The 1 st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7‐9 November 2007 HUBUNGAN ANTARA SINYAL DIVIDEN TUNAI DENGAN KINERJA OPERASIONAL DAN KINERJA PASAR NI MADE RIA KURNIASIH ASTUTY SYLVIA VERONICA NALURITA PURNAMA SIREGAR Universitas Indonesia Abstract This research aims at examining dividend-signaling hypothesis. This research tests the relationship between dividend changes and operational performance as well as market performance. The sample consists of 75 firms for the period 2000-2005. The analysis employed in this research are multiple regressions and event study. The results on operational performance show that 1) dividend increase (with earnings increase or earnings decrease) correlates significantly with the increase of next period company’s profitability, 2) dividend decrease and earnings decrease negatively correlates with next period company’s profitability, 3) dividend decrease and earnings increase positively correlates with next period company’s profitability, 4) no change dividend do not correlate with next period company’s profitability. The evidence on market performance (cumulative abnormal return surrounding dividend announcement date) shows that dividend changes have significant effect on cumulative abnormal return for five and ten days around announcement date. Evidences from this research show that dividend signaling hypothesis is not fully supported. Key words : Dividend per share, earnings, cumulative abnormal return and company profitability. I. Pendahuluan Dividen merupakan salah satu bentuk return yang mungkin diperoleh investor selain capital gain. Sedangkan bagi perusahaan, dividen merupakan “cost” atas sumber dana yang diperoleh dari investor untuk membiayai kegiatan usahanya. Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice 1
36
Embed
Facm05-Hubungan Antara Sinyal Dividen Tunai Dengan Kinerja Operasional Dan Kinerja Pasar (024)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
The 1st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7‐9 November 2007
HUBUNGAN ANTARA SINYAL DIVIDEN TUNAI DENGAN KINERJA
OPERASIONAL DAN KINERJA PASAR
NI MADE RIA KURNIASIH ASTUTY
SYLVIA VERONICA NALURITA PURNAMA SIREGAR
Universitas Indonesia
Abstract
This research aims at examining dividend-signaling hypothesis. This research
tests the relationship between dividend changes and operational performance as well
as market performance. The sample consists of 75 firms for the period 2000-2005.
The analysis employed in this research are multiple regressions and event study.
The results on operational performance show that 1) dividend increase (with
earnings increase or earnings decrease) correlates significantly with the increase of
next period company’s profitability, 2) dividend decrease and earnings decrease
negatively correlates with next period company’s profitability, 3) dividend decrease
and earnings increase positively correlates with next period company’s profitability,
4) no change dividend do not correlate with next period company’s profitability. The
evidence on market performance (cumulative abnormal return surrounding dividend
announcement date) shows that dividend changes have significant effect on
cumulative abnormal return for five and ten days around announcement date.
Evidences from this research show that dividend signaling hypothesis is not fully
supported.
Key words : Dividend per share, earnings, cumulative abnormal return and company
profitability.
I. Pendahuluan
Dividen merupakan salah satu bentuk return yang mungkin diperoleh
investor selain capital gain. Sedangkan bagi perusahaan, dividen merupakan “cost”
atas sumber dana yang diperoleh dari investor untuk membiayai kegiatan usahanya.
Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice 1
The 1st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7‐9 November 2007
Penelitian yang dilakukan oleh Hartono dkk (2003), dengan menggunakan
pendekatan decisional efficient market, menunjukkan kenaikan nilai dividen
menghasilkan reaksi yang positif pada tanggal pengumuman di pasar modal
Indonesia. Sehingga disebutkan bahwa pengumuman kenaikan dividen memiliki
information content1 dan pasar bereaksi cepat. Efek sinyal maksudnya adalah
apabila ada informasi laba dan pengumuman dividen yang dapat memberikan sinyal
atau informasi kepada investor mengenai prospek perusahaan di masa yang akan
datang khususnya dalam memperoleh keuntungan (Asquith dan Mulins, 1986).
Perusahaan menggunakan dividen sebagai salah satu sarana untuk menginformasikan
mengenai prospek masa depan perusahaan kepada pasar. Dalam kondisi asimetri
informasi, investor akan beranggapan bahwa kebijakan perusahaan untuk
meningkatkan dividennya merupakan sinyal yang bagus (Healy dan Palepu, 1988).
Sebaliknya, kebijakan perusahaan untuk menurunkan dividennya merupakan sinyal
kepada investor bahwa prospek masa depan perusahaan kurang bagus. Informasi
dividen dianggap memiliki sinyal mengenai kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan
dianggap baik diantaranya jika perusahaan mampu membayar dividen lebih tinggi
dari yang diharapkan oleh pemegang saham (Marlinah, 2005). Berbagai penelitian
telah dilakukan terkait dengan pembagian dividen ini dan hasilnya ada yang saling
bertolak belakang. Meskipun teori dividend signaling mengatakan bahwa kenaikan
dividen membawa prospek yang lebih baik (misalkan penelitian Bhattacharya
(1979); Miller and Rock (1985); dan John and Williams (1985)), namun hasil
penelitian Benartzi dkk (1997) menunjukkan bahwa hanya sedikit bukti bahwa
perubahan dividen dapat memprediksi kenaikan earnings2. Nissim dan Ziv (2001)
mencoba menguji hubungan perubahan dividen dengan profitabilitas perusahaan di
masa yang akan datang dengan pengukuran laba yang beragam (tingkat laba,
perubahan laba, dan laba abnormal), hasilnya mendukung isu tersebut.
Penelitian Benartzi dkk (2003) justru menunjukkan hasil yang berbeda dari
penelitian Benartzi dkk (1997) bahwa perubahan dividen justru berkorelasi negatif
dengan perubahan profitabilitas masa yang akan datang. Bahkan dari hasil penelitian
1 Dalam pasar modal suatu informasi adalah costless dan setiap investor dapat memperolehnya dengan sama. Dividen sendiri memiliki suatu information content (kandungan informasi) yang dikomunikasikan oleh pihak perusahaan terhadap investor (Lease dkk, 1999). 2 Istilah earnings yang digunakan dalam penelitian ini diterjemahkan sebagai laba. Selanjutnya dalam penelitian ini, akan digunakan istilah laba.
Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice 2
The 1st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7‐9 November 2007
Benartzi dkk. (2003) dapat disimpulkan bahwa dalam dividen tidak terdapat
information content sehingga sebaiknya investor mengabaikan informasi atas
pengumuman dividen. Tetapi, hasil penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh
Kurniawan dkk (2005) memperoleh hasil bahwa dividen memberikan tambahan
informasi kepada investor, dari hasil pengujiannya diperoleh bahwa perusahaan yang
mengumumkan penurunan dividen berhubungan dengan penurunan kinerja
perusahaan di masa yang akan datang.
Permasalahan penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu hubungan antara sinyal
dividen tunai dengan kinerja operasional yaitu profitabilitas perusahaan dan untuk
kinerja pasar yaitu dengan cumulative abnormal return (CAR)3 saham yang
diperoleh investor di sekitar tanggal pengumuman. Berdasarkan penjelasan diatas,
maka permasalahan dalam penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris
mengenai:
1. Apakah terdapat hubungan antara perubahan dividen dengan profitabilitas
perusahaan periode satu tahun ke depan?
2. Apakah pengumuman perubahan dividen mempengaruhi CAR di sekitar
tanggal pengumuman?
II. Telaah Literatur dan Pengembangan Hipotesis
Teori sinyal dalam sains komunikasi, digunakan dalam disiplin sains
akuntansi untuk menjelaskan dan memprediksi pola perilaku komunikasi manajer
kepada publik. Teori sinyal salah satu fungsinya dalam akuntansi adalah untuk
menilai adanya informasi privat (Lease dkk, 1999).
Beberapa peneliti yang menguji teori sinyal menggunakan dividen adalah
Bhattacharya (1979), John dkk (1985), dan Miller dkk (1985). Dividen dianggap
memiliki sinyal yang baik dan dapat dipercaya. Manajer perusahaan menggunakan
dividen sebagai salah satu sarana untuk menginformasikan kepada pasar mengenai
prospek masa depan perusahaan. Harapan investor mengenai prospek masa depan
perusahaan dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Penelitian ini juga ingin menguji
mengenai teori sinyal dengan menggunakan dividen sebagai sarana perusahaan
dalam memberikan informasi kepada pihak lain. 3 Dalam penelitian ini menggunakan istilah Cumulative Abnormal Return (CAR), untuk menggambarkan excess return saham yang diperoleh oleh investor.
Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice 3
The 1st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7‐9 November 2007
Menurut Skousen (2000), dividen dapat didefinisikan sebagai bagian laba
atau pendapatan perusahaan yang ditetapkan oleh direksi (dan disahkan oleh rapat
pemegang saham) untuk dibagikan kepada pemegang saham. Dividen biasanya
dikaitkan dengan distribusi pendapatan perusahaan dalam bentuk kas dan seringkali
segala pembayaran langsung dari perusahaan kepada pemegang saham dapat disebut
bagian dari kebijakan dividen (Skousen dkk, 2000).
Penelitian Healy dan Palepu (1988) menyimpulkan bahwa kenaikan dividen
secara signifikan berhubungan dengan peningkatan laba pada tahun sebelum dan
pada tahun saat pengumuman dividen. Begitu juga dengan penelitian Bhattacharya
(1979) dan Aharony dkk (1980) yang berhasil membuktikan bahwa dividen
berhubungan dengan expected cash flow dan dividen sendiri mengandung informasi.
Dari beberapa literatur dengan hasil yang berbeda-beda, maka penelitian ini ingin
kembali menguji hubungan perubahan dividen dengan kinerja pasar periode satu
tahun ke depan. Hipotesis pertama yang diajukan adalah:
H1a : Terdapat hubungan antara perubahan dividen dengan ROE periode satu tahun
ke depan.
H1b : Terdapat hubungan antara perubahan dividen dengan NPM periode satu tahun
ke depan.
Schwert and Smith (1992) dalam Kurniawan dkk (2003) menemukan bahwa
informasi perubahan dividen dapat membedakan laba dengan dua cara, yaitu: (1)
kebanyakan pengumuman laba muncul berisi tambahan informasi untuk
memperlihatkan kelengkapan laba itu sendiri, dan (2) secara substansial perubahan
dividen dapat memprediksi laba. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh
Gunasekarage dkk (2002) yang mendukung hipotesis sinyal dividen dalam jangka
pendek, tetapi dalam jangka panjang kinerjanya seimbang antara perusahaan yang
mengumumkan dividen naik dengan perusahaan dengan dividen turun. Dalam Lease
(1999), terdapat perusahaan yang saat itu mengalami penurunan laba namun tetap
membagikan dividen naik, menurutnya karena perusahaan tersebut ingin
menciptakan bahwa profitabilitas perusahaan tersebut akan tetap baik diperiode
berikutnya. Sehingga dibentuk hipotesis sebagai berikut:
H2a1.1 : Terdapat hubungan positif antara dividen naik dan laba naik dengan ROE
periode satu tahun ke depan.
Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice 4
The 1st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7‐9 November 2007
H2a1.2 : Terdapat hubungan positif antara dividen naik dan laba turun dengan ROE
periode satu tahun ke depan.
H2b1.1 : Terdapat hubungan positif antara dividen naik dan laba naik dengan NPM
periode satu tahun ke depan.
H2b1.2 : Terdapat hubungan positif antara dividen naik dan laba turun dengan
peningkatan NPM periode satu tahun ke depan.
Secara khusus yang menemukan kandungan informasi perubahan dividen
tentang profitabilitas di masa yang akan datang adalah Miller dkk (1985) dan Nissim
dkk (2001). Miller dkk (1985) menemukan bahwa pengumuman dividen
mengandung informasi mengenai laba saat ini dan masa yang akan datang. Bila
terdapat perubahan positif (negatif) terhadap dividen yang diumumkan, maka
manajer perusahaan memiliki komitmen bahwa laba akan meningkat (menurun).
Namun hubungan antara perubahan dividen dengan perubahan laba tidak simetris
untuk dividen meningkat dan menurun (DeAngelo dkk (1990) dan Benartzi dkk
(1997)), maka ada kemungkinan terjadi perbedaan koefisien yang signifikan antara
dividen meningkat dan menurun. Sebagaimana diuraikan di atas, maka dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H2a2.1 : Terdapat hubungan negatif antara dividen turun dan laba naik dengan ROE
periode satu tahun ke depan.
H2a2.2 : Terdapat hubungan negatif antara dividen turun dan laba turun dengan ROE
periode satu tahun ke depan.
H2b2.1 : Terdapat hubungan negatif antara dividen turun dan laba naik dengan NPM
periode satu tahun ke depan.
H2b2.2 : Terdapat hubungan negatif antara dividen turun dan laba turun dengan
NPM periode satu tahun ke depan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Watts dkk (1973) hanya memperoleh
sedikit bukti bahwa dividen mempunyai information content yang dapat
memprediksi profitabilitas dan earning masa yang akan datang. Begitu juga dengan
penelitian yang dilakukan oleh Benartzi dkk (1997). Penelitian yang dilakukan oleh
Gonedes (1978) mengenai sinyal perubahan dividen dan laba juga tidak terbukti.
Sehingga ingin dilihat apakah terdapat hubungan antara dividen tidak berubah
dengan profitabilitas perusahaan ataukah konsisten dengan penelitian Benartzi
Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice 5
The 1st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7‐9 November 2007
(2003) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara dividen tidak
berubah dengan profitabilitas perusahaan.
H2a3.1 : Terdapat hubungan antara dividen tidak berubah dan laba naik dengan ROE
periode satu tahun ke depan.
H2a3.2 : Terdapat hubungan antara dividen tidak berubah dan laba turun dengan
ROE periode satu tahun ke depan.
H2b3.1 : Terdapat hubungan antara dividen tidak berubah dan laba naik dengan
NPM periode satu tahun ke depan.
H2b3.2 : Terdapat hubungan antara dividen tidak berubah dan laba turun dengan
NPM periode satu tahun ke depan.
Selain dua hipotesis yang akan diuji terkait dengan dividen terhadap kinerja
operasional perusahaan, maka dilakukan pengujian kembali untuk mengetahui
pengaruh dividen terhadap kinerja pasar dengan menggunakan cumulative abnormal
return. Healy dan Palepu (1988) melaporkan bahwa terdapat peningkatan return
sebesar 3,9% saat terjadi pengumuman dividen naik dan return saham turun sekitar
7% saat pengumuman dividen turun. John Lang (1991) juga melaporkan hasil yang
tidak berbeda yaitu 3.3%. Begitu juga dengan Michaely, Thaler dan Womack (1995)
melaporkan bahwa setelah tiga hari pengumuman dividen naik return saham
meningkat sebesar 3,4% dan return saham turun ketika dividen mengalami
penurunan (Ross, 2002).
Penelitian lain yang menunjukkan hasil yang berbeda adalah Amsari (1993),
dalam Suartama (2005), menginvestigasi reaksi pasar atas terjadinya perubahan
dividen kas yang dibayarkan perusahaan yang terdaftar di BEJ. Hasilnya
menunjukkan bahwa perubahan pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap
harga saham. Kemudian Soetjipto (1997), dalam Suartama (2005), meneliti pengaruh
pengumuman dividen terhadap return saham di Bursa Efek Jakarta tahun 1995
dengan mengunakan abnormal return. Kesimpulan yang didapat dari penelitian
tersebut bahwa pengumuman dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga
saham yang mengalami kenaikan, penurunan maupun tetap. Hasil temuan ini turut
mendukung pandangan irrelevant theory-nya Modligiani Miller (1991). Hipotesis
yang akan diuji adalah:
Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice 6
The 1st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7‐9 November 2007
H31 : Pengumuman perubahan dividen mempengaruhi CAR di sekitar tanggal
pengumuman.
Dalam penelitian Ryan dkk (2002), dalam Kurniawan dkk (2005) mendukung
mengenai teori sinyal dividen yang menjelaskan reaksi harga saham negatif terhadap
dividen. Dari hasil penelitian ini mengindikasikan harga saham perusahaan
NASDAQ akan bergerak sesuai dengan perubahan dividen. Penelitian Gombola dkk
(1999) memberikan bukti yang kuat untuk hipotesis sinyal dividen dalam
menjelaskan isi informasi atas special designated dividend (SDD), hasil
penelitiannya meneliti kekuatan sinyal SDD terhadap 196 sampel terpilih dalam
periode 1977-1089 yang dimoderasi oleh Tobin’s q. Hasil penelitiannya
mengindikasikan pasar bereaksi positif, dan reaksinya lebih besar untuk perusahaan
yang Tobin’s q-nya lebih rendah.
Penelitian yang dilakukan oleh Asquith dan Mulins (1983) menemukan
bahwa harga saham dan abnormal return yang diperoleh pemegang saham akan
meningkat saat pengumumam dividen naik. Sebaliknya harga saham dan abnormal
return perusahaan akan turun atau jatuh saat pengumuman dividen turun. Hasil
penelitannya bahwa harga saham meningkat sekitar 3% setelah pengumuman dividen
naik.
H32.1 : Pengumuman dividen naik dan laba naik mempengaruhi peningkatan CAR di
sekitar tanggal pengumuman.
H32.2 : Pengumuman dividen naik dan laba turun mempengaruhi peningkatan CAR
di sekitar tanggal pengumuman.
Dengan kebijakan dividen naik, diduga pasar akan bereaksi positif.
Alasannya adalah investor masih berfikir seperti yang diungkapkan dalam pandangan
bird in the hand. Investor lebih senang dengan hasil saat ini berupa dividen yang
sudah jelas jumlahnya dibandingkan dengan menanti dari kemungkinan kenaikan
harga saham untuk mendapatkan capital gain. Sebaliknya, jika kebijakan dividen
turun, maka hipotesisnya:
H33.1 : Pengumuman dividen turun dan laba naik mempengaruhi penurunan CAR di
sekitar tanggal pengumuman.
H33.2 : Pengumuman dividen turun dan laba turun mempengaruhi penurunan CAR di
sekitar tanggal pengumuman.
Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice 7
The 1st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7‐9 November 2007
Atas kebijakan dividen turun, pasar akan bereaksi negatif. Alasannya,
perusahaan-perusahaan yang membayarkan dividen lebih kecil dibanding
sebelumnya kemungkinan mengalami kesulitan keuangan seperti yang diungkapkan
dalam signaling view. Sinyal seperti ini akan membuat investor memindahkan
investasinya ke saham yang lain sehingga atas saham-saham perusahaan ini terjadi
kelebihan penawaran dibandingkan permintaan. Dampak kejadian ini akan
menyebabkan harga saham menurun, dan excess return yang akan peroleh investor
juga akan turun.
H34.1 : Pengumuman dividen tidak berubah dan laba naik mempengaruhi CAR di
sekitar tanggal pengumuman.
H34.2 : Pengumuman dividen tidak berubah dan laba turun mempengaruhi CAR di
sekitar tanggal pengumuman.
Atas kebijakan dividen tidak berubah, pasar dapat bereaksi positif atau
negatif. Karena investor menganggap saham perusahaan yang membagikan dividen
tidak berubah risikonya kecil sehingga permintaan akan saham ini akan meningkat.
III. Model Penelitian
3.1. Model Penelitian
Langkah pertama yang dilakukan sebelum peneliti melakukan pengujian
dengan model yang sudah dirancang adalah melakukan pengujian antara dividen
tunai atau DPS sebagai proxy dari dividen, terhadap ROE dan NPM sebagai proxy
dari profitabilitas perusahaan. Pengujian ini adalah sebagai dasar bahwa dividen
tahun sekarang berhubungan dengan prediksi atas laba untuk periode setelahnya, jika
pengujian univariate ini terbukti maka dapat dilakukan pengujian berikutnya.
Pengujian ini menggunakan model penelitian sebagai berikut:
PPt+1 : Profitabilitas perusahaan dengan lag waktu 1 tahun, dengan
menggunakan rasio keuangan sebgai berikut:
ROE : Rasio laba bersih terhadap total ekuitas
NPM : Rasio laba bersih terhadap penjualan
CARt : Cumulative Abnormal Return
∆DPSt : Presentase perubahan dividen tunai tahun t dengan dividen tunai t-1
[(DPSt – DPSt-1)/DPSt-1]
∆EPSt : Presentase perubahan laba tahun t dengan laba t-1
[(EPSt – EPSt-1)/EPSt-1]
DNENt : Bernilai 1 jika perusahaan dengan dividen naik dan laba naik, 0
lainnya.
DNETt : Bernilai 1 jika perusahaan dengan dividen naik dan laba turun, 0
lainnya.
DTBENt : Bernilai 1 jika perusahaan dengan dividen tidak berubah dan laba
naik, 0 lainnya.
DTBETt : Bernilai 1 jika perusahaan dengan dividen tidak berubah dan laba
naik, 0 lainnya.
DTENt : Bernilai 1 jika perusahaan dengan dividen turun dan laba naik, 0
lainnya.
AGE : Umur perusahaan dimulai sejak perusahaan tersebut go public(Log
Umur)
SIZE : Ukuran perusahaan (Log Total Asset)
BM : rasio nilai buku ekuitas terhadap nilai pasar ekuitas pada tahun
observasi.
Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice 9
The 1st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7‐9 November 2007
3.2 Operasionalisasi Variabel
Penelitian-penelitian sebelumnya, Gunasekarage dkk (2002) yang melakukan
pengujian kinerja jangka pendek dipengaruhi oleh dividen ini mendukung teori
signaling dividend. Dimana manajer memiliki private information tentang prospek
masa depan dan memilih tingkat dividen untuk memberikan sinyal tentang private
information tersebut. Investor menganggap perubahan dividen sebagai tanda-tanda
dari earning forecast management. Berikut ini adalah penjelasan untuk setiap
variabel yang digunakan dalam usulan penelitian ini:
Variabel Bebas :
(i) Perubahan Dividend per share (∆DPS). Penelitian Benartzi dkk (1997 dan
2003) menggunakan dividen per lembar sebagai proxy dalam menguji efek
sinyal dividen perusahaan. Karena yang ingin dilihat adalah perubahan dari
dividen maka dividen dibagi menjadi tiga kelompok, kelompok pertama
adalah kedua adalah perusahan yang mengalami penurunan dividen dari
tahun sebelumnya dan perusahaan yang tidak mengalami perubahan dividen.
Variabel terikat menggunakan persentase perubahan dividen tunai tahun t
dengan dividen tunai t-1 [(DPSt – DPSt-1)/DPSt-1], mengunakan persentase
dikarenakan ingin mengetahui perubahan relatif dibandingkan tahun
sebelumnya, dan bukan perubahan secara nominal (Kurniawan, 2005).
Variabel terikat
(i) Profitabilitas Perusahaan
a. Return on Equity (ROE), merupakan pengukuran return pemegang
saham. Rasio ini menghitung return setelah dikurangkan dengan yang
dibayar ke kreditor.
EkuitasTotalBersihLabaROEEquityonReturn =)(
b. Net profit margin ratio (NPM), merupakan pengukuran profitabilitas
perusahaan dikaitkan dengan kemampuan dalam penjualan.
PenjualanBersihLabaNPMMarginProfitNet =)(
Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice 10
The 1st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7‐9 November 2007
(ii) Cumulative Abnormal Return
Metodologi penelitian dilakukan dengan menggunakan model pasar untuk
menghitung normal expected return dan abnormal return. Dalam hal ini,
digunakan harga saham individual harian dan untuk keperluan analisis
normal return digunakan data harian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Dengan menggunakan rumus:
∑=
=T
iARitCARt
1
Dimana: AR = Abnormal Return, yaitu selisih antara actual return
dengan expected return. [ RmtRitARit −= ]
CAR = Penjumlahan abnormal return dalam periode
peristiwa untuk masing-masing sekuritas.
Variabel Kontrol
(i) Earnings per share (EPS), yang didefinisikan sabagai keuntungan dalam
setiap ekuitas saham setelah dikurang dividen preferen tapi sebelum pos luar
biasa, dibagi jumlah saham yang beredar. EPS dikelompokkan menjadi dua
yaitu: (1) perusahaan yang mengalami kenaikan EPS dibanding tahun
sebelumnya, dan (2) perusahaan yang mengalami penurunan EPS
dibandingkan tahun sebelumnya.
BeredarSahamJumlahBersihLabaEPS =
Variabel yang digunakan adalah presentase perubahan laba tahun t dengan
laba t-1 [(EPSt – EPSt-1)/EPSt-1].
(ii) Ukuran Perusahaan (SIZE)
Ukuran perusahaan menggunakan nilai log dari total aktiva. Ukuran
perusahaan dapat memainkan peran dalam menentukan bagaimana
perusahaan merespon pengumuman dividen pesaingnya, karena ukuran
perusahaan dapat menjadi proxy dari tersedianya informasi, dimana informasi
untuk perusahaan besar lebih banyak tersedia bagi investor (Siregar, 2004).
Dugaannya adalah dengan semakin besar ukuran perusahaan maka akan
memberi sinyal atau informasi yang lebih dibandingkan perusahaan kecil.
Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice 11
The 1st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7‐9 November 2007
(iii) Umur Perusahaan (AGE)
Umur perusahaan adalah sejak perusahaan terdaftar menjadi perusahaan go
public sampai dengan 2005. Dugaannya adalah dengan semakin tuanya umur
perusahaan maka hubungannya dengan profitabilitas akan semakin stabil
dibandingkan perusahaan baru yang masih dalam fase bertumbuh. Umur
perusahaan diukur dengan log umur.
(iv) Rasio nilai buku ekuitas terhadap nilai pasar ekuitas
Variabel BM merupakan proxy dari risiko investasi (Fama dkk, 1992). Fama
dkk (1992), dalam Leo (2007) menemukan bahwa beta tidak berasosiasi
positif dengan returns saham. Jika saham dihargai secara rasional, temuan
Fama menunjukkan bahwa risiko saham adalah multidimensional. Satu
dimensi risiko diproxy dengan size, diukur dengan market capitalization, dan
dimensi risiko lain diproxy dengan rasio nilai buku ekuitas terhadap nilai
pasar (BM). Risiko yang diukur dengan BM menunjukkan faktor relative
distress. Perusahaan yang dinilai memiliki prospek lemah disinyalkan dengan
harga saham rendah dan BM tinggi.
IV. Metode Penelitian
4.1 Rancangan Pengumpulan Data
Unit analisis dari penelitian ini adalah perusahaan. Populasinya adalah
seluruh perusahaan yang membagikan dividen di tahun 2005. Perusahaan yang
diambil adalah dari semua industri kecuali perusahaan dalam industri keuangan, dan
industri real estat dan properti. Industri keuangan dan perbankan tidak dimasukkan
kedalam sampel dikarenakan dalam pengukuran profitabilitas industri perbankan
berbeda dengan industri lain, yaitu menggunakan capital adequacy ratio, non-
performing loan dan loan to deposit ratio. Industri real estat dan properti juga tidak
dimasukkan sebagai sampel. Penelitian ini akan menggunakan sampel perusahaan
yang dipilih dari keseluruhan populasi perusahaan publik di BEJ dan tergantung pada
ketersediaan data untuk mengukur variabel-variabel di bab sebelumnya. Periode
penelitian adalah periode non krisis yaitu tahun 1999-2005. Tabel 4.1 berisi hasil
pemilihan sampel:
Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice 12
The 1st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7‐9 November 2007
Tabel 4.1
Pemilihan Sampel Total Perusahaan yang membagikan dividen di 2005 146Perusahaan yang termasuk industri perbankan dan asuransi (23) Perusahaan yang termasuk industri real estate dan properti (15) Perusahaan yang membagikan dividen saham saja (8) Perusahaan yang membagikan dividen interim saja (13) Data returns saham tidak tersedia (7) Data tidak tersedia (5)
Total Sampel Perusahaan 75
4.2 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini akan mengambil data sekunder berupa laporan keuangan
perusahaan semua industri kecuali untuk industri perbankan dan real estat periode
1999 sampai 2004, untuk menghitung perubahan dividen dan laba, dan laporan
keuangan 2000 sampai dengan 2005 untuk menghitung rasio profitabilitas
perusahaan. Data sekunder ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory
dan yang dipublikasikan di media cetak Indonesia maupun di Jakarta Stock
Exchange atau Bursa Efek Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan regresi berganda dan event study.
Observasi sampel kemudian dibagi menjadi enam kategori, tergantung pada
perubahan dalam dividen dan laba, yaitu:
1. Perusahaan yang mengumumkan kenaikan dividen dan laba (DNEN)(+,+).
2. Perusahaan yang mengalami kenaikan dividen walaupun labanya turun
(DNET)(+,-)
3. Perusahaan yang memotong dividennya disaat terjadi kenaikan laba (DTEN)(-,+)
4. Perusahaan yang mengalami penurunan dalam dividen dan laba (DTET) (-,-).
5. Perusahaan yang membayar dividen dengan jumlah yang sama dari setahun
sebelumnya dimana laba mengalami kenaikan (DTBEN)(0,+)
6. Perusahaan yang membayar dividen dengan jumlah yang sama dari tahun
sebelumnya dan mengalami penurunan laba (DTBET)(0,-).
Untuk pengujian tahap kedua yang memerlukan data cumulative abnormal
return, dalam memperoleh data CAR dengan cara menghitung beda antara return
perusahaan dan return pasar (IHSG), dan kemudian dijumlahkan sesuai dengan
Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice 13
The 1st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7‐9 November 2007
window dari CAR tersebut. Selain itu juga memerlukan data tanggal pengumuman
dividen yang diperoleh dari corporate action di website www.jsx.co.id. Tanggal
pengumuman dividen adalah tanggal pada saat perusahaan mengumumkan untuk
membagikan dividen dengan besaran dan batasan waktu. Perusahaan mengumumkan
pembagian dividen pada saat Rapat Umum Pemegang Saham tahunan, sehingga
dalam penelitian ini menggunakan tanggal Rapat Umum Pemegang Saham tahunan.
V. Analisis Hasil
5.1 Hubungan Sinyal Perubahan Dividen dengan Kinerja Operasional
Hasil analisis berikut ini adalah mengenai hubungan sinyal perubahan dividen
dengan kinerja operasional. Dari hasil pengujian model secara keseluruhan yaitu
dengan menggunakan pengujian F, pada Tabel 5.4 diperoleh hasil bahwa model
secara keseluruhan dapat diterima. Hal ini karena nilai F-statistic atau p-value
sebesar 0.000. Hipotesis H1a diterima pada tingkat signifikan 1%, artinya terdapat
hubungan antara perubahan dividen dengan ROE untuk periode satu tahun kedepan.
Uji keseluruhan model yang signifikan dengan adjusted R-squared 0.05%, artinya
perubahan dividen dapat menjelaskan hubungannya dengan ROE sebesar 0.05%.
Perubahan laba sebagai variabel kontrol juga menunjukkan hasil yang signifikan
secara statistik, artinya dengan semakin tinggi perubahan laba dari tahun sebelumnya
berhubungan dengan kinerja operasional perusahaan periode berikutnya.
Selain itu, pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa perubahan dividen dapat
mensinyalkan profitabilitas perusahaan atau rasio laba bersih terhadap penjualan
(NPM) untuk satu periode kedepan. Hipotesis H1b signifikan secara statistik pada
tingkat signifikan 1%, artinya terdapat hubungan antara perubahan dividen dengan
NPM untuk periode satu tahun kedepan. Uji keseluruhan model yang signifikan
dengan adjusted R-squared 0.11%, artinya perubahan dividen dan perubahan laba
dapat menjelaskan hubungannya dengan rasio laba bersih terhadap penjualan sebesar
0.11%. Untuk variabel kontrol perubahan laba antara periode t dan t-1 yang hasilnya
memiliki hubungan positif dengan profitabilitas perusahaan periode t+1.
Dari hasil pengujian hipotesis H1a dan H1b, terlihat bahwa perubahan
dividen berhubungan dengan profitabilitas perusahaan. Perubahan dividen dapat
mensinyalkan kinerja perusahaan satu tahun kedepan dan hasilnya mendukung
Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice 14
ROE = rasio laba bersih terhadap total ekuitas, NPM = rasio laba bersih terhadap penjualan, DNEN = 1 jika perusahaan dengan dividen naik dan laba naik dan 0 lainnya, DNET = 1 jika perusahaan dengan dividen naik dan laba turun dan 0 lainnya, DTBEN = 1 jika perusahaan dengan dividen tidak berubah dan laba naik dan 0 lainnya, DTBET = 1 jika perusahaan dengan dividen tidak berubah dan laba turun dan 0 lainnya, DTEN = 1 jika perusahaan dengan dividen turun dan laba turun dan 0 lainnya, ∆DPS = presentase perubahan dividen pada tahun t dengan tahun t-1, ∆EPS = persentase perubahan laba pada tahun t dengan tahun t-1, AGE = umur perusahaan, SIZE = ukuran perusahaan.
Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice
28
The 1st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7‐9 November 2007
ROE = rasio laba bersih terhadap total ekuitas, NPM = rasio laba bersih terhadap penjualan, DNEN = 1 jika perusahaan dengan dividen naik dan laba naik dan 0 lainnya, DNET = 1 jika perusahaan dengan dividen naik dan laba turun dan 0 lainnya, DTBEN = 1 jika perusahaan dengan dividen tidak berubah dan laba naik dan 0 lainnya, DTBET = 1 jika perusahaan dengan dividen tidak berubah dan laba turun dan 0 lainnya, DTEN = 1 jika perusahaan dengan dividen turun dan laba turun dan 0 lainnya, PDPS = presentase perubahan dividen pada tahun t dengan tahun t-1, PEPS = persentase perubahan laba pada tahun t dengan tahun t-1, AGE = umur perusahaan, SIZE = ukuran perusahaan. *** signifikan 1% ** signifikan 5% * signifikan 10% Angka diagonal atas adalah korelasi Pearson dan di diagonal bawah adalah korelasi Spearman
Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice
29
The 1st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7‐9 November 2007
Adjusted R-squared 0,1132F-Statistic 20,0799p value (F-statistic) 0,0000Durbin-Watson stat 1,8478
• Perubahan dividen menunjukkan perubahan kandungan informa
Variabel dependen : ROE = rasio laba bersih terhadap total ekuitas, NPM = rasio laba bersih terhadap penjualan. Variabel independen : ∆DPS = presentase perubahan dividen pada tahun t dengan tahun t-1, ∆EPS = persentase perubahan earnings pada tahun t dengan tahun t-1. Jumlah N setelah data outlier dikeluarkan dengan kriteria ± 3 kali standar deviasi. *** signifikan 1%
Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice 30
The 1st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7‐9 November 2007
Variabel dependen : ROE = rasio laba bersih terhadap total ekuitas, NPM = rasio laba bersih terhadap penjualan Variabel independen : DNEN = 1 jika perusahaan dengan dividen naik dan laba naik dan 0 lainnya, DNET = 1 jika perusahaan dengan dividen naik dan laba turun dan 0 lainnya, DTBEN = 1 jika perusahaan dengan dividen tidak berubah dan laba naik dan 0 lainnya, DTBET = 1 jika perusahaan dengan dividen tidak berubah dan laba turun dan 0 lainnya, DTEN = 1 jika perusahaan dengan dividen turun dan earnings turun dan 0 lainnya, ∆DPS = presentase perubahan dividen pada tahun t dengan tahun t-1, ∆EPS = persentase perubahan laba pada tahun t dengan tahun t-1 . Variabel kontrol : AGE = Log Age, umur perusahaan sejak go public hingga 2005, SIZE = Log total asset, ukuran perusahaan. Jumlah N setelah data outlier dikeluarkan dengan kriteria ± 3 kali standar deviasi. *** signifikan 1%, ** signifikan 5%
Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice 31
The 1st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7‐9 November 2007
CAR0 = cumulative abnormal return pada tanggal pengumuman dividen, CAR3 = cumulative abnormal return satu hari sebelum dan satu hari sesudah pengumuman dividen, CAR7 = cumulative abnormal return tiga hari sebelum dan tiga hari sesudah pengumuman dividen, CAR11 = cumulative abnormal return lima hari sebelum dan lima hari sesudah pengumuman dividen, CAR21 = cumulative abnormal return sepuluh hari sebelum dan sepuluh hari sesudah pengumuman dividen, DNEN = 1 jika perusahaan dengan dividen naik dan laba naik dan 0 lainnya, DNET = 1 jika perusahaan dengan dividen naik dan laba turun dan 0 lainnya, DTBEN = 1 jika perusahaan dengan dividen tidak berubah dan laba naik dan 0 lainnya, DTBET = 1 jika perusahaan dengan dividen tidak berubah dan laba turun dan 0 lainnya, DTEN = 1 jika perusahaan dengan dividen turun dan laba turun dan 0 lainnya, ∆DPS = presentase perubahan dividen pada tahun t dengan tahun t-1, ∆EPS = persentase perubahan laba pada tahun t dengan tahun t-1, BM = rasio nilai buku ekuitas terhadap nilai pasar ekuitas.
Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice 32
The 1st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7‐9 November 2007
CAR0 = cumulative abnormal return pada tanggal pengumuman dividen, CAR3 = cumulative abnormal return satu hari sebelum dan satu hari sesudah pengumuman dividen, CAR7 = cumulative abnormal return tiga hari sebelum dan tiga hari sesudah pengumuman dividen, CAR11 = cumulative abnormal return lima hari sebelum dan lima hari sesudah pengumuman dividen, CAR21 = cumulative abnormal return sepuluh hari sebelum dan sepuluh hari sesudah pengumuman dividen, DNEN = 1 jika perusahaan dengan dividen naik dan laba naik dan 0 lainnya, DNET = 1 jika perusahaan dengan dividen naik dan laba turun dan 0 lainnya, DTBEN = 1 jika perusahaan dengan dividen tidak berubah dan laba naik dan 0 lainnya, DTBET = 1 jika perusahaan dengan dividen tidak berubah dan laba turun dan 0 lainnya, DTEN = 1 jika perusahaan dengan dividen turun dan laba turun dan 0 lainnya, ∆DPS = presentase perubahan dividen pada tahun t dengan tahun t-1, ∆EPS = persentase perubahan laba pada tahun t dengan tahun t-1, BM = rasio nilai buku ekuitas terhadap nilai pasar ekuitas.
Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice 33
The 1st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7‐9 November 2007
Variabel Dependen :CAR0 = cumulative abnormal return pada tanggal pengumuman dividen, CAR3 = cumulative abnormal return satu hari sebelum dan satu hari sesudah pengumuman dividen, CAR7 = cumulative abnormal return tiga hari sebelum dan tiga hari sesudah pengumuman dividen, CAR11 = cumulative abnormal return lima hari sebelum dan lima hari sesudah pengumuman dividen, CAR21 = cumulative abnormal return sepuluh hari sebelum dan sepuluh hari sesudah pengumuman dividen, Variabel Independen: DNEN = 1 jika perusahaan dengan dividen naik dan laba naik dan 0 lainnya, DNET = 1 jika perusahaan dengan dividen naik dan laba turun dan 0 lainnya, DTBEN = 1 jika perusahaan dengan dividen tidak berubah dan laba naik dan 0 lainnya, DTBET = 1 jika perusahaan dengan dividen tidak berubah dan laba turun dan 0 lainnya, DTEN = 1 jika perusahaan dengan dividen turun dan laba turun dan 0 lainnya, ∆DPS = presentase perubahan dividen pada tahun t dengan tahun t-1, ∆EPS = persentase perubahan laba pada tahun t dengan tahun t-1, Variabel Kontrol :BM = rasio nilai buku ekuitas terhadap nilai pasar ekuitas. ** Signifikan 5%, * Signifikan 10%
Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice 34
The 1st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7‐9 November 2007
N 339Adjusted R-squared 0,158937F-Statistic 8,096929p value (F-statistic) 0Durbin-Watson stat 1,918677
Pengujian tambahan yang kedua yaitu dengan lag 2 tahun, dengan
menggunakan persamaan:
Variabel dependen : ROA = rasio laba bersih terhadap total aktiva, Variabel independen : DNEN = 1 jika perusahaan dengan dividen naik dan earnings naik dan 0 lainnya, DNET = 1 jika perusahaan dengan dividen naik dan earnings turun dan 0 lainnya, DTBEN = 1 jika perusahaan dengan dividen tidak berubah dan earnings naik dan 0 lainnya, DTBET = 1 jika perusahaan dengan dividen tidak berubah dan earnings turun dan 0 lainnya, DTEN = 1 jika perusahaan dengan dividen turun dan earnings turun dan 0 lainnya, ∆DPS = presentase perubahan dividen pada tahun t dengan tahun t-1, ∆EPS = persentase perubahan earnings pada tahun t dengan tahun t-1 . Variabel kontrol : AGE = Log Age, umur perusahaan sejak go public hingga 2005, SIZE = Log total asset, ukuran perusahaan. Jumlah N setelah data outlier dikeluarkan dengan kriteria ± 3 kali standar deviasi. *** signifikan 1%, ** signifikan 5%
Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice 35
The 1st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7‐9 November 2007
Variabel dependen : ROE = rasio laba bersih terhadap total ekuitas, NPM = rasio laba bersih terhadap penjualan Variabel independen : DNEN = 1 jika perusahaan dengan dividen naik dan earnings naik dan 0 lainnya, DNET = 1 jika perusahaan dengan dividen naik dan earnings turun dan 0 lainnya, DTBEN = 1 jika perusahaan dengan dividen tidak berubah dan earnings naik dan 0 lainnya, DTBET = 1 jika perusahaan dengan dividen tidak berubah dan earnings turun dan 0 lainnya, DTEN = 1 jika perusahaan dengan dividen turun dan earnings turun dan 0 lainnya, ∆DPS = presentase perubahan dividen pada tahun t dengan tahun t-1, ∆EPS = persentase perubahan earnings pada tahun t dengan tahun t-1 . Variabel kontrol : AGE = Log Age, umur perusahaan sejak go public hingga 2005, SIZE = Log total asset, ukuran perusahaan. Jumlah N setelah data outlier dikeluarkan dengan kriteria ± 3 kali standar deviasi. *** signifikan 1%, ** signifikan 5%
Bridging the Gap between Theory, Research, and Practice 36