentu. Pendekatan alternative adalah dengan meresepkan

benzodiazepine untuk suatu periode terbatas, selama mana pendekatan terapeutik

psikososial diterapkan (4).

Beberapa masalah adalah berhubungan dengan pemakaian benzodiazepine

dalam gangguan kecemasan umum. Kira kira 25-30 % dari semua pasien tidak

berespons, dan dapat terjadi toleransi dan ketergantungan. Beberapa pasien juga

mengalami gangguan kesadaran saat menggunakan obat dan dengan demikian,

adalah berada dalam resiko untuk mengalami kecelakaan kendaraan bermotor (8;

10).

Keputusan klinis untuk memulai terapi dengan benzodiazepine harus

dipertimbangkan dan spesifik. Diagnosis pasien, gejala sasaran spesifik, dan

lamanya pengobatan semuanya harus ditentukan. Dan harus diberikan informasi

kepada pasien. Pengobatan untuk sebagian besar keadaan kecemasan berlangsung

selama dua sampai enam minggu, diikuti oleh satu atau dua minggu menurunkan

obat perlahan-lahan sebelum akhirnya obat dihentikan (4; 9; 10).

18

Page 20: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

Untuk pengobatan kecemasan, biasanya memulai dengan obat pada

rentang rendah terapeutiknya dan meningkatkan dosis untuk mencapai respons

terapeutik. Pemakaian benzodiazepine dengan waktu paruh sedang ( 8 – 15 jam )

kemungkinan menghindari beberapa efek merugikan yang berhubungan dengan

penggunaan benzodiazepin dengan waktu paruh panjang. Pemakaian dosis terbagi

mencegah perkembangan efek merugikan yang berhubungan dengan kadar plasma

puncak yang tinggi. Perbaikan yang didapatkan dengan benzodiazepine mungkin

lebih dari sekedar efek anti kecemasan. Sebagai contoh, obat dapat menyebabkan

pasien memandang beberapa kejadian dalam pandangan yang positif. Obat juga

dapat memiliki kerja disinhibisi ringan, serupa dengan yang dilihat setelah

sejumlah kecil alkohol (4; 9).

Buspirone. Buspirone kemungkinan besar efektif pada 60 – 80% pasien dengan

gangguan kecemasan umum. Data menyatakan bahwa buspirone lebih efektif

dalam menurunkan gejala kognitif dari gangguan kecemasan umum dibandingkan

dengan menurunkan gejala somatik. tidak adanya gejala putus obat. Bukti-bukti

juga menyatakan bahwa pasien yang sebelumnya telah diobati dengan

benzodiazepine kemungkinan tidak berespons baik dengan pengobatan buspirone.

Tidak adanya respons tersebut mungkin disebabkan oleh tidak adanya efek

nonansiolitik dari benzodiazepine, yang terjadi pada terapi buspirone. Kerugian

utama dari buspirone adalah bahwa efeknya memerlukan 2 – 3 minggu. Dapat

dilakukan penggunaan bersama antara benzodiazepine dengan buspiron kemudian

di lakukan tapering benzodiazepine setelah 2-3 minggu, disaat efek terapi

buspiron sudah mencapai maksimal (4).

SSRI (Selective Serotonin-Reuptake Inhibitors)

Sertraline dan paroxetin merupakan pilihan yang lebih baik daripada fluoksetin.

Pemberian fluoksetin dapat meningkatkan anxietas sesaat. SSRI selektif terutama

terhadap pasien GAD dengan riwayat depresi (4).

b. Psikoterapi

Dalam psikoterapi, psikolog, konselor dan ahli terapis berusaha menyusun

terapi psikologis yang beragam untuk pengobatan yang disesuaikan dengan

19

Page 21: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

kepribadian klien. Penerapan metode dapat secara personal maupun group

(perkelompok). Psikiater berusaha mengkombinasi pengobatan medis dan

psikoterapi secara bersamaan. Perlu untuk diketahui bahwa tidak ada pengobatan

jenis gangguan kecemasan ini hanya menggunakan satu cara saja, dibutuhkan

lebih kombinasi untuk menyembuhkan gangguan kompleks ini.

Pendekatan psikoterapi untuk gangguan kecemasan menyeluruh meliputi:

a. Terapi kognitif perilaku, terapi ini memiliki keunggulan jangka panjang

dan jangka pendek. Pendekatan kognitif secara langsung menjawab

distorsi kognitif pasien dan pendekatan perilaku menjawab keluhan

somatik secara langsung.

b. Terapi suportif, terapi yang menawarkan ketentraman dan kenyamanan

bagi pasien.

c. Terapi berorientasi tilikan, memusatkan untuk mengungkapkan konflik

bawah sadar dan mengenali keuatan ego pasien (7).

Terapi yang paling sering digunakan dalam perawatan kecemasan adalah

cognitive-behavioural therapy (CBT). Pada CBT diberikan teknik pelatihan

pernafasan atau meditasi ketika kecemasan muncul, teknik ini diberikan untuk

penderita kecemasan yang disertai dengan serangan panik.

Support group juga diberikan dalam CBT, individu ditempatkan dalam

group support yang mendukung proses treatment. Group support dapat berupa

sekelompok orang yang memang telah dipersiapkan oleh konselor/terapis untuk

mendukung proses terapi atau keluarga juga dapat diambil sebagai group support

ini.

Mencegah Kemunculan Gangguan Kecemasan

1) Kontrol pernafasan yang baik

Rasa cemas membuat tingkat pernafasan semakin cepat, hal ini disebabkan

otak "bekerja" memutuskan fight or flight ketika respon stres diterima oleh

otak. Akibatnya suplai oksigen untuk jaringan tubuh semakin meningkat,

ketidakseimbangan jumlah oksigen dan karbondiosida di dalam otak membuat

tubuh gemetar, kesulitan bernafas, tubuh menjadi lemah dan gangguan visual.

20

Page 22: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

Ambil dalam-dalam sampai memenuhi paru-paru, lepaskan dengan perlahan-

lahan akan membuat tubuh jadi nyaman, mengontrol pernafasan juga dapat

menghindari srangan panik.

2) Melakukan Relaksasi

Kecemasan meningkatkan tension otot, tubuh menjadi pegal terutama pada

leher, kepala dan rasa nyeri pada dada. Cara yang dapat ditempuh dengan

melakukan teknik relaksasi dengan cara duduk atau berbaring, lakukan teknik

pernafasan, usahakanlah menemukan kenyamanan selama 30 menit.

3) Intervensi kognitif

Kecemasan timbul akibat ketidakberdayaan dalam menghadapi permasalahan,

pikiran-pikiran negatif secara terus-menerus berkembang dalam pikiran.

caranya adalah dengan melakukan intervensi pikiran negatif dengan pikiran

positif, sugesti diri dengan hal yang positif, singkirkan pikiran-pikiran yang

tidak realistik. Bila tubuh dan pikiran dapat merasakan kenyamanan maka

pikiran-pikiran positif yang lebih konstruktif dapat meuncul. Ide-ide kreatif

dapat dikembangkan dalam menyelesaikan permasalahan.

4) Pendekatan agama

Pendekatan agama akan memberikan rasa nyaman terhadap pikiran, kedekatan

terhadap Tuhan dan doa-doa yang disampaikan akan memberikan harapan-

harapan positif. Dalam Islam, sholat dan metode zikir ditengah malam akan

memberikan rasa nyaman dan rasa percaya diri lebih dalam menghadapi

masalah. Rasa cemas akan turun. Tindakan bunuh diri dilarang dalam Islam,

bila iman semakin kuat maka dorongan bunuh diri (tentamina Suicidum) pada

simtom depresi akan hilang.

5) Pendekatan keluarga

Dukungan (supportif) keluarga efektif mengurangi kecemasan. Jangan ragu

untuk menceritakan permasalahan yang dihadapi bersama-sama anggota

keluarga. Ceritakan masalah yang dihadapi secara tenang, katakan bahwa

kondisi Anda saat ini sangat tidak menguntungkan dan membutuhkan

dukungan anggota keluarga lainnya. Mereka akan berusaha bersama-sama

Anda untuk memecahakan masalah Anda yang terbaik.

21

Page 23: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

6) Olahraga

Olahraga tidak hanya baik untuk kesehatan. Olahraga akan menyalurkan

tumpukan stres secara positif. Lakukan olahraga yang tidak memberatkan, dan

memberikan rasa nyaman kepada diri Anda. 

Prognosis

Pada kasus ini prognosa pasien adalah dubia, karena gangguan cemas

menyeluruh pada pasien ini bersifat kronis yang mungkin seumur hidup, dan

sering mengalami kekambuhan, namun pada pasien ini fungsi sosialnya baik.

22

Page 24: GANGGUAN KECEMASAN MENYELURUH (GENERALIZED ANXIETY DISORDER)

DAFTAR PUSTAKA

1. Idrus, M. Anxietas dan Hipertensi. J Med Nus Vol. 27 No.1 Januari-Maret 2006. Jakarta

2. Wibisono S. 1990 Simposium Anxietas Konsep Diagnosis dan Terapi Mutakhir. Jakarta;

3. Kaplan H.I, Sadok B.J. 1997. Sinopsis Psikiatri, edisi 7 jilid 1. Bina Rupa Aksara : Jakarta

4. Redayani, P. 2010. Gangguan Cemas Menyeluruh. dalam Buku Ajar Psikiatri. FKUI : Jakarta

5. Maramis, Willy F. 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa.  Airlangga University Press: Surabaya.

6. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa / PPDGJ-III. Jakarta: PT Nuh Jaya; 2001.

7. Mansjoer A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI; 2001

8. Burner, F. 2009. Anxiety (internet) 6 Mei 2009. Bersumber dari www.emedicinehealth.com/anxiety/article31789638php diakses 29 Juli 2011)

9. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis obat Psikotropika ed. Ketiga. Jakarta : Bagian ilmu kedokteran Jiwa FK-UNIKA Atmajaya; 2001

10. Katzung, B.G. 2002. Penyalahgunaan Obat dalam: Farmakologi Dasar dan Klinik. Buku 2, ed.VIII. Jakarta: Salemba Medika

23