Top Banner
MAKALAH CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK “SEDIAAN KAPSUL” Disusun oleh : Gama Nindya Saputra - 128114xxx Dionisius Laffyanto - 128114xxx Monika Astrid Pangestuti - 128114xxx Linda Evelina Larisa - 128114162 FAKULTAS FARMASI
25

Fix Kapsul

Feb 03, 2016

Download

Documents

Ayaga Divadi

fix kapsul
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Fix Kapsul

MAKALAH

CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK

“SEDIAAN KAPSUL”

Disusun oleh :

Gama Nindya Saputra - 128114xxx

Dionisius Laffyanto - 128114xxx

Monika Astrid Pangestuti - 128114xxx

Linda Evelina Larisa - 128114162

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: Fix Kapsul

LANDASAN TEORI

Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV tahun 1995, kapsul adalah sediaan padat

yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Kapsul keras

merupakan kapsul yang cangkangnya terbuat dari gelatin berkekuatan gel relatif tinggi.

Kapsul ini dapat pula dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. Ukuran cangkang

kapsul keras bervariasi dari yang paling kecil (5) sampai nomor paling besar (000) kecuali

ukuran cangkang untuk hewan.

Kapsul cangkang keras dapat juga terdiri dari :

-  Zat warna yang diijinkan atau zat warna dari berbagai macam oksida besi.

-  Bahan opak/pemburan seperti titanium dioksida.

-  Bahan pendispersi.

-  Bahan pengeras seperti sukrosa.

-  Pengawet (Depkes RI, 1995).

Kapsul cangkang keras biasanya diisi dengan serbuk, butiran atau granul. Butiran

gula inert dapat dilapisi dengan komposisi bahan aktif dan penyalut yang memberikan

profil lepas lambat atau bersifat enterik. Bahan semi padat atau cairan dapat disikan dalam

kapsul tetapi jika cairan dimasukkan dalam kapsul, salah satu teknik penutupan harus

digunakan untuk mencegah kebocoran (Ansel, 2008).

Formulasi kapsul mengandung sedikitnya tiga bahan serbuk, yaitu : bahan obat,

pengisi, glidan. Fungsi dari bahan pengisi adalah mencegah terjadi nya kekosongan dan

mencegah pemberian dosis yang tidak merata, sedangkan glidan berfungsi untuk

memudahkan granul mengalir masuk ke dalam cangkang kapsul. Keuntungan dari sediaan

kapsul adalah praktis dalam penggunaan, praktis untuk di bawa oleh pasien, dan

penampilannya yang menarik. Kerugian dari kapsul adalah pengerjaan yang relatif lebih

lama, tidak dapat diberikan pada anak kecil atau pasien yang sulit menelan (Ansel,

2008).

Pada prinsipnya peracikan kapsul cangkang keras terdiri dari 6 tahap, yaitu :

1. Pengecilan ukuran partikel

2. Pencampuran bahan

3. Pemilihan ukuran kapsul

4. Pengisian kapsul

5. Pembersihan kapsul

6. Pengemasan  dan pemberian etiket serta label (Ansel, 2008).

Page 3: Fix Kapsul

A. FORMULA

Bahan Jumlah

Teofilin 240 mg

Larutan gelatin 20%

Metolose SH90SR 27,5%

Amylum q.s.

1. Data Preformulasi

a. Teofilin (bahan aktif)

o Rumus Molekul : C7H8N4O2.H2O

o Berat Molekul : 198,18

o Pemerian : serbuk berserat atau granul, bearna putih, suspensi dalam air bereaksi

netral terhadap lakmus P, mengembang dalam air dan membentuk suspensii

yang jernih hingga opalesen kental, koloidal.

o Kelarutan : sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam larutan alkali

hidroksida dan dalam ammonium hidroksida agak sukar larut dalam etanol.

o Stabilitas : dapat disimpan pada suhu kamar, dibawah cahaya florosensi terus

menerus selama sekurang – kurangnya 180 hari tanpa perubahan konsentrasi

yang signifikan dalam bentuk larutan sebaiknya dilindungi cahaya,stabil di

udara.

o Khasiat : obat asma, stimulasi SSP dan pernafasan, stimulasi jantung bekerja

sebagai diuretik lemah.

o OTT : Tanin

o Dosis : untuk sediaan lepas lambat dewasa dan anak-anak maximal 400mg/hr. 3-

4 dd 125-250 mg

b. Metolose SH90SR (bahan pembentuk matriks)

o Rumus Molekul : CH3CN(OH)CH2

o Pemerian : serbuk berserat atau granul bewarna putih, suspensi dalam air

bereaksi netral terhadap lakmus P, mengembang dalam air membentuk air dan

membentuk suspensi yang jernih hingga opalesen, kental koloidal.

Page 4: Fix Kapsul

o Kelarutan : tidak larut dalam etanol, larut dalam asam asetat glasial dan dalam

campuran.

o Stabilitas : serbuk metolose stabil tetapi sedikit higroskopis. Larutkan metolose

stabil dalam larutan asam & basa pada pH 8-11 pada suhu ruangan.

c. Larutan Gelatin (bahan pengikat)

o Pemerian : sedikit berbau dan berasa, bewarna putih/ krem putih berbentuk

granul. Kering stabil di udara tetapi terurai oleh mikroba jika lembab atau dalam

bentuk larutan.

o Kelarutan : tidak larut dalam air dingin, mengembang dan lunak bila dicelupkan

dalam air panas dan dalam asam asetat dan dalam campuran gliserin dan air serta

tidak larut dalam etanol.

o Konsentrasi : 20%

o Stabilitas : gelatin kering stabil dalam air.

o Kegunaan : pengikat

o OTT : akan bereaksi dengan asam da basa, aldehid, polimer anion & bahan

kation, elektrolit-elektrolit logam dan surfaktan.

d. Amylum Maydis (bahan pengisi)

o Pemerian : tidak berbau dan tidak berasa, serbuk halus dan putih

o Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol dingin 95% dan air dingin.

o BJ ruah : 0,462 gram/cm3

o BJ mampat : 0,658 gram/cm3

o OTT : material bersifat inert

e. Mg Stearat (lubrikan)

o Rumus Molekul : C16H70MgO4

o Pemerian : serbuk halus licin, mudah melekat pada kulit, mempunyai bau dan

rasa khas lemah

o Kelarutan : praktis tidak larut dalam air

o Stabilitas : stabil dan simpan di tempat kering

o OTT :dengan asam kuat, garam – garam besi dan hindari pencampuran dengan

oksidator kuat

f. Talk (glidan)

o Rumus Molekul : Mg6(SiO5)(OH)4

Page 5: Fix Kapsul

o Pemerian : serbuk hablur sangat halus putih atau putih keabuan , berkilat ,

mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran.

o Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, asam dan basa lemah dan pelarut

organik.

o Stabilitas : stabil dan dapat disterilkan dengan pemanasan 160 derajat selama

tidak kurang selama 1 jam

o OTT : dengan komponen ammonium kuarterner

2. Cara Kerja

1. Cuci bersih alat-alat yang dibutuhkan dan keringkan

2. Timbang bahan-bahan yang diperlukan

3. Gerus Teofilin hingga halus

4. Buat larutan gelatin, timbang gelatin kemudian tambahkan air 2 x berat gelatin

panaskan di penangas air kemudian tambahkan sisa air ad 26,7 ml

5. Campurkan teofilin + metolose SH90SR + amilum. Aduk ad homogen dalam

baskom

6. Tambahkan larutan gelatin sedikit demi sedikit sampai bisa dikepal dan dapat

dihancurkan lagi (massa granulat )

7. Ayak dengan pengayak no. 12

8. Keringkan granul di dalam oven ± 1,5 jam ad kering. Setelah kering ayak dengan

pengayak no.16

9. Lakukan evaluasi granul, yaitu kadar lembab, kompresibilitas dan sifat alir

10.Masukkan campuran serbuk dalam cangkang kapsul menggunakan alat

11. Setelah selesai, bersihkan kapsul dan lakukan uji evaluasi kapsul yaitu

keseragaman bobot dan uji waktu hancur

12.Masukkan kapsul dalam wadah, beri etiket, dan serahkan

B. DESAIN BANGUNAN, FASILITAS & PERALATAN

1. Bangunan dan Fasilitas

Desain bangunan, konstruksi dan tata letak harus diatur sedemikian rupa untuk

menghindarkan pencemaran baik dari lingkungan ke produk maupun dari produk ke

lingkungan. Seperti letak bangunan industri farmasi pada umumnya, bangunan untuk

produksi kapsul harus berada dalam satu area yang sama untuk memudahkan

perpindahan produk. Proses produksi kapsul teofilin ini menggunakan sistem in line

Page 6: Fix Kapsul

atau tertutup, yaitu produksi yang dilakukan secara berkesinambungan dalam satu

rangkaian proses tertutup. Penggunaan sistem ini dapat meminimalkan resiko

kontaminasi silang maupun resiko kontaminasi dari operator. Area dalam bangunan

dibagi menjadi :

a. Black area

Dalam ruangan ini seluruh produk sudah dikemas dalam kemasan primer sehingga

tidak memerlukan penanganan khusus baik udara maupun konstruksi bangunan,

contoh ruangan dalam area ini antara lain kantor, loker, ruang pengemasan

sekunder, gudang bahan awal, dan laboratorium kimia-fisika.

b. Grey area

Merupakan area produksi berlangsung sehingga kebebasan karyawan dalam area

ini dibatasi, selain itu alur masuk baik karyawan maupun barang juga terpisah.

Karena produk yang dibuat adalah kapsul, maka produksi dilakukan di kelas E,

yaitu untuk produk non steril. Ruangan yang ada di area ini antara lain ruang

penimbangan, ruang mixing, ruang granulasi, ruang filling dan pengemasan

primer.

c. White area

Merupakan area steril dengan jumlah operator dan partikel yang diperbolehkan

sangat terbatas, selain itu untuk memasuki area ini juga memerlukan persiapan

khusus seperti mencuci tangan dan kaki serta menggunakan pakaian khusus yang

steril. Contoh ruangan yang ada di area ini adalah laboratorium mikrobiologi.

2. Peralatan

Untuk produksi kapsul, peralatan yang digunakan terbuat dari bahan yang inert, tahan

lama dan mudah dibersihkan, misalnya stainless steel. Letak peralatan dalam ruang

produksi harus diatur sesuai dengan alur produksi yang dilakukan. Peralatan yang

digunakan antara lain : timbangan, mixer, mesin granulasi, mesin pengayak, mesin

filling, dan mesin pengemas. Hal – hal yang perlu diperhatikan mengenai peralatan

yang digunakan :

a) Desain peralatan di atas sebaiknya tidak memiliki ceruk atau celah yang mungkin

menyebabkan bahan/ produk tertinggal, terutama untuk mixer dan mesin granulasi

karena proses ini menggunakan larutan yang dapat menjadi sumber pertumbuhan

mikroba.

Page 7: Fix Kapsul

b) Pipa untuk mengalirkan air suling disanitasi sesuai dengan prosedur, terutama

untuk mengontrol cemaran mikroba. Pipa air dipasang lengkap dengan penandaan

yang memuat isi pipa dan arah aliran.

c) Mesin pengayak harus diperiksa terhadap keausan secara rutin, mesin-mesin lain

juga harus diperiksa terhadap kerusakan.

d) Semua peralatan dalam proses produksi diberi penandaan yang dapat menjelaskan

isi dan proses yang sedang berlangsung di dalam alat tersebut sehingga

memudahkan pada saat pemeriksaan. Penandaan juga memuat identitas bets yang

sedang diproduksi, demikian pula pada alat yang rusak juga harus diberi

penandaan.

e) Proses pembersihan alat-alat tersebut dilakukan tiap kali proses produksi bets

baru, untuk alat ukur seperti timbangan perlu dikalibrasi setiap periode waktu

tertentu dan diverifikasi tiap kali akan digunakan.

C. SISTEM PENUNJANG

1. Sistem HVAC

Pada produksi kapsul, sistem penghisap udara yang efektif hendaklah dipasang

dengan letak lubang pembuangan sedemikian rupa untuk menghindarkan pencemaran dari

produk atau proses lain. Sistem penyaringan udara yang efektif atau sistem lain yang

sesuai perlu dipasang untuk menyaring debu. Pemakaian alat penghisap debu pada

pembuatan kapsul sangat dianjurkan.

Sistem tata udara adalah sistem penanganan tata udara yang disyaratkan CPOB

pada saat pabrik farmasi melakukan aktivitas. Persyaratan tersebut meliputi : kualitas

udara, suhu, kelembaban, dan pergantian udara/jam.

Tujuan Sistem Tata Udara :

1. Pasokan udara untuk karyawan

2. Menghindari kontaminasi silang antar produk

3. Menghindari kontaminasi produk kepada karyawan

4. Menghindari kontaminasi karyawan kepada produk

Sistem tata udara untuk keperluan industri dibagi menjadi dua golongan, yaitu

untuk memberikan kenyamanan lingkungan kerja dan untuk mengatur suhu, kelembaban

dari udara yang dipergunakan dalam proses produksi, penyimpanan, dan lingkungan kerja

mesin.

Page 8: Fix Kapsul

Sistem pengaturan tata udara menggunakan Air Handling Unit (AHU) dengan Air

Conditioner (AC) sentral. Pemilihan peralatan unit air conditioner mencakup :

1. Tempat yang tersedia untuk air conditioner

a. Memudahkan dalam pemeriksaan rutin

b. Memudahkan dalam pemeliharaan periodik

2. Power consumption

a. Efisiensi dari peralatan tersebut

b. Sistem control yang terkait dengan peralatan tersebut

3. Sistem Air Conditioner

Dalam memilih system air conditioner harus diperhatikan :

a. Sistem tata udara yang akan digunakan

b. Kondisi udara dan air sekitar

Dalam mengatur kondisi udara didalam suatu ruang secara serentak yaitu untuk

mencapai kondisi udara yang dibutuhkan. Pengaturan tersebut meliputi :

a. Temperatur udara

b. Kelembaban udara

c. Kebersihan udara

d. Distribusi udara

e. Tekanan udara

f. Tingkat kebisingan

Besarnya tekanan udara dalam ruangan dihasilkan dari besarnya bukaan damper

yang terpasang diruangan dan merupakan variable pergantian udara perjam.

Dipersyaratkan sekurang-kurangnya mempunyai pertukaran udara 20 kali perjam pada

ruang dengan pola aliran yang baik.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan sistem tata udara yaitu

a. Keadaan umum :

Berdasarkan jenis bangunan baru atau lama, bentuk kontruksi.

b. Keperluan :

Berdasarkan tingkat kebersihan, temperatur ruang, kelembaban ruang, tekanan udara

ruang, kontaminasi antar ruang.

c. Biaya :

Berdasarkan biaya pengadaan peralatan mesin pendingin, pengadaan air filter,

instalasi (instalasi air ducting, pipa refrigerant, pipa chilled water/peralatan control,

listrik untuk mesin pendingin), operasi (operasional cost).

Page 9: Fix Kapsul

Weather louvre : untuk mencegah pengotor seperti serangga, daun, kotoran

lain dari udara luar

Silencer : megnurangi kebisingan dari sirkulasi udara yang ada

Flow rate controller : pengaturan volume udara secara otomatis, meliputn

pengaturan tekanan udara

Control damper : kontrol volume udara sebelum masuk ruang produksi

Heating Unit : untuk membuat udara menjadi panas dengan temperatur

yang tepat

Cooling unit/dehumidifier: untuk mendinginkan udara sesuai temperatur yang

diinginkan atau menghilangkan uap/embun dari udara

Humidifier ; mengatur kelembaban udara

Filters: menyaring partikel-partikel seperti mikroorganisme

Page 10: Fix Kapsul

Untuk mencegah kontaminasi silang maupun kontaminasi diberikan sistem udara

dengan aliran “laminar/undirectional”, baik pada area penimbangan maupun area

produksi, untuk mencegah adanya partikel/zat asing baik dari bahan kapsul beda formulasi

maupun udara pengotor

Digunakan juga airlock system untuk mencegah adanya kontaminasi silang pada

pembuatan sediaan kapsul.

Page 11: Fix Kapsul

N ote : D irection of door opening relative to room pressure

15 Pa

15 Pa15 Pa

E30 Pa

Passage0 Pa

A irLock

Room 3 Room 2 Room 1

15 Pa

A ir LockA ir Lock

Pemipaan yang dipasang secara permanen hendaklah diidentifikasi dengan benar.

Hal ini dapat dicapai dengan mengidentifikasi masing-masing jalur, dokumentasi, sistem

kendali komputer atau dengan alternatif lain. Pemipaan hendaklah ditempatkan untuk

menghindari risiko kontaminasi produk antara atau BAO. Drainase hendaklah memiliki

ukuran yang memadai dan hendaklah dilengkapi dengan air break atau alat yang sesuai

untuk mencegah aliran balik, sebagaimana seharusnya.

2. Air

Air yang digunakan untuk proses pembuatan BAO hendaklah ditunjukkan

kesesuaiannya dengan tujuan penggunaannya. Apabila air minum tidak memenuhi

persyaratan untuk menjamin mutu BAO dan dibutuhkan spesifikasi mutu air secara

kimiawi dan/atau mikrobiologi yang lebih ketat, hendaklah ditetapkan spesifikasi yang

sesuai untuk sifat fisika/kimiawi, angka mikroba total, organisme yang tidak diharapkan

dan endotoksin. Apabila air yang digunakan pada proses, diolah oleh pabrik pembuat

untuk mencapai mutu yang ditetapkan, proses pengolahan hendaklah divalidasi dan

dipantau dengan batas bertindak yang tepat.

Apabila pabrik pembuat BAO non-steril baik bertujuan maupun mengklaim bahwa

BAO tersebut sesuai untuk digunakan pada proses lanjutan untuk memproduksi obat

(produk) steril, air yang digunakan untuk tahap isolasi dan pemurnian akhir hendaklah

dipantau dan dikendalikan terhadap angka mikroba total, organisme yang tidak

diharapkan dan endotoksin.

Page 12: Fix Kapsul

3. Pencahayaan

Pencahayaan yang cukup hendaklah tersedia di semua area untuk memudahkan

pembersihan, perawatan dan kegiatan yang benar.

4. Penanganan Limbah

Limbah cair, limbah padat dan limbah lain (misal: produk sampingan padat, cair atau

gas hasil pembuatan) di- dan dari bangunan serta area sekitar hendaklah dibuang secara

aman, tepat waktu dan bersih. Wadah dan/atau pipa untuk limbah hendaklah diidentifikasi

secara jelas.

D. PERSONALIA

Berdasarkan CPOB, Sumber Daya Manusia (SDM) sangat penting dalam

pembentukan dan penerapan system pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan

obat yang benar. Oleh sebab itu industri farmasi bertanggung jawab untuk menyediakan

personil yang terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua

tugas. Tiap personil hendaklah memahami tanggung jawab masing-masing dan dicatat.

Seluruh personil hendaklah memahami prinsip CPOB serta memperoleh pelatihan awal

dan berkesinambungan, termasuk instruksi mengenai higiene yang berkaitan dengan

pekerjaannya.

Selain itu Penerapan 5S dalam industri farmasi yang disesuaikan dengan prinsip-

prinsip CPOB memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas obat yang

dihasilkan yang dapat menjamin kualitas dan keamanan obat.

Page 13: Fix Kapsul

1. SeiriSeiri merupakan langkah awal implementasi 5S, yaitu: pemilahan barang yang

berguna dan tidak berguna : Barang berguna Disimpan

Barang tidak berguna Dibuang

2. SeitonSeiton adalah langkah kedua setelah pemilahan, yaitu: penataan barang yang berguna

agar mudah dicari,dan aman, serta diberi indikasi.

3. SeisoSeiso adalah pembersihan barang yang telah ditata dengan rapih agar tidak kotor,

termasuk tempat kerja dan lingkungan serta mesin, baik mesin yang breakdown

maupun dalam rangka program preventive maintenance (PM).

4. SeiketsuSeiketsu adalah penjagaan lingkungan kerja yang sudah rapi dan bersih menjadi suatu

standar kerja.

5. ShitsukeShitsuke adalah langkah terakhir, yaitu penyadaran diri akan etika kerja : (disiplin

terhadap standar, saling menghormati, malu melakukan pelanggaran, senang

melakukan perbaikan)

Page 14: Fix Kapsul

E. ALUR PRODUKSI, PARAMETER KRITIS & KRITERIA PENERIMAAN

Dalam proses produksi kapsul, cangkang kapsul hendaklah diperlakukan sebagai

bahan awal, dan disimpan dalam kondisi yang dapat mencegah kekeringan dan kerapuhan

atau efek lain yang disebabkan oleh kelembaban.Kapsul dijaga supaya tidak ada yang

terselip atau tertinggal tanpa terdeteksi di mesin, alat penghitung atau wadah produk

ruahan.

Dalam tahap pencetakan kapsul, mesin pencetak hendaklah dilengkapi dengan

fasilitas pengendali debu yang efektif dan ditempatkan sedemikian rupa untuk

menghindarkan kecampurbauran antar produk. Tiap mesin hendaklah ditempatkan dalam

Page 15: Fix Kapsul

ruangan terpisah. Kecuali mesin tersebut digunakan untuk produk yang sama atau

dilengkapi sistem pengendali udara yang tertutup maka dapat ditempatkan dalam ruangan

tanpa pemisah. Untuk mencegah kecampurbauran perlu dilakukan pengendalian yang

memadai baik secara fisik, prosedural maupun penandaan.

Hendaklah selalu tersedia alat timbang yang akurat dan telah dikalibrasi untuk

pemantauan bobot kapsul selama-proses. Kapsul yang diambil untuk keperluan pengujian

atau keperluan lain tidak boleh dikembalikan lagi ke dalam bets yang bersangkutan.

Kapsul yang ditolak atau yang dising-kirkan hendaklah ditempatkan dalam wadah yang

ditandai dengan jelas mengenai status dan jumlahnya dicatat pada Catatan Pengolahan

Bets.

Kriteria penerimaan hendaklah ditetapkan untuk radiofarmaka termasuk kriteria

pelulusan dan spesifikasi masa simpan/masa edar (contoh: identitas kimiawi isotop,

konsentrasi radioaktif, kemurnian dan aktivitas spesifik).

Definisi pelulusan parametris adalah sistem pelulusan yang dapat memberikan

kepastian bahwa mutu produk sudah sesuai dengan yang diinginkan berdasarkan informasi

yang terkumpul selama proses pembuatan dan pemenuhan persyaratan CPOB yang khusus

terkait dengan pelulusan parametris. Pelulusan parametris hendaklah memenuhi

persyaratan umum CPOB, dan Aneks terkait serta pedoman berikut ini.

F. PENJAMINAN MUTU PRODUK

Pemastian mutu dilakukan mulai dari penerimaan bahan awal hingga proses

produksi selesai, meliputi (a) pemeriksaan mutu bahan awal (bahan baku, bahan

pengemas, dan etiket); dan (b) kontrol selama proses, meliputi pemeriksaan produk antara,

produk ruahan, dan produk jadi. Pengawasan mutu dilakukan melalui pengujian

laboratorium oleh bagian pengawasan mutu dengan spesifikasi yang telah ditentukan,

beberapa uji laboratorium yang dilakukan antara lain uji mikrobiologi, uji stabilitas, uji

fisika-kimia.

1. Pemeriksaan mutu bahan awal

Bahan awal berupa bahan baku, bahan pengemas, dan etiket/leaflet yang telah

diterima dari pemasok akan dikarantina sebelum digunakan dalam proses produksi,

bahan yang dikarantina diberi label dengan warna tertentu (kuning) untuk

memudahkan penandaan. Bahan yang dikarantina akan disampling oleh bagian

pengawasan mutu untuk diuji, bahan yang sudah disampling juga diberi label dengan

Page 16: Fix Kapsul

warna lain (putih) agar tidak tercampur dengan bahan yang belum disampling.

Pemeriksaan bahan awal meliputi :

a) Bahan baku

Pemeriksaan bahan baku meliputi organoleptis, sifat fisika seperti kelarutan,

berat jenis, dan titik lebur, dan sifat kimia seperti uji kadar, pH dan stabilitas.

Spesifikasi untuk uji bahan baku ditetapkan berdasarkan acuan standar seperti

monografi di Farmakope Indonesia.

b) Bahan pengemas

Pemeriksaan terhadap bahan pengemas primer berupa blister dan sekunder

berupa karton, meliputi ukuran (panjang, lebar, diameter dan tebal),

keseragaman berat serta kerusakan atau kebocoran pada bahan kemasan

terutama kemasan primer.

c) Etiket/ leaflet

Pemeriksaan etiket/ leaflet meliputi pemeriksaan ukuran (panjang, lebar, dan

diameter), kebenaran tulisan dan tanda-tanda khusus, desain, dan warna.

Metode dan pola pengambilan sampel sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan sebelumnya dan pelaksanannya dicatat dalam buku log. Sampling

dilakukan dengan pola n, yaitu n = 1 + , dimana n merupakan jumlah sampel

yang diambil sedangkan N adalah jumlah wadah yang diterima. Bahan yang lolos

pengujian mutu diberi label hijau dan disimpan dalam gudang, sedangkan bahan

yang tidak lolos akan dilabeli merah.

2. Kontrol selama proses (In process Control)

Kontrol selama proses perlu dilakukan untuk mencegah produk yang tidak

memenuhi spesifikasi melewati tahap produksi lebih lanjut, karena hal ini jelas

merugikan dilihat dari segi kualitas dan biaya produksi, misalnya cangkang kapsul

yang penyok setelah proses filling. IPC dilakukan terhadap produk antara yaitu

granul, dan produk ruahan yaitu kapsul yang telah difilling. Pengawasan dilakukan

dengan cara sampling dan pengujian laboratorium, meliputi :

a) Produk antara. Pemeriksaan granul yang akan diisikan ke kapsul meliputi

pemeriksaan homogenitas granul.

b) Produk ruahan. Pemeriksaan kapsul yang telah diisi granul meliputi kadar zat

aktif, waktu hancur, disolusi, keseragaman kandungan, keseragaman bobot

kapsul.

Page 17: Fix Kapsul

c) Produk jadi. Pemeriksaan produk jadi meliputi warna, bau, rasa, bentuk

kapsul, bobot rata-rata, keseragaman sediaan, keseragaman kandungan, waktu

hancur, disolusi, dan stabilitas.

3. Pemeriksaan akhir obat jadi

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi identifikasi dan kontrol jumlah selama

pengemasan, jumlah dan kebenaran isi dan kerapian pengemasan. Produk yang telah

memenuhi syarat diberi label berisi identitas dan keterangan produk serta

ditandatangani oleh pemeriksa dan siap dipindahkan ke gudang.

G. HAL-HAL PENTING TERKAIT PRODUK

o Pemakaian alat penghisap debu yang efektif pada pembuatan kapsul sangat

dianjurkan untuk menghindarkan pencemaran dari produk atau proses lain.

o Cangkang kapsul disimpan dalam kondisi yang dapat mencegah kekeringan dan

kerapuhan atau efek lain yang disebabkan oleh kelembaban.

o Dalam tahap pencetakan kapsul, mesin pencetak hendaklah dilengkapi dengan

fasilitas pengendali debu yang efektif dan ditempatkan sedemikian rupa untuk

menghindarkan kecampurbauran antar produk.

o Tiap mesin hendaklah ditempatkan dalam ruangan terpisah. Kecuali mesin

tersebut digunakan untuk produk yang sama atau dilengkapi sistem pengendali

udara yang tertutup maka dapat ditempatkan dalam ruangan tanpa pemisah.

o Kapsul perlu dijaga supaya tidak ada yang terselip atau tertinggal tanpa terdeteksi

di mesin, alat penghitung atau wadah produk ruahan.

o Untuk mencegah kecampurbauran perlu dilakukan pengendalian yang memadai

baik secara fisik, prosedural maupun penandaan.

o Untuk pemantauan bobot kapsul selama-proses diperlukan alat timbang yang

akurat dan telah dikalibrasi.

o Kapsul yang diambil untuk keperluan pengujian atau keperluan lain tidak boleh

dikembalikan lagi ke dalam bets yang bersangkutan.

o Kapsul yang ditolak atau yang dising-kirkan hendaklah ditempatkan dalam wadah

yang ditandai dengan jelas mengenai status dan jumlahnya dicatat pada Catatan

Pengolahan Bets.

Page 18: Fix Kapsul

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howard C., 2008, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV, Jakarta : Universitas

Indonesia.

Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta : Departemen Kesehatan RI.