ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, NILAI DAN KEPUASAN KONSUMEN PADA MINAT BELI ( Studi Kasus Pada Coffeeshop Rocketz Surakarta) Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh : EKA YULIANI F1205039 FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
101
Embed
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN UNIVERSITAS SEBELAS …/Analisis...Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta ... selaku
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, NILAI DAN
KEPUASAN KONSUMEN PADA MINAT BELI
( Studi Kasus Pada Coffeeshop Rocketz Surakarta)
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh :
EKA YULIANI
F1205039
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
MOTTO
” Manusia dianugerahi kehidupan untuk berproses dengan hidupnya, apakah dalam proses
tersebut membuat hidupnya akan ”hidup” atau ”mati” manusia sendirilah yang menentukan ”
( - G. Sy - )
” Tetaplah menjadi seseorang yang berdiri kokoh, meskipun kehidupan menyusahkanmu dan
membuatmu tertatih ”
” Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari
suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain) ”
( Q.S. Alam Nasyroh : 6-7 )
” Kesuksesan akan datang bila seseorang mampu menginterospeksi dirinya sendiri dan
bangkit dari keterpurukannya ”
( - G. Sy - )
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanallahu Wa Ta’ala Yang Mahakuasa atas
segala limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “ ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, NILAI DAN
KEPUASAN KONSUMEN PADA MINAT BELI ” ( Studi Kasus pada Coffeeshop
Rocketz Surakarta ).
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh banyak sekali petunjuk,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, dengan segala kerendahan
hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
2. Dra. Endang Suhari, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
3. Drs. H. Wiyono, MM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
4. Prof. Dr. Tulus Haryono, MEk, selaku Pembimbing Akademik.
5. Drs. Karsono, M.Si., selaku Pembimbing Skripsi yang telah sabar memberikan
bimbingan dan saran-saran yang sangat berarti dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen-dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang telah
membagi ilmunya kepada saya.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan karya
sederhana ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Surakarta, Agustus 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
D. Batasan Masalah ...................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kualitas Pelayanan ................................................................... 8
B. Nilai .......................................................................................... 10
C. Kepuasan Konsumen ............................................................... 14
D. Pengorbanan ............................................................................ 25
E. Minat Beli ................................................................................ 26
F. Penelitian Terdahulu ................................................................ 30
G. Kerangka Pemikiran ................................................................ 32
H. Hipotesis .................................................................................. 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ..................................................................... 39
B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling .................................. 40
C. Sumber Data ............................................................................ 41
D. Operasional Variabel ............................................................... 41
E. Instrumen Penelitian ................................................................ 45
F. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 46
G. Estimasi dan Pengujian Model Struktural ................................ 47
H. Pretest ....................................................................................... 52
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif …………………………………………… 54
B. Analisis Data …………………………………………………. 64
C. Interpretasi Hasil Penelitian dan Pembahasan ……………….. 79
D. Tanggapan Responden atas Pertanyaan Terbuka …………….. 85
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 88
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 91
C. Saran ......................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL III.1 Hasil Analisis Faktor Pretest ………………….............................. 52
TABEL III.2 Hasil Uji Reliabilitas Pretest ……………………………………... 53
TABEL IV.1 Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai Pengorbanan ............ 55
TABEL IV.2 Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Pelayanan ... 57
TABEL IV.3 Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai Nilai .......................... 60
TABEL IV.4 Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan Konsumen..61
TABEL IV.5 Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai Minat Beli ................. 63
TABEL IV.6 Hasil Analisis Faktor Tahap 1 ......................................................... 64
TABEL IV.7 Hasil Analisis Faktor Tahap 2 ......................................................... 65
TABEL IV.8 Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................... 66
TABEL IV.9 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 69
TABEL IV.10 Jarak Mahalanobis Data Penelitian ..................................................70
TABEL IV.11 Hasil Goodness-of-Fit Model .......................................................... 72
TABEL IV.12 Hasil Goodness-of-Fit Model Setelah Modifikasi .......................... 73
TABEL IV.13 Hasil Estimasi Model Struktural ..................................................... 77
TABEL IV.14 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Total ............................. 77
TABEL IV.15 Tabulasi Perhitungan Faktor-faktor, harapan dan kritik ................. 85
DAFTAR LAMPIRAN
A. Kuesioner
B. Data Pretest
C. Data Sample Besar
D. Output Amos Awal
E. Output Amos Setelah Modifikasi
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN,
NILAI DAN KEPUASAN KONSUMEN PADA MINAT BELI
(Studi Kasus pada Coffeeshop Rocketz Surakarta)
EKA YULIANI F1205039
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengorbanan pada nilai, pengaruh kualitas pelayanan pada nilai, pengaruh kualitas pelayanan pada kepuasan konsumen, pengaruh kualitas pelayanan pada minat beli, pengaruh nilai pada kepuasan konsumen, pengaruh nilai pada minat beli, pengaruh kepuasan konsumen pada minat beli.
Berdasarkan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis dengan metode survey. Target populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen Coffeeshop Rocketz Surakarta. Sampel yang diambil adalah 100 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling. Metode yang digunakan Purposive sampling. Uji instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest, Uji Validitas dan Uji Reliabilitas, Estimasi dan pengujian model struktural. Teknik pengujian hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis dan menghasilkan suatu model yang baik. Untuk mengujinya digunakan Structural Equation Modelling (SEM). Sebelum menginterpretasi hasil pengujian hipotesis, terlebih dahulu menganalisis goodness-of-fit model dengan menggunakan AMOS 4.01. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa model yang dikonstruksi mempunyai kesesuaian yang baik dengan data yang diperoleh.
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa: (1) Pengorbanan berpengaruh signifikan pada nilai (p< 0,01). (2) Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan pada nilai (p< 0,01). (3) Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan pada minat beli konsumen (p< 0,1). (4) Nilai berpengaruh signifikan pada kepuasan konsumen (p< 0,01). (5) Kepuasan konsumen berpengaruh signifikan pada minat beli konsumen (p< 0,01). Sedangkan hipotesis yang tidak terdukung adalah sebagai berikut: (1) Kualitas pelayanan tidak berpengaruh signifikan pada kepuasan konsumen . (2) Nilai tidak berpengaruh signifikan pada minat beli konsumen. Hasil dari Goodness-of-fit model adalah: c2 = 94,112; Probability level = 0,067; CMIN/DF = 1,255; GFI = 0,897; AGFI = 0,835; NFI = 0,875; TLI = 0,959; CFI = 0,971; RMSEA = 0,067.
Dengan demikian penelitian ini menjelaskan fenomena bahwa kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen memiliki pengaruh signifikan dan positif dalam pembentukan minat beli konsumen. Kata kunci : Kualitas Pelayanan, Nilai, Kepuasan Konsumen, Pengorbanan, Minat Beli
ABSTRACT
AN ANALYSIS ON THE EFFECT OF SERVICE QUALITY, VALUE AND CUSTOMER SATISFACTION ON THE PURCHASING INTEREST
(A Case Study on Surakarta Rocket Coffeeshop)
Eka Yuliani F1205039
This research aims to examine the effect of sacrifice on the value, the effect of service
quality on the value, the effect of service quality on the purchasing interest, the effect of value on the customer satisfaction, the effect of value on the purchasing interest, the effect of customer satisfaction on the purchasing interest.
Considering the objective, this research belongs to a hypothesis testing research using survey methods. The sample taken consisting of 100 persons. The sampling technique used was non probability sampling. The method used was Purposive sampling. The instrument tests used was Pretest, validity and reliability test, estimation and structural model testing. Technique of testing hypothesis was used to test the hypothesis and to provide a good model. In order to examine it, the Structural Equation Modeling (SEM) was used. Before interpreting the result of hypothesis testing, the goodness-of-fit model was firstly analyzed using AMOS 4.01. It was done to ensure that the constructed model has good compatibility with the data obtained.
From the result of research, it can be concluded that: (1) the sacrifice affects significantly the value (p < 0.01), (2) the service quality affects significantly the value (p < 0.01), (3) the service quality affects significantly the customer’s purchasing interest (p < 0.1), (4) the value affects significantly the customer satisfaction (p < 0.01), and (5) the customer satisfaction affects significantly the costumer’s purchasing (p < 0.01). Meanwhile, the hypotheses not supported are as follows: (1) the service quality does not affect significantly the customer satisfaction, and (2) the value does not affect significantly the customer’s purchasing interest. The results of goodness-of-fit model are: c2 = 94.112; Probability level = 0,067; CMIN/DF = 1.255; GFI = 0.897; AGFI = 0.835’ NFI = 0.875, TLI = 0.959; CFI = 0,971; RMSEA = 0.067.
Thus this research explains the phenomenon that the service quality and customer satisfaction affect significantly and positively the establishment of customer’s purchasing interest. Keywords: Service Quality, Value, Customer Satisfaction, Sacrifice, Purchasing Interest.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia bisnis saat ini berkembang dengan pesat. Dalam perkembangan
ekonomi negara kita, sektor jasa menempati kedudukan yang sangat penting
sehingga tidak bisa diabaikan begitu saja. Perusahaan yang beroperasi dalam
sektor jasa maupun barang akan mempertimbangkan kebijakan mengenai
seberapa pentingnya kualitas pelayanan yang diberikan dibandingkan dengan
kepuasan yang diterima oleh pelanggan. Perusahaan merasa bahwa konsumen
adalah salah satu aset yang berharga bagi perusahaan, untuk itu setiap
perusahaan berusaha memberikan bagi yang terbaik demi menciptakan
kepuasan bagi konsumen mereka.
Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai sebuah sikap atau keputusan
yang bersifat global dan menyeluruh, yang berhubungan dengan penilaian
superioritas suatu jasa (Parasuraman, et al., 1988). Perusahaan yang dapat
mengoptimalkan aspek kualitas pelayanan yang dimilikinya seringkali
berpeluang besar untuk meningkatkan performa finansial nya dan menarik
konsumen dalam pasar yang semakin kompetitif (Wang et al. dalam Arasli,
2005). Riset-riset empiris yang terkait dengan konsep kualitas pelayanan yang
dihubungkan dengan aspek perilaku konsumen (khususnya pengaruhnya
terhadap kepuasan maupun loyalitas konsumen) telah banyak dilakukan oleh
kalangan akademisi maupun praktisi, dan hal itu semakin memperkuat
2
paradigma akan pentingnya kualitas pelayanan atau service quality, yang
merupakan aspek kunci yang bernilai strategis bagi sebuah perusahaan yang
bergerak di sektor jasa (Lewis, 1991).
Perusahaan pada umumnya menginginkan bahwa pelanggan yang
diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Perusahaan yang beresiko
paling besar adalah yang tidak mampu memantau konsumen dan pesaing
mereka dan tidak secara kontinyu memperbaiki nilai tawaran mereka. Konsep
yang paling dekat dengan hasil yang berhubungan dengan kualitas jasa
digambarkan sebagai evaluasi pelanggan pada hasil kerja penyedia jasa,
berdasarkan pada pengalaman sebelumnya dan kesannya. Oleh karena itu, niat
pembelian sering digunakan untuk menganalisa perilaku konsumen.
Nilai adalah alat untuk memprediksi pilihan dan loyalitas pelanggan.
Pembeli yang ingin membeli sesuatu dalam kategori produk atau jasa tertentu,
akan mengamati pilihan mereka dan mengamati semua merek atau model
dalam kategori yang ingin mereka beli. Pelanggan akan membeli jasa atau
produk yang dia rasa memberikan nilai tertinggi (Barnes, 2003 : 105). Secara
luas dapat diketahui bahwa persepsi nilai, yang merupakan kunci penentu dari
loyalitas, terdiri dari komponen yang diambil, yaitu keuntungan pembeli yang
diperoleh dari penawaran penjual dan komponen yang diberikan yaitu biaya
moneter dan non moneter pembeli dari mendapatkan penawaran (Dodds et al.,
Perusahaan seharusnya menghubungi para pelanggan yang berhenti
membeli atau beralih kepemasok lain agar dapat memahami mengapa
hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan atau
penyempurnaan selanjutnya. Bukan hanya exit interview namun lebih
kepada pemantauan customer loss rate, karena peningkatan customer
loss rate menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan
pelanggan.
4) Survei Kepuasan Pelanggan
Umumnya penelitian tentang kepuasan pelanggan dilakukan dengan
penelitian survei, baik dengan survei melalui pos, telepon, maupun
wawancara pribadi. Melalui survei, perusahaan akan memperoleh
tanggapan dan umpan balik langsung dari pelanggan dan juga
18
memberikan sinyal positif bahwa perusahaan menaruh perhatian
terhadap mereka. Metode survei kepuasan pelanggan dapat diukur
dengan berbagai cara sebagai berikut :
a) Pengukuran yang diungkapkan secara langsung dengan pernyataan
dan disertai skala untuk jawabannya (directly reported
satisfaction).
b) Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka
mengharapkan suatu atribut tertentu dan seberapa besar yang
mereka rasakan (derived satisfaction).
c) Responden diminta untuk menuliskan masalah-masalah yang
mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan
juga diminta untuk menuliskan perbaikan-perbaikan yang mereka
sarankan (problem analysis).
d) Responden diminta untuk merangking berbagai elemen dari
penawaran berdasrkan derajat pentingnya setiap elemen dan
seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen
(importance performance ratings).
19
4. Teori Kepuasan Konsumen
Menurut Tjiptono (2005), berdasar perspektif psikologis terdapat dua
model kepuasan pelanggan yaitu model kognitif dan model afektif.
1. Model Kognitif
Penilaian pelanggan berdasarkan pada perbedaan antara suatu
kumpulan dari kombinasi atribut yang dipandang ideal untuk individu dan
persepsinya tentang kombinasi dari atribut yang sebenarnaya. Apabila
yang ideal sama dengan yang sebenarnya, maka pelanggan akan sangat
puas terhadap suatu produk/jasa. Sebaliknya bila perbedaan antara yang
ideal dan yang sebenarnya itu semakin besar, maka semakin tidak puas
pelanggan itu.
Persepsi individu tentang kombinasi dari atribut yang ideal
tergantung pada daur hidupnya, pengalaman tentang produk atau jasa,
serta harapan dan kebutuhannya. Jadi indeks kepuasan pelanggan dalam
model kognitif mengukur perbedaan antara apa yang direalisir individu
dalam pasar dan apa yang sebenarnya ditawarkan oleh pasar. Menurut
pelanggan kepuasan ini dapat dicapai dengan cara mengubah penawaran
pasar sehingga sesuai dengan yang ideal ataupun dengan meyakinkan
pelanggan bahwa yang ideal dan menjadi harapan konsumen tidak sesuai
dengan kenyataan. Model kognitif yang digunakan yaitu :
a) Expetancy Disconfirmation Model
Dalam model ini definisi dari kepuasan pelanggan adalah evaluasi
yang memberikan hasil dimana pengalaman yang dirasakan setidaknya
20
sama baiknya dengan yang diharapkan. Berdasarkan komnsumsi atau
pemakaian produk, pelanggan telah membentuk harapan mengenai kinerja
yang seharusnya dari produk tersebut. Harapan konsumen atas kinerja
produk tersebut dibandingkan dengan kinerja aktual produk. Jika kualitas
lebih rendah daripada harapan konsumen yang terjadi adalah
ketidakpuasan emosional (negatif disconfirmation). Jika kinerja produk
lebih besar dibandingkan harapan konsumen maka terjadilah kepuasan
emosional (positif disconfirmation). Dan jika kinerja produk sama dengan
harapan konsumen maka yang terjadi adalah konfirmasi harapan (simple
disconfirmation atau non-satisfaction).
Dalam model ini menggunakan istilah non-satisfaction untuk
menggambarkan situasi dimana pelanggan tidak merasa kecewa dan
melakukan komplain namun tidak mengurangi kemungkinan pelanggan
untuk mencari alternatif produk atau jasa lain yang dianggap dapat lebih
baik.
Harapan atas kinerja produk berlaku sebagai standar perbandingan
terhadap kinerja aktual produk. Beberapa pakar mengidentifikasi tiga
macam pendekatan dalam mengkonseptualisasikan harapan prapembelian
atas kinerja produk :
(1) Equitable Performance, yaitu penilaian normatif yamg
mencerminkan kinerja yang seharusnya diterima konsumen atas biaya dan
usaha yang telah dicurahkan untuk membeli dan mengkonsumsi barang
atau jasa tertentu.
21
(2) Ideal Performance, yaitu tingkat kinerja optimum atau ideal yang
diharapkan dapat diterima oleh konsumen
(3) Expected Performance, yaitu ingkat kinerja produk yang diprediksi
dan diperkirakan oleh konsumen akan diterimanya berdasarkan semua
informasi yang diketahuinya.
b) Equity Theory
Sejumlah peneliti menyatakan bahwa setiap orang menganalisis
pertukaran antara dirinya dengan pihak lain guna menentukan sejauh mana
pertukaran tesebut adil. Equity theory memiliki anggapan bahwa
pelanggan akan menganalisis rasio input dan hasilnya dengan rasio input
dan hasil mitra pertukarannya tersebut. Jika pelanggan merasa bahwa
rasionya unfavorable dibandingkan dengan atau konsumen yang lain,
maka pelanggan akan cenderung mersakan ketidakadilan. Input ini
meliputi usaha, uang, atau waktu yang digunakan oleh pelanggan untuk
merealisasikan pertukaran. Hasil (outcome) adalah hasil dari kinerja
produk yang didapatkan dari pertukaran.
Dalam equity theory berlaku asumsi bahwa setiap pihak dalam
pertukaran harus mendapatkan perlakuan yang adil. Jika terjadi
keseimbangan dan dirasakan favorable bagi pelanggan yang melakukan
evaluasi, maka akan terjadi kepuasan. Namun sebaliknya jika terjadi
ketidakseimbangan, terutama dirasakan unfavorable bagi pelanggan yang
melakukan evaluasi maka akan terjadi ketidakpuasan.
22
c) Attribution Theory
Teori ini dikembangkan oleh Weiner dalam Tjiptono (2005).
Attribution theory mengidentifikasi proses yang dilakukan oleh seseorang
dalam menetukan penyebab aksi atau tindakan diri seseorang, orang lain,
dan obyek tertentu. Atribusi yang dilakukan oleh seseorang dapat sangat
mempengaruhi kepuasan pelanggan atas produk atau jasa tertentu, karena
atribusi memoderasi perasaan puas atau tidak puas.
Pada saat kinerja produk tidak berhasil memenuhi harapannya,
pelanggan akan berusaha menetukan penyebab dari kegagalan tersebut.
Teori atribusi menyatakan bahwa ada tiga tipe atribusi pelanggan terhadap
kejadian atau peristiwa yang tidak diharapkan (Lovelock, Patterson, dan
Walker dalam Tjiptono, 2005) yaitu :
(1) Causal Attribution
Dalam tipe ini pelanggan menilai apakah insiden ketidakpuasan
berada dalam kendali kesalahan pelanggan sendiri atau kesalahan dari
perusahaan yang bersangkutan.
(2) Control Attribution
Dalam tipe ini pelanggan menilai apakah insiden ketidakpuasan
berada dalam kendali pemasar atau tidak.
(3) Stability Attribution
Dalam tipe ini pelanggan akan menilai apakah kejadian itu
mungkin terulang lagi atau tidak. Jika pelanggan menilai insiden tersebut
cenderung dapat terulang lagi, maka ketidakpuasan akan bertambah besar.
23
2. Model Afektif
Model ini menyatakan bahwa dari penilaian konsumen individual
terhadap suatu produk/jasa tidak semata-mata berdasarkan perhitungan
rasional, namun juga berdasarkan kebutuhan subyektif, aspirasi, dan
pengalaman. Fokus model ini lebih dititik beratkan pada tingkat aspirasi
perilaku belajar (learning behavior), emosi, suasana hati, dan lain-lain.
Terdapat dua dimensi respon afektif (Westbrook dalam Tjiptono, 2005),
yaitu serangkaian perasaan positif (positif feelings) dan serangkaian
perasaan negatif (negatif feelings). Kedua tipe perasaan ini saling
independen artinya konsumen dapat merasa positif sekaligus negatif
terhadap pembelian produk tertentu.
D. PENGORBANAN
Pengorbanan adalah hal-hal yang menurut konsumen harus
diberikan atau dikorbankan untuk mendapatkan suatu produk, baik secara
financial atau non financial. Pengorbanan yang dimaksud dapat menjadi
pengorbanan materi dan non materi (Zeithaml et al, 1996). Pengorbanan
materi tidak hanya berkisar pada harga pembelian, namun juga biaya lain
untuk mendapatkan produk tersebut (biaya transportasi, biaya
pemasangan, biaya pemeliharaan, dan lain-lain), biaya lainnya tersebut
juga dimasukkan dalam pengorbanan materi. Pengorbanan non materi
terdiri dari pengorbanan waktu, energi dan usaha fisik lainnya (Kotler,
2000).
24
Konsumen menggunakan harga untuk mengambil kesimpulan
mengenai kualitas produk dan pengorbanan materi karena pembelian
tersebut (Leszinkski & Marn dalam Isman, 2002). Ketika harga diproses
secara menyeluruh bersama dengan petunjuk-petunjuk lainnya untuk
membantu menentukan kualitas produk, maka harga juga akan digunakan
sebagai indikasi dari pengorbanan materi (Rao & Monroe, Suri & Monroe,
dalam Isman 2002).
Persepsi pengorbanan dari seorang konsumen akan semakin besar
jika pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan produk tersebut
semakin besar, baik pengorbanan materi maupun non materi. Jadi dapat
dikatakan bahwa persepsi pengorbanan seorang konsumen terhadap suatu
produk akan berbanding lurus dengan pengorbanan yang dilakukannya
untuk mendapatkan produk tersebut (Kotler, 2000).
E. MINAT BELI
1. Perilaku Konsumen
Memahami perilaku konsumen sangat sulit bagi para produsen
untuk mengiklankan produknya, karena konsumen itu sangat variatif
dalam umur, pendapatan, pendidikan dan kesukaan mereka. Perusahaan
dalam memasarkan produknya selalu dihadapkan pada pertanyaan
“Mengapa konsumen membeli barang atau jasa tertentu?”. Jawaban dari
pertanyaan ini tidak bias diterangkan secara langsung dari hasil
pengamatan saja, namun perlu dilalukan analisa tentang perilaku
25
konsumen yang lebih mendalam. Analisa perilaku konsumen ini akan
banyak membantu bagi pihak manajer pemasaran untuk memahami
“mengapa dan bagaimana” perilaku konsumen, perusahaan dapat
mendistribusikan barangnya dengan baik.
Perilaku konsumen didefinisikan sebagai berikut:
“Kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa termasuk didalam proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut (Dharmestha & Handoko, 2000 : 10)”. Berbicara mengenai perilaku konsumen, pada akhirnya akan
sampai pada bagaimana implikasinya terhadap langkah-langkah strategi
pemasaran. Dengan perkataan lain, mempelajari perilaku konsumen
bertujuan untuk mengetahui dan memahami berbagai aspek yang ada pada
konsumen, yang akan digunakan dalam menyusun strategi pemasaran yang
berhasil.
2. Behavior Intention
Ajzen (1991) mengartikan behavioral intention merupakan sebuah
fungsi dari attitude terhadap behavior dan subjective norms terhadap
behavior yang kemudian digunakan untuk memprediksi actual behavior.
Sedangkan menurut Bolton (1998) dalam Cronin 2000, behavioral
intention diartikan sebagai hasil atas pemakaian yang meliputi keinginan
membeli kembali dan merekomendasikannya pada orang lain.
26
Theory of Planned Behavior adalah teori tentang perilaku manusia
(Ajzen, 1991), teori ini pertama kali dikemukakan oleh Ajzen tahun 1985.
Dalam teori ini persepsi pengendalian perilaku mempunyai pengaruh yang
unik, yakni berpengaruh langsung pada perilaku dan pengaruh tidak
langsung melalui keinginan berperilaku.
Gambar II. 1.
Theory of planned behavior
Sumber : Ajzen (1991) dalam Dharmmestha (1997).
Kehendak (intention) adalah perasaan dimana apa yang seseorang
rencanakan atau berniat untuk melakukannya, akan diwujudkan segera
dalam perilaku. Menurut Ajzen dalam Theory of planned behavior
menyatakan bahwa keinginan berperilaku seseorang merupakan faktor
yang menentukan perilaku seseorang (Dharmmestha, 1997).
Attitude Toward The Behavior
Subjective Norm
Perceived Behavior Control
Intention Behavior
27
Dari definisi tentang perilaku konsumen maka dapat dikatakan
bagaimana perilaku konsumen yang sangat mempengaruhi dalam
keputusan pembelian pada barang atau jasa. Produsen tidak hanya
mempelajari dan mengamati apa yang dikonsumsi oleh konsumen, tetapi
bagaimana konsumen dapat memperoleh barang atau jasa yang mereka
butuhkan untuk dikonsumsi.
3. Minat Beli
Dilihat dalam hubungannya dengan perilaku, minat dapat
dikatakan sebagai hal yang mendasari perilaku. Jika dikaitkan dengan
perilaku konsumen akan dipengaruhi oleh berbagai hal dalam menentukan
keputusan terhadap suatu produk. Konsumen akan melakukan berbagai
pertimbangan dalam mengambil keputusan suatu barang atau produk.
Salah satu bahan pertimbangan seorang konsumen adalah
mengenai minatnya (Vitriani, 1995 : 14). Minat membeli merupakan tahap
kecenderungan respon bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar
terjadi. Menurut Howard dalam Sri Wahyuningsih (2008) minat untuk
membeli adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen
untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang
dibutuhkan pada periode tertentu.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa minat
adalah keinginan ataupun dorongan psikologis yang sangat kuat pada diri
seseorang untuk melakukan suatu tindakan terhadap produk yang
ditawarkan oleh produsen, kemudian konsumen mencari informasi tentang
28
produk tersebut, yang kemudian dilanjutkan dengan keinginan untuk
membeli produk tersebut. Semakin tinggi keinginan seseorang maka
makin tinggi pula minatnya, demikian juga sebaliknya.
F. PENELITIAN TERDAHULU
1. Penelitian yang dilakukan oleh Cronin, J.J., Brady, M.K, and Hult,
G.T.M. (2000) dengan judul “Assessing the Effects of Quality, Value, and
Customer Satisfaction on Consumer Behavioral Intentions in Service
Environments”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengklarifikasikan
hubungan antara kualitas, nilai, kepuasan konsumen dan minat membeli.
Sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah 278 mahasiswa
marketing di universitas besar dari 30.000 mahasiswa. Structural Equation
Modelling (SEM) digunakan untuk menguji model dan hipotesis yang
diajukan dalam penelitian tersebut. Hasil dari penelitian tersebut diperoleh
kesimpulan adalah (a) Mengindikasikan bahwa kualitas jasa dan nilai jasa
membawa ke arah kepuasan konsumen, (b) Menyatakan bahwa persepsi
kualitas jasa juga merupakan penentu penting dari kepuasan konsumen, (c)
Meningkatkan kualitas, nilai, dan kepuasan secara kolektif sebagai saran
meningkatkan persepsi jasa konsumen, (d) Mengindikasikan bahwa jalur
tidak langsung (kualitas jasa dan nilai jasa pada minat membeli) signifikan
secara konsisten di seluruh industri dan berbagai metode.
29
2. Penelitian yang dilakukan oleh Aryotedjo (2005) “Pengaruh Kualitas Jasa,
Kepuasan dan Komitmen Pelanggan Terhadap Loyalitas Konsumen Pada
Bisnis Retail”. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kualitas jasa
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan dan
loyalitas pada ALFA Pabelan Surakarta, kepuasan pelanggan memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen pelanggan dan dan
loyalitas pelanggan ALFA Pabelan Surakarta, dan juga diketahui
Komitmen pelanggan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
loyalitas pelanggan pada ALFA Pabelan Surakarta.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Marcus Remiasa & Yenny Lukman (2007)
“Analisis Persepsi Pelanggan Terhadap Kualitas Layanan Coffeeshop
Asing dan Coffeeshop Lokal”. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa
ada perbedaan kualitas layanan yang signifikan antara coffeeshop asing
dan coffeeshop lokal baik dari kualitas interaksi, kualitas lingkungan fisik,
dan kualitas hasil. Dan perbedaan rata-rata terbesar adalah pada kualitas
lingkungan fisik. Dimana coffeeshop asing memiliki kualitas layanan lebih
bagus dibandingkan coffeeshop lokal.
30
G. KERANGKA PEMIKIRAN
Berdasarkan ulasan tinjauan pustaka diatas, kerangka pemikiran
yang dapat dikemukakan adalah:
H1
H2
H6
H4
H5
H3 H7
Pengorbanan
(SAC)
Nilai (SV)
Minat beli (BI)
Kepuasan
(SAT)
Kualitas
pelayanan (SQ)
31
Gambar II. 2 Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu
model service quality, maka variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Dependen : Behavior intention (BI)
2. Variabel Independen : Pengorbanan (SAC) dan Kualitas pelayanan
(SQ)
3. Variabel Mediasi/Intervening: Nilai (SV) dan Kepuasan (SAT)
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan
oleh Cronin, J.J., Brady, M.K, and Hult, G.T.M. (2000) yang berjudul
“Assessing the Effects of Quality, Value, and Customer Satisfaction on
Consumer Behavioral Intentions in Service Environments” tujuan
penelitian adalah untuk mengklarifikasikan hubungan antara kualitas, nilai,
kepuasan, dan minat membeli, bahwa proses pembuatan keputusan
konsumen untuk produk jasa paling baik dicontohkan sebagai sistem
kompleks yang menggabungkan efek langsung dan tidak langsung
terhadap minat membeli.
H. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan dari suatu
perumusan masalah. Berdasarkan latarbelakang penjabaran perumusan
masalah dan penelitian terdahulu, maka penulis dapat merumuskan hipotesis
sebagai berikut :
32
Pengaruh pengorbanan dengan nilai
Menurut Monroe (1990) pengorbanan materi tidak hanya berkisar
pada harga pembelian, namun juga biaya lain untuk mendapatkan produk
tersebut (biaya transportasi, biaya pemasangan, biaya pemeliharaan, dan
lain-lain), biaya lainnya tersebut juga dimasukkan dalam pengorbanan
materi. Seperti yang dikemukakan oleh (Kotler, 2000) pengorbanan non
materi terdiri dari pengorbanan waktu, energi dan usaha fisik lainnya.
Persepsi pengorbanan dari seorang konsumen akan semakin besar jika
pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan produk tersebut semakin
besar, baik pengorbanan materi maupun non materi. Jadi dapat dikatakan
bahwa persepsi pengorbanan seorang konsumen terhadap suatu produk
akan berbanding lurus dengan pengorbanan yang dilakukannya untuk
mendapatkan produk tersebut. Menurut (Chapman dan Wahlers, 1999:54)
perceived value adalah nilai yang diterima konsumen terhadap suatu
produk atau jasa yang merupakan trade-off antara benefit yang diterima
dan pengorbanan yang harus dilakukan untuk memperoleh barang tersebut.
Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis yang diajukan adalah :
H1 : Pengorbanan berpengaruh pada nilai.
Pengaruh kualitas pelayanan dengan nilai
Harris dan Goode (2004) dari hasil penelitiannya menyatakan
bahwa terdapat hubungan positif antara perceived quality dan perceived
value. Dari perspektif implikasi penting bagi manajer pemasaran untuk
33
memberi perhatian terus menerus / konstan untuk menciptakan sebuah
persepsi kualitas yang tinggi untuk menciptakan nilai produk yang tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Grewal, et.al (1998) dalam Harris dan
Goode (2004) mengemukakan bahwa perceived quality merupakan faktor
utama pembentuk keputusan konsumen terhadap value. Berdasarkan
penjelasan diatas maka hipotesis yang diajukan adalah :
H2 : Kualitas pelayanan berpengaruh pada nilai.
Pengaruh kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen
Menurut Parasuraman (1988 :16) semakin tinggi tingkat kualitas
pelayanan yang dipersepsikan, semakin meningkatnya kepuasan
konsumen. Pernyataan tersebut menegaskan adanya hubungan yang erat
antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pelanggan. Dalam studinya di
Swedia, Fornell (1992:13) membuktikan bahwa terdapat hubungan antara
kualitas yang dirasakan (kinerja) dengan kepuasan. Penelitian yang telah
dilakukan oleh Harris dan Goode (2004) menyatakan bahwa kualitas
pelayanan yang baik mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan
pelanggan. Setiap pelayanan yang baik akan menciptakan rasa kepuasan
dan keinginan untuk kembali lagi. Berdasarkan penjelasan diatas maka
hipotesis yang diajukan adalah :
H3 : Kualitas pelayanan berpengaruh pada kepuasan konsumen.
34
Pengaruh kualitas pelayanan dengan minat beli
Menurut Tjiptono (2005), definisi kualitas pelayanan berfokus
pada upaya pemenuhan dan keinginan pelanggan, serta ketepatan
penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Ajzen (1991)
mengartikan behavioral intention merupakan sebuah fungsi dari attitude
terhadap behavior dan subjective norms terhadap behavior yang kemudian
digunakan untuk memprediksi actual behavior. Dalam teori ini persepsi
pengendalian perilaku mempunyai pengaruh yang unik, yakni berpengaruh
langsung pada perilaku dan pengaruh tidak langsung melalui keinginan
berperilaku. Kehendak (intention) adalah perasaan dimana apa yang
seseorang rencanakan atau berniat untuk melakukannya, akan diwujudkan
segera dalam perilaku. Sedangkan menurut Bolton (1998) dalam Cronin
(2000), behavioral intention diartikan sebagai hasil atas pemakaian yang
meliputi keinginan membeli kembali dan merekomendasikannya pada
orang lain. Bahwa kualitas pelayanan adalah penentu penting dari minat
membeli (Cronin, 2000). Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis
yang diajukan adalah :
H4 : Kualitas pelayanan berpengaruh pada minat beli.
Pengaruh nilai dengan kepuasan konsumen
Menurut Zeithaml dan Bitner (2000) dalam Barnes (2003 : 104)
mengidentifikasikan bahwa pelanggan memandang nilai dalam beragam
cara yang berbeda. Pandangan pelanggan tentang nilai terkait erat dengan
35
harga dan apa yang mereka dapat sebagai ganti uang yang mereka
keluarkan. Menurut Kotler (1994) (dalam Nasution, 2004) kepuasan
pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.
Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis yang diajukan adalah :
H5 : Nilai berpengaruh pada kepuasan konsumen.
Pengaruh nilai dengan minat beli
Bownman dan Ambrosini (2000) dalam Lin (2003 : 35)
menyatakan bahwa konsumen mempersepsikan nilai produk atau jasa
berdasarkan pada kepercayaan mereka tentang produk/jasa, kebutuhan
mereka, pengalaman unik, keinginan, kehendak dan harapan. Pembeli
membentuk nilai yang diharapkan berdasarkan pada kebutuhan yang
diterima dari pengakuan mereka sendiri. Menurut (Vitriani, 1995 : 14)
dilihat dalam hubungannya dengan perilaku, minat dapat dikatakan
sebagai hal yang mendasari perilaku. Jika dikaitkan dengan perilaku
konsumen akan dipengaruhi oleh berbagai hal dalam menentukan
keputusan terhadap suatu produk. Konsumen akan melakukan berbagai
pertimbangan dalam mengambil keputusan suatu barang atau produk.
Salah satu bahan pertimbangan seorang konsumen adalah mengenai
minatnya. Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis yang diajukan
adalah:
H6 : Nilai berpengaruh pada minat beli.
36
Pengaruh kepuasan konsumen dengan minat beli
Pada dasarnya kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan atas produk
akan berpengaruh pada pola perilaku selanjutnya. Kepuasan konsumen
terhadap suatu pengalaman akan suatu jasa tertentu akan melahirkan
sebuah evaluasi atau sikap terhadap kualitas jasa dari waktu ke waktu
(Oliver 1993). Hal ini ditunjukkan pelanggan setelah terjadi proses
pembelian atau postpurchase action (Kotler, 2003). Apabila pelanggan
merasa puas, maka dia akan menunjukkan besarnya kemungkinan untuk
kembali membeli produk yang sama. Pelanggan yang puas cenderung akan
memberikan referensi yang baik terhadap produk kepada orang lain.
Menurut (Howard, 1994 : 41) dalam Sri Wahyuningsih (2008) minat untuk
membeli adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen
untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang
dibutuhkan pada periode tertentu. Sedangkan menurut Bolton (1998)
dalam Cronin (2000), behavioral intention diartikan sebagai hasil atas
pemakaian yang meliputi keinginan membeli kembali dan
merekomendasikannya pada orang lain. Berdasarkan penjelasan diatas
maka hipotesis yang diajukan adalah:
H7 : Kepuasan konsumen berpengaruh pada minat beli.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Berdasarkan tujuannya, penelitian ini dikategorikan ke dalam penelitian
pengujian hipotesis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survey, yaitu suatu metode pengumpulan data primer dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu ( Jogiyanto,
2004 ). Penelitian Survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu
generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam ( Sugiyono, 1999:7).
Ditinjau dari hubungan antar variabelnya, penelitian ini merupakan
penelitian kasual atau sebab akibat, yaitu penelitian yang diadakan untuk
menjelaskan hubungan antar variabel, variabel yang satu menyebabkan atau
menentukan nilai variabel yang lain ( Cooper and Schindler, 2006 ). Unit
analisis adalah individu karena jawaban setiap responden mewakili
pendapatannya sendiri, yang pada penelitian ini adalah konsumen Rocketz
Coffeeshop Surakarta. Pengukuran construct dalam penelitian ini
menggunakan skala interval, yaitu skala yang menyatakan kategori, peringkat
dan jarak construct yang diukur. Skala interval yang digunakan dinyatakan
dengan angka 1 sampai 5.
38
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
a. Populasi
Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian,
atau hal menarik yang ingin diteliti (Sekaran, 2003:265). Populasi dalam
penelitian ini adalah konsumen Coffeshop Rocketz Surakarta yang sedang
saat penelitian melakukan pembelian.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah
anggota yang terpilih dari populasi (Sekaran, 2003:266). Menurut Hair et
al.(1998) dalam Ferdinand (2005), ukuran sampel minimum adalah
sebanyak 5-10 observasi untuk setiap indikator, atau ukuran sampel yang
sesuai adalah antara 100 – 200. Bila ukuran sampel terlalu besar maka
metode estimasi menjadi “sangat sensitif” sehingga sulit untuk
mendapatkan ukuran-ukuran Goodness-of-Fit yang baik. Berdasarkan
pedoman tersebut, maka sampel dalam penelitian ini adalah 90 (18x5)
supaya lebih aman, diambil sampel sebesar 130 responden. Sampel dalam
penelitian ini adalah konsumen yang pernah melakukan pembelian
minimal 3 kali dalam setahun terakhir di Coffeshop Rocketz.
c. Teknik Sampling
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan desain non
probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang /kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel ( Sugiyono, 2004 ). Metode yang
39
digunakan dalam pengambilan sampel adalah dengan menggunakan
metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang bersifat tidak
acak (nonprobability) yang didasarkan atas kriteria-kriteria tertentu.
Kriteria tertentu tersebut adalah konsumen yang pernah melakukan
pembelian minimal 3 kali dalam setahun terakhir di Coffeshop Rocketz.
C. Sumber Data
1. Data Primer
Data diperoleh dari responden dengan menyebarkan angket atau kuesioner
untuk di isi pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian Analisis
Pengaruh Kualitas Pelayanan, Nilai dan Kepuasan Konsumen Pada Minat
Beli pada konsumen Rocketz Coffeeshop Surakarta.
2. Data Sekunder
Data diperoleh secara langsung dari data Rocketz Coffeeshop Surakarta.
D. Operasional Variabel
Definisi operasional adalah definisi yang dengan jelas mengartikan suatu
variabel dengan menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang
perlu untuk mengukur variabel tersebut.
Definisi Operasional
1. Kualitas Pelayanan (service quality)
40
Adalah ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan
mampu sesuai dengan harapan pelanggan. Konstruk ini diukur dengan
tujuh ( 7 ) item pertanyaan, yaitu :
i. Dalam memberikan pelayanan Waitrees ROCKETZ COFFEESHOP
dapat dipercaya, jujur, tepat waktu, konsisten dan dapat diandalkan.
ii. Waitrees ROCKETZ COFFEESHOP memiliki pengetahuan yang
baik mengenai menu yang ada.
iii. Waitrees ROCKETZ COFFEESHOP selalu siap melayani konsumen
dan berusaha untuk memahami keinginan konsumen.
iv. Waitrees ROCKETZ COFFEESHOP bersikap ramah, sopan, dan
hormat kepada konsumen.
v. Waitrees ROCKETZ COFFEESHOP bersedia mendengarkan
konsumen dan berbicara dengan bahasa yang mudah dimengerti.
vi. Fasilitas yang disediakan ROCKETZ COFFEESHOP membuat
konsumen merasa nyaman.
vii. ROCKETZ COFFEESHOP mengutamakan kebersihan dan kerapian
dari waitrees maupun fasilitas fisik yang disediakan.
Skala yang digunakan adalah skala interval dengan itemized rating scale.
2. Kepuasan Pelanggan (satisfaction)
Adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja
atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Konstruk ini
diukur dengan tiga ( 3 ) item pertanyaan.
41
i. Makan dan minum di ROCKETZ COFFEESHOP adalah pilihan
yang tepat bagi saya.
ii. Saya puas dengan pelayanan yang diberikan ROCKETZ
COFFEESHOP.
iii. Saya puas dengan fasilitas yang ada di ROCKETZ COFFEESHOP.
Skala yang digunakan adalah skala interval dengan itemized rating scale.
3. Nilai (service value)
Adalah evaluasi menyeluruh dari kegunaan suatu produk yang
didasari oleh persepsi konsumen terhadap sejumlah manfaat yang akan
diterima dibandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan atau secara
umum dipikirkan konsumen. Konstruk ini diukur dengan dua ( 2 ) item
pertanyaan.
i. Secara umum, fasilitas yang ditawarkan ROCKETZ COFFEESHOP
sudah sesuai dengan keinginan saya.
ii. Kemampuan ROCKETZ COFFEESHOP dalam memuaskan
keinginan dan kebutuhan saya sebanding dengan biaya yang telah
saya keluarkan.
Skala yang digunakan adalah interval dengan itemized rating scale.
4. Pengorbanan (sacrifise)
Adalah menunjukkan sejauh mana pandangan konsumen terhadap
hal-hal yang harus diberikan atau dikorbankan untuk mendapatkan suatu
produk, baik secara finansial atau non finansial. Konstruk ini diukur
dengan tiga ( 3 ) item pertanyaan.
42
i. Biaya yang dikeluarkan sebanding dengan apa yang saya dapatkan.
ii. Waktu tunggu yang diperlukan sesuai dengan kualitas yang
diberikan.
iii. Sejak menerima pesanan sampai pesanan siap, ROCKETZ
COFFEESHOP memberikan waktu tunggu yang sesuai dengan
harapan konsumen.
Skala yang digunakan adalah skala interval dengan itemized rating scale.
5. Minat Beli (behavior intention)
Adalah keinginan ataupun dorongan psikologis yang sangat kuat
pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan terhadap produk yang
ditawarkan oleh produsen, kemudian konsumen mencari informasi tentang
produk tersebut, yang kemudian dilanjutkan dengan keinginan untuk
membeli produk tersebut. Konstruk ini diukur dengan tiga ( 3 ) item
pertanyaan.
i. Saya akan datang lagi ke ROCKETZ COFFEESHOP.
ii. Saya akan merekomendasikan ROCKETZ COFFEESHOP pada
teman-teman saya.
iii. Jika saya ingin pergi ke coffeeshop saya akan memilih ROCKETZ
COFFEESHOP.
Skala yang digunakan adalah skala interval dengan itemized rating scale.
43
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
berisi daftar pertanyaan yang terlampir. Dalam pelaksanaan pengisian
kuesioner, responden diperintahkan untuk memilih satu jawaban yang
sekiranya cocok dengan keadaan yang dialaminya. Alternatif jawaban
menggunakan skala interval dengan ”itemized rating scale” (Sekaran, 29 - 33)
yang dibagi dalam lima jenjang yaitu :
1. Jawaban Sangat Setuju = ” SS ” mendapatkan skor 5
2. Jawaban Setuju = ” S ” mendapatkan skor 4
3. Jawaban Netral = ” N ” mendapatkan skor 3
4. Jawaban Tidak Setuju = ” TS ” mendapatkan skor 2
5. Jawaban Sangat Tidak Setuju = ” STS ” mendapatkan skor 1
Untuk menguji instrumen yang digunakan, maka dilakukan Uji Validitas
dan Uji Reliabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah instrumen
penelitian benar-benar mampu mengukur konstruk yang digunakan. Untuk
memperoleh validitas kuesioner, usaha dititikberatkan pada pencapaian
validitas isi. Validitas tersebut menunjukkan sejauh mana perbedaan yang
diperoleh dengan instrumen pengukuran merefleksikan perbedaaan
sungguhnya pada responden yang diteliti. Untuk uji validitas digunakan
alat uji Confirmatory Factor Analysis dengan bantuan SPSS FOR
WINDOWS versi 12.
44
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan dan sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama, dengan alat ukur yang sama ( Sekaran, 2000 ).
Hasil tersebut menunjukkan seberapa jauh alat ukur dapat diandalkan.
Untuk mengukur reliabilitas alat pengukuran, teknik yang digunakan
adalah Alpha Cronbach.
Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran ( 2000 ) yang
membagi tingkat reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut :
Jika alpha atau r hitung :
1. 0,8 – 1,0 = Reliabilitas baik
2. 0,6 – 0,799 = Reliabilitas diterima
3. Kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik
F. Metode Pengumpulan Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
Structural Equation Modelling (SEM). SEM merupakan teknik multivariate
yang mengkombinasikan aspek regresi berganda dan analisis faktor untuk
mengestimasi serangkaian hubungan ketergantungan secara simultan (Hair et
al, 2006). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan program Amos
versi 6.0 untuk menganalisis hubungan kausalitas dalam model struktural
yang diusulkan.
45
G. Estimasi dan Pengujian Model Struktural
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan
pengujian model struktural dengan pendekatan two step approach to SEM,
yaitu :
1. Asumsi Kecukupan Sampel
Sampel yang harus dipenuhi dalam permodelan ini berjumlah 100
hingga 200 sampel atau 5 kali parameter variabel laten yang digunakan
(Hair et al, 2006). Maximum Likehood (ML) akan menghasilkan estimasi
parameter yang valid, efisien dan reliable apabila data yang digunakan
adalah multivariate normaly dan akan robust (tidak terpengaruh) terhadap
penyimpangan multivariate normaly yang sedang / moderate (Ghozali dan
Fuad, 2005:35).
2. Asumsi Normalitas
Asumsi normalitas adalah bentuk suatu distribusi data pada suatu
variabel dalam menghasilkan distribusi normal (Ghozali dan Fuad,
Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah kepuasan konsumen
berpengaruh positif pada minat beli konsumen. Berdasarkan hasil
perhitungan pada Tabel IV.13 dimana nilai C.r kualitas pelayanan pada
minat beli konsumen sebesar 2,702 signifikan pada p< 0,01, maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis 7 didukung. Artinya, secara statistik dapat
ditunjukkan bahwa kepuasan konsumen berpengaruh positif pada minat beli
82
konsumen. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kepuasan
konsumen maka minat beli konsumen juga semakin tinggi. Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cronin, et al. (2000).
Kepuasan konsumen berpengaruh positif pada minat beli konsumen.
Konsumen yang merasakan kepuasan terhadap pelayanan dan fasilitas yang
diberikan oleh penyedia jasa, akan memiliki keinginan untuk membeli
kembali produk atau jasa tersebut dan merekomendasikannya kepada orang
lain. Hal ini telah dilakukan oleh ROCKETZ COFFEESHOP dengan
memberikan pelayanan dan fasilitas sesuai dengan harapan dan keinginan
konsumen.
83
D. Tanggapan Responden atas Pertanyaan Terbuka
Tabel 15 Tabulasi Perhitungan Faktor-faktor, harapan, dan kritik
I. Faktor-faktor yang membuat pelanggan tertarik: Frekuensi 1. Suasana yang nyaman
2. Menu makanan dan minuman yang bervariasi 3. Akses tempat mudah dan strategis 4. Pelayanan yang memuaskan 5. Live music 6. Tempat nongkrong yang menyenangkan 7. Kebersihan terjaga 8. Tata ruang yang unik 9. Fasilitas yang lengkap 10. Terkenal 11. Acara olahraga (bola)
52 44 26 17 20 16 4 7 3 9 4
II.a. Harapan terhadap makanan dan minuman Frekuensi 1. Menu tradisional
2. Aneka jus 3. Minuman luar 4. Aneka sup 5. Burger 6. Bir 7. Brownies 8. Puding
29 5 12 4 11 8 6 9
II.b. Harapan terhadap layanan Frekuensi 1. Mempercepat pemesanan konsumen
2. Paket minuman dan makanan 3. Pesan antar (Delivery) 4. Setiap harinya ada menu-menu khusus 5. Harga khusus pelajar/mahasiswa 6. Cara penyajian 7. Buah hias 8. Konsep
23 26 34 4 13 5 7 3
II.c Harapan terhadap fasilitas-fasilitas Frekuensi 1. Parkiran diperluas
2. Majalah 3. Fasilitas permainan 4. Ramalan gratis 5. Games 6. Meja bilyard 7. Mushola 8. Acara nonton bareng sepak bola 9. Ruang baca
44 19 3 2 27 15 26 19 5
84
III. Masukan, Saran dan Kritik Frekuensi 1. Meningkatkan pelayanan, rasa dan kualitas
2. Perbaharui menu secara berkala 3. Tempat kadang terlalu formal 4. Tidak menunggu lama untuk menu tertentu 5. Selalu menjaga kebersihan 6. Harga lebih terjangkau 7. Meningkatkan kedisiplinan waittress 8. Trik untuk menyajikan kurang kreatif 9. Harga tidak sesuai dengan porsi yang diberikan 10. Mengadakan even-even tertentu 11. Tetap manjaga image
54 38 6 9 13 24 8 4 7 3 11
Keterangan : data primer diolah, 2010
Dari tabel 15 terlihat bahwa faktor-faktor yang membuat konsumen
tertarik dan tetap datang kembali ke ROCKETZ COFFEESHOP menunjukkan
bahwa pertama, mayoritas konsumen memilih suasana yang nyaman sebagai
aspek terpenting. Faktor kedua yang banyak dijawab konsumen adalah menu
makanan dan minuman yang bervariasi. Sedangkan yang ketiga adalah akses
tempat mudah dan strategis .
Harapan konsumen terhadap makanan dan minuman yang tersedia di
ROCKETZ COFFEESHOP menunjukkan bahwa pertama, mayoritas
konsumen memilih menu tradisional ditambah sebagi pilih utama. Faktor
kedua yang banyak dijawab konsumen adalah aneka jus. Sedangkan yang
ketiga adalah minuman luar.
Harapan konsumen terhadap layanan yang diberikan oleh ROCKETZ
COFFEESHOP kepada konsumen menunjukkan bahwa pertama, mayoritas
konsumen memilih mempercepat pemesanan konsumen sebagai pilihan
utama. Faktor kedua, yang banyak dijawab pelanggan adalah paket makanan
dan minuman. Sedangkan faktor ketiga adalah pesan antar (Delivery).
85
Harapan konsumen terhadap fasilitas-fasilitas yang belum tersedia di
ROCKETZ COFFEESHOP menunjukkan bahwa pertama, parkiran diperluas.
Faktor kedua, yang paling banyak dijawab konsumen adalah majalah.
Sedangkan faktor ketiga adalah fasilitas permainan.
Faktor yang paling banyak dijadikan masukan, saran dan kritik
konsumen didominasi: pertama meningkatkan pelayanan, rasa dan kualitas;
kedua perbaharui menu secara berkala dan ketiga tempat kadang terlalu
formal.
86
BAB V
PENUTUP
Pada bagian ini akan dipaparkan kesimpulan, keterbatasan penelitian,
saran dan implikasi yang diharapkan berguna bagi semua pihak yang
berkepentingan sebagai bagian akhir dari penelitian yang telah dilakukan penulis.
Kesimpulan ini didasarkan pada hasil analisis data yang telah dilakukan dan akan
menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya sesuai dengan tujuan
penelitian ini. Selain kesimpulan akan disertakan saran-saran yang diharapkan
berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai pengaruh kualitas pelayanan, nilai dan
kepuasan konsumen pada minat beli konsumen, dan berdasarkan dari hasil
analisis yang telah dilakukan peneliti pada bab IV dengan menggunakan
metode analisis Structural Equation Modelling (SEM) maka dapat diambil
kesimpulan bahwa dari 7 hipotesis yang diuji, ada 5 hipotesis yang signifikan
dan terdukung dan 2 lainnya tidak signifikan dan tidak terdukung. Hipotesis
yang terdukung adalah sebagai berikut:
1. Bahwa secara statistik dapat ditunjukkan bahwa pengorbanan
berpengaruh signifikan pada nilai. Hal ini mengindikasikan bahwa
konsumen mengharapkan biaya yang mereka keluarkan untuk membeli
produk atau jasa sebanding dengan apa yang mereka dapatkan, maka hal
tersebut akan berdampak positif terhadap nilai, atau dengan kata lain
87
semakin tinggi pengorbanan maka nilai juga semakin tinggi.
2. Bahwa secara statistik dapat ditunjukkan bahwa kualitas pelayanan
berpengaruh signifikan pada nilai. Hal ini mengindikasikan bahwa
konsumen mengharapkan kualitas pelayanan yang mampu memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen, serta sesuai dengan harapan
konsumen, maka hal tersebut akan berdampak positif terhadap nilai, atau
dengan kata lain semakin tinggi kualitas pelayanan maka nilai juga
semakin tinggi.
3. Bahwa secara statistik dapat ditunjukkan bahwa kualitas pelayanan
berpengaruh signifikan pada minat beli konsumen. Hal ini
mengindikasikan bahwa konsumen akan memiliki berbagai pertimbangan
dalam pembelian suatu produk atau jasa. Dalam industri jasa, kualitas
pelayanan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
minat beli konsumen terhadap jasa tersebut, maka hal tersebut akan
berdampak positif terhadap minat beli, atau dengan kata lain semakin
tinggi kualitas pelayanan maka minat beli konsumen juga semakin tinggi.
4. Bahwa secara statistik dapat ditunjukkan bahwa nilai berpengaruh
signifikan pada kepuasan konsumen. Hal ini mengindikasikan bahwa
nilai merupakan penilaian konsumen atas manfaat suatu produk atau jasa
berdasarkan persepsi tentang apa yang diterima dan apa yang diberikan.
Ketika konsumen mempersepsikan bahwa apa yang mereka terima
sebanding dengan apa yang mereka berikan, konsumen akan merasakan
kepuasan terhadap produk atau jasa tersebut, maka hal tersebut akan
88
berdampak positif terhadap kepuasan konsumen, atau dengan kata lain
semakin tinggi nilai maka kepuasan konsumen juga semakin tinggi.
5. Bahwa secara statistik dapat ditunjukkan bahwa kepuasan konsumen
berpengaruh signifikan pada minat beli konsumen. Hal ini
mengindikasikan bahwa konsumen yang merasakan kepuasan terhadap
pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh penyedia jasa, akan memiliki
keinginan untuk membeli kembali produk atau jasa tersebut dan
merekomendasikannya kepada orang lain, maka hal tersebut akan
berdampak positif terhadap minat beli, atau dengan kata lain semakin
tinggi kepuasan konsumen maka minat beli konsumen juga semakin
tinggi.
Sedangkan hipotesis yang tidak terdukung adalah sebagai berikut:
1. Bahwa secara statistik dapat ditunjukkan bahwa kualitas pelayanan tidak
berpengaruh signifikan pada kepuasan konsumen. Hal ini dapat terjadi
kemungkinan dikarenakan tujuan utama konsumen datang ke ROCKETZ
COFFEESHOP hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok (makan dan
minum), sehingga kualitas pelayanan bukan menjadi alasan utama.
2. Bahwa secara statistik dapat ditunjukkan bahwa nilai tidak berpengaruh
signifikan pada minat beli konsumen. Hal ini dapat terjadi kemungkinan