perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS KEMITRAAN DALAM PEMBENIHAN JAGUNG HIBRIDA PADA PT BISI INTERNATIONAL Tbk DI KABUPATEN KEDIRI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Oleh: EKA KARTIKA NURYANA DEWI H1306009 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
79
Embed
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2010/Analisis... · jagung bersari bebas. Secara umum, varietas hibrida lebih seragam dan mampu ... memberikan sarana produksi pertanian
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS KEMITRAAN DALAM PEMBENIHAN JAGUNG HIBRIDA
PADA PT BISI INTERNATIONAL Tbk
DI KABUPATEN KEDIRI
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat Sarjana
Pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Oleh:
EKA KARTIKA NURYANA DEWI
H1306009
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ANALISIS KEMITRAAN DALAM PEMBENIHAN JAGUNG HIBRIDA
PADA PT BISI INTERNATIONAL Tbk
DI KABUPATEN KEDIRI
Yang dipersiapkan dan disusun oleh
Eka Kartika Nuryana Dewi
H 1306009
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tanggal 22 Oktober 2010
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Ketua
Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si NIP. 196710121993021001
Anggota I
Nuning Setyowati, SP. MSc NIP. 198203252005012001
Anggota II
Ir. Agustono. MSi NIP. 196408011990031004
Surakarta, Oktober 2010
Mengetahui,
Universitas Sebelas Maret
Fakultas Pertanian
Dekan
Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, M.S
NIP. 19551217 198203 1 003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah
memberikan kita segalaragam keindahan ciptaan-Nya, meniupkan kesejukan
dalam naungan hidup serta melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
akhirnya karya ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa terlimpah
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, para keluarga, sahabat, dan
orang-orang yang senantiasa berjuang di jalan-Nya
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Penyusunan skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dan
dukungan yang tak ternilai harganya dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian UNS.
2. Ir. Agustono, MSi selaku Ketua Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi
Pertanian/Agrobisnis dan selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan-masukan demi perbaikan skripsi ini.
3. Ibu Ir. Sugiharti Mulya H., MP selaku selaku Ketua Komisi Sarjana
Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian /Agrobisnis.
4. Bapak Dr. Ir. Mohd Harisudin, MSi selaku dosen Pembimbing Utama Skripsi
atas segala bimbingan, keramahtamahan, nasehat, dan dukungannya baik
dalam penyusunan skripsi maupun diluar masalah akademis.
5. Ibu Nuning Setyowati, SP. MSc selaku dosen Pembimbing Pendamping
Skripsi atas segala bimbingan, keramahtamahan, nasehat, dan dukungannya
baik dalam penyusunan skripsi maupun diluar masalah akademis.
6. Bapak Almarhum Ir. Ropingi, MSi selaku dosen Pembimbing Akademik atas
masukan, nasehat serta bimbingannya selama penulis menuntut ilmu di
fakultas pertanian.
7. PT Bisi International Tbk terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada
saya untuk bisa melaksanakan penelitian disana dan belajar banyak hal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
8. Ibuku yang telah ikhlas membiarkan aku meringkuk di dalam rahimnya dan
dengan selemah-lemahnya meneteskan darah dan mencucurkan air mata
kebahagiaan melahirkan aku yang tidak akan dapat membalas kasih
sayangnya. Ibuku yang telah menyenandungkan do’a-do’a dan harapan dalam
sujudnya. Terima kasih atas segalanya yang kau berikan kepada ku.
9. Bapak yang selalu menemaniku dan mengantarkan aku selama penelitian,
selalu menunggu ku dengan penuh kesabaran. Terima kasih atas segalanya kau
berikan kepada ku.
10. Adik-adikku : Insan, Dita dan Dani’ makasih atas semangat dan do’anya.
Makasih atas candaannya yang selalu membuat aku tersenyum.
11. Mas Bintar terimakasih atas do’a, dukungan dan semangatnya dalam
Agung, Reza, Tejo, Joseph terima kasih atas do’a dan dukungan kalian selama
ini dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini serta canda tawa yang
hangat dan menyenangkan.
13. Untuk teman-teman Non Reguler 2006 terima kasih atas do’a, dukungan,
semangat serta canda tawa selama ini.
‘Tak ada gading yang tak retak’ dan penulis menyadari bahwa laporan
skripsi ini pastilah tidak sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan
masukan yang konstruktif. Sebagai penutup semoga laporan skripsi ini tetap dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Surakarta, Oktober 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... x
RINGKASAN .......................................................................................... xi
SUMMARY ............................................................................................. xii
I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Perumusan Masalah .................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4 D. Kegunaan Penelitian ................................................................... 5
II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 6
A. Hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 6 B. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7
C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ......................................... 21 D. Asumsi ........................................................................................ 24 E. Pembatasan Masalah ................................................................... 24 F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel ............ 24
III. METODE PENELITIAN ................................................................ 25
A. Metode Dasar Penelitian ............................................................. 25 B. Metode Penentuan Lokasi ............................................................ 25
1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ...................................... 25 2. Metode Penentuan Sampel ...................................................... 27
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 29 D. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 30 E. Metode Analisis Data .................................................................. 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN ................................ 32
A. Profil PT Bisi International Tbk ................................................. 32 B. Deskripsi Daerah Penelitian ......................................................... 34
1. Keadaan Geografi dan Administrasi ....................................... 34 2. Topografi Wilayah .................................................................. 34 3. Luas Penggunaan Lahan ......................................................... 34 4. Keadaan Pertanian ................................................................... 36 5. Keadaan Sosial Kependudukan dan Tenaga Kerja .................. 37
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 42
A. Alasan Keikutsertaan Petani Responden Dalam Sistem Kemitraan dengan PT Bisi International Tbk .............................. 46
1. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Usia ................. 43 2. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan yang Ditempuh ..................................................... 44 3. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Pekerjaan ......... 44
B. Kondisi Sistem Kemitraan ........................................................... 45 1. Mekanisme Pelaksanaan Sistem Kemitraan ............................ 45 2. Jenis Sistem Kemitraan .......................................................... 46
D. Analisis Faktor Internal dan Eksternal ......................................... 62 E. Analisis Penentuan Posisi dan Strategi Sistem Kemitraan .......... 65
F. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 73
A. Kesimpulan ................................................................................. 73 B. Saran ........................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 75
gambut yang telah diperbaiki, atau lahan basah bekas menanam
padi.
Tanaman jagung toleran dengan pH tanah 5, 5-7, 0 tetapi
nilai yang paling cocok adalah 6,8. Tanah lahan yang pH-nya
terlalu rendah atau asam bisa dinaikkan dengan menabur
kapur/dolomit. Agar lebih efisien, pengaplikasiannya dilakukan
bersamaan dengan pengolahan lahan. Setelah penaburan, lahan
dicangkul dan disiram agar kapur tercampur merata. Banyaknya
kapur yang diberikan tergantung pada nilai pH awal lahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
b. Pengolahan lahan
a) Pembersihan gulma
Sebelum ditanami jagung, lahan tanam dibersihkan dari
gulma dan tanaman liar. Gulma seperti alang-alang, rumput
teki, semak, dan pohon perdu, disiangi beserta dengan akar-
akarnya. Gulma ini kemudian dibakar dan abunya ditaburkan
ke lahan sebagai kompos untuk menambah kesuburan tanah.
b) Pencangkulan
Pencangkulan lahan dilakukan dengan memindahkan
tanah bagian bawah sedalam 15-20 cm ke atas permukaan
lahan. Selain untuk menyeimbangkan ketersediaan unsur hara
antara bagian bawah dan atas lahan, pencangkulan juga
bertujuan membuat tanah lahan lebih remah dan gembur.
c) Pembuatan bedengan
Pembuatan bedengan untuk lokasi penanaman benih
banyak dilakukan di dataran rendah pada lahan kering, lahan
bekas sawah, atau lahan tadah hujan. Bedengan dibuat selebar
70-100 cm, dan tingginya 10-20 cm. panjangnya disesuaikan
dengan kondisi dan kontur lahan. Di daerah yang kering,
tinggi bedengan sebaiknya dibuat agak rendah untuk
memudahkan penyiraman karena jika terlalu tinggi
membutuhkan banyak air saat penyiraman.
Di antara bedengan dibuat parit selebar 10-30 cm yang
berfungsi untuk mengatur keluar masuknya air di bedengan
agar akar jagung tidak tergenang. Untuk mencegah atau
membunuh hama pada bedengan, taburkan secara merata
insektisida Furadan 3G dengan dosis 10-20 kg/hekter lahan.
d) Pemupukan
Pemupukan bertujuan meningkatkan kandungan unsur
hara di lahan tanam. Pupuk yang digunakan adalah pupuk
kandang, baik kotoran sapi, kambing, maupun ayam. Pupuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
yang diberikan harus matang, yakni kering, tidak berbau, dan
teksturnya remah dan gembur. Pemberian pupuk yang belum
matang membuat kondisi lahan menjadi panas dan bisa
mengakibatkan kematian pada benih jagung yang ditanam.
2. Persiapan benih
Benih jagung hibrida dibuat dengan menyilangkan biji galur
murni (FO) dari dua induk yang sudah diseleksi sifat unggulnya.
Pembuatan benih jagung hibrida dilakukan di laboratorium dengan
peralatan dan tenaga ahli yang berpengalaman.
Keunggulan tanaman jagung yang berasal dari benih hibrida
antara lain tahan serangan hama dan penyakit, lebih cepat panen,
produksi tinggi, serta sangat toleran dengan berbagai jenis dan
ketinggian lahan.
3. Penanaman
Sebelum ditanam, benih direndam terlebih dahulu selama 30
menit di dalam air yang telah dicampur insektisida. Setelah itu,
ditiriskan dan diberi fungisida berbentuk tepung. Kedua perlakuan
ini bertujuan menghindarkan kemungkinan benih terserang hama
dan jamur.
Benih ditanam pada pagi atau sore hari saat sinar matahari
tidak begitu terik. Rata-rata, karena daya tumbuhnya tinggi, untuk
semua varietas jagung hibrida hanya memerlukan satu butir untuk
satu lubang tanam. Pemupukan awal berupa urea, TSP, dan KCL.
Pemberian pupuk dosisnya 3-4,5 gram/lubang.
4. Perawatan
a) Penyulaman benih dilakukan satu minggu setelah tanam. Jika
ada benih yang tidak tumbuh, mati, atau tanaman muda
terserang penyakit segera lakukan penyulaman yakni
penanaman benih kembali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b) Penyiangan gulma
c) Pemberian pupuk lanjutan dilakukan umur 15-30 hari setelah
tanam. Pupuk yang diberikan antara lain pupuk urea, pupuk
cair dan pupuk daun.
d) Pengairan dilakukan dengan sistem leb, yakni mengalirkan air
ke parit hingga meresap ke seluruh bagian bedengan.
5. Panen dan Pascapanen
a) Waktu panen
Umur panen buah jagung hibrida tergantung pada jenis dan
varietasnya. Namun, ada beberapa ciri khusus yang
menandakan jagung sudah siap dipanen. Salah satunya adalah
kelobotnya sudah berwarna putih kecoklatan dan tidak
meninggalkan bekas apabila bijinya ditekan menggunakan
kuku.
b) Penjemuran
Jagung tongkolan yang sudah dipanen perlu dijemur kembali
untuk mengantisipasi adanya biji yang belum kering. Caranya
bisa dilakukan dengan menghambarkannya di atas terpal,
anyaman bambu, atau ditempat penjemuran khusus yang sudah
di semen. Selama proses penjemuran, buah jagung dibolak-
balik beberapa kali agar bijinya mengering secara merata.
c) Pemipilan
Pemipilan adalah proses memisahkan biji jagung dari
tongkolnya. Pemipilan bisa dilakukan manual dengan tangan,
Menggunakan alat pemipil dari kayu, atau menggunakan alat
pemipil berpedal atau bermesin. Biji jagung pipilan kemudian
dijemur sampai tercapai kadar air minimum yang memenuhi
syarat jual, yakni 9-12 %.
d) Penyimpanan
Jika tidak langsung dijual, jagung pipilan yang sudah dikemas
bisa disimpan didalam gudang. Gudang tempat penyimpanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
harus selalu dalam keadaan kering dan laintainya harus diberi
alas dari papan kayu.
c. Keunggulan Jagung Hibrida
Tipe hibrida mempunyai potensi hasil yang lebih tinggi daripada
tipe bersari bebas, karena hibrida memiliki gen-gen dominan yang
mampu untuk memberi hasil tinggi. Hibrida dikembangkan
berdasarkan adanya gejala hybrid vigor atau heterosis dengan
menggunakan galur tanaman generasi F1 sebagai tanaman produksi.
Oleh karena itu, benih hibrida selalu dibuat ataupun diperbaharui untuk
mendapatkan generasi F1. Keunggulan jagung hibrida adalah kapasitas
produksinya tinggi sekitar 8-12 ton per hektar, lebih toleran terhadap
hama penyakit, lebih tanggap terhadap pemupukan, pertanaman dan
tongkol lebih seragam (Redaksi Agromedia, 2007).
d. Pasar
Pasar sebagai tempat dimana produk dari perusahaan ditawarkan
kepada konsumen potensialnya tidak dapat dikendalikan oleh
perusahaan (Umar, 2002). Sedangkan pemasaran suatu proses kegiatan
yang dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan
manajerial. Akibat dari beberapa faktor tersebut adalah masing-masing
individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan
dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang
memiliki nilai komoditas (Rangkuti 2001).
Dari aspek peluang pasar tanaman jagung mempunyai prospek
yang cerah untuk diusahakan, karena permintaan konsumen dalam
negeri dan peluang ekspor yang terus meningkat.
Rukmana (1997) mengemukakan bahwa prospek usahatani tanaman
jagung cukup cerah bila dikelola secara intensif dan komersial berpola
agribisnis. Permintaan pasar dalam negeri dan peluang ekspor
komoditas jagung cenderung meningkat dari tahun ke tahun, baik
untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun non pangan. Disamping
itu juga prospek pasar produksi jagung semakin baik, karena didukung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
oleh adanya kesadaran gizi dan diversifikasi bahan makanan pada
masyarakat. Demikian juga untuk keperluan bahan baku industri
rumah tangga seperti emping jagung, wingko jagung dan produk
jagung olahan lainnya dan untuk keperluan bahan baku pakan ternak,
serta untuk ekspor memerlukan produk jagung dalam jumlah yang
besar. Keadaan ini merupakan peluang pasar yang potensial bagi
petani dalam mengusahakan tanaman jagung. Dengan demikian
peningkatan produksi jagung baik kualitas maupun kuantitas sangat
penting.
PT Bisi International Tbk adalah sebuah perusahaan agribisnis
yang bergerak di bidang produksi benih jagung hibrida. Benih jagung
hibrida yang diproduksi PT Bisi International Tbk sudah di ekspor ke
Thailand dan Malaysia.
3. Penangkaran Benih Jagung Hibrida
Pembinaan penangkaran benih jagung hibrida untuk memproduksi
benih dasar sangat perlu dilakukan mengingat permasalahan benih pada
tingkat petani. Petani sulit mengakses benih yang berkualitas tinggi.
Keberadaan penangkaran benih khususnya benih jagung hibrida pada
suatu kawasan tertentu, selain dapat menyediakan benih secara tepat waktu
dan jumlah juga dapat menjaga kualitas benih jagung hibrida itu sendiri
(Bahtiar et al., 2003).
Dalam memproduksi benih yang telah direncanakan PT Bisi
International Tbk menggunakan petani penangkar yang dikontrak dalam
suatu pola kemitraan yang dikenal dengan istilah contract farming. Saat
ini disadari bahwa keberadaan industri benih jagung hibrida dalam
menunjang peningkatan produksi dan produktivitas tanaman jagung
mutlak diperlukan, karena dengan adanya industri tersebut akan dapat
memenuhi permintaan akan benih jagung hibrida. Kelancaran upaya
peningkatan produksi dan produktivitas jagung tergantung pada sejauh
mana industri benih menjalankan kegiatan produksinya
(Hartono et al., 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
4. Rumusan Strategis
a. Analisis lingkungan (Internal dan Eksternal)
Menurut David (1997) bahwa analisis lingkungan internal
digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan yang
berkaitan dengan kekutan dan kelemahan. Analisis lingkungan
eksternal digunakan untuk mengetahui faktor-faktor eksternal
perusahaan yang berkaitan dengan peluang dan ancaman.
b. Matrik Internal dan Eksternal
Analisis yang teliti dari masing-masing faktor eksternal dan
internal (David, 1997 cit Widiastuti, 2002) dapat dilakukan dengan
menggunakan matrik IFE (Internal Factor Evaluation) dan matrik EFE
(External Factor Evaluation). Kedua alat formulasi strategi ini
merangkum dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam
suatu fungsi bisnis dan juga dasar identifikasi dan evaluasi diantara
fungsi-fungsi yang ada. Gabungan matrik IFE dan matrik EFE
menghasilkan matrik IE (Internal-External) yang berisi sembilan
macam sel yang memperlihatkan kombinasi total nilai terboboti dari
matrik IFE dan matrik EFE. Nilai matrik EFE
(David, 1997 cit Widiastuti, 2002) dikelompokkan dalam nilai tinggi
(3,0-4,0), sedang (2,0-2,99), dan rendah (1,0-1,99), sedangkan nilai
matriks IFE dikelompokkan dalam nilai kuat (3,0-4,0), rata-rata
(2,0-2,99), dan lemah (1,0-1,99). Nilai matrik EFE adalah faktor-faktor
eksternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi matrik EFE
tergolong tinggi, sedang, atau rendah, sedangkan nilai matrik IFE
merupakan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang
mempengaruhi matrik IFE tergolong kuat, rata-rata, atau lemah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
IFE Total Weighted Score
EFE Total weighted Score
Kuat
3,00-4,00
Rata-rata
2,00-2,99
lemah
1,00-1,99
Tinggi
3,00-4,00
I
Tumbuh dan bina
II
Tumbuh dan bina
III
Pertahankan dan pelihara
Sedang
2,00-2,99
IV
Tumbuh dan bina
V
Pertahankan dan pelihara
VI
Panen atau divestasi
Rendah
1,00-1,99
VII
Pertahankan dan pelihara
VIII
Panen atau divestasi
IX
Panen atau divestasi
Gambar 1. Matrik Internal-External
Gambar Matrik Internal-External akan mengidentifikasikan sistem
melalui sistem kemitraan melalui sembilan kuadran. Kesembilan
kuadran dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama yaitu :
1) Sel tumbuh dan bina (sel I,II,IV).Strategi yang mungkin tepat
dikembangkan adalah strategi intensif meliputi penetrasi pasar,
pengembangan produk, pengembangan pasar, serta strategi
integrative meliputi integrasi ke depan, ke belakang dan horizontal.
2) Sel pertahankan dan pelihara (sel III, V, VII). Strategi yang
mungkin tepat dikembangkan adalah strategi penetrasi pasar dan
pengembangan produk.
3) Sel panen atau divestasi (sel VI, VIII, IX) adalah usaha
memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.
c. Analisis SWOT
SWOT adalah suatu alat analisis untuk mengidentifikasikan
aspek-aspek internal maupun eksternal perusahaan. Analisis SWOT
merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan yang didasarkan pada logika yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang
(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan
keputusan strategis selalu berkaitan dengan perkembangan misi,
tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian
perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-
faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman) dalam kondisi yag ada saat ini. Hal ini disebut dengan
analisis situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi
adalah analisis SWOT (Rangkuti, 2004).
Dari hasil analisis SWOT terhimpun kekuatan dan kelemahan
yang ada serta peluang dan ancaman yang mungkin timbul. Beberapa
tahapan harus disiapkan mulai dari langkah awal usaha ini dipilih,
bagaimana, untuk apa, akan bagaimana dan lain-lain. Selanjutnya
barulah diidentifikasi semua faktor internal (sumber daya, manajemen,
keuangan, produksi, kualitas) dan semua faktor eksternal (ekonomi,
sosial, politik, teknologi, pasar, pesaing)
(Lubis, 1994 cit. Widiastuti, 2002). Selanjutnya strategi yang paling
tepat dikembangkan dapat dirumuskan melalui matrik SWOT berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Internal
Eksternal
Strengths-S
§ Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal
Weaknesses-W
§ Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal
Opportunities-O
§ Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal
Strategi SO
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Threats-T
§ Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal
Strategi ST
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi WT
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Gambar 2. Matrik SWOT
C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah
Sistem kemitraan yang terjalin antara PT Bisi International Tbk dengan
petani jagung hibrida mitra usaha adalah sistem kemitraan dengan pola inti-
plasma, dimana PT Bisi International Tbk sebagai inti berkewajiban
menyediakan sarana produksi, bimbingan teknis, manajemen, menampung dan
mengolah serta memasarkan hasil produksi. Sedangkan petani mitra usaha
wajib memenuhi kebutuhan perusahaan inti sesuai dengan standart yang
diinginkan perusahaan inti yang telah disepakati.
Permasalahan yang muncul pada sistem kemitraan ini adalah bahwa
perjanjian yang telah disepakati bersama membuat petani harus menanggung
biaya peralatan dan perawatan tanaman. Perusahaan harus menanggung resiko
kerugian atas pembelian seluruh produk dari petani yang tidak sesuai dengan
standar yang ditetapkan oleh perusahaan, atau saat permintaan pasar atas benih
jagung hibrida mengalami penurunan. Terjadinya bias pemahaman antara apa
yang diinginkan perusahaan inti dengan apa yang diterima petani mitra usaha
juga menjadi masalah yang harus diatasi. Kondisi ini mengarah pada perlunya
pengidentifikasian kondisi yang telah berjalan dalam sistem kemitraan antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
PT Bisi International Tbk dengan petani jagung hibrida mitra usaha, sehingga
diperoleh perumusan strategi yang tepat dikembangkan untuk
mempertahankan sistem kemitraan, yaitu dengan menggunakan analisis
SWOT.
Analisis SWOT diidentifikasi setelah variabel internal dan eksternal
yang dihimpun kemudian disusun dalam matrik EFE dan IFE sebagai berikut :
1. Mendaftar faktor eksternal kunci sebagaimana diidentifikasi dalam proses
penilaian (peluang dan ancaman).
2. Mendaftar faktor internal kunci sebagaimana diidentifikasi dalam proses
penilaian (kekuatan dan kelemahan).
3. Penentuan bobot faktor
a. Penentuan bobot faktor eksternal
Penghitungan bobot faktor penentu eksternal dilakukan dengan
pengklasifikasian variabel-variabel yang akan diteliti, disusun dalam
daftar pertanyaan. Ketentuan yang digunakan dalam penentuan bobot
faktor masing-masing variabel adalah: dengan menjumlah seluruh
faktor eksternal yang ada di matriks EFE harus sama dengan 1,0 atau
100%
b. Penentuan bobot faktor internal
Penghitungan bobot faktor penentu eksternal dilakukan dengan cara
dan kriteria yang sama dengan penghitungan bobot faktor eksternal.
4. Penentuan peringkat/rating
Penentuan rating dilakukan dengan cara mentabulasi seluruh rating
yang ditentukan untuk memperoleh rating yang sebenarnya. Rating yag
dihasilkan dikonversikan dengan asumsi yang telah ditentukan
sebelumnya, yaitu 4 adalah respon superior, 3 adalah respon di atas rata-
rata, 2 adalah respon rata-rata,dan 1 adalah respon dibawah rata-rata.
Tahap selanjutnya adalah mengalikan bobot faktor dengan nilai rating
untuk memperoleh nilai rating terboboti dari tiap-tiap faktor internal dan
eksternal sebagai dasar dalam penentuan posisi sistem kemitraan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
matrik Internal-Eksternal yang selanjutnya implementasi strategi yang
tepat dikembangankan dirumuskan melalui matrik SWOT.
Sesuai dengan konsep yang dipakai, maka dapat dibuat skema kerangka
pemikiran pendekatan masalah sebagai berikut :
Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran Pendekatan Masalah
Indonesia Negara Agraris
Komoditas Pertanian
Jagung
Potensi Besar Pengembangan Agrisbisnis
Petani Jagung Hibrida PT Bisi International Tbk
Pola Kemitraan (Perusahaan Inti dan Petani Plasma) 1. Saling menguntungkan dan menguatkan 2. Penyedia sarana produksi, bimbingan teknis, dan pemasaran hasil 3. Produksi petani plasma oleh perusahaan inti
Adanya penyimpangan dari konsep sebuah jalinan kemitraan
1. Identifikasi faktor penentu keberlangsungan kegiatan di dalam sistem kemitraan antara PT Bisi International Tbk dan petani jagung hibrida.
2. Identifikasi kondisi yang telah berjalan dalam sistem kemitraan antara PT Bisi International Tbk dengan petani jagung hibrida.
3. Perumusan strategi pengembangan sistem kemitraan antara PT Bisi International Tbk dan petani jagung hibrida
Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Analisis SWOT
Alternatif Strategi Pengembangan sistem Kemitraan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
D. Asumsi
1. Dalam melakukan sistem kemitraan PT Bisi International Tbk dan petani
jagung mitra usaha bersifat rasional yaitu ingin memaksimalkan
pendapatannya.
2. Variabel yang tidak diamati dalam penelitian pengaruhnya diabaikan.
E. Pembatasan Masalah
1. Petani jagung hibrida yang diteliti merupakan petani jagung hibrida mitra
usaha yang telah mengikuti sistem kemitraan minimal satu tahun.
E. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel
1. Kemitraan merupakan kerjasama antara usaha kecil dengan usaha
menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan
yang berkelanjutan oleh usaha menengah atau usaha besar .
2. Sistem kemitraan inti-plasma merupakan hubungan antara petani jagung
hibrida sebagai plasma dengan PT Bisi International Tbk sebagai inti.
3. Petani jagung adalah petani jagung hibrida yang mengikuti sistem
kemitraan dengan PT Bisi International Tbk.
4. SWOT merupakan suatu analisis situasi yang menguji kondisi internal dan
eksternal sistem kemitraan untuk mengidentifikasi kekuatan (Strength),
kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity), dan ancaman (Threat).
5. Kekuatan adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam sistem kemitraan
dan merupakan Keunggulan bagi pelaksanaan pola kemitraan .
6. Kelemahan adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam sistem kemitraan
dan merupakan keterbatasan/kekurangan bagi pelaksanaan pola kemitraan.
7. Peluang atau kesempatan adalah faktor-faktor yang berasal dari luar sistem
kemitraan dan bersifat menguntungkan bagi pelaksanaan pola kemitraan.
8. Ancaman adalah faktor-faktor yang berasal dari luar sistem kemitraan dan
bersifat mengganggu keberlangsungan pelaksanaan kegiatan dalam sistem
kemitraan.
9. Strategi pengembangan adalah program perencanaan perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan dengan memaksimalkan keunggulan dan
meminimasi kelemahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Ciri-cirinya adalah memusatkan pada pemecahan masalah-masalah
yang ada sekarang, pada masalah yang aktual dan data yang dikumpulkan
mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis sehingga metode ini sering
pula disebut analitik (Surakhmad, 1994).
B. Metode Penentuan Lokasi
1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian
Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive)
karena alasan diketahuinya sifat-sifat yang ada pada lokasi itu
(Surakhmad, 1994), yaitu tempat berlangsungnya kegiatan usahatani
jagung hibrida oleh petani yang bermitra usaha dengan PT Bisi
International Tbk.
PT Bisi International Tbk bermitra usaha dengan petani-petani di
enam Kabupaten (Bojonegoro, Kediri, Lamongan, Madiun, Magetan, dan
Mojokerto). Daftar Kabupaten dan jumlah petani yang bermitra usaha
dengan PT Bisi International Tbk dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Daerah Tempat Berlangsungnya Kegiatan Sistem Kemitraan dan Jumlah Petani Mitra Usaha PT Bisi International Tbk Tahun 2009
No Daerah Jumlah Petani (orang)
Luas Lahan (Ha)
1. Kabupaten Bojonegoro 405 563 2. Kabupaten Kediri 2.392 3.187 3. Kabupaten Lamongan 75 85 4. Kabupaten Madiun 1.403 2.050 5. Kabupaten Magetan 25 34 6. Kabupaten Mojokerto 1.648 2.523
Jumlah 5.948 8.442
Sumber: PT Bisi International Tbk Tahun 2009
Berdasarkan Tabel 2. maka lokasi penelitian yang dipilih adalah
Kabupaten Kediri dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Kediri
memiliki jumlah petani mitra usaha terbanyak dan memiliki luas lahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
yang paling luas, sehingga diharapkan hasil yang diperoleh mampu
menggambarkan sistem kemitraan yang berhasil dengan PT Bisi
International Tbk.
Petani mitra usaha PT Bisi International Tbk di Kabupaten Kediri
tersebar di 13 kecamatan dengan jumlah keseluruhan 2.392 adalah petani
mitra usaha.
Tabel 3. Daerah Tempat Berlangsungnya Kegiatan Sistem Kemitraan dan Jumlah Petani Mitra Usaha PT Bisi International Tbk Tahun 2009
No Daerah Jumlah Petani (Orang)
Luas Lahan (Ha)
1 Kecamatan Banyakan 843 1.084 2 Kecamatan Grogol 672 895 3 Kecamatan Tarokan 206 307 4 Kecamatan Kandangan 112 274 5 Kecamatan Pesantren 72 96 6 Kecamatan Keras 126 297 7 Kecamatan Papar 51 77 8 Kecamatan Plemahan 38 45 9 Kecamatan Pagu 32 40 10 Kecamatan Gampengrejo 28 34 11 Kecamatan Purwoasri 27 30 12 Kecamatan Kayen kidul 3 6 13 Kecamatan Kepung 1 2
Jumlah 2.392 3.187
Sumber: PT Bisi International Tbk Tahun 2009
Pada Tabel 3. dapat diketahui terdapat 13 kecamatan, selanjutnya
dari 13 kecamatan tersebut diambil tiga kecamatan yaitu Kecamatan
Banyakan, Kecamatan Grogol, dan Kecamatan Tarokan karena memiliki
jumlah petani mitra usaha terbanyak dan memiliki luas lahan yang luas
dibanding dengan kecamatan lainnya, sehingga diharapkan hasil yang
diperoleh mampu mewakili keseluruhan petani yang bermitra usaha
dengan PT Bisi International Tbk. Selanjutnya di ambil satu desa yang
mempunyai jumlah petani terbanyak dari setiap kecamatan tersebut untuk
kemudian dijadikan sampel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2. Metode Penentuan Petani Sampel
Tabel 4. Daerah Tempat Berlangsungnya Kegiatan Sistem Kemitraan dan Jumlah Petani Mitra Usaha PT Bisi International Tbk Tahun 2009 Di Kecamatan Banyakan
No Daerah Jumlah Petani (Orang)
Luas Lahan (Ha)
1 Desa Kamal 159 172 2 Desa Selotopeng 152 162 3 Desa Jatirejo 252 455 4 Desa Bagol 107 115 5 Desa Tanjung 54 60 6 Desa Sendang 119 120
Jumlah 843 1.084
Sumber: PT Bisi International Tbk Tahun 2009
Pada Tabel 4. diketahui petani yang berada di Kecamatan
Banyakan tersebar di 6 desa antara lain Desa Kamal, Desa Selotopeng,
Desa Jatirejo, Desa Bagol, Desa Tanjung, dan Desa Sendang. Dari 6 desa
secara sengaja (purposive) diambil satu desa yaitu Desa Jatirejo dengan
pertimbangan desa tersebut mempunyai jumlah petani terbanyak
dibandingkan desa lainnya yang menjalin kemitraan dengan PT Bisi
International Tbk dan desa tersebut mempunyai lahan yang lebih luas
dibandingkan dengan desa lainnya.
Tabel 5. Daerah Tempat Berlangsungnya Kegiatan Sistem Kemitraan dan Jumlah Petani Mitra Usaha PT Bisi International Tbk Tahun 2009 di Kecamatan Grogol
No Daerah Jumlah Petani (Orang)
Luas Lahan (Ha)
1 Desa Bedrek 220 335 2 Desa Sonorejo 194 245 3 Desa Winongsari 125 165 4 Desa Sarasehan 61 65 5 Desa Sumberejo 7 10 6 Desa Bakalan 64 75
Jumlah 672 895
Sumber: PT Bisi International Tbk Tahun 2009
Pada Tabel 5. diketahui petani yang berada di Kecamatan Grogol
tersebar di 6 desa antara lain Desa Bedrek, Desa Sonorejo, Desa
Winongsari, Desa Sarasehan, Desa Sumberejo, dan Desa Bakalan. Dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
6 desa secara sengaja (purposive) diambil satu desa yaitu Desa Bedrek
dengan pertimbangan desa tersebut mempunyai jumlah petani terbanyak
dibandingkan desa lainnya yang menjalin kemitraan dengan PT Bisi
International Tbk dan desa tersebut mempunyai lahan yang lebih luas
dibandingkan dengan desa lainnya.
Tabel 6. Daerah Tempat Berlangsungnya Kegiatan Sistem Kemitraan dan Jumlah Petani Mitra Usaha PT Bisi International Tbk Tahun 2009 di Kecamatan Tarokan
No Daerah Jumlah Petani (Orang)
Luas Lahan (Ha)
1 Desa Pilangbangu 65 74 2 Desa Kerep 74 105 3 Desa Bulusari 25 36 4 Desa Kedungwaru 11 30 5 Desa Tarokan 31 62
Jumlah 206 307
Sumber: PT Bisi International Tbk Tahun 2009
Dari Tabel 6 diketahui petani yang berada di Kecamatan Tarokan
tersebar di 5 desa antara lain Desa Pilangbangu, Desa Kerep, Desa
Bulusari, Desa Kedungwaru, dan Desa Tarokan. Dari 5 desa secara
sengaja (purposive) diambil satu desa yaitu Desa Kerep dengan
pertimbangan desa tersebut mempunyai jumlah petani terbanyak
dibandingkan desa lainnya yang menjalin kemitraan dengan PT Bisi
International Tbk dan desa tersebut mempunyai lahan yang lebih luas
dibandingkan dengan desa lainnya. Dari 3 desa yang dipilih ditetapkan
sampel sebanyak 30 orang dengan metode kuota, metode kuota digunakan
untuk memastikan bahwa kelompok tertentu dalam populasi dapat
terwakili secara memadai (Singarimbun, 1995).
Tabel 7. Daerah Tempat Berlangsungnya Kegiatan Sistem Kemitraan dan Jumlah Petani Mitra Usaha PT Bisi International Tbk Tahun 2009
No Daerah Jumlah Sampel (orang) 1 Desa Jatirejo 10 2 Desa Bedrek 10 3 Desa Kerep 10
Jumlah 30
Sumber: PT Bisi International Tbk Tahun 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Selanjutnya, pengambilan sampel dilakukan secara accidental
sampling. Menurut Sugiono (2002), Accidental sampling adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, dengan syarat
orang tersebut memiliki ciri-ciri sebagai responden yang benar.
Peneliti dalam mengambil responden sebagai sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu petani jagung hibrida mitra usaha yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila petani yang
kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data yaitu petani jagung hibrida
dan menjalin kemitraan dengan PT Bisi International Tbk. Keuntungan
dari pada teknik ini adalah terletak pada kecepatan peneliti memilih
sumber data.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah:
1. Data primer
Sumber data primer adalah hasil wawancara dengan petani jagung
hibrida mitra usaha PT Bisi International Tbk. Data primer meliputi:
a. Karakteristik responden: nama, usia, pendidikan, pekerjaan (utama dan
Tabel 13. Menggambarkan bahwa penduduk usia kerja terbanyak
mengenyam pendidikan hingga tingkat SD. Hal ini menunjukkan
bahwa kualitas pendidikan formal penduduk di Kabupaten Kediri
masih rendah, akibatnya terjadi penumpukan tenaga kerja dengan
kualitas yang rendah pula.
Penumpukan tenaga kerja di Kabupaten Kediri diakibatkan oleh
masih rendahnya kualitas tenaga kerja, serta ketersediaan lapangan
pekerjaan yang kurang memadai. Tenaga kerja yang tersedia, rata-rata
berpendidikan SD atau bahkan tidak tamat SD, sehingga mayoritas
tenaga kerja bekerja di sektor pertanian termasuk usahatani jagung
hibrida.
d. Keadaan Perekonomian
Keadaan perekonomian Kabupaten Kediri didukung oleh adanya
lembaga keuangan, berupa bank, lembaga kredit usaha dan koperasi.
Pada tahun 2008, di Kabupaten Kediri terdapat 626 unit koperasi
simpan pinjam, 210 unit jaringan Bank yang beroperasi di Kabupaten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Kediri terdiri dari 1 unit Bank Sentral, 70 unit Bank pemerintah,
21 unit Bank Swasta, 14 unit BPD dan 104 unit BPR.
Keadaan perekonomian dengan lembaga keuangan yang
memadai ternyata tidak dimanfaatkan secara optimal oleh penduduk
Kabupaten Kediri terutama oleh petani responden. Hal ini disebabkan
karena petani harus membayar bunga bank apabila petani responden
meminjam modal ke lembaga keuangan, karena petani dibebani
tanggungan sejumlah uang (bunga bank) yang harus dibayarkan setiap
bulannya sementara petani sendiri baru mendapatkan hasil panen
setelah 3-4 bulan.
Jadi, petani lebih memilih kemitraan usahatani merupakan
alternatif yang dipilih dalam rangka mengusahakan jagung hibrida
dimana modal yang dipersiapkan tidak terlalu besar dan seluruh
saprodi diberikan oleh perusahaan sebagai agunan dan dapat dibayar
melalui penjualan produknya kepada perusahaan tempat bermitra,
karena petani responden hanya memanfaatkan fungsi lembaga
keuangan sebagai tempat menabung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Alasan Keikutsertaan Petani Responden dalam Sistem Kemitraan
1. Alasan keikutsertaan petani responden dalam sistem kemitraan dengan PT
Bisi International Tbk
Berdasarkan hasil wawancara dengan petani responden, diperoleh
beberapa alasan keikutsertaannya dalam sistem kemitraan dengan PT Bisi
International Tbk sebagai berikut:
Tabel 14. Alasan keikutsertaan petani responden dalam kegiatan sistem kemitraan dengan PT Bisi International Tbk
No
Macam alasan
Jumlah (orang)
Presentase (%)
1 Sumber pendapatan utama 27 90,00 2 Meningkatkan pendapatan 30 100,00 3 Pembayaran tepat waktu 25 83,33 4 Memperoleh kepastian pasar 30 100,00 5 Memperoleh kepastian saprodi 30 100,00 6 Meningkatkan wawasan
Pada Tabel 15. dapat diketahui bahwa presentase terbesar petani
responden berada pada interval usia 35 – 41 tahun yaitu sebesar 13 orang
atau 43,33 %. Usia ini masuk dalam usia kerja dengan kematangan berfikir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
dalam pengambilan keputusan. Kondisi ini mendukung optimalisasi kerja
petani responden, karena pada dasarnya keberhasilan usaha petani jagung
hibrida ditentukan oleh pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, sejak
dari persiapan lahan sampai pasca panen.
Tabel 16. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan yang Ditempuh
No Jenis Pendidikan Jumlah Responden (orang)
Persentase (%)
1. SD 10 33,33 2. SLTP 6 20,00 3. SLTA 14 46,67
Jumlah 30 100,00
Sumber: Data Primer
Pada Tabel 16. dapat diketahui bahwa rata-rata petani responden
telah menempuh jenjang pendidikan hingga tingkat SLTA sebanyak
14 responden atau 46,67% sehingga memiliki kemampuan berfikir dan
bertindak rasional didukung oleh pengetahuan, pengalaman dan kemauan
untuk saling bertanya dengan sesama petani mitra usaha atau dengan
petugas lapangan mitra usaha.
3. Karakteristik petani responden berdasarkan pekerjaan
Berdasarkan pekerjaan yang dimiliki, petani responden terbagi ke
dalam dua jenis pekerjaan sebagai berikut:
Tabel 17. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Pekerjaan Utama
Jenis Pekerjaan
Utama Jumlah Orang Presentase
(%) Petani 27 90,00 Wiraswasta 3 10,00 Total 30 100
Sumber: Data Primer
Pada Tabel 17. dapat diketahui bahwa sebanyak 27 orang petani
responden memiliki pekerjaan utama sebagai petani. Lain halnya dengan
responden lain yang memiliki pekerjaan utama sebagai wiraswasta
misalnya pedagang kelontong dan membuka bengkel. Responden yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
memiliki pekerjaan utama sebagai wiraswasta menganggap pekerjaan
bertani hanya sebagai pekerjaan sampingan.
Tabel 18. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Pekerjaan Sampingan
Jenis Pekerjaan
Utama Jumlah Orang Presentase
(%) Petani 3 30,00 Wiraswasta 6 60,00 Lainnya 1 10,00 Total 10 100
Sumber: Data Primer
Pada Tabel 18. dapat diketahui bahwa sebanyak 10 orang petani
responden memiliki pekerjaan sampingan. Sebanyak 3 petani responden
menjadi pekerjaan petani sebagai pekerjaan sampingan dan permasalahan
tanaman diserahkan kepada buruh tani walaupun tidak sepenuhnya tentu
dengan biaya tenaga kerja yang lebih mahal, sedangkan dari 30 petani
responden sebanyak 6 petani responden menjadikan wiraswasta sebagai
pekerjaan sampingan dan 1 petani responden menjadikan sopir sebagai
pekerjaan sampingan. Pada tabel diatas bahwa dari 30 petani responden
terdapat 20 petani responden yang tidak mempunyai pekerjaan sampingan.
B. Kondisi Sisitem Kemitraan
1. Mekanisme Pelaksanaan Sistem Kemitraan
Mekanisme pelaksanaan sistem kemitraan antara PT Bisi
International Tbk dengan petani jagung mitra usaha di Kabupaten Kediri,
Jawa Timur diawali dengan petani yang ingin menjadi mitra perusahaan
terlebih dahulu mendaftarkan dirinya kepada ketua kelompok tani. Ketua
kelompok tani akan mendaftar siapa saja yang akan mengikuti sistem
kemitraan.
Keberadaan kelompok tani berperan sebagai tempat transfer
informasi yang berasal dari perusahaan berkaitan dengan program tanam,
penggunaan pupuk dan pestisida yang dianjurkan. Kelompok tani juga
berperan sebagai tempat penampungan saran, ide, dan gagasan petani
mitra usaha berkaitan dengan kegiatan pembenihan jagung hibrida.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Melalui kelompok tani ini pula perusahaan melakukan pembayaran atas
hasil panen jagung hibrida yang telah diterima dari petani mitra usaha.
Bagan berikut menggambarkan mekanisme sistem kemitraan yang
dijalankan antara PT Bisi International Tbk dengan petani jagung hibrida
mitra usaha.
1 3
B 2 A
Gambar 4. Bagan mekanisme sistem kemitraan yang dijalankan antara PT Bisi International Tbk dengan petani jagung hibrida mitra usaha.
Keterangan :
1 : Alur menjadi mitra usaha PT Bisi International Tbk, calon petani
mitra mendaftarkan diri kepada ketua kelompok tani.
2 : Calon petani mitra yang sudah didaftar oleh ketua kelompok
tani, selanjutkan akan disetujui oleh PT Bisi International Tbk.
3 : Alur calon petani mitra usaha PT Bisi International Tbk yang
sudah diterima PT Bisi International Tbk untuk menjadi petani
mitra usaha.
A, B : Alur transfer informasi dalam sistem kemitraan disampaikan dari
PT Bisi International Tbk kepada petani mitra usaha melalui
ketua kelompok tani.
2. Jenis Sistem Kemitraan
Sistem kemitraan yang dijalankan antara PT Bisi International Tbk
dengan petani jagung hibrida mitra usaha adalah sistem kemitraan dengan
pola inti-plasma. Menurut Soemardjo et al (2004) kemitraan pola inti-
plasma merupakan hubungan antara petani atau kelompok sebagai plasma
dengan perusahaan inti yang bermitra usaha. Perusahaan inti menyediakan
sarana produksi, bimbingan teknis, manajemen, menampung dan
Calon petani mitra
PT Bisi International Tbk
Petani mitra usaha Ketua kelompok tani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
mengolah serta memasarkan hasil produksi. Kelompok mitra bertugas
memenuhi kebutuhan perusahaan inti sesuai dengan persyaratan yang telah
disepakati.
Pada pelaksanaannya, PT Bisi International Tbk memberikan
pasokan supply saprodi berupa benih jagung hibrida, pupuk dan pestisida
serta menampung dan memasarkan seluruh produk petani mitra usaha.
Petani mitra usaha berkewajiban menjamin benih jagung hibrida bagi
perusahaan sesuai dengan standar yang ditentukan. Hak petani adalah
adanya kepastian pasar dan harga jual produk dari perusahaan inti sesuai
dengan kontrak kerjasama yang telah disepakati. Sistem kemitraan PT Bisi
International Tbk dan petani jagung hibrida mitra usaha dapat dilihat pada
skema dibawah ini :
1
7 4
8 2
3
9 5
6
10
11
12
Gambar 5. Skema Sistem Kemitraan PT Bisi International Tbk dan Petani Jagung Hibrida Mitra Usaha
PT Bisi International Tbk
Ketua kelompok tani Petani mitra usaha
Hasil panen jagung hibrida
Diproses produksi
Benih jagung bersertifikat
Petani jagung non mitra
Pasar atau konsumsi
Benih jagung hibrida, pupuk dan pestisida
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Keterangan :
1 : PT Bisi International Tbk menjalin sistem kemitraan dengan
petani mitra usaha.
2 : PT Bisi International Tbk memberikan pinjaman berupa saprodi
melalui ketua kelompok tani.
3 : Saprodi diberikan melalui ketua kelompok tani.
4 : Selanjutnya saprodi diberikan kepada petani mitra.
5 : Petani memanen hasil jagung hibrida.
6 : Hasil panen jagung hibrida dari petani mitra usaha diserahkan
kepada PT Bisi International Tbk.
7 : PT Bisi International Tbk memberikan uang hasil panen kepada
petani mitra melalui ketua kelompok tani.
8 : Selanjutnya uang hasil panen diberikan kepada petani mitra.
9 : Hasil panen jagung hibrida dari petani selanjutnya diproses
dipabrik.
10 : Jagung yang sudah diproses akan menghasilkan benih jagung
hibrida bersertifikat.
11 : Jagung hibrida bersertifikat dijual belikan kepada petani jagung
hibrida non mitra.
12 : Hasil panen jagung hibrida bisa dijual ke pasar atau dikonsumsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
C. Identifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Tabel 19. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam Kemitraan antara PT Bisi International Tbk dengan petani jagung hibrida mitra usaha.
Faktor Internal Kekuatan Kelemahan Komitmen Kebijakan
- Adanya komitmen terhadap
bisnis - Adanya kebijakan kerjasama
Sumber Daya Manusia
- Masih rendahnya SDM petani
Fasilitasi - Adanya kepastian ketersediaan saprodi
- Pengairan yang masih sulit
Hukum - Masih lemahanya kepastian hukum bagi petani
Pemasaran - Adanya kepastian pemasaran Keuangan - Sebagai sumber pendapatan
mitra - Adanya kemampuan
keuangan
Hubungan kerjasama - Adanya rasa saling membutuhkan antara inti dengan plasma
- Adanya bias pemahaman antara inti dengan plasma
- Kurangnya pemecahan masalah secara keseluruhan
Faktor Eksternal Peluang Ancaman Pengembangan usaha - Adanya diversifikasi usaha
dalam sistem kemitraan
Penyakit - Munculnya penyakit tanaman jagung hibrida
Harga - Naiknya harga sarana produksi pertanian
Pihak luar - Adanya tengkulak - Adanya perusahaan ini
agribisnis selain PT Bisi International Tbk
Konsumen - Kepercayaan petani mitra usaha terhadap produk benih jagung hibrida
- Kecenderungan permintaan benih jagung hibrida yang semakin banyak
Kondisi alam - Musim yang tidak menentu Tenaga kerja - Adanya peluang
ketersediaan jumlah sumber daya manusia terampil
Sumber : Analisis Data Primer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
1. Identifikasi Faktor Internal Kekuatan
a. Adanya rasa saling membutuhkan antara inti dengan plasma
Adanya rasa saling membutuhkan antara inti dengan plasma
menjadi variabel internal kekuatan didasarkan atas kebutuhan inti
terhadap plasma atau plasma terhadap inti yang saling terkait dan tidak
dapat dipisahkan sekaligus merupakan modal dasar keharmonisan suatu
hubungan kerja. Dengan saling membutuhkan, maka kedua pihak akan
bekerjasama secara sehat dan berusaha keras memberikan yang terbaik.
Di satu sisi plasma berusaha meningkatkan produksi dan pendapatan
yang secara langsung meningkatkan ketersediaan bahan baku bagi inti,
dan di sisi lain inti perlu memperhatikan kebutuhan dan keinginan
plasma demi keberlangsungan usaha dan kesinambungan bermitra.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh petani responden
membutuhkan keberadaan perusahaan terutama dalam menjamin
kepastian pasar, ketersediaan saprodi, harga, dan meningkatkan
pendapatan, sedangkan perusahaan membutuhkan petani mitra usahanya
untuk menjamin ketersediaan bahan baku secara kontinyu, mengingat
keterbatasan perusahaan dalam mengusahakan sendiri benih jagung
hibrida dalam jumlah yang besar untuk memenuhi kebutuhan pasar.
b. Adanya komitmen terhadap bisnis
Adanya komitmen terhadap bisnis menjadi variabel internal
kekuatan karena dengan komitmen yang tinggi dari plasma terhadap inti,
maka kemitraan akan tetap terjaga. Komitmen ini dapat dilihat dari lama
waktu, keikutsertaan petani mitra usaha selama pelaksanaan kegiatan
kemitraan dan keinginan petani mitra menjadi mitra usaha untuk jangka
waktu ke depan.
Komitmen petani responden terhadap kegiatan kemitraan untuk
meningkatkan pendapatan, memperoleh kepastian pasar, memperoleh
kepastian saprodi, meningkatkan wawasan (teknologi dan informasi) dan
sebagian responden merupakan sumber pendapatan utama dan alasan
yang lain karena pembayaran tepat waktu.. Hasil penelitian terhadap 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
petani responden berkaitan dengan komitmen terhadap kegiatan
kemitraan dapat dilihat pada Tabel 18 dan 19 berikut :
Tabel 20. Lama Keikutsertaan Petani Mitra Usaha dalam Sistem Kemitraan dengan PT Bisi International Tbk.
Lama waktu keikutsertaan Lama waktu keikutsertaan
Jumlah (orang) Presentase %
<1 0 00,00 1-4 13 43,33 5-9 17 56,67 >10 0 00,00
Jumlah 30 100
Sumber: Data Primer
Tabel 20. menunjukkan bahwa 17 petani responden telah menjadi
mitra usaha selama 5-9 tahun dan 13 petani responden menadi mitra
usaha selama 1-4 tahun, hal ini mncerminkan adanya kesanggupan
petani responden untuk menjadi mitra usaha PT Bisi International Tbk
dengan intensif mengikuti setiap program usaha jagung hibrida yang
diterapkan oleh perusahaan. Kesungguhan ini muncul karena manfaat
yang diperoleh petani responden selama mengikuti kegiatan sistem
kemitraan baik meliputi jaminan pasar, ketersediaan saprodi, harga,
peningkatan hasil dan pendapatan.
Tabel 21. Kontinuitas Keikutsertaan Petani Mitra Usaha dalam Sistem Kemitraan dengan PT Bisi International Tbk.
Kontinuitas Keikutsertaan Sistem Kemitraan Jumlah (orang)
Presentase (%)
a. Pernah berhenti 0 00,00 b. Belum pernah berhenti 30 100,00 Jumlah 30 100
Sumber: Data Primer
Diketahui bahwa seluruh petani responden belum pernah berhenti
mengikuti setiap program usahatani yang dijalankan perusahaan dalam
sistem kemitraan. Seluruh petani responden juga memutuskan untuk
tetap menjadi mitra usaha PT Bisi International Tbk di waktu
mendatang. Hal ini terjadi karena prospek yang menjanjikan dari usaha
jagung hibrida, dimana terjadi kecenderungan peningkatan kebutuhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
bahan pangan yang menggunakan bahan baku jagung dan bahan pakan
ternak. Kesungguhan petani responden sebagai mitra usaha merupakan
gambaran bahwa petani responden memiliki komitmen yang baik
terhadap bisnis yang dijalankan bersama PT Bisi International Tbk.
c. Adanya kepastian pemasaran
Adanya kepastian pemasaran merupakan variabel kekuatan, karena
variabel inilah yang menjadi alasan keikutsertaan dalam kemitraan
dengan inti. Kepastian pemasaran sekaligus merupakan hak plasma yang
harus selalu diperhatikan, karena tanpa ada pasar yang pasti atas produk
plasma tidak menutup kemungkinan plasma akan bergabung dengan
perusahaan lain.
Hasil penelitian berkaitan dengan adanya kepastian pasar terlihat
dari kepastian perusahaan membeli jagung hibrida sesuai dengan harga
kontrak, harga yang dipakai oleh perusahaan mengikuti harga dipasar
dan inilah yang menjadi kelebihan PT Bisi International Tbk dibanding
perusahaan lain.
d. Adanya kepastian ketersediaan saprodi
Adanya kepastian ketersediaan saprodi merupakan variabel
kekuatan kemitraan, karena pada dasarnya kesulitan petani apabila
mengusahakan jagung hibrida secara mandiri adalah harganya relatif
mahal sementara kebutuhan selalu meningkat terutama kebutuhan
pestisida, benih jagung hibrida, pupuk.
Hasil penelitian mengenai ketersediaan saprodi menunjukkan
bahwa sampai saat ini perusahaan selalu tepat waktu dalam penyediaan
saprodi dan apabila perusahaan telah kehabisan stok misalnya pupuk
maka petani akan diberikan kebebasan untuk membeli di luar
perusahaan. Kebutuhan pestisida dan pupuk oleh petani responden
terpenuhi sesuai kebutuhan saja, karena masing-masing petani responden
berbeda kebutuhannya berdasarkan letak lokasi, iklim, cuaca, suhu,
hama dan phatogen yang menyerang tanaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
e. Adanya kebijakan kerjasama
Adanya kebijakan kerjasama juga merupakan variabel internal
kekuatan kemitraan, dimana perusahaan selalu berusaha memberikan
kontrak kerjasama yang jelas yang disepakati oleh kedua belah pihak,
hanya saja kontrak kerjasama ini ditentukan oleh perusahaan sendiri
walaupun meminta pertimbangan dari petani tetapi tetap kebijakan ada
di perusahaan. Isi kontrak kerjasama antara petani responden dengan PT
Bisi International Tbk terlampir.
f. Sebagai sumber pendapatan utama
Keikutsertaan petani dalam sistem kemitraan didasari atas
keinginan meningkatkan taraf hidup, dimana dengan sistem kemitraan,
petani mendapatkan kepastian usahatani, pasar, informasi dan teknologi
yang tepat dalam mengusahakan taninya dan yang terpenting adalah
sebagai sumber pendapatan keluarga.
Hasil penelitian berkaitan dengan sumber pendapatan utama mitra
usaha menunjukkan bahwa dari 30 petani responden diketahui bahwa
27 petani responden 90,00% menjadikan petani sebagai pekerjaan
utama. Hal ini mencerminkan bahwa usaha petani jagung hibrida
merupakan sumber pendapatan utama.
g. Adanya kemampuan keuangan
Adanya kemampuan keuangan merupakan variabel internal
kekuatan, karena tanpa kemauan dan dukungan modal yang cukup, maka
kemitraan tidak akan berjalan selama perusahaan tidak memberikan
modal untuk keperluan tersebut.
Adanya kemampuan keuangan petani mitra usaha terlihat pada
kemampuan responden membiayai kegiatan usahatani jagung hibrida
secara mandiri. Perusahaan akan memberikan pinjaman hanya kepada
mitra usaha dengan ketentuan hanya berwujud barang
(benih jagung, pupuk dan pestisida).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
2. Identifikasi Faktor Internal Kelemahan.
a. Adanya bias pemahaman antara inti dengan plasma
Perbedaan pemahaman antara inti dengan plasma petani mitra
usaha dengan apa yang diberikan oleh perusahaan merupakan variabel
internal kelemahan sekaligus masalah yang harus diatasi, karena
kemitraan tidak selalu memberikan keuntungan yang seimbang bagi inti
dan plasma. Petani harus menerima apa yang diberikan oleh inti,
meskipun tidak sesuai yang diinginkan, misalnya pada waktu panen dan
hasil panen yaitu jagung hibrida tidak sesuai dengan standar mutu yang
sudah ditetapkan perusahaan.
Adanya bias pemahaman antara inti dan plasma ini terjadi dalam
sistem kemitraan yang dijalankan antara perusahaan dengan petani yaitu
pada waktu panen yang seharusnya hasil panen diserahkan ke
perusahaan tapi ada sebagian petani yang melakukan kecurangan
misalnya mengambil hasil panen untuk kepentingannya sendiri.
c. Kurangnya pemecahan masalah secara keseluruhan
Kurangnya pemecahan masalah secara keseluruhan merupakan
variabel internal kelemahan sistem kemitraan antara PT Bisi
International Tbk dengan petani mitra usaha. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa masalah muncul saat petani responden mengalami
kesulitan mendapatkan pasokan pupuk dari perusahaan. Di dalam isi
kontrak kerjasama perusahaan berkewajiban untuk memberikan pupuk,
tapi sudah beberapa bulan terakhir petani tidak mendapatkan pupuk dari
perusahaan.
Dalam masalah ini perusahaan sudah memberikan solusi dengan
memberikan uang sebagai pengganti pupuk. Petani mitra diberi uang dan
selanjutnya uang tersebut digunakan untuk membeli pupuk, walaupun
petani mitra sudah diberi uang tapi masih mengalami kesulitan yaitu
harga pupuk yang tinggi dan kesulitan mendapatkan pupuk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
d. Pengairan yang masih sulit
Pengairan yang masih sulit merupakan variabel internal kelemahan
sistem kemitraan antara PT Bisi International Tbk dengan petani mitra
usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani jagung mitra usaha
mengalami kesulitan dalam mendapatkan air untuk mengairi sawahnya.
PT Bisi International Tbk hendaknya memperhatikan kesulitan yang
dirasakan petani jagung hibrida mitra usaha, karena mengingat air
memiliki peran yang penting dan mempengaruhi produksi jagung
hibrida.
e. Masih rendahnya SDM petani
Masih rendahnya SDM petani merupakan variabel internal
kelemahan sistem kemitraan. Kurangnya pemahaman dan ketrampilan
petani mitra usaha tentang budidaya jagung hibrida yang benar. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada sebagian petani jagung hibrida yang
masih salah dalam menentukkan kapan waktu panen. Misalnya saja pada
saat jagung hibrida yang belum siap untuk dipanen oleh petani mitra
sudah dipanen. Hal ini akan mempengaruhi kualitas jagung hibrida yang
nantinya juga akan berpengaruh terhadap harga beli dari perusahaan.
Kesalahan yang dilakukan petani mitra usaha karena tidak adanya
koordinasi petugas lapang kapan jagung siap untuk dipanen. Petugas
lapang datang pada saat jagung hibrida yang sudah dipanen siap dikemas
dalam karung dan selanjutnya ditimbang.
f. Masih lemahnya kepastian hukum bagi petani
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada kepastian hukum bagi
petani jagung mitra usaha dalam sistem kemitraan. Kepastian hukum bagi
petani mitra usaha meliputi status kerjasama yang lebih terjamin. Dalam
sistem kemitraan apabila salah satu menyalahi kontrak maka pihak satunya
bisa menuntut atau dipidanakan.
Dari penelitian ini PT Bisi International Tbk yang berkewajiban
memberikan pasokan pupuk tapi pada bulan terakhir ini PT Bisi
International Tbk tidak lagi memberikan pasokan pupuk melainkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
menggantinya dengan uang. Hal ini sudah menyalahi kontrak kerjasama
dengan petani tapi petani tidak berani menuntut PT Bisi International Tbk
karena mengingat petani mitra usaha berada posisi yang lemah.
3. Identifikasi Faktor Eksternal Peluang
a. Adanya peluang ketersediaan jumlah sumber daya manusia terampil
Tujuan kemitraan salah satunya adalah meningkatkan kemandirian
mitra. Adanya peluang peningkatan jumlah sumber daya manusia
terampil merupakan variabel eksternal peluang dalam sistem kemitraan
antara PT Bisi International Tbk dengan petani jagung hibrida mitra
usaha. Hal ini didasarkan oleh tujuan perusahaan untuk meningkatkan
taraf hidup petani dan masyarakat sekitar serta memperkenalkan pada
petani tentang usahatani jagung hibrida dan prospeknya.
Disatu sisi hal ini merupakan kelemahan sistem kemitraan karena
kurangnya pemahaman mitra usaha tentang kebijakan kerjasama yang
dibuat oleh perusahaan, namun disisi lain hal ini bisa menjadi peluang
kemitraan karena melalui sistem ini memungkinkan munculnya tenaga
terampil. Hal ini dibuktikan oleh beberapa petani responden yang
sebelumnya tidak memiliki keahlian usahatani jagung hibrida sama
sekali dan petani bisa berhasil. Dengan berbekal dari bimbingan dari
perusahaan dan belajar pada petani yang sudah berpengalaman.
b. Adanya peluang usaha
Adanya peluang lapangan kerja merupakan variabel eksternal
peluang sistem kemitraan antara PT Bisi International Tbk dengan petani
mitra usaha. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya petani baru yang
menjadi mitra perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan banyaknya mitra baru yang ikut
kemitraan, dari 30 responden terdapat 3 responden tergolong petani baru
yang menjadi mitra perusahaan. Petani yang berusahatani jagung hibrida
sebagian menggunakan tenaga kerja luar, meskipun jumlah tenaga kerja
luar yang mampu diserap oleh usahatani jagung hibrida tidak banyak
yaitu 2-3 orang pada waktu mencabut bunga jagung dan 5-6 orang pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
waktu panen, namun usaha ini bisa menjadi salah satu lapangan
pekerjaan baru bagi tenaga kerja yang tersedia di lokasi sekitar.
c. Kecenderungan permintaan benih jagung hibrida yang semakin banyak
Jumlah permintaan benih jagung hibrida merupakan faktor peluang
eksternal dalam sistem kemitraan antara PT Bisi International Tbk
dengan petani mitra usaha. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya jagung
hibrida yang dihasilkan oleh mitra usaha dengan tidak dibatasinya
jumlah produksi.
Tabel 22. Volume penjualan benih jagung hibrida dari tahun 2005-2009