ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 1984-2003 SKRIPSI Oleh: Nama : Oki Mardina Aji Nomor Mahasiswa : 00313024 Program Studi : Ekonomi Pembangunan UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS EKONOMI YOGYAKARTA 2005
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 1984-2003
SKRIPSI
Oleh:
Nama : Oki Mardina Aji
Nomor Mahasiswa : 00313024
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA 2005
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 1984-2003
SKRIPSI
Disusun dan diajukan untk memenuhi syarat ujian akhir
guna memperoleh gelar Sarjana jenjang strata 1
Program Studi Ekonomi Pembangunan,
pada Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
Oleh:
Nama : Oki Mardina Aji
Nomor Mahasiswa : 00313024
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA 2005
i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
“ Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Dan apabila dikemudian hari
terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman
/ sangsi apapun sesuai peraturan yang berlaku.”
Yogyakarta, …...….…. 2005
Penyusun,
(Oki Mardina Aji)
ii
PENGESAHAN
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Periode Tahun 1984-2003
Nama : Oki Mardina Aji
Nomor Mahasiswa : 00313024
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Yogyakarta , Agustus 2005
Telah disetujui dan disahkan oleh
Dosen Pembimbing,
Drs. Sahabudin Sidiq, MA
iii
PENGESAHAN UJIAN
Telah dipertahankan/diujikan dan disahkan untuk
memenuhi syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Strata 1 pada Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
Nama : Oki Mardina Aji
No. Mahasiswa : 00313024
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Yogyakarta, 15 September 2005
Disahkan oleh,
Pembimbing Skripsi : Drs. Sahabudin Sidiq, MA .............
Penguji I : Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec ............
Penguji II : Dra. Sarastri Mumpuni R, M.Si .............
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
Drs. Suwarsono, MA.
iv
REFLEKSI
Dalam hidup ini ada 3 hari, yaitu :
Yang pertama :
Hari kemarin. (Past)
Anda tak bisa mengubah apapun yang telah terjadi
Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan
Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan
dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin
Biarkan hari kemarin lewat, lepaskan saja…
Yang kedua :
Hari esok. (Future)
Hingga mentari esok hari terbit
Anda tak tahu apa yang akan terjadi
Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari
Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba, biarkan saja…
Yang tersisa kini hanyalah :
Hari ini. (Present)
Pintu masa lalu telah tertutup
Pintu masa depan pun belum tiba
Pusatkan saja diri anda untuk hari ini
Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini
Bila anda mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok
hari
Hiduplah hari ini, karena masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran
yang rumit
Hiduplah apa adanya ,Karena yang ada hanyalah hari ini, hari ini yang abadi.
v
PERSEMBAHAN
ALLAH SWT, Yang Maha Pintar, Yang Maha Dalang dari segala dalang,
Yang Maha Tak Terhingga dan sama sekali tidak memiliki ketergantungan
apapun terhadap kebodohan kita. Terima kasih atas segala cinta, sayang serta
kesabaran yang telah Engkau berikan kepada hambamu selama ini.
Muhammad SAW Beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang
setia hingga akhir jaman.
Bapak Marnatam Notowardoyo dan Ibu Sri Haryuni, yang telah
membesarkan, memelihara, membiayai, mendoakan dan mendidik Oki, serta atas
nasehat, kasih sayang dan perhatian yang tercurah buat Oki selama ini, sehingga
Oki dapat menemukan sesuatu yang indah di dalam hidup Oki. Mudah-mudahan
dengan selesainya skripsi ini Bapak dan Ibu bisa bahagia, mungkin selama ini Oki
belum bisa membahagiakan Bapak dan Ibu secara lebih. Tetapi Oki masih tetap
membutuhkan do’anya, karena perjalanan yang akan Oki tempuh masih sangat
jauh.
Mbak Rina dan Mas Aro, Mbak Deni dan Mas Bambang, Mbak Usi
dan Mas Ito yang telah memberikan do’a, bantuan, dorongan, kesempatan, kasih
sayang, serta perhatian kalian semua selama ini, sehingga akhirnya Oki bisa
menyelesaikan studi dengan baik.
Keponakan-keponakanku yang lucu-lucu, Aldo, Dio, Fio dan Tio, terima
kasih telah memberikan keramaian dan canda tawa kalian. Semoga kalian dapat
menjalani kehidupan di hari depan dengan baik.
vi
Saudara-saudaraku yang berada di Kendal, Pakde-pakdeku, Bude-
budeku, Om-omku, Bulek-bulekku, kakak-kakak dan adik–adikku sepupu, terima
kasih atas segala bantuan yang telah diberikan untuk Oki.
Sobatku, Muhammad Shodiq Firmanto, SE yang telah memberikan
pengertian, pemahaman, dan petunjuk sehingga Oki dapat menyelesaikan skripsi
ini, terima kasih ya Diq.
Pandu Pahlawan Kurnia, SE “dosen” ku di dalam belajar Ujian
Sumber: Laporan Tahunan Bank Indonesia, berbagai edisi (data diolah)
Dari tabel 1.1 terlihat, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
tahun 1985, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 2,47 %. Hal ini terjadi,
karena Indonesia harus menghadapi tantangan yang cukup berat, yaitu
kelesuan kegiatan ekonomi dalam negeri, ditambah lagi dengan penurunan
harga minyak bumi yang cukup tajam, serta melemahnya daya saing barang-
barang produksi dalam negeri, sehingga penerimaan devisa dari ekspor
menurun.
4
Pada tahun 1995, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai angka
yang tertinggi, yakni sebesar 8,22 %. Kenaikan ini sebagian besar didorong
oleh kenaikan konsumsi dan sebagai dampak dari adanya boom investasi yang
terjadi pada tahun 1995, dengan nilai investasi sebesar 39.914,7 juta US
Dolar.
Krisis moneter dan krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun
1997, yang berlanjut menjadi krisis multidimensi, membawa dampak pada
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pada tahun 1998, pertumbuhan ekonomi
mengalami penurunan yang cukup tajam, yaitu sebesar minus 13,12 %.
Kemudian, pada tahun-tahun berikutnya, perekonomian nasional Indonesia
mengalami pemulihan (recovery), meskipun jika dibandingkan dengan negara-
negara Asia lainnya yang mengalami krisis serupa, proses pemulihan ekonomi
di Indonesia relatif lebih lambat.
Memasuki tahun 2000, perekonomian Indonesia diwarnai oleh nuansa
optimisme yang cukup tinggi. Hal ini antara lain ditandai dengan menguatnya
nilai tukar rupiah sejalan dengan penurunan inflasi dan tingkat suku bunga
pada sektor riil. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2000 sebesar 4,86 % lebih
tinggi dari prakiraan awal tahun oleh Bank Indonesia sebesar 3,0 % sampai
dengan 4,0 %. Pada tahun 2002 semakin membaik dibandingkan tahun 2001,
berdasarkan perhitungan PDB atas dasar harga konstan 1993, laju
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2002 adalah sebesar 3,66 %, dan laju
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2001 sebesar 3,45 %, Sedangkan pada
tahun 2003 laju pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 4,10 %.
5
Perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja yang membaik dan
lebih stabil selama 2003 sebagaimana yang tercermin pada pertumbuhan
ekonomi yang meningkat. Walaupun demikian, pertumbuhan ekonomi yang
terjadi masih belum memadai untuk menyerap tambahan angkatan kerja
sehingga jumlah pengangguran masih mengalami kenaikan. Aktivitas
perdagangan dunia yang masih lesu mengakibatkan pertumbuhan volume
ekspor Indonesia, khususnya komoditas nonmigas, relatif rendah. Dalam
situasi demikian, kinerja ekspor secara nominal sangat terbantu oleh
meningkatnya harga komoditas migas dan nonmigas di pasar internasional
sehingga secara keseluruhan nilai ekspor pada 2003 masih mengalami
kenaikan yang signifikan dan menjadi penopang utama terjadinya surplus
transaksi berjalan selama 2003. (Laporan Bank Indonesia, 2003 : 4-5)
Namun, dengan perkembangan perekonomian yang dicapai saat ini,
Indonesia masih harus menghadapi permasalahan yang mungkin juga dialami
negara lain, khususnya negara sedang berkembang, yang sedang
melaksanakan pembangunan. Pembangunan tersebut tentunya memerlukan
dana dalam jumlah yang besar.
Menurut Harrod Domar, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi
diperlukan investasi-investasi baru sebagai stok modal. Semakin banyak
tabungan yang kemudian diinvestasikan, maka semakin cepat terjadi
pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi secara riil, tingkat pertumbuhan ekonomi
yang terjadi pada setiap tabungan dan investasi tergantung dari tingkat
produktivitas investasi tersebut. (M. P. Todaro, 1993, : 65 – 66)
6
Pembentukan modal merupakan investasi dalam bentuk barang-barang
modal yang dapat menaikkan stok modal, output nasional, dan pendapatan
nasional. Jadi, pembentukan modal merupakan kunci utama menuju
pembangunan ekonomi.
1.2.Perumusan Masalah
Apabila kita membicarakan pertumbuhan, tentunya kita pahami bahwa
yang dimaksud adalah peningkatan output nasional. Untuk meningkatkan
output nasional tersebut terdapat faktor-faktor yang saling mempengaruhi dan
saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Pertumbuhan ekonomi
tersebut bersifat dinamis, artinya adakalanya pertumbuhan ekonomi
berkembang dengan cepat, dan adakalanya pula pertumbuhan ekonomi itu
mengalami kemunduran, bahkan mencapai angka minus dan menyebabkan
perekonomian mengalami kondisi stagnasi.
Perkembangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, seperti yang kita
lihat dalam tabel 1.1, selama tahun penelitian sangat fluktuatif. Apalagi jika
kita lihat pada tahun 1998, pertumbuhan ekonomi mencapai angka minus
13,12 %. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi
oleh dua macam faktor, yaitu faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Faktor
ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara tergantung
pada sumber alamnya, sumber daya manusia, modal usaha, teknologi dan
sebagainya. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi juga ditunjang oleh faktor
7
non ekonomi, seperti lembaga sosial, sikap budaya, nilai moral, kondisi
politik, dan kelembagaan dari negara tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka permasalahan yang diajukan
dalam penelitian ini adalah :
a. Bagaimana pengaruh variabel ekspor terhadap PDB riil?
b. Bagaimana pengaruh variabel Investasi terhadap PDB riil?
c. Bagaimana pengaruh variabel tenaga kerja terhadap PDB riil?
d. Bagaimana pengaruh variabel hutang luar negeri terhadap PDB riil?
e. Seberapa besar pengaruh variabel – variabel tersebut terhadap PDB rill?
1.3. Pembatasan Masalah
Demikian luasnya faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi, baik faktor ekonomi maupun non ekonomi, sehingga harus
dilakukan pembatasan masalah agar analisis yang dilakukan dapat mencapai
sasaran yang diinginkan. Pada penelitian ini analisis hanya dibatasi pada
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan
seberapa besar pengaruhnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi tersebut dibatasi pada investasi, ekspor , tenaga kerja dan hutang luar
negeri periode, 1984-2003.
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk menganalisis pengaruh variabel ekspor terhadap PDB riil.
b. Untuk menganalisis pengaruh variabel investasi terhadap PDB riil.
8
c. Untuk menganalisis pengaruh variabel tenaga kerja terhadap PDB
riil.
d. Untuk menganalisis pengaruh variabel hutang luar negeri terhadap
PDB riil.
e. Untuk menganalisis pengaruh variabel – variabel tersebut terhadap
PDB riil.
1.4.2. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
a. Pemerintah (policy maker), sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan kebijakan yang akan diambil, khususnya kebijaksanaan
yang berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
b. Ilmu Pengetahuan
1. Memperkaya dan memperdalam khasanah penelitian sejenis yang
telah ada sebelumnya
2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi semua pihak yang
berkepentingan.
c. Peneliti
1. Untuk menyelesaikan tugas akhir guna memperoleh gelar sarjana
ekonomi pada Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia.
2. Penelitian ini merupakan wujud nyata penerapan teori-teori yang
telah di dapat di bangku kuliah serta sebagai wahana latihan dalam
memperluas khasanah keilmuan.
9
1.5. Sistematika Penulisan
- BAB I : PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang permasalahan yang akan diangkat,
kemudian merumuskan serta manfaat dan tujuan apa yang bisa dipetik
dari penelitian mengenai Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode Tahun 1984-2003
- BAB II : TINJAUAN UMUM SUBYEK PENELITIAN
Berisi uraian atau gambaran secara umum mengenai subyek penelitian
yang bersumber pada data yang bersifat umum. Deskripsi dilakukan
dengan merujuk pada fakta yang bersumber pada data yang bersifat
umum sebagai wacana pemahaman secara makro yang berkaitan tentang
penelitian.
- BAB III : KAJIAN PUSTAKA
Berisi kajian penelitian-penelitian terdahulu pada area yang sama, untuk
membedakan penelitian ini dengan penelitian tersebut sekaligus untuk
menghindari adanya duplikasi.
- BAB IV : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Berisi mengenai teori yang digunakan untuk mendekati permasalahan
yang diteliti. Menteorikan hubungan antar variabel yang terlibat dalam
permasalahan yang diangkat. Sedangkan hipotesis merupakan jawaban
sementara atas rumusan masalah.
10
- BAB V : METODE PENELITIAN
Berisi metode analisis yang digunakan dan data-data yang digunakan
beserta sumber data.
- BAB VI : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berisi semua temuan-temuan yang dihasilkan dalam penelitian dan
analisis statistik.
- BAB VII : SIMPULAN DAN IMPLIKASI
Pada bagian simpulan berisi tentang simpulan-simpulan yang langsung
diturunkan dari analisis yang telah dilakukan serta menjawab semua
pertanyaan-pertanyaan pada rumusan masalah. Sedangkan pada bagian
implikasi muncul sebagai hasil simpulan jawaban atas rumusan masalah
serta masukan bagi pihak terkait.
.
11
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Selama kurun waktu 1987 – pertengahan 1997, perkembangan kondisi
perekonomian Indonesia sangat menggembirakan dan membanggakan. Hal ini
ditandai dengan tingkat pertumbuhan yang signifikan secara terus menerus
jauh diatas rata-rata tingkat pertumbuhan dunia. Fenomena inilah yang
menyebabkan Indonesia bersama negara-negara Asia lainnya (Korea Selatan,
Hongkong, Taiwan, Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina) dikatakan
sebagai suatu keajaiban ekonomi. Indonesia bersama negara-negara lainnya
telah menjadi satu pilar penentu perekonomian dunia mengimbangi negara-
negara maju. (Proyeksi Ekonomi Indonesia Tahun 2000, : 3)
Pertumbuhan ekonomi tahun 2003 tumbuh 4,1 %, meningkat
dibandingkan pertumbuhan tahun lalu yang tercatat sebesar 3,7 %. Seluruh
komponen permintaan tumbuh positif, sehingga kontribusi komponen –
komponen tersebut dalam pertumbuhan ekonomi juga meningkat (Tabel 2.1).
pertumbuhan ekonomi masih dimotori oleh konsumsi. Sementara investasi
dan ekspor, walaupun mulai menunjukkan pertumbuhan positif, namun
perannya sebagai penggerak perekonomian relatif masih terbatas.
12
TABEL 2.1.
PERTUMBUHAN EKONOMI SISI PERMINTAAN
Komponen Rata-rata 1989-1997 2000 2001 2002 2003
Pertumbuhan (%) Total Konsumsi Rumah Tangga Pemerintah Investasi Ekspor barang dan jasa Impor barang dan jasa Produk Domestik Bruto Kontribusi Terhadap Pertumbuhan (%) Total Konsumsi Rumah Tangga Pemerintah Investasi Ekspor barang dan jasa Impor barang dan jasa
8,2 8,9 3,6
11,7 9,1
14,0 7,8
5,5 5,2 0,4 3,1 2,3 3,4
2,0 1,6 6,5
16,7 26,5 25,9 4,9
1,6 1,1 0,5 3,4 6,4 5,4
3,9 3,4 9,0 6,5 2,9 8,2 3,5
3,0 2,3 0,7 1,5 0,9 2,0
4,7 3,8
12,8 0,2 -0,6 -5,0 3,7
3,6 2,6 1,0 0,1 -0,2 -1,3
4,6 4,0 9,8 1,4 4,0 2,0 4,1
3,6 2,8 0,8 0,3 1,1 0,5
Sumber : Laporan Bank Indonesia, 2003
Pertumbuhan Ekonomi di negara Indonesia, tidak dapat dilepaskan
dari perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem perekonomian dunia.
Liberalisasi perdagangan dan globalisasi ekonomi telah mempercepat laju
pertumbuhan negara-negara tersebut. Perubahan tersebut yang disertai
teknologi dan telekomunikasi telah mendorong berkurangnya hambatan-
hambatan lalu lintas barang dan modal antar negara.
Perbaikan indikator makroekonomi pada tahun laporan, sebagaimana
tercermin dari turunnya tingkat suku bunga dan turunnya laju kenaikan harga,
lebih direspon oleh kegiatan konsumsi. Sementara itu, kegiatan investasi yang
memiliki efek pengganda yang lebih besar dibandingkan konsumsi, mulai
meningkat seiring dengan turunnya tingkat suku bunga. Namun, laju kenaikan
13
investasi relatif masih rendah yang disebabkan oleh beberapa masalah yang
belum diselesaikan, sehingga belum kondusifnya iklim berinvestasi.
Sementara itu, kegiatan barang dan jasa, selain masih menghadapi
permasalahan produksi di dalam negeri, juga masih menghadapi permintaan
dunia yang masih lemah. (laporan Bank Indonesia, 2003 : 27)
Konsumsi rumah tangga tumbuh positif dan terus menanjak, dilihat
dari tabel 2.1 pada tahun 2003 tumbuh 4,0 % lebih tinggi dibandingkan
dengan pertumbuhan tahun 2002 yang pertumbuhannya hanya 3,8 %. Hal ini
disebabkan karena naiknya penghasilan riil masyarakat, membaiknya
keyakinan konsumen, dan ketersediaan sumber – sumber pembiayaan
konsumsi.
Pada tahun 2000, perekonomian Indonesia menunjukkan
pemulihan ekonomi yang semakin kuat dengan pola pertumbuhan ekonomi
yang seimbang. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2000 mencapai angka 4,9
%, lebih tinggi dari perkiraan awal tahunan Bank Indonesia sebesar 3,00 % -
4,00 %. Tahun 2001 pertumbuhan ekonomi Indonesia, mengalami penurunan
sebesar 3,5 %, dan ditahun 2002 naik tipis menjadi 3,7 %. Sejumlah kemajuan
juga dicapai dalam proses penyelesaian utang luar negeri pemerintah, telah
selesainya program rekapitalisasi perbankan, serta telah dicapainya
kesepakatan dan penyelesaian masalah Bantuan Likuiditas Bank Indonesia
(BLBI).
Sumber-sumber pertumbuhan ekonomi pada tahun 2002 menjadi lebih
seimbang dengan didukung oleh nilai tukar yang kompetitif, peningkatan
14
ekspor non migas dan juga kegiatan investasi yang mulai meningkat, sejalan
dengan perbaikan tingkat pendapatan pada sebagian lapisan masyarakat, baik
berasal dari upah / gaji, maupun ekspor.
Kondisi ekonomi makro yang membaik pada tahun 2003 antara lain
didukung oleh pelaksanaan kebijakan ekonomi makro yang senantiasa
diarahkan pada upaya pencapaian kestabilan jangka panjang sambil tetap
memelihara momentum pemulihan ekonomi. (Laporan Bank Indonesia, 2003 :
5)
Pertumbuhan ekonomi selama ini telah memberikan dampak
perubahan terhadap kontribusi maupun laju pertumbuhan sektor-sektor
ekonomi. struktur perekonomian Indonesia terus mengalami perubahan
mengikuti struktur perekonomian yang lazim di negara-negara maju, dimana
kontribusi sektor-sektor tradisional, seperti sektor pertanian dan sektor
pertambangan terhadap PDB semakin lama semakin berkurang, digantikan
oleh sektor-sektor modern, seperti industri pengolahan dan jasa-jasa, seperti
perdagangan, hotel, dan restoran.
Tabel 2.2 menunjukan, bahwa selama kurun waktu 1993 –2003, sektor
industri sumbangannya terhadap pembentukan PDB nilainya selalu lebih besar
dibandingkan dengan sektor pertanian. Hal ini berbeda pada masa-masa
sebelumnya, dimana sektor pertanian masih mendominasi terhadap
Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan
barang dari dalam keluar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi
ketentuan yang berlaku. Ekspor merupakan nilai semua barang dan jasa yang
dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk diantara barang-barang,
ongkos pengapalan, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu.
(Bambang Triyoso, 1984). Fungsi penting adalah mengatasi masalah
41
terbatasnya pasar di dalam negeri. perkembangan ekspor akan menggalakan
perkembangan sektor dalam negeri karena :
a. Beberapa fasilitas yang digunakan untuk memperlancar kegiatan ekspor,
seperti pengembangan sistem komunikasi, jaringan pengangkutan dan
fasilitas latihan atau pendidikan, dapat digunakan oleh sektor dalam
negeri.
b. Dengan menarik tenaga kerja dari sektor dalam negeri, sektor ekspor akan
mendorong sektor dalam negeri untuk menciptakan inovasi yang bertujuan
untuk meningkatkan produktivitas. (Sadono Sukirno,1985 : 310)
Peranan ekspor dalam pembangunan ekonomi menurut ahli ekonomi
klasik, terutama David Ricardo, mengemukakan pendapatnya bahwa
perdagangan luar negeri melalui ekspor memberikan sumbangan yang pada
akhirnya dapat mempercepat perkembangan ekonomi suatu negara.
(Sadono Sukirno, 1985 : 224-225)
Adapun sumbangan penting dari kegiatan luar negeri melalui ekspor
dalam pembangunan ekonomi meliputi : (Sadono Sukirno, 1985 : 225)
1. Pada suatu negara yang sudah mencapai tingkat kesempatan kerja penuh,
maka perdagangan luar negeri memungkinkan negara untuk mencapai
tingkat konsumsi yang lebih tinggi daripada yang mungkin dicapai tanpa
adanya kegiatan ekspor.
2. Suatu negara dapat memperluas pasar dan hasil-hasil produksi nasional.
3. Suatu negara dapat menggunakan teknologi yang berasal dari luar negeri.
42
Para ahli ekonomi sesudah mazhab klasik berpendapat, bahwa salah
satu fungsi dari ekspor adalah untuk mengatasi terbatasnya permintaan pasar
dalam negeri. Perkembangan ekspor akan menggalakkan perkembangan
sektor pendukung lainnya di dalam negeri karena akan menciptakan
permintaan atas barang yang dihasilkan di dalam negeri, yang akhirnya ekspor
dapat memperlancar perkembangan ekonomi. Dengan perdagangan luar
negeri melalui ekspor, maka pendapatan masyarakat khususnya produsen dan
orang-orang yang kegiatannya di sektor liar negeri akan bertambah. Makin
cepat perkembangan perdagangan luar negeri makin cepat pula pendapatan
masyarakat bertambah.
Pengaruh secara tidak langsung dari adanya perdagangan luar negeri
adalah penghasilan devisa. Semakin ekspor berkembang, semakin besar
penghasilan devisa yang diterima oleh negara. Ini berarti terjadi arus modal
(capital flow) dari luar negeri ke dalam negeri yang tentu saja menguntungkan
bagi suatu negara yang memerlukan tambahan modal untuk pembangunan
yang pada gilirannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Ketika prosentase ekspor terhadap PDB semakin meningkat, maka
harus dibuat strategi ekspor yang dapat memberikan peluang untuk lestarinya
status komoditi ekspor sebagai market leader. Empat alternatif strategi ekspor
lazim dikenal dengan Four Generic Internasional Strategies, yaitu : (H.
Halwani dan P. Tjiptoherijanto, 1993 : 64-65)
43
a. Dynamic High Technology Strategy (DHTS). Yaitu strategi yang dapat
memberikan peluang kepada perusahaan untuk menjadi market leader
melalui inovasi tekhnologi yang tepat dan dilakukan secara terus-menerus.
b. Low of Stable Technology Strategy (LSTS). Strategi ini memberikan
peluang kepada perubahaan untuk menjadi market leadaer karena
kemampuan memelihara brand identity economic of scale, manufacturing
know how, standar produksi, dan penyadiaan suku cadang yang terdapat
secara global. Kalau dilihat prasyaratan strateginya, sebenarnya yang
diperlukan oleh perusahaan adalah bagaimana dapat memelihara citra
perusahaan dan reputasi bisnisnya.
c. Advanced Management Skill Strategy (AMSS), yaitu strategi yang dapat
memberikan peluang kepada perusahaan untuk menjadi market leader
karena kemampuannya menerapkan manajemen yang tepat, khususnya
dalam hal pemasaran dan koordinasi. Untuk itu, perusahaan harus
memiliki perencanaan yang baik dalam bidang manajemen pemasaran,
keuangan, dan organisasi.
d. Production Market Rationalization Strategy (PMRS), yaitu strategi yang
dapat memberikan peluang kepada perusahaan untuk menjadi market lader
karena kemampuannya menekan biaya produksi melalui pendakatan
lokasi. Artinya adalah bahwa lokasi perusahaan relatif “dekat” dengan
pasar modal sehingga mampu menekan handling cost, seperti biaya
pengangkutan penyimpanan. Untuk melakukan strategi itu, komoditinya
harus memiliki karakteristik, antara lain bernilai tinggi dan tidak memakan
44
tempat yang luas, sehingga dapat menekan biaya penyimpanan dan
pengangkutan.
Kebijaksanaan perdagangan internasional dibidang ekspor harus terus
dilaksanakan oleh pemerintah. Kebijakan ini diartikan sebagai tindakan dan
peraturan yang dikeluarkan pemerintah, baik secara langsung maupun tidak
langsung, yang akan mempengaruhi struktur, komposisi dan arah transaksi
serta kelancaran usaha untuk peningkatan davisa ekspor suatu negara.
Kebijaksanaan perdagangan internasional dibidang ekspor
dikelompokan menjadi dua macam kebijakan, yaitu :
(Hady Hamdi, 2000 : 63-64)
a. Kebijakan ekspor dalam negeri
1. Kebijakan perpajakan dalam bentuk pembebasan, keringanan,
pengambalian pajak ataupun pengenaan pajak ekspor untuk barang-
barang ekspor tertentu.
2. Fasilitas kredit perbankan yang murah untuk mendorong peningkatan
ekspor barang-barang tertentu.
3. Penetepan prosedur / tata laksana ekspor yang relatif mudah.
4. Pemberian subsidi ekspor, seperti pemberian sertifikat ekspor.
5. Pembentukan organisasi eksportir.
6. Pembantukan kelembagaan seperti bounded warehouse, bounded
island Batam, axport processing zone, dan lain-lain.
45
b. Kebijaksanaan ekspor luar negeri
1. Pembentukan International Trade Promotion Centre(ITPC) di
berbagai negara, seperti Jepang, Eropa, Amerika Serikat, dan lain-lain.
2. Pemanfaatan General System of Preferency (GSP), yaitu fasilitas
keringanan bea masuk yang diberikan negara-negara industri untuk
barang manufaktur yang berasal dari negara yang sedang berkembang.
3. Menjadi anggota Commodity Association of Producer(GSP), seperti
OPEC.
4. Menjadi anggota Commodity Agreement between Producer and
Consumer, seperti ICO (International Coffe Organization), MFA
(Multifibre Agreement), dan lain-lain.
4.1.5. Teori Ketenagakerjaan
Di Indonesia, pengertian tenaga kerja atau man power adalah
mencakup penduduk yang sudah bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan
yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga.
Tiga golongan yang disebut terakhir, yakni pencari kerja, bersekolah, dan
mengurus rumah tangga, walaupun sedang tidak bekerja, mereka dianggap
secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja.
(P. Simanjuntak,1985 : 2)
Menurut Dumairy, pengertian tenaga kerja ialah penduduk yang
berumur dalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda antara negara
yang satu dengan negara yang lain. Batas usia kerja yang dianut oleh
Indonesia adalah minimum 10 tahun, tanpa batas umur maksimum. Jadi,
46
setiap setiap orang atau penduduk yang sudah berusia 10 tahun keatas,
tergolong sebagai tenaga kerja. Di negara India menggunakan rentang usia
antara 14 sampai 60 tahun sebagai batas usia kerja. Amerika Serikat, batas
minimum usia kerja adalah 16 tahun tanpa batas umur maksimum. Sedangkan
batas usia kerja menurut Bank Dunia adalah antara umur 15 sampai 64 tahun.
(Dumairy,1996 : 74)
Indonesia tidak menganut batas umur maksimum, alasannya adalah
bahwa Indonesia belum mempunyai jaminan sosial nasional. Hanya sebagian
kecil penduduk Indonesia yang menerima tunjangan dihari tua, yaitu pegawai
negeri dan sebagian kecil pegawai perusahaan swasta. Buat golongan ini pun,
pendapatan yang mereka terima tidak mencukupi kebutuhan mereka sehari-
hari. Oleh sebab itu, mereka yang telah mencapai usia pensiun biasanya tetap
masih harus bekerja. Dengan kata lain, sebagian besar penduduk dalam usia
pensiun masih aktif dalam kegiatan ekonomi. Oleh sebab itu mereka tetap
digolongkan sebagai tenaga kerja. (Simanjuntak, 1985 : 2-3)
Tenaga kerja terdiri atas angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja (labor force) terdiri atas golongan yang bekerja, yang
menganggur, dan yang mencari pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja
terdiri dari atas golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah
tangga dan golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan
dalam kelompok bukan angkatan kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan
jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu, kelompok ini sering disebut juga
sebagai potensial labor force. (Simanjuntak,1985 : 3)
47
Angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja
yang bekerja, atau mempunyai pekerjaan, atau untuk sementara tidak sedang
bekerja, dan sedang mencari pekerjaan. Sedangkan yang termasuk bukan
angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja, yang tidak
bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan;
yakni orang-orang yang kegiatannya bersekolah (pelajar), mahasiswa,
mengurus rumah tangga, serta menerima pendapatan, tetapi bukan merupakan
imbalan langsung atas jasa kerjanya. (Dumairy, 1996 : 74-75)
Salah satu indikator untuk melihat perkembangan ketenagakerjaan di
Indonesia adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) atau labor force
participation rate (LFPR). TPAK adalah perbandingan antara jumlah
angkatan kerja dengan penduduk usia kerja dalam kelompok yang sama dan
merupakan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100 tenaga kerja. Atau dapat
dikatakan jumlah angkatan kerja dibagi dengan jumlah tenaga kerja dalam
kelompok yang sama. (Simanjuntak, 1996 : 36) Atau jika dirumuskan adalah
sebagai berikut :
TPAK Kerja TenagaJumlah KerjaAngkatan Jumlah
= x 100 %
4.2 Kesimpulan Dari Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi
Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi merupakan turunan (derivative) dari kumulasi modal pertumbuhan
penduduk, dan kemajuan teknologi. Faktor-faktor tersebut adalah: hutang luar
negeri, Investasi, tenaga kerja dan ekspor.
48
GAMBAR 4.1.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
Hutang Luar Negeri (FD)
Investasi (I)
Tenaga Kerja (L)
Ekspor (EX)
Peningkatan Output (EG)
Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Nasional
Hutang luar negeri dianggap sebagai faktor penting pertumbuhan
ekonomi, khususnya bagi negara Indonesia yang memerlukan modal besar
dalam melaksanakan pembangunan ekonomi. hal ini disebabkan karena dalam
melaksanakan program pembangunan di negara–negara berkembang, biasanya
negara tersebut menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang diharapkan
dan tingkat penanaman modal yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut. Apabila tabungan yang dapat dikerahkan di dalam negeri melebihi
penanaman modal yang akan dilaksanakan tersebut, maka pembangunan yang
49
direncanakan dapat dicapai tanpa hutang luar negeri. Akan tetapi, pada
umumnya negara – negara berkembang tidak dapat menciptakan tabungan
sebanyak yang diperlukan dan oleh karenanya hutang luar negeri perlu
dikerahkan untuk menutupi kekurangan tersebut. (Lincolyn Arsyad, 1997 :
371).
Pertumbuhan ekonomi diperlukan investasi-investasi baru sebagai stok
modal. Semakin banyak tabungan yang kemudian diinvestasikan, maka
semakin cepat terjadi pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi secara riil, tingkat
pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada setiap tabungan dan investasi
tergantung dari tingkat produktivitas investasi tersebut, dengan bertambahnya
penggunaan investasi maka akan menambah jumlah modal untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka investasi juga dianggap faktor
penting dalam pertumbuhan ekonomi di suatu negara.
Pertambahan penduduk dan hal-hal yang berhubungan dengan
kenaikan jumlah angkatan kerja (labor force) juga dianggap sebagai faktor
yang positif sebagai dalam menentukan pertumbuhan ekonomi. Artinya,
semakin banyak angkatan kerja, berarti semakin produktif tenaga kerja.
Karena dengan semakin besar angkatan kerja, akan meningkatkan tingkat
partisipasi tenaga kerja (TPAK). (Lincolyn Arsyad, 1997 : 199)
Perdagangan Internasional juga dapat menjadi perangsang penting
dalam perekonomian Indonesia. Perdagangan Internasional khususnya Ekspor,
bagi banyak negara, khususnya Indonesia mempunyai peranan yang penting,
yakni sebagai penggerak motor perekonomian. (Tulus Tambunan, 2001 : 2),
50
jadi ekspor juga menjadi faktor yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan
ekonomi di Indonesia.
4.3. Hipotesis
Perumusan hipotesis:
1. Variabel investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Produk Domestik Bruto riil.
2. Variabel ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Produk Domestik Bruto riil.
3. Variabel tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Produk Domestik Bruto riil.
4. Variabel hutang luar negeri berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Produk Domestik Bruto riil.
5. Variabel investasi, variabel ekspor, variabel tenaga kerja dan
variabel hutang luar negeri secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Produk Domestik Bruto riil.
51
BAB V
METODE PENELITIAN
5.1. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kasus mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 1984 – 2003.
5.1.1. Jenis dan Deskripsi Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
a. Data produk Domestik Bruto
b. Total nilai ekspor
c. Data investasi
d. Jumlah tenaga kerja
e. Data Hutang Luar Negeri
f. Data-data lain yang mendukung penelitian ini
5.1.2. Sumber Data
Sumber data diperoleh dari Bank Indonesia, Departemen Keuangan,
Badan Pusat Statistik, dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan
penelitian ini.
5.2. Metode Analisis
5.2.1. Metode Analisis Data
Berdasarkan tujuan penelitian dan pengujian hipotesis yang telah
dikemukakan, akan digunakan model analisis deskriptif, analisis regresi,
52
bentuk model penelitian melalui pendekatan ekonometrika, serta uji
linieritas.
a. Analisis Deskriptif
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data runtun waktu
yang merupakan data tahunan, dimulai pada tahun 1984 hingga tahun
2003. Penyajian data mengenai perkembangan pertumbuhan ekonomi
menggunakan data produk domestik bruto atas harga konstan, karena
data ini merupakan indikator tingkat pertumbuhan ekonomi.
Kemudian, untuk investasi, yang digunakan adalah proyek-proyek
penanaman modal dalam negeri yang telah disetujui pemerintah
menurut sektor perekonomian. Data tentang ekspor, yang digunakan
adalah total nilai ekspor, untuk data tenaga kerja, yang digunakan
adalah jumlah angkatan kerja yang bekerja menurut sektor
perekonomian. Selanjutnya untuk data hutang luar negeri yang
digunakan adalah hutang luar negeri pemerintah. Metode yang
didasarkan pada analisa ini adalah dengan pendeskripsian faktor-faktor
yang berhubungan dengan permasalahan yang dimaksud sebagai
pendukung hasil dari analisis metode kuantitatif.
b. Analisis Regresi
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh antara
variabel terikat (untuk selanjutnya disebut dependen variabel) dengan
satu atau lebih variabel bebas (untuk selanjutnya disebut independen
variabel). Sebagai variabel dependen adalah pertumbuhan ekonomi.
53
Sedangkan variabel independennya adalah investasi, total ekspor,
tenaga kerja dan hutang luar negeri.
c. Model yang diusulkan
Model analisis yang diusulkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
PDB rill = f (EX,I,L,FD)
Fungsi PDB rill linier dapat ditulis sebagai berikut :
PDB rill = β 0 + β 1EX + β 2I + β 3L + β 4FD + ε
Keterangan:
PDB rill = Nilai PDB riil (dalam milyar rupiah)
I = Investasi (investasi menurut sektor perekonomian dalam
US $)
X = Ekspor (total nilai ekspor dalam juta US $)
L = Tenaga kerja (dalam juta jiwa)
FD = Hutang luar negeri pemerintah (dalam Juta US Dollar)
d. Uji Linieritas
Uji linieritas ini sangat penting, karena untuk melihat apakah spesifiksi
model yang digunakan dalam penelitian ini sudah benar atau tidak. Uji
linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji Ramsey, untuk
menerapkan uji Ramsey peneliti harus membuat suatu asumsi atau
keyakinan bahwa fungsi yang benar adalah fungsi linear.
54
5.2.2. Alat uji yang digunakan
Parameter-paremeter yang diestimasi dapat dilihat melalui dua
kriteria. Pertama adalah statistik, yang meliputi uji signifikansi parameter
secara individual (Uji - t), uji signifikansi parameter secara serempak
(Uji – F) dan uji kebaikan sesuai (Goodness of Fit) atau R2. Pengujian ini
disebut dengan uji orde pertama. Kedua adalah kriteria ekonometrika,
yakni untuk menguji tidak adanya penyimpangan-penyimpangan terhadap
asumsi klasik, yaitu autokolerasi, hetroskedastisitas dan multikolinearitas.
Penguji terhadap kriteria kedua ini disebut dengan uji orde kedua. Uji orde
kedua digunakan untuk membuktikan bahwa model yang dijelaskan sudah
tidak mengalami gangguan asumsi klasik, yaitu : (Algifari, 1997 : 73-74)
(a). Non Multikolinearitas, artinya antara variabel independen yang satu
dengan yang lain dalam model regresi tidak saling berhubungan secara
sempurna atau mendekati sempurna.
(b). Non Autokorelasi, yaitu tidak terdapat pengaruh dari variabel dalam
model melalui tenggang waktu (time lag). Misalnya nilai suatu
variabel saat ini akan berpengaruh terhadap nilai variabel lain pada
masa yang akan datang. Menurut model klasik, hal ini tidak mungkin
terjadi.
(c) Homoskedasitas, artinya varians variabel independen adalah konstan
(sama) untuk setiap nilai tertentu variabel independen.
55
5.2.3. Kriteria Statistik
5.2.3.1 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) nilainya berkisar antara 0 dan 1.
semakin besar R2 berarti semakin besar variasi variabel dependen yang
dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independen. Formula untuk
mencari nilai R2 adalah sebagai berikut :
(Catur Sugianto, 1995 : 54-55)
R2 = SSR/SST
atau:
R 2 = 1 - SSE/SST
Keterangan:
R2 = Koefisien determinansi berganda.
SSR = Sum of Square Regression, atau jumlah kuadrat regresi,
yaitu merupakan total variasi yang dapat dijelaskan oleh
garis regresi.
SST = Sum of Square Total, atau jumlah kuadrat total, yaitu
merupakan total variasi Y.
SSE = Sum of Square Error, atau jumlah kuadrat error, yaitu
merupakan total variasi yang tidak dapat dijelaskan oleh
garis regresi
56
5.2.3.2. Pengujian Secara Bersama-sama (Uji – F)
Untuk mengetahui apakah variabel-variebel independen secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen digunakan uji-F. formulamya adalah sebagai berikut :
(Catur Sugianto, 1995 : 77-78)
( )( )
( )KnR
kR
F
−−
−= 2
2
11
Keterangan:
F = nilai F-hitung
R2 = koefisien determinasi berganda
k = jumlah variabel independen
n = jumlah sampel
Perumusan hipotesis :
Ho = b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya variabel independen secara
bersama- sama tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen
Ha ≠ b1≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, artinya variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen.
5.2.3.3. Pengujian Secara Parsial / Individu (Uji – t)
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel indipenden
terhadap variabel dependen secara individu dengan menganggap variabel
57
dependen lainnya tetap (ceteris pasribus) dapat diestimasi dengan
membandingkan antara nilai t-hitung dengan t-tabel.
Nilai t-hitung dapat dicari dengan menggunakan formula :
t = 1
)1(Sb
bb −
keterangan:
t = nilai t-hitung
b1 = koefisien variabel independen ke-1
b = nilai hiposis nol
Sb1 = simpangan baku dari variabel independen ke-1
Perumusan hipotesis:
Ho = b1 = 0, artinya variabel independen secara individu tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen
Ha = b1 ≠ 0, artinya variabel independen secara individu
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Kriteria Pengujian :
Dimana b1 merupakan koefisien dari variabel independen Ke-1
(a). H0 diterima apabila memenuhi syarat -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, artinya
variabel dependen tidak dipengaruhi oleh variabel independen.
(b). H0 ditolak apabila memenuhi syarat thitung > ttabel atau thitung < -ttabel,
artinya variabel dependen dipengaruhi oleh variabel independen.
58
5.2.4. Asumsi Klasik
5.2.4.1 Pengujian Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi ( hubungan ) yang terjadi antara
anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam
rangkain waktu (time series). Autokorelasi ini menunjukan hubungan
antara nilai-nilai yang berurutan dari variabel-variabel yang sama.
(Gunawan Sumodiningrat, 2001: 231)
Autokorelasi dapat terjadi apabila kesalahan penganggu suatu
periode korelasi dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya. Alat
penguji yang digunakan untuk mendeteksi dan atau tidaknya adalah
Durbin – Watson tes (D-W test) yang formulanya sebagai berikut :
D-W = 2 ∑∑ −
−2. )1(
1
t
Et
e
et
Untuk menguji asumsi klasik ini, maka terlebih dulu harus
menentukan besarnya nilai kritis dari du dan dl berdasarkan jumlah
observasi dan variabel independen, jika hipotesis nol menyatakan tidak
adanya autokotrelasi, maka : (Gunawan Sumodiningrat, 2001 :248)
1. Jika d lebih kecil daripada dL atau lebih besar daripada (4 – dL), maka
hipotesis nol ditolak, dengan pilihan pada alternatif yang berarti terdapat
autokorelasi.
2. Jika d terletak antara dU dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang
berarti tidak ada autokorelasi.
59
3. Namun jika nilai d terletak antara dL dan dU atau diantara (4 – dL) dan
(4 – dL), maka uji Durbin – Watson tidak menimbulkan kesimpulan
yang pasti (inconclusive). Untuk nilai – nilai ini, tidak dapat (pada suatu
tingkat signifikansi tertentu) disimpulkan ada tidaknya autokorelasi
diantara faktor – faktor gangguan.
Gambar 5.1
Kriteria Pengujian Autokorelasi
f (d)
Daerah Daerah ketidak - Tidak menolak Daerah ketidak - Daerah kritis
kritis pastian H0 pastian
(inconclusive) (inconclusive)
Tolak H0 Tidak ada Tolak H0
otokorelasi
d 0 dL dU 2 ( 4 – dU) ( 4 – dL)
5.2.4.2 Pengujian Multikolinearitas
Tujuannya untuk menguji ada tidaknya hubungan yang sempurna
atau tidak sempurna diantara beberapa atau semua variabel yang
menjelaskan. Multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat ciri-ciri
yaitu adanya R2 yang tinggi.
Klein mengatakan bahwa multikolineritas dapat menjadi masalah
bila derajat multikolinieritasnya tinggi. Jika derajatnya rendah maka
multikolinieritas yang terjadi tidak terlalu serius dan tidak membahayakan
60
bagi interprestasi hasil regresi. Dengan metode yang dikemukakan oleh
Klein, derajat kolinieritas dapat dilihat melalui koefisien determinasi
parsial dari regresi antara variabel independen dengan variabel independen
yang lain dipergunakan dalam metode penelitian. Jika r2 R≤ 2, maka
tingkat multikolinieritas yang terjadi rendah dan tidak membahayakan bagi
interprestasi hasil regresi.
Salah satu cara untuk mengetahui adanya multikolinier adalah
dengan langkah pengujian terhadap masing –masing variabel independen
untuk mengetahui seberapa jauh korelasinya (r2 ) Produksi padi didapat
kemudian dibandingkan dengan R2 yang didapat dari hasil regresi secara
bersama variabel independen dengan variabel dependen, jika ditemukan
nilai melebihi nilai R2 pada model penelitian, maka dari model persamaan
tersebut terdapat multikoinieritas, dan sebaliknya jika R2 lebih besar dari
semua r2 maka ini menunjukan tidak terdapatnya multikolinier pada model
persamaan yang diuji.
5.2.4.3 Pengujian Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
pengamatan satu ke pengamatan lain. Jika varians dari residual
pengamatan satu ke residual ke pengamatan yang lain tetap, maka telah
terjadi heteroskedastisitas. Jika varians berbeda, maka disebut
heteroskedastisitas. Regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
heteroskedastisitas.
61
Heteroskedastisitas terjadi bila variabel gangguan mempunyai
variabel yang sama untuk observasi, untuk mendeteksi ada/tidaknya
heteroskedestisitas digunakan uji White. Selanjutnya menentukan
hipotesis yang menyatakan jika dari perhitungan menghasilkan nilai t-
hitung yang signifikan/ t- hitung > t- tabel, maka dapat dikatakan terdapat
heteroskedestisitas, jika t- hitung < t- tabel dapat dikatakan dalam regresi
tidak terdapat heteroskedestisitas.
62
BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1. Analisis Hasil Penelitian
Analisis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber dalam bentuk tahunan,
selama periode 1984 – 2003. Penyajian data-data mengenai perkembangan
pertumbuhan ekonomi menggunakan data Produk Domestik Bruto (PDB),
karena data ini merupakan indikator tingkat pertumbuhan ekonomi. Untuk
Investasi, data yang digunakan adalah proyek-proyek penanaman modal luar
negeri yang telah disetujui pemerintah menurut sektor ekonomi. Data
tentang ekspor, yang digunakan adalah total nilai ekspor barang dan jasa.
Data tenaga kerja, yang digunakan adalah jumlah angkatan kerja yang
bekerja menurut sektor perekonomian. Selanjutnya untuk data hutang luar
negeri menggunakan hutang luar negeri pemerintah.
a. Uji Linieritas
Agar spesifikasi model linear dalam penelitian ini benar, maka
sebelumnya diuji dulu dengan uji linearitas. Uji linearitas dalam penelitian
ini menggunakan uji Ramsey. Hasil dari uji Ramsey pada tabel 6.1.
menunjukkan bahwa model yang benar, spesifikasinya dalam bentuk
linier yaitu persamaan dalam bentuk linier
PDBriil= β 0+ β 1EX+ β 2I+ β 3L+ β 4FD+ε, dimana hal ini diperlihatkan
63
dengan nilai Fhitung (0,278) lebih kecil dibandingkan dengan nilai Ftabel
(3,01)
TABEL 6.1.
UJI LINIERITAS
Ramsey RESET Test: F-statistic 0.277732 Probability 0.606442 Log likelihood ratio 0.392875 Probability 0.530792
Test Equation: Dependent Variable: PDB Method: Least Squares Date: 06/25/05 Time: 11:13 Sample: 1984 2003 Included observations: 20 White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EX 2.340767 0.868968 2.693733 0.0175 FD -0.304033 0.315451 -0.963804 0.3515 I 0.873854 0.572837 1.525485 0.1494 L 3.018868 0.593719 5.084671 0.0002 C -43132.93 37695.81 -1.144237 0.2717
FITTED^2 3.34E-07 3.80E-07 0.878518 0.3945 R-squared 0.990631 Mean dependent var 327024.2 Adjusted R-squared 0.987285 S.D. dependent var 84883.95 S.E. of regression 9571.488 Akaike info criterion 21.41429 Sum squared resid 1.28E+09 Schwarz criterion 21.71301 Log likelihood -208.1429 F-statistic 296.0655 Durbin-Watson stat 1.863455 Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber : Lampiran
b. Uji Model Linier atau Model Log Linear
Dari tabel 6.2. tampak koefisien Z1 tidak signifikan pada α = 5%,
yaitu t hitung Z1 = -1,194993 dengan prob 0,2519 lebih dari 0,05.
sedangkan pada tabel 6.3. koefisien Z2 signifikan pada α = 5%, yaitu t
hitung Z2 = -2,3155 dengan prob 0,0363 kurang dari 0,05. karena Z1 tidak
signifikan, maka model pertama yaitu bentuk linear merupakan model
yang baik atau bisa dipakai, sedangkan model log linear tidak tepat karena
Z2 signifikan.
64
Tabel 6.2. ESTIMASI TERHADAP MODEL PERSAMAAN BENTUK LINIER
Anonim., 1984 – 2003, Statistik Indonesia, Badan Pusat Statistik, Yogyakarta.
---------., 2003, Katalog Statistik Indonesia, Badan Pusat Statistik, Yogyakarta.
---------., 1984 – 2003, Laporan Tahunan Bank Indonesia, Bank Indonesia, Yogyakarta.
Arsyad, Lincolin., 1997, Ekonomi Pembangunan, Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta.
Boediono., 1993, Teori Pertumbuhan Ekonomi, Seri Sinopsis PIE No. 4, BPFE, Yogyakarta.
Dumairy., 1996, Perekonomian Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Gujarati, Damodar., 1991, Ekonometrika Dasar, Terjemahan oleh Sumarno Zain,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hasibuan, Malayu S.P, 1987, Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia, Armico, Edisi Revisi, Bandung.
Halwani, Hendra., Tjiptoherijanto, Prijono., 1993, Perdagangan Internasional : Pendekatan Ekonomi Mikro dan Makro, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Iskandar, Ari., 2002, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia periode 1984-2000, Skripsi : Fakultas Ekonomi-Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Irawan., M. Suparmoko., 1995, Ekonomika Pembangunan, BPFE, Yogyakarta.
Jhingan M.L., 2000, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Penerjemah : D. Guritno, Edisi 1, Cet. 8, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kusnadi, Ace., 1998, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa Barat periode 1983-1996, Skripsi : Fakultas Ekonomi-Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Simanjuntak, Payaman., 1985, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, LPFE – Universitas Indonesia, Jakarta.
I 17961.83 14803.35 1.213362 0.2504 I^2 -0.433536 0.267528 -1.620524 0.1334 L 170394.3 56236.00 3.029986 0.0114
L^2 -1.390139 0.406619 -3.418777 0.0057 R-squared 0.858647 Mean dependent var 65401566 Adjusted R-squared 0.755846 S.D. dependent var 1.35E+08 S.E. of regression 66768494 Akaike info criterion 39.17352 Sum squared resid 4.90E+16 Schwarz criterion 39.62160 Log likelihood -382.7352 F-statistic 8.352453 Durbin-Watson stat 2.848248 Prob(F-statistic) 0.001001
LAMPIRAN 4.
HASIL REGRESI PERBAIKAN HETEROSKEDASTISITAS
Dependent Variable: PDB Method: Least Squares Date: 06/25/05 Time: 11:03 Sample: 1984 2003 Included observations: 20 White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EX 3.058288 0.353503 8.651376 0.0000 FD -0.317588 0.305649 -1.039061 0.3152 I 1.162807 0.382669 3.038675 0.0083 L 3.496445 0.471538 7.414986 0.0000 C -73672.19 30712.56 -2.398764 0.0299
R-squared 0.990445 Mean dependent var 327024.2 Adjusted R-squared 0.987897 S.D. dependent var 84883.95 S.E. of regression 9338.206 Akaike info criterion 21.33393 Sum squared resid 1.31E+09 Schwarz criterion 21.58287 Log likelihood -208.3393 F-statistic 388.7303 Durbin-Watson stat 1.882271 Prob(F-statistic) 0.000000
LAMPIRAN 5. UJI MULTIKOLINIERITAS VARIABEL EX DENGAN FD Dependent Variable: EX Method: Least Squares Date: 06/25/05 Time: 11:16 Sample: 1984 2003 Included observations: 20 White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance
R-squared 0.619650 Mean dependent var 38209.95Adjusted R-squared 0.598520 S.D. dependent var 16256.44S.E. of regression 10300.48 Akaike info criterion 21.41241Sum squared resid 1.91E+09 Schwarz criterion 21.51198Log likelihood -212.1241 F-statistic 29.32486Durbin-Watson stat 0.245241 Prob(F-statistic) 0.000038
UJI MULTIKOLINIERITAS VARIABEL EX DENGAN I Dependent Variable: EX Method: Least Squares Date: 06/25/05 Time: 11:17 Sample: 1984 2003 Included observations: 20 White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance
R-squared 0.325218 Mean dependent var 38209.95Adjusted R-squared 0.287731 S.D. dependent var 16256.44S.E. of regression 13719.79 Akaike info criterion 21.98571Sum squared resid 3.39E+09 Schwarz criterion 22.08528Log likelihood -217.8571 F-statistic 8.675300Durbin-Watson stat 0.193242 Prob(F-statistic) 0.008653
UJI MULTIKOLINIERITAS VARIABEL EX DENGAN L Dependent Variable: EX Method: Least Squares Date: 06/25/05 Time: 11:21 Sample: 1984 2003 Included observations: 20 White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance
R-squared 0.837857 Mean dependent var 38209.95Adjusted R-squared 0.828849 S.D. dependent var 16256.44S.E. of regression 6725.350 Akaike info criterion 20.55980Sum squared resid 8.14E+08 Schwarz criterion 20.65937Log likelihood -203.5980 F-statistic 93.01321Durbin-Watson stat 0.776340 Prob(F-statistic) 0.000000
UJI MULTIKOLINIERITAS VARIABEL FD DENGAN I Dependent Variable: FD Method: Least Squares Date: 06/25/05 Time: 11:25 Sample: 1984 2003 Included observations: 20 White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance
R-squared 0.000090 Mean dependent var 24418.75Adjusted R-squared -0.055461 S.D. dependent var 25323.62S.E. of regression 26016.37 Akaike info criterion 23.26548Sum squared resid 1.22E+10 Schwarz criterion 23.36505Log likelihood -230.6548 F-statistic 0.001621Durbin-Watson stat 0.110818 Prob(F-statistic) 0.968329
UJI MULTIKOLINIERITAS VARIABEL FD DENGAN L Dependent Variable: FD Method: Least Squares Date: 06/25/05 Time: 11:29 Sample: 1984 2003 Included observations: 20 White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance
R-squared 0.565146 Mean dependent var 24418.75Adjusted R-squared 0.540987 S.D. dependent var 25323.62S.E. of regression 17156.87 Akaike info criterion 22.43282Sum squared resid 5.30E+09 Schwarz criterion 22.53240Log likelihood -222.3282 F-statistic 23.39319Durbin-Watson stat 0.284157 Prob(F-statistic) 0.000132
UJI MULTIKOLINIERITAS VARIABEL I DENGAN L Dependent Variable: I Method: Least Squares Date: 06/25/05 Time: 11:31 Sample: 1984 2003 Included observations: 20 White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance
R-squared 0.260778 Mean dependent var 12295.02Adjusted R-squared 0.219710 S.D. dependent var 11217.43S.E. of regression 9908.807 Akaike info criterion 21.33488Sum squared resid 1.77E+09 Schwarz criterion 21.43445Log likelihood -211.3488 F-statistic 6.349920Durbin-Watson stat 0.640104 Prob(F-statistic) 0.021403
LAMPIRAN 6. UJI LINIERITAS
Ramsey RESET Test: F-statistic 0.277732 Probability 0.606442 Log likelihood ratio 0.392875 Probability 0.530792
Test Equation: Dependent Variable: PDB Method: Least Squares Date: 06/25/05 Time: 11:13 Sample: 1984 2003 Included observations: 20 White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EX 2.340767 0.868968 2.693733 0.0175 FD -0.304033 0.315451 -0.963804 0.3515 I 0.873854 0.572837 1.525485 0.1494 L 3.018868 0.593719 5.084671 0.0002 C -43132.93 37695.81 -1.144237 0.2717
FITTED^2 3.34E-07 3.80E-07 0.878518 0.3945 R-squared 0.990631 Mean dependent var 327024.2 Adjusted R-squared 0.987285 S.D. dependent var 84883.95 S.E. of regression 9571.488 Akaike info criterion 21.41429 Sum squared resid 1.28E+09 Schwarz criterion 21.71301 Log likelihood -208.1429 F-statistic 296.0655 Durbin-Watson stat 1.863455 Prob(F-statistic) 0.000000
LAMPIRAN 7
ESTIMASI TERHADAP MODEL PERSAMAAN BENTUK LINIER MODEL : PDBriil= β 0+ β 1EX+ β 2I+ β 3L+ β 4FD +β 5Z1+ ε
Dependent Variable: PDB Method: Least Squares Date: 09/28/05 Time: 09:09 Sample: 1984 2003 Included observations: 20
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EX 2.385892 0.790856 3.016847 0.0092 FD 0.150770 0.479940 0.314144 0.7580 I 2.003033 0.843547 2.374537 0.0324 L 3.146597 0.620593 5.070311 0.0002
Z1 -285330.2 238771.3 -1.194993 0.2519 C -41977.29 43498.36 -0.965032 0.3509
R-squared 0.991330 Mean dependent var 327024.2 Adjusted R-squared 0.988233 S.D. dependent var 84883.95 S.E. of regression 9207.763 Akaike info criterion 21.33681 Sum squared resid 1.19E+09 Schwarz criterion 21.63553 Log likelihood -207.3681 F-statistic 320.1435 Durbin-Watson stat 1.701021 Prob(F-statistic) 0.000000
ESTIMASI TERHADAP MODEL PERSAMAAN BENTUK LOG LINIER MODEL : LnPDB = β 0+ β 1LnEX+ β 2LnI+ β 3L+ β 4LnFD +β 5Z2+ ε
Dependent Variable: LNPDB Method: Least Squares Date: 09/28/05 Time: 09:14 Sample: 1984 2003 Included observations: 20