1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID-ASK SPREAD PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2013-2015 Anisa Apriliya Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Kepulauan Riau Email: [email protected]ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh harga saham, volume perdagangan saham, return saham dan leverage terhadap bid-ask spread. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang tercatat di bursa efek indonesia periode 2013-2016. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS 21. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel volume perdagangan saham berpengaruh positif dan signifikan terhadap bid-ask spread. Sementara return saham berpengaruh negatif dan signifikan terhaadap bid-ask spread. Variabel harga saham dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread. Hasil uji simultan menunjukkan bahwa variabel-variabel independen berpengaruh signifikan terhadap bid-ask spread. Kata Kunci: harga saham, volume perdagangan saham, return saham dan leverage, bid-ask spread. This study aims to examine the impact of shares price, trade volume activity, shares return and leverage on bid ask spread. The population in this study is manufacturing firms listed on Indonesia Stock Exchange from 2013-2016. Purposive sampling technique is used in this study to collect sample.. Statistical hypothesis testing used multiple linear regression on SPSS 21. The result of this study shows that trade volume activiyt has significantly positive association with bid ask spread. Shares return has significantly negative association on bid ask spread. Share price and leverage do not have significant association with bid ask spread. The result on simultaneous testing shows that independent variables have significant impact on bid ask spread. Keywords: bid ask spread, shares price, trade volume activity, shares return and leverage PENDAHULUAN Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Pasar modal juga merupakan salah satu lembaga yang menunjang lajunya perekonomian sebuah negara, mempercepat pertumbuhan dan perkembangan perekonomian. Kondisi pasar modal penuh ketidakpastian yang mengakibatkan timbulnya risiko investasi yang harus dihadapi oleh para pelaku pasar modal. Untuk meminimalisir ketidakpastian dari tingkat risiko yang terjadi serta sekaligus membantu investor mendapatkan tingkat keuntungan yang diharapkan, maka para investor memerlukan informasi. Informasi yang didapat tersebut dibutuhkan oleh para pelaku pasar modal dalam pengambilan keputusan. Teori spread menyatakan bahwa nilai bid-ask spread ditentukan oleh dealer atau broker yang secara bersama-sama melakukan transaksi atas suatu saham. Di Bursa Efek
12
Embed
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID-ASK SPREAD …repository.umrah.ac.id/1965/1/JURNAL NISA.pdf · 2018. 8. 11. · kata lain seorang investor tidak dapat melakukan transaksi sendiri
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BID-ASK SPREAD PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI) PERIODE 2013-2015
Anisa Apriliya
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang
yang bisa diperjual belikan baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Pasar modal juga
merupakan salah satu lembaga yang menunjang lajunya perekonomian sebuah negara,
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan perekonomian.
Kondisi pasar modal penuh ketidakpastian yang mengakibatkan timbulnya risiko
investasi yang harus dihadapi oleh para pelaku pasar modal. Untuk meminimalisir
ketidakpastian dari tingkat risiko yang terjadi serta sekaligus membantu investor
mendapatkan tingkat keuntungan yang diharapkan, maka para investor memerlukan
informasi. Informasi yang didapat tersebut dibutuhkan oleh para pelaku pasar modal dalam
pengambilan keputusan.
Teori spread menyatakan bahwa nilai bid-ask spread ditentukan oleh dealer atau
broker yang secara bersama-sama melakukan transaksi atas suatu saham. Di Bursa Efek
2
Indonesia (BEI) menggunakan pendekatan market spread karena dealer berperan ganda yaitu
sebagai dealer dan sebagai broker. Hal ini disebabkan karena Bursa Efek Indonesia bersifat
competitive order matching market atau order drive market system. Dengan sistem ini
investor hanya diperbolehkan untuk menyerahkan order transaksi melalui broker atau dengan
kata lain seorang investor tidak dapat melakukan transaksi sendiri di lantai bursa. (Paramita
& Yulianto, 2014)
Salah satu yang mendasari keputusan investor dalam melakukan investasi adalah isi
laporan keuangan perusahaan publik. Jika seseorang percaya terhadap hipotesis pasar efisien
yang digunakan sebagai pegangan, kita berharap bahwa investor akan berhati-hati mengikuti
laporan keuangan perusahaan publik dan semua fluktuasi tingkat laba akan digambarkan pada
tingkat harga (Rasyidi & Murdayanti, 2013).
Perusahaan yang memiliki laporan keuangan yang baik dapat menjadi pedoman
investor dalam mengambil keputusan investasinya. Dari laporan keuangan dapat dilihat
seberapa ketergantungan perusahaan pada hutang jangka panjang yang digunakan untuk
menutupi modalnya. Semakin besar hutang perusahaan pasti akan menurunkan tingkat
pengembalian yang diharapkan investor, dan akan mempengaruhi harga saham perusahaan
tersebut.
Peningkatan leverage keuangan dapat berdampak positif dan negatif bagi pemegang
saham, hal ini tergantung pada kondisi perekonomian. Pada saat kondisi ekonomi prosperity,
peningkatan leverage keuangan disebabkan manajemen perusahaan semakin optimis terhadap
prospek perusahaan di masa depan. Peningkatan leverage keuangan akan mengurangi agency
cost antara pemegang saham dengan manajer, karena manajer harus memenuhi pembayaran
bunga dan pokok sehingga manajer harus bekerja lebih disiplin. Selain itu peningkatan
leverage keuangan juga disertai dengan meningkatnya default risk sehingga manajer harus
mengambil keputusan investasi yang terbaik agar perusahaan terhindar dari kebangkrutan.
Hal itu akan mengurangi informasi asimetri antara manajer dan investor yang menimbulkan
reaksi dari para investor untuk mengambil keputusan investasi terhadap saham perusahaan
(Sudana & Intan, 2008).
Para investor pasti menginginkan tingkat pengembalian atas investasi yang
dilakukannya. Pada teorinya semakin tinggi tingkat pengembalian yang didapat investor
maka semakin tinggi juga tingkat resiko yang didapat dari investasi yang dilakukan. Bid-ask
yang menggambarkan selisih harga jual dengan harga beli menunjukkan bahwa, semakin
rendah spread, maka semakin likuid juga investasi tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Bid-Ask Spread
Salah satu cara untuk mendeteksi asimetri informasi adalah dengan perhitungan bid-
ask. Bid-ask spread merupakan selisih antara bid price dengan ask price. Bid price adalah
harga tertinggi yang ditawarkan oleh dealer atau harga dimana spesialis atau dealer
menawarkan untuk membeli saham. Sedangkan ask price adalah harga terendah dimana
dealer bersedia untuk menjual saham. (Dewi & Kartika, 2015)
Bid-ask spread ditentukan oleh dealer. Bid-ask spread yang terlalu tinggi akan
menguntungkan dealer, namun bid-ask spread yang terlalu tinggi akan mengakibatkan saham
tersebut menjadi kurang aktif diperdagangkan. Bid-ask spread yang terlalu rendah akan
merugikan dealer, namun bid-ask spread yang terlalu rendah akan mengakibatkan saham
tersebut menjadi lebih aktif diperdagangkan. Oleh karena itu dealer akan berusaha untuk
menentukan tingkat bid-ask spread yang optimal, yaitu tingkat bid-ask spread yang tidak
merugikan dealer dan membuat saham tersebut aktif diperdagangkan. (Supardi, 2010)
Bid-ask spread merupakan faktor yang dipertimbangkan oleh investor untuk
mengambil keputusan apakah menahan atau menjual saham. Terdapat dua model spread
3
yakni dealer spread dan market spread. Dealer spread merupakan selisih antara harga bid
dan harga ask yang menyebabkan individu dealer ingin memperdagangkan sekuritas dengan
aktivanya sendiri. Market spread merupakan beda antara permintaan beli tertinggi dengan
penawaran jual terendah yang terjadi pada waktu tertentu. Market spread dapat dilihat dari
selisih antara offer price dan bid price yang terdapat di bursa. Biaya kesegaran bagi investor
merupakan ukuran market spread, sedangkan persaingan antara dealer dan biaya dealer
membuat pasar berhubungan dengan ukuran dealer spread. (Istanti, 2009).
Harga Saham
Harga saham adalah harga yang ditetapkan dari suatu saham pada saat pasar saham
sedang berlangsung dengan mempertimbangkan permintaan dan penawaran dari saham yang
dimaksud (Jogiyanto, 2015). Perubahan harga saham ditentukan berdasarkan penilaian
investor terhadap perusahaan. Apabila perusahaan dipandang memiliki masa depan yang
baik, dan diperkirakan akan berkembang pesat, maka investor tersebut memberikan penilaian
yang tinggi terhadap saham perusahaan yang sedang dipertukarkan, demikian pula sebaliknya
(Aprilia, 2015). Harga saham yang senantiasa memberikan return yang tinggi
mengidentifikasikan bahwa saham tersebut disukai oleh investor, sehingga dealer (perantara
pedagang efek) tidak perlu memegang saham tersebut terlalu lama sehingga menurunkan
biaya pemilikan saham yang berarti mempersempit bid-ask spread (Paramita & Yulianto,
2014)
Volume Perdagangan Saham
Volume perdagangan adalah jumlah saham atau surat berharga yang diperdagangkan
di pasar modal selama periode yang telah ditentukan. (Paramita & Yulianto, 2014). Volume
perdagangan saham merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada
waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Untuk membuat
keputusan investasinya, seorang investor yang rasional akan mempertimbangkan risiko dan
tingkat keuntungan yang diharapkan (Napitupulu & Syahyuan, 2013).
Volume perdagangan diartikan sebagai besarnya aktivitas jumlah lembar sham yang
diperdagangkan. Investor akan melihat aktivitas ini untuk menilai informasi dari saham
tersebut. Volume perdagangan yang besar menunjukkan bahwa saham tersebut digemari oleh
para investor dan cepat diperdagangkan. Sebaliknya, volume perdagangan yang kecil
menunjukkan saham tersebut kurang likuid sehingga investor cenderung kurang menyukai
melakukan perdagangan pada saham tersebut (Aprilia, 2015). Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return
realisasian yang sudah terjadi atau return ekspektasian (expected return) yang belum terjadi
tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. Return realisasian (realized return)
dihitung menggunakan data historis. Return realisasian penting karena digunakan sebagai
salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return realisasian ini juga berguna sebagai dasar
penentuan return ekspektasian (expected return) dan risiko dimasa mendatag (Jogiyanto,
2015:263).
Return saham memungkinkan seorang investor untuk membandingkan keuntungan
aktual ataupun keuntungan yang diharapkan dan disediakan oleh berbagai saham pada
tingkatan pengembalian yang diinginkan. Menurut Jogiyanto (2015) merupakan return yang
telah terjadi. Return realisasi dapat di ukur dengan menggunakan banyak metode salah
satunya adalah return total yang merupakan return secara keseluruhan dari suatu investasi
dalam suatu periode tertentu yang terdiri dari capital gain dan yield (Chotimah & Amanah,
2013). Return total terdiri dari capital gain dan yield. Capital gain/loss merupakan selisih dari
harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Sedangkan yield adalah
merupakan prosentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari
suatu investasi (Chotimah & Amanah, 2013).
4
Leverage Dalam membagi kegiatannya suatu perusahaan dapat menggunakan sumber dana dari
dalam atau intern perusahaan (modal sendiri) dan dari luar (hutang) (Alhayanti, 2013). Rasio
leverage terbagi dua yaitu, rasio leverage operasi dan rasio leverage keuangan. Menurut
Fahmi (2012) Leverage adalah rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan yang dibiayai
utang. Penggunaan hutang terlalu tinggi menyebabkan perusahaan akan masuk kedalam
extreme leverage yaitu kondisi dimana perusahaan terjebak dalam tingkat hutang yang tinggi
dan sulit melepaskan beban hutang tersebut. Leverage juga didefenisikan sebagai nilai buku
total utang jangka panjang dibagi dengan total aktiva (Jogiyanto, 2015:460). Leverage
penting bagi pemegang saham karena biaya bunga tetap atas pinjaman mempunyai pengaruh
dalam meningkatkan atau menurunkan keuntungan pemegang saham. Apabila penghasilan
dari total dana yang diinvestasikan melebihi bunga atas pinjaman maka sisa surplus akan
ditambahkan ke pemegang saham dan selanjutnya meningkatkan penerimaan mereka. Disisi
lain bila penerimaan rata-rata dari total dana yang diinvestasikan lebih rendah daripada
tingkat bunga, sedangkan bunga masih harus dibayar, aka terjadi penurunan penerimaan pada
pemegang saham.
Pengembangan Hipotesis
Kenaikan atau penurunan harga saham bukan hanya disebabkan karena perubahan
permintaan dan penawaran yang terjadi. Namun dapat disebabkan oleh penilaian investor
terhadap saham itu sendiri. Harga saham yang tinggi lebih disukai oleh investor karena
diasumsikan perusahaan tersebut dalam keadaan yang baik sehingga dapat menurunkan bid-
ask spread (Aprilia, 2015) dan dealer tidak perlu memegang saham terlalu lama yang akan
mengaibatkan penurunan biaya kepemilikan saham. Harga saham sendiri diidentifikasi
berpengaruh negatif terhadap bid ask spread. Harga saham yang senantiasa memberikan
return yang tinggi mengindikasikan bahwa saham tersebut disukai oleh investor, sehingga
broker/dealer tidak perlu memegang saham tersebut terlalu lama sehingga menurunkan biaya
kepemilikan saham yang berarti mempersempit bid ask spread.
Volume perdagangan diartikan sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan
pada hari tertentu. Perdagangan suatu saham yang aktif, yaitu dengan volume perdagangan
yang besar, menunjukkan bahwa saham tersebut digemari oleh para investor yang berarti
saham tersebut cepat diperdagangkan. Volume perdagangan akan menurunkan biaya
kepemilikan saham sehingga akan menurunkan bid-ask spread. Dengan demikian, semakin
aktif perdagangan suatu saham atau semakin besar volume perdagangan saham, maka
semakin rendah biaya kepemilikan saham tersebut yang berarti akan mempersempit bid-ask
spread (Paramita & Yulianto, 2014).
Menurut Ambarwati (2008), return saham yang tinggi mengindikasikan bahwa saham
tersebut aktif diperdagangkan, dan hal ini menunjukkan bahwa saham tersebut banyak
diminati oleh para investor. Saham yang banyak diminati oleh investor cenderung akan lebih
banyak ditransaksikan atau memiliki volume perdagangan lebih besar (Santoso & Linawati,
2014). Return juga merupakan laba investasi, baik melalui bunga ataupun dividen. Tingkat
pengembalian saham adalah penghasilan yang diperoleh selama periode investasi per
sejumlah dana yang diinvestasikan. Hal yang sering terjadi yaitu semakin besar return yang
diharapkan (expected), maka semakin besar pula risiko yang terjadi. Dealer mendapat
kompensasi dalam membeli saham pada harga beli (Pb) yang umumnya lebih rendah dari
harga sebenarnya dan menjual pada harga jual (Pj) diatas harga sebenarnya (Pt). Spread yang
didapat digunakan untuk menutup cost yang terjadi (Dewi & Kartika, 2015).
Leverage terkait dengan risiko, bila tingkat leverage yang digunakan semakin tinggi
maka risiko yang dihadapi investor juga akan tinggi. Oleh karena itu semakin tinggi leverage
suatu perusahaan maka risikonya juga akan meningkat dan akan mengakibatkan bid-ask
spread saham yang besar (Royani, 2017).
5
METODOLOGI PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, objek yang akan diteliti adalah laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
Operasionalisasi Variabel
Variabel penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu variabel terikat (dependent
variable) atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya, serta variabel bebas
(independent variable) atau variabel yang tidak tergantung pada variabel lainnya.
Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah
pengamatan. Pengamat akan dapat memprediksikan ataupun menerangkan variabel dalam
variabel dependen beserta perubahannya yang terjadi kemudian. Variabel dependen identik
dengan variabel terikat, yang dijelaskan. (Kuncoro, 2009). Variabel dependen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah bid-ask spread. Bid-ask spread merupakan spread
pasar, yaitu selisih antara harga penawaran jual terendah (lowest ask) atau biasa disebut
sebagai ask price dengan harga permintaan beli tertinggi (highest bid) atau biasa disebut
sebagai bid price. Ask price dan bid price yang digunakan adalah ask price dan bid price
penutupan di bursa. Adapun rumus bid-ask spread adalah sebagai berikut:
𝑆𝑝𝑟𝑒𝑎𝑑 =(𝐴𝑠𝑘 – 𝐵𝑖𝑑)
(𝐴𝑠𝑘 + 𝐵𝑖𝑑)/2
Keterangan : Spread = Rata-rata bid-ask spread saham i pada tahun t
Ask = Jumlah ask price saham i pada tahun t
Bid = Jumlah bid price saham i pada tahun t
Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam
variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun yang negatif bagi variabel
dependen nantinya. Variabel independen identik dengan variabel bebas, penjelas atau
independent/explanatory variable. Variabel ini biasa dianggap sebagai variabel prediktor atau
penyebab karena memprediksi atau menyebabkan variabel dependen (Kuncoro, 2009).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
a. Harga saham
Harga saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu
perusahaan. Harga saham pada penelitian ini yaitu harga saham penutupan pada tanggal
penerbitan laporan keuangan untuk masing-masing perusahaan. Hal ini juga sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Supardi (2010).
b. Voume Perdagangan Saham
Volume perdagangan adalah jumlah surat berharga (saham) yang diperdagangkan di
pasar modal selama periode yang telah ditentukan. Perhitungan volume perdagangan
dilakukan dengan perbandingan antara jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan pada
tanggal penerbitan laporan keuangan dengan keseluruhan jumlah saham beredar perusahaan.
c. Return Saham
Return saham merupakan imbalan atau keberanian investor menanggung risiko atas
investasi yang dilakukan dan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi.
Hasil yang diperoleh dari investasi yaitu return. Return saham dalam penelitian ini diukur
pada tanggal penerbitan laporan keuangan. Rumus untuk menentukan besarnya return saham
adalah sebagai berikut:
𝑅𝑖.𝑡 = 𝑃𝑖.𝑡 − 𝑃𝑖.𝑡−1
𝑃𝑖.𝑡−1
Keterangan:
6
Ri.t : Return saham ke-i pada periode t
Pi.t : Harga saham ke-i pada periode t
Pi.t-1 : Harga saham ke-i pada periode t-1
d. Leverage
Leverage keuangan menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai
investasinya. Leverage didefinisikan sebagai rasio dari total hutang terhadap total aset.
𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 =Total Hutang
Total Asset
Metode Pengumpulan Data
Data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Data diperoleh dengan mengukur nilai satu atau lebih variabel sampel (populasi). Penelitan
ini menggunakan data sekunder yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan
dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Penelitian ini menggunakan data sekunder.
Data sekunder yang digunakan adalah data yang telah dipublikasi dalam situs Bursa Efek
Indonesia (BEI) dan data yang berasal dari website finance.yahoo.com.
Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek,
transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek
penelitian (Kuncoro, 2009). Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar dan yang memiliki laporan keuangan yang telah dipublikasikan serta dapat di
download dalam sitis www.idx.com pada periode 2013-2016. Sample adalah suatu himpunan
bagian (subset) dari unit populasi yang dapat menjadi sumber data (Kuncoro, 2009). Metode
yang digunakan adalah purposive sampling dengan judgement sampling dimana sample
dipilih berdasarkan penilaian terhadap karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan
maksud penelitian (Kuncoro, 2009). Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam memilih
sample yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu:
1. Perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut-turut selama tahun
penelitian 2013-2016
2. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang Rupiah (Rp) dan tanggal laporan
keuangan yang dipublikasikan per 31 Desember serta telah diaudit oleh auditor selama
tahun penelitian yaitu 2013-2016
3. Perusahaan yang memiliki harga saham dan nilai bid-ask secara berturut-turut selama
periode penelitian 2013-2016
Teknik Analisis Data
Pengelolaan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS Versi 21. Sebelum
dilakukan pengujian hipotesisi teori, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik
untuk memenuhi sifat dari estimasi regresi yang bersifat BLUES (Best Linier Unbiased
Estimator) yang meliputi heterokedastisitas, multikolinieritas dan autokorelasi (Manik,
2012). Untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan alat analisis regresi
berganda. Kemudian dilakukan pengujian uji T (TTest)dan Uji F (Ftest).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Unit Analisis
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
purposive sampling dengan kriteria yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
No Kriteria Sampel Sampel
1 Perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia berturut-turut selama tahun penelitian 2013-
132
7
2016
2 Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan mata
uang Rupiah (Rp) dan tanggal laporan keuangan yang
dipublikasikan tidak per 31 Desember serta tidak diaudit
oleh auditor selama tahun penelitian yaitu 2013-2016
(34)
5 Perusahaan yang tidak memiliki harga saham dan nilai
bid-ask secara berturut-turut selama periode penelitian
2013,2014,2015 dan 2016
(57)
Jumlah Perusahaan yang memenuhi kriteria 41
Jumlah tahun penelitian 4
Jumlah Sampel 164
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi dari
sekumpulan data yang dilihat dari jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-
rata dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Dalam penelitian ini statistik
deskriptifnya adalah sebagai berikut:
Tabel Deskriptif Variabel
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
BIDASK 164 ,0000 ,3229 ,035374 ,0389547
PRICE 164 55 69200 3904,66 9740,070
TVA 164 ,0000 ,0257 ,001029 ,0026615
RETURN 164 -,2220 ,1300 ,001604 ,0341630
LEV 164 ,0372 ,8375 ,431302 ,2008429
Valid N (listwise) 164
Uji Hipotesis
Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Uji hipotesis secara parsial, atau disebut dengan Uji T merupakan pengujian yang
digunakan untuk melihat pengaruh variabel-variabel bebas secara parsial terhadap
variabel terikatnya. Berikut adalah hasil perhitungan nilai t hitung:
Hasil Uji Secara Parsial (Uji t) Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,026 ,005 5,032 ,000
PRICE -3,592E-007 ,000 -,090 -1,640 ,103
TVA 8,785 ,897 ,600 9,795 ,000
RETURN -,236 ,070 -,207 -3,378 ,001
LEV ,004 ,011 ,022 ,391 ,697
a. Dependent Variable: BIDASK
Dari hasil uji regresi linier berganda untuk penelitian ini, model regresi yang