Top Banner

of 16

Farmasi Industri Produk Steril

Aug 07, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    1/42

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi bebas mikroba atau

    setiap proses yang dilakukan baik secara fisika, kimia, dan mekanik untuk 

    membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme. Dalam bidang

    mikrobiologi baik dalam pengerjaan penelitian atau praktikum, keadaan steril

    merupakan syarat utama berhasil atau tidaknya pekerjaan kita

    dilaboratorium.Pengetahuan tentang prinsip dasar sterilisasi dan desinfeksi sangatdiperlukan untuk melakukan pekerjaan di bidang medis yang bertanggung

     jawab.Setiap proses (baik fisika, kimia maupun mekanik) yang membunuh semua

     bentuk kehidupan terutama mikroorganisme disebut dengan sterilisasi. Adanya

     pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih

     berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. ika sterilisasi berlangsung

    sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari

    kehidupan mikroba.

    Pada preparasi sediaan steril, produk steril haruslah dibuat dengan

     persyaratan khusus, dengan tujuan meniadakan (memperkecil) resiko kontaminasi

    mikroba, partikel partikulat, pirogen, dan produk interaksi lainnya (misal dengan

    kemasan dan penutup kemasan)! yang sangat tergantung pada derajat kemurnian

     bahan baku dan tergantung pula pada keterampilan, tanggung jawab, dan sikap

    operator yang terlibat selama proses produksi. aminan dan pemastian mutu

     penting sekali artinya karena hampir tidak mungkin produk steril menghadapi

     proses ulang (rework). "leh karena itu, cara (proses) pembuatan haruslah

    mengikuti prosedur yang di#alidasi.

    Proses pembuatan produk farmasi sediaan steril perlu memperhatikan proses

    sterilisasi produk untuk menghindari terjadinya kontaminasi pada sediaan steril

    yang akan diproduksi dimana dapat berdampak pada pengguna sediaan steril

    tersebut sehingga perlu dilakukan proses yang sangat ketat dalam setiap tahapan

     pengolahannya. Salah satu upaya yang dilakukan yakni melakukan proses

     produksi sediaan steril dengan menggunakan $ metode yakni proses aseptis dan

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    2/42

     proses sterilisasi akhir. Dimana perlu diketahui tahapan dari setiap metode

    tersebut agar menghasilkan sediaan farmasi steril yang bermutu, aman dan bebas

    dari mikroba dan pirogen untuk masyarakat yang menggunakannya.

    %.$ &umusan 'asalah

    %. agaimana tahapan proses produksi secara aseptis dan sterilisasi akhir

    $. agaimana proses pengolahan produk steril

    *. agaimana proses sterilisasi produk steril

    +. agaimana tahapan proses produksi produk steril padat, semipadat, dan

    cair

    . agaimana proses pengawasan mutu dari produk steril

    %.* -ujuan

    %. 'engetahui tahapan proses produksi secara aseptis dan sterilisasi akhir 

    $. 'engetahui proses pengolahan produk steril

    *. 'engetahui cara sterilisasi produk steril

    +. 'engetahu tahapan proses produksi steril padat, semipadat dan cair

    . 'engetahui proses pengawasan mutu dari produk steril

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    3/42

    BAB II

    ISI

    1.1 Pembuatan secara aseptis

    a. Definisi proses aseptis

    Proses aseptis adalah metode pembuatan produk steril

    menggunakan saringan dengan filter khusus untuk bahan obat steril atau

     bahan baku steril yang diformulasikan dan diisikan kedalam container 

    steril serta dilakukan dilingkungan terkontrol. Suplai udara, material,

     peralatan, dan petugas telah terkontrol sedemikian rupa sehinggakontaminasi mikroba tetap berada pada le#el yang dapat diterima yakni

    dalam area bersih (grade A dan ). persyaratannya adalah limit of media

     fill %%/./// unit dapat dikatakan produk beas mikroorganisme. Proses

    demikian dipilih bila obat atau bahan obat yang akan diproduksi tidak 

    tahan panas (lukas, $/%%).

     b. -ujuan dari proses aseptis adalah untuk mempertahankan sterilitas

     produk yang dibuat darikomponen0komponen yang masing0masing telah

    disterilisasi sebelumnya dengan menggunakan salah satu cara dari

    metode yang ada. 1ondisi operasional hendaklah dapat mencegah

    kontaminasi mikroba. 2ntuk menjaga sterilitas komponen dan produk 

    selama proses aseptis, perhatian perlu diberikan pada

    %. 3ingkungan

    $. Personil

    *. permukaan yang kritis!

    +. sterilisasi wadah4 tutup dan prosedur pemindahannya!

    . waktu tunggu maksimum bagi produk sebelum pengisian ke dalamwadah akhir 

    5. filter untuk sterilisasi.

    c. 3angkah0langkah proses aseptis pada produksi steril

    %. ahan yang telah dicuci ditangani di lingkungan minimal 1elas D.

    Penanganan bahan awal dan komponen steril, kecuali pada proses

    selanjutnya untuk disterilisasi atau disaring dengan menggunakan

    filter mikroba dilakukan di lingkungan 1elas A dengan latar belakang

    1elas . 2ntuk produk yang berisiko besar terhadap kontaminasi

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    4/42

     partikel selama proses, misalnya infus ber#olume 6%//ml, dan produk 

    dalam wadah bermulut lebar maka pembilasan akhir dan penanganan

    komponen setelah dicuci hendaklah dilakukan di bawah 3A7 yang

    dipasang di lingkungan minimal 1elas D.

    Gambar 1. Proses produksi steril secara aseptis (CPOB, 2012)

    $. Proses pembuatan larutan yang akan disterilisasi secara filtrasi

    dilakukan di lingkungan 1elas 8! bila tidak dilakukan filtrasi,

     penyiapan bahan dan produk hendaklah dilakukan di lingkungan

    1elas A dengan latar belakang 1elas .

    *. Penanganan dan pengisian produk yang dibuat secara aseptis

    hendaklah dilakukan di lingkungan 1elas A dengan latar belakang

    1elas .

    +. -ransfer wadah setengah0tertutup, yang akan digunakan dalam proses

     beku0kering ( freeze dryi! ) hendaklah, sebelum proses penutupan

    dengan stopper selesai, dilakukan di lingkungan 1elas A dengan latar 

     belakang 1elas atau dalam nampan transfer yang tertutup di

    lingkungan 1elas .

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    5/42

    . Pembuatan dan pengisian salep, krim, suspensi dan emulsi hendaklah

    dilakukan di lingkungan 1elas A dengan latar belakang 1elas ,

    apabila produk terpapar dan tidak akan disaring.

    eberapa pilihan menurut 8urrent Pharmaceutical 'anufacturing

    Practice (8P'P) 2SA 7DA ($//+) adalah produk dapat disterilkan dengan

     beberapa cara seperti gambar berikut dibawah ini

    9ambar $. Alur pemilihan cara sterilisasi (3ukas, $/%%)

    1.2 Pembuatan prouk !ang isterilisasi ak"ir

    Penyiapan komponen dan sebagian besar produk yang memungkinkan

    untuk disaring dan disterilisasi harus dilakukan minimal di lingkungan kelas

    D untuk mengurangi resiko cemaran mikroba dan cemaran partikel

     partikulat. ila ada resiko terhadap produk akibat cemaran mikroba,

    misalnya produk yang secara aktif mendukung pertumbuhan mikroba atau

    harus didiamkan selama beberapa saat sebelum sterilisasi atau terpaksa

    diproses dalam tangki tidak tertutup maka penyiapan hendaklah dilakukan

    di lingkungan kelas 8.

    Pemanasan 2a tem . %$%:8 ya

    -idak

    Pemanasan uap 7o ; < menit SA3 %/ 05 ya

    -idak

    yaPenyaring bakteri

    -idak

    1ombinasikan aseptic filtratio 

    dengan aseptic processi!

    'asing0masing disterilkan proses

    secara aseptic dan filli! 

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    6/42

    Pengisian produk yang akan disterilkan dengan cara sterilisasi akhir 

    harus dilakukan di lingkungan minimal kelas 8. ila ada resiko terhadap

     produk karena cemaran lingkungan, misalnya karena kegiatan pengisian

     berjalan lambat atau wadah berleher lebar atau terpaksa terpapar lebih dari

     beberapa detik sebelum ditutup, pengisian hendaklah dilakukan di =ona

    kelas A dengan latar belakang minimal kelas 8. Penyiapan dan pengisian

    salep, krim, suspensi, dan emulsi pada umumnya hendaklah dilaksanakan di

    lingkungan kelas 8 sebelum dilakukan sterilisasi akhir.

    'etode sterilisasi akhir menurut PDA -echnical 'onograph ($//)

    dibagi menjadi dua

    %. O"erkill met#ode  adalah metode sterilisasi menggunakan pemanasan

    dengan uap panas pada suhu %$%:8 selama % menit yang mampu

    memberikan minimal reduksi setingkat log %$ dari berbagai

    mikroorganisme yang memiliki nilai D minimal % menit. 1riteria

    sterilitas yang digunakan adalah probabilitas sur#i#al tidak lebih besar 

    dari satu mikroorganisme dalam %/5 unit. 'etode ini digunakan untuk 

     bahan yang tahan panas seperti =at anorganik. 'etode ini merupakan

     pilihan utama karena lebih efisien, cepat, dan aman.

    $.  Bioburde sterilizatio  adalah metode sterilisasi yang memerlukan

    monitoring lengkap dan terkontrol terhadap beban mikroba sekecil

    mungkin di beberapa lokasi jalur produksi sebelum menjalani proses

    sterilisasi lanjutan dengan tingkat sterilitas yang dipersyaratkan SA3 %/5.

    'etode ini digunakan untuk bahan yang dapat mengalami degradasi

    kandungan apabila dipanaskan terlalu tinggi, seperti =at organik.

    Perbedaan kedua metode tersebut adalah titik awal. Apabila

    menggunakan pendekatan o#erkill maka pemanasan dilakukan dengan uap

     pada suhu %$%:8 selama % menit, sedangkan pendekatan bioburden dilihat

    dari pencapaian tingkat sterilitas yang diminta, yaitu SA3 %/05.

    1.# $eknologi Isolator

    >solator dapat didefinisikan sebagai suatu alat yang menyediakan

    kondisi tertutup terkendali atau lingkungan bersih dimana dilakukan suatu

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    7/42

     proses atau akti#itas yang dapat menjamin bahwa pemisahan secara efektif 

    dapat dipertahankan antara lingkungan tertutup, lingkungan sekitarnya dan

    setiap personalia yang terlibat dalam proses. >solator dapat didesain secara

    tertutup atau terbuka, dan dapat mempertahankan tekanan udara positif atau

    negatif terhadap lingkungan sekitar.

    Penggunaan isolator terutama bertujuan untuk meningkatkan integritas

     proses secara menyeluruh. Dalam hal ini termasuk perlindungan terhadap

    operator dari material poten dan berbahaya, sedangkan pada manufaktur 

     produk steril untuk mengurangi potensial kontaminasi unit nonsteril yang

    dihasilkan dari proses spesifik. Selain itu isolator dalam beberapa hal

    digunakan untuk meminimalkan pemakaian lokasi ruangan (space) dan

    meminimalkan biaya operasional.

    1.% $eknologi peniupan&pengisian&pen!egelan

    Pada saat ini teknologi peniupan4pengisian4penyegelan terutama

    dikembangkan untuk produk farmasi steril, seperti larutan respiratori (untuk 

    dihirup), obat mata, produk perawatan luka. -eknologi

     peniupan4pengisian4penyegelan adalah teknik aseptik lanjutan (ad"ace)

    dimana kontener plastik dibentuk melalui cara ekstrusi penuangan granul

     polimer yang diisikan dan disegel melalui suatu proses kontinu. ?al ini

     berbeda dari proses aseptik kon#ensional dimana pembentukan kontener,

     preparasi, sterilisasi, dan pengisian serta penutupan kontener semuanya

    dilakukan terpisah.

    Akibat tingkat otomatisasi dari keseluruhan proses, teknologi ini

    sedikit sekali memerlukan inter#ensi manusia selama proses manufaktur 

     jika dibandingkan dengan proses aseptik secara tradisional. ?al ini dianggapsebagai pengisian proses aseptik lebih lanjut (ad"ace). "leh sebab itu,

    dengan menggunakan teknologi aseptik secara sempurna, akan dapat dicapai

    tingkat sterilitas yang tinggi.

    'esin peniup4pengisi4penyegel me0rupakan satu rangkaian mesin, di

    mana, dalam suatu operasi yang kontinu, wadah produk dibentuk dari

    granulat termoplastis, diisi dan kemudian disegel, semua ini dilakukan oleh

    satu unit mesin otomatis. 'esin peniup4pengisi4penyegel yang digunakan

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    8/42

    untuk produksi aseptis yang dilengkapi dengan air s#o$er yang

    efekti#itasnya sama dengan 1elas A dapat dipasang dalam lingkungan

    minimal 1elas 8, dengan syarat mengenakan pakaian kerja 1elas A4.

    'esin yang digunakan untuk pembuatan produk dengan sterilisasi akhir 

    hendaklah dipasang dalam lingkungan minimal 1elas D.

    3ingkungan kerja hendaklah memenuhi persyaratan jumlah partikel

    dan mikroba pada kondisi @nonoperasional dan persyaratan jumlah

    mikroba hanya pada saat beroperasi.

    1.' Air

    %. PengertianAir merupakan bahan awal yang sangat penting, maka mutunya

    harus dikendalikan yang dimulai dengan kualifikasi kinerja Sistem

    Pengolahan Air (%ater &reatmet 'ystem).Air yang dipakai untuk 

    membuat produk steril termasuk penyimpanan dan sistem distribusinya

    harus selalu dikendalikan untuk menjamin bahwa spesifikasi yang sesuai

    dicapai tiap pengoperasian.Air yang digunakan untuk formulasi

    hendaklah diperlakukan sebagai bahan awal. 'aksudnya yakni dilakukan

     pemisahan secara fisik atau cara lain yang ter#alidasi. 1emudian

    dilakukan penyimpanan bahan yang ditolak maupun yang diterima

    dengan memberikan identitas yang tepat.1emudian diserahkan kebagian

    area penyimpanan untuk diperiksa kebenaran identitas, kondisi wadah

    dan tanda pelulusan oleh bagian Buality control. ika tidak sesuai dengan

    mutu maka akan dikirim kebagian karantina dan akan ditentukan

    statusnya oleh bagian B8 terkait status bahan tersebut. Pada bahan awal

    diberlakukan system 7>7" dan 7C7" kemudian dilakukan uji ulang pada

     bahan yang telah lama disimpan untuk menjamin mutu bahan awal

    tersebut (3ukas, $/%%)

    Air untuk >njeksi (%) diproduksi melalui cara penyulingan atau

    cara lain yang akan menghasilkan mutu yang sama. Air untuk >njeksi

    (%) diproduksi, disimpan dan didistribusikan dengan cara yang dapat

    mencegah pertumbuhan mikroba, misal disirkulasi dengan konstan pada

    suhu di atas /:8 atau tidak lebih dari +:8, bila air untuk injeksi

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    9/42

    disirkulasikan, hendaklah dibuang setelah $+ jam. Air untuk >njeksi

    (%) disimpan dalam wadah yang bersih, steril, nonreaktif,

    nonabsorptif, nonaditif dan terlindung dari pencemaran. (8P", $/%$)

    Sumber air, peralatan pengolahan air dan air hasil pengolahan hendaklah

    dipantau secara teratur terhadap pencemaran kimiawi, biologis dan, bila

     perlu, terhadap cemaran endotoksin untuk menjamin agar air memenuhi

    spesifikasi yang sesuai dengan peruntukannya. ?asil pemantauan dan

    tindakan penanggulangan yang dilakukan hendaklah

    didokumentasikan.Alat perekam hendaklah digunakan untuk memantau

    suhu penyimpanan (8P", $/%$)

    $. Proses Pembuatan Air 2ntuk >njeksi

    a. Proses pertama adalah persiapan ( pretreatmet ) untuk mendapatkan

    water 7or >njection dimulai dari sumber air (sumur atau mata air)

    yang ditampung dan diendapkan. 1emudian diberi penyaring dan

    diberi klorin sehingga air dapat diminum (driki! $ater ). Air minum

    disaring dengan karbonaktif, lalu disaring kembali dengan filter 0%/

    Em.

     b. Proses kedua adalah  fial treatmet,  biasanya dilakukan dengan

    re#erse osmosis dengan menggunakan c#emical softei!  (kation dan

    anion) atau menggunakan t$i bed colum, lalu disaring

    menggunakan filter 0%/Em. selanjutnya disaring lagi mengguakan

    filter yang lebih kecil dengan ukuran $ Em, bila perlu menggunakan

    ozoisator  atau ultra#iolet atau pemanasan dengan temperature diatas

    /:8, kemudian dimasukkan kedalam tangki penampung dengan

    temperature /:8 . setelah itu di CD> (Clectro Deioni=ation) atau

    didestilasi dimasukkan kedalam tangki penampung, lalu disaring

    dengan filter bakteri /,$Em

    c. Proses ketiga adalah sterilisasi F7> dengan menggunakan autoklaf 

    sehingga mendapatkan F7> steril (3ukas, $/%%)

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    10/42

    Skema Pretreatment

    Skema 7inal -reatment

    Clectronic Deioni=ation (CD>)

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    11/42

    1.( Pengola"an

    %. Proses pengolahan perlu melakukan tindakan pencegahan untuk 

    mengurangi pencemaran pada seluruh tahap pengolahan termasuk tahap

    sebelum proses sterilisasi. Pembuatan produk yang berasal dari sumber 

    mikrobiologis hendaklah tidak diproses atau diisi di area yang digunakan

    untuk pembuatan obat lain namun, #aksin yang mengandung organisme

    mati atau ekstrak bakterial dapat diisikan ke dalam wadah0wadah, di

    dalam bangunan dan fasilitas yang sama dengan obat steril lain, setelah

     proses inakti#asi yang ter#alidasi dan pembersihan menurut prosedur 

    yang ter#alidasi.

    $. Galidasi proses aseptis hendaklah mencakup uji simulasi proses

    menggunakan media pertumbuhan (media fill ). Pemilihan media

     pertumbuhan hendaklah dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan

    selekti#itas, kejernihan, konsentrasi dan cara sterilisasi yang sesuai untuk 

    media tersebut. Galidasi proses aseptis dilakukan dalam kondisi produksi

    normal.2ji simulasi aseptis hendaklah dilakukan semirip mungkin

    dengan proses aseptis pada produksi rutin dan termasuk semua wadah

    dan peralatan yang digunakan. Perlu dilakukan pada kombinasi yang

    diperlukan dari ukuran wadah (ampul, #ial, dsb.)termasuk lebar mulut

    wadah dan kecepatan pengisian (lebih dianjurkan kombinasiekstrim).ila

     proses produksi aseptis dimulai pada saat pencampuran bahan sampai

    denganpengisian, maka proses simulasi hendaklah mencakup seluruh

     proses, tangki danwadah yang digunakan. 2ji simulasi hendaklahmenggambarkan semua kondisi pada kasus terburuk ($orstcase) yang

    mungkin terjadi pada produksi normal, misal pergantian personil,

    frekuensi istirahat, lampu mati, mesin rusak dan teknisi masuk ke dalam

    ruang aseptis, dan lain0lain. Golume yang terbesar sering dianggap

    merupakan kondisi $orst case karena mulutwadah produk paling lebar,

     pengisian paling lambat sehingga produk makin lama terpapar di

    lingkungan. -etapi ada beberapa perkecualian dalam hal pengisian

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    12/42

    kedalam wadah yang kecil misal ampul % ml, pada kasus ini proses

     pengisianmembutuhkan waktu paling cepat dibandingkan dengan ampul

    #olume lain sehinggaada risiko wadah terguling atau tersendat yang

    menyebabkan inter#ensi manual dilakukan lebih sering dari biasanya,

    disini perlu dilakukan uji simulasi.Golume pengisian hendaklah cukup

    untuk memungkinkan media membasahi seluruh permukaan wadah saat

    wadah dibalik dan memungkinkan pendeteksian pertumbuhan mikroba

    dalam wadah.ila ukuran bets produksi lebih kecil dari atau sama dengan

    */// unit maka jumlahminimal yang harus diisikan pada uji simulasi

    adalah sama dengan ukuran bets.Simulasi proses dengan media

     pertumbuhan untuk #alidasi awal dan tiap kali terjadi perubahan proses

    kritis (untuk proses produksi4 pencampuran aseptis), ukuran wadah baru,

     perubahan s#ift , penambahan personil, alat baru atau modifikasi alat yang

    langsung kontak dengan produk, dan atau modifikasi sistem tata udara,

    hendaklahdilakukan * kali untuk tiap s#ift dan proses.Sedangkan untuk 

    re#alidasi dapat dilakukan % kali untuk tiap s#ift dan proses tiap 5 bulan

    sekali.ila ada kegagalan atau pertumbuhan pada hasil media

     pertumbuhan, hendaklah dilakukan identifikasi jenis cemaran dan

    dibandingkan cemaran yang mungkindiperoleh dari pemantauan

    lingkungan dan personil.>nkubasi hendaklah dilakukan pada $ (dua) suhu

    yaitu

    a. $/:8 H $:8 selama hari pertama

     b. */:8 H *:8 untuk hari berikutnya

    Suhu inkubasi lain hendaklah berdasarkan data pendukung yang

    ter#alidasi.Sebelum inkubasi diawali dan saat4 setelah pengamatan pada

    hari ke wadah dibolakbalik agar larutan media dapat membasahi

    seluruh permukaan wadah.Pengamatan hendaklah dilakukan pada hari ke

    < (setelah inkubasi pada suhu $/:8 H$:8 sebelum inkubasi suhu */:8 H 

    *:8), bila memungkinkan, dan setelah hari ke %+. -arget hendaklah

    dengan pertumbuhan nol tetapi tingkat kontaminasi kurang dari /,% I

    dengan tingkat kepercayaan J I yang dapat diterima. >ndustri farmasi

    hendaklah menentukan batas waspada dan batas bertindak. -iap

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    13/42

    kontaminasi hendaklah diin#estigasi.Peringatan harus diberikan bahwa

    dengan melaksanakan #alidasi tidak berarti dapat melakukan kompromi

    terhadap proses. ?endaklah dilakukan kontrol negatif dan kontrol positif 

    minimal menggunakan % (satu) bakteri dan % (satu) kapang. 'edia

     pertumbuhan yang dipakai hendaklah lulus Gro$t# Promotio &est 

    (9P-) dengan menggunakan %/ H %// 872 mikroba gram positif, gram

    negatif, bakteri anaerob, kapang, dan ragi seperti

    a.  Bacillus subtilis atau Clostridium sporo!ees!

     b. 'tap#ylococcus aureus!

    c.  Pseudomoas aero!iosa*

    d. Cadida albicas!e.  +sper!illus i!er.

    Pemilihan media hendaklah juga mempertimbangkan kemampuannya

    menumbuhkan mikroorganisme lingkungan, apabila ada riwayat

     penemuan kontaminasi lingkungan. ?endaklah dilakukan 9P- pada

    media yang dipakai untuk uji simulasi pada akhir masa inkubasi untuk 

    membuktikan bahwa media akan dapat menumbuhkan mikroba bila ada

    kontaminasi. 'ikroba harus tumbuh dalam waktu hari pada suhu

    inkubasi yang dipakai.Sediaan tetes mata atau telinga biasanya dikemas

    dalam wadah plastik. Fadah, penetes, tutup dan o"erseal (bila dipakai)

    dicuci dan disterilkan sesuai pada produksirutin. Sebagai pengganti

    sterilisasi dengan panas, dipakai sterilisasi dengan radiasi atau etilen

    oksida untuk wadah dan perangkatnya.Fadah plastik yang buram akan

    menghambat pendeteksian pertumbuhan, dalam hal ini seluruh isi wadah

    hendaklah dituang ke dalam wadah jernih saat pengamatan.

    *. 2ji simulasi proses hendaklah dilakukan semirip mungkin dengan proses

    rutin pembuatan aseptis dan mencakup semua langkah kritis pada tahap

     pembuatan berikut. Perlu juga dipertimbangkan berbagai inter#ensi yang

    diperkirakan akan terjadi saat produksi normal termasuk kasus terburuk.

    ila ditemukan pertumbuhan pada uji simulasi proses, perlu dilakukan

    kajian risikoterhadap mutu produk, terutama pemastian sterilitas ( sterility

    assurace) terhadap bets yang dibuat di antara $ media fill .

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    14/42

    +. 2ji simulasi proses sebagai #alidasi awal hendaklah dilakukan dengan

    tiga uji simulasi berturut0turut yang berhasil per  s#ift , dan diulangi

    dengan inter#al yang ditetapkan dan bila ada perubahan signifikan pada

    sistem tata udara, peralatan, proses dan jumlah  s#ift . iasanya uji

    simulasi proses dilakukan dua kali setahun untuk tiap s#ift dan proses.

    . umlah wadah yang digunakan untuk media fill hendaklah cukup

    memungkinkan e#aluasi absah. 2ntuk bets ukuran kecil)  jumlah wadah

    untuk media fill hendaklah minimal sama dengan ukuran bets produk.

    -arget hendaklah dengan pertumbuhan nol dan ketentuan berikut

    hendaklah diterapkan

    a. ila mengisi kurang dari ./// unit, tidak boleh ditemukan unit

    tercemar!

     b. ila mengisi ./// sampai dengan %/./// unit

    %) Satu (%) unit tercemar hendaklah diikuti dengan in#estigasi dan

     pertimbangan untuk mengulang media fill !

    $) Dua ($) unit tercemar merupakan pertimbangan untuk dilakukan

    #alidasi ulang setelah in#estigasi!

    *) ila mengisikan lebih dari %/./// unit

    +) Satu (%) unit tercemar hendaklah din#estigasi!

    ) Dua ($) unit tercemar merupakan pertimbangan untuk dilakukan

    #alidasi ulang setelah in#estigasi.

    5. Pencemaran yang terjadi sesekali pada pengisian dengan jumlah

     berapapun, mungkin merupakan indikasi pencemaran dalam konsentrasi

    rendah dan hendaklah dianggap mempunyai dampak pada pemastian

    sterilitas (sterility assurace) dari bets yang diproduksi setelahmedia fill 

    terakhir yang dinyatakan sukses. 1andungan mikroba awal diperoleh

    dengan pemeriksaan bioburde yang dilakukanantara lain sebelum proses

     penyaringan larutan, dan terhadap hasil pemeriksaantersebut dilakukan

    analisis tren.

    . Perhatian hendaklah diberikan bahwa dengan melaksanakan #alidasi

    tidak berarti dapat melakukan kompromi terhadap proses.

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    15/42

    nter#al antara pencucian dan pengeringan serta sterilisasi komponen,

    wadah dan peralatan maupun antara sterilisasi dan penggunaannya

    hendaklah sesingkat mungkin dan diberi batas waktu yang sesuai

    dengan kondisi penyimpanan ter#alidasi atas waktu yang sesuai

    setelah pembersihan, sterilisasi, penyimpanan danpenggunaan

    komponen, wadah dan peralatan hendaklah ditetapkan melalui #alidasi.

    %+. arak waktu antara awal pembuatan larutan dan sterilisasi atau filtrasi

    melalui filter mikroba hendaklah sesingkat mungkin. atas waktu

    maksimum hendaklah ditentukan dengan mempertimbangkan

    komposisinya dan metode penyimpanan yang ditentukan. 1ecuali

    dilakukan tindakan khusus, #olume larutan ruahan hendaklah tidak 

    lebih besar daripada jumlah yang dapat diisi dalam satu hari dan

    hendaklah diisi ke dalam wadah akhir serta disterilisasi dalam satu hari

    kerja. -indakan penyimpanan khusus yaitu dalam wadah yang tertutup

    rapat dan berada dibawah kondisi udara laminar. 2ntuk proses aseptis,

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    16/42

    hal ini hendaklah dibuktikandengan simulasi menggunakan #alidasi

    media fill . 3arutan yang tersimpan dan diisikanpada hari yang berbeda

    hendaklah dipisahkan dengan penandaan lot tersendiri dan uji sterilitas

    terpisah.

    %. -ahap pengolahan komponen, wadah produk ruahan dan peralatan

    hendaklah diberi identitas yang benar.

    %5. Semua gas yang dialirkan ke dalam larutan atau digunakan untuk 

    menyelimuti produk hendaklah dilewatkan melalui filter penyaring

    mikroba. 7ilter gas hendaklah memakai filter hidrofob untuk 

    menghindarkan pertumbuhanmikroba.

    %. Bioburde hendaklah dipantau sebelum proses sterilisasi. ?endaklah

    ditetapkan batas bioburde segera sebelum proses sterilisasi yang

    dikaitkan dengan efisiensi metode sterilisasi yang digunakan.

    Penentuan bioburde hendaklah dilakukan terhadap tiap bets produk,

     baik yang diproses dengan sterilisasi akhir maupun secara aseptis. ila

     parameter sterilisasi o"erkill ditetapkan untuk produk dengan sterilisasi

    akhir, pemantauan bioburde  boleh hanya secara berkala dengan

    inter#al menurut jadwal yang sesuai. 2ntuk sistem pelulusan

     parametris, penentuan bioburde hendaklah dilakukan terhadap tiap

     bets dan dikategorikan sebagai pengujian selama0proses. ila

    dipersyaratkan, hendaklah dilakukan pemantauan terhadap cemaran

    endotoksin. Semua sediaan cair, khususnya larutan infus #olume besar,

    hendaklah dilewatkan melalui filter mikroba yang, jika mungkin,

    dipasang dekat sebelum proses pengisian. 1ontribusi bioburde

     berbagai bahan awal dan bahan pengemas serta prosespembuatan

    sebelum sterilisasi hendaklah dipahami dan dikendalikan. Pemantauan

    danstrategi pengendalian termasuk pemantauan berkala dan tredi! 

    bioburde sebelumlangkah pengurangan apa pun dari bioburde

    hendaklah ditetapkan dan dijustifikasimelalui proses analisis risiko.

    Golume sampel hendaklah dijustifikasi denganmemperhitungkan

    tingkat kontaminasi yang diperkirakan. Bioburde  produk hendaklah

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    17/42

    ditentukan paling sedikit sebelum proses sterilisasi akhir.Penetapan

    kriteria keberterimaan untuk bioburde hendaklah berdasarkan

    tahapsterilisasi! tingkat pemastian sterilisasi ('terility +ssurace e"el- 

    '+) %/5 harusdicapai. ?asil pemeriksaan bioburde hendaklah

    menjadi parameter pelulusan produkjadi (kecuali apabila menggunakan

    siklus o"erkill untuk sterilisasi akhir).Pengkajian risiko hendaklah

    dilakukan untuk penetapan kebutuhan studi endotoksin.Apabila

    diperlukan, endotoksin hendaklah ditentukan juga bagi unit produk 

    yang diisiterakhir.Sterilisasi akhir 2ntuk sterilisasi akhir, nilai 7/ harus

    diperhitungkan. Pengambilansampel hendaklah dilakukan terhadap

    wadah yang sudah terisi sebelum sterilisasi.2ntuk proses sterilisasi

    o"erkill  pada produk dengan sterilisasi akhir, industri

    hendaklahmenjelaskan inter#al yang dipilih untuk pengujian

    bioburde.Proses aseptis 2ntuk sterilisasi dengan filtrasi, studi

    efektifitas penyaring harusdiperhitungkan saat menentukan kriteria

    keberterimaan bioburde sebelumpenyaringan. >ni berarti jika

    digunakan dua penyaringan yang berurutan, maka sampelproduk 

    hendaklah diambil sebelum penyaringan tahap akhir, bila dimungkinkan

    secarateknis, contoh penyaringan pertama ditampung dalam tangki

    ruahan, penyaringankedua terjadi segera sebelum pengisian. Kamun,

     jika digunakan sistem dua0tahappenyaringan (penyaring kedua dipakai

    sebagai pengaman, jika penyaring pertamamengalami kegagalan maka

     persyaratan SA3 tetap dapat tercapai), pengambilansampel hendaklah

    dilakukan sebelum masing0masing proses penyaringan

    tanpamengompromikan tahap penyaringan. >ndustri hendaklah

    menjelaskan pendekatannyajika pengambilan sampel dilakukan

    sebelum tahap penyaringan pertama.

    %

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    18/42

    %J. Semua komponen, wadah, peralatan dan barang lain yang diperlukan

    dalam area bersih, di mana proses aseptis berlangsung, hendaklah

    disterilkan dan dimasukkan ke area bersih melalui alat sterilisasi

     berpintu0ganda yang dipasang menyatu pada dinding, atau melalui

    suatu prosedur yang dapat mencapai tujuan yang sama yaitu tidak 

    menimbulkan kontaminasi.misalnya pembungkusan tiga lapis (triple

    wrapping), mungkin dapat diterima.Peralatan dan bahan4 barang lain

    hendaklah sedapat mungkin disterilkan melaluisterilisator berpintu0

    ganda yang berhubungan langsung dengan area 1elas A. ilasterilisator 

    tidak langsung berhubungan dengan lokasi di mana proses

    aseptisberlangsung, peralatan dan bahan4 barang lain hendaklah selalu

    secara kontinu dijagadi bawah udara 1elas A selama transfer dari

    sterilisator sampai dengan penyimpananatau pemakaian. isa dipakai

    kereta (trolley) terlindung dengan aliran udara aktifmaupun pasif. Saat

    kereta otoklaf atau o#en dikeluarkan dari sterilisator ke dalam ruang

    1elas , hendaklah tersedia 2DA7 =ona A di depan pintu sehingga

    semua itemselalu di bawah udara 1elas A sampai peralatan atau bahan

    dingin.ila perlindungan kelas A tidak dapat disediakan untuk 

    komponen atau bahan yang diotoklaf, maka hendaklah dilakukan

     pembungkusan berlapis, menggunakan bahanpembungkus untuk 

    otoklaf, yang memungkinkan penghilangan udara4 penetrasi uappanas

    dan penghilangan kondensat di samping dapat mempertahankan

    sterilitasisinya.ahan yang disterilkan dengan metode lain misal radiasi

    sinar 9amma atau etilenoksida hendaklah dilindungi dengan

     pembungkusan yang tepat untuk mempertahankanintegritas sterilitas di

    luar lingkungan 1elas A. ahan ini hendaklah dimasukkan ke

    areaproses aseptis melalui rongga transfer (misal  passbo) dengan

    sistem iterlock  padapintu0pintunya untuk menghindarkan

     biokontaminasi lingkungan 1elas A.Permukaan kemasan dan tangki

    hendaklah didisinfeksi (misal menggunakan lorong 2G, cairan

    disinfektan, GP?P atau elektro beam) yang ter#alidasi untuk 

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    19/42

    menghindaribiokontaminasi terhadap lingkungan kelas A.-ransfer 

     bahan terbungkus ke dalam ruang 1elas A hendaklah dilakukan

    sedemikianrupa sehingga kemasan luar dapat dibuka tanpa

    mengontaminasi lingkungan 1elas A pada saat produk, permukaan

    yang kontak dengan produk, bahan pengemas4 penutup terpapar ke

    lingkungan. Pada saat transfer, hendaklah dihindarkan terpaparnya

     bahanyang terbuka bungkusnya ke lingkungan di luar =ona 1elas A.

    $/. Prosedur pengisian secara aseptis hendaklah di#erifikasi ulang tiap 5

    (enam) bulan sekali melalui media fill atau bila dilakukan perubahan

     baik pada proses maupun pada peralatan yang sudah ter#alidasi. Cfikasi

    dari suatu prosedur baru hendaklah di#alidasi. Galidasi ini hendaklah

    di#erifikasi pada inter#al yang dijadwalkan berdasarkan riwayat kinerja

    atau bila ada perubahan signifikan pada proses atau peralatan (8P",

    $/%$).

    1.* Sterilisasi

    Sterilisasi adalah suatu proses untuk membuat ruang 4 benda menjadi

    steril atau suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada,

    sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik 

    yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik 

    yang paling tahan panas yaitu spora bakteri. Sterilisasi juga merupakan

     proses penghilangan semua jenis mikroorganisme hidup, dalam hal ini

    (Proto=oa, bakteri, fungi, mycoplasma, #irus) yang terdapat pada suatu

     benda.

    -ujuan obat dibuat steril (seperti obat suntik) karena berhubungan

    langsung dengan darah atau cairan tubuh dan jaringan tubuh yang lain

    dimana pertahanan terhadap =at asing tidak selengkap yang berada di

    saluran cerna 4 !astroitestial , misalnya hati yang dapat berfungsi untuk 

    menetralisir 4 menawarkan racun (detoksikasi ; detoksifikasi).

    Diharapkan dengan steril dapat dihindari adanya infeksi sekunder.

    Dalam hal ini tidak berlaku relatif steril atau setengah steril , hanya ada dua

     pilihan yaitu steril dan tidak steril.Sediaan farmasi yang perlu disterilkan

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    20/42

    adalah obat suntik 4 injeksi, tablet implant dan sediaan untuk mata seperti

    tetes mata 4Guttae Op#t#., cuci mata 4 Collyrium dan salep mata 4 Oculeta,

    Selain itu tujuan sediaan di sterilisasi adalah untuk mencegah peralatan

    cepat rusak, mencegah terjadinya infeksi silang, 'enjamin kebersihan alat,

    menetapkan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman digunakan.

    'acam0macam sterilisasi

    %. Sterilisasi uap(8ara Panas asah)

    Proses sterilisasi thermal yang menggunakan uap jenuh dibawah

    tekanan selama % menit pada suhu %$%o. 1ecuali dinyatakan

    lain , berlangsung di suatu bejana yang disebut otoklaf, dan mungkin

    merupakan proses sterilisasi paling banyak dilakukan.

     +lat Disebut otoklaf , yaitu suatu panci logam yang kuat dengan tutup

    yang berat, mempunyai lubang tempat mengeluarkan uap air beserta

    krannya, termometer, pengatur tekanan udara, klep pengaman.

    Sterilisasi cara panas basah (pemanasan dalam otoklaf) hanya

    sesuai untuk bahan yang terbasahi dengan air dan formula dalam air.

    Suhu dan tekanan hendaklah digunakan untuk memantau proses

    sterilisasi. >nstrumen pengendali hendaklah independen terhadap

    instrumen pemantau dan lembar pencatat. Pemakaian sistem pengendali

    dan pemantau otomatis hendaklah ter#alidasi untuk memastikan

     pencapaian persyaratan proses kritis. 1esalahan pada sistem dan siklus

    hendaklah terdeteksi dan4atau tercatat oleh sistem dan diamati oleh

    operator. Pembacaan indikator suhu independen, hendaklah diperiksa

    secara rutin dan dibandingkan dengan pencatat grafik selama proses

    sterilisasi. ila digunakan sterilisator yang dilengkapi dengan drainase

     pada dasar chamber, perlu juga dilakukan pencatatan suhu pada posisi

    tersebut selama proses sterilisasi. ila fase #akum merupakan bagian dari

    siklus sterilisasi, uji kebocoran pada chamber hendaklah dilakukan secara

     berkala.

    $. Sterilisasi panas kering

    Sterilisasi cara ini menggunakan suatu siklus "#en modern yang

    dilengkapi udara yang dipanaskan dan disaring. &entang suhu khas yang

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    21/42

    dapat diterima di dalam bejana sterilisasi kosong adalah lebih kurang % o,

     jika alat sterilisasi beroperasi pada suhu tidak kurang dari $/o .

     +lat   "#en yaitu lemari pengering dengan dinding ganda, dilengkapi

    dengan termometer dan lubang tempat keluar masuknya udara,

    dipanaskan dari bawah dengan gas atau listrik.

    8iri0ciri pemanasan kering

    a. Lang dipanaskan adalah udara kering

     b. Proses pembunuhan mikroba berdasarkan oksidasi "$ udara

    c. Suhu yang digunakan lebih tinggi, kira0kira %/o. Satu gram udara

     pada suhu %//o, jika didinginkan menjadi JJo  hanya membebaskan

    /,$* kalori.

    d. Faktu yang diperlukan lebih lama, antara % jam sampai $ jam, kecuali

     pemijaran.

    e. Digunakan untuk sterilisasi bahan obat 4 alat yang tahan pemanasan

    tinggi.

    *. Sterilisasi gas

    ahan aktif yang digunakan adalah gas etilen oksida yang

    dinetralkan dengan gas inert, tetapi keburukan gas etilen oksida ini

    adalah sangat mudah terbakar, bersifat mutagenik, kemungkinan

    meninggalkan residu toksik di dalam bahan yang disterilkan, terutama

    yang mengandung ion klorida.

    Pemilihan untuk menggunakan sterilisasi gas ini sebagai alternatif 

    dari sterilisasi termal, jika bahan yang akan disterilkan tidak tahan

    terhadap suhu tinggi pada sterilisasi uap atau panas kering.Proses sterilisasinya berlangsung di dalam bejana bertekanan yang

    didesain seperti pada otoklaf dengan modifikasi tertentu. Salah satu

    keterbatasan utama dari proses sterilisasi dengan gas etilen oksida adalah

    terbatasnya kemampuan gas tersebut untuk berdifusi sampai ke daerah

    yang paling dalam dari produk yang disterilkan.

    'etode sterilisasi ini hendaklah hanya digunakan bila cara lain

    tidak dapat diterapkan. Selama proses #alidasi hendaklah dibuktikan

     bahwa tidak ada akibat yang merusak produk. 1ondisi dan waktu yang

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    22/42

    diberikan untuk menghilangkan gas hendaklah ditentukan untuk 

    mengurangi gas residu dan =at hasil reaksi sampai pada batas yang dapat

    diterima yang sudah ditetapkan untuk tiap produk atau bahan.

    erbagai gas dan fumigan dapat digunakan untuk sterilisasi (misal

    etilen oksida, uap hidrogen peroksida). Ctilen oksida hendaklah

    digunakan hanya bila tidak ada metode lain yang dapat dipakai. 1ontak 

    langsung antara gas dan sel mikroba adalah esensial! tindakan

     pencegahan hendaklah dilakukan untuk menghindarkan organisme yang

    mungkin terperangkap dalam bahan misal dalam kristal atau protein yang

    dikeringkan. umlah dan sifat bahan pengemas dapat memengaruhi

     proses secara signifikan.

    +. Sterilisasi dengan radiasi ion

    Sterilisasi dengan cara radiasi terutama digunakan untuk bahan dan

     produk yang peka terhadap panas. anyak obat dan bahan pengemas

     peka terhadap radiasi, sehingga metode ini hanya dipakai jika terbukti

    tidak berdampak merusak yang dibuktikan melalui eksperimen. iasanya

    radiasi ultra#iolet tidak diterima sebagai metode sterilisasi. ika sterilisasi

    cara radiasi dilakukan oleh pihak luar, maka industri bertanggung jawab

    atas pemenuhan persyaratan yang tercantum pada utir dan proses

    sterilisasi ter#alidasi. ?endaklah ditetapkan tanggung jawab dari

     perusahaan yang melakukan radiasi (misal penggunaan dosis yang

     benar).

    8ara ini dilakukan jika bahan yang disterilkan tidak tahan terhadap

    sterilisasi panas dan khawatir tentang keamanan etilen

    oksida.1eunggulan sterilisasi ini adalah reakti#itas kimia rendah, residu

    rendah yang dapat diukur serta #ariabel yang dikendalikan lebih sedikit.

    . Sterilisasi dengan cara filtrasi

    Sterilisasi larutan yang labil terhadap panas sering dilakukan

    dengan penyaringan menggunakan bahan yang dapat menahan mikroba,

    hingga mikroba yang dikandungnya dapat dipisahkan secara fisika.

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    23/42

    Perangkat penyaring umumnya terdiri dari suatu matriks berpori

     bertutup kedap atau dirangkaikan pada wadah yang tidak 

     permeable.Cfekti#itas penyaring media atau penyaring subtrat tergantung

     pada ukuran pori matriks, daya adsorpsi bakteri dari matriks dan

    mekanisme pengayakan.

    3arutan disaring melalui penyaring bakteri steril, diisikan ke dalam

    wadah steril, kemudian ditutup kedap menurut teknik aseptik.

    1.+ ,iltrasi untuk Ba"an !ang $iak Dapat Disterilkan alam -aa"

    Ak"irn!a

    7iltrasi merupakan metode sterilisasi yang digunakan dalam produksi

    steril secara aseotis. -etapi filtrasi dianggap tidak cukup untuk memenuhi

    sterlititas apabila suatu produk dapat dilakukan sterilisasi pada wadah

    akhirnya. 2ntuk produk yang tidak dapat dilakukan sterilisasi pada wadah

    akhirnya maka filtrasinya menggunakan cara khusus seperti yang telah

    disebut dalam 8P" ($/%$) yaitu

    %. 2ntuk produk berupa larutan4cairan difiltrasi ke dalam wadah yang telah

    lebih dahulu disterilkan. 7iltrasi dilakukan menggunakan filter dengan

    ukuran M/,$$ mikro meter. Dapat dilakukan pemanasan sebagai

     pelengkap proses filtrasi

    $. Dilakukan filtrasi kembali karena beranggapan bahwa dengan sekali

    filtrasi saja masih memiliki resiko kontaminasi. 7iltrasi ini digunakan

     pula sebagai pelengkap filtrasi awal

    7iltrasi kedua dilakukan menggunakan filter yang steril. Selain itu,

    untuk menurunkan risiko kontaminasi terhadap produk maka filtrasi kedua

    dilakukan sedekat mungkin ke titik pengisiannya. 7ilter yang digunakan

    sebaiknya filter yang tidak mempengaruhi produk, dimana filter tidak 

    meninggalkan serat atau bahan filter ke pada produk.

    Dalam memastikan apakah suatu filter masih layak digunakan atau tidak 

    dalam filtrasi, maka diperlukan suatu uji yaitu uji integritas filter. -erdapat

     beberapa uji integeritas filter, antara lain

    %. 2ji Bubble Poit 

    2ji bubble poit adalah uji yang dirancang untuk menentukan tekanan

    di mana sebuahaliran kontinu gelembung yang awalnya terlihat di hilir 

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    24/42

    (do$stream) filter yang terbasahi dalam suatutekanan gas. 2ntuk 

    melakukan uji bubble poit , gas diterapkan ke satu sisi darifilter yang

    telah terbasahi, dengan tabung downstream filter yang terendam di ember 

    air. 7ilter harus dibasahi sehingga air mengisi semua rongga di dalam

    media filter. 1etika tekanan gas diterapkan ke satu sisi membran,gas

    akan larut ke dalam air.  /o$stream dari filter memiliki tekanan yang

    lebih rendah. "leh karena itugas di dalam air di sisi do$stream

    didorong keluar dari solusi. 1etika tekanan gas hulu (upstream)

    meningkat, aliran difusi do$stream juga meningkat secara proporsional.

    Di beberapa titik, tekanan menjadi cukup besar untuk mengusir air dari

    satu atau lebih pori dan membangun jalan untuk aliran udara.Akibatnya,

    aliran gelembung terlihat keluar dari tabung yang terendam di ember air .

    -ekanan pada saat aliran gelembung tersebut terlihat disebut

    sebagaibubble poit .

    $. 2ji /iffusi"e lo$

    1etika tekanan udara atau nitrogen diterapkan ke satu sisi dari filter yang

    dibasahi,molekul gas di sisi hulu (upstream) yang bertekanan tinggi akan

    larut dalam lapisan air dalampori sesuai dengan ?ukum ?enry. 9as yang

    keluar dari solusi di sisi hilir (do$stream) sebagai gelembung mikro

    (micro bubbles) atau perpindahan #olume,lagi0lagi menurut ?ukum

    ?enry, yang mana gas akan mengatur tingkatpembentukan microbubble

    atau perpindahan cairan, yaitu secara eksperimental. Dengan

    demikian,tingkatdiffusi"e airflo$ atau aliran udara difusif adalah fungsi

    dariperbedaan tekanan transmembran .Percobaan telah menunjukkan

     bahwa tingkat aliran udara difusi dengan perbedaan tekanan diferensial

     berkorelasidengan tingkat retensi organisme tertentu.Pengujian aliran

    udara difusi dapat dilakukan menggunakan dua cara pengukuran, yaitu

     si!le poit measuremet dan multipoit diffusio measuremet .

    *. 2ji Pressure old 

    2ji pressure #old  adalah tes integritas nondestruktif berdasarkan aliran

    difusi (aliran maju) dari cartridge. 'enggunakan pengukur yang

    sangatakurat , perubahan tekanan hulu (upstream)selama difusi gas

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    25/42

    melalui filter terpantau dari waktu ke waktu.1arena yang diukur adalah

    upstream, resiko sterilitas hilir (do$stream) dihilangkan . Kilai ini

    sangattergantung pada #olume sistem sebagaimana hilangnya tekanan

    akan terjadi karena aliran yang berdifusi melalui cartridge.Dengan

    mengetahui aliran difusi maksimum cartridge dan #olume sistem maka

    memungkinkan untuk menghitung penurunan maksimum tekanan yang

    dii=inkan.

    (ornit=, $//+)

    1. /onto" prouksi prouk steril

    %. Sediaan Padata. Proses Pembuatan Produk Steril >njeksi 1ering

    Alur proses produksi sediaan injeksi kering dan serbuk untuk obat

    suntik dilakukan dengan tahapan

    %) 'enyiapkan material euipmet  yg telah melalui proses aseptis

    untuk masing0masing bahan aktif dan bahan tambahan.

    $) 'elakukan pemeriksaan fisiko kimia dan pirogen bahan yang

    digunakan meliputi pemeriksaan gelas pada ampul, atau #ial dan

     pemeriksaan fisiko kimia pada karet dan plastik.*) Setelah itu dilakukan pencampuran bahan aktif obat dan eksipien

    menggunakan #omo!eizer

    +) Setelah itu dilakukan sterilisasi hasil produk parenteral dengan

    memilih metode sterilisasi yang sesuai

    ) 1emudian dilakukan uji produk parenteral dan dilakukan #alidasi.

    (3ukas, $/%%)

     b. Proses Produksi >njeksi 1ering yang -erpisah dengan Pelarutnya

    %) Dilakukan penghalusan partikel obat dengan menggunakan bola

     penggiling atau peralatan lain yang sesuai$) Selanjutnya dilakukan sterilisasi pada serbuk injeksi dan pelarut

    dengan metode yang sesuai

    *) Dilakukan penempatan serbuk injeksi pada wadah yang cukup

     besar untuk memungkinkan pengocokan apabila telah

    direkonstitusi dengan pelarutnya

    +) Dilakukan proses akhir yakni pemberian etiket dan penyimpanan

    dalam tempat yang sesuai.

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    26/42

    ) Dilakukan penjagaan suhu penyimpanan sehingga sediaan tetap

    stabil selama penyimpanan dan sebelum digunakan (lukas, $/%%)

    c. Proses pembuatan injeksi serbuk kering

    2ntuk sediaan parenteral berbentuk serbuk, serbuk biasanya

    dibuat secara kristalisasi dan semprot kering ( spray dryi! ) aseptik 

    untuk menjamin sterilitas dan bioburden dari bahan secara maksimal.

    Pada teknik kristalisasi, obat dilarutkan dalam pelarut yang sesuai dan

    disterilkan dengan cara filtrasi. Dalam kondisi terkendali ditambahkan

     pelarut steril yang lain dimana obattidak larut. Penambahan pelarut

    tersebut bertujuan menginduksi proses kristalisasi dari obat.

    Selanjutnya kristal dipisahkan, lalu dicuci dan dikeringkan. 1emudian

    diuji dstribusi ukuran partikelnya, kecepatan disolusinya dan

    identifikasi bentuk kristal yang sesuai sebelum diisikankedalam #ial.

    ika serbuk obat dibuat secara semprot kering, maka terlebih dahulu

    dibuat larutan steril dari obat dengan cara yang sama seperti pada

    kristalisasi secara aseptis. 3arutan steril atau lumpuran disemprotkan

    melalui pengatomisasi (atomizer ) dengan diameter lubang kecil

    kedalam ruangan pengering (steril).Pada saat berkontak dengan aliran

    udara steril, pelarut secara cepat menguap, dan serbuk yang dihasilkan

    ditampung dalam suatu ruangan steril.2ntuk tujuan ini dapat

    digunakan bermacam alat teknologi semprot kering.

    2ntuk bahan aktif obat dan formulasi sediaan yang tidak stabil,

    apalagi setelah mengalami beberapa proses, maka dapat dilakukan

     proses liofilisasi ( freeze dryi! ), dimana larutan membentuk kue(cake)  serbuk yang siap direkonstitusi pada saat akan digunakan

    (umumnya dengan pelarut air) (Agus, $//J)

    d. 3iofilisasi Sediaan Parenteral

    Proses liofilisasi memiliki tahapan berikut

    %) 'elarutkan obat dengan eksipien dalam pelarut yang sesuai, pada

    umumnya air untuk injeksi.

    $) 'ensterilkan larutan ruahan dengan cara penyaringan melalui

     penyaring bakteri ukuran /,$$ Em

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    27/42

    *) Pengisian kedalam kontener (ampul, #ial) steril secara indi#idual

    dan menutup kontener dibawah kondisi aseptik secara parsial.

    +) 'emindahkan kontener tertutup parsial ke liofilizer   dan

    menempatkannya dalam ruangan pada kondisi aseptic

    ) 'embekukan larutan dengan cara meletakkan kontener yang

    ditutup parsial pada rak dingin dalam ruangan pengering beku

    ( freeze dryi! ) atau melakukan prapembekuan ( prefreezi! ) dalam

    ruangan lain.

    5) Aplikasi #akum pada ruangan dan memanaskan rak untuk 

     penguapan air dari keadaan beku

    ) Penutupan sempurna #ial, biasanya dilakukan secara hidrofilik atau

    mekanisme pemutaran atau penekanan yang ditempatkan di

    liofilizer . (Agus, $//J)

    $. Sediaan Semipadat

    Salep mata atau oculeta  adalah gel dengan perubahan bentuk 

     plastis, yang ditentukan untuk digunakan pada mata. Persyaratannya

    harus steril, tanpa kontaminan mikroba (/ koloni), tidak iritatif serta

    memiliki daya lekat dan daya sebar baik dan lembut pada mata. Salep

    mata bersifat hidrofil, mampu beremulsifikasi dengan cairan air mata

    sehingga distribusinya baik dalam konjungti#a (Goight, %JJ)

    Pembuatan salep mata harus steril serta berisi =at atimicrobial 

     preser"ati"e, antioksidan dan stabilizer. 'enurut 2SP edisi NNG, salep

     berisi chlorobutanol sebagai atimicrobial  dan perlu bebas bahan partikel

    yang dapat membahayakan jaringan mata. Sebaliknya, dari CP ($//%)

    DAK bp ($//%) ada batasan ukuran partikel, yaitu setiap %/ mikrogram

    =at aktif tidak boleh mempunyai partikel 6J/ nm, tidak boleh lebih dari

    dua partikel 6/nm, dan tidak boleh lebih dari $/,$ nm (3ukas, $/%%).

    Dalam memformulasikan sediaan untuk mata, baik secara industry

    maupun eOtempore perlu diperhatikan sejumlah factor seperti tipe

    sediaan dan cara penggunaannya, akti#itas dan stabilitas bahan aktif obat,

     pengaturan tonisitas, pilihan metode sterilisasi, dan pengemasan untuk 

    sediaan obat mata yang dibuat (Agoes, $//J)

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    28/42

    Sterilitas adalah salah satu persyaratan penting untuk larutan

    optalmik. 1arena stabilitas terjadap panas dari sediaan mata0eOtemporer 

    sering tidak diketahui, cara pembuatan obat mata ini sebaiknya

    disterilkan dengan cara filtrasi melalui penyaringan bakteri. kerugian cara

    sterilisasi ini adalah tidak mampu menghilangkan kontainasi #irus. 8ara

    ini juga sangat bergantung pada operasional teknik aseptic yang

    dilakukan dalam sterilisasi larutan dan pengemasannya.

    Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada

     pembuatan salep mata harus diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat

    dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptic yang ketat

    serta memenuhi syarat uji sterilitas. ila bahan tertentu yang dgunakan

    dalam formulasi salep mata tidak dapat disterilkan dengan cara biasa,

    maka dapat digunakan bahan yang mmenuhi syarat uji sterlitas dengan

     pembuatan secara aseptic. Salep mata mengandung bahan atau campuran

     bahan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan

    mikroba yang mungkin masuk secara tidak sengaja bila wadah dibuka

     pada waktu aplikasi penggunaan, kecuali dinyatakan lain dalam

    monografi, atau formulanya sendiri sudah bersifat bakteriostatik.

    Pembuatan salep mata harus berlangsung pada kondisi aseptik 

    dalam boks laminar untuk menjamin kemurnian mikrobiologis yang

    disyaratkan. ?al ini mensyaratkan bahwa basis salep yang digunakan pun

    sedapat mungkin dapat disterilkan. Disarankan untuk menggunakan

    Gaseline yang mengandung kolesterol yang dapat disterilkan

    menggunakan udara panas tanpa mengurangi kualitasnya. uga

    dimungkinkan dengan menggunakan penyaringan bebas kuman dari basis

    salep di dalam alat penyaring tekan yang dapat dipanaskan (Goight,

    %JJ) Dasar salep mata yang dipilih tidak boleh mengiritasi mata,

    memungkinkan difusi obat dalam cairan mata, dan tetap dapat

    mempertahankan akti#itas obat dalam jangka waktu tertentu pada kondisi

     penyimpanan yang tepat (usia guna). Gaseline merupakan dasar salep

    mata yang banyak digunakan. eberapa bahan dasar salep yang dapat

    menyerap air mata, bahan dasar yang mudah dicuci dengan air, dan

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    29/42

     bahan dasar larut air, dapat digunakan untuk obat yang larut dalam air.

    ahan dasar salep seperti ini memungkinkan dispersi obat larut secara

    lebih baik, tetapi tidak boleh menyebabkan iritasi pada mata (Agoes,

    $//J).

    2ntuk menjamin pelepasan bahan obat yang baik, disrankan untuk 

    membuat salep suspensi. Dalam hal ini ukuran partikel bahan obat sangat

    diperhatikan untuk mencegah iritasi terhadap mata dan meningkatkan

    efektifitas kerjanya, digunakan serbuk yang dimikronisasikan atau serbuk 

    dengan karakteristik ukuran butir yang sama. Di dalam industry bisa

    menggunakan mesin penggiling kemudian dilanjutkan dengan proses

    fraksionasi partikel.

    Sedangkan pembuatan salep mata dengan formulasi emulsi atau

     bentuk larutan dalam air mensyaratkan kelarutan bahan obat dalam air 

    sangat baik sehingga mudah dihablurkan (Goight, %JJ).

    ahan tambahan yang ditambahkan ke dalam dasar salep mata

     berbentuk larutan atau serbuk halus. Salep mata harus bebas dari partikel

    kasar dan harus memenuhi syarat kebocoran dan partikel logam pada uji

    salep mata. Fadah container untuk salep mata harus dalam keadaan steril

     pada waktu pengisian dan penutupan serta harus tertutup rapat dan

    disegel untuk menjamin sterilitas pada penggunaan pertama obat (Agoes,

    $//J).

    Pengemasan yang paling baik untuk salep mata adalah tube, dengan

     pertimbangan kontaminasi saat pemakaian lebihkecil dibandingkan

    wadah salep pada umumnya karena isi salep langsung terpapar 

    lingkungan luar, sedangkan pada tube tidak. Selain itu terlindung daricahaya. Penggunaan bahan tube harus diperhatikan terutama agar tidak 

    mempengaruhi atau bereaksi dengan salep, umumnya digunakan tube

    dari bahan nonlogam. Salep mata mempunyai waktu penyimpanan yang

    sempit karena bergantung pada stabilitas bahan kimia bahan obat dan

    kemungkinan terjadinya perubahan ukuran partikel atau rekristalisasi

    sehingga perlu dilakukan pengujian ukuran partikel secara berkala

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    30/42

    selama proses penyimpanan. Kamun, lebih disarankan salep mata segera

    didistribusikan setelah diproduksi (Goight, %JJ)

    *. Sediaan cair 

    a. >njeksi dan >nfus

    Apabila formula suatu produk parenteral (injeksi atau infus) telah

    ditentukan, meliputi pelarut atau pembawa yang tepat, maka sejak awal

     proses pembuatan sediaan harus mengikuti prosedur aseptik. Proses

    aseptik dilakukan karean produk parenteral yang akan digunakan harus

     bebas dari mikroorganisme, mulai dari pelarut (air) dan bahan0bahan =at

    aktif hingga bahan tambahan (material euipment).

    Setelah memproses bahan tambahan, kita memerlukan pemeriksaan

     pendahuluan fisika0kimia dan pirogen masing0masing bahan yang

    digunakan. Sebaliknya, dilakukan pemeriksaan gelas pada ampul atau

    #ial dan pemeriksaan fisika kimia pada karet atau plastik.

    Setelah mencampur beberapa =at aktif dengan bahan tambahan

    menjadi bentuk larutan, kemudian dilakukan penyaringan sampai jernih

     berkilauan dengan sintered glass, porselen, kertas saring yang tebal, atau

    saringan jenis membran. Sesudah penyaringan, pindahkan larutan secepat

    mungkin dan sesedikit mungkin terjadi pemaparan mikroba dan partikel

    ke dalam wadah akhir, lalu tutup dengan rapat. Selanjutnya, hasil produk 

     parenteral disterilkan menggunakan metode sterilisasi yang sesuai.

    -ahapan akhir yaitu diberi etiket pada produk akhir, dan dilakukan uji

     produk parenteral serta #alidasi.

    Pembuatan sediaan suspensi injeksi atau infus dengan cara

    menghaluskan obat hingga menjadi serbuk yang sangat halus

    menggunakan bola penggiling atau peralatan lain yang sesuai.

    Selanjutnya, serbuk halus disuspensikan dalam cairan yang tidak 

    melarutkan =at aktif. Seringkali membutuhkan pensterilan masing0

    masing komponen suspensi secara terpisah sebelum mencampurkannya

    karena terkadang keutuhan suspensi dirusak oleh pensterilan dengan

    autoklaf. Pensterilan suspensi parenteral dengan autoklaf dapat

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    31/42

    mengubah #iskositas produk. Perubahan #iskositas akan mempengaruhi

    kemampuan pembawa sebagai pensuspensi atau mengubah ukuran

     partikel =at yang disuspensikan, yang berarti mengubah terapi sediaan.

    ika suspensi tetap tidak berubah oleh autoklaf, maka kita dapat

    menggunakannya untuk mensterilkan produk steril.

    Pembuatan sediaan emulsi injeksi atau infus dengan cara

    mencampurkan cairan dengan cairan lain menggunakan alat

    homogeni=er. Alat dapat menghomogenkan sistem dispersi dari emulsi

    atau suspensi, baik =at padat maupun cair dengan #olume yang dapat

    diproses berkisar dari /, ml sampai lebih dari $ liter. Selanjutnya,

    sediaan emulsi disterilkan dengan autoklaf. 2mumnya sediaan emulsi

    rusak bila disterilkan dengan autoklaf sehingga kita harus mensterilkan

    dengan cara lain.

     b. "bat -etes 'ata, ?idung, dan -elinga

    Pada produksi sediaan oftalmik, sebaiknya disterilkan dengan cara

    filtrasi melalui penyaring bakteri. Sterilisasi larutan oftalmik dengan cara

     penyaringan dapat menjernihkan larutan dengan menghilangkan partikel

     partikulat dari larutan. eberapa larutan oftalmik dapat disterilkan

    dengan autoklaf dalam kontener terakhir, dengan catatan bahwa obat

    stabil terhadap panas. Apabila digunakan kemasan plastik yang tidak 

    stabil terhadap panas autoklaf, maka kemasan plastik dapat disterilkan

    dahulu secara sterilisasi radiasi, dan kemasan steril diisi dengan larutan

    yang sudah disterilkan melalui teknik aseptik (penyaringan). 'etode

    filtrasi adalah cara sterilisasi pilihan yang sering diaplikasikan.

    • Suspensi "ftalmik 

    Pada sediaan suspensi oftalmik digunakan bentuk halus (microfine)

     partikel dengan rentang ukuran sekitar %/ Em dan disuspensikan

    dalam pembawa air. Sebelumnya, bahan aktif dan bahan tambahan

    telah disterilkan dengan cara sterilisasi yang sesuai. Selanjutnya,

    suspensi dibuat dengan cara aseptik sebelum diisikan ke dalam

    kontener akhir yang sudah disterilkan.

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    32/42

    Selanjutnya, pembuatan sediaan otik dan nasal didasarkan pada

     pembuatan sediaan steril sehingga cara sterilisasi dan teknik aseptik yang

    digunakan sama dengan cara sterilisasi dan teknik aseptik untuk preparasi

    obat steril, seperti injeksi.

    +. Sediaan 1husus

    a. ?ormon

    ?ormon merupakan protein aktif yang secara normal diproduksi

    sendiri oleh tubuh, yang selanjutnya disebut hormone endogen.

     Kamun, pada kondisi patologis tertentu hormon kurang atau tidak 

    diproduksi sehingga memerlukan hormone dari luar (hormon

    eksogen). ?ormon memiliki sifat seperti halnya protein pada

    umumnya, terutama yang harus diperhatikan dalam industri farmasi

    hormone adalah struktur hormone sendiri yang tidak stabil terhadap

     beberapa factor, seperti p?, radiasi, suhu, medium pelarut organik,

    surfaktan, dan lain0lain.

    Stabilitas polipeptida dan protein diklasifikasikan menjadi

    stabilitas fisika dan kimia, dan selalu memiliki hubungan signifikan

    antara stabilitas konformasional dan integritas kimia dari setiap

    molekul. 1etidakstabilan kimia disebabkan oleh pembentukan atau

    dekstruksi ikatan ko#alen dalam molekul polipeptida atau protein.

    Perubahan ini akan mengganggu struktur primer dari protein dan

    dapat berdampak pada tingkat struktur lebih tinggi. Sedangkan

    ketidakstabilan fisika menyebabkan perubahan konformasional

    (perubahan struktur sekunder dan tersier) sebagai hasil ekspose

    gangguan structural atau karena stres lingkungan, seperti perubahan

    suhu dan p?.

    Salah satu contoh produk hormon adalah insulin yang diberikan

    secara injeksi. >njeksi insulin adalah injeksi larutan air insulin yang

    steril. >njeksi insulin mengandung %// atau // unit insulin setiap

    m3. label harus menyatakan potensi dalam unti 2SP per m3 dan

    tanggal daluwarsa (tidak lebih dari $+ bulan setelah dibuat). Sebagai

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    33/42

    upaya pengamanan dari penggunaan kadar obat yang tidak benar, pada

    kemasan dicantumkan kode warna unik untuk tiap0tiap kadar. Sebagai

    contoh, kode warna untuk semua insulin dari bermacam industry yang

    mengandung %// unit4m3 berwarna oranye, sedangkan sediaan

    dengan // unit4m3 berwarna coklat dengan garis diagonal berwarna

     putih. Penyimpanan insulin stabil pada kondisi dingin (6% Q8).

     pembekuan (free=ing) dihindari karena akan menurunkan potensi

    insulin.

    -erdapat dua betuk suspensi injeksi insulin dalam

     pembuatannya, yaitu insulin KP? (Keutral Protamin ?agedorn) dan

    ultralente, sedangkan dua pendekatan dalam pembuatan suspensi

    insulin, sebagai berikut

    %) 1ristal berasal dari larutan yang mengandung semua komponen

    formulasi pada konsentrasi yang sesuai untuk pembuatan forulasi

    akhir.

    $) -ipe proses pembuatan suspensi ultralenta dengan membat

    suspensi konsentrat 1ristal yang kemudian diencerkan dengan

     pembawa suspensi air yang sesuai untuk menghasilkan suspensi

    akhir 

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    34/42

    b. GaksinGaksin merupakan salah satu produk farmasi yang memiliki

    manfaat yang sangat besar bagi manusia, terutama dalam pencegahan dan

     pengobatan terhadap berbagai penyakit mematikan yang ditimbulkan

    oleh #irus dan bakteri. erbagai penyakit mematikan seperti campak,

     polio, difteri dan tetanus pada manusia telah berhasil diatasi dengan

    adanya #aksin yang mampu meningkatkan antibodi menjadi lebih kuat

    dan tahan terhadap penyakit0penyakit tersebut. 1eberadaan #aksin

    mutlak dibutuhkan guna menunjang kesehatan umat manusia.

    P-. io 7arma sebagai salah satu produsen #aksin di dunia serta

    satu0satunya di >ndonesia. eberapa produk #aksin yang diproduksi oleh

    P-. iofarma yaitu #aksin difteri dan tetanus.

    (Priambodo, $/%$)

    eberapa jenis #aksin menurut teknologi pembuatannya antara lain

    #aksin hidup (li"e atteuated "accie), #aksin inaktif (killed "accie),

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    35/42

    #aksin kombinasi, formulasi #aksin baru, #aksin subunit, #aksin

    rekombinan dan #aksin nukleotida.

    %) Gaksin hidup (li"e atteuated "accie) merupakan #aksin yang

    dihasilkan dengan cara melemahkan #irus dan mengadaptasi

     pertumbuhan pada suhu tertentu (**R8 atau *R8). 8ontoh #aksi polio

    oral Sabin dan #aksin campak (Schwar=)

    $) Gaksin inaktif (killed "accie) merupakan #aksin yang dihasilkan

    dengan menginaktifkan #irus dalam larutan formalin (/,$ I formalin

    selama % jam pada suhu *R8. misalnya #aksin polio Salk dan #aksin

    campak Cdmonston*) Gaksin kombinasi biasanya berisi lebih dari dua jenis antigen.

    'isalnya #aksin Diphteria, Pertusis dan -etanus (DP-). Gaksin ini

    dibuat dengan tujuan mengurangi banyaknya suntikan yang diberikan.

    +) 7ormulasi #aksin baru merupakan #aksin yang dibuat dengan

    meningkatkan dosisnya sehingga dapat diberikan dengan satu kali

    suntikan saja

    ) Gaksin subunit adalah perkembangan dari #aksin inaktif dimana

    mengandung beberapa epitop dari suatu antigen. Dihasilkan dengan

    cara membuat peptida sintetik yang mirip dengan komposisi antigen

    tersebut. 8ontohnya #aksin subunit SPf 55 terhadap malaria

    5) Gaksin rekombinan merupakan #aksin yang menggunakan #irus

    sebagai #ector. Dibuat dengan cara menyisipkan gen yang mengkode

    epitop tertentu pada plasmid, kemudian ditransfeksikan ke dalam

    suatu #irus, sehingga terjadi suatu #irus rekombinan. Girus

    rekombinan ini dipakai sebagai #ektor gen yang mengekspresikan

    epitop tertentu dari suatu antigen tadi pada sel mamalia

    ) Gaksin polionukleotida merupakan suatu bentuk rekombinan,

    komposisi antara plasmid dengan genom #irus yang sangat konser#

    (tidak berubah)

    (Luwono, %JJ)

    Sedangkan beberapa klasifikasi produk #aksin menurut osefsberg ($/%$)

    dalam jurnal Gaccine Process -echnology sebagai berikut

    1lasifikasi Produk Gaksin -erlisensi

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    36/42

    3i#e attenuated #irus SmallpoO, polio, measles, mumps,

    rubella, chicken poO, rota#irus, shingles,

    influen=a, and yellow fe#er >nacti#ated purified #irus >nacti#ated polio, japanese encephalitis,

    hepatitis A, >nfluen=a (seasonal and

     pandemic), and rabies

    3i#e attenuated bacterium -uberculosis and typhoid

    Fhole inacti#ated bacterium Fhole cell pertussis

    Purified protein Acellular pertussis

    Purified protein toOoid -etanus, anthraO, and diphtheria

    Purified #irus0like particles (G3Ps) ?epatitis and human papilloma#irus

    Purified polysaccharide Pneumococcal for adults and typhoid

    Polysaccharide conjugated to carrier  protein Pneumococcal for infants, haemophilustype , and bacterial meningitis

    Plasmid DKA Dalam pengembangan

    Adeno#irus DKA deli#ery Dalam pengembangan

    Dalam 8P" ($/%$) disebutkan bahwa untuk produksi #aksin 89

    dilakukan oleh personil yang sehat dan tidak mengidap infeksi tuberculosis.

    Apabila terdapat personil yang mengidap tuberculosis maka tidak 

    diperkenankan bekerja di daerah produksi dan seluruh #aksin yang dibuat

    selama pekerja tersebut bekerja harus dimusnahkan. Selanjutnya dilakukan

     pemeriksaan terhadap pekerja lainnya untuk mengetahui kemungkinan

     penularan terinfeksi tuberculosis.

    Proses produksi #aksin dilakukan dalam daerah terpisah, tertutup

    dan menggunakan peralatan tersendiri. 2ntuk mencegah terjadinya

     pencemaran yang berasal dari lingkungan maka dalam area produksi steril

    sebaiknya disiapkan ruang antara yang dirancang khusus untuk menghindari

    kontaminasi. Selain itu diperlukan ruang kelas atau kelas %//, aliran udara

    laminar dan efisiensi udara akhir JJ,JJ I.

    (8P", $/%$)

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    37/42

    Dalam mempelajari literatur tentang produksi #aksin, diketahui bahwa

    setiap #aksin memiliki perbedaan dalam hal produksinya, tidak ada prosedur 

    khusus untuk pembuatan seluruh #aksin melainkan terkait pada prosedur 

    umum produksi #aksin. Produksi #aksin secara umum, antara lain

    %) udidaya sel bakteri atau jaringan, pada suhu sekitar * : 8 di media

    yang terkadang kompleks

    $) Golume kulti#asi (budidaya) yang kecil, jika dibandingkan dengan

    industri yaitu $0%/// liter.

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    38/42

    *) ?arus asepsis, serta perlindungan dari operator terhadap infeksi mikroba

    di bawah budidaya. Pertimbangan pertama dilakukan karena sebagian

     besar organisme yang terlibat dibudidayakan di media di mana mereka

    mudah dikontaminasi oleh bakteri! kedua karena strain laboratorium

    yang digunakan sering dianggap masih menjadi patogen bagi manusia.

    +) Produksi =at yang bukan merupakan produk metabolisme utama seperti

    etanol dari ragi atau asam sitrat dari Aspergillus niger sehingga perlu

    dipisahkan (purifkasi).

    ) Didapatkannya dari produk akhir (#aksin) yang memaksimalkan

    keselamatan bagi manusia dimana #aksin sebagai pengobatan pre#entif.(?emert,%J%)

    1ebanyakan #aksin diproduksi dari sel0sel utama yang diambil dari

    organ dan jaringan hewan, contohnya yaitu sel #ero, yang mana merupakan

    gari sel mamalia pertama yang diperoleh dari monyet hijau Afrika pada

    tahun %J5$. eberapa contoh #aksin yang diproduksi dari sel ini yaitu

    #aksin cacar A8A'$/// dan #aksin #irus ?K% (osefsber, $/%$).

    Selain itu pembuatan #aksin polio juga menggunakan sel #ero

    sebagai sel utama atau sel pembiakkan, dimana yaitu dengan beberapa

    tahapan antara lain penyiapan media (sel #ero) untuk pengembangbiakkan

    #irus, penanaman4inokulasi #irus, pemanenan #irus, pemurnian #irus,

    inakti#asi4atenuasi #irus. Penyiapan media (sel #ero) dilakukan dengan

    menggunakan mikrokarier yaitu bahan pembawa yang akan mengikat sel

    tersebut, bahan tersebut adalah KK Diethyl Amino Cthyl (DCAC) dan

     pada proses selamjutnya sel #ero ini harus dilepaskan dari

    mikrokarier dengan menggunakan en=im tripsin (pankreas babi)

    selanjutnya pembuangan nutrisi dengan cara dicuci dengan menggunakan

    larutan PS buffer. 3arutan ini kemudian dinetralkan dengan serum anak 

    sapi (calf serum). Sel H sel #ero yang sudah dimurnikan dan dinetralisasi

    itu kemudian ditambahkan mikrokarier yang baru dan ditempatkan di

     bioreaktor yang lebih besar dan didalamnya ditambahkan nutrisi dan #irus

    siap untuk dibiakkan. Sel #ero yang sudah berkambang biak dan

     bertambah jumlahnya kemudian dilepaskan lagi dari mikrokriernya dengan

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    39/42

    tripsin babi dan proses ini dilakukan berulang H ulang sampai dihasilkan

     jumlah yang di inginkan.

    1.10 Inikator Biologi an imia

    Suatu indikator yang digunakan dalam produksi steril berguna untuk 

    menunjukkan adanya kegagalan dari proses sterilisasi. >ndikator dalam

     produksi steril tidak dapat menunjukkan keberhasilan sterilisasi secara

    sempurna. eberapa indicator yang digunakan dalam produksi steril antara

    lain indikator biologis dan kimiawi.

    %. >ndikator iologis

    $. >ndikator 1imiawi

    1.11Pen!elesaian Prouk SterilPenyelesain produk steril ( sterile product fiis#i! ) memiliki

    kekhususan dimana untuk produk beku kering (liofiilisasi) dalam #ial

     proses fiis#i! 0nya dilakukan atau ditangani dalam lingkungan kelas A dan

    secara aseptis.

    Penutupan #ial untuk produk0produk steril yang menggunakan

    wadah #ial yaitu meliputi pemasangan stopper , pencengkraman alumunium

    atau crimpi!  dan selajutnya cappi! . menurut 8P" ($/%$) dalam proses

    cappi!  produk steril dapat dilakukan inter#ensi oleh manusia, hanya saja

    dengan hal tersebut akan meningkatkan terjadinya resiko kontaminasi.

    Penggunaan estricted +ccess Barrier (&A) atau isolator dapat digunakan

    untuk meminimalkan kontaminasi saat dilakukan inter#ensi oleh manusia.

    2ji integritas %// I atau uji kebocoran dapat dilakukan terhadap

     produk steril berwadahkan fusi (ampul plastik atau kaca). 2ji ini bertujuan

    untuk memastikan kualitas dan sterilitas dari suatu produk steril. Selain itu

    dapat pula dilakukan inspeksi fisik (indikator fisik) untuk melihatkontaminasi, benda asing ataupun cacat fisik pada suatu produk steril.

    >nspeksi dilakukan oleh operator dengan prosedur yang sudah ditetapkan.

    1.11Pengaasan 3utu Prouk Steril

    Dalam mengawasi mutu dari suatu produk steril dapat dilakukan

     pengujian yaitu uji sterilitas. 2ji sterilitas dalam produksi steril di suatu

    industry dilakukan dengan mengambil sampel produk steril. Sampel yang

    digunakan yaitu sampel yang mewakili keseluruhan bets, terutama pada bets

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    40/42

    yang dianggap paling berisiko terhadap kontaminasi. Dalam 8P" ($/%$),

    disebutkan contoh sampel yang diambil dari bagian bets yang dianggap

     paling berisiko terhadap kontaminasi meliputi

    %. 2ntuk produk yang diisi secara aseptis, sampel hendaklah mencakup

    wadah yang diisi pada awal dan akhir proses pengisian bets serta setelah

    inter#ensi yang signifikan!

    $. 2ntuk produk yang disterilisasi cara panas dalam wadah akhir, sampel

    hendaklah diambil dari bagian muatan dengan suhu terendah.

    BAB III

    ESI3PULAN

    erdasarkan isi makalah, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut %. Proses produksi secara aseptis menggunakan filter khusus sebagai sterilisasi,

    sedangkan produk yang disterilisasi akhir dilakukan proses sterilisasi pada

    akhir penyelesaian produk.

    $. Pada proses pengolahan, dilakukan #alidasi proses melalui media fill   dan uji

     bioburden.

    *. Sterilisasi dapat menggunakan berbagai macam cara antara lain sterilisasi

     panas basah, panas kering, gas, radiasi, dan filtrasi.

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    41/42

    +. enis0jenis produk steril antara lain injeksi kering, injeksi cair, infus, tetes mata,

    tetes hidung, tetes telinga, suspensi injeksi, emulsi injeksi, salep mata, #aksin,

    dan hormon.

    . Pengawasan mutu produk steril melalui uji sterilitas produk yaitu perwakilan

    setiap bets produksi produk steril.

    DA,$A4 PUS$AA

    Anonim, $/%$.  Peerapa Pedoma Cara Pembuata Obat ya! Baik.  P"'

    &>.

    9oeswin, Agoes. $//J. 'ediaa armasi 'teril ('34). Penerbit >- andung

    ?emert, Paulus Aloysius Gan. %J%. 5accie Productio +s + 6it Process.

    >nstitut Kasional 1esehatan 'anusia, andung, >ndonesia.

    ornit=, 'aik F. $//+. e te!rity &ests C#oosi! /iffusi"e +irflo$s or Bubble

     Poits. +rticle of P#armaceutical &ec#olo!y, iltratio.  www.

    Pharmtech.com

    3ukas, Stefanus. $/%%. ormulasi 'teril7 8disi e"isi. Penerbit Andi Logyakarta

  • 8/19/2019 Farmasi Industri Produk Steril

    42/42

    Goight, &udolf. %JJ. Buku Pela9ara &ekolo!i armasi7 Cetaka :edua. 29'

    Press Logyakarta.

    Luwono, Djoko. %JJ. Perkembangan aru dalam -eknologi Gaksin Girus. Artikel

    'edia 3itbangkes Gol. G Ko. /$