“PERAN JAMUR DALAM FERMENTASI ROTI” (Disusun untuk memenuhi makalah mata kuliah mikologi) Kelas B Kelompok 3 Oleh : Yanuar Saputra (130210103001) Khusnul Khotimah (130210103053) Fida Marta Sari (130210103055) Dian Ineke Damayanti (130210103085) Sindi Ayu Astari (140210103028) Hesti Cahyaning Tias (140210103053) Indah Retuwati (140210103091) ii
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
“PERAN JAMUR DALAM FERMENTASI ROTI”
(Disusun untuk memenuhi makalah mata kuliah mikologi)
Kelas B Kelompok 3
Oleh :
Yanuar Saputra (130210103001)
Khusnul Khotimah (130210103053)
Fida Marta Sari (130210103055)
Dian Ineke Damayanti (130210103085)
Sindi Ayu Astari (140210103028)
Hesti Cahyaning Tias (140210103053)
Indah Retuwati (140210103091)
PROGRAM STUDI BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Fermentasi pada Roti”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Mikologi.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
proses fermentasi yang terjadi pada pembuatan roti.
Selanjutnya penyususn mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Hj. Dr. Dwi Wahyuni, M.Si, selaku dosen pembimbing mata kuliah
Mikologi dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta
arahan selama penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
BAB 2. PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 Macam-macam Jamur dan Klasifikasi dalam Pembuatan Roti.............3
2.2 Reaksi Fermentasi pada Roti..................................................................6
2.3 Proses Pembuatan Roti dan Enzim-enzim yang Berperan dalam pembuatan Roti............................................................................................7
2.4 Senyawa yang Dihasilkan dan Manfaatnya untuk Kesehatan...............14
Pada proses ini, gas karbon dioksida berfungsi sebagai gas yang
mengembangkan adonan roti. Fungsi ragi (yeast) dalam pembuatan roti adalah
untuk proses aerasi adonan dengan mengubah gula menjadi gas karbondioksida,
sehingga mematangkan dan mengempukan gluten dalam adonan. Pengkondisian
dari gluten ini akan memungkinkan untuk mengembangkan gas secara merata dan
menahannya, membentuk cita rasa akibat terjadinya proses fermentasi.
Proses yang paling penting dan mendasar dalam pembuatan roti adalah
proses biologis yang disebut dengan proses fermentai yang dilakukan oleh ragi
roti. Khamir sendiri tidak dapat mengawali pembentukan gas dalam adonan,
namun dalam tahapan selanjutnya khamir merupakan satu komponen utama yang
berfungsi mengembangkan, mematangkan, memproduksi senyawa-senyawa gas
dan aroma adonan melalui fermentasi yang dilakukan. Suhu optimum fermentasi
adoan adalah 27o C.
Mikroorganisme yang digunakan dalam pembuatan roti adalah khamir
Sacharomyces cerevisiae. Proses pembuatannya diawali dengan memecah biji-biji
sereal untuk dijadikan tepung terigu. Kemudian terigu ditambah air untuk
mengaktifkan enzim-enzim misalnya amilase. Amilase berperan untuk mengubah
tepung menjadi maltosa, kemudian maltosa dihidrolisis menjadi glukosa oleh
enzim maltase. Glukosa tersebut kemudian dimanfaatkan oleh khamir sebagai
substrat respirasinya sehingga dihasilkan karbondioksida (CO2). Karbondioksida
yang dihasilkan akan membentuk gelembung-gelembung yang terperangkap pada
adonan roti sehingga dengan adanya gelembung ini mengakibatkan roti
mempunyai struktur dan mengembang. Pada saat roti dipanggang di dalam oven,
panas yang dihasilkan akan membunuh khamir dan adonan roti akan mengembang
serta ukurannya menjadi lebih besar.
12
Ada 2 jenis enzim amilase yang bekerja pada proses pembuatan roti, yaitu
a-amilase (alpha-amilase) dan b-amilase (beta-amilase). Alpha-amilase memotong
ikatan glikosidik a-1,4 pada molekul pati secara acak menghasilkan dekstrin,
maltosa, maltotriosa atau glukosa. Beta-amilase juga memotong ikatan glikosidik
a-1,4 namun hanya 2 unit glukosa setiap pemotongan menghasilkan maltosa.
Ilustrasi fungsi enzim amilase.
Sebenarnya proses fermentasi memerlukan gula sederhana berupa 1 unit glukosa.
Glukosa berperan penting dalam pembentukan aroma serta dalam
reaksi browning yang terjadi pada permukaan roti selama pemanggangan. Hasil
pemecahan a-amilase belum tentu menghasilkan glukosa yang cukup, maltosa
masih harus dipecah lagi. Gula pasir yang ditambahkan dalam adonan juga tidak
bisa serta merta digunakan dalam proses fermentasi. Gula pasir ini masih berupa
sukrosa yang kompleks sehingga harus dipecah terlebih dahulu. Bagaimanakah
caranya? Untungnya yeast Saccharomyces cerevisiae memiliki enzim maltase
yang dapat memecah maltosa menjadi glukosa, dan enzim invertase yang bertugas
menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
Ilustrasi fungsi enzim maltase dan invertase. Dalam hal ini terjadi reaksi
pemecahan maltosa dan sukrosa menjadi gula sederhana.
Setelah itu ada proses yang bisa dikatakan paling penting, yang hanya
dapat dilakukan oleh yeast, yaitu fermentasi gula sederhana. Selama proses ini,
13
terbentuk gas karbondioksida (CO2) dan etanol dari hasil fermentasi glukosa
melalui jalur glikolisis yang cukup kompleks. Sederhananya yaitu sebagai berikut:
Fermentasi glukosa.
Secara keseluruhan, reaksi kimia yang terjadi dalam adonan roti kira-kira
seperti pada gambar berikut ini:
Reaksi kimia dalam adonan roti
Gas karbon dioksida berperan dalam pengembangan adonan sedangkan
etanol berkontribusi dalam pembentukan aroma dan citarasa roti. Gas yang
terdisersi dan terperangkap di dalam adonan dalam bentuk gelembung dibutuhkan
untuk pembentukan pori-pori. Terbentuknya dinding pori yang elastis tergantung
pada kandungan protein spesifik dalam tepung gandum yang disebut gluten. Saat
tepung dicampur dengan air, gluten akan membentuk massa viskoelastis yang
mengikat semua bahan adonan terutama pati menjadi suatu lapisan. Lapisan ini
bersifat impermiabel terhadap gas sehingga dapat memerangkap gas dan
membentuk pori-pori.
2.4 Senyawa Yang Dihasilkan Dan Manfaatnya Untuk Kesehatan
Pada pembuatan roti terjadi banyak proses pengolahan bahan yang
terdapat didalam adonan oleh khamir yang menfermentasikannya yaitu
Saccharomyces cerevisae. Salah satu enzim yang dibentunya adalah amilase yang
digunakan untuk memecah amilum menjadi glukosa yang nantinya glukosa untuk
digunakan menghasilkan CO2 yang membuat roti akan mengembang dan ketika
dipanggang dengan suhu yang pas akan membuat roti menjdi harum karena jamur
14
juga akan ikut terpanggang dan membuat roti menjadi wangi. Selain CO2 yang
dihasilkan dalam proses fermentasi juga ada senyawa berupa Dextrin yang
dihasilkan dalam proses fermentasi, dimana senyawa Dextrin ini sangat
bermanfaat pada tubuh manusia karena merupakan gula yang mudah diserap oleh
tubuh manusia dan dapat langsung digunakan oleh tubuh untuk menghasilkan
energi, dan tidak perlu melalui penyerapan gula yang kompleks, sehingga untuk
penderita diabetes disarankan untuk mengkonsumsi roti dengan bahan gandum
karena disamping karbohidrat gandum yang rendah, juga terdapat dextrin berupa
senyawa gula sederhana yang mudah diserap oleh tubuh manusia dengan cepat.
Mekanisme proses pembentukan dextrin ini didapati ketika khamir berupa
ragi roti melakukan fermentasi dengan dengan menghasilkan enzim amilase untuk
merubah amilum menjadi glukosa, senyawa dextrin juga dihasilkandari hasil
amping fermentasi tersebut yang.
15
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam proses fermentasi roti, jamur atau khamir yang berperan adalah
Saccharomyces cerevisae. Pemakaian ragi roti berupa Saccharomyces
cerevisae ini ditujukan untuk mengembangkan adonan roti sehingga
mengembang maksimal, dan proses fermentasi ini juga memberikan
pengaruh berupa aroma roti yang wangi.
Reaksi fermentasi pada roti adalah sebagai berikut
Ada 10 tahap atau proses pembuatan roti yang baik dan menghasilkan roti
yang wangi dan berkualitas ting, adapun proses prosesnya adalah yang
pertama adalah seleksi bahan yang akan digunakan, kedua adalah
penimbangan, lalu pengadukan atau pencampuran (Mixing), selanjutnya
peragian (Fermentation) dengan menggunakan ragi roti Saccharomyces
cerevisae, lalu pengukuran atau penimbangan adonan (Deviding),
pembulatan adonan (Rounding), pengembangan singkat (Intermediate
Proof), pembentukan Adonan (Moulding), peletakan adonan dalam
cetakan (Panning), pembakaran (baking). Sedangkan enzin yang
digunakan untuk proses fermentasi adalah enzim invertase, maltase, dan
zymase yang semua berperan dalam proses fermentasi roti.
Senyawa yang dihasailkan dan bermanfaat yaitu merupakan senyawa
dextrin, Dextrin ini sangat bermanfaat pada tubuh manusia karena
merupakan gula yang mudah diserap oleh tubuh manusia dan dapat
langsung digunakan oleh tubuh untuk menghasilkan energi, dan tidak
16
perlu melalui penyerapan gula yang kompleks, sehingga untuk penderita
diabetes disarankan untuk mengkonsumsi roti dengan bahan gandum
karena disamping karbohidrat gandum yang rendah, juga terdapat dextrin
berupa senyawa gula sederhana yang mudah diserap oleh tubuh manusia
dengan cepat.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2005. Pemanfaatan Khamir Saccharomyces cerevisiae untuk Ternak. Jurnal Wartazoa
Gumbiro, Said. 1987. Bio Industri Penerapan Teknologi Fermentasi. Jakarta:
Mediyatama Sarana Perkasa.
Mulyani, 2012. Pengaruh Lama Fermentasi terhadap Kadar Alkohol, pH, dan Produksi Gas pada Proses Fermentasi Bioetanol dari Whey dengan Substitusi Kulit Nanas. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan
Suherlan. 1994. Bioteknologi Bahan Pangan. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP
Mudjajanto, Eddy Setyo dan Lilik Noor Yulianti. 2004. Membuat Aneka Roti. Jakarta: Penebar Swadaya.
Roberts, Haris, et al. 1989. Evaluasi Gizi Pada Pengolahan Pangan. Bandung:
ITB
Rukmana dan Yuniarsih. 2001. Cara Pembuata Roti. Yogyakarta: Kanisius
Winarno, dkk., 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta: Gramedia
18
LAMPIRAN
19
20
PERTANYAAN DAN JAWABAN MIKOLOGI
1. Bagaimana seharusnya takaran ragi yang digunakan dalam proses
fermentasi roti?
Jawab : ragi yang banyak dan sedikit pasti mempengaruhi fermentasi yang
terjadi sehingga mengakibatkan volume (pengembangan) ada yang
maksimal dan ada yang kurang. Menurut literature takaran ragi yang baik
sekitar 2% sampai 3% dari dari takaran tepung terigu yang digunakan
sehingga akan mengembangkan roti dengan maksimal dan menghasilkan
roti yang lezat.
2. Berapa toleransi untuk keasaman ragi?
Jawab : ragi dapat menunjukkan toleransi yang cukup ekstrim, ph mampu
mempertahankan fermentasi aktif dalam larutan glukosa 5 % dalam
kisaran ph 2,4-7,4. Tetapi berhenti aktivitasnya pada ph 2 atau ph 8.
Namun untuk hasil yang optimal, ph medium fermentasi dipertahankan
dalam kisaran sekitar 4-6.
3. Hal apa saja yang mempengaruhi enzim pada roti?
Jawab : suhu, keasaman, dan jangka waktu. Kegiatan enzim akan
meningkat bila suhu dinaikkan hingga 145F, selanjutnya diatas suhu
tersebut kegiatan enzim akan menurun sehingga dapat berhenti bekerja.
Jangka waktu juga berperan penting terhadap kerja enzim, makin lama
enzim bereaksi dalam suatu bahan makin banyak produksi yang dapat
dicapai, sehingga enzim akan terus bekerja selama ada bahan tempat
enzim tersebut bereaksi
4. Selain CO2 dan alcohol, apa saja hasil dari fermentasi roti?
Jawab : terdapat asam-asam organic yang menyebabkan penurunan ph
adonan, selain itu juga terbetuknya metabolit lain yang berperan sebagai
prekusor flavor dan rasa roti
5.
21
5. Angga Verticilata (140210103000)
Kenapa, apakah juga ada proses perubahan pada telur oleh khamir
(Saccharomyces cerevisae)? pengembangan pada pembuatan roti ini
dikarenakan adanya kegiatan khamir (Saccharomyces cerevisae) sehingga
membuat roti mengembang. Namun penggunaan telur kan juga bisa
membuat kue menjadi mengembang?
Jawab : Pembuatan pengembangan pada roti bukan hanya berupa glukosa
saja sebagai bahan yang dapat membuat roti mengembang, penggunaan
telur ayam sehingga membuat roti mengembang hal ini juga disebabkan
oleh kegiatan fermentasi yang dilakukan khamir (Saccharomyces
cerevisae) yaitu adanya enzim protease yang dihasilkan oleh khamir untuk
merubah protein menjadi gas karbon dioksida sehingga membuat roti
mejadi mengembang dan tidak bantet.
6. Muhammad Rizky Abdillah (140210103000)
Pada saat proses fermentasi selain menghasilkan glukosa kan juga
menghasilkan etanol, apakah fungsi etanol dari hasil fermentasi tersebut?
Jawab : Hasil dari fermentasi roti yaitu 2ATP + 2 C2H5OH + 2 CO2, hasil
berupa etanol ini berfungsi memberikan wangi harum roti ketika terjadi
pembakaran karena adanya proses pembakaran sehingga etanol menguap
sehingga menghasilkan wangi yang khas dari roti.
7. Hasan Albana (140210103000)
Proses pembuatan roti kan salah satunya menghasilkan suatu senyawa
dextrin apa fungsi dari senyawa tersebut bagi tubuh manusia?
Jawab : Senyawa dextrin merupakan senyawa gula sederhana yang
dihasilkan dari fermentasi yang dilakukan khamir pada roti. Dextrin
merupakan senyawa gula sederhan yang langsung dapat diserap oleh tubuh
dan tidak perlu dipecah-pecah lagi menjadi senyawa sederhana lagi.
8. Miftahul Mufid (140210103000)
Mengapa roti dapat dikonsumsi oleh orang dengan penyakit diabetes?
Jawab : Roti memiliki senyawa gula hasil fermentasi berupa senyawa
dextrin yang merupakan senyawa gula sederhana yang langsung dapat
diserap oleh tubuh, jika di satukan dengan bahan gandum yang memiliki
22
kadar karbohidrat yan rendah maka sangat bagus dikonsumsi oleh
penderita diabetes sebagai pengganti nasi karena adanya perpaduan
senyawa dextrin hasil fermentasi dengan gandum yang rendah karbohidrat.
9. Nafi Tristiyani Putri (140210103000)
Kenapa ketika pada proses pembakaran roti mengahsilkan roti yang
semakin mengembang dan berwarna coklat cantik?
Jawab : Hal ini disebabkan karena proses pembakaran maka akan
memerangkap gas CO2 yang dihasilkan oleh fermentasi roti oleh khamir
sehingga ketika dipanaskan maka roti akan semakin mengembang. Warna
cantik pada roti yang berwarna golden brown ini karena termasaknya gula
pada adonan sehingga menciptakan roti yang coklat cantik.
10. Selain Saccharomyces cerevisae apa saja khamir yang dapat digunakan
untuk melakukan fermentasi roti?
Jawab : selain Saccharomyces cerevisae ada juga khamir yang dapat
menfermentasikan roti sehingga menghasilkan Glukosa dan glukosa
tersebut digunakan untuk membentuk gas karbon CO2 adalah
Saccharomyces rouxii
11. Bagaimanakah pengaruh suhu saat fermentasi kepada hasil pengembangan
roti yang maksimal?
Jawab : pemberian suhu atau ruang yang sesuai dengan suhu pertumbuhan
optimal dari khamir Saccharomyces cerevisae ini sangat bermanfaat untuk
mengembangkan roti sehingga roti mengembang dengan sempurna, suhu
yang optimal untuk masa fermentasi dari Saccharomyces cerevisae adalah
30-320C
12. Menagapa etanol yang dihasilkan dari fermentasi tidak berbahaya?
Jawab : etanol sebagai hasil dari proses fermentasi roti yang merupakan
respirasi anaerob ini adalah salah satunya etanol, ethanol akan menguap
bersama dengan proses pembakaran yang dilakukan malah ethanol
tersebut yang akan memberikan wangi khas dari roti.
13. Apakah roti yang bantet berhubungan dengan fermentasi yan dilakukan
oleh Saccharomyces cerevisae tidak berhasil?
23
Jawab : bantetnya roti ini sebenarnya juga bisa disebabkan oleh proses
fermnatasi roti yang tidak berjalan sempurna mungkin bisa disebabkan
karena khamir yang digunakan terlalu sedikit sedangkan lebih banyak
takaran bahan, atau juga dapat disebabkan oleh masa inkubasi yang kurang
lama, atau juga dapat disebabkan oleh suhu inkubasi yang tidak sesuai,
14. Apa penggunaan fernipan yang berlebihan dapat membuat roti
mengambang lebih besar?
Jawab : penggunaan takaran Saccharomyces cerevisae untuk fermentasi
roti seharusnya digunakan sesuai takaran karena jika digunkan secara
berlebihan maka akan menyebabkan roti mengembang dengan sangat tidak
wajar dan jika dilakukan proses pembakaran akan merusak tekstur dan