Top Banner
PENGARUH KEDISIPLINAN MENGAJAR GURU TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN DI MTS FATAHILLAH BERINGIN SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Tarbiyah Oleh : ASRORI NIM: 063111093 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
95

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

Mar 25, 2019

Download

Documents

doancong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

PENGARUH KEDISIPLINAN MENGAJAR GURU

TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN DI MTS

FATAHILLAH BERINGIN SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

ASRORINIM: 063111093

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2010

Page 2: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS TARBIYAHJl. Prof. Dr. Hamka KM 1 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185

PENGESAHAN

N a m a : AsroriN I M : 063111093

Fakultas/Jurusan : Tarbiyah / PAIJudul Skripsi : PENGARUH KEDISIPLINAN MENGAJAR GURU

TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN DI MTSFATAHILLAH BERINGIN SEMARANG

Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut AgamaIslam Negeri Walisongo Semarang dan dinyatakan LULUS, pada tanggal:

2 Juli 2010

Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikanstudi Program Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2010/2011 guna memperolehgelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Semarang, 2 Juli 2010Dewan Penguji

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Ahwan Fanani, M.Ag. Hj. Tuti Qurrotul ‘Aini, M.SI.NIP. 19780930 200312 1001 NIP. 19721016 199703 2001

Penguji I, Penguji II,

Dr. Muslih, M.A. Dra. Ani Hidayati, M.Pd.NIP. 15027692 600000 1 000 NIP. 19611202 199303 2001

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Wahyudi, M.Pd. Drs. H. Fatah Syukur, M.Ag.NIP. 196803141995031001 NIP. 196812121994031003

Page 3: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAHAlamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Semarang, 23 Juni 2010Lamp : 4 (Empat) EksemplarHal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

An. Sdr. Asrori Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu alaikum Wr. Wb

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama inisaya kirim naskah skripsi saudara:

Nama : Asrori

NIM : 063111093

Judul : PENGARUH KEDISIPLINAN MENGAJAR GURU

TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN DI MTS

FATAHILLAH BERINGIN SEMARANG

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapatdimunaqosahkan.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Wahyudi, M.Pd. Drs. H. Fatah Syukur, M.Ag.NIP. 196803141995031001 NIP. 196812121994031003

Page 4: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

MOTTO

ÎŽóÇ yè ø9 $#urÇÊȨbÎ)z̀ » |¡SM}$#’ Å" s9AŽô£äzÇËÈžwÎ)tûïÏ%©!$#(#qãZtB#uä(#qè=ÏJ tã urÏM» ys Î=» ¢Á9 $#

(#öq|¹#uq s? urÈd,ys ø9 $$Î/(#öq|¹#uqs? urÎŽö9¢Á9 $$ Î/ÇÌÈ

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecualiorang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehatisupaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

(QS. Al-Ashr)1

1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur an danTterjemahannya, (Surabaya:Duta Ilmu, 2006), hlm. 913.

Page 5: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

PERNYATAAN

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi

ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.

Demikian pula skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai bahan rujukan.

Semarang, Juni 2010

Deklarator

ASRORINIM: 063111093

Page 6: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

ABSTRAK

Asrori (NIM. 063111093). Pengaruh kedisiplinan mengajar guru terhadapKualitas Pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang. Skripsi SemarangFakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kedisiplinan mengajar gurudi MTs Fatahillah Beringin Semarang. 2) Kualitas Pembelajaran di MTsFatahillah Beringin Semarang. 3) Pengaruh kedisiplinan mengajar guru terhadapKualitas Pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menitik beratkanpada data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka. Penelitian inipopulasinya adalah seluruh guru MTs Fatahillah Beringin Semarang yangberjumlah 17 orang. Penelitian ini mengambil seluruh guru sebagai obyekpenelitian, oleh karena itu penelitian ini merupakan penelitian populasi.Pengumpulan data dengan menggunakan instrument angket, metode wawancaradan observasi digunakan untuk mengetahui jumlah guru, dan melengkapi datayang diperoleh dari hasil angket. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode analisisstatistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis regresidan korelasi. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa:

1. Kedisiplinan mengajar guru di MTs Fatahillah Beringin Semarang mempunyainilai taraf “baik” yang mempunyai rata-rata sebesar 79,2941 dan pada nilaidistribusi frekuensi terletak pada interval 76 – 81 yang mempunyai prosentase47,05%.

2. Kualitas pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang mempunyaikategori baik karena mempunyai nilai rata-rata sebesar 86,8235 dan padatable nilai distribusi frekuensi terletak pada interval 86 – 91 yang mempunyaiprosentase 47,05%.

3. Terdapat pengaruh kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas pembelajarandi MTs Fatahillah Beringin Semarang. Hal ini ditunjukkan oleh F hitung =7,96 yang lebih besar daripada F tabel pada taraf signifikansi 5%= 4,45.Sedangkan persamaan garis regresinya adalah Y= 46,353 + 0,51x.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa ada pengaruhpositif antara Pengaruh kedisiplinan mengajar guru terhadap KualitasPembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang. Dari sini dapat disimpulkanbahwa hipotesis dapat diterima atau dibuktikan. Diharapkan akan menjadi bahaninformasi dan masukan bagi para civitas akademik, para mahasiswa tenagapengajar mata kuliah jurusan dan program studi di Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo Semarang terutama dalam memberi dorongan kepada mahasiswa agarsenantiasa meningkatkan prestasi.

Page 7: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat, taufiq, hidayah, serta inayah-Nya. Sehingga kita bisa menikmati

indahnya persahabatan di muka bumi ini. Shalawat serta salam semoga tetap

terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan umat manusia.

Sudah semestinya terucap terimakasih kepada rektor IAIN Walisongo

Semarang (Prof. Dr. Abdul Jamil, MA), dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang (Prof. Dr. Ibnu Hadjar, M. Ed), serta para karyawan perpustakaan di

Fakultas Tarbiyah, Institut, TPM, dan PERWIL yang selama ini menjadi teman

terbaik dalam mengais ilmu.

Terimakasih kami ucapkan kepada bapak Drs. Wahyudi, M.Pd. sebagai

pembimbing I, dan Bapak Drs. Fatah Syukur, M.Ag. sebagai pembimbing II.

Akhirnya berkat kesabaran, keikhlasan dan ilmunya, skripsi ini dapat

terselesaikan. Kami ucapkan terimakasih kepada para dosen di lingkungan IAIN

Walisongo Semarang yang telah berjasa memberi bekal ilmu. Tidak lupa kepada

keluarga besar MTs Fatahillah Beringin Semarang yang telah memberi izin

penelitian, kami ucapkan terimakasih. Kepada semua pihak yang membantu

selesainya skripsi ini, kami ucapkan terimakasih.

Semarang, Juni 2010

Penulis

Page 8: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................... v

HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................ vii

HALAMAN DAFTAR ISI .......................................................................... viii

HALAMAN DAFTAR TABEL ................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................ 3

C. Pembatasan Masalah ............................................................ 4

D. Rumusan Masalah ................................................................ 5

E. Manfaat Penelitian ................................................................ 5

BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kedisiplinan Mengajar........................................................... 6

1. Pengertian Kedisiplinan Mengajar.................................... 6

2. Dasar dan Tujuan Kedisiplinan ....................................... 9

3. Macam-macam Kedisiplinan ............................................ 13

4. Indikator Kedisiplinan ..................................................... 14

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan ............. 17

B. Guru .................................................................................... 20

1. Pengertian Guru .............................................................. 20

2. Peranan Guru ................................................................. 21

3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru ................................... 24

4. Profesionalisme Guru ..................................................... 25

Page 9: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

C. Kualitas Pembelajaran .......................................................... 27

1. Pengertian Kualitas ......................................................... 27

2. Pengertian Pembelajaran ................................................. 28

3. Indikator Kualitas Pembelajaran ..................................... 31

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas

Pembelajaran .................................................................. 33

D. Pengaruh Kedisiplinan Mengajar Guru Terhadap Kualitas

Pembelajaran ........................................................................ 39

E. Kajian Penelitian yang Relevan ............................................. 39

F. Hipotesis .............................................................................. 41

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian .................................................................. 42

B. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................. 42

C. Variabel dan Indikator Penelitian ......................................... 42

D. Metode Penelitian ................................................................ 43

E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............. 43

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 44

G. Teknik Analisis Data ............................................................ 45

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum MTs Fatahillah Beringin Semarang .......... 48

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................. 52

C. Pengujian Hipotesis ............................................................. 58

D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................ 64

E. Keterbatasan Penelitian ........................................................ 64

BAB V : SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Simpulan .............................................................................. 66

B. Saran-saran .......................................................................... 67

C. Penutup ............................................................................... 67

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

DAFTAR TABEL

Tabel I Hasil Angket Tentang Kedisiplinan Mengajar Guru di MTs

Fatahillah Beringin Semarang .................................................. 53

Tabel II Hasil Angket Tentang Kualitas Pembelajaran ........................... 53

Tabel III Distribusi Frekuensi Skor Mean Kedisiplinan Mengajar Guru

di MTs Fatahillah Beringin Semarang........................................ 55

Tabel IV Nilai Distribusi Kedisiplinan Mengajar Guru di MTs

Fatahillah Beringin Semarang.................................................... 55

Tabel V Distribusi Frekuensi Skor Mean Kualitas Pembelajaran ............. 57

Tabel VI Nilai Distribusi Kualitas Pembelajaran di MTs Fatahillah

Beringin Semarang .................................................................. 57

Tabel VII Tabel Kerja Koefisien Korelasi Kedisiplinan Mengajar Guru

dan Kualitas Pembelajaran......................................................... 58

Tabel VIII Ringkasan Hasil Analisa Regresi ................................................. 63

Page 11: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Disiplin merupakan suatu sikap mental yang sangat penting dimiliki

oleh setiap individu. Sikap disiplin mutlak diperlukan dalam kehidupan sehari-

hari. Kedisiplinan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam

kehidupan, karena tanpa adanya kedisiplinan tersebut kemungkinan besar

tujuan yang dicapai tidak akan dapat terwujud atau mungkin dapat terwujud

namun tidak maksimal. Begitu pula dengan mengajar, dimana jika tidak

dengan disiplin maka pencapaian tujuan belajar tidak akan maksimal.2

Banyak guru yang beranggapan bahwa jika proses pembelajaran di

kelas telah selesai maka selesai pula tugasnya, bahkan tidak jarang pula

mereka mengabaikan tugasnya untuk mengajar. Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya hal tersebut antara lain adalah Pertama, banyak yang

menjadi guru karena motif ekonomi, yang diperlukannya adalah upah dari

mengajar, kadang tidak ikhlas dengan gaji yang diterimanya, sehingga

berusaha mencari tambahan dengan mengorbankan tugas utamanya sebagai

pendidik, dan tidak mau tahu dengan tujuan pendidikan sebenarnya. Kedua,

banyak guru yang mempunyai latar belakang pendidikan bukan keguruan,

sehingga menyebabkan kurang faham dengan etika keguruan. Ketiga,

rendahnya sikap disiplin pribadi guru, kurangnya semangat dan rasa

tanggungjawab untuk melaksanakan tugas serta tidak adanya kecintaan

terhadap pekerjaan.3

Kedisiplinan seorang guru di dalam melaksanakan tugasnya sebagai

seorang pendidik memang merupakan tanggung jawab pribadi guru itu sendiri.

Sehingga sering kita jumpai fakta di lapangan bahwa ada guru yang sangat

disiplin dalam menjalankan tugasnya, begitu juga sebaliknya ada guru yang

malas tidak disiplin dalam menjalankan tugasnya, bahkan ada guru yang baru

2Singgih D. Gunarsa dan Yulia Singgih D. Gunarsa, Psikologi Praktis Anak, Remaja, danKeluarga, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1995), hlm. 141.

3 http://one.indoskripsi.com/node/5557, diakses tanggal 7 November 2009.

Page 12: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

datang ke sekolah apabila akan menerima gaji. Dari fakta di atas jelaslah

bahwa untuk meningkatkan kedisiplinan guru diperlukan tanggung jawab

yang penuh dalam diri seorang guru, selain itu juga sangat diperlukan peran

seorang kepala sekolah sebagai pemegang kebijaksanaan dan keputusan

tertinggi di sekolah.4

Sikap disiplin juga diajarkan dalam agama Islam dalam surat Al-

Baqarah ayat 110 :

(#qßJŠÏ%r&urno4qn=¢Á9 $#(#qè?#uäurno4qŸ2 ¨“9 $#4$ tBur(#qãBÏd‰s)è?/ ä3Å¡àÿR L{ô Ï̀iB9Žö•yzçnr߉ÅgrBy‰YÏã«! $#3¨b Î)

©! $#$yJ Î/šcqè=yJ ÷è s?׎•ÅÁt/ÇÊÊÉÈ

“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat, dan kebaikan apa sajayang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala-Nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat apa-apa yangkamu kerjakan .

Menjalankan shalat tepat pada waktunya, pada hakikatnya juga

mengajarkan umat Islam untuk berdisiplin dan agar seseorang bisa disiplin

sangat diperlukan motivasi, baik intrinsik maupun ekstrinsik.

Tugas guru dalam proses pembelajaran meliputi tugas pedagogis dan

administratif. Tugas pedagogis adalah membantu, membimbing dan

memimpin siswa dalam realitas pembelajaran. Sedangkan tugas administratif

guru berkaitan dengan penyiapan administrasi dalam proses pembelajaran

seperti menyusun Silabus, Rencana Pembelajaran, Pengembangan

materi/bahan ajar, alat/instrumen penilaian, dan lainnya yang berupa

dokumen.

Di dalam mengelola pendidikan, telah terjadi pergeseran paradigma

dalam proses belajar-mengajar, yaitu dari paradigma pengajaran ke

paradigma pembelajaran. Pengajaran lebih cenderung guru aktif, sedangkan

siswa pasif sehingga keterlibatan siswa dalam belajar sangat rendah dan

siswa hanyalah sebagai objek, sementara guru aktif dan mendominasi seluruh

kegiatan belajar (teacher centered).

4 http://one.indoskripsi.com/node/10456, diakses tanggal 7 November 2009.5 Soenarjo, Al-Quran dan Terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1997), hlm. 36.

Page 13: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

Dalam proses pembelajaran ideal harus terjadi Interaktif, Inspiratif,

Menyenangkan, Menantang, dan Memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif

(student centered). Proses pembelajaran ditekankan agar dapat memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan

bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.6

Metode, model , dan strategi pembelajaran yang dilakukan guru harus

variatif, tidak terfokus pada satu atau dua jenis saja. Sebaik apapun suatu

pendekatan, model, atau metode yang digunakan tidak menjamin hasil

pembelajaran bagus, oleh karena itu sangat dianjurkan guru

mengkombinasikan beberapa pendekatan dan metode sesuai dengan karakter

materi pelajaran yang disajikan. Dalam hal ini model pembelajaran

kontekstual yaitu mengkaitkan apa yang dipelajari dengan kehidupan sehari-

hari. kiranya lebih tepat digunakan oleh guru. Model tersebut bertitik tolak

pada keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar, sedangkan peran

guru lebih banyak sebagai fasilitator dan motivator.7

Selain itu, pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang

mendukung anak didik untuk dapat mengetahui bakat, minat, dan potensi

yang ada pada dirinya.8

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis ingin meneliti tentang

pengaruh kedisiplinan mengajar Guru terhadap Kualitas Pembelajaran di

MTs Fatahillah Beringin Semarang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat penulis identifikasikan bahwa

kedisiplinan mengajar guru merupakan bagian dari tercapainya kualitas

pembelajaran. Kualitas pembelajaran tentunya diwujudkan dari kedisiplinan

mengajar guru. Kedisiplinan mengajar guru dipahami sebagai kesadaran dan

ketaatan guru dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

6 http://pengawasgk.wordpress.com/2010/02/15/, diakses tanggal 15 November 2009.7 http://pengawasgk.wordpress.com/2010/02/15/mengelola-proses-pembelajaran-ideal/,

diakses tanggal 15 November 2009.8 http://nasyahidah.multiply.com/journal/item/4, diakses tanggal 16 November 2009.

Page 14: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul skripsi ini, maka

perlu diperjelas mengenai kata-kata dalam judul skripsi, yaitu:

1. Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati

semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.9

2. Mengajar

Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang

memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar.10

3. Guru

Guru adalah orang yang kerjanya mengajar.11

4. Kualitas Pembelajaran

Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan

dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan.12

Pembelajaran adalah proses interaktif yang berlangsung antara

guru dan siswa atau juga antara sekelompok siswa dengan tujuan untuk

memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap, serta memantapkan apa

yang dipelajari itu.13

Kualitas pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

suatu kondisi dinamis dalam proses interaktif antara guru dan peserta didik

untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap, serta

memantapkan apa yang dipelajari.

9 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara,2006), Cet. VIII, hlm. 193.

10 JJ Hajibuan & Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 1992), hlm.

11 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: BalaiPustaka, 2005), hlm. 127.

12 http://smileboys.blogspot.com/2008/07/pengertian-kualitas.html, diakses tanggal 16November 2009.

13 S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Bandung: Bina Aksara, 1989), hlm.102.

Page 15: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

5. MTs Fatahillah Beringin Semarang

MTs Fatahillah Beringin Semarang merupakan suatu lembaga

pendidikan menengah (setingkat Sekolah Menengah Pertama) yang berciri

khas agama Islam dengan jenjang 3 tahun di bawah naungan Departemen

Agama yang terletak di Kelurahan Beringin Kecamatan Ngaliyan Kota

Semarang.

D. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan judul dan latar belakang yang penulis kemukakan

di atas, maka muncul beberapa permasalahan yang diformulasikan dalam

bentuk pertanyaan yang nantinya akan dibahas dalam skripsi ini, yaitu:

1. Bagaimana kedisiplinan mengajar guru di MTs Fatahillah Beringin

Semarang?

2. Bagaimana kualitas pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang?

3. Adakah pengaruh kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas

pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang?

E. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Dapat memberikan informasi bagi kalangan pendidik tentang kedisiplinan

mengajar guru terhadap kualitas pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin

Semarang.

2. Dapat memberikan informasi bagi kalangan pendidik tentang kualitas

pembelajaran guru di MTs Fatahillah Beringin Semarang.

3. Menambah wawasan keilmuan bagi penulis dan sebagai informasi bagi

masyarakat tentang pengaruh kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas

pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang.

Page 16: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kedisiplinan Mengajar

1. Pengertian Kedisiplinan Mengajar

Disiplin berasal dari bahasa latin, disiplina yang menunjukkan

kepada kegiatan belajar mengajar. Istilah tersebut sangat dekat dengan

istilah dalam bahasa Inggris, discipline yang berarti mengikuti orang untuk

belajar di bawah pengawasan seorang pemimpin. Istilah lainnya dalam

bahasa Inggris adalah discipline yang berarti tertib, taat atau

mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri dan kendali diri.14

Herry Clay Lindgren menjelaskan:

a. Discipline is punishment (Disiplin adalah hukuman)

b. Control by enforcing obedience or orderly conduct (Pengawasan

dalam melaksanakan ketaatan atau keteraturan tingkah laku)

c. Training that correct and strengthens (Latihan yang tepat dan kuat)15

Disiplin dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan ketaatan

(kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya).16 Discipline is

employee self-control to meet organization standards and objectives.

Disiplin sesungguhnya adalah kendali bagi pelaksanaan kerjasama atau

“team work” agar berhasil.17

Secara konsepsional, Keith Davis mengemukakan, bahwa disiplin

adalah suatu pengawasan terhadap diri pribadi untuk memenuhi

persyaratan yang telah ditentukan oleh pimpinan organisasi/lembaga untuk

mencapai tujuan. Bisa juga diartikan sebagai pengawasan terhadap diri

14 Tulus Tu’u, Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Grasindo, 2004),hlm.30.

15 Herry Clay Lindgren, Education Psychology in The Classroom, (New York: JohnWiley & Sons INC., 1972), hlm. 305.

16 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-2,hlm. 268.

17 R.A. Santoso Sastropoetro, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalamPembangunan Nasional, (Bandung: Penerbit Alumni, 1988), hlm. 288.

Page 17: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

pribadi untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah disetujui/diterima

sebagai suatu tanggung jawab.18

Mengenai masalah kedisiplinan, Panji Anoraga mengambil suatu

kesimpulan bahwa disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu

mentaati tata tertib. Pada pengertian disiplin juga tersimpul dua faktor

yang penting yaitu faktor waktu dan kegiatan atau perbuatan.19

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua

peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.20

Dari pengertian kedisiplinan diatas, dapat penulis simpulkan bahwa

kedisiplinan adalah ketaatan kepada peraturan dan norma yang berlaku

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sedangkan istilah mengajar diartikan sebagai penciptaan sistem

lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar,

sistem lingkungan ini terjadi dari komponen-komponen yang saling

mempengaruhi, yakni tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi yang

di ajarkan guru dan siswa yang harus memainkan peranan serta ada

hubungan sosial tertentu jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana

prasarana belajar mengajar yang tersedia.21

Mengajar merupakan tugas yang membutuhkan suatu perhatian

khusus bagi guru, karena dalam mengajar terdapat aspek-aspek psikologi

yang harus diketahui guru dalam mengajar, yaitu guru harus mampu

untuk:

a. Mengarahkan atau membimbing belajar

b. Mendorong murid-murid untuk belajar

c. Membantu murid-murid untuk mengembangkan sikap-sikap yang

diinginkan.

d. Memperbaiki dan menyempurnakan teknik-teknik mengajar

18 Ibid., hlm. 288.19 Pandji Anoraga, Psikologi Kerja, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), Cet. Ke-2, hlm. 46.20 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara,

2006), Cet. VIII, hlm. 193.21 JJ Hajibuan & Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung, 1992.

Page 18: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

e. Mengakui dan mencapai kualitas pribadinya yang mendatangkan

keberhasilan mengajar.22

Menurut Muhibbin Syah mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan

penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima,

menggapai, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.23

Menurut Prof. Drs. S. Nasution, M.A. Mengajar diartikan sebagai suatu

aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebagai upaya

menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses belajar

mengajar siswa. Guru dalam hal ini membimbing dan tentunya tidak dapat

mengabaikan faktor atau komponen lain termasuk misalnya bagaimana

dirinya sendiri, keadaan siswa, media, metode dan sumber-sumber belajar

lainnya.24

Biggs (1991), seorang pakar psikologi kognitif masa kini, membagi

konsep mengajar dalam tiga macam pengertian.

a. Pengertian kuantitatif, dalam hal ini mengajar merupakan penularan

pengetahuan. Guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang

studinya. Di luar itu perilaku belajar siswa jika tidak memadai atau

gagal mencapai hasil yang diharapkan, maka kesalahan ditimpakan

kepada mereka. jadi kegagalan, dianggap semata-mata karena siswa

sendiri yang kurang kemampuan, kurang motivasi, atau kurang

persiapan.

b. Pengertian institusional (yang menyangkut kelembagaan atau sekolah).

Dalam hal ini mengajar berarti penataan segala kemampuan mengajar

secara efisien. Guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan

berbagai teknik mengajar untuk bermacam-macam siswa yang berbeda

bakat, kemampuan dan kebutuhannya. Pengertian ini jelas ideal karena

adanya perhatian yang memadai dari pihak guru terhadap kemampuan,

bakat dan kebutuhan siswanya.

22 L. Crow dan A. Crow, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Nurcahaya, 1989), hlm. 24.23 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdkarya, 2000), hlm. 181.24 Ibid., hlm. 182-183

Page 19: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

c. Pengertian kualitatif (yang menyangkut mutu hasil yang ideal). Dalam

hal ini mengajar berarti upaya membantu memudahkan kegiatan

belajar siswa. Guru berinteraksi dengan siswa sesuai konsep kualitatif,

yakni agar siswa belajar dalam arti membentuk makna dan

pemahamannya sendiri.25

Dari pengertian mengajar diatas, penulis simpulkan bahwa

mengajar sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur

lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar.

Sedangkan kedisiplinan mengajar penulis simpulkan ketaatan kepada

peraturan dan norma yang berlaku untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan organisasi/lembaga yang memungkinkan terjadinya proses

belajar mengajar.

2. Dasar dan Tujuan Kedisiplinan

a. Dasar-dasar Kedisiplinan

1) Dasar sosiologis

Sebagai makhluk hidup yang tidak dapat hidup sendiri

maka manusia harus saling berinteraksi dengan sesama yaitu

sebagai makhluk sosial yang satu sama lain saling membutuhkan,

sehingga manusia harus berhubungan dengan manusia yang lain.

Selanjutnya apabila dipelajari tentang kehidupan sosial

manusia, maka tampak adanya kenyataan yang tidak dapat

diingkari.

a) Bahwa manusia individu atau kelompok berusaha sekeras-

kerasnya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan

mendapatkan jaminan keamanan dan jika mungkin mencapai

satu tingkat kemakmuran yang diinginkan.

25 Sardiman, AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV Rajawali,1990), cet. 3, hlm. 46-48

Page 20: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

b) Bahwa untuk mendapatkan kondisi yang esensial bagi

kelangsungan hidup dan keamanan, diperlukan adanya

ketertiban sosial dalam derajat yang tinggi.

c) Bahwa untuk mencapai derajat ketertiban sosial yang tinggi itu

diperlukan adanya satu tata-pengaturan sosial kultural serta

mekanisme yang dapat dipergunakan bagi pelaksanaan

pengaturan itu.26

2) Dasar psikologis

Disiplin merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam

rangka pembentukan dan pengembangan watak secara sehat.

Tujuannya ialah agar seseorang dapat secara kreatif dan dinamis

mengembangkan hidupnya.27

3) Dasar religius

Manusia sebagai makhluk yang berketuhanan memerlukan

interaksi dengan tuhannya untuk dapat menyadari akan tugasnya

sebagai makhluk ciptaannya.28

Islam sangat menganjurkan pemeluknya menerapkan

kesadaran sikap berdisiplin dalam berbagai aspek, baik dalam

beribadah, belajar maupun aspek kehidupan yang lainnya. Hal ini

dapat dilihat dalam beberapa bentuk ibadah yang sangat berkaitan

erat dengan disiplin yaitu :

a). Sembahyang lima waktu dalam waktu-waktu tertentu, tidak

boleh sebelum atau sesudahnya. Jadi di sini seseorang dilatih

berdisiplin menepati waktu, Allah berfirman dalam surat An-

Nisa’ ayat 103.

). :(

26 Harsojo, Pengantar Antropologi, (Jakarta : PT. Bina Cipta, tt), hlm. 242.27 Oemar Hamalik, Psikologi Manajemen Penuntun Bagi Pemimpin, (Bandung: Trigenda

Karya, 1993), hlm.12928 Hasan Langgulung, Manusia Dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi, Filsafat Dan

Pendidikan. (Jakarta : PT al-Husna Zikra, cet ke-3, 1995), hlm. 401.

Page 21: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban (fardhu) yangditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. An-Nisa’ : 103)29

b). Puasa dalam bulan ramadhan yaitu menahan makan dan minum

dari semenjak sebelum terbitnya fajar sampai terbenamnya

matahari. Di sini seseorang dilatih untuk melatih ketahanan

jasmani dan rohani atau apa yang disebut dalam istilah inggris

“strong will” atau kemauan yang keras.

c). Selain sembahyang fardhu dan puasa wajib ada berbagai

sembahyang sunnah dan puasa sunnah yang kalau diteliti bisa

membentuk disiplin yang kuat pada seseorang.30

Kedisiplinan di sini dikaitkan dengan mengajar guru yaitu

dapat membagi waktu dan melaksanakan apa yang telah

dijadwalkan secara tertib dan terus menerus.

b. Tujuan Kedisiplinan

Disiplin, diperlukan dalam pendidikan tentunya mempunyai

tujuan-tujuan tertentu, dalam hal ini akan dikutip beberapa pendapat

para ahli :

1) Al-Ghazali mengemukakan tujuan disiplin yaitu untuk

perkembangan pengendalian diri sendiri dan mengarahkan diri

sendiri.31

2) Zakiah Daradjat mengemukakan tujuan disiplin yaitu memperoleh

bekal pengetahuan, keterampilan, sikap dan perbuatan yang

diperlukan dalam proses belajar mengajar di sekolah.32

Kedisiplinan penting diterapkan dan dilaksanakan karena

memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap apa yang hendak

29 Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag RI, 1982), hlm.138.30 Hasan Langgulung, op.cit., hlm. 401.31 Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran Al-Ghazali tentang Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka

Pe;ajar Offset, 1998), hlm. 77.32 Abuddin Nata, Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia, ( Jakarta,

PT. Rajagrafindo Persada, 2005), hlm. 240.

Page 22: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

dicapai. Charles Schaefer menyatakan bahwa ada 2 tujuan kedisiplinan

yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.

1) Tujuan jangka pendek

Bertujuan untuk membuat seseorang terlatih dan terkontrol

dengan mengajarkan mereka bentuk-bentuk tingkah laku yang

pantas dan tidak pantas.

2) Tujuan jangka panjang

Bertujuan untuk perkembangan dan pengendalian diri

sendiri dan mengarahkan diri sendiri (self control and self

direction) yaitu melatih seseorang agar dapat mengarahkan diri

sendiri tanpa adanya pengaruh dan pengendalian dari luar.33

Menurut Elizabeth B. Hurlock, menyebutkan tujuan seluruh

disiplin adalah membentuk perilaku sedemikian rupa, hingga ia akan

sesuai dengan pesan-pesan yang ditetapkan kelompok budaya, tempat

individu itu diidentifikasikan.34 Sedangkan menurut Alex Sobur tujuan

dari disiplin secara menyeluruh adalah untuk membina seseorang agar

menguasai dirinya.35

Dari pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa tujuan

kedisiplinan adalah untuk membuat seseorang terlatih dan terkontrol,

sehingga memiliki kecakapan yang baik. Selain itu merupakan proses

pembentukan perilaku yang baik sehingga ia mencapai suatu pribadi

yang luhur, yang tercermin dalam kesesuaian perilaku dengan norma-

norma atau aturan-aturan yang ditetapkan.

33 Charles Schaefer, Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplinkan Anak, (Jakarta: MitraUtama, 1994), hlm.3.

34 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Child Development terj. Med MeitasariTjandrasa. (Jakarta : Erlangga, 1978), hlm, 82.

35 Alex Sobur, Pendidikan Rumah Tangga, (Bandung : Angkasa, 1991), hlm. 32.

Page 23: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

3. Macam-Macam Kedisiplinan

Menurut Santoso Sastropoetro, macam-macam kedisiplinan adalah

sebagai berikut:

a. Disiplin dalam Menggunakan Waktu

Maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu dengan

baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan

adalah dengan bisa menggunakan waktu dengan baik.

b. Disiplin dalam Beribadah

Maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturan-

peraturan yang terdapat didalamnya.

c. Disiplin dalam Masyarakat

Disiplin bukan semata-mata untuk pegawai negeri, akan tetapi

seluruh warga masyarakat Indonesia dan yang berdiam di wilayah

negara Indonesia wajib pula melaksanakan dan menerapkan disiplin.

d. Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Pelaksanaan, partisipasi, gotong royong, kerja bakti atau

apapun bentuk kerjasama antara warga untuk mencapai tujuan lokal,

regional maupun nasional tidak akan dapat berjalan lancar bilamana

tidak ada disiplin.36

Macam-macam bentuk disiplin selain seperti yang disebutkan

diatas, disiplin menurut Muchdarsyah Sinungan juga terbagi menjadi:

a. Disiplin Diri Pribadi

Disiplin diri merupakan suatu ciri atau tanda kematangan

pribadi.37 Contoh disiplin diri pribadi yaitu tidak pernah meninggalkan

Ibadah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

b. Disiplin Sosial

Setiap masyarakat yang hendak hidup tertib dan teratur

memerlukan sikap dan prilaku pada warganya berdisiplin. Seorang

warga masyarakat yang berdisiplin selalu bersikap dan berprilaku

36 R.A. Santoso Sastropoetro, op.cit., hlm. 286.37 Feisal Tamin, Reformasi Birokrasi, Analisis Pendayagunaan Aparatur Negara,

(Jakarta: Belantika, 2004), hlm. 119.

Page 24: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

sesuai dengan ketentuan yang dianggap baik oleh masyarakat dan

mendukung pembangunan.38

c. Disiplin Nasional

Disiplin nasional adalah suatu kondisi yang merupakan

perwujudan sikap mental dan prilaku suatu bangsa ditinjau dari aspek

kepatuhan dan ketaatan terhadap ketentuan, peraturan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.39

Menurut Piet A. Sahertian, disiplin dibagi tiga macam yaitu:

a. Disiplin tradisional adalah disiplin yang bersifat menekan,

menghukum, mengawasi, memaksa dan akibatnya merusak penilaian

yang terdidik.

b. Disiplin modern adalah pendidikan hanya menciptakan situasi yang

memungkinkan agar peserta didik dapat mengatur dirinya. Jadi situasi

yang akrab, bebas dari takut sehingga manusia mengembangkan

kemampuan dirinya.

c. Disiplin liberal adalah disiplin yang diberikan sehingga seseorang

memiliki beberapa tanpa takut.40

4. Indikator Kedisiplinan

Menurut Ngalim Purwanto, indikator kedisiplinan adalah sebagai

berikut:41

a. Ketaatan terhadap peraturan

Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam

mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai atau

karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan atau peraturan

kelas, gedung sekolah halaman dan lain-lain.

38 Muchdarsyah Sinungan, Produktivitas, Apa dan Bagaimana, (Jakarta: Bumi Aksara,2005), hlm. 148

39 Ibid., hlm. 147.40 Piet A. Saehrtian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya:

Usaha Nasional, 1994), 127.41 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),

hlm. 114-116.

Page 25: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja

dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula. Selain itu juga

memberi pengaruh penting terhadap belajarnya.42

Untuk menjamin kelancaran dan ketertiban proses pendidikan,

biasanya menyusun tata tertib yang berisi peraturan-peraturan yang

harus ditaati oleh seluruh siswa. Di samping mentaati peraturan juga

harus memahami dan mentaati pola-pola kebudayaan yang berlaku.43

Dalam hal ini guru dianjurkan untuk mentaati peraturan-

peraturan yang sudah ditetapkan oleh sekolah, dan guru harus tahu apa

yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat berada di sekolah.44

b. Keaktifan mengajar

Guru dianjurkan untuk aktif dalam mengajar di sekolah, di saat

mengajar tidak hanya berceramah saja melainkan harus aktif bertanya

maupun mengemukakan pendapatnya yang menyangkut materi yang

diajarkan.45

Pandangan siswa belajar secara aktif sangat dianjurkan dalam

pembelajaran. Aktivitas sesungguhnya bersumber dari dalam diri

siswa. Oleh karena itu, dalam usaha pembelajaran siswa perlu

disediakan lingkungan yang kondusif dan serasi, agar aktivitas tersebut

menuju ke arah tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini guru bertindak

sebagai organisator bagi siswa dan mengajukan bahan pembelajaran

dengan kemasan yang menuntut keaktifan dan keterlibatan siswa.46

Di antara cara yang menuntut keaktifan dan partisipasi siswa

seoptimal mungkin dalam pembelajaran meliputi: keaktifan psikis dan

keaktifan fisik. Indikator utama yang menandai siswa aktif adalah

apabila siswa mengikuti proses pembelajaran langkah demi langkah

42 M. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), Cet. 1, hlm. 72.

43 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Bandung: Bumi Aksara, 1995), hlm. 68.44 Ngalim Purwanto, op.cit., hlm. 114.45 Ibid., hlm. 119.46 Anike Erlina Arundawati dan Hasbullah Huda, Beberapa Alternatif Pembelajaran di

Sekolah, (Malang: Bayu Media, 2003), hlm. 21.

Page 26: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

secara psikis. Mereka aktif dalam proses tersebut walaupun mungkin

tidak diikuti dengan gerakan fisik dan pada akhirnya siswa menguasai

apa yang diajarkan secara sempurna. Akan tetapi keaktifan secara

psikis sulit untuk diamati.47

Sedangkan indikator fisik yang dapat diamati secara lahiriah

yang menandai keaktifan keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran antara lain:

1) Situasi kelas menantang siswa melakukan kegiatan belajar secara

bebas tetapi terarah.

2) Guru tidak mendominasi pembicaraan, akan tetapi lebih banyak

memberikan rangsangan berfikir kepada siswa.

3) Guru mengadakan dan menguasakan sumber belajar bagi siswa.

4) Guru senantiasa menghargai pendapat siswa terlepas dari benar

atau salah, tidak membuang, mengurangi atau menekan pendapat

siswa di depan siswa lain.48

c. Ketepatan waktu

Semua perbuatan memerlukan disiplin waktu, lebih-lebih tugas

pokok. Misalnya, masuk sekolah harus tepat waktu.49 Waktu sekolah

ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah. Waktu

sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Jadi memilih waktu sekolah

yang tepat akan memberi pengaruh positif terhadap belajar.50

Oleh karena itu, guru memegang kunci penentu sukses atau

tidaknya pendidikan. Dalam mengajar disiplin sangat diperlukan,

disiplin dapat melahirkan semangat menghargai waktu, bukan menyia-

nyiakan waktu. Orang yang berhasil dalam belajar dan berkarya

47 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2002), hlm. 145.

48 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: CV. Sinar Baru, 1992),hlm. 26.

49 Tabrani Yusuf, dkk., Pendidikan Agama Islam, Jilid 3, (Bandung: Angkasa, 1996),hlm. 35.

50 M. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, op.cit., hlm. 72.

Page 27: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

disebabkan mereka selalu menempatkan disiplin di atas semua

tindakan dan perbuatan.51

Kedisiplinan adalah bentuk penjagaan dan pelanggengan tata

tertib. Misal, orang yang selalu menjaga dan memelihara aturan yang

berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, makan, tidur,

aktivitas, serta istirahat selalu dilakukan secara teratur, sesuai dengan

program dan waktu tertentu.52

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan

Sikap disiplin tidak terbentuk secara otomatis pada diri seseorang,

dan dalam pembentukannya banyak hal yang mempengaruhinya, baik

faktor intern maupun ekstern.

a. Faktor Intern

Yang dimaksud faktor intern yaitu faktor yang berada dalam

diri seseorang atau pembawaan dasar dalam diri seseorang. L. Crow

and A. Crow menyebutkan yang termasuk faktor pembawaan dasar

yang mempengaruhi disiplin adalah :

“Physical constitution, mental ability, emotional status, strength of

inner drives .53

“Keadaan fisik, kemampuan mental, keadaan emosi, kekuatan

dorongan dari dalam”.

Jadi faktor intern ini meliputi beberapa faktor diantaranya

adalah:

1) Faktor Fisik

Kondisi fisik yang sehat lebih menguntungkan daripada

kondisi fisik yang terganggu. Kondisi fisik guru yang sehat akan

membantu guru untuk berdisiplin dalam mengajar, karena

51 Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002),Cet. 1, hlm. 13.

52 Achmadi, Islam sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media,1992), hlm. 22.

53 Lester Crow and Crow, Human Development and Learning, (New York: AmericanBook Company, t.th.), hlm. 203.

Page 28: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

kondisi fisik guru yang kurang sehat akan sangat mengganggu

guru dalam aktivitas mengajarnya.

2) Faktor Psikis

Faktor psikis yang mempengaruhi adalah:

a) Adanya keinginan guru untuk melaksanakan tugas mengajar

dengan sebaik-baiknya.

b) Adanya kebutuhan untuk memenuhi cara agar tugas

mengajarnya berhasil mengajar dengan baik, karena adanya

pemenuhan kebutuhan untuk berhasil mengajar dengan baik

akan mendorong guru untuk berdisiplin dalam melaksanakan

tugasnya.

c) Adanya inisiatif untuk selalu berusaha memperbaiki proses

mengajar, akan mendorong guru berdisiplin dalam

mengerjakan apa-apa yang menyangkut keberhasilannya

dalam mengajar.54

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern yaitu hal-hal yang ada di luar individu yang

merupakan rangsangan untuk membentuk atau bahkan mengubah

sikap.

Yang termasuk dalam faktor ini adalah lingkungan. Dalam

kaitan ini dimungkinkan lingkungan guru itu berbeda, misalnya

kepala sekolah, siswa, rekan-rekan guru dan tata tertib sekolah.

1) Siswa

Siswa yang kreatif akan selalu menanyakan materi yang

belum dipahaminya kepada gurunya. Hal ini akan membuat

guru selalu berdisiplin dalam penguasaan materi pelajaran yang

akan disampaikan.

54 Soegeng Prijodarminto, Disiplin Kiat Menuju Sukses, (Jakarta: Pradnya Paramida,1994), Cet. 4, hlm. 23.

Page 29: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

2) Rekan-rekan

Keadaan rekan-rekan guru dalam sekolah juga

berpengaruh terhadap kedisiplinan guru dalam mengajar,

misalnya rekan-rekan guru yang sering tidak masuk dalam

mengajar. Begitu juga sebaliknya, apabila rekan-rekan guru

berdisiplin dalam hal masuk mengajar, maka guru lain pun

akan rajin atau disiplin dalam mengajar.

3) Tata Tertib

Tata tertib sekolah yang wajib dipatuhi guru juga akan

membuat guru tersebut untuk berdisiplin dalam mengajar.

Tulus Tu’u menyatakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi

dan membentuk disiplin seseorang yaitu: mengikuti dan mentaati

peraturan, kesadaran diri alat pendidikan dan hukuman. Tulus Tu’u

menyatakan bahwa alasan faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi dan

membentuk disiplin adalah sebagai berikut:

a. Kesadaran diri sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap

penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya.

b. Pengikutan dan ketaatan sebagai langkah penerapan dan praktik

peraturan-peraturan yang mengatur perilaku individu.

c. Alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan

membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan

dan diajarkan.

d. Hukuman sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan

yang salah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan

harapan.55

Faktor lain yang mempengaruhi kedisiplinan adalah minat. Minat

merupakan suatu perangkat manfaat yang terdiri dari kombinasi,

perpaduan dan campuran dari perasaan-perasaan, harapan, prasangka,

55 Tulus Tu’u, op.cit., hlm.48

Page 30: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa

mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.56

B. Guru

1. Pengertian Guru

Pengertian guru, secara etimologi berarti orang yang pekerjaannya

(mata pencaharian, profesinya) mengajar.57 Sedangkan menurut

terminologi, guru mempunyai arti orang yang bekerja dalam bidang

pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu

anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing.58

Secara umum guru/pendidik adalah orang yang memiliki tanggung

jawab untuk mendidik. Sementara secara khusus, pendidik adalah orang

yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik, baik

potensi afektif, kognitif maupun psikomotorik.59

Earl V Pullias and James D Young mengatakan:

The teacher is learned . He should know more than his student.However, he recognizes that he does not know everything, and heis mainly a learner. The teacher is an example to his students. Yet,he also makes mistakes, he is human. The teacher should beobjective, but the teacher-student relationship is so close that itoften may be difficult to be objective .60

Guru adalah pengajar, dia harus tahu lebih banyak daripada

muridnya. Akan tetapi, dia mengakui/sadar bahwa dia tidak mengetahui

sesuatu apapun, dan dia adalah seorang pengajar yang utama. Guru adalah

contoh bagi muridnya. Namun, dia juga membuat kesalahan, dia adalah

56 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah, (Jakarta : CV. GhaliaIndonesia, 1994), hlm. 446.

57 Anton W. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993),hlm. 228.

58 Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai LembagaPendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1983), hlm. 123.

59Al-Rasyid dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritisdan Praktis, (Jakarta: Ciputat Press, 2002) hlm. 41.

60 Earl V. Pullias and James D. Young, Teacher is Many Things, (USA: Fawcelt, 1968),hlm. 14.

Page 31: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

manusia. Guru harus obyektif, tetapi hubungan antara guru dengan murid

mempunyai hubungan yang lebih dekat sehingga mungkin sulit objektif.

Guru atau pendidik ialah sekelompok sumber daya manusia, di

mana mereka memiliki tugas membimbing, mengajar dan melatih peserta

didik. Guru bukan hanya pemberi ilmu pengetahuan saja, akan tetapi dia

seorang tenaga profesional yang dapat menjadikan siswa mampu

merencanakan, menganalisis serta menyimpulkan masalah yang

dihadapi.61

Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa

guru ialah orang yang memberi ilmu pengetahuan, contoh dan juga

bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa / peserta didik.

2. Peranan Guru

Pendidik adalah salah satu faktor yang penting dalam pendidikan,

terutama karena dia bertugas mengalihkan pengetahuan dan ketrampilan

kepada peserta didik agar mereka mampu menyerap, menilai dan

mengembangkan secara mandiri ilmu yang dipelajarinya.

Berkaitan dengan peranan guru, Djamarah mengemukakan bahwa

peranan guru itu sebagai:

a. Korektor

Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai

yang baik dan mana nilai yang buruk. Menilai dan mengoreksi semua

sikap, tingkah laku dan perbuatan anak didik.

b. Inspirator

Guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan

belajar anak didik. Memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang

baik.

61Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Ciputat: QuantumTeaching, 2005), cet. ke-III, hlm. 7.

Page 32: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

c. Informator

Guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk

setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.

d. Organisator

Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan

akademik, menyusun taat tertib sekolah, menyusun kalender akademik

dan sebagainya. Semuanya diorganisasikan, sehingga dapat mencapai

efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri anak didik.

e. Motivator

Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak

didik agar bergairah dan aktif belajar.

f. Inisiator

Dalam peran ini, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide

kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran.

g. Fasilitator

Guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang

memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik.

h. Pembimbing

Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru

adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila

yang cakap. Untuk dapat menjadi seorang pembimbing, seorang

pendidik harus mampu memperlakukan para siswa dengan

menghormati dan menyayangi. Dan harus dipahami bahwa

pembimbing yang terdekat dengan murid adalah guru.

i. Demonstrator

Dalam peranan ini, guru harus berusaha membantu pemahaman

peserta didik terhadap pelajaran yang sukar dipahami dengan cara

memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis.62

62 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif, (Jakarta:Rineka Cipta, 2000), hlm. 43-48.

Page 33: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

j. Pengelola kelas

Hal ini dimaksudkan agar proses belajar mengajar tidak

membosankan dan memperlancar interaksi edukatif.63 Tujuan umum

pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas

untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai

hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan

kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan

kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta

membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.64

k. Mediator

Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan

pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai

bentuk dan jenisnya, baik media non material maupun material. Dalam

memilih dan menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan

tujuan, materi, metode, evaluasi dan kemampuan guru serta minat dan

kemampuan siswa.

l. Supervisor

Guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai

secara kritis terhadap proses pengajaran.

m. Evaluator

Yakni dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek

ekstrinsik dan intrinsik. Sebagai evaluator, guru tidak hanya menilai

produk (hasil pengajaran), tetapi juga menilai proses jalannya

pengajaran. Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan

pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta

ketepatan atau keefektifan metode mengajar.65

Sedangkan menurut Ki Hadjar Dewantara pendidik mempunyai

peranan seperti berikut:

63 Ibid.64 M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),

hlm. 10.65 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit, hlm. 48.

Page 34: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

a. Ing ngarso sung tulodho (jika di depan memberi contoh)

b. Ing madyo mangun karso (jika di tengah membangkitkan hasrat untuk

belajar).

c. Tut wuri handayani (jika ada di belakang memberi dorongan).66

Dari beberapa pendapat diatas, penulis dapat simpulkan bahwa

peran guru adalah sebagai teladan yang baik (Uswatun Hasanah), sebagai

mitra belajar yang baik bagi peserta didik dengan berbagai kompetensinya,

serta sebagai motivator, yakni mendorong anak didiknya bergairah atau

semangat dan aktif dalam belajar.

3. Tugas dan Tanggung jawab Guru

Tugas adalah aktivitas dan kewajiban seseorang dalam memainkan

peran tertentu. Tugas guru adalah segala aktivitas dan kewajiban yang

harus diinformasikan oleh guru dalam peranannya sebagai guru

(pengajar).67

Secara sederhana tugas guru adalah mengarahkan dan

membimbing para murid agar semakin meningkat pengetahuannya,

semakin mahir ketrampilannya dan semakin terbina dan berkembang

potensinya. Oleh karena itu seorang yang baik adalah guru yang mampu

melaksanakan inspiring teaching, yaitu guru yang melalui kegiatan

mengajarnya mampu mengilhami murid-muridnya. Melalui kegiatan

mengajar yang dilakukan seorang guru mampu mendorong para siswa agar

mampu mengemukakan gagasan-gagasan yang besar dari murid-

muridnya.68

Selanjutnya, tugas pokok seorang guru dapat pula dibagi menjadi

dua, yaitu mendidik dan mengajar. Mengajar mengacu pada pemberian

pengetahuan (transfer of knowledge) dan melatih ketrampilan dalam

66 Zahara Idris, Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT. Gramedia WidiasaranaIndonesia, 1992), hlm. 36.

67 Ibrahim Bafadal, Supervisi Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 23.68 Mujahid Damapoli, “Potret Guru Agama yang Profesional (Suatu Harapan Masa

Depan)”, Irfani, 2, 1, Juni, 2006, hlm. 2-3.

Page 35: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

melakukan sesuatu, sedangkan mendidik mengacu pada upaya pembinaan

kepribadian dan karakter anak dengan nilai-nilai tertentu, sehingga nilai

tersebut mewarnai kehidupannya dalam bentuk perilaku dan pola hidup

sebagai manusia yang berakhlak.69

Tugas pokok seorang guru yaitu mendidik, mengajar dan melatih

peserta didik. Mendidik mengacu pada upaya pembinaan kepribadian anak

dengan nilai-nilai tertentu, sehingga nilai tersebut mewarnai kehidupannya

dalam bentuk perilaku dan pola hidup sebagai manusia yang berakhlak.

Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi kepada peserta didik, sedangkan melatih berarti

mengembangkan keterampilan dan meneruskannya untuk masa depan.70

Guru harus bertanggung jawab atas segala tingkah laku dan

perbuatannya dalam membina jiwa dan watak peserta didik. Sehingga

tanggung jawab guru adalah untuk membentuk watak peserta didik agar

menjadi orang yang baik akhlaknya serta berguna bagi agama, nusa dan

bangsa di waktu yang akan datang.71

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan suatu

keahlian khusus, sehingga pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh orang

yang tidak memiliki keahlian tersebut. Untuk menjadi seorang guru

diperlukan keahlian-keahlian khusus. Apalagi seorang guru profesional

yang harus menguasai semua hal yang berkaitan dengan pendidikan dan

pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya perlu dibina dan

dikembangkan melalui pendidikan tertentu.72

4. Profesionalisme Guru

Profesional ialah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh

seorang dan menjadi sumber penghasilannya. Pekerjaan tersebut

memerlukan suatu keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memerlukan

69 Abudin Nata, Paradigma Pendidikan Islam, (Jakarta: Grasindo, 2001), hlm. 134.70 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., hlm. 37.71 Ibid., hlm. 36.72 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, op.cit., hlm. 5.

Page 36: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

pendidikan profesi.73 Kemampuan profesional guru sangatlah menentukan

kualitas pembelajaran, terutama dalam memberikan materi pembelajaran

kepada peserta didik secara efektif dan efisien.

Jadi profesionalisme guru ialah pandangan/paham yang

menganggap suatu pekerjaan sebagai profesi untuk meningkatkan

profesionalnya dan terus menerus mengembangkan keahlian yang dimiliki

dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya tersebut.

Menjadi seorang guru bukanlah suatu hal yang mudah seperti

anggapan sebagian orang. Hanya dengan bermodalkan materi, hal ini

belum dapat dikategorikan sebagai guru yang profesional, karena guru

profesional harus mempunyai berbagai keterampilan, kemampuan khusus

dan mencintai pekerjaannya.74

Kompetensi merupakan syarat kualifikasi persyaratan

profesionalisme guru. Kompetensi ialah seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki oleh guru dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan.

Guru yang profesional, harus memiliki empat kompetensi, yaitu

a. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik ini mencakup pemahaman,

pengembangan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, perencanaan

dan pelaksanaan pembelajaran, sistem evaluasi pembelajaran dan

menguasai ilmu.

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi ini mencakup kemantapan pribadi dan akhlak

mulia, kedewasaan dan kearifan, serta kewibawaan dan keteladanan.

c. Kompetensi Profesional

Yaitu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru berupa

penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi

ini mencakup penguasaan materi keilmuan, penguasaan kurikulum dan

73 Sisdiknas, Undang-Undang Guru dan Dosen, (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm. 3.74 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Gaung Persada

Press, 2006), cet.-I, hlm. 23.

Page 37: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

silabus madrasah, metode pembelajaran, wawasan etika dan

pengembangan profesi.

d. Kompetensi Sosial

Yaitu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru untuk

berinteraksi dengan peserta didik, sesama guru, orangtua atau wali dan

masyarakat sekitar.75

C. Kualitas Pembelajaran

1. Pengertian Kualitas

Istilah kualitas mula-mula digunakan oleh Plato dan Aristoteles

untuk menyatakan esensi suatu benda/hal dan merupakan atribut yang

membedakannya dengan benda/hal lainnya.76 Kualitas adalah tingkat baik

buruknya sesuatu.77 Kualitas diartikan tingkat baik buruknya sesuatu,

kadar, derajat atau taraf (kepandaian, kecakapan dan sebagainya).78

Kualitas adalah suatu nilai/suatu keadaan.79 Kualitas merupakan suatu

kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses

dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.80

Menurut Nurcholis MM, kualitas memiliki dua konsep yang

berbeda antara konsep absolut dan relatif. Dalam konsep absolut sesuatu

(barang) disebut berkualitas bila memenuhi standar tertinggi dan

sempurna. Dalam konsep relatif kualitas bukanlah tujuan akhir dari standar

yang ditentukan. Kualitas merupakan proses terstruktur yang membantu

seseorang menetapkan apakah sesuatu yang diharapkan tercapai dengan

memperbaiki setiap proses pendidikan.81 Secara substantif, kualitas

mengandung sifat dan taraf. Sifat adalah suatu yang menerangkan

75 Dwi Siswoyo, dkk., Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: UNY Press, 2008), hlm. 120-122.76 Oemar Hamalik, Evaluasi Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), hlm. 37.77 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), Cet. 3, hlm. 533.78 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Edisi II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 553.79 Nurkholis MM, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta: Grasindo, 2003), hlm. 6780 http://smileboys.blogspot.com/2008/07/pengertian-kualitas.html, diakses tanggal 16

November 2009.81 Nurkholis MM, op.cit., hlm. 67.

Page 38: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

keadaan, sedangkan taraf menunjukkan kedudukan dalam skala. (Samsi,

1995).82

Pengertian kualitas dapat dilihat dari 2 segi yakni segi normatif dan

deskriptif.

a. Segi Normatif

Dari segi normatif, kualitas ditentukan berdasarkan

pertimbangan (kriteria) intrinsik dan ekstrinsik. Berdasarkan kriteria

intrinsik kualitas pendidikan merupakan produk pendidikan yakni

manusia yang terdidik sesuai dengan standar ideal. Sedangkan kriteria

ekstrinsik pendidikan merupakan instrumen untuk mendidik tenaga

kerja yang terlatih.

b. Segi Deskriptif

Dari segi deskriptif kualitas ditentukan berdasarkan keadaan

senyatanya, misal hasil tes prestasi belajar.83

Dari pengertian diatas penulis simpulkan kualitas adalah suatu

nilai/tingkat yang digunakan sebagai alat ukur atas produk akhir dari

standar yang telah ditentukan.

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan kata baru dalam konteks dunia

pendidikan di Indonesia. Sebelumnya lebih dikenal dengan istilah

pengajaran, atau belajar mengajar.84 Pembelajaran berasal dari kata belajar

yang artinya suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-

perubahan dalam pengetahuan-pemahaman ketrampilan dan nilai-sikap.

Kata pembelajaran banyak dipakai dalam dunia pendidikan di

Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh psikologi Kognitif-

82 Moch. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan(Teori, Konsep dan Isu), (Bandung: Alfabeta, 2004), hlm. 51.

83 Oemar Hamalik, Evaluasi Kurikulum, op.cit., hlm. 33.84 Tim Redaksi Ma’arif Pers, Kompilasi Kebijakan Pendidikan Nasional, (Semarang: PW

LP M3’arif NU Jawa Tengah, 2006), hlm. 3.

Page 39: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

Holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dan kegiatan. Selain

itu, istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang

diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari sesuatu lewat

berbagai macam media, sehingga semua itu mendorong terjadinya

perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, yang

semula sebagai sumber belajar menjadi fasilitator.85

Pembelajaran adalah proses interaktif yang berlangsung antara

guru dan siswa atau juga antara sekelompok siswa dengan tujuan untuk

memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap, serta memantapkan apa

yang dipelajari itu.86 Istilah pembelajaran merupakan perubahan istilah

yang sebelumnya dikenal dengan istilah proses belajar mengajar (PBM)

atau kegiatan belajar mengajar (KBM).87

Sedangkan definisi pembelajaran menurut para ahli sebagai

berikut:

a. Menurut E. Mulyasa pembelajaran adalah proses interaksi antara

peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan

perilaku ke arah yang lebih baik.88

b. Sholih Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid berpendapat bahwa

pembelajaran adalah :

. 89

Adapun pembelajaran itu dibatasi dengan pengetahuan yangdisampaikan oleh guru dan hasilnya didapatkan oleh siswa danpengetahuan itu tidak selalu kuat karena kuatnyan ilmu itu ketika

85 Ngainun Naim dan Ahmad Patoni, Desain Pembelajaran PAl, (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2007), hlm. 69.

86 S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Bandung: Bina Aksara, 1989), hlm.102.87 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang:

RaSAIL Media Group, 2008), hlm. 9.88 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Rosdakarya Offset, 2003),

hlm. 100.89 Sholih Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, At-Tarbiyyah wa Turuq At-Tadris, (Mesir:

Darul Ma’arif, 1968), juz 1, hlm. 61.

Page 40: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

digunakan dengan tindakan dan memberikan manfaat pada oranglain dalam kehidupannya dan perilakunya

c. Menurut Syaiful Sagala pembelajaran merupakan proses komunikasi

dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,

sedangkan belajar dilakukan oleh murid.90

Dari pengertian pembelajaran di atas, penulis simpulkan bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik

dan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih

baik. Sedangkan Kualitas pembelajaran adalah suatu kondisi dinamis

dalam proses interaktif antara guru dan peserta didik untuk memperoleh

pengetahuan, ketrampilan, atau sikap, serta memantapkan apa yang

dipelajari.

Oleh karena itu, kualitas pembelajaran secara operasional dapat

diartikan sebagai intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis pendidik,

siswa, kurikulum dan bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem

pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal

sesuai dengan tuntutan kurikuler.91

Mulyasa dalam bukunya Implementasi Kurikulum 2004

menjelaskan bahwa kualitas pembelajaran/pembentukan kompetensi juga

dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Dari segi proses,

pembelajaran/pembentukan kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas

apabila seluruhnya/sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif,

baik fisik, mental maupun sosial, dalam pembelajaran menunjukkan

kegairahan belajar yang tinggi semangat belajar yang besar dan percaya

pada diri sendiri.92

90 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, t.t), hlm. 61.91 http://www.scribd.com/doc/10957380/Peningkatan-Kualitas-Pembelajaran-2, diakses

tanggal 15 November 2009.92 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK, op.cit., hlm.

131.

Page 41: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

3. Indikator Kualitas Pembelajaran

Menurut Hamzah Uno indikator kualitas pembelajaran adalah

sebagai berikut:93

a. Pengorganisasian pembelajaran

Menurut Reigeluth (1983: 19) organizational strategy adalah

metode untuk mengorganisasi isi bidang studi yang telah dipilih untuk

pengajaran. Mengorganisasi mengacu pada suatu tindakan seperti

pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan lainnya

yang setingkat dengan itu. Delivery strategy adalah metode untuk

menyampaikan pengajaran kepada siswa dan/atau untuk menerima

serta merespons masukan yang berasal dari siswa. Media pengajaran

merupakan bidang kajian utama dari strategi ini. Sedangkan

management strategy adalah metode untuk menata interaksi antara

siswa dan variabel metode pengajaran lainnya, variabel strategi

pengorganisasian dan penyampaian isi pengajaran.

Apa saja yang termasuk dalam strategi pengorganisasian?

Strategi pengorganisasian dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu strategi

mikro dan strategi makro. Strategi mikro mengacu pada metode untuk

pengorganisasian isi pengajaran yang berkisar pada satu konsep,

prosedur, atau prinsip. Sedangkan strategi makro mengacu pada

metode untuk mengorganisasi isi pengajaran yang melibatkan lebih

dari satu konsep, prosedur, atau prinsip strategi makro berurusan

dengan bagaimana memilih, menata urutan, membuat sintesis, dan

rangkuman isi pengajaran (apakah itu konsep, prosedur, atau prinsip)

yang saling berkaitan.94

b. Penyampaian pembelajaran

Selain itu, strategi penyampaian isi pengajaran merupakan

komponen variabel metode untuk melaksanakan proses pengajaran.

Sekurang-kurangnya ada 2 fungsi dari strategi ini, yaitu (1)

93 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yangKreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 157.

94 Ibid., hlm. 154.

Page 42: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

menyampaikan isi pengajaran kepada siswa, (2) menyediakan

informasi atau bahan-bahan yang diperlukan siswa untuk menampilkan

unjuk kerja (seperti latihan tes).

Berdasarkan pengertiannya, dapat diketahui bahwa strategi ini

lebih menekankan pada peran media dalam pembelajaran.95 Secara

harfiah media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Association

for education and communication technology (AECT) mendefinisikan

media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses

penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA)

mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat,

didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang

dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat

mempengaruhi efektivitas program instruksional.96

Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media

pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu

1) media hasil teknologi cetak, 2) media hasil teknologi audio-visual,

3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan 4) media

hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.97

Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa antara

lain:

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat

lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa

menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga

siswa tidak bosan.

95 Ibid., hlm. 155.96 Asnawir, M. Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press, 2002),

hlm. 11.97 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Perss, 2009), hlm. 29.

Page 43: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti

mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.98

Dalam hubungan ini, paling tidak ada 5 cara dalam

mengklasifikasi media untuk mempreskripsikan strategi penyampaian:

(1) tingkat kecermatannya dalam menggambarkan sesuatu, (2) tingkat

interaksi yang mampu ditimbulkannya, (3) tingkat kemampuan khusus

yang dimilikinya, (4) tingkat motivasi yang dapat ditimbulkannya, dan

(5) tingkat biaya yang diperlukan (Degeng, 1989: 15).99

c. Pengelolaan pembelajaran

Terakhir yang termasuk dalam strategi pembelajaran adalah

strategi pengelolaan pengajaran yang merupakan komponen variabel

metode. Komponen ini berurusan dengan bagaimana menata interaksi

antara siswa dengan variabel-variabel metode pengajaran lainnya.

Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi

pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan

selama proses pengajaran. Paling tidak, ada 3 klasifikasi penting

variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan catatan

kemajuan belajar siswa, dan motivasi.100

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran

Menurut M. Surya, kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu: 1) tenaga kependidikan (guru dan staf), 2) bahan

pembelajaran, 3) sarana dan prasarana dan lingkungan.101

a. Tenaga Kependidikan

Dilihat dari jabatannya, tenaga kependidikan ini dapat

dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

98 Nana Sudjana, Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: CV. Sinar Baru, 1992),hlm. 2.

99 Hamzah B. Uno, op.cit., hlm. 155.100 Ibid., hlm. 155.101 Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Jakarta: Maha Putra

Aditya, 2003), hlm. 116.

Page 44: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

1) Tenaga struktural

Tenaga struktural merupakan tenaga kependidikan yang

menempati jabatan eksekutif umum (pemimpin) yang bertanggung

jawab baik langsung maupun tidak langsung atas satuan

pendidikan. Yang termasuk tenaga struktural ialah kepala sekolah

dan wakil kepala sekolah. Wakil kepala sekolah meliputi wakil

kepala kurikulum, wakil kepala kesiswaan, wakil kepala sarana dan

prasarana, serta wakil kepala pelayanan khusus.

2) Tenaga Fungsional

Tenaga fungsional merupakan tenaga kependidikan yang

menempati jabatan fungsional yaitu jabatan yang dalam

pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keahlian akademis

kependidikan, yaitu guru, pembimbing/penyuluh (guru BP),

peneliti, pengembang kurikulum dan teknologi pendidikan,

pengembang tes dan pustakawan.

3) Tenaga Teknis

Tenaga teknis kependidikan merupakan tenaga

kependidikan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya lebih dituntut

kecakapan teknis operasional atau teknis administratif, yaitu

laboran, teknisi sumber belajar, pelatih (olahraga), pelatih kesenian

dan keterampilan serta petugas tata usaha.102

b. Bahan Pembelajaran

Bahan yang diajarkan hendaknya sesuai dengan kondisi siswa

dan lingkungannya, sehingga memberikan makna dan faedah. Oleh

karena itu, perlu adanya pengembangan muatan lokal dan kurikulum.

Muatan lokal merupakan program pembelajaran yang isi dan media

penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, sosial, budaya,

102 Tim Dosen Administrasi Pendidikan, Pengelolaan Pendidikan, (Jakarta: JurusanAdministrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm.99-101.

Page 45: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

serta kebutuhan daerah, dan wajib dipelajari oleh peserta didik di

daerah tersebut.103

Sehubungan dengan muatan lokal, satuan pendidikan dasar

dapat menambah mata ajaran sesuai dengan keadaan lingkungan dan

ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan dengan tidak

mengurangi kurikulum yang berlaku secara nasional dan tidak

menyimpang dari tujuan pendidikan nasional.104

c. Sarana dan Prasarana Pembelajaran

Sarana pembelajaran adalah peralatan dan perlengkapan yang

secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pembelajaran,

seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat dan media

pembelajaran. Adapun yang dimaksud prasarana pendidikan adalah

fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses

pembelajaran seperti halaman sekolah, taman sekolah, dan lain-lain.105

d. Faktor Lingkungan

Pendidikan di sekolah dan di luar sekolah tidak dapat

dilepaskan dari lingkungan. Oleh karena itu, keberhasilan suatu

pembelajaran akan banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, lingkungan tersebut

mencakup lingkungan alami dan sosial budaya. Lingkungan alami

yang baik adalah lingkungan sekolah yang di dalamnya ditanami

pepohonan/tanaman yang dipelihara dengan baik. Bukan lingkungan

sekolah yang gersang, pengap, panas.

Oleh karena itu, pembangunan sekolah hendaknya berwawasan

lingkungan. Kesejukan dan ketenangan kelas merupakan kondisi

lingkungan yang kondusif untuk pelaksanaan proses pembelajaran,

sebaliknya lingkungan sekolah yang panas akan menghambat dan

103 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik, (Jakarta: Gaya mediaPratama, 1999), hlm. 178.

104 J. Drost, Dari KBK Sampai MBS, (Jakarta: Kompas, 2005), hlm. 96.105 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 47.

Page 46: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

mengurangi konsentrasi dan kenyamanan siswa dalam kegiatan

pembelajaran.106

Lingkungan (sosial budaya) yang kondusif merupakan

lingkungan masyarakat yang dapat menunjang proses pembelajaran

secara efektif. Oleh karena itu kerjasama dengan pihak luar sekolah

harus selalu dibina. Jika hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan

dengan baik, rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk

memajukan sekolah juga akan baik. Agar terjadi hubungan dan

kerjasama yang baik antar sekolah dan masyarakat, masyarakat perlu

mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah yang

bersangkutan.107

E. Mulyasa menambahkan faktor yang mempengaruhi kualitas

proses pembelajaran yaitu:

a. Keuangan dan pembiayaan

Keuangan dan pembiayaan merupakan suatu sumber daya yang

secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan

pendidikan. Keuangan dan pembiayaan merupakan produksi yang

menentukan terlaksananya kegiatan proses pembelajaran di sekolah.

Dengan kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan di sekolah

memerlukan biaya, sumber keuangan dan pembiayaan. Secara garis

besar sumber biaya sekolah dapat dikelompokkan atas 3 sumber yaitu

pemerintah, orangtua/peserta didik dan masyarakat.108

b. Peningkatan Disiplin Sekolah

Disiplin sekolah dapat diartikan sebagai landasan tertulis di

mana guru, staf sekolah dan peserta didik yang tergantung dalam

sekolah tunduk kepada peraturan yang telah ditetapkan. Di sisi lain

sekolah bertujuan membentuk peserta didik menemukan jatidiri dan

106 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 144.107 Muhamad Surya, loc.cit.108 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi, hlm.

47.

Page 47: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan

pembelajaran.109

Kualitas pembelajaran sangat dipengaruhi beberapa faktor, di

antaranya: 110

a. Aktivitas dan kreativitas guru.

b. Aktivitas dan kreativitas peserta didik.

c. Kompetensi dan profesional guru.

d. Lingkungan yang kreatif.

e. Pendayagunaan sumber belajar.

Sementara itu dalam buku Metodologi Pendidikan Agama Islam,

faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran yaitu:111

a. Kompetensi Profesional Guru

Kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan

kualifikasi/kemampuan seorang baik bersifat kuantitatif maupun

kualitatif.112 Sedangkan yang dimaksud kompetensi profesional adalah

guru harus memiliki pengetahuan yang luas dan tentang subject matter

(bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan metodologis,

dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik mampu memilih

metode yang tepat, serta mampu menggunakannya dalam proses

belajar mengajar.113

Kompetensi profesional merupakan salah satu dari kompetensi

yang harus dimiliki oleh guru, di mana profesional ini tidak hanya

mengacu pada keterampilan teknis yakni memiliki kualitas mengajar

yang tinggi, akan tetapi makna yang lebih luas daripada itu yakni

mempunyai makna ahli (expert) tanggung jawab (responsibility) baik

109 Ibid., hlm. 105.110 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif dan

Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 7, hlm. 165.111 Depag RI, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Dirjen Binbaga, 2001), hlm.

80-81.112 Moh. Uzer Usman, op.cit., hlm. 4.113 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran secara Manusiawi, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1993), hlm. 239.

Page 48: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

tanggung jawab intelektual maupun tanggung jawab moral serta

memiliki rasa kejawatan.114

b. Karakteristik Kelas

Karakteristik kelas terdiri atas:

1) Ukuran kelas

Ukuran kelas artinya sedikit jumlah peserta didik yang

belajar, jumlah peserta didik yang terlalu banyak dalam satu kelas

akan mengakibatkan rendahnya kualitas pembelajaran, karena guru

tidak mungkin mengembangkan kegiatan belajar yang efisien

dalam situasi kelas dengan jumlah peserta didik yang banyak.

2) Suasana belajar

Suasana belajar yang demokratis akan memberi peluang

pencapaian hasil belajar yang optimal, karena siswa memiliki

kebebasan untuk belajar, mengajukan pendapatnya dan lain-lain.

Apabila suasana belajar kaku, disiplin yang ketat dengan otoritas

pada guru, hal ini akan menyebabkan peserta didik cemas dan

khawatir dan tidak akan menumbuhkan kreatifitas dalam belajar.

3) Fasilitas dan sumber belajar yang tersedia

Fasilitas dan sumber belajar merupakan faktor yang

menunjang kualitas pembelajaran. Sumber belajar di sini tidak

hanya guru, tetapi juga sumber belajar yang lain seperti buku, alat

peraga, dan lain-lain. Oleh karena itu harus disediakan sumber

belajar untuk menunjang kegiatan pembelajaran.

c. Karakteristik Sekolah

Karakteristik sekolah berkaitan dengan disiplin sekolah,

perpustakaan sekolah, letak geografis sekolah, lingkungan sekolah, dan

sebagainya.

114 Piet A. Sahertian, Profil Pendidik Profesional, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), hlm.29-30.

Page 49: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

Penulis simpulkan faktor mempengaruhi kualitas pembelajaran

sangat beragam baik menyangkut guru, siswa, sarana, metode dan kondisi

pembelajaran.

D. Pengaruh Kedisiplinan Mengajar Guru Terhadap Kualitas Pembelajaran

Kedisiplinan mengajar merupakan perilaku yang harus dimiliki oleh

setiap guru, baik ketika di sekolah maupun di luar sekolah, karena

keberhasilan pembelajaran tidak lepas dari sikap kedisiplinan. Akan tetapi

dalam berperilaku disiplin tidak semua guru dapat disiplin sesuai dengan

ketentuan. Hal ini tergantung pada kesadaran diri masing-masing guru.

Mengenai hubungan antara kedisiplinan mengajar guru dengan kualitas

pembelajaran bahwa dengan adanya kedisiplinan mengajar dari masing-

masing guru diharapkan nantinya kualitas pembelajaran meningkat. Dengan

adanya sikap kedisiplinan mengajar akan memberi dampak positif dalam

proses pembelajaran. Semakin tinggi kedisiplinan mengajar guru maka

kualitas pembelajaran akan meningkat.

E. Kajian Penelitian yang Relevan

Tinjauan pustaka digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap

penelitian yang ada, baik mengenai kelebihan atau kekurangan yang ada

sebelumnya. Rumusan dalam tinjauan pustaka sepenuhnya digali dari bahan

yang ditulis oleh para ahli di bidangnya yang berhubungan dengan

penelitian.115

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau pelengkap

terhadap penelitian yang sudah ada untuk dijadikan bahan perbandingan

sekaligus acuan dalam penelitian yang lain. Dengan melaksanakan telaah

terhadap bahan-bahan pustaka yang berupa buku-buku, makalah, artikel di

media massa dan lain sebagainya, setidaknya sepanjang pengetahuan peneliti

115 Cik Hasan Basri, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi(Bidang Ilmu Agama Islam), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 37.

Page 50: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

terhadap beberapa buku dan skripsi-skripsi sebelumnya yang mengungkap

permasalahan di atas, yaitu:

Skripsi Rizqotun Ni’mah (3105292), Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang, lulus tahun 2010, yang berjudul “Hubungan

Kedisiplinan Belajar dengan Hasil Belajar Praktek Shalat Siswa Kelas VIII di

SMP Negeri 2 Cepiring Kendal" hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa

ada hubungan positif antara kedisiplinan belajar dengan hasil belajar praktek

shalat. Artinya semakin tinggi kedisiplinan belajar, maka semakin baik pula

hasil belajar praktek shalat. Sebaliknya semakin rendah kedisiplinan belajar

maka semakin rendah pula hasil belajar praktek shalat.

Penelitian yang telah dilakukan di atas, merupakan penelitian yang

menekankan pada pengaruh kedisiplinan belajar dengan hasil belajar peserta

didik pada praktek shalat. Sedangkan pada skripsi ini lebih menitik beratkan

pada bagaimana pengaruh kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas

pembelajaran.

Skripsi Khusnul Khotimah (3101401), Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang, lulus tahun 2007, dengan judul “Studi Tentang

Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan

(PAKEM) Pada Mata Pelajaran PAI di SD 02 Mertoyudan Magelang.” Hasil

penelitiannya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh

guru telah banyak mengalami perubahan atau inovasi sehingga tercipta suatu

proses belajar mengajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

sehingga siswa dalam belajar tidak merasakan kebosanan dan kejenuhan

dalam belajar mengajar. PAKEM dirancang agar dapat mengaktifkan siswa

untuk dapat mengembangkan kreatifitas sehingga efektif namun tetap

menyenangkan. Dalam proses pembelajaran inipun pendidik dituntut untuk

lebih aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam memberikan materi.

Hendaknya pula guru mampu dalam menguasai materi yang akan disampaikan

dengan harapan agar siswa tidak merasa dianggap sebagai botol kosong yang

Page 51: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

belum mempunyai isi, tetapi menghargai pengetahuan yang dimiliki dan juga

adanya pengetahuan terhadap potensi siswa itu sendiri.116

Penelitian yang telah dilakukan di atas, merupakan penelitian yang

menekankan pada penerapan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan (PAKEM) dalam pembelajaran. Sedangkan pada skripsi ini

lebih menitik beratkan pada bagaimana kualitas pembelajaran guru.

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.117

Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah “Ada pengaruh positif

antara kedisiplinan mengajar guru dengan kualitas pembelajaran.

116 Khusnul Khotimah (3101401) tentang “Studi Tentang Implementasi PembelajaranAktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) Pada Mata Pelajaran PAI di SD 02Mertoyudan Magelang.” Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007).

117 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: RinekaCipta, 2002), hlm.64.

Page 52: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ialah:

1. Untuk menjelaskan dan mengetahui kedisiplinan mengajar guru di MTs

Fatahillah Beringin Semarang.

2. Untuk mengetahui kualitas pembelajaran guru di MTs Fatahillah Beringin

Semarang.

3. Untuk mengetahui tentang korelasi atau hubungan antara kedisiplinan

mengajar guru dengan kualitas pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin

Semarang.

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

Untuk memperoleh data tentang pengaruh kedisiplinan mengajar guru

terhadap kualitas pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang, maka

penelitian ini dilakukan pada:

Tempat penelitian : MTs Fatahillah Beringin Semarang

Waktu penelitian : Tanggal 15 Januari sampai dengan 16 Februari 2010.

C. Variabel dan Indikator Penelitian

Objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian

disebut variabel.118 Variabel penelitian ini ada dua yaitu kedisiplinan mengajar

guru merupakan variabel x dan kualitas pembelajaran sebagai variabel y.

Dua variabel tersebut ada beberapa indikatornya, yaitu:

1. Kedisiplinan mengajar guru (x) dengan indikator:119

a. Ketaatan terhadap peraturan

b. Keaktifan mengajar

118 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: RinekaCipta, 2006), ed. Revisi VI, hlm. 116.

119 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),hlm. 114-116.

Page 53: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

c. Ketepatan waktu

2. Kualitas pembelajaran (y) dengan indikator:120

a. Pengorganisasian pembelajaran

b. Penyampaian pembelajaran

c. Pengelolaan pembelajaran

D. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimen

yang mengarah pada korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitan yang

melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan ada tidaknya

hubungan antara dua variabel atau lebih dan menentukan tingkat

hubungannya.121 Dan penelitian korelasi ini sifatnya searah.

E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian diperlukan adanya obyek yang akan menjadi sasaran

penelitian yang biasa disebut dengan populasi. Dengan kata lain, populasi

adalah jumlah keseluruhan dari satuan atau individu yang akan diteliti atau

yang menjadi perhatian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang

ditentukan.122 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru MTs

Fatahillah Beringin Semarang yang berjumlah 17 orang.

Sampel adalah sebagian individu atau sebagian populasi yang

diteliti.123 Menurut Ibnu Hajar sampel adalah kelompok kecil individu yang

dilibatkan langsung data penelitian.124 Menurut pendapat Suharsimi Arikunto,

apabila obyeknya kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua, sehingga

merupkan penelitian populasi.125

120 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yangKreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 155.

121 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Prakteknya,(Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2003), Cet. 1, hlm. 166

122 Margono, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Asvi Mahastya, 2001), hlm. 118.123 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2004), hlm. 109124 Ibnu Hajar, Dasar- dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,

(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 10.125 Suharsimi Arikunto, op.cit, hlm. 134.

Page 54: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan digunakan metode-metode

sebagai berikut:

1. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah kumpulan data mengenai hal-hal atau variabel

yang berbentuk catatan, transkip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, agenda dan sebagainya.126 Metode ini digunakan untuk

mengumpulkan data yang berkaitan dengan dokumen tentang guru, siswa,

struktur organisasi sekolah dan sebagainya.

2. Metode Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat tidak

langsung. Angket adalah sejumlah daftar pertanyaan yang harus dijawab

oleh responden.127 Dalam pengertian lain angket merupakan ”suatu daftar

pertanyaan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subyek, baik

secara individu, atau kelompok untuk mendapatkan informasi tertentu

seperti intervensi, keyakinan, minat dan perilaku.128 Adapun skor yang

diberikan pada lembar jawaban angket sesuai dengan perangkat pilihan

yaitu: alternatif jawaban A nilainya 5, alternatif jawaban B nilainya 4,

alternatif jawaban C nilainya 3, alternatif jawaban D nilainya 2. alternatif

jawaban E nilainya 1129. Melalui metode angket penulis gunakan untuk

memperoleh data tentang kedisiplinan mengajar guru dan kualitas

pembelajaran.

3. Metode Observasi

Metode observasi adalah suatu penyelidikan yang dijalankan secara

sistematik dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra (terutama

mata) terhadap kejadian-kejadian yang ditangkap pada waktu kejadian itu

126 Ibid., hlm.231127 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2005), Cet. 1, hlm.219.128 Ibnu Hajar, op.cit, hlm.181129 Ahmad Tanzeh dan Suyitno, op. cit, hlm.34.

Page 55: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

terjadi.130 Metode ini digunakan untuk mengetahui data lapangan tentang

situasi umum lokasi penelitian, dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di

MTs Fatahillah Beringin Semarang.

4. Interview

Metode interview adalah suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak

langsung dengan sumber data.131 Metode ini digunakan untuk melengkapi

data yang diperoleh dari metode angket berupa data tentang kedisiplinan

mengajar guru dan kualitas pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin

Semarang.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Pendahuluan

Pada analisis pendahuluan Data yang diperoleh dari hasil

penyebaran angket pada responden. Data tersebut akan dimasukkan dalam

tabel persiapan yang diberi skor atau bobot nilai pada tiap alternatif

jawaban yang menjadi acuan dalam penelitian.

2. Analisis Uji Hipotesis

Apabila data-data yang diperlukan dalam penelitian telah diproses

sebagaimana pada tahap pendahuluan, tahap selanjutnya adalah data

tersebut dianalisis. Tujuan dilakukannya analisis adalah untuk mengetahui

korelasi antara variabel X dan variabel Y. Analisis yang digunakan adalah

analisis regresi satu prediktor. Adapun langkah-langkahnya sebagai

berikut:

a. Mencari korelasi antara prediktor (X) dengan kriterium (Y) yang

melalui teknik korelasi Momen Tangkar dan Pearson dengan rumus:

∑∑∑=

)()( 22 yx

xyrxy

132

130 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset,1995), Cet 3, hlm.49

131 Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, t.th.), hlm. 64132 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi, 2004), hlm. 4

Page 56: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

b. Menguji signifikansi korelasi melalui uji "t" , dengan rumus:

212

rnrt−−

= Dengan db = n – 2.133

c. Mencari persamaan garis regresi (Y = aX + K). Sebelum mencari nilai

a dan K terlebih dahulu mencari skor deviasi, dengan cara berikut ini :

∑ ∑∑∑ −=N

YXXYxy

)()(

∑ ∑∑ −=NX

Xx2

22 )(

∑ ∑∑ −=NY

Yy2

22 )(

Sedangkan untuk mencari persamaan regresinya dengan

menggunakan rumus y = a + b x dan untuk mencari nilai a dan b

dengan rumus:

xbya −=

∑∑= 2x

xyb 134

d. Menentukan varian regresi dengan menggunakan rumus regresi

sederhana, berikut :135

SumberVariasi

Db JK RK Freg

KRegresi (reg)

et

1

∑∑

2

2)(xxy

res

res

dbJK

res

reg

RKRK

eResidu (res)

r

N – 2∑ ∑

∑−x

xyy

22 )(

res

res

dbJK

Total (T) N – 1Keterangan:

A : Bilangan Koefisien Prediktor

K : Bilangan Konstan

133 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Data Statistik, (Jakarta: PT. BumiAksara,2004), Cet,1,hlm.16

134 Sutrimo Hadi, op.cit, hlm. 4-5135 Ibid, hlm. 16

Page 57: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

X : Nilai dari Penilaian Ranah Kedisiplinan Mengajar Guru

Y : Nilai dari Kualitas Pembelajaran

x2 : Nilai Kuadrat dari Penilaian Ranah Kedisiplinan Mengajar

Guru

y2 : Nilai Kuadrat dari Kualitas Pembelajaran

N : Jumlah sample

JKreg : Jumlah Kuadrat Regresi

JKres : Jumlah Kuadrat Residu

RKreg : Rata- rata Kuadrat Regresi

RKres : Rata- rata Kuadrat Residu

3. Analisis Lanjut

Analisis lanjut digunakan untuk membandingkan nilai frekuensi

regresi (F reg) dengan nilai F tabel (Ft) pada tabel baik signifikansi 5 %

atau 1 % dengan kemungkinan:

a. Jika Freg > Ft berarti penelitian signifikan artinya ada pengaruh dari

kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas pembelajaran di MTs

Fatahillah Beringin Semarang.

b. Jika Freg < Ft berarti hipotesis nonsignifikan artinya tidak ada pengaruh

dari kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas pembelajaran di

MTs Fatahillah Beringin Semarang.

Page 58: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum MTs Fatahillah Beringin Semarang

1. Sejarah Berdirinya MTs Fatahillah Beringin Semarang

Keberadaan MTs Fatahillah Beringin Semarang dilatarbelakangi

atas keprihatinan akan nasib dan masa depan anak-anak usia sekolah di

sekitar lokasi MTs, khususnya yang berhubungan dengan pendidikan

formal. Kurangnya perhatian orangtua terhadap dunia pendidikan

menjadikan banyak anak yang putus sekolah. Sehingga setelah

menyelesaikan pendidikan di MI atau SD, sebagian besar dari mereka

tidak melanjutkan ke jenjang selanjutnya, SMP/MTs. Ironisnya untuk

anak-anak putri ada yang harus menikah di usia dini yang merupakan

kebiasaan pada saat itu. Walaupun ada sebagian yang melanjutkan ke

pendidikan non formal, pesantren.

Melihat kondisi tersebut, para pendiri MTs yang dipelopori oleh 5

tokoh masyarakat, yaitu Bapak Nashori, S.Pd.I., Bapak Nur Cholis,

S.Pd.I., Bapak Abdul Djalal, Bapak Ahmad Munaji, Bapak Sualim,

bermusyawarah untuk mendirikan sebuah MTs. Alhamdulillah niat baik

ini mendapat dukungan dari para tokoh masyarakat, ulama dan orangtua

peserta didik. Kemudian maksud mulia ini selanjutnya ditindaklanjuti

dengan permohonan SK sebagai tanda legalitas ke Departemen Agama

Kota Semarang, dan pada tahun 1984 resmi berdiri sebuah MTs dengan

nama MTs Fatahillah di bawah naungan Yayasan Miftahul Huda.

Ketika pertama kali berdiri, MTs Fatahillah hanya memiliki 16

peserta didik, dengan gurunya adalah 5 tokoh pendiri. Dan pada tahun

1986/1987 meluluskan 12 peserta didik, karena 4 peserta didik lainnya

keluar sekolah. Pada saat itu lokasi MTs Fatahillah masih menjadi satu

atau menumpang dengan MI Miftahul Akhlaqiyah, sehingga peserta didik

MTs Fatahillah masuk siang. Selanjutnya untuk tenaga pengajar dibantu

Page 59: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

oleh Bapak Ali Kasmiran, Bapak Suhari, Bapak Budi Hardjo, Bapak Ali

Sofwan, Bapak Purwadi.

Kepala Madrasah pertama kali adalah Bapak Nur Cholis, S.Pd.I.

Beliau memegang jabatan sejak tahun 1984 sampai tahun 1990. Pada

tahun 1990 MTs Fatahillah telah memiliki lokal dan gedung sendiri.

Selanjutnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilakukan mulai pagi hari.

Adapun kepala MTs Fatahillah yang kedua adalah Bapak Achmad

Chalimin yang menjabat sejak tahun 1990 sampai tahun 1994/1995.

Kepala MTs Fatahillah yang ketiga adalah Bapak KH. Thohir Abdullah

Al-Hafidz, yang menjabat dari tahun 1995 sampai tahun 1998. Selanjutnya

tahun 1999 sampai tahun 2002 Ibu Qurrotul ‘Aini Al-Hafidzah yang juga

berprofesi sebagai dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

menjadi kepala MTs Fatahillah yang keempat. Pada tahun 2002/2003

jabatan kepala MTs Fatahillah vakum, dan yang ditunjuk menjadi Pj.S

(Pejabat Sementara) kepala MTs Fatahillah adalah Bapak Zainul Muttaqin,

S.Ag. Karena prestasinya baik dan grafik perkembangan MTs terus positif,

maka beliau ditetapkan menjadi kepala MTs Fatahillah. Pada tahun 2004

ada penambahan gedung baru untuk kelas VIII, IX A, dan IX B.

2. Visi dan Misi MTs Fatahillah Beringin Semarang

Adapun visi dari MTs Fatahillah Beringin Semarang ialah

terwujudnya anak didik yang beriman, bertaqwa dan berakhlakul karimah

serta mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sedangkan misi dari MTs Fatahillah Beringin Semarang ialah:

a. Mewujudkan anak didik yang mampu memadukan ilmu, iman dan

amal.

b. Membekali keterampilan siswa dengan ilmu dan pengetahuan yang ada

di madrasah.

c. Menanamkan nilai-nilai ajaran Islam ahlussunnah wal jama ah.

Page 60: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

d. Membekali siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi.136

3. Struktur Organisasi MTs Fatahillah Beringin Semarang137

136 Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bapak Imam Murtasih, SHI pada tanggal 18 Januari2010.137 Data diambil dari dokumen MTs Fatahillah Beringin Semarang.

Yayasan Miftahul Huda Beringin

Kepala MadrasahH. Lukmanul Amin, Lc, M.Si

Komite

Tata UsahaPuput, S.Psi

Humas / SaprasSlamet Santoso, S.Si

KurikulumAbdul Rahim, S.Ag

KesiswaanImam Murtasih, SHI

BP/BKImam Murtasih, SHI

PustakawanZainul Muttaqin, S.Ag

Lab KomputerImam Murtasih, SHI

Lab IPASlamet Santoso, S.Si

Wali Kelas 7AHenny M., S.Pd

Wali Kelas 7BLuluk, S.Pd.I

Wali Kelas 8AGhomroni, S.Ag

Wali Kelas 8BZainul M., S.Ag

Wali Kelas 9ANur Cholis, S.Pd.I

Wali Kelas 9BM. Multazam, S.Pd.I

Siswa

Page 61: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

4. Daftar Guru MTs Fatahillah Beringin Semarang Tahun Pelajaran

2009/2010138

NO NAMA PENDIDIKAN MENGAJAR1 Lukman Nur Amin, Lc.

M.SiS2 IAIN Bahasa Inggris

2 Zainul Muttaqin, S.Ag S1 UNISMA Aqidah Akhlak3 Nur Cholis, BA D2 IAIN WS Al-Qur’an Hadits,

Fiqh4 Chabibah, S.Pd S1 UNNES Matematika5 Ircham Nurhadi, S.Pd.I S1 IAIN WS Bahasa Jawa, Seni

Budaya6 Luluk Muhimatul A,

S.Pd.IS1 IAIN WS PPKn, Geografi

7 Imam Murtasih, SHI S1 IAIN SunanKalijaga

TIK, Matematika

8 Moh. Multazam, S.Pd.I S1 IAIN WS Sejarah, ke-NU-an9 Moh. Nur Syahid, S.Ag S1 IAIN WS SKI

10 Henny Mardhiyati, S.Pd S1 UNNES Ekonomi11 Slamet Santoso, S.Si. S1 UNDIP IPA Terpadu12 Hadi Suprayitno, S.Pd.I S1 IAIN Bahasa Indonesia13 Abdul Rahim, S.Ag S1 IAIN Bahasa Arab14 Saefuddin, S.Pd, M.Si S2 IAIN WS Bahasa Inggris15 Suratman, AH MA BTQ16 KH. Abdul Hakim, AH D2 BTQ, Bahasa

Arab17 Ghomroni, S.Ag. S1 IAIN Olahraga, Bahasa

Arab

138 Data diambil dari dokumen MTs Fatahillah Beringin Semarang.

Page 62: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Data Hasil Angket Kedisiplinan Mengajar Guru Dan Kualitas

Pembelajaran

Data tentang kedisiplinan mengajar guru MTs Fatahillah Beringin

Semarang diperoleh dari hasil angket yang telah diberikan kepada

responden yaitu seluruh guru yang berjumlah 17 orang.

Angket ini menggunakan tipe pilihan yang terdiri dari 40 item

pertanyaan yang masing-masing terdiri dari lima alternatif jawaban, yaitu

a, b, c, d dan e dengan skor 5, 4, 3, 2 dan 1.

Untuk memperoleh data mengenai pengaruh kedisiplinan mengajar

guru terhadap kualitas pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin

Semarang. Penulis menggunakan angket diberikan kepada seluruh guru

untuk diisi sesuai petunjuk yang ada pada angket secara langsung sebagai

responden yang berjumlah 17 orang.

Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

kedisiplinan mengajar terhadap kualitas pembelajaran, menggunakan tipe

pilihan yang terdiri dari 40 item pertanyaan, dengan rincian 20 item

pertanyaan untuk mengetahui data mengenai kedisiplinan mengajar guru

dan 20 item pertanyaan untuk mengetahui data tentang kualitas

pembelajaran, dan masing-masing butir pertanyaan terdiri dari 5 alternatif

jawaban yaitu selalu, sering, kadang-kadang, pernah dan tidak pernah

dengan skor 5, 4, 3, 2, dan 1.

Berdasarkan ketentuan diatas, maka ini akan disajikan tabel hasil

angket kedisiplinan mengajar guru dan kualitas pembelajaran di MTs

Fatahillah Beringin Semarang.

Page 63: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

Tabel I

Hasil Angket Tentang Kedisiplinan Mengajar Guru

di MTs Fatahillah Beringin Semarang

JAWABAN NILAINO A B C D E A=5 B=4 C=3 D=2 E=1 JUMLAH

1 11 3 5 - 1 55 12 15 - 1 832 9 2 6 1 2 45 8 18 2 2 753 6 9 1 - 1 30 36 3 - 1 704 13 3 2 - - 65 12 6 - - 835 7 8 4 - 1 35 32 12 - 1 806 10 6 3 - 1 50 24 9 - 1 847 8 7 3 - 2 40 28 9 - 2 798 6 7 3 2 2 30 28 9 4 2 739 13 2 2 2 1 65 8 6 4 1 8410 9 8 2 - 1 45 32 6 - 1 8411 8 6 3 1 2 40 24 9 2 2 7712 10 3 6 - 1 50 12 18 - 1 8113 12 4 3 - 1 60 16 9 - 1 8614 8 7 2 2 1 40 28 6 4 1 7915 7 5 6 1 1 35 20 18 2 1 7616 9 3 6 1 1 45 12 18 2 1 7817 8 4 6 1 1 40 16 18 2 1 77

Tabel II

Hasil Angket Tentang Kualitas Pembelajaran

JAWABAN NILAINO A B C D E A=5 B=4 C=3 D=2 E=1 JUMLAH

1 17 1 1 - 1 85 4 3 - 1 932 7 12 1 - - 35 48 3 - - 863 9 6 3 2 1 45 24 9 4 1 834 7 9 5 1 1 35 36 15 2 1 895 10 7 2 - 1 50 28 6 - 1 856 13 4 2 - 1 65 16 6 - 1 887 15 3 1 - 1 75 12 3 - 1 918 11 5 3 - 1 55 20 9 - 1 859 14 4 1 1 - 70 16 3 2 - 9110 9 6 4 1 - 45 24 12 2 - 8311 8 6 4 1 2 40 24 12 2 2 8012 14 3 2 - 1 70 12 6 - 1 8913 16 2 1 - 1 80 8 3 - 1 9214 12 3 4 - 1 60 12 12 - 1 8515 9 5 5 1 45 20 15 - 1 81

Page 64: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

16 13 4 1 2 - 65 16 3 4 - 8817 10 8 1 1 - 50 32 3 2 - 87

2. Data hasil angket tentang kedisiplinan mengajar guru (x)

Nilai kuantitatif kedisiplinan mengajar guru dapat diketahui dengan

cara menjumlahkan skor jawaban angket dari guru sesuai dengan frekuensi

jawaban. Dari hasil perhitungan data yang diperoleh, kemudian data

disajikan ke dalam tabel distribusi frekuensi. Adapun langkah-langkah

untuk membuat tabel distribusi frekuensi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Mencari nilai tertinggi (H) adalah 86 dan nilai terendah (L)nya adalah

70.

b. Mencari banyaknya kelas interval dengan rumuskri =

Untuk menetapkan interval kelas harus melalui beberapa tahap

sebagai berikut :

a) Mencari banyaknya kelas interval dengan rumus K = 1 + 3.3 log N

maka dapat diketahui :

K = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3,3 log 17

= 1 + 3,3 (1,230448921)

= 1 + 4,060481439

= 5,060481439 dibulatkan menjadi 5

b) Mencari range (R) dengan menggunakan rumus R = H-L maka

diperoleh :

R = H – L

= 86 – 70

= 16

c) Menentukan interval kelas (i) dengan rumusKRi = sehingga

diperoleh :

i =5

16

Page 65: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

= 3,2 dibulatkan menjadi 3

Maka diperoleh panjang kelas interval adalah 3 dan banyaknya

kelas interval adalah 5.

c. Menentukan mean atau nilai rata-rata (M) kedisiplinan mengajar

guru di MTs Fatahillah Beringin Semarang.

Tabel IIIDistribusi Frekuensi Skor Mean Kedisiplinan Mengajar Guru

di MTs Fatahillah Beringin SemarangF X Fx Mean

85 – 87 1 86 8682 – 84 5 83 41579 – 81 4 80 32076 – 78 4 77 30873 – 75 2 74 14870 – 72 1 71 71

M =NFx∑

=17

1348

= 79,2941

17 1348

d. Menentukan kualifikasi kedisiplinan mengajar guru dan dengan

menentukan kelas yang dikategorikan menjadi 3 yaitu : baik sekali,

baik dan cukup.

Tabel IV

Nilai Distribusi Kedisiplinan Mengajar Guru

di MTs Fatahillah Beringin Semarang

Interval f Prosentase Keterangan Kualitas

82 – 87 6 35,29% Baik Sekali

76 – 81 8 47,05% Baik Baik

70 – 75 3 17,64% Cukup

Dari tabel diatas dihasilkan nilai distribusi frekuensi

kedisiplinan mengajar guru yang telah dihitung meannya sebesar

79,2941. Maka dari itu terletak pada interval 76 – 81 yang

dikategorikan baik dan memperoleh prosentase sebesar 47,05% dari

jumlah responden.

Page 66: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

3. Data mengenai kualitas pembelajaran (Y)

Untuk mengetahui nilai kuantitatif kualitas pembelajaran dengan

menjumlahkan skor jawaban angket dari guru sesuai dengan frekuensi

jawaban. Dari hasil perhitungan data yang diperoleh, kemudian data

disajikan ke dalam tabel distribusi frekuensi. Adapun langkah-langkah

untuk membuat tabel distribusi frekuensi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Mencari nilai tertinggi (H) dan nilai terendah (L) dari data tersebut,

maka diketahui nilai tertinggi (H) adalah 93 dan nilai terendah (L)nya

adalah 80.

b. Menetapkan interval kelas dengan rumuskri =

Untuk menetapkan interval kelas harus melalui tahap sebagai

berikut :

1) Mencari banyaknya kelas interval dengan rumus K = 1 + 3.3 log N

maka akan diperoleh :

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 17

= 1 + 3,3 (1,230448921)

= 1 + 4,060481439

= 5,060481439 dibulatkan menjadi 5

2) Mencari range (R) dengan menggunakan rumus R = H-L maka

diperoleh :

R = H – L

= 93 – 80

= 13

3) Menentukan interval kelas (i) dengan rumusKRi = sehingga

diperoleh :

i =KR

=5

13

Page 67: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

= 2,6 dibulatkan menjadi 3

Maka diperoleh panjang kelas interval adalah 3 dan banyaknya

kelas interval adalah 5.

c. Menentukan mean nilai rata-rata (M) kualitas pembelajaran di MTs

Fatahillah Beringin Semarang

Tabel V

Distribusi Frekuensi Skor Mean Kualitas Pembelajaran

F X Fx Mean92 – 94 2 93 18689 – 91 4 90 36086 – 88 4 87 34883 – 85 5 84 42080 – 82 2 81 162

17 1476

M =NFx∑

=17

1476

= 86,8235

d. Menentukan kualifikasi kualitas pembelajaran di MTs Fatahillah

Beringin Semarang dengan menentukan interval kelas yang

dikategorikan menjadi 3 yaitu : baik sekali, baik dan cukup.

Tabel VI

Nilai Distribusi Kualitas Pembelajaran

di MTs Fatahillah Beringin Semarang

Interval f Prosentase Keterangan Kualitas

92 – 94 2 11,76% Baik Sekali

86 – 91 8 47,05% Baik Baik

80 – 85 7 41,17% Cukup

Dari tabel diatas dihasilkan nilai distribusi frekuensi kualitas

pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang yang telah

dihitung meannya 86,8235, maka nilai itu terletak pada interval 86 –

91 yang dikategorikan baik dan memperoleh prosentase sebesar

47,05% dari jumlah responden.

Page 68: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

C. Pengujian Hipotesis

Adanya analisis uji hipotesis dimaksudkan untuk mengolah data yang

terkumpul, baik dari data hasil penelitian kedisiplinan mengajar guru (X)

maupun kualitas pembelajaran (Y) dengan tujuan untuk membuktikannya

menggunakan regresi dengan skor mentah.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis uji hipotesis

adalah: 1) Mencari persamaan garis regresi, 2) Mencari korelasi antara kriteria

dan predictor, 3) Menguji korelasi melalui uji t, dan 4) Mengadakan

interpretasi terhadap korelasi dalam hal ini menguji signifikansi F regresi.

Sebelum sampai pada pengumpulan data terlebih dahulu akan

dikemukakan data tentang hasil penelitian kedisiplinan mengajar guru dan

kualitas pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang yang disajikan

dalam tabel.

Tabel VII

Tabel Kerja Koefisien Korelasi Kedisiplinan Mengajar Guru

dan Kualitas Pembelajaran

No X Y X 2 Y 2 XY1 2 3 4 5 61 83 93 6889 8649 77192 75 86 5625 7396 64503 70 83 4900 6889 58104 83 89 6889 7921 73875 80 85 6400 7225 68006 84 88 7056 7744 73927 79 91 6241 8281 71898 73 85 5329 7225 62059 84 91 7056 8281 764410 84 83 7056 6889 697211 77 80 5929 6400 616012 81 89 6561 7921 720913 86 92 7396 8464 791214 79 85 6241 7225 671515 76 81 5776 6561 615616 78 88 6084 7744 686417 77 87 5929 7569 6699Σ 1349 1476 107357 128384 117283

Page 69: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

Dari tabel 7 dapat diketahui:

N = 17

∑ X = 1349

∑Y = 1476

2∑ X = 107357

2∑Y = 128384

Selanjutnya data-data yang telah dianalisis uji hipotesisnya.

1. Mencari persamaan regresi xbay +=

Persamaan garis regresi dicari melalui beberapa tahap, yaitu:

mencari skor analisis, mencari koefisiensi regresi (b) dan bilangan

konstanta (a).

a. Mencari skor deviasi

2∑ x =( )

NX

X2

2 ∑∑ −

= ( )17

13491073572

=17

1819801107357 −

= 107357 – 107047,12

= 309,8824

2∑ y =

( )NY

Y2

2 ∑∑ −

= ( )17

14761283842

=17

2178576128384 −

= 128384 – 128151,53

= 232,47

Page 70: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

∑ xy =

( )( )N

YXXY ∑∑∑ −

= ( )( )17

14761349117283−

=17

1991124117283−

= 117283 – 117124,94

= 158,06

b. Mencari koefisien regresi (b) dan bilangan konstanta (a)

∑∑= 2x

xyb

8824,30906,158

=

= 0,51

xb-ya =

Nx

f ∑==

171349

=

= 79,35294

Ny

y ∑=

171476

=

= 86,82352

xb-ya =

= 86,82352 – (0,51)(79,35294)

= 86,82352 – 40,4699

= 46,353

Page 71: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

Jadi persamaan garis regresinya adalah:

bxay +=

= 46,353 + 0,51x

2. Mencari korelasi antara Kriterium dan predictor

( )( )∑∑∑=

22xyx

xyr

y

( )( )47,2328824,30906,158

=

=36,72038

06,158

=40,26806,158

= 0,58

3. Menguji korelasi melalui uji dengan rumus2t

12-nrt

r−= , maka diperoleh:

7615,011558,0t h

−=

( )4883,0

87,358,0=

4883,02446,2

=

= 4,596

Setelah diadakan uji hipotesis melalui t hitung sebagaimana diatas,

maka hasil yang diperoleh kemudian di konsultasikan pada t tabel.

Diketahui bahwa t hitung (th) = 4,596 > tt (0.05) = 2,110 dan tt (0.01) =

2,898 sehingga pengaruh kedisiplinan mengajar guru signifikan.

4. Mencari signifikansi persamaan regresi dengan F regresi dengan rumus

res

regreg Rk

RkF = , dengan keterangan Freg adalah harga F regresi, Rkreg adalah

Page 72: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

rerata kuadrat garis regresi dan Rkres adalah rerata kuadrat garis residu.

Sedangkan untuk menghitung dengan langkah-langkah dibawah ini, yang

telah diketahui ;

Σxy = 158,06

Σx2 = 309,8824

Σy2 = 232,47

reg

regreg db

JkRk =

( )309,8824158,06 2

=

309,882424982,96

=

= 80,62

1db =

reg

regreg db

JkRk =

180,62

=

= 80,62

res

resres db

JkRk =

( )∑ ∑

∑−= 2

2

2res x

xyyJk

( )309,8824158,0647,232

2

−=

309,882496,2498247,232 −=

= 232,47 – 80,6207

= 151,8673

Page 73: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

2-Ndb =

= 17 – 2

= 15

res

resres db

JkRk =

15151,8673

=

= 10,1244

res

regreg Rk

RkF =

10,124480,62

=

= 7,96

Jadi Freg = 7,96

Tabel VIII

Ringkasan Hasil Analisa Regresi

F tSumber

Variasidb Jk Rk f

5 % 1 %

Regresi 1 80,62 80,62 7,86 4,45 8,40

Residu 15 151,87 10,12

Jumlah 16 232,49

Setelah diadakan analisis hipotesis, maka hasil yang diperoleh

kemudian dikonsultasikan dengan tabel Ft (0.05) dan ft (0.01), maka dapat

disimpulkan jika Freg > ft (0.05) dan ft (0.01) berarti signifikan, tetapi jika Freg < ft

(0.05) dan ft (0.01) berarti tidak signifikan. Dari hasil uji diperoleh Freg, 7,96

kemudian dikonsultasikan tabel Ft (0.05) = 4,45 dan ft (0.01) = 8,40, sehingga

diperoleh Freg = 7,86 > ft (0.05) ) = 4,45.

Dengan demikian, menunjukkan adanya pengaruh positif dari

kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas pembelajaran di MTs Fatahillah

Bringin Semarang.

Page 74: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, data mengenai kedisiplinan mengajar

guru tergolong baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata (mean)

kedisiplinan mengajar guru di MTs Fatahillah Beringin Semarang adalah

79,2941 yang terletak pada interval 76 – 81 dengan prosentase 47,05% dari

jumlah responden.

Sedangkan data mengenai kualitas pembelajaran juga tergolong baik.

Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata (mean) kualitas pembelajaran guru

di MTs Fatahillah Beringin Semarang adalah 86,8235 yang terletak pada

interval 86 – 91 dengan prosentase 47,05% dari jumlah responden.

Hasil hipotesis dengan uji koefisien variabel menunjukkan adanya

pengaruh positif dari kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas

pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang. Penelitian ini

ditunjukkan oleh harga Freg = 7,96 yang telah dikonsultasikan dengan tabel

pada signifikan 5% hasilnya adalah signifikan yaitu Freg = 7,96 > Ft (0,05%)

= 4,45.

Sedangkan hasil hipotesis dengan uji konstanta menunjukkan adanya

pengaruh positif dari kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas

pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang. Hal ini ditunjukkan oleh

persamaan garis regresinya yaitu Y = 46,353 + 0,51x. Sehingga setelah

diadakan uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi diketahui adanya

pengaruh positif dari kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas

pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang.

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam pembuatan skripsi ini, peneliti tidak banyak kendala, meskipun

ada kendala itu hanya berskala kecil diantaranya:

1. Penelitian ini dilakukan di MTs Fatahillah Beringin Semarang khusus guru

yang berjumlah 17 orang, karena jumlah guru adalah 17 maka peneliti

mengambil semua guru untuk menjadi responden.

Page 75: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

2. Keterbatasan biaya, biaya juga merupakan faktor penting dalam penelitian,

tetapi bukan berarti menjadi penghambat dalam melaksanakan penelitian.

Peneliti menyadari bahwa dengan biaya yang minim penelitian akan

mengalami kendala.

Page 76: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

BAB V

SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan kajian teoritis dan penelitian yang telah penulis

laksanakan dalam rangka pembahasan skripsi yang berjudul “Pengaruh

kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas pembelajaran di MTs

Fatahillah Beringin Semarang , maka penulis perlu menekankan pada

kesimpulan skripsi ini.

Berdasarkan data hasil penelitian, data mengenai kedisiplinan

mengajar guru tergolong baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata

(mean) kedisiplinan mengajar guru di MTs Fatahillah Beringin Semarang

adalah 79,2941 yang terletak pada interval 76 – 81 dengan prosentase 47,05%

dari jumlah responden.

Sedangkan data mengenai kualitas pembelajaran juga tergolong baik.

Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata (mean) kualitas pembelajaran guru

di MTs Fatahillah Beringin Semarang adalah 86,8235 yang terletak pada

interval 86 – 91 dengan prosentase 47,05% dari jumlah responden.

Hasil hipotesis dengan uji koefisien variabel menunjukkan adanya

pengaruh positif dari kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas

pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang. Penelitian ini

ditunjukkan oleh harga Freg = 7,96 yang telah dikonsultasikan dengan tabel

pada signifikan 5% hasilnya adalah signifikan yaitu Freg = 7,96 > Ft (0,05%)

= 4,45.

Sedangkan hasil hipotesis dengan uji konstanta menunjukkan adanya

pengaruh positif dari kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas

pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang. Hal ini ditunjukkan oleh

persamaan garis regresinya yaitu Y = 46,353 + 0,51x. Sehingga setelah

diadakan uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi diketahui adanya

pengaruh positif dari kedisiplinan mengajar guru terhadap kualitas

pembelajaran di MTs Fatahillah Beringin Semarang.

Page 77: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

B. Saran-saran

Bertolak dari hasil penelitian ini penulis kiranya dapat mengemukakan

saran-saran sebagai berikut:

1. Hendaknya para guru agar lebih disiplin dalam mengajar, sehingga cita-

cita yang telah dirumuskan oleh sekolah akan tercapai di masa mendatang.

Dalam hal ini ketaatan terhadap peraturan, kerajinan mengajar, keaktifan

mengajar dan ketepatan waktu sangat menentukan perilaku disiplin.

2. Bagi para guru, walaupun sudah menjadi kebiasaan seorang guru mengajar

setiap harinya, namun perlu kiranya ditingkatkan lagi kualitas

pembelajarannya dengan selalu bertumpu pada kualitas prilaku

pembelajaran pendidik, media pembelajaran, iklim pembelajaran dan

materi pembelajaran.

C. Penutup

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan hanya kepada Allah SWT,

Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan iman, ilmu dan kekuatan,

sehingga penulisan skripsi yang sederhana ini dapat penulis selesaikan.

Kami tahu dan yakin bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Di

dalamnya terdapat kelemahan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran

dari semua pihak, terutama pecinta ilmu pengetahuan, sangatlah kami

harapkan demi kesempurnaan tulisan ini. Harapan yang tidak terlalu jauh

adalah manakala tulisan ini menjadi amal saleh dan bermanfaat bagi kita

semua.

Page 78: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Islam sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media,1992.

Ali, Muhammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, t.th.

Al-Rasyid dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis,Teoritis dan Praktis, Jakarta: Ciputat Press, 2002.

Anoraga, Pandji, Psikologi Kerja, Jakarta: Rineka Cipta, 1998, Cet. Ke-2.

Anwar, Moch. Idochi, Administrasi Pendidikan dan Manajemen BiayaPendidikan (Teori, Konsep dan Isu), Bandung: Alfabeta, 2004.

Arikunto, Suharsimi, Manajemen Pengajaran secara Manusiawi, Jakarta: RinekaCipta, 1993.

_______, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,2006, ed. Revisi VI.

Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Perss, 2009.

Arundawati, Anike Erlina, dan Hasbullah Huda, Beberapa AlternatifPembelajaran di Sekolah, Malang: Bayu Media, 2003.

Asnawir, M. Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press,2002.

Aziz, Sholih Abdul, dan Abdul Aziz Majid, At-Tarbiyyah wa Turuq At-Tadris,Mesir: Darul Ma’arif, 1968, juz 1.

Bafadal, Ibrahim, Supervisi Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 1992.

Basri, Cik Hasan, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan PenulisanSkripsi (Bidang Ilmu Agama Islam), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2001.

Crow, L., dan A. Crow, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Nurcahaya, 1989.

_______, Human Development and Learning, New York: American BookCompany, t.th.

Damapoli, Mujahid, “Potret Guru Agama yang Profesional (Suatu Harapan MasaDepan)”, Irfani, 2, 1, Juni, 2006.

Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta: Depag RI, 1982.

_______, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Dirjen Binbaga, 2001.

Page 79: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Cet.Ke-2.

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif, Jakarta:Rineka Cipta, 2000.

_______, Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002, Cet. 1.

Drost, J., Dari KBK Sampai MBS, Jakarta: Kompas, 2005.

Gunarsa, Singgih D., dan Yulia Singgih D. Gunarsa, Psikologi Praktis Anak,Remaja, dan Keluarga, Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1995.

Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi, 2004.

Hajar, Ibnu, Dasar- dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.

Hajibuan, JJ, & Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 1992.

Hamalik, Oemar, Evaluasi Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993.

_______, Psikologi Manajemen Penuntun Bagi Pemimpin, Bandung: TrigendaKarya, 1993.

Harsojo, Pengantar Antropologi, Jakarta : PT. Bina Cipta, tt.

Hasan, Iqbal, Analisis Data Penelitian dengan Data Statistik, Jakarta: PT. BumiAksara,2004, Cet,1.

Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: BumiAksara, 2006, Cet. VIII.

http://nasyahidah.multiply.com/journal/item/4, diakses tanggal 16 November2009.

http://one.indoskripsi.com/node/10456, diakses tanggal 7 November 2009.

http://pengawasgk.wordpress.com/2010/02/15/, diakses tanggal 15 November2009.

http://smileboys.blogspot.com/2008/07/pengertian-kualitas.html, diakses tanggal16 November 2009.

Hurlock, Elizabeth B., Perkembangan Anak Child Development terj. MedMeitasari Tjandrasa. Jakarta : Erlangga, 1978.

Idi, Abdullah, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik, Jakarta: Gaya mediaPratama, 1999.

Page 80: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

Idris, Zahara, Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT. GramediaWidiasarana Indonesia, 1992.

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang:RaSAIL Media Group, 2008.

Khotimah, Khusnul, (3101401) tentang “Studi Tentang ImplementasiPembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) PadaMata Pelajaran PAI di SD 02 Mertoyudan Magelang.” Skripsi, Semarang:Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007.

Langgulung, Hasan, Manusia Dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi, FilsafatDan Pendidikan. Jakarta : PT al-Husna Zikra, cet ke-3, 1995.

Lindgren, Herry Clay, Education Psychology in The Classroom, New York: JohnWiley & Sons INC., 1972.

Margono, Metodologi Penelitian, Jakarta: Asvi Mahastya, 2001.

Moeliono, Anton W., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1993.

_______, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi,Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.

_______, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif danMenyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, Cet. 7.

Naim, Ngainun, dan Ahmad Patoni, Desain Pembelajaran PAl, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2007.

Nasution, S., Kurikulum dan Pengajaran, Bandung: Bina Aksara, 1982.

_______, Sosiologi Pendidikan, Bandung: Bumi Aksara, 1995.

Nata, Abuddin, Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia,Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada, 2005.

_______, Paradigma Pendidikan Islam, Jakarta: Grasindo, 2001.

Nawawi, Hadari, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai LembagaPendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1983.

Nurdin, Syafruddin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Ciputat:Quantum Teaching, 2005, cet. ke-III.

Nurkholis MM, Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta: Grasindo, 2003.

Prijodarminto, Soegeng, Disiplin Kiat Menuju Sukses, Jakarta: Pradnya Paramida,1994, Cet. 4.

Page 81: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

Pullias, Earl V., and James D. Young, Teacher is Many Things, USA: Fawcelt,1968.

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2007.

Rusn, Abidin Ibnu, Pemikiran Al-Ghazali tentang Pendidikan, Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset, 1998.

Sahertian, Piet A., Profil Pendidik Profesional, Yogyakarta: Andi Offset, 1994.

_______, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Surabaya: UsahaNasional, 1994.

Sardiman, AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: CV Rajawali,1990, cet. 3.

Sastropoetro, R.A. Santoso, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalamPembangunan Nasional, Bandung: Penerbit Alumni, 1988.

Schaefer, Charles, Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplinkan Anak, Jakarta:Mitra Utama, 1994.

Sinungan, Muchdarsyah, Produktivitas, Apa dan Bagaimana, Jakarta: BumiAksara, 2005.

Sisdiknas, Undang-Undang Guru dan Dosen, Bandung: Citra Umbara, 2006.

Siswoyo, Dwi, dkk., Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: UNY Press, 2008.

Sobur, Alex, Pendidikan Rumah Tangga, Bandung : Angkasa, 1991.

Soenarjo, Al-Quran dan Terjemahnya, Jakarta: Departemen Agama RI, 1997.

Sudjana, Nana, Ahmad Rivai, Media Pengajaran, Bandung: CV. Sinar Baru,1992.

_______, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar BaruAlgensindo, 1995.

Sukardi, Dewa Ketut, Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah, Jakarta : CV. GhaliaIndonesia, 1994.

Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Prakteknya, Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2003, Cet. 1.

Sukmadinata, Nana Syaodi,h Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 1.

Surya, Muhammad, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Jakarta: MahaPutra Aditya, 2003.

Page 82: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung:Remaja Rosdkarya, 2000.

Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: RemajaRosdakarya, 2002.

Tamin, Feisal, Reformasi Birokrasi, Analisis Pendayagunaan Aparatur Negara,Jakarta: Belantika, 2004.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan, Pengelolaan Pendidikan, Jakarta: JurusanAdministrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas PendidikanIndonesia, 2003.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka, 2005.

Tim Redaksi Ma’arif Pers, Kompilasi Kebijakan Pendidikan Nasional, Semarang:PW LP M3’arif NU Jawa Tengah, 2006.

Tu’u, Tulus, Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: Grasindo, 2004.

Uno, Hamzah B., Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajaryang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Usman, M. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,20060.

Usman, M. Uzer, dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan BelajarMengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993, Cet. 1.

Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta: Andi Offset,1995, Cet 3.

Yamin, Martinis, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: GaungPersada Press, 2006, cet.-I.

Yusuf, Tabrani, dkk., Pendidikan Agama Islam, Jilid 3, Bandung: Angkasa, 1996.

Page 83: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

ANGKET KEDISIPLINAN BELAJAR BAPAK/IBU GURU

Petunjuk Umum

1. Bacalah dengan teliti pertanyaan berikut ini kemudian pilihlah salah satu

jawaban yang tepat dengan memberi tanda (X) pada jawaban a, b, c, d atau e

2. Tujuan angket ini untuk mengetahui kedisiplinan belajar Bapak/Ibu guru.

3. Kejujuran sangat membantu dalam penelitian ini. Atas kesediaannya

diucapkan terima kasih.

NAMA :................................................

GURU MATA AJAR :.................................................

1. Apakah Bapak/Ibu guru datang ke sekolah tepat pada waktunya?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

2. Apakah Bapak/Ibu guru minta izin kalau tidak bisa masuk sekolah?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

3. Apakah Bapak/Ibu guru memakai seragam lengkap setiap masuk sekolah?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

4. Apakah Bapak/Ibu guru mengikuti upacara dengan tertib dan hikmat?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

5. Apabila siswa belum paham materi pembelajaran apakah Bapak/Ibu guru

memberikan kesempatan siswa untuk bertanya?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

Page 84: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

6. Apabila waktu istirahat apakah Bapak/Ibu guru keluar lingkungan sekolah?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

7. Berkenaan pembelajaran di kelas apakah Bapak/Ibu guru hadir tepat waktu?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

8. Apabila Bapak/Ibu guru kesulitan menerangkan materi pembelajaran apakah

berkonsultasi dengan guru-guru lain?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

9. Apakah Bapak/Ibu guru mempelajari materi terlebih dahulu sebelum

di ajarkan ke siswa?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

10. Jika Bapak/Ibu guru tidak bisa datang ke sekolah apakah memberi tugas

tambahan siswa?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

11. Jika Bapak/Ibu guru berangkat ke sekolah dan ternyata terlambat, apakah

Bapak/Ibu guru berusaha untuk tidak terlambat lagi?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

12. Apakah Bapak/Ibu guru mengadakan tes siswa sesuai kalender sekolah?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

13. Apakah Bapak/Ibu guru mempelajari kembali materi yang telah diajarkan?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

Page 85: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

14. Selesai ulangan harian apakah Bapak/Ibu guru mendiskusikan dengan guru-

guru lain tentang soal yang tidak bisa dikerjakan siswa?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

15. Ketika proses pembelajaran telah selesai apakah Bapak/Ibu guru langsung

pulang ke rumah?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

16. Apakah Bapak/Ibu guru membuat jadwal belajar?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

17. Apakah Bapak/Ibu guru tetap belajar setiap hari meskipun tidak ada jam

mengajar?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

18. Jika mengerjakan tugas apakah Bapak/Ibu guru mengerjakan tepat waktu yang

telah ditetapkan?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

19. Apakah Bapak/Ibu guru malas dalam melaksanakan proses pembelajaran di

sekolah?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

20. Apabila mengevaluasi hasil kerja siswa apakah Bapak/Ibu guru mengevaluasi

melalui kunci jawaban?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

Page 86: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

ANGKET KUALITAS PEMBELAJARAN BAPAK/IBU GURU

Petunjuk Umum

1. Bacalah dengan teliti pertanyaan berikut ini kemudian pilihlah salah satu

jawaban yang tepat dengan memberi tanda (X) pada jawaban a, b, c, d atau e.

2. Tujuan angket ini untuk mengetahui kualitas pembelajaran Bapak/Ibu guru.

3. Kejujuran sangat membantu dalam penelitian ini. Atas kesediaannya

diucapkan terima kasih.

NAMA :................................................

GURU MATA AJAR :.................................................

1. Apakah Bapak/Ibu guru membangun persepsi dan sikap positif siswa terhadap

pembelajaran dan profesi pendidik?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

2. Apakah Bapak/Ibu guru mengemas dan menyajikan materi sesuai kebutuhan

siswa?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

3. Apakah Bapak/Ibu guru memahami keunikan setiap siswa dengan segenap

kelebihan, kekurangan, dan kebutuhannya?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

4. Apakah Bapak/Ibu guru menguasai pengelolaan pembelajaran yang mendidik

berorientasi pada siswa untuk membentuk kompetensi siswa sesuai dengan

tujuan pembelajaran?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

Page 87: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

5. Apakah Bapak/Ibu guru mengembangkan kepribadian dan keprofesionalan

sebagai kemampuan untuk dapat mengetahui, mengukur, dan mengembangkan

kemampuannya secara mandiri?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

6. Apakah materi yang diberikan kepada siswa sesuai dengan tujuan dan

kompetensi yang harus dikuasai siswa?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

7. Apakah ada keseimbangan antara keluasan dan kedalaman materi dengan

waktu yang tersedia?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

8. Apakah materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa sistematis dan

kontekstual?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

9. Apakah materi yang diberikan kepada siswa dapat menampung partisipasi

aktif siswa dalam pembelajaran semaksimal mungkin?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

10. Apakah materi pembelajaran memenuhi kriteria filosofis, profesional, psiko-

pedagogis, dan praktis?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

11. Apakah Bapak/Ibu guru menggunakan LCD ketika menerangkan materi

pembelajaran?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

Page 88: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

12. Apakah Bapak/Ibu guru memberikan PR kepada siswa untuk memperkaya

materi pembelajaran melalui penjelajahan internet?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

13. Apakah Bapak/Ibu guru memperkaya referensi materi pembelajaran dengan

buku-buku lain yang relevan di setiap pengajaran?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

14. Apakah sambungan internet di sekolah bisa diakses guru untuk

memperlengkap materi pembelajaran?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

15. Apakah Bapak/Ibu guru dalam melaksanakan pembelajaran memanfaatkan

lingkungan di sekitar sekolah?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

16. Apakah suasana kelas berjalan kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya

kegiatan pembelajaran yang menarik, menantang, menyenangkan dan

bermakna bagi siswa?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

17. Apakah Bapak/Ibu guru memberi keteladanan kepada siswa dengan perilaku

sesuai dengan materi yang diajarkan?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

18. Apakah Bapak/Ibu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan minat dan bakat siswa?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

Page 89: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

19. Apakah Bapak/Ibu guru merubah setting kelas untuk memudahkan siswa

memahami materi ajar?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

20. Apakah kondisi kelas dijaga kebersihannya guna memperlancar proses

pembelajaran?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Kadang-

kadang

d. Pernah

e. Tidak pernah

Page 90: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

DOKUMENTASI

Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bapak Imam Murtasih, SHI

Suasana pembelajaran di Lab. Komputer

Page 91: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

Suasana pembelajaran di kelas

Suasana praktikum

Suasana belajar kelompok

Page 92: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

Gedung MTs Fatahillah Bringin Ngaliyan Semarang

Page 93: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

PEDOMAN WAWANCARA

Dengan Kepala Sekolah MTs Fatahillah Bringin Semarang

1. Kapan berdirinya MTs Fatahillah Bringin Semarang?

2. Siapa pendiri MTs Fatahillah Bringin Semarang?

3. Bagaimana sejarah berdirinya MTs Fatahillah Bringin Semarang?

4. Bagaimana struktur organisasi MTs Fatahillah Bringin Semarang?

5. Berapa jumlah guru MTs Fatahillah Bringin Semarang?

6. Berapa jumlah siswa MTs Fatahillah Bringin Semarang tahun ajaran

2009/2010?

Page 94: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

HASIL WAWANCARA

1. Kapan berdirinya MTs Fatahillah Bringin Semarang?MTs Fatahillah Bringin Semarang berdiri pada tahun 1984.

2. Siapa pendiri MTs Fatahillah Bringin Semarang?Para pendiri MTs Fatahillah Bringin Semarang adalah Bapak Nashori, S.Pd.I.,Bapak Nur Cholis, S.Pd.I., Bapak Abdul Djalal, Bapak Ahmad Munaji, BapakSualim.

3. Di mana letak geografis MTs Fatahillah Bringin Semarang?• Sebelah barat berbatasan dengan tanah Pemkot• Sebelah utara berbatasan dengan SD Bringin 2• Sebelah timur berbatasan dengan Jl. Faletehan• Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Bringin

4. Bagaimana struktur organisasi MTs Fatahillah Bringin Semarang?

Yayasan Miftahul Huda Beringin

Kepala MadrasahH. Lukmanul Amin, Lc, M.Si

Komite

Tata UsahaPuput, S.Psi

Humas / SaprasSlamet Santoso, S.Si

KurikulumAbdul Rahim, S.Ag

KesiswaanImam Murtasih, SHI

BP/BKImam Murtasih, SHI

PustakawanZainul Muttaqin, S.Ag

Lab KomputerImam Murtasih, SHI

Lab IPASlamet Santoso, S.Si

Wali Kelas 7AHenny M., S.Pd

Wali Kelas 7BLuluk, S.Pd.I

Wali Kelas 8AGhomroni, S.Ag

Wali Kelas 8BZainul M., S.Ag

Wali Kelas 9ANur Cholis, S.Pd.I

Wali Kelas 9BM. Multazam, S.Pd.I

Siswa

Page 95: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-asrori... · informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai

5. Berapa jumlah guru MTs Fatahillah Bringin Semarang?Jumlah guru MTs Fatahillah Bringin Semarang sebanyak 17 orang.

6. Berapa jumlah siswa MTs Fatahillah Bringin Semarang tahun ajaran2009/2010?Jumlah siswa MTs Fatahillah Bringin Semarang tahun ajaran 2009/2010adalah sebagai berikut:a. Kelas I A = 31b. Kelas I B = 30c. Kelas II A = 33d. Kelas II B = 36e. Kelas III A = 25f. Kelas III B = 26 +Jumlah keseluruhan = 181 siswa