BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangMenurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,
diare merupakan penyakit yang banyak diderita penduduk Jawa Tengah,
tahun 2012 yakni sekitar 600,42 ribu kasus diare.1 Sedangkan
berdasarkan Buku Putih Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara kejadian
diare mencapai 31.060 kasus dengan insiden sebanyak 1476 kasus
terjadi di Kecamatan Mlonggo.2 Laporan terbaru dari Puskesmas
Mlonggo mencatat sebanyak 3940 kasus diare terjadi selama kurun
waktu tahun 2013 dan Desa Karanggondang menduduki peringkat kedua
kejadian diare terbanyak di Mlonggo dengan jumlah kasus sebanyak
18,4% .3Dalam upaya memperkuat perilaku hidup bersih dan sehat,
mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan
kemampuan masyarakat, serta sanitasi dasar, maka Menteri Kesehatan
Republik Indonesia melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI No.3
tahun 2014 menggiatkan kembali pelaksanaan kegiatan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM). STBM merupakan pendekatan untuk
mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan
masyarakat dengan cara pemicuan.4Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) atau dikenal dengan Community Lead Total Sanitation (CLTS)
merupakan suatu pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan
sanitasi melalui pemberdayaan dengan metode pemicuan.5 STBM menjadi
acuan untuk program sanitasi berbasis masyarakat sejak lahirnya
Kepmenkes No 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional
Sanitasi Total Berbasis masyarakat. STBM ini menekankan kepada 5
(lima) perubahan perilaku higienis yaitu tidak buang air besar
(BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum
dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar, mengelola
limbah cair rumah tangga dengan aman.5 STBM dapat menumbuhkan
kesadaran bahwa sanitasi merupakan kebutuhan alamiah masyarakat,
dengan menggugah rasa jijik, malu dan kesadaran bahwa kontaminasi
tinja akibat BAB di sembarang tempat dapat membahayakan kesehatan.
Program STBM sendiri belum pernah dilakukan di Kecamatan Mlonggo,
Kabupaten Jepara.6Pada penelitian ini, mahasiswa ingin menjembatani
antara kebutuhan masyarakat dan keigninan puskesmas untuk
memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang penggunaan jamban
sehat dan perilaku buang air besar yang benar. Sehingga diharapkan
dengan dilakukannya kegiatan pemicuan dapat meningkatkan kesadaran
warga tentang pentingnya BAB di jamban.
1.2 Batasan JudulLaporan dengan judul Pelatihan Dan Pemicuan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat RT 8 RW 3 Dusun Palius Desa
Karanggondang Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara 1 - 5 September
2014 mempunyai batasan-batasan sebagai berikut:1.
PelatihanPelatihan merupakan suatu upaya pengembangan sistematis
suatu sikap/ pengetahuan/ ketrampilan/ pola perilaku yang
diperlukan oleh seseorang untuk memiliki kemampuan melakukan tugas
atau pekerjaan dengan tepat.2. PemicuanPemicuan entry point dari
program STBM yang fungsinya memacu sekumpulan komunitas untuk
melakukan sesuatu.3. RT 8 RW 3 Dusun Palius Desa Karanggondang
Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara merupakan desa sasaran pelatihan
dan pemicuan sanitasai total berbasis masyarakat yang termasuk
dalam wilayah kerja Puskesmas Mlonggo.4. Periode 1 5 September
2014Pelatihan dilakukan pada tanggal 1 September dan Pemicuan
dilaksanakan pada tanggal 5 September 2014.
1.3 Batasan Operasional1. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM)Pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter
melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan2. Sasaran
STBMWarga yang tidak memiliki jamban atau masih memiliki perilaku
BABS3. Jumlah peserta STBMJumlah peserta STBM sebanyak 25 warga,
meliputi 10 kader/tokoh masyarakat/tokoh agama dan 15 perwakilan
warga yang belum memiliki jamban/masih memiliki perilaku BABS4.
SaranaSarana yang digunakan adalah Lapangan, alat pemetaan
(potongan kertas, spidol, semen putih, semen kuning, ember dan
polutan air/sampel tinja)
a. Ruang LingkupLokasi: Pelatihan: Aula P2UKM Puskesmas Mlonggo
Pemicuan: RT 8 RW 3 Dusun Palius, Desa Karanggondang, Kecamatan
Mlonggo, Kabupaten JeparaWaktu: 1 5 September 2014Sasaran: Warga
Dusun Palius, Desa Karanggondang, Kecamatan MlonggoMateri: Pedoman
STBM dan Materi Stop Buang Air Besar SembaranganMetode: Penyuluhan,
tanya jawab, pengamatan terlibat, dan pemicuan
b. Tujuan1. Tujuan UmumPelaksanaan Pelatihan dan Pemicuan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di RT 8 RW 3 Dusun Palius, Desa
Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara 1 5 September
2014.2. Tujuan Khsuus Memberikan penyuluhan kepada masyarakat Dusun
Pailus, Desa Karanggondang tentang penularan penyakit melalui
tinja, dan perilaku buang air besar yang sehat. Melakukan pemetaan
daerah pada warga yang belum BAB di jamban Melakukan kegiatan
transekwalk di daerah yang dijadikan tempat BABS dengan
mengikutsertakan warga Melakukan simulasi air terkontaminasi dengan
keterlibatan warga Melakukan pemicuan guna meningkatkan kesadaran
masyarakat dusun Pailus, Desa Karanggondang untuk buang air besar
yang sehat
c. Tinjauan PustakaA. PelatihanPelatihan merupakan suatu upaya
pengembangan sistematis suatu sikap/ pengetahuan/ ketrampilan/ pola
perilaku yang diperlukan oleh seseorang untuk memiliki kemampuan
melakukan tugas atau pekerjaan dengan tepat.7B. STBM (Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat)STBM adalah sebuah pendekatan dalam
pembangunan sanitasi pedesaan dan mulai berkembang pada tahun 2001
hingga sekarang. Pada dasarnya STBM adalah pemberdayaan dan tidak
membicarakan masalah subsidi. Artinya, masyarakat yang dijadikan
guru dengan tidak memberikan subsidi sama sekali.8Pilar STBM
terdiri atas perilaku yang ditujukan untuk memutus mata rantai
penularan penyakit dan keracunana. Stop buang air besar
sembarangan;b. Cuci tangan pakai sabun;c. Pengelolaan air minum dan
makanan rumah tangga;d. Pengamanan sampah rumah tangga; dan e.
Pengamanan limbah cair rumah tanggaSTBM didasarkan pada
menstimulasikan secara bersama suatu perasaan jijik, takut sakit ,
takut dosa ataupun malu diantara para anggota komunitas pada waktu
mereka menghadapi fakta sederhana mengenai BAB di tempat terbuka
secara masal serta dampak negatifnya pada keseluruhan komunitas.
63Pilar utama yang merupakan basis dari metode STBM adalah:1.
Attitude and Behaviour Change (perubahan perilaku dan kebiasaan2.
Sharing (berbagi)3. Method (metode)Ketiganya merupakan pilar utama
yang harus diperhatikan dalam pendekatan STBM, namun dari ketiganya
yang paling penting adalah perubahan perilaku dan kebiasaan, karena
jika perilaku dan kebiasaan tidak berubah maka kita tidak akan
pernah mencapai tahap sharing dan sangat sulit untuk menerapkan
metode.8Perilaku dan kebiasaan yang dimaksud dan harus berubah
adalah perilaku fasilitator. Perilaku dan kebiasaan yang harus
diubah diantaranya :1. Cara berpikir masyarakat bahwa kita datang
bukan untuk memberi sesuatu tetapi menolong masyarakat untuk
menemukan sesuatu.82. Pandangan bahwa ada kelompok yang berada di
tingkat atas (upper) dan kelompok yang berada di tingkat bawah
(lower). Cara pandang upper- lower ini harus diubah menjadi
pembelajaran bersama, bahkan menempatkan masyarakat sebagai guru
karena masyarakat sendiri yang paling tahu apa yang terjadi dalam
masyarakat itu.83. Bahasa tubuh atau gesture; sangat berkaitan
dengan pandangan upper - lower. Bahasa tubuh yang menunjukkan bahwa
seorang fasilitator mempunyai pengetahuan atau ketrampilan yang
lebih dibandingkan masyarakat, harus dihindari.8Perubahan perilaku
dan kebiasaan tersebut harus total, dimana didalamnya meliputi:1.
Perilaku personal atau individual,2. Perilaku institusional atau
kelembagaan dan 3. Perilaku profesional atau yang berkaitan dengan
profesi,Ketika perilaku dan kebiasaan (termasuk cara pikir dan
bahasa tubuh) dari fasilitator telah berubah maka sharing akan
segera dimulai. Masyarakat akan merasa bebas untuk mengatakan
tentang apa yang terjadi di komunitasnya dan mereka mulai
merencanakan untuk melakukan sesuatu.8Dalam prinsip community lead
telah disebutkan bahwa keputusan bersama dan action bersama dari
masyarakat itu sendiri merupakan kunci utama.8C. Pemicuan Yang
Merupakan Metode Dari STBMStrategi pelaksanaan kegiatan pemicuan
meliputi penciptaan lingkungan yang kondusif, penggerakan
masyarakat, terfokus, pendampingan oleh fasilitator, dan memberikan
penghargaan. Utamakan daerah yang diberikan pemicuan merupakan
daerah yang masih memiliki masalah, dan menghasilkan suatu potensi
untuk menjadi percontohan daerah lain. Pemicuan tidak harus
dilakukan di seluruh wilayah desa, tetapi difokuskan pada sebagian
wilayah.9Perencanaan kegiatan pemicuan dikoordinasikan antara
puskesmas dan pengurus desa termasuk bidan desa sebagai tokoh
kesehatan di desa. Kehadiran petinggi puskesmas maupun petinggi
desa juga menjadikan proses pemicuan lebih berdaya tarik tinggi
karena memberikan motivasi dan rasa bangga tersendiri.Pelaksanaan
kegiatan pemicuan diharapkan dikemas lebih interaktif agar menarik
dan membangkitkan motivasi warga dalam melakukan suatu perubahan
perilaku. Pemberian pengetahuan melalui diskusi dua arah juga
penting untuk mendukung warga agar berpikir lebih mengenai
permasalahan yang ada. Pemetaan wilayah yang belum berjamban
penting untuk proses evaluasi di masa yang akan datang.Pemicuan
melalui sentuhan aspek bahaya penyakit juga dapat dilakukan.
Masyarakat diberikan edukasi mengenai berbagai penyakit yang
disebarkan melalui tinja dan perilaku buang air besar sembarangan.
D. Kriteria Jamban SehatJamban adalah bangunan yang digunakan untuk
membuang air besar/tinja. Jamban sehat efektif untuk memutus mata
rantai penularan penyakit. Syarat-syarat jamban sehat menurut
aturan departemen kesehatan, jika memenuhi persyaratan sebagai
berikut:1. Tidak mencemari sumber air minum, untuk itu letak lubang
penampungan kotoran paling sedikit berjarak 10 meter dari sumur
(sumur PT, sumur GL maupun jenis sumur lainnya). Perkecualian jarak
ini menjadi lebih jauh pada kondisi tanah liat atau berkapur yang
terkait dengan porositas tanah. Juga akan berbeda pada kondisi
topografi yang menjadikan posisi jamban di atas muka dan arah
aliran air tanah.2. Tidak berbau serta tidak memungkinkan serangga
dapat masuk ke penampungan tinja. Hl ini misalnya dapat dilakukan
dengan menutup lubang jamban atau dengan sistem leher angsa. 3. Air
seni, air pembersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah di
sekitarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat lantai jamban
dengan luas minimal 1 x 1 meter dengan sudut kemiringan yang cukup
ke arah lubang jamban.4. Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk
itu harus dibuat dari bahan bahan yang kuat dan tahan lama agar
tidak mahal hendaknya dipergunakan bahan-bahan yang ada setempat5.
Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan
berwarna terang6. Cukup penerangan 7. Lantai kedap air8. Luas
ruangan cukup, atau tidak terlalu rendah9. Ventilasi cukup baik10.
Tersedia air dan alat pembersih
BAB IIMETODOLOGI PENELITIAN
Penyusunan laporan studi kasus ini menggunakan metode pendekatan
sistem yang terdiri dari komponen masukan (input), proses serta
keluaran (output) dengan metode pengamatan terlibat2.1 Kerangka
AcuanINPUT
1. Man Pembimbing (dr.Nurkukuh,M.Kes dan dr. Bambang
Hariyana,M.Kes) Kepala Puskesmas Mlonggo (dr. Fitrin M) Pendamping
dari Puskesmas Mlonggo (Ibu Fatmawati) Koordinator STBM (Ibu Ima)
Petinggi Desa Karanggondang Bapak ketua RT 8 RW 3 Dusun Pailus,
Desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara Dokter muda
FK undip
2. Money: Dana BOK Puskesmas Mlonggo dan Mahasiswa
3. Material: Surat pengantar dari Puskesmas Mlonggo ke Balai
Desa Karanggondang Data cakupan penduduk yang menggunakan jamban
keluarga dan SPAL Desa Karanggondang Materi tentamg Stop BAB
Sembarangan Alat Tulis Alat pemetaan (potongan kertas, spidol,
bubuk putih, bubuk kuning dan polutan air/sampel tinja) Leaflet
4. Methode: Penyuluhan, tanya jawab, pengamatan terlibat, dan
pemicuan
5. Machine: Sarana Transportasi Laptop Printer Kamera
PROSES
P1 (Perencanaan)1. Membuat rencana pelaksanaan kegiatan (POA)2.
Pertemuan dengan Kepala Puskesmas Mlonggo untuk mendapatkan surat
ijin kerja3. Menemui pendamping mahasiswa yang merupakan pemegang
program Kesehatan lingkungan untuk mendapatkan informasi judul
studi kasus, jadwal kerja pendamping mahasiswa, pembagian wilayah
dimana pelatihan dan pemicuan akan diadakan4. Menemui petinggi Desa
Karanggondang untuk menyerahkan surat dari Puskesmas Mlonggo,
meminta ijin untuk melakukan pendataan jamban sehat di RT 8 RW 3
Dusun Pailus, Desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten
Jepara5. Menemui bapak ketua RT 8 RW 3 Dusun Pailus, Desa
Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara untuk meminta
ijin melakukan kegiatan pemicuan dan mengundang warga yang belum
memiliki jamban untuk dating pada waktu acara pemicuan6.
Mempersiapkan material dan alat bantu pelatihan dan pemicuan7.
Melaksanakan pelatihan dan pemicuan di Dusun Pailus, Desa
Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara
P2 (Pelaksanaan) Mendatangi Balai Desa Karanggondang, Kecamatan
Mlonggo, Kabupaten Jepara Bertemu dengan petinggi Desa
Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara Mendapatkan ijin
dari Petinggi Desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten
Jepara, untuk mengadakan pelatihan dan pemicuan STBM dan
menyampaikan undangan pelatihan untuk perangkat desa Mendatangi
rumah bapak ketua RT 8 RW 3 Dusun Pailus, Desa Karanggondang,
Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara Menyampaikan undangan kepada
bapak ketua RT 8 RW 3 beserta kader untuk datang diacara Pelatihan,
serta mendata dan mengundang 16 warga sesuai permintaan puskesmas
dari RT 8 RW 3 yang belum memiliki jamban dan memiliki perlaku BABS
untuk hadir pada acara pemicuan Mendiskusikan lokasi pemicuan dan
wawancara seputar kebiasaan warga dusun Pailus dengan bapak ketua
RT 8 RW 3. Melakukan penyuluhan STBM Stop BAB sembarangan dengan
untuk para kader/tokoh masyarakat/perangkat desa di Aula P2ukm
Puskesmas Mlonggo pada hari Senin, 1 September 2014 jam 08.00 13.00
Melakukan pemicuan STBM tentang Stop BAB sembarangan dengan
runtutan acara: Pemetaan Transekwalk Simulasi air terkontaminasi
Diskusi setelah kegiatan pemicuan Komitmen warga untuk membangun
jamban keluarga secara mandiriDengan sasaran warga yang belum
memiliki jamban di Dusun Pailus, Desa Karanggondang, Kecamatan
Mlonggo, Kabupaten Jepara. Acara dilaksanakan pada hari Jumat
tanggal 5 September 2014 jam 13.00 17.00 Mengumpulkan dokumentasi
dan mencatat data dari hasil pengamatan langsung dari kegiatan yang
telah dilakukanP2 (Pengendalian) Apabila dalam pelaksanaan kegiatan
didapatkan hal-hal yang tidak sesuai dengan (POA), dilakukan
pengendalian kegiatan
P3 (Pengawasan) Mengawasi jalannya pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana kegiatan (POA) Pengawasan dan pengendalian selama
acara berlangsung meliputi jumlah peserta, waktu pelaksanaan dan
tingkat kondusifnya kegiatan.P3 (Pertanggungjawaban) Kegiatan
dilaksanakan sesuai POA Laporan hasil kegiatan tersusun
OUTPUT
1. Jumlah warga yang menghadiri kegiatan separuh dari peserta
yang diundang kegiatan (warga yang diundang 16 orang).2. Jumlah
warga yang berkomitment untuk mengubah perilaku BAB di jamban dan
membangun jamban keluarga (separuh dari warga yang diundang)
1.2 Hasil Pengamatan TerlibatMetode pengamatan terlibat yang
akan dilakukan dalam rangka pemicuan buang air besar dengan benar
adalah dengan melibatkan warga secara langsung dalam proses
pemataan, transekwalk, simulasi air terkontaminasi, diskusi serta
komitment untuk membuat jamban keluarga secara mandiri.1.3 Metode
BBDMCara Kerja yang dilakukan adalah dengan pendekatan sistem,
sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi,
wawancara, dan pencatatan.1. Mengklarifikasikan istilah berdasarkan
judul kegiatana. PelatihanPelatihan merupakan suatu upaya
pengembangan sistematis suatu sikap/ pengetahuan/ ketrampilan/ pola
perilaku yang diperlukan oleh seseorang untuk memiliki kemampuan
melakukan tugas atau pekerjaan dengan tepat.b. PemicuanPemicuan
merupakan entry point dari metode STBM. Pemicuan adalah suatu
kegiatan di lapangan untuk memacu sekumpulan komunitas untuk
melakukan sesuatu.c. RT 8 RW 3 Dusun Pailus, Desa Karanggondang,
Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara merupakan desa sasaran
pelatihan dan pemicuan STBM yang termasuk wilayah kerja Puskesmas
Mlonggod. Tanggal 1 5 September 2014Tanggal Pelatihan dan Pemicuan
dilaksanakan pada 1 5 September 2014
2. Mendaftar Masalah Apakah latar belakang dan tujuan
diadakannya pelatihan dan pemicuan STBM? Apa saja yang perlu
dipersiapkan untuk pelatihan dan pemicuan STBM? Kapan waktu
pelaksanaan kegiatan? Dimana kegiatan dilaksanakan? Siapa saja yang
turut dalam kegiatan tersebut? Kegiatan apa saja yang termasuk
dalam rangkaian kegiatan pemicuan yang dilakukan? Bagaimana
pelaksanaan kegiatan pemicuan? Apa ukuran keberhasilan dari
kegiatan yang dilangsungkan? Apakah terdapat masalah dari hasil
pelatihan dan pemicuan STBM? Apa penyebab masalah dari hasil
pelatihan dan pemicuan STBM? Apakah alternatif pemecahan masalah
yang dapat memecahkan masalah tersebut?
3. Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukan dengan cara :a.
Wawancara dengan pendamping mahasiswa (Ibu Fatma)b. Wawancara
dengan ketua RT 8 RW 3 Dusun Pailus (Bapak Yadi)c. Evaluasi hasil
pelatihan dan pemicuan STBM di RT 8 RW 3 Dusun Pailus, Desa
Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara
4. Pengolahan DataData yang diperoleh kemudian dianalisis secara
deskriptif berdasarkan pendekatan sistem untuk menentukan
permasalahan dan alternatif pemecahan masalah.
5. Penentuan MasalahMasalah ditentukan dari adanya kesenjangan
antara harapan dan kenyataan yang diperoleh, yang menimbulkan rasa
tidak puas sehingga timbul keinginan untuk mencari alternatif
pemecahan masalah
6. Pemecahan MasalahPemecahan masalah ditentukan berdasarkan
masalah yang ditemukan. Setelah dibuat daftar masalahnya, dicari
alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan sasaran dan sumber
daya yang tersedia
BAB IIIHASIL PENGAMATAN
1. Data Masukan (Input)a. Kegiatan:Perkenalan, pengarahan, dan
pembagian sertapenjelasan topic oleh kepala Puskesmas
Mlonggo/yangmewakiliWaktu: Kamis, 28 Agustus 2014, pukul 08.00 -
09.00Tempat: Puskesmas MlonggoHasil: Mendapatkan arahan untuk
berkoordinasi dengan pendamping tugas mahasiswa yaitu Ibu
Fatmawati(pemegang program Kesling)b. Kegiatan: Penjelasan topik
dan pelaksanaan tugas oleh pemegang program Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Mlonggo Waktu: Kamis, 28 Agustus 2014, pukul 09.00 -
10.30Tempat:Puskesmas MlonggoHasil:-Mendapat penjelasan dari Ibu
Fatmawati mengenai program Kesehatan Lingkungan berkaitan dengan
pelatihan dan pemicuan STBM Didapatkan data hasil kegiatan Program
Kesling Desa Karanggondang 2013 untuk pendataan rumah
sebanyakJumlah KK: 4218 KKJumlah KK yang memiliki jamban sehat:
2800 KKc. Kegiatan: Bimbingan dengan Dosen Pembimbing (dr.
Nurkukuh, M.Kes)Waktu: Jumat, 29 Agustus 2014 (Pukul 19.00)Tempat:
P2UKM FK UndipHasil: Pembahasan judul kegiatan dan rencana
program/kegiatan pemicuan STBM di Desa Karanggondang Konfirmasi
waktu pelaksanaan kegiatan yang merupakan serangkaian acara tanggal
1 5 Juni 2014. Konfirmasi kegiatan pemicuan dilakukan di desa, Desa
Karanggondangd. Kegiatan: Pembahasan teknis pelaksanaan kegiatan
dengan pemegang program STBM Ibu FatmawatiWaktu: Sabtu, 30 Mei 2014
(Pukul 09.00)Tempat: Ruang Bag. Kesling Puskesmas MlonggoHasil:
Pengarahan mengenai teknis pelaksanaan dan persiapan kegiatan
Pemicuan STBM di Karanggondange. Kegiatan:Peninjauan lokasi
pemicuanWaktu:Rabu - Kamis, 3 - 4 Agustus 2014, pukul
10.00-selesaiTempat:Wilayah RT 8 RW 3 Dusun Pailus
DesaKaranggondang dan Desa SekuroHasil:- Lokasi pemicuan adalah
wilayah sekitar dusun Pailus Lokasi pemicuan dapat dijangkau dengan
berjalan kaki, kendaraan roda empat, maupun roda dua.
4. Data Prosesa. Perencanaan (P1)a. Kegiatan:Pertemuan dengan
bidan Desa KaranggondangBu Dewi untuk konsultasi orang orang
yangakan diundang dalam pelatihanWaktu:Jumat, 29 Agustus 2014,
pukul 08.00 - 10.00Tempat:Puskesmas MlonggoHasil: - Memperkenalkan
diri dan melakukan wawancara dengan ibu bidan desa(Ibu Dewi)
Pemilihan wilayah RT 8 RW 3 sebagai tempat pelaksanaan pelatihan
dan pemicuan Mendapatkan saran untuk menghubungi Bapak Ketua RT 8
RW 3(Bapak Yadi) dan Kader Bu Yantib. Kegiatan:Kunjungan ke
Balaidesa dan rumah Bapak Ketua RT 8 RW 3Waktu:Sabtu, 30 September
2014, pukul 09.00-11.00Tempat:Balaidesa Karanggondang dan Rumah
Bapak Ketua RT 8 RW 3 Dusun Pailus, Desa
KaranggondangHasil:Mendapatkan ijin untuk melaksanakan pelatihandan
pemicuan di Desa Karanggondang sertamendata warga yang belum
memiliki jambanuntuk diundang di kegiatan pemicuan di RT 8RW 3 dan
mendapatkan tempat lokasi pemicuanberdasarkan diskusi dengan Bapak
Ketua RTc. Kegiatan: Merencanakan jadwal kegiatan pelatihan
danpemicuan STBM di RT 8 RW 3 Dusun Pailus,Desa Karanggondang,
Kecamatan Mlonggo,Kabupaten Jepara Periode 1 - 5 September
2014Waktu:Sabtu, 30 Agustus 2014Hasil:Jadwal kegiatan pelatihan dan
pemicuan STBMdi Dusun Pailus, Desa Karanggondang,Kecamatan Mlonggo,
Kabupaten Jepara Periode1 - 5 September 2014Tabel 1. Jadwal
Perencanaan Kegiatan Pelatihan dan Pemicuan di RT 8 RW 3 Desa
Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara Periode 1 - 5
September 2014.TanggalPukulKegiatan
Senin, 1 September 201408.00 selesaiPelatihan STBM
Jumat, 5 September 201413.00 selesaiPemicuan STBM
b. Pelaksanaan Dan Pengendalian (P2)Pelaksanaana. Kegiatan:
Pelatihan STBM materi tentang stop BABsembarangan di gedung aula
P2ukm PuskesmasMlonggoWaktu: Senin, 1 September 2014 jam 08.00
selesaiTempat: Di gedung aula P2UKM Puskesmas MlonggoHasil:
Mendapat dokumentasi kegiatan, mengenalserta menjalin hubugan baik
dengan warga desadan mendapatkan daftar nama Tim Pemicu untukDesa
KaranggondangNo.NamaTugasPeran
1.Drs. H. SudhartoLead FasilitatorFKD
2.KristantoCo. Fasilitator 1Perangkat Desa
3.Solikul HadiCo. Fasilitator 2Perangkat Desa
4.AsanCo. Fasilitator 3Perangkat Desa
5.DinaContent Recorder 1Kader
6.IrmaContent Recorder 2Kader
7.Puji HandayaniProcess FasilitatorKader
8.SuyadiEnvironment Setter 1Ketua RT 8
9.YantiEnvironment Setter 2Kader
10.Endang-Kader
b. Kegiatan: Membantu pelaksanaan pemicuan STBM di DesaSekuro,
Kecamatan Mlonggo, Kabupaten JeparaWaktu: Jumat, 5 September 2014
jam 08.00 selesaiHasil: Kegiatan pemicuan berjalan dengan lancarc.
Kegiatan: Pemicuan STBM di RT 8 RW 3 Dusun Pailus,
DesaKaranggondang, Kecamatan Mlonggo, KabupatenJeparaWaktu: Jumat,
5 September 2014 jam 13.00 - selesaiHasil: Acara dimulai pukul
13.00 17.00 dengan total partisipan 24 dari perangkat desa, kader
dan warga yang diundang di acara pemicuan. Hasil temuan selama
pelaksanaan tahap pemetaan dan transekwalk di dapatkan perilaku
BABS di pekarangan rumah, dimana kotoran tersebut telah menggunung
kira kira seperti tas ransel. Kegiatan diakhiri dengan komitmen
dari 15 peserta untuk mulai mengubah perilaku untuk buang air besar
di jamban, dan membangun jamban. Diharapkan pada kegiatan evaluasi
nanti warga yang sebelumnya belum memiliki jamban telah memiliki
jamban.No.Nama KK
1.Bapak Suyadi
2.Bapak Priyanto
3.Bapak Khusaini
4.Bapak Ali
5.Ibu Senipah
6.Bapak Susilo
7.Bapak Legiman
8.Bapak Ali Mustofa
9.Bapak Subiyanto
10.Bapak Zuliyanto
11.Bapak Karnoto
12.Bapak Selamet
13.Bapak Sutaman
14.Bapak Sudarto
15.Bapak Yuli
Pengawasan Dan Pertanggungjawaban (P3)a. Kegiatan:Pengawasan
rencana kerja terhadap pelaksanaanpelatihan dan pemicuan STBM di RT
8 RW 3 DusunPailus, Desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo,Kabupaten
JeparaWaktu:Senin - Jumat, 1-5 September 2014 Hasil:Pelatihan dan
Pemicuan STBM di RT 8 RW 3 Dusun Pailus, Desa Karanggondang,
Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara telah dilaksanakan sesuai
dengan rencanab. Kegiatan:Pembuatan laporan hasil kegiatan
pelatihan danpemicuan STBM di RT 8 RW 3 Dusun Pailus,
DesaKaranggondang, Kecamatan Mlonggo, KabupatenJepara periode 1 5
September 2014Waktu:Senin - Sabtu, 1 - 5 September 2014Tempat:
Asrama P2UKMHasil:Laporan pertanggungjawaban kegiatan tersusun
5. OutputDari hasil pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pemicuan
di RT 8 RW 3 Dusun Pailus, Desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo,
Kabupaten Jepara periode 1 - 5 September 2014 didapatkan :a.
Kegiatan pelatihan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Puskesmas
Mlonggo diikuti oleh 10 peserta yang merupakan kader/tokoh
masyarakat/tokoh agama.b. Kegiatan pemicuan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat di RT 8 RW 3 Dusun Pailus, Desa Karanggondang diikuti 25
peserta meliputi 10 perangkat desa / kader dan 15 warga. Warga yang
berkomitment untuk selalu BAB di jamban dan ingin membuat jamban
ada 15 orang.
BAB IVPEMBAHASAN FAKTA
Berdasarkan hasil pengamatan terlibat selama melakukan pemicuan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat RT 8 RW 3 Dusun Pailus, Desa
Karanggondang yang dilakukan pada tanggal 5 September 2014 dengan
metode pelatihan dan pemicuan diperoleh hasil sebagai berikut:1.
Kegiatan Pelatihan STBM untuk Desa Karanggondang dilakukan pada
hari Senin, 1 September 2014 (Pukul 08.00 s.d. 13.00) di Aula P2UKM
Puskesmas Mlonggo. Kegiatan diikuti oleh dihadiri oleh 10 perangkat
desa dan kader kesehatan.2. Kegiatan Pemicuan STBM di RT 8 RW 3
Dusun Pailus, Desa Karanggondang dilakukan pada Jumat, 5 September
2014 (Pukul 13. 00 s.d. 17.00) di Halaman rumah Bapak Ketua RT 8 RW
3 (Bapak Suyadi). Kegiatan diikuti oleh dihadiri 10 perangkat desa
/ kader dan 15 warga yang belum memiliki jamban dan sebagian masih
BABS.3. Kegiatan meliputi penyuluhan mengenai penyebaran booklet
cara pembuatan jamban sehat, penyuluhan tentang teknis pelaksanaan
STBM, kegiatan pemicuan dan komitmen warga untuk membuat jamban
keluarga secara mandiri.4. Kegiatan pemicuan meliputi pemetaan,
transekwalk, simulasi air terkontaminasi diskusi warga dan komitmen
warga.5. Dari hasil kegiatan pemetaan dan transekwalk didapatkan
ada 6 KK yang masih mempunyai kebiasaan BABS6. Dari hasil kegiatan
diperoleh 15 warga berkomitmen untuk membuat jamban keluarga, sebab
sebagian masih menggunakan jamban tetangga/MCK umum.
BAB VMASALAH
Masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan harapan
yang menimbulkan ketidakpuasan sehingga timbul keinginan untuk
mengatasinya. Berdasarkan hasil pengamatan selama persiapan dan
pelaksanaan kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di RT 8 RW
3 Dusun Pailus, Desa Karanggondang didapatkan data kenyataan, data
ketidakpuasan dan permasalahan.Data Harapan :1. Terlaksananya
pelaksanaan kegiatan pemicuan STBM di RT 8 RW 3 Dusun Pailus, Desa
Karanggondang.1. Pelaksanaan STBM dapat dilaksanakan tepat waktu1.
Pelaksanaan pemicuan STBM meliputi penyampaian materi penyuluhan
mengenai pembuatan jamban sehat dan teknis pelaksanaan STBM,
kegiatan pemicuan (pemetaan, transekwalk, simulasi air
terkontaminasi) dan membuat kesepakatan untuk membangun jamban
sehat secara mandiri dan merubah perilaku BABS1. Jumlah peserta
sebanyak 16 peserta di RT 8 RW 3 Dusun Pailus, Desa Karanggondang1.
Seluruh peserta berkomitmen untuk membuat jamban sehat dan merubah
perilaku buang air besar sembaranganData kenyataan :1. Kegiatan
pemicuan STBM dapat dilaksanakan di RT 8 RW 3 Dusun Pailus, Desa
Karanggondang2. Pelaksanaan STBM terlambat 15 menit karena harus
menunggu kelengkapan peserta undangan.3. Pelaksanaan pemicuan STBM
meliputi penyampaian materi penyuluhan mengenai pembuatan jamban
sehat dan teknis pelaksanaan STBM, kegiatan pemicuan (pemetaan,
transekwalk, simulasi air terkontaminasi) dan membuat kesepakatan
untuk membangun jamban sehat secara mandiri dan merubah perilaku
BABS4. Jumlah peserta sebanyak 15 peserta di RT 8 RW 3 Dusun
Pailus, Desa Karanggondang5. Dari 16 undangan, 15 warga (93,7%)
berkomitmen memiliki jambat sehat secara mandiri dan merubah
perilaku buang air besar sembarangan.Data ketidakpuasan :1. Data
hasil kegiatan menunjukkan ke 15 warga (100%) masih belum memiliki
jamban. Menurut perilaku BAB, 5 warga (33%) memiliki perilaku BABS
di lubang perkebunan sedangkan sisanya 10 warga (77 %) buang air
besar di jamban MCK/tetangga. Dari hasil komitmen didapatkan 15
warga (100%) yang berkomitmen untuk membangun jamban keluarga
secara mandiri. Masalah yang didapatkan :1. Warga mengeluh bahwa
mereka tidak memiliki uang sehingga tidak berinisiatif untuk
membangun jamban.2. Warga mengeluh jamban sederhana tidak cocok
bagi kondisi geografis yang meluap saat air pasang
BAB VIPEMECAHAN MASALAH
Dari pelaksanaan kegiatan pemicuan STBM di RT 8 RW 3 Dusun
Pailus, Desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara
Tanggal 5 September 2014 diperoleh permasalahan sebagai berikut:1.
Warga mengeluh bahwa mereka tidak memiliki uang sehingga tidak
berinisiatif untuk membangun jamban. 2. Warga mengeluh jamban
sederhana tidak cocok bagi kondisi geografis yang meluap saat air
pasang
Pemecahan Masalah :1. Pemberdayaan kader untuk menyebarkan
pengetahuan2. Rencana tindak lanjut pembuatan jamban sehat secara
mandiri.
BAB VIIPELAKSANAAN PROGRAM PEMECAHAN MASALAH
A. Pemberdayaan Tokoh Masyarakat Dan Kader Untuk Menyebarkan
Pengetahuan Dan Memonitoring Warga Yang Telah BerkomitmenKegiatan:
Memberikan saran pada kader mengenai desain jamban sehat yang cocok
untuk daerah pasang surut sehingga dapat ditindaklanjuti sebagai
kegiatan penyuluhan di desa melalui kegiatan tingkat RT/RW.
Memberikan pemahaman bahwa jamban sehat tidak harus mahal nemun
tetap dapat dipakai sesuai dengan keadaan lingkungannya. Memberikan
saran untuk mengadakan tabungan jamban guna biaya pembelian bahan
pembuatan jamban dan membangun jamban sehat dengan tenaga gotong
royong sehingga dapat meminimalisir pengeluaran biaya. Meminta
Kader untuk memonitoring warga yang telah berkomitmen.Sasaran:
Ketua RT dan KaderPelaksana: Mahasiswa PBL FK UndipTujuan: Agar
warga yang telah berkomitmen untuk membuat jamban tetap termotivasi
untuk membuat jamban sehat dan murah secara mandiri.Waktu: Senin, 8
September 2014Metode: Diskusi pasca kegiatan pemicuanHasil:Ketua RT
beserta kader membicarakan konsep tabungan jamban untuk Dusun
Pailus, Desa Karanggondang. Warga termotivasi untuk tetap membuat
jamban meskipun jamban cemplung dengan tutup Uang Tabungan di
pegang oleh Kader setempat selaku bendahara.B. Usulan Jadwal
Rencana Tindak Lanjut (RTL)Kegiatan: Memotivasi warga agar sadar
untuk tetap membuat jamban sehat serta secara mandiri dengan
pembuatan jamban leher angsa oleh warga, dengan fasilitasi cetakan
jamban oleh DKK.Sasaran: Warga kegiatan pemicuan STBM yang telah
berkomitmen membuat jambanPelaksana: Mahasiswa PBL FK Undip,
Puskesmas Mlonggo, DKK, Bidan DesaTujuan: Agar mereka tetap
termotivasi untuk membuat jamban mandiriWaktu: Sabtu, 13 September
2014Metode: DiskusiHasil: Terdapat di Lampiran
BAB VIIIKESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan1. Kegiatan pelatihan STBM yang dilaksanakan di
Puskesmas Mlonggo dilakukan pada hari Senin tanggal 1 September
2014 dan berhasil menciptakan Tim Pemicuan yang berjumlah 10 orang
dari perangkat desa dan kader.2. Kegiatan pemicuan STBM yang
dilaksanakan di RT 8 RW 3 Dusun Pailus, Desa Karanggondang
dilakukan pada hari Jumat tanggal 5 September 2014 berhasil membuat
15 warga berkomitmen untuk membuat jamban keluarga secara mandiri
dan mengubah perilaku untuk buang air besar yang sehat3. Kegiatan
pemicuan STBM yang dilakukan meliputi pemetaan daerah tempat BABS,
transekwalk, simulasi air terkontaminasi, diskusi dan komitmen
untuk membuat jamban keluarga secara mandiri.
8.2. Saran1. Kegiatan pemicuan sebaiknya dilakukan secara
menyeluruh di daerah yang masyarakatnya masih berperilaku BABS.2.
Hasil penyuluhan kepada kader diteruskan untuk dapat ditanamkan
pengetahuan guna peningkatan pengetahuan warga.
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. 2013. Available at :
Http://Jateng.Bps.Go.Id/Index.Php?Option=Com_Content&View=Section&Id=16&Itemid=881.
Buku Putih Kota Jepara. Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara. 2009. Hal
6-7.
Http://Ppsp.Nawasis.Info/Dokumen/Perencanaan/Sanitasi/Pokja/Bp/Kab.Jepara/Bab%203.Pdf1.
Laporan Tahunan Kejadian Diare Puskesmas Mlonggo Tahun 2013 1.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menkes RI No 3
th 2014. Jakarta (Indonesia): Kemenkes RI; 2014.1. Departemen
Kesehatan.Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
http://www.depkes.go.id/downloads/pedoman_stbm.pdf (accessed 1st
September 2014)1. Pokja AMPL.Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
http://www.ampl.or.id/program/sanitasi-total-berbasis-masyarakat-stbm-/4
(accessed 1st September 2014)1. Kamus Besar Bahasa Indonesia
[serial online]. Available : http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi(cited 1
September 2014)1. Depkes RI Modul Pelatihan Stop Buang Air Besar
Sembarangan (STOP BABS) Jakarta 2008 1. PAMSIMAS. Field Book
Strategi dan Langkah Pemicuan Masyarakat dalam Program PAMSIMAS;
2012
LAMPIRAN
Gambar 1 dan 2. Kegiatan Pelatihan (kiri) dan Tahap Pemicuan
(kanan)
Gambar 3 dan 4. Tahap Transekwalk (kiri) dan tempat BABS warga
(kanan)
Gambar 5 dan 6. Hasil Komitmen warga (kiri) dan Foto bersama
peserta (kanan)
Hasil Observasi (10 dan 13 September 2014)
10 September 2014
Gambar 7 dan 8. Hasil Observasi 2 tempat BABS warga
13 September 2014
Gambar 9. Lingkungan lokasi 1 BABS
Gambar 10. Kotoran pada lokasi BABS warga
Gambar 11. Lingkungan tempat lokasi 2 BABS warga
Gambar 12. Kotoran pada lokasi 2 BABS warga29