Top Banner

of 23

Fix Laporan Kasus

Mar 06, 2016

Download

Documents

lapkas
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb,Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus Asma Bronkial Stase Interna sebagai proses belajar di Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura.Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan juga banyak menemui berbagai macam hambatan dan kesulitan karena masih terbatasnya ilmu pengethuan yang penulis miliki, namun berkat adanya bimbingan, bantuan serta pengarahan dari berbagai pihak, maka penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu dengan terselesaikannya penyusunan laporan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini terutama kepada yang terhormat:Dr. Risky Akaputra, Sp. P, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan, serta pengarahan.Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak guna menyempurnakan laporan dan semoga laporan ini berguna bagi pembaca pada umumnya dan mahasiswa kedokteran pada khususnya.Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, Oktober 2015

Penulis

BAB I PENDAHULUAN1. Latar BelakangAngka kejadian penyakit alergi akhir-akhir ini meningkat sejalan dengan perubahan pola hidup masyarakat modern, polusi baik lingkungan maupun zat-zat yang ada di dalam makanan. Salah satu penyakit alergi yang banyak terjadi di masyarakat adalah penyakit asma. Asma merupakan penyakit inflamasi kronis saluran napas yang ditandai dengan mengi episodik, batuk, dan sesak di dada akibat penyumbatan saluran napas. Dalam 30 tahun terakhir prevalensi asma terus meningkat terutama di negara maju. Peningkatan terjadi juga di negara-negara Asia Pasifik seperti Indonesia. Studi di Asia Pasifik baru-baru ini menunjukkan bahwa tingkat tidak masuk kerja akibat asma jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di Amerika Serikat dan Eropa. Hampir separuh dari seluruh pasien asma pernah dirawat di rumah sakit dan melakukan kunjungan ke bagian gawat darurat setiap tahunnya. Hal tersebut disebabkan manajemen dan pengobatan asma yang masih jauh dari pedoman yang direkomendasikan Global Initiative for Asthma (GINA).Kasus asma meningkat insidennya secara dramatis selama lebih dari lima belas tahun, baik di negara berkembang maupun di negara maju. Beban global untuk penyakit ini semakin meningkat. Dampak buruk asma meliputi penurunan kualitas hidup, produktivitas yang menurun, ketidakhadiran di sekolah, peningkatan biaya kesehatan, risiko perawatan di rumah sakit dan bahkan kematian. Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia, hal ini tergambar dari data Studi Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di berbagai propinsi di Indonesia. Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1986 menunjukkan asma menduduki urutan ke-5 dari 10 penyebab kesakitan (morbiditas) bersama-sama dengan bronkitis kronik dan emfisema. Pada SKRT 1992, asma, bronkitis kronik dan emfisema sebagai penyebab kematian ke- 4 di Indonesia atau sebesar 5,6 %. Tahun 1995, prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar 13/1000, dibandingkan bronkitis kronik 11/1000 dan obstruksi paru 2/1000. Studi pada anak usia SLTP di Semarang dengan menggunakan kuesioner International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC), didapatkan prevalensi asma (gejala asma 12 bulan terakhir/recent asthma) 6,2 % yang 64 % diantaranya mempunyai gejala klasik.Peran dokter dalam mengatasi penyakit asma sangatlah penting. Dokter sebagai pintu pertama yang akan diketuk oleh penderita dalam menolong penderita asma, harus selalu meningkatkan pelayanan, salah satunya yang sering diabaikan adalah memberikan edukasi atau pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan kepada penderita dan keluarganya akan sangat berarti bagi penderita, terutama bagaimana sikap dan tindakan yang bisa dikerjakan pada waktu menghadapi serangan, dan bagaimana caranya mencegah terjadinya serangan asma.

BAB IISTATUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. C Jenis kelamin: LK Umur: 20 tahun Alamat : Raya Tugu Semper, Jakarta Utara Status: menikah Agama : Protestan Tanggal Masuk : 08 Oktober 2015

ANAMNESIS Keluhan utama : Sesak nafas sejak siang ini SMRS Keluhan Tambahan :Batuk berdahak, pilek Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke RS Islam Jakarta Sukapura dengan keluhan sesak nafas sejak siang ini SMRS. Sesak disertai suara ngik dan sesak semakin terasa berat saat beraktivitas berlebih dan berkurang dengan posisi duduk. Pasien bicara sepenggal kalimat. Keluhan sesak disertai dengan rasa dada seperti ditekan benda berat saat malam hari, kambuh di malam hari > 2x/ bulan. Keluhan sesak yang dirasakan menggangu aktivitas dan tidur. Pasien juga mengeluh batuk berdahak dan pilek. Batuk berdahak berwarna berwarna putih kental sejak 3 hari yang lalu. Batuk muncul pada pagi hari. Pasien juga mengaku nafsu makan menurun semenjak sakit.Keluhan tidak disertai nyeri dada, jantung tidak terasa berdebar-debar, tidak ada demam, tidak ada mual dan muntah, BAB dan BAK tidak ada keluhan.

Riwayat penyakit dahulu : Pasien pernah mengalami gejala sesak sebelumnya. Memiliki riwayat asma sejak usia 4 tahun. Riwayat hipertensi, DM, dan TB disangkal.

Riwayat penyakit keluarga : Tidak terdapat riwayat penyakit seperti ini pada keluarga. Riwayat Hipertensi, DM, dan Asma pada keluarga disangkal.

Riwayat pengobatan Pasien sudah pernah di obati keluhan sesak ini dengan minum obat metilxantin dan efedrin.

Riwayat Alergi Pasien memiliki riwayat alergi debu reaksinya sesak napas. Riwayat alergi obat, bulu binatang, dan makanan disangkal.

Riwayat psikososial Konsumsi minuman beralkohol, merokok disangkal

PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran: Composmentis Tanda Vital Nadi : 120 x/menit, Pernapasan : 30 x/menit, reguler Suhu : 36,2 0C TD: 130 / 90 mmHg

Status Generalis Kepala: Normocephal Mata: Konjungtiva Anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Hidung: sekret (+), Epistaksis (-), septum deviasi (-) Telinga : Sekret (-), Normotia, Nyeri tekan (-). Mulut: mukosa bibir lembab, sianosis (-). Leher: Pembesaran KGB (-), Pembesaran Kel. Tiroid (-)

Thoraks Paru-Paru Inspeksi : Simetris, retraksi dinding dada (-). Palpasi : vokal fremitus dalam batas normal Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (+/+), ronkhi (+/+) Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Palpasi : Ictus cordis teraba Perkusi : Batas jantung atas : ICS II linea midclavicula sinistraBatas jantung bawah : ICS IV linea parasternalis sinistra ICS V linea midclavicula sinistra Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen Inspeksi : Datar, Scar (-), distensi (-) Auskultasi : Bising usus dalam batas normal Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-).

Ekstremitas Ekstremitas atas :Akral hangat (+), CRT < 2 detik (+/+), Edema (-/-), turgor kulit baik Ekstremitas bawah :Akral hangat (+), CRT < 2 detik (+/+), Edema (-/-), turgor kulit baik.

PEMERIKSAAN PENUNJANG08-10-2015

PEMERIKSAANHASILSATUANNILAI NORMAL

HEMATOLOGI

Laju endap darah10mm/1jamL = 0-15; P = 0-20

Hemoglobin17,7g/dlL = 13,8 17,0; P= 11,3-15,5

Leukosit12.600/lL = 4,5 10,8; P = 4,3 10,4

Differential: Basofil Eosinofil Batang N. Segmen Limfosit Monosit0038764%%%%%%0 0,3 %2 41 551 6720 302 6

Hematokrit52,1%L = 40,0 54.0P = 38,0 47,0

Trombosit263.000/ lL = 185.000 402.000P = 132.000

Expertasi :Cor, sinuses dan diafragma normalAorta dan mediastinum superior tidak melebarSkeletal dan jaringan lunak normalPulmo : hili curam, corakan paru normalKedua perihiler dan pericardial kanan agak curamKesan : Bronkopneumonia dupleks ringan.

RESUME: Pasien laki-laki, 20 tahun, datang ke UGD RSIJ Sukapura dengan keluhan sesak nafas sejak tadi siang SMRS. Sesak disertai suara ngik dan sesak semakin terasa berat saat beraktivitas berlebih dan berkurang dengan posisi duduk. Pasien bicara sepenggal kalimat. Keluhan sesak disertai dengan rasa dada seperti ditekan benda berat saat malam hari, kambuh di malam hari > 2x/ bulan. Keluhan sesak yang dirasakan menggangu aktivitas dan tidur. Pasien juga mengeluh batuk berdahak dan pilek. Batuk berdahak berwarna berwarna putih kental sejak 3 hari yang lalu. Batuk muncul pada pagi hari. Pasien juga mengaku nafsu makan menurun semenjak sakit. Pasien sebelumnya sudah meminum obat metilxantin dan efedrin. Pasien memiliki riwayat asma bronkial sejak usia 4 tahun. Pasien memiliki alergi debu.

Pemeriksaan fisik : - Nadi: 120 x/menit, - Pernapasan : 30 x/menit, reguler - Suhu : 36,2 0C- TD: 130 / 90 mmHgRonkhi (+/+), wheezing (+/+).Pemeriksaan penunjang: Leukosit dan limfosit , eosinophil dan monosit , LED normal; Rontgen : Bronkopneumonia dupleksDAFTAR MASALAH Asma Bronkial Pneumonia di dapat dari masyarakat

ASSESMENTAsma BronkialS : Sesak nafas sejak tadi siang SMRS. Sesak disertai suara ngik dan sesak semakin terasa berat saat beraktivitas berlebih dan berkurang dengan posisi duduk. Pasien bicara sepenggal kalimat. Keluhan sesak disertai dengan rasa dada seperti ditekan benda berat saat malam hari, kambuh di malam hari > 2x/ bulan. Keluhan sesak yang dirasakan menggangu aktivitas dan tidur. Pasien juga mengeluh batuk berdahak dan pilek. Batuk berdahak berwarna berwarna putih kental sejak 3 hari yang lalu. Batuk muncul pada pagi hari. Pasien memiliki riwayat asma bronkial sejak usia 4 tahun. Pasien memiliki alergi debu. Pasien sebelumnya sudah meminum obat metilxantin dan efedrin.O : Nadi: 120 x/menit, Pernapasan : 30 x/menit, regular, Suhu : 36,2 0C, TD: 130 / 90 mmHg. wheezing (+/+).Pemeriksaan penunjang: Eosinophil dan monosit , LED (normal); A : Asma Bronkhial persisten ringan serangan sedang P: Rencana Penunjang : Spirometri.Terapi: Pemberian O2 3-4 l/menit IVFD Rl/12 jam Pulmicort (budesonide ) 2 x 0,5 mg/2ml Salbutamol 3 x 100 mcg Metilprednosolon 3 x (500 mg)

Pneumonia di dapat dari masyarakatS: Pasien juga mengeluh batuk berdahak dan pilek. Batuk berdahak berwarna berwarna putih kental sejak 3 hari yang lalu. Batuk muncul pada pagi hari. Pasien juga mengaku nafsu makan menurun semenjak sakit. Pasien menyangkal ada keluhan demam. Pasien sebelumnya sudah meminum obat metilxantin dan efedrin. O: Nadi: 120 x/menit, Pernapasan : 30 x/menit, regular, Suhu : 36,2 0C, TD: 130 / 90 mmHg.Ronkhi (+/+).Pemeriksaan penunjang: Leukosit .Rontgen : Bronkopneumonia dupleks.A: Pneumonia di dapat dari masyarakatP: Rencana Penunjang : Spirometri.Terapi: Pemberian O2 3-4 l/menit IVFD Rl/12 jam Ceftriaxone 1x 2 g Pulmicort (budesonide ) 2 x 0,5 mg/2ml Salbutamol 3 x 100 mcg Metilprednosolon 3 x (500 mg)FOLLOW UPTanggal 8 Oktober 2015 (hari ke 1)S: Sesak nafas, batuk berdahakO: TD = 130/90 mmHg Nadi = 128 x/ menit RR = 24 x/ menit S = 37 C wheezing (+/+)A: Asma Bronkhial persisten ringan serangan sedang P : Terapi: lanjutkan Aminophilin 1 amp (24 mg/ml) dalam drip / 12 jamTanggal 9 Oktober 2015 (hari ke 2)S: batuk, sesak, dada terasa tertekan.O: TD = 120/80 mmHg Nadi = 120 x/ menit RR = 32 x/ menit S = 36,7 C wheezing (+/+), ronkhi (+/+)A: Asma Bronkhial persisten ringan serangan sedang P : Rencana Penunjang : Foto rontgen thoraksTerapi : lanjutkan

Tanggal 10 Oktober 2015 (hari ke 3)S: batuk, sesak berkurangO: TD = 130/80 mmHg Nadi = 84 x/ menit RR = 20 x/ menit S = 36,7 C wheezing (+/-)A: Asma Bronkhial persisten ringan serangan sedang P : terapi : lanjutkan Tanggal 11 Oktober 2015 (hari ke 4)S: batuk , sesak berkurang O: TD = 120/80 mmHg Nadi = 86 x/ menit RR = 18 x/ menit S = 36,8 C wheezing (+/-)A: Asma Bronkhial persisten ringan serangan sedang CAPP : terapi lanjutkan

Tanggal 12 Oktober 2015 (hari ke 5)S: batuk , sesakO: TD = 130/80 mmHg Nadi = 86 x/ menit RR = 18 x/ menit S = 36,8 CA: Asma Bronkhial persisten ringan serangan sedang CAPP : Terapi: lanjutkan Pasien boleh pulang

BAB IIIDISKUSIAsma BronkialDefinisi Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik saluran napas yang menyebabkan hiper reaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang ditandai dengan gejala episodik berulang mengi (wheezing), batuk, sesak napas, dan rasa berat di dada terutama saat malam/dini hari yang umumnya bersifat reversibel baik dengan atau tanpa pengobatan. Pada kasus ini pasien sesak nafas sejak siang ini SMRS. Sesak disertai suara ngik dan sesak semakin terasa berat saat beraktivitas berlebih dan berkurang dengan posisi duduk. Pasien bicara sepenggal kalimat. Keluhan sesak disertai dengan rasa dada seperti ditekan benda berat saat malam hari, kambuh di malam hari > 2x/ bulan. Keluhan sesak yang dirasakan menggangu aktivitas dan tidur. Pasien juga mengeluh batuk berdahak dan pilek. Batuk berdahak berwarna berwarna putih kental sejak 3 hari yang lalu. Batuk muncul pada pagi hari. Epidemiologi Asma dapat ditemukan pada laki laki dan perempuan di segala usia, terutama pada usia dini. Perbandingan laki laki dan perempuan pada usia dini adalah 2:1 dan pada usia remaja menjadi 1:1. Prevalensi asma lebih besar pada wanita usia dewasa. Laki-laki lebih memungkinkan mengalami penurunan gejala di akhir usia remaja dibandingkan dengan perempuan. Pada kasus ini pasien laki laki berusia 20 tahun.Faktor Resiko Asma Secara umum faktor resiko asma dipengaruhi atas faktor genetik dan faktor lingkungan.1. Faktor genetik 1. Atopi/alergiHal yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat yang juga alergi. Dengan adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkial jika terpajan dengan faktor pencetus.1. Hipereaktivitas bronkusSaluran napas sensitif terhadap berbagai rangsangan alergen maupun iritan. 1. Jenis kelaminPria merupakan resiko untuk asma pada anak. Sebelum usia 14 tahun, prevalensi asma pada anak laki-laki adalah 1,5-2 kali dibanding anak perempuan. Tetapi menjelang dewasa perbandingan tersebut lebih kurang sama dan pada masa menopause perempuan lebih banyak.1. Ras/etnik1. ObesitasObesitas atau peningkatan body mass index (BMI), merupakan faktor resiko asma. Mediator tertentu seperti leptin dapat mempengaruhi fungsi saluran napas dan meningkatkan kemungkinan terjadinya asma. Meskipun mekanismenya belum jelas, penurunan berat badan penderita obesitas dengan asma, dapat memperbaiki gejala fungsi paru, morbiditas dan status kesehatan.1. Faktor lingkungan 1. Alergen dalam rumah (tungau, debu rumah, spora jamur, kecoa, serpihan kulit binatang seperti anjing, kucing, dan lain-lain).1. Alergen luar rumah (serbuk sari, dan spora jamur)1. Faktor lain1. Alergen makanan Contoh: susu, telur, udang, kepiting, ikan laut, kacang tanah, coklat, kiwi, jeruk, bahan penyedap, pengawet dan pewarna makanan.1. Alergen obat-obatan tertentuContoh: penisilin, sefalosporin, golongan beta laktam lainnya, eritosin, tetrasiklin, analgesik, antipiretik, dan lain-lain.1. Bahan yang mengiritasiContoh:parfum, household spray, dan lain-lain.1. Ekspresi emosi berlebihStress/gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu dapat memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati, penderita asma yang mengalami stress/gangguan emosi perlu diberi nasihat untuk menyelsaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diobati maka gejala asmanya lebih sulit diobati.1. Asap rokok bagi perokok aktif maupun pasifAsap rokok berhubungan dengan penurunan fungsi paru. Pajanan asap rokok, sebelum dan sesudah kelahiran berhubungan dengan efek berbahaya yang dapat diukur seperti meningkatkan resiko terjadinya gejala serupa asma pada usia dini.1. Polusi udara dari luar dan dalam ruangan 1. Exercise-induced asthmaPada penderita yang kambuh asmanya ketika melakukan aktivitas/olahraga tertentu. Sebagaian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktiviatas jasmani atau olahraga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktivitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktivitas tersebut.1. Perubahan cuacaCuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfer yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Serangan kadang-kadang berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musin kemarau, musim bunga (serbuk sari beterbangan)1. Status ekonomiPada kasus ini pasien memiliki alergi terhadap debu. Sebelumnya pasien juga memiliki riwayat asma pada usia 4 tahun.Klasifikasi Tabel 1. Klasifikasi derajat asma berdasarkan gejala pada orang dewasaDerajat AsmaGejalaGejala MalamFaal Paru

IntermittenBulanan Gejala 80%VEP1 80% nilai prediksi APE 80% nilai terbaikVariabilitas APE 20-30%

Persisten sedangHarian Gejala setiap hariSerangan menggangu aktivitas dan tidurBronkodilator setiap hari>2 kali sebulanAPE 60-80%-VEP1 60-80% nilai prediksi APE 60-80% nilai terbaik-Variabilitas APE >30%

Persisten beratKontinyu Gejala terus menerus Sering kambuhaktivitas fisik terbatasSering APE 60%VEP1 60% nilai prediksi APE 60% nilai terbaikVariabilitas APE >30%

Pada kasus ini pasien mengeluh sesak nafas kambuh di malam hari > 2x/ bulan. Keluhan sesak yang dirasakan menggangu aktivitas dan tidur. Jadi pasien termasuk persisten ringan.Tabel 2. Klasifikasi Derajat Beratnya Serangan AsmaRinganSedangBerat

AktivitasDapat berjalanDapat berbaringJalan terbatasLebih suka dudukSukar berjalanDuduk membungkuk ke depan

BicaraBeberapa kalimatKalimat terbatasKata demi kata

KesadaranMungkin tergangguBiasanya terganggu Biasanya terganggu

Frekuensi napasMeningkatMeningkatSering >30 kali/menit

Retraksi otot-otot bantu napasUmumnya tidak adaKadang kala adaAda

MengiLemah sampai sedangKeras Keras

Frekuensi nadi120

Pulsus paradoksusTidak ada (25 mmHg)

APE sesudah bronkodilator (% prediksi)>80%60-80%