FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN WAJIB PAJAK DALAM PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI TANGERANG SELATAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Disusun Oleh Muhammad. Ash. Shiddiq NIM: 207082000075 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
151
Embed
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN WAJIB PAJAK ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN WAJIB
PAJAK DALAM PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB)
DI TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Disusun Oleh
Muhammad. Ash. Shiddiq
NIM: 207082000075
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN WAJIB
PAJAK DALAM PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB)
DI TANGERANG SELATAN
Oleh
Muhammad. Ash. Shiddiq
NIM: 207082000075
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESADARAN WAJIB
PAJAK DALAM PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB)
DI TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
3. Rini, SE, M.Si ( ) NIP. 19760315200501 2 002 Penguji Ahli
ii
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Muhammad. Ash. Shiddiq
NIM : 207082000075
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Ciputat, September 2011 Yang Menyatakan, ( Muhammad. Ash. Shiddiq)
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Pribadi
1. Nama : Muhammad. Ash. Shiddiq
2. Tempat & Tanggal lahir : Tangerang, 9 September 1989
Factors That Effect The Awareness Of Tax Payers In Property Tax (PBB)
Payment In South Tangerang.
ABSTACT
The purpose of this research is to analize factors that effect the awareness of tax payers in property tax (PBB) payment in South Tangerang. The samples of this research are 100 (one hundred) respondents of tax payers property tax (PBB). The analytical method used in this research is multiple regression. Sampling method that use is judgement sampling. Data quality test that use on this research is validity test an reliability test. The result of this research showed that variables tax payers attitudes, income level of family head and taxpayer perceptions about the implementation of financial penalties of property tax (PBB) significant effect on the awareness of tax payers in property tax (PBB) payment. While variable of tax payers motivation and tax payer education has no significant effect on the awareness of tax payers in property tax (PBB) payment.
Keywords: Tax Payers Attitudes, Tax Payers Motivation, Income Level Of
Family Head, Tax Payers Perceptions About The Implementation Of Financial Penalties Of Property Tax, Tax Payers Education, and Awareness Of Tax Payers.
v
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak Dalam
Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Di Tangerang Selatan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran Wajib Pajak dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Tangerang Selatan. Sampel dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak PBB yang berjumlah 100 (seratus) responden. Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Metode sampling yang digunakan adalah Convenience sampling. Uji kualitas data yang digunakan adalah Uji Validitas dan Uji Reliabilitas.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel sikap wajib pajak, tingkat pendapatan kepala keluarga dan persepsi wajib pajak tentang pelaksanaan sanksi denda PBB berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB. Sementara variabel motivasi wajib pajak dan pendidikan wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB.
Kata kunci: Sikap Wajib Pajak, Motivasi Wajib Pajak, Tingkat Pendapatan Kepala Keluarga, Persepsi Wajib Pajak Tentang Pelaksanaan Sanksi Denda PBB, Pendidikan Wajib Pajak, dan Kesadaran Wajib Pajak
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil ’Alamin, segala puji dan syukur hanya milik
Allah SWT. Teriring shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Dengan rahmat dan hidayahnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kesadaran Wajib Pajak Dalam Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Di
Tangerang Selatan”
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat yang ditetapkan
dalam rangka mengakhiri studi pada jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak luput dari berbagai masalah
dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukan semata-
mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat bantuan, dorongan, bimbingan
dan pengarahan yang tidak ternilai harganya. Ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
1. Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Yang tersayang kedua orang tua, bapak dan ibu tercinta, doa bapak dan ibu di
setiap sujud adalah motivasi terbesar bagi penulis dalam kehidupan ini.
Semangat, cinta, perhatian, kasih sayang, materil dan doa yang bapak dan ibu
berikan tak akan dapat tergantikan dengan apapun.
vii
3. Terima kasih kepada kakak dan keponakanku atas segala kebaikannya selama
ini memberikan bantuan dan menyemangati penulis, semoga kebaikannya
selama ini diberikan balasan yang berlipat.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Pudek I (satu) Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Rahmawati, SE., MM, selaku Kajur (Kepala Jurusan) Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Ibu Yessi Fitri, SE, AK, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis.
8. Bapak Suhendra S.Ag., MM selaku Koordinator Teknis Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
9. Bapak Dr. Pheni Chalid, SF., MA., PhD selaku dosen pembimbing I yang
telah memberikan masukan, arahan dan bimbingan dari setiap permasalahan
dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi. Semoga
Allah SWT selalu memberikan kesehatan, kasih sayang serta perlindungan
terhadap bapak dan keluarga, amin. Terima kasih pak.
10. Ibu Yusro R, SE., M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
saran dan pengarahan serta bimbingan dengan kesabaran dan keikhlasan
hingga terselesaikannya skripsi ini.
11. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan.
12. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
13. Sahabat-sahabatku tersayang (Adi Ahmadi “Ucox”, Desy Anggraeni, dan
Nadia Dessarlin “Hulk”) yang selalu memberikan motivasi dan telah
3 Hasil Olahan Data Kuesioner................ .............................. 109
4 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas………………........ 125
5 Hasil Uji Asumsi Klasik….……………………………….. 130
6 Hasil Uji Regresi Berganda…...…………………………... 133
7 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov…………………………… 137
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri jika pembangunan nasional
memerlukan dana yang cukup besar. Penerimaan devisa yang berasal dari
ekspor dan adanya berbagai jenis bantuan dana dari luar negeri masih dirasa
tidak mencukupi kebutuhan besamya keperluan dana untuk pembangunan
tersebut. Oleh karena itu, pemerintah berusaha menggalakkan sumber
penerimaan pemerintah lainnya yaitu pajak.
Sektor pajak sebagai salah satu komponen APBN saat ini memiliki
pengaruh yang sangat signifikan terhadap penerimaan negara sebagai modal
pembangunan nasional. Target yang diberikan pemerintah terhadap sektor ini
terus mengalami peningkatan dan beberapa tahun anggaran terakhir sektor
pajak menjadi sektor dengan target yang paling tinggi dibandingkan sektor
lain. Hal ini mempakan salah satu dampak dari pertumbuhan ekonomi
nasional yang mengalami stagnasi saat ini (Munari, 2005:120).
Dalam menilai keberhasilan penerimaan pajak, perlu diingat beberapa
sasaran administrasi perpajakan, seperti: meningkatkan kepatuhan para
pembayar pajak, dan melaksanakan ketentuan perpajakan secara seragam
untuk mendapatkan penerimaan maksimal dengan biaya yang optimal.
Kepatuhan Wajib Pajak (tax compliance) dapat diidentifikasi dari kepatuhan
Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali
1
Surat Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran
pajak terutang, dan kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. Pada
hakekatnya kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi oleh kondisi sistem
administrasi perpajakan yang meliputi tax service dan tax enforcement.
Perbaikan administrasi perpajakan sendiri diharapkan dapat mendorong
kepatuhan Wajib Pajak. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa
tingkat kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi oleh bagaimana administrasi
perpajakan dilakukan (Mario dan Khoiru, 2008:2).
Untuk mencapai target pajak, perlu ditumbuhkan terus menerus
kesadaran dan kepatuhan masyarakat Wajib Pajak untuk memenuhi
kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Mario dan Khoiru,
2008:3). Mengingat kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak merupakan faktor
penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka perlu secara intensif dikaji
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran Wajib Pajak, khususnya
Wajib Pajak orang pribadi dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB).
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebagai salah satu pajak properti
merupakan sumber penerimaan yang dapat diandalkan. Objek pajak PBB
yaitu bumi dan bangunan memiliki karakteristik khusus yaitu bentuk fisiknya
yang tidak dapat disembunyikan, sehingga tentunya lebih mudah untuk
dipantau (Karmanto, 2006:5). PBB mempunyai dampak yang lebih luas sebab
hasil penerimaan PBB dikembalikan untuk pembangunan daerah yang
bersangkutan (Suhardito dan Sudibyo,1999:3). Bagian PBB yang diterima
2
daerah merupakan salah satu sumber penerimaan yang penting bagi daerah
dalam era otonomi sekarang ini.
Untuk itu, perlu bagi pemerintah untuk meningkatkan peranan PBB
sebagai sumber penerimaan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Salah satu upayanya yaitu melalui peningkatan kesadaran wajib pajaknya.
Karena keberhasilan penerimaan pajak merupakan cerminan kesadaran
masyarakat (Misbach, 1997:17). Mengingat banyak perubahan tanah dan atau
bangunan di daerah perkotaan, memungkinkan Direktorat Jenderal Pajak
menggali potensi penerimaan PBB dari hasil perubahan tersebut.
Kemampuan untuk membayar pajak dapat dilihat dari ketiga aspek,
yaitu tingkat pendapatan, jumlah kekayaan dan konsumsi seseorang. Di mana
berarti semakin tinggi kemakmurannya seseorang. maka semakin tinggi pula
kemampuan orang tersebut untuk membayar pajak. Oleh karena itu akan
lebih adil apabila orang tersebut dikenakan pajak relatif tinggi. Pemerintah
sudah melakukan pendataan dan pengolahan data terhadap objek yang
dikenakan pajak. Masyarakat yang sudah menjadi Wajib Pajak, banyak yang
tidak patuh dan tidak ikut berpartisipasi terhadap pembayaran PBB.
Meskipun pemerintah setempat sudah membuat sanksi terhadap Wajib Pajak
yang tidak patuh, saksi yang diberikan oleh pemerintah yakni berupa denda.
Tapi hal ini juga kurang berhasil untuk membuat masyarakat itu menjadi
sadar pajak. Selain memberikan sanksi pemerintah juga sudah
mensosialisasikan akan pentingnya pembayaran PBB. sampai-sampai
pemerintah yakni Dirjen Pajak melakukan sosialisasi di televisi, radio, dan
3
media massa dengan berbagai iklan yang menarik perhatian masyarakat untuk
dapat mengerti akan pentingnya membayar pajak dan masyarakat mempunyai
sikap yang baik tentang perpajakan. Dengan adanya sosialisasi yang
dilakukan oleh pemerintah ini, diharapkan masyarakat sadar dan dapat ikut
serta dalam pembangunan suatu daerah dengan berpartisipasi membayar
pajak khususnya PBB.
Tingkat pendapatan kepala keluarga selaku anggota masyarakat
mempengaruhi segala aktivitas dalam memenuhi kewajiban sebagai warga
Negara termasuk didalamnya membayar PBB. Pajak Bumi dan Bangunan
adalah salah satu jenis pajak pusat kemudian sebagian hasil penerimaannya
diserahkan kembali kepada Daerah Tingkat I dan II (Linus, 2002:2) . Di era
otonomi daerah, Tangerang Selatan yang baru tumbuh, memerlukan dana
pembangunan salah satu sumber berasal dari pajak bumi dan bangunan yang
untuk kelancaran segala sektor pembangunan.
Bicara kesadaran kepala keluarga selaku anggota masyarakat dalam
membayar PBB tingkat kesadaran masyarakat merupakan hal yang sangat
esensial. Kesadaran yang dimaksud adalah kemauan secara sukarela dari hati
nurani kepala keluarga selaku anggota masyarakat untuk membayar pajak
yang berguna dalam pembiayaan pembangunan. Kesadaran merupakan faktor
yang paling dominan dalam masyarakat untuk melunasi pajak, dengan
kesadaran dari hati nurani itu maka timbul sikap yang bijaksana dari mereka.
Tanpa adanaya kesadaran ini sulit rasanya bagi pemerintah untuk menjaring
pajak, jika bias tentu dengan cara paksaan. Pembayaran PBB oleh masyarakat
4
banyak ditentukan oleh faktor-faktor: a) latar belakang masyarakat, b) tingkat
pendidikan, c) tingkat pendapatan, d) beban keluarga/jumlah tanggungan, e)
kesadaran, f) kebijakan pemerintah, g) tingkat intelektual dan moral, h) dan
lain-lain (Linus, 2002:2).
Ada kecenderungan bagi orang yang berpendapatan tinggi
pengeluaran juga tinggi, orang yang berpendapatan rendah pengeluaran juga
rendah. Jadi ada kecenderungan pengeluaran seseorang menyesuaikan dengan
pendapatan yang diperolehnya, ada keseimbangan antara pendapatan dengan
pengeluaran, pendapatan yang dicapai dalam jangka waktu tertentu,
senantiasa sama dengan pengeluaran jangka waktu tertentu.
Demikian juga dengan masalah kesadaran dalam membayar pajak,
pembayaran pajak termasuk juga pengeluaran yang berkaitan pula dengan
pendapatan seseorang. Apalagi bagi orang-orang yang sadar akan arti
pentingnya fungsi pajak bagi pembangunan nasional, maka ada nilai lebihnya
yaitu mereka tidak segan-segan untuk mengeluarkan biaya untuk membayar
pajak. Dalam hal ini pendapatan kepala keluarga berpengaruh dalam
membayar pajak. Walaupun mereka sadar arti pentingnya pajak namun ada
yang masih enggan melunasi pajak, hal ini karena alasan penghasilannya
minim atau sengaja lalai padahal penghasilannya besar. Namun demikian
pada umumnya mereka tidak keberatan membayar pajak asal tidak terlalu
berat atau nilainya masih berada dibawah penghasilannya secara rutin setiap
bulan. Oleh karena itu perlu dikaji kaitan antara kesadaran membayar pajak
dengan penghasilan/pendapatan yang mereka peroleh (Linus, 2002:3).
5
Penelitian mengenai Analisis Faktor-Faktor Yang Melekat Pada Wajib
Pajak PBB dan Pengaruhnya Terhadap Kesadaran Perpajakan yang dilakukan
oleh Astuti (2008) , ada 4 faktor yang mempengaruhi kesadaran perpajakan,
yaitu Pendidikan wajib pajak, Lama tinggal wajib pajak di lokasi objek pajak
PBB, Penghasilan wajib pajak, Persepsi wajib pajak terhadap pelaksanaan
sanksi denda PBB. Hasil analisis faktor menunjukkan 2 faktor yang tersebar
ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan wajib pajak
orang pribadi. Faktor pertama terdiri dari kewajiban moral, kontrol
keprilakuan yang dipersepsikan, dan niat, dan faktor kedua terdiri dari sikap
dan norma subyektif.
Perbedaan penelitian ini dengan Astuti (2009) adalah hanya
menggunakan 4 faktor yang mempengaruhi kesadaran perpajakan, yaitu
Pendidikan wajib pajak, Lama tinggal wajib pajak di lokasi objek pajak PBB,
Penghasilan wajib pajak, Persepsi wajib pajak terhadap pelaksanaan sanksi
denda PBB, sedangkan Peneliti menggunakan 5 faktor yang mempengaruhi
kesadaran Wajib Pajak dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
yaitu Sikap, Motivasi, Tingkat Pendapatan Kepala Keluarga, Persepsi Wajib
Pajak tentang Pelaksanaan Sanksi denda PBB, dan Pendidikan Wajib Pajak.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Frengki (2006) tentang
Pengaruh Sikap Dan Motivsi Masyarakat Terhadap Partisipasi Pembayaran
PBB adalah Frengki hanya menggunakan 2 variabel yaitu Sikap dan Motivasi.
Sedangkan Peneliti menggunakan 5 faktor yang mempengaruhi kesadaran
Wajib Pajak dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), yaitu
6
Sikap, Motivasi, Tingkat Pendapatan Kepala Keluarga, Persepsi Wajib Pajak
tentang Pelaksanaan Sanksi denda PBB, dan Pendidikan Wajib Pajak.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Linus (2002) tentang
Hubungan Tingkat Pendapatan Kepala Keluarga Dengan Kesadaran
Membayar PBB yaitu Linus Karim hanya menggunakan 1 variabel yaitu
Tingkat Pendapatan Kepala Keluarga. Sedangkan Peneliti menggunakan 5
faktor yang mempengaruhi kesadaran Wajib Pajak dalam pembayaran Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB), yaitu Sikap, Motivasi, Tingkat Pendapatan
Kepala Keluarga, Persepsi Wajib Pajak tentang Pelaksanaan Sanksi denda
PBB, dan Pendidikan Wajib Pajak.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Salman dan Farid (2008)
tentang Pengaruh Sikap dan Moral Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Pada Industri Perbankan Di Surabaya yaitu Salman dan Farid hanya
menggunakan 2 variabel yaitu Sikap Wajib Pajak dan Moral Wajib Pajak.
Sedangkan Peneliti menggunakan 5 faktor yang mempengaruhi kesadaran
Wajib Pajak dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), yaitu
Sikap, Motivasi, Tingkat Pendapatan Kepala Keluarga, Persepsi Wajib Pajak
tentang Pelaksanaan Sanksi denda PBB, dan Pendidikan Wajib Pajak.
Konstribusi pajak bumi dan bangunan tidaklah besar dalam struktur
penerimaan Negara, tapi keberadaannya sangat berarti dan tidak dapat
dihilangkan, namun demikian pajak bumi dan bangunan merupakan pajak
yang tidak sulit dalam pengadministrasiannya karena dalam pembayarannya
sudah di kelola oleh RT/RW di lingkungan masing-masing wajib pajak
7
tinggal dan efisiensi pemungutannya rendah karena objek pajaknya cukup
banyak.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, penulis tertarik
untuk mengangkat ke dalam penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kesadaran Wajib Pajak Dalam Pembayaran Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB) Di Tangerang Selatan”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang penelitian di atas, maka masalah
dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kesadaran wajib pajak dalam pembayaran pajak bumi dan bangunan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran wajib
pajak dalam pembayaran pajak bumi dan bangunan.
2. Manfaat Penelitian
Berikut ini adalah manfaat dari penelitian:
a. Bagi Peneliti
Menerapkan ilmu yang diperoleh peneliti semasa kuliah dan
mengaplikasikannya sesuai dengan kondisi yang ada.
b. Bagi Instansi Terkait
8
Sebagai bahan informasi pelengkap atau masukan sekaligus
pertimbangan bagi pihak-pihak berwenang yang berhubungan dengan
penelitian ini dalam penetapan kebijakan pada pelaksanaan atau
penggunaan suatu sistem pemungutan yang diterapkan.
c. Bagi Fakultas
Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta untuk
mengevaluasi sejauh mana sistem pendidikan telah dijalankan sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai tambahan wawasan, informasi, dan masukkan untuk membantu
memberikan gambaran yang lebih jelas bagi pihak lain atau para
peneliti yang ingin melakukan penelitian mengenai perpajakan secara
umum.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Perpajakan
1. Pengertian Pajak
Banyak para ahli dalam bidang perpajakan yang memberikan
pengertian atau definisi pajak yang berbeda-beda, namun demikian
berbagai definisi tersebut mempunyai tujuan yang sama sehingga mudah
dipahami. Perbedaannya terletak pada sudut pandang masing-masing
pihak. Beberapa pengertian pajak adalah sebagai berikut:
Menurut Soemitro dalam Mardiasmo (2009:1):
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”. Menurut Soeparman dalam Suandy (2008:9):
“Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum”. Menurut Smeets dalam Suandy (2008:9):
“Pajak adalah prestasi kepada masyarakat kepada masyarakat yang terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa ada kalanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual; maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah”. Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpukan bahwa pajak
memiliki unsur-unsur :
10
a. Pajak dipungut berdasarkan kekuatan undang-undang serta aturan
pelaksanaannya, dan sifatnya dapat dipaksakan.
b. Pajak dipugut oleh negara, baik oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah.
c. Pajak merupakan peralihan kekayaan dari orang ataui badan ke Negara
(pemerintah)
d. Pajak dapat dipungut baik langsung maupun tidak langsung.
e. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah fungsi
budgetair), yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus,
digunakan untuk membiayai investasi publik.
f. Pajak untuk melaksankan kebijakan pemerintah dalam bidang social
dan ekonomi (fungsi regulerend). Contoh: dikenakan pajak yang tinggi
terhadap minuman keras sehingga konsumsi minuman keras dapat
ditekan.
Berdasarkan definisi diatas, pengertian pajak adalah iuran yang
dapat dipaksakan, dimana pemerintah dapat memaksa wajib pajak untuk
memenuhi kewajibannya dengan menggunakan surat paksa dan sita.
Setiap wajib pajak yang membayar iuran/pajak kepada negara tidak akan
mendapat balas jasa yang langsung dapat ditunjukkan. Tetapi imbalan
yang secara tidak langsung diperoleh Wajib Pajak berupa pelayanan
pemerintah yang ditujukan kepada seluruh masyarakat melalui
penyelenggaraan sarana irigasi, jalan, sekolah, dan sebagainya.
11
2. Fungsi Pajak
Menururt Suandy (2008:12) terdapat dua fungsi pajak, yaitu
fungsi budgetair (keuangan Negara) dan fungsi regulerend (mengatur).
a. Fungsi Budgetair (Keuangan Negara)
Fungsi budgetair merupakan fungsi utama pajak dan fungsi
fiskal yaitu suatu fungsi dimana pajak dipergunakan sebagai alat untuk
memasukkan dana secara optimal ke kas Negara berdasarkan Undang-
Undang perpajakan yang berlaku, pajak untuk keperluan Negara
berdasarkan Undang-Undang. Faktor yang turut mempengaruhi
optimalisasi pemasukan dana ke kas Negara adalah:
1) Filsafat Negara.
2) Kejelasan Undang-Undang dan Peraturan Perpajakan.
3) Tingkat Pendidikan Penduduk/Wajib Pajak.
4) Kualitas dan kuantitas petugas pajak setempat.
5) Strategi yang diterapkan organisasi yang mengadministrasikan
pajak di Indonesia.
b. Fungsi Regulerend (Mengatur)
Fungsi regulerend atau fungsi mengatur dan sebagainya juga
fungsi pajak dipergunakan oleh pemerintah sebagai alat untuk mencapai
tujuan tertentu. Disebut sebagai fungsi tambahan karena fungsi ini
hanya sebagai pelengkap dari fungsi utama pajak. Untuk mencapai
tujuan tersebut maka pajak dipakai sebagai alat kebijakan. Pajak
12
digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dapat dilihat
g) tingkat intelektual dan moral, h) dan lain-lain.
Ada kecenderungan bagi orang yang berpendapatan tinggi
pengeluaran juga tinggi, orang yang berpendapatan rendah
pengeluaran juga rendah. Jadi ada kecenderungan pengeluaran
seseorang menyesuaikan dengan pendapatan yang diperolehnya, ada
keseimbangan antara pendapatan dengan pengeluaran, pendapatan
yang dicapai dalam jangka waktu tertentu, senantiasa sama dengan
pengeluaran jangka waktu tertentu.
89
Demikian juga dengan masalah kesadaran dalam membayar
pajak, pembayaran pajak termasuk juga pengeluaran yang berkaitan
pula dengan pendapatan seseorang. Apalagi bagi orang-orang yang
sadar akan arti pentingnya fungsi pajak bagi pembangunan nasional,
maka ada nilai lebihnya yaitu mereka tidak segan-segan untuk
mengeluarkan biaya untuk membayar pajak. Dalam hal ini pendapatan
kepala keluarga berpengaruh dalam membayar pajak. Walaupun
mereka sadar arti pentingnya pajak namun ada yang masih enggan
melunasi pajak, hal ini karena alasan penghasilannya minim atau
sengaja lalai padahal penghasilannya besar. Namun demikian pada
umumnya mereka tidak keberatan membayar pajak asal tidak terlalu
berat atau nilainya masih berada dibawah penghasilannya secara rutin
setiap bulan. Oleh karena itu perlu dikaji kaitan antara kesadaran
membayar pajak dengan penghasilan/pendapatan yang mereka peroleh.
Variabel persepsi wajib pajak tentang pelaksanaan sanksi
denda PBB memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau lebih
kecil dari 5% dan nilai thitung sebesar 3,660 berada diluar daerah kritis
(diantara nilai ttabel -1,98 sampai +1,98), sehingga dapat dikatakan
bahwa secara parsial variabel persepsi wajib pajak tentang
pelaksanaan sanksi denda PBB berpengaruh secara signifikan
terhadap kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB. Maka Ha4
diterima.
90
Hasil tersebut mendukung penelitian Astuti dan Rini (2009)
yang membuktikan persepsi wajib pajak tentang pelaksanaan sanksi
denda PBB juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kesadaran perpajakan. Dengan demikian, pada penelitian ini persepsi
wajib pajak tentang sanksi denda PBB berpengaruh terhadap
kesadaran wajib pajak dalam membayar PBB secara tepat waktu dan
tepat jumlah.
Undang-undang dan peraturan perpajakan termasuk UU PBB
No. 12 Tahun 1994 secara garis besar berisikan hak dan kewajiban
wajib pajak, yang mengatur tindakan-tindakan yang diperkenankan
dan tidak diperkenankan oleh semua wajib pajak. Setiap wajib pajak
PBB yang berada di bawah payung hukum atau undang-undang PBB
harus mematuhinya. Namun, banyak perilaku masyarakat yang
menyimpang dari undang-undang atau peraturan perpajakan yang ada.
Oleh sebab itu agar berbagai regulasi yang ada dipatuhi oleh wajib
pajak, maka terdapat sanksi untuk para pelanggarnya.
Variabel pendidikan wajib pajak memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0,403 atau lebih besar dari 5% dan nilai thitung
sebesar 0,840 berada didaerah kritis (diantara nilai ttabel -1,98 sampai
+1,98), sehingga dapat dikatakan bahwa secara parsial variabel
pendidikan wajib pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB. Maka Ha5 ditolak.
91
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Astuti dan
Rini (2009) yang menyatakan bahwa pendidikan wajib pajak tidak
berpengaruh signifikan terhadap kesadaran perpajakan. Dan, hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Misbach (1997) yang
membuktikan pendidikan wajib pajak PBB tidak berpengaruh
terhadap keberhasilan penerimaan PBB. Hasil ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan Soemitro (1993) yang menyatakan terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kesadaran
membayar pajak. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya pendidikan
perpajakan yang ditanamkan sejak dini pada masyarakat. Sesuai
dengan pernyataan Guritno dalam Misbach (1997:16), kesadaran
masyarakat untuk membayar pajak harus dibina melalui dua cara.
Salah satunya meningkatkan pengetahuan dan pendidikan masyarakat.
Pendidikan pajak untuk Sekolah Dasar ditujukan untuk menumbuhkan
kesadaran akan perlunya pajak bagi pembangunan bangsa dan negara
(Nasucha, 1999:5).
92
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Sikap wajib pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran
wajib pajak dalam pembayaran PBB.
2. Motivasi wajib pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB karena kurangnya
sosialisasi PBB kepada masyarakat yang harus dilakukan KPP dan
pemerintah daerah sebagai lembaga kolektor PBB.
3. Tingkat pendapatan kepala keluarga berpengaruh secara signifikan
terhadap kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB.
4. Persepsi wajib pajak tentang pelaksanaan sanksi denda PBB
berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran wajib pajak dalam
pembayaran PBB.
5. Pendidikan wajib pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB karena kurangnya
pendidikan perpajakan formal dan informal yang ditanamkan sejak dini
pada masyarakat.
6. Sikap wajib pajak, motivasi wajib pajak, tingkat pendapatan kepala
keluarga, persepsi wajib pajak tentang pelaksanaan sanksi denda PBB,
dan pendidikan wajib pajak berpengaruh secara simultan terhadap
93
kesadaran wajib pajak. Namun secara parsial motivasi wajib pajak dan
pendidikan wajib pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB.
B. Implikasi
Adanya pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran
wajib pajak dalam pembayaran PBB menunjukkan bahwa faktor-faktor
yang ada dalam diri wajib pajak ini turut mempengaruhi kesadaran wajib
pajak dalam membayar PBB. Faktor-faktor yang terbukti berpengaruh
dalam penelitian ini adalah sikap wajib pajak, tingkat pendapatan kepala
keluarga, dan persepsi wajib pajak tentang pelaksanaan sanksi denda PBB.
Sedangkan sisanya, yaitu motivasi wajib pajak dan pendidikan wajib pajak
terbukti tidak berpengaruh terhadap kesadaran wajib pajak dalam
pembayaran PBB.
Tidak adanya pengaruh motivasi wajib pajak dan pendidikan
wajib pajak terhadap kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB
dikarenakan kurangnya pendidikan perpajakan informal dan formal yang
ditanamkan sejak dini pada masyarakat, serta kurangnya sosialisasi PBB
kepada masyarakat yang harus dilakukan KPP dan pemerintah daerah
sebagai lembaga kolektor PBB. Sedangkan variabel lainnya, yaitu sikap
wajib pajak yang terbukti mempengaruhi kesadaran wajib pajak dalam
pembayaran PBB adalah disebabkan oleh faktor internal yaitu diri kita
sendiri seperti sikap yang baik sebab pada hakikatnya sikap adalah
94
perwujudan daripada adanya kesadaran tersebut dan tingkat pengetahuan
wajib pajak, sedangkan faktor eksternal jauh lebih berpengaruh yaitu
sosialisasi yang diberikan oleh aparat pajak sehingga menimbulkan sebuah
sikap dan faktor lainnya seperti motivasi wajib pajak, tingkat pendapatan
kepala keluarga, persepsi wajib pajak tentang pelaksanaan sanksi denda
PBB dan pendidikan wajib pajak. Berdasarkan penelitian tersebut, maka
aparat pajak harus meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak. Beberapa
faktor memiliki hubungan positif dengan kesadaran wajib pajak dalam
pembayaran PBB.
Sama halnya dengan penghasilan wajib pajak, tingkat pendapatan
kepala keluarga juga berpengaruh terhadap kesadaran wajib pajak dalam
pembayaran PBB. Hal ini dikarenakan semakin besar penghasilan kepala
keluarga semakin tinggi kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB.
Persepsi wajib pajak tentang pelaksanaan sanksi denda PBB juga
berpengaruh terhadap kesadaran wajib pajak dalam pembayaran PBB. Hal
ini dikarenakan wajib pajak PBB memandang bahwa pelaksanaan sanksi
denda PBB dilaksanakan secara tegas, konsisten dan adil kepada semua
wajib pajak PBB yang melanggar.
95
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan
penelitian yang telah dilakukan, maka berikut ini disampaikan saran-saran
yang bersifat operasional dan spesifik untuk berbagai pihak yang
memerlukan, yaitu sebagai berikut:
a. Penelitian berikutnya hendaknya menambah wilayah studi penelitian.
b. Perlunya dilakukan penambahan jumlah responden atau objek
penelitian, sehingga akan menghasilkan data yang lebih baik lagi.
c. Aparat pajak hendaknya mengkaji beberapa karakteristik wajib pajak
yang mempengaruhi perilaku masyarakat wajib pajak, tidak hanya
melihat faktor sosial, budaya, dan ekonomi tetapi juga
mempertimbangkan faktor kepribadian dan psikologi (seperti faktor
motivasi, faktor kecemasan, dan faktor pengharapan) wajib pajak,
karena hal tersebut dapat mempengaruhi perilaku wajib pajak dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya.
96
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, Icek. 2002. Constructing a TPB Questionnaire: Conceptual and Methodological Considerations (Revised January,2006), (Online), (http://people.umass.edu/aizen/pdf/tpb.measurement.pdf, diakses 27 April 2009).
Antonius Sumarsono, Mario dan M Khoiru Rusydi, “Analisis Perbedaan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dan Penerimaan Pajak Sebelum dan Sesudah Penerapan Modernisasi Administrasi Perpajakan”. Universitas Brawijaya, 2008.
Agustriana Mandiri, Devia dkk. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Bangkalan”, Simposium Nasional Perpajakan. 2008.
Ancok, Djamaludin. Psikologi Terapan: Mengapa Orang Kurang Antusias Membayar Pajak. (Yogyakarta: Darussalam, 2004).
Bintari A, “Ilmu Ekonomi”. Ganeca Exact, Bandung 1996.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro edisi ketiga: 2005)
Hasibuan, H.Organisasi dan Motivasi. Jakarta. PT. Bumi Aksara 2003.
Hardika, N. Sentosa. 2006. Pengaruh Lingkungan dan Moral Wajib Pajak Terhadap Sikap dan Kepatuhan Wajib Pajak Pada Hotel Berbintang di Propinsi Bali. Disertasi. Universitas Airlangga: Surabaya.
Indrawijaya, Adam. Perilaku Organisasi. Bandung. Pustaka Sinar Baru, 2003.
Indriantoro dan Supomo. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Managemen. (Yogyakarta: BPFE, 2002).
Kansil, C.S.T. “Hidup Berbangsa dan Bernegara (Pedoman Hidup Bernegara
untuk Siswa Indonesia)”, PT. Erlangga, Jakarta, 1993.
97
Karim, Linus. “Hubungan Tingkat Pendapatan Kepala Keluarga Dengan Kesadaran Membayar PBB (Kasus Di Desa Barong Tongkok Kecamatan Barong Tongkok Kabupaten Kutai Barat)”. Guruvalah.20m.com, 2002.
Karnanto, “Kenaikan PBB Yang Merisaukan”. Indonesian Tax Review, 5 (5),
2006. Kautsar Riza, Salman dan Mochammad Farid, “Pengaruh Sikap dan Moral Wajib
Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Industri Perbankan Di Surabaya”. 2007.
LTK, Untung. “Analisis Persepsi dan Harapan Wajib Pajak Terhadap Pelayanan
Penyelesaian Restitusi Pajak di Wilayah Jakarta Selatan”, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara, Juni 1997.
Misbach, Moc. Lutfie, “Analisis Faktor-Faktor Yang Melekat Pada Wajib Pajak dan Pengaruhnnya Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kotamadya Surabaya”. Universitas Airlangga, 1997.
Munari, “Pengaruh Faktor Tax payer terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak
Nasucha, Chaizi. “Paradigma Baru Pusat Penyuluhan Perpajakan”, Jurnal Kipas
Volume 1 Nomor 11, Agustus 1999.
Partadiredja, Ace. ”Perhitungan Pendapatan Nasional”. LP3ES, Jakarta, 1973.
Rini dan Sri Astuti, “Analisis Faktor-Faktor Yang Melekat Pada Wajib Pajak PBB Dan Pengaruhnya Terhadap Kesadaran Perpajakan”. Simposium Nasional Perpajakan, 2008.
Rachman, Arief, Rindah Febriana Suryawati, dan Gita Arasy Harwida.
“Pengaruh Pemahaman Kesadaran, Serta Kepatuhan Wajib Pajak PBB Terhadap Keberhasilan Penerimaan PBB Di Kecamatan Kota Sumenep Kabupaten Sumenep”. 2008.
98
Santoso, Wahyu. ” Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak (Penelitian Terhadap Wajib Pajak Badan Di Indonesia) ”. Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Hal 85 – 137. Oktober 2008.
Santoso, Singgih. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. (Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo, 2004). Suhardito, Bambang dan Bambang Sudibyo. “Pengaruh Faktor-Faktor Yang
Melekat Pada Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan”, Simposium Nasional Akuntansi II, 1999.
Suandy, Erly, Hukum Pajak, (Jakarta: Salemba Empat, 2008). Sumantri, Agus. “Kepatuhan Pajak Terhadap Hukum Pajak (Studi Status
Ekonomi Warga Masyarakat Dalam Hubungannya Dengan Kepatuhan Mereka Membayar Pajak Bumi dan Bangunan”. (Thesis: Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga Surabaya, 1992).
Sumardi, Mulyanto. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok, Yayasan Ilmu Sosial,
Rajawali Press, Jakarta, 1991. Siahaan, Frengki, “Pengaruh Sikap Dan Motivasi Masyarakat Terhadap
Partisipasi Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Di Kecamatan Candisari Kota Semarang”. 2006.
Soediyono, Ekonomi Makro Pengantar Analisis Pendapatan Nasional. Liberty,
Yogyakarta, 1990. Soemitro, Rochmat. “Pajak Bumi dan Bangunan”. Eresco, Bandung, 1986. Sutrisno, Edy. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. (Jakarta: Kencana, 2009). Tarjo dan Sawarjuwono Tjiptohadi. “Kepercayaan Wajib Pajak Terhadap Fiskus,
Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Pentingnya Membayar Pajak, Rekayasa Akuntansi dan Kepatuhan Wajib Pajak”, Jurnal Manajemen, Akuntansi dan Bisnis Volume 3 Nomor 2, Agustus 2005.
99
The Liang Gie, Ensiklopedi Administrasi, Gajah Mada University Pers, Yogyakarta 1989.
Troutman, Coleen S. 1993. Moral Commitment to Tax Compliance as Measured
by The Development of Moral Reasoning and Attitutes Towards The Fairness of The Tax Laws. Dissertation, Oklahoma State University, USA.
Waluyo, Perpajakan Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2008). Winarti, Euis. ”Pengembangan Kepribadian”. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007). Wisnaeni, Fifiana, dkk. “Pengaruh Tingkat Pendidikan Pengusaha Rumah Makan
Terhadap Kesadaran Hukum Menyetorkan Pajak Pembangunan I di Kodya Dati II Semarang”. 1993.
100
LAMPIRAN 1 SURAT IZIN RISET
101
LAMPIRAN 2 KUESIONER PENELITIAN
102
KUISIONER PENELITIAN
Nama : Muhammad Ash Shiddiq
NIM : 207082000075
Universitas : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Sehubungan dengan adanya penelitian untuk tugas akhir program strata
satu (S1) fakultas ekonomi dan bisnis. Saya meminta kesediannya untuk
membantu penelitian saya yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kesadaran Wajib Pajak Dalam Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di
Kecamatan Pamulang Tangerang Selatan”. Dengan mengisi kuisioner yang telah
disediakan. atas perhatian dan bantuanya saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk Pengisian
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda anggap paling tepat dengan cara
memberi tanda check list (√) atau (X) pada setiap butir pertanyaan.
Setiap butir pertanyaan berikut ini terdiri atas 5 pilihan jawaban:
SS = Sangat Setuju di masukan dalam kelompok 5
S = Setuju di masukan dalam kelompok 4
R = Ragu-ragu di masukan dalam kelompok 3
TS = Tidak Setuju di masukan dalam kelompok 2
STS = Sangat Tidak Setuju di masukan dalam kelompok 1
Data Responden
• Nama :……………………….. • Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan
103
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda anggap paling tepat dengan cara memberi tanda check list (√) atau (X) pada setiap butir pertanyaan.
Sikap (X1)
No. Pertanyaan STS TS R S SS 1. Mengetahui UU tentang pajak bumi dan
bangunan
2. Mendapatkan sosialisasi pajak bumi dan bangunan
3. Prosedur yang mudah dimengerti 4. Kebijakan perpajakan tidak memberatkan wajib
pajak
5. Sistem pelayanan di kantor pajak sudah berjalan dengan baik
Motivasi (X2)
No. Pertanyaan STS TS R S SS 1. Kemudahan mengisi formulir pajak bumi dan
bangunan
2. Letak kantor pajak yang dekat dari rumah 3. Kemudahan alat transportasi untuk ke kantor
pajak
4. Sistem dan prosedur yang mudah untuk di ikuti 5. Petugas yang tersedia di kantor pajak sangat
membantu
6. Membayar pajak merupakan bukti pengabdian wajib pajak terhadap Negara
7. Membayar pajak merupakan salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
8. Citra aparat pajak yang baik dan bersih akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
104
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda anggap paling tepat dengan cara memberi tanda check list (√) atau (X) pada setiap butir pertanyaan.
Tingkat Pendapatan Kepala Keluarga (X3)
1. Pekerjaan responden saat ini:
Pegawai pemerintah
Pegawai swasta
Pedagang
Penyedia jasa
Lainnya, sebutkan :………………………..
2. Tipe rumah anda :……….
3. Jumlah Pendapatan per bulan
Dibawah 1 juta
1 juta – 3 juta
4 juta – 7 juta 7 juta – 10 juta
Diatas 10 juta
105
Anda dapat mengisi lebih dari satu
4. Alat transportasi yang anda gunakan Mobil Motor Angkutan umum
Ojek Sepeda
5. Alat rumah tangga
Televisi
LCD
Home Theater
Persepsi Wajib Pajak Tentang Pelaksanaan Sanksi Denda PBB (X4)
Air Conditioner
Kulkas Note Book/ Laptop
Dispenser
6. Jumlah beban tanggungan dalam keluarga
Tidak ada tanggungan
1 – 3 orang
4 – 7 orang
Diatas 8 orang
106
No. Pertanyaan STS TS R S SS 1. Saya mengetahui sanksi denda yang dikenakan
kepada saya jika terlambat membayar pajak bumi dan bangunan
2. bumi dan bangunan tepat Saya melunasi pajakpada waktunya untuk menghindari sanksi denda
3. Sanksi denda pajak bumi dan bangunan tidak memberatkan bagi saya
4. nda admnistrasi karena Saya sering dikenakan deketerlambatan membayar pajak
5. ajib pajak agar Sanksi sangat diperlukan oleh wtercipta kedisiplinan dan kesadaran dalam memenuhi kewajiban sebagai warga Negara
6. an Pengenaan sanksi denda pajak bumi dbangunan terhadap wajib pajak dalam pembayarannya relatif ringan
7. ajak bumi dan Pengenaan sanksi denda pbangunan harus dilaksanakan dengan tegas kepada semua wajib pajak yang melakukan penyimpangan
Wajib Pajak (X5)
atkan responden
MP
MA
a
Strata 1 atau lebih tinggi
ayaran Pajak Bumi Dan Bangunan (Y1)
Pendidikan
1. Pendidikan formal yang ditamSD S S
Diplom
Kesadaran Wajib Pajak Dalam Pemb
107
No. Pertanyaan STS TS R S SS 1. Membayar pajak merupakan dorongan hati
nurani saya
2. Saya menjalankan kewajiban sebagai wajib pajak tanpa ada paksaan dari pihak fiskus
3. Sebagai warga negara saya harus melaksanakan hak dan kewajiban saya sebagai wajib pajak
4. Saya merasa bangga dengan menjadi wajib pajak
5. Saya mengetahui fungsi atas pajak yang saya bayar
6. Saya memahami betapa pentingnya pajak bagi pembangunan nasional
7. Pajak adalah iuran kepada Negara untuk memelihara kesejahteraan masyarakatnya
8. Saya membayar pajak untuk kepentinganbersama
9. Pajak bumi dan bangunan yang saya bayar tidak memberatkan bagi saya
10. Saya membayar pajak bumi dan bangunan secara tepat waktu
11. Saya membayar sendiri pajak bumi dan bangunan di tempat pembayaran yang telahditentukan
12. Saya membayar pajak jika sudah mendekati tanggal jatuh tempo pembayaran
13. Saya merasa tidak perlu melaporkan detil perubahan tanah dan bangunan rumah saya
14. Saya pernah melaoprkan detil perubahan tdan bangunan rumah saya