Top Banner
1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID-ASK SPREAD PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2013-2015 Anisa Apriliya Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Kepulauan Riau Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh harga saham, volume perdagangan saham, return saham dan leverage terhadap bid-ask spread. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang tercatat di bursa efek indonesia periode 2013-2016. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS 21. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel volume perdagangan saham berpengaruh positif dan signifikan terhadap bid-ask spread. Sementara return saham berpengaruh negatif dan signifikan terhaadap bid-ask spread. Variabel harga saham dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread. Hasil uji simultan menunjukkan bahwa variabel-variabel independen berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread. Kata Kunci: harga saham, volume perdagangan saham, return saham dan leverage, bid-ask spread. This study aims to examine the impact of shares price, trade volume activity, shares return and leverage on bid ask spread. The population in this study is manufacturing firms listed on Indonesia Stock Exchange from 2013-2016. Purposive sampling technique is used in this study to collect sample.. Statistical hypothesis testing used multiple linear regression on SPSS 21. The result of this study shows that trade volume activiyt has significantly positive association with bid ask spread. Shares return has significantly negative association on bid ask spread. Share price and leverage do not have significant association with bid ask spread. The result on simultaneous testing shows that independent variables have significant impact on bid ask spread. Keywords: bid ask spread, shares price, trade volume activity, shares return and leverage PENDAHULUAN Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Pasar modal juga merupakan salah satu lembaga yang menunjang lajunya perekonomian sebuah negara, mempercepat pertumbuhan dan perkembangan perekonomian. Kondisi pasar modal penuh ketidakpastian yang mengakibatkan timbulnya risiko investasi yang harus dihadapi oleh para pelaku pasar modal. Untuk meminimalisir ketidakpastian dari tingkat risiko yang terjadi serta sekaligus membantu investor mendapatkan tingkat keuntungan yang diharapkan, maka para investor memerlukan informasi. Informasi yang didapat tersebut dibutuhkan oleh para pelaku pasar modal dalam pengambilan keputusan. Teori spread menyatakan bahwa nilai bid-ask spread ditentukan oleh dealer atau broker yang secara bersama-sama melakukan transaksi atas suatu saham. Di Bursa Efek
12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID-ASK SPREAD …repository.umrah.ac.id/1965/1/JURNAL NISA.pdf · 2018. 8. 11. · kata lain seorang investor tidak dapat melakukan transaksi sendiri

Dec 07, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID-ASK SPREAD …repository.umrah.ac.id/1965/1/JURNAL NISA.pdf · 2018. 8. 11. · kata lain seorang investor tidak dapat melakukan transaksi sendiri

1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID-ASK SPREAD PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA (BEI) PERIODE 2013-2015

Anisa Apriliya

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang, Kepulauan Riau

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh harga saham, volume perdagangan saham, return

saham dan leverage terhadap bid-ask spread. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

perusahaan manufaktur yang tercatat di bursa efek indonesia periode 2013-2016. Teknik

sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pengujian

hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS 21. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa variabel volume perdagangan saham berpengaruh positif

dan signifikan terhadap bid-ask spread. Sementara return saham berpengaruh negatif dan

signifikan terhaadap bid-ask spread. Variabel harga saham dan leverage tidak berpengaruh

signifikan terhadap bid-ask spread. Hasil uji simultan menunjukkan bahwa variabel-variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread.

Kata Kunci: harga saham, volume perdagangan saham, return saham dan leverage, bid-ask

spread.

This study aims to examine the impact of shares price, trade volume activity, shares return

and leverage on bid ask spread. The population in this study is manufacturing firms listed on

Indonesia Stock Exchange from 2013-2016. Purposive sampling technique is used in this

study to collect sample.. Statistical hypothesis testing used multiple linear regression on SPSS

21. The result of this study shows that trade volume activiyt has significantly positive

association with bid ask spread. Shares return has significantly negative association on bid

ask spread. Share price and leverage do not have significant association with bid ask spread.

The result on simultaneous testing shows that independent variables have significant impact

on bid ask spread.

Keywords: bid ask spread, shares price, trade volume activity, shares return and leverage

PENDAHULUAN

Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang

yang bisa diperjual belikan baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Pasar modal juga

merupakan salah satu lembaga yang menunjang lajunya perekonomian sebuah negara,

mempercepat pertumbuhan dan perkembangan perekonomian.

Kondisi pasar modal penuh ketidakpastian yang mengakibatkan timbulnya risiko

investasi yang harus dihadapi oleh para pelaku pasar modal. Untuk meminimalisir

ketidakpastian dari tingkat risiko yang terjadi serta sekaligus membantu investor

mendapatkan tingkat keuntungan yang diharapkan, maka para investor memerlukan

informasi. Informasi yang didapat tersebut dibutuhkan oleh para pelaku pasar modal dalam

pengambilan keputusan.

Teori spread menyatakan bahwa nilai bid-ask spread ditentukan oleh dealer atau

broker yang secara bersama-sama melakukan transaksi atas suatu saham. Di Bursa Efek

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID-ASK SPREAD …repository.umrah.ac.id/1965/1/JURNAL NISA.pdf · 2018. 8. 11. · kata lain seorang investor tidak dapat melakukan transaksi sendiri

2

Indonesia (BEI) menggunakan pendekatan market spread karena dealer berperan ganda yaitu

sebagai dealer dan sebagai broker. Hal ini disebabkan karena Bursa Efek Indonesia bersifat

competitive order matching market atau order drive market system. Dengan sistem ini

investor hanya diperbolehkan untuk menyerahkan order transaksi melalui broker atau dengan

kata lain seorang investor tidak dapat melakukan transaksi sendiri di lantai bursa. (Paramita

& Yulianto, 2014)

Salah satu yang mendasari keputusan investor dalam melakukan investasi adalah isi

laporan keuangan perusahaan publik. Jika seseorang percaya terhadap hipotesis pasar efisien

yang digunakan sebagai pegangan, kita berharap bahwa investor akan berhati-hati mengikuti

laporan keuangan perusahaan publik dan semua fluktuasi tingkat laba akan digambarkan pada

tingkat harga (Rasyidi & Murdayanti, 2013).

Perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang baik dapat menjadi pedoman

investor dalam mengambil keputusan investasinya. Dari laporan keuangan dapat dilihat

seberapa ketergantungan perusahaan pada hutang jangka panjang yang digunakan untuk

menutupi modalnya. Semakin besar hutang perusahaan pasti akan menurunkan tingkat

pengembalian yang diharapkan investor, dan akan mempengaruhi harga saham perusahaan

tersebut.

Peningkatan leverage keuangan dapat berdampak positif dan negatif bagi pemegang

saham, hal ini tergantung pada kondisi perekonomian. Pada saat kondisi ekonomi prosperity,

peningkatan leverage keuangan disebabkan manajemen perusahaan semakin optimis terhadap

prospek perusahaan di masa depan. Peningkatan leverage keuangan akan mengurangi agency

cost antara pemegang saham dengan manajer, karena manajer harus memenuhi pembayaran

bunga dan pokok sehingga manajer harus bekerja lebih disiplin. Selain itu peningkatan

leverage keuangan juga disertai dengan meningkatnya default risk sehingga manajer harus

mengambil keputusan investasi yang terbaik agar perusahaan terhindar dari kebangkrutan.

Hal itu akan mengurangi informasi asimetri antara manajer dan investor yang menimbulkan

reaksi dari para investor untuk mengambil keputusan investasi terhadap saham perusahaan

(Sudana & Intan, 2008).

Para investor pasti menginginkan tingkat pengembalian atas investasi yang

dilakukannya. Pada teorinya semakin tinggi tingkat pengembalian yang didapat investor

maka semakin tinggi juga tingkat resiko yang didapat dari investasi yang dilakukan. Bid-ask

yang menggambarkan selisih harga jual dengan harga beli menunjukkan bahwa, semakin

rendah spread, maka semakin likuid juga investasi tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

Bid-Ask Spread

Salah satu cara untuk mendeteksi asimetri informasi adalah dengan perhitungan bid-

ask. Bid-ask spread merupakan selisih antara bid price dengan ask price. Bid price adalah

harga tertinggi yang ditawarkan oleh dealer atau harga dimana spesialis atau dealer

menawarkan untuk membeli saham. Sedangkan ask price adalah harga terendah dimana

dealer bersedia untuk menjual saham. (Dewi & Kartika, 2015)

Bid-ask spread ditentukan oleh dealer. Bid-ask spread yang terlalu tinggi akan

menguntungkan dealer, namun bid-ask spread yang terlalu tinggi akan mengakibatkan saham

tersebut menjadi kurang aktif diperdagangkan. Bid-ask spread yang terlalu rendah akan

merugikan dealer, namun bid-ask spread yang terlalu rendah akan mengakibatkan saham

tersebut menjadi lebih aktif diperdagangkan. Oleh karena itu dealer akan berusaha untuk

menentukan tingkat bid-ask spread yang optimal, yaitu tingkat bid-ask spread yang tidak

merugikan dealer dan membuat saham tersebut aktif diperdagangkan. (Supardi, 2010)

Bid-ask spread merupakan faktor yang dipertimbangkan oleh investor untuk

mengambil keputusan apakah menahan atau menjual saham. Terdapat dua model spread

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID-ASK SPREAD …repository.umrah.ac.id/1965/1/JURNAL NISA.pdf · 2018. 8. 11. · kata lain seorang investor tidak dapat melakukan transaksi sendiri

3

yakni dealer spread dan market spread. Dealer spread merupakan selisih antara harga bid

dan harga ask yang menyebabkan individu dealer ingin memperdagangkan sekuritas dengan

aktivanya sendiri. Market spread merupakan beda antara permintaan beli tertinggi dengan

penawaran jual terendah yang terjadi pada waktu tertentu. Market spread dapat dilihat dari

selisih antara offer price dan bid price yang terdapat di bursa. Biaya kesegaran bagi investor

merupakan ukuran market spread, sedangkan persaingan antara dealer dan biaya dealer

membuat pasar berhubungan dengan ukuran dealer spread. (Istanti, 2009).

Harga Saham

Harga saham adalah harga yang ditetapkan dari suatu saham pada saat pasar saham

sedang berlangsung dengan mempertimbangkan permintaan dan penawaran dari saham yang

dimaksud (Jogiyanto, 2015). Perubahan harga saham ditentukan berdasarkan penilaian

investor terhadap perusahaan. Apabila perusahaan dipandang memiliki masa depan yang

baik, dan diperkirakan akan berkembang pesat, maka investor tersebut memberikan penilaian

yang tinggi terhadap saham perusahaan yang sedang dipertukarkan, demikian pula sebaliknya

(Aprilia, 2015). Harga saham yang senantiasa memberikan return yang tinggi

mengidentifikasikan bahwa saham tersebut disukai oleh investor, sehingga dealer (perantara

pedagang efek) tidak perlu memegang saham tersebut terlalu lama sehingga menurunkan

biaya pemilikan saham yang berarti mempersempit bid-ask spread (Paramita & Yulianto,

2014)

Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan adalah jumlah saham atau surat berharga yang diperdagangkan

di pasar modal selama periode yang telah ditentukan. (Paramita & Yulianto, 2014). Volume

perdagangan saham merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada

waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Untuk membuat

keputusan investasinya, seorang investor yang rasional akan mempertimbangkan risiko dan

tingkat keuntungan yang diharapkan (Napitupulu & Syahyuan, 2013).

Volume perdagangan diartikan sebagai besarnya aktivitas jumlah lembar sham yang

diperdagangkan. Investor akan melihat aktivitas ini untuk menilai informasi dari saham

tersebut. Volume perdagangan yang besar menunjukkan bahwa saham tersebut digemari oleh

para investor dan cepat diperdagangkan. Sebaliknya, volume perdagangan yang kecil

menunjukkan saham tersebut kurang likuid sehingga investor cenderung kurang menyukai

melakukan perdagangan pada saham tersebut (Aprilia, 2015). Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return

realisasian yang sudah terjadi atau return ekspektasian (expected return) yang belum terjadi

tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. Return realisasian (realized return)

dihitung menggunakan data historis. Return realisasian penting karena digunakan sebagai

salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return realisasian ini juga berguna sebagai dasar

penentuan return ekspektasian (expected return) dan risiko dimasa mendatag (Jogiyanto,

2015:263).

Return saham memungkinkan seorang investor untuk membandingkan keuntungan

aktual ataupun keuntungan yang diharapkan dan disediakan oleh berbagai saham pada

tingkatan pengembalian yang diinginkan. Menurut Jogiyanto (2015) merupakan return yang

telah terjadi. Return realisasi dapat di ukur dengan menggunakan banyak metode salah

satunya adalah return total yang merupakan return secara keseluruhan dari suatu investasi

dalam suatu periode tertentu yang terdiri dari capital gain dan yield (Chotimah & Amanah,

2013). Return total terdiri dari capital gain dan yield. Capital gain/loss merupakan selisih dari

harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Sedangkan yield adalah

merupakan prosentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari

suatu investasi (Chotimah & Amanah, 2013).

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID-ASK SPREAD …repository.umrah.ac.id/1965/1/JURNAL NISA.pdf · 2018. 8. 11. · kata lain seorang investor tidak dapat melakukan transaksi sendiri

4

Leverage Dalam membagi kegiatannya suatu perusahaan dapat menggunakan sumber dana dari

dalam atau intern perusahaan (modal sendiri) dan dari luar (hutang) (Alhayanti, 2013). Rasio

leverage terbagi dua yaitu, rasio leverage operasi dan rasio leverage keuangan. Menurut

Fahmi (2012) Leverage adalah rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan yang dibiayai

utang. Penggunaan hutang terlalu tinggi menyebabkan perusahaan akan masuk kedalam

extreme leverage yaitu kondisi dimana perusahaan terjebak dalam tingkat hutang yang tinggi

dan sulit melepaskan beban hutang tersebut. Leverage juga didefenisikan sebagai nilai buku

total utang jangka panjang dibagi dengan total aktiva (Jogiyanto, 2015:460). Leverage

penting bagi pemegang saham karena biaya bunga tetap atas pinjaman mempunyai pengaruh

dalam meningkatkan atau menurunkan keuntungan pemegang saham. Apabila penghasilan

dari total dana yang diinvestasikan melebihi bunga atas pinjaman maka sisa surplus akan

ditambahkan ke pemegang saham dan selanjutnya meningkatkan penerimaan mereka. Disisi

lain bila penerimaan rata-rata dari total dana yang diinvestasikan lebih rendah daripada

tingkat bunga, sedangkan bunga masih harus dibayar, aka terjadi penurunan penerimaan pada

pemegang saham.

Pengembangan Hipotesis

Kenaikan atau penurunan harga saham bukan hanya disebabkan karena perubahan

permintaan dan penawaran yang terjadi. Namun dapat disebabkan oleh penilaian investor

terhadap saham itu sendiri. Harga saham yang tinggi lebih disukai oleh investor karena

diasumsikan perusahaan tersebut dalam keadaan yang baik sehingga dapat menurunkan bid-

ask spread (Aprilia, 2015) dan dealer tidak perlu memegang saham terlalu lama yang akan

mengaibatkan penurunan biaya kepemilikan saham. Harga saham sendiri diidentifikasi

berpengaruh negatif terhadap bid ask spread. Harga saham yang senantiasa memberikan

return yang tinggi mengindikasikan bahwa saham tersebut disukai oleh investor, sehingga

broker/dealer tidak perlu memegang saham tersebut terlalu lama sehingga menurunkan biaya

kepemilikan saham yang berarti mempersempit bid ask spread.

Volume perdagangan diartikan sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan

pada hari tertentu. Perdagangan suatu saham yang aktif, yaitu dengan volume perdagangan

yang besar, menunjukkan bahwa saham tersebut digemari oleh para investor yang berarti

saham tersebut cepat diperdagangkan. Volume perdagangan akan menurunkan biaya

kepemilikan saham sehingga akan menurunkan bid-ask spread. Dengan demikian, semakin

aktif perdagangan suatu saham atau semakin besar volume perdagangan saham, maka

semakin rendah biaya kepemilikan saham tersebut yang berarti akan mempersempit bid-ask

spread (Paramita & Yulianto, 2014).

Menurut Ambarwati (2008), return saham yang tinggi mengindikasikan bahwa saham

tersebut aktif diperdagangkan, dan hal ini menunjukkan bahwa saham tersebut banyak

diminati oleh para investor. Saham yang banyak diminati oleh investor cenderung akan lebih

banyak ditransaksikan atau memiliki volume perdagangan lebih besar (Santoso & Linawati,

2014). Return juga merupakan laba investasi, baik melalui bunga ataupun dividen. Tingkat

pengembalian saham adalah penghasilan yang diperoleh selama periode investasi per

sejumlah dana yang diinvestasikan. Hal yang sering terjadi yaitu semakin besar return yang

diharapkan (expected), maka semakin besar pula risiko yang terjadi. Dealer mendapat

kompensasi dalam membeli saham pada harga beli (Pb) yang umumnya lebih rendah dari

harga sebenarnya dan menjual pada harga jual (Pj) diatas harga sebenarnya (Pt). Spread yang

didapat digunakan untuk menutup cost yang terjadi (Dewi & Kartika, 2015).

Leverage terkait dengan risiko, bila tingkat leverage yang digunakan semakin tinggi

maka risiko yang dihadapi investor juga akan tinggi. Oleh karena itu semakin tinggi leverage

suatu perusahaan maka risikonya juga akan meningkat dan akan mengakibatkan bid-ask

spread saham yang besar (Royani, 2017).

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID-ASK SPREAD …repository.umrah.ac.id/1965/1/JURNAL NISA.pdf · 2018. 8. 11. · kata lain seorang investor tidak dapat melakukan transaksi sendiri

5

METODOLOGI PENELITIAN

Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, objek yang akan diteliti adalah laporan keuangan perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.

Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu variabel terikat (dependent

variable) atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya, serta variabel bebas

(independent variable) atau variabel yang tidak tergantung pada variabel lainnya.

Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah

pengamatan. Pengamat akan dapat memprediksikan ataupun menerangkan variabel dalam

variabel dependen beserta perubahannya yang terjadi kemudian. Variabel dependen identik

dengan variabel terikat, yang dijelaskan. (Kuncoro, 2009). Variabel dependen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah bid-ask spread. Bid-ask spread merupakan spread

pasar, yaitu selisih antara harga penawaran jual terendah (lowest ask) atau biasa disebut

sebagai ask price dengan harga permintaan beli tertinggi (highest bid) atau biasa disebut

sebagai bid price. Ask price dan bid price yang digunakan adalah ask price dan bid price

penutupan di bursa. Adapun rumus bid-ask spread adalah sebagai berikut:

𝑆𝑝𝑟𝑒𝑎𝑑 =(𝐴𝑠𝑘 – 𝐵𝑖𝑑)

(𝐴𝑠𝑘 + 𝐵𝑖𝑑)/2

Keterangan : Spread = Rata-rata bid-ask spread saham i pada tahun t

Ask = Jumlah ask price saham i pada tahun t

Bid = Jumlah bid price saham i pada tahun t

Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam

variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun yang negatif bagi variabel

dependen nantinya. Variabel independen identik dengan variabel bebas, penjelas atau

independent/explanatory variable. Variabel ini biasa dianggap sebagai variabel prediktor atau

penyebab karena memprediksi atau menyebabkan variabel dependen (Kuncoro, 2009).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah:

a. Harga saham

Harga saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu

perusahaan. Harga saham pada penelitian ini yaitu harga saham penutupan pada tanggal

penerbitan laporan keuangan untuk masing-masing perusahaan. Hal ini juga sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Supardi (2010).

b. Voume Perdagangan Saham

Volume perdagangan adalah jumlah surat berharga (saham) yang diperdagangkan di

pasar modal selama periode yang telah ditentukan. Perhitungan volume perdagangan

dilakukan dengan perbandingan antara jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan pada

tanggal penerbitan laporan keuangan dengan keseluruhan jumlah saham beredar perusahaan.

c. Return Saham

Return saham merupakan imbalan atau keberanian investor menanggung risiko atas

investasi yang dilakukan dan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi.

Hasil yang diperoleh dari investasi yaitu return. Return saham dalam penelitian ini diukur

pada tanggal penerbitan laporan keuangan. Rumus untuk menentukan besarnya return saham

adalah sebagai berikut:

𝑅𝑖.𝑡 = 𝑃𝑖.𝑡 − 𝑃𝑖.𝑡−1

𝑃𝑖.𝑡−1

Keterangan:

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID-ASK SPREAD …repository.umrah.ac.id/1965/1/JURNAL NISA.pdf · 2018. 8. 11. · kata lain seorang investor tidak dapat melakukan transaksi sendiri

6

Ri.t : Return saham ke-i pada periode t

Pi.t : Harga saham ke-i pada periode t

Pi.t-1 : Harga saham ke-i pada periode t-1

d. Leverage

Leverage keuangan menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai

investasinya. Leverage didefinisikan sebagai rasio dari total hutang terhadap total aset.

𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 =Total Hutang

Total Asset

Metode Pengumpulan Data

Data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.

Data diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel sampel (populasi). Penelitan

ini menggunakan data sekunder yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan

dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Penelitian ini menggunakan data sekunder.

Data sekunder yang digunakan adalah data yang telah dipublikasi dalam situs Bursa Efek

Indonesia (BEI) dan data yang berasal dari website finance.yahoo.com.

Teknik Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek,

transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek

penelitian (Kuncoro, 2009). Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar dan yang memiliki laporan keuangan yang telah dipublikasikan serta dapat di

download dalam sitis www.idx.com pada periode 2013-2016. Sample adalah suatu himpunan

bagian (subset) dari unit populasi yang dapat menjadi sumber data (Kuncoro, 2009). Metode

yang digunakan adalah purposive sampling dengan judgement sampling dimana sample

dipilih berdasarkan penilaian terhadap karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan

maksud penelitian (Kuncoro, 2009). Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam memilih

sample yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu:

1. Perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut-turut selama tahun

penelitian 2013-2016

2. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang Rupiah (Rp) dan tanggal laporan

keuangan yang dipublikasikan per 31 Desember serta telah diaudit oleh auditor selama

tahun penelitian yaitu 2013-2016

3. Perusahaan yang memiliki harga saham dan nilai bid-ask secara berturut-turut selama

periode penelitian 2013-2016

Teknik Analisis Data

Pengelolaan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS Versi 21. Sebelum

dilakukan pengujian hipotesisi teori, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik

untuk memenuhi sifat dari estimasi regresi yang bersifat BLUES (Best Linier Unbiased

Estimator) yang meliputi heterokedastisitas, multikolinieritas dan autokorelasi (Manik,

2012). Untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan alat analisis regresi

berganda. Kemudian dilakukan pengujian uji T (TTest)dan Uji F (Ftest).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Unit Analisis

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

purposive sampling dengan kriteria yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

No Kriteria Sampel Sampel

1 Perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia berturut-turut selama tahun penelitian 2013-

132

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID-ASK SPREAD …repository.umrah.ac.id/1965/1/JURNAL NISA.pdf · 2018. 8. 11. · kata lain seorang investor tidak dapat melakukan transaksi sendiri

7

2016

2 Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan mata

uang Rupiah (Rp) dan tanggal laporan keuangan yang

dipublikasikan tidak per 31 Desember serta tidak diaudit

oleh auditor selama tahun penelitian yaitu 2013-2016

(34)

5 Perusahaan yang tidak memiliki harga saham dan nilai

bid-ask secara berturut-turut selama periode penelitian

2013,2014,2015 dan 2016

(57)

Jumlah Perusahaan yang memenuhi kriteria 41

Jumlah tahun penelitian 4

Jumlah Sampel 164

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi dari

sekumpulan data yang dilihat dari jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-

rata dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Dalam penelitian ini statistik

deskriptifnya adalah sebagai berikut:

Tabel Deskriptif Variabel

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

BIDASK 164 ,0000 ,3229 ,035374 ,0389547

PRICE 164 55 69200 3904,66 9740,070

TVA 164 ,0000 ,0257 ,001029 ,0026615

RETURN 164 -,2220 ,1300 ,001604 ,0341630

LEV 164 ,0372 ,8375 ,431302 ,2008429

Valid N (listwise) 164

Uji Hipotesis

Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Uji hipotesis secara parsial, atau disebut dengan Uji T merupakan pengujian yang

digunakan untuk melihat pengaruh variabel-variabel bebas secara parsial terhadap

variabel terikatnya. Berikut adalah hasil perhitungan nilai t hitung:

Hasil Uji Secara Parsial (Uji t) Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,026 ,005 5,032 ,000

PRICE -3,592E-007 ,000 -,090 -1,640 ,103

TVA 8,785 ,897 ,600 9,795 ,000

RETURN -,236 ,070 -,207 -3,378 ,001

LEV ,004 ,011 ,022 ,391 ,697

a. Dependent Variable: BIDASK

Dari hasil uji regresi linier berganda untuk penelitian ini, model regresi yang

dihasilkan adalah sebagai berikut:

𝐵𝐼𝐷𝐴𝑆𝐾 = 0,026 − 0,000000359 𝑃𝑅𝐼𝐶𝐸 + 8,785 𝑇𝑉𝐴 − 0,236 𝑅𝐸𝑇𝑈𝑅𝑁 + 0,004 𝐿𝐸𝑉+ 𝜀

1) Konstanta (a)

Nilai konstanta yang diperoleh adalah sebesar 0,026. Artinya jika seluruh variabel

independen dianggap konstan atau bernilai nol, maka besarnya BIDASK perusahaan

sektor manufaktur periode 2013-2016 adalah senilai 2,6%.

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID-ASK SPREAD …repository.umrah.ac.id/1965/1/JURNAL NISA.pdf · 2018. 8. 11. · kata lain seorang investor tidak dapat melakukan transaksi sendiri

8

2) Koefisien Regresi PRICE

Nilai koefisien regresi PRICE untuk variabel Harga Saham adalah sebesar -

0,000000359. Artinya variabel Harga saham berhubungan negatif terhadap tingkat bid ask

spread. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan Rp100 level Harga Saham, maka

akan menyebabkan rentang bid-ask spread menurun sebesar 0,00359%.

3) Koefisien Regresi TVA

Nilai koefisien regresi untuk variabel volume perdagangan saham adalah sebesar 8,785.

Hal ini menyebabkan setiap bertambah 1% volume perdagangan saham maka akan

meningkatkan jarak bid-ask spread perusahaan sebesar 0,0875%.

4) Koefisien Regresi RETURN

Nilai koefisien regresi untuk variabel return saham adalah sebesar -0,236. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% return perusahaan perusahaan, maka akan

menyebabkan berkurangnya bid-ask spread sebesar 0,0236%.

5) Koefisien Regresi LEV

Nilai koefisien regresi untuk variabel leverage adalah sebesar 0,004. Hal ini

menyebabkan setiap bertambahnya 1% rasio leverage maka akan memperbesar bid ask

spread saham perusahaan sebesar 0,00004%

Uji Hipotesis secara Simultan (Uji f)

Uji hipotesis simultan menggunakan uji F dalam analisis regresi linier berganda. Uji

ini digunakan untuk melihat pengaruh keempat variabel indepen den (bebas) terhadap

variabel dependen (terikat). Penjabaran hasil pengujian dapat dilihat dari tabel berikut:

Hasil Uji Secara Simultan (uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression ,132 4 ,033 45,168 ,000b

Residual ,116 159 ,001

Total ,247 163

a. Dependent Variable: BIDASK

b. Predictors: (Constant), LEV, TVA, PRICE, RETURN

Hasil dari Uji F menunjukkan bahwa seluruh variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen secara simultan. Nilai F-hitung sebesar 45,168 dan

nilai Sig. sebesar 0,000 telah memenuhi kriteria penerimaan. Nilai F-hitung 45,168 lebih

besar dari F-tabel yaitu sebesar 2,43 dan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05.

Sehingga kesimpulan yang dapat ditarik adalah menerima hipotesis ke-lima (H5) yaitu

terdapat pengaruh simultan antara harga saham, volume perdagangan saham, return saham,

dan leverage terhadap bid-ask spread.

Uji Koefisiensi Determinasi (R2)

Uji Kelayakan Model (goodness of fit) dilakukan untuk melihat kesesuaian

model, atau seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel

terikatnya. Untuk menguji kelayakan model menggunakan nilai Adjusted R Squre. Berikut

adalah hasil uji Koefisien Determinasi:

Uji Goodness of Fit Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,729a ,532 ,520 ,02699

a. Predictors: (Constant), LEV, TVA, PRICE, RETURN b. Dependent Variable: BIDASK

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID-ASK SPREAD …repository.umrah.ac.id/1965/1/JURNAL NISA.pdf · 2018. 8. 11. · kata lain seorang investor tidak dapat melakukan transaksi sendiri

9

Tabel tersebut memberikan nilai koefisien determinasi sebesar 0,520. Terlihat

bahwa kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikat adalah relatif

tinggi yaitu sebesar 52,0% pada model penelitian. Masih terdapat 48,0% varians variabel

terikat yang belum mampu dijelaskan oleh keempat variabel bebas dalam model

penelitian ini.

Pembahasan

Berdasarkan uji hipotesis dalam analisis regresi linier berganda, diperoleh hasil bahwa

harga saham tidak berpengaruh terhadap bid-ask spread. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Istanti (2007), Al-Hakima (2015) dan Alda (2012) Namun

hasil penelitian ini berbeda dengan Royani (2017) dan Kartika & Dewi (2015)

Adapun penyebab tidak berpengaruhnya harga saham dengan bid-ask spread

dikarenakan persebaran data harga saham dalam penelitian ini terlalu tinggi. Nilai standar

deviasi yang mencapai Rp9.740 dengan nilai rata-rata yang lebih rendah yakni Rp3.904

menunjukkan terdapat kelompok saham yang memiliki nilai ekstrim. Adanya saham yang

memiliki nilai outlier dalam sampel penelitian membuat input yang dihasilkan tidak

representatif sehingga hasil pengujian hipotesis yang dilakukan tidak sesuai pengembangan

hipotesis yang dirancang. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan

investor dalam menjual ataupun membeli sekuritas tidak terlalu memperhatikan harga saham

perusahaan yang cenderung tidak dapat dibandingkan antara perusahaan dengan subsektor

berbeda. Investor lebih mempertimbangkan variabel lain yang memiliki keterbandingan lebih

tinggi seperti return saham ataupun nilai fundamental yang mana lebih relevan untuk

pengambilan keputusan.

Dari hasil pengujian secara statistik, diperoleh hasil bahwa volume perdagangan

saham berpengaruh terhadap bid ask spread. Arah pengaruh yang muncul adalah positif yang

mengindikasikan semakin besar volume perdagangan saham maka semakin besar pula bid-

ask spread saham tersebut. Arah pengaruh ini berbeda dengan apa yang dinalar dalam

pengembangan hipotesis. Volume perdagangan saham berkaitan dengan harga saham.

Semakin sering saham diperdagangkan semakin fluktuatif return saham tersebut. Return

saham merupakan faktor yang menjadi pertimbangan oleh investor yang rasional. Hal ini

akan menyebabkan tingginya permintaan akan saham tersebut. Keadaan ini membuat dealer

tidak perlu menahan saham yang dapat mengurangi biaya kepemilikan. Pengaruh positif

dalam hasil penelitian ini dapat juga dikarenakan oleh dua hal yaitu pertama, total volume

perdagangan pada sampel yang relatif rendah (rata-rata sampel hanya sebesar 0,1%)

sedangkan rata-rata bid-ask spread lebih tinggi (0,35%) sehingga cenderung akan

menghasilkan nilai beta yang positif. Kedua, adalah persepsi dealer yang memandang bahwa

saham yang aktif diperdagangakan akan meningkatkan harga saham itu sendiri. Volume

perdagangan yang tinggi menandakan bahwa saham tergolong aktif. Investor kemudia

berasumsi bahwa saham tersebut baik sehingga dealer berkesempatan mengambil keuntungan

dari harga bid dan harga ask. Penjelasan ini juga didukung dalam penelitian yang dilakukan

oleh Paramita (2014), Aprilia (2015) dan Anggraini (2013).

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa return saham memiliki pengaruh

negatif dan signifikan terhadap bid-ask spread. Hasil ini mengindikasikan bahwa jika return

yang dihasilkan tinggi maka spread yang dihasilkan akan mengecil. Hal ini biasa terjadi

dalam praktik atas dasar asumsi semakin besar return yang diharapkan maka akan semakin

besar pula risiko saham tersebut (Jogiyanto, 2015). Broker saham akan mendapatkan

kompensasi lebih pada saat transaksi membeli saham pada harga beli yang lebih rendah dari

harga sebenarnya, sebaliknya akan menjual pada harga jual diatas harga sebenarnya. Spread

yang didapat, digunakan untuk menutup cost yang terjadi. Sehingga spread akan makin kecil

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID-ASK SPREAD …repository.umrah.ac.id/1965/1/JURNAL NISA.pdf · 2018. 8. 11. · kata lain seorang investor tidak dapat melakukan transaksi sendiri

10

bila return saham tinggi dan akan lebih besar jika return saham kecil. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati (2008), Nurmayanti (2009), Dewi

& Kartika (2015) dan Sunarko (2016).

Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa leverage tidak

berpengaruh terhadap bid-ask spread. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai leverage

perusahaan tidak mempengaruhi besar kecilnya nilai bid-ask spread. Hal ini dapat terjadi jika

investor memandang bahwa risiko yang tercermin dari leverage perusahaan bersifat stabil.

Frekuensi informasi leverage perusahaan yang tidak tinggi (hanya bisa diakses kuartalan)

juga membuat investor jarang menyandingkan informasi tersebut dalam pengambilan

keputusan jual-beli saham yang sifatnya harian. Jadi walaupun perusahaan dengan leverage

tinggi mengindikasikan risiko yang tinggi pula, investor tidak terlalu mempertimbangkan

informasi tersebut dikarenakan nilai leverage perusahaan cenderung stabil. Hasil penelitian

ini sesuai dengan penelitian yang dijalankan oleh Paramita (2014), Al-Farizi (2015) dan

Sunarko (2016)

Hasil pengujian hipotesis ke-lima menunjukkan bahwa secara simultan variabel Harga

saham, Volume Perdagangan Saham, Return Saham, dan Leverage berpengaruh signifikan

terhadap bid-ask spread. Nilai signifikansi sebesar 0,000 jauh lebih kecil dibandingkan

tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa model

penelitian yang dirancang sudah baik dikarenakan uji F juga merupakan salah satu dari jenis

pengujian Goodness of Fit Test yang menunjukkan seberapa baik variabel-variabel dirancang

dan ketepatannya terhadap model penelitian. Adapun alasan mengapa variebel Harga saham,

Volume Perdagangan Saham, Return Saham, dan Leverage berpengaruh terhadap bid-ask

spread dikarenakan setiap variabel mempunyai dampak yang mempengaruhi broker dalam

penentuan harga bid dan ask masing-masing saham. Namun tetap perlu diperhatikan bahwa

pengaruh yang disebabkan oleh variabel-variabel ini adalah bersifat simultan sehingga jika

model ini digunakan untuk tujuan prediksi model harus menggunakan variabel dalam

penelitian ini tanpa mengurangi atau menambah variabel lain.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris terkait pengaruh harga

saham, volume perdagangan saham, return saham, dan leverage terhadap bid-ask spread

pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013

– 2016. Dari hasil pengujian didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Harga saham tidak berpengaruh secara signifikan terhadap bid-ask spread pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2016.

2. Volume perdagangan saham berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2016.

3. Return saham berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2016.

4. Leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap bid-ask spread pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2016.

5. Harga saham, volume perdagangan saham, return saham dan leverage secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap bid-askspread pada perusahaan manufaktur yang

tedaftar di BEI periode 2013-2016.

Saran

Penelitian memiliki beberapa keterbatasan yang membatasi hasil dan pembahasan

penelitian. Penelitian selanjutnya diharapkan menyempurnakan topik penelitian ini

dengan mempertimbangkan keterbatasan dan saran penelitian ini. Adapun saran-saran

yang mungkin bisa digunakan untuk menyempurnakan penelitian, antara lain:

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID-ASK SPREAD …repository.umrah.ac.id/1965/1/JURNAL NISA.pdf · 2018. 8. 11. · kata lain seorang investor tidak dapat melakukan transaksi sendiri

11

1) Jangka waktu penelitian yang diperpanjang hingga 5 tahun.

2) Menambahkan variabel lain seperti risiko saham, market value dan earning per share.

3) Menggunakan harga saham mingguan/bulanan setelah tanggal penerbitan laporan

keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

Alhayanti, F. (2013). Pengaruh Tingkat Hutang (Leverage) dan Tingkat Kesulitan Keuangan

Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi. Padang: Universitas Negeri Padang.

Ambarwati, S. D. (2008). Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan Saham dan Varian

Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang

Tergabung dalam Indeks LQ 45 Periode Tahun 2003-2005. Jurnal Siasat Bisnis Vol.12

No.1 , 27-38.

Anggraini, V., Hartini, T., & Wijaya, T. (2013). Pengaruh Harga Saham, Volume

Perdagangan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Bid-Ask Spread Pada Perusahaan Food

& Beverage yang Terdaftar Di BEI.

Aprilia, Z. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bid-Ask Spread Saham LQ-45 di

Bursa Efek Indonesia. Journal of Research in Economics and Management Vol.15,

No.2 , 396-407.

Atmaja, L. S. (2008). Teori dan Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: ANDI.

Chotimah, C., & Amanah, L. (2013). Analisis Rasio Keuangan Terhadap Retrun Saham dan

Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi .

Dewi, A. N., & Kartika, I. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bid-Ask Spread pada

Perusahan Manufaktur. Jurnal Akuntansi Indonesia Vol. 4 No.2 , 85-96.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hartono, J. (2015). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Kesepuluh ed.). Yogyakarta:

BPFE-Yogyakarta.

Husnan, S. (2005). Dasar-Dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas (Keempat ed.).

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Istanti, L. N. (2009). Pengaruh Harga Saham, Trading Volume Activity dan Risiko Saham

terhadap Bid-Ask Spread (Studi pada Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Jakarta). Jurnal

ekonomi Modernisasi Vol.5, No.3 , 199-210.

Kuncoro, M. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi Edisi 3. Jogyakarta: Penerbit

Erlangga.

Manik, Tumpal. (2012). Analisis Pengaruh Laporan Keuangan Segmen Interim Terhadap

Pengambilan Keputusan Pemisahan Laporan Keuangan Anak Perusahan Di Pt Telkom

Indonesia. Jurnal JEMI Vol. 3 No. 1,1-14.

Napitupulu, V., & Syahyuan. (2013). Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan dan

Volatilitas Harga Saham Terhadap Bid-Ask Spread Pada Perusahaan yang Melakukan

Stock Split di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Media Informasi Manajemen Vol.1, No.2 ,

1-10.

Paramita, F. D., & Yulianto, A. (2014). Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan,

Likuiditas dan Leverage Terhadap Bid-ask Spread (Studi Pada Perusahaan INDEX JII

di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2013). Accounting Analysis Journal , 3

(1), 352-360.

Rasyidi, L. B., & Murdayanti, Y. (2013). Pengaruh Asset Size, Closing Price, Likuiditas,

Varian Return, dan Volume Perdagangan Saham terhadap Bid-Ask Spread Pada

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID-ASK SPREAD …repository.umrah.ac.id/1965/1/JURNAL NISA.pdf · 2018. 8. 11. · kata lain seorang investor tidak dapat melakukan transaksi sendiri

12

Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di BEI. Jurnal Ilmiah Wahana

Akuntansi Vol.8 No.2 , 8 (2), 149-170.

Royani, E. D. (2017). Pengaruh Closing Price, Earning Per Share, Asset Size, Likuiditas,

dan Leverage Terhadap Bid Ask Spread Saham Syariah pada Perusahaan yang

Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2013-2015)”. Surakarta:

Institut Agama Islam Negeri Surakarta.

Santoso, H., & Linawati, N. (2014). Pengaruh Retrun dan Varian Retrun Anggota LQ-45

Terhadap Bid-Ask Spread. FINESTA Vol.2 No.2 , 58-62.

Shobriati, I., Darminto, & Endang, M. W. (2013). Pengaruh Harga Saham, Volume

Perdagangan Saham, Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread di Seputar Pengumuman

Stock Split ( (Studi pada Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode

Tahun 2005-2011). Jurnal Administrasi Bisnis Vol.3, No.2 , 1-14.

Sudana, I. M., & Intan, N. (2008). Leverage Keuangan dan Likuiditas Saham Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan .

Supardi. (2010). Analisis Pengaruh Return Saham dan Volume Perdagangan Saham Terhadap

Bid-Ask Spread Pra dan Pasca Pengumuman Laporan Keuangan pada LQ 45. Jurnal

Ekonomi dan Kewirausahaan Vol.6, No.12 , 52-72.

Wahyujuliantini, I. M., & Suarjaya, A. A. (2015). Pengaruh Harga Saham, Volume

Perdagangan Saham, dan Volatilitas Return Saham pada Bid-Ask Spread. Jurnal

Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan , 146-155.