BAB 1 PENDAHULUAN Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun parsial akibat rudapaksa. Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan, terutama tekanan membengkok, memutar dan tarikan. Penyebab fraktur adalah trauma. Dengan makin pesatnya kemajuan lalu-lintas di Indonesia baik dari segi jumlah pemakai jalan, jumlah kendaraan, jumlah pemakai jasa angkutan dan bertambahnya jaringan jalan dan kecepatan kendaraan, maka mayoritas fraktur adalah akibat kecelakaan lalu-lintas. Trauma-trauma lain adalah jatuh dari ketinggian, kecelakaan kerja, kecelakaan domestic dan kecelakaan atau cedera olahraga. Kita harus dapat membayangkan rekonstruksi terjadinya kecelakaan agar dapat menduga fraktur apa yang dapat terjadi. Fraktur pada orang dewasa terbagi atas anggota gerak atas, anggota gerak bawah, panggul dan tulang belakang. Menurut pusat dokumentasi AO ( Arbeitsgemeinschaft für Osteosynthesefragen [Persatuan untuk Osteosintesis]), fraktur lengan bawah mewakili 10-14% dari semua kasus fraktur pada tahun 1980 hingga 1996. 1
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan berhentinya suplai darah ke bagian otak. Stroke biasa diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian: thrombosis, embolisme serebral, iskemia, dan thrombosis serebral (Smeltzer & Bare, 2002). Stroke adalah difisit neurologi yang mempunyai awitan mendadak dan berlangsung 24 jam sebagai akibat dari obstruksi vascular (thrombus atau emboli) yang mengakibatkan iskemik atau infark (Hudak & Gallo, 1996).
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 1
PENDAHULUAN
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang
rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun parsial akibat rudapaksa.
Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan, terutama
tekanan membengkok, memutar dan tarikan.
Penyebab fraktur adalah trauma. Dengan makin pesatnya kemajuan lalu-
lintas di Indonesia baik dari segi jumlah pemakai jalan, jumlah kendaraan, jumlah
pemakai jasa angkutan dan bertambahnya jaringan jalan dan kecepatan kendaraan,
maka mayoritas fraktur adalah akibat kecelakaan lalu-lintas. Trauma-trauma lain
adalah jatuh dari ketinggian, kecelakaan kerja, kecelakaan domestic dan
kecelakaan atau cedera olahraga. Kita harus dapat membayangkan rekonstruksi
terjadinya kecelakaan agar dapat menduga fraktur apa yang dapat terjadi.
Fraktur pada orang dewasa terbagi atas anggota gerak atas, anggota gerak
bawah, panggul dan tulang belakang. Menurut pusat dokumentasi AO
(Arbeitsgemeinschaft für Osteosynthesefragen [Persatuan untuk Osteosintesis]),
fraktur lengan bawah mewakili 10-14% dari semua kasus fraktur pada tahun 1980
hingga 1996.
Trauma pada ekstremitas atas sering menjadi tantangan yang sulit bagi
bedah ortopedi, apakah masalah yang ditemukan merupakan fraktur, fraktur
dengan dislokasi, atau cedera berat pada jaringan lunak dan neurovaskular. Fungsi
ekstremitas setelah cedera sangat bergantung pada kondisi jaringan ikat yang
mengelilingi tulang, yang mana kerusakan fungsi yang berat pada ekstremitas atas
sering terjadi jika penyembuhan fraktur disertai gejala sisa, sekalipun tulang itu
telah sembuh.
Fraktur pada lengan bawah biasanya disebabkan trauma berkekuatan
tinggi dan disertai dengan cedera sistemik dan musculoskeletal. Pemeriksaan
neurologis dan vaskular sangat penting. Evaluasi radiografi x-ray pada posisi AP
dan lateral dari lengan bawah, pergelangan dan siku diperlukan untuk
menegakkan diagnosis dan cedera penyerta.
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Fraktur
2.1.1. Definisi
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan
epifisis, baik yang bersifat total maupun parsial akibat rudapaksa.
2.1.2. Proses Terjadinya Fraktur
Untuk mengetahui mengapa dan bagaimana tulang mengalami kepatahab, kita
harus mengetahui keadaan fisik tulang dan keadaan trauma yang dapat
menyebabkan tulang patah. Tulang kortikal mempunyai struktur yang dapat
menahan kompresi dan tekanan memutir (shearing).
Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan
terutama tekanan membengkok, memutar dan tarikan.
Trauma bisa bersifat:
- Trauma langsung
Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi
fraktur pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat komunitif
dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan.
- Trauma tidak langsung
Disebut trauma tidak langsung apabila trauma dihantarkan ke daerah yang
lebih jauh dari daerah fraktur, misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat
menyebabkan fraktur pada klavikula. Pada keadaan ini biasanya jaringan
lunak tetap utuh.
2.1.3. Klasifikasi Fraktur
1. Klasifikasi Etiologis
- Fraktur Traumatik: Terjadi karena trauma yang tiba-tiba
- Fraktur Patologis: Terjadi karena kelemahan tulang sebelumnya akibat
kelainan patologis di dalam tulang
2
- Fraktur Stres: Terjadi karena adanya trauma yang terus menerus pada
suatu tempat tertentu
2. Klasifikasi Klinis
- Fraktur tertutup (simple/closed fracture)
Fraktur tertutup adalah suatu fraktur yang tidak mempunyai hubungan
dengan dunia luar
- Fraktur terbuka (compound/open fracture)
Fraktur terbuka adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia
luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak
- Fraktur dengan komplikasi (complicated fracture)
Fraktur dengan komplikasi adalah fraktur yang disertai dengan
komplikasi misalnya malunion, delayed union, nonunion, infeksi tulang
3. Klasifikasi Radiologis
Klasifikasi ini berdasarkan atas:
a. Lokalisasi
- Diafisis
- Metafisis
- Intra artikuler
- Fraktur dengan dislokasi
b. Konfigurasi
- Fraktur transversal
- Fraktur oblik
- Fraktur spiral
- Fraktur Z
- Fraktur segmental
- Fraktur komunitif, fraktur lebih dari dua fragmen
- Fraktur baji biasanya pada vertebra karena trauma kompresi
- Fraktur avulsi, fragmen kecil tertarik oleh otot atau tendon
- Fraktur depresi, karena trauma langsung misalnya pada tengkorak
3
- Fraktur impaksi
- Fraktur pecah (burst) dimana terjadi fragmen kecil yang berpisah
misalnya pada fraktur vertebra, patella
- Fraktur epifisis
c. Menurut ekstensi
- Fraktur total
- Fraktur tidak total (fraktur crack)
- Fraktur buckle atau torus
- Fraktur garis rambut
- Fraktur green stick
d. Menurut hubungan antara fragmen dengan fragmen lainnya
- Tidak bergeser (undisplaced)
- Bergeser (displaced) : i. Bersampingan
ii. Angulasi
iii. Rotasi
iv. Distraksi
v. over-riding
vi. Impaksi
4
e. Menurut hubungan antara fragmen dengan fragmen lainnya
- Fraktur Tertutup
- Ftaktur Terbuka
f. Komplikasi
- Malunion
- Delayed Union
- Non-union
2.1.4. Penyembuhan Fraktur
Penyembuhan fraktur pada tulang kortikal
Proses penyembuhan fraktur pada tulang kortikal terdiri atas lima fase, yaitu :
1. Fase hematoma
Apabila terjadi fraktur pada tulang panjang, maka pembuluh darah kecil yang
melewati kanalikuli dalam sistem Haversian mengalami robekan pada daerah
fraktur dan akan membentuk hematoma di antara kedua sisi fraktur. Hematoma
yang besar diliputi oleh periosteum. Periosteum akan terdorong dan dapat
mengalami robekan akibat tekanan hematoma yang terjadi sehingga dapat terjadi
ekstravasasi darah ke dalam jaringan lunak.
Osteosit dengan lakunanya yang terletak beberapa millimeter dari fraktur
akan kehilangan darah dan mati, yang akan menimbulkan suatu cincin avaskuler
tulang yang mati pada sisi fraktur segera setelah trauma.
2. Fase proliferasi seluler subperiosteal dan endosteal
Pada saat ini terjadi reaksi jaringan lunak sekitar fraktur sebagai suatu reaksi
penyembuhan. Penyembuhan fraktur terjadi karena adanya sel-sel osteogenik
yang berproliferasi dari periosteum untuk membentuk kalus eksterna serta pada
daerah endosteum membentuk kalus interna sebagai aktifitas seluler dalam kanalis
medularis. Apabila terjadi robekan yang hebat pada periosteum, maka
penyembuhan sel berasal dari diferensiasi sel-sel mesenkimal yang tidak
berdiferensiasi ke dalam jaringan lunak. Pada tahap awal dari penyembuhan
fraktur ini terjadi petambahan jumlah dari sel-sel osteogenik yang member
5
pertumbuhan yang cepat pada jaringan osteogenik yang sifatnya lebih cepat dari
tumor ganas. Jaringan seluler tidak terbentuk dari organisasi pembekuan
hematoma suatu daerah fraktur. Setelah beberapa minggu, kalus dari fraktur akan
membentuk suatu massa yang meliputi jaringan osteogenik. Pada pemeriksaan
radiologis kalus belum mengandung tulang sehingga merupakan suatu daerah
radiolusen.
3. Fase pembentukan kalus (fase union secara klinis)
Setelah pembentukan jaringan seluler yang bertumbuh dari setiap fragmen sel
dasar yang berasal dari osteoblas dan kemudian pada kondroblas membentuk
tulang rawan. Tempat osteoblas diduduki oleh matriks interseluler kolagen dan
perlekatan polisakarida oleh garam-garam kalsium membentuk suatu tulang yang
imatur. Bentuk tulang ini disebut sebagai woven bone. Pada pemeriksaan
radiologis kalus atau woven bone sudah terlihat dan merupakan indikasi
radiologik pertama terjadinya penyembuhan fraktur.
4. Fase konsolidasi (fase union secara radiologik)
Woven bone akan membentuk kalus primer dan secara perlahan-lahan diubah
menjadi tulang yang lebih matang oleh aktivitas osteoblas yang menjadi struktur
lamelar dan kelebihan kalus akan diresorpsi secara bertahap.
5. Fase remodeling
Bilamana union telah lengkap, maka tulang yang baru membentuk bagian yang
menyerupai bulbus yang meliputi tulang tetapi tanpa kanalis medularis. Pada fase
remodeling ini, perlahan-lahan terjadi resorpsi secara osteoklastik dan tetap terjadi
proses osteoblastik pada tulang dan kalus eksternal secara perlahan-lahan
menghilang. Kalus intermediate berubah menjadi tulang yang kompak dan berisi
sistem Haversian dan kalus bagian dalam akan mengalami peronggaan untuk
membentuk ruang sumsum.
6
Penyembuhan fraktur pada tulang kanselosa
Penyembuhan fraktur pada tulang kanselosa terjadi secara cepat karena beberapa
faktor, yaitu:
1. Vaskularisasi yang cukup
2. Terdapat permukaan yang lebih luas
3. Kontak yang baik memberikan kemudahan vaskularisasi yang cepat
4. Hematoma memegang peranan dalam penyembuhan fraktur
Tulang kanselosa yang berlokalisasi pada metafisis tulang panjang, tulang pendek
serta tulang pipih diliputi oleh korteks yang tipis. Penyembuhan fraktur pada
daerah tulang kanselosa melalui proses pembentukan kalus interna dan endosteal.
Pada anak-anak proses penyembuhan pada daerah korteks juga memegang
peranan penting. Proses osteogenik penyembuhan sel dari bagian endosteal yang
menutupi trabekula, berproliferasi untuk membentuk woven bone primer di dalam
daerah fraktur yang disertai hematoma. Pembentukan kalus interna mengisi
ruangan pada daerah fraktur. Penyembuhan fraktur pada tulang kanselosa terjadi
pada daerah dimana terjadi kontak langsung diantara kedua permukaan fraktur
yang berarti satu kalus endosteal. Apabila terjadi kontak dari kedua fraktur maka
terjadi union secara klinis. Selanjutnya woven bone diganti dengan tulang lamelar
dan tulang mengalami konsolidasi.
Penyembuhan fraktur pada tulang rawan persendian
Tulang rawan hialin permukaan sendi sangat terbatas kemampuannya untuk
regenerasi. Pada fraktur inta-artikuler penyembuhan tidak terjadi melalui tulang
rawan hialin, tetapi terbentuk melalui fibrokartilago.
2.2. Fraktur Radius dan Ulna
2.2.1. Epidemiologi
Menurut pusat dokumentasi AO (Arbeitsgemeinschaft für Osteosynthesefragen
[Persatuan untuk Osteosintesis]), fraktur lengan bawah mewakili 10-14% dari
semua kasus fraktur pada tahun 1980 hingga 1996.
7
Literatur oleh McQueen dkk menganalisis insidensi fraktur radius dan ulna
pada orang dewasa di unit trauma Royal Infirmary of Edinburgh selama 3 tahun
dan mendapatkan mayoritas 76% dari 2812 kasus fraktur adalah fraktur distal
radius. Data dari National Hospital Ambulatory Medical Care Survey
menunjukkan bahwa fraktur radius dan/atau ulna mewakili 44% dari keseluruhan
fraktur lengan bawah dan tangan di Amerika Serikat.
Fraktur distal radius mewakili kira-kira 15% dari semua fraktur pada
orang dewasa. Fraktur Galeazzi mewakili antara 3-7% dari kesemua fraktur
lengan bawah dan kebanyakannya terjadi pada laki-laki. Fraktur Monteggia
mewakili kurang dari 5% dari kasus fraktur lengan bawah (1-2%).
2.2.2. Anatomi dan Kinesiologi
Kedua tulang lengan bawah dihubungkan oleh sendi radioulnar yang diperkuat
oleh ligamentum anulare yang melingkari kapitulum radius dan di distal oleh
sendi radioulnar yang diperkuat oleh ligamentum radioulnar, yang mengandung
fibrokartilago triangularis. Membranea interosseous memperkuat hubungan ini
sehingga radius dan ulna merupakan satu kesatuan yang kuat. Oleh karena itu,
fraktur yang mengenai satu tulang agak jarang terjadi atau bila patahnya hanya
mengenai satu tulang hampir selalu disertai dislokasi sendi radioulnar yang dekat
dengan yang patah tersebut.
Selain itu, radius dan ulna dihubungkan oleh otot antartulang, yaitu
m.supinator, m.pronator teres, dan m.pronator kuadratus yang membuat gerakan
pronasi-supinasi. Ketiga otot itu bersama dengan otot lain yang berinsersi pada
radius dan ulna menyebabkan fraktur lengan bawah disertai dislokasi angulasi dan