FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN JERUK MANIS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH: ASMIDAH 090304012 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2013
84
Embed
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN … filemempengaruhi permintaan jeruk manis di kota medan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran jeruk manis di kota Medan Provinsi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN
DAN PENAWARAN JERUK MANIS DI PASAR
TRADISIONAL KOTA MEDAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
SKRIPSI
OLEH:
ASMIDAH
090304012
AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2013
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN
DAN PENAWARAN JERUK MANIS DI PASAR
TRADISIONAL KOTA MEDAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
SKRIPSI
OLEH:
ASMIDAH
090304012
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan
ASMIDAH (090304012) dengan judul skripsi “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Jeruk Manis di Pasar Tradisional Kota Medan Provinsi Sumatera Utara”. (Studi Kasus : Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota, Pasar Petisah Kecamatan Medan Petisah, dan Pasar Medan Deli Kecamatan Medan Barat). Penelitian ini dibimbing oleh bapak DR.Ir. Rahmanta Ginting, M.Si, selaku ketua komisi pembimbing skripsi dan bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si, selaku anggota komisi pembimbing skripsi.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jeruk manis di kota medan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran jeruk manis di kota Medan Provinsi Sumatera Utara.
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode penelusuran (accidental). Adapun jumlah sampel sebanyak 60 sampel, yaitu 30 sampel pembeli jeruk manis dan 30 sampel penjual jeruk manis . Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis yang digunakan dengan uji regresi linier berganda dengan memakai uji asumsi klasik dan dengan alat bantu perangkat lunak SPSS.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penawaran jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana F hitung (50,629) > F tabel (2,975) pada ∝ = 5%. Secara parsial harga beli pedagang tidak berpengaruh terhadap jumlah penawaran jeruk manis dapat dilihat pada uji t, dimana t-hitung (-0,887) < t-tabel (2,048), secara parsial biaya penjualan berpengaruh terhadap jumlah penawaran jeruk manis, dimana t-hitung (2,182) > t-tabel (2,048), dan keuntungan berpengaruh terhadap penawaran jeruk manis, dimana t-hitung (3,782) > t-tabel (2,048). Permintaan jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli konsumen, pendapatan, dan jumlah tanggungan. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana F-hitung (35,388) > F-tabel (2,975) pada ∝ = 5%. Secara parsial harga beli konsumen berpengaruh terhadap jumlah permintaan jeruk manis dapat dilihat pada uji t, dimana t-hitung (4,584) > t-tabel (2,048), secara parsial pendapatan konsumen berpengaruh terhadap jumlah permintaan jeruk manis, dimana t-hitung (7,558) > t-tabel (2,048), dan jumlah tanggungan tidak berpengaruh terhadap permintaan jeruk manis, dimana t-hitung (1,143) < t-tabel (2,048). Kata Kunci : Jumlah Permintaan, Jumlah Penawaran, Harga, Pendapatan, Biaya Penjualan, Keuntungan,
RIWAYAT HIDUP
ASMIDAH, dilahirkan di Panyabungan, Mandailing Natal pada tanggal 02 Juli
1991 dari Ayahanda Alm. H.Asrin Siregar dan Ibunda Hj. Jamilah Lubis. Penulis
merupakan putri pertama dari 5 bersaudara.
Jenjang pendidikan :
1. Tahun 2003 penulis lulus sekolah dasar dari SD Negeri No. 142578 Pidoli
panyabungan, Madina.
2. Tahun 2006 penulis lulus Sekolah Menengah Pertama dari SMP Negeri 1
Panyabungan, Madina.
3. Tahun 2009 penulis lulus Sekolah Menengah Atas dari SMA Negeri 1
Panyabungan Selatan, Madina.
4. Tahun 2009 penulis diterima di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara melalui jalur PMDK (Penelusuran Minat Dan
Kemampuan).
5. Pada bulan Juli 2013 penulis mengikuti praktek kerja lapangan (PKL) di Desa
Gunung Para II, Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten Serdang Bedagai.
6. Pada bulan April tahun 2013 penulis melakukan penelitian skripsi di pasar
tradisional Kota Medan yaitu Pusat Pasar Kecamatan Medan Kota, Pasar
Petisah Kecamatan Medan Petisah, dan Pasar Medan Deli Kecamatan Medan
Barat.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan nikmat iman, islam, ihsan serta kesehatan, sehingga
dapat menjalankan syari’at_Nya dan menjauhi segala bentuk larangan_Nya
dengan penuh keridhaan. Shalawat berangkaikan salam kepada baginda
Rasulullah SAW yang telah menerangi cahaya kehidupan dari alam kejahiliyahan
menjadi terang-benderang dengan wahyu Al-Quran dan ilmu pengetahuan.
Syukur alhamdulillah, dengan penuh kegigihan dan kesungguhan penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya pada Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Jeruk
Manis di Pasar Tradisional Kota Medan Provinsi Sumatera Utara”.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak DR.Ir.Rahmanta Ginting, M.Si selaku ketua komisi pembimbing
yang telah banyak membimbing dan memberikan masukan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik
2. Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si selaku anggota komisi Pembimbing
yang telah banyak membimbing dan memberikan masukan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik
3. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara, M.Ec
selaku sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara yang telah memfasilitasi penulis dalam perkuliahan.
4. Ayahanda tercinta Alm. H. Asrin Siregar dan Ibunda tersayang Hj. Jamilah
Lubis yang senantiasa memberikan doa, cinta, motivasi, semangat, kasih
sayang, dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini, dan terus
memberikan arahan mengenai arti dan tujuan hidup ini.
5. Seluruh Dosen Program dan staf pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara yang selama ini telah membekali ilmu
pengetahuan kepada penulis.
6. Seluruh pegawai di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara khususnya
pegawai Program Studi Agribisnis yang telah membantu seluruh proses
administrasi
7. Teman-teman Program Studi Agribisnis yang sama-sama berjuang dalam
meraih gelar S1 khususnya Roma, Ummul, Litna, Kiki, Sri, , uzul, Ari dan
teman-teman diluar Program Studi Agribisnis yang membantu penulis untuk
mencari data dan mendampingi kelapangan untuk kebutuhan penelitian yaitu
Dini Aisyah, Faisal, dan Hidayah.
Akhir kata, penulis menyusun skripsi ini tentunya tidak luput dari kekurangan dan
kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, penulis mohon maaf
sebesar-besarnya, untuk itu kritik dan masukan yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan skripsi ini nantinya. Semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca semua dan semoga Allah senantiasa
memberikan rahmat_Nya untuk kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin.
Medan, Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ................................................................................................ i
RIWAYAT HIDUP .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................... 1.2 Identifikasi Masalah ........................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 5 1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................... 5
BAB III METODE PENELITIAN ............................................... 18 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ................................. 20 3.2 Metode Penentuan Sampel ................................................. 20 3.3 Metode Pengumpulan Data................................................. 21 3.4 Metode Analisis data .......................................................... 21
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ......................... 31 4.1 Kondisi Geografis Kota Medan .......................................... 31 4.2 Kependudukan ................................................................... 32 4.3 Penduduk Kota Medan Menurut Tingkat Pendidikan .......... 33 4.4 Penduduk Kota Medan Menurut Mata Pencaharian ........... 33 4.5 Penggunaan Tanah ............................................................ 35
4.6 Sarana dan Prasarana ......................................................... 35 4.7 Karakteristik Pasar (Lokasi Penelitian) di Pasar Tradisional 37
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................... 41 5.1 Hasil Analisis Jumlah Penawaran Jeruk Manis ................... 41 5.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Jeruk Manis .............................................................. 42 5.1.2 Interpretasi Hasil Penawaran Jeruk Manis ................. 42 5.1.3 Interpretasi Model Penawaran Jeruk Manis .............. 43 5.2 Hasil Analisis Jumlah Permintaan Jeruk Manis................... 48 5.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Jeruk Manis .............................................................. 48 5.2.2 Interpretasi Hasil Permintaan Jeruk Manis ................ 49 5.2.3 Interpretasi Model Permintaan Jeruk Manis .............. 50 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................ 56 6.1 Kesimpulan ........................................................................ 56 6.2 Saran .................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Keterangan Hal 1 Kurva Penawaran 9
2 Pergeseran Kurva Penawaran 10
3 Kurva Permintaan 12
4 Pergeseran Kurva Permintaan 13
5 Skema Kerangka Pemikiran 16
6 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas 46
Jumlah Penawaran
7 Histogram Uji Normalitas Jumlah Penawaran 47
8 Scatterplot Uji Normalitas Jumlah Penawaran 48
9 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas 53
Jumlah Permintaan
10 Histogram Uji Normalitas Jumlah Permintaan 54
11 Scatter Plot Uji Normalitas Jumlah Permintaan 54
DAFTAR TABEL
Tabel Keterangan Hal 1 Konsumsi Jeruk Manis Perkapita/Tahun, Tahun 2009-2011 3
2 Produksi Jeruk di Sumatera Utara Tahun 2009-20116 4
3 Kadar Vitamin dan Zat Mineral Buah Jeruk Tiap 100 gram 7
4 Nama Pasar, Kecamatan, Luas Lahan Pasar, dan Jumlah Pedagang 19
di Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2011
5 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kot ....... 33
Medan Tahun 2011
6 Penduduk Kota Medan Menurut Tingkat Pendidikan ..................... 33
7 Mata Pencaharian Penduduk di Kota Medan, Tahun 2011 34
8 Luas dan Penggunaan Tanah di Kota Medan, Tahun 2011 35
9 Sarana dan Prasarana di Kota Medan, Tahun 2011 .............. 37
10 Hasil Analisis Jumlah Penawaran 45
11 Nilai Coefficient dan VIF Jumlah Penawaran 45
12 Hasil Analisis Jumlah Permintaan 49
13 Coefficient dan VIF Jumlah Permintaan 52
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Keterangan
1 Konsumsi Jeruk Manis Perkapita/Tahun, Tahun 2009-2011.
2 Produksi Jeruk di Sumatera Utara Tahun 2009-2011.
3 Nama Pasar, Kecamatan, Luas Lahan Pasar, dan Jumlah Pedagang di Pasar
Tradisional Kota Medan.
4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Jeruk Manis.
5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jeruk Manis.
6 Biaya Penjualan Jeruk Manis di Pasar Tradisional Kota Medan.
7 Jumlah Pembelian, Harga Pembelian Pedagang, dan Biaya Pembelian
Pedagang
8 Jumlah Penjualan, Harga Penjualan, dan Penerimaan
9 Hasil Analisis Regresi Penawaran Jeruk Manis.
10 Hasil Analisis Regresi Permintaan Jeruk Manis.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumatera Utara dikenal sebagai penghasil komoditas perkebunan dan hortikultura.
Salah satu komoditas hortikultura yang dihasilkan Sumatera Utara adalah jeruk.
Provinsi penghasil utama komoditas unggulan hortikultura yaitu Sumatera Utara,
Sulawesi Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Timur dan NTT
(Departemen Pertanian, 2009).
Jeruk manis dengan nama lain citrus aurantium adalah buah yang populer di
masyarakat. Kandungan senyawa dalam jeruk manis yang kaya vitamin C,
potassium, dan folid acid, dapat berfungsi untuk menghambat sel-sel kanker.
Selain kaya serat, buah berwarna kuning ini juga mengandung hesperidin yang
mampu menurunkan resiko penyakit jantung, mencegah kolesterol, menurunkan
tekanan darah, dan masih banyak manfaat buah jeruk lainnya yang dibutuhkan
oleh tubuh. Dalam satu buah jeruk manis ukuran sedang terdapat 16 gram
karbohidrat yang mengandung 70 kalori. Karbohidrat ini penting sebagai sumber
energi tubuh, terutama untuk otak. Nilai serat dalam sebuah jeruk manis setara
dengan 12 persen yang dibutuhkan per hari
(Anggen, 2012).
Kebutuhan terhadap buah-buahan, seperti buah jeruk terus meningkat sejalan
dengan meningkatnya jumlah penduduk, tingkat pendapatan masyarakat, dan
makin tingginya kesadaran masyarakat tentang pentingnya makanan bergizi.
Kebutuhan terhadap buah jeruk juga cenderung meningkat dengan adanya
kemajuan teknologi dan pengetahuan yang memungkinkan pengolahan buah-
buahan lebih beragam. Hal ini berarti membuka peluang yang baik bagi petani dan
pengusaha jeruk (Indriani, 1993).
Selain dipasarkan dalam bentuk segar, buah jeruk dengan bantuan tekhnologi
moderen bisa diolah sedemikian rupa misalnya, minuman segar, sari
buah/jus/minuman kotak, syirup, minyak wangi, jelly buah, tepung instan, sabun
dan lain-lain (Departemen Pertanian, 2007).
Jeruk merupakan komoditas buah yang cukup menguntungkan untuk diusahakan.
Jika diusahakan dengan sungguh-sungguh terbukti mampu meningkatkan
kesejahteraan petani, seperti meningkatkan pendapatan masyarakat, kesempatan
kerja, konsumsi buah meningkat, dan dapat menumbuh-kembangkan
perekonomian regional serta peningkatan pendapatan nasional. Oleh karena itu
pemacuan produksi jeruk dan perbaikan manajemen penjualan sesuai permintaan
pasar akan berdampak nyata terhadap kelangsungan hidup banyak masyarakat
khususnya yang mencari nafkah dibidang usaha buah jeruk (Departemen
Pertanian, 2007)
Kenaikan permintaan buah jeruk dapat dilihat dengan meningkatnya konsumsi
buah jeruk. Pada tabel 1 menunjukkan bahwa konsumsi jeruk manis berubah
setiap tahunnya, konsumsi jeruk manis Sumatera Utara tahun 2009 sebanyak
35.112.500 kg/perkapita/tahun dan tahun 2010 sebanyak 34.397.000
kg/kapita/tahun, sehingga konsumsi jeruk tahun 2009-2010 mengalami penurunan
sekitar 5,8%. Sedangkan tahun 2011 jumlah konsumsi jeruk manis sebanyak
34.715.000 kg/kapita/tahun, hal ini mengindikasikan bahwa volume konsumsi
jeruk tahun 2010-2011 mengalami peningkatan sekitar 2,7%.
Tabel 1. Konsumsi Jeruk Manis Perkapita/Tahun (Kg), Tahun 2009-2011. No. Komoditi Total Konsumsi Hortikultura Perkapita/Tahun (Kg)
Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa kandungan nutrisi seperti Vit. C dan Besi pada
jeruk manis lebih tinggi dibandingkan dengan jeruk keprok yaitu sebesar 50 mgr
Vit.C dan 0,3 mgr Besi pada jeruk manis, sedangkan Vit.C pada jeruk keprok
sebesar 30 mgr sementara besi tidak terkandung didalamnya, kemudian
kandungan kapur atau kalsium, besi, protein dan Vit. A jeruk manis lebih tinggi
dibandingkan dengan jeruk nipis dan jeruk grape sebesar 40 mgr kapur 0,3 mgr
besi 0,5 grm protein dan 200 grm Vit. A pada jeruk manis.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Penawaran (Supply)
Hukum penawaran menjelaskan hubungan antara harga suatu barang dengan
jumlah penawaran barang tersebut. Makin tinggi harga barang, makin banyak
jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh para penjual, dan sebaliknya makin
rendah harga suatu barang makin sedikit jumlah barang yang ditawarkan oleh
penjual, dengan anggapan faktor-faktor lain tidak berubah (Daniel, 2002).
Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat
hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang yang ditawarkan oleh para
penjual. Dalam hukum ini dinyatakan bagaimana keinginan para penjual dalam
menawarkan barangnya apabila harganya tinggi dan bagaimana pula keinginannya
ketika harganya rendah (Sukirno, 2003).
Adapun bentuk kurva penawaran adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Kurva Penawaran
Dimana:
P : Harga
Q : Jumlah barang yang diminta
S : Penawaran
A : Merupakan Penawaran yang terbentuk dari pertemuan P1 dan Q1
B : Merupakan Penawaran yang terbentuk dari pertemuan P2 dan Q2
Kurva penawaran menanjak ke atas, yang menggambarkan bahwa jumlah yang
ditawarkan naik dengan kenaikan harga. Penawaran (Supply) menunjukkan
seluruh hubungan antara jumlah suatu komoditi yang ditawarkan dan harga
komoditi tersebut, dimana variabel-variabel lain dianggap tetap. Suatu titik pada
kurva penawaran menggambarkan jumlah yang ditawarkan (the quantity
supplied) pada harga tersebut (Kadariah, 1994).
S P
Q
P2
P1
Q2 Q1
A
B
Pergeseran kurva penawaran dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2. Pergeseran Kurva Penawaran.
Pergeseran kurva penawaran dari kurva S ke S1 disebut dengan pergeseran kurva
penawaran, menunjukkan adanya pertambahan dalam jumlah suatu barang yang
ditawarkan.
Menurut (Rahardja dan Mandala, 2008), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
penawaran yaitu :
1. Harga beli pedagang
Untuk mengembangkan teori tentang penentuan harga suatu komoditi, perlu
dipelajari hubungan antara jumlah yang ditawarkan (the quantity supplied) dari
setiap komoditi dan harga komoditi tersebut. Suatu teori ekonomi dasar
menjelaskan bahwa makin tinggi harga suatu komoditi, makin banyak jumlah
barang yang ditawarkan. Sebabnya ialah karena keuntungan yang dapat diperoleh
dari produksi suatu komoditi akan naik jika harga tersebut naik, demikian juga
sebaliknya, sedangkan input yang dipakainya tetap.
B
A
S
Q1 Q2
Q
S1 P
P1
P2
2. Biaya penjualan
Biaya penjualan merupakan biaya yang dikeluarkan produsen untuk
menghasilkan ouput barang dan jasa. Apabila variabel-variabel lain dianggap
tetap, maka makin tinggi biaya produksi yang dipakai dalam produksi suatu
komoditi, makin kecil keuntungan yang diperoleh dari produksi komoditi tersebut.
Kenaikan dalam biaya penjualan akan menggeser kurva penawaran ke kiri, yang
menunjukkan bahwa semakin sedikit jumlah yang ditawarkan pada setiap harga
tertentu. Penurunan dalam biaya akan menggeser kurva penawaran ke kanan
3. Keuntungan
Produsen dianggap selalu bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan. Artinya
bahwa produsen selalu memilih tingkat output yang dapat memberikan
keuntungan maksimum. Keuntungan diperoleh dari total penerimaan dikurangi
total biaya yang dikeluarkan oleh produsen.
2.2.2 Permintaan (demand)
Menurut Daniel (2002), permintaan (Demand) adalah jumlah barang yang diminta
oleh konsumen pada suatu pasar. Sementara pasar adalah tempat terjadinya
transaksi antara produsen dan konsumen atas barang – barang ekonomi. Sebagian
ahli mengatakan bahwa pengertian permintaan adalah jumlah barang yang
sanggup dibeli oleh para pembeli pada suatu tempat dan waktu tertentu dengan
harga yang berlaku pada saat itu.
Menurut Sudarsono (1990), Tenaga beli seseorang tergantung atas dua unsur
pokok yaitu pendapatan yang dibelanjakan dan harga barang yang dikehendaki.
Apabila jumlah pendapatan yang dibelanjakan oleh seseorang berubah maka
jumlah barang yang diminta juga akan berubah demikian juga halnya harga
barang yang dikehendaki juga dapat berubah. Secara matematis pengaruh
perubahan harga dan pendapatan terhadap jumlah yang diminta dapat diketahui
secara serentak.
Menurut Sukirno (2003), Hukum Permintaan pada hakekatnya merupakan suatu
hipotesis yang menyatakan: “Semakin rendah harga suatu barang maka semakin
banyak permintaan terhadap barang tersebut”.
Adapun bentuk kurva permintaan adalah sebagai berikut :
Gambar 3. Kurva Permintaan
Dimana:
P : Harga
Q : Jumlah barang yang diminta
D : Permintaan
A : Merupakan Permintaan yang terbentuk dari pertemuan P1 dan Q1
B : Merupakan Permintaan yang terbentuk dari pertemuan P2 dan Q2
D
P
P2
P1
Q Q1 Q2
A
B
Menurut Hanafie (2010), kurva permintaan bergerak turun dari kiri atas ke kanan
bawah (menurut kebiasaan internasional, harga diukur pada sumbu tegak P dan
jumlah diukur pada sumbu horizontal Q). Kurva permintaan pasar diperoleh dari
penjumlahan berbagai jumlah barang yang mau dibeli oleh sekian banyak
konsumen pada masyarakat dengan harga tertentu.
Menurut Kadariah (1994), Kurva permintaan menggambarkan hubungan antara
jumlah yang diminta dan harga, dimana semua variabel lainnya dianggap tetap
(ceteris paribus), kurva ini memiliki slope negatif, yang menunjukkan bahwa
jumlah yang diminta (the quantity demanded) naik dengan turunnya harga.
Gambar 4. Pergeseran Kurva Permintaan
Pergeseran kurva permintaan ke kanan dari kurva D bergeser ke D1 menunjukkan
bahwa adanya pertambahan dalam permintaan suatu barang yang dapat
disebabkan oleh adanya perubahan faktor-faktor diluar harga barang itu sendiri
misalnya: pendapatan, jumlah penduduk, selera, dan lain-lain (Nuraini, 2006).
Menurut Pracoyo (2006), ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan
yaitu: 1. Harga barang itu sendiri
Q Q Q2
D D1
P1
P2
P
A
B
Naik turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi banyak/sedikitnya terhadap
jumlah barang yang diminta. Kuantitas akan menurun ketika harganya meningkat
dan kuantitas yang diminta meningkat ketika harganya menurun, dapat dikatakan
kuantitas yang diminta berhubungan negatif (negatively related) dengan harga.
Sesuai dengan hukum permintaan hubungan antara harga barang dan jumlah yang
diminta adalah negatif. Bila harga naik maka permintaan turun dan sebaliknya bila
harga turun permintaan akan naik dengan asumsi ceteris paribus. Dengan
demikian perubahan harga terhadap permintaan mempunyai arah yang
berkebalikan.
2. Pendapatan
Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi/rendahnya
pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas
permintaan. Jika permintaan terhadap sebuah barang berkurang ketika pendapatan
berkurang, maka barang tersebut dinamakan barang normal (normal goods).
Hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta adalah positif.
Bila pendapatan seseorang/masyarakat meningkat maka akan meningkatkan
permintaan terhadap suatu barang.
3. Jumlah Tanggungan
Jumlah tanggungan akan mempengaruhi jumlah permintaan terhadap suatu
barang. Semakin banyak tanggungan, maka jumlah permintaan akan semakin
meningkat. Hal ini berkaitan dengan usaha untuk memenuhi kecukupan
kebutuhan setiap individu yang ada di suatu tempat.
2.3 Kerangka Pemikiran
Pedagang jeruk manis melakukan penawaran di pasar tradisional. Penawaran yang
dilakukan oleh pedagang dipengaruhi oleh harga beli pedagang, biaya produksi
penjualan, dan keuntungan. Faktor-faktor ini juga akan dilihat apakah memang
berpengaruh terhadap penawaran jeruk manis.
Jeruk manis sangat disukai oleh konsumen pada saat ini baik dalam bentuk buah
segar maupun diolah seperti sari buah/jus, syirup, minyak wangi, jelly buah,
tepung instan, sabun dan lain-lain. Konsumen jeruk manis adalah mereka yang
melakukan kegiatan pembelian (mengkonsumsi) jeruk manis untuk memenuhi
kebutuhannya.
Adapun yang mempengaruhi permintaan jeruk manis adalah harga beli konsumen,
pendapatan rata-rata per bulan, dan jumlah tanggungan. Untuk itu maka faktor-
faktor ini perlu diteliti apakah memang benar berpengaruh terhadap permintaan
jeruk manis.
Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 5. Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan :
: menyatakan hubungan
: menyatakan pengaruh
Pedagang Jeruk Manis
Penawaran Jeruk Manis
Faktor – faktor yang mempengaruhi : 1. Harga beli pedagang 2. Biaya Penjualan 3. Keuntungan
Pasar
Permintaan Jeruk Manis
Faktor-faktor yang mempengaruhi : 1. Harga beli konsumen 2. Pendapatan rata-rata/bln 3. Jumlah tanggungan
Konsumen Jeruk Manis
2.4 Hipotesis Penelitian
1. Harga beli pedagang, biaya penjualan, dan keuntungan berpengaruh nyata
terhadap jumlah penawaran jeruk manis.
2. Harga beli konsumen, pendapatan rata-rata konsumen, dan jumlah tanggungan
berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan jeruk manis.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penetuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian permintaan dan penawaran jeruk manis yaitu di Kota Medan,
dengan pertimbangan daerah ini merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Utara,
kota yang penduduknya terbanyak di Sumatera Utara yaitu sekitar 2.117.224 jiwa
dan merupakan pusat perdagangan. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja
(purposive) dibeberapa pasar tradisional yang ada di Kota Medan. Pasar
tradisional yang dipilih sebagai lokasi penelitian adalah Pusat Pasar yang berada
di Kecamatan Medan Kota, Pasar Petisah di Kecamatan Medan Petisah, dan Pasar
Medan Deli di Kecamatan Medan Barat.
Alasan memilih lokasi penelitian karena ketiga pasar tersebut mempunyai luas
lahan pasar (m2) yang terluas diantara semua pasar tradisional serta memiliki
jumlah pedagang terbanyak diantara semua pedagang yang berada di pasar
tradisional Kota Medan.
Berdasarkan data dari PD Pasar Kota Medan bahwa Pusat Pasar yang berada di
Kecamatan Medan Kota memiliki luas lahan sekitar 41.091,00 m2 dan jumlah
pedagang sebanyak 2.560 pedagang, Pasar Petisah di Kecamatan Medan Petisah
memiliki luas lahan sekitar 24.256,00 m2 dan jumlah pedagang sebanyak 2.409
pedagang, serta Pasar Medan Deli di Kecamatan Medan Barat memiliki luas lahan
sekitar 8.500,00 m2 dan jumlah pedagang sebanyak 1.203 pedagang di Kota
Medan.
Tabel 4. Nama Pasar, Kecamatan, Luas Lahan Pasar, dan Jumlah Pedagang
di Pasar Tradisional Kota Medan.
No Nama Pasar Kecamatan Luas Lahan Pasar (m2)
Jumlah Pedagang
1. Pusat Pasar Medan Kota 41.091,00 2.560 2. Halat Medan Barat 5.851,20 576 3. Bakti Medan Area 3.863,16 533 4. Sukarame Medan Area Kebakaran tanggal
17 Okrober 2010 950
5. Titi Kuning Medan Johor 5.519,30 356 6. Kemiri Medan Kota 1.030,00 228 7. Kampung Baru Medan Maimun 360,10 70 8. Timah Medan Area 2.022,00 336 9. Sambu Medan Timur 3.456,00 780 10. Sambas Medan Kota 2.258,03 644 11. Petisah Medan Petisah 24.256,00 2.409 12. Sei Sikambing Medan Helvetia 6.166,00 794 13. Muara Takus Medan Polonia 3.950,10 216 14. Desa Lalang Medan Sunggal 5.358,00 719 15. Sunggal Medan Baru 943,65 93 16. Padang Bulan Medan Tuntungan 2.756,60 595 17. Simalingkar Medan Johor 7.370,43 940 18. Kwala Bekala Medan Helvetia 5.975,03 681 19. Helvetia Medan Tembung 5.630,86 1.142 20. Aksara Medan Petisah 3.435,20 816 21. Khandak Medan Perjuangan 1.210,34 100 22. Sentosa Baru Medan Barat 1.628,20 167 23. Glugur Medan Timur 3.171,00 384 24. Pendidikan Medan Barat 2.013,12 579 25. Medan Deli Medan Barat 8.500,00 1.203 26. Martubung Medan Labuhan 5.000,00 - 27. Titi Papan Medan Labuhan 3.986,93 115 28. Labuhan Medan Labuhan 3.666,00 457 29. Paus Medan Belawan 2.215,57 269 30. Jawa Medan Belawan 2.707,40 418 31. Kapuas Medan Belawan 1.965,45 114 32. Pisang Medan Belawan 1.251,00 125
Sumber: Direksi PD.Pasar Kota Medan (2010).
3.2 Metode Penentuan Sampel.
Metode penentuan sampel dilakukan dengan metode Accidental (penelusuran).
Pengambilan responden melalui metode ini adalah konsumen yang sedang
membeli jeruk manis dan penjual yang sedang menjual jeruk manis yang dijumpai
di daerah penelitian untuk meminta pendapat mereka mengenai hal yang
dibutuhkan untuk kelancaran penelitian ini.
Dari seluruh populasi penduduk Kota Medan diambil 60 sampel yaitu 30 sampel
pembeli jeruk manis dan 30 sampel penjual jeruk manis. Berdasarkan teori
penarikan contoh sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah ≥ 30 sampel
karena bagaimanapun bentuk populasi teori penarikan sampel menjamin akan
diperolehnya hasil yang memuaskan dan untuk penelitian yang menggunakan
analisa statistik, ukuran sampel paling minimum 30 (Walpole, 1992).
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan di pasar tradisional serta
wawancara kepada konsumen dan pedagang dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari
lembaga atau instansi terkait seperti Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara,
Badan Pusat Statistik (BPS), Direksi PD Pasar, dan dari literatur serta sumber
pendukung lainnya.
3.4 Metode Analisis Data
Setelah data dikumpulkan dan ditabulasi, selanjutnya dianalisis sesuai dengan
hipotesa yang akan diuji.
1). Hipotesis 1 diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan
alat bantu SPSS. Data yang dibutuhkan adalah harga beli pedagang, biaya
penjualan, dan jumlah pedagang dengan menggunakan rumus :
Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + µ
Keterangan :
Y = Jumlah penawaran jeruk manis (Kg/bln)
a = Koefisien intersep (konstanta), yaitu nilai Y jika
X1, X2, dan X3 = 0
b1, b2, b3 = Koefisen Regresi, yaitu nilai yang menunjukkan
peningkatan atau penurunan variabel Y yang
didasarkan pada variabel bebas X1, X2, dan X3)
X1 = Harga beli pedagang (Rp/kg/bln)
X2 = Biaya penjualan (Rp/bln)
X3 = Keuntungan (Rp/kg/bln)
µ = Kesalahan pengganggu
Pengambilan keputusan :
Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit)
Koefisien Determinasi (Goodness of Fit), yang dinotasikan dengan R2, merupakan
suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik
atau tidaknya model regresi yang terestimasi. Atau dengan kata lain angka
tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan
data yang sesungguhnya.
Nilai Koefisien Determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari
variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai Koefisien
Determinasi sama dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat
diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari Y
secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan demikian baik atau
buruknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R2 –nya yang mempunyai nilai
antar nol dan satu.
Uji F (Uji Simultan)
Uji F digunakan untuk menguji apakah sekelompok variabel bebas (independent
variable) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penawaran jeruk
manis sebagai variabel terikat (dependent variable). Hipotesis yang diajukan
adalah:
H0 : Variabel bebas secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang nyata
terhadap variabel terikat.
H1 : Variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang nyata terhadap
variabel terikat.
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung
dengan F tabel, yaitu dengan kriteria:
- Jika F hitung ≥ F tabel, maka H0 ditolak ; H1 diterima
- Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima ; H1 ditolak
Uji t (Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk menguji nyata atau tidaknya pengaruh variabel bebas
(independent variable) secara individu terhadap penawaram jeruk manis sebagai
variabel terikat (dependent variable). Hipotesis yang diajukan adalah:
H0 : Variabel bebas secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
H1 : variabel bebas secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai T hitung
dengan T tabel, yaitu dengan kriteria:
- Jika t hitung ≥ t tabel, maka H0 ditolak ; H1 diterima
- Jika, t hitung < t tabel, maka H0 diterima ; H1 ditolak
Uji Asumsi Klasik.
Penggunaan kriteria ini dalam pengujian hipotesis adalah untuk memutuskan
sejauh mana model estimasi mempunyai sifat- sifat yang tidak biasa, efisien, dan
konsisten. Sifat- sifat ini akan terpenuhi apabila model estimasi memenuhi
asumsi- asumsi yang diisyaratkan dalam model regresi linier klasik, dimana antara
lain tidak ada gejala multikolineritas, heteroskedastisitas, dan normalitas.
- Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan di mana ada hubungan linear secara sempurna
atau mendekati sempurna antara variabel independen dalam model regresi. Model
regresi yang baik adalah yang terbebas dari masalah Multikolinearitas.
Konsekuensi adanya Multikolinearitas adalah koefisien korelasi tidak tertentu dan
kesalahan menjadi sangat besar atau tidak terhingga.
Variabel yang menyebabkan Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance
yang lebih kecil dari 0,1 atau VIF yang lebih besar dari 10 (Priyatno, 2011).
- Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua
pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
Total 1.046.560 100 980.664 100 2.027.224 Sumber : BPS, Medan Dalam Angka (2012).
4.3 Penduduk Kota Medan menurut tingkat pendidikan
Penduduk Kota Medan menurut tingkat pendidikan terdiri dari tamatan SD, SLTP,
SLTA, dan Perguruan Tinggi. Untuk mengetahui lebih jelas tingkat pendidikan
penduduk Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Penduduk Kota Medan Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)
Persentase (%)
1 SD 271.812 46,37 2 SLTP 115.056 19,63 3 SLTA 128.319 21,90 4 Perguruan Tinggi Negeri 70.925 12,10 Total 586.112 100 Sumber: BPS, Medan dalam angka (2012).
Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Kota Medan paling
besar berada pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu sebesar 271.812
jiwa (46,37%), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yaitu sebesar 128.319
orang (21,90%), Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) yaitu sebesar 115.056
orang (19,63%), dan Peguruan Tinggi Negeri berjumlah 70.925 orang (12,10%).
4.4 Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk Kota Medan bermacam jenisnya yaitu pegawai
negeri, pegawai swasta, TNI/POLRI, tenaga pengajar, tenaga kesehatan, dan
masih banyak lagi yang lain jenis dan macam pekerjaannya. Untuk mengetahui
lebih jelas mengenai mata pencaharian penduduk Kota Medan dapat dilihat pada
Tabel 7.
Tabel 7. Mata Pencaharian Penduduk di Kota Medan Tahun 2011
No Mata pencaharian Jumlah (Jiwa)
Persentase (%)
1 Pegawai Negeri 19.253 4,82 2 Pegawai Swasta 15.580 3,91 3 TNI/POLRI 14.326 3,60 4 Tenaga Pengajar 45.426 11,40 5 Tenaga Kesehatan 3.290 0,82 6 Lain-lain 300.862 75,45 Total 397.737 100 Sumber: BPS, Medan dalam angka (2012).
Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan penduduk yang terbesar adalah
selain mata pencaharian dari pegawai negeri, pegawai swasta, TNI/POLRI, tenaga
pengajar, dan tenaga kesehatan yaitu sebesar 300.862 jiwa (75,45%). Kemudian
sebagai tenaga pengajar yaitu sebesar 45.426 orang (11,4%), pegawai negeri
sebesar 19.253 orang (4,82%), pegawai swasta 15.580 orang (3,93%),
TNI/POLRI Sebesar 14.326 orang (3,61%), dan tenaga kesehatan sebesar 3.290
orang (0,83%).
4.5 Penggunaan Tanah
Tabel 8. Luas dan Penggunaan Tanah di Kota Medan Tahun 2011
Total 26.510,00 100 Sumber: BPS, Medan Dalam Angka (2012).
Tabel 8 menunjukkan bahwa penggunaan lahan yang luas adalah kebun campuran
yaitu sebesar 11.956,01 ha (45,1%), pemukiman sebesar 9.623,13 ha(36,30%),
sawah 1.617,11 ha (6,10%), perusahaan 1.113,42 ha (4,20%), perkebunan 821,81
(3,10%), lahan jasa 503,69 ha (1,90%), hutan rawa 477,18 ha (1,80%), dan
industri sebesar 397,65 ha (1,50%).
4.6 Sarana dan Prasarana.
Sarana pendidikan di kota Medan sangat lengkap. Pada Tabel 10 menunjukkan
sarana pendidikan di Kota Medan mulai dari Play Group, Taman Kanak-kanak,
Sekolah Dasar berjumlah 816 unit, Sekolah Lanjut Tingkat Pertama berjumlah
348 unit, Sekolah Lanjut Tingkat Atas berjumlah 344 unit, hingga ke Perguruan
Tinggi berjumlah 33 unit dengan berbagai tingkat strata. Status sekolah pun
beragam mulai dari negeri, swasta maupun sekolah luar negeri yang tersebar di
setiap sudut dan pelosok Kota Medan dengan kwalitas yang beragam. Sarana
Kesehatan sangat di perlukan oleh penduduk kota besar seperti Kota Medan yang
berpenduduk besar. Sarana kesehatan yang ada yaitu puskesmas 39 unit, pustu 41
unit, BPU 357 unit, rumah bersalin 175 unit, dan rumah sakit 75 unit. Sarana
peribadatan juga sangat di perlukan oleh penduduk Kota Medan yang besar dan
beragam, dapat saling menerima diantara perbedaan yang ada sehingga tetap
saling menghormati, sarana peribadatan yang ada yaitu Masjid 1041 unit,
Musholla 699 unit, Gereja 751 unit, Kuil 34 unit, Wihara 22 unit, dan Klenteng 23
unit.
Sarana transportasi sangat lengkap di dalam kota, angkutan kota sangat banyak ke
segala penjuru Kota Medan. Jalan yang dalam kondisi baik sepanjang 3.154,3 km,
jalan dalam kondisi sedang 15,8 km, jalan dalam kondisi rusak 20,1 km, dan jalan
dalam kondisi rusak berat 1,4 km. Pasar tradisional maupun pasar modern banyak
sekali terdapat di Kota Medan. Masyarakat dengan mudah memilih ingin
berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern. Ada 32 unit pasar tradisional
dan 64 unit pasar modern pada tahun 2012 yang tersebar di setiap kecamatan
dengan keunggulan dan kelengkapan masing-masing pasar yang berbeda-beda.
Pasar tradisional umumnya buka pada pagi hingga siang atau sore hari, sedangkan
pasar modern buka pada pagi hingga malam hari. Dalam penelitian ini yang
menjadi sampel pasar tradisional adalah Pusat Pasar, Pasar Petisah, dan Pasar
Medan Deli. Sarana dan prasarana di Kota Medan saat ini sudah baik. Jenis-jenis
sarana yang tersedia baik sarana pendidikan, kesehatan, pasar, dan lainnya yang
sudah cukup memadai.
Tabel 9. Sarana dan Prasarana di Kota Medan Tahun 2011
No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)
1. Sekolah a. SD 816 b. SLTP 348 c. SLTA 344 d. Perguruan Tinggi 33
2. Kesehatan a. Puskesman 39 b. Pustu 41 c. BPU 357 d.Rumah Bersalin 175 e. Rumah Sakit 75
3. Tempat Peribadatan a. Masjid 1.041 b. Musholla 699 c. Gereja 751 d. Kuil 34 e. Wihara f. Klenteng
22 23
4. Sarana Jalan a. Jalan Baik 3.154,3 km b. Jalan Sedang 15,8 km c. Jalan Rusak 20,1 km d. Jalan Rusak Berat 1,3 km
5. Pasar a. Pasar Tradisional 32 b. Pasar Modern 64
Sumber: BPS, Medan Dalam Angka (2012)
4.7 Karakteristik Pasar (Lokasi Penelitian) di Pasar Tradisional
Dalam penelitian ini, penulis meneliti pasar tradisional sebanyak 3(tiga) pasar
antara lain (Pusat Pasar, Pasar Petisah, dan Pasar Medan Deli). Ketiga pasar
menjual barang-barang yang beraneka ragam, diantaranya kebutuhan pokok
(buah-buhanan, sayur-sayuran, ikan, dan lain-lain). Luas lahan pasar tradisional
tempat penelitian seperti Pusat Pasar sekitar ±41.091,00 m2 dengan jumlah
pedagang keseluruhan 2.560 pedagang, Pasar Petisah sekitar ± 24.256,00 m2
dengan jumlah pedagang keseluruhan 2.409 pedagang, dan Pasar Medan Deli
sekitar ± 8.500,00 m2 dengan jumlah pedagang keseluruhan 1.203 pedagang.
4.7.1 Karakteristik Sampel (Pedagang).
Sampel dalam penelitian ini adalah pedagang yang menjual jeruk manis di pasar
tradisional Kota Medan yang telah ditentukan tempatnya. Jumlah seluruh
pedagang sampel yang diteliti oleh peneliti berjumlah 30 orang penjual. Jumlah
pedagang sampel di Pusat Pasar sebanyak 13 pedagang, Pasar Petisah sebanyak
10 pedagang, dan Pasar Medan Deli sebanyak 7 pedagang.
Karakteristik pedagang yang dimaksud meliputi harga beli pedagang, biaya
penjualan, dan keuntungan.
1. Harga Beli Pedagang.
Harga beli pedagang merupakan modal yang digunakan untuk menjual
barang/jasa dengan harapan memperoleh keuntungan yang tinggi. Pedagang
cenderung mencari harga beli jeruk yang cukup murah dengan kualitas cukup baik
untuk meminimalisasi biaya dan memaksimumkan keuntungan.
2. Biaya Penjualan.
Biaya penjualan merupakan biaya yang dikeluarkan pedagang untuk
menghasilkan barang dan jasa. Jika biaya produksi yang dikeluarkan pedagang
cukup tinggi maka pada umumnya jumlah penawaran akan berkurang. Biaya
produksi penjualan responden pedagang jeruk manis dalam penelitian ini sangat
bervariasi.
3. Keuntungan.
Keuntungan merupakan laba yang diperoleh pedagang dalam penjualan barang
dan jasa. Jika keuntungna yang diperoleh pedagang cukup tinggi maka pada
umumnya jumlah penawaran juga cukup tinggi. Keuntungan responden pedagang
jeruk manis dalam penelitian ini sangat bervariasi.
4.7.2 Karakteristik Sampel (Konsumen).
Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen jeruk manis yang tujuannya
mengkonsumsi jeruk manis untuk keluarga dengan kriteria ibu rumahtangga/
kepala rumahtangga yang membeli jeruk manis di pasar tradisonal Kota Medan
yang telah ditentukan tempatnya yaitu atas dasar luas lahan dan jumlah pedagang
keseluruhan terbanyak di Kota Medan. Jumlah seluruh responden sampel yang
diteliti oleh peneliti berjumlah 30 orang pembeli. Jumlah responden sampel di
Pusat Pasar sebanyak 13 pembeli, Pasar Petisah sebanyak 10 pembeli, dan Pasar
Medan Deli sebanyak 7 pembeli.
Karakteristik konsumen yang dimaksud yaitu yang terdiri dari harga beli
konsumen, pendapatan, dan jumlah tanggungan.
1. Harga Beli Konsumen.
Konsumen sangat teliti dalam membeli suatu barang/jasa, sehingga harga beli
konsumen sangat mempengaruhi jumlah permintaannya. Harga yang lebih mahal
dari biasanya mengakibatkan volume pembelian konsumen terhadap jeruk manis
berkurang, dan begitu juga sebaliknya jika harga lebih murah dari biasanya maka
volume pembelian jeruk manis meningkat.
2. Pendapatan rata-rata/bln
Daya beli masyarakat dapat dilihat melalui pendapatannya, jika pendapatan yang
diperolehnya cukup tinggi, maka pada umumnya daya beli masyarakat juga tinggi.
Pendapatan responden konsumen jeruk manis dalam penelitian ini sangat
bervariasi.
3. Jumlah Tanggungan
Dalam membeli dan mengkonsumsi jeruk manis, responden juga sangat
dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama-sama dengan dia,
karena itu jumlah tanggungan dapat pula mempengaruhi jumlah konsumsi dalam
suatu keluarga.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Analisis Jumlah Penawaran Jeruk Manis
5.1.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Jeruk Manis
Semua analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linier
berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Uji regresi linier berganda
dilakukan untuk menganalisis apakah variabel terikat berpengaruh atau tidak
terhadap variabel bebas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran jeruk manis yaitu dengan variabel
terikat jumlah penawaran jeruk manis (Y) dan variabel bebas yaitu harga beli
pedagang (X1), biaya penjualan (X2), dan keuntungan (X3).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di beberapa pasar tradisional
Kota Medan Provinsi Sumatera Utara diperoleh :
1. Harga Beli Pedagang (X1).
Harga beli jeruk manis yang dibeli oleh pedagang bervariasi. Dari data yang
diperoleh bahwa harga rata-rata jeruk manis yang dibeli pedagang adalah sebesar
Rp. 15.306/kg, harga beli pedagang tertinggi sebesar Rp.16.000/kg, dan harga beli
pedagang terendah sebesar Rp. 14.500/kg.
2. Biaya Penjualan (X2)
Biaya penjualan rata-rata jeruk manis adalah sebesar Rp 4.951.833/bulan, biaya
penjualan pedagang tertinggi sebesar Rp. 11.962.500/bulan, dan biaya penjualan
pedagang terendah sebesar Rp. 1.006.000/bulan.
3. Keuntungan (X3)
Keuntungan jeruk manis bervariasi. Dari data yang diperoleh bahwa keuntungan
rata-rata jeruk manis adalah sebesar Rp 4.456.466/bulan, keuntungan pedagang
tertinggi sebesar Rp. 10.010.500/bulan, dan keuntungan pedagang terendah
sebesar Rp. 1.450.000/bulan.
5.1.2 Interpretasi Hasil Penawaran Jeruk Manis.
Tabel 10. Hasil Analisis Penawaran Jeruk Manis.
Variabel Koefisien
Regresi
t-hitung Signifikan
Constanta 3644.069 .907 .373
X1= Harga Beli -.227 -.887 .383
X2=Biaya Penjualan .001 2.182 .038
X3= Keuntungan .001 3.782 .001
R-Square= 0,854
F-Hitung= 50,629
F-tabel (0,05)= 2,975
t-tabel(0,05)= 2,048
Sumber: Lampiran 9.
Adapun persamaan yang diperoleh dari hasil analisis adalah:
Y= 3644,069 – 0,227 X1 + 0,001 X2 + 0,001 X3.
Keterangan:
Y= Jumlah Penawaran Jeruk Manis (Kg/bulan)
X1 = Harga Beli Pedagang(Rp/kg/bulan)
X2= Biaya Penjualan (Rp/bulan)
X3= Keuntungan (Rp/bulan
5.1.3 Interpretasi Model Penawaran Jeruk Manis
Dari tabel 10 dapat diinterpretasikan pengaruh variabel harga beli pedagang, biaya
penjualan, dan keuntungan terhadap jumlah penawaran jeruk manis di pasar
tradisional Kota Medan sebagai berikut:
1. Harga Beli Pedagang (X1).
Harga Beli Pedagang (X1) memiliki pengaruh yang negatif terhadap jumlah
penawaran jeruk manis dengan koefisien sebesar -0,227. Hal ini berarti bahwa
kenaikan harga beli pedagang sebesar Rp. 1.000,- maka akan menurunkan jumlah
penawaran jeruk manis sebesar 0,227kg .
2. Biaya Penjualan (X2).
Biaya Penjualan (X2) memiliki pengaruh yang positif terhadap jumlah penawaran
jeruk manis dengan koefisien sebesar 0,001. Hal ini berarti bahwa kenaikan biaya
penjualan sebesar Rp. 1.000,- maka akan menaikkan jumlah penawaran jeruk
manis sebesar 0,001 kg.
3. Keuntungan (X3).
Keuntungan (X3) memiliki pengaruh yang positif terhadap jumlah penawaran
jeruk manis dengan koefisien sebesar 0,001. Hal ini berarti bahwa kenaikan
keuntungan sebesar Rp. 1.000,- maka akan menaikkan jumlah penawaran jeruk
manis sebesar 0,001 kg.
Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit).
Setelah dilakukan analisis terhadap model regresi linier berganda tersebut, maka
diperoleh hasil R2 sebesar 0,854 yang artinya 85,4% variasi variabel jumlah
penawaran jeruk manis telah dapat dijelaskan oleh variabel harga beli pedagang,
biaya penjualan, dan keuntungan. Sisanya sebesar 14,6% dijelaskan oleh variabel
lain diluar model.
Uji F (Uji Simultan).
Berdasarkan Tabel ANOVA diatas dapat dilihat bahwa secara serempak variabel
harga beli, biaya penjualan, dan keuntungan ternyata signifikan secara statistik
pada ∝ = 5%. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana F-hitung (50,629) > F-tabel
(2,975), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel harga beli pedagang, biaya
penjualan, dan keuntungan berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah
penawaran jeruk manis.
Uji t ( Uji Parsial).
Untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial berpengaruh atau tidak
terhadap variabel terikat, maka dilakukan uji t, jika t-hitung > t-tabel, maka Ho
ditolak, sedangkan jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima. Jika tingkat
signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan tingkat signifikansi > 0.05, maka Ho
diterima.
1. Harga Beli (X1).
Secara parsial, variabel harga beli pedagang tidak berpengaruh secara nyata
terhadap jumlah penawaran jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%.
Dimana t-hitung (-0,887) < t-tabel (2,048), dan tingkat signifikansi 0,383 > 0,05
2. Biaya Penjualan (X2).
Secara parsial, variabel biaya penjualan berpengaruh secara nyata terhadap jumlah
penawaran jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana t-hitung
(2,182) > t-tabel (2,048), dan tingkat signifikansi 0,038 < 0,05
3. Keuntungan (X3).
Secara parsial, variabel keuntungan berpengaruh secara nyata terhadap jumlah
penawaran jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana t-hitung
(3,782) > t-tabel (2,048), dan tingkat signifikansi 0,001 < 0,005
Hasil Pengujian Asumsi Klasik Jumlah Penawaran Jeruk Manis.
- Uji Multikolinieritas.
Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan VIF masing-masing
variabel seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 11. Nilai Coefficient dan VIF.
Variabel Tolerance VIF
Harga Beli .828 1.208
Biaya Penjualan .231 4.321
Keuntungan .239 4.181
Sumber : lampiran 9.
Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai Tolerance masing-masing variabel > 0,1
dan nilai VIF<10. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa tidak terjadi gejala
multikolinieritas di dalam model persamaan tersebut.
Uji Heteroskedastisitas.
Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot hasil pengolahan
dengan SPSS seperti berikut:
Gambar 6. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak
membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun
dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas
pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi
keputusan penjual berdasarkan masukan variabel independent.
Uji Normalitas
Uji normalitas dapat dilihat dari grafik histogram dan scatterplot hasil pengolahan
dengan SPSS seperti berikut :
Gambar 7. Grafik Histogram Uji Normalitas.
Berdasarkan gambar grafik histogram 7 terlihat bahwa variabel keputusan
berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak
menceng ke kiri atau menceng kanan. Untuk lebih meyakinkan maka dapat
menganalisis plot untuk menguji normalitas.
Gambar 8. Scatterplot Uji Normalitas
Gambar Scatterplot 8 dapat dilihat bahwa memiliki aturan jarak titik-titik
(gradient antara probabilita kumulatif observasi dan probabilita kumulatif
harapan) berada sepanjang garis, maka residual mengikuti distribusi normal.
Melihat gambar diatas dimana titik-titik yang relatif tidak jauh dari garis, maka
dapat disimpulkan bahwa variabel keputusan telah mengikuti distribusi normal.
5.2 Hasil Analisis Jumlah Permintaan Jeruk Manis
5.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Jeruk Manis
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di beberapa pasar tradisional
Kota Medan Provinsi Sumatera Utara diperoleh :
1. Harga Beli Konsumen (X1)
Harga jeruk manis bervariasi pada setiap pedagang dan juga pasar yang berbeda.
Dari data yang diperoleh bahwa harga rata-rata jeruk manis adalah sebesar
Rp. 18.600/kg, harga tertinggi sebesar Rp. 20.000/kg, dan harga terendah sebesar
Rp. 18.000/kg.
2. Pendapatan rata-rata/bln (X2)
Pendapatan konsumen jeruk manis bervariasi. Dari data yang diperoleh bahwa
pendapatan rata-rata konsumen adalah Rp. 3.200.000/bulan, pendapatan
konsumen tertinggi sebesar Rp. 5.000.000/bulan, dan pendapatan konsumen
terendah sebesar Rp. 1.500.000/bulan.
3. Jumlah Tanggungan (X3)
Jumlah tanggungan konsumen bervariasi. Dari data yang diperoleh bahwa jumlah
tanggungan rata-rata konsumen adalah 3 orang, jumlah tanggungan terbanyak
adalah 6 orang, dan jumlah tanggungan paling sedikit adalah 1 orang.
5.2.2 Interpretasi Hasil Permintaan Jeruk Manis.
Tabel 12. Hasil Analisis Permintaan Jeruk Manis.
Variabel Koefisien
Regresi
T-Hitung Signifikan
Constanta 23,657 4,866 0,000
X1= Harga -0,001 4,584 0,000
X2= Pendapatan 1,834 7,558 0,000
X3= Jumlah Tanggungan 0,260 1,143 0,264
R-Square= 0,803
F-hitung= 35,388
F-tabel (0,05) = 2,975
T-tabel (0,05) = 2,048
Adapun persamaan yang diperoleh dari hasil analisis adalah:
Y= 23,657 - 0,001 X1 + 1,834 X2 + 0,260 X3.
Keterangan:
Y= Jumlah Permintaan Jeruk Manis (Kg/bulan)
X1 = Harga (Rp/kg/bulan)
X2= Pendapatan (Rp/bulan)
X3= Jumlah Tanggungan (Jiwa)
5.2.3 Interpretasi Model Permintaan Jeruk Manis :
Dari tabel 12 dapat diinterpretasikan pengaruh variabel harga beli konsumen,
pendapatan rata-rata, dan jumlah tanggungan terhadap jumlah permintaan jeruk
manis di pasar tradisional Kota Medan Sumatera Utara sebagai berikut:
1. Harga (X1)
Harga (X1) memiliki pengaruh yang negatif terhadap jumlah permintaan jeruk
manis dengan koefisien sebesar -0,001. Hal ini berarti bahwa kenaikan harga
sebesar Rp 1.000,- maka jumlah permintaan akan turun sebesar 0,001 kg.
2. Pendapatan (X2).
Pendapatan (X2) memiliki pengaruh yang positif terhadap jumlah permintaan
jeruk manis dengan koefisien sebesar 1,834. Hal ini berarti bahwa kenaikan
pendapatan sebesar Rp. 1.000,- maka akan menaikkan jumlah permintaan jeruk
manis sebesar 1,834 kg.
3. Jumlah Tanggungan (X3).
Jumlah Tanggungan (X3) memiliki pengaruh yang positif terhadap jumlah
permintaan jeruk manis dengan koefisien sebesar 0,260. Hal ini berarti bahwa
penambahan 1 orang/jiwa tanggungan keluarga menyebabkan peningkatan jumlah
permintaan jeruk manis sebesar 0,260 kg.
Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit).
Setelah dilakukan analisis terhadap model regresi linier berganda tersebut, maka
diperoleh hasil R2 sebesar 0,803 yang artinya 80,3% variasi variabel jumlah
permintaan jeruk manis telah dapat dijelaskan oleh variabel harga, pendapatan,
dan jumlah tanggungan. Sisanya sebesar 19,7% dijelaskan oleh variabel lain
diluar model.
Uji F.
Berdasarkan tabel ANOVA diatas dapat dilihat bahwa secara serempak variabel
harga, pendapatan, dan jumlah tanggungan ternyata berpengaruh secara signifikan
terhadap jumlah permintaan jeruk manis, secara statistik pada ∝ = 5%. Hal ini
dapat dilihat dari uji F, dimana F-hitung (35,388) > F-tabel (2,975), sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel harga beli konsumen, pendapatan, dan jumlah
tanggungan berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah permintaan jeruk manis.
Uji t ( Uji Parsial).
Untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial berpengaruh atau tidak
terhadap variabel terikat, maka dilakukan uji t, jika t-hitung > t-tabel, maka Ho
ditolak, sedangkan jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima. Jika tingkat
signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan tingkat signifikansi > 0.05, maka Ho
diterima.
1. Harga (X1).
Secara parsial, variabel harga berpengaruh secara nyata terhadap jumlah
permintaan jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana t-hitung
(4,584) > t-tabel (2,048), dan tingkat signifikansi 0.000 < 0.05
2. Pendapatan (X2).
Secara parsial, variabel pendapatan berpengaruh secara nyata terhadap jumlah
permintaan jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana dapat dilihat
bahwa t-hitung (7,558) > t-tabel (2,048), dan tingkat signifikansi 0.000 < 0.05
3. Jumlah Tanggungan (X3).
Secara parsial, variabel jumlah tanggungan tidak berpengaruh secara nyata
terhadap jumlah permintaan jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%.
Dimana dapat dilihat bahwa t-hitung (1,143) < t-tabel (2,048), dan tingkat
signifikansi 0.264 > 0.05
Hasil Pengujian Asumsi Klasik Permintaan Jeruk Manis
- Uji Multikolinieritas.
Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan VIF masing-masing
variabel seperti pada Tabel 13:
Tabel 13. Nilai Coefficient dan VIF.
Variabel Tolerance VIF
Harga 0,982 1,018
Pendapatan 0,852 1,174
Jumlah Tanggungan 0,864 1,158
Sumber : Lampiran 10.
Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa nilai Tolerance masing-masing variabel > 0,1
dan nilai VIF<10. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa tidak terjadi gejala
multikolinieritas di dalam model persamaan tersebut.
Uji Heteroskedastisitas.
Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot hasil pengolahan
dengan SPSS seperti berikut:
Gambar 9. Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak
membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun
dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas
pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi
keputusan pembeli berdasarkan masukan variabel independennya.
Uji Normalitas
Uji normalitas dapat dilihat dari histogram dan scatterplot hasil pengolahan
dengan SPSS seperti berikut :
Gambar 10. Grafik Histogram Uji Normalitas.
Berdasarkan grafik histogram di atas terlihat bahwa variabel keputusan
berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak
menceng ke kiri atau menceng kanan. Untuk lebih meyakinkan maka dapat
menganalisis plot untuk menguji normalitas.
Gambar 11. Scatterplot Uji Normalitas
Gambar Scatterplot diatas memiliki aturan jarak titik-titik (gradient antara
probabilita kumulatif observasi dan probabilita kumulatif harapan) berada
sepanjang garis, maka residual mengikuti distribusi normal. Melihat gambar
diatas dimana titik-titik yang relatif tidak jauh dari garis, maka dapat disimpulkan
bahwa variabel keputusan telah mengikuti distribusi normal.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah disusun pada bab-bab sebelumnya dan sesuai
dengan data-data yang diperoleh selama penelitian, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Penawaran jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli pedagang,
biaya penjualan, dan keuntungan. Hal ini dapat dilihat dari uji F, dimana F-
hitung (50,629) > F-Tabel (2,975) pada ∝ = 5%. Secara parsial, variabel harga
beli pedagang tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penawaran jeruk
manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana dapat t-hitung (-0,887) < t-
tabel (2,048). Secara parsial, variabel biaya penjualan berpengaruh secara nyata
terhadap jumlah penawaran jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%.
Dimana dapat dilihat bahwa t-hitung (2,182) > t-tabel (2,048). Secara parsial,
variabel keuntungan berpengaruh secara nyata terhadap jumlah penawaran
jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana dapat dilihat bahwa t-
hitung (3,782) > t-tabel (2,048).
2. Permintaan jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli
konsumen, pendapatan rata-rata, dan jumlah tanggungan. Hal ini dapat dilihat
dari uji F, dimana F-Hitung (35,388) > F-Tabel (2,975) pada ∝ = 5%. Secara
parsial, variabel harga berpengaruh secara nyata terhadap jumlah permintaan
jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana t-hitung (4,584) > t-
tabel (2,048). Secara parsial, variabel pendapatan berpengaruh secara nyata
terhadap jumlah permintaan jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%.
Dimana dapat dilihat bahwa t-hitung (7,558) > t-tabel (2,048). Secara parsial,
variabel jumlah tanggungan tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah
permintaan jeruk manis yaitu pada taraf kepercayaan 95%. Dimana dapat
dilihat bahwa t-hitung (1,143) < t-tabel (2,048).
5.2 Saran.
Kepada Konsumen
Sebaiknya konsumen membeli jeruk lokal, selain karena jeruk lokal lebih terjamin
kualitasnya juga membantu kehidupan petani lokal.
Kepada Pedagang
Sebaiknya pedagang meningkatkan penawaran jeruk manis dengan melihat
kebutuhan pasar dan memasarkannya dengan pengelolaan yang baik agar
keuntungan yang diperoleh lebih banyak.
Kepada Pemerintah
Diharapkan kepada pemerintah Kota Medan agar lebih memperhatikan sektor
pertanian dan pemasarannya, karena Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi
Sumatera Utara merupakan kota pemasaran, khususnya hortikultura seperti jeruk.
Sosialisai untuk meningkatkan produksi dan mengurangi gagal panen secara
efisien dan efektif. serta membantu mengembangkan pasar hortikultura.
Kepada Peneliti Selanjutnya.
Sebaiknya peneliti selanjutnya membahas mengenai strategi peningkatan
pemasaran hortikultura khususnya komoditi yang berperan di Kota Medan untuk
melihat potensi dari sektor pertanian kita.
DAFTAR PUSTAKA
Anggen, 2012. Ajaibnya Terapi Herbal. Dunia Sehat. Jakarta.
Daniel, M., 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Deptan, 2006. Ekspor Import Produk Hortikultura Indonesia. http://agribisnis. deptan.go.id. Diakses 07 Maret 2013.
Dinas Pertanian Sumut. 2012. Sumatera Utara Dalam Angka 2012. Medan.
Direksi PD. Pasar Medan. 2010. Sumatera Utara Dalam Angka 2010. Medan.
Hanafie, R., 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Helmi dan Muslich, 2011. Analisis Data untuk Riset Manajemen. Usu Press. Medan.
Indriani, Y.H., 1993. Pemilihan Tanaman dan Lahan Sesuai Kondisi Lingkungan dan Pasar. Penerbit Swadaya. Jakarta.
Joesoef, M., 1993. Penuntun Berkebun Jeruk. Bhatara. Jakarta.
Kadariah, 1994. Teori Ekonomi Mikro. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2006. Budidaya Pertanian. http://www.ristek. go .id. Diakses tanggal 01 Maret 2013
Nuraini, I., 2006. Pengantar Ekonomi Mikro.Malang . Universitas Muhammadyah Malang.
Pracaya, 2003. Jeruk Manis, Varietas, Budidaya, dan Pascapanen. Penebar Sadaya. Jakarta Pracoyo, A. 2006. Aspek Dasar Ekonomi Mikro. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Priyatno, D., 2011. Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Penerbit Andi. Yogyakarta. Rahardja dan Mandala. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Sudarsono, 1990. Pengantar Ekonomi Mikro. LP3ES. Jakarta.
Sukirno, S., 2003. Pengantar Teori Mikroekonomi (Edisi Ketiga). PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Walpole, R.E. 1992. Pengantar Statistik Edisi ke-3. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Lampiran 1. Konsumsi Jeruk Manis Perkapita/Tahun, Tahun 2009-2011. No. Komoditi Total Konsumsi Hortikultura Perkapita/Tahun (Kg)
Lampiran 2. Produksi Jeruk di Sumatera Utara Tahun 2009-2011.
No. Kabupaten 2009 2010 2011
Produksi (Ton)
Produksi (Ton)
Produksi (Ton)
2. Medan 51,76 11,80 60,5
2. Langkat 29,45 29,60 20,0
3 D.Serdang 1.312,36 883,90 2.287.4
4. Simalungun 14104,06 11.563,70 27.164.1
5. Tanah Karo 671.100,04 744.466,80 502.493.2
6. Asahan 53,60 238,10 174.8
7. Lab. Batu 1.265.,16 - 72.9
8. Tap. Utara 11.388,15 7.480,50 4.074.7
9. Tap.Tengah 5.349,44 458,60 409.0
10. Tap.Selatan 895,81 2.512,10 6.024.8
11. Nias 474,45 66,50 258.0
12. Dairi 12.130,13 2.902,00 27.164.1
13. Teb. Tinggi - 0,50 8.2
14. Tanj. Balai 0,16 0,01 0.2
15. Binjai 39,64 29,00 25.8
16. P. Siantar - - -
17. Tobasa 291,29 569,30 1.124.9
18. Madina 4.239,69 1.780,60 1.547.5
19. P.idempuan 237,11 302,30 74.7
20. Humbahas 1.321,50 1.145,20 1.196.4
21. Pakpak
Barat
- 6.378,70 11.694.0
22. Samosir 59,46 - 2.0
23. S. Bedagai 284,73 248,80 21.2
Sumber : Dinas Pertanian Sumut (2012).
Lampiran 3. Nama Pasar, Kecamatan, Luas Lahan Pasar, dan Jumlah
Pedagang di Pasar Tradisional Kota Medan.
No Nama Pasar Kecamatan Luas Lahan Pasar (m2)
Jumlah Pedagang
1. Pusat Pasar Medan Kota 41.091,00 2.560 2. Halat Medan Barat 5.851,20 576 3. Bakti Medan Area 3.863,16 533 4. Sukarame Medan Area Kebakaran tanggal
17 Okrober 2010 950
5. Titi Kuning Medan Johor 5.519,30 356 6. Kemiri Medan Kota 1.030,00 228 7. Kampung Baru Medan Maimun 360,10 70 8. Timah Medan Area 2.022,00 336 9. Sambu Medan Timur 3.456,00 780 10. Sambas Medan Kota 2.258,03 644 11. Petisah Medan Petisah 24.256,00 2.409 12. Sei Sikambing Medan Helvetia 6.166,00 794 13. Muara Takus Medan Polonia 3.950,10 216 14. Desa Lalang Medan Sunggal 5.358,00 719 15. Sunggal Medan Baru 943,65 93 16. Padang Bulan Medan Tuntungan 2.756,60 595 17. Simalingkar Medan Johor 7.370,43 940 18. Kwala Bekala Medan Helvetia 5.975,03 681 19. Helvetia Medan Tembung 5.630,86 1.142 20. Aksara Medan Petisah 3.435,20 816 21. Khandak Medan Perjuangan 1.210,34 100 22. Sentosa Baru Medan Barat 1.628,20 167 23. Glugur Medan Timur 3.171,00 384 24. Pendidikan Medan Barat 2.013,12 579 25. Medan Deli Medan Barat 8.500,00 1.203 26. Martubung Medan Labuhan 5.000,00 - 27. Titi Papan Medan Labuhan 3.986,93 115 28. Labuhan Medan Labuhan 3.666,00 457 29. Paus Medan Belawan 2.215,57 269 30. Jawa Medan Belawan 2.707,40 418 31. Kapuas Medan Belawan 1.965,45 114 32. Pisang Medan Belawan 1.251,00 125
Sumber: Direksi PD.Pasar Kota Medan (2011).
Lampiran 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Jeruk Manis No Jumlah