Top Banner

of 39

FIX baru

Feb 20, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/24/2019 FIX baru

    1/39

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 LATAR BELAKANG

    Pneumonia adalah infeksi saluran akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru.

    Berdasarkan struktur anatomis, pneumonia pada anak dibedakan menjadi pneumonia lobaris,

    pneumonia interstisialis, dan bronkopneumonia.1

    Bronkopneumonia sebagai penyakit yang menimbulkan gangguan pada sistem

    pernafasan, merupakan salah satu bentuk pneumonia yang terletak pada alveoli paru.2

    Bronkopneumonia lebih sering menyerang bayi dan anak kecil. Hal ini dikarenakan

    respon imunitas mereka masih belum berkembang dengan baik. Penyakit ini masih

    merupakan masalah kesehatan yang mencolok walaupun ada berbagai kemajuan dalam

    bidang antibiotik. Hal di tersebut disebabkan oleh munculnya organisme nosokomial

    didapat dari rumah sakit! yang resisten terhadap antibiotik. Bakteri penyebab tersering

    bronkopneumonia pada bayi dan anak adalah Streptococcus pneumoniaedanHaemophilus

    influenzae."

    Pneumonia hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama pada anak

    di #egara berkembang. Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas

    anak berusia di bawah lima tahun balita!. $eperlima kematian anak di seluruh dunia, lebih

    kurang dua juta anak balita meninggal setiap tahun akibat pneumonia, sebagian besar terjadi

    di %frika dan %sia &enggara. 'enurut survey kesehatan nasional $(#! tahun 2))1, 2*,+

    angka kematian bayi dan 22,- kematian balita di ndonesia disebabkan oleh penyakit

    sistem respiratori, terutama pneumonia. 2

  • 7/24/2019 FIX baru

    2/39

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    IDENTITAS

    #ama / 0afa #ama %yah / arta

    mur / ",3 bulan mur / 42 tahun

    5enis kelamin / 6aki7laki Pendidikan / $8

    %lamat / Pekerjaan

    #ama bu

    / Pedagang 0onsokan

    / $umera

    'asuk 0$ / )" 5uni 2)13 mur / 41 &ahun

    &gl. 8iperiksa / )" 5uni 2)13 Pekerjaan / bu 0umah &angga

    ANAMNESIS

    anamnesis9alloanamnesis terhadap / bu pasien!

    1. Keluhan Utama:$esak

    2. Riwaat Pena!it Se!a"an#:

    Pasien usia ",3 bulan ! di bawa ibunya ke :8 0$8 %rjawinangun pada tanggal )"

    5uni 2)13 dengan keluhan sesak dan demam sejak " hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien

    datang disertai, batuk, pilek dan demam yang naik turun.

    bu pasien mengatakan belum memeriksakan ke dokter dan memberikan obat apapun

    untuk menurunkan demam anaknya. $aat lahir berat badan anaknya adalah 23)) pada saat

    ditimbang di :8 saat ini berat badan anaknya 43)) gram.

    $etelah dirawat selama 21 hari di 0uang %nak 0$8 %rjawinangun, berat badan

    pasien menurun menjadi 4))) gram, karena pasien disarankan berpuasa untuk mencegah

    aspirasi pada saluran pernafasan, tetapi keluhan sesak nafas masih terlihat.

  • 7/24/2019 FIX baru

    3/39

    &idak ada riwayat alergi di keluarga pasien. Pasien mengalami batuk terus menerus

    semejak sesak, ada kontak dengan penderita penyakit tuberkulosis dan pasien sering terpapar

    dengan debu karena tetanggaya bekerja sebagai pengelas pintu. $elama hamil, ibu dan ayah

    pasien sehat dan tidak mengalami sakit serius. 0iwayat minum obat7obatan, alkohol, dan

    merokok disangkal oleh kedua orang tua pasien.

    $. Riwaat Pena!it Dahulu :

    $esak sejak 1 bulan.

    %. Riwaat Pena!it Kelua"#a:

    0iwayat %lergi 7!

    &B; / (akak pasien pernah mengidap &B; dan telah melakukan pengobatan lengkap

    selama + bulan

    &. Sil'ilah(I!hti'a" !etu"unan:

    (eterangan/

    / ayah pasien

    / ibu pasien

    / pasien

    ). Riwaat P"i*a+i:

    a. 0iwayat kehamilan/

    (urang lebih "* minggu

    / &B;

  • 7/24/2019 FIX baru

    4/39

    b. 0iwayat persalinan/

    Pasien lahir dengan persalinan secsio caesaria dengan indikasi pendarahan

    antepartum dibantu oleh bidan. Pasien lahir cukup bulan di 0umah $akit, langsung

    menangis, berat lahir 23)) gram, panjang lahir 4* cm.

    c. 0iwayat pasca lahir/

    &idak ada keluhan 7!

    ,. Riwaat -a!anan:

    &idak pernah diberikan %$ sejak lahir

    P%$ / $usu bendera

    $ekarang / $usu $:'

    . Pe"!em*an#an:

    U'ia -/t/"i! !a'a" -/t/"i! halu' Bi0a"a S/'ial

    2 bulan 78apat

    memegang

    benda

    7:erak mata

    dapat mengikuti

    benda

    7dapat

    tertawa

    . Imuni'a'i:

    bu pasien tidak tahu mengenai jenis imunisasi yang telah diterima oleh pasien

    a. B;: / puskesmas, 1 hari, 1 bulan

    b. 8P& / 7

    c. Polio / puskesmas, 1 hari, 2 bulan

    d. ;ampak / 7

    e. Hepatitis B / 7

    f. langan 9 booster / 7

    g. munisasi lain / 7

    13. S/'ial E!/n/mi +an Lin#!un#an

  • 7/24/2019 FIX baru

    5/39

    a. S/'ial E!/n/mi:

    %yah pasien bekerja sebagai pedagang rongsokan

    *. Lin#!un#an:

    Pasien tinggal di (edongdong, lingkungan padat penduduk. &inggal bersama ayah

    dan ibunya. 0umah sederhana, sirkulasi udara dan pencahayaan kurang baik. 8i

    kamar terdapat ventilasi udara. 0umah terdiri dari 1 kamar tidur, 1 kamar mandi dan

    dapur. 0umah berada di sebelah rumah pengrajin las pintu.

  • 7/24/2019 FIX baru

    6/39

    B' /

    :unakan kurva ;8;9#;H$ dan standard HA7#;H$!

    $impulan status gii / gii buruk

    B. Peme"i!'aan Khu'u'

    1. (ulit / tidak ada hematom, tidak terdapat mottling, dan tidak ikterik.

    2. (epala / &idak ada deformitas, rambut hitam, tidak mudah dicabut.

    ". 'ata / (onjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat isokor, reflek

    cahaya langsung dan tidak langsung positif.

    4. 6eher / &idak teraba pembesaran kelenjar getah bening, trakea berada ditengah,

    tiroid tidak membesar.

    3. &elinga / #ormal,sekret C!.

    +. Hidung / $imetris,hiperemis, tidak ada sekret, terdapat penapasan cuping hidung.

    *. &enggorok /

  • 7/24/2019 FIX baru

    7/39

    Kanan Kiri

    De5an:

    nspeksi :erakan simetris :erakan simetris

    Palpasi fremitus normal fremitus normal

    Perkusi 0edup 0edup

    %uskultasi 0onkhi C!

    heeing 7!

    0onkhi C!

    heeing 7!

    Kanan Kiri

    Bela!an#:

    nspeksi Pergerakan simetris Pergerakan simetris

    Palpasi

  • 7/24/2019 FIX baru

    8/39

    &onus / Baik Baik Baik Baik

    (ekuatan / 3 3 3 3

    Klonus : - - - -

    0efleks

  • 7/24/2019 FIX baru

    9/39

    Pasien usia 4 bulan ke :8 0$8 %rjawinangun keluhan sesak dan demam sejak "

    hari sebelum masuk rumah sakit. 8emam dirasakan tiba7tiba dan naik turun. $elain

    demam, pasien juga mengeluh batuk, pilek dan nafas berbunyi. $aat ini berat badan

    pasien 4 kg. $ejak lahir pasien tidak mendapat %$, dan hanya diberikan pendamping

    %$ saja.

    PE-ERIKSAAN 7ISIK

    1. (ulit / turgor kulit normal, tidak ada rash

    2. (epala / rambut hitam, tidak mudah rontok.

    ". 'ata / konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik

    4. 8ada / jantung dalam batas normal

    3. Paru. / vesikuler seluruh lapang paru, ronkhi C!, heeing 7!

    0etraksi intercostae C!, retraksi suprasternal C!

    +. Perut / Bising usus terdengar, nyeri tekan 7!, retraksi epigastrium C!

    *. Dkstremitas / %kral hangat.

    -. %nogenital / tidak terdapatperianal rash

    DIA#N$SIS KERJA

    Bronkopneumonia

    DIA#N$SIS %ANDIN#

    a. Bronkiolitis

    b. &uberkulosis

    !III. REN&ANA PEN#EL$LAAN

    A. Ren0ana Peme"i!'aan Penun8an#

    7 0ontgen &horaks

    7 ;ek darah lengkap

    7 (ultur dahak7&es serologi

  • 7/24/2019 FIX baru

    10/39

    B. Ren0ana Penatala!'anaan

    1.'edikamentosa

    a. A2 nasal kanul 269menit

    b. (oreksi cairan ntravena fluid (%7D# 1B 1+ tetes mikro drip per menit

    c. njeksi %ntrain 4=43 mg intravena jika demam

    d. njeksi (almetasone "=),3 mg

    e. njeksi ;efotaksim 2=2))mg

    f. #ebulier combivent9- jam

    2.#on7medikamentosa

    Ddukasi pada pemberian %$ kepala harus lebih tinggi.

    5aga kebersihan pasien danpersonal hygineibu.

    5ika batuk, punggung ditepuk7tepuk agar tidak terjadi aspirasi.

    9. Ren0ana Pemantauan

    Pantau tanda vital pasien

    Pantau gejala penyakit penyerta

    Pantau pemberian antibiotik

    D. Ren0ana E+u!a'i

    Ddukasi terhadap keluarga pasien tentang penyakit pasien. $elain itu edukasikan tentang

    pentingnya pola hidup dan lingkungan sehat kepada keluarga. Perhatikan mengenai

    asupan makanan untuk pasien yaitu makanan dengan pola empat sehat lima sempurna.

    $arankan untuk membawa kembali untuk kontrol secara teratur. Ddukasi tentang tanda7tanda kegawatdaruratan pada sesak nafas.

  • 7/24/2019 FIX baru

    11/39

    I. PR!"#!SIS

    $uo ad vitam / dubia ad bonam

    $uo ad functionam / dubia ad bonam

    7/ll/w U5 tan##al 3$ uni 231&

    $ / Pasien sesak nafas sejak 2 minggu yang lalu, demam C!, batuk C!, pilek C!, sesak nafas

    terlihat, nafas cuping hidung C!, retraksi suprasternal C!, retraksi epigastrial C! dan retraksi

    interkostal C!.

    A : Peme"i!'aan ;i'i!

    1. Ke'an Umum / tampak sakit berat

    2. Ke'a+a"an :somnolen

    $. Tan+a Utama

  • 7/24/2019 FIX baru

    12/39

    1. Ke'an Umum / tampak sakit berat

    2. Ke'a+a"an : $omnolen

    $. Tan+a Utama

    )9+) mmHg

    Pulmo / FB$ kanan?kiri, 0onkhi C!, heeing 7!

    Dia#n/'i'/ Bronkopneumonia

    7/ll/w U5 ) 8uni 231&

  • 7/24/2019 FIX baru

    13/39

    $ Pasien terlihat sesak nafas, retraksi epigastrium C!, retraksi suprasternal C! dan retraksi

    interkostal C! dan pernafasan cuping hidung C!, batuk C! dan pilek C! 8emam C!

    A : Peme"i!'aan ;i'i!

    1. Ke'an Umum / tampak sakit berat

    2. Ke'a+a"an : Somnolen

    $. Tan+a Utama

    )93) mmHg

    Pulmo / FB$ kanan?kiri, 0onkhi C!, heeing 7!

    Dia#n/'i'/ Bronkopneumonia

    7/ll/w U5 , 8uni 231&

    $ / Pasien terlihat sesak nafas, retraksi epigastrium C!, retraksi suprasternal C! dan retraksi

    interkostal C! dan pernafasan cuping hidung C!, batuk C! dan pilek C! 8emam C!

    A : Peme"i!'aan ;i'i!

    1. Ke'an Umum / tampak sakit berat

    2. Ke'a+a"an : Somnolen

    $. Tan+a Utama

  • 7/24/2019 FIX baru

    14/39

    Dia#n/'i'/ Bronkopneumonia

    7/ll/w U5 8uni 231&

    $ / Pasien terlihat sesak nafas, retraksi epigastrium C!, retraksi suprasternal C! dan retraksi

    interkostal C! dan pernafasan cuping hidung C!, batuk C! dan pilek C! 8emam C!

    A : Peme"i!'aan ;i'i!

    1. Ke'an Umum / tampak sakit sedang

    2. Ke'a+a"an : Composmentis

    $. Tan+a Utama

  • 7/24/2019 FIX baru

    15/39

    A : Peme"i!'aan ;i'i!

    1. Ke'an Umum / tampak sakit sedang

    2. Ke'a+a"an : Composmentis

    $. Tan+a Utama

    )9+) mmHg

    Pulmo / FB$ kanan?kiri, 0onkhi C!, heeing 7!

    Dia#n/'i'/ Bronkopneumonia

  • 7/24/2019 FIX baru

    16/39

    7/ll/w U5 11 8uni 231&

    $ / Pasien terlihat sesak nafas, retraksi epigastrium C!, retraksi suprasternal C! dan retraksi

    interkostal C! dan pernafasan cuping hidung C!, batuk C! dan pilek C! 8emam C!

    A : Peme"i!'aan ;i'i!

    1. Ke'an Umum / tampak sakit sedang

    2. Ke'a+a"an : Composmentis

    $. Tan+a Utama

    )9+) mmHg

  • 7/24/2019 FIX baru

    17/39

    Pulmo / FB$ kanan?kiri, 0onkhi 7!, heeing 7!

    Dia#n/'i'/ Bronkopneumonia

    7/ll/w U5 1$ 8uni 231&

    $ / Pasien terlihat sedikit sesak, terlihat retraksi epigastrium 7!, retraksi suprasternal C! dan

    retraksi interkostal 7! dan pernafasan cuping hidung tidak terlihat, batuk dan pilek 7!

    A : Peme"i!'aan ;i'i!

    1. Ke'an Umum / tampak sakit sedang

    2. Ke'a+a"an : Composmentis

    $. Tan+a Utama

  • 7/24/2019 FIX baru

    18/39

    Bronkopneumonia adalah peradangan pada paru dimana proses peradangannya ini

    menyebar membentuk bercak7bercak infiltrat yang berlokasi di alveoli paru dan dapat pula

    melibatkan bronkiolus terminal.2Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru

    yang melibatkan bronkus atau bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercak7bercak

    patchy distribution!.4 Pneumonia merupakan penyakit

    peradangan akut pada paru yang disebabkan oleh

    infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil disebabkan

    oleh penyebab non7infeksi yang akan menimbulkan

    konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran

    gas setempat. 3

    III. 2. EPIDE-IOLOGI

    nsidens penyakit saluran napas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan

    yang tinggi di seluruh dunia. $ekitar -) dari seluruh kasus baru berhubungan dengan

    infeksi saluran napas yang terjadi di masyarakat pneumonia komuniti 9 P(! atau di dalam

    rumah sakit9 pusat perawatan pneumonia nosokomial 9 P#!."

    nfeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam bidang

    kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang maupun yang sudah maju. 6aporan

    HA 1>>> menyebutkan bahwa penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi di

    dunia adalah infeksi saluran napas akut termasuk pneumonia dan influena. nsidensi

    pneumonia komuniti di %merika adalah 12 kasus per 1))) orang per tahun dan merupakan

    penyebab kematian utama akibat infeksi pada orang dewasa di negara itu. %ngka kematian

    akibat pneumonia di %merika adalah 1). Penyebab pneumonia sulit ditemukan dan

    memerlukan waktu beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya, sedangkan pneumonia dapat

    Gam*a" 1. B"/n!/5neum/nia

  • 7/24/2019 FIX baru

    19/39

    menyebabkan kematian bila tidak segera diobati, maka pada pengobatan awal pneumonia

    dapat diberikan antibiotika secara empiris.+

    III. $. ETIOLOGI

    Dtiologi pneumonia sulit dipastikan karena kultur sekret bronkus merupakan tindakan

    yang sangat invasif sehingga tidak dilakukan.

  • 7/24/2019 FIX baru

    20/39

    'e"in# 8a"an#

    6ahir 7 2) hari

    Ba!te"i Ba!te"i

    &.colli %a+teri anaerob

    Streptococcus grup

    %

    Streptococcus grup

    ,

    -isteria

    monocytogenes

    Haemophillus

    influenza

    Streptococcus

    pneumonie

    6i"u'

    C*

    H*

    " miggu G "

    bulan

    Ba!te"i Ba!te"iClamydia

    trachomatis

    %ordetella pertusis

    Streptococcus

    pneumonia

    Haemophillus

    influenza tipe %

    6i"u' *ora/ella catharalis

    )denovirus Staphylococcus

    aureus

    Influenza 6i"u'Parainfluenza 0'1'2 C*

    4 bulan G 3 tahun Ba!te"i Ba!te"i

    Clamydia

    pneumonia

    Haemophillus

    influenza tipe %

    *ycoplasma

    pneumonia

    *ora/ella catharalis

    Streptococcus

    pneumonia

    Staphylococcus

    aureus

    6i"u' #eisseria

    meningitides

    )denovirus 6i"u'

    Rinovirus arisela 3oster

    InfluenzaParainfluenza

  • 7/24/2019 FIX baru

    21/39

    3 tahun G remaja Ba!te"i Ba!te"i

    Clamydia

    pneumonia

    Haemophillus

    influenza

    *ycoplasma

    pneumonia

    -egionella sp

    Streptococcus

    pneumonia

    Staphylococcus

    aureus

    6i"u'

    )denovirus

    &pstein4%arr

    Rinovirus

    arisela zoster

    InfluenzaParainfluenza

  • 7/24/2019 FIX baru

    22/39

    seperti palatoskiis, pemberian makanan dengan posisi horiontal, atau

    pemaksaan pemberian makanan seperti minyak ikan pada anak yang sedang

    menangis. (eparahan penyakit tergantung pada jenis minyak yang terinhalasi.

    5enis minyak binatang yang mengandung asam lemak tinggi bersifat paling

    merusak contohnya seperti susu dan minyak ikan.3

    $elain faktor di atas, daya tahan tubuh sangat berpengaruh untuk terjadinya

    bronkopneumonia. 'enurut sistem imun pada penderita7penderita penyakit yang

    berat seperti %8$ dan respon imunitas yang belum berkembang pada bayi dan

    anak merupakan faktor predisposisi terjadinya penyakit ini.3

    III. %. KLASI7IKASI

    Pembagian pneumonia sendiri pada dasarnya berdasarkan anatomi dan etiologi.

    Beberapa ahli telah membuktikan bahwa pembagian pneumonia berdasarkan etiologi terbukti

    secara klinis dan memberikan terapi yang lebih relevan. *

    %. Berdasarkan lokasi lesi di paru

    1. Pneumonia lobaris

    2. Pneumonia lobularis bronkopneumoni!

    ". Pneumonia interstitialis

    B. Berdasarkan asal infeksi

    1. Pneumonia yang didapat dari masyarkat community ac6uired pneumonia ?

    ;%P!

    2. Pneumonia yang didapat dari rumah sakit hospital4based pneumonia!

    ;. Berdasarkan mikroorganisme penyebab

    1. Pneumonia bakteri

    2. Pneumonia virus

    ". Pneumonia mikoplasma

    4. Pneumonia jamur

  • 7/24/2019 FIX baru

    23/39

    8. Berdasarkan karakteristik penyakit

    1. Pneumonia tipikal

    2. Pneumonia atipikal

    D. Berdasarkan lama penyakit

    1. Pneumonia akut

    2. Pneumonia persisten

  • 7/24/2019 FIX baru

    24/39

    7 %danya retraksi

    7 %nak perlu di rawat dan berikan terapi antibiotik

    Bayi berusia di bawah 2 bulan

    Pada bayi berusia dibawah 2 bulan, perjalanan penyakit lebih bervariasi. (lasifikasi

    pneumonia pada kelompok usia ini adalah sebagai berikut /

    Pneumonia

    7 Bila ada nafas cepat I +) =9menit atau sesak nafas

    7 Harus dirawat dan diberikan antibiotik

    Bukan pneumonia

    7 &idak ada nafas cepat atau sesak nafas

    7 &idak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan simptomatik

    III. & PATOGENESIS

    stilah pneumonia mencangkup setiap keadaan radang paru dimana beberapa atau

    seluruh alveoli terisi dengan cairan dan sel7sel darah. 5enis pneumonia yang umum adalah

    pneumonia bakterialis yang paling sering disebabkan oleh pneumokokus. Penyakit ini

    dimulai dengan infeksi dalam alveoli, membran paru mengalami peradangan dan berlubang7

    lubang sehingga cairan dan bahkan sel darah merah dan sel darah putih keluar dari darah

    masuk kedalam alveoli. 8engan

    demikian, alveoli yang terinfeksi

    secara progresif menjadi terisi

    dengan cairan dan sel7sel, dan

    infeksi disebarkan oleh perpindahan

    bakteri dari alveolus ke alveolus.-

    Gam*a" &. Gam*a"an Al

  • 7/24/2019 FIX baru

    25/39

    Pada keadaan normal, saluran respiratorik mulai dari area sublaring sampai parenkim

    paru adalah steril. $aluran napas bawah ini dijaga tetap steril oleh mekanisme pertahanan

    bersihan mukosiliar, sekresi imunoglobulin %, dan batuk. 'ekanisme pertahanan

    imunologik yang membatasi invasi mikroorganisme patogen adalah makrofag yang terdapat

    di alveolus dan bronkiolus, g% sekretori, dan imunoglobulin lain. *

    mumnya mikroorganisme penyebab terhisap ke paru bagian perifer melalui saluran

    respiratori. 'ula7mula terjadi edema akibat reaksi jaringan yang mempermudah proliferasi

    dan penyebaran kuman ke jaringan sekitarnya. Bagian paru yang terkena mengalami

    konsolidasi, yaitu terjadi serbukan sel P'#, fibrin, eritrosit, cairan edema, dan

    ditemukannya kuman di alveoli. $tadium ini disebut stadium hepatisasi merah. $elanjutnya,

    deposisi fibrin semakin bertambah, terdapat fibrin dan leukosit P'# di alveoli dan terjadi

    proses fagositosis yang cepat. $tadium ini disebut stadium hepatisasi kelabu. $elanjutnya,

    jumlah makrofag meningkat di alveoli, sel akan mengalami degenerasi, fibrin menipis,

    kuman dan debris menghilang. $tadium ini disebut stadium resolusi. $istem

    bronkopulmoner jaringan paru yang tidak terkena akan tetap normal.*

    Pneumonia viral biasanya berasal dari penyebaran infeksi di sepanjang jalan napas

    atas yang diikuti oleh kerusakan epitel respiratorius, menyebabkan obstruksi jalan napas

    akibat bengkak, sekresi abnormal, dan debris seluler. 8iameter jalan napas yang kecil pada

    bayi menyebabkan bayi rentan terhadap infeksi berat. %telektasis, edema interstisial, dan

    ventilation7perfusion mismatch menyebabkan hipoksemia yang sering disertai obstruksi

    jalan napas. nfeksi viral pada traktus respiratorius juga dapat meningkatkan risiko terhadap

    infeksi bakteri sekunder dengan mengganggu mekanisme pertahanan normal pejamu,

    mengubah sekresi normal, dan memodifikasi flora bakterial.*

  • 7/24/2019 FIX baru

    26/39

    (etika infeksi bakteri terjadi pada parenkim paru, proses patologik bervariasi

    tergantung organisme yang menginvasi.*. pneumoniaemenempel pada epitel respiratorius,

    menghambat kerja silier, dan menyebabkan destruksi seluler dan memicu respons inflamasi

    di submukosa. (etika infeksi berlanjut, debris seluler yang terlepas, sel7sel inflamasi, dan

    mukus menyebabkan obstruksi jalan napas, dengan penyebaran infeksi terjadi di sepanjang

    cabang7cabang bronkial, seperti pada pneumonia viral.S. pneumoniaemenyebabkan edema

    lokal yang membantu proliferasi mikroorganisme dan penyebarannya ke bagian paru lain,

    biasanya menghasilkan karakteristik sebagai bercak7bercak konsolidasi merata di seluruh

    lapangan paru.+,>

    nfeksi streptokokus grup % pada saluran napas bawah menyebabkan infeksi yang

    lebih difus dengan pneumonia interstisial. Pneumonia lobar tidak laim. 6esi terdiri atas

    nekrosis mukosa trakeobronkial dengan pembentukan ulkus yang compang7camping dan

    sejumlah besar eksudat, edema, dan perdarahan terlokalisasi. Proses ini dapat meluas ke

    sekat interalveolar dan melibatkan fasa limfatika. Pneumonia yang disebabkan S.aureus

    adalah berat dan infeksi dengan cepat menjelek yang disertai dengan morbiditas yang lama

    dan mortalitas yang tinggi, kecuali bila diobati lebih awal. $tafilokokus menyebabkan

    penggabungan bronkopneumoni yang sering unilateral atau lebih mencolok pada satu sisi

    ditandai adanya daerah nekrosis perdarahan yang luas dan kaverna tidak teratur.1)

    $ecara patologis, terdapat 4 stadium pneumonia, yaitu/

    1. $tadium 4712 jam pertama atau stadium kongesti!

    8isebut hi5e"emia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung

    pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan

    permeabilitas kapiler di tempat infeksi. Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator7

    mediator peradangan dari sel7sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan.

    'ediator7mediator tersebut mencakup histamin dan prostaglandin. 8egranulasi sel mast

    juga mengaktifkan jalur komplemen. (omplemen bekerja sama dengan histamin dan

  • 7/24/2019 FIX baru

    27/39

    prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas

    kapiler paru. Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang

    interstisium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus.

    Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh

    oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh

    dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin.3

    2. $tadium 4- jam berikutnya!

    8isebut he5ati'a'i me"ah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah,

    eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu host ! sebagai bagian dari reaksi

    peradangan. 6obus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit,

    eritrosit dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar,

    pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah

    sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 4- jam.3

    ". $tadium "7- hari berikutnya!

    8isebut he5ati'a'i !ela*u, yang terjadi sewaktu sel7sel darah putih mengkolonisasi

    daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah

    yang cedera dan terjadi fagositosis sisa7sisa sel. Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai

    diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi

    pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti.3

    4. $tadium F *711 hari berikutnya!

    8isebut juga 'ta+ium "e'/lu'i, yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan

    mereda, sisa7sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makrofag sehingga jaringan

    kembali ke strukturnya semula.3

    III. ). GEALA KLINIS

    Pneumonia khususnya bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran

    nafas bagian atas selama beberapa hari. $uhu dapat naik secara mendadak sampai ">74));

    dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. %nak sangat gelisah, dispnu,

  • 7/24/2019 FIX baru

    28/39

    pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar

    hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit,anak akan mendapat

    batuk setelah beberapa hari, di mana pada awalnya berupa batuk kering kemudian menjadi

    produktif.4

    8alam pemeriksaan fisik penderita pneumonia khususnya bronkopneumonia

    ditemukan hal7hal sebagai berikut/

    1. Pada inspeksi terlihat setiap nafas terdapat retraksi otot epigastrik, interkostal,

    suprasternal, dan pernapasan cuping hidung.4

    &anda objektif yang merefleksikan adanya distres pernapasan adalah retraksi dinding

    dada penggunaan otot tambahan yang terlihat dan cuping hidung orthopnea dan

    pergerakan pernafasan yang berlawanan. &ekanan intrapleura yang bertambah negatif

    selama inspirasi melawan resistensi tinggi jalan nafas menyebabkan retraksi bagian7bagian

    yang mudah terpengaruh pada dinding dada, yaitu jaringan ikat inter dan sub kostal, dan

    fossae supraklavikula dan suprasternal. (ebalikannya, ruang interkostal yang melenting

    dapat terlihat apabila tekanan intrapleura yang semakin positif. 0etraksi lebih mudah

    terlihat pada bayi baru lahir dimana jaringan ikat interkostal lebih tipis dan lebih lemah

    dibandingkan anak yang lebih tua.4

    (ontraksi yang terlihat dari otot sternokleidomastoideus dan pergerakan fossae

    supraklavikular selama inspirasi merupakan tanda yang paling dapat dipercaya akan adanya

    sumbatan jalan nafas. Pada infant, kontraksi otot ini terjadi akibat Jhead bobbingK, yang

    dapat diamati dengan jelas ketika anak beristirahat dengan kepala disangga tegal lurus

    dengan area suboksipital. %pabila tidak ada tanda distres pernapasan yang lain pada Jhead

    bobbingK, adanya kerusakan sistem saraf pusat dapat dicurigai.4

    Pengembangan cuping hidung adalah tanda yang sensitif akan adanya distress

    pernapasan dan dapat terjadi apabila inspirasi memendek secara abnormal contohnya pada

  • 7/24/2019 FIX baru

    29/39

    kondisi nyeri dada!. Pengembangan hidung memperbesar pasase hidung anterior dan

    menurunkan resistensi jalan napas atas dan keseluruhan. $elain itu dapat juga menstabilkan

    jalan napas atas dengan mencegah tekanan negatif faring selama inspirasi.4

    2. Pada palpasi ditemukan vokal fremitus yang simetris.

    (onsolidasi yang kecil pada paru yang terkena tidak menghilangkan getaran fremitus

    selama jalan napas masih terbuka, namun bila terjadi perluasan infeksi paru kolaps

    paru9atelektasis! maka transmisi energi vibrasi akan berkurang.4

    ". Pada perkusi tidak terdapat kelainan

    4. Pada auskultasi ditemukan crac+lessedang nyaring.

    Crac+lesadalah bunyi non musikal, tidak kontinyu, interupsi pendek dan berulang

    dengan spektrum frekuensi antara 2))72))) H. Bisa bernada tinggi ataupun rendah

    tergantung tinggi rendahnya frekuensi yang mendominasi!, keras atau lemah tergantung

    dari amplitudo osilasi! jarang atau banyak tergantung jumlah crac+les individual! halus

    atau kasar tergantung dari mekanisme terjadinya!.4

    Crac+les dihasilkan oleh gelembung7gelembung udara yang melalui sekret jalan

    napas9jalan napas kecil yang tiba7tiba terbuka.4

    III. , DIAGNOSIS

    A.PE-ERIKSAAN 7ISIK

    8alam pemeriksaan fisik ditemukan hal7hal sebagai berikut /

    $uhu tubuh I "-,3o;

    Pada setiap nafas terdapat retraksi otot epigastrik, interkostal, suprasternal, dan

    pernapasan cuping hidung.

    &akipneu berdasarkan HA/

    sia @ 2 bulan I +) =9menit

    sia 2712 bulan I 3) =9menit

  • 7/24/2019 FIX baru

    30/39

    sia 173 tahun I 4) =9menit

    sia +712 tahun I 2- =9menit

    Pada palpasi ditemukan fremitus vokal menurun.

    Pada perkusi lapangan paru redup pada daerah paru yang terkena.

    Pada auskultasi dapat terdengar suara pernafasan menurun.

  • 7/24/2019 FIX baru

    31/39

    superfisialis daripada infeksi bakteri profunda. ;0P kadang digunakan untuk evaluasi

    respons terhadap terapi antibiotik.*,1)

    Pemeriksaan ;0P dan prokalsitonin juga dapat menunjang pemeriksaan radiologi

    untuk mengetahui spesifikasi pneumonia karena pneumokokus dengan nilai ;0P I 12)

    mg9l dan prokalsitonin I 3 ng9ml. +

    ". Pemeriksaan 'ikrobiologis

    Pemeriksaan mikrobiologik untuk diagnosis pneumonia anak tidak rutin dilakukan

    kecuali pada pneumonia berat,dan jarang didapatkan hasil yang positif. ntuk pemeriksaan

    mikrobiologik, spesimen dapat berasal dari usap tenggorok, sekret nasofaring tidak

    memiliki nilai yang berarti. 8iagnosis dikatakan definitif bila kuman ditemukan dari darah,

    cairan pleura, atau aspirasi paru.*

    4. Pemeriksaan serologis

    ji serologik untuk medeteksi antigen dan antibodi pada infeksi bakteri tipik

    mempunyai sensitivitas dan spesifitas yang rendah. %kan tetapi, diagnosis infeksi

    $treptokokus grup % dapat dikonfirmasi dengan peningkatan titer antibodi seperti

    antistreptolisin A, streptoim, atau anti8nase B. ji serologik g' dan g: antara fase akut

    dan konvalesen pada anak dengan infeksi pneumonia oleh ;hlamydia pneumonia dan

    'ycoplasma pneumonia memiliki hasil yang memuaskan tetapi tidak bermakna pada

    keadaan pneumonia berat yang memerlukan penanganan yang cepat+,*.

    3. Pemeriksaan 0oentgenografi

  • 7/24/2019 FIX baru

    32/39

    pada pneumonia berat yang dirawat dan timbul gejala klinis berupa takipneu, batuk, ronki,

    dan peningkatan suara pernafasan. (elainan foto rontgen toraks pada pneumonia tidak selalu

    berhubungan dengan gambaran klinis. mumnya pemeriksaan yang diperlukan untuk

    menunjang diagnosis pneumonia hanyalah pemeriksaan posisi %P. 6ynch dkk mendapatkan

    bahwa tambahan posisi lateral pada foto rontgen toraks tidak meningkatkan sensitivitas dan

    spesifisitas penegakkan diagnosis2,+. :ambaran radiologis mempunyai bentuk difus bilateral

    dengan peningkatan corakan bronkhovaskular dan infiltrat kecil dan halus yang tersebar di

    pinggir lapang paru. Bayangan bercak ini sering terlihat pada lobus bawah 4.

    $ecara umum gambaran foto toraks terdiri dari/

    nfiltrat interstisial, ditandai dengan peningkatan corakan bronkovaskular,

    peribronchial cuffing dan overaeriation. Bila berat terjadi pachy consolidation

    karena atelektasis *.

    nfiltrat alveolar, merupakan konsolidasi paru dengan air bronchogram.

    (onsolidasi dapat mengenai satu lobus disebut dengan pneumonia lobaris atau

    terlihat sebagai lesi tunggal yang biasanya cukup besar, berbentuk sferis,

    berbatas yang tidak terlalu tegas dan menyerupai lesi tumor paru disebut

    sebagai round pneumonia 8.

    Bronkopneumoni ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua paru

    berupa bercak7bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru

    disertai dengan peningkatan corakan peribronkial *.

  • 7/24/2019 FIX baru

    33/39

    pneumonia virus. nfiltrat alveolar berupa konsolidasi segmen atau lobar, bronkopneumoni

    dan air bronchogram sangat mungkin disebabkan oleh bakteri *.

    8iagnosis ditegakkan bila ditemukan " dari 3 gejala berikut 3/

    1. $esak napas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada

    2. Panas badan

    ". 0onkhi basah halus7sedang nyaring crac+les!

    4.

  • 7/24/2019 FIX baru

    34/39

    7 Pemberian antibiotik diberikan selama 1) hari pada pneumonia tanpa

    komplikasi, sampai saat ini tidak ada studi kontrol mengenai lama terapi

    antibiotik yang optimal

    Pem*e"ian anti*i/ti! *e"+a'a"!an umu"

    #eonatus dan bayi muda @ 2 bulan! /

    7 ampicillin C aminoglikosid

    7 amoksisillin7asam klavulanat

    7 amoksisillin C aminoglikosid

    7 sefalosporin generasi ke7"

    Bayi dan anak usia pra sekolah 2 bl73 thn!

    7 beta laktam amoksisillin

    7 amoksisillin7amoksisillin klavulanat

    7 golongan sefalosporin

    7 kotrimoksaol

    7 makrolid eritromisin!

    %nak usia sekolah L 3 thn!

    7 amoksisillin9makrolid eritromisin, klaritromisin, aitromisin!

    7 tetrasiklin pada anak usia L - tahun!

    2. Penatala!'aan 'u5/"ti;

    7 Pemberian oksigen lembab 274 69menit sampai sesak

    nafas hilang atau PaA2pada analisis gas darah I +) torr

    7 Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit.

  • 7/24/2019 FIX baru

    35/39

    7 %sidosis diatasi dengan pemberian bikarbonat intravena

    dengan dosis awal ),3 = )," = defisit basa = BB kg!. $elanjutnya

    periksa ulang analisis gas darah setiap 47+ jam. Bila analisis gas darah tidak bisa

    dilakukan maka dosis awal bikarbonat ),3 = 27" mDM = BB kg!.>

    7 Abat penurun panas dan pereda batuk sebaiknya tidak

    diberikan pada *2 jam pertama karena akan mengaburkan interpretasi

    reaksi antibiotik awal. Abat penurun panas diberikan hanya pada penderita

    dengan suhu tinggi, takikardi, atau penderita kelainan jantung.

    Bila penyakit bertambah berat atau tidak menunjukkan perbaikan yang nyata dalam

    247*2 jamganti dengan antibiotik lain yang lebih tepat sesuai dengan kuman penyebab

    yang diduga sebelumnya perlu diyakinkan dulu ada tidaknya penyulit seperti empyema,

    abses paru yang menyebabkan seolah7olah antibiotik tidak efektif!.>

    $. Penatala!'anaan *e+ah

    Pada umumnya tidak ada tindakan bedah kecuali bila terjadi komplikasi

    pneumotoraks atau pneumomediastinum.2

    III. PROGNOSIS

    8engan pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan

    sampai kurang dari 1 . %nak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang

    terlambat menunjukan mortalitas yang lebih tinggi.1)

    BAB I6

  • 7/24/2019 FIX baru

    36/39

    PE-BAHASAN

    Bronkopneumonia adalah peradangan pada paru dimana proses peradangannya

    menyebar membentuk bercak7bercak infiltrat yang berlokasi di alveoli paru dan dapat pula

    melibatkan bronkiolus terminal. Pada auskultasi terdengar suara ronkhi pada paru,

    bronkopneumonia memiliki gejala seperti takipneu dan dapat terlihat retraksi interkostal,

    retraksi epigastrium, retraksi supra sternal dan pernafasan cuping hidung. (e empat tanda ini

    menunjukan adanya bantuan dari otot bantu nafas yang menggambarkan adanya kesulitan

    bernafas. :ejala seperti batuk, pilek dan demam juga dapat muncul pada bronkopneumoni.

    Pada pasien ini data7data yang mendukung diagnosis bronkopneumonia adalah

    ditemukan adanya pilek, batuk, takipneu, retraksi pada otot bantu nafas dan terdengar suara

    ronkhi pada seluruh lapang paru dengan auskultasi. &anda vital didapatkan frekuensi nadi -)=

    menit, frekuensi nafas +3= menit, suhu "-,)o;. Pemeriksaan lab darah didapatkan B; -,*

    6E' 2,3 'A# ),>. Pada pemeriksaan rontgen thorak ditemukan kesan adanya pneumonia

    pada paru kanan.

    Pada follow up data pasien yang di terapi dengan pengobatan bronkopneumonia

    menunjukan adanya perbaikan pada frekuensi pernafasan dari tanggal " juni 2)1371" juni

    2)13 +3=, *)=, +)=, +4=, +)=, 4-=, 4-=, 4)=, 4-=, 4)=, 4)=!, dan terlihat pula pengurangan

    pada penggunaan otot bantu nafas yang awalnya terdapat retraksi interkostal, retraksi

    suprasternal, retraksi epigastrial dan nafas cuping hidung dan pada tanggal 1" juni 2)13

    hanya terlihat retraksi interkostal dan rentraksi suprasternal. $udah tidak ditemukan batuk,

    pilek, demam dan suara ronkhi sudah banyak berkurang pada akhir follow up.

    8iagnosis banding dari bronkopneumonia yang paling laim adalah tuberkulosis.

    8iagnois banding tuberkulosis dapat disingkirkan dengan menggunakan tes mantou= bila

    hasil tes mantou= 7!. Pada penatalaksanaan kasus ini diberikan tatalaksana bronkopneumonia

  • 7/24/2019 FIX baru

    37/39

    yaitu/ A2 nasal kanul 269menit, (oreksi cairan ntravena fluid (%7D# 1B 1+ tetes mikro drip

    per menit, njeksi %ntrain 4=43 mg intravena jika demam, njeksi (almetasone "=),3 mg,

    njeksi ;efotaksim 2=2))mg, #ebulier combivent9- jam. Pasien dengan bronkopneumoni

    kami anjurkan untuk observasi ketat tanda7tanda vital pada saat sesak nafas berat dan

    memperhatikan tanda7tanda sianosis.

  • 7/24/2019 FIX baru

    38/39

    KESI-PULAN

    Bronkopneumonia adalah peradangan pada paru dimana proses peradangannya

    menyebar membentuk bercak7bercak infiltrat yang berlokasi di alveoli paru dan dapat pula

    melibatkan bronkiolus terminal. 8alam menegakkan diagnosis pneumonia pada anak perlu

    dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang yang mendukung. 8ari

    anamnesis dapat ditemukan riwayat infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa hari

    disertai demam tinggi, riwayat batuk kering yang kemudian menjadi produktif serta takipneu.

    Pada pemeriksaan fisik dilakukan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pada inspeksi

    terlihat retraksi otot dinding dada pada epigastrik, interkostal, suprasternal, dan terdapat pernapasan

    cuping hidung. $aat dilakukan palpasi dapat ditemukan fremitus vocal dan taktil yang tertinggal pada

    paru yang terinfeksi. $aat dilakukan perkusi terdapat suara redup pada paru yang terinfeksi dan pada

    auskultasi dapat ditemukan crac+lessedang nyaring.

    ntuk membantu penegakan diagnosis, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang

    seperti darah perifer lengkap dan 6D8, serta foto thoraks. Pada pemeriksaan darah perifer

    lengkap perlu diperhatikan apakah terdapat leukositosis atau tidak, apabila terdapat

    leukositosis kemungkinan etiologinya akibat infeksi. Pada pemeriksaan 6D8 perlu

    diperhatikan ada tidaknya peningkatan, apabila terdapat peningkatan 6D8 disertai

    leukositosis dapat memperkuat etiologi berupa infeksi. Pada hasil foto thoraks didapatkan

    gambaran difus merata pada kedua paru berupa bercak7bercak infiltrat yang dapat meluas

    hingga daerah perifer paru disertai dengan peningkatan corakan peribronkial.

    8iagnosis yang tepat serta penalaksanaan yang tepat dapat memberikan hasil yang

    baik terhadap prognosis pasien. Penatalaksanaan yang dapat diberikan yaitu dengan antibiotik

    yang sesuai dengan kasus bronkopneumonia, pemberian oksigen lembab 274 69menit,

    pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit, serta dilakukan observasi ketat

    terhadap tanda vital dan perkembangan penyakit pasien

  • 7/24/2019 FIX baru

    39/39

    DA7TAR PUSTAKA

    1. (apita $elekta (edokteran. 5ilid 2. Ddisi ". 'edia %esculapius