FENOMENOLOGI ELLY NURACHMAH PROGRAM PASCA SARJANA-MAGISTER ILMU KEPERAWATAN Fakultas Ilmu Keperawatan UI
FENOMENOLOGI
ELLY NURACHMAH
PROGRAM PASCA SARJANA-MAGISTER ILMU KEPERAWATAN
Fakultas Ilmu Keperawatan UI
Riset kualitatif dalam keperawatan
Keperawatan:
- Ilmu: sintesis dari ilmu2 terkait untuk mempelajari respons manusia terhadap penyakit, pengobatan, dan perubahan lingkungan yang berakibat pada masalah / gangguan tidak terpenuhinya kebutuhan bio psiko sosio spiritual dan kulutural.
- Praktik: tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan pasien dalam mengatasi masalah / gangguan tersebut.
Riset kualitatif dalam keperawatan
Keperawatan: mencapai tujuan akhir (outcome pasien) untuk kesejahteraan manusia
Assessment Evaluasi
Riset kualitatif
Evidence based practice
Lima pendekatan kualitatif
2. Studi kasus
3. Etnografi
1. Biografi
4. Fenomenologi 5. Grounded theory
Sumber: Creswell, 1998, 37.
Potret
Individu kelompokbudaya
Kasus
KonsepAtauFenomena
teori
Fenomenologi
- tradisi riset kualitatif yang berakar pada filosofi dan psikologi, berfokus pada pengalaman hidup manusia (sosiologi).
- sesuatu atau konsep abstrak yang dikaji dalam suatu riset, dapat juga disebut variabel.
- hampir sama pendekatannya dengan hermeneutics yang menggunakan pengalaman hidup sebagai alat untuk memahami
secara lebih baik tentang sosial budaya, politik atau konteks sejarah dimana pengalaman itu terjadi.
Fenomenologi
- Riset ini berdiskusi tentang sesuatu subyek kajian dengan memahami inti pengalaman tentang suatu fenomena.
- Peneliti mengkaji secara mendalam isu sentral dari struktur utama suatu subyek kajian dan selalu bertanya “apa pengalaman utama yang akan
dijelaskan informan tentang subyek kajian”.
- Peneliti memulai kajiannya dengan idea filosofikal yang menggambarkan temautama.
- Translasi dilakukan dengan memasuki wawasan persepsi informan, melihatbagaimana mereka melalui suatu pengalaman, kehidupan, dan
memperlihatkan fenomena serta mencari makna dari pengalaman informan. -
Fenomenologi
- Meskipun riset merupakan topik interpersonal, format artikel secara menyeluruh terstruktur, mengikuti bentuk2
seperti riset kuantitatif
- Peneliti mengembangkan struktur utama dari subyek yang diteliti.
- Riset melaporkan perspektif filosofikal dari pendekatan fenomenologi.
-Peneliti mengabaikan prekonsepsinya agar dapat memahami fenomenon yang dialami oleh partisipan / informan; atau
- Peneliti dapat menyampaikan pre konsepsinya secara tertutup untuk tidak mencampuri hipotesis, pertanyaan riset, atau
pengalaman pribadi kedalamnya.
Mengapa harus fenomenologi
Keperawatan memberi pelayanan kepada klien dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dicerminkan oleh
adanya respon pasien secara fisiologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual.
Keperawatan harus merupakan pelayanan berdasar fakta.
Riset kuantitatif memiliki keterbatasan dalam menghimpun informasi yang terkait dengan fenomena yang berasal dari respon pasien atau
keluarga secara komprehensif.
Riset kualitatif / fenomenologi memberikan kesempatan untuk menggali informasi
terkait fenomena yang ingin dikaji.
Ketentuan prosedural dalam menggunakan fenomenologi
- Konsep “epoche” sangat sentral dimana peneliti mengurung idea awal tentang fenomena untuk memahaminya melalui suara informan.
- Pertanyaan riset ditulis untuk mengkaji makna pengalaman beberapa individual dan meminta individu untuk menjelaskan pengalaman hidupnya
- Pengumpulan data dari individu / beberapa individu yang memiliki pengalaman tentang fenomena yang akan dikaji.
Tujuan pendekatan fenomenologi
Umum:
menjelaskan pengalaman hidup beberapa individu tentangsuatu konsep atau fenomena
Khusus:
1. Menjelaskan perspektif filosofi yang mendasari fenomena
2. Menggambarkan struktur inti kesadaran dalam pengalaman manusia (Polkinghorne, 1989 dalam Creswell, 1998)
Tujuan analisa data
untuk menyatukan beberapa urutan dari tubuh informasi yang luas
sehingga
data dapat disintesa, diinterpretasi, dan dikomunikasikan.
Kegiatan umum dalam analisa data kualitatif
1. Baca semua deskripsi dari informan / subyek secara keseluruhan.
2. Pilahkan pernyataan spesifik/ signifikan dari setiap deskripsi, buat catatan margin, beri kode utama.
3. Formulasikan pernyataan2 menjadi suatu makna, dan makna ini dikelompokkan kedalam tema-tema.
4. Integrasikan tema-tema ini kedalam deskripsi naratif.
Cara mengorganisasikan data
- Kembangkan metoda untuk mengklasifikasi dan indeks materi
- mereduksi data menjadi lebih kecil, mudah dikelola, dan banyak unit yang dapat dimanipulasi mudah dikaji dan dikeluarkan kembali (retrieved)
- baca, dan identifikasi konsep dasar dan kelompokkan konsep
Cara: buat skema kategori dan koding data
Contoh:
Skema kategori: Kode kegiatan: Kode strategi: Kode perasaan:
kegiatan anak(….) Realitas kehidupan (….) Kesunyian (….)Kegiatan kelg(…..) Perbedaan fisik (…..) Perasaan2 (…..)
Proses analisa kualitatif
- Proses aktif dan interaktif- Peneliti harus mengenal data dalam rangka menumbuhkan insight dan
“teori2” dengan membaca berkali-kali.
-More & Field, 1995 (Polit & Hungler, 1999):-Analisa kualitatif: “ proses menyatukan data, membuat yang tidak terlihat menjadi tampak, mengaitkan dan membuat atribut konsekwensi terhadap
antecedants. Proses verifikasi, koreksi, dan modifikasi,serta proses menyarankan dan mempertahankan”(p.26).
Tahapan :•Comprehending
•Synthesizing•Theorizing
•Re-contextualizing
Analisa Data
1. Comprehending (deskripsi)
- Mencoba membuat data menjadi logis dan mempelajari “apa yang sedang terjadi”
- Menyiapkan deskripsi yang cermat dan berbobot ttg fenomena yang dikaji.
- Comprehension tercapai jika saturasi data telah tercapai.
- Kegiatan ini dapat dilakukan langsung dilapangan
Analisa data…….
2. Sintesa (urutan konseptualisasi)
-Memutar dan memilah-milahkan data dan menyatukan pilahan data.
-Pada saat ini peneliti sudah dapat memperoleh apa yang khas dalam fenomena, dan apa kisaran serta variasinya.
-Menyusun pernyataan yang digeneralisasi tentang fenomena dan partisipan riset.
-Kegiatan ini dapat mulai dilakukan dilapangan dan dilanjutkan terus.
Analisa data…….
3. Theorizing
- Proses sistematis untuk mensortir data.
- Mengembangkan penjelasan alternatif tentang fenomena sampai terjadi kesesuaian antara penjelasan alternatif dengan data.
- Porses ini berlangsung terus sampai penjelasan terbaik dan paling sesuai tercapai.
- Sulit dikembangkan jika tahap sintesa analisa data belum selesai.
Analisa data…….
4. Re – contextualisation
- Meliputi pengembangan teori lebih lanjut yang memiliki kemungkinan dapat diterapkan pada setting atau populasi lain
- Pada fenomenologi : proses ini tidak mutlak
- Sulit dilakukan jika tahap sintesa belum selesai
Langkah analisa data dalam fenomenologi
- Identifikasi pernyataan signifikan atau horisontalisasi data
- Transformasikan unit-unit dalam pernyataan kedalam kluster makna yang diekpresikan dalam konsep psikologi dan fenomenologikal
- Satukan bersama transformasi ini untuk membuat deskripsi umum tentang pengalaman, deskripsi tekstural
tentang apa yang dialami, dan deskripsi struktural tentang bagaimana ia mengalaminya.
- Akhiri dengan laporan untuk memberi kesempatan pembaca memahami lebih baik tentang esensi, dan struktur
variasi pengalaman.
Analisa data dan penyajiannya pada fenomenologi
Pengelolaan data : buat dan organisasikan file / pencatatan untuk data
Baca dan membuat memo: baca seluruh teks, buat catatan margin, bentuk kode utama
Menjelaskan: Jelaskan makna pengalaman untuk peneliti
Klasifikasi : Identifikasi dan buat daftar pernyataan dari makna (individu subyek) Kelompokkan pernyataan kedalam unit yang bermakna
Interpretasi: Kembangkan deskripsi (tekstural/ apa, struktural / bagaimana, Kembangkan deskripsi umum pengalaman, intinya.
Penyajian dan visualisasi: sajikan secara narasi inti dari pengalaman, gunakan tabel atau gambar pernyataan dan unit yang bermakna.
Kondisi yang mendahului analisa data pada riset kualitatif(termasuk fenomenologi)
1. Tidak ada aturan sistimatis untuk menganalisa dan menyajikan data kualitatif
a. Menyulitkan untuk menyajikan kesimpulan dengan cara tertentu yang dapat menjamin validitas baku.
b. Komitmen tinggi terhadap pekerjaan sangat diperlukan dalam mengorganisasi dan membuat alur logis materi naratif.
2. Tidak adanya prosedur universal yang didefinisikan secara baik dan dapat diterima, membuat proses replikasi (pernyataan) menjadi sulit.
a. Bisa diperbaiki melalui triangulasi data (tempat, orang, waktu)
3. Kesulitan dalam mereduksi data untuk tujuan laporan, khususnya dengan format yang terbatas.
a. Diperbaiki dengan meng”quote” pernyataan informan.
Penutup
Fenomenologi:
Sumber disiplin : filosofi, sosiologi, psikologi.
Pengumpulan data : wawancara mendalam.
Ringkasan analisa data : pernyataan; makna;
tema makna; deskripsi umum ttg pengalaman
Format naratif : deskripsi rinci tentang inti suatu pengalaman denganstruktur hampir sama seperti laporan riset kuantitatif