RSUD Raden Mattaher Jambi Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Disusun Oleh RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi TIM PROMKES Tahun 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada panyakit yaitu hanya menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang bersangkutan diberi pengobatan. Dalam keadaaan yang memerlukan, si sakit dirawat di rumah sakit. Sesudah sembuh dipulangkan, lalu kambuh dengan penyakit yang sama sehingga yang bersangkutan dirawat kembali
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
RSUD Raden Mattaher Jambi
Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)Disusun Oleh
RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi
TIM PROMKES
Tahun 2014
1BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada panyakit yaitu
hanya menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang bersangkutan diberi
pengobatan. Dalam keadaaan yang memerlukan, si sakit dirawat di rumah sakit. Sesudah
sembuh dipulangkan, lalu kambuh dengan penyakit yang sama sehingga yang bersangkutan
dirawat kembali di rumah sakit. Demikian siklus ini berlangsung terus, kemudian disadari,
bahwa untuk memelihara kesehatan masyarakat diperlukan sesuatu rangkaian usahayang
lebih luas, dimana perawatan dan pengobatan rumah sakit hanyalah salah satu bagina kecil
dari rangkaian usaha tersebut.
Efektivitas suatu pengobatan,selain dipengaruhi oleh pola pelayanan kesehatan yang
ada serta sikap dan keterampilan para pelaksanannya, juga sangat dipengaruhi oleh
lingkungan, sikap, pola hidup pasien dankeluarganya. Selain itu, tergantung juga pada
kerjasama yang positif antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Kalau
pasien dan keluarganya memiliki pengetahuan tentang cara-cara penyembuhan dan
pencegahan penyakitnya, serta keluarga pasien mampu dan mau berpartisipasi secara positif,
maka hal ini akan membantu peningkatan kualitas kesahatan masyarakat pada umumnya.
Promosi Kesehatan rumah sakit (PKRS) berusaha mengembangkan pengertian pasien,
keluarga, dan pengunjung rumah sakit tentanf penyakit dan pencegahannya. Selainitu,PKRS
juga berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit
untuk berperan secara positif dalam berusaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh
karena itu, PKRS merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pelayanan kesehatan
rumah sakit.
B. Isu Strategis
Promosi Kesehatan di Rumah sakit telah diselanggarakan sejak tahun 1994 dengan
nama Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS). Seiring dengan
pengembangannya, pada tahun 2003, isitlah PKMRS berubah menjadi Promosi Kesehatan
Rumah sakit (PKMRS). Seiring dengan pengembangannya, pada tahun 2003, istilah PKMRS
berubah menjadi promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS). Berbagai kegiatan telah
dilakukan untuk mengembangkan PKRS seperti penyusunan pedoman PKRS, advokasi dan
sosialisasi PKRS kepada Direktur rumah sakit pemerintah, pelatihan PKRS, pengembangan
dan distribusi media serta pengembangan model PKRS antara lain di Rumah Sakit Pasar
Rebo di Jakarta dan Rumah Sakit Syamsuddin, SH di Sukabumi. Namun pelaksanaan PKRS
dalam kurun waktu lebih dari 15 tahun belum memberikan hasil yang maksimal dan
kesinambungannya di rumah sakit tidak terjaga dengan baik tergantung pada kuat tidaknya
komitmen Direktur rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut, beberapa isu strategis yang muncul dalam Promosi
Kesehatan di Rumah sakit, yaitu:
Sebagian besar Rumah Sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu kebijakan upaya
pelayanan kesahatan di Rumah Sakit.
Sebagian besar Rumah Sakit belum memberikan hak pasien untuk mendapatkan informas
tentang pencegahan dan pengobatan yang berhubungan dengan penyakitnya.
Sebagian besar Rumah Sakit belum mewujudkan tempat kerjayang aman,bersih dan sehat.
Sebagian besar Rumah Sakit kurang manggalang kemitraan untuk meningkatkan upaya
pelayanan yang bersifat preventif dan promotif.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/MENKES/SK/
VI/2000 tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010,
pemberian promosi kesehatan yang menyeluruh kepada pasien mengenai merupakan HAK
pasien dan KEWAJIBAN Rumah Sakit dan seluruh tim medis Rumah sakit. Informasi yang
diberikan dapat mencakup upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan kesehatan
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitative).
Promosi kesehatan harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan,
serta dilaksanakan bersama antara unit-unit rumah sakit yang terkait sesuai dengan keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1426/MENKES/SK/XII/2006 tentang
Petunjuk Teknis promosi Kesehatan Rumah Sakit.
Pemberian informasi medis yang menyeluruh juga dapat membantu pasien untuk
menentukan pilihan diagnostik, terapi maupun rehabilitasi yang nantinya akan
mempengaruhi prognosisnya, sehingga sejalan dengan etika kedokteran mengenai autonomi
pasien. Hal ini juga diharapkan akan membangun hubungan dokter dan rumah sakit kepada
pasien, meningkatkan mutu pelayanan serta menimbulkan rasa percaya dan aman sehingga
komplians pasien juga diharapkan akan lebih baik. Berdasarkan hal tersebut diatas dan dalam
rangka peningkatan mutu pelayanan medis rumah sakit, maka dibentuklah panitia Promosi
Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS).
C. Dasar hukum
Undang-undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan:
Pasal 7
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang
seimbang dan bertanggung jawab.
Pasal 8
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk
tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga
kesehatan
Pasal 10
Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upara memperoleh
lingkungan yang sehat baik fisik, biologi, maupun sosial.
Pasal 11
Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan,
mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pasal 17
Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan aksed terhadap informasi, edukasi,
dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pasal 18
Pemerintah bertanggung jawab memberdayakan dan mendorong peran aktif
masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan. Upaya kesehatan diselenggarakan
dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
yang dilaksanakan secara terpadu, meyeluruh dan berkesinambungan.
Pasal 55
Pemerintah wajib menentapkan standar mutu pelayanan kesehatan
Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) diatur
dengan peraturan Peraturan pemerintah
Pasal 62
Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan
melalui kegiatan penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk
menunjang tercapainya hidup sehat.
Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya uang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk menghindari atau mengurangi resiko,
maslaah dan dampak buruk akibat penyakit
Pemerintah dan pemerintah daerahmenjamin dan menyediakan fasilitas untuk
kelangsungan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
Ketentuan berlanjut tentang upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
diaturdengan peraturan Menteri.
Pasal 115
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada fasilitas pelayanan kesehatan. Pemerintah Daerah
wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di wilayahnya
Pasal 168
Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efesien diperlukan
informasi kesehatan. Informasi kesehatan sebagaimana dimaksudkan ayat (1)
dilakukan melalui sistem informasi dan melalui lintas sector. Ketentuan lebih lanjut
mengenai sistem informasi sebagaimanadimaskudkan pada ayat (2) diatur oleh
Peraturan Pemerintah
Undang-undang RI nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit:
Pasal 1
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayana rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.
Pasal 4
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna
Pasal 10, ayat 2
Bangunan Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas ruang , butir m) ruang penyuluhan
kesehatan masyarakat rumah sakit
Pasal 29
Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban; butir a)memberikan informasi yang benar
tentang pelayanan Rumah sakit kepada masyarakat.
Pasal 32
Setiap pasien mempunyai hak, buti d) memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu
sesuai dengan stadar profesi danpstandar prosedur operasional.
Surat Keputusan Menteri kesehatan Nomor 267/MENKES/SK II/2010 tentang Penetapan
Road Map Reformasi Kesehatan Masyarakat,dimana hal ini tidak terpisahkan dengan
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014. Salah satu Prioritas Reformasi
Kesehatan yang dimaksud adalah Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia (World Class
Hospital).
Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan( Lembaran negara Tahun 1992
nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495)
Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kehatan (Lembaran Negara
Tahun 1996 nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637)
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 159b/MENKES/PER/ II/ 1988
tentang Rumah Sakit.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/MENKES/SK/ VI/2000
tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004/MENKES/ SK/ I/2003
tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi bidang Kesehatan.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1547/MENKES/SK/X/2004
tentang Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/kota.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1114/MENKES/SK/VIIX/2004
tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1193/MENKES/SK/X/2004
tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1426/MENKES/SK/XII/2006
tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER JAMBI
A. Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi
Rumah sakit Daerah Raden Mattaher Jambi berdiri pada tahun 1948 dan bergabung
dengan Rumah Sakit Tentara Jambi. Rumah Sakit ini terletak di Jalan Raden Mataher Jambi,
dengan status Rumah Sakit ini pada waktu itu adalah Type “C” non pendidikan. Kemudian
pada tanggal 09 November 1972, rumah sakit daerah propinsi Jambi pindah ke Jalan Letjen
Soeprapto No. 31 Telanai Pura Jambi. Rumah Sakit Daerah Raden Mataher Propinsi Jambi
dibangun di atas tanah seluas 49,561 M persegi dengan luas bangunan seluruhnya 12.282 M
persegi.
Rumah Sakit daerah Raden Mattaher Jambi semula bernama Rumah Sakit Daerah
Provinsi Jambi dan kemudian pada bulan November 1999 bertepatan pada hari Kesehatan
Nasional tahun 1999 Rumah Sakit ini diberi nama sesuai dengan nama salah satu Pahlawan
Nasional Daerah Jambi yaitu Raden Mattaher. Berdasarkan Perda Nomor 13 tahun 2002
tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Raden Mattaher Propinsi Jambi,
sebagai pengganti Perda No 13 tahun 1994. Kedudukan RSD Raden Mattaher Propinsi
Jambi merupakan Lembaga Teknis Daerah sebagai unsur penunjang Pemerintah Daerah,
dipimpin oleh seorang Direktur dan Bertanggung jawab kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah.
Berdasarkan keputusan Gubernur Nomor 13 tahun 2002 Rumah Sakit Daerah Raden
Mattaher provinsi jambi yang telah meningkatkan typenya menjadi type “B” non pendidikan,
yang merupakan rumah sakit dengan rujukan tertinggi di Provinsi Jambi yang selalu
dituntut untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan dengan baik. Tahun
2009 Rumah sakit Daerah Raden Mattaher meningkatkan typenya menjadi Type “B”
Pendidikan dengan 320 TT. Sebagai penjabaran dari tugas dan fungsi serta struktur rumah
sakit maka tugas dan fungsi dibagi dibagi habis kepada Bagian, Bidang, Instalasi, Pelayanan
1. Panitia PKRS langsung dibawahi oleh Direktur pelayanan Rumah sakit.
2. Ketua PKRS bertanggung jawab langsung kepada Direktur pelayanan Rumah sakit.
3. Wakil ketua PKRS PKRS bertanggung jawab langsung kepada Ketua PKRS dan berlaku sebagai mitra.
4. Ketua dan wakil ketua PKRS bermitra untuk mengkoordinasikan setiap anggota PKRS
5. Sekretaris bertanggungjawab langsung kepada ketua PKRS dan diharuskan menyusun rapat, membuat notulen rapat dan sidang PKRS
6. Setiap anggota PKRS berdiri mandiri dan aktif untuk membuat, melaksanakan dan menerapkan program kerja PKRS di bagian/unit masing – masing kerja.
7. Setiap anggota PKRS berkewajiban membuat identifikasi kebutuhan promosi kesehatan dan menyarankan program kerja yang sesuai serta bertanggungjawab langsung kepada
Ketua PKRS
8. Hasil dari identifikasi kebutuhan promosi kesehatan dianalisa dan diolah di panitia PKRS untuk selanjutnya ditindak lanjuti dan diterapkan oleh panitia PKRS.
BAB IX
PEDOMAN PELAYANAN PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
A. Pengertian
Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1114/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah,
prinsip dasar promosi kesehatan rumah sakit adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka
dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan.
Menolong diri sendiri artinya masyarakat mampu menghadapi masalah-masalah
kesehatan potensial (yang mengancam) dengan cara mncegahnya, dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan yang sudah terjadi dengan cara menanganinya secara efektif serta
efesien. Dengan katta lain, masyarakatmampu berperilaku hidup bersih dan sehat dalam
rangka memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya (problem solving), baik
masalah-masalah kesehatan yang sudah diderita maupun yang potensial (mengancam),
secara mandiri (dalam batas-batas tertentu).
Jika definisi itu diterapkan di rumah sakit, maka dapat dibuat rumusan sebagai
berikut: Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyrakat, agar pasien dapat mandiri
dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok
masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah maslaah-maslaah
kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat,melalui
pmebelajaran dari, oleh, untuk dan bersama mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta
didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
B. Ruang Lingkup promosi kesehatan
Pada dasarnya banyak tersedia peluang untuk melaksanakan promosi kesehatan di
RS. Secara umum peluang itu dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Di dalam gedung
Di dalam gedung RS, PKRS dilaksanakan seiring dengan pelayanan yang
diselenggarakan rumah sakit, Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa didalam gedung,
terdapat peluang-peluang:
Di ruang pendaftaran/adminsitrasi, yaitu di ruang dimana pasien/klien harus
melapor/mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan RS. PKRS dalam pelayanan Rawat
Jalan bagi pasien,yaitu di poliklinik-poliklinik seperti poliklinik kebidanan dan
kandungan, poliklinik anak, poliklinik mata, poliklinik bedah, poliklinik penyakit dalam
dan lain-lain. PKRS dalam pelayanan Rawat Inap bagi pasien, yaitu di ruang-ruang
gawat darurat, rawat intensif dan rawat inap. PKRS dalam pelayanan Penunjang Medik
bagi pasien yaitu pelayanan obat/apotik, pelayanan laboratorium, dan pelayanan
rehabilitasi medik. PKRS dalam pelayanan bagi klien (Orang sehat), yaitu seperti di
kesehatan remaja, dan lain-lain. PKRS di ruang Pembayaran rawat inap, yaitu di ruang di
mana pasien rawat inap harsu menyelesaikan pembayaran rawat inap, sebelum
meninggalkan RS. Promosi kesehatan oleh panitia PKRS dalam pelayanan-pelayanan
diatas ditangani oleh unit unit Panitia PKRS yaitu: medical information, keperawatan
(bidan dan perawat), rehabilitasi medik, Customer service, gizi, farmasi dan rekam medis.
2. Di luar gedung
Kawasan luar gedung RS yang dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk PKRS, yaitu:
PKRS di tempat parkir, yaitu pemanfaatan ruang yang ada di lapangan/gedung
parkir sejak dari banguna gardu parkir sampaike sudut-sudut lapangan/ gedung
parkir.
PKRS di taman RS, yaitu baik taman-taman yang ada di depan, samping/sekitar
maupun di dalam/halaman dalam RS.
PKRS di kantin/warung-warung/kios-kios yang ada di kawasan RS
PKRS di tempat ibadah yang tersedia di sekitar RS
PKRS di pagar pembatas kawasan RS
3. PKRS di dinding luar RS
Panitia PKRS berada dibawah naungan pelayanan medis RSUD Raden Mattaher
Jambi dan berkoordinasi dengan DPJP, dokter ruangan dan seluruh jajaran unit pelayanan
Rumah Sakit dalam menyampaikan informasi medis kepada pasien. Informasi medis tertulis
yang diberikan meliputi 10 penyakit terbanyak di RSUD Raden Mattaher Jambi yaitu:
stroke, diabetes melitus, hipertensi, paska operasi appendiks, paska operasi hernia, paska
operasi hemoroid, paska operasi sumbing , demam berdarah, demam tiphoid dan diare.
Pemberian promosi kesehatan dapat dilaksanakan di setiap instalasi rumah sakit dan oleh
personel medis yang berkompetensi di bidang tersebut terutama rawat inap, rawat jalan,
penunjang medis, fisioterapi, farmasi dan lain-lain. Informasi diluar kategori 10 penyakit
terbanyak disampaikan secara lisan oleh subunit panitia PKRS baik di seluruh instalasi
rumah sakit maupun di suatu ruangan PKRS khusus.
C. Denah ruangan
Ruang penyuluhan PKRS dapat digunakan oleh setiap unit PKRS dan terletak di
sebelah admission rawat jalan dan customer service unit. Suasana dalam ruang PKRS dibina
sedemikian rupa sehingga tenang dan kondusif dalam menyampaikan informasi dan promosi
kesehatan bagi pasien dan klien.
D. Tatalaksana
Promosi kesehatan Rumah sakit adalah suatu tim rumah sakit yang terdiri dari tim
medis dan non medis yang berperan dalam menyediakan, menyampaikan informasi medis
serta mengedukasi pasien rumah sakit mengenai kondisi yang berhubungan dengan
penyakit pasien di area rumah sakit yaitu rawat inap (saat dirawat dan sebelum pasien
pulang), rawat jalan, IGD dan penunjang medis. Tim tersebut merupakan titik akhir
pelayanan tim medis RSUD Raden Mattaher Jambi. Pelayanan panitia PKRS terdiri dari
pelayanan promosi kesehatan dan informasi yang berhubungan dengan pasien dari 7 subunit
panitia PKRS yang terintegrasi. Unit- unit tersebut adalah Customer Service (CS), Medical
Information for Patient Care (MIPC), Gizi, Keperawatan ( perawatan dan bidan), Fisioterapi
(Ft), Farmasi, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dan Rekam Medis (RM).
E. Tujuan:
1. Tujuan Umum : Memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan
lebih dalam tentang penyakitnya secara holistik
1. Tujuan Khusus
Rawat inap : memberikan edukasi dan informasi kepada pasien yang perlu penjelasan
lebih dalam mengenai penyakitnya pada saat awal perawatan, selama perawatan dan
ketika pasien akan pulang
Rawat jalan: memberikan edukasi dan informasi kepada pasien mengenai kondisi
penyakitnya dan memberikan saran medis dan pemeriksaan diagnostik (laboratorium
atau radiologi) yang menunjang ketepatan diagnosis pada pasien tersebut merujuk
pasien kepada dokter spesialist yang berkompeten menangani penyakit pasien tersebut
membuatkan resume medis pasien
Rawat inap
Apabila pasien baru masuk kedalam kategori 10 penyakit terbanyak di ruang rawat inap
RSUD Raden Mattaher Jambi, perawat mengidentifikasi kebutuhan informasi dan
edukasi yang dibutuhkan oleh pasien sebagai edukasi kolaboratif yaitu pemberian edukasi
kepada pasien yang membutuhkan informasi dari lebih dari satu subunit PKRS yaitu
Customer service, Medical Informasi, farmasi, fisiotererapi, keperawatan, PPI dan Gizi.
Hal ini dimaksudkan untuk memastikan informasi dan edukasi yang diberikan kepada
pasien baik di rawat inap maupun rawat jalan, sesuai dengan kondisi penyakitnya dan
diberikan secara holistik. Maka perawat memberikan edukasi sesuai SPO pemberian
edukasi kolaboratif.
Apabila pasien baru tidak masuk kedalama kategori 10 penyakit terbanyak maka edukasi
diserahkan kepada DPJP atau dokter ruangan atau subunit PKRS yang terkait.
Apabila pasien dan/ keluarga yang sedang dirawat di ruang rawat inap membutuhkan
informasi yang lebih dalam mengenai perjalanan penyakit, evaluasi, rencana terapi dan
lain-lain, maka perawat dapat meminta bantuan DPJP/ dokter ruangan atau subunit
panitia PKRS yang terkait.
Apabila pasien sudah diperbolehkan pulang oleh DPJP, maka pemberian informasi akan
diberikan sesuai dengan poin 1-3 diatas ( apabila masih membutuhkan).
Pemberi informasi medis dan edukasi yang berhubungan dengan Clinical pathway adalah
dokter ruangan/ DPJP dan informasi pulang pasine dapat diberikan oleh perawat.
Setiap pasien yang diedukasi WAJIB di catat nama, no rekam medik, DPJP, diagnosa dan
kode pamflet pemberian edukasi (bila tersedia) atau ringkasan poin-poin edukasi secara
tertulis abaila tidak terdapat dalam pamflet yang tersedia.
Pemberian edukasi dan informasi dilaksanakan sesuai dengan SPO pemberian edukasi
dan SPO pemberian edukasi kolaboratif.
Pencatatan pasien yang teredukasi sesuai dengan SPO pencatatan LOGBOOK
Pemberian edukasi harus dilakukan selambat-lambatnya 1 x 24 jam dari waktu DPJP
mendiagnosis pasien
Apabila ada pertanyaan pasien yang tidak dapat dijawab saat itu juga oleh DPJP, PPJP,
dokter ruangan atau subunit panitia PKRS terkait, maka jawaban standard yang akan
diberikan adalah sebagai berikut: “Saya belum ada jawaban mengenai pertanyaan tersebut
namun akan saya konfirmasikan kepada dokter spesialis yang merawat anda dan akan saya
sampaikan jawaban pertanyaan anda secepatnya. Mohon memberikan nomer telpon yang
dapat dihubungi”.
Disetiap unit terkait akan disediakan 1 folder berisi lembar edukasi dari unit yang
bersangkutan, dijaga agar tetap tersedia ( 50 lembar per materi/bulan)
ALUR PELAYANAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
Rawat jalan
Apabila pasien rawat jalan yang datang berobat masuk kedalam kategori 10 penyakit
terbanyak, maka di ruang rawat jalan RSUD Raden Mattaher Jambi, perawat
mengidentifikasi kebutuhan informasi dan edukasi yang dibutuhkan oleh pasien sebagai
edukasi kolaboratif yaitu pemberian edukasi kepada pasien yang membutuhkan informasi
dari lebih dari satu subunit PKRS yaitu Customer service, Medical Informasi, farmasi,
fisiotererapi, keperawatan, PPI dan Gizi. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan informasi
dan edukasi yang diberikan kepada pasien baik di rawat inap maupun rawat jalan, sesuai
dengan kondisi penyakitnya dan diberikan secara holistik. Maka perawat memberikan
edukasi sesuai SPO pemberian edukasi kolaboratif.
Apabila pasien datang pada saat jam kerja (Senin- Jumat, pkl 08.00-17.00) maka pasien
dapat dijelaskan verbal dan diberikan leaflet edukasi sesuai dengan penyakitnya oleh subunit
PKRS terkait.
Apabila pasien datang diluar jam kerja seperti tertera diatas, maka pasien akan mendapatkan
informasi tertulis (leaflet) dan verbal oleh perawat unit terkait.
Apabila pasien ini dijelaskan lebih dalam mengenai informasi terkait penyakitnya oleh
subunit tertentu, maka pasien diharuskan membuat perjanjian pada hasi kerja berikutnya.
Apabila pasien tidak masuk kedalam 10 penyakit terbanyak maka informasi akan diberikan
oleh DPJP terkait/ dokter jaga atau dokter medical information (pada jam kerja)
Apabila pasien rawat jalan datang untuk menanyakan rencana diagnosis atau konsulatasi
awal mengenai kondisi penyakitnya tanpa berobat, maka informasi akan diberikan oleh
dokter medical information sesuai dengan SPO pemberian edukasi.

BAB IX
MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring kinerja PKRS dilakukan dengan pemantauan setiap hari oleh setiap PJ unit terkait, dokumentasi permintaan PKRS di
status pasien, pencatatan pasien yang teredukasi di LOGBOOK (unit dan edukasi kolaboratif) dan formulir pemberian informasi
dan formulir pemberian edukasi kolaboratif. Monitoring jumplah pamflet yang tersedia dilakukan dengan penyediaan 50 lembar
untuk setiap topik materi edukasi disetiap unit terkait setiap bulannya dan dilakukan refill atau pengisian ulang setiap bulannya.
Apabila pamflet habis sebelum sebulan, maka permintaan pamflet dapat dilakukan ke panitia PKRS (lihat lembar permintaan
pamflet edukasi)
Evaluasi kualitas sumberdaya manusia dan fasilitas dilakukan dengan survey lapangan setiap bulan dan pelatihan
mengnai materi edukasi unit-unit PKRS setiap 6 bulan sekali. Evaluasi kinerja panitia PKRS dilakukan dengan laporan bulan dari
setiap unit PKRS, laporan bulanan panitia PKRS dan survery kepuasan pelanggan setiap 3 bulan.
BAB X
DOKUMEN BUKTI
Dokumen bukti adalah segala bentuk informasi tertulis dalam rangka promosi kesehatan yang dibuat oleh dan dari unit-unit
PKRS yang meliputi:
Materi edukasi
Standard prosedur Operasional (SPO)
Formulir
Lembar permintaan
Dan lain sebagainnya
Semua dokumen ini disertakan dalam appendix dan digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan PKRS dan penerapan
pelayanan PKRS bagi setiap pasien.
BAB X
DOKUMEN BUKTI
Dokumen bukti adalah segala bentuk informasi tertulis dalam rangka promosi kesehatan yang dibuat oleh dan dari unit-unit
PKRS yang meliputi:
Materi edukasi
Standard prosedur Operasional (SPO)
Formulir
Lembar permintaan
Dan lain sebagainnya
Semua dokumen ini disertakan dalam appendix dan digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan PKRS dan penerapan
pelayanan PKRS bagi setiap pasien.
Pedoman PKRS RSUD Rd. Mattaher Tahun 2014
No.
Rencana Kegiatan Target Waktu Indikator Keberhasilan
1.
2.3.4.5.6.7. 8.9.
Pembentukan Panitia PKRS
Pembuatan Pedoman pengorganisasian dan pedoman pelayanan PKRS
Penetapan Program kerja PKRS
Pelatihan dan sosialisasi pelayanan PKRS
Pedoman komunikasi efektifPrinting Pamflet materi edukasiPenerapan pelayanan promosi kesehatan rumah sakitMonitoring dan evaluasi kinerja PKRSSurvey lapangan
Desember 2011Januari- Februari 2012Januari- Februari 2012Januari- Februari 2012Februari 2012Februari 2012Februari- Desember 2012Maret- Desember2012Januari-Desember
SK direktur
Terbentuknya struktrur organisasi dan anggotanya
Pedoman PKRS
Program Kerja PKRS
Penjadwalan diklat tentang:
Clinical Pathway dan daily plan
( 10 penyakit terbanyak)
tatalaksana pelayanan PKRS
Promosi kesehatan kebidanan
informasi Promosi PPI dan farmasi
Informasi fisioterapi dan gizi
komunikasi efektif dan informasi pelayanan customer service
Tercetaknya pamflet dan tersedia di setiap unit yang membutuhkan
PJ: PJ: Setiap unit PKRS secara simultan bekerja sama untuk meningkatkan promosi kesehatan Rumah sakitDilakukan tiap bulan dalam bentuk laporan bulananDilakukan setiap