MAKALAHFARMAKOLOGIPenggolongan Obat Otonom, Sistem Saraf Pusat
dan Anastesi
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Kelompok dalamMata Kuliah
Farmakologi
Oleh : DIV Keperawatan
Desy Kurnia Dewi (P27904113007)Meylina
Ratriani(P279041130**)Vena Melinda Adadikam(P27904113043)Yossie
Gustin Chandra Wiyanta(P27904113047)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN
BANTENJURUSAN KEPERAWATAN TANGERANGPROGRAM STUDI D IV
KEPERAWATAN2013/2014
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Comment by florzy: sebetulnya ini sih bukan
latar belakang yaaa..latar belakang adalah alas an knapa kita
membahas itu.Obat otonom yaitu obat-obat yang bekerja pada susunan
syaraf otonom, yang dimulai dari sel syaraf sampai sel efektor.
Cara kerjanya yaitu menghambat sintesis atau pelepasan transmitor,
berikatan dengan reseptor, dan menghambat destruksi transmitor.
Obat Susunan saraf pusat merupakan suatu jaringan saraf yang
kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang
lain. Fungsi sistem saraf yaitu, mengkoordinasi, menafsirkan dan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya.
Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau sentral
dan sistem saraf tepi (SST). Sedangkan obat anestetik adalah obat
yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dalam bermacan-macam
tindakan operasi. Obat anestesi dikelompokan menjadi anestesi umum
dan anestesi lokal.
1.2 Rumusan masalah 1. Pengertian obat otonom, obat susunan
saraf pusat, dan obat anestesi2. Efek dan farmakologi obat otonom,
obat susunan saraf pusat, dan obat anestesi3. Indikasi dan
kontraindikasi obat otonom, obat susunan saraf pusat, dan obat
anestesi
1.3 Tujuan masalahComment by florzy: oke.. tujuan makalah sudah
PAS1. Mengetahui apa itu obat otonom, obat susunan saraf pusat, dan
obat anestesi2. Mengetahui bagaimana penggunaan dan pemakaian obat
otonom, obat susunan saraf pusat, dan obat anestesi3. Mengetahui
efek apa saja yang dapat ditimbulkan dari pemakaian obat susunan
saraf pusat, dan obat anestesi
1.4 Manfaat penulisan 1. Sebagai sumber informasi kepada pembaca
tentang apa itu obat otonom, obat susunan saraf pusat, dan obat
anestesi2. Sebagai acuan dan batasan dalam penggunaan obat otonom,
obat susunan saraf pusat, dan obat anestesi
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Pengertian Obat OtonomComment by florzy: seharusnya A. .Obat
otonom yaitu obat-obat yang bekerja pada susunan syaraf otonom,
mulai dari sel syaraf sampai sel efektor.Obat ini berpengaruh
secara spesifik dan bekerja pada dosis kecil.Efek suatu obat
otonomdapat diperkirakan jika respons berbagai organ otonom
terhadap impuls syaraf otonom diketahui.
2.1 2.2 Anatomi Fisiologi Syaraf OtonomSyaraf otonom terdiri
dari syaraf preganglion, gaglion dan pascaganglion yang
mempersyarafi sel efektor.Saraf otonom berhubungan dengan syaraf
somatik, sebaliknya kejadian somatik juga mempengaruhi fungsi organ
otonom.Pada susunan syaraf pusat terdapat beberapa pusat otonom,
misalnya di medulla oblongata terdapat pengatur pernapasan dan
tekanan darah.Hipotalamus dan hipofisis yang mengatur suhu tubuh,
keseimbangan air, metabolisme lemak dan karbohidrat.Pusat susunan
syaraf otonom yang lebih tinggi dari hipotalamus adalah korpus
striatum dan korteks serebrum yang dianggap sebagai koordinator
antara sistem otonom dan somatik.Koordinasi Saraf Otonom
Gb. pembagian syaraf otonom
Serat eferen terbagi dalamsistem simpatisdanparasimpatis.Sistem
simpatis disalurkan melalui serat torakolumbal (dari torakal 1
sampai lumbal 3), dalam sistem ini termasuk ganglia pravertebal dan
ganglia terminal.Sistem parasimpatis atau kraniosakralkeluar
dandisalurkan melalui syaraf otak ke III, IX, X dan N. pelvikus
yang berasal dari bagian sacral segmen 2, 3 dan 4.
Secara umum dapat dikatakan bahwa sistem simpatis dan
parasimpatis memperlihatkan fungsi yang antagonistik yaitu bila
yang satu menghambat fungsi maka yang lain memicu fungsi tersebut.
Contoh yang jelas ialah midriasis terjadi dibawah pengaruh syaraf
simpatis dan miosis dibawah pengaruh parasimpatis.Sistem simpatis
aktif setiap saat, walaupun aktivitasnya bervariasi dari waktu ke
waktu.Dengan demikian penyesuaian tubuh terhadap lingkungan terjadi
secara terus menerus.Dalam keadaan darurat, sistem simpatoadrenal
(terdiri dari sistem simpatis dan adrenal) berfungsi sebagai satu
kesatuan secara serentak.Sistem parasimpatis fungsinya lebih
terlokalisasi, tidak difus seperti sistem simpatis, dengan fungsi
primer reservasi dan konservasi sewaktu aktivitas organisme
minimal.Sistem ini mempertahankan denyut jantung dan tekanan darah
pada fungsi basal, menstimulasi sistem pencernaan berupa
peningkatan motilitas dan sekresi getah pencernaan, meningkatkan
absorpsi makanan, memproteksiretina terhadap cahaya berlebihan,
mengosongkan rectum dan kandung kemih.
2.3 Cara Kerja Obat OtonomObat otonom mempengaruhi transmisi
neurohormonal dengan cara menghambat atau mengintensifkannya.
Terdapat beberapa kemungkinan pengaruh obat pada transmisi sistem
kolinergik dan adrenergik, yaitu:1. Menghambat sintesis atau
pelepasan transmitor2. Menyebabkan penglepasan transmitor.3.
Berikatan dengan reseptor4. Menghambat destruksi transmitor.
2.4 Penggolongan Obat Berdasarkan Efek UtamanyaA. Kolinergik
atau ParasimpatomimetikEfek obat golongan ini menyerupai efek yang
ditimbulkan oleh aktivitas susunan saraf parasimpatis.Ada 2 macam
reseptor kolinergik: Reseptor muskarinik: merangsang otot polos dan
memperlambat denyut jantung Reseptor nikotinik/ neuromuskular
mempengaruhi otot rangkaPenggolongan Kolinergik Ester kolin (asetil
kolin, metakolin, karbakol, betanekol) Anti kolinestrase (eserin,
prostigmin, dilsopropil fluorofosfat) Alkaloid tumbuhan (muskarin,
pilokarpin, arekolin) Obat kolinergik lain (metoklopramid,
sisaprid)Farmakodinamik Kolinergik Meningkatkan Tekanan Darah
Meningkatkan denyut nadi Meningkatkan kontraksi saluran kemih
Meningkatkan peristaltic Konstriksi bronkiolus (kontra indikasi
asma bronkiolus Konstriksi pupil mata (miosis) Antikolinesterase:
meningkatkan tonus ototEfek Samping Asma bronkial dan ulcus
peptikum (kontraindikasi) Iskemia jantung, fibrilasi atrium Toksin;
antidotum atropin dan epineprinIndikasi Ester kolin: tidak
digunakan pengobatan (efek luas dan singkat), meteorismus,
(kembung), retensio urine, glaukoma, paralitic ileus, intoksikasi
atropin/ alkaloid beladona, faeokromositoma. Antikolinesterase:
atonia otot polos (pasca bedah, toksik), miotika (setelah pemberian
atropin pada funduskopi), diagnosis dan pengobatan miastemia gravis
(defisiensi kolinergik sinap), penyakit Alzheimer (defisiensi
kolinergik sentral) Alkaloid Tumbuhan: untuk midriasis (pilokarpin)
Obat Kolinergik Lain: digunakan untuk memperlancar jalanya kontras
radiologik, mencegah dan mengurangi muntah
(Metoklopramid)Intoksikasi Efek muskarinik: mata hiperemis, miosis
kuat, bronkostriksi, laringospasme, rinitis alergika, salivasi,
muntah, diare, keringat berlebih Efek nikotinik: otot rangka lumpuh
Efek kelainan sentral: ataksia, hilangnya refleks, bingung, sukar
bicara, konvulsi, koma, nafas Cheyne Stokes, lumpuh nafas.Tabel
Jenis Obat KolinergikNama-nama obat kolinergikDosisPemakaian dan
pertimbangan pemakaian
Bekerja langsung
Betanekol (urecholine)D: PO: 10-50 mg, b.i.d.-q.i.dUntuk
meningkatkan urin, dapat merangsang motilitas lambung
Karbakol (carcholine, miostat)0,75-3%, 1 tetesUntuk menurunkan
tekanan intraokuler, miosis
Pilokarpin (pilocar)0,5-4%, 1 tetesUntuk menurunkan tekanan
intraokuler, miosis
Antikolinestrase reversible
Fisostigmin (eserine)0,25-0,5%, 1 tetes, q.d-q.i.dUntuk
menurunkan tekanan intraokuler, miosis, masa kerja singkat
Neostigmin (prostigmin)D: PO: mula-mula 15 mg, t.i.dDosis max:
50 mg, t.i.dUntuk menambah kekuatan otot pada miastenia gravis,
masa kerja singkat
Ambenonium (mytelase)D: PO: 60-120 mg, t.i.d atau q.i.dUntuk
menambah kekuatan otot, masa kerja sedang
Antikolinestrase irreversible
Demakarium (humorsol)0,125-0,25%, 1 tetes, q 12-48 jamUntuk
menurunkan tekanan intraocular pada glaucoma, miotikum, masa kerja
panjang
Isofluorofat (floropryl)Ointment 0,25%, q 8-72 jamUntuk
mengobati glaucoma. Kenakan pada sakus konjungtiva
B. Simpatomimetik atau AdrenergikMerupakan obat-obat yang
merangsang sistem syaraf simpatis, karena obat-obat ini menyerupai
neurotransmitter (norepinafrin dan epinephrine).Obat-obat ini
bekerja pada suatu reseptor adrenergik yang terdapat pada sel-sel
otot polos, seperti pada jantung, dinding bronkiolus saluran
gastrointestinal, kandung kemih dan otot siliaris pada
mata.Reseptor adrenergik meliputi alfa1, alfa2, beta1 dan
beta2Kerja obat adrenergik dapat di bagi dalam 7 jenis: Perangsang
perifer terhadap otot polos pembuluh darah kulit dan mukosa, dan
terhadap kelenjar liur dan keringat. Penghambatan perifer terhadap
otot polos usus, bronkus, dan pembuluh darah otot rangka.
Perangsangan jantung, dengan akibat peningkatan denyut jantung dan
kekuatan kontraksi. Perangsangan SSP, misalnya perangsangan
pernapasan, peningkatan kewaspadaan, aktivitas psikomotor dan
pengurangan nafsu makan. Efek metabolik, misalnya peningkatan
glikogenesis di hati dan otot, lipolisis dn pelepasan asam lemak
bebas dari jaringan lemak. Efek endokrin, misalnya mempengaruhi
efek insulin, rennin dan hormone hipofisis. Efek prasinaptik,
dengan akibat hambatan atau peningkatan penglepasan
neurotransmitter NE dan Ach.Penggolongan Adrenergik Katekolamin
(Endogen: epineprin, norepineprin dan dopamine; Sintetik:
isoprotenol hidroklorida dan dobutamine) Non katekolamin
(fenileprin, meteprotenol dan albuterol)Farmakodinamik Adrenergik
Bersifat inotropic Bronkodilator Hipertensi Tremor dan gelisahEfek
SampingEfek samping sering kali muncul apabila dosis ditingkatkan
atau obat bekerja non selektif (bekerja pada beberapa
reseptor).Efek samping yang sering timbul pada obat-obat adrenergik
adalah, hipertensi, takikardi, palpitasi, aritmia, tremor, pusing,
kesulitan berkemih, mual dan muntah.Kontra Indikasi Tidak boleh di
gunakan pada ibu hamil Sesuaikan dosis pada penderita yang mendapat
antidepresi trisiklik Tidak boleh digunakan pada penderita
Stenorsis subaorta, anoreksia, insomnia dan estenia.Tabel Jenis
Obat AdrenergikAdrenergikResptorDosisPemakaian dalam klinik
Epinefrin (adrenalin)Alfa1, beta1, beta2Berbeda-bedaD: IV, IM,
SK: 0,2-1 ml dari 1:1000Syok nonhipovalemik, henti jantung,
anafilaksis akut, asma akut.
EfadrinAlfa1, beta1, beta2D: PO: 25-50 mg, t.i.d atau q.i.dD:
SKKeadaan hipotensi, bronkospasme, kongesti hidung, hipotensi
ortoristik.
Norepinefrin (lavarterenol, levophed)Alfa1, beta1D: IV: 4 mg,
dekstrose 5% dalam 250-500 mlSyok, merupakan vasokontriktor kuat,
meningkatkan tekanan darah dan curah jantung
Dopamine (intropin)Beta1D: IV: mula-mula 1-5 g/kg/menit, naikkan
secara bertahap; 50 g/kg/menitHipotensi (tidak menurunkan fungsi
ginjal dalam dosis 6 th : 2,5-5mg/hari
b. METILFENIDATIndikasi: pengobatan depresi mental, pengobatan
keracunan depresan SSP, syndrom hiperkinetik pada anakEfek samping:
insomnia, mual, iritabilitas, nyeri abdomen, nyeri kepala,
Tachicardia Kontraindikasi: hipertiroidisme, penyakit ginjal.
Farmakokinetik:diabsorbsikan melalui saluran cerna dan
diekskresikan melalui urin, dan waktu paruh plasma antara 1-2
jamFarmakodinamik: mula- mula :0,5 1 jam P : 1 3 jam, L : 4-8
jam.Reaksi yang merugikan : takikardia, palpitasi, meningkatkan
hiperaktivitas.Dosis: Anak : 0.25 mg/kgBB/hr Dewasa : 10 mg3x/hrc.
KAFEINIndikasi: menghilangkan rasa kantuk, menimbulkan daya pikir
yang cepat, perangsang pusat pernafasan dan fasomotor, untuk
merangsang pernafasan pada apnea bayi prematur Efek samping: sukar
tidur, gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan lebih cepat
Kontraindikasi: diabetes, kegemukan, hiperlipidemia, gangguan
migren, sering gelisah (anxious ). Farmakokinetik: kafein
didistribusikan keseluruh tubuh dan diabsorbsikan dengan cepat
setelah pemberian, waktu paruh 3-7 jam, diekskresikan melalui urin
Reaksi yang merugikan : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg akan
mempengaruhi SSP dan jantung. Dosis : pemberian : apnea pada bayi :
2.5-5 mg/kgBB/hr, keracunan obat depresan : 0.5-1 gr kafein
Na-Benzoat (Intramuskuler)
d. NIKETAMIDIndikasi: merangsang pusat pernafasanEfek samping :
pada dosis berlebihan menimbulkan kejang Farmakokinetik: diabsorbsi
dari segala tempat pemberian tapi lebih efektif dari IV Dosis: 1-3
ml untuk perangsang pernafasan
e. DOKSAPRAMIndikasi: perangsang pernafasanEfek samping:
hipertensi, tachicardia, aritmia, otot kaku, muntah Farmakokinetik:
mempunyai masa kerja singkat dalam SSPDosis: 0.5-1.5 mg/kgBB secara
IV
2.10 Efek Samping Obat Anatesi Umum1. Anastetik InhalasiDepresi
pernapasan dapat timbul pada semua stadium dengan anastetik
inhalasi. Oleh karena itu perlu diperhatikan keadaan pernapasa
penderita selam pemberian anastetik inhalasi. Gangguan fungsi hati
ringan sering timbul pada penggunaan anatetik inhalasi, tetapi
jarang terjadi gangguan yang serius. Dapat terjadi oliguria
reversible karena menurunnya aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus, dan ini dapat dicegah dengan pemberian cairan yang
cukup dan menghindari anatesia yang dalam.Suhu badan menurun karena
vasodilatasi dan penekanan termoregulasi, menggigil pasca operasi
bisa timbul akibat anastetik inhalasi kuat. Hipertermia malikna
jarang terjadi, tetapi sering fatal pada orang tertentu dengan
anastetik inhalasi kuat2. Anastetik ParenteralEfek samping dari
derivat barbiturat antara lain kantuk disertai menguap, batuk dan
spasmolaring. Hipotensi terjadi terutama pada penderita hipovolemik
atau penderita dengan kontraktilitas jantung yang menurun. Sifat
anastesinya ringan karena obat segera mengalami redistribusi dari
SSP. Depresi pernapasan apnea dapat terjadi segera sesudah suntikan
IV cepat atau dosis berlebih. Eksitasi, menggigil, delirium, rasa
nyeri dapat terlihat selama masa pemulihan. Barbiturat dapat
menimbulkan porfiria intermiten akut, sehingga dikontraindikasikan
pada penderita morfilia. Penyuntikan IV harus hati hati Iv agar
tidak terjadi ekstravasasi atau masuk ke dalam arteri. Ekstravasasi
dapat menimbulkan nekrosis jaringan dan gangren.Cara Pemberian
Anastetik Inhalasi1. Open Drop MethodCara ini dapat digunakan untuk
anastetik yang menguap, dengan peralatan sederhana dan tidak mahal.
Zat anastetik diteteskan pada kapas yang diletakkan di depan hidung
penderita, sehingga kadar zat anastetik yang dihisap tidak
diketahui dan pemakainnya boros karena zat anastetik menguap ke
udara terbuka.2. Semi Open Drop MethodCara ini hampir sama dengan
open drop method, hanya untuk mengurangi terbuannya zat anastetik
digunakan masker. CO2 yang dikeluarkan sering terhisap kembali,
sehingga dapat terjadi hipoksia untuk menghindari hal ini dialiri
O2 melalui pipa yang ditepatkan di bawah masker.3. Semi Closed
MethodUdara yang dihisap diberikan bersama O2 murni yang dapat
ditentukan kadarnya, kemudian dilewatkan pada vavorizer sehingga
kadar zat anatetik dapat ditentukan. Sesudah dihisap penderita,
udara napas yang dikeluarkan akan dibuang ke udara luar. Keuntungan
cara ini adalah dalamnya anatesia dapat diatur dengan memberikan
kadar terntu dari zat anastetik dan hipoksia dapat dihindari dengan
pemberian O2.4. Closed methodCara ini hampir sama seperti cara semi
closed, hanya udara ekspirasi dialirkan melalui NaOH yang dapat
meningkatkan CO2, sehingga udara yang mengandung anatetik dapat
digunakan lagi. Cara ini lebih hemat, aman dan lebih mudah, tetapi
harga alatnya cukup mahal.5. Cara Pemberian IV atau IMObat yang
biasa digunakan secara IV tiopental, sedangkan ketamin dapat
diguanakan secara IV atau IM.
2.11 Jenis Obat Obat Sistem Saraf Pusat Dan Mekanisme Kerjanya1.
Obat Anestetik :Obat anestetik adalah obat yang digunakan untuk
menghilangkan rasa sakit dalam bermacan-macam tindakan operasi.a.
Anestetik Lokal : Obat yang merintangi secara reversible penerusan
impuls-impuls syaraf ke SSP (susunan syaraf pusat) pada kegunaan
lokal dengan demikian dapat menghilangkan rasa nyeri, gatal-gatal,
panas atau dingin.
Penggunaan Anestetik lokal umumnya digunakan secara parenteral
misalnya pembedahan kecil dimana pemakaian anestetik umum tidak
dibutuhkan. Anestetik local dibagi menjadi 3 jenis : anestetik
permukaan, digunakan secara local untu melawan rasa nyeri dan
gatal, misalnya larutan atau tablet hisap untuk menghilangkan rasa
nyeri di mulut atau leher, tetes mata untuk mengukur tekana okuler
mata atau mengeluarkan benda asing di mata, salep untuk
menghilangkan rasa nyeri akibat luka bakar dan suppositoria untuk
penderita ambient/ wasir. Anestetik filtrasi yaitu suntikan yang
diberikan ditempat yang dibius ujung-ujung sarafnya, misalnya pada
daerah kulit dan gusi Anestetik blok atau penyaluran saraf yaitu
dengan penyuntikan disuatu tempat dimana banyak saraf terkumpul
sehingga mencapai daerah anestesi yang luas misalnya pada
pergelangan tangan atau kaki.Obat obat anestetik local umumnya yang
dipakai adalah garam yang mudah larut dalam air.Persyaratan
anestetik local Anestetik local dikatakan ideal apabila memiliki
beberapa persyaratan sebagai berikut : tidak merangsang jaringan
tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf
sentral toksisitas sistemis rendah efektif pada penyuntikan dan
penggunaan local mula kerja dan daya kerjanya singkat untuk jangka
waktu cukup lama larut dalam air dengan menghasilakan larutan yang
stabil dan tahan pemanasanEfek samping Eek samping dari pengguna
anestetik local terjadi akibat khasiat dari kardiodepresifnya
(menekan fungsi jantung), mengakibatkan hipersensitasi berupa
dermatitis alergi.Penggolongan Senyawa ester, contohnya prokain,
benzokain, buvakain, tetrakain, dan oksibuprokain Senyawa amida,
contohnya lidokain, mepivikain, bupivikain,, cinchokain dll.Semua
kokain, semua obat tersebut diatas dibuat sintesis.Sediaan,
indikasi, kontra indikasi dan efek samping1. BupivikainIndikasi :
anestetik lokal2. Etil klorida Indikasi : anestetik localEfek
samping : menekan pernafasan, gelisah dan mual3. LidokainIndikasi :
anestesi filtrasi dan anestesi permukaan, antiaritmiaEfek samping :
mengantuk
4. BenzokainIndikasi : anestesi permukaan dan menghilangkan rasa
nyeri dan gatal5. Prokain ( novokain )Indikasi : anestesi filtrasi
dan permukaanEfek samping : hipersensitasi6. TetrakainIndikasi :
anestesi filtrasi7. BenzilalkoholIndikasi : menghilangkan rasa
gatal, sengatan matahari dan gigiKontra indikasi : insufiensi
sirkulasi jantung dan hipertensiEfek samping: menekan
pernafasan
2. Anestetika Umum : Obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan
depresi pada pusat-pusat syaraf tertentu yang bersifat reversible,
dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan.Beberapa syarat
penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestetik umum : berbau enak
dan tidak merangsang selaput lender mula kerja cepat tanpa efek
samping sadar kembalinya tanpa kejang berkhasiat analgetik baik
dengan melemaskan otot-otot seluruhnya Tidak menambah pendarahan
kapiler selama waktu pembedahan
Efek sampingHampir semua anestetik inhalasi mengakibatkan
sejumlah efek samping yang terpenting diantaranya adalah : Menekan
pernafasan, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretiken
Mengurangi kontraksi jantung, terutama haloten dan metoksifluran
yang paling ringan pada eter Merusak hati, oleh karena sudah tidak
digunakan lagi seperti senyawa klor Merusak ginjal, khususnya
metoksifluranPenggolonganMenurut penggunaannya anestetik umum
digolongkan menjadi 2 yaitu: Anestetik injeksi, contohnya diazepam,
barbital ultra short acting (thiopental dan heksobarbital )
Anestetik inhalasi diberikan sebagai uap melalui saluran
pernafasan. Contohnya eter, dll.Sediaan, indikasi, kontra indikasi
dan efek samping1. Dinitrogen monoksidaIndikasi : anestesi
inhalasi2. EnfluranIndikasi : anestesi inhalasi ( untuk pasien yang
tidak tahan eter)Efek samping : menekan pernafasan, gelisah, dan
mual3. HalotanIndikasi :anestesi inhalasiEfek samping : menekan
pernafasan, aritmia, dan hipotensi4. DroperidolIndikasi : anestesi
inhalasi5. EterIndikasi : anestesi inhalasiEfek samping :
merangsang mukosa saluran pernafasan6. Ketamin hidrokloridaIndikasi
: anestesi inhalasiEfek samping : menekan pernafasan (dosis tinggi
), halusinasi dan tekanan darah naik.7. Tiopental Indikasi :
anestesi injeksi pada pembedahan kecil seperti di mulutKontra
indikasi : insufiensi sirkulasi jantung dan hipertensiEfek samping
: menekan pernafasan
2.12 Obat Hipnotik dan SedatifHipnotik atau obat tidur berasal
dari kata hynops yang berarti tidur, adalah obat yang diberikan
malam hari dalam dosis terapi dapat mempertinggi keinginan tubuh
normal untuk tidur, mempermudah atau menyebabkan tidur. Sedangkan
sedative adalah obat obat yang menimbulkan depresi ringan pada SSP
tanpa menyebabkan tidur, dengan efek menenangkan dan mencegah
kejang-kejang. Yang termasuk golongan obat sedative-hipnotik
adalah:Ethanol(alcohol),Barbiturate,fenobarbital, Benzodiazepam,
methaqualon.
Insomnia dan pengobatannyaInsomnia atau tidak bisa tidur dapat
disebabkan oleh factor-faktor seperti : batuk,rasa nyeri, sesak
nafas, gangguan emosi, ketegangan, kecemasan, ataupun depresi.
Factor penyebab ini harus dihilangkan dengan obat-obatan yang
sesuai seperti:Antussiva, anelgetik, obat-obat vasilidator, anti
depresiva, sedative atau tranquilizer.Persyaratan obat tidur yang
ideal1. Menimbulkan suatu keadaan yang sama dengan tidur normal2.
Jika terjadi kelebihan dosis, pengaruh terhadap fungsi lain dari
system saraf pusat maupun organ lainnya yang kecil.3. Tidak
tertimbun dalam tubuh4. Tidak menyebabkan kerja ikutan yang
negative pada keesokan harinya5. Tidak kehilangan khasiatnya pada
penggunaan jangka panjangEfek samping Kebanyakan obat tidur
memberikan efek samping umum yng mirip dengan morfin antara lain
:a. Depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi, contihnya
flurazepam, kloralhidrat, dan paraldehida.b. Tekanan darah menurun,
contohnya golongan barbiturate.c. Hang-over, yaitu efek sisa pada
keesokan harinya seperti mual, perasaan ringan di kepala dan
pikiran kacau, contohnya golongan benzodiazepine dan barbiturat.d.
Berakumulasi di jaringan lemak karena umumnya hipnotik bersifat
lipofil.
PenggolonganSecara kimiawi, obat-obat hipnotik digolongkan
sebagai berikut :1. Golongan barbiturate, seperti fenobarbital,
butobarbital, siklobarbital, heksobarbital,dll.2. Golongan
benzodiazepine, seperti flurazepam, nitrazepam, flunitrazepam dan
triazolam.3. Golongan alcohol dan aldehida, seperti klralhidrat dan
turunannya serta paraldehida.4. Golongan bromide, seperti garam
bromide ( kalium, natrium, dan ammonium ) dan turunan ure seperti
karbromal dan bromisoval.5. Golongan lain, seperti senyawa
piperindindion (glutetimida ) dan metaqualon.Obat generik,
indikasi, kontra indikasi, dan efek samping1. DiazepamIndikasi :
hipnotika dan sedative, anti konvulsi, relaksasi, relaksasi otot
dan anti ansietas (obat epilepsi).
Indikasi : seperti indikasi diazepamEfek samping : pada
pengguanaan lama terjadi kumulasi dengan efek sisa (hang over ),
gangguan koordinasi dan melantur.2. FlunitrazepamIndikasi :
hipnotik, sedatif, anestetik premedikasi operasi.Efek samping :
amnesia (hilang ingatan )3. Kloral hidratIndikasi : hipnotika dan
sedatifEfek samping: merusak mukosa lambung usus dan ketagihan4.
LuminalIndikasi : sedative, epilepsy, tetanus, dan keracunan
strikhnin.
2.13 Obat Psikofarmaka / psikotropik Obat psikotropik adalah
obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP)
dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku,
dan digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik.
Psikofarmaka dibagi dalam 3 kelompok :1. Obat yang menekankan
fungsi psikis terhadap susunan saraf pusata. Neuroleptika yaitu
obat yang berkerja sebagai anti psikotis dan sedative yang dikenal
dengan Mayor Tranquilizer.b. Neuroleptika mempunyai beberapaa
khasiat :1. Anti psikotika, yaitu dapat meredakan emosi dan agresi,
mengurangi atau menghilangkan halusinasi, mengembalikan kelakuan
abnormal dan schizophrenia.2. Sedative yaitu menghilangkan rasa
bimbang, takut dan gelisah, contoh tioridazina.3. Anti emetika,
yaitu merintangi neorotransmiter ke pusat muntah, contoh
proklorperezin.4. Analgetika yaitu menekan ambang rasa nyeri,
contoh haloperidinol.Efek samping a. Gejala ekstrapiramidal yaitu
kejang muka, tremor dan kaku anggota gerak karena disebabkan
kekurangan kadar dopamine dalam otak.b. Sedative disebabkan efek
anti histamine antara lain mengantuk,lelah dan pikiran keruh.c.
Diskenesiatarda, yaitu gerakan tidak sengaja terutama pada otot
muka (bibir, dan rahang )d. Hipotensi, disebabkan adanya blockade
reseptor alfa adrenergic dan vasolidasi.e. Efek anti kolinergik
dengan cirri-ciri mulut kering, obstipasi dan gangguan
penglihatan.f. Efek anti serotonin menyebabkan gemuk karena
menstimulasi nafsu makang. Galaktore yaitu meluapnya ASI karena
menstimulasi produksi ASI secara berlebihan.2. Ataraktika/
anksiolitika yaitu obat yang bekerja sedative, relaksasi otot dan
anti konvulsi yang digunakan pada gangguan akibat gelisah/ cemas,
takut, stress dan gangguan tidur, dikenal dengan Minor
Tranquilizer.
Penggolongan obat-obat ataraktika dibagi menjadi 2 yaitu :a.
Derivat Benzodiazepinb. Kelompok lain, contohnya : benzoktamin,
hidrosizin dan meprobramat. 3. Obat yang menstimulasi fungsi psikis
terhadap susunan saraf pusat, dibagi 2:Anti Depresiva, dibagi
menjadi thimoleptika yaitu obat yang dapat melawan melankolia dan
memperbaiki suasana jiwa serta thimeritika yaitu menghilangkan
inaktivitas fisik dan mental tanpa memperbaiki suasana jiwa. Secara
umum anti depresiva dapat memperbaiki suasana jiwa dan dapat
menghilangkan gejala-gejala murum dan putus asa. Obat ini terutama
digunakan pada keadaan depresi, panic dan fobia.Anti depresiva
dibagi dalam 2 golongan :1) Anti depresiva generasi pertama,
seringkali disebut anti depresiva trisiklis dengan efek samping
gangguan pada system otonom dan jantung. Contohnya imipramin dan
amitriptilin.2) Anti deprisiva generasi kedua, tidak menyebabkan
efek anti kolinergik dan gangguan jantung, contohnya meprotilin dan
mianserin.a. Psikostimulansia yaitu obat yang dapat mempertinggi
inisiatif, kewaspadaan dan prestasi fisik dan mental dimana rasa
letih dan kantuk ditangguhkan, memberikan rasa nyaman dan kadang
perasaan tidak nyaman tapi bukan depresi.1) Obat yang mengacaukan
fungsi mental tertentu seperti zat-zat halusinasi, pikiran, dan
impian/ khayal.
2.14 Obat Antikonvulsan Obat mencegah & mengobati bangkitan
epilepsi.Contoh : Diazepam, Fenitoin,Fenobarbital, Karbamazepin,
Klonazepam.
2.15 Obat Pelemas otot / muscle relaxant obat yg mempengaruhi
tonus otot
2.16 Obat Analgetik atau obat penghalang nyeriObat atau zat-zat
yang mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran. Sedangkan bila menurunkan panas disebut
Antipiretika.
Atas kerja farmakologisnya, analgetik dibagi dalam dua kelompok
besar, yaitu:1. Analgetik Perifer (non narkotik), analgetik ini
tidak dipengaruhi system saraf pusat. Semua analgetik perifer
memiliki khasiat sebagai anti piretik yaitu menurunkan suhu.
Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak
bekerja sentral.Penggolongan: Berdasarkan rumus kimianya analgetik
perifer digolongkan menjadi :1. Golongan salisilatAsam asetil
salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin. Obat
ini diindikasikan untuk sakit kepala, neri otot, demam. Sebagai
contoh aspirin dosis kecil digunakan untuk pencegahan thrombosis
koroner dan cerebral.Asetosal adalah analgetik antipirentik dan
anti inflamasi yang sangat luas digunakan dan digolongkan dalam
obat bebas. Efek sampingnya yaitu perangsangan bahkan dapat
menyebabkan iritasi lambung dan saluran cerna.2. Golongan para
aminofenolTerdiri dari fenasetin dan asetaminofen (parasetamol ).
Efek samping golongan ini serupa denga salisilat yaitu
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sedang, dan dapat
menurunkan suhu tubuh dalam keadaan demam, dengan mekanisme efek
sentral. Efek samping dari parasetamol dan kombinasinya pada
penggunaan dosis besar atau jangka lama dapat menyebabkan kerusakan
hati.3. Golongan pirazolon(dipiron)Dipiron sebagai analgetik
antipirentik, karena efek inflamasinya lemah. Efek samping semua
derivate pirazolon dapat menyebabkan agranulositosis, anemia
aplastik dan trombositopenia.4. Golongan antranilatDigunakan
sebagai analgetik karena sebagai anti inflamasi kurang efektif
dibandingkan dengan aspirin. Efek samping seperti gejala iritasi
mukosa lambung dan gangguan saluran cerna sering timbul.Penggunaan
:Obat-obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri
tanpa memengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran, juga tidak
menimbulkan ketagihan. Kebanyakan zat ini juga berdaya antipiretis
dan/atau antiradang. Oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai
obat antinyeri, melainkan juga pada demam (infeksi virus/kuman,
selesma, pilek) dan peradangan seperti rematik dan encok.Efek
samping :Yang paling umum adalah gangguan lambung-usus, kerusakan
darah, kerusakan hati dan ginjal dan juga reaksi alergi kulit.
Efek-efek samping ini terutama terjadi pada penggunaan lama atau
dalam dosis tinggi. Oleh karena itu penggunaan anal-getika secara
kontinu tidak dianjurkan.2. Analgetik Narkotik, Khusus digunakan
untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur dan kanker. Nyeri
pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat,
yaitu:a. Obat perifer (non Opioid) peroral atau rectal;
parasetamol, asetosal.b. Obat perifer bersama kodein atau
tramadol.c. Obat sentral (Opioid) peroral atau rectal.d. Obat
Opioid parenteral.Penggolongan analgetik narkotik adalah sebagai
berikut :a. Alkaloid alam : morfin,codeinb. Derivate semi sintesis
: heroinc. Derivate sintetik : metadon, fentanild. Antagonis morfin
: nalorfin, nalokson, dan pentazooin.
Obat generik, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping1.
MorfinIndikasi : analgetik selama dan setelah pembedahanKontra
indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut
akut.Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/
indiksi pada over dosis.2. Kodein fosfatIndikasi : nyeri ringan
sampai sedangKontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme
akut, penyakit perut akutEfek samping : mual, muntah, konstipasi,
ketergantungan/ indiksi over dosis3. FentanilIndikasi : nyeri
kronik yang sukar diatasi pada kankerKontra indikasi: depresi
pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akutEfek samping:
mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosis4.
Petidin HClIndikasi : nyeri sedang sampai berat, nyeri pasca
bedahKontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut,
penyakit perut akutEfek samping : mual, muntah, konstipasi,
ketergantungan/indiksi over dosis5. Tremadol HClIndikasi : nyeri
sedang sampai beratKontra indikasi: depresi pernafasan akut,
alkoholisme akut, penyakit perut akutEfek samping : mual, muntah,
konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosisNalorfin,
NaloksonAdalah antagonis morfin, bekerja meniadakan semua khasiat
morfin dan bersifat analgetik. Khusus digunakan pada kasus
overdosis atau intoksikasi obat-obat analgetik narkotik.
1. Antipiretik adalah zat-zat yg dapat mengurangi suhu
tubuh.
2. Obat AntimigrainObat yang mengobati penyakit berciri
serangan-serangan berkala dari nyeri hebat pada satu sisi.
3. Obat Anti ReumatikObat yang digunakan untuk mengobati atau
menghilangkan rasa nyeri pada sendi/otot, disebut juga anti encok.
Efek samping berupa gangguan lambung usus, perdarahan tersembunyi
(okult ), pusing, tremor dan lain-lain. Obat generiknya
Indomestasin, fenilbutazon, dan piroksikam.
4. Obat Anti DepresanObat yang dapat memperbaiki suasana jiwa
dapat menghilangkan atau meringankan gejala-gejala keadaan murung
yang tidak disebabkan oleh kesulitan sosial, ekonomi dan
obat-obatan serta penyakit.5. NeuroleptikaObat yang dapat menekan
fungsi-fungsi psikis (jiwa) tertentu tanpa menekan fungsi-fungsi
umum seperti berfikir dan berkelakuan normal. Obat ini digunakan
pada gangguan (infusiensi) cerebral seperti mudah lupa, kurang
konsentrasi dan vertigo. Gejalanya dapat berupa kelemahan ingatan
jangka pendek dan konsentrasi, vertigo, kuping berdengung,
jari-jari dingin, dan depresi.Obat generik, indikasi, kontra
indikasi, dan efek sampinga. Piracetam Obat ini diindikasikan untuk
gejala dengan proses menua seperti daya ingat berkurang, terapi
pada anak seperti kesulitan belajar.b. Pyritinol HClObat ini
diindikasikan untuk pasca trauma otak, perdarahan otak, gejala
degenerasi otak sehubungan gangguan metabolism.c. Mecobae lamin
Obat ini diindikasikan untuk terapi neuropati perifer.
6. Obat AntiepileptikaObat yang dapat menghentikan penyakit
ayan, yaitu suatu penyakit gangguan syaraf yang ditimbul secara
tiba-tiba dan berkala, adakalanya disertai perubahan-perubahan
kesadaran.Penyebab antiepileptika : pelepasan muatan listrik yang
cepat, mendadak dan berlebihan pada neuron-neuron tertentu dalam
otak yang diakibatkan oleh luka di otak( abses, tumor,
anteriosklerosis ), keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat
tertentu yang dapat memprovokasi serangan epilepsi.
Jenis Jenis Epilepsi : 1. Grand mal (tonik-tonik umum )Timbul
serangan-serangan yang dimulai dengan kejang-kejang otot hebat
dengan pergerakan kaki tangan tak sadar yang disertai jeritan,
mulut berbusa,mata membeliak dan disusul dengan pingsan dan sadar
kembali.2. Petit malSerangannya hanya singkat sekali tanpa disertai
kejang.3. Psikomotor (serangan parsial kompleks)Kesadaran terganggu
hanya sebagian tanoa hilangnya ingatan dengan memperlihatkan
perilaku otomatis seperti gerakan menelan atau berjalan dalam
lingkaran. Penggunaan 1. untuk menghindari sel-sel otak2.
mengurangi beban social dan psikologi pasien maupun keluarganya3.
profilaksis/pencegahan sehingga jumlah serangan berkurang
Penggolongan 1. Golongan hidantoin, adalah obat utama yang
digunakan pada hamper semua jenis epilepsi. Contoh fenitoin.2.
Golongan barbiturat, sangat efektif sebagi anti konvulsi, paling
sering digunakan pada serangan grand mal. Contoh fenobarbital dan
piramidon.3. Golongan karbamazepin, senyawa trisiklis ini
berkhasiat antidepresif dan anti konvulsif.4. Golongan
benzodiazepine, memiliki khasiat relaksasi otot, hipnotika dan
antikonvulsiv yang termasuk golongan ini adalah desmetildiazepam
yang aktif,klorazepam, klobazepam.5. Golongan asam valproat,
terutama efektif untuk terapi epilepsy umum tetapi kurang efektif
terhadap serangan psikomotor. Efek anti konvulsi asam valproat
didasarkan meningkatkan kadar asam gama amino butirat acid.Obat
generik, indikasi, kontra indikasi, efek samping1. Fenitoin
Indikasi : semua jenis epilepsi,kecuali petit mal, status
epileptikusKontra indikasi: gangguan hati, wanita hamil dan
menyusuiEfek samping : gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala
tremor, insomnia.2. PenobarbitalIndikasi : semua jenis epilepsi
kecuali petit mal, status epileptikusKontra indikasi: depresi
pernafasan berat, porifiriaEfek samping :mengantuk, depresi
mental3. KarbamazepinIndikasi : epilepsi semua jenis kecuali petit
mal neuralgia trigeminusKontra indikasi: gangguan hati dan ginjal,
riwayat depresi sumsum tulangEfek samping : mual,muntah,pusing,
mengantuk, ataksia,bingung4. KlobazamIndikasi : terapi tambahan
pada epilepsy penggunaan jangka pendek ansietas.Kontra indikasi:
depresi pernafasanEfek samping : mengantuk, pandangan kabur,
bingung, amnesia ketergantungan kadang-kadang nyeri kepala, vertigo
hipotensi.5. DiazepamIndikasi : status epileptikus, konvulsi akibat
keracunanKontra indikasi: depresi pernafasanEfek samping :
mengantuk, pandangan kabur, bingung, antaksia, amnesia,
ketergantungan, kadang nyeri kepala.
7. Obat AntiemetikaObat untuk mencegah / menghentikan muntah
akibat stimulasi pusat muntah yang disebabkan oleh rangsangan
lambung usus, melalui CTZ (Cheme Receptor Trigger Zone) dan melalui
kulit otak.Penggunaan :Antiemetika diberikan kepada pasien dengan
keluhan sebagai berikut :1. Mabuk jalan2. Mabuk kehamilan3. Mual
atau muntah yang disebabkan penyakit tertentu seperti pada
pengobatan dengan radiasi atau obat-obat sitostatik
Penggolongan 1. Anti histaminEfek samping anti histamine ini
adalah mengantuk. Anti histamine yang dipaki adalah sinarizin,
dimenhidrinat, dan prometazin, toklat.2. Dopamin blokersinarizin3.
Metoklopramid dan fenotiazinBekerja secara selektif merintangi
reseptor dopamine ke chemo reseptor trigger zone tetapi tidak
efektif untuk motion sickness. Obat yang dipaki adalah klorpromazin
HCl,perfenazin, proklorperazin dan trifluoperazin.4. Domperidon
Bekerja berdasarkan peringatan reseptor dopamine ke CTZ. Efek
samping jarang terjadi hanya berupa kejang-kejang usus. Obat ini
dipaki pada kasus mual dan muntah yang berkaitan dengan obat-obatan
sitostatika.5. Antagonis serotoninBermanfaat pada pasien mual,
muntah yang berkaitan dengan obat-obatan sitostatika.Obat generic,
indikasi, kontra indikasi, efek samping1. SinariziIndikasi :
kelainan vestibuler seperti vertilago, tinnitus, mual dan
muntah.Kontra indikasi : kehamilan/ menyusui, hipotensi, dan
serangan asmaEfek samping : gejala ekstra pyramidal, mengantuk,
sakit kepala2. DimenhidrinatIndikasi : mual, muntah, vertigo, mabuk
perjalanan dan kelainan labirinKontra indikasi : serangan asma
akut, gagal jantung dan kehamilanEfek samping : mengantuk dan
gangguan psikomotor3. Klorpromazin HClIndikasi : mual dan
muntahKontra indikasi : gangguan hati dan ginjalEfek samping :
mengantuk, gejala ekstra piramidal4. PerfenazimIndikasi : mual dan
muntah beratKontra indikasi : gangguan hati dan ginjalEfek samping
: mengantuk, gejala ekstra piramidal
5. ProklorperazinIndikasi : mual dan muntah akibat gangguan pada
labirinKontra indikasi : gangguan hati dan ginjalEfek samping :
mengantuk, gejala ekstra piramidal6. TrifluoperazinIndikasi :mual
dan muntah beratKontra indikasi : gangguan hati dan ginjalEfek
samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal2.17 Obat Parkinson
(penyakit gemetaran )Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit
Parkison yang ditandai dengan gejala tremor, kaku otot,gangguan
gaya berjalan, gannguan kognitif, persepsi, dan daya ingat.
Penyakit ini terjadi akibat proses degenerasi yang progresif dan
sel-sel otak sehingga menyebabkan terjadinya defisiensi
neurotransmitter yaitu dopamin.
Gejala gejala Parkison dapat dikelompokan sebagai berikut :
Gangguan motorik positif, misalnya terjadi tremor dan rigiditas.
Gangguan negative misalnya terjadi hipokinesia. Gejala vegetatif,
seperti air liur dan air mata berlebihan, muka pucat dan kaku.
Gangguan psikis, seperti berkurangnya kemampuan mengambil
keputusan, merasa tertekan.Penyebab penyakit Parkinson : Idiopatik
(tidak diketahui sebabnya) Radang, trauma, anterosklerosis pada
otak Efek samping obat psikofarmakaPenggunaanMeskipun pengobatan
parkison tidak dapat mencegah progesi penyakit, tetapi sangat
memperbaiki kualitas dan harapan hidup kebanyakan pasien. Karena
itu pemberian obat sebaiknya dimulai dengan dosis rendah dan
ditingkatkan sedikit demi sedikit.Penggolongan Berdasarkan cara
kerjanya dibagi menjadi :1. Obat anti muskarinik, seperti
triheksifenidil/ benzheksol, digunakan pada pasien dengan gejala
ringan dimana tremor adalah gejala yang dopamin.2. Obat anti
dopaminergik, seperti levodopa, bromokriptin. Untuk penyakit
Parkinson idiopatik, obat pilihan utama adalah levodopa.3. Obat
anti dopamine antikolinergik, seperti amantadine.4. Obat untuk
tremor essensial, seperti haloperidol, klorpromazine, primidon.Obat
Generic, Indikasi, Kontra Indikasi Dan Efek Samping1.
TriheksifenidilMempunyai daya antikolinergik yang dapat
memperbaikintremor, tetapi kurang efektif terhadap akinesia dan
kekakuan.2. BiperidinDerivate yang terutama efektif terhadap
akinesia dan kekakuan, kurang aktif terhadap tremor. Efek samping
kurang lebih sama.Indikasi : Parkinson, gangguan ektrapiramidal
karena obat.Kontra indikasi : retensi urine, glaucoma, tersumbatnya
saluran cernaEfek samping : gangguan lambung usus, mulut kering,
gangguan penglihatan dan efek-efek sentral.3. LevodopaLevodopa
terutama efektif terhadap hipokinesia dan kekakuan, sedangkan
terhadap tremor umumnya kurang efektif dibandingkan dengan
antikolinergik.Indikasi : parkinsonisme bukan karena obatKontra
indikasi : glukoma, penyakit psikiatri beratEfek samping
:anoreksia, mual, muntah, insomnia4. BromokriptinBekerja sebagai
antagonis dopamine, obat ini semula digunakan pada pasien-pasien
parkison hanya dimana efek-efek dopa berkurang setelah beberapa
tahun dan efeknyapun menjadi singkat, bersamaan dengan lebih
seringnya terjadi efek samping.Indikasi : parkinsonismeEfek samping
:gangguan lambung usus, pada dosis tinggi halusinasi, gangguan
psikomotor dll.5. AmantadineObat anti influenza ini secara
kebetulan ditemukan daya anti parkisonnya.Efek samping : lebih
ringan dari levodopa, pada dosis biasa tidak sring terjadi antara
lain mulut kering, gangguan penglihatan, hipotensi ortostatik,
kadang-kadang terjadi udema mata kaki.Mekanisme kerja melalui
memperbanyak pelepasan dari ujung-ujung saraf.OBAT ANESTETIK UMUM
Obat anestetik umum dibagi menurut bentuk fisiknya menjadi 3
golongan, yaitu anestetik gas,anestetik menguap, dan anestetik yang
diberikan secara IV. Berdasarkan cara pemberiannya dibedakan antara
cara inhalasi dan IV. Anestetik inhalasi berbentuk gas atau cairan
yang mudah menguap.a) Anestetik gas Pada umumnya anestetik gas
berpotensi rendah, sehingga hanya digunakan untuk induksi dan
operasi ringan. Anestetik gas tidak mudah larut dalam darah
sehingga tekanan darah parsial cepat meninggi. Nitrogen monoksida
(N2O = Gas gelak), anestetik ini selalu digunakan dalam campuran
dengan oksigen. Nitrogen monoksida tidak mudah larut dalam darah,
dieksresi dalam bentuk utuh melalui paru-paru dan sebagian kecil
melalui kulit. Obat anestetik gas lainnya yaitu siklopropan,
anestetik ini merupakan anestetik gas yang kuat, berbau spesifik,
tidak berwarna, lebih berat dari pada udara dan disimpan dalam
bentuk cairan bertekanan tinggi.b) Anestetik yang menguapAnestetik
yang menguap mempunyai 3 dasar yang sama, yaitu : berbentuk cairan
pada suhu kamar, memounyai sifat anestetik kuat pada pada kadar
rendah dan relatif mudah larut dalam lemak, darah dan jaringan.
Macam macam anestetik yang menguap yaitu :a. Eter ialah anestetik
yang sangat kuar (kadar minimal untuk anestetik = 1,9% volume)
sehingga penderita dapat memasuki setiap tingkat anesthesia. Eter
menyebabkan mual dan muntah pada saat pemulihan tetapi dapat juga
terjadi pada saat waktu induks. b. Efluran ialah anestetik eter
berhalogen yang tidak mudah terbakar kadar yang tinggi menyebabkan
depresi kardiovaskuler dan perangsang system saraf pusat, untuk
menghindari ini efluran diberikan kadar rendah bersama N2O. efek
samping yang ditimbulkan sesudah pemulihan berupa menggigil karena
hipotermi, gelisah, delirium, mual atau muntah. c. Isofluran ialah
eter berhalogen yang tidak mudah terbakar, secara kimiawi isofluran
mirip dengan enfluran, tetapi secara farmakologis banyak berbeda.
Isofluran berbau tajam sehingga membatasi kadar obat dalam
udarayang dihisap penderita karena menahan nafas dan batuk.
Isofluran merelaksasi ototvsehingga baik untuk melakukn intubasi.d.
Halotan (fluotan) ialah cairan tidak berwarna, berbau enak, tidak
mudah terbakar dan tidak mudah meledak walaupun dicampur
oksigen.pemberian obat ini harus dengan alat khusus yaitu fluotec.
Dengan kadar yang aman diperlukan waktu 10 menit untuk induksi
sehingga untuk mempercepatnya digunakan kadar tinggi (3-4 volume
%).e. Metoksifluran ialah cairan jernih, tidak berwarna, bau manis
seperti buah, tidak mudah meledak dan terbakar diudara atau didalam
oksigen.metoksifluran juga mudah larut dalam darah. Termasuk
anestetik kuat, dengan kadar minimal 0,6 volume % sudah dapat
menyebabkan anesthesia dalam tanpa hipoksia.f. Etilklorida ialah
cairan tidak berwarna dan mudah menguap, mudah terbakar, dan
mempunyai titik didih 12-130 c. anesthesia dengan etil klorida
cepat terjadi tetapi cepat pula hilangnya.g. Trikloretilen ialah
cairan jernih, tidak berwarna, mudah menguap, berbau khas seperti
kloroform, tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak. Induksi
dan waktu pemulihan terjadi lambat karena sangat larut dalam darah.
Efeknya cukup kuat tetapi relaksasi otot rangka yang ditimbulkan
kurang baik,maka sering digunakan pada operasi ringan dalam
kombinasi debgan N2O.h. Fluroksen ialah eter berhalogen yang mudah
terbakar,tetapi tidak mudah meledak.c) Anestetik
parenteralAnestetik intravena dilaksanakan untuk induksi
anesthesia, induksi dan pemeliharaan anesthesia bedah singkat,
suplementasi hipnosispada anesthesia atau analgesia local dan
sedasi pada beberapa tindakan medic. Anestesi intravena membutuhkan
kriteria yang sulit dicapai oleh hanya satu macam obat, yaitu :
Cepat menghasilkan efek hypnosis Mempunyai efek analgesia Disertai
oleh amnesia pascaanestesia Dampak yang tidak baik mudah
dihilangkan oleh obat antagonisnya Cepat dieliminasi dari tubuh
Tidak atau sedikit mendepresi fungsi restirasi dan
kardiovaskulareMacam-macan anestetik parenteral yaitu :1)
Barbiturat2) Droperidol dan fentanil3) Diazepam4) Etomidat5)
Propofol
BAB IIIPENUTUP1. 2. 3. 3.1. KesimpulanDari data di atas dapat
disimpulkan bahwa penggolongan obat otonom mempengaruhi system
saraf simpatis dan saraf parasimpatis.Penggolongan obat system
saraf pusat mempengaruhi kerja otak sebagai system pusat fungsi
tubuh dan penggolongan obat anastesi dibagi menjadi 2 macam yaitu
anastesi local dan umum.
3.2. SaranDiharapakan dengan pembuatan makalah ini, mahasiswa
mampu menggolongkan obat otonom, system saraf pusat dan
anastesi.
DAFTAR PUSTAKADeglin, Vallerand. 2005.Pedoman Obat Untuk
Perawat. Jakarta: EGC
FKUI, Bagian Farmakologi. 1995.Farmakologi dan Terapi. Edisi 4.
Gaya Baru: JakartaKatzung, Bertram G.2002. Farmakologi Dasar Dan
Klinik. Jakarta: Salemba Medika.Kee, Hayes. 1996.Farmakologi
Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC
Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R.1996. Farmakologi Pendekatan
Proses Keperawatan. Jakarta :EGC.Muschleir, emst.Dinamika Obat,
Edisi Kelima, penerbit ITB, Bandung: 1991Purwanto, SL dan
Istiantoro, Yati. 1992. DOI(Data Obat DiIndonesia). Jakarta: PT.
Grafindian Jaya.Tan, Hoan, Tjay dan Raharja, Kirana: Obat-Obat
Penting, edisi
keempat:1991http://yunekawati-sistemsarafpusat.blogspot.com/http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/04/obat-otonomik.html
Penggolongan Obat Otonom, Sistem Saraf Pusat dan Anastesi |
58