BAB IPENDAHULUAN
0. Latar BelakangDi Indonesia, tingkat pengetahuan masyarakat
mengenai pentingnya menjaga kesehatan lambung masih sangat rendah.
Padahal kenyataannya, sakit maag atau istilah ilmiah dikenal dengan
dispepsia ini sangat menganggu aktivitas sehari-hari, baik bagi
remaja maupun orang dewasa. Pada umumnya masyarakat hanya
mengetahui tentang gejala dan hanya mengandalkan obat warung untuk
mengobatinya, tanpa mengetahui penyebab dan pencegahannya. Selain
itu bahaya penyakit maag jika dibiarkan akan merusak fungsi
lambung. Umumnya, penduduk kota besar yang padat dengan kesibukan
kurang menjaga pola makannya secara teratur. Sehingga Bahaya
Penyakit Maag bisa kapan saja datang. Telat makan, maka tubuh
kurang pasokan energi. Padahal, tubuh butuh energi untuk melakukan
aktivitas sehari-hari. Cadangan energi tubuh akan diserap sehingga
kelelahan lebih cepat, dan terasa lebih berat. Penelitian yang
dilakukan di Indonesia dan juga luar negeri menunjukkan bahwa
keluhan penyakit maag fungsional paling banyak ditemui, yaitu
mencapai 70-80% dari seluruh kasus. Sakit maag fungsional adalah
sakit maag yang bukan disebabkan oleh gangguan pada organ lambung
melainkan lebih sering dipicu oleh pola makan yang kurang sesuai,
juga faktor psikis dan kecemasan. Bahkan jika ditelaah lebih jauh,
penyakit maag bisa berakibat fatal bagi kesehatan.Maag ditandai
dengan nyeri hebat di lambung dikarenakan asam lambung yang
meningkat. Biasanya penderita akan kesulitan mencerna makanan, saat
makan perut mereka akan terasa sangat sakit, begitu pun saat tidak
makan. Sakit yang seperti ini harus segera di tangani agar asama
lambung tidak semakin tinggi dan semakin melukai dinding lambung.
Biasanya obat untuk saikit maag diminum sebelum makan agar asam
lambung lebih terkontrol sehingga tidak mengganggu proses
pencernaan makanan dalam tubuh. Antasida adalah zat aktif yang
sering di gunakan untuk mengatasi gejala akibat asam lambung yang
berlebih. Antasida tidak bekerja menghambat produksi asam lambung,
tetapi dengan menetralisir asam lambung yang ada dengan demikian,
obat melindungi dinding lambung dari peradagangan akibat asam yang
belebih.
Orang yang menderita sakit maag membutuhkan obat yang cepat,
tepat dan efektif penggunaan obat dalam bentuk sediaan tablet
kunyah dirasa kurang efektif karena proses penetralisir asam
lambung yang lama selain itu di khawatirkan zat aktif yang
terkandung dalam tablet kunyah akan mengalami pengurangan di saat
pasien mengkonsumsi obat tersebut oleh karena itu, penggunaan obat
dalam bentuk suspense adalah pilihan yang sangat tepat karena
suspensi bekerja cepat menetralkan asam lambung dan zat aktif yang
terkandung dalam suspense tidak akan berkurang karena semuanya
masuk ke dalam tubuh dan langsung menuju lambung.0. Tujuan1. Tujuan
UmumTujuan umum dari pembuatan portofolio adalah mampu membuat
sediaan suspensi dengan baik dan benar sehingga mampu diaplikasikan
dengan baik saat melakukan praktikum.1. Tujuan KhususTujuan Khusus
dari pembuatan portipolio ini adalah sebagai berikut:a. Mengetahui
proses dan mampu melakukan pembuatan formulasi sediaan suspensi
oral dengan zat aktif Antasida untuk mengatasi pennyakit maagb.
Mengetahui proses dan mampu melakukan pembuatan praformulasi
sediaan suspensi oral dengan zat aktif Antasida untuk mengatasi
penyakit maagc. Mengetahui dan mampu melakukan evaluasi sediaan
suspense oral dengan zat aktif Antasida0. ManfaatManfaat dari
pembuatan portopolio ini adalah sebagai berikut:a. Manfaat bagi
MasyarakatManfaat untuk masayarakat adalah masyarakat memiliki
alternative pilihan obat dalam bentuk suspensi terutama untuk
mengobati penyakit maag.b. Manfaat bagi MahasiswaManfaat untuk
mahasiswa adalah mahasiswa menambah kompetensi dalam pembuatan
sediaan suspense
c. Manfaat bagi InstitusiManfaat bagi institusi adalah institusi
semakin dikenal oleh masayrakat karena memiliki mahasiswa yang
berkompeten pada bidangnya.d. Manfaat bagi industri adalah industry
dapat mengembangkan dan memproduksi sediaan suspensi untuk sakit
maag.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Penyakit Maag2.1.1 Definisi Penyakit MaagGastritis
atau secara umum dikenal dengan istilah sakit maag ialah peradangan
pada dinding lambung terutama pada selaput lendir lambung. Maag
merupakan gangguan yang paling sering ditemui diklinik karena
diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis. Penyakit ini sering
dijumpai timbul secara mendadak biasanya ditandai dengan rasa mual
dan muntah, nyeri,perdarahan, rasa lemah, nafsu makan menurun atau
sakit kepala.
2.1.2 Penyebab Penyakit MaagPenyebab penyakit maag dapat di
sebabkan karena1. Bakteri Helokobacter Pylori. Bakteri tersebut
hidup dibawah lapisan selaput lendir dinding bagian dalam lambung.
Lambung menghasilkan asam yang berfungsi untuk membunuh
mikroorganisme dalam makanan. Karenanya lambung memiliki lapisan
pelindung yang melindunginya dari asam yang ia hasilkan
sendiri.Helokobacter Pylori menyebabkan kerusakan/melemahnya
lapisan pertahanan lambung, sehingga lambung terlukai oleh asam
lambungnya sendiri.2. Stres dapat memicu maag karena dalam kondisi
stress sangat dimungkinkan orang akan melakukan tindakan yang
beresiko terjadinya maag seperti merokok, atau mengkonsumsi
alkohol. Selain itu diperkirakan dalam kondisi stress, hormon
adrenalin akan meningkat produksinya mengakibatkan produksi asam
meningkat pula, efeknya asam lambung pun juga meningkat.3. Makanan
atau minuman yang merangsang produksi peningkatan asam lambung
seperti minuman bersoda kandungan asam dari minuman bersoda ini
menjadi penyebab terjadinya penigkatan asam lambung, minuman
beralkohol dapat melemaskan sistem pencernaan sehingga produksi
asam lambung juga semakin meningkat, kopi kandungan kafein yang
tinggi menjadi pemicu peningkatan asam lambung, makanan pedas yang
dapat meningkatkan ekskresi asam lambung yang berlebih, makanan
bergas ada beberapa makanan yang bisa menciptakan asam dan gas
dalam lambung yang menyebabkan rasa kembung di perut seperti
singkong, makanan asam seperti buah-buahan yang mengandung rasa
asam akan akan meningkatkan asam pada lambung.
2.1.3 Gejala Penyakit MaagSecara medis, sakit maag didefinisikan
sebagai kumpulan gejala rasa sakit atau rasa tidak nyaman di ulu
hati, saluran cerna bagian atas. Gejala yang menyertai antara lain
perut kembung, mual dan muntah, sering merasakan lapar, saat buang
air besar merasakan sakit pada saluran pembuangan akhir seperti
rektum dan anus.2.1.4 Akibat Penyakit MaagAkibat dari penyakit maag
adalah sebagai berikut:a. Hepatitis Ab. Luka serius pada tukak
lambungc. Kanker lambung
2.1.5 Penanganan Penyakit MaagMaag bisa disembuhkan tetapi tidak
bisa sembuh total, maag adalah penyakit yang dapat kambuh apabila
pasien tidak makan teratur. Tetapi maag dapat di cegah, yaitu
dengan cara makan teratur, makan secukupnya, cuci tangan sebelum
makan dan jangan jajan sembarangan.Obat-obatan untuk sakit maag
umumnya dimakan duajamsebelum makan dan dua jam sesudah makan.
Adapun dengan tujuan obat dikonsumsi dua jam sebelum makan yaitu
untuk menetralisir asam lambung, karena pada saat tersebut
penumpukkan asam lambung sudah sangat banyak dan di dalam lambung
penderita pasti telah terjadi luka-luka kecil yang apabila terkena
asam akan terasa perih. Kemudian obat yangdiminumdua jam sesudah
makan bertujuan untuk melindungi dinding lambung dari asam yang
terus diproduksi. Akhirnya dua jam setelah makan, asam yang di
lambung akan terpakai untuk mencerna makanan sehingga sudah
ternetralisir dan tidak akan melukai dinding lambung.
2.2 Kajian Zat Aktif2.2.1 Defenisi Zat AktifAntasida adalah
senyawa yang mempunyai kemampuan menetralkan asam lambung.
Kemampuan menetralkan asam suatu antasida tergantung pada
kapasitasnya untuk menetralkan asam lambung dan apakah lambung
dalam keadaan penuh atau kosong karena adanya makanan, memungkinkan
antasida bekerja untuk waktu yang lebih lama. Antasida yang biasa
digunakan adalah aluminium hidroksida atau magnesium hidroksida,
baik tunggal atau kombinasi dari keduanya. Selain mengandung
aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida, antasida juga
mengandung simetikon yang mempunyai khasiat membantu pengeluran
kelebihan gas dalam saluran cerna. Beberapa antasida seperti
aluminium karbonat dan aluminium hidroksida dapat diberikan pada
penderita dengan diet fosfat rendah, untuk mencegah adanya
hiperfosfatemia, yaitu keadaan darah dengan kadar fosfat tinggi dan
dapat juga untuk mencegah terjadinya batu ginjal.2.2.2 Mekanisme
AntasidaMekanisme kerja antasida pada reseptor :a. Menetralkan HCl
dalam lambung dengan membentuk garam Al(Cl)3 dan H2Ob. Magnesium
hidroksida per oral bereaksi relatif cepat dengan HCl dalam lambung
membentuk magnesium klorida dan air. Magnesium hidroksida juga
mengosongkan usus dengan menyebabkan retensi osmotik cairan yang
mengembangkan kolon dengan aktivitas peristaltik yang meningkat.c.
Pada pemberian per oral bereaksi dengan asam lambung membentuk
magnesium klorida yang larut dan karbondioksida
2.2.3 Dosis AntasidaAntasida adalah obat maag yang paling sering
dikonsumsi di Indonesia. Antasida tersedia dalam sediaan sirup
maupun tablet. Antasida juga tersedia sebagai obat generik maupun
obat paten. Magnesium hidroksida dalam bentuk tablet tersedia dalam
ukuran dosis 311 mg, sedangkan dalam bentuk sirup tersedia dalam
ukuran dosis 400 mg/5 ml, 800 mg/5 ml, dan 2400 ml/10 ml. Antasida
lainnya, yakni aluminium hidroksida, dalam bentuk tablet tersedia
dalam ukuran dosis 80 mg, sedangkan dalam bentuk sirup tersedia
dalam ukuran 320 mg/5 ml. Magnesium hidroksida dan aluminium
hidroksida tersebut sering ditemukan dalam bentuk tablet maupun
sirup campuran keduanya. Dosis untuk sakit maag ialah 2-4 tablet
magnesium hidroksida sehari, atau 5-15 ml sirup magnesium
hidroksida sehari terbagi dalam 3-4 kali minum, atau 5-30 ml
aluminium hidroksida sehari terbagi dalam 3 kali minum.
2.2.4 Efek SampingAntasida termasuk obat yang aman. Efek samping
yang ditimbulkan sangat jarang ditemukan. Adapun efek samping
tersebut ialah tekanan darah rendah, penekanan proses bernapas,
diare, kram perut, gangguan keseimbangan elektrolit/ion tubuh, dan
rasa lemas otot. Efek samping yang muncul juga bukan karena senyawa
tunggal antasida melainkan reaksi dengan berbagai macam obat. Efek
samping yang ditimbulkan dari antasida juga masih bisa dikatakan
wajar karena tidak sampai menyebabkan kematian. Hal yang perlu
diperhatikan adalah waktu minum untuk antasida yaitu sebelum makan
agar asam lambung segera dinetralisasi.
2.2.5 Interaksi AntasidaInteraksi obat dimaksudkan agar lebih
baik untuk menghindarkan penggunaan bersamaan antasida dengan
obat-obat lain karena antasida akan mempengaruhi penyerapan
beberapa obat sehingga efek obat menurun dan juga mengubah keasaman
air kemih, menyebabkan beberapa obat diserap kembali kembali oleh
tubuh dan bukan dikeluarkan sehingga efek obat meningkat.Berikut
ini adalah beberapa contoh interaksi antasida:a. Interaksi antara
kinidin dan antasida mengakibatkan efek kinidin meningkat dan dapat
menurunkan tekanan darah, menyumbat jantung, atau menyebabkan
ketidakteraturan denyut jantung yang amat berbahaya.b. Interaksi
antara antasida dan amfetamin mengakibatkan pefek amfetamin yang
meningkat dan dapat terjadi efek samping seperti, gelisah, pusing,
bergerak secraa berlebihan, jantung berdebar, penglihatan kabur dan
mulut keringc. Interaksi antara antasida dengan digoksin
mengakibatkan efek digoksin yang berkurang dan kondisi jantung yang
diobati mungkin tidak terkendali dengan baik.d. Interaksi antara
antasida dengan simetidin mengakibatkan efek simetidin menurun dan
tukak lambung mungkin tidak dapat diobati dengan baik.2.3 Tinjauan
Sediaan2.3.1 Definisi Sediaan Suspensi Suspensi adalah sediaan yang
mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut,
terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus
dan tidak boleh cepat mengendap. Jika dikocok perlahan-lahan
endapan harus segera terdispersi kembali. Dapat mengandung zat
tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi. Kekentalan suspensi
tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.
(Farmakope Indonesia Edisi III).2.3.2Sejarah Sediaan
Suspensi2.3.3Keuntungan dan Kerugian Sediaan Suspensi2.3.3.1
Keuntungan dari Sediaan Suspensia. Suspensi merupakan sediaan yang
menjamin stabilitas kimia dan memungkinkan terapi dengan cairan.b.
Untuk pasien dengan kondisi khusus, bentuk cair lebih disukai
daripada bentuk padat.c. Suspensi pemberiaannya lebih mudah serta
lebih mudah memberikan dosis yang relatif lebih besar. d. Suspensi
merupakan sediaan yang aman, mudah diberikan untuk anak-anak, juga
mudah diatur penyesuaian dosisnya untuk anak-anak dan dapat
menutupi rasa pahit2.3.3.2 Kekurangan dari Sediaan Suspensia.
Suspensi memiliki kestabilan yang rendah. b. Jika terbentuk caking
(endapan) akan sulit terdispersi kembali sehingga, homogenitasnya
turun.c. Aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sukar
dituang.d. Ketepatan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan
larutane. Pada saat penyimpanan kemungkinan terjadi perubahan
system dispersi (endapan, flokuasi-deflokuasi) terutama jika
terjadi fluktuasi/perubahan suhu.f. Sediaan suspensi harus dikocok
terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang diinginkan.
2.3.4Persyaratan Sediaan Suspensi Menurut FI Edisi III, persyaratan
sediaan suspensi adalah sebagai berikut:a. Zat terdispersi harus
halus dan tidak boleh mengendap.b. Jika dikocok harus segera
terdispersi kembali.c. Dapat mengandung zat dan bahan menjamin
stabilitas suspensi.d. Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu
tinggi agar mudah dikocok atau dituang.e. Karakteristik suspensi
harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari suspensi tetap
agak konstan untuk jangka penyimpanan yang lama.
Menurut FI Edisi IV, persyaratan sediaan suspensii adalah
sebagai berikut: a. Suspensi tidak boleh di injeksikan secara
intravena dan intratekal.b. Suspensi yang dinyatakan untuk
digunakan untuk cara tertentu harus mengandung anti-mikroba.c.
Suspensi harus dikocok sebelum digunakan.
2.3.5 Penggolongan Sediaan SuspensiSuspensi memiliki beberapa
jenis sediaan, penggolongan suspensi adalah sebagai berikut:a.
Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat
dalam bentuk halus yang terdispersi dalam fase cair dengan bahan
pengaroma yang sesuai, yang ditujukan untuk penggunaan oral.b.
Suspensi topikal adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat
dalam bentuk halus yang terdispersi dalam cairan pembawa cair yang
ditujukan untuk penggunaan kulit.c. Suspensi tetes telinga adalah
sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan
untuk diteteskan pada telinga bagian luar.d. Suspensi optalmik
adalah sediaan cair steril yang yang mengandung partikel-partikel
yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukan untuk
penggunaan pada mata.e. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah
sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk
membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi
steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.
2.3.6Kekhususan Sediaan SuspensiSuspensi oral adalah sediaan cair
mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair
dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan
oral. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai susu atau magma
termasuk dalam kategori ini. Beberapa suspensi dapat langsung
digunakan , sedangkan yang lain berupa campuran padat yang harus
dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera
sebelum digunakan. Sediaan seperti ini disebut Untuk Suspensi
oral.
2.4 PraformulasiPraformulasi adalah tahap awal dalam rangkaian
proses pembuatan sediaan farmasi yang berpusat pada sifat-sifat
fisika kimia zat aktif dimana dapat mempengaruhi penampilan obat
dan perkembangan suatu bentuk sediaan farmasi.
2.4.1. Persyaratan Mutua. Dapat diterima artinya mempunyai
estetika, penampilan, bentuk yag baik serta menarik sehigga
menciptakan rasa nyaman pada saat pengunaanb. Aman artinya sediaan
yang kita buat harus aman secara fisiologis maupun psikologis, dan
dapat meminimalisir suatu efek samping sehingga tidak lebih toksik
dari bahan aktif yang belum diformulasi. c. Efektif artinya sebagai
dalam jumlah kecil mempunyai efek yang optimal. Jumlah atau dosis
pemakaian sekali pakai sehari selama pengobatan (1 kurun waktu)
harus mampu mencapai reseptor dan memiliki efek yang dikehendaki.
Sediaan yang efektif adalah sediaan bila digunakan menurut aturan
pakai yang disarankan akan menghasilkan efek farmakologi yang
optimal untuk tiap-tiap bentuk sediaan dengan efek samping yang
minimal.d. Stabilitas fisika adalah sifat-sifat fisika
organoleptis, keseragaman, kelarutan, dan viskositas tidak berubah
e. Stabilitas kimia adalah secara kimia inert sehingga tidak
menimbulkan perubahan warna, pH, dan bentuk sediaan. f. Stabilitas
mikrobiologi berarti tidak ditemukan pertumbuhan mikroorganisme
selama waktu edar. g. Stabilitas farmakologi berarti selama
penyimpanan dan pemakaian efek terapeutiknya harus tetap sama.h.
Stabilitas toksikologi berarti pada penyimpanan dan pemakaian tidak
boleh ada kenaikan toksisitas.2.4.3 Karateristik Bahan Zat Aktif
Obat1. Alumunium HidroksidaBerat molekul:78
Titik lebur:300o C
Rumus molekul:Al(OH)3
Kelarutan:Praktis tidak larut dalam air dan dalm etanol, larut
dalam asam mineral encer dan larutan alkali hidroksida
Organoleptis:Serbuk amorf, putih, tidak berbau, tidak berasa
Kadar:Mengandung aluminium hidroksida setara dengan tidak kurang
dari 90% dan tidak lebih dari 110% Al(OH)3 dari jumlah yang tertera
pada etiket.
Penyimpanan:Dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari
cahaya matahari
Khasiat:Mengatasi gejala dyspepsia
2. Magnesium HidroksidaBerat molekul:58,32
Titik lebur:800o C
Rumus molekul:Mg ( OH)2
Kelarutan:Pratis tidak larut dalam air dan dalam etanol,larut
dalam asam encer
Organoleptis:Serbuk,putih, ruah
Penyimpanan:Dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari
cahaya matahari
Khasiat:Mengatasi gejala dyspepsia
Alasan:Bahan aktif ini dipilih karena antasida yang mengandung
magnesium relatif tidak larut air sehingga bekerja lebih lama bila
berada dalam lambung dan sebagian besar tujuan pemberian antasida
tercapai.
2.4.4 Pemilihan Bahan TambahanUntuk menghasilkan produk yang
bermutu tinggi dan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, maka
diperlukan bahan bahan tambahan , diantaranya adalah emulsifying
agent, suspending agent, wetting agent, pengawet, pemanis,
flavoring agen, dll. Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan
sediaan suspensi antasida antara lain :2.4.4.1. CMC Na (Carboxy
Methyl Cellulose Sodium)a. Alasan pemiliahan : CMC tidak memiliki
efek teraupetik dan tidak berbahaya. Selain itu, CMC juga berfungsi
sebagai coating agent. Dalam sediaan ini CMC digunakan sebagai
emulsifying agent yaitu untuk membentuk emulsi dengan simetikon
yang berupa minyak.b. Fungsi : Sebagai suspending agent dan
emulsifying agentc. Pemerian : Serbuk granular, tidak berbau, warna
putihd. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, etanol, eter,
dan toluen. Mudah terdispersi dalam air pada semua temperatur.e.
Dalam larutan air stabil pada pH 7-9 f. Persyaratan penggunaan CMC
Na 0,25-1%
2.4.4.2. Nipagin (Methyl Paraben)a. Alasan pemilihan : Karena
efektif mencegah jamur dan bakteri, toksisitasnya kecil,
dikombinasikan dengan nipasol untuk menambah kelarutan nipasol
dalam air.b. Pemerian : kristal tidak berwarna atau serbuk
kristalin, berwarna putih, tidak berbau, berbau lemah, rasa sedikit
membakar.c. Kelarutan : Larut dalam 500 bagaian air, dalam 20
bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%)Pndan dalam
larutan alkili hidroksidad. Dosis : Larutan oral dan suspensi
0,015-2%
2.4.4.3. Nipasol ( Propyl Paraben)a. Alasan pemilihan :
merupakan pengawet yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba karena
sediaan dalam air sangat baik untuk pertumbuhan mikroba.Nipasol
aktif dalam pH yang luas (4-8) sehingga efektif untuk antasida.b.
Pemerian : putih, kristal, serbuk tidak berasa dan berwarnac.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol,
dan dalam eter, sukar larut dalam ait mendidih.
2.4.4.4. Gliserina. Alasan pemilihan : Karena gliserin dapat
digunakan sebagi zat pembasah yang dapat mendesak lapisan udara
yang ada di permukaan partikel dan melapisi bahan obat sehingga
menyebabkan sudut kontak turun.b. Pemerian : Cairan jernig seperti
sirup, tidak berbau, rasa manis, hanya boleh berbau khas lemah,
higroskopis, netral terhadap lakmus.c. Kelarutan : Dapat bercampur
dengan air dan dengan etanol, tidal larut dalam kloroform, dalam
eter.
2.4.4.5. Oleum Menthae Pip.a. Alasan pemilihan ; berguna sebagai
corigen odoris, dipilih karena dapat menutupi rasa pahit dari bahan
obat dan juga lebih disukai orang dewasa karena ada sensasi
dingin.b. Pemerian : Cairan tidak berwarna atau kuning pucat, bau
khas kuat menusuk, rasa pedas diikuti rasa dingin jika udara
dihirup melalui mulut.c. Kelarutan : Dalam etanol 70% satu bagian
dilarutkan dalam 3 bagian volume etanol 70%
2.5 Tinjauan Produksi2.5.1 Definisi ProduksiProduksi adalah
proses dan metode yang digunakan dalam transformasi yang nyata
input ( bahan baku , setengah jadi barang , atau subassemblies )
dan tidak berwujud masukan ( ide ,informasi , tahu bagaimana )
menjadi barang atau jasa, merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan
untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru
sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan
menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan
produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda
dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.
Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhanmanusia untuk mencapai
kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa
dalam jumlah yang mencukupi.2.5.2 Tujuan ProduksiTujuan
dilakukannya produksi adalah sebagai berikut:a. Kebutuhan pasien b.
Aplikasi gagasan baruc. Upgrade sediaand. Upgrade teknologi
farmasie. Sarana evaluasi langsung2.5.3 Komponen Produksi2.5.3.1
Ruang ProduksiRuang produksi adalah suatu ruang yang dirancang
dengan khusus sebagai tempat dilaksanakan kegiatan produksi dimana
di dalamnya mengakomodasi berbagai macam kebutuhan produksi ( alat,
bahan, personal, manajemen ) dengan spesifikasi khusus. Ruang
produksi untuk pembuatan sediaan farmasi memiliki beberapa
karakteristik yaitu sebagai berikut:a. Kontruksi bangunan tahan
terencanab. Mendukung alur produksi one wayc. Terdapat pengaturan
suhu, cahaya, tekanan dan higienitasd. Ruang tidak bersudute.
Berlapiskan epoksif. Terdapat interlock doorMacam-macam ruang
produksi yang biasa digunakan untuk membuat sediaan farmasi adalah
sebagai berikut:a. Berdasarkan KelasRuang kelas IBiasanya ruangan
digunakan untuk pembuatan sediaan steril yang memiliki tingkatan
kelas tertinggi. Terdapat empat ruang filter yaitu prefilter,
medium filter, hipofilter dan LAF.Ruang kelas IIBiasanya ruangan
digunakan untuk penyiapan peralatan yang akan digunakan di ruang
kelas I.Ruang kelas IIIBiasanya ruangan digunakan untuk pembuatan
sediaan semi solid yang mudah terkontaminasi dengan bakteri atau
mikroorganisme.Ruang kelas IVBiasanya ruangan yang digunakan untuk
pembuatan sediaan serbuk dan kapsul.b. Berdasarkan Label WarnaRuang
kelas WhiteRuangan kelas White biasanya diberikan untuk ruang kelas
I.Ruang Kelas GreyRuangan kelas Grey biasanya diberikan untuk ruang
kelas II dan III.Ruangan kelas BlackRuangan kelas Black biasanya
diberikan untuk ruang kelas IV.c. Berdasarkan Nomer AreaRuang kelas
100Ruang kelas 100 diartikan bahwa hanya boleh ada 100
mikroorganisme non patogen dan 10 mikroorganisme patogen dalam
ruangan itu. Biasanya ruang kelas 100 diberikan untuk ruang kelas
I.Ruang kelas 1.000Ruang kelas 1.000 diartikan bahwa hanya boleh
ada 1.000 mikroorganisme non patogen dan 100 mikroorganisme patogen
dalam ruangan itu. Biasanya ruang kelas 1.000 diberikan untuk ruang
kelas II.Ruang kelas 10.000Ruang kelas 10.000 diartikan bahwa hanya
boleh ada 10.000 mikroorganisme non patogen dan 1.000
mikroorganisme patogen dalam ruangan itu. Biasanya ruangan kelas
10.000 diberikan untuk kelas III.Ruang kelas 100.000Ruang kelas
100.000 diartikan bahwa hanya ada boleh 10.000 mikroorganisme non
patogen dan lebih dari 100.000 mikroorganisme patogen dalam ruangan
itu. Biasanya ruangan kelas 100.000 diberikan untuk kelas
IV.2.5.3.2 Alat ProduksiAlat prosuksi adalah seperangkat instrument
yang digunakan untuk membuat, mengolah ataupun memodifikasi suatu
bahan awal menjadi sediaan ruahan maupun sediaan jadi dengan fungsi
dan standar tertentu. Alat produksi memiliki beberapa spesifikasi
yaitu sebagai berikut:a. Inert atau netralb. Fungsi tetap
(stabil)c. Mudah dalam pengoperasiand. Terstandar dan terkalibrasi
(menyertakan fungsi sesuai dengan bahan baku)e. Maintenence
(perawatan)Alat produksi juga memiliki macam-macam pengelompokan.
Macam-macam alat produksi yaitu sebagai berikut:a. Berdasarkan
Kinerja AlatAlat manualAlat manual yang digunakan untuk memroduksi
sediaan farmasi dalam skala kecil misalnya adalah mortir. Namun
alat manual jarang digunakan dalam produksi sediaan farmasi dalam
skala industri. Mungkin alat manual hanya digunakan untuk melakukan
uji-uji pada sediaan.Alat otomatisAlat otomatis yang digunakan
untuk memproduksi sediaan farmasi dalam skala industri.b.
Berdasarkan Ukuran alatAlat ringanAlat ringan yang digunakan untuk
memroduksi sediaan farmasi dalam skala kecil, misalnya labu ukur.
Namun alat ringan jarang digunakan dalam produksi sediaan farmasi
dalam skala industri. Mungkin alat ringan hanya digunakan untuk
melakukan uji-uji pada sediaan.Alat beratAlat berat yang digunakan
untuk memroduksi sediaan farmasi dalam skala industri seperti mixer
untuk mencampurkan bahan.c. Berdasarkan BahanAlat kacaAlat yang
terbuat dari kaca seperti labu ukur, tabung reaaksi dan pipet
tetes.Alat logamAlat yang terbuat dari logam seperti timbangan dan
anak timbang.d. Alat porselinAlat yang terbuat dari poeselin
misalnya adalah cawan porselin.
2.5.3.3 Personal ProduksiPersonal produksi adalah praktisi
produksi yang mengerjakan segala sesuatu yang berhubungan dengan
proses produksi baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan
tujuan akhir membuat suatu sediaan farmasi yang terstandar. Karena
tanggung jawab seorang praktisi, maka seorang praktisi harus
memiliki persyaratan sebagai berikut:a. Sehat jasmani dan rohanib.
Lebih diutamakan priac. Kompeten (menguasai ilmu)d. Menggunakan
alat pelindung dirie. Menguasai Grade Laboratori Practice (GLP),
Grade Manufactoring Practice (GMP) dan Grade Selling Practice
(GSP)f. Memiliki sikap yang baik2.5.3.4 Metode ProduksiMetode
produksi adalah serangkaian tahap dan alur kerja pembuatan sediaan
mulai dari bahan awal untuk diolah menjadi sediaan ruahan maupun
sediaan jadi dengan mengacu pada proses evaluasi setiap tahap
produksi.
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan FormulaR/Al(OH)32,7Mg(OH)22,4Gliserin20%CMC
Na1%Nipagin0,1 %Nipasol0,02%Ol. Menthae pip.3 tetesAquades ad60
3.2 Perhitungan Dosis3.3 Perhitungan Bahan3.4 Perincian alat dan
bahan3.4.1 Alat yang digunakana. Beaker glass di gunakan untuk
mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat, menampung
zat kimia, memanaskan cairan, dan sebagai media pemanasan cairan.b.
Mortir dan stamper di gunakan untuk menghaluskan dan mencampurkan
bahan hingga homogenc. Cawan porselen terbuat dari porselen biasa
digunakan untuk menguapkan bahand. Gelas arloji sebagai wadah bahan
yang akan ditimbang terutama untuk bahan padat atau pasta. Dapat
pula digunakan saat menutup wadah saat proses penguapane. Pipet
tetes berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung
bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna
untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecilf. Gelas ukur untuk
mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian
yang tinggi dalam jumlah tertentug. Sendok tanduk untuk mengambil
bahan yang berbentuk serbukh. Penangas air yang fungsi utamanya
untuk menciptakan suhu yang konstan . merupakan wadah yang berisi
air yang bisa mempertahkan suhu air pada kondisi tertentu selama
selang waktu yang ditentukani. Timbangan analitik menimbang bahan
yang digunakan sesuai dengan yang di butuhkanj. Batang pengaduk
digunakan untuk mengaduk cairan di dalam gelas kimia3.4.2 Bahan
yang digunakan1. Zat AktifKombinasi Aluminium hidroksida dan
Magnesium hidroksida merupakan antasid yang bekerja menetralkan
asam lambung dan menginaktifkan pepsin, sehingga nyeri ulu hati
akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang.2. Zat
Tambahana. Aquades digunakan sebagai pelarut bahan suspensib. CMC
Na di gunakan sebagai suspending agent pada sediaan suspense
antasidac. Gliserin digunakan sebagi zat pembasah d. Nipagin di
gunakan untuk mencegah jamur dan bakterie. Nipasol merupakan
pengawet yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba f. Ol. Menthae
pip digunakan sebagai corigen odoris3.5 Prosedur Pembuatana.
Siapkan alat dan bahan kemudian kalibrasi botolb. Timbang Mg(OH)2
2400 mg, masukkan ke dalam mortirc. Timbang Al(OH)3 2700 mg,
tambahkan ke dalam mortir, gerus ad homogenid. Timbang
gliserin15,144 g ambil setengah bagian kemudian masukkan ke dalam
mortir, aduk ad homogene. Timbang Nipagin 81,12 mg gerus dalam
mortir yang berbeda, lalu sisihkan f. Timbang Nipasol 15,5 mg
tambahkan ke dalam mortir gerus ad homogeng. Larutkan dengan sisa
gliserin, aduk ad homogenh. Tambahkan CMC Na gerus ad homogeni.
Masukkan ke dalam botol 60 ml dan tambahkan 2 tetes ol.menthae
pip
3.6 Prosedur Kerja Evaluasi