Top Banner
FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA YANG BEKERJA SEBAGAI TENAGA KERJA INDONESIA DARI KECAMATAN WAY JEPARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2016 (Skripsi) Oleh ARIS MUNANDAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
60

FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

Apr 07, 2019

Download

Documents

vocong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA YANGBEKERJA SEBAGAI TENAGA KERJA INDONESIA DARI KECAMATAN

WAY JEPARA KABUPATEN LAMPUNG TIMURTAHUN 2016

(Skripsi)

Oleh

ARIS MUNANDAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 2: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

ABSTRACT

THE ENCOURAGING AND ATTRACTING FACTORS FOR FAMILYMEMBERS TO WORK AS FORIGN WORKFORCES IN WAY JEPARA

SUB DISTRICT OF EAST LAMPUNG DISTRICT IN 2016

By:

ARIS MUNANDAR

The objective of this research was to study the encouraging and attractingfactors for family members to work as foreign workforces in Way Jepara subdistrict of East Lampung district. This research studied information from formerIndonesian foreign workforces, limited abilities in covering life necessities forfamilies in the origin region, difficulties in getting job in origin region, easiness ingetting jobs in the destination countries, and high salaries in the destinationcountries.

This was a descriptive research. Population was 181 Indonesian workersworking in foreign countries. Sample was 25% (45 workers). Data was collectedwith interviews, observations, and documentations. Data was analyzed by usingfrequency table and percentage for the research report.

The research result showed that (1) there were 91,11% respondentssuggesting they got job information from previous Indonesian workers in theforeign countries; (2) 73,3% respondents suggested they had difficulties incovering life necessities for their families in theirorigin regions; (3) 82,22%respondents suggested difficulties in getting jobs in theirorigin regions; (4)77,77% respondents suggested easiness to get jobs in the destination countries;and (5) 93,33% respondents suggested high salaries in the destination countriesthat encouraged and attracted them to work in foreign countries.

Keywords : encouraging fators, attractin factors, Indonesian workers inforeign countries

Page 3: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

ABSTRAK

FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA YANGBEKERJA SEBAGAI TENAGA KERJA INDONESIA

DARI KECAMATAN WAY JEPARAKABUPATEN LAMPUNG TIMUR

TAHUN 2016

Oleh:

ARIS MUNANDAR

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor pendorong dan penarikanggota keluarga yang bekerja sebagai TKI dari Kecamatan Way JeparaKabupaten Lampung Timur. Kajian masalah dalam penelitian ini meliputi adanyainformasi dari TKI terdahulu, keterbatasan pemenuhan kebutuhan hidup keluargadi daerah asal, sulitnya kesempatan kerja di daerah asal, kemudahan kesempatankerja di daerah tujuan, dan besarnya upah kerja di daerah tujuan.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitianini sebanyak 181 TKI dengan pengambilan sampel sebanyak 25% (45 TKI).Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.Analisis data dengan tabel frekuensi dan persentase sebagai dasar pembuatanlaporan penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan (1) sebanyak 91,11% respondenmenyatakan adanya informasi dari TKI terdahulu, (2) sebanyak 73,33% respondenmenyatakan keterbatasan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga di daerah asal, (3)sebanyak 82,22% responden menyatakan sulitnya kesempatan kerja di daerahasal, (4) sebanyak 77,77% responden menyatakan kemudahan kesempatan kerja didaerah tujuan, (5) sebanyak 93,33% responden menyatakan besarnya upah kerjadi daerah tujuan sebagai pendorong dan penarik responden bekerja ke luar negeri.

Kata kunci: faktor pendorong, faktor penarik, TKI.

Page 4: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA YANGBEKERJA SEBAGAI TENAGA KERJA INDONESIA DARI KECAMATAN

WAY JEPARA KABUPATEN LAMPUNG TIMURTAHUN 2016

Oleh

ARIS MUNANDAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan GeografiJurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 5: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten
Page 6: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten
Page 7: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten
Page 8: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan

Maringgai Kabupaten Lampung Timur pada tanggal 27 April

1993. Penulis merupakan anak keempat dari lima bersaudara

pasangan Bapak Sukarman, S.Pd dan Ibu Mariati, S.Pd.

Penulis telah menyelesaikan studi Pendidikan Dasar di SD Negeri 1 Srigading

Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2004,

Pendidikan Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Labuhan Maringgai Kabupaten

Lampung Timur pada tahun 2007, dan Pendidikan Menengah Atas di SMA

Negeri 1 Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur tahun 2010, kemudian

penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung, S1 Pendidikan

Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Page 9: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

MOTO

Kesederhanaan membawa kebahagiaan

(Sukarman)

Setiap hal yang saya anggap benar, akan terus saya perjuangkan

(Aris Munandar)

Page 10: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

Kepada Ayahanda dan Ibunda Tersayang

serta

Almamaterku Universitas Lampung

Page 11: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

SANWACANA

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam karena atas rahmat dan hidayah-

Nya dapat terselesaikan skripsi yang berjudul “Faktor Pendorong dan Penarik

Anggota Keluarga yang Bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia dari Kecamatan

Way Jepara Kabupaten Lampung Timur Tahun 2016”. Shalawat teriring salam selalu

tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan

umat manusia.

Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan baik secara

langsung maupun tidak dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini pula, penulis

mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat Drs. Budiyono, M.S., selaku

Pembimbing I sekaligus Pembimbing Akademik, Dedy Miswar, S.Si, M.Pd., selaku

Pembimbing II, dan Drs. Edy Haryono, M.Si., selaku Dosen Pembahas atas arahan

dan bimbingan yang sangat bermanfaat bagi terselesaikannya skripsi ini.

Page 12: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya

kepada:

1. Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kerjasama.

3. Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan.

4. Drs. Supriyadi, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan

Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lampung

Timur yang telah memberikan izin dalam proses penelitian.

8. Kepala seksi sosial Kecamatan Way Jepara yang telah memberikan izin dalam

proses penelitian.

9. Sahabat-sahabatku angkatan 2010 di program studi Pendidikan Geografi,

Universitas Lampung.

Page 13: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

10. Semua pihak yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam proses

penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima

kasih.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala di

sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung,Penulis,

Aris Munandar

Page 14: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ...................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 7

C. Batasan Masalah ............................................................................. 7

D. Rumusan Masalah .......................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8

F. Kegunaan Penelitian ....................................................................... 8

G. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 9

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 11

1. Geografi Penduduk .................................................................... 11

2. Migrasi dan Faktor Migrasi ....................................................... 12

a. Pengertian Migrasi ................................................................. 12

b. Faktor-faktor Migrasi ............................................................ 13

3. Adanya Informasi dari TKI Terdahulu ...................................... 17

4. Keterbatasan Pemenuhan Kebutuhan Hidup Keluarga di

Daerah Asal ................................................................................ 18

5. Sulitnya Kesempatan Kerja di Daerah Asal .............................. 19

6. Kemudahan Kesempatan Kerja di daerah Tujuan ..................... 21

7. Besarnya Upah Kerja di Daerah Tujuan .................................... 22

8. Tenaga Kerja Indonesia ............................................................. 23

B. Kerangka Pikir ............................................................................... 25

Page 15: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

ii

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ........................................................................... 27

B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 28

1. Populasi ...................................................................................... 28

2. Sampel ........................................................................................ 29

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ................. 31

1. Variabel Penelitian ..................................................................... 31

2. Definisi Oprasional Variabel ...................................................... 31

a. Adanya Informasi dari TKI Terdahulu ................................... 32

b. Keterbatasan Pemenuhan Kebutuhan Hidup Keluarga di

Daerah Asal ........................................................................... 32

c. Sulitnya Kesempatan Kerja di Daerah Asal .......................... 33

d. Kemudahan Kesempatan Kerja di daerah Tujuan ................. 33

e. Besarnya Upah Kerja di Daerah Tujuan ................................ 34

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 34

1. Teknik Wawancara ..................................................................... 34

2. Teknik Observasi ........................................................................ 35

3. Teknik Dokumentasi ................................................................... 36

E. Teknik Analisis Data ...................................................................... 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Geografis Daerah Penelitian ............................................ 37

1. Sejarah, Letak, Luas, dan Batas Kecamatan Way Jepara .......... 37

a. Sejarah Singkat Kecamatan Way Jepara ............................... 37

b. Letak dan Luas Kecamatan Way Jepara ................................ 40

c. Batas Administratif Kecamatan Way Jepara ......................... 40

2. Kondisi Morfografi Kecamatan Way Jepara ............................. 42

a. Penggunaan Lahan Kecamatan Way Jepara .......................... 42

b. Hidrografi Kecamatan Way Jepara ........................................ 44

c. Klimatografi Kecamatan Way Jepara .................................... 45

3. Kondisi Sosial - Ekonomi Kecamatan Way Jepara ................... 48

Page 16: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

iii

a. Kependudukan Kecamatan Way Jepara ................................ 48

b. Pendidikan Kecamatan Way Jepara ...................................... 57

c. Perekonomian Kecamatan Way Jepara .................................. 60

d. Mata Pencaharian Kecamatan Way Jepara ............................ 61

e. Sarana dan Prasarana Transportasi Kecamatan Way Jepara . 64

B. Identitas Responden ........................................................................ 66

1. Jenis Kelamin Responden .......................................................... 66

2. Kelompok Umur Responden ...................................................... 67

3. Pendidikan Responden ............................................................... 69

4. Status Pernikahan Responden .................................................... 71

5. Periode Awal Keberangkatan Responden Bekerja sebagai TKI. 73

6. Negara Tujuan Responden ......................................................... 75

7. Pekerjaan Responden di Negara Tujuan .................................... 78

8. Alasan Utama Responden Bekerja sebagai TKI ........................ 79

C. Hasil dan Pembahasan .................................................................... 82

1. Faktor-faktor Pendorong Anggota Keluarga yang Bekerja

sebagai TKI dari Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung

Timur………………………………………………………….. 82

a. Adanya Informasi dari TKI Terdahulu .................................. 82

b. Keterbatasan Pemenuhan Kebutuhan Hidup Keluarga di

Daerah Asal ............................................................................ 84

c. Sulitnya Kesempatan Kerja di daerah Asal ........................... 88

2. Faktor-faktor Penarik Anggota Keluarga yang Bekerja sebagai

TKI dari Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung

Timur………………………………………………………….. 91

a. Kemudahan Kesempatan Kerja di Daerah Tujuan ................ 91

b. Besarnya Upah Kerja di Daerah Tujuan ................................ 94

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..................................................................................... 97

B. Saran ............................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Sebaran TKI Berdasarkan Pengelompokan Daerah Asal di

Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur Provinsi

Lampung Tahun 2014 .................................................................... 28

2. Hasil Penentuan Sampling Area dan Penentuan Jumlah Sampel

Secara Random .............................................................................. 30

3. Keadaan Desa di Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung

Timur Tahun 2014 .......................................................................... 39

4. Tipe Iklim Menurut Schmidt – Ferguson ....................................... 45

5. Data Curah Hujan Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung

Timur Tahun 2005 – 2014 .............................................................. 46

6. Data Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan

Way Jepara Tahun 2014 ................................................................. 48

7. Rasio Jenis Kelamin Kecamatan Way Jepara Tahun 2014 ............ 50

8. Data Kepadatan Penduduk Kecamatan Way Jepara Tahun 2014 ... 53

9. Jumlah Penduduk Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung

Timur Tahun 2010 – 2014 ............................................................. 56

10. Sarana Pendidikan di Kecamatan Way Jepara ............................... 58

11. Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenjang Pendidikan di

Kecamatan Way Jepara .................................................................. 59

12. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Kecamatan Way Jepara.. 62

13. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................... 66

14. Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur .................................... 67

15. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ............. 69

16. Klasifikasi Responden Berdasarkan Status Pernikahan ................. 71

17. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tahun Awal Keberangkatan.. 73

18. Klasifikasi Responden Berdasarkan Negara Tujuan ...................... 76

Page 18: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

v

19. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Negara Tujuan.. 78

20. Klasifikasi Responden Berdasarkan Alasan Utama Menjadi TKI.. 80

21. Informasi dari Pihak Lain yang Mengukuhkan Niat Responden

Bekerja ke Luar Negeri ................................................................... 82

22. Sumber Informasi yang didapatkan Responden ............................. 83

23. Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Way Jepara Kecamatan Way

Jepara Kabupaten Lampung Timur Perkapita Pertahun Tahun

2015 ................................................................................................ 84

24. Tingkat Pendapatan Keluarga Responden Berdasarkan Jumlah

Anggota Keluarga di Daerah Asal Tahun 2015 .............................. 85

25. Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Pokok Keluarga Responden di

Daerah Asal Berdasarkan Pendapatan Keluarga Tahun 2015......... 86

26. Persepsi Kebutuhan Hidup yang Tidak Terpenuhi Menjadi

Faktor Pendorong Responden Bekerja sebagai TKI ...................... 87

27. Pekerjaan Responden Sebelum Menjadi TKI ................................ 88

28. Persepsi Kesempatan Kerja di Daerah Asal ................................... 89

29. Persepsi Sulitnya Kesempatan Kerja di Daerah Asal Menjadi

Faktor Pendorong Responden Bekerja sebagai TKI ...................... 90

30. Kelulusan Responden dalam Seleksi Calon TKI Oleh Lembaga

Penyalur TKI .................................................................................. 92

31. Persepsi Kemudahan Kesempatan Kerja di Daerah Tujuan

Menjadi Faktor Penarik Responden Bekerja sebagai TKI ............. 93

32. Upah Kerja Responden Ketika Menjadi TKI ................................. 94

33. Persepsi Besarnya Upah Kerja di Negara Tujuan Menjadi Faktor

Penarik Responden Bekerja sebagai TKI ....................................... 96

Page 19: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Model Migrasi Menurut Lowrey Nelson ........................................ 16

2. Bagan Kerangka Pikir .................................................................... 26

3. Peta Administrasi Kecamatan Way Jepara Tahun 2015 ................ 41

4. Perkebunan di Way Jepara ............................................................. 42

5. Persawahan di Way Jepara ............................................................. 42

6. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Way Jepara Tahun 2015 ...... 43

7. Danau Way Jepara ......................................................................... 44

8. Sungai Way Penet .......................................................................... 44

9. Peta Rasio Jenis Kelamin Kecamatan Way Jepara Tahun 2015 .... 51

10. Peta Kepadatan Penduduk Kecamatan Way Jepara Tahun 2015 ... 54

11. Gedung Sekolah Menengah Atas di Way Jepara ........................... 60

12. Kondisi Pasar Way Jepara .............................................................. 61

13. Dinas Sosial Tenaga Kerja Kabupaten Lampung Timur ............... 63

14. Kondisi Jalan Utama di Way Jepara .............................................. 64

15. Ojek sebagai Sarana Transportasi Utama Masyarakat Way Jepara 65

16. Responden Berusia 27 Tahun dan Anak Balitanya ........................ 68

17. Pasangan Suami-Istri yang Berprofesi sebagai TKI ....................... 72

18. Responden yang Bekerja sebagai TKI Sejak Tahun 2006 Hingga

Pada Saat penelitian ...................................................................... 75

19. Peta Persebaran Responden di Negara Tujuan ............................... 77

20. Responden Laki-laki yang Bekerja sebagai Pekerja Konstruksi

di Negara Taiwan ............................................................................ 79

Page 20: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kesehariannya, manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup,

baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani. Sandang, pangan, dan papan

merupakan kebutuhan hidup manusia yang harus diutamakan ketersediaannya.

Dahulu manusia hidup hanya dengan berburu dan bercocok tanam, bahkan jauh

sebelum itu manusia hidup secara berpindah-pindah atau nomaden dengan

memanfaatkan alam untuk bertahan hidup, dapat dikatakan bahwa manusia

melakukan cara hidup tersebut adalah semata-mata untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya.

“Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi, kebutuhan

manusia menjadi semakin meningkat dan beragam, baik secara kualitatif maupun

secara kuantitatif” (Eva Banawati, 2013:52). Perlahan tapi pasti manusia mulai

mengenal apa yang disebut dengan pekerjaan. Dengan bekerja, manusia mampu

memenuhi kebutuhan hidup sesuai skill atau kemampuan dalam bidang pekerjaan

yang digelutinya. Budiyono (2003: 42) menjelaskan bahwa “manusia penghuni

bumi ini, bukanlah hanya bertempat tinggal saja, namun tercakup di dalamnya

manusia yang melakukan berbagai cara untuk meningkatkan kemakmuran dan

taraf hidupnya, guna mempertahankan kelangsungannya di muka bumi yaitu

dengan bermata pencaharian”.

Page 21: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

2

“Bekerja diartikan sebagai melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan atau

membantu menghasilkan barang atau jasa dengan maksud untuk memperoleh

penghasilan berupa uang atau barang dalam kurun waktu (time reference)

tertentu” (Mantra, 2003:225). Uang atau barang yang dihasilkan dari bekerja

itulah yang nantinya akan digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari. Oleh karena itu, pekerjaan atau profesi menjadi hal dasar yang wajib

dimiliki oleh setiap orang.

“Manusia menggunakan daya atau kemampuan yang dimilikinya yakni

kemampuan penyesuaian, penguasaan, dan cipta untuk memanfaatkan lingkungan

alam demi kepentingan hidupnya dalam mencapai kemakmuran” (Eva Banawati,

2013:8). Ketersediaan sumber daya dalam suatu wilayah merupakan faktor yang

sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup manusia dalam upaya memenuhi

kebutuhan. Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu Kabupaten di

Provinsi Lampung yang kaya akan sumber daya, baik sumber daya alam maupun

sumber daya manusia.

Berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2013 dalam dokumen Badan Pusat Statistik

(BPS) Kabupaten Lampung Timur, “penduduk Lampung Timur berjumlah

988.277 jiwa dengan sex ratio 104,91, sedangkan jumlah penduduk usia kerja di

Kabupaten Lampung Timur sebanyak 715.319 jiwa”. Sebagian besar penduduk

Kabupaten Lampung Timur bekerja di sektor pertanian yaitu sebesar 48,91% dari

total penduduk usia kerja, sisanya bekerja di sektor pertambangan, industri, listrik,

gas, air, kontruksi, perdagangan, transportrasi, komunikasi, dan keuangan. Namun

tidak semua penduduk Kabupaten Lampung Timur dapat bekerja di dalam

Page 22: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

3

wilayah Kabupaten Lampung Timur, banyak dari penduduk Kabupaten Lampung

Timur yang melakukan mobilitas dengan bekerja di luar kabupaten, provinsi,

bahkan di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Badan Pelaksana Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Provinsi Lampung, Lampung

menjadi salah satu daerah pemasok pekerja rumah tangga tertinggi di Indonesia

dengan jumlah TKI sebanyak 16.051 jiwa. TKI asal Lampung yang paling banyak

yaitu berasal dari Kabupaten Lampung Timur. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Lampung Timur menyatakan bahwa jumlah penduduk

Lampung Timur yang memilih bekerja sebagai TKI yakni sebanyak 5.317 jiwa

dengan jumlah TKI terbanyak berasal dari Kecamatan Way Jepara. Daerah tempat

tinggal TKI yang berasal dari Lampung Timur tersebar di 24 kecamatan.

Jumlah TKI yang berasal dari Kecamatan Way Jepara sebanyak 648 jiwa atau

sebesar 12 % dari total TKI yang berasal dari Kabupaten Lampung Timur.

Sedangkan jumlah penduduk Kecamatan Way Jepara yang tercatat di BPS

Kabupaten Lampung Timur tahun 2014 yaitu sebanyak 52.350 jiwa dengan

jumlah rumah tangga sebanyak 14.407 Kepala Keluarga (KK). Jika dihitung kasar

dengan membandingkan jumlah KK dengan jumlah TKI tanpa memperhatikan

persebarannya, maka hasilnya adalah 22,23 : 1. Jadi rata-rata setiap 22 KK

terdapat satu orang yang bekerja sebagai TKI.

Fenomena Tenaga Kerja Indonesia (TKI) merupakan bukti ketidaksanggupan

pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja bagi setiap penduduk di daerah

asalnya. Sedangkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Page 23: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

4

tentang hak dan kewajiban warga negara, kesempatan kerja bagi setiap warga

negara Indonesia merupakan hak yang dijamin oleh negara tepatnya tercantum

pada pasal 27 ayat 2 yang berbunyi “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan

dan penghidupan yang layak”.

Salah satu kebijakan yang dikembangkan oleh pemerintah untuk mengatasi

masalah ketenagakerjaan ini ialah dengan mengirimkan tenaga kerja ke luar

negeri oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia. Saat ini lembaga yang

bertanggung jawab dalam pengiriman TKI ialah Badan Nasional Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) yang menaungi lembaga-

lembaga penyalur TKI pada tingkat provinsi yakni BP3TKI hingga tingkat

kabupaten. Sosialisasi yang dilakukan oleh BNP2TKI gencar dilakukan, mulai

dari memberikan wawasan dan ajakan kepada masyarakat untuk meraih

kesejahteraan hidup dengan menjadi TKI hingga menerbitkan buku yang berjudul

“100 TKI sukses” dengan tujuan agar masyarakat tertarik menjadi TKI melalui

informasi yang bersumber dari TKI terdahulu yang telah berhasil di negara tujuan.

Pelaksanaan program pemerintah dalam pengiriman TKI ke luar negeri menuai

banyak masalah yang kurang baik bagi individu yang menjadi TKI, misalnya

menurunnya kepedulian lingkungan terhadap daerah asal, ketertinggalan

informasi mengenai perkembangan dalam negeri, lambatnya proses pembangunan

di daerah asal, terjadinya asimilasi yang mengurangi rasa nasionalisme, dan lain-

lain. Dampak-dampak tersebut dapat terjadi karena banyak dari generasi muda

yang seharusnya berperan penting dalam pembangunan daerah asal bekerja ke

luar negeri sebagai TKI. Resiko kerja sebagai TKI juga besar, menurut pendapat

Page 24: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

5

Eva Banawati (2013:95) “masalah TKI yang paling dominan berkaitan dengan

pengupahan, kerja terlalu berat, penganiayaan, pelecehan, dan sakit”. Selain itu

walaupun pekerjaan yang dilakukan adalah semata demi menghidupi diri sendiri

dan keluarga, menjadi TKI berarti rela meninggalkan keluarga dan sanak saudara

selama periode tertentu yang dapat menyebabkan renggangnya hubungan

kekeluargaan antara TKI dengan anggota keluarganya. Komunikasi, pengawasan

dan perhatian secara langsung terhadap orang tua, istri/suami, atau anak menjadi

hal yang wajib dikesampingkan oleh TKI dalam menjalani pekerjaannya.

Pertimbangan mengenai resiko dan dampak-dampak kurang baik yang dialami

seseorang ketika menjadi TKI ternyata tidak mengurangi minat kerja masyarakat

Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur untuk bekerja sebagai TKI,

hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah TKI asal Kecamatan Way Jepara

Kabupaten Lampung Timur yang menduduki peringkat tertinggi dari jumlah TKI

yang berasal dari daerah-daerah lainnya di Kabupaten Lampung Timur.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, terdapat faktor-faktor yang melandasi

seseorang untuk bekerja sebagai TKI. Kebutuhan hidup yang harus dipenuhi,

kesenjangan kesempatan kerja yang tersedia di daerah asal dengan di daerah

tujuan dan kesenjangan jumlah gaji di daerah asal dengan daerah tujuan menjadi

salah satu alasan yang membuat banyak masyarakat Indonesia rela bekerja

meninggalkan tanah air demi memenuhi kebutuhan hidup.

Kecenderungan seseorang melakukan perpindahan dari suatu daerah ke daerah

lain dipengaruhi berbagai faktor, sebagaimana pendapat Lee dalam Mantra

(2003:181), “proses migrasi itu dipengaruhi empat faktor:

Page 25: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

6

1. Faktor individu

2. Faktor yang terdapat di daerah asal

3. Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan, dan

4. Rintangan antara daerah asal dengan daerah tujuan”.

Mempertimbangkan adanya faktor-faktor tersebut, maka kajian dalam penelitian

ini terbatas pada faktor-faktor pendorong dan penarik anggota keluarga yang

bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Kecamatan Way Jepara

Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung.

Page 26: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah dalam penelitian

ini adalah:

Faktor pendorong terjadinya migrasi, yang meliputi:

1) Adanya informasi dari TKI terdahulu

2) Keterbatasan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga di daerah asal

3) Sulitnya kesempatan kerja di daerah asal

4) Program penyaluran tenaga kerja ke luar negeri oleh pemerintah

Faktor penarik terjadinya migrasi, yang meliputi:

1) Kemudahan kesempatan kerja di daerah tujuan

2) Besarnya upah kerja di daerah tujuan

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka batasan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1) Adanya Informasi dari TKI terdahulu

2) Keterbatasan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga di daerah asal

3) Sulitnya kesempatan kerja di daerah asal

4) Kemudahan kesempatan kerja di daerah tujuan

5) Besarnya upah kerja di daerah tujuan

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

Page 27: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

8

1. Apakah adanya informasi dari TKI terdahulu menjadi pendorong anggota

keluarga bekerja sebagai TKI dari Kecamatan Way Jepara ?

2. Apakah keterbatasan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga di daerah asal

menjadi pendorong anggota keluarga bekerja sebagai TKI dari Kecamatan

Way Jepara?

3. Apakah sulitnya kesempatan kerja di daerah asal menjadi pendorong anggota

keluarga bekerja sebagai TKI dari Kecamatan Way Jepara?

4. Apakah kemudahan kesempatan kerja di daerah tujuan menjadi penarik

anggota keluarga bekerja sebagai TKI dari Kecamatan Way Jepara?

5. Apakah besarnya upah kerja di daerah tujuan menjadi penarik anggota

keluarga bekerja sebagai TKI dari Kecamatan Way Jepara?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang:

1. Adanya informasi dari TKI terdahulu

2. Keterbatasan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga di daerah asal

3. Sulitnya kesempatan kerja di daerah asal

4. Kemudahan kesempatan kerja di daerah tujuan

5. Besarnya upah kerja di daerah tujuan

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini antara lain:

1. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Page 28: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

9

2. Aplikasi ilmu dari meja studi terhadap permasalahan atau fenomena yang

terjadi di lapangan khususnya mengenai faktor pendorong dan penarik anggota

keluarga pada masyarakat Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

Provinsi Lampung bekerja sebagai TKI.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa

pendidikan geografi yang melakukan penelitian ilmiah dengan fokus studi

sosial mengenai fenomena Tenaga Kerja Indonesia.

4. Hasil penelitian ini dapat menjadi suplemen media ajar pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan sosial tingkat SMP kelas VIII smester genap pada materi

pokok Dinamika Penduduk dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, dan

sebagai referensi media ajar mata pelajaran Geografi SMA kelas X semester

genap pada materi pokok Penduduk Sebagai Sumber Daya Manusia.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Ruang lingkup objek penelitian adalah adanya informasi dari TKI terdahulu,

keterbatasan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga di daerah asal, sulitnya

kesempatan kerja di daerah asal, kemudahan kesempatan kerja di daerah

tujuan, dan besarnya upah kerja di daerah tujuan.

2. Ruang lingkup subjek penelitian adalah TKI yang berasal dari Kecamatan

Way Jepara Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung.

3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Way Jepara Kabupaten

Lampung Timur Provinsi Lampung.

4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah Tahun 2016.

Page 29: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

10

5. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Geografi Sosial.

Nursid Sumaatmaja (1998:56) mengemukakan bahwa “Geografi Sosial adalah

cabang ilmu Geografi Manusia yang bidang studinya adalah aspek keruangan

dengan karakteristiknya dari penduduk, organisasi sosial, dan unsur

kebudayaan, serta kemasyarakatan”. Aspek keruangan dalam penelitian ini

adalah Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur Provinsi

Lampung, sedangkan aspek penduduknya adalah Tenaga Kerja Indonesia

(TKI) yang berasal dari Kecamatan Way Jepara.

Page 30: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Geografi Penduduk

Geografi penduduk (Population Geography) adalah cabang geografi manusia yang

obyek studinya aspek keruangan dari penduduk. Pada geografi penduduk, manusia

dipelajari sebagai penghuni suatu wilayah; dianalisa kuantitas dan kualitasnya

sesuai dengan wilayah yang ditempati; dianalisa perbandingan kuantitas dengan

luas tanah yang dihuni; dianalisa penyebaran dan densitasnya dari satu wilayah ke

wilayah lain dengan memperhatikan faktor lingkungan geografi yang

mempengaruhinya; dan dianalisa pertumbuhannya sesuai dengan wilayah yang

ditempatinya. Segala aspek keruangan yang berkenaan dengan manusia sebagai

penduduk suatu wilayah, menjadi bahan interpretasi dan analisa geografi

penduduk. Secara garis besar geografi penduduk menjelaskan tentang bagaimana

penyebaran dan gerak penduduk serta keterkaitannya dengan alam disekitar

manusia, sebagaimana pendapat Bintarto (1998:5) yang mendefinisikan geografi

penduduk sebagai berikut:

“Pengertian Geografi Penduduk dalam garis besar adalah ilmu yangmempelajari sebaran dan dinamika pola demografi penduduk di mukabumi dan ruang waktu. Penduduk atau manusia ini mempunyai tempattinggal yang tersebar mengikuti kondisi fisiografis dan kondisi sosiologisyang ada. Di daerah-daerah yang subur dan menguntungkan dilihat dariketersediaan sumber alamnya konsentrasi penduduk sangat padat dandidaerah yang kurang menguntungkan manusia tidak banyak dihunimanusia”.

Page 31: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

12

Menurut Demopædia (2013:21) definisi demografi sebagai berikut:

“Demography is the scientific study of human population in primarily with the

respect to their size, their structure (composition) and their development

(change)”.

Dalam bahasa Indonesia terjemahannya kurang lebih yaitu demografi mempelajari

penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi

penduduk), dan perkembangannya (perubahannya).

Said Rusli (2012:2) menjelaskan tentang batasan formal demografi yang dikutib

dari pendapat Hauser dan Duncan (1959), yakni sebagai berikut:

“Demografi adalah studi mengenai jumlah, distribusi territorial, dankomposisi penduduk, perubahan perubahan yang bertalian dengannya sertakomponen-komponen yang menyebabkan perubahan bersangkutan dapatdiidentifikasi sebagai natalitas, mortalitas, gerak penduduk territorial danmobilitas sosial (perubahan status)” (Said Rusli, 2012:2).

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka definisi Geografi Penduduk adalah

salah satu cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang sebaran penduduk di

muka bumi dengan sasaran fertilitas, mortalitas, fekunditas, mobilitas, urbanisasi

harapan hidup, beban tanggungan, sebaran penduduk, dan kepadatan penduduk.

2. Migrasi dan Faktor-faktor Migrasi

a. Pengertian Migrasi

Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah

perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada

yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun

Page 32: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

13

internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas

penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah mobilitas atau perpindahan

penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau

batas administrasi dengan tujuan untuk menetap, sebagaimana pendapat Mantra

(2003:172) bahwa “mobilitas penduduk geografis adalah gerak (movement)

penduduk yang melintas batas wilayah menuju ke wilayah yang lain dalam

periode waktu tertentu”. Sedangkan Menurut Lee (1991:7), “migrasi adalah

perubahan tempat tinggal secara permanen atau semi permanen. Tidak ada

pembatasan, baik pada jarak perpindahan atau sifatnya, yaitu apakah tindakan itu

bersifat sukarela atau terpaksa, serta tidak diadakan perbedaan antara migrasi

dalam negeri maupun luar negeri”.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa migrasi

adalah perpindahan penduduk yang terjadi dari suatu tempat menuju ke tempat

yang lain, baik antar negara maupun dalam suatu negara dalam kurun waktu

tertentu dan memiliki tujuan diantaranya untuk memperoleh pekerjaan,

pendidikan, serta penghidupan.

b. Faktor- faktor Migrasi

Faktor-faktor migrasi adalah faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang

melakukan migrasi. Adapun tentang alasan seseorang melakukan migrasi sangat

beragam dan dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Secara umum, faktor-faktor

yang menyebabkan terjadinya misalnya faktor ekonomi yaitu ingin memperoleh

kesejahteraan yang lebih baik di tempat yang baru, faktor pendidikan yaitu

migrasi yang terjadi karena ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih

Page 33: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

14

tinggi, faktor pekerjaan yaitu migrasi yang terjadi karena ingin mendapatkan

pekerjaan baru, faktor keselamatan yaitu penduduk yang bermigrasi ke tempat lain

karena daerah asal sering dilanda bencana, faktor keamanan yaitu migrasi yang

terjadi akibat adanya gangguan keamanan di tempat tinggal sebelumnya, faktor

politik atau agama yaitu migrasi yang terjadi karena adanya perbedaan politik atau

agama di antara warga masyarakat, faktor sosial yaitu migrasi yang terjadi karena

adanya tekanan-tekanan sosial dari masyarakat terhadap seseorang sehingga ia

berimigrasi.

Ada beberapa teori yang menyatakan mengapa seseorang mengambil keputusan

melakukan migrasi, diantaranya adalah teori kebutuhan dan stress. Mantra

(2003:179) mengemukakan bahwa “Setiap individu mempunyai kebutuhan yang

perlu dipenuhi. Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan ekonomi, sosial,

politik, dan psikologi. Apabila kebutuhan itu tidak dapat terpenuhi, maka

terjadilah stres”. Kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi menyebabkan seseorang

mengalami stress. Jika tingkat stress yang dialami seseorang di luar batas

toleransinya, maka dapat memacu seseorang untuk pindah ke daerah lain.

Demikian juga dengan kesempatan kerja, ada tidaknya lapangan kerja guna

pemenuhan kebutuhan hidup juga menjadikan seseorang untuk melakukam

migrasi agar mendapatkan pekerjaan baik dalam negeri maupun ke luar negeri.

“ada empat faktor yang mempengaruhi seeorang melakukan migrasi yaitu:1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal (Origin)2. Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan (Destination)3. Penghalang/Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan (Barriers)4. Faktor-faktor pribadi/individu” (Lee, 1991:8).

Page 34: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

15

Volume migrasi di suatu wilayah berkembang sesuai tingkat keanekaragaman

daerah di wilayah tersebut. pada daerah asal dan daerah tujuan ada faktor-faktor

yang memberikan nilai menguntungkan kalau bertempat tinggal di daerah itu,

misalnya di daerah tersebut terdapat sekolah, kesempatan kerja, atau iklim yang

baik. Selain itu terdapat faktor-faktor yang memberikan nilai negatif pada daerah

yang bersangkutan sehingga seseorang ingin pindah dari tempat tersebut karena

kebutuhan tertentu tidak terpenuhi. Perbedaan nilai kumulatif antara kedua tempat

tersebut cenderung menimbulkan arus migrasi.

Besar kecilnya arus migrasi juga dipengaruhi oleh rintangan antara, misalnya

berupa ongkos pindah yang tinggi, topografi antara daerah asal dengan daerah

tujuan berbukit-bukit, dan terbatasnya sarana transportasi atau pajak masuk daerah

tujuan yang tinggi. Faktor yang tidak kalah pentingnya adalah faktor individu

karena dialah yang menilai positif dan negatif suatu daerah, dia pulalah yang

memutuskan apakah akan pindah atau tidak.

Lowrey Nelson dalam Budiyono (2009:33) menjelaskan bahwa:

“migrasi dapat terjadi karena tiga hal, yaitu:1. Push factor (pendorong) di daerah asal, antara lain:

a. Adanya pertambahan alam yang menyebabkan tekanan penduduk.b. Telah habisnya sumber alamc. Fluktuasi iklim yang mencolokd. Ketidaksesuaian diri terhadap tempat semula

2. Pull factor (penarik) di daerah tujuan, antara lain:a. Munculnya sumber alam atau mata pencaharian yang barub. Adanya pendapatan yang baruc. Iklim yang baik dan cocok

3. Faktor lain, yang dapat masuk kedalam push factor maupun pull factor,diantaranya:a. Mekanisasi pertanian yang dapat mengurangi tenaga kerja di sektor

pertanian sehingga buruh tani kehilangan pekerjaan.b. Faktor agama dan politikc. Personal faktor (faktor pribadi)”

Page 35: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

16

Peran migran terdahulu juga sangat besar pengaruhnya terhadap keputusan

seseorang yang akan melakukan migrasi. Kondisi sosial-ekonomi migran

terdahulu yang kembali ke daerah asal dapat menjadi acuan, sumber informasi,

dan pertimbangan bagi calon migran dalam melihat nilai-nilai positif yang

terdapat di daerah tujuan sehingga calon migran bisa mengambil keputusan

melakukan migrasi atau tidak.

Pengaruh migran terdahulu yang kembali ke daerah asal terhadap minat migran

potensial di daerah asal untuk turut pindah setelah melihat perubahan-perubahan

dari para migran terdahulu baik perubahan fisik maupun ekonomi dapat dijelaskan

melalui gambar berikut:

Gambar 1. Model Migrasi Menurut Lowrey NelsonSumber: Budiyono (2009:32)

Berdasarkan gambar 2, dapat dijelaskan bahwa migran terdahulu yang kembali ke

daerah asal akan memberikan pandangan-pandangan bagi migran potensial

Destination pushand pullfactor/daerahtujuan

Prior migrationpush and pullfactor/migranterdahulu

Origin push andpull factor/ daerahasal

Individualperception &judgment/pengamatan,putusan/pemikiran

Force tomove/kekuatanuntukpindah

Barriers/hambatan-hambatanyang perludiperhitungkan

Move/gerak pindah

Stay/mengundurkan diri/berhenti

Page 36: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

17

tentang daerah tujuan. Jika kondisi sosial-ekonomi migran terdahulu dinilai lebih

baik daripada sebelum bermigrasi maka migran potensial di daerah asal cenderung

tertarik untuk ikut bermigrasi ke daerah tujuan tersebut.

Akan tetapi sebelum melaksanan perpindahan, para migran potensial di daerah

asal harus mempertimbangkan barriers atau hambatan-hambatan yang ada, seperti

jarak yang jauh antara daerah asal dengan daerah tujuan, tidak adanya relasi di

daerah tujuan, perasaan enggan meninggalkan keluarga, dan lain sebagainya. Para

migran potensial yang tidak mampu mengahadapi hambatan-hambatan tersebut

akan mengurungkan niat untuk bermigrasi, sedangkan migran potensial yang

mampu menghadapi hambatan akan melakukan migrasi ke daerah tujuan.

3. Adanya Informasi dari TKI Terdahulu.

Informasi mengenai daerah tujuan merupakan hal penting bagi seseorang sebelum

berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Melalui informasi, seseorang dapat

memiliki wawasan maupun gambaran mengenai daerah yang akan dituju

nantinya. Adapun informasi biasanya diperoleh melalui sumber informasi,

misalnya media cetak maupun elektronik, perorangan (mulut ke mulut), atau

pengamatan langsung. Informasi dari seseorang yang lebih dulu bermigrasi sangat

berguna bagi calon migran.

Mabogunje (1970) dalam Mantra (2003:184) menjelaskan tentang migrasi dari

desa ke kota, bahwa “hubungan migran dengan desa (daerah asal) dapat dilihat

dari materi informasi yang mengalir dari kota atau daerah tujuan ke desa asal.

Jenis informasi itu dapat bersifat positif dan dapat pula negatif. Informasi positif

biasanya datang dari para migran yang berhasil di daerah tujuan”. Hal ini

Page 37: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

18

mengakibatkan stimulus untuk pindah semakin kuat di kalangan migran potensial.

Mabogunje melihat bahwa kontribusi migran terdahulu sangat besar dalam

membantu migran baru yang berasal dari daerah yang sama dengan mereka,

terutama pada tahap awal penyesuaian diri di daerah tujuan

TKI terdahulu dapat mendorong sekaligus memandu para migran potensial dari

daerah asal melalui informasi-informasi positif yang mereka miliki mengenai

daerah tujuan. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor penarik seseorang

memutuskan melakukan migrasi demi bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan

hidup. Sebaliknya, jika informasi yang diberikan oleh TKI terdahulu di daerah

tujuan adalah informasi negatif, maka seseorang akan mengurungkan niat untuk

pergi ke daerah tujuan.

4. Keterbatasan Pemenuhan Kebutuhan Hidup Keluarga di Daerah Asal

Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan mahluk hidup

dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) bagi setiap individu untuk

berusaha. Pada dasarnya, manusia bekerja mempunyai tujuan tertentu, yaitu

memenuhi kebutuhan. Kebutuhan tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari.

Selama hidup manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan. Seperti:

makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan

dipengaruhi oleh kebudayaan, lingkungan, waktu, dan agama. Semakin tinggi

tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin tinggi/banyak pula macam

kebutuhan yang harus dipenuhi.

Lee (1966), Todaro (1979) dan Titus (1982) dalam Mantra (2003:186)

berpendapat bahwa “motivasi seseorang untuk pindah adalah motif ekonomi.

Page 38: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

19

Motif tersebut berkembang karena adanya ketimpangan ekonomi antar daerah.

Todaro (1979) menyebut motif utama tersebut sebagai pertimbangan ekonomi

yang rasional”. Kebutuhan ekonomi yang terbatas di daerah asal menimbulkan

pemikiran dan motivasi seseorang untuk pindah ke daerah lain yang pembangunan

ekonominya lebih baik demi mendapatkan kesejahteraan hidup. Contohnya

motivasi seseorang yang pindah dari desa ke kota karena merasa pembangunan

ekonomi di perkotaan lebih baik daripada pembangunan ekonomi di pedesaaan.

Mereka berpendapat bahwa kesejahteraan hidup akan lebih mudah dicapai jika

tinggal dan bekerja di kota daripada tinggal dan bekerja di desa.

Mantra (2003:180) berpendapat bahwa proses mobilitas dapat terjadi apabila

“seseorang mengalami tekanan (stress), baik ekonomi, sosial, maupun psikologi di

tempat ia berada. Tiap individu mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda,

sehingga suatu wilayah oleh seseorang dinyatakan sebagai wilayah yang

memenuhi kebutuhannya, sedangkan orang lain mengatakan tidak”.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa faktor

ekonomi seperti keterbatasan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga di daerah asal

merupakan salah satu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan migrasi

ke daerah lain demi memenuhi kebutuhan hidupnya.

5. Sulitnya Kesempatan Kerja di Daerah Asal

Kesempatan kerja adalah keadaan yang menggambarkan ketersediaan lapangan

kerja untuk para pencari kerja. Kesempatan kerja merupakan jumlah lapangan

kerja yang tersedia untuk orang-orang yang sedang mencari kerja atau

ketersediaan lapangan kerja untuk penduduk yang memerlukan pekerjaan.

Page 39: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

20

Secara umum kesempatan kerja merupakan keadaan yang menggambarkan

seberapa jumlah total dari angkatan kerja yang mampu diserap serta ikut aktif

dalam perekonomian. Apabila pada suatu daerah kesempatan kerjanya sedikit,

maka jumlah angkatan kerja yang dapat diserap juga sedikit pula. Hal ini

menyebabkan masalah sosial seperti pengangguran, karena penduduk yang tidak

diserap oleh lapangan pekerjaan yang tersedia tidak bisa mendapatkan pekerjaan

guna menghidupi keluarga. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah penyerapan

tenaga kerja adalah dengan membuka lapangan kerja baru di daerah yang

kesempatan kerjanya sedikit atau dapat juga dengan bermigrasi ke daerah lain

yang memiliki kesempatan kerja lebih baik.

Menurut Ravenstein (1885) dalam Mantra (2003:187), ”faktor paling dominan

yang mempengaruhi seseorang melakukan migrasi adalah sulitnya memperoleh

pekerjaan di daerah asal dan kemungkinan memperoleh pekerjaan dan pendapatan

di daerah tujuan”. Sulitnya memperoleh pekerjaan di suatu daerah membuat

sebagian penduduk tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan sehingga tidak

mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup. Sulitnya mencari pekerjaan di

suatu daerah salah satunya disebabkan karena terbatasnya kesempatan kerja di

daerah tersebut, sehingga dapat memberikan tekanan kepada sebagian penduduk

untuk pergi ke daerah lain yang memiliki lapangan kerja yang lebih banyak.

Sulitnya kesempatan kerja cenderung mendorong seseorang melakukan migrasi,

sebagaimana pendapat Mantra (2003:185) bahwa ”kekuatan yang mendorong

seseorang untuk meninggalkan daerah asal, misalnya:

1. terbatasnya pasaran kerja

2. terbatasnya sarana pendidikan”.

Page 40: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

21

Ketersediaan lapangan pekerjaan di suatu daerah menarik minat penduduk dari

daerah lain untuk mencoba mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan

kemampuan. Penduduk daerah lain merasa bahwa kesempatan untuk memperoleh

pekerjaaan di daerah tersebut lebih tinggi daripada di daerah asalnya. Hal ini

sesuai dengan pendapat Eva Banawati (2013:94) bahwa ”mobilitas penduduk

dipengaruhi oleh nilai kefaedahan wilayah (place utility) antara daerah asal dan

daerah tujuan. Daerah asal cenderung mempunyai nilai kefaedahan yang lebih

rendah daripada daerah tujuan”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sulitnya kesempatan kerja di daerah

asal merupakan salah satu faktor yang mendorong seseorang untuk bermigrasi ke

daerah lain dimana daerah tujuan tersebut memiliki kesempatan kerja yang lebih

baik dibandingkan dengan kesempatan kerja yang tersedia di daerah asal.

6. Kemudahan Kesempatan Kerja di Daerah Tujuan

Seseorang melakukan migrasi atau perpindahan atas dasar tertarik dengan suatu

potensi yang terdapat di daerah tujuan, sedangkan potensi tersebut tidak dimiliki

oleh daerah asal atau jumlahnya sedikit daripada potensi yang dimiliki oleh daerah

tujuan. Faktor-faktor tersebut memberikan nilai menguntungkan jikalau bertempat

tinggal di daerah itu, misalnya di daerah tersebut terdapat sekolah, kesempatan

kerja, atau iklim yang baik. Tersedianya kesempatan kerja adalah salah satu faktor

positif yang dimiliki oleh suatu daerah yang dapat menarik seseorang untuk

datang ke daerah tersebut.

Peluang atau kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan di daerah tujuan

merupakan salah satu faktor penting yang menjadi alasan seseorang melakukan

Page 41: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

22

migrasi, sebagaimana pendapat Rozy Munir (1981:120) bahwa ”faktor penarik

penduduk bermigrasi antara lainnya kesempatan memasuki lapangan kerja yang

cocok”. Kesempatan mendapatkan pekerjaan yang lebih tinggi dan harapan

keadaan hidup yang lebih menyenangkan merupakan daya tarik penduduk untuk

bermigrasi.

Ravenstein (1885) dalam Mantra (2003:187) menjelaskan tentang perilaku

mobilitas penduduk, yaitu ”faktor paling dominan yang mempengaruhi seseorang

melakukan migrasi adalah sulitnya memperoleh pekerjaan di daerah asal dan

kemungkinan memperoleh pekerjaan dan pendapatan di daerah tujuan”. Adapun

pekerjaan-pekerjaan yang tersedia di daerah tujuan tersebut tidak tersedia di

daerah asal atau jumlah ketersediaannya hanya sedikit. Oleh karena itu daerah

tujuan harus memiliki nilai kefaedahan wilayah yang lebih tinggi dibandingkan

daerah asal.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

kemudahan kesempatan kerja di daerah tujuan merupakan faktor penarik yang

melandasi seseorang melakukan migrasi sebagai upaya untuk mendapatkan

pekerjaaan yang lebih baik daripada pekerjaan di daerah asal.

7. Besarnya Upah Kerja di Daerah Tujuan

Upah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu uang dan sebagainya

yang dibayarkan sebagai pembalas jasa atau sebagai pembayar tenaga yang sudah

dikeluarkan untuk mengerjakan sesuatu. Upah kerja atau gaji diberikan dalam

kurun waktu tertentu selama seseorang menjalani pekerjaannya, misal harian,

mingguan, atau bulanan. Upah kerja biasanya berupa uang atau barang yang

Page 42: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

23

digunakan seseorang untuk memenuhi kebutuhan. Nilai upah kerja yang diterima

pekerja berbeda-beda tergantung jenis pekerjaan, jabatan, maupun skill kerja.

Salah satu alasan seseorang melakukan perpindahan dari satu daerah menuju

daerah lain adalah demi memperoleh kesempatan kerja dengan upah yang lebih

tinggi daripada daerah asal. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Eva Banawati

(2013:1994) bahwa ”penduduk bergerak agar ekonomi mereka lebih baik.

Penduduk tertarik ke kota oleh meningkatnya kesempatan kerja, upah lebih tinggi,

perumahan lebih baik, dan fasilitas rekreasi yang lebih banyak”. Hal ini juga

berlaku dalam lingkup antar negara. Kesempatan untuk mendapatkan upah kerja

yang lebih tinggi di daerah tujuan merupakan salah satu faktor yang menarik

seseorang untuk melakukan migrasi.

8. Tenaga Kerja Indonesia

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU

No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa “tenaga kerja adalah

setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan

atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk penduduk”.

“Tenaga kerja diklasifikasikan berdasarkan beberapa kelompok, yaituberdasarkan penduduk, berdasarkan batas kerja, dan berdasarkankualitasnya.

1. Berdasarkan penduduknya, terdiri dari tenaga kerja dan bukan tenagakerja.Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapatbekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. MenurutUndang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagaitenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan64 tahun. Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidakmampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja.

Page 43: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

24

2. Berdasarkan batas kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatankerja.Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerjamaupun yang sedang aktif mencari pekerjaan. Bukan angkatan kerjaadalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya hanyabersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya.

3. Berdasarkan kualitasnya terdiri dari tenaga kerja terdidik, tenaga kerjaterlatih, serta tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih.Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlianatau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah ataupendidikan formal dan nonformal. Tenaga kerja terlatih adalah tenagakerja yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu dengan melaluipengalaman kerja. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalahtenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja” (wikipedia,2014).

Bekerja merupakan hak asasi manusia, setiap tenaga kerja mempunyai hak yang

sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang

layak, baik di dalam maupun di luar negeri sesuai bakat, minat, dan kemampuan.

Penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri merupakan suatu upaya untuk

mewujudkan hak dan kesempatan yang sama bagi tenaga kerja untuk memperoleh

pekerjaan dan penghasilan yang layak serta pemerataan kesempatan kerja dan

penyediaan kebutuhan kerja yang sesuai dengan kebutuhan nasional.

Adapun dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 39 tahun 2004 Bab 1

Pasal 1 tentang penenempatan dan perlindungan TKI di luar negeri menjelaskan

bahwa “Tenaga Kerja Indonesia yang disebut dengan TKI adalah setiap warga

Negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam

hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah”.

Tenaga Kerja Indonesia diberangkatkan ke luar negeri melalui pelaksana

penempatan TKI swasta yang telah mendapatkan izin dari Badan Penempatan dan

Page 44: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

25

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Para TKI di luar negeri akan

ditampung oleh mitra usaha, yaitu suatu instansi atau badan usaha berbentuk

badan hukum di Negara tujuan yang bertanggung jawab menempatkan TKI

kepada pengguna jasa TKI. Pengguna jasa TKI di luar negeri dapat berbentuk

Instansi Pemerintah, Badan Hukum Pemerintah, Badan Hukum Swasta, atau

perseorangan

B. Kerangka Pikir

Informasi memegang peran penting bagi kehidupan manusia, terutama jika

informasi berisi sebuah kemungkinan untuk dapat menjadikan taraf hidup

seseorang menjadi lebih baik. Adanya informasi mengenai peluang kerja dan

jumlah gaji di luar negeri melalui tenaga kerja yang sudah terlebih dahulu

mendorong sebagian masyarakat Indonesia untuk bekerja di luar negeri. Terlebih

masalah kehidupan manusia di negara berkembang pada umumnya adalah sulit

terpenuhinya kebutuhan ekonomi, terutama kebutuhan pokok. Penduduk suatu

daerah yang mengalami kesulitan ekonomi cenderung tidak memiliki pekerjaan

dengan gaji cukup untuk menunjang pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya.

Kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang tinggi sulit untuk

didapatkan karena terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia di daerah tempat

tinggal.

Ketersediaan lapangan kerja di Indonesia selama ini tidak mampu menyerap

seluruh angkatan kerja yang mencari pekerjaan.. Adapun ketersediaan lapangan

kerja di negara lain mampu memberikan kesempatan kerja yang lebih baik serta

gaji yang lebih tinggi daripada kesempatan kerja dan standar gaji di Indonesia.

Page 45: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

26

Hal inilah yang mendorong sekaligus menarik seseorang untuk bekerja sebagai

TKI di luar negeri. Berdasarkan urain tersebut, maka menarik untuk dilakukan

penelitian dengan judul “Faktor Pendorong dan Penarik Anggota Keluarga yang

Bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia dari Kecamatan Way Jepara Kabupaten

Lampung Timur Tahun 2016”.

Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir

Origin:1. Adanya Informasi dari TKI terdahulu2. Keterbatasan pemenuhan kebutuhan hidup

keluarga di daerah asal3. Sulitnya kesempatan kerja di daerah asal

Bekerja keluar negerisebagai TKIDestination:

1. Kemudahan kesempatan kerja di daerah tujuan2. Besarnya upah kerja di daerah tujuan

Page 46: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

27

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Setiap penelitian menggunakan prosedur atau cara tertentu yang diuraikan

dalam bentuk metode penelitian. Sugiyono (2011:12) menjelaskan tentang

definisi metode penelitian, yaitu sebagai berikut:

”Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untukmendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan haltersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, carailmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitianitu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu, rasional, empiris, dansistematis”.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Whitney dalam Moh Nazir

(2014:43) mendefinisikan tentang definisi metode deskriptif, yakni:

“Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah pada penduduk, tatacara yang berlaku pada penduduk dan situasi-situasi tertentu, termasuktentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan,serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh darisuatu fenomena”.

Metode deskriptif digunakan karena penelitian ini bertujuan untuk

menggambarkan tentang faktor pendorong dan penarik anggota keluarga yang

bekerja sebagai TKI dari Kecamatan Way Jepara. Hal ini sesuai dengan pendapat

Mantra (2008:40), bahwa “penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan

atau melukiskan realitas sosial yang kompleks yang ada di penduduk”.

Page 47: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

28

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2011:80). Populasi dalam

penelitian ini ialah Tenaga Kerja Indonesia asal Kecamatan Way Jepara

Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung tahun 2014 yang mendaftar

sebagai Tenaga Kerja Indonesia di dalam wilayah Kabupaten Lampung Timur.

Sebaran jumlah TKI asal Kecamatan Way Jepara adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Sebaran TKI Berdasarkan Pengelompokan Daerah Asal di KecamatanWay Jepara Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung tahun 2014

No Nama Desa Jumlah TKI Persentase (%)1 Braja Asri 37 5,712 Braja Caka 42 6,483 Braja Dewa 37 5,714 Braja Emas 43 6,635 Braja Fajar 49 7,566 Braja Sakti 24 3,707 Jepara 36 5,568 Labuhan Ratu Satu 37 5,719 Labuhan Ratu Dua 41 6,3310 Labuhan Ratu Danau 49 7,5611 Labuhan Ratu Baru 44 6,7912 Sri Rejosari 46 7,1013 Sri Wangi 57 8,8014 Sumberjo 47 7,2615 Sumber Marga 29 4,4716 Sumur Bandung 30 4,63

Total 648 100,00Sumber: Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lampung Timur

Page 48: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

29

Berdasarkan tabel 1, jumlah TKI dari Kecamatan Way Jepara berjumlah 648 jiwa

yang tersebar di 16 desa. Apabila dilakukan penelitian maka cakupan wilayah

penelitian terlalu luas sehingga akan membutuhkan waktu yang lama dan biaya

yang cukup besar. Oleh karena itu terlebih dahulu peneliti mempersempit lokasi

penelitian berdasarkan unit analisis desa.

Jumlah desa yang akan dijadikan lokasi penelitian yaitu sebanyak 25 % dari

keseluruhan desa yang ada di Kecamatan Way jepara, sehingga daerah yang akan

menjadi lokasi penelitian adalah empat desa. Penenentuan empat desa lokasi

penelitian menggunakan teknik secara random. Desa yang terpilih sebagai lokasi

penelitian yaitu Desa Sriwangi dengan jumlah TKI sebanyak 57 jiwa, Desa Braja

Emas dengan jumlah TKI sebanyak 43 jiwa, Desa Labuhan Ratu Baru dengan

jumlah TKI sebanyak 44 jiwa, dan Desa Braja Dewa dengan jumlah TKI

sebanyak 37 jiwa. Keempat desa yang menjadi lokasi penelitian memiliki total

jumlah penduduk yang bekerja sebagai TKI sebanyak 181 jiwa, sehingga jumlah

populasi dalam penelitian ini sebanyak 181 jiwa.

2. Sampel

”Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi itu”. (Sugiyono, 2011:81).

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Probability

Sampling, yakni jenis Simple Random Sampling. Jumlah responden diambil

sebanyak 25 % dari jumlah populasi pada masing-masing desa yang telah

Page 49: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

30

ditentukan. Menurut Sugiyono (2011:82), ”Probability sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur

(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”. Sugiyono juga

menambahkan bahwa teknik pengambilan sampel menggunakan Probabilyty

Sampling jenis Simple Random Sampling dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Hasil daripada teknik sampling

menggunakan sampling area dan simple random sampling adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Penentuan Sampling Area dan Penentuan Jumlah Sampel SecaraRandom.

NO Nama desa yang terpilih Jumlah populasi (jiwa) Sampel 25% (jiwa)1 Sriwangi 57 14,25 (14)2 Braja Emas 43 10,75 (11)3 Labuhan Ratu Baru 44 11,00 (11)4 Braja Dewa 37 9,25 ( 9)

Jumlah 181 45,25 (45)

Adapun cara menentukan responden menggunakan undian. Daftar nama populasi

ditulis dalam tiap lembar kertas dan disortir sesuai desa asal TKI, selanjutnya

kertas digulung dan dimasukkan ke dalam toples-toples yang diberi label nama

desa yang telah ditentukan. Gulungan-gulungan kertas yang telah dimasukkan ke

dalam toples lalu diaduk dan diambil salah satu kertas. Nama yang tercatat

didalam kertas yang telah terpilih dinyatakan sebagai responden. Terakhir,

gulungan kertas dirapihkan kembali dan dimasukkan ke dalam toples. Langkah-

langkah memilih responden tersebut diulang hingga jumlah responden mencapai

ketentuan jumlah sampel untuk masing-masing desa. Wawancara dilakukan pada

saat para TKI kembali ke daerah asal dalam rangka mengambil cuti tahunan yang

tercantum sesuai dalam kontrak kerja para TKI.

Page 50: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

31

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Menurut Hatch dan Farhady dalam Sugiyono (2011:38), “Secara teoritis variabel

dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai

variasi antara satu orang dengan yang lain atau obyek satu dengan obyek yang

lain”. Jadi variabel penelitian adalah segala sesuatu yang bentuknya apa saja

untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi, yang kemudian ditarik kesimpulan.

Variabel dalam penelitian ini yaitu faktor pendorong dan penarik anggota

keluarga yang bekerja sebagai TKI dari Kecamatan Way Jepara, yang meliputi:

a. Adanya informasi dari TKI terdahulu

b. Keterbatasan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga di daerah asal

c. Sulitnya kesempatan kerja di daerah asal

d. Kemudahan kesempatan kerja di daerah tujuan

e. Besarnya upah kerja di daerah tujuan

2. Definisi Operasional Variabel

Faktor pendorong dan penarik adalah hal-hal yang dapat mendorong maupun

menarik minat seseorang sehingga orang tersebut mau bekerja atau bertindak.

Anggota keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,

dan adopsi yang hidup bersama-sama dalam satu rumah dan membentuk satu

rumah tangga. TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat

untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu.

Faktor pendorong dan penarik anggota keluarga yang bekerja sebagai TKI dari

Kecamatan Way Jepara adalah hal-hal yang dapat mendorong dan menarik minat

Page 51: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

32

seorang anggota keluarga yang berdomisili di Kecamatan Way Jepara untuk

bekerja ke luar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia.

a. Adanya Informasi dari TKI Terdahulu

Informasi dari TKI terdahulu merupakan informasi mengenai negara tempat kerja

TKI yang membuat responden tertarik untuk bekerja di negara tersebut. Untuk

mengetahui ada atau tidaknya informasi TKI terdahulu sehingga responden

memilih memutuskan bekerja sebagai TKI di negara tertentu yaitu dengan cara

mendapatkan jawaban langsung dari responden. Informasi dari TKI terdahulu

dikatakan berpengaruh terhadap keputusan responden bekerja ke luar negeri

apabila jumlah responden yang mendapatkan informasi dari TKI terdahulu

sebelum menjadi TKI lebih banyak daripada responden yang hanya mendapatkan

informasi dari pihak lembaga penyalur TKI maupun agensi.

b. Keterbatasan Pemenuhan Kebutuhan Hidup Keluarga di Daerah Asal

Keterbatasan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga di daerah asal adalah

ketidakmampuan responden dalam memenuhi kebutuhan hidupnya di daerah asal;

dalam hal ini berupa kebutuhan ekonomi sehingga responden memilih bekerja ke

luar negeri sebagai upaya untuk mencapai tingkat pemenuhan kebutuhan hidup

yang lebih baik. Kebutuhan ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

sembilan kebutuhan pokok minimum yang harus dipenuhi oleh setiap anggota

keluarga responden dalam setiap bulan yang dinyatakan dalam satuan rupiah,

yakni sebesar Rp. 259.416,- per bulan. Kebutuhan hidup dapat dinyatakan

terpenuhi apabila jumlah pendapatan keluarga lebih besar dari jumlah kebutuhan

Page 52: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

33

pokok minimum, sedangkan kebutuhan hidup dinyatakan tidak terpenuhi apabila

jumlah pendapatan kurang dari jumlah kebutuhan pokok minimum.

c. Sulitnya Kesempatan kerja di Daerah Asal

Kesempatan kerja di daerah asal adalah peluang responden dalam memperoleh

pekerjaan di daerah asal. Kesempatan responden dalam memperoleh pekerjaan di

daerah asal digolongkan menjadi dua kategori yaitu sulit dan mudah. Kesempatan

kerja dikategorikan terbatas apabila responden sulit mencari pekerjaan di daerah

asal, sedangkan kesempatan kerja dikategorikan tersedia apabila responden mudah

mencari pekerjaan di daerah asal. Untuk mengetahui sulit atau mudahnya

kesempatan kerja di daerah asal maka diperlukan informasi yang bersumber

langsung dari responden mengggunakan wawancara sebagai teknik pengumpulan

data.

d. Kemudahan Kesempatan Kerja di Daerah Tujuan

Kemudahan kesempatan kerja di daerah tujuan berhubungan dengan lapangan

kerja yang tersedia di daerah tujuan sehingga menarik minat kerja masyarakat

bekerja sebagai TKI. Adapun dalam pengiriman TKI ke luar negeri jenis

pekerjaan yang diminati oleh calon TKI sudah ditentukan sebelum

pemberangkatan. Untuk mengetahui kemudahan kesempatan kerja di daerah

tujuan maka tolak ukur yang akan digunakan adalah kemampuan responden dalam

mencapai kelulusan seleksi sesuai dengan sektor pekerjaan dari negara

penempatan masing-masing. Kesempatan kerja dikatakan mudah apabila

responden dapat lulus persyaratan serta seleksi dalam satu kali pendaftaran, dan

Page 53: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

34

sebaliknya kesempatan kerja di daerah tujuan dikatakan sulit apabila responden

lulus persyaratan serta seleksi lebih dari satu kali pendaftaran.

e. Besarnya Upah Kerja di Daerah Tujuan

Besarnya upah kerja di daerah tujuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

perbandingan jumlah pendapatan berupa gaji yang diterima responden di daerah

tujuan dengan standar pendapatan di daerah asal (Upah Minimum Kabupaten).

Satuan upah yang digunakan adalah satuan rupiah dan periode waktu yang

digunakan adalah per bulan. Upah kerja digolongkan tinggi apabila jumlah

pendapatan responden lebih tinggi daripada UMK di daerah asal yakni sebesar

Rp. 1.700.000,-, sedangkan upah kerja digolongkan rendah apabila jumlah

pendapatan responden kurang dari ketetapan UMK di daerah asal.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pegumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Terdapat

berbagai macam teknik pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dan setiap

penelitian ilmiah dapat menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data.

Penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu:

1. Teknik Wawancara

“Salah satu metode pengumpul data dilakukan melalui wawancara, yaitu suatu

kegiatan dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan

mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para responden.” (Joko Subagjo,

2015:39). Wawancara dilakukan secara langsung kepada responden dengan

Page 54: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

35

bertatap muka. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur.

”Wawancara terstuktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti

atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang

akan diperoleh” (Sugiyono, 2011:138). Sebelum melakukan wawancara,

instrumen penelitian telah dipersiapkan terlebih dahulu. Instrumen tersebut berisi

daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis beserta alternatif jawabannya. Teknik

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data primer berupa faktor-faktor yang

mendorong dan menarik responden bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia dari

Kecamatan Way Jepara.

2. Teknik Observasi

”Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis

mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk dilakukan

pengamatan” (Joko Subagio, 2015:63). Menurut Jehoda dalam Mantra (2008:79)

“observasi menjadi alat penelitian ilmiah apabila mengacu kepada tujuan dan

sasaran yang dirumuskan, direncanakan secara sistematik, dicatat dan

dihubungkan secara sistematik dengan proporsi-proporsi yang lebih umum, dan

dapat dicek dan dikontrol ketelitiannya”.

Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan untuk

mendapatkan data sekunder berupa kondisi fisik seperti infrastruktur,

aksesibilitas, morfografi, hidrografi, dan topografi serta hubungannya terhadap

kondisi sosial daerah penelitian seperti kondisi pusat perekonomian, arus

mobilitas, keamanan, matapencaharian umum, dan pendidikan guna mengetahui

gambaran umum Kecamatan Way Jepara.

Page 55: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

36

3. Teknik Dokumentasi

”Dokumen, yaitu laporan atau kejadian-kejadian yang berisi pandangan serta

pemikiran-pemikiran manusia di masa lalu. Dokumen tersebut, secara sadar ditulis

untuk tujuan komunikasi dan transmisi keterangan” (Moh. Nazir, 2014:38).

Menurut Arikunto (2006:231), ”teknik dokumentasi adalah suatu cara mencari

data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, lengger, dan sebagainya”. Data yang

didapatkan dari teknik dokumentasi bersifat data sekunder berupa jumlah, profil,

dan sebaran TKI dari Kecamatan Way Jepara yang didapat dari Dinas Sosial

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lampung Timur.

E. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan distribusi frekuensi dan

persentase. Menurut Said Rusli (2012:12), ”distribusi frekuensi merupakan alat

untuk menggambarkan profil penduduk menurut karakteristrik tertentu. Frekuensi

dapat berbentuk angka-angka mutlak atau proporsi dan persentase”. Adapun untuk

medapatkan gambaran angka pada penelitian ini dengan menggunakan bentuk

persentase, sebagaiman pendapat Joko Subagyo, bahwa ” terhadap data kualitatif

dalam analisisnya dilakukan dengan memperbandingkan antara beberapa pendapat

kemudian memperoleh jumlah dari masing-masing pendapat dan akhirnya untuk

mendapatkan gambaran angka dalam bentuk jumlah prosentase”. Data tabel

frekuensi dan persentase tersebut akan diinterpretasikan sehingga diperoleh

deskripsi mengenai faktor pendorong dan penarik anggota keluarga yang bekerja

sebagai TKI dari Kecamatan Way Jepara.

Page 56: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

97

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian mengenai

“Faktor Pendorong dan Penarik Anggota Keluarga yang Bekerja sebagai TKI dari

Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur Tahun 2016” adalah:

1. Adanya informasi dari TKI terdahulu menjadi faktor pendorong anggota

keluarga yang bekerja sebagai TKI dari kecamatan Way Jepara Kabupaten

Lampung Timur, dibuktikan dengan pernyataan responden sebanyak 41

responden (91,11%).

2. Keterbatasan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga di daerah asal menjadi

faktor pendorong anggota keluarga yang bekerja sebagai TKI dari kecamatan

Way Jepara Kabupaten Lampung Timur, dibuktikan dengan pernyataan

responden sebanyak 33 responden (73,33%).

3. Sulitnya kesempatan kerja di daerah asal menjadi faktor pendorong anggota

keluarga yang bekerja sebagai TKI dari kecamatan Way Jepara Kabupaten

Lampung Timur, dibuktikan dengan pernyataan responden sebanyak 37

responden (82,22%).

4. Kemudahan kesempatan kerja kerja di daerah tujuan menjadi faktor penarik

anggota keluarga yang bekerja sebagai TKI dari kecamatan Way Jepara

Page 57: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

98

Kabupaten Lampung Timur, dibuktikan dengan pernyataan responden

sebanyak 35 responden (77,77%).

5. Besarnya upah kerja di daerah tujuan menjadi faktor penarik anggota keluarga

yang bekerja sebagai TKI dari kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung

Timur, dibuktikan dengan pernyataan responden sebanyak 42 responden

(93,33%).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah

sebagai berikut:

1. Bagi TKI yang bekerja di luar negeri karena tertarik oleh kisah keberhasilan

TKI lainnya, hendaknya meniru etos kerja dari TKI yang berhasil dan

sebaiknya mengelola penghasilan dengan optimal sehingga dapat menjadi

salah satu TKI yang sukses.

2. Bagi TKI yang kebutuhan hidup keluarganya belum terpenuhi, hendaknya

bekerja lebih giat dan lebih memprioritaskan kebutuhan keluarga di daerah

asal.

3. Bagi TKI yang mengalami kesulitan mendapatkan kesempatan kerja di daerah

asal, hendaknya meningkatkan keahlian kerja dan mencoba membuka

lapangan pekerjaan di daerah asal ketika masa kontrak sebagai TKI telah

habis.

4. Bagi TKI yang mendapatkan kemudahan dalam memperoleh kesempatan

kerja di daerah tujuan, hendaknya lebih meningkatkan etos kerja sehingga

dapat menjadi tenaga kerja yang professional dan berkualitas.

Page 58: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

99

5. Bagi TKI yang mendapatkan penghasilan tinggi, hendaknya dapat

mempergunakan serta mengelola penghasilannya dangan baik sehingga dapat

menjadi investasi masa depan serta modal usaha di daerah asal ketika masa

kontrak kerja sebagai TKI telah habis.

6. Bagi masyrakat Kecamatan Way Jepara yang ingin bekerja sebagai TKI,

hendaknya mempertimbangkan secara bijak mengenai resiko-resiko kerja

sebagi TKI, lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan sebagai calon TKI,

serta jangan mudah tergiur dengan tawaran pihak agensi penyalur TKI yang

belum terpercaya.

7. Bagi BNP2TKI dan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebaiknya

lebih memperhatikan nasib para TKI yang kurang beruntung di luar negeri,

memperketat peraturan tentang pengiriman tenaga kerja ke luar negeri, serta

menyediakan dan memperluas lapangan pekerjaan di daerah yang lapangan

kerjanya sedikit.

Page 59: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Undang-Undang Penempatan dan Perlindungan TenagaKerja Indonesia. Fokusindo Mandiri. Bandung.

Ance Gunarsih Kartasapoetra. 2004. Klimatologi Pengaruh Iklim TerhadapTanah Dan Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2013. Lampung Timur Dalam Angka. BPS KabupatenLampung Timur. Lampung.

_________________. 2014. Way Jepara Dalam Angka. BPS KabupatenLampung Timur. Lampung.

Banawati, Eva. 2013. Geografi Sosial. Ombak. Yogyakarta.

Bintarto. 1998. Geografi Penduduk dan Demografi. Fakultas GeografiUGM. Yogyakarta.

Budiyono. 2003. Dasar-dasar Pokok Geografi Sosial (Hand out). PendidikanGeografi FKIP UNILA. Bandar Lampung.

________. 2009. Garis Besar Perangkat Pembelajaran (Hand out).Pendidikan Geografi FKIP UNILA. Bandar Lampung.

Lee, Everett S. 1991. Teori Migrasi. Pusat Penelitian Kependudukan UGM.Yogyakarta.

Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

________________. 2008. Filsafat Penelitian dan Metode PenelitianSosial. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Joko Subagjo. 2015. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik. RinekaCipta. Jakarta.

Rozy Munir. 1981. Migrasi dalam Dasar-dasar Demografi. LembagaDemografi FE UI. Jakarta.

Moh Nazir. 2014. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor

Republik Indonesia. 1945. Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945. Sekretariat Negara. Jakarta.

Page 60: FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK ANGGOTA KELUARGA …digilib.unila.ac.id/24681/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPenulis dilahirkan di Desa Srigading Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

________________. 1960. Undang-Undang No. 56 PRP Tahun 1960Tentang Penetapan Luas lahan Pertanian, No. 174720 SekretariatNegara. Jakarta.

________________. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 13Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, No. 39. Sekretariat Negara.Jakarta.

________________. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, No 4301.Sekretariat Negara. Jakarta.

Said Rusli. 2012. Pengantar Ilmu Kependudukan. LP3ES. Jakarta.

Sudarmi. 2013. Geografi Regional Indonesia (Hand out). PendidikanGeografi FKIP UNILA. Bandar Lampung.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Rineka Cipta. Jakarta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Alfabeta. Bandung.

Sumaatmadja, Nursid. 1998. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan AnalisaKeruangan. Alumni. Bandung.

Syarifuddin Dahlan. 2011. Konseling Individual. Aura. Bandar Lampung.

Totok Mardikanto. 1990. Pembangunan Pertanian. PT. Tri Tunggal Fajar.Jakarta.

Totok Sutrisno. 1991. Teknologi Penyediaan Air Bersih. PT. Rineka Cipta.Jakarta.

Internet:

Demopædia. 2013. Multilingual Demographic Dictionary 2 ed (e-book).http://en-ii.demopaedia.org/wiki/Downloads diakses pada 7November 2014 pada pukul13.22 WIB

Sutama. 2014. Sumber Daya Manusia. http://belajar.kemdikbud.co.id/Sumberbelajar/tampilajar.php?ver=12&idemateri=134&lvl1=3&lvl2=1*lvl3=1&kl=7 diakses pada 12 April 2016 pada pukul 03.14 WIB

Wikipedia. Tenaga Kerja. http://id.wikipedia.org diakses pada 7 November2014 pada pukul10.52 WIB