Top Banner
Universitas Gadjah Mada III. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TANAMAN Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh dua faktor: A. Faktor dalam (internal factor) yaitu faktor tanaman itu sendiri/sifat yang terdapat dalam tanaman (benih) B. Faktor lingkungan (environmental factors). A. Faktor Dalam (Internal Factor) Faktor dalam atau faktor genetik adalah faktor tanaman itu sendiri, yaitu sifat yang terdapat di dalam bahan tanam/benih yang digunakan dalam budidaya tanaman. Adapun yang dimaksud dengan bahan tanam/benih menurut Undangundang RI No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanarnan adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman. Dengan demikian benih tersebut dapat berasal dari biji, batang/cabang, akar, daun, umbi dan sebagainya. Ditinjau dari asal bahan tanam, tanaman dapat diperbanyak secara generatif (dengan biji) dan secara vegetatif (selain biji). Perbanyakan tanaman dengan bahan yang berasal dari biji (secara generatif) mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan, antara lain: Keunggulan: 1. memiliki perakaran yang kuat (akar tunggang) 2. berumur panjang 3. dalam waktu singkat dapat diperoleh jumlah tanaman baru yang lebih banyak 4. pada tanaman bunga-bungaan dapat diperoleh beraneka ragam warna bunga apabila terjadi persilangan. Kelemahan: 1. tidak lekas berbuah 2. tanaman barn belum tentu sama sifatnya dengan tanaman induknya, kecuali apabila biji tersebut berasal dari tanaman homozigot (misalnya pada biji tanaman alpokat, srikaya, sirsak, langsat, belimbing, pijetan, kokosan) dan biji apomiktik (jernk dsb.) 3. ada beberapa tanaman yang menghasilkan biji dormant (beristirahat) sehingga untuk mendapatkan tanaman baru perlu waktu lebih lama, atau perlu ada perlakuan khusus. Perbanyakan tanaman secara vegetatif (selain biji) juga memiliki keunggulan dan kelemahan sebagai berikut:
22

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

May 16, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Universitas Gadjah Mada

III. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPERTUMBUHAN TANAMAN

Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh dua faktor:

A. Faktor dalam (internal factor) yaitu faktor tanaman itu sendiri/sifat yang terdapat

dalam tanaman (benih)

B. Faktor lingkungan (environmental factors).

A. Faktor Dalam (Internal Factor)Faktor dalam atau faktor genetik adalah faktor tanaman itu sendiri, yaitu sifat

yang terdapat di dalam bahan tanam/benih yang digunakan dalam budidaya tanaman.

Adapun yang dimaksud dengan bahan tanam/benih menurut Undangundang RI No. 12

tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanarnan adalah tanaman atau bagiannya yang

digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman. Dengan

demikian benih tersebut dapat berasal dari biji, batang/cabang, akar, daun, umbi dan

sebagainya. Ditinjau dari asal bahan tanam, tanaman dapat diperbanyak secara

generatif (dengan biji) dan secara vegetatif (selain biji).

Perbanyakan tanaman dengan bahan yang berasal dari biji (secara generatif)

mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan, antara lain: Keunggulan:

1. memiliki perakaran yang kuat (akar tunggang)

2. berumur panjang

3. dalam waktu singkat dapat diperoleh jumlah tanaman baru yang lebih banyak

4. pada tanaman bunga-bungaan dapat diperoleh beraneka ragam warna bunga

apabila terjadi persilangan.

Kelemahan:

1. tidak lekas berbuah

2. tanaman barn belum tentu sama sifatnya dengan tanaman induknya, kecuali

apabila biji tersebut berasal dari tanaman homozigot (misalnya pada biji

tanaman alpokat, srikaya, sirsak, langsat, belimbing, pijetan, kokosan) dan biji

apomiktik (jernk dsb.)

3. ada beberapa tanaman yang menghasilkan biji dormant (beristirahat) sehingga

untuk mendapatkan tanaman baru perlu waktu lebih lama, atau perlu ada

perlakuan khusus.

Perbanyakan tanaman secara vegetatif (selain biji) juga memiliki keunggulan

dan kelemahan sebagai berikut:

Page 2: Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Universitas Gadjah Mada

Keunggulan:

1. tanaman baru umumnya lekas berbuah

2. memiliki sifat sama dengan tanaman induknya

3. dapat diperoleh sifat yang lebih baik dari induknya (misal hasil penyambungan)

Kelemahan:

1. memiliki perakaran serabut sehingga kurang kuat apabila tertiup angin

2. umur produksi lebih pendek

3. untuk memperoleh tanaman baru dalam jumlah banyak diperlukan waktu yang

cukup lama.

Perbanyakan tanaman secara vegetatif selain dengan akar, batang/cabang, dan

daun adalah dengan jaringan tanaman yang dikenal dengan kultur jaringan (tissue

culture) dan dengan teknologi baru yaitu bioteknologi yang akan diuraikan dalam bab

Penggunaan teknologi baru dalam bidang pertanian di bagian lain.

Untuk memperoleh tanaman baru yang baik dengan hasil yang tinggi diperlukan

benih yang bermutu tinggi dengan kriteria sebagai berikut (misal pada tanaman

kedelai):

1. daya kecambah tinggi (lebih dari 80 %)

2. vigomya tinggi (tumbuh serentak, sehat, cepat tumbuh)

3. sehat, bernas, tidak luka atau keriput

4. murni (tidak tercampur dengan varietas lain)

5. bersih (tidak tercampur dengan kotoran)

6. masih baru, tidak apek (kurang dari 6 bulan).

Selain kriteria seperti tersebut di atas, untuk mendapatkan hasil yang baik, benih

harus berasal dari tanaman induk yang bersifat produksi tinggi, tahan hama/penyakit/

pengganggu lain atau tanaman induk yang bersifat unggul (varietas unggul). Varietas

unggul ada unggul lokal dan unggul nasional.

Unggul lokal: hanya unggul pada suatu daerah tertentu saja sedang di daerah lain

tidak unggul.

Unggul nasional: unggul pada sebagian besar suatu wilayah atau negara.

contoh unggul lokal: tanaman padi Rojolele di daerah Delanggu

contoh unggul nasional: IR-64, Cisedane, Aromatik.

Page 3: Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Universitas Gadjah Mada

B. Faktor Lingkungan (Environmental factors)Faktor lingkungan adalah faktor yang ada di sekeliling tanaman. Ada beberapa

ilmuwan yang mengelompokkan faktor lingkungan ini menjadi dua kelompok, yaitu

kelompok abiotik (iklim, tanah) dan kelompok biotik (makluk hidup) yaitu biotis

(tanaman dan hewan) dan anthrofis (manusia).

1. Faktor iklim (climatic factor) terdiri atas:

a. Presipitasi. Meliputi semua air yang jatuh dari atmosfir ke permukaan bumi,

berupa: hujan, salju, kabut dan embun. Faktor hujan yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan tanaman adalah jumlah/volume hujan, penyebaran/distribusi hujan

dan efektivitas hujan. Jumlah dan distribusi hujan sangat berpengaruh terhadap

macam/jenis tanaman yang dapat dibudidayakan pada suatu daerah. Jumlah

hujan yang tinggi dengan distribusi merata sepanjang pertumbuhan tanaman akan

berpengaruh baik pada tanaman tertentu tetapi tidak baik untuk tan aman yang

lain. Oleh karena itu perlu adanya pemilihan tanaman yang sesuai dengan

keadaan iklim di suatu derah. Untuk daerah-daerah yang curah hujannya tinggi

seperti di Indonsia bagian barat baik digunakan untuk pembudidayaan tanaman

padi pada dataran rendah, tanaman teh dan kopi pada dataran tinggi. Daerah

dengan curah hujan yang kurang (Indonsia bagian timur) baik untuk

membudidayakan tanaman jagung, sorghum, kacang hijau, kapas, dan

sebagainya.

Di daerah tropis basah seperti di Indonesia, adanya curah hujan yang tinggi

dengan suhu yang tinggi menyebabkan susunan atau formasi vegetasi yang

tumbuh paling banyak. Efektivitas hujan diukur dari kemanfaatan air hujan untuk

pertumbuhan tanaman. Curah hujan yang tinggi belum tentu efektif apabila

evaporasi (penguapan lewat permukaan tanah) dan transpirasi (penguapan lewat

permukaan tanaman) lebih besar dari jumlah curah hujan yang jatuh di suatu

daerah. Jadi efektivitas tidak dapat diukur dengan besarnya jumlah curah hujan.

Di Sulawesi Selatan, curah hujan 10 mm yang jatuh pada musim hujan lebih

efektif dari 10 mm yang jatuh pada musim kemarau.

Presipitasi merupakan fungsi linear dari evaporasi, transpirasi, run off (aliran

permukaan), dan infiltrasi (air yang masuk ke dalam tanah). Infiltrasi merupakan

fungsi linear dari perkolasi, rembesan dan kelembaban tanah. Rumusnya adalah

sebagai berikut (Whiteman, 1974)

Page 4: Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Universitas Gadjah Mada

P = presipitasi

P=E+T+R+I E=evaporasi

T = transpirasi

R = run off (aliran permukaan) I =

Infiltrasi

I = U + S + A U = perkolasi (hilang ke bawah)

S = rembesan (aliran ke samping)

A = kelembaban yang disimpan dalam tanah

Kelembaban yang tersimpan dalam tanah (A) berpengaruh sangat nyata untuk

pertumbuhan tanaman, terutama kelembaban tanah yang sesuai (available soil

moisture) yang terdapat antara kapasitas lapang (field capacity) dan titik layu

permanan (the wilting point). Presipitasi yang didominasi oleh air hujan, setelah

jatuh ke bumi akan menjadi:

1) air higroskopis: air yang terlalu kuat terikat oleh partikel-partikel tanah

dengan kekuatan 15 atm. Air ini tidak dapat diserap tanaman karena

kekuatan akar untuk menyerap air hanya 2 atm.

2) air gravitasi: air yang mengalir ke bawah (perkolasi) karena adanya gaya

gravitasi bumi. Air ini tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman karena

bergerak dengan cepat.

3) air kapiler: air yang mengisi pori-pori mikro tanah yang berasal dari air

rembesan (lateral seepage). Air ini tersimpan lama dalam tanah,

sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman untuk pertumbuhannya.

b. Suhu (temperatur)Kisaran suhu untuk pertumbuhan tanaman pada umumnya berkisar antara

15°-40°C (59°440°F). Suhu suatu tempat ditentukan oleh altitude (ketinggian) dan

latitude (garis lintang).

Berdasarkan atas suhu tempat tumbuh tanaman dikenal vegetasi: tropical,

temperate, taiga, tundra dan polar. Beberapa ilmuwan membagi vegetasi di

dunia ini dalam 4 kelas berdasar suhu tempat, yaitu:

1) megatherms (suhu tinggi sepanjang tahun)

2) mesotherms (suhu tinggi dan rendah bergantian)

3) microtherms (suhu rendah)

4) hekistotherms (suhu sangat rendah)

Page 5: Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Universitas Gadjah Mada

Setiap komunitas tanaman mengenal adanya titik kardinal. Untuk daerah tropis

titik kardinal tersebut adalah:

1) suhu minimum (50-150C): apabila suhu suatu daerah kurang dari suhu ini

tanaman akan terganggu pertumbuhannya bahkan dapat menyebabkan

kematian apabila suhu tersebut berlangsung cukup lama.

2) suhu optimum (sekitar 300C): suhu yang paling baik untuk pertumbuhan

tanaman.

3) suhu maksimum (sekitar 400C): apabila suhu lingkungannya di atas suhu

maksimum, pertumbuhan tanaman juga akan terganggu bahkan dapat

menyebabkan kematian.

Suhu atmosfer yang tinggi akan mempercepat pertumbuhan tanaman dan

respirasi. Akan tetapi juga dapat merugikan tanaman apabila kelembaban

kurang memadai sehingga dapat menyebabkan keguguran bunga, buah muda

maupun daun. Udara panas dan angin yang kering akan meningkatkan

kerusakan tanaman lebih lanjut.

Suhu tanah dapat mempengaruhi penyerapan air oleh tanaman. Sebagai

contoh:

1) pada tanaman kapas, apabila suhu tanah mencapai 100C, penyerapan air

hanya 20 % dari keadaan normal.

2) pada tanaman kubis, suhu tanah 10°C penyerapan air masih sebesar 75 %

dari keadaan normal. Oleh karena itu tanaman kubis termasuk tanaman yang

tahan terhadap suhu rendah.

Suhu tanah yang rendah (20°C) pada tanaman ubi-ubian memacu

pembentukan dan pembesaran umbi, kecuali pada tanaman bawang merah.

Macam-macam kerusakan tanaman akibat pengaruh suhu:

1) chilling injury: kerusakan suhu rendah di daerah palms

2) freezing injury: kerusakan karena terjadi pembekuan

3) suffixation: kerusakan tanaman menjadi lemas

4) heaving: kerusakan tanaman terangkat dari tempat tumbuhnya (di daerah

temperate)

5) nach frost: suhu rendah di malam hari secara tiba-tiba; banyak merusakkan

tanaman apel, kentang, dan teh.

Page 6: Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Universitas Gadjah Mada

d. KelembabanKelembaban udara pada umumnya dinyatakan dalam kelembaban relatif

yang mempengaruhi evapotranspirasi tanaman. Evapotranspirasi akan

meningkat atau lancar apabila kelembaban udara di sekitar tanaman rendah.

Transpirasi tanaman sangat erat hubungannya dengan penyerapan unsur hara

dari dalam tnah. Apabila transpirasi cepat, penyerapan unsur hara juga akan

cepat. Akan tetapi apabila kelembaban udara tinggi menyebabkan transpirasi

menjadi lambat, sehingga penyerapan unsur hara juga akan lambat.

Kelembaban udara yang tinggi dapat menstimulir pertumbuhan jamur, fungi,

bakteri, yang dapat merugikan tanaman. Oleh karena itu salah satu cara

pemeliharaan tanaman adalah mencegah terjadinya kelembaban yang tinggi di

sekitar tanaman dengan memangkas cabang-cabang yang tidak produktif atau

tunas-tunas air dan cabang maling pada tanaman kopi.

e. Cahaya matahariCahaya matahari merupakan sumber utama energi yang diperlukan dalam

proses fotosintesis tanaman. Cahaya matahari mempengaruhi kehidupan

tanaman karena 4 hal:

1) intensitasnya: banyaknya jumlah cahaya (dalam foot candle) yang sampai

pada tanaman

2) kualitasnya: panjang gelombang (dalam satuan mg) yang dapat ditangkap/

disekap tanaman

3) durasi: lamanya pencahayaan

4) arah datangnya cahaya: berkaitan dengan intensitas.

1) Intensitas cahaya. Cahaya matahari yang sampai ke bumi secara langsung

dalam bentuk cahaya gelombang pendek hanya 24 %, sebagan dipantulkan

kembali ke atmosfer dalam bentuk gelombang panjang, konduksi, konveksi,

dan untuk evapotranspirasi. Apabila atmosfer berawan, maka intensitas cahaya

akan berkurang. Di daerah tropis, intensitas cahaya sering berkurang karena

tertutup oleh awan yang tebal, terutama pada musim hujan.

Berdasarkan atas tanggapan tanaman terhadap intensitas cahaya dan

asimilasi CO2, tanaman dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu:

Page 7: Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Universitas Gadjah Mada

a) Tanaman C-3: tanaman yang tidak dapat memanfaatkan intensitas cahaya

matahari secara penuh dalam proses fotosintesisnya. Tanaman ini

mempunyai titik kompensasi CO2 50 ppm dan terjadi fotorespirasi yang dapat

mengurangi hasil fotosintat bersih. Fiksasi CO2 dalam proses fotosintesis

dilakukan oleh senyawa RuDP (Ribulose diphosphat) dan membentuk

senyawa fosfoglyserat (phosphoglycerit acid = PGA) dengan rumus:

contoh: bit gula, kedelai, gandum, dan tanaman-tanaman daerah temperate.

b) Tanaman C-4: tanaman yang memanfaatkan intensitas cahaya secara penuh,

titik kompensasi CO2 hampir mendekati nol. Fiksasi CO2 dilakukan oleh

phosphoenol pyruvate (PEP) dan membentuk senyawa oxaloacetate (OAA)

dalam proses fotosintesisnya (Hatch and Slack, 1970 cit. Landsberg and

Cutting, 1977) dengan rumus:

Secara anatomi tanaman C-4 dicirikan dengan adanya kloroplast yang

terdapat dalam jaringan mesofil dan sel pengiring jaringan pembuluh (bundle

sheath cells). Kloroplast mesofil ukurannya kecil, memiliki grana dan tidak

mengakumulasi pati, sedangkan kloroplast dalam bundle sheath adalah

besar, tidak mempunyai grana dan mengakumulasi pati. Pada tanaman ini

tidak terjadi proses fotorespirasi sehingga hasil fotosintesis bersihnya lebih

tinggi dibandingkan dengan tanaman C-3.

contoh: jagung, tebu, sorghum, bayam dan banyak tanaman rumputan tropis.

Page 8: Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Universitas Gadjah Mada

c) Tanaman CAM (Crassulacea acid metabolism): tanaman yang dapat

mengasimilasi CO2 dalam keadaan gelap dalam keadaan cekaman, stomata

membuka pada malam hari dan menutup pada siang hari. Dalam proses

fotosintesisnya produk pertama yang dibentuk adalah asam malat dengan

rumus:

Karena stomatanya membuka pada malam hari dan menutup pada siang hari,

maka tanaman ini sangat efisien dalam memanfaatkan air (kebutuhan airnya

sangat kecil) sehingga hasil fotosintesis bersihnya juga kecil.

Contoh: anggrek, kaktus, nanas.

2) Kualitas Cahaya

Kualitas cahaya menunjukkan panjang gelombang yang terkandung dalam

cahaya. Menurut Penman (1968) dari 75 satuan (unit) cahaya yang sampai di

permukaan bumi atau atmosfer, apabila semua unit tidak dipantulkan oleh awan,

kira-kira 44 % mengandung panjang gelombang yang aktif untuk fotosintesis

(photo-synthetically active wavelengths) dengan panjang gelombang 0,4 - 0,7

atau 400-700 mg. Panjang gelombang ini umumnya yang dapat ditangkap/dilihat

oleh mata manusia, yaitu:

1) ultraviolet (panjang gelombang 400-435 m)

2) biru (panjang gelombang 435-490 m)

3) hijau (panjang gelombang 490-574 m)

4) kuning (panjang gelombang 574-595 m)

5) oranye (panjang gelombang 595-626 m)

6) merah (panjang gelombang 626-750 m)

Page 9: Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Universitas Gadjah Mada

Dari panjang gelombang di atas yang efektif untuk fotosintesis adalah oranye,

merah, disusul violet dan biru. Apabila cahaya matahari sampai pada daun, maka

cahaya yang efektif akan disekap, sedangkan sisanya (hijau dan kuning) yang

kurang efektif akan diteruskan ke bawah. Oleh karena itu daun-daun yang ternaung

tidak dapat menghasilkan fotosintat secara maksimal. Untuk mendapatkan hasil

tanaman yang maksimal perlu adanya pengurangan daun sampai pada batas luas

daun tertentu (luas daun yang optimal) yang diukur dengan indeks luas daun. Yang

dimaksud dengan indeks luas daun (leaf area index atau LAI) adalah perbandingan

antara luas daun tanaman dengan luas lahan yang ditempati oleh tanaman tersebut.

LAI optimum untuk tanaman satu berbeda dengan LAI optimum tanaman yang lain,

untuk mendapatkan hasil tanaman yang maksimum.

3) Durasi atau lamanya pencahayaan (fotopepriodisme)

Pada umumnya periode waktu untuk pertumbuhan aktif suatu tanaman setiap

tahun dibatasi oleh sejumlah faktor. Sebagai contoh pada daerah dengan garis

lintang tinggi, pertumbuhan aktif dibatasi oleh suhu rendah selama musim dingin. Di

daerah tropis, kelembaban yang sesuai selama musim kemarau lebih membatasi

panjangnya musim pertumbuhan tanaman.

Dalam pembudidayaan tanaman hams disesuaikan aktivitas tanaman dengan

perubahan kondisi iklim yang terjadi selama setahun. Apabila tanaman hams

bertahan, ia hams menyesuaikan dengan daerah dimana ia tumbuh. Sejumlah

mekanisme atau peristiwa telah terjadi yang memungkinkan tanaman tumbuh pada

waktunya. Salah satu mekanisme yang paling penting adalah fotoperiodisme, atau

kepekaannya pada panjang hari/lamanya pencahayaan (atau malam).

Pengaruh fotoperiodisme paling nyata adalah pada induksi pembungaan yaitu

peralihan tanaman dari fase vegetatif ke fase reproduktif. Akan tetapi fotoperiodisme

dapat mempenganihi sejumlah aspek lain dari fase reproduktif, meliputi lamanya

pembungaan, panjang periode reproduktif, pembentukan tepungsari yang dapat

hidup (viable) dan pembentukan buah dan biji.

Tanggapan tanaman terhadap fotoperiodisme dikelompokkan dalam:

a) Tanaman hari netral (day neutral plants): tanaman yang dalam pembungannya

tidak dipengaruhi oleh lamanya pencahayaan. Pada tanaman ini suhu yang lebih

tinggi umumnya memacu/mempercepat pembungaan tanaman.

Page 10: Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Universitas Gadjah Mada

b) Tanaman hari pendek absolut (A bsolut short day plants): tanaman yang hanya

akan berbunga apabila lamanya pencahayaan lebih pendek dari panjang hari

spesifik atau kritis.

c) Tanaman hari panjang absolut (Absolut long day plants): tanaman yang hanya

akan berbunga apabila panjang hari atau lamanya pencahayaan lebih panjang

dari panjang hari spesifik atau kritis.

d) Tanaman hari pendek kuantitatif (Quantitative short day plants): hari pendek

mempercepat pembungaan yaitu tanggapan kuantitatif pada hari pendek yang

ada, tidak memerlukan adanya lama pencahayaan kritis sebelum terjadi

pembungaan. Akan tetapi umumnya tanaman akan berbunga jika mendapatkan

lama pencahayaan yang panjang dalam periode waktu yang cukup. Suhu yang

lebih tinggi umumnya memacu proses pembungaan.

e) Tanaman hari panjang kuantitatif (Quantitative long day plants): pembungaan

tanaman dipacu oleh hari panjang dan dihambat oleh hari pendek. Suhu yang

lebih tinggi umumnya memacu proses pembungaan, teristimewa dalam panjang

hari yang lebih pendek.

Sebagian besar tanaman semusim yang sudah beradaptasi di daerah tropis

termasuk dalam kelompok tanaman hari pendek kuantitatif, misalnya tanaman

kedelai, jagung, padi, dan sorghum.

4) Arah datangnya cahaya

Arah datangnya cahaya berkaitan dengan jumlah cahaya yang dapat

diterima tanaman. Cahaya yang datangnya condong akan memberikan energi

yang lebih kecil daripada yang datangnya dari arah vertikal, sehingga

pengaruhnya pada pertumbuhan tanaman juga akan berbeda. Cahaya matahari

pada pagi hari lebih baik bagi pertumbuhan tanaman yang masih muda (pada

pembibitan dan pesemaian). Oleh karena itu dalam membuat atap pembibitan

umumnya miring ke arah barat (atap bagian timur lebih tinggi dari bagian barat).

e. AnginAngin sangat penting bagi pertumbuhan tanaman, terutama angin yang tidak

terlalu kencang karena angin atau udara yang bergerak merupakan penyedia gas

CO2 yang sangat dibutuhkan tanaman dalam proses fotosintesis.

Dalam budidaya tanaman, pengaturan arah barisan tanaman hams

memperhatikan arah angin. Apabila arah barisan tegak lurus dengan arah

Page 11: Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Universitas Gadjah Mada

datangnya angin, akan terjadi turbulensi udara sehingga pucuk tanaman

terombang-ambing dan akhimya dapat merusakkan tanaman.

Pengaruh angin terhadap pertumbuhan tanaman dapat terjadi secara

langsung dan tidak langsung.

Pengaruh langsung adalah:

1) kerusakan mekanis tanaman seperti daun sobek, jaringan tanaman memar, akar

tanaman terangkat dan terhempas

2) tanaman rebah misalnya pada tanaman padi, gandum, jagung, tebu, sehingga

akan menurunkan hasil tanaman

3) di daerah padang pasir menyebabkan erosi tanah sehingga tanaman sulit

tumbuh

4) mempengaruhi tipe hujan dan kelengasan atmosfer di suatu daerah.

Pengaruh tidak langsung:

1) mempengaruhi kecepatan transpirasi

2) angin kencang yang panas merusak pembungaan

3) evaporasi sekresi stigma bunga gugur

4) keseimbangan air dalam tanaman terganggu pembentukan buah sedikit

Oleh karena pengaruh angin tersebut, baik langsung maupun tidak langsung,

maka di daerah pertanian yang banyak angin diperlukan penanaman tanaman

pematah angin.

Selain pengaruh langsung dan tidak langsung, angin juga berperan dalam:

penyerbukan bunga, penyebaran biji, buah, dan mikroorganisme. Di daerah

temperate atau subtropis, angin yang panas kadang-kadang menguntungkan karena

dapat menghambat penyebaran penyakit karat kuning pada tanaman gandum.

f. Gas-gas dalam atmosferAtmosfer yang mengelilingi bumi mengandung campuran gas-gas: karbon

dioksida (0,03 %), oksigen (20,95 %), nitrogen (78,09 %), argon (0,93 %), dan

beberapa macam gas (0,02 %) dalam proporsi yang tetap. Variasi lain dapat

dijumpai di atas industri yang mengeluarkan asap/uap seperti SO2, CO2, dan CO,

seperti uap air dan partikel-partikel mineral.

Karbon dioksida (CO2): sebagai sumber utama karbon untuk berbagai

senyawa organik dalam tubuh tanaman, juga sebagai penyusun pembuatan

karbohidrat tanaman hijau dalam proses fotosintesis. Fotosintesis kira-kira

Page 12: Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Universitas Gadjah Mada

sebanding den gan konsentrasi CO2 udara di sekitar daun tanaman. CO2 yang

terbentuk dalam senyawa organik dalam tanaman kembali ke atmosfer karena

proses respirasi tanaman, tanaman-tanaman yang mati, busuk dan pembakaran

tanaman.

Peningkatan pertumbuhan dan hasil yang lebih besar pada tanaman sayuran

dimungkinkan dengan meningkatkan kandungan CO2 dalam rumah kaca. Gas-gas

tertentu seperti SO2, CO, dan HF di udara dalam jumlah yang cukup akan meracuni

tanaman. Kerusakan tanaman juga telah dilaporkan di dekat pabrik yang

menghasilkan alumina (tawas) dan fosfat, karena dari keduanya dilepaskan fluorin

yang menyebabkan kenisakan. Di dekat pabrik semen, partikel-partikel semen halus

yang jatuh juga menyebabkan kerusakan tanaman.

Kandungan CO2 dalam air tinggi, sehingga tumbuhan air dapat memperoleh

CO2 tersebut dari air. Kandungan CO2 dalam tanah menyebabkan rendahnya laju

respirasi tanaman dan akhirnya mengganggu aktivitas metabolisme akar.

Oksigen: setiap organisme hidup menggantungkan pada oksigen untuk

kelangsungan hidupnya. Jumlah oksigen dalam udara normal tetap karena tanaman

memberikan oksigen selama proses fotosintesis.

Nitrogen: nitrogen dalam atmosfer menjadi tersedia dalam tanah oleh adanya

kilat, hujan dan penambatan (fiksasi) nitrogen oleh mikroorganisme. Bakteri yang

hidup bebas seperti azotobacter, bakteri simbiotik seperti rhizobium, ganggang biru

hijau dan sebagainya penambat nigtrogen yang baik dalam tanah. Proses

dekomposisi protein tanaman dan hewan yang telah mati oleh mikroorganisme juga

menambah kandungan nitrogen dalam tanah. Nitrogen dalam tanah dapat tersedia

bagi tanaman oleh aktivitas bakteri nitrifikasi. Pengikatan senyawa nitrogen di

permukaan tanah berkisar 100 juta ton per tahun, dan 90 %-nya berasal dari

pengikatan secara biologi (Donald, 1960).

Jaringan tanaman sebagian besar dikonsumsi oleh binatang/hewan sebagai

pakan. Bagan nitrogen jaringan tanaman dikembalikan ke dalam tanah dalam

bentuk kotoran atau jaringan hewan yang mati.

2. Faktor TanahFaktor-faktor tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah: a.

kelembaban tanah, b. air tanah, c. suhu tanah, d. bahan mineral tanah, e. komponen

anorganik, f. bahan organik tanah, g. organisme tanah, dan h. reaksi tanah.

Page 13: Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Universitas Gadjah Mada

a. Kelembaban tanah

Jaringan tanaman mengandung sekitar 90 % air. Kandungan air dalam

tanaman dapat hilang melalui transpirasi yang dapat diganti hanya dengan

penyerapan air dari tanah. Fungsi penting air dalam tanaman adalah:

1) memberikan turgiditas tanaman sehingga tanaman tetap tegak

2) mengatur suhu dalam tubuh tanaman

3) berfungsi sebagai pelarut dan pembawa hara.

Keberadaan air dalam tanah membantu tanaman dalam banyak hal:

1) penyedia bahan mentah esensial untuk produksi karbohidrat melalui proses

fotosintesis.

2) memacu secara fisis, khemis dan biologis aktivitas dalam tanah.

3) sifat-sifat fisik tanah seperti pembentukan struktur, plastititas, penetrabilitas,

friabilitas, kohesi dan sebagainya dirubah oleh kandungan lengas tanah. Di

samping itu konduktivitas dan absorbsivitas juga dipengaruhi oleh

kandungan lengas tanah.

4) bentuk dan kandungan unsur yang berbeda dalam mineral, perubahan kimia

seperti hirolisis, hidrasi dan sebagainya, dan konsentrasi garamgaram yang

berbeda yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh

kandungan lengas tanah.

5) mikroorganisme tanah baik yang menguntungkan maupun merugikan

pertumbuhan tanaman dikendalikan oleh kandungan lengas tanah.

6) difusi gas dalam tanah untuk aerasi tergantung pada kandungan lengas

tanah.

Kandungan lengas tanah sangat dinamis dan bervariasi dari waktu ke waktu.

Hubungan air dengan tanah akan dibicarakan dalam mata kuliah lain.

b. Udara dalam tanah

Aerasi tanah mutlak diperlukan untuk absorbsi air oleh akar tanaman. Absorbsi

air oleh akar-akar tanaman terjadi sangat cepat dalam tanah yang aerasinya baik,

sedangkan pada tanah yang padat akan kekurangan persediaan oksigen.

Oksigen diperlukan untuk respirasi akar. Dalam tanah yang aeasinya baik,

CO2 dilepaskan dalam respirasi akar dan mikroorganisme menukarnya dengan

udara di atas tanah. Dalam tanah yang aerasinya jelek akan terjadi penimbunan

karbon dioksida dan mengganggu proses absorbsi air oleh tanaman.

Page 14: Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Universitas Gadjah Mada

Udara dalam tanah juga bermanfaat dalam peningkatan ketersediaan hara

dalam tanah dengan cara:

1) memecah mineral yang tidak larut menjadi garam-garam yang larut.

2) dekomposisi sisa-sisa tanaman dan hewan.

3) nitrifikasi dan penambatan nitrogen oleh bakteri.

c. Suhu dalam tanah

Suhu dalam tanah di samping mempengaruhi proses fisis dan khemis yang

terjadi di dalam tanah juga mempengaruhi kecepatan absorbsi air dan zat-zat yang

terlarut, perkecambahan biji dan kecepatan pertumbuhan bagian-bagian tanaman

yang ada di dalam tanah.

Proses metabolisme tanaman dan penyerapan air oleh akar yang maksimum

umumnya terjadi antara 20-30°C. Suhu rendah di bawah 200C menyebabkan

pengurangan absorbsi air yang cukup besar. Tanah-tanah yang dingin tidak

kondusif untuk pertumbuhan yang cepat pada sebagian besar tanaman.

Suhu tanah merupakan salah satu faktor yang mengendalikan aktivitas

mikroorganisme dan proses penyediaan hara bagi tanaman. Nitrifikasi tidak dapat

terjadi apabila suhu tanah mencapai sekitar 5OC (40OF).

d. Bahan mineral dalam tanah

Kandungan mineral tanah berasal dari pelapukan batuan dan mineral dan

terdiri atas partikel-partikel dalam berbagai ukuran. Mineral-mineral dasar yang

terjadi dalam kulit bumi adalah: felspar (48 %), quartz (36 %), mica (10 %), limestone

(kapur) dan kapur Mg (2 %), hornblent dan augite (1 %), olivine dan serpentine (1

%), clays (1 %), mineral-mineral lain (1 %).

Macam dan banyaknya mineral dalam tanah sangat mempengaruhi

pertumbuhan tanaman.

e. Komponen anorganik

Senyawa-senyawa Si, Ca, Mg, Fe, K, Na dan Al merupakan senyawa penting

penyusun tanah. Di samping senyawa di atas, tanah juga mengandung sejumlah

besar unsur mineral lain seperti B, Mn, Mo, Zn, Cu, Co, J dan F yang diketahui

sebagai unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit dan dinamakan unsur

mikro.

Page 15: Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Universitas Gadjah Mada

Jumlah total unsur yang terkandung dalam tanah tergantumg pada bagian

batuan alam mana ia dibentuk dan umur batuan serta produk larutan yang telah

mengalami perlindian/pencucian. Komposisi kimia pada horison yang berbeda

menunjukkan banyak variasi. Komponen tanah terdiri atas: bahan mineral (30 %),

air tanah (30 %), udara tanah (30 %), dan bahan organik tanah (5-10 %).

Klasifikasi tanah berdasar teksturnya dibedakan seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi tanah berdasar tekstur

Nama partikel Ukuran partikel (mm)clay 0,0001 - 0,005silt 0,005 - 0,05very fine sand 0,05 - 0,10fine sand 0,10 - 0,25medium sand 0,25 - 0,50coarse sand 0,50 - 2,00

Sumber: Morachan (1978).

Umumnya tekstur tanah yang baik mengikat banyak air yang tersedia bagi

pertumbuhan tanaman dalam periode yang lebih panjang. Penetrasi akar dihambat

oleh banyaknya clay dan silt yang terkandung dalam tanah.

Tanah loam adalah yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman apabila

mengandung pasir kasar (coarse sand) sebaik partikel silt dan clay. Tanah loam

memiliki aerasi yang baik, infiltrasi dan pergerakan air baik, penetrasi akar mudah

dan juga kapasitas menyimpan air baik dan subur.

f. Bahan organik

Di samping substansi anorganik, tanah juga mengandung bahan organik

dalam jumlah yang berkisar : kurang dari 1 % pada tanah pasir (sandy soils) sampai

90 % (pada tanah gambut).

Bahan organik ditambahkan pada bahan mineral tanah setiap tahun, meskipun

persentase bahan organik kurang dari 5 % berat kering tanah, hal ini dapat

mempenganuhi sifat tanah dan pertumbuhan tanaman. Bahan organik tanah

sebagian besar berasal dari:

1) akar-akar tanaman dan organisme hidup dalam tanah yang telah mati.

2) daun-daun kering, ranting-ranting, tanaman dan hewan yang telah mati.

Bahan organik tanah merupakan amber hara mineral esensial untuk

pertumbuhan tanaman. Humus yang telah terdekomposisi dapat meningkatkan

kapasitas penyimpanan air. Bahan organik dapat mengikat sejumlah besar mineral

terutama dalam bentuk ion, dengan demikian meningkatkan kapasitas pertukaran ion

Page 16: Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Universitas Gadjah Mada

tanah. Bahan organik juga merupakan amber makanan bagi organisme tanah. Sebagai

sumber hara tanaman, bahan organik mengandung 95 % total nitrogen, 50-60 % total

fosfor dan 10-20 % total sulfur.

g. Organisme tanah

Bahan organik mentah dalam tanah tidak langsung digunakan tanaman

sebagai makanan. Ia hams mengalami perombakan pertama dalam humus dan

kemudian ke dalam produk sederhana sebelum ia dapat dimanfaatkan.

Pekerjaan/perombakan ini dilakukan oleh mikroorganisme berbagai jenis yang

ada di dalam tanah. Gula, pati, dan protein dirombak pertama kali, kemudian

selulose dan substansi lemak (lipoid), dan terakhir lingin (zat kayu) dan substansi

berkayu. Macam/jenis organisme hidup yang terdapat dalam tanah dapat

berbentuk tanaman (bakteri, actinomycetes, fungi, algae, akar-akar; rhizoid dan

rhizome) dan hewan (protozoa, nematoda, tungau, serangga terutama semut dan

kumbang, cacing tanah, tikes, dan sebagainya).

Sejumlah besar bakteri dan fungsi menyebabkan berkurangnya substansi

organik. Mereka melakukan proses mineralisasi menghasilkan berbagai macam

hara yang tersedia bagi tanaman. Bakteri ammonifikasi merubah protein ke

dalam ammonia. Bakteri nitrifikasi mengoksidasi ammonia menjadi nitrit dan

nitrat. Sejumlah bakteri dan ganggang biru hijau menambat nitrogen dalam tanah

dalam kondisi anaerob pada tanah yang tergenang air, bakteri tertentu

menyebabkan denitrifikasi, melepaskan nitrogen bebas yang hilang di udara.

Banyak bakteri dan fungi patogenik

menyebabkan penyakit pada tanaman. Beberapa fungsi berbentuk

mycorrhiza bekerjasama dengan akar tanaman tinggi untuk membantu tanaman

dalam penyerapan air dan mineral.

Organisme lain yang lebih besar seperti cacing tanah, binatang pengerat,

dan sebagainya memperbaiki aerasi tanah. Mereka berperanan dalam pelapukan

tanah dan mineral, dan dalam pembentukan tanah.

h. Reaksi tanah

Tanah dapat bersifat netral, asam atau basa (alkalin) tergantung pada

komponen garam-garam dasar dan asam. Tan ah-tanah yang netral paling balk

untuk pertumbuhan sebagian besar tanaman.

Tanah asam memsakkan pertumbuhan tanaman dengan alasan:

Page 17: Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Universitas Gadjah Mada

1) keasaman yang tinggi (terutama kandungan aluminium yang tinggi).

2) keasaman yang tinggi bertentangan/menghambat absorbsi beberapa hara

terutama kation seperti K, Ca, dan Mg yang kadarnya rendah di dalam tanah.

Hara P terikat dalam tanah asam.

3) dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme dapat menurun.

4) aktivitas bakteri nitrifikasi dan penambat nitrogen dihambat.

5) jenis penyakit yang disebabkan oleh fungi tertentu seperti penyakit kudis pada

kentang (potato scab) dipacu oleh tanah yang asam.

Hal yang sama kebasaan tanah yang tinggi (high alkalinity) juga

berpengaruh kurang baik bagi pertumbuhan tanaman. Kebasaan tanah

berpengaruh pada ke-beradaan kation seperti Na, K, Ca, dan Mg dalam tanah.

3. Faktor BiotikFaktor biotik adalah faktor yang berpengaruh menguntungkan atau merugikan

yang disebabkan oleh tanaman lain dan hewan pada tanaman pertanian.

a. Faktor tanaman/tumbuhan

Kompetisi dan komplementer antar tanaman: kompetisi akan terjadi apabila

antar tanaman membutuhkan hara, air, dan sinar matahari. Untuk mendapatkan

hasil tanaman yang maksimum diperlukan luas daun yang maksimum untuk

dapat memanfaatkan sinar matahari, hara, dan air yang tersedia secara

maksimum. Jarak tanam yang sempit mengurangi hasil per tanaman, sedangkan

jarak tanam yang lebar akan mengurangi hasil total per satuan luas karena

jumlah tanaman lebih sedikit. Oleh karena itu jarak tanam optimum sangat

penting dalam praktek budidaya tanaman. Akan tetapi dalam kasus penanaman

tanaman yang berbeda secara bersamaan seperti penanaman campuran, hasil

menjadi lebih baik. Sebagai contoh penanaman bersama tanaman legume

dengan serealia.

Kompetisi antara gulma dengan tanaman: Gulma adalah tumbuhan yang

tumbuh dimana mereka tidal( dikehendaki baik waktu maupun tempatnya. Gulma

dapat menurunkan hasil tanaman karena berkompetisi dengan tanaman dalam

hal mendapatkan air, hara dan cahaya matahari. Di samping itu keberadaan

gulma di antara tanaman menyebabkan meningkatnya biaya tenaga untuk

menyiang dan biaya untuk peralatan, mempersulit panenan, menurunkan kualitas

dan pemasaran, menjadi tanaman inang serangga, fungsi, virus dan bakteri, dan

beberapa jenis gulma meracun manusia dan temak.

Page 18: Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Universitas Gadjah Mada

Pada daerah non irigasi, kompetisi antara gulma dan tanaman besar dalam

memperebutkan air. Koefisien transpirasi untuk Bermuda grass (Cynodon

dactylon) adalah 813, sedangkan untuk sorghum hanya 430. Dengan

membebaskan tanah dari gulma, dalam satu are tanah dengan

kedalaman 6 kaki, dapat dihemat 300-500 ton air. Di daerah yang

beririgasi, kompetisi terjadi dalam mendapatkan unsur hara.

Gulma di tanah yang bero menghabiskan kelembaban dan hara tanah. Di

samping itu gulma juga akan menutup saluran drainase dan menghalangi aliran

air dalam pant dan sungai. Pengendalian gulma hams dilakukan untuk

mendapatkan aliran air dalam pant dan sungai. Pengendalian gulma harus

dilakukan untuk mendapatkan hasil tanaman yang tinggi.

Tanaman dan parasit: Parasit tanaman, untuk dapat hidup tergantung pada

tanaman inangnya. Dalam keadaan yang menguntungkan, parasit berusaha untuk

mempengaruhi komunitas tanaman. Sebagai contoh parasit yang berupa fungi,

bakteri, virus dan sebagainya menyebabkan jenis penyakit yang berbeda pada

tanaman pertanian. Mikroorganisme untuk memperoleh makanannya melalui

perombakan tanaman-tanaman yang sudah mati dan sisa-sisa hewan (saprofit)

atau dengan menyerang tanaman dan hewan yang masih hidup (parasit). Dalam

mendapatkan makanannya, organisme parasit membunuh jaringan dan sel-sel

tanaman inang sehingga tanaman atau bagian-bagiannya rusak dan mati, atau

mengganggu proses metabolisme tanaman yang hidup. Dalam beberapa kasus

mereka juga menghasilkan substansi racun. Pengendalian penyakit dapat

dilakukan dengan penanaman varietas yang tahan, dengan khemikalia, sanitasi

lahan dan praktek budidaya.

b. Simbiosis

Hubungan timbal balik antar organisme secara biologis dinamakan dengan

simbiosis. Simbiosis antara tanaman legume dengan rhizobia penambat nitrogen

sangat nyata dalam meningkatkan hasil tanaman. Tanaman itu sendiri tidak

mampu memanfaatkan unsur nitrogen yang ada di udara/atmosfer untuk

kelangsungan hidupnya. Oleh karena perlu organisme lain untuk mendapatkan-

nya. Dua kelompok bakteri yang ikut serta dalam penangkapan/penambatan gas

nitrogen dan memanfaatkannya adalah Rhizobium sp. yang terdapat dalam bintil

akar tanaman legume dan beberapa jenis bakteri yang hidup bebas seperti

Page 19: Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Universitas Gadjah Mada

Azotobacter dan Aerobacter yang hidup secara aerob heterotrof. Bakteri lain

yang hidup secara anaerob heterotrof adalah Clostridium dan Derxia.

Selain dengan tanaman legume, simbiosis dengan tanaman lain (non

legume) sekarang sudah banyak dikenal, misalnya dengan tanaman

Angiospermae ((Alnus, Casuarina, Cercocarpus, Dryas, Myrica, Comptonia, dan

sebagainya) dan Gymnospermae (Ceratozamia, Cycas, Encephalaaros,

Podocarpus, Macrozamia, dsb). Meskipun demikian, pada simbion tanaman non-

legume ini isolasi terhadap organisme penambat nitrogennya masih sulit

dilakukan, tidak seperti pada tanaman legume. Pada tanaman Alnus dan Myrica

bintil endofit berupa actinomycetes yang menginfeksi pada kortek nodul/bintil,

tidak seperti pada tanaman legume yang menginfeksi pada jaringan intravasculer

(pembuluh). Simbion pada Gymnospermae Podocarpus berupa phycomycetes

yang terjadi dalam sel kortek nodul. Sebaliknya pasangan Gymnospermae

Macrozamia dan Encephalartos adalah ganggang biru hijau (species Nostoc dan

Anabaena) yang terdapat dalam ruang udara khusus dalam nodul. Ganggang biru

hijau juga menambat nitrogen bersama dengan jamur/fungsi (dalam lichenes) dan

dengan paku air Azolla. Pada Azolla, ganggang simbion adalah Anabaena azollae

yang terdapat pada rongga udara di bawah ujung daun (Duckett et al. cit.

Matheson et al., 1975). Bintil penambat nitrogen pada Trema sp. tanaman

tahunan berkayu (Angiospermae) ditemukan akhir-akhir ini (Trinick, 1973 cit.

Matheson et al., 1975). Simbion pada tanaman cowpea (kacangkacangan) telah

diidentifikasi sebagai bakteri Rhizobium.

Sumbangan N pada penambatan tanaman non-legume Angiospermae cukup

besar, sebagai contoh penambatan oleh tanaman Alnus dan Hippophae

menghasilkan 150 kg per hektar per tahun. Akan tetapi sumbangan/kontribusi dari

Gymnospermae sangat kecil. Penambatan nitrogen simbiotik dengan tanaman

legume:

Simbiosis antara legume - Rhizobium telah banyak dipelajari secara luas.

Tanaman ini sangat nyata membantu manusia dalam penyediaan pangan dan

pakan. Peranan legume dalam penyediaan pangan dan pakan karena

kemampuannya dalam menambat nitrogen dari udara/atmosfer. Pada padang

penggembalaan (pasture) legum ditanam berasosiasi dengan spesies rumputan.

Legume menyediakan sumber protein yang tinggi pada tanaman makanan ternak

(forage) dan juga menambat nitrogen untuk kebutuhan dirinya sendiri. Nitrogen

menjadi tersedia bagi rumputan setelah sisa tanaman legume mengalami proses

Page 20: Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Universitas Gadjah Mada

dekomposisi. Dengan demikian legume sangat penting dalam menyumbang

nitrogen pada sistem padang penggembalaan.

Pada sistem pertanaman (cropping system) tanaman legume penghasil biji

dapat menyumbang nitrogen secara nyata. Sebagai contoh tanaman legume

berbiji (grain legume) yang membentuk nodul dengan baik menambat nitrogen

untuk kebutuhan dirinya sendiri sehingga hasil bijinya berprotein tinggi. Sisa

tanaman seperti daun, batang, akar dan nodul mengandung nitrogen relatif

tinggidibandingkan dengan tanaman non-legume seperti jagung dan sorghum.

Kecepatan dekomposisi sisa-sisa tanaman tergantung pada beberapa faktor

seperti: kandungan air, suhu dan jumlah nitrogen dalam bahan tanaman.

Sumbangan nitrogen hasil penambatan tanaman legume. pada padang

penggembalaan dan sistem penanaman banyak bervariasi tergantung pada jenis,

dan kondisi lingkungan. Pada padang penggembalaan di daerah temperate,

penambatan nitrogen umumnya mendekati 150-250 kg N/ha per tahun. Di daerah

tropis dan subtropis dimana pertumbuhan dapat terjadi sepanjang tahun dengan

pengairan, hasil penambatan nitrogen lebih tinggi, mencapai 400 kg/ha per tahun.

Penambatan N pada tanaman kedelai berkisar 80-160 kg N/ha per tanaman.

Pada simbiosis tanaman legume, bakteri menggunakan karbohidrat tanaman

inangnya sebagai energi untuk menambat nitrogen dari atmosfer, sebagian untuk

menginfeksi tanaman inang. Bakteri yang hidup bebas mendapatkan energinya

dari bahan organik tanah, menambat nitrogen bebas dan menggunakan untuk

dirinya. Apabila bakteri tersebut mati, nitrogen yang tersedia dalam jaringan

tubuhnya digunakan untuk tanaman.

c. Binatang/hewan

Hewan dalam tanah meliputi: protozoa, nematoda, siput, dan serangga

merupakan bagian penting dari lingkungan akar tanaman. Semua organisme ini

membantu dalam proses dekomposisi bahan organik tanah dan digunakan untuk

kepentingan hidupnya.

Sebagian dari hewan tanah yang berupa serangga dan nematoda dapat

merusak tanaman sebagai hama, bahkan setelah panen, biji-biji dapat rusak

karena serangga. Rata-rata kehilangan hasil akibat serangan serangga telah

dilaporkan kira-kira 20 % di seluruh dunia.

Hewan yang menguntungkan: banyak tanaman yang dalam penyerbukan-

nya dibantu/dilakukan oleh serangga. Kumbang dan lebah mungkin merupakan

Page 21: Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Universitas Gadjah Mada

penyerbuk tanaman yang sangat penting. Ngengat dan kupu-kupu juga mampu

melakukan penyerbukan. Cacing tanah dapat memperbaiki aerasi dan drainase

tanah sehingga dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman.

Hewan-hewan kecil dan besar juga sangat mempengaruhi kehidupan

tanaman karena hewan-hewan mengkonsumsi tanaman sebagai pakannya.

Tanaman pertanian yang terdapat di dekat habitat hewan-hewan tersebut akan

mengalami kerusakan besar apabila tidak dilakukan pengendalian/ perlindungan.

4. Faktor fisiografikLapisan geologi dan topografi sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Lapisan geologi: macam/jenis lapisan geologik tidak hanya mempengaruhi jenis

batuan induk yang membentuk tanah, tetapi juga mempengaruhi macam tanaman

yang dapat dibudidayakan.

Topografi: sifat atau keadaan alam permukaan tanah dikenal sebagai faktor

topografi, yaitu meliputi:

a. ketinggian tempat

b. keterjalan kemiringan

c. kemiringan yang terkena cahaya dan angin

d. arah rentetan pegunungan.

Faktor topografi berpengaruh pada kehidupan tanaman oleh adanya modifikasi

iklim dan faktor tanah suatu tempat.

ad a. Ketinggian tempat. Ketinggian tempat biasanya berhubungan dengan:

1) penurunan suhu

2) peningkatan presipitasi

3) peningkatan kecepatan angin

Telah diketahui bahwa kenaikan tinggi tempat per 1000 m akan

menurunkan suhu 6-7°C kecuali pada lembah dan dataran rendah.

Peningkatan presipitasi dan kekuatan angin mempengaruhi keadaan alam

tanah dan vegetasi. Bahan organik meningkat dan kandungan nitrogen serta

keasaman tanah.

Di pegunungan terjadi perubahan suhu sesuai dengan ketinggan tempat,

memberikan pola sonasi (pengelompokan) vegetasi tertentu seperti halnya

urutan vegetasi yang dijumpai dari daerah equator ke kutub.

ad b. Keterjalan kemiringan. Kemiringan yang terjal mempercepat run-

Page 22: Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Universitas Gadjah Mada

off setelah hujan. Hal ini menurunkan kandungan lengas tanah. Di samping

tanah menjadi tidak stabil juga akan menyebabkan terjadinya erosi, humus

tidak dapat terakumulasi sehingga batuan gundul akan nampak. Keadaan ini

tidak dapat digunakan untuk meningkatkan hasil tanaman. Oleh karena itu

perlu dilakukan konservasi tanah.

ad c. Kemiringan yang terkena cahaya dan angin. Lereng gunung mendapat/terkena

intensitas cahaya yang rendah/lemah dan tiupan angin yang kuat,

sebagaimana halnya di lereng bagian utara di daerah temperate dan

pegunungan Himalaya tanaman sulit/kurang untuk mendapatkan cahaya dan

kelembaban. Hal sama dijumpai pada kemiringan bagian barat daerah

pegunungan Tamil Nadu didapatkan tanaman yang rusak karena angin.

ad d. Arah deretan pegunungan. Pembagian curah hujan di seluruh negara selama

musim hujan ditentukan oleh arah rentetan pegunungan. Pola hujan sangat

mempengaruhi type atau jenis tanaman yang dibudidayakan dengan kondisi

kering dan tanah yang berbeda.

5. Faktor antrofikManusia telah menghasilkan banyak perubahan tanaman di lingkungan/

sekitarnya. Pengaruh perbaikan oleh pemulia tanaman telah meningkatkan hasil

tanaman, introduksi tanaman dari luar negeri sangat mempengaruhi pertumbuhan

tanaman.

Keberhasilan pertanian tidak hanya tergantung pada pengetahuan fisik, kimia,

dan biologis tanah yang baik, tetapi bahan tanah dan pengelolaannya. Hal yang

paling penting hams diperhatikan dalam budidaya tanaman adalah hubungan antara

tanah dan tanaman yang akan dibudidayakan. Walaupun masalah pengelolaan

tanah sangat berbeda dengan keadaan alam tanah, keadaan iklim dan jenis

tanaman yang akan dibudidayakan, masih merupakan faktor dasar yang hams

dikuasai dalam praktek pengelolaan tanah di manapun.

Pengelolaan tanah yang baik hams didasarkan pada petunjuk sebagai berikut:

a. memilih tanaman yang tepat pada tanah tertentu

b. memelihara tanah sehingga sesuai untuk pertumbuhan tanaman

c. meningkatkan kemampuan produktivitas tanah

d. merekomendasikan metode pertanian yang menguntungkan secara ekonomi.

Pengetahuan tanah dan praktek pengelolaan tanaman sangat berpengaruh pada

peningkatan hasil tanaman.