Top Banner
i FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA BATU BATA DI KELURAHAN LAWAWOI KABUPATEN SIDRAP SAKINAH K 111 08 960 Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat JURUSAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012
91

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 1. 14. · seharinya satu pekerja mampu menghasilkan ±2000 buah batu

Jan 28, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • i

    FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA BATU

    BATA DI KELURAHAN LAWAWOI KABUPATEN SIDRAP

    SAKINAH

    K 111 08 960

    Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

    JURUSAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

    UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

    2012

  • ii

    PERNYATAAN PERSETUJUAN

    Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi dan

    disetujui untuk diperbanyak sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

    Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.

    Makasasar, 31 Januari 2013

    Tim Pembimbing

    Pembimbing I Pembimbing II

    Prof.dr.Rafael Djajakusli,MOH dr.M.Furqaan

    Naiem,M.Sc.Ph.D

    Mengetahui

    Ketua Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Universitas Hasanuddin

    dr. Muhammad Rum Rahim, M.Sc.

  • iii

    PENGESAHAN TIM PENGUJI

    Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

    Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar Pada Tanggal 31

    Januari 2013 2009

    Ketua : Prof.dr.Rafael Djajakusli,MOH (..............................)

    Sekretaris : dr.M.Furqaan Naiem,M.Sc.Ph.D (...............................)

    Anggota : 1. Awaluddin,SKM.M.Kes (................................)

    2. Indra Fajarwati Ibnu, SKM, M.A (................................)

    3. Dian Sidik Arsyad, SKM, M.KM (..................................)

  • iv

    RINGKASAN

    Universitas Hasanuddin

    Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Kesehatan dan Keselamatan Kerja

    Makassar, Desember 2012

    Sakinah

    “Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Nnyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Batu Bata Di Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap Tahun 2012”

    ( xii + 60 + 11 tabel + 11 lampiran )

    Industri batu bata di Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap merupakan industri rumah tangga yang dijalankan masyarakat di daerah tersebut. Pekerja di industri ini bekerja pada setiap hari, dengan rata-rata waktu kerja ±8 jam perharinya. Dalam seharinya satu pekerja mampu menghasilkan ±2000 buah batu bata. Sehingga risiko keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja batu bata sangat tinggi.

    Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja batu bata di Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap Tahun 2012. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional study terhadap 54 pekerja sebagai sampel yang dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Analisis data dengan univariat untuk mendeskripsikan karakteristik responden dan bivariat dengan cross tabulasi kemudian diuji menggunakan uji Chi Square.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 54 responden, yang mengalami keluhan keluhan nyeri punggung bawah adalah 24 responden (44,4%). Beberapa variabel yang diteliti pada kategori umur tua yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah yaitu 17 pekerja (60,7%) dan kategori umur muda 7 pekerja (26,9%) nilai p value = 0,026, Masa kerja lama terdapat 15 pekerja (65,2%) yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah dan masa kerja baru terdapat 9 orang (29,0%) nilai p value = 0,018, kategori lama kerja memenuhi syarat yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah yaitu 18 orang (40,9%) dan kategori tidak memenuhi syarat 6 orang (60,0%) nilai p value =0,273, kategori sikap tubuh saat bekerja yang tidak ergonomis yang mengalami nyeri punggung bawah yaitu 24 orang (66,7) dan yang memenuhi syarat yaitu 3 orang (25,0).

    Berdasarkan hasil penelitian, untuk mencegah dan mengurangi keluhan nyeri punggung bawah, disarankan bagi pihak industri di Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap agar memberikan pelatihan bagi pekerja batu bata tentang cara kerja yang ergonomis agar terhindar dari resiko akibat kerja serta mengadakan pemeriksaan kesehatan secara berkala terutama tentang keluhan nyeri punggung bawah.

    Jumlah Pustaka : 20 ( 1997 – 2012 )

    Kata Kunci : Keluhan nyeri punggung bawah , pekerja batu bata

  • v

    SUMMARY

    Hasanuddin University's

    Faculty of public health

    occupational health and safety,

    December 2012

    Sakinah

    Faktor Nnyeri Complaint-related lower back on a Brick Worker In the village Lawawoi, district Srikalahasthi 2012

    (xii. 11 11 60 table attachments)

    The brick industry in the village Lawawoi, district Srikalahasthi household industry is run by communities in the area. Workers in this industry work on every day, with an average of 8 hours of working time per day. In one worker are now capable of producing 2,000 pieces of bricks. So the risk of lower back pain complaints in brick workers is very high

    The purpose of this research was to determine the factors associated with lower back pain complaints on a brick worker in the village Lawawoi, district Srikalahasthi in 2012. Type of this research is a survey with cross sectional approach analytical study of 54 workers as the selected sample by using purposive sampling. Analysis of univariate data to describe the characteristics of respondents and with cross tabulations bivariat then tested using the Chi Square test.

    The results showed that as many as 54 respondents, who suffered a lower back pain complaint complaint was 24 respondents (44,4%). Some of the variables examined in the older age category is experiencing lower back pain complaint of 17 workers (60.7%) and young age category 7 (26,9%) workers value p value = 0,026, long working period there were 15 (65,2%) workers who are experiencing lower back pain complaint and the new work there are 9 persons (29,0%) p value = value, categories work old 0,018 eligible who are experiencing lower back pain complaint that 18 people (40,9%) and categories not eligible 7 people (60.0%) p value = value0,273, posture while working category which is not ergonomic that is experiencing lower back pain that is 24 people (66,7) and fully qualified i.e. 3 people (25,0).

    Based on the research results, in order to prevent and reduce lower back pain complaints, suggested on behalf of the industry in the Village Lawawoi, district Srikalahasthi to give training for brick workers about how ergonomic work to avoid the risk of occupational as well as hold a medical examination on a regular basis especially about lower back pain complaints.

    Number of Libraries: 20 (1997% u2013 2012)

    keywords: complaints of lower back pain, the brick workers

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Rabbi Semesta Alam Allah

    Azza Wa Jalla, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi yang berjudul, Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan

    Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Batu Bata di Kelurahan Lawawoi

    Kabupaten Sidrap tahun 2012 sebagai syarat dalam menyelesaikan pendidikan di

    Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

    Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak

    dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Olehnya itu dengan

    segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa dan terima kasih yang sebesar

    – besarnya kepada Orang Tua, Ayahanda tercinta Hamzah dan Ibunda tercinta St.

    Rahmah, serta wali orang tua sekaligus tante Hasnah Bandang, SE AK yang

    telah mendukung penulis dalam segala hal dengan penuh pengorbanan, kesabaran,

    cinta kasih, memberikan doa, semangat dan motivasinya serta mendidik dengan

    segala keikhlasan.

    Dengan segala hormat, tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih

    yang sebesar – besarnya kepada :

    1. Prof. dr. Rafael Djajakusli, MOH selaku pembimbing I dan dr.M.Furqaan

    Naiem, M.Sc,Ph.D selaku pembimbing II yang dengan penuh kesabaran

    dalam memberikan perhatian, arahan, motivasi, masukan serta dukungan

    moril dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  • vii

    2. Ibu dr. Masyita Muis, MS, Ibu Indra Fajarwati Ibnu, SKM, M.A, Bapak

    Awaluddin SKM, M.Kes dan Bapak Dian Sidik Arsyad, SKM, M.KM

    selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran serta

    arahan guna menyempurnakan penulisan skripsi ini.

    3. Ibu Erniwati Ibrahim, SKM, M.Kes selaku penasehat akademik yang telah

    memberikan petunjuk, arahan selama mengikuti pendidikan di Fakultas

    Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

    4. Bapak dr. Muhammad Rum Rahim, M.Sc. ketua bagian Kesehatan dan

    Keselamatan Kerja beserta dosen dan staf bagian K3 atas bantuanya dalam

    memberikan arahan selama mengikuti pendidikan di Fakultas Kesehatan

    Masyarakat Universitas Hasanuddin.

    5. Bapak Prof. Dr. dr. Alimin Maidin, MPH selaku dekan Fakultas Kesehatan

    Masyarakat Universitas Hasanuddin, para wakil dekan beserta staf Fakultas

    Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin atas bantuanya selama penulis

    mengikuti pendidikan di FKM Unhas.

    6. Bapak Lalu Muhammad Saleh, SKM, M.Kes yang memberikan ilmu,

    semangat dan dorongan.

    7. Bapak /ibu Dosen FKM Unhas yang telah memberikan ilmu pengetahuan

    yang sangat berharga selama mengikuti pendidikan di FKM Unhas

    8. Bapak Bupati Sidrap, Kepala Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu, pihak

    Kantor Kecamatan Watang Pulu dan Kepala Kelurahan Lawawoi, yang telah

    memberikan izin untuk meneliti di wilayah pemerintahanya.

  • viii

    9. Saudara-saudaraku tercinta Ahmad Hamzah dan Ahmad Yani terima kasih

    atas dukungan dan kasih sayangnya.

    10. Sahabat-sahabatku Itha, Indah, Ifhat, Anchy, Nunu, Lhya, Ivha, Iin, Siska,

    Vita, Ima, Darma, Lily, Nasrah, Uni, Jeje, Evy, Wilda dan Tante Kasmi

    yang memberikan perhatian, semangat dan doanya kepada penulis hingga

    akhirnya skripsi ini dapat selesai.

    11. Teman-teman angkatan 2008 ‘Romusa’ khususnya anak-anak K3’08,

    Teman- teman Pnengalaman Belajar Lapangan Posko Bunga Eja Baru,

    Teman-teman KKN angkatan 38 Posko Cabbengnge atas kerjasama,

    kebersamaan motivasi dan dukungannya.

    12. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya yang telah banyak

    memberikan bantuannya dalam rangka penyelesaian skripsi ini.

    Penulis sangat menyadari bahwa hasil penelitian masih jauh dari

    kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

    diperlukan oleh penulis kearah yang lebih baik di masa yang akan datang. Semoga

    bantuan dari semua pihak mendapatkan balasan yang besar dari Allah SWT.

    Penulis berharap semoga tulisan ini dapat menjadi bahan bacaan yang baik dan

    memberi manfaat .

    Makassar, Desember 2012

    Penulis

    S A K I N A H

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

    LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii

    RINGKASAN ...................................................................................................... . iv

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

    DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

    C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 7

    D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 9

    A. Tinjauan Umum Tentang Ergonomi........................ .............................. 9

    B. Tinjauan Umum Tentang Nyeri Punggung Bawah ................................ 10

    C. Tinjauan Umum Tentang Umur............................................................... 20

    D. Tinjauan Umum Tentang Masa Kerja..................................................... 22

    E. Tinjauan Umum Tentang Lama Kerja ................................................... 23

    F. Tinjuan Umum Tentang Sikap Tubuh Saat bekerja ............................... 24

  • x

    G. Tinjuan Umum Tentang Pekerja Batu Bata ........................................... 25

    H. Kerangka Teori........................................................................................ 28

    BAB III KERANGKA KONSEP ...................................................................... 29

    A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ................................................... 29

    B. Pola Pikir Variabel yang Diteliti .............................................................. 32

    C. Definisi Operasional & Kriteria Objektif ................................................. 33

    D. Hipotesis Penelitian.................................................................................... 35

    BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................ 36

    A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 36

    B. Lokasi Penelitian .................................................................................... 36

    C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 36

    D. Pengumpulan Data .................................................................................. 37

    E. Pengolahan Data & Penyajian Data ........................................................... 37

    BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... .. 39

    A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 39

    B. Pembahasan ............................................................................................... 50

    C. Keterbatasan Penelitian.............................................................................. 58

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ................................................................................................ 59

    B. Saran .......................................................................................................... 60

  • xi

    DAFTAR TABEL

    1. Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Umur Pada Pekerja Batu

    Bata di Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap tahun 2012 .......................... 40

    2. Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Pekerja Batu

    Bata di Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap tahun 2012...........................41

    3. Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Pekerja

    Batu Bata di Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap tahun 2012...................41

    4. Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Pada Batu Bata di

    Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap tahun 2012........................................42

    5. Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja Pada Pekerja Batu Bata

    di Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap tahun 2012....................................43

    6. Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tubuh Saat bekerja Pada

    Pekerja Batu Bata di Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap tahun 2012.......44

    7. Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Nyeri Punggung Bawah

    Pada Pekerja Batu Bata di Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap tahun

    2012........................................................................................................45

    8. Tabel 8 Hubungan Antara Umur dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada

    Pekerja Batu Bata Di Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap tahun 2012......46

    9. Tabel 9 Hubungan Antara Masa Kerja dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah

    Pada Pekerja Batu Bata Di Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap tahun

    2012......................................................................................................... 47

  • xii

    10. Tabel 10 Hubungan Antara Lama Kerja dengan Keluhan Nyeri Punggung

    Bawah Pada Pekerja Batu Bata Di Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap tahu

    n 2012......................................................................................................48

    11. Tabel 11 Hubungan Antara Sikap Tubuh dengan Keluhan Nyeri Punggung

    Bawah Pada Pekerja Batu Bata Di Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap tahu

    n 2012......................................................................................................49

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

    Lampiran 2 : Lembar Observasi

    Lampiran 3 : Master Tabel

    Lampiran 4 : Hasil Pengolahan Data Bivariat dan Univariat

    Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Universitas Hasanuddin Makassar

    Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian dari Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Cq

    Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah

    Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat

    Universitas Hasanuddin Makassar

    Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian dari Bupati Kabupaten Sidrap Cq Badan

    Penelitian dan Pengembangan Daerah

    Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian dari Makassar Cq Kecamatan Rappocini

    Lampiran 10 : Dokumentasi Penelitian

    Lampiran 11 : Daftar Riwayat Hidup

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Indonesia sebagai salah satu negara berkembang saat ini telah

    mengalami transformasi disegala rana kehidupannya termasuk dalam

    pengembangan lapangan pekerjaan, dari masyarakat agraris menuju

    masyarakat industri. Abad 21 dan tatanan global mendorong masyarakat

    industri memperhatikan manusia baik secara fisik, mental, psikologi, maupun

    perilakunya. Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan pekerjaan

    sehari-hari. Pekerjaan disuatu pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan

    dan peningkatan prestasi, sehingga mencapai kehidupan yang produktif

    sebagai salah satu tujuan hidup. Di pihak lain, dengan bekerja tubuh akan

    menerima beban dari luar tubuhnya, yang berarti setiap pekerjaan adalah

    beban. Beban tersebut dapat berupa beban fisik maupun beban mental

    (Tarwaka, 2004).

    Kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat

    dan memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja, baik yang ada di

    sektor formal maupun yang berada pada sektor informal. Kesehatan kerja

    bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik

    fisik, mental maupun sosial. Tujuan tersebut dicapai dengan usaha-usaha

    preventif, kuratif dan rehabilitatif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan

    yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan, lingkungan kerja serta penyakit

    umum. Kesehatan kerja dapat dicapai secara optimal jika tiga komponen

  • 2

    kesehatan berupa kapasitas dari pekerja, beban kerja dan lingkungan kerja

    dapat berinteraksi secara baik dan serasi (Suma’mur , 1998).

    Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

    ergonomi, karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain

    dalam rangka efektivitas dan efisiensi kerja. Ergonomi sebagai salah satu

    ilmu yang berusaha untuk menyerasikan antara faktor manusia, faktor

    pekerjaan dan faktor lingkungan. Dengan bekerja secara ergonomis maka

    diperoleh rasa nyaman dalam bekerja, dihindari kelelahan, dihindari gerakan

    dan upaya yang tidak perlu serta upaya melaksanakan pekerjaan menjadi

    sekecil-kecilnya dengan hasil yang sebesar-besarnya.

    Salah satu masalah ergonomi yang terjadi adalah keluhan nyeri

    punggung bawah pada pekerja di bidang industri batu bata. Kebutuhan

    produksi yang terkadang meningkat menuntut peningkatan tenaga kerja yang

    produktif. Proses industri yang menggunakan tenaga kerja, terutama yang

    berhubungan dengan sikap tubuh dalam proses produksinya, akan berisiko

    tinggi terhadap potensi bahaya yang ada.

    Nyeri Punggung Bawah adalah suatu sindroma klinik yang ditandi

    dengan gejala utama adanya rasa nyeri atau perasaan tidak enak di daerah

    tulang punggung bawah (Murdana dalam Muheri, 2010).

    Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau kadang

    berulang kali dengan memerlukan biaya yang tinggi dalam penanganannya

    sehingga tidak boleh dipandang sebelah mata. WHO mengatakan bahwa 2%-

    5% dari karyawan di negara industri tiap tahun mengalami Nyeri Punggung

  • 3

    Bawah (NPB), dan 15% dari absenteisme di industri baja serta industri

    perdagangan disebabkan karena Nyeri Punggung Bawah. Data statistik

    Amerika Serikat memperlihatkan angka kejadian sebesar 15%-20% per tahun.

    Sebanyak 90% kasus nyeri punggung bukan disebabkan oleh kelainan

    organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam bekerja. Nyeri

    pinggang menyebabkan lebih banyak waktu hilang dari pada pemogokan

    kerja sebanyak 20 juta hari kerja karenanya.

    Nyeri Punggung Bawah adalah masalah yang banyak dihadapi oleh

    banyak negara dan menimbulkan banyak kerugian. Berdasarkan data dari

    penelitian Picavet dan Schouten (2001) untuk melihat prevalensi nyeri

    muskoletal (termasuk NPB) pada beberapa negara di dunia, diketahui

    prevalensi penderita NPB di Swedia pada tahun 1998 adalah sebesar 56%,

    Norwegia pada tahun 1997 sebesar 21,6%, Spanyol pada tahun 1999 sebesar

    23,7%, dan di Belanda pada tahun 2001 adalah sebesar 26,9% dari total

    populasi.

    Pada tahun 1998, prevalensi penderita NPB di Inggris adalah 40%

    dalam 1 tahun terakhir. Ada sedikit peningkatan dibandingkan tahun 1996

    dengan prevalensi NPB 35%. Pada tahun 1992 prevalensi NPB hanya 10%.

    Nyeri Punggung Bawah merupakan salah satu gangguan

    muskuloskletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik

    (Maher, Salmond & Pellino dalam Budiono, 2003). Hampir dari 80%

    penduduk pernah mengalami nyeri punggung bawah dalam siklus

  • 4

    kehidupannya nyeri punggung bawah merupakan keluhan nomor dua yang

    sering muncul setelah keluhan pada gangguan sistem pernafasan.

    Pada umumnya sekitar 70-80% orang dewasa diestimasikan akan

    pernah menderita Nyeri Punggung Bawah dalam hidup mereka. Insidensi

    nyeri pinggang di negara berkembang lebih kurang 15-20% dari total

    populasi, yang sebagian besar merupakan nyeri pinggang akut maupun

    kronik.

    Dilihat dari data yang dikumpulkan dari penelitian Pusat Riset dan

    Pengembangan Pusat Ekologi Kesehatan, Departemen Kesehatan yang

    melibatkan 800 orang dari 8 sektor informal di Indonesia menunjukkan

    keluhan nyeri punggung bawah dialami oleh 31,6% petani kelapa sawit di

    Riau, 21% perajin wayang kulit di Yogyakarta, 18% perajin onix di Jawa

    Barat, 16% penambang emas di Kalimantan Barat, 14,9% perajin sepatu di

    Bogor dan 8% perajin kuningan di Jawa Tengah. Selain itu, perajin batu bata

    di Lampung dan nelayan di DKI Jakarta menderita keluhan nyeri punggung

    bawah masing-masing 76,7% dan 41,6% (Heryanto,2004).

    Punggung harus bekerja non stop 24 jam sehari. Dalam posisi duduk,

    berdiri (mengerjakan pekerjaan rumah tangga, berjalan) bahkan tidur,

    punggung harus bekerja keras menyangga tubuh kita. Penyebab nyeri

    punggung bawah yang paling sering adalah duduk terlalu lama, sikap duuk

    yang tidak tepat, postur tubuh yang tidak ideal (improper), aktivitas yang

    berlebihan, serta trauma. Nyeri punggung lalu menjadi masalah dibanyak

  • 5

    negara karena seringkali mempengaruhi produktivitas kerja (Gatam dalam

    Dwi Laily, 2008).

    Penelitian Garg menunjukkan insiden nyeri punggung bawah tertinggi

    terjadi pada umur 35 – 55 tahun dan semakin meningkat seiring dengan umur.

    Hal ini diperkuat dengan penelitian sorenson, diman pada usia 35 tahun mulai

    terjadi nyeri punggung bawah dan akan semakin meningkat pada umur 55

    tahun (Bridger dalam Liewellyn, 2006).

    Menurut Ruth Sapsford dalam Fathoni (2009) wanita karir sekaligus

    ibu rumah tangga yang melakukan aktivitas pekerjaan di rumah cenderung

    mengalami nyeri punggung bawah.

    Masa kerja yang lama dapat berpengaruh terhadap nyeri punggung

    bawah karena merupakan akumulasi pembebanan pada tulang belakang

    akibat aktivitas monoton sehari-hari. Pengaruh umur terhadap nyeri

    punggung bawah berkaitan dengan proses penuaan seiring bertambahnya

    umur termasuk degenerasi tulang yang berdampak pada peningkatan risiko

    nyeri punggung bawah (Budiono, 2003).

    Penelitian Bergquist, Ulman dan Larson menemukan 62% kasus nyeri

    punggung bawah akut terjadi pada pekerja dengan masa kerja satu tahun dan

    meningkat 18% pada masa kerja lebih dari dua tahun.

    Suma’mur (2009) menyatakan bahwa seseorang mampu bekerja

    dengan baik pada umumnya selama 6-8 jam. Selebihnya yakni sekitar 16-18

    jam dipergunakan untuk istirahat, tidur, hubungan kekeluargaan dan

    kemasyarakatan. Apabila waktu kerja diperpanjang dari kemampuan standar

  • 6

    pekerja maka akan menyebabkan kelelahan salah satunya kelelahan pada

    punggung bagian bawah bagi mereka yang bekerja dengan posisi duduk.

    Sikap duduk yang keliru akibat kursi yang tidak sesuai dengan

    antropometri tubuh atau karena kesalahan posisi dapat menambah tekanan

    pada punggung bawah dan merupakan penyebab utama masalah punggung

    (Soedarjatmi dalam Muheri, 2010).

    Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Lawawoi, Kecamatan Watang

    Pulu, Kabupaten Sidrap pada pekerja batu bata disektor informal. Dari

    observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di wilayah ini belum pernah

    dilakukan penelitian khususnya dalam bidang kesehatan dan keselamatan

    kerja. Pekerja batu bata yang berada di wilayah ini sering kali tidak

    memperhatikan kesesuaian antara fasilitas kerja dengan sikap kerja sehingga

    menyebabkan keluhan nyeri punggung bawah. Hal ini lebih diperjelas dengan

    adanya keluhan nyeri punggung bawah yang dirasakan oleh pekerja batu bata

    di wilayah tersebut.

    Berdasarkan fakta dan penjabaran teori di atas maka peneliti tertarik

    untuk melakukan penelitian yang akan membahas mengenai faktor-faktor

    yang berhubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja batu

    bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap, tahun 2012.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka dapat

    dirumuskan masalah sebagai berikut:

  • 7

    1. Apakah ada hubungan Umur dengan keluhan nyeri punggung bawah pada

    pekerja batu bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap Tahun 2012 ?

    2. Apakah ada hubungan Masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah

    pada pekerja batu bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap Tahun 2012

    ?

    3. Apakah ada hubungan Lama Kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah

    pada pekerja batu bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap Tahun 2012

    ?

    4. Apakah ada hubungan Sikap tubuh Saat Bekerja dengan keluhan nyeri

    punggung bawah pada pekerja batu bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten

    Sidrap Tahun 2012 ?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Untuk mengetehui faktor yang berhubungan dengan keluhan nyeri

    punggung bawah pada pekerja batu bata di Kelurahan Lawawoi

    Kabupaten Sidrap tahun 2012.

    2. Tujuan Khusus

    1) Untuk mengetahui hubungan Umur dengan keluhan nyeri punggung

    bawah pada pekerja batu bata di Kelurahan Lawawoi Kabupaten

    Sidrap tahun 2012.

    2) Untuk mengetahui hubungan Masa Kerja dengan keluhan nyeri

    punggung bawah pada pekerja batu bata di Kelurahan Lawawoi

    Kabupaten Sidrap tahun 2012.

  • 8

    3) Untuk mengetahui hubungan Lama Kerja dengan keluhan nyeri

    punggung bawah pada pekerja batu bata di Kelurahan Lawawoi

    Kabupaten Sidrap tahun 2012.

    4) Untuk mengetahui hubungan Sikap Tubuh Saat Bekerja dengan

    keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja batu bata di Kelurahan

    Lawawoi Kabupaten Sidrap tahun 2012.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Praktis

    Merupakan bahan masukan bagi para pekerja batu bata di Kelurahan

    Lawawoi untuk memperhatikan kesesuaian tubuh dengan alat/mesin yang

    digunakan guna mengurangi keluhan nyeri punggung bawah yang dapat

    berdampak terhadap penigkatan produktivitas.

    2. Manfaat Keilmuan

    Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informsi yang dapat

    memperkaya khasanah bacaan ilmu pengetahuan dan sebagai salah satu

    bacaan bagi peneliti berikutnya.

    3. Manfaat bagi Peneliti

    Merupakan pengalaman yang sangat berharga dan menambah wawasan

    serta pengetahuan bagi peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang telah

    diperoleh melalui penelitian di lapangan.

  • 9

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Umum Tentang Ergonomi

    1. Definisi Ergonomi

    Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata

    yaitu “ergon” berarti kerja dan “nomos” berarti aturan atau hukum. Jadi secara

    ringkas ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam sistem kerja.

    Ergonomi sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan

    kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering,

    manajemen an desain atau perancangan sehingga ergonomi dapat diterapkan

    oleh ahli/pakar diberbagai bidang seperti ahli anatomi, arsitektur, psikologi,

    teknik industri, evaluasi proses kerja bagi pemerintahan, militer dan lain-lain

    (Nurmianto, 2004).

    Selain itu, ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari

    sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia, dimana secara hakiki akan

    berhubungan dengan segala aktivitas manusia yang dilakukan untuk

    menunjukkan performansinya yang terbaik (Ningrayati, 2008).

    Adapun sasaran ergonomi adalah seluruh tenaga kerja, baik pada sektor

    modern maupun sektor tradisional dan informal. Pada sektor modern,

    penerapan ergonomik dalam bentuk pengaturan sikap, tata cara kerja dan

    perencanaan kerja yang tepat sebagai syarat penting bagi efesiensi dan

    produktivitas kerja yang tinggi. Sementara itu, pada sektor tradisional

    pekerjaan pada umumnya dilakukan dengan tangan, menggunakan peralatan,

  • 10

    dalam sikap badan dan cara-cara kerja yang secara ergonomis dapat diperbaiki.

    Peralatan kerja dan mesin dalam industri–industri masih banyak yang

    didatangkan dari luar negeri dan perlu penyesuaian seperlunya dengan bentuk

    dan ukuran tubuh tenaga kerja di Indonesia pada umumnya.

    Fokus utama pertimbangan ergonomi menurut Cormick dan Sanders

    dalam Rahayu, (2004) adalah mempertimbangkan unsur manusia dalam

    perancangan objek, prosedur kerja dan lingkungan kerja. Sedangkan metode

    pendekatannya adalah dengan mempelajari hubungan manusia, pekerjaan dan

    fasilitas pendukungnya, dengan harapan dapat sedini mungkin mencegah

    kelelahan yang terjadi akibat sikap atau posisi kerja yang keliru.

    B. Tinjauan Umum Tentang Nyeri Punggung Bawah

    1. Defenisi Nyeri Punggung Bawah

    Punggung merupakan struktur yang terdiri atas tulang-tulang, otot,

    ligament, tendon, diskus, suatu bantalan yang menyerupai tulang rawan yang

    berfungsi sebagai absorbent di antara dua tulang punggung. Nyeri punggung

    dapat berasal dari manapun komponen tersebut, bahkan tak jarang ditemukan

    sakit pinggang tanpa penyebab yang jelas.

    Timbulnya nyeri pinggang erat kaitannya dengan cara kerja, sikap kerja,

    dan posisi kerja, desain alat kerja, fasilitas kerja, tata letak, sarana kerja dan

    sebagainya. Dengan memperhatikan dan menata faktor-faktor penyebab dan

    pencetusnya, insiden nyeri pinggang kerja dapat dieliminir atau ditunda

    kehadirannya. Bebarapa faktor kaitan dengan beban angkat-angkat yang

    mempengaruhi timbulnya nyeri pinggang kerja adalah berat beban, besar

  • 11

    beban, bentuk beban, jenis beban, tinggi beban, dan sebagainya (Depnaker,

    1995, dalam Wiro, 2007 ).

    Nyeri Punggung Bawah adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada

    regio punggung bagian bawah yang merupakan akibat dari berbagai sebab.

    Gangguan ini paling banyak ditemukan di tempat kerja, terutama pada mereka

    yang beraktivitas dengan posisi tubuh yang salah (Alwi, 2003).

    Nyeri punggung bawah adalah rasa nyeri yang dirasakan pada punggung

    bawah yang sumbernya adalah tulang belakang daerah spinal (punggung

    bawah), otot, saraf, atau struktur lainnya disekitar daerah tersebut. Nyeri

    punggung bawah dapat disebabkan oleh penyakit atau kelainan yang berasal

    dari luar punggung bawah, misalnya penyakit atau kelainan pada testis atau

    ovarium (Suma’mur, 2009).

    Nyeri punggung bawah merupakan gangguan muskuloskeletal yang

    paling sering terjadi pada pekerja dan di negara maju menghabiskan dana

    kompensasi dan dana pengobatan yang terbesar diantara penyakit akibat kerja

    lainnya. Nyeri punggung bawah dapat terjadi secara akut akibat suatu cedera/

    kecelakaan atau terjadi secara kronis akibat posisi tulang punggung yang salah

    dan atau beban berlebihan.

    2. Klasifikasi Nyeri Punggung Bawah

    Nyeri punggung bawah disebabkan oleh berbagai kelainan atau

    perubahan patologik yang mengenai berbagai macam organ atau jaringan

    tubuh. Oleh karena itu, beberapa ahli membuat klasifikasi yang berbeda atas

    dasar kelainannya atau jaringan yang mengalami kelainan tersebut. Klasifikasi

  • 12

    Nyeri Punggung Bawah (NPB) sebagai berikut (Harsono dalam Fathoni, 2009)

    :

    a) Nyeri Punggung Bawah Viserogenik

    Nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh adanya proses patologik

    di ginjal atau visera di daerah pelvis serta tumor retroperitoneal. Nyeri

    viserogenik ini tidak bertambah berat dengan aktivitas tubuh dan

    sebaliknya tidak berkurang dengan istirahat. Penderita NPB viserogenik

    yang mengalami nyeri hebat akan selalu mengeliat dalam upaya untuk

    meredakan perasaan nyerinya.

    Adanya ulserasi atau tumor di dinding ventrikulus dan duodenum

    akan menimbulkan induksi nyeri di daerah epigastrium. Tetapi bila

    dinding bagian belakang turut terlibat dan terutama teras dipunggung maka

    nyeri tadi biasanya terasa digaris tengah setinggi lumbal pertama dan dapat

    naik sampai torakal keenam.

    b) Nyeri Punggung Bawah Vaskulogenik

    Aneurisma atau penyakit vaskular perifer dapat menimbulkan nyeri

    punggung atau menyerupai iskialgia. Aneurisma abdomal dapat

    menimbulkan NPB di bagian dalam dan tidak ada hubungannya dengan

    aktivitas tubuh.

    c) Nyeri Punggung Bawah Neurogenik

    Keadaan patologik pada saraf dapat menyebabkan NPB, adalah

    neoplasma, araknoidis dan stenosis kanalis spinalis.

  • 13

    d) Nyeri Punggung Bawah Spondilogenik

    Nyeri punggung bawah spondilogenik ialah suatu nyeri yang

    disebabkan oleh berbagai proses patologik di kolumna vertebralis

    (diskogenik) dan miofasial (miogenik) dan proses patologik di artikulasio

    sakroiliaka.

    e) Nyeri Punggung Bawah Psikogenik

    Nyeri jenis ini tidak jarang ditemui, tetapi biasanya ditemukan setelah

    dilakukan pemeriksaan yang lengkap dan hasilnya tidak memberikan

    jawaban yang pasti. Hal ini memang bersifat legeartis dimana semua

    kemungkinan faktor organik tidak dapat dibuktikan sebagai faktor etiologi

    NPB.

    NPB psikogenik pada umumnya disebabkan oleh ketegangan jiwa

    atau kecemasan dan depresi atau campuran antara kecemasan dan depresi.

    3. Penyebab Nyeri Punggung Bawah

    Pada dasarnya timbulnya rasa sakit adalah karena terjadinya tekanan

    pada susunan saraf tepi daerah pinggang (saraf terjepit). Jepitan pada saraf ini

    dapat terjadi karena gangguan pada otot dan jaringan sekitarnya, gangguan

    pada sarafnya sendiri, kelainan tulang belakang maupun kelainan di tempat

    lain, misalnya infeksi atau batu ginjal dan lain-lain. Penyebab Nyeri Punggung

    adalah sebagai berikut :

    a) Kelainan Konginetal

  • 14

    Kelainan konginetal tidak merupakan penyebab nyeri punggung

    bawah yang penting. Kelainan konginetal yang dapat menyebabkan nyeri

    punggung bawah adalah :

    1) Spondilolisis dan spondilolistesis

    Pada Spondilolisis tampak bahwa sewaktu pembentukan korpus

    vertebrae itu (in utero) korpus vertebrae tidak bertemu dengan korpus

    vertebraenya sendiri. Pada spondilolistesis korpus vertebrae itu sendiri

    (biasanya L5) tergeser ke depan. Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu

    bayi itu masih berada dalam kandungan, namun (oleh karena timbulnya

    kelinan-kelainan degeneratif) sesudah berumur 35 tahun, barulah timbul

    keluhan nyeri punggung. Nyeri pinggang ini berkurang / hilang bila

    penderita duduk atau tidur. Dan akan bertambah, bila penderita itu

    berdiri atau berjalan. Spondilolitesis dapat mengakibatkan tertekuknya

    radiks L5 sehingga timbul nyeri radikuler.

    2) Spina Bifina

    Bila di daerah lumbosakral terdapat suatu tumor kecil yang ditutupi

    oleh kulit yang berbulu, maka hendaknya kita waspada bahwa didaerah

    itu ada tersembunyi suatu spina bifida okulta. Pada foto rontgen tampak

    bahwa terdapat suatu hiaat pada arkus spinosus di daerah lumbal atau

    sakral. Karena adanya defek tersebut maka pada tempat itu tidak

    terbentuk suatu ligamentum interspinosum. Keadaan ini akan

  • 15

    menimbulkan suatu “lumbo-sakral sarain” yang oleh si penderita

    dirasakan sebagai nyeri punggung.

    3) Stenosis Kanalis Vertebralis

    Diagnosis penyakit ini ditegakkan secara radiologis. Walaupun penyakit

    telah ada sejak lahir, namun gejala-gejalanya baru tampak setelah

    penderita berumur 35 tahun. Gejala yang tampak adalah timbulnya

    nyeri radikuler bila si penderita jalan dengan sikap tegak. Nyeri hilang

    begitu penderita berhenti jalan atau bila ia duduk. Untuk

    menghilangkan rasa nyerinya maka penderita lantas jalan sambil

    membungkuk.

    4) Spondylosis Lumbal

    Penyakit sendi degeneratif yang mengenai vertebra lumbal dan discus

    intervertebralis, yang menyebabkan nyeri dan kekakuan.

    5) Spondylitis

    Suatu bentuk degeneratif sendi yang mengenai tulang belakang . ini

    merupakan penyakit sistemik yang etiologinya tidak diketahui, terutama

    mengenai orang muda dan menyebabkan rasa nyeri dan kekakuan

    sebagai akibat peradangan sendi-sendi dengan osifikasi dan ankilosing

    sendi tulang belakang.

    b) Trauma dan Gangguan Mekanis

    Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama nyeri

    punggung bawah. Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan

    otot atau sudah lama tidak melakukan kegiatan ini dapat menderita nyeri

  • 16

    pinggang bawah yang akut. Cara bekerja di pabrik atau di kantor dengan

    sikap yang salah lama-lama nenyebabkan nyeri punggung bawah yang

    kronis. Patah tulang, pada orang yang umurnya sudah agak lanjut sering

    oleh karena trauma kecil saja dapat menimbulkan fraktur kompresi pada

    korpus vertebra.

    Hal ini banyak ditemukan pada kaum wanita terutama yang sudah

    sering melahirkan. Dalam hal ini tidak jarang osteoporosis menjadi sebab

    dasar daripada fraktur kompresi. Fraktur pada salah satu prosesus

    transversus terutama ditemukan pada orang-orang lebih muda yang

    melakukan kegiatan olahraga yang terlalu dipaksakan. Pada penderita

    dengan obesitas mungkin perut yang besar dapat mengganggu

    keseimbangan statik dan kinetik dari tulang belakang sehingga timbul

    nyeri punggung.

    c) Radang (Inflamasi)

    Artritis rematoid dapat melibatkan persendian sinovial pada vertebra.

    Artritis rematoid merupakan suatu proses yang melibatkan jaringan ikat

    mesenkimal.

    d) Tumor (Neoplasma)

    Tumor vertebra dan medula spinalis dapat jinak atau ganas. Tumor jinak

    dapat mengenai tulang atau jaringan lunak. Contoh gejala yang sering

    dijumpai pada tumor vertebra ialah adanya nyeri yang menetap. Sifat nyeri

    lebih hebat dari pada tumor ganas daripada tumor jinak. Contoh tumor

    tulang jinak ialah osteoma osteoid, yang menyebabkan nyeri punggung

  • 17

    terutama waktu malam hari. Tumor ini biasanya sebesar biji kacang, dapat

    dijumpai di pedikel atau lamina vertebra. Hemangioma adalah contoh

    tumor benigna di kanalis spinal yang dapat menyebabkan nyeri punggung

    bawah. Meningioma adalah tumor intradural dan ekstramedular yang jinak,

    namun bila ia tumbuh membesar dapat mengakibatkan gejala yang besar

    seperti kelumpuhan.

    e) Gangguan Metabolik

    Osteoporosis akibat gangguan metabolik yang merupakan penyebab

    banyak keluhan nyeri pada punggung dapat disebabkan oleh kekurangan

    protein atau oleh gangguan hormonal (menopause,penyakit cushing).

    Sering oleh karena trauma ringan timbul fraktur kompresi atau seluruh

    panjang kolum vertebra berkurang karena kolaps korpus vertebra.penderita

    menjadi bongkok dan pendek denga nyeri difus di daerah punggung.

    f) Psikis

    Banyak gangguan psikis yang dapat memberikan gejala nyeri punggung

    bawah misalnya anksietas dapat menyebabkan tegang otot yang

    mengakibatkan rasa nyeri,misalnya dikuduk atau di punggung. Rasa nyeri

    ini dapat pula kemudian menambah meningkatnya keadaan anksietas dan

    diikuti oleh meningkatnya tegang otot dan rasa nyeri. Kelainan histeria,

    kadang-kadang juga mempunyai gejala nyeri punggung bawah.

  • 18

    4. Tanda dan Gejala Nyeri Punggung Bawah

    Nyeri punggung bawah dapat dicegah sedini mungkin, apabila kita

    mengetahui tanda dan gejala yang dimiliki oleh NPB. Berdasarkan

    pemeriksaan yang cermat, tanda dan gejala NPB adalah sebagai berikut :

    a) Simple Back Pain (NPB sederhana)

    b) NPB dengan keterlibatan neurologis, dibuktikan dengan adanya 1 atau

    lebih tanda atau gejala yang mengindikasikan adanya keterlibatan

    neurologis.

    c) NPB dengan kecurigaan mengenai adanya cedera atau kondisi patologis

    yang berat pada spinal.

    5. Pencegahan dan Penanggulangan Nyeri Punggung Bawah

    Prinsip dasar penanganan trauma tulang belakang tidak jauh berbeda

    dari trauma muskuloskeletal lain yaitu reposisi, stabilisasi dan mobilisasi dini.

    Tujuan penanganan : (Subroto Sapardan, 2000)

    a) Live saving

    b) Mencegah timbul atau bertambahnya defisit neurologis

    c) Mengembalikan fungsi tulang belakang sebagai tulang penunjang tubuh

    maupun sebagai pelindung saraf di dalamnya

    d) Memberi peluang yang lebih baik bagi penyembuhan defisit neurologis

    yang tidak komplit

    e) Mempercepat dan mempersingkat rehabilitasi agar penderita menjadi

    warga masyarakat yang mandiri

  • 19

    Berikut ini akan diuraikan cara pencegahan terjadinya nyeri punggung

    bawah dan cara mengurangi nyeri apabila nyeri punggung bawah telah terjadi :

    (Ritianingsih, 2009)

    a. Latihan Punggung Setiap Hari

    1. Berbaringlah terlentang pada lantai atau matras yang keras. Tekukan

    satu lutut dan gerakkanlah menuju dada lalu tahan beberapa detik.

    Kemudian lakukan lagi pada kaki yang lain. Lakukanlah beberapa

    kali.

    2. Berbaringlah terlentang dengan kedua kaki ditekuk lalu luruskanlah

    ke lantai. Kencangkanlah perut dan bokong lalu tekanlah punggung

    ke lantai, tahanlah beberapa detik kemudian relaks. Ulangi beberapa

    kali.

    3. Berbaring terlentang dengan kaki ditekuk dan telapak kaki berada

    flat di lantai. Lakukan sit up parsial,dengan melipatkan tangan di

    tangan dan mengangkat bahu setinggi 6 -12 inci dari lantai. Lakukan

    beberapa kali.

    b. Berhati-Hatilah Saat Mengangkat

    1. Gerakanlah tubuh kepada barang yang akan diangkat sebelum

    mengangkatnya.

    2. Tekukan lutut, bukan punggung, untuk mengangkat benda yang

    lebih rendah

    3. Peganglah benda dekat perut dan dada

    4. Tekukan lagi kaki saat menurunkan benda

  • 20

    5. Hindari memutarkan punggung saat mengangkat suatu benda

    c. Lindungi Punggung Saat Duduk dan Berdiri

    1. Hindari duduk di kursi yang empuk dalam waktu lama

    2. Jika memerlukan waktu yang lama untuk duduk saat bekerja,

    pastikan

    bahwa lutut sejajar dengan paha. Gunakan alat Bantu (seperti ganjala

    n/bantalan kaki) jika memang diperlukan.

    3. Jika memang harus berdiri terlalu lama,letakkanlah salah satu kaki

    pada bantalan kaki secara bergantian. Berjalanlah sejenak dan

    mengubah posisi secara periodik.

    4. Tegakkanlah kursi mobil sehingga lutut daapt tertekuk dengan baik

    tidak teregang.

    5. Gunakanlah bantal di punggung bila tidak cukup menyangga pada

    saat duduk dikursi

    d. Tetaplah Aktif dan Hidup Sehat

    1. Berjalanlah setiap hari dengan menggunakan pakaian yang nyaman

    dan sepatu berhak rendah.

    2. Makanlah makanan seimbang, diit rendah lemak dan banyak mengko

    nsumsi sayur dan buah untuk mencegah konstipasi.

    3. Tidurlah di kasur yang nyaman.

    4. Hubungilah petugas kesehatan bila nyeri memburuk atau terjadi

    trauma.

  • 21

    C. Tinjauan Umum Tentang Umur

    Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penelitian-

    penelitian. Angka kesakitan maupun kematian yang tercatat dalam statistik

    kependudukan kesehatan hampir semuanya memiliki hubungan dengan status usia

    (Notoatmodjo, 2003). Kinerja fisik mencapai puncak dalam usia pertengahan dua

    puluhan dan kemudian menurun dengan bertambahnya usia (Lambert dalam

    Muheri, 2010). Departemen Kesehatan RI menyebutkan bahwa usia produktif

    adalah antara 15-54 tahun.

    Nyeri pada leher dan punggung dapat timbul pada semua kelompok usia

    dengan penyebab yang berbeda-beda. Tulang mencapai kematangan optimum

    (puncak massa tulang) pada umur 25 tahun hingga 30 tahun, tetapi pada umur 35

    tahun pengambilan massa tulang lebih sering sedangkan frekuensi penyimpanan

    massa tulang tetap. Saat memasuki umur 35 tahun kepadatan massa tulang wanita

    menyusut 0,5% - 1% setiap tahunnya (Johnson, 2008).

    Kejadian nyeri pinggang paling banyak menyarang pada usia produktif

    antara 20-45 tahun. Ada hubungan yang erat antara fungsi tubuh dan usia

    seseorang. Saat seseorang menginjak usia 25 tahun, secara perlahan namun nyata

    fungsi organ tubuh akan mengalami penurunan dengan tingkat prosentase yang

    berbeda-beda termasuk pula kondisi tulang yang kita miliki. Tulang trabekular

    mencapai nilai puncak 25 - 30 tahun. Lewat kurun waktu tersebut tulang akan

    mengalami kemerosotan. Tingkat kepadatan tulang tidak lagi berupa garis yang

    berjalan menanjak namun sudah bergerak turun (Hastono, 2001, dalam Wiro,

    2007).

  • 22

    Nyeri punggung bawah menjadi masalah kesehatan di hampir semua

    negara. Hampir bisa dipastikan, 50 - 80% orang berusia 20 tahun ke atas

    pernah mengalami nyeri punggung atau disebut nyeri punggung bawah (low

    back pain). Bahkan umumnya, perempuan usia 60 tahun ke atas lebih sering

    merasakan sakit punggung (Idyan, 2007, dalam Harnoto, 2009).

    Pada usia lanjut jaringan otot akan mengerut dan digantikan oleh

    jaringan ikat. Pengerutan otot menyebabkan daya elastisan otot berkurang

    (Margattan, dalam Widyastoeti, 2008). Proses menjadi tua disertai kurangnya

    kemampuan kerja oleh karena perubahan-perubahan pada organ tubuh, sistem

    kardiovaskular dan hormonal (Sum’mur, 2009)

    Umur seseorang berbanding langsung dengan kapasitas fisik sampai

    batas tertentu dan mencapai puncaknya pada umur 25 tahun. Pada umur 50-

    60 tahun kekuatan otot menurun sebesar 25%, kemampuan sensoris-motoris

    menurun sebanyak 60 %. Selanjutnya kemampuan kerja fisik seseorang yang

    berumur > 60 tahun tinggal mencapai 50% dari umur yang berumur 25 tahun.

    Selain itu bertambahnya umur juga akan mempengaruhi pada kondisi fisik

    diantarantanya berkurangnya fleksibilitas tulang belakang. Dengan demikian

    pengaruh umur harus selalu dijadikan pertimbangan dalam memberikan

    pekerjaan pada seseorang. (Tarwaka dkk, 2004 )

    D. Tinjauan Umum Tentang Masa Kerja

    Seseorang bekerja dengan baik sesuai dengan masa kerjanya. Masa kerja

    ini berhubungan erat dengan kemampuan fisik, semakin lama seseorang bekerja,

    maka semakin menurun kemampuan fisiknya. Kemampuan fisik akan berangsur

  • 23

    menurun akibat kelelahan dari pekerjaan dan dapat diperberat bila dalam

    melakukan fisik tidak melakukan variasi dalam bekerja. Secara tidak langsung,

    masa kerja akan menyebabkan kontraksi otot-otot penguat dan penyengga perut

    secara terus menerus dalam waktu yang lama.

    Dari keseluruhan keluhan yang dirasakan tenaga kerja dengan masa kerja

    kurang dari 1 tahun paling banyak mengalami keluhan. Kemudian keluhan

    tersebut berkurang pada tenaga kerja setelah bekerja selama 1-5 tahun. Namun,

    keluhan akan meningkat pada tenaga kerja setelah bekerja pada masa kerja lebih

    dari 5 tahun (Tarwaka dkk, 2004).

    E. Tinjauan Umum Tentang Lama Kerja

    Waktu kerja bagi seseorang menentukan effisiensi dan produktivitasnya.

    Segi-segi terpenting bagi persoalan waktu kerja meliputi :

    1. Lamanya seseorang mampu bekerja secara baik.

    2. Hubungan di antara waktu bekerja dan istirahat

    3. Waktu bekerja sehari menurut periode yang meliputi siang (pagi, siang, sore)

    dan malam (Suma’mur, 1995).

    Lamanya seseorang bekerja secara baik pada umumnya 6-8 jam dan

    sisanya untuk beristirahat atau berkumpul dengan keluarga. Bekerja secara lembur

    (di luar normal) dapat menyebabkan menurunnya tingkat efisiensi kerja,

    timbulnya kelelahan, penyakit dan dapat terjadi kecelakaan. Penelitian telah

    menunjukkan bahwa pengurangan jam kerja 8 ¾ jam menjadi 8 jam, dapat

    meningkatkan efisiensi kerja dan meningkatnya hasil produktifitas 3% - 10 %.

    (Suma’mur, 2004).

  • 24

    Ketentuan waktu kerja diatur oleh UU No. 13 Tahun 2003. Setiap

    pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja (pasal 77). Waktu kerja

    meliputi :

    1. 7 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu atau

    (ayat 1)

    2. 8 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu (ayat 2).

    Apabila seseorang melakukan pekerjaan fisik namun tidak melakukan

    variasi dalam bekerja dan dalam waktu yang melebihi batas yang telah ditentukan

    untuk seorang pekerja dalam sehari maka akan menyebabkan kontraksi otot-otot

    penguat penyangga perut secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama

    (Suma’mur, 2009).

    Makin lama waktu kerja berarti makin besar kemungkinan seseorang

    untuk mengalami gangguan kesehatan yang dapat menurunkan produktivitas kerja

    salah satu diantaranya yaitu timbulnya keluhan nyeri pada tubuh seperti nyeri

    punggung bawah.

    F. Tinjauan Umum Tentang Sikap Tubuh Saat Bekerja

    Menurut A. M Sugeng Budiono (2003 : 80) bahwa sikap tubuh dalam

    bekerja yang dikatakan secara ergonomi adalah yang memberikan rasa nyaman,

    aman, sehat dan selamat dalam kerja. Sikap tubuh dalam bekerja adalah mekanika

    tubuh dalam mempertahankan keseimbangan, postur, dan kesejajaran tubuh dalam

    melakukan aktivitas (perry & potter, 1997). Kebanyakan orang dalam

    menjalankan aktivitasnya sehari-hari sering melupakan masalah posisi tubuh.

  • 25

    Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri punggung yang sering

    tidak di sadari oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi kebiasaan.

    Kebisaan seseorang seperti; duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada posisi

    yang salah dapat menimbulkan nyeri punggung, misalnya; pada pekerja kantoran

    yang terbiasa duduk dengan posisi punggung yang tidak tertopang pada kursi, atau

    seorang mahasiswa yang seringkali membungkukkan punggungnya pada waktu

    menulis. Posisi berdiri yang salah yaitu berdiri dengan membungkuk atau

    menekuk ke muka. Posisi tidur yang salah seperti tidur pada kasur yang menopang

    spinal. Kasur yang diletakkan di atas lantai lebih baik daripada tempat tidur yang

    bagian tengahnya lentur. Posisi mengangkat beban dari posisi berdiri langsung

    membungkuk mengambil beban merupakan posisi yang salah, seharusnya beban

    tersebut diangkat setelah jongkok terlebih dahulu.

    Selain sikap tubuh yang salah dan telah menjadi kebiasaan, beberapa

    aktivitas berat seperti melakukan aktivitas dengan posisi berdiri lebih dari 1 jam

    dalam sehari, melakukan aktivitas dengan posisi duduk yang monoton lebih dari 2

    jam dalam sehari, naik turun tangga lebih dari 10 anak tangga dalam sehari,

    berjalan 3,2 km dalam sehari dapat pula meningkatkan risiko timbulnya nyeri

    punggung

    G. Tinjauan Umum Tentang Pekerja Batu Bata

    Pekerja adalah semua orang yang bekerja baik di industri formal maupun

    informal, dimana hasil kerjanya dinilai dengan reward atau penghasilan (Noor,

    2006). Pekerja batu bata adalah pekerja yang bekerja di sektor informal yang

  • 26

    sering disebut dengan industri rumah tangga, pekerjanya diatur dengan sistem

    kerja yang sederhana dan tidak mengikat. Setiap satu home industri biasanya

    mempekerjakan dua hingga empat orang pekerja tetap.

    Pekerja batu bata termasuk ke dalam pekerja fisik yang berat yang

    memerlukan banyak gerakan tubuh. Proses pembuatan batu bata cukup sederhana

    tetapi sangat menguras tenaga dan energi, sehingga para pekerja batu bata harus

    memperhatiakan sikap kerja yang ergonomis. Namun pada kenyataan dilapangan,

    para pekerja tersebut seringkali mengabaikan kesesuaian tentang sikap kerja di

    tempat kerja.

    Industri batu bata di Kelurahan Lawawoi, Kecamatan Watang Pulu,

    Kabupaten Sidrap merupakan industri rumah tangga yang dijalankan masyarakat

    di daerah tersebut. Selain berprofesi sebagai pekerja batu bata, ada juga yang

    bermata pencaharian sebagai petani. Pabrik batu bata ini telah dijalankan sejak

    tahun 1976. Pekerja di industri ini bekerja setiap hari dengan rata-rata waktu kerja

    ±8 jam perharinya. Dalam seharinya satu pekerja mampu menghasilkan ±2000

    buah batu bata.

    Proses pembuatan batu bata sendiri berada di alam terbuka dimana para

    pekerja menggunakan cahaya matahari untuk mengeringkan hasil cetakan tanah

    liat mereka. Dari hasil identifikasi awal proses pembuatan batu bata menyebabkan

    sikap paksa bagi tenaga kerja. Ditemukan dua pola sikap yang tidak alamiah yaitu

    sikap kerja jongkok membungkuk untuk meratakan dan mencetak batu bata dari

    tanah liat, hal ini menyebabkan kenyerian anggota tubuh bagian bawah seperti

    punggung.

  • 27

    Cetakan batu bata tersebut berukuran 60 cm × 20 cm. Setelah dicetak batu

    bata tersebut kemudian dikeringkan dengan menggunakan tenaga matahari. Tanah

    liat yang telah kering biasanya membutuhkan waktu tiga bulan untuk dibakar

    menjadi batu bata yang siap jual. Selain tanah liat dan air, kayu juga digunakan

    sebagai bahan baku pembuat batu bata. Kayu digunakan untuk membakar tanah

    liat menjadi batu bata. Dalam satu tahun setiap satu industri rumah tangga batu

    bata membutuhkan kayu sekitar tiga-empat truk. Dimana harga satu truk kayu

    ialah Rp 1.000.000,-. Batu bata yag siap jual akan dibeli langsung oleh pengecer.

    Harga satu batu bata berkisar antara Rp. 280 – Rp. 400 (Sutikno, 2007).

    Proses tahapan pembuatan batu bata pada pekerja di Kelurahan Lawawoi,

    Kabupaten Sidrap.

    1. Proses pengambilan dan pencampuran bahan seperti pasir hitam, tanah

    liat dan sekam padi dilakukan dengan posisi kerja yang membungkuk.

    2. Proses pencetakan batu bata dilakukan dengan posisi jongkok tanpa

    menggunakan meja pencetakan batu bata.

    3. Proses pengeringan pembuatan batu bata dilakukan posisi berdiri dan

    membungkuk.

  • 28

    H. Kerangka Teori

    Faktor Pekerjaan

    Jenis Pekerjaan

    Peralatan Kerja

    Lama Kerja

    Sikap Tubuh dalam Bekerja

    Masa Keja

    Gejala utama : pegal, rasa nyeri, ngilu

    bagian belakang,pinggang

    bawah sampai pinggul

    Faktor Individu/Pekerja

    Jenis Kelamin

    Umur

    Status Gizi

    Penyakit

    Aktivitas fisik dan Olahraga

    Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung

    Bawah

    Keluhan Nyeri Punggung Bawah

    Faktor Fisiologis

    Scoliosis , HNP,Spondilitis,dan

    Osteoporosis

    Penatalaksanaan : Terapi Konservatif dan Terapi Operatif

  • 29

    BAB III

    KERANGKA KONSEP

    A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti

    Nyeri punggung adalah rasa nyeri yang terjadi di daerah punggung

    bagian bawah dan dapat menjalar ke kaki terutama bagian belakang dan

    samping luar. Faktor-faktor yang berhubungan dengan nyeri punggung salah

    satunya adalah posisi duduk saat bekerja. Dalam melakukan pekerjaannya,

    pekerja batu bata yang jongkok dan tidak menggunakan kursi merupakan

    faktor risiko terjadinya nyeri punggung bawah.

    Bagas dalam Prasetyo (2000) mengatakan, apabila antara manusia

    (pemakai) dan kondisi hasil desain yang sifatnya fisik atau mekanismenya

    tidak aman, itu berarti terjadi ketidakmampuan pelaksanaan fungsi secara

    baik, sehingga berakibat pada kesalahan manusiawi (human errors),

    kegagalan akhir pada desain yang tidak baik, kesulitan dalam produksi,

    kegagalan produk, bahkan menimbulkan kecelakaan kerja.

    Variabel yang menjadi acuan dalam penelitian ini yaitu :

    1. Umur

    Nyeri pada leher dan punggung dapat timbul pada semua kelompok usia

    dengan penyebab yang berbeda-beda. Tulang mencapai kematangan optimum

    (puncak massa tulang) pada umur 25 tahun hingga 30 tahun, tetapi pada umur 35

    tahun pengambilan massa tulang lebih sering sedangkan frekuensi penyimpanan

    massa tulang tetap. Saat memasuki umur 35 tahun kepadatan massa tulang wanita

    menyusut 0,5% - 1% setiap tahunnya (Johnson, 2008).

  • 30

    2. Masa Kerja

    Masa kerja seseorang berhubungan erat dengan bertambahnya

    pengetahuan serta kemampuan fisik, semakin lama masa kerja seseorang.

    Satu sisi semakin bertambahnya pengetahuan seseorang akan pekerjaan itu,

    namun disisi lain semakin menurun kemampuan fisiknya. Pekerjaan yang

    dilakukan dengan menggunakan fisik dan bersifat monoton dalam waktu

    yang lama tanpa disertai rotasi kerja dapat menyebabkan kelelahan yang

    dapat meningkatkan risiko cedera otot skeletal salah satunya di bagian

    punggung bawah pada tenaga kerja.

    3. Lama Kerja

    Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 yang menyatakan lama pekerja

    dalam melakukan pekerjaannya adalah 8 jam/hari atau 40 jam/minggu.

    Bekerja lebih dari waktu yang ditentukan dapat menyebabkan penurunan

    produktivitas dan kelelahan pada otot skeletal salah satu diantaranya adalah

    punggung bawah. Timbulnya kelelahan pada bagian punggung bawah yang

    terus-menerus dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

    4. Sikap Tubuh Saat Bekerja

    Sikap tubuh dalam bekerja adalah mekanika tubuh dalam

    mempertahankan keseimbangan, postur, dan kesejajaran tubuh dalam

    melakukan aktivitas (Perry dan Poutter dalam Fathoni, 2010). Sikap tubuh

    yang salah merupakan penyebab nyeri punggung yang sering tidak di sadari

    oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi kebiasaan. Kebisaan

  • 31

    seseorang seperti; duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada posisi yang

    salah dapat menimbulkan nyeri punggung.

  • 32

    B. Pola Pikir Variabel yang Diteliti

    C.

    D.

    E.

    F.

    G.

    H.

    I.

    J.

    K.

    Keterangan :

    L. = Variabel Independen

    = Variabel Dependen

    = Variabel yang diteliti

    = Variabel yang tidak diteliti

    Umur

    Sikap Tubuh Saat bekerja

    Masa Kerja

    Lama Kerja

    Status Gizi

    Olahraga

    Stress

    Peralatan Kerja

    Jenis Pekerjaan

    Keluhan Nyeri

    Punggung Bawah

  • 33

    C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

    Berdasarkan pola pikir variabel yang diteliti maka peneliti

    menentukan definisi operasional dan kriteria objektif dari variabel yang akan

    diteliti sebagai berikut:

    1. Umur

    Umur adalah lamanya seorang responden hidup sejak lahir sampai

    penelitian ini dilakukan yang diukur dengan menggunakan satuan tahun.

    Kriteria Objektif:

    a) Muda : Bila responden berumur ≤ 35 tahun

    b) Tua : Bila responden berumur > 35 tahun

    (Johnson, 2008)

    2. Masa Kerja

    Masa kerja adalah jangka waktu responden telah bekerja sebagai pekerja

    batu bata secara terus-menerus berdasarkan hasil penelitian yang dalam

    setahun.

    Kriteria Objekrif:

    a) Baru : Bila masa kerja responden ≤ 5 tahun

    b) Lama : Bila masa kerja responden > 5 tahun

    (Tarwaka, 2004)

    3. Lama Kerja

    Lama kerja adalah waktu kerja rata-rata responden sebagai pekerja batu

    bata dalam sehari berdasarkan hasil penelitian yang dinyatakan dalam

    satuan jam/hari.

  • 34

    Kriteria objektif:

    a) Memenuhi Syarat : Jika lamanya responden bekerja ≤ 8 jam/hari

    b) Tidak Memenuhi Syarat: Jika lamanya responden bekerja > 8 jam/hari

    (Suma’mur, 2009)

    4. Sikap Tubuh saat Bekerja

    Mekanika tubuh pekerja dalam mempertahankan keseimbangan, postur,

    dan kesejajaran tubuh dalam melakukan aktivitas (Perry dan Poutter

    dalam Fathoni, 2010). Sikap tubuh yang dilakukan pekerja dalam bekerja

    yaitu dengan sikap duduk, berdiri, membungkuk, jongkok dalam satu

    posisi dimana responden diamati dengan melakukan observasi dan

    wawancara.

    Kriteria Objektif:

    a) Ergonomis : Jika persentase jawaban responden > 50 %

    b) Tidak Ergonomis : Jika persentase jawaban responden ≤ 50 %.

    (Perry & Potter, 1997)

    5. Keluhan Nyeri Punggung Bawah

    Keluhan nyeri Punggung Bawah adalah keluhan yang ditandai dengan

    gejala utama berupa rasa nyeri, pegal, ngilu dan rasa tidak enak pada

    bagian balakang badan, pinggang bawah sampai pada bagian pinggul

    yang dirasakan pekerja pada waktu bekerja dan sesudah melakukan

    pekerjaannya Suma’mur, 2009).

    Kriteria Objektif:

    a) Tidak Ada keluhan: Jika persentase jawaban responden ≤ 50 %

  • 35

    b) Ada Keluhan: Jika persentase jawaban responden > 50 %

    D. Hipotesis Penelitian

    1. Hipotesis Nol (Ho)

    a) Tidak ada hubungan antara umur dengan keluhan nyeri punggung

    bawah pada pekerja batu bata.

    b) Tidak ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri punggung

    bawah pada pekerja batu bata.

    c) Tidak ada hubungan antara lama kerja dalam sehari dengan keluhan

    nyeri panggung bawah pada pekerja batu bata.

    d) Tidak ada hubungan antara sikap tubuh saat bekerja dengan keluhan

    nyeri punggung bawah pada pekerja batu bata.

    2. Hipotesis Alternatif (Ha)

    a) Ada hubungan antara umur dengan keluhan nyeri punggung bawah

    pada pekerja batu bata.

    b) Ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri punggung

    bawah pada pekerja batu bata.

    c) Ada hubungan antara lama kerja dalam sehari dengan keluhan nyeri

    punggung bawah pada pekerja batu bata.

    d) Ada hubungan antara sikap tubuh saat bekerja dengan keluhan nyeri

    punggung bawah pada pekerja batu bata.

  • 36

    BAB 1V

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik

    dengan menggunakan rancangan/pendekatan cross sectional study. Pendekatan

    ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

    keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja batu bata di Kelurahan Lawawoi

    Kabupaten Sidrap, dimana variabel independen dan variabel dependen diamati

    pada waktu yang bersamaan.

    B. Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian ini dilakukan pada Pekerja Batu Bata Kelurahan

    Lawawoi, Kabupaten Sidrap Tahun 2012. Adapun alasan memilih lokasi ini,

    yaitu :

    1. Adanya keluhan nyeri punggung bawah yang dialami pada pekerja batu

    bata yang diketahui melalui personal komunikasi dengan pekerja batu

    bata.

    2. Belum ada penelitian yang dilakukan sebelumnya di wilayah tersebut.

    3. Karena lokasi tersebut merupakan pusat industri pembuatan batu bata di

    Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap.

  • 37

    C. Populasi Dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah 112 orang dari 13 jumlah industri batu

    bata yang terdapat di Kelurahan Lawawoi, Kecamatan Wattang Pulu

    Kabupaten Sidrap Tahun 2012.

    2. Sampel

    Sampel dalam penelitian ini adalah 54 sampel, dimana cara penarikan

    sampel dengan metode non probabilty sampling yakni purposive sampling,

    yaitu metode pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria yang

    ditentukan peneliti.

    Adapun kriteria dari sampel penelitian yaitu:

    a) Responden berada dilokasi penelitian dan bersedia diwawancarai pada

    saat penelitian.

    b) Pekerja tetap yang telah bekerja selama setahun.

    D. Pengumpulan Data

    1. Data Primer

    Data Primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden

    dengan menggunakan kuesioner dan observasi langsung pada pekerja batu

    bata.

    2. Data Sekunder

    Data sekunder diperoleh dari hasil wawancara pada pihak pekerja batu bata

    dan kantor Kelurahan Lawawoi, Kecamatan Watang Pulu Kabupaten

    Sidrap.

  • 38

    E. Pengolahan dan Penyajian Data

    1. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Data

    yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

    2. Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

    variabel independen dan dependen antara faktor-faktor yang berhubungan

    dengan keluhan nyeri punggung bawah yakni menggunakan uji X² yaitu

    Chi- Square dengan rumus sebagai berikut :

    X² = ∑

    Dimana terdapat hubungan bermakna apabila nilai P < α 0,05 derajat

    kepercayaan ( 95% ) dan tidak terdapat hubungan apabila P > α 0,05.

    ( O – E )²

    E

  • 39

    BAB V

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Lawawoi Kecamatan Watang Pulu

    Kabupaten Sidrap Provinsi Sulawesi Selatan yang dimulai tanggal 9 sampai

    22 November 2012 dengan jumlah sampel sebanyak 54 pekerja batu bata.

    Penelitian ini dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner.

    Data yang telah diperoleh kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel

    frekuensi dan crosstab (tabulasi silang) sesuai dengan tujuan penelitian dan

    disertai dengan narasi sebagai penjelasan tabel.

    Berdasarkan hasil pengolahan data, maka diperoleh data sebagai berikut:

    1. Analisis Univariat

    a. Karakteristik Responden

    Dalam penelitian ini, karakteristik responden terdiri atas umur,

    jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, lama kerja, sikap tubuh saat

    bekerja, keluhan nyeri punggung bawah. Adapun distribusi responden

    berdasarkan karakteristik responden, sebagai berikut:

    1) Umur

    Umur dalam penelitian ini adalah lamanya seseorang responden

    hidup sejak lahir sampai penelitian ini dilakukan diukur dengan

    menggunakan satuan tahun. Berdasarkan kriteria yang telah

    ditetapkan bahwa pada penelitian ini kategori umur terbagi dua yaitu

  • 40

    muda jika umur responden ≤ 35 tahun dan termasuk kelompok umur

    tua jika umur responden > 35 tahun. Berdasarkan umur, diperoleh

    hasil sebagai berikut :

    Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Umur Pada Pekerja Batu Bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap Tahun 2012

    Kelompok Umur Jumlah ( n ) Persen ( % )

    Tua ( >35 tahun) 28 51,9

    Muda ( ≤35 tahun) 26 48,1

    Total 54 100,0

    Sumber : Data Primer, 2012

    Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 54 responden diperoleh

    persentase tertinggi pada kelompok umur tua, yaitu sebanyak 28

    responden atau 51,9%, sedangkan yang terendah adalah yang

    kelompok umur muda, yaitu sebanyak 26 responden atau 48,1%. Pada

    kategori umur rata-rata yang paling tua yaitu umur 39 tahun sebanyak

    28 orang dan umur rata-rata yang muda 28 tahun sebanyak 26 orang.

    2) Jenis Kelamin

    Jenis kelamin yang dimaksud yaitu perbedaan seks yang dimiliki

    oleh responden, yang dibedakan antara laki-laki dan perempuan.

    Persentase jenis kelamin tergambar pada tabel berikut :

  • 41

    Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Pekerja Batu

    Bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap Tahun 2012

    Jenis Kelamin Jumlah ( n ) Persen ( % )

    Laki- Laki 35 64,8

    Perempuan 19 35,2

    Total 54 100,0

    Sumber : Data Primer, 2012

    Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 54 responden diperoleh

    persentase tertinngi pada jenis kelamin laki- laki, yaitu sebanyak 35

    responden atau 64,8%, sedangkan yang terendah pada jenis kelamin

    perempuan, yaitu sebanyak 19 responden atau 35,2%.

    3) Pendidikan

    Pada penelitian ini,pendidikan responden terbagi atas beberapa

    kategori yaitu tidak sekolah, SD, SMP dan SMA. Di bawah ini data

    mengenai distribusi responden berdasarkan pendidikan :

    Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada

    Pekerja Batu Bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap Tahun 2012

    Tingkat Pendidikan Jumlah ( n ) Persen ( % )

    Tidak Sekolah 2 3,7

    SD 15 27,8

    SMP 17 31,5

    SMA 20 37,0

    Total 54 100,0

    Sumber : Data Primer, 2012

  • 42

    Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 54 responden diperoleh

    persentase tertinggi terdapat pada tingkat pendidikan SMA, yaitu

    sebanyak 20 responden atau 37,0%, sedangkan yang terendah terdapat

    pada tingkat pendidikan yang tidak sekolah, yaitu sebanyak 2

    responden atau 3,7%.

    4) Masa kerja

    Pada penelitian ini, masa kerja terbagi atas dua kategori yaitu baru

    apabila pekerja telah bekerja selama ≤ 5 tahun dan lama apabila

    pekerja telah bekerja selama > 5 tahun. Di bawah ini data mengenai

    distribusi responden berdasarkan masa kerja :

    Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Pada Pekerja Batu

    Bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap Tahun 2012

    Masa Kerja Jumlah ( n ) Persen ( % )

    Lama (> 5tahun) 23 42,6

    Baru (≤ 5tahun) 31 57,4

    Total 54 100,0

    Sumber : Data Primer, 2012

    Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 54 responden diperoleh

    persentase tertinggi terdapat pada masa kerja baru (≤ 5tahun), yaitu

    sebanyak 31 responden atau 57,4%, sedangkan yang terendah terdapat

    pada masa kerja lama (> 5tahun), yaitu sebanyak 23 responden atau

    42,6 %. Pada kategori masa kerja rata-rata yang paling banyak

    ditemukan dikategori lama yaitu 7 tahun sebanyak 23 orang dan masa

    kerja rata-rata pada kategori baru yaitu 2 tahun sebanyak 31 orang.

  • 43

    5) Lama Kerja

    Pada penelitian ini lama kontak terbagi atas dua kategori yaitu

    tidak memenuhi syarat apabila lama kerja >8 jam/hari dan memenuhi

    syarat apabila lama kerja ≤ 8 jam/hari. Di bawah ini data mengenai

    distribusi responden berdasarkan lama kerja :

    Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja Pada Pekerja Batu Bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap Tahun 2012

    Lama Kerja Jumlah ( n

    ) Persen ( % )

    Tidak memenuhi syarat (>8

    jam/hari 10 18,5

    Memenuhi syarat (≤ 8 jam/hari) 44 81,5

    Total 54 100,0

    Sumber : Data Primer, 2012

    Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 54 responden diperoleh

    persentase tertinggi terdapat pada lama kerja memenuhi syarat (≤ 8

    jam/hari), yaitu sebanyak 44 responden atau 81,5%, sedangkan yang

    terendah terdapat pada lama kerja tidak memenuhi syarat (>8

    jam/hari), yaitu sebanyak 10 responden atau 18,5%. Pada kategori

    lama kerja rata-rata yang paling banyak ditemukan dikategori

    memenuhi syarat yaitu 8 jam/hari sebanyak 44 orang dan lama kerja

    rata-rata ditemukan pada kategori tidak memenuhi syarat yaitu 9

    jam/hari sebanyak 10 orang.

  • 44

    6) Sikap Tubuh Saat Bekerja

    Pada penelitian ini, sikap tubuh saat bekerja atas dua kategori yaitu

    ergonomis dan tidak ergonomis. Di bawah ini data mengenai distribusi

    responden berdasarkan sikap tubuh dalam bekerja :

    Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tubuh Saat Bekerja Pada

    Pekerja Batu Bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap Tahun 2012

    Sikap Tubuh dalam

    Bekerja Jumlah ( n ) Persen ( % )

    Tidak Ergonomis 18 33,3

    Ergonomis 36 66,7

    Total 54 100,0

    Sumber : Data Primer, 2012

    Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 54 responden diperoleh

    persentase tertinggi terdapat pada sikap tubuh yang ergonomis dalam

    bekerja, yaitu sebanyak 36 responden atau 66,7%, sedangkan yang

    terendah terdapat pada sikap tubuh yang tidak ergonomis dalam

    bekerja, yaitu sebanyak 18 responden atau 33,3%.

    7) Keluhan Nyeri Punggung Bawah

    Pada penelitian ini, keluhan nyeri punggung bawah terbagi atas dua

    kategori yaitu ada keluhan dan tidak ada keluhan. Di bawah ini data

    mengenai distribusi responden berdasarkan keluhan nyeri punggung

    bawah :

  • 45

    Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Nyeri Punggung

    Bawah Pada Pekerja Batu Bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap

    Tahun 2012

    Keluhan Nyeri Punggung

    Bawah Jumlah ( n ) Persen ( % )

    Ada keluhan 24 44,4

    Tidak ada keluhan 30 55,6

    Total 54 100,0

    Sumber : Data Primer, 2012

    Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 54 responden diperoleh

    persentase tertinggi terdapat pada responden yang tidak ada keluhan,

    yaitu sebanyak 30 responden atau 55,6%, sedangkan yang terendah

    terdapat pada responden yang mengalami keluhan, yaitu sebanyak 24

    responden atau 44,4%.

    2. Analisis Bivariat

    a. Hubungan Umur Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh

    data mengenai hubungan umur dengan keluhan nyeri punggung bawah

    yang dialami. Berikut ini hasil tabulasi silang antara umur dengan

    keluhan nyeri punggung bawah dalam tabel berikut ini :

  • 46

    Tabel 8 Hubungan Umur Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada

    Pekerja Batu Bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap Tahun 2012

    Kelompok

    Umur

    Keluhan Nyeri Punggung

    Bawah

    Uji

    statistik

    Ada

    keluhan

    Tidak ada

    keluhan

    Total

    %

    n % n %

    p= 0,026

    Tua 17 60,7 11 39,3 28 100

    Muda 7 26,9 19 73,1 26 100

    Total 24 44,4 30 55,6 54 100

    Sumber : Data Primer, 2012

    Tabel 8 menunjukkan bahwa persentase yang mengalami keluhan

    nyeri punggung bawah lebih banyak pada kelompok umur tua (60,7%)

    dibandingkan dengan kelompok umur muda (26,9%).

    Hasil uji statistic chi-square dengan melihat Continuity Correction

    menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur dengan keluhan nyeri

    punggung bawah pada pekerja batu bata Kelurahan Lawawoi

    Kabupaten Sidrap Tahun 2012 (p= 0,026 < 0,05).

    b. Hubungan Masa Kerja Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh

    data mengenai hubungan masa kerja dengan keluhan nyeri punggung

    bawah yang dialami. Berikut ini hasil tabulasi silang antara masa kerja

    dengan keluhan nyeri punggung bawah dalam tabel berikut ini :

  • 47

    Tabel 9 Hubungan Masa Kerja Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Batu Bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap

    Tahun 2012

    Masa

    Kerja

    Keluhan Nyeri Punggung

    Bawah

    Total

    %

    Uji

    statistik

    Ada keluhan

    Tidak ada

    keluhan

    n % n %

    p= 0,018

    Lama 15 65,2 8 34,8 23 100

    Baru 9 29,0 22 71,0 31 100

    Total 24 44,4 30 55,6 54 100

    Sumber : Data Primer, 2012

    Tabel 9 menunjukkan bahwa persentase yang mengalami keluhan

    nyeri punggung bawwah lebih banyak pada kelompok dengan masa

    kerja lama (65,2%) dibandingkan dengan kelompok dengan masa kerja

    baru (29,0%).

    Hasil uji statistic chi-square dengan melihat Continuity Correction

    menunjukkan bahwa ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan

    nyeri punggung bawah pada pekerja batu bata di kelurahan Lawawoi

    Kabupaten Sidrap tahun 2012 (p= 0,018 < 0,05).

    c. Hubungan Lama Kerja Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh

    data mengenai hubungan lama kerja dengan keluhan nyeri punggung

    bawah yang dialami. Berikut ini hasil tabulasi silang antara lama kerja

    dengan keluhan nyeri punggung bawah dalam tabel berikut ini :

  • 48

    Tabel 10 Hubungan Lama Kerja Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Batu Bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap

    Tahun 2012

    Lama Kerja

    Keluhan Nyeri Punggung

    Bawah

    Total

    %

    Uji

    statistik

    Ada

    Keluhan

    Tidak ada

    keluhan

    n % n %

    p= 0,273

    Tidak memenuhi

    syarat

    6 60,0 4 40,0 10 100

    Memenuhi syarat 18 40,9 26 59,1 44 100

    Total 24 44,4 30 55,6 54 100

    Sumber : Data Primer, 2012

    Tabel 10 menunjukkan bahwa persentase yang mengalami keluhan

    nyerri punggung bawah lebih banyak pada kelompok dengan lama

    kerja yang memenuhi syarat (40,9%) dibandingkan dengan kelompok

    dengan lama kerja tidak memenuhi syarat (60,0%).

    Hasil uji statistic chi-square dengan melihat Fisher Exact

    menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara lama kerja dengan

    keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja batu bata di Kelurahan

    Lawawoi Kabupaten Sidrap tahun 2012 (p= 0,273 > 0,05).

    d. Hubungan Sikap Tubuh Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh

    data mengenai hubungan sikap tubuh dengan keluhan nyeri punggung

  • 49

    bawah yang dialami. Berikut ini hasil tabulasi silang antara sikap

    tubuh dengan keluhan nyeri punggung bawah dalam tabel berikut ini :

    Tabel 11 Hubungan Sikap Tubuh Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Batu Bata Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap

    Tahun 2012

    Sikap

    Tubuh

    Keluhan Nyeri Punggung

    Bawah

    Uji

    statistik

    Ada

    Keluhan

    Tidak ada

    keluhan

    Total %

    n % n %

    p= 0,042

    Tidak ergonomis 24 66,7 12 33,3 36 100

    Ergonomis 3 25,0 9 75,0 12 100

    Total 27 56,2 21 43,8 48 100

    Sumber : Data Primer, 2012

    Tabel 11 menunjukkan bahwa persentase yang mengalami keluhan

    nyeri punggung bawah lebih banyak pada kelompok dengan sikap

    tubuh tidak ergonomis (66,7%) dibandingkan dengan kelompok

    dengan sikap tubuh ergonomis (25,0%).

    Hasil uji statistik chi-square dengan melihat Continuity Correction

    menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap tubuh dengan keluhan

    nyeri punggung bawah dengan pekerja batu bata di Kelurahan

    Lawawoi Kabupaten Sidrap tahun 2012 (p= 0,042 < 0,05).

  • 50

    B. Pembahasan

    1. Keluhan nyeri Punggung Bawah

    Nyeri punggung bawah adalah rasa ngilu, nyeri, pegal, atu rasa

    tidak enak pada tulang belakang yang dialami oleh pekerja batu bata di

    Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap. Berdasarkan hasil penelitian

    yang dilakukan mengenai keluhan nyeri punggung bawah diperoleh

    bahwa dari 54 responden yang bersedia diwawancarai terdapat 24

    responden (44,4%) yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah

    dan terdapat 30 responden (55,6%) yang tidak mengalami keluhan nyeri

    punggung bawah.

    Tanda dan gejala nyeri punggung bawah yaitu Simple Back Pain

    (NPB sederhana), NPB dengan keterlibatan neurologis dan NPB dengan

    kecurigaan mengenai adanya cedera atau kondisi patologis yang berat

    pada spinal.

    Faktor keluhan nyeri punggung bawah disebabkan oleh faktor

    pekerjaan yakni jenis pekerjaan, masa kerja, sikap tubuh dalam bekerja,

    lama kerja dan peralatan. Faktor individu yakni umur, jenis kelamin,

    status gizi, penyakit, dan aktivitas fisik dan olahraga. Serta faktor

    fisiologis yakni scoliosis, HNP, spondilitis dan osteoporosis.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pekerja batu bata di

    Kelurahan Lawawoi, Kabupaten Sidrap yang mengalami keluhan nyeri

    punggung bawah adalah 24 orang dimana hal ini terjadi karena

    kurangnya kesadaran pekerja yang tidak memperhatikan sikap tubuh

  • 51

    yang tidak ergonomis pada saat bekerja dan masih minimnya

    pengetahuan kesehatan dan keselamatan kerja.

    2. Hubungan Umur dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah

    Umur merupakan faktor yang mendukung terjadinya nyeri

    punggung bawah sehingga biasanya diderita oleh orang berusia lanjut

    karena penurunan fungsi-fungsi tubuh terutama tulang sehingga tidak

    lagi elastis seperti di waktu muda.

    Umur terhadap nyeri punggung bawah berkaitan dengan proses

    penuaan seiring bertambahnya umur, termasuk degenerasi tulang yang

    berdampak pada peningkatan risiko nyeri punggung bawah (Budiono

    dalam Pratiwi, 2009).

    Pada penelitian ini persentase terbesar yang mengalami keluhan

    nyeri punggung bawah terdapat pada kelompok umur yang

    dikategorikan berusia muda (≤35 tahun) yang mengalami keluhan yaitu

    7 orang (26,9%) dan yang tidak mengalami keluhan yaitu 19 orang

    (73,1%) sedangkan pekerja batu bata dengan kategori berusia tua (>35

    tahun) yang mengalami keluhan yaitu 17 orang (60,7%) dan yang tidak

    mengalami keluhan yaitu 11 orang (39,3%).

    Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa kapasitas kerja seseorang

    untuk melakukan pekerjaan sampai batas waktu tertentu, sejalan dengan

    bertambahnya umur yang dilaluinya. Semakin bertambahnya umur

    maka akan terjadi proses fibrosis dan klasifikasi pada tulang belakang

  • 52

    yang berurutan dan saling berdekatan sehingga memudahkan timbulnya

    rasa nyeri pada daerah tulang belakang (Tarwaka, 2004).

    Hasil uji statistik chi-square dengan melihat Continuity Correction

    diperoleh nilai p= 0,026 (p< 0,05) dengan demikian Ho ditolak dan Ha

    diterima. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara umur

    dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja batu bata di

    Kelurahan Lawawoi Kabupaten Sidrap.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Horal dan Row yang menemukan bahwa kejadian nyeri punggung

    bawah lebih sering terjadi pada umur 40 tahun. Penelitian yang

    dilakukan oleh Garg menunjukkan insiden nyeri punggung bawah

    tertinggi pada umur 35-55 tahun dan semakin meningkat dengan

    bertambahnya umur. Hal ini diperkuat dengan penelitian Sorenson

    dimana pada usia 35 tahun mulai terjadi nyeri punggung bawah dan

    akan semakin meningkat pada umur 55 tahun (Pratiwi, 2009).

    Semakin bertambahnya umur maka akan terjadi penurunan fungsi

    sistem tubuh manusia yang salah satunya adalah sistem

    musculoskeletal. Hal ini akan berakibat pada meningkatnya keluhan

    musculoskeletal yang di dalamnya termasuk keluhan nyeri punggung

    bawah.

    Nyeri punggung bawah merupakan keluhan yang berkaitan erat

    dengan umur. Keluhan ini jarang dijumpai pada kelompok umur 0-10

    tahun. Hal ini mungkin berhubungan dengan beberapa faktor etiologi

  • 53

    tertentu yang lebih sering dijumpai pada umur yang lebih tua. Biasanya

    nyeri ini mulai dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua dan

    insiden tertinggi dijumpai pada dekade kelima. Bahkan keluhan nyeri

    punggung bawah ini semakin lama semakin meningkat hingga umur

    sekitar 55 tahun (Muheri, 2010).

    3. Hubungan Masa Kerja dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah

    Responden pada penelitian ini merupakan masyarakat pendatang

    yang sebagian besar menganggap pekerjaan sebagai pekerja batu bata

    meru