BAB I PENDAHULUAN Terbukanya antara traktus urinarius dan dunia luar disebut fistula. Yang paling sering adalah fistula vesikovaginal dimana lokasinya antara kandung kemih dan uretra, namun fistula dapat juga terjadi antara vagina uterus ataupun kandung kemih. Diseluruh dunia penyebab umum dari fistula vesikovaginal adalah persalinan macet. Hal ini juga terjadi di dunia barat pada 150 tahun yang lalu, tetapi dengan semakin majunya ketersedian layanan obstetri dasar dan majunya obstetri intervensi hampir menghapuskan masalah ini pada negara – negara maju sedangkan negara tertinggal masih belum beruntung dan berkutat pada masalah ini. (Nygaard, 2007) Persalinan macet sering terjadi di daerah pedesaan di mana gadis-gadis yang menikah muda (kadang-kadang pernikahan yang amat dini 9-10 tahun ) dan di mana transportasi buruk dan akses ke pelayanan kesehatan yang terbatas . Dalam keadaan seperti itu , kehamilan sering terjadi pasien beberapa saat setelah menstruasi baru pertama kali dimulai dan sebelum pertumbuhan tulang dari ibu selesai . Ketika persalinan dimulai , disproporsi sefalopelvik adalah hal yang umum terjadi, dan sedikit sekali yang bisa dilakukan untuk memperbaiki malpresentasi janin . Pasien mungkin dalam proses persalinan selama 5 sampai 6 hari tanpa intervensi, dan jika ibu bertahan hidup, mereka biasanya melahirkan bayi yang lahir mati . Dalam kasus tersebut , jaringan lunak panggul telah hancur oleh tekanan konstan dari kepala janin , menyebabkan terjadinya cedera vaskular iskemik dan nekrosis jaringan. Ketika jaringan ini melunak, fistula urogenital atau rektovaginal akan mudah terjadi. Banyak dari pasien ini memiliki fistula kompleks atau multipel, yang melibatkan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Terbukanya antara traktus urinarius dan dunia luar disebut fistula. Yang paling sering adalah
fistula vesikovaginal dimana lokasinya antara kandung kemih dan uretra, namun fistula dapat juga
terjadi antara vagina uterus ataupun kandung kemih. Diseluruh dunia penyebab umum dari fistula
vesikovaginal adalah persalinan macet. Hal ini juga terjadi di dunia barat pada 150 tahun yang lalu,
tetapi dengan semakin majunya ketersedian layanan obstetri dasar dan majunya obstetri intervensi
hampir menghapuskan masalah ini pada negara – negara maju sedangkan negara tertinggal masih
belum beruntung dan berkutat pada masalah ini. (Nygaard, 2007)
Persalinan macet sering terjadi di daerah pedesaan di mana gadis-gadis yang menikah muda
(kadang-kadang pernikahan yang amat dini 9-10 tahun ) dan di mana transportasi buruk dan akses
ke pelayanan kesehatan yang terbatas . Dalam keadaan seperti itu , kehamilan sering terjadi pasien
beberapa saat setelah menstruasi baru pertama kali dimulai dan sebelum pertumbuhan tulang dari
ibu selesai . Ketika persalinan dimulai , disproporsi sefalopelvik adalah hal yang umum terjadi, dan
sedikit sekali yang bisa dilakukan untuk memperbaiki malpresentasi janin . Pasien mungkin dalam
proses persalinan selama 5 sampai 6 hari tanpa intervensi, dan jika ibu bertahan hidup, mereka
biasanya melahirkan bayi yang lahir mati . Dalam kasus tersebut , jaringan lunak panggul telah
hancur oleh tekanan konstan dari kepala janin , menyebabkan terjadinya cedera vaskular iskemik
dan nekrosis jaringan. Ketika jaringan ini melunak, fistula urogenital atau rektovaginal akan mudah
terjadi. Banyak dari pasien ini memiliki fistula kompleks atau multipel, yang melibatkan kerusakan
total dari uretra dan robeknya seluruh bagian dasar dari kandung kemih. Setelah fistula tersebut
berkembang, kehidupan wanita-wanita muda ( yang sebagian besar lebih muda dari 20 tahun )
biasanya mengalami masalah sosial kecuali mereka dapat memperoleh akses ke layanan bedah
kuratif. (Nygaard, 2007)
Kebayakan penyebab dari fistula urogenital adalah pembedahan,keganasan dan terapi
radiasi atau kombinasi dari ketiganya. Kebanyakan fistula vesikovaginal berkembang setelah
histerektomi vaginal dan abdominal dimana bagian kecil dari kandung kemih dan tak hati – hati
terjepit oleh klem atau tertusuk jarum. Fistula ini kebanyakan terjadi pada puncak vagina dan tidak
lebih dari 1 – 2 mm. Jumlah urin yang bocor pada fistula, berapapun ukurannya fistula tersebut,
pastilah banyak.
Ketidakmampuan mengontrol keluarnya urin terus menerus akan menyebabkan mereka
menarik diri terhadap suami dan keluarga. Mereka tidak nyaman dalam berinteraksi sehari – hari
1
dengan keluarga. Kebanyakan dari mereka akan dikucilkan dari masyarakat dimana disisi lain
sebenarnya mereka adalah individu yang sehat. Biaya sosial dan ekonomi terhadap masalah ini
sangatlah besar dan sebelumnya diabaikan secara luas oleh komunitas medis. Angka morbiditas
dihubungkan dengan fistula akibat obstetri hampir mendekati angka kematian ibu dan merupakan
topik yang paling terabaikan pada pelayanan kesehatan terhadap ibu. (Nygaard, 2007)
2
BAB II
FISTULA VESIKOVAGINAL
I. Sejarah
Pada 1672, pertama kali perbaikan fistula vesikovaginal dilaporkan, di mana
digunakan bulu ayam untuk mendekati tepi luka dengan benang sutra. James Marion Sims
tahun 1852 melaukan perbaikan fistula dengan menggunakan kawat perak. Prinsip yang ia
kembangkan sampai sekarang masih diterapkan. Selanjutnya berkembng tekhnik satu lapis
oleh Mackenrodt dan menempatkan implantasi labia oleh Martius tahun 1920. Sejak itu,
teknik menggunakan perbaikan dengan pendekatan abdominal, vaginal atau dikombinasikan
pendekatan abdominal dan vagina dengan dan tanpa interposisi jaringan telah dapat
dilakukan. (Eilber, 2005) (Rutman, 2007)
II. Definisi
Terbukanya atau abnormalitas saluran yang terletak antara traktus urinarius dan
dunia luar disebut fistula. Yang paling sering adalah fistula vesikovaginal dimana lokasinya
antara kandung kemih dan vagina. (Eilber, 2005) (Rutman, 2007)
III. Epidemiologi dan Etiologi
Kejadian sebenarnya dari fistula vesikovaginal tidak diketahui, tetapi telah
diperkirakan 0,3-2 %. Berbagai etiologi dari fistula vesiko vaginal tercantum dalam Tabel 1. Di
negara maju , histerektomi merupakan penyebab utama dari fistula vesiko vaginal,
sedangkan di beberapa daerah di Afrika dan Asia trauma obstetrik adalah penyebab
mendominasi. Fistula vesikovaginal akibat obstetri adalah hasil dari nekrosis dinding vagina
dan sekundernya adalah kerusakan terhadap kandung kemih akibat tekanan dari kepala
janin selama persalinan lama, dan biasanya melibatkan area kerusakan jaringan yang luas.
(Eilber, 2005)
3
Cedera yang berhubungan mungkin termasuk keruskan total uretra , fistula
urethrovaginal , kerusakan serviks , dan fistula rektovaginal. Fistula vesikovaginal setelah
histerektomi yang paling umum adalah setelah pendekatan laparoskopi ( 2.2/1000 ) diikuti
dengan histerektomi abdominal total ( 1.0/1000 ) dan vaginal histerektomi ( 0.2/1000 ). The
Mayo Clinic juga meneliti penyebab fistul vesikovaginal dan menemukan bahwa 82 % adalah
karena operasi ginekologi , 8 % untuk prosedur obstetri , 6 % untuk radioterapi panggul , dan
4 % trauma atau fulgurasi. Karena di negara-negara maju sebagian besar penyebab dari
fistula vesikovaginal adalah komplikasi histerektomi, maka faktor risiko , dan tindakan
pencegahan perlu diantisipasi. Sebelum operasi panggul termasuk operasi caesar, konisasi
serviks , terapi radiasi , dan endometriosis mungkin dapat mempengaruhi pasien untuk
menjadi fistula vesikovaginal. (Meeks, 2008)
IV. Diagnosis
Meskipun beberapa fistula mungkin dapat dengan mudah untuk didiagnosa dengan
anamnesis yang lengkap dan pemeriksaan fisik , tetapi terkadang membutuhkan tes lebih
lanjut, seperti tes pewarna dan pencitraan radiografi . Evaluasi yang dicurigai fistula
vesikovaginal dimulai dengan riwayat kesehatan menyeluruh dan pemeriksaan fisik . Riwayat
medis masa lalu adalah penting untuk mengetahui operasi panggul sebelumnya dan adanya
keganasan dengan atau tanpa terapi radasi . Mengetahui penyebab terjadinya pembentukan
fistula dapat menjadi penting dalam perencanaan teknik operasi untuk perbaikan . Juga
penting untuk mengetahui apakah pasien mempunyai riwayat inkontinensia, untuk
mengetahi jika terjadi komplikasi inkontinesia hal ini dimulai segera setelah operasi panggul
atau apakah sudah ada sebelumnya . Seorang wanita dengan fistula vesikovaginal mungkin
awalnya saat datang ke poliklinik didiagnosis dengan stres atau urge inkontinensia, dan
mungkin telah mengalami kebocoran urin sesekali selama berbulan-bulan . (Nygaard, 2007)
A. Anamnesis
Seorang pasien dengan fistula vesikovaginal biasanya menderita gejala
kebocoran urin terus menerus tak lama setelah melakukan prosedur operasi atau
prosedur didaerah panggul . Adanya hubungan antara gejala dan trauma panggul
(pembedahan atau persalinan pervaginam) harus dipastikan. Riwayat radiasi, upaya
perawatan atau upaya perbaikan sebelumnya, infeksi pada vagina, keadaan umum dan
kesehatan pasien juga harus ditentukan. (Eilber, 2005)
4
Kebocoran tergantung pada ukuran dan lokasi fistula , bisa hanya dari bercak
sesekali sampai seperti berkemih yang normal namun terus menerus sehingga pasien
tidak mempunyai kehendak untuk berkemih karena kandung kemih pasien tidak mampu
menyimpan volume urin yang memadai untuk kehendak berkemih. Terapi radiasi dapat
menyebabkan fistula vesikovaginal dalam beberapa bulan sampai tahun setelah
pengobatan . Terdapat sebuah kasus dilaporkan di mana fistula vesikovaginal yang
berukuran besar timbul setelah 38 tahun setelah histerektomi radikal dan radiasi. Ketika
seorang pasien datang dengan kebocoran urin terus menerus divagina, diagnosis
diferensial meliputi fistula vesikovaginal, fistula ureterovaginal , fistula urethrovaginal ,
dan fistula uterovesical . Anamnesis , pemeriksaan fisik, dan tes diagnostik yang dipilih
memungkinkan diagnosis harus dibuat dengan pasti . (Eilber, 2005)