POKOK-POKOK POKOK-POKOK MATERI FILSAFAT ILMU MATERI FILSAFAT ILMU PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO UNIVERSITAS DIPONEGORO Oleh : Oleh : Prof. Dr. Prof. Dr. Iriyanto Iriyanto Widisuseno, M.Hum Widisuseno, M.Hum
POKOK-POKOK POKOK-POKOK MATERI FILSAFAT ILMU MATERI FILSAFAT ILMU
PROGRAM PASCASARJANAPROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS DIPONEGOROUNIVERSITAS DIPONEGORO
Oleh :Oleh :Prof. Dr.Prof. Dr. Iriyanto Widisuseno, Iriyanto Widisuseno,
M.HumM.Hum
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PERSOALAN FILSAFAT
• Pengertian Filsafat– Terminologi : Istilah Filsafat (IND) = Falsafah(ARAB),
Philosophy (INGG), Philosophia (LATIN), Philosophie (BLD, JERMAN, PRANCIS), Semua istilah itu bersumber pada istilah Philosophia (YUNANI)
Philosophia : Philosophia : – Philein + Sophos = mencitai hal-hal Philein + Sophos = mencitai hal-hal
yg bersifat bijaksana yg bersifat bijaksana – Philos + Sophia = teman Philos + Sophia = teman
kebijaksanaan kebijaksanaan – Philosophos = pencinta kebijaksanaan Philosophos = pencinta kebijaksanaan
Sikap mencitai - paradoksal Sikap mencitai - paradoksal Memiliki X Mempersoalkan Memiliki X Mempersoalkan
(an unended quest – an unfinished (an unended quest – an unfinished
journey)journey)
KesimpulanKesimpulan– Filsafat sebagai upaya terusmenerus, Filsafat sebagai upaya terusmenerus,
proses mencari kebenaran melalui sikap proses mencari kebenaran melalui sikap kritis, selalu bertanya sampai pada kritis, selalu bertanya sampai pada persoalan yg paling dasar/hakikipersoalan yg paling dasar/hakiki
Implikasi belajar Filsafat :Implikasi belajar Filsafat :– Orang semakin memahami makna segala Orang semakin memahami makna segala
sesuatu, termasuk makna kehidupan ini.sesuatu, termasuk makna kehidupan ini.
BEBERAPA SEBUTAN UNTUK BEBERAPA SEBUTAN UNTUK FILSAFATFILSAFAT
Filsafat adalah sikap hidupFilsafat adalah sikap hidupFilsafat adalah cara/metode berfikir Filsafat adalah cara/metode berfikir reflektif dan rasionalreflektif dan rasionalFilsafat adalah sekelompok persoalan:Filsafat adalah sekelompok persoalan:– Apakah hakikat sesuatu Apakah hakikat sesuatu (metavisika)(metavisika) - (mns, - (mns,
alam semesta, Tuhan, ilmu )alam semesta, Tuhan, ilmu )– Dari manakah datangnya ilmu/pengetahuan,Dari manakah datangnya ilmu/pengetahuan,– Apakah kebenaran Apakah kebenaran (epistemologi). (epistemologi).
Lanjutan .......Lanjutan .......
– Apakah yang membedakan baik dan buruk ?Apakah yang membedakan baik dan buruk ?– Apakah keindahan ?Apakah keindahan ?– Apakah agama perlu memasuki kehidupan Apakah agama perlu memasuki kehidupan
manusia ?-------manusia ?-------AksiologiAksiologi
DEFINISI FILSAFAT DEFINISI FILSAFAT
Philosophy is the attempt to give a Philosophy is the attempt to give a reasoned conception of the universe and reasoned conception of the universe and of man’s place itof man’s place it(Fils adalah usaha untuk memberikan (Fils adalah usaha untuk memberikan pemahaman konsep alam semesta dan pemahaman konsep alam semesta dan tempat manusia berada)tempat manusia berada)– J.A. Leighton :fils yg lengkap mencakup alam J.A. Leighton :fils yg lengkap mencakup alam
semesta/jagat raya, alam kehidupan, doktrin-semesta/jagat raya, alam kehidupan, doktrin-doktrin, nilai, makna dan tujuan kehidupan.doktrin, nilai, makna dan tujuan kehidupan.
Lanjutan....Lanjutan....
Philosophy as the endeavor to achieve a Philosophy as the endeavor to achieve a comprehensive view of life and its comprehensive view of life and its meaning, upon the basis of the results of meaning, upon the basis of the results of the various sciences. the various sciences.
(Filsafat sebagai usaha sungguh2 untuk (Filsafat sebagai usaha sungguh2 untuk mencapai pemahaman menyeluruh mencapai pemahaman menyeluruh tentang arti dan makna kehidupan, yg tentang arti dan makna kehidupan, yg berdasarkan hasil macam-macam ilmu. berdasarkan hasil macam-macam ilmu.
MENGAPA KITA MEMBUTUHKAN MENGAPA KITA MEMBUTUHKAN FILSAFATFILSAFAT
Each person must make decisions and Each person must make decisions and act.act.– Kehidupan mendorong kita utk menentukan Kehidupan mendorong kita utk menentukan
jawaban atas pertanyaan2 ttg kebenaran dan jawaban atas pertanyaan2 ttg kebenaran dan kesalahan, kecantikan dan kejelekan, kesalahan, kecantikan dan kejelekan, kebaikan dan keburukan. Kita harus kebaikan dan keburukan. Kita harus menetapkan standar2 dan tujuan2nya. Fils menetapkan standar2 dan tujuan2nya. Fils dpt memberikan dasar utk tindakan2 sosial dpt memberikan dasar utk tindakan2 sosial bagi tingkah laku pribadi. bagi tingkah laku pribadi.
Lanjutan.....Lanjutan.....
Our conduct is our own, and we are really Our conduct is our own, and we are really free only when we rely upon inner controls free only when we rely upon inner controls or self-chosen ends. or self-chosen ends. – Tingkah laku kita adalah milik kita, dan kita Tingkah laku kita adalah milik kita, dan kita
benar-benar bebas hanya jika kita percaya benar-benar bebas hanya jika kita percaya akan kontrol diri sendiri dan berakhir dengan akan kontrol diri sendiri dan berakhir dengan pilihan sendiripilihan sendiri
– Fils membekali pemahaman esensial, Fils membekali pemahaman esensial, komprehensif dan normatifkomprehensif dan normatif
Lanjutan....Lanjutan....
Philosophy is one of the best means by Philosophy is one of the best means by which to foster the habit of reflectionwhich to foster the habit of reflection– Fils adalah salah satu cara terbaik utk Fils adalah salah satu cara terbaik utk
memelihara kebiasaan berfikir kritismemelihara kebiasaan berfikir kritis– Fils membantu orang memperluas wawasan Fils membantu orang memperluas wawasan
hidup dan cakrawala dunianya, menjadikan ia hidup dan cakrawala dunianya, menjadikan ia lebih hidup, kritis, inteligen. lebih hidup, kritis, inteligen.
Lanjutan .....Lanjutan .....
We life in an age of uncertainty and We life in an age of uncertainty and change, when many of the older beleifs change, when many of the older beleifs and ways of doing things are inadequate. and ways of doing things are inadequate. – Kita senantiasa hidup dalam ketidak pastian Kita senantiasa hidup dalam ketidak pastian
dan penuh perubahan, manakala banyak dan penuh perubahan, manakala banyak kepercayaan2 kepercayaan2
– Dalam suasana seperti ini kita membutuhkan Dalam suasana seperti ini kita membutuhkan seperangkat nilai2 dan petunjuk2, seperangkat nilai2 dan petunjuk2, kesatupaduan ditengah kekacauan, integrasi kesatupaduan ditengah kekacauan, integrasi diri. diri.
POSISI FILSAFAT ILMU SEBAGAI POSISI FILSAFAT ILMU SEBAGAI CABANG PENGETAHUAN FILSAFATCABANG PENGETAHUAN FILSAFAT
1. METAFISIKA 1. METAFISIKA – METAFISIKA UMUM (ONTOLOGI)METAFISIKA UMUM (ONTOLOGI)– METAFISIKA KHUSUS (PSIKOLOGI, KOSMOLOGI, METAFISIKA KHUSUS (PSIKOLOGI, KOSMOLOGI,
THEOLOGI)THEOLOGI)2. EPISTEMOLOGI: 2. EPISTEMOLOGI: TEORI PENGETAHUAN TEORI PENGETAHUAN
(Theory of knowledge)(Theory of knowledge)TEORI PENGETAHUAN ILMIAH (Theory of Science) = TEORI PENGETAHUAN ILMIAH (Theory of Science) = FILSAFAT ILMU ( Philosophy of Science) FILSAFAT ILMU ( Philosophy of Science)
AKSIOLOGI / TEORI NILAIAKSIOLOGI / TEORI NILAI(LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA, RELIGI) (LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA, RELIGI)
RUANG LINGKUP PERSOALAN RUANG LINGKUP PERSOALAN FILSAFAT ILMUFILSAFAT ILMU
ARTI FILSAFAT ILMU (Philosophy of ARTI FILSAFAT ILMU (Philosophy of science)science)– Cabang fils yang mengkaji ilmu dalam Cabang fils yang mengkaji ilmu dalam
perspektif filosofis: perspektif filosofis: Objek materi (hal yg dikaji): ilmu (Science) Objek materi (hal yg dikaji): ilmu (Science) Objek formal (sudut pandang) : ilmu ditinjau dari Objek formal (sudut pandang) : ilmu ditinjau dari segi hakikat (ontologis), cara kerja keilmuan segi hakikat (ontologis), cara kerja keilmuan (epistemologis) dan norma2 dasar keilmuan (epistemologis) dan norma2 dasar keilmuan (aksiologis). (aksiologis).
MENGAPA CALON MAGISTER-MENGAPA CALON MAGISTER-PROFESIONAL PERLU BELAJAR PROFESIONAL PERLU BELAJAR
FILSAFAT ILMUFILSAFAT ILMU AA. . Tuntutan kompetensi akademik :Tuntutan kompetensi akademik :
Lulusan program SLulusan program S22 diarahkan menjadi diarahkan menjadi ilmuwan, profesional, diharapkan mampu ilmuwan, profesional, diharapkan mampu menerapkan dan mengembangkan ilmu menerapkan dan mengembangkan ilmu (penelitian, eksperimentasi, implementasi)(penelitian, eksperimentasi, implementasi)-- Dalam praktiknya di lapangan merekaDalam praktiknya di lapangan mereka
menghadapi permasalahan mendasar: menghadapi permasalahan mendasar:
Lanjutan.........Lanjutan......... Dalam penerapan, pengembangan dan penemuan Dalam penerapan, pengembangan dan penemuan
teori/ilmu tidak cukup hanya mendasarkan pada teori/ilmu tidak cukup hanya mendasarkan pada ketrampilan pengetahuan dan kemampuan ketrampilan pengetahuan dan kemampuan penguasaan konsep-konsep serta teori-teori penguasaan konsep-konsep serta teori-teori keilmuan dalam bidangnya masing-masing, akan keilmuan dalam bidangnya masing-masing, akan tetapi juga landasan pemahaman mengenai hakikat tetapi juga landasan pemahaman mengenai hakikat ilmu (dasar ontologis), cara pengembangan ilmu ilmu (dasar ontologis), cara pengembangan ilmu (dasar epistemologis), dan kaidah-kaidah moral-(dasar epistemologis), dan kaidah-kaidah moral-etika-agama sebagai dasar pertimbangan etika-agama sebagai dasar pertimbangan mengenai untuk apa teori/ilmu itu dikembangkan, mengenai untuk apa teori/ilmu itu dikembangkan, diterapkan, atau ditemukan (dasar aksiologis). diterapkan, atau ditemukan (dasar aksiologis).
Lanjutan ...........Lanjutan ...........
Seorang ilmuwan dan profesional dituntut Seorang ilmuwan dan profesional dituntut pertanggungjawaban kemampuan pertanggungjawaban kemampuan pemahaman: ontologis, epistemologis dan pemahaman: ontologis, epistemologis dan aksiologis keilmuan. aksiologis keilmuan.
B.Tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan B.Tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan empiris: mengarah spesialisasi yg makin empiris: mengarah spesialisasi yg makin meruncing disertai berbagai dampaknya. meruncing disertai berbagai dampaknya. – Dampak positif : Dampak positif :
Bagi Ilmuwan: memiliki fokus dan kedalaman Bagi Ilmuwan: memiliki fokus dan kedalaman keilmuankeilmuanBagi masyarakat: spesialisasi keilmuan disertai Bagi masyarakat: spesialisasi keilmuan disertai temuan2 teknologinya dapat memfasilitasi temuan2 teknologinya dapat memfasilitasi kebutuhan, keperluan hidup manusia. kebutuhan, keperluan hidup manusia.
Lanjutan ...........Lanjutan ...........
DAMPAK NEGATIPDAMPAK NEGATIP– SEMAKIN MERUNCINGNYA SPESIALISASI ILMU-SEMAKIN MERUNCINGNYA SPESIALISASI ILMU-
ILMU EMPIRIS, YG MEMBAWA KONSEKUENSI ILMU EMPIRIS, YG MEMBAWA KONSEKUENSI SEMAKIN RAGAM BIDANG-BIDANG KEILMUAN, SEMAKIN RAGAM BIDANG-BIDANG KEILMUAN, SEKAT2 KEILMUAN, SIKAP ILMIAH ILMUWAN SEKAT2 KEILMUAN, SIKAP ILMIAH ILMUWAN SEMAKIN FOKUS DAN INTENS DALAM SEMAKIN FOKUS DAN INTENS DALAM BIDANGNYA. IMPLIKASI YANG DITIMBULKAN, BIDANGNYA. IMPLIKASI YANG DITIMBULKAN, ILMU BERKEMBANG MENUJU OTONOMINYA, ILMU BERKEMBANG MENUJU OTONOMINYA, SIKAP APATISME, EGOISME, DAN ANARKHISME SIKAP APATISME, EGOISME, DAN ANARKHISME KEILMUANKEILMUAN..
Lanjutan ...........Lanjutan ...........
– Teknologi modern yang dihasilkan spesialisasi secara Teknologi modern yang dihasilkan spesialisasi secara ekstensif telah mempengaruhi berbagai bidang ekstensif telah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan manusia, dan secara intensif mampu kehidupan manusia, dan secara intensif mampu merubah pola kehidupan manusia (pola budaya ) : merubah pola kehidupan manusia (pola budaya ) :
Kekeringan nilai-nilai : Kekeringan nilai-nilai : – Teknologi mendorong perkembangan pola pikir Teknologi mendorong perkembangan pola pikir
berorientasi praktis, rasional, empiris. Dapat berorientasi praktis, rasional, empiris. Dapat terjebak ke arah pola kehidupan yg materialis, terjebak ke arah pola kehidupan yg materialis, pragmatis, kering nilai2 etik spiritual dan nilai-pragmatis, kering nilai2 etik spiritual dan nilai-nilai kesejarahan. Gaya hidup konsumtif, nilai kesejarahan. Gaya hidup konsumtif, materialistik, hedonistik, dan demoralisasi, materialistik, hedonistik, dan demoralisasi, dehumanisasi, dll. dehumanisasi, dll.
Pengembangan ilmu dan teknologi harus Pengembangan ilmu dan teknologi harus dikembalikan pada arti dan makna dikembalikan pada arti dan makna hakikinya (ontologi), prosedur, metode hakikinya (ontologi), prosedur, metode pengembangan yg tepat bagi kepentingan pengembangan yg tepat bagi kepentingan manusia (epistemologi), dan norma2 manusia (epistemologi), dan norma2 dasar imperatif yang harus ditaati untuk dasar imperatif yang harus ditaati untuk menentukan arah tujuan pengembangan menentukan arah tujuan pengembangan ilmu (aksiologi). ilmu (aksiologi).
Lanjutan ......Lanjutan ......
C. C. ILMU BERSIFAT DINAMISILMU BERSIFAT DINAMIS– ILMU BUKAN SESUATU/ ENTITAS YANG ILMU BUKAN SESUATU/ ENTITAS YANG
ABADI, ILMU SEBENARNYA TIDAK PERNAH ABADI, ILMU SEBENARNYA TIDAK PERNAH SELESAI KENDATI ILMU ITU DIDASARKAN SELESAI KENDATI ILMU ITU DIDASARKAN PADA KERANGKA: OBJEKTIF, RASIONAL, PADA KERANGKA: OBJEKTIF, RASIONAL, SISTEMATIS, LOGIS DAN EMPIRIS. SISTEMATIS, LOGIS DAN EMPIRIS.
– DALAM PERKEMBANGANNYA ILMU TIDAK DALAM PERKEMBANGANNYA ILMU TIDAK MUNGKIN LEPAS DARI MEKANISME MUNGKIN LEPAS DARI MEKANISME KETERBUKAAN TERHADAP KOREKSI.KETERBUKAAN TERHADAP KOREKSI.
Lanjutan.........Lanjutan.........
ITULAH SEBABNYA ILMUWAN ITULAH SEBABNYA ILMUWAN DITUNTUT MENCARI ALTERNATIF-DITUNTUT MENCARI ALTERNATIF-ALTERNATIF PENGEMBANGANNYA, ALTERNATIF PENGEMBANGANNYA, MELALUI KAJIAN, PENELITIAN, MELALUI KAJIAN, PENELITIAN, EKSPERIMEN BAIK MENGENAI ASPEK EKSPERIMEN BAIK MENGENAI ASPEK ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS DAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS DAN AKSIOLOGISNYA. AKSIOLOGISNYA.
Lanjutan .................Lanjutan .................
KARENA ITU SETIAP PENGEMBANGAN KARENA ITU SETIAP PENGEMBANGAN ILMU / TEKNOLOGI PALING TIDAK ILMU / TEKNOLOGI PALING TIDAK VALIDITAS (VALIDITY) DAN VALIDITAS (VALIDITY) DAN RELIABILITAS (REALIBILITY) DAPAT RELIABILITAS (REALIBILITY) DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN, BAIK DIPERTANGGUNGJAWABKAN, BAIK BERDASARKAN BERDASARKAN CONTEXT OFCONTEXT OF JUSTIFICATIONJUSTIFICATION MAUPUN MAUPUN CONTEXT CONTEXT OF DISCOVERYOF DISCOVERY
FILSAFAT – ILMU – PENGETAHUANFILSAFAT – ILMU – PENGETAHUAN Filsafat (Philosophy)Filsafat (Philosophy)– Esensial/hakiki Esensial/hakiki – KomprehensifKomprehensif– NormatifNormatif
Ilmu (Science)Ilmu (Science)– EksperimentalEksperimental– SpesifikSpesifik– EmpirisEmpiris
Pengetahuan (Knowledge)Pengetahuan (Knowledge)– AktualAktual– FragmentarisFragmentaris– Pendapat umumPendapat umum
KELAHIRAN DAN PERKEMBANGAN KELAHIRAN DAN PERKEMBANGAN ILMUILMU
ABAD YUNANI KUNO (6 SM - 3 SMABAD YUNANI KUNO (6 SM - 3 SM6 SM)6 SM)MITOS MITOS LOGOS (6 SM – 3 SM)LOGOS (6 SM – 3 SM)– FILOSOFIS (6 M)FILOSOFIS (6 M)– TOKOH: SOCRATES, PLATO, ARISTOTELES, TOKOH: SOCRATES, PLATO, ARISTOTELES,
STOA, EPICURUS, PLOTINUSSTOA, EPICURUS, PLOTINUSABAD TENGAH (15 M )ABAD TENGAH (15 M )– (TEOLOGIS)(TEOLOGIS)– TOKOH:AGUSTINUS, THOMAS AQUINO TOKOH:AGUSTINUS, THOMAS AQUINO
(ANCILLA THEOLOGIA)(ANCILLA THEOLOGIA) PARA FILSFUF ISLAM—AL FARABI, PARA FILSFUF ISLAM—AL FARABI,
IBNU RUSD IBNU RUSD (GOLDEN AGES OF ISLAM)(GOLDEN AGES OF ISLAM)
Lanjutan...........Lanjutan...........
ABAD MODERN (---18 M – 19 M) ABAD MODERN (---18 M – 19 M) RENAISSANCE (---18 M)RENAISSANCE (---18 M) AUFKLARUNG ( 19 M) AUFKLARUNG ( 19 M) ILMU ILMU – MODERN: ALIRAN PEMIKIRAN FILSAFAT:MODERN: ALIRAN PEMIKIRAN FILSAFAT:
RASIONALISMERASIONALISMEEMPIRISMEEMPIRISMEKRITISISMEKRITISISMEPOSITIVISMEPOSITIVISME
Lanjutan .........Lanjutan .........
ABAD KONTEMPORER (---20 M-- →)ABAD KONTEMPORER (---20 M-- →)– PANDANGAN BARU ABAD KE 20 PANDANGAN BARU ABAD KE 20 – IPTEK:IPTEK:
ILMU BUKAN SEKEDAR SARANA ILMU BUKAN SEKEDAR SARANA MENJADI SESUATU YG SUBSTANSIFMENJADI SESUATU YG SUBSTANSIFMENYENTUH SEMUA SEGI DAN SENDI MENYENTUH SEMUA SEGI DAN SENDI
KEHIDUPAN SECARA EKSTENSIFKEHIDUPAN SECARA EKSTENSIFMEROMBAK BUDAYA SECARA INTENSIFMEROMBAK BUDAYA SECARA INTENSIF
MANFAAT FILSAFAT ILMUMANFAAT FILSAFAT ILMU
MENUMBUHKAN SIKAP KRITIS:MENUMBUHKAN SIKAP KRITIS:– KARENA DIHADAPKAN PADA BERBAGAI KARENA DIHADAPKAN PADA BERBAGAI
TEORI PENGETAHUAN ILMIAHTEORI PENGETAHUAN ILMIAH(rasionalisme, empirisme, kritisisme, (rasionalisme, empirisme, kritisisme, rasionalisme kritis, idealisme/ rasionalisme kritis, idealisme/ spiritualisme, materialisme, kapitalisme, spiritualisme, materialisme, kapitalisme, positivisme)positivisme)
Lanjutan ..........Lanjutan ..........
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN ANALISIS ILMIAH:ANALISIS ILMIAH:– KARENA SELALU DIHADAPKAN PADA KARENA SELALU DIHADAPKAN PADA
BERBAGAI METODE PENGET ILMIAHBERBAGAI METODE PENGET ILMIAH(induksi, deduksi, sintesisme, heuristika, (induksi, deduksi, sintesisme, heuristika, hermeneutika, versteighen, intuisionisme dll)hermeneutika, versteighen, intuisionisme dll)
Lanjutan ..........Lanjutan ..........
BERMANFAAT PRAKTIS BAGI TUGAS BERMANFAAT PRAKTIS BAGI TUGAS PEKERJAAN:PEKERJAAN:– KARENA SELALU TERKAIT DENGAN KARENA SELALU TERKAIT DENGAN
MASALAH CARA KERJA ILMU. MASALAH CARA KERJA ILMU. – (objektif, metodologis, rasional, logis, (objektif, metodologis, rasional, logis,
sistematis)sistematis)
Lanjutan ..........Lanjutan ..........
KEBUTUHAN PROFESIONAL:KEBUTUHAN PROFESIONAL:– KEMAMPUAN UNTUK MELIHAT MASALAH KEMAMPUAN UNTUK MELIHAT MASALAH
DAN MENEMUKAN SOLUSIDAN MENEMUKAN SOLUSI(sasarannya : menumbuhkan sikap kritis, (sasarannya : menumbuhkan sikap kritis, ketajaman analisis ilmiah, menumbuhkan ketajaman analisis ilmiah, menumbuhkan kesadaran tanggung jawab moral kesadaran tanggung jawab moral ilmuwan/seseorang)ilmuwan/seseorang)
Lanjutan..............Lanjutan..............
MENUMBUHKEMBANGKAN MENUMBUHKEMBANGKAN KESADARAN DAN PEMAHAMAN KESADARAN DAN PEMAHAMAN TENTANG TANGGUNG JAWAB TENTANG TANGGUNG JAWAB ILMUWAN PADA MASYARAKAT.ILMUWAN PADA MASYARAKAT.– Dikembangkan etos ilmiah, diperkaya Dikembangkan etos ilmiah, diperkaya
pemahaman esensi keilmuanpemahaman esensi keilmuanILMU PENGETAHUAN TIDAK HANYA ILMU PENGETAHUAN TIDAK HANYA DIKEMBANGKAN DEMI KEPENTINGAN ILMU DIKEMBANGKAN DEMI KEPENTINGAN ILMU (PURITAN ELITIS), TTP JUGA UNTUK (PURITAN ELITIS), TTP JUGA UNTUK KEPENTINGAN UMAT MANUSIA (PRAGMATIS).KEPENTINGAN UMAT MANUSIA (PRAGMATIS).
PERSOALAN POKOK FILSAFAT ILMUPERSOALAN POKOK FILSAFAT ILMU
PERSOALAN FILOSOFIS KEILMUANPERSOALAN FILOSOFIS KEILMUAN– PERSOALAN ONTOLOGISPERSOALAN ONTOLOGIS– PERSOALAN EPISTEMOLOGISPERSOALAN EPISTEMOLOGIS– PERSOALAN AKSIOLOGISPERSOALAN AKSIOLOGIS
Catatan:Catatan:– Ketiga persoalan filosofis tersebut dinamakan Ketiga persoalan filosofis tersebut dinamakan
pilar-pilar flosofis keilmuan.pilar-pilar flosofis keilmuan.Penyangga, penguat bagi ekisistensi ilmuPenyangga, penguat bagi ekisistensi ilmuIntegratif dan sistemikIntegratif dan sistemik
PERSOALAN ONTOLOGIPERSOALAN ONTOLOGI– Problematik tentang keberadaan (eksistensi)Problematik tentang keberadaan (eksistensi)
Aspek kuantitas dari sesuatu Aspek kuantitas dari sesuatu – Apakah yang ada itu tunggal, dual atau pluralApakah yang ada itu tunggal, dual atau plural
monisme, dualisme, pluralisme.monisme, dualisme, pluralisme.
Aspek kualitas dari sesuatu (mutu, sifat)Aspek kualitas dari sesuatu (mutu, sifat)– Bagaimana batasan, sifat, mutu dari sesuatu Bagaimana batasan, sifat, mutu dari sesuatu
mekanisme, teleologisme, vitalisme dan mekanisme, teleologisme, vitalisme dan organisme. organisme.
MANFAAT ONTOLOGI BAGI DUNIA MANFAAT ONTOLOGI BAGI DUNIA KEILMUAN KEILMUAN – Dapat memberikan landasan bagi asumsi Dapat memberikan landasan bagi asumsi
keilmuan dan membantu terciptanya keilmuan dan membantu terciptanya komunikasi interdisipliner dan multidisipliner. komunikasi interdisipliner dan multidisipliner.
Membantu pemetaan kenyataan, batas-batas ilmu Membantu pemetaan kenyataan, batas-batas ilmu dan kemngkinan kombinasi antar berbagai ilmu. dan kemngkinan kombinasi antar berbagai ilmu.
– Misal masalah krisis moneter, tidak dpt hanya ditangani Misal masalah krisis moneter, tidak dpt hanya ditangani oleh ilmu ekonomi saja. Ontologi menyadarkan bahwa oleh ilmu ekonomi saja. Ontologi menyadarkan bahwa ada kenyataan lain yg tidak mampu dijangkau oleh ilmu ada kenyataan lain yg tidak mampu dijangkau oleh ilmu ekonomi, maka perlu bantuan ilmu lain seperti politik, ekonomi, maka perlu bantuan ilmu lain seperti politik, sosiologi. sosiologi.
PERSOALAN EPISTEMOLOGIPERSOALAN EPISTEMOLOGISUMBER, SARANA, PROSES, METODOLOGI, SUMBER, SARANA, PROSES, METODOLOGI, EVIDENSI. EVIDENSI.
FUNGSI EPISTEMOLOGIFUNGSI EPISTEMOLOGISARANA LEGITIMASI BAGI ILMU/ MENENTUKAN SARANA LEGITIMASI BAGI ILMU/ MENENTUKAN KEABSAHAN DIDIPLIN ILMU TERTENTUKEABSAHAN DIDIPLIN ILMU TERTENTUMEMBERI KERANGKA ACUAN METODOLOGIS MEMBERI KERANGKA ACUAN METODOLOGIS PENGEMBANGAN ILMU PENGEMBANGAN ILMU MENGEMBANGKAN KETRAMPILAN PROSESMENGEMBANGKAN KETRAMPILAN PROSESMENGEMBANGKAN DAYA KREATIF DAN INOVATIFMENGEMBANGKAN DAYA KREATIF DAN INOVATIF
PERSOALAN AKSIOLOGIPERSOALAN AKSIOLOGI– PERTIMBANGAN NILAI (ETIS, MORAL, PERTIMBANGAN NILAI (ETIS, MORAL,
RELIGIUS) DALAM PENEMUAN, RELIGIUS) DALAM PENEMUAN, PENERAPAN / PENGEMBANGAN ILMU PENERAPAN / PENGEMBANGAN ILMU
FUNGSI AKSIOLOGIFUNGSI AKSIOLOGI– MEMBERIKAN DASAR DAN ARAH MEMBERIKAN DASAR DAN ARAH
PENGEMBANGAN ILMU PENGEMBANGAN ILMU – MENGEMBANGKAN ETOS KEILMUAN MENGEMBANGKAN ETOS KEILMUAN
SEORANG PROFESIONAL DAN ILMUWANSEORANG PROFESIONAL DAN ILMUWAN
BENTUK INTEGRATIF DAN SISTEMIK:BENTUK INTEGRATIF DAN SISTEMIK: Idealisme membawa implikasi pendekatan Idealisme membawa implikasi pendekatan iirasional. Sifat rasional. Sifat
metodologi idealisme adalah metodologi idealisme adalah spekulatif. spekulatif. Norma Norma imperatifnya utopisimperatifnya utopisRasionalisme membawa implikasi pendekatan rasional. Rasionalisme membawa implikasi pendekatan rasional. Sifat metodologi rasionalisme adalah logis. Norma Sifat metodologi rasionalisme adalah logis. Norma imperatifnya imperatifnya
Pengetahuan yang berdsarkan realisme membawa implikasi Pengetahuan yang berdsarkan realisme membawa implikasi
pendekatan empiris. Sifat metodologi realisme adalah pendekatan empiris. Sifat metodologi realisme adalah induktif. Norma imperatifnya hedonistik.induktif. Norma imperatifnya hedonistik.
Pengetahuan berdsrkan Kritisisme membawa implikasi Pengetahuan berdsrkan Kritisisme membawa implikasi
pendekatan kritis. Sifat metodologinya sintesis. Norma pendekatan kritis. Sifat metodologinya sintesis. Norma imperatifnya eudaemonistik. imperatifnya eudaemonistik.
Beberapa aliran:Beberapa aliran:– Idealisme : Pengetahuan yg sungguh2 Idealisme : Pengetahuan yg sungguh2
ada adalah dunia ide (Plato)ada adalah dunia ide (Plato)–Realisme : Pengetahuan yg sungguh2 Realisme : Pengetahuan yg sungguh2
ada adalah apa yg dapat dilihat, diserap ada adalah apa yg dapat dilihat, diserap dg indera (Aristoteles)dg indera (Aristoteles)
–Kritisisme: Pengetahuan didasarkan Kritisisme: Pengetahuan didasarkan pada dunia ide dan inderawi (Immanuel pada dunia ide dan inderawi (Immanuel Kant)Kant)
PRINSIP-PRINSIP BERFIKIR ILMIAHPRINSIP-PRINSIP BERFIKIR ILMIAH
Objektif :Objektif :– Fokus/intenFokus/inten– Cara memandang apa adanyaCara memandang apa adanyaRasional :Rasional :– Menggunakan akal sehat dg melepaskan Menggunakan akal sehat dg melepaskan
unsur perasaan, emosi, sistem keyakinan dan unsur perasaan, emosi, sistem keyakinan dan otorita. otorita.
Logis : Logis : – runtut / konsisten, implikatif runtut / konsisten, implikatif
MetodologisMetodologis– Menggunakan cara keilmuan tertentu: induksi, Menggunakan cara keilmuan tertentu: induksi,
deduksi, sintesis, intuisi.deduksi, sintesis, intuisi.
Sistematis :Sistematis :– Bagian2 yg menyusunnya saling terkait dan Bagian2 yg menyusunnya saling terkait dan
merupakan kesatuan utuhmerupakan kesatuan utuh– Memiliki tahapan langkah yang jelas dalam Memiliki tahapan langkah yang jelas dalam
mencapai tujuanmencapai tujuan
TEORI KEBENARAN ILMIAHTEORI KEBENARAN ILMIAH
COHERRENCE THEORYCOHERRENCE THEORY– Kebenaran terukur dari adanya keterkaitan Kebenaran terukur dari adanya keterkaitan
logis di antara pernyataan2/proposisi yang logis di antara pernyataan2/proposisi yang menyusunnya.Mendasarkan prinsip menyusunnya.Mendasarkan prinsip keterkaitan logis.keterkaitan logis.
CORRESPONDENCE THEORYCORRESPONDENCE THEORY– Kebenaran terukur dari adanya alat bukti Kebenaran terukur dari adanya alat bukti
yang mendukungnya. Mendasarkan prinsip yang mendukungnya. Mendasarkan prinsip kesesuaian empiriskesesuaian empiris
PRAGMATIC THEORYPRAGMATIC THEORY– Kebenaran terukur dari adanya unsur Kebenaran terukur dari adanya unsur
manfaat, kegunaan.manfaat, kegunaan.– Benar jika bermanfaat Benar jika bermanfaat
SARANA BERFIKIR ILMIAHSARANA BERFIKIR ILMIAH
Bahasa Bahasa – Lugas: tidak multi tafsir, bahasa baku/standarLugas: tidak multi tafsir, bahasa baku/standar– Gramatikal : sesuai kaidah bahasa yg baik Gramatikal : sesuai kaidah bahasa yg baik
dan benardan benar
Matematika/StatistikaMatematika/StatistikaLogika:prinsip2 berfikir runtut (konsisten)Logika:prinsip2 berfikir runtut (konsisten)
PROBLEM ETIKPROBLEM ETIKAA DALAM PENGEMBANGAN IPTEKDALAM PENGEMBANGAN IPTEK
Perkembangan IPTEK tak dpt Perkembangan IPTEK tak dpt dihindari,atau dihentikan, dihindari,atau dihentikan, IPTEK selalu membawa dampaknya, baik IPTEK selalu membawa dampaknya, baik positif maupun negatifpositif maupun negatifIPTEK hanya memberi manfaat bagi IPTEK hanya memberi manfaat bagi kehidupan mns jika dikendalikan oleh kehidupan mns jika dikendalikan oleh sistem nilai etik – moral - agama. sistem nilai etik – moral - agama. Di luar kendali nilai, IPTEK hanya akan Di luar kendali nilai, IPTEK hanya akan merugikan kehidupan mns. merugikan kehidupan mns.
SOLUSI SOLUSI PPERSOALANERSOALAN DALAM PENGEMBANGAN IPTEKDALAM PENGEMBANGAN IPTEK
Iptek harus kembali pada dasar ontologis, Iptek harus kembali pada dasar ontologis, epistemologis dan aksiologisnya. epistemologis dan aksiologisnya.