BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan berkaitan dengan cara-cara produksi organik atau non organik hanya apabila pangan tersebut berasal dari sebuah sistem pertanian organik yang menerapkan praktek- praktek manajemen yang bertujuan untuk memelihara ekosistem untuk mencapai produktivitas yang berkelanjutan, dan melakukan pengendalian gulma, hama dan penyakit, melalui berbagai cara seperti daur ulang residu tumbuhan dan ternak, seleksi dan pergiliran tanaman, manajemen pengairan, pengolahan lahan dan penanaman serta penggunaan bahan-bahan hayati. Kesuburan tanah dijaga dan ditingkatkan melalui suatu sistem yang mengoptimalkan aktivitas biologis tanah dan keadaan fisik dan mineral tanah yang bertujuan untuk menyediakan suplai nutrisi yang seimbang bagi kehidupan tumbuhan dan ternak serta untuk menjaga sumberdaya tanah. Produksi harus berkesinambungan dengan menempatkan daur ulang nutrisi tumbuhan sebagai bagian penting dari strategi penyuburan tanah. Manajemen hama dan penyakit dilakukan dengan merangsang adanya hubungan seimbang antara inang/predator, peningkatan populasi serangga yang menguntungkan, pengendalian biologis dan kultural serta
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pangan berkaitan dengan cara-cara produksi organik atau non organik hanya
apabila pangan tersebut berasal dari sebuah sistem pertanian organik yang menerapkan
praktek-praktek manajemen yang bertujuan untuk memelihara ekosistem untuk mencapai
produktivitas yang berkelanjutan, dan melakukan pengendalian gulma, hama dan
penyakit, melalui berbagai cara seperti daur ulang residu tumbuhan dan ternak, seleksi
dan pergiliran tanaman, manajemen pengairan, pengolahan lahan dan penanaman serta
penggunaan bahan-bahan hayati. Kesuburan tanah dijaga dan ditingkatkan melalui suatu
sistem yang mengoptimalkan aktivitas biologis tanah dan keadaan fisik dan mineral tanah
yang bertujuan untuk menyediakan suplai nutrisi yang seimbang bagi kehidupan
tumbuhan dan ternak serta untuk menjaga sumberdaya tanah.
Produksi harus berkesinambungan dengan menempatkan daur ulang nutrisi
tumbuhan sebagai bagian penting dari strategi penyuburan tanah. Manajemen hama dan
penyakit dilakukan dengan merangsang adanya hubungan seimbang antara
inang/predator, peningkatan populasi serangga yang menguntungkan, pengendalian
biologis dan kultural serta pembuangan secara mekanis hama maupun bagian tumbuhan
yang terinfeksi.
Dasar budidaya ternak secara organik adalah pengembangan hubungan secara
harmonis antara lahan, tumbuhan dan ternak, serta penghargaan terhadap kebutuhan
fisiologis dan kebiasaan hidup ternak. Hal ini dipenuhi melalui kombinasi antara
penyediaan pakan yang ditumbuhkan secara organik yang berkualitas baik, kepadatan
populasi ternak yang cukup, sistem budidaya ternak yang sesuai dengan tuntutan
kebiasaan hidupnya, serta cara-cara pengelolaan ternak yang dapat mengurangi stress dan
berupaya mendorong kesejahteraan serta kesehatan ternak, pencegahan penyakit dan
menghindari penggunaan obat hewan kolompok sediaan farmasetika jenis kemoterapetika
(termasuk antibiotika).
Pestisida atau bahan pembasmi serangga dan penyskit kini digunakan secara luas
oleh masyarakat petani. Pestisida, selain merupakan alat pembasmi serangga, juga
merupakan racun yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Karena itu perlu
ditangani dengan baik dan hati-hati. Pestisida yang biasa kita dapat di pasar adalah dalam
bentuk cair, tepung atau butiran. Ketiganya sama berbahayanya bagi kesehatan. Pestisida
dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit, pernapasan, mulut, dan mata Dalam laporan
laporan praktikum ini akan dibahas lebih jauh apa sebenarnya jenis pestisida khususnya
fungisisda serta hal-hal yang terkait didalamnya
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Untuk mengetahui fungisida tersebut
2. Untuk mengatahui aplikasi dalam fungisida pada praktikum
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
Alat :
1. Kertas gambar
2. Pensil/pena gambar
Bahan :
• Jenis-jenis Pestisida
B. Cara Kerja
Untuk cara kerja praktikum kali ini cukup sederhana
• Siapkan jenis-jenis pestisida yang akan diamati
• Siapkan kertas gambar dan alat tulisnya
• Setelah keduanya siap maka amati satu persatu jenis pestisida tersebut
• Tulis nama, bahan aktif dan sebagainya pada pestisida atau pelabelan
pada pestisida
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
Cupravit OB 21
Grup : Fungisida
Bahan Aktif : Copper oxychloride 50%
Ukuran Kemasan : 1 kg
Fungisida kontak berspektrum luas dan dapat mengontrol berbagai penyakit tanaman. Harus
dipergunakan dengan cara penyemprotan di awal pertumbuhan sebagai perlindungan sebelum
penyakit menyerang daun atau buah. Penyemprotan harus diulang untuk menghindari terjadinya
pengulangan infeksi dan menyebarnya penyakit dan untuk melindungi daun muda serta pucuk
baru.
Rekomendasi:
Tanaman Masalah Dosis Aplikasi
Cokelat
Pod rot
Phytophthora palmivora 4 g/l Foliar spray, dengan volume air 500 l/ha. Aplikasikan pada gejala
yang timbul, dengan interval 7 hari
Cabai
Leaf Spot
Cercospora sp. 1-2 g/l Foliar spray, dengan volume air 500-1000 l/ha. Aplikasikan pada gejala
yang timbul, dengan interval 7 hari
Cabai
Anthracnose
Colletotrichum capsici 2 g/l Foliar spray, dengan volume air 00-1000 l/ha. Aplikasikan pada
gejala yang timbul, dengan interval 7 harI
Jeruk
Powdery mildew
Oidium tingitaninum 4 g/l Foliar spray, dengan volume air 500 l/ha. Aplikasikan pada gejala
yang timbul, dengan interval 5-7 hari
Kopi
Rust
Hemileia vastatrix 4 g/l Foliar spray, dengan volume air 500 l/ha. Aplikasikan pada gejala yang
timbul, dengan interval 5-7 hari.
Anggur Downy mildew
Plasmopara viticola 1,5 - 3 g/l Foliar spray, dengan volume air 500 l/ha. Aplikasikan pada gejala
yang timbul, dengan interval 5-7 hari.
Kacang Leaf Spot
Cercospora arachidicola, Cercospora personata 4 g/l Foliar spray, dengan volume air 500 l/ha.
Aplikasikan pada gejala yang timbul, dengan interval 10 hari, dan 3-4 kali interval
pengampilaksian.
Teh
Blister blight
Exobasidium vexans 300-500 g/ha Foliar spray, dengan volume air 250-500 l/ha. Aplikasikan
satu hari setelah pengambilan daun, dengan 5-7 hari interval.
Tembakau
Damping off
Pythium sp. 5 g/l (nursery) Foliar spray, dengan volume air 600-800 l/ha. Aplikasikan pada
gejala yang timbul, dengan interval 3 hari.
Racun dan Info Keamanan
Keracunan LD50
Oral, rat : >1000 mg/kg
Dermal, rat : >5000 mg/kg
Peringatan Bahaya
Peringatan Bahaya Tidak Diperlukan
Gejala Keracunan
Gejala Gastroenteritic, kerusakan pada selaput mucous dari sistemgastrointestinal,
kerusakan pada pembuluh kapiler, dehidrasi dan kehilangan elektrolit.
Penawar Racun
Belum diketahui
Pertolongan Pertama
Informasi Umum
Pindahkan korban dari daerah bahaya. Buka baju yang terkena racun
Bila Terhisap
Pindahkan korban ke udara bersih, segera hubungi dokter.
Bila Terkena Kulit
Segera cuci kulit dengan air dan sabun yang banyak kemudian cari bantuan medis
Bila Terkena Mata
Cuci mata dengan air, konsultasikan dengan ahli mata.
Bila Tertelan
Langsung hubungi dokter
Informasi Untuk Dokter
perawatan yang harus dilakukan: pertolongan dasar, dekontaminasi, perawatan pada gejala.
Pemberian potassium hexacyanoferrate (II) dalam ukuran satu sendok kecil penuh.
Aliette 100 SA
Informasi Produk
Aliette fungisida merek ® memberikan benar, perlindungan dua arah sistemik terhadap
Phytophthora, penyakit bulai dan penyakitlainnya. Dengan beberapa mode aksi, Aliette serangan
patogenpada tahap pertumbuhan ganda untuk pengendalian penyakit lebih baik secara
keseluruhan. Dan tindakan yang unik ganda tidak hanya serangan dan jamur kontrol pada
kontak, tetapi jugamerangsang mekanisme sendiri pabrik pertahanan.
Terdaftar Tanaman : Sayuran berdaun, Buah Batu, POME Buah, Pohon Kacang, Jeruk, Berbuah
Sayuran.
Kunci Produk Manfaat
Beberapa modus tindakan untuk mengendalikan penyakit sayurandahsyat termasuk penyakit
bulai
Serangan patogen pada tahap pertumbuhan ganda, untuk pengendalian penyakit lebih baik secara
keseluruhan. Kegiatan sistemik memungkinkan untuk melakukan perjalanan ke atas dan ke
bawah. Diseluruh pabrik, menciptakan penghalanglengkap perlindungan sementara mencegah
mencuci-off
Spora menghambat produksi, sehingga mencegah penularanpenyakit untuk tanaman tetangga
Fungisida sistemik yang melindungi kualitas dan hasil panen untukhasil yang lebih baik atas
investasi.
Alliete 80 WP
Aluminium fosetil : 80 %, Fungisida sistemik, berbentuk tepung yang dapat disuspensikan
Untuk jenis tanaman
a. Lada :Penyakit busuk pangkal batang Phytophthora palmivora;
Penyemprotan volume tinggi :1 – 2 g/l
b. Nenas : Penyakit busuk hati dan busuk akar Phytophthora cinnamomi
Penyemprotan volume tinggi :1,5 – 3 kg/ha
Diproduksi oleh PT Bayer Indonesia Tbk. BG Crop Protection dengan nomor RI. 461/5-2004/T.
Anvil 50 SC
Fungisida sistemik berbentuk suspensi, berwarna putih kecoklat-coklatan untuk mengendalikan
penyakit pada tanaman apel, bawang merah, bawang putih, cabai, jambu mete, kacang tanah,
karet, kedelai kopi, padi, pisang, semangka dan tomat.
Bahan Aktif : heksakonazol 50g/l
No. : RI. 896/1-90/T
Aplikasi : Penyiraman pada akar/ leher akar dengan selang waktu 6 bulan.
Penyimpanan : disimpan ditempat tertutup, sejuk, jauh dari api dengan suhu yang tinggi
Petunjuk pertolongan : Tanggalkan pakaian, cuci mata bila terkena mata dengan air bersih, cuci
tangan dengan air dan sabun.
Rovral® 50 WP
Grup : Fungisida
Bahan Aktif : iprodion 50%
Ukuran Kemasan : 100 g
Rovral adalah fungisida pelindung yang mengandung iprodion sebagai bahan aktif. Sangay
efektif untuk melawan jenis jamur yang tahan dengan benzimidazole. Rovral diaplikasikan
sebelum penyakit menyerang, namun bisa juga dipergunakan untuk desinfektan pada bibit.
Rovral juga telah memperlihatkan hasil terbatas dengan cara kerja sistematis menemukan sumber
masalah di tanah berumput dan tanaman lain. Iprodione berfungsi dengan baik ketika
diaplikasikan sebagai fungisida untuk pencegahan namun dalam beberapa kasus dapat juga
dipergunakan untuk mengatasi masalah yang sudah terjadi dengan proses yang sistematis.
Cara Kerja
Iprodione mempengaruhi semua tahapan dalam siklus perkembangan jamur: penyemaian spora,
pertumbuhan mycelia dan produksi spora. Dalam level biokimia, penelitian terakhir
menunjukkan bahwa iprodione mungkin dapat menghalangi kinases protein dan kemudian
merintangi sinyal intra-cellular yang mengontrol fungsi-fungsi sel. Termasuk penyebaran
karbohidrat ke unsur-unsur pokok sel jamur. Iprodion efektif melawan beragam pathogen
tanaman dari jenis: Alternaria, Botrytis, Fusarium, Helmintosporium, Rhizoctonia, Sclerotinia,
Sclerotium, Septoria.
Ketika dipergunakan sebagai pelindung bibit untuk brassicas, ornamental species akan
menembus lapisan pelindung bibit dan membasmi infeksi yang disebabkan oleh Alternaria dan
Phoma spp.
Iprodione telah menunjukkan kerja sistematis di tanah berumput dengan spesies Poa annua.
Perawatan sebelum penanaman untuk kentang akan melindungi tanaman yang tumbuh dari by
soil-borne Rhizoctonia spp.
Bekerja aktif untuk pathogen yang termasuk jenis Botrytis, Monilia, Sclerotinia, Alternaria,