Top Banner
iii Fakta, Analisis dan Solusi
22

Fakta, Analisis dan Solusi

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Fakta, Analisis dan Solusi

iii

Fakta, Analisis dan Solusi

Page 2: Fakta, Analisis dan Solusi

iv

Sanksi Pelanggaran Pasal 72Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002

Tentang HAK CIPTA

1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hakmelakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2(lima Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan (2) dipidana denganpidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulandan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah)atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau dendapaling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan ataubarang hasil pelanggaran Hak Cipta atau hak terkaitsebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidanapenjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda palingbanyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 3: Fakta, Analisis dan Solusi

v

Pengantar Oleh: Prof. Dr. Ir. Sugiono Soetomo, DEA

Fakta, Analisis dan Solusi

Mohammad Agung Ridlo

PENERBIT UNISSULA PRESS

Page 4: Fakta, Analisis dan Solusi

vi

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Ridlo, Mohammad AgungPerumahan dan Permukiman di Perkotaan / Mohammad Agung Ridlo- Edisi Pertama – Cetakan Kedua (Revisi) - Semarang; UNISSULA

PRESS, Desember 2011.xxiv + 164 halaman, 1 jil. 16,7 x 22,3 cm

ISBN: 978-602-7525-10-8

1. Perumahan dan Permukiman di Perkotaan 2. Teori Sosial 3. PendidikanI. Judul

Cetakan Kedua (Revisi), Desember 2011

PENERBIT UNISSULA PRESSJalan Raya Kaligawe Km 4 Semarang 50112Telp. (024) 6583584, Fax (024) 6582455E-mail: [email protected]: www.unissula.ac.id

Hak Cipta © 2011 pada penulis,Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak ataumemindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, secaraelektronis maupun mekanis, termasuk memfotocopy, merekam, atau denganteknik perekaman lainnya, tanpa izin pemegang hak cipta.

Page 5: Fakta, Analisis dan Solusi

vii

M o t t o :

Jangan Bohong disetiap detak jantungmu. Jangan bersilat kata dengan orang yang tak mengerti apa yang

kau katakan, karena debat kusir adalah pangkal keburukan. Pada hakekatnya setiap manusia akan mati, kecuali yang

berilmu. Manusia yang berilmu hanya tidur, kecuali yangmengamalkan. Manusia yang mengamalkan ilmunya akantertipu, kecuali yang ikhlas. Saya mencoba untuk tidak tertidurdan tidak tertipu, namun berusaha dengan ikhlas.

Penting disadari bahwa sebagai manusia yang bermanfaatadalah mereka yang memiliki etos kerja keras, kerja cerdas,kerja lugas dan kerja ikhlas, menuju suatu kemaslahatan bagisemua.

“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka(pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuatjahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan sekali-kalitidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba(Nya)” (Q.S.41:46).

Page 6: Fakta, Analisis dan Solusi

viii

Kupersembahkan pada:

Istriku tersayang Eni Kartikawati, SP dan curahan kasihkuAdnan Ghiffari (Ghiffa) dan Faihaa’ Nabiilah (Fika).

Ingatlah “man jadda wajada” dan “man shabara zhafira”

Untuk guru-guruku yang mulia yang telah mengajarkankebijakan dan kebajikan dengan penuh keikhlasan

Last but not least untuk Ibu dan Bapakku yang telahmengasuhku dengan balutan cinta dan kasih sayang yang

tulus, sejak dibuaian kain panjang sampai sekarang.

Page 7: Fakta, Analisis dan Solusi

ix

PRAKATA

Kesulitan yang terjadi di perkotaan di negara yang sedangberkembang adalah seringkali belum siapnya suatu kota dalam halperencanaan tempat tinggal, kesempatan kerja maupun dalam urbanservices bagi warganya. Terjadi kesenjangan antara kebutuhan ataupermintaan (demand) yang besar dan terjadi terus-menerus, tidak dapatdipenuhi oleh penyediaan (supplay) sarana dan prasarana, ditambahdengan adanya keterbatasan sumber daya penduduk (minimnyapendapatan). Sementara itu, migrasi telah membanjiri kawasan perkotaan.Para pendatang membawa teknologi desa ke kota, cara-cara hidup di desake kota, dengan harapan dapat kesempatan untuk hidup di kota.

Sejalan dengan itu, kebutuhan akan penyediaan prasarana dan saranapermukiman semakin meningkat. Namun pemenuhan akan kebutuhanprasarana dan sarana permukiman yang terjangkau dan layak huni tampakbelum sepenuhnya dapat disediakan baik oleh pemerintah maupunmasyarakat sendiri. Sehingga kapasitas daya dukung prasarana dan saranalingkungan permukiman yang ada mulai menurun yang pada gilirannya

Page 8: Fakta, Analisis dan Solusi

x

memberikan konstribusi terjadinya lingkungan permukiman kumuh (slumand squatter).

Realita ketidakmampuan masyarakat untuk mewujudkanperumahannya lebih sering dikarenakan situasi sosial-formal yang belummemberi ruang, kesempatan dan peluang yang memadai, agar merekadapat mengembangkan kapasitasnya.

Kemampuan penyediaan perumahan secara formal, seperti real estat,dan perumahan dari pemerintah atau swasta, sangat terbatas dan hanyamenyentuh golongan menengah (middle class) sampai dengan golonganatas (high class) atau sering disebut dengan golongan the Have. Sementaragolongan berpendapatan rendah (have nots) tak terjamah dan dibiarkanmencari jalan keluar sendiri. Dampaknya adalah tumbuh suburnyapermukiman informal dengan ciri padat, kumuh, jorok, kualitaslingkungan permukiman mereka relative buruk, tidak layak huni, tidakmemenuhi persyaratan sebagai hunian baik secara teknis maupun nonteknis, dan mayoritas penghuninya miskin.

Sementara itu, kemampuan pemerintah dalam menyelenggarakanpemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman relatif sangat terbatas.Oleh karenanya sumber daya dan potensi masyarakat perluditumbuhkembangkan untuk dapat menyelenggarakan pemenuhankebutuhan perumahan dan permukimannya secara mandiri, didukung olehupaya pemerintah dalam mendorong terciptanya iklim yang kondusif.

Melalui tulisan pada buku tentang Perumahan dan Permukimandiperkotaan ini mencoba untuk menelusuri sejumlah permasalahan dengantelaahan pustaka yang kemudian dicoba untuk dicarikan solusipemecahannya.

Permasalahan perumahan dan permukiman di perkotaan padadasarnya merupakan rajutan permasalahan yang saling kait-mengkait, baiksecara internal maupun eksternal wilayah, yang sebenarnya untukmemecahkan permasalahan tersebut tidak bisa secara incremental atausporadis, namun perlu komprehensif. Sebagian besar bahan dalam bukuini digali dari permasalahan-permasalahan yang aktual, hasil observasilapangan dan referensi-referensi yang ada.

Page 9: Fakta, Analisis dan Solusi

xi

Karena itu penulis sejak semula sudah berancang-ancang untuksekedar bertindak selaku ujung tombak yang masih perlu diasah.

Penulis berharap apa-apa yang di kaji dalam buku ini dapatbermanfaat bagi pembaca umum dalam mempelajari masalah perumahandan permukiman di perkotaan, sekaligus juga sebagai input dan bahanpertimbangan bagi pemerintah daerah dan para penentu kebijakan dankebijaksanaan di negeri ini, dalam upaya menyusun arah dankebijaksanaan pembangunan dan pengembangan perumahan danpermukiman di perkotaan.

Kalau saja kita salah mengambil keputusan dalam menentukankebijakan dan kebijaksanaan, maka yang menderita pada akhirnya tetapsaja kita, masyarakat, bangsa dan negara ini.

Sumbang saran penulis melalui buku ini adalah semata-mata karenarasa keinginan untuk turut berkiprah dalam menentukan nasib bangsa dannegara ini. Percayalah bahwa itikad baik penulis adalah semata-matamemberikan perhatian terhadap masalah yang dihadapi bangsa dan negarayang sangat penulis cintai. Namun seperti pepatah mengatakan, tiadagading yang tak retak. Buku ini tentu tak lepas dari berbagai kekurangan.Karena itu buku ini dimaksudkan sebagai bahan untuk didiskusikan dandikembangkan lebih lanjut.

Sebelum prakata berakhir, ucapan terima kasih penulis sampaikankepada Prof. Dr. Ir. Sugiono Soetomo, DEA yang telah berkenan untukmemberikan kata pengantar pada buku ini. Beliau sebagai guruku yangmulia yang telah mengajarkan kebijakan dan kebajikan dengan penuhkasih dan keikhlasan.

Akhirnya, penulis hanya memohon keridhaan Allah SWT, semogabuku ini dapat membawa manfaat yang besar dan menjadi amal yang salehbagi penulis. Amien.

Semarang, September 2011Penulis

Mohammad Agung Ridlo

Page 10: Fakta, Analisis dan Solusi

xii

Page 11: Fakta, Analisis dan Solusi

xiii

KATA PENGANTAROleh: Prof. Dr. Ir. Sugiono Soetomo, DEA

PendahuluanPermasalahan permukiman di Indonesia khususnya permukiman

kumuh sudah lama sekali belum terselesaikan. Saya teringat pada tahun1968-an, ketika saya menjadi mahasiswa Prof. Hasan Purbo Guru Besardari Institut Teknologi Bandung (ITB), sudah lama beliau memberikankuliah khusus mengenai ini. Beliau memberikan kuliah dan menyadarkanpemerintah bahwa pemukiman kumuh merupakan masalah yang sangatpenting. Beliau memang konsen dengan masalah perumahan danpermukiman sesuai dengan kepakarannya sampai akhir hayatnya. Beliauwafat pada tanggal 30 september 1999.

Dan memang masalah perumahan dan permukiman di negeri kitasampai kini belum pernah selesai. Masalah tersebut secara makro sangatterikat sekali dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM) danmasalah strategi nasional mengenai pembangunan kawasan perdesaan danperkotaan.

Page 12: Fakta, Analisis dan Solusi

xiv

Penduduk terbesar masih di perdesaan namun justru di perdesaankekurangan SDM yang berkualitas. Kekuatan SDM perdesaan justrumigran ke kota-kota besar dalam proses urbanisasi loncat katak (leap frogatau frog jumping). Kelemahan wilayah perdesaan akan terus menciptakankesenjangan desa-kota . Dan proses kemiskinan selanjutnya akan mengalirke kota dengan migrasi akibat push factor karena makin langkanya sumberkehidupan di desa. Proses urbanisasi melalui arus migrasi tersebut yangmenempatkan kota-kota besar dalam bentuk urbanisasi semu (pseudourbanisation). Pada gilirannya terujud dalam keruangan kota denganbentuk kemiskinan diperkotaan, antara lain seperti permukiman kumuh(slum and squatter settlement), homeless, sektor informal dan aktivitaslain yang menciptakan kesenjangan yang rawan.

Hal tersebut karena di satu pihak terjadi proses modernisasi kotayang sebagian besar berkembang dari teknologi dan nilai-nilai konsumsikehidupan yang berorientasi dari luar negeri yaitu dari negara barat yangkita sebut sebagai modernisasi, sedang di pihak lain masih berlangsungkehidupan yang berakar dari budaya lokal, tradisional, agraris perdesaan.Kedua proses tersebut bertemu dan yang pertama menciptakan prosesperubahan-perubahan terhadap yang kedua. Proses modernisasi tersebutterjadi dalam proses yang tidak merata karena kemampuan sumber dayamanusia dari budaya agraris yang lebih lemah dari yang pertama.

Hasil proses modernisasi atau urbanisasi tersebut menciptakanwajah kota yang sebagian besar kumuh di satu pihak dan eksklusif(exclusive) di tempat lain dan pencampuran dari keduanya yangmenciptakan kualitas yang heterogen.

Pembentukan ruang kota di Indonesia sebagai hasil prosesmodernisasi harus dicari konsep pengembangannya dalam menyongsongera globalisasi dan pembangunan nasional yang bertumpu kepadamasyarakat dan sumber daya lokal.

Perkembangan perkotaan hasil pembangunan orde baru selama initelah menciptakan kota-kota metropolitan sebagai pusat pertumbuhanyang mendorong proses urbanisasi sentralistis yang sangat kuat denganpergerakan migrasi loncat katak. Suatu proses migrasi yang meloncat dari

Page 13: Fakta, Analisis dan Solusi

xv

perdesaan langsung ke kota-kota besar dan berkembang menjadi extendingmetropolitan dengan merubah desa-desa sekitarnya. Keadaan tersebutmenciptakan apa yang dikatakan Mc Gee sebagai mega urban. Suatuistilah bagi perkembangan metropolitan kota-kota di Asia Tenggara yangbersifat desa-kota dan sangat bergantung pada kota induknya (Core city)sebagai pusatnya yang dibangun oleh kekuatan eksternal jaringaninternasional.

GlobalisasiPerkembangan peradaban manusia yang telah berlangsung ribuan

tahun ini, pada saat sekarang telah sampai pada peradaban yang dikenaldengan Globalisasi. Abad global tersebut adalah keterjalinannyakehidupan manusia di dunia ini yang antara lain berbentuk kecepatanpenjalaran peradaban yang sangat cepat. Dan hal tersebut menciptakanproses homogenisasi artinya manusia dibawa ke arah budaya yang samayang sudah terlihat jelas yaitu budaya konsumtif yang sama, Robert Pottermengatakan sebagai the same desire (1980).

Keinginan yang yang sama itu adalah berasal dari kekuatanpenciptaan pasar (market) dari sistem kapitalis yang telah dianut hampirsemua negara maju dan berkembang. Di lapangan hal tersebut dapatdicontohkan pada cepat berkembangnya keinginan mempunyai produk-produk global seperti hand phone, komputer, kendaraan ber merk yangterus cepat berkembang . Keinginan mode pakaian dan life style sosialyang sama, semua hal tersebut mengarah ke kebudayaan barat asalpenjalaran dari kapitalisme dunia. Proses homogenisasi tersebut disebutRobert Potter (1980) sebagai proses konvergensi .

Oleh karena itu perdaban kapitalistik, atau dapat disebut perdabankonsumtif telah makin dan sangat cepat berkembang setelah perabansosialis yang merupakan tandingannya (lawannya) disumberkan ataudipimpin Uni soviet telah runtuh.

Peradaban konsumtif sebagai bentuk yang diciptakan oleh kekuatankapitalisme adalah suatu bentuk kehidupan yang menjamin kehidupankapitalisme. Jadi kekuatan pasar adalah sesuatu yang dapat diciptakan oleh

Page 14: Fakta, Analisis dan Solusi

xvi

pengembangan teknologi informasi dan komunikasi sebagai kekuatankapitalis untuk mengembangkan segala bentuk informasi dan distribusikandalam jaringan komunikasi global. Peradaban produksi dan konsumsicepat berlangsung menciptakan proses eksploitasi sumber daya alam untukdikonsumsi.

UrbanisasiPembangunan kota adalah bentuk ruang terbangun tempat

berlangsungnya proses konsumsi masyarakat. Metropolis sebagaikekuatan konsentrasi masyarakat urban adalah pusat produksi dankonsumsi global berkejalinan, berajut, dari pusat pusat ke sub pusatwilayah kota-kota hingga kota kecil di planet ini. Ruang alamiah sebagaisumber daya alam tertutup bangunan atau dieksploitasi sebagai ruangproduksi dan konsumsi manusia urban (perkotaan).

Urbanisasi adalah proses terbentuknya masyarakat kota dalam ruangperkotaan merupakan proses perkembangan peradaban manusia yangmelakukan eksploitasi alam secara cepat. Pemanasan global diproduksidari ruang-ruang terbangun tempat manusia berproduksi dan berkonsumsiyaitu ruang perkotaaan telah menciptakan peningkatan temperatur(penggunaan penghawaan buatan / air condition, gas buangan alattransport maupun pabrik-pabrik). Perubahan tata air dan produk sanitasiyang kurang dikelola menciptakan banjir dan polusi. Pembangunan kota-kota besar yaitu pembangunan ruang terbangun berskala besar (menyebar)seperti kota metropolis, mengembang menjadi kota wilayah (urbanregion) menciptakan proses percepatan kerusakan planet bumi tempatmanusia itu hidup

Urbanisasi sebagai proses modernisasi tetap menjadi kekuatan yangsejalan dengan hak asasi manusia yaitu sebagai suatu hak setiap individuuntuk menjadi maju, sejahtera dan berkeadilan.

Pemahaman urbanisasi menjadi sangat vital, tidak hanya melihaturbanisasi sebagai istilah sempit yang menggambarkan aliran pendudukdari desa ke kota, tetapi urbanisasi merupakan proses bergesernyamasyarakat dari kehidupan pedesaan ke perkotaan, dari budaya tradisional

Page 15: Fakta, Analisis dan Solusi

xvii

ke modern, dari kehidupan bazar ke kapitalis, perubahan cara pandang dantata nilai dan lain-lain. Difusi urbanisasi yang bersifat nilai-nilai kekotaanakan lebih cepat menjalar ketimbang perkembangan fisik keruangannya.

Namun dermikian Urbanisasi semu (pseudo urbanisation) danurbanisasi berlebih (over urbanisation) adalah masalah tentangpembangunan wilayah, pembangunan kota dan pembangunan desa, dansemua itu adalah masalah pembangunan nasional.

Masalah Perumahan dan PermukimanProblem perumahan dan permukiman di perkotaan adalah sebagai

salah satu dampak dari adanya urbanisasi, dan yang tampak adalahmasalah mikro kekumuhan dan rumah liar, itu hanyalah produk darimasalah makro.

Masalah permukiman kumuh adalah menggambarkan pembangunanyang belum berhasil. Pembangunan yang masih dilanda kesenjangantinggi antara yang kaya dan yang miskin, atau secara spasial keruanganadalah masalah antara perdesaan dan perkotaan.

Jadi adanya permukiman kumuh dan liar yang makin meningkattentunya adanya kesalahan dalam strategi nasional dalam pembangunan.Apakah memang strateginya yang salah atau kurang tepat ? atau strategi,konsep, rencana sudah baik tetapi manusianya yang tidak mau dan tidakmampu dalam menangani dan melaksanakan rencana? Atau karenaberkaitan dengan watak dan moral manusianya, yang sering dikenaldengan watak korup ?. Jiwa pejuang tidak ada, tidak seperti China parapimpinannya yang semangat berkorban untuk bekerja keras.

Saudara Mohammad Agung Ridlo yang banyak menulis tentangkemiskinan dan permukiman sungguh sangat menarik. Kajian danperhatiannya tentang orang miskin dan kehidupannya, yang sarat denganadanya semangat kerakyatan, tampaknya perlu terus dipupuk sehinggadapat memberi konstribusi dalam membantu menyelesaikan problemkekumuhan pada suatu permukiman dan kemiskinan yang terjadi diwilayah negeri ini.

Page 16: Fakta, Analisis dan Solusi

xviii

Pembangunan BerkelanjutanProses pembangunan yang sangat cepat ini telah ditandai dengan

kejadian pardoxal sebagai berikut :Di satu pihak peradaban manusia sangat cepat berkembang dipacu

oleh penemuan ilmu dan penerapan teknologi untuk mencapai“kesejahteraan lahiriah”. Namun di pihak lain pengembangankesejahteraan lahiriah tersebut mengakibatkan ancaman bencana alampada tempat atau ruang manusia itu hidup baik dalam skala lokal mikromaupun global dan mendasar. Ruang kehidupan perkotaan lah sebagairuang perkembangan peradaban bagi kesejahteraan lahiriah manusia tetapimenjadi penyebab terjadinya bencana alam.

Perkembangan kota disebabkan oleh pertambahan kelahiranpenduduk yang sedikit kontribusinya, namun dipacu oleh prosespergeseran atau migrasi penduduk dari pedesaan ke kota serta prosestransformasi penduduk dari kehidupan desa ke kota. Oleh karena itubagaimana usaha usaha manusia untuk mengurangi proses perkembanganbencana alam tersebut ? Apakah kelahiran manusia dikurangi? Dan proseskehidupan perkotaan dikurangi ? agar ruang ruang perkotaan (ruangterbangun) direduksi pertambahannya ? Apakah peradaban dankesejahteraan lahiriah manusia yang dikurangi ?

Konsep tersebut telah dipikirkan banyak orang dan jawabannyaadalah dalam usaha manusia meningkatkan peradabannya harus melaluiproses pembangunan yang berkeadilan sekaligus menyelamatkan sumberdaya alam untuk generasi selanjutnya. Inilah konsep yang dikenal sebagaiPembangunan yang Berkelanjutan. Kuncinya adalah bagaimana produkperadaban berupa ruang perkotaan (urban space) ditata agar dapatmengembalikan kekuatan sumber daya alam dengan berkeadilan.Penataan ruang terbangun pertama-tama harus didasari oleh daya terimaatau kemampuan yaitu karakteristik ruang alam

Penyelesaian Secara Makro dan MikroKembali kepada strategi makro, kiranya keadaan penyelesaian

secara mikropun harus dilaksanakan. Artinya bahwa kedua strategi (makro

Page 17: Fakta, Analisis dan Solusi

xix

dan mikro) harus dilaksanakan. Strategi pemecahan mikro harus sadarsebagai ujud dari pemecahan makro, dan secara makro arah pembangunanjuga harus betul.

Penyelesaian makro seperti perlunya dilakukan strategipembangunan kota-kota kecil dan perdesaan. Jaringan kebawah bersifatluas dan mengakar berarti memperkuat sumbar daya lokal, penduduktersebar di kota kecil dan perdesaan, tentunya lebih mudah dalampengadaan tanah dan rumahnya, serta harga tidak mahal.

Sampai saat ini kekuatan kapitalis dari luar negeri (global city)memacu kota-kota metropolitan dan kota-kota besar, menjadi konsentrasikonsumsi produk-produk global. Yang terjadi di dunia ketiga. Pendudukdesa berbondong-bondong ke kota besar, sehingga problem sulitnyamendapatkan tanah (spekulasi tanah tinggi), pada gilirannya berdampakmerebaknya permukiman kumuh yang tidak akan ada habisnya.

Pemecahan mikro menjadi penting, selain hal yang sangat segera(urgent) untuk dipecahkan, dan berbagai masalah dapat diselesaikan.

Rumah adalah dasar kehidupan. Orang tinggal di suatu rumahadalah cita-cita. Dengan memiliki rumah, sebuah keluarga dapat hiduptenteram dan sumber daya manusia dapat terbentuk. Program keluargaberancana yang sudah dicanangkan oleh pemerintah dan keluargasejahtera tidak terlepas dari kebutuhan rumah itu sendiri. Karena itu rumahadalah basis.

Catatan AkhirSampai sekarang pemerintah tidak sadar bahwa peran pembangunan

perumahan sangat penting. Pembangunan perumahan merupakanpembangunan dasar dari pembangunan sumber daya manusia. Hal itutercermin dari program pembangunan perumahan yang hanya diurusmenteri Negara, yang bahkan teknisnya dibawah menteri sektoral yaituDepartemen Pekerjaan Umum. Di Perancis Kementrian PembanggunanPerumahan dan Perkotaan, karena unsur terbesar disuatu kota adalahperumahan (70% sampai dengan 80 %). Bahkan kota makin kecilperumahan makin besar. Masalah perumahan tidak menyangkut fisik saja,

Page 18: Fakta, Analisis dan Solusi

xx

aspek ekonomi, sosial, budaya, management, dan lain-lain. Sehingga suatukementrian portofolio terlalu kecil menangani masalah perumahan yangsangat luas, seperti masalah kota.

Buku ini sangat menarik sebagai usaha mengemukakan masalahperumahan dan permukiman di perkotaan serta pemecahannya, yang dapatmerintis orang melihat masalah perumahan dan permukiman sebagaimasalah bangsa besar. Masalah perumahan dan permukiman di perkotaanmemang sudah lama tidak kunjung selesai. Kedepan, tampaknya masalahini makin kompleks dan bahkan makin rumit.

Oleh karena itu buku ini seyogyanya dijadikan pemicu untukdidiskusikan dan dikembangkan lebih lanjut oleh rekan-rekan ilmuwan,profesional dan penentu kebijakan dalam bidang penataan ruang,perumahan dan permukiman, dan juga oleh para mahasiswa arsitekturserta perencanaan wilayah dan kota.

Prof. Dr. Ir. Sugiono Soetomo, DEAGuru Besar Arsitektur dan Perkotaan

Universitas Diponegoro

Page 19: Fakta, Analisis dan Solusi

xxi

DAFTAR ISI

HalamanPRAKATA ixKATA PENGANTAR xiiiDAFTAR ISI xxi

BAGIAN 1URBANISASI, PENYEBAB & PENGARUHNYA 11.1. Urbanisasi dan Perubahan Sosial-Budaya 31.2. Urbanisasi dan Kemiskinan 51.3. Urbanisasi dan Permukiman Kumuh 101.4. Urbanisasi, Push Factors dan Pull Factors 14

BAGIAN 2PROBLEM PERUMAHAN & PERMUKIMAN 172.1. Permasalahan Perumahan & Permukiman 172.2. Infrastuktur Perkotaan Makin Kritis 19

Page 20: Fakta, Analisis dan Solusi

xxii

2.3. Kasus Permukiman Kumuh di Kota Semarang 202.4. Keterbatasan Kemampuan Penyediaan Perumahan 282.5. Proses Bermukimnya Orang-Orang Miskin di Perkotaan 312.6. ”Kaum Papa” yang Sedang Tumbuh 39

BAGIAN 3LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT DATA BASEPERUMAHAN & PERMUKIMAN 413.1. Teknik Pengumpulan Data 413.1.1. Pengumpulan Data Primer 433.1.2. Pengumpulan Data Sekunder 483.1.3. Keuntungan dan Kerugian 523.1.4. Konsep 5W + 1 H 543.2. Teknik Penyajian Data dan Informasi 55

BAGIAN 4ANALISIS PERENCANAAN PEMBANGUNANPERUMAHAN & PERMUKIMAN 654.1. Analisis Kependudukan 664.2. Analisis Kebutuhan Penyediaan Perumahan 764.3. Analisis Kecenderungan Arah Perkembangan Permukiman 814.4. Analisis Kesesuaian Lahan bagi Permukiman 814.5. Analisis Prioritas Permasalahan 824.6. Analisis SWOT 854.7. Analisis Pemilihan dan Penyusunan Program 924.8. Analisis Pemilihan Lokasi 95

BAGIAN 5MENCARI SOLUSI PENANGANAN PROBLEMPERUMAHAN & PERMUKIMAN DI PERKOTAAN 975.1. Agenda Hari HABITAT Dunia 975.2. Mencari Solusi Penanganan Permukiman Kumuh 995.3. Diperlukan Ketegasan Pemerintah (Law Enforcement) 1045.4. Konsep Peremajaan Kawasan Kota 1065.5. Kritik terhadap Peremajaan Kawasan Kota 108

Page 21: Fakta, Analisis dan Solusi

xxiii

BAGIAN 6PENDEKATAN, STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNANPERUMAHAN & PERMUKIMAN DI PERKOTAAN 1115.1. Pendekatan Pembangunan Perumahan dan Permukiman 1145.2. Strategi dalam Penyelenggaraan Perumahan dan Permukiman 1175.3. Program Pembangunan Perumahan dan Permukiman 117

A. Pengembangan Kawasan Perumahan Dan Permukiman Baru 117

B. Program Perbaikan Kampung (PPK) atau KampoongImprovement Programme (KIP)

118

C. Peningkatan Kualitas Perumahan Dan Permukiman 119D. Model Pembangunan Perumahan Swadaya 125E. Model Pembangunan Rumah Susun 127F. Model Penanganan Permukiman Kumuh dikaitkan dengan

Legalitas129

G. Pengembangan Lahan Terarah (Guide Land Development) 135H. Pembangunan Perumahan yang Bertumpu pada Keswadayaan

Masyarakat (Co-BILD/ P3DPK)136

I. Model Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka PenataanLingkungan Permukiman Kumuh (PPM-Squatters).

137

J. Pembangunan Rumah Layak yang Terjangkau dan P2PBK 139K. Pembangunan Permukiman Skala Besar Melalui Kasiba, Lisiba

dan Kavling Siap Matang139

L. Program Pembangunan Lingkungan Desa Terpadu (P2LDT) 140M. Model Pembiayaan Perumahan 141

BAGIAN 7PENUTUP 145

DAFTAR PUSTAKA 149GLOSSARY 155BIODATA 163 Sekilas Tentang Pemberi Kata Pengantar 163 Sekilas Tentang Penulis 164

Page 22: Fakta, Analisis dan Solusi

xxiv