Top Banner
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 1 Vol. 4 No. 01 Juni 2018 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMBANGUNAN TEROWONGAN JALAN DI INDONESIA Ahmad Afifi Analis Jalan Jembatan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional III Padang, Direktorat Jenderal Bina Marga Email: ahmadafifiafi@gmail.com Abstract Along with the advance era and technology, road tunnel is one of alternative infrastructure that can be used as an option, especially in difficult terrain conditions. Indonesia’s topographic condition that has many mountain countours and rich geological condition of minerals is considered to provide great potential and challenge for the development of road tunnel technology in Indonesia. Therefore, in this occasion, literature study is conducted to review the factors influencing the selection of alternative road tunnel construction in Indonesia. From this study, there are 7 influential factors i.e physical/natural obstacles, standard and safety aspect compliance, environment and ecology sustainability, green construction and infrastructure, geotechnical problems possibility, technology and construction method, and financial aspect of road tunnel construction. All these factors should be considered in the selection of road tunnel development alternatives with each influential factor scale adjusting to the characteristics of the planned work. Keywords: road tunnel, construction, influential factors, alternative Abstrak Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang pesat, terowongan jalan merupakan salah satu alternatif infrastruktur yang dapat dijadikan sebagai pilihan terutama pada kondisi medan yang sulit. Kondisi topografi Indonesia yang memiliki banyak kontur pegunungan dan kondisi geologi yang kaya akan mineral tambang dinilai memberikan potensi besar dan tantangan untuk perkembangan teknologi terowongan jalan di Indonesia. Pada kesempatan ini, dilakukan kajian literatur untuk membahas faktor- faktor yang mempengaruhi pemilihan alternatif pembangunan terowongan jalan di Indonesia. Dari hasil pembahasan, terdapat 7 faktor yang berpengaruh antara lain kondisi hambatan fisik/alami, pemenuhan terhadap standar dan aspek keselamatan, pemenuhan kebutuhan kelestarian lingkungan dan ekologi, konstruksi dan infrastruktur yang ramah lingkungan, potensi masalah geoteknik, teknologi dan metode pelaksanaan pembangunan terowongan jalan, dan aspek finansial konstruksi terowongan jalan. Keseluruhan faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam pemilihan alternatif pembangunan terowongan jalan dengan kuantitas masing-masing pengaruh menyesuaikan dengan karakteristik pekerjaan yang direncanakan. Kata Kunci: terowongan jalan, pembangunan, faktor yang berpengaruh, alternatif
6

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN … · bahan peledak yang dibor melingkar oleh alat ... 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria ... Kajian dilakukan untuk mengetahui

Mar 02, 2019

Download

Documents

phungdiep
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN … · bahan peledak yang dibor melingkar oleh alat ... 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria ... Kajian dilakukan untuk mengetahui

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 1

Vol. 4 No. 01 Juni 2018

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN ALTERNATIF PEMBANGUNAN TEROWONGAN JALAN DI INDONESIA

Ahmad Afifi

Analis Jalan JembatanBalai Pelaksanaan Jalan Nasional III Padang,

Direktorat Jenderal Bina MargaEmail: [email protected]

Abstract

Along with the advance era and technology, road tunnel is one of alternative infrastructure that can be used as an option, especially in difficult terrain conditions. Indonesia’s topographic condition that has many mountain countours and rich geological condition of minerals is considered to provide great potential and challenge for the development of road tunnel technology in Indonesia. Therefore, in this occasion, literature study is conducted to review the factors influencing the selection of alternative road tunnel construction in Indonesia. From this study, there are 7 influential factors i.e physical/natural obstacles, standard and safety aspect compliance, environment and ecology sustainability, green construction and infrastructure, geotechnical problems possibility, technology and construction method, and financial aspect of road tunnel construction. All these factors should be considered in the selection of road tunnel development alternatives with each influential factor scale adjusting to the characteristics of the planned work.

Keywords: road tunnel, construction, influential factors, alternative

Abstrak

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang pesat, terowongan jalan merupakan salah satu alternatif infrastruktur yang dapat dijadikan sebagai pilihan terutama pada kondisi medan yang sulit. Kondisi topografi Indonesia yang memiliki banyak kontur pegunungan dan kondisi geologi yang kaya akan mineral tambang dinilai memberikan potensi besar dan tantangan untuk perkembangan teknologi terowongan jalan di Indonesia. Pada kesempatan ini, dilakukan kajian literatur untuk membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alternatif pembangunan terowongan jalan di Indonesia. Dari hasil pembahasan, terdapat 7 faktor yang berpengaruh antara lain kondisi hambatan fisik/alami, pemenuhan terhadap standar dan aspek keselamatan, pemenuhan kebutuhan kelestarian lingkungan dan ekologi, konstruksi dan infrastruktur yang ramah lingkungan, potensi masalah geoteknik, teknologi dan metode pelaksanaan pembangunan terowongan jalan, dan aspek finansial konstruksi terowongan jalan. Keseluruhan faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam pemilihan alternatif pembangunan terowongan jalan dengan kuantitas masing-masing pengaruh menyesuaikan dengan karakteristik pekerjaan yang direncanakan.

Kata Kunci: terowongan jalan, pembangunan, faktor yang berpengaruh, alternatif

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN … · bahan peledak yang dibor melingkar oleh alat ... 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria ... Kajian dilakukan untuk mengetahui

Vol. 4 No. 01 Juni 2018

JURNAL INFRASTRUKTUR1 - 2

1. PENDAHULUAN

Perkembangan pembangunan infrastruktur yang kian pesat saat ini di seluruh wilayah di Indonesia, termasuk prasarana transportasi, menjadi salah satu strategi yang diambil pemerintah untuk meningkatkan laju pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Kemajuan dan kualitas prasarana transportasi seperti jalan, rel kereta api, bandar udara, dan pelabuhan menjadi penting karena menjadi salah satu tolak ukur efektivitas dan efisiensi arus perpindahan barang/jasa. Hal tersebut dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi yang memberikan pengaruh terhadap inovasi dan motivasi untuk menjawab tantangan pembangunan infrastruktur, terutama pada kondisi yang sulit dengan biaya yang tinggi, mulai dari konsep perencanaan sampai dengan metode pelaksanaan konstruksi di lapangan. Selain itu, isu dampak lingkungan di era globalisasi yang kerap menjadi perhatian publik juga mempengaruhi kebijakan para pemangku kepentingan dalam pembangunan infrastruktur untuk menjaga kelestarian lingkungan dan ekologi. Salah satu tantangan yang muncul dalam pembangunan infrastruktur transportasi yaitu pembangunan terowongan, khususnya terowongan lalu lintas jalan.

Terowongan pada dasarnya bukan merupakan suatu hal yang baru di Indonesia. Terowongan sudah pernah dibangun di Indonesia sejak akhir abad ke-18 pada masa penjajahan Belanda, yaitu terowongan kereta api. Selain itu, terowongan dapat ditemukan di beberapa lokasi pertambangan eksploitasi material bawah tanah yang tersebar di Indonesia. Namun, berbeda halnya dengan terowongan kereta api dan pertambangan, terowongan jalan belum ada ditemukan di Indonesia sampai dengan adanya proyek pembangunan jalan tol Cisumdawu di Jawa Barat (Gambar 1). Jalan tol tersebut akan memiliki terowongan jalan di Indonesia pertama dengan panjang kira-kira 472 m dengan diameter 14 m.

Menurut Mingsi (2013), terowongan merupakan salah satu alternatif prasarana perhubungan masa depan yang memungkinkan untuk mempersingkat waktu perjalanan. Selain itu, menurut Pakbaz & Yareevand (2005), terowongan jalan raya sangat efektif digunakan untuk mengatasi masalah kemacetan lalu lintas dan mengurangi alinyemen vertikal. Kondisi topografi Indonesia yang memiliki banyak kontur pegunungan dan kondisi geologi yang kaya akan mineral tambang akan membuat teknologi terowongan semakin berkembang di Indonesia (Munawar, 2007 dan Bronto, 2006). Namun, pada kenyataanya, beberapa jalan di daerah perbukitan yang sudah ada saat ini dibangun berkelok-kelok (Gambar 2) dan terkadang tidak jarang dijumpai jalan dengan alinyemen vertikal yang ekstrem. Kondisi jalan tersebut secara umum akan relatif lebih rentan terhadap kecelakaan dibandingkan dengan penggunaan terowongan jalan. Untuk itu, potensi untuk pembangunan terowongan jalan di Indonesia sangat besar, namun tetap perlu dilakukan pertimbangan tertentu terhadap faktor yang mempengaruhi pemilihan alternatif pembangunan terowongan jalan.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Terowongan adalah lubang bukaan mendatar atau sedikit miring yang dibuat di bawah tanah, gunung, sungai, laut, daerah industri, bahkan permukiman padat penduduk (Tampubolon, 2007). Terowongan yang dibuat untuk mengambil bahan galian di bawah tanah, dikenal dengan terowongan tambang. Terowongan yang dibuat untuk menembus rintangan alam atau rintangan yang dibuat oleh manusia disebut dengan terowongan sipil. Rintangan atau hambatan fisik yang ada dapat meliputi sungai, laut, pegunungan, dan perbukitan, serta rintangan akibat keterbatasan lahan di perkotaan. Beberapa ahli Teknik sipil mendefinisikan terowongan sebagai sebuat tembusan di bawah permukaan yang memiliki panjang minimal 0.1 mil dan yang lebih pendek dari itu lebih pantas disebut underpass (Wikipedia, 2017).

Gambar 1. Pembangunan Terowongan Jalan Tol Cisumdawu

Sumber: www.nasional.republika.co.id

Gambar 2. Jembatan Layang Kelok IX, Kab. Lima Puluh Kota, Prov. Sumbar

Sumber: www.indonesia.travel

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN … · bahan peledak yang dibor melingkar oleh alat ... 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria ... Kajian dilakukan untuk mengetahui

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 3

Vol. 4 No. 01 Juni 2018

Terowongan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria. Apabil ditinjau berdasarkan fungsinya, Rai (1988) membagi terowongan ke dalam 2 bagian yaitu:

A. Terowongan lalu lintasTerowongan ini terdiri dari 6 jenis: terowongan kereta api, terowongan jalan raya, terowongan pejalan kaki, terowongan navigasi, terowongan transportasi di bawah kota, dan terowongan transportasi di tambang bawah tanah.

B. Terowongan angkutanTerowongan ini terdiri dari 5 jenis: terowongan stasiun pembangkit listrik tenaga air, terowngan penyediaan air, terowongan penyediaan air, terowongan untuk saluran air kotor, terowongan yang digunakan untuk kepentingan umum, dan terowongan untuk angkutan di dalam daerah industri pabrik.

Klasifikasi terowongan menurut lokasinya dapat dibagi atas 3 jenis yaitu: terowongan bawah air, terowongan perbukitan, dan terowongan kedalaman dangkal/drainase perkotaan. Selain itu, menurut Raharjo (2004), terowongan dapat dilihat dari material yang digunakan antara lain: terowongan batuan, terowongan tanah lunak, dan terowongan gali-timbun.

Secara umum, Tampubolon (2007) mengklasifikasikan pembuatan lubang terowongan menjadi 2 bagian yaitu cara portal dan open cut, dengan metode penggalian terowongan antara lain:

A. Metode full-face Penampang terowongan digali secara bersamaan.

B. Metode heading and benchPenampang terowongan digali secara bertahap dimulai dari penampang atas.

C. Metode driftPenampang terowongan digali dengan pembuatan/penggalian lubang, yang perluasan penggaliannya dengan lubang-lubang untuk bahan peledak yang dibor melingkar oleh alat bor yang dipasang pada sumbu terowongan.

D. Metode vertical shaftPenampang terowongan digali dengan membuat lubang vertikal tegak lurus sampai pada terowongan yang akan digali.

E. Metode pilot tunnelPenampang terowongan utama digali dengan metode drift, kemudian pada setiap interval tertentu, digali suatu potongan menyilang sampai memotong sumbu utama terowongan.

Berdasarkan Peraturan Menteri PU No. 19 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan, terowongan merupakan bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai

jalur lalu lintas. Terowongan harus dilengkapi dengan:

A. Sistem Drainase;

B. Tempat pemasangan utilitas;

C. Sistem Aliran Udara Buatan;

D. Sistem Penerangan Jalan Umum;

E. Fasilitas untuk Keadaan Darurat.

Lebar badan jalan di dalam terowongan sekurang-kurangnya adalah 8 meter, dengan tinggi ruang bebas vertikal di dalam terowongan paling rendah 5,1 meter dari permukaan perkerasan jalan. Kelandaian jalur lalu lintas di dalam terowongan maksimum 3%, dengan panjang jalan keluar terowongan sampai ke persimpangan jalan paling sedikit 300 meter (apabila diperlukan digunakan untuk penempatan rambu lalu lintas). Dalam hal bahu jalan tidak diadakan, harus disediakan lajur tepian di kiri dan kanan jalur lalu lintas paling sedikit 0,5 meter. Selain itu, di kedua sisi badan jalan, harus disediakan trotoar untuk pejalan kaki dalam keadaan darurat dan untuk akses bagi petugas pemeliharaan dengan lebar paling kecil 0,5 meter.

Berdasarkan Surat Edaran Menteri PUPR No. 30 Tahun 2015 tentang Pedoman Metode Perencanaan Penggalian dan Sistem Perkuatan Terowongan Jalan, metode penggalian dan sistem perkuatan terowongan harus direncanakan dengan cara yang tepat dengan memanfaatkan kemampuan batuan/tanah menyangga dirinya sendiri, mempertimbangkan karakteristik batuan/tanah, dampak pekerjaan penerowongan terhadap lingkungan sekitar, efek dari konstruksi di sekitar terowongan, gempa, tekanan air tanah, dan efek lain serta kondisi desain yang diperlukan.

Secara garis besar, perencanaan pembangunan terowongan dilakukan secara bertahap yaitu:

A. Penentuan rute dan alinyemen terowongan

B. Evaluasi kondisi geologi, geoteknik, dan hidrogeologi

C. Perencanaan portal terowongan

D. Penentuan metode penggalian dan sistem perkuatan terowongan

E. Dinding terowongan

F. Fasilitas terowongan, dan

G. Evaluasi pengaruh pada daerah sekitar terowongan.

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN … · bahan peledak yang dibor melingkar oleh alat ... 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria ... Kajian dilakukan untuk mengetahui

Vol. 4 No. 01 Juni 2018

JURNAL INFRASTRUKTUR1 - 4

3. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan adalah kajian literatur terkait pembangunan terowongan jalan. Kajian dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alternatif pembangunan terowongan jalan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada prinsipnya, terowongan jalan direncanakan untuk kondisi:

A. Trase (lintasan) yang melintasi bentukan alam seperti gunung, laut, sungai.

B. Pemenuhan terhadap standar.

C. Trase yang melintasi topografi sulit.

D. Trase yang melintasi kondisi geologi rentan.

E. Trase untuk melintasi di bawah ruas jalan eksisting atau infrastruktur/bangunan lain.

F. Pemenuhan kebutuhan akan kelestarian lingkungan dan ekologi.

G. Pemenuhan untuk konstruksi yang ramah lingkungan, mengurangi kemacetan, mengurangi polusi udara, dst.

Untuk itu, alternatif pembangunan terowongan jalan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

A. Kondisi hambatan fisik untuk trase/rute terowongan jalan

Hambatan fisik yang dimaksud adalah kondisi geologi, topografi, dan/atau medan yang sulit dilalui seperti: sungai, laut, pegunungan/

perbukitan, atau keterbatasan lahan di perkotaan (Gambar 3). Terowongan jalan dapat menjadi alternatif pembangunan disamping pembangunan jalan yang berkelok-kelok di pegunungan/perbukitan (Gambar 4), atau pembangunan jalan/jembatan layang di daerah perkotaan yang padat. Untuk hambatan fisik berupa sungai/laut, dapat digunakan jenis immersed tunnel (terowongan jalan di bawah air) atau shield tunnel (terowongan perisai). Untuk pegunungan/perbukitan, dapat dipilih antara terowongan perisai atau mountain tunnel (terowongan pegunungan). Untuk kondisi lahan yang terbatas di daerah perkotaan, dapat digunakan terowongan dengan jenis underpass (lintas bawah) atau terowongan perisai. Pemilhan jenis terowongan tersebut tentunya harus mempertimbangkan klasifikasi tanah/batuan (tipe batuan, mix face, atau tanah lunak) sekitar lokasi rencana pembangunan terowongan. Misalnya, untuk klasifikasi tanah dengan tipe batuan, maka jenis terowongan yang cocok adalah terowongan perisai atau terowongan pegunungan.

Gambar 3. Tipe Terowongan JalanSumber: Balai Geoteknik Jalan

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN … · bahan peledak yang dibor melingkar oleh alat ... 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria ... Kajian dilakukan untuk mengetahui

JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 5

Vol. 4 No. 01 Juni 2018

A. Pemenuhan terhadap standar perencanaan dan aspek keselamatanPada prinsipnya, pembangunan jalan/jembatan direncanakan sesuai dengan kriteria perencanaan yang berlaku (Peraturan Menteri PU No. 19 Tahun 2011, Manual Desain Perkerasan Jalan, Bridge Design Manual, SNI Perencanaan/Pembebanan Jembatan, dsb). Namun, pada beberapa kondisi dengan medan yang sulit, terkadang perencanaan jalan/jembatan tersebut tidak dapat memenuhi standar/kriteria perencanaan yang berlaku. Contohnya untuk kelandaian potongan memanjang jalan sedang untuk alinemen pegunungan yang dibatasi paling tinggi 10% dengan tetap mempertimbangkan aspek keselamatan pengguna jalan, sementara kondisi di lapangan sering dijumpai kelandaian yang lebih dari 10%. Untuk itu, alternatif pembangunan terowongan jalan dapat menjadi pilihan untuk menjawab tantangan tersebut khususnya untuk mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas.

B. Pemenuhan kebutuhan kelestarian lingkungan dan ekologi

Pada beberapa kondisi tertentu, trase pembangunan jalan/jembatan seringkali melalui kawasan konservasi lingkungan, hutan lindung, dan sebagainya. Hal ini tentunya dapat memicu potensi kerusakan lingkungan khususnya kehidupan ekologi di atas permukaan tanah pada saat konstruksi dilakukan di sekitar kawasan tersebut. Selain itu, terdapat proses penerbitan izin lingkungan dan/atau izin pinjam pakai kawasan hutan yang membutuhkan waktu dan pembahasan yang relatif lama. Pembangunan terowongan jalan dapat dijadikan alternatif trase pembangunan jalan sehingga dapat meminimalkan risiko kerusakan di sekitar rencana trase yang melalui kawasan konservasi lingkungan tersebut.

Gambar 4. Opsi Teknologi Terowongan di Pegunungan/Perbukitan

Sumber: Balai Geoteknik Jalan

C. Konstruksi dan infrastruktur yang ramah lingkunganSaat ini, sedang digalakkan pembangunan infrastruktur yang berbasis ramah lingkungan untuk membantu mengurangi pencemaran lingkungan di Indonesia. Alternatif pembangunan terowongan jalan dapat mengurangi aktivitas konstruksi yang relatif bersifat polutif seperti pada pembangunan jalan/jembatan di atas permukaan tanah. Selain itu, dengan infrastruktur terowongan jalan, polusi kendaraan bermotor terhadap dapat diminimalisir di sekitar lokasi terowongan, sehingga kualitas udara dapat ditingkatkan.

D. Potensi masalah geoteknikMasalah geoteknik yang dapat terjadi pada saat pembangunan terowongan yaitu masalah ketidakstabilan terowongan: roof stability, face stability, bottom stability, water inflow, ground surface subsidence, dan neighbour structure protection. Selain itu, potensi masalah tanah dalam aspek geologi tanah/batuan dan hidrogeologi pada terowongan jalan juga menjadi poin penting yang harus diperhatikan. Berbeda halnya dengan pembangunan jalan yang relatif tidak banyak memiliki hambatan yang krusial dalam masalah geologi tanah dan geoteknik.

E. Teknologi dan metode pelaksanaan pembangunan terowongan jalanKonstruksi terowongan jalan membutuhkan teknologi yang relatif tinggi baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pemeliharaanya. Pada tahap perencanaan, kegiatan survey, penyelidikan lapangan, dan laboratorium terhadap kondisi geologi, geoteknik, dan hidrogeologi pada lokasi pembangunan terowongan tidak jarang membutuhkan pengujian dan peralatan dengan teknologi yang relatif tidak biasa digunakan pada penyelidikan tanah dalam pembangunan jalan/jembatan. Begitu juga dengan metode penggalian terowongan yang seringkali dijumpai menggunakan peralatan/bahan khusus seperti alat TBM (Tunnel Boring Machine), metode blasting (peledakan) dengan bahan peledak, dan didukung dengan sistem perkuatan terowongan yang jarang dijumpai pada pekerjaan konstruksi pembangunan jalan/jembatan konservatif.

F. Aspek finansial konstruksi terowongan jalanSeperti yang diketahui, pembangunan terowongan jalan membutuhkan penyelidikan dan investigasi sampai dengan penggalian tanah yang mendetil dengan teknologi/peralatan yang relatif canggih. Selain itu, diperlukan manajemen konstruksi yang ketat dalam pelaksanaan konstruksinya baik dari kegiatan penggalian, pembuatan dinding terowongan, konstruksi perkerasan jalan, sampai dengan fasilitas nonstruktural di dalam terowongan. Untuk itu, jika dibandingkan dengan biaya pembangunan jalan, biaya pembangunan

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN … · bahan peledak yang dibor melingkar oleh alat ... 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria ... Kajian dilakukan untuk mengetahui

Vol. 4 No. 01 Juni 2018

JURNAL INFRASTRUKTUR1 - 6

terowongan jalan akan relatif lebih tinggi untuk nilai BCR (Benefit Cost Ratio) yang relevan.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

A. Terdapat 7 faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan alternatif pembangunan terowongan jalan yaitu: kondisi hambatan fisik/alami, pemenuhan terhadap standar dan aspek keselamatan, pemenuhan kebutuhan kelestarian lingkungan dan ekologi, konstruksi dan infrastruktur yang ramah lingkungan, potensi masalah geoteknik, teknologi dan metode pelaksanaan pembangunan terowongan jalan, dan aspek finansial konstruksi terowongan jalan

B. Keseluruhan faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam pemilihan alternatif pembangunan terowongan jalan dengan kuantitas masing-masing pengaruh menyesuaikan dengan karakteristik pekerjaan yang direncanakan.

C. Pembangunan terowongan jalan dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia apabila ditinjau dari segi kondisi medan, topografi, dan geologi yang ada di Indonesia. Untuk kondisi medan perbukitan/pegunungan, terowongan jalan relatif memiliki aspek keselamatan yang lebih baik dibandingkan dengan jalan berkelok-kelok yang rentan dengan kecelakaan lalu lintas;

D. Untuk kondisi tertentu, terowongan jalan dapat dijadikan alternatif konstruksi ramah lingkungan untuk mengurangi risiko kerusakan lingkungan pada permukaan atas tanah apabila trase jalan yang direncanakan melewati kawasan konservasi lingkungan/hutan lindung;

E. Potensi masalah geoteknik/geologi pada pembangunan terowongan jalan harus mendapat perhatian khusus dan lebih mendetil dibandingkan dengan pembangunan jalan;

F. Pembangunan terowongan jalan memerlukan biaya konstruksi dan teknologi yang relatif tinggi sehingga membutuhkan perencanaan pembiayaan yang matang dan multidisiplin keahlian

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, saran/rekomendasi yang dapat dikemukakan antara lain:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi alternatif pembangunan terowongan jalan dapat dijadikan dasar perhitungan pada tahap studi kelayakan pembangunan terowongan jalan untuk memperoleh nilai BCR yang lebih akurat;

2. Faktor tersebut agar dihitung dengan pembobotan bergantung kepada karakteristik pekerjaan yang direncanakan;

3. Pembangunan terowongan jalan relatif lebih baik dilakukan pada kontur perbukitan/pegunungan untuk mengurangi potensi kecelakaan lalu lintas;

4. Pembangunan terowongan jalan relatif lebih ramah lingkungan pada ekosistem dan ekologi di atas permukaan tanah;

5. Permasalahan geologi/geoteknik agar dihitung dengan cermat menggunakan teknologi mutakhir oleh ahli yang berkompeten;

6. Perencanaan teknis dan pembiayaan pembangunan terowongan jalan agar dihitung dengan baik untuk mengantisipasi risiko konstruksi terowongan baik pada saat pelaksanaan maupun pada saat pengoperasian terowongan jalan untuk umum.

DAFTAR PUSTAKA

Anaperta, Y. M. (2013). Studi Terowongan Jalan Raya Padang - Solok. Junal Teknologi Informasi dan Pendidikan Padang.

Anonim. (2011). Peraturan Menteri PU Nomor 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan. Jakarta: Kementerian PU.

Anonim. (2015). Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 30/SE/M/2015 tentang Pedoman Metode Perencanaan Penggalian dan SIstem Perkuatan Terowongan Jalan. Jakarta: Kementerian PUPR.

Bronto, S. (Vol. 1 No. 2 Juni 2006). Fasies Gunung Api dan Aplikasinya. Jurnal Geologi Indonesia, 59-71.

Munawar. (2007). Analisa Numeris Tegangan - Regangan pada Batuan di Sekitar Ujung Terowongan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Pakbaz, A. Y. (2005). 2-D Analysis of Circular Tunnel Against Earthquake Loading. Tunneling and Underground Space Technology, 411-417.

Rahardjo, P. P. (2004). Teknik Terowongan. Bandung: Universitas Parahyangan.

Rai, M. A. (1988). Mekanika Batuan. Bandung: ITB.

Tampubolon, A. H. (2007). Studi Analisis Pengaruh Pembangunan Terowongan MRT terhadap Lingkungan Sekitar dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga. Bandung: ITB.