BAB I
BAB IPENDAHULUANGangguan depresif adalah suatu gangguan yang
sering dengan prevalensi seumur hidup adalah kira-kira 15 %.
Insidens seumur hidup gangguan depresi di Amerika Serikat adalah
20% pada wanita dan 12% pada pria. Pada tahun 2010, the Centers for
Disease Control and Prevention (CDC) merilis sebuah laporan yang
mengukur prevalensi depresi di kalangan orang dewasa dari tahun
2006-2008. Di antara 235.067 orang dewasa, 9% memenuhi kriteria
untuk gangguan depresi, termasuk 3,4% yang memenuhi kriteria untuk
gangguan depresi berat.Mood adalah suasana hati dan perasaan yang
menetap, yang merupakan pengalaman internal dan mempengaruhi sikap
dan persepsi seseorang. Afek adalah ekspresi eksternal dari mood.
Mood bisa saja normal, meningkat atau menurun (depresi). Orang
sehat mengalami berbagai macam mood dan memiliki ekspresi afektif
yang sama luasnya; mereka merasa mengendalikan, kurang lebih, mood
dan afeknya.Gangguan mood adalah kumpulan keadaan klinis yang
ditandai dengan hilangnya perasaan kendali dan timbulnya pengalaman
subjektif akan adanya penderitaan berat. Pasien dengan peningkatan
mood (mania) menunjukkan sikap yang meluap-luap, flight of idea,
penurunan kebutuhan tidur, peninggian harga diri dan gagasan
kebesaran. Pasien dengan penurunan mood (depresi) akan kehilangan
semangat dan minat, timbul perasaan bersalah, sulit konsentrasi,
kehilangan nafsu makan, dan adanya pikiran tentang kematian atau
bunuh diri. Perubahan ini hampir selalu menimbulkan gangguan fungsi
interpersonal, sosial, dan pekerjaan. Pasien yang hanya menderita
episode depresi dikatakan memiliki gangguan depresi berat atau
depresi unipolar. Sebanyak dua pertiga orang dengan depresi tidak
menyadari bahwa mereka memiliki penyakit yang dapat diobati dan
karena itu mereka tidak mencari pengobatan. Banyak dari pasien
pertama kali datang mencari pengobatan dengan keluhan somatik,
seperti kelelahan, sakit kepala, gangguan lambung, atau perubahan
berat badan. Tes skrining depresi dapat digunakan untuk skrining
depresi dan gangguan bipolar. Yang paling banyak digunakan adalah
Hamilton Depression Rating Scale (HDRS). Banyak pengobatan efektif
yang tersedia untuk gangguan depresi, termasuk psikoterapi singkat
(misalnya, terapi perilaku-kognitif, terapi interpersonal), yang
digunakan baik dalam bentuk tunggal ataupun kombinasi dengan obat.
Namun, pendekatan gabungan umumnya memberikan respon tercepat dan
berkelanjutan
TUJUAN PENULISAN1. Mampu menetapkan diagnosis atau differential
diagnosis di bidang psikiatri berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
status mental2. Mampu menjelaskan peranan faktor biologik
psikologik, sosial, dan spiritual pada gangguan jiwa3. Mampu
memahami etiologi, patifisiologi, tanda, dan gejala dari
differential diagnosis yang ada
SKENARIOTidak Nafsu Makan dan Susah TidurNn. S, usia 20 tahun,
mahasiswi, datang ke puskesmas diantar ooleh ibunya, dengan keluhan
tidak nafsu makan dan susah tidur. Keluhan tersebut timbul sejak
kurang lebih 2 minggu yang lalu. Di samping itu, pasien juga sering
mengurung diri di kamar dan menangis Walaupun sudah dinasehati oleh
kedua orang tuanya, pasien masih seperti itu, sehingga pasien
dibawa ibunya ke puskesmas.Dari anamnesis diketahui bahwa pasien
pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, yaitu 2 tahun yang lalu
ketika pasien sedang mengadapi Ujian Akhir Nasional SMU. Saat itu
pasien banyak bicara, euphoria, dan hanya sedikit tidur karena
merasa tidak perlu tidur lama-lama. Hasil pemeriksaan status mental
saat ini didapatkan retardasi psikomotor, mood depresi, afek
menyempit, dan pembicaraan reming, kadang-kadang blocking. Tidak
didapatkan waham, halusinasi, dan ilusi.RUMUSAN MASALAH1. Mengapa
pasien menjadi tidak nafsu makan dan susah tidur?2. Hubungan gejala
saat ini dengan gejala 2 tahun yang lalu?3. Jenis-jenis gangguan
tidur, fisiologi tidur, dan patofisiologinya?4. Jenis-jenis
gangguan mood dan afek, fisiologi, serta patofisiologinya?5.
Jenis-jenis gangguan berpikir6. Interpretasi pemeriksaan,
differential diagnosis, dan penatalaksaannya?
BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. DEPRESIDepresi ( dalam arti sempit)
adalah perasaan sedih yang bersifat psikopatologis. Keadaan mood
yang berkisar antara susah atau tidak gembira tahap rendah sampai
ke kemurungan yang nyata dan keputusasaan ; pada tingkat yang
ekstrim biasanya disertai pesimisme yang mencolok dan kurangnya
harapan masa depan. Keadaan mental atau emosi di bawah normal; tipe
melankolik yang sedang, murung, muram dengan hati yang tawar.
(Ibrahim,2004)Menurut DSM-IV-TR, gangguan depresif berat (juga
dikenal dengan depresif unipolar) terjadi tanpa riwayat episode
manik, campuran, atau hipomanik. Episode depresif berat harus ada
setidaknya 2 minggu dan seseorang yang didiagnosis memiliki episode
depresif berat terutama juga harus mengalami setidaknya empat
gejala dari daftar yang mencakup perubahan berat badan dan nafsu
makan, perubahan tidur dan aktifitas, tidak ada energi, rasa
bersalah, masalah dalam berpikir dan membuat keputusan, serta
pikiran berulang mengenai kematian dan bunuh diri (Benjamin dan
Virginia, 2010)EpidemiologiGangguan depresif berat adalah gangguan
yang lazim ditemukan dengan prevalensi seumur hidup sekitar 15%,
pada perempuan mungkin 25%. Insiden gangguan depresif berat 10%
pada pasien yang berobat di fasilitas kesehatan primer dan 15% di
tempat rawat inap. Prevalensi gangguan depresif berat dua kali
lebih besar pada perempuan daripada laki-laki. Depresi dapat
mengenai semua umur, dan tidak ada perbedaan dalam ras dan
sosiokultural. (Benjamin dan Virginia, 2010)Etiologi Faktor
BiologisNorepinefrin dan serotonin, aksis HPA, aksis tiroid Faktor
genetikKembar monozigot (50%), saudara sederajat (8-18x lebih besar
dari kontrol ) Faktor Psikososial1. Peristiwa kehidupan yang
menyebabkan stress2. Faktor kepribadian premorbid : dependen,
obsesif-kompulsif, histerikal3. Faktor psikoanalitik dan
psikodinamik : kehilangan objek cinta4. Teori kognitif dan perilaku
: distorsi kognitif dan ketidakberdayaan yang dipelajari.(Benjamin
dan Virginia, 2010)Diagnosis Gejala Utama (pada derajat ringan,
sedang dan berat) :1. Afek depresi2. Kehilangan minat dan
kegembiraan, dan3. Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya
keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit
saja) dan menurunnya aktivitas. Gejala lainnya :a. Konsentrasi dan
perhatian kurangb. Harga diri dan kepercayaan diri berkurangc.
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak bergunad. Pandangan masa
depan yang suram dan pesimistise. Gagasan atau perbuatan
membahayakan diri atau bunuh dirif. Tidur terganggug. Nafsu makan
berkurang Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan
tersebut diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk
penegakan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat
dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.
Kategori diagnosis episode depresif ringan, sedang dan berat hanya
digunakan untuk episode untuk episode tunggal (yang pertama).
Episode depresif berikutnya harus diklasifikasikandi bawah salah
satu diagnosis gangguan depresif berulang.(PPDGJ III,2001)
Episode Depresi Depresi ringanTerdapat minimal 2 dari 3 gejala
utama + minimal 2 gejala lain Depresi sedangTerdapat minimal 2 dari
3 gejala utama+ minimal 3 (sebaiknya 4) gejala lain Depresi
beratTerdapat 3 gejala utama + minimal 4 gejala lain, dengan /
tanpa gejala psikotik.(PPDGJ III,2001)Tipe DepresiTipe
DepresiDefinisi
1. Episode depresiDepresi yang baru pertama kali muncul
2. Depresi berulangDepresi yang muncul kemudian dan sebelumnya
memiliki riwayat berulang
3. Gangguan afektif bipolarDepresi yang didapat sekarang,
sebelumnya ada riwayat manik.
4. Skizoafektif tipe depresif (Skizodepresif)Depresi yang
bersama-sama dengan gejala psikotik yang nyata
5. Depresi yang menyertai Gangguan mental organik Gangguan medik
umum
(Benjamin dan Virginia, 2010)Terapi Psikofarmaka : antidepresan
(trisiklik, tetrasiklik, SSRI, MAOI) ECT Psikoterapi diberikan pada
saat gejala depresi jauh berkurang dan tilikan membaik. Terapi
kognitif Terapi perilaku Terapi Intrapersonal Terapi berorientasi
pada psikoanalitik Terapi keluarga(Benjamin dan Virginia, 2010)
B. EPISODE MANIKSuatu mood yang meningkat, meluap-luap, atau
lekas marah merupakan tanda episode manik. Walaupun orang yang
tidak terlibat mungkin tidak mengetahui sifat mood pasien yang
tidak biasanya, mereka yang mengetahui pasien mengenalinya sebagai
abnormal. Selain itu mood mungkin mudah tersinggung, khususnya jika
rencana pasien yang sangat ambisius terancam. Sering kali, seorang
pasien menunjukkan suatu perubahan mood yang utama dari euforia
awal pada perjalanan penyakit menjadi lekas marah di kemudian hari.
Suatu kecendrungan menanggalkan pakaian di tempat ramai, berpakaian
dan mengenakan perhiasan dengan warna-warna yang terang dan dengan
kombinasi yang tidak sesuai, dan tidak memperhatikan
perincian-perincian yang kecil (seperti lupa meletakkan gagang
telepon pada tempatnya) juga merupakan gejala gangguan. Sifat
impulsif dari banyak tindakan pasien disertai dengan suatu
pendirian keyakinan dan tujuan. Pasien sering kali terokupasi oleh
gagasan agama, politik, finansial, seksual, atau penyiksaan yang
dapat berkembang menjadi sistem waham yang kompleks. Kadangkadang
pasien manik menjadi teregresi dan bermain dengan urine dan
fesesnya. Mania pada remaja sering kali salah didiagnosis sebagai
gangguan kepribadian antisosial atau skizofrenia. Gejala mania pada
remaja mungkin berupa psikosis, penyalahgunaan alkohol atau zat
lain, usaha bunuh diri, masalah akademik, pemikiran filosofis,
gejala gangguan obsesif-kompulsif, keluhan somatik multipel, mudah
tersinggung yang nyata yang menyebabkan perkelahian,dan perilaku
antisosial lainnya.
Kriteria Diagnostik untuk Episode ManikA. Suatu periode yang
nyata dari mood yang meningkat, meluap-luap, atau iritabel yang
secra abnormal dan menetap, paling kurang 1 minggu (atau durasi
kapan saja jika membutuhkan perawatan di rumah sakit).B. Selama
periode gangguan mood, tiga (atau lebih) gejala berikut menetap
(empat jika mood hanya iritabel) dan terjadi dalam derajat yang
bermakna:1. Harga diri yang melambung atau kebesaran2. Penurunan
kebutuhan tidur (misalnya, merasa telah beristirahat setelah tidur
hanya 3 jam)3. Berbicara lebih banyak dari yang biasanya atau
tekanan untuk terus berbicara4. Loncat gagasan atau pengalaman
subyektif bahwa pikirannya berpacu5. Distraktibilitas yaitu,
prhatian sangat mudah dialihkan pada stimulus eksternal yang tidak
penting atau tidak relevan)6. Peningkatan aktivitas yang diarahkan
oleh tujuan (baik secara sosial, pada pekerjaan atau sekolah, atau
secara seksual atau agitasi psikomotor7. Keterlibatan berlebihan
pada aktivitas menyenangkan yang kemungkinan besar mempunyai akibat
yang menyakitkan (misalnya, berbelanja yangtidak terkendali,
melakukan hubungan seksual yang tidak bijaksana, atau investasi
bisnis yang bodoh)C. Gejala tidak memenuhi kriteria episode
campuranD. Gangguan mood cukup parah untuk menyebabkan gangguan
yang nyata pada fungsi pekerjaan atau pada aktivitas sosial atau
hubungan dengan orang lain seoerti yang biasanya, atau membutuhkan
perawatan rumah sakit untuk mncegah bahaya bagi diri sendiri maupun
orang lain, atau terdapat ciri psikotik.E. Gejala bukan efek
fisiologis langsung dari zat atau suatu kondisi medis umum.
C. BIPOLAR DISORDER Manic depression; Bipolar affective
disorderGangguan Bipolar adalah kondisi seseorang yang berubah-ubah
antara mood yang sangat baik dengan mudah marah atau depresi.
Perubahan mood antara mania dan deprei bisa terjadi sangat tepat.
Risiko pria dan wanita terhadap gangguan bipolar adalah sama.
Biasanya mulai umur 12-25 tahun. Penyebab pasti penyakit ini masih
belum diketahui, namum angka kejadian meningkat pada kerabat orang
dengan gangguan bipolar.Orang dengan tipe gangguan bipolar I
memiliki setidaknya satu episode manik dan periode depresi besar.
Dulu gangguan bipolar tipe I disebut manic depression. Orang dengan
gangguan bipolar tipe II tidak pernah mengalami mania secara penuh.
Sebaliknya mereka mengalami periode tingkat energi tinggi dan
impulsif yang tidak ekstrem seperti mania (disebut hypomania). Ini
bergantian dengan episode depresi. Didapatkan risiko tinggi
terhadap bunuh diri pada orang dengan gangguan bipolar. Mungkin
penyalahgunaan alcohol atau bahan lainnya terhadap penderita
mengakibatkan risiko bunuh diri menjadi lebih besar.Mendiagnosa
gangguan bipolar adalah dengan cara mencaritahu riwayat
keluarganya, apakah ada yang mengalami gangguan disorder, Melihat
perubahan mood yang terjadi, Melakukan pemeriksaan yang dicurigai
mempunyai symptom yang sama, dan mungkin beberapa obat dapat
menyebabkan gejala yang sama dengan gangguan bipolar.Untuk
penatalaksanaan pada intinya bertujuan untuk: menghindari berganti
dari satu fase ke fase yang lain, mencegah percobaan bunuh diri
atau menyakiti diri sendiri, membuat fase-fase menjadi lebih pendek
dan jarang untuk berganti. Secara medika mentosa biasanya pasien di
berikan: Carbamazepine, Lamotrigine, Lithium, Valproate (valproic
acid), dan obat anti kejang lainnya. Selain itu obat yang biasa
digunakan adalah: Obat Antipsychotic dan obat anti-anxiety
(benzodiazepines) untuk masalah mood. Obat antidepressant bisa
digunakan untuk menangani depresi. Biasanya antidepressan digunakan
bersamaan dengan mood stabilizer.Electroconvulsive therapy (ECT)
bisa digunakan untuk menangani fase manik atau depresi dari
gangguan bipolar jika medikamentosa tidak lagi berpengaruh.ECT
menggunakan aliran listrik untuk membuat pasien kejang singkat dan
sementara untuk membawa pasien pada fase anesthesia. Transcranial
magnetic stimulation (TMS) menggunakan magnet frekuensi tinggi
untuk mempengaruhi area di otak, biasanya digunakan setelah
penggunaan ECT.
D. GANGGUAN BERPIKIRBerpikir adalah aliran ide, simbol, dan
asosiasi yang bertujuan, diawali sebuah masalah atau tugas dan
berakhir pada kesimpulan yang berorientasi pada kenyataan: bila
terdapat urutan yang logis, cara berpikir dianggap normal;
parapraksis (meleset dari logika secara tidak sadar, disebut juga
Freudian slip) dianggap sebagai bagian cara berpikir normal. Cara
berpikir abstrak adalah kemampuan untuk menangkap esensi suatu
keseluruhan, memecah keseluruhan menjadi bagian, dan mencerna
isyarat umum.A. Gangguan menyeluruh dalam bentuk atau proses
pikir1. Gangguan mental: sindrom perilaku atau psikologis yang
nyata secara klinis dan disertai distress atau disabilitas, bukan
sekedar respons yang diharapkan terhadap peristiwa tertentu atau
terbatas dalam hubungan antara seseorang dengan masyarakat.2.
Psikosis: ketidakmampuan untuk membedakan kenyataan dari khayalan;
uji realitas terganggu, disertai pembentukan realitas baru
(berlawanan dengan neurosis, gangguan mental dengan uji realitas
yang tetap baik, perilaku dapat tidak bertentangan dengan norma
sosial umum, tapi berlangsung lama atau berulang tanpa terapi)3.
Uji realitas: evaluasi dan penilaian objektif terhadap dunia di
luar dirinya4. Gangguan bentuk pikir: kelainan dalam bentuk pikir
dan bukannya isi pikir, cara berpikir ditandai dengan asosiasi
longgar, neologisme, dan konstruksi yang tidak logis; proses pikir
terganggu, dan orangnya disebut psikotik.5. Pikiran tak logis:
pikiran yang mengandung kesimpulan yang salah atau kontradiksi
internal; hanya dianggap psikopatologis bila sangat nyata dan tidak
disebabkan oleh nilai budaya atau defisit intelektual.6. Dereisme:
aktivitas mental yang tidak sejalan dengan logika atau pengalaman7.
Pemikiran autistik: preokupasi dengan dunia pribadi di dalam
dirinya sendiri; istilah yang biasa digunakan cukup bersinonim
dengan dereisme.8. Pemikiran magis: bentuk pikiran dereistik; cara
berpikir yang menyerupai fase preoperasional pada anak (Jean
Piaget), ketika pikiran, kata-kata, atau tindakan dianggap memiliki
kekuatan (contohnya, menyebabkan atau mencegah suatu peristiwa).9.
Proses pikir primer: istilah umum untuk cara berpikir dereistik,
tidak logis, magis; normal terdapat dalam mimpi, terdapat secara
abnormal pada psikosis.10. Tilikan emosional: tingkat pemahaman
atau kesadaran yang mendalam yang cenderung mengarah ke perubahan
kepribadian dan perilaku yang positif.B. Gangguan spesifik dalam
bentuk pikir1. Neologisme: kata baru yang diciptakan oleh pasien,
seringkali dengan menggabungkan suku kata dari kata-kata lain,
untuk alasan psikologis yang idiosinkratik.2. Word salad:
pencampuran kata atau frase yang inkoheren.3. Sirkumstansialitas:
gaya bicara tak langsung yang terlambat mencapai poin tertentu
namun akhirnya dapat berangkat dari poin asal ke tujuan yang
dikehendaki ditandai oleh detail dan kata-kata sisipan yang
berlebihan4. Tangensialitas: ketidakmampuan untuk mencapai asosiasi
pikiran yang mengarah ke tujuan; pembicara tidak pernah beranjak
dari poin awal ke tujuan yang diinginkan.5. Inkoherensi: pikiran
yang secara umum tidak dapat dipahami; pikiran atau kata-kata yang
keluar tanpa hubungan logis maupun tidak sesuai tata bahasa,
mengakibatkan disorganisasi.6. Perseverasi: respon yang menetap
terhadap stimulus sebelumnya meski telah diberikan stimulus baru;
sering disebabkan oleh gangguan kognitif.7. Verbigerasi:
pengulangan atau kalimat tertentu tanpa makna.8. Ekolalia:
pengulangan kata atau kalimat yang diucapkan seseorang yang
bersifat psikopatologis; cenderung berulang dan persisten dapat
diucapkan dengan intonasi mengejek atau terputus-putus.9.
Kondensasi: penggabungan berbagai konsep menjadi satu.10.Jawaban
tidak relevan: jawaban yang tidak selaras dengan pertanyaan yang
diajukan (orang tersebut tampak mengabaikan atau tidak
memperhatikan pertanyaan).11.Asosiasi longgar: aliran pikiran
berupa perpindahan ide dari satu subjek ke subjek lain dalam cara
yang sama sekali tidak berhubungan; bila parah, pembicaraan dapat
menjadi inkoheren.12.Derailment: deviasi alur berpikir yang terjadi
secara berangsur atau mendadak tanpa bloking; kadang digunakan
sebagai sinonim asosiasi longgar.13.Flight of ideas: permainan
kata-kata atau verbalisasi kontinu dan cepat yang menghasilkan
perpindahan konstan dari satu ide ke ide lain; ide cenderung
berhubungan dan pada keadaan yang tidak begitu parah, pendengar
masih dapat mengikutinya.14.Clang association: keterkaitan
kata-kata dengan bunyi yang mirip namun berbeda arti kata-kata
tersebut tidak memiliki hubungan logis; dapat mencakup pembentukan
rima dan sajak.15. Bloking: interupsi alur pikiran secara mendadak
sebelum suatu pikiran atau ide tuntas; setelah jeda sebelum suatu
pikiran atau ide tuntas; setelah jeda sejenak, seseorang tampak
tidak ingat hal yang sedang atau akan dikatakan (disebut juga
sebagai deprivasi pikiran).16. Glosolalia: pengungkapan wahyu
melalui kata-kata yang tidak dapat dimengerti artinya (juga disebut
sebagai bicara dalam lidah); tidka dianggap sebagai gangguan
berpikir bila dikaitkan dengan praktek agama Pantekosta tertentu;
disebut juga sebagai kriptolalia, bahasa tutur pribadi.C. Gangguan
isi pikir spesifik1. Miskin isi: pikiran yang hanya memberi sedikit
informasi karena hampa, pengulangan kosong, atau kalimat samar.2.
Ide berlebihan: kepercayaan salah yang menetap dan tidak masuk
akal, dipertahankan tidak seteguh waham.3. Waham: kepercayaan yang
salah, didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang realitas
eksterna, tidak konsisten dengan latar belakang intelegensi dan
budaya pasien; tidak dapat dikoreksi dengan penalaran.Gangguan
moodGangguan mood dapat mencetuskan gangguan fisiologis. yaitu
tanda (gejala) yang berhubungan dengan disfungsi somatik seseorang,
biasanya bersifat otonomik, paling sering ada kaitannya dengan
depresi, sering diistilahkan juga sebagai tanda vegetatif.
anoreksia, hilangnya atau menurunnya nafsu makan. hiperphagia,
yaitu meningkatnya nafsu makan dan jumlah makanan yang dimakan,
Insomnia Hipersomnia, tidur yang berlebihan. Variasi diurnal, yaitu
mood yang secara teratur jelek pada pagi hari atau segera setelah
bangun tidur dan makin membaik semakin siang hari Mengurangnya
libido, menurunnya hasrat, dorongan seksual, sebaliknya,
peningkatan libido ada hubungannya dengan mania. Konstipasi,
ketidakmampuan atau kesukaran untuk buang air besar.Gangguan
Makan1. anoreksia nervosa yaitu orang menolak untuk mempertahankan
berat badan normal minimal, rasa takut yang hebat akan kenaikan
berat badan, dan kesalahan menginterpretasikan tubuh dan bentuknya
yang signifikan.2. Bulimia nervosa didefinisikan sebagai makan
lebih banyak makanan dibandingkan sebagian besar orang pada situasi
yang sama dan dalam periode waktu yang sama, disertai dengan rasa
yang kuat bahwa ia kehilangan kendali. 3. Gangguan makan yang tidak
tergolongkan merupakan kategori sisa yang digunakan untik gangguan
makan yang tidak memenuhu kriteria gangguan makan spesifik.Gangguan
Tidur1. Insomnia yaitu kurangnya atau menurunnya kemampuan untuk
tidur, yang terdiri dari i9nsomnia awal (initial insomnia) yaitu
sulit jatuh tidur, insomnia pertengahan (middle insomnia) kesulitam
tidur sepanjang malam dan kalau bisa tidur, terbangun sulit untuk
tidur lagi, insomnia akhir (terminal late) bangun terlalu awal
(pagi)2. ParasomniaParasomnia adalah suatu kelainan yang disebabkan
kejadia perilaku atau psikologis abnormal yang muncul di kala
tidur, tahapan tertentu, atau transisi fase tidur-terjaga.
Parasomnia lebih umum terjadi pada anak-anak dan tidak selalu
menandakan adanya masalah psikologis atau psikiatris yang
signifikan.Jenis-jenis parasomnia :- Tidur jalan- Makan sambil
tidur- Terror tidur- Gangguan soal tidur3. Tidur ApneaTidur apnea
adalah suatu kondisi dimana terjadinya penghetian napas disaat
tidur. Tidur apnea sangat umum terjadi, layaknya diabetes yang
lazim menimpa orang dewasa. 4. NarkolepsiKelainan tidur ini secara
umum ditandai munculnya keinginan tidur di sinag hari secara tak
terkendali. Penderita sering kali jatuh tertidur di sembarang waktu
dan tempat, juga terjadi berulang kali dalam sehari. Narkolepsi
adalah kelainan neourologis (yang menyerang otak dan syaraf) kronis
yang melibatkan system saraf pusat tubuh.Gejala-gejala narkolepsi
antara lain :- Katalepsi, yaitu mengalami serangan tiba-tiba,
hilangnya kelenturan otot temporal pada tubuh.5. Paralisis
tidurParalisis tidur adalah fungsi alamiah tubuh yang menyebabkan
penderitanya mengalami kelumpuhan di kala tidur. Dulunya dikenal
dengan nama The Old Hag Syndrome. Mereka yang mengalami fenomena
ini kadang merasa ketakutan karena mengira sedang diserang oleh
setan. Zaman dulu, ada kepercayaan kalau fenomena ini diakibatkan
oleh "Old Hag" atau "Penyihir" yang sedang menduduki dada
korban.
Perbedaan Kelainan Organik Dengan Kelainan
PsikiatriGejalaKelainan OrganikKelainan Psikiatri
Penurunan KesadaranSering TerjadiJarang Terjadi
BangkitanSering TerjadiJarang Terjadi
Daya IngatTergangguNormal (Kognisi Baik)
Halusinasi VisualSering tidak disertai Halusinasi
AuditorikJarang bila tidak disertai Halusinasi Auditorik
Halusinasi TaktilSering tidak disertai Halusinasi
AuditorikJarang bila tidak disertai Halusinasi Auditorik
Tanda Neurologi FocalKadang terjadiJarang terjadi
Gangguan TidurSiklus Tidur TerbalikInsomnia
ParanoiaSering TerjadiSering Terjadi
Delusi KontrolJarang terjadiKadang Terjadi
Sakit KepalaKadang TerjadiKadang Terjadi
BAB IIIPEMBAHASAN
JUMP I Klarifikasi Istilah1. Euforia: Kegembiraan (tanpa sebab,
tanpa disertai dengan kenyataan) yang mendalam dengan perasaan
kebesaran; Peningkatan perasaan spiritual yang menyebabkan
kebahagiaan, pseudohappiness2. Reming: Hambatan dalam mengucapkan
kata-kata, bicaranya sangat pelan, pada arus hubungan terjadi
perlambatan karena kesedihan seperti pada depresif3. Blocking:
Gangguan dalam proses/arus berpikir, ditandai dengan tiba-tiba
berhenti saat berbicara. Sama dengan kehilangan pikiran, biasanya
pasien tidak ingat apa yang telah atau akan dikatakan. Paling
sering pada pasien skizofrenia4. Depresi: Perasaan sedih,
psikopatologis, keadaan mood dari susah hingga tahap murung dan
putus asa, ditandai dengan murung, muram dsb. Penyebabnya bisa
karena gangguan organik5. Afek menyempit: Penyempitan tampilan
emosi6. Retardasi psikomotor: Kemunduran psikis yang menyebabkan
kelaian motorik atau kemunduran aspek motorik
JUMP 2 Klarifikasi MasalahLaki-lakiUsia 20 tahunKeadaan Umum:
Tidak nafsu makan Susah tidur Sering mengurung diri di kamar
MenangisRiwayat Penyakit Dahulu: Pernah mengalami gangguan jiwa 2
tahun yang lalu Euforia, Banyak bicara, Sulit tidurPemeriksaan:
Retardasi Psikomotor Mood Depresi Afek Menyempit Pembicaraan Reming
dan Blocking Tidak terdapat waham dan ilusi
JUMP 3 Rumusan Masalah1. Mengapa pasien menjadi tidak nafsu
makan dan susah tidur?2. Hubungan gejala saat ini dengan gejala 2
tahun yang lalu?3. Jenis-jenis gangguan tidur, fisiologi dan
patofisiologinya4. Jenis-jenis gangguan mood dan afek, fisiologi
dan patofisiologinya5. Jenis-jenis gangguan berpikir6. Interpretasi
pemeriksaan, diagnosis dan penatalaksanaan
Fokus bahasan yang ditetapkan berdasarkan rumusan masalah pada
Skenario 2 ini adalah :1. Tidur, Fisiologi Tidur, Gangguan Tidur,
Patofisiologi2. Gangguan Mood dan Afek (Depresi, Bipolar, Manik)3.
Gangguan Makan dan Berpikir
JUMP 4 Brain StormingGangguan Tidur :1. Disomnia Gangguan jumlah
kualitas waktu tidura. Insomnia Primer: Kronis (>1 bulan) pada
depresi; Selama beberapa bulan sulit untuk tidur, bangun tidak
dalam keadaan segarb. Hipersomnia Primer: Tidur yang berlebihan
(>1 bulan) berkaitan dengan sleep drunknessc. Narkolepsi:
Gangguan mengantuk secara tiba-tiba dalam beberapa kali sehari.
Satu kali srangan kurang lebih 15 menit dan berlangsung lebih dari
3 buland. Breathing Related Sleep Disorder: Gangguan tidur berulang
karena gangguan pernapasane. Sikardiab Sleep Disorder: Disebabkan
ketidakcocokan jam tidur2. Parsomnia Gejala patologis saat
tidur
Fase Tidur1. REM (Rapid Eye Movement)2. NREM (Non Rapid Eye
Movement)
Fisiologi Tidur : Fase awal tidur didahului oleh fase NREM
(terdapat 4 stadium) diikuti oleh fase REM
Fase NREM1. Stadium 1: Fase terjaga dan fase awal tidur. Kelopak
mata tertutup, tonus otot menurun, tampak gerakan bola mata ke kiri
dan ke kanan, berlangsung selama 3-5 menit2. Stadium 2: Bola mata
berhenti bergerak, tonus otot menurun3. Stadium 3: Tidur lebih
dalam dari fase sebelumnya4. Stadium 4: Tidur yang dalam dan sulit
dibangunkan
Gangguan Mood dan AfekMood: Keadaan suasana hati yang menetap
dan subjektif yang dilaporkan oleh pasien. Misalnya sedih, senang,
gembira dan cemas. Bersifat ObjektifAfek: Suasana perasaan
emosional yang terkait pada objek termasuk yang dirasakan dalam
hati dan manifestasi keluarnya. Bersifat SubjektifEmosi: Keadaan
yang dipengaruhi oleh serentetan perasaan subjektif yang disertai
oleh perubahan fisiologi yang mendorong untuk bertindak (Nampak
Objektif)
JUMP 5 Penetapan LO dan Kerangka Berpikir
Gangguan PersepsiGangguan Mood dan Afek (LO)Gangguan
BerpikirGangguan TidurGangguan Makan (LO)Ganggan Fisiologik
JUMP 6 Mencari Informasi dan Belajar Mandiri
JUMP 7 Mengumpulkan Informasi Hasil Belajar Mandiri untuk
Menjawab LOGangguan Mood : Sekelompok besar gangguan dengan mood
patologiMood dapat Meningkat: adanya ekspansifikasi, dsbMood dapat
Menurun: hilang nafsu makan, dsbGangguan Mood, dibagi menjadi1.
Episode Mood2. Gangguan Depresif suasana depresi/hilangnya mood
kegembiraan3. Gangguan Bipolar gangguan dimana terdapat gangguan
depresif dan gangguan manik. Biasanya didahului gangguan manik4.
Gangguan Mood Lainnya
Etiologi gangguan mood :1. Faktor Biologis2. Faktor Genetik3.
Faktor Psikososial
Episode Manik Suatu mood yang meningkat, meluap-luap, atau lekas
marah merupakan tanda episode manik
Depresi ( dalam arti sempit) adalah perasaan sedih yang bersifat
psikopatologis. Keadaan mood yang berkisar antara susah atau tidak
gembira tahap rendah sampai ke kemurungan yang nyata dan
keputusasaan ; pada tingkat yang ekstrim biasanya disertai
pesimisme yang mencolok dan kurangnya harapan masa depan. Keadaan
mental atau emosi di bawah normal; tipe melankolik yang sedang,
murung, muram dengan hati yang tawar. (Ibrahim,2004)
DiagnosisGejala Utama (pada derajat ringan, sedang dan berat)
:1. Afek depresi2. Kehilangan minat dan kegembiraan, dan3.
Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktivitas.
Episode Depresi Depresi ringan Terdapat minimal 2 dari 3 gejala
utama + minimal 2 gejala lain Depresi sedang Terdapat minimal 2
dari 3 gejala utama+ minimal 3 (sebaiknya 4) gejala lain Depresi
berat Terdapat 3 gejala utama + minimal 4 gejala lain, dengan /
tanpa gejala psikotik.Gangguan mood dapat mencetuskan gangguan
fisiologis. yaitu tanda (gejala) yang berhubungan dengan disfungsi
somatik seseorang, biasanya bersifat otonomik, paling sering ada
kaitannya dengan depresi, sering diistilahkan juga sebagai tanda
vegetatif.
Gangguan Makan1. Anoreksia nervosa yaitu orang menolak untuk
mempertahankan berat badan normal minimal, rasa takut yang hebat
akan kenaikan berat badan, dan kesalahan menginterpretasikan tubuh
dan bentuknya yang signifikan.2. Bulimia nervosa didefinisikan
sebagai makan lebih banyak makanan dibandingkan sebagian besar
orang pada situasi yang sama dan dalam periode waktu yang sama,
disertai dengan rasa yang kuat bahwa ia kehilangan kendali. 3.
Gangguan makan yang tidak tergolongkan merupakan kategori sisa yang
digunakan untik gangguan makan yang tidak memenuhu kriteria
gangguan makan spesifik.
PEMBAHASAN KASUS PADA SKENARIO
Berdasarkan simptomatologi pada pasien, kemungkinan pasien
mengalami Gangguan Afektif Bipolar yang didahului oleh episode
manik terlebih dahulu, kemudian diikuti episode depresi. Episode
manik ditandai dengan riwayat penyakit dahulu pada 2 tahun lalu
pasien juga pernah mengalami gangguan jiwa yaitu euforia, sedikit
tidur karena merasa tidak perlu tidur dan banyak bicara. Riwayat
penyakit sekarang menunjukkan pasien mengalami episode depresi,
ditandai dengan adanya tanda-tanda yang menunjukkan Trias Depresi
pada pasien yaitu mood depresi, afek menyempit, sering mengurung
diri di kamar dan menangis. Retardasi Psikomotor merupakan gejala
umum pada depresi. Tidak didapatkan adanya waham dan ilusi
menyingkirkan pasien mengalami gangguan persepsi. Gangguan Mood dan
Afek dapat menyebabkan gangguan fisiologik seperti gangguan
berpikir, gangguan makan dan gangguan tidur. Terganggunya proses
berpikir ditandai dengan pasien yang berbicara reming dan blocking,
Gangguan makan ditandai dengan tidak nafsu makan dan Gangguan Tidur
ditandai dengan pasien yang sulit tidur. Untuk penatalaksanaannya
dapat diberikan antidepresan dan mood stabilizer, terapi
psikososial dan edukasi. Pada pasien belum perlu dilakukan ECT.