JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013 Oleh : IBRAHIM YUSUF MAHDI (2508100704) DOSEN PEMBIMBING: IR. SRITOMO WIGNJOSOEBROTO, M.SC. EVALUASI RESIKO BAHAYA BERDASARKAN FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN K3 DENGAN ERGONOMIC ASSESSMENT PADA PROSES PENGALENGAN NANAS (STUDI KASUS : PT GREAT GIANT PINEAPPLE, LAMPUNG)
43
Embed
EVALUASI RESIKO BAHAYA BERDASARKAN FAKTOR … · EVALUASI RESIKO BAHAYA BERDASARKAN FAKTOR LINGKUNGAN ... • Keselamatan dan kesehatan kerja sudah menjadi hal yang mutlak diperhatikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2013
Oleh : IBRAHIM YUSUF MAHDI (2508100704)
DOSEN PEMBIMBING:
IR. SRITOMO WIGNJOSOEBROTO, M.SC.
EVALUASI RESIKO BAHAYA BERDASARKAN FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN K3 DENGAN ERGONOMIC ASSESSMENT PADA
PROSES PENGALENGAN NANAS (STUDI KASUS : PT GREAT GIANT PINEAPPLE, LAMPUNG)
Tugas Akhir
EVALUASI RESIKO BAHAYA BERDASARKAN FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN K3 DENGAN ERGONOMIC ASSESSMENT PADA PROSES PENGALENGAN NANAS (STUDI KASUS : PT GREAT GIANT PINEAPPLE, LAMPUNG)
LATAR BELAKANG
Tugas Akhir
Data Kecelakaan Kerja
Tahun
Rekapitulasi Jumlah Kecelakaan Kerja
Cannery Department Farming Service Department Plantation
Department
2008 48 13 39
2009 51 18 40
2010 49 20 37
2011 38 11 32
2012 34 15 27
Total 220 77 175
• Keselamatan dan kesehatan kerja sudah menjadi hal yang mutlak diperhatikan dalam dunia industri.
• Perlunya menghindari / meminimalisir jumlah kecelakaan kerja yang terjadi.
• Potensi bahaya (hazard) merupakan permasalahan yang ada di perusahaan karena menjadi sumber resiko yang potensial mengakibatkan kerugian baik material, lingkungan, maupun manusia.
2 FAKTOR UTAMA PENYEBAB KECELAKAAN KERJA :
1. Pekerja yang melakukan kerja berlebihan dan perilaku tidak aman pekerja. (internal)
2. Kondisi lingkungan kerja yang tidak aman. (eksternal)
Tugas Akhir
PERUMUSAN MASALAH
Mengidentifikasi, menilai, dan mengevaluasi tingkat kecelakaan kerja berdasarkan potensi bahaya dari lingkungan kerja dan beban kerja yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja dengan menggunakan ergonomic assessment tools
1. Mengidentifikasi resiko atau potensi bahaya dari lingkungan kerja dan beban kerja yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja yang terjadi pada Cannery Department PT GGP. 2. Menilai resiko atau potensi bahaya dari lingkungan kerja dan beban kerja sesuai dengan faktor kesehatan dan keselamatan kerja (ergonomic assessment) yang terjadi pada Cannery Department PT GGP.
3. Memberikan evaluasi sesuai dengan hasil dari ergonomic assessment yang dapat digunakan sebagai acuan solusi perbaikan.
4. Memberikan solusi perbaikan pada daerah kritis rawan kecelakaan yang terjadi pada Cannery Department PT GGP
TUJUAN PENELITIAN
Tugas Akhir
MANFAAT PENELITIAN
1. Mengimplementasikan hasil dari ergonomic assessment dalam melakukan penelitian terhadap suatu permasalahan.
2. Memberikan evaluasi dan solusi perbaikan untuk permasalahan yang diteliti.
RUANG LINGKUP PENELITIAN
Batasan
1. Penelitian fokus pada aspek keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan kerja fisik.
2. Pengambilan data hanya dilakukan di dalam pabrik perusahaan, pada proses pengalengan nanas di Cannery Department PT GGP
3. Penelitian hanya dilakukan pada bagian proses pengalengan nanas (pada cannery department)
4. Responden adalah pekerja yang bekerja langsung dalam pabrik
Asumsi
1. Metode pekerjaan yang dilakukan tidak mengalami perubahan
2. Instruksi kerja yang tetap dari pabrik atau perusahaan
Tugas Akhir
EVALUASI RESIKO BAHAYA BERDASARKAN FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN K3 DENGAN ERGONOMIC ASSESSMENT PADA PROSES PENGALENGAN NANAS (STUDI KASUS : PT GREAT GIANT PINEAPPLE, LAMPUNG)
TINJAUAN PUSTAKA
ERGONOMIC ASSESSMENT
1 • Risk Identification
2 • Risk Assessment
3 • Risk Control
4 • Monitoring and Evaluation
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1 • Keselamatan Kerja
2 • Kesehatan Kerja
Tugas Akhir
Tugas Akhir
EVALUASI RESIKO BAHAYA BERDASARKAN FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN K3 DENGAN ERGONOMIC ASSESSMENT PADA PROSES PENGALENGAN NANAS (STUDI KASUS : PT GREAT GIANT PINEAPPLE, LAMPUNG)
METODOLOGI PENELITIAN
STUDI LAPANGAN
1. Data Primer (lingkungan kerja, keluhan operator,
beban kerja operator, postur kerja)
2. Data Sekunder (data resiko bahaya kerja, deskripsi
perusahaan)
PENGUMPULAN DATA
PENGOLAHAN DATA
1. Hazard Identification
(bahaya fisik, kimia, mekanis,
ergonomi)
2. Risk Analysis
1. Beban kerja fisik
(konsumsi energi)
2. Beban kerja mental (NASA
TLX)
3. Keluhan kerja (Nordic
Body Map & Standardize
Nordic Questionnaire)
1. Temperatur2. Kebisingan
3. Pencahayaan
Lingkungan Kerja Fisik Keselamatan Kerja Kesehatan Kerja
SCORING ERGONOMIC
ASSESSMENT
REKOMENDASI PERBAIKAN DARI
ASSESSMENT
ANALISA DAN PEMBAHASAN
SIMPULAN DAN SARAN
Tugas Akhir
Tugas Akhir
EVALUASI RESIKO BAHAYA BERDASARKAN FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN K3 DENGAN ERGONOMIC ASSESSMENT PADA PROSES PENGALENGAN NANAS (STUDI KASUS : PT GREAT GIANT PINEAPPLE, LAMPUNG)
AREA DAN PROSEDUR KERJA
Tugas Akhir
Pencucian Buah Penumpukan Buah
Operator Pencucian Buah Pengupasan Kulit
Line CLM Proses Syruper
Kondisi Lantai Licin Area Mesin Seamer
PROSES KERJA, PROSEDUR KERJA, RESIKO BAHAYA, APD
Tugas Akhir
No Proses Kerja Prosedur Kerja Resiko Bahaya APD
1 Area Raw Material
Pemindahan buah dari truk ke penampungan buah Gerakan mekanis mesin, licin ,
panas, bising, posisi kerja,
benda tajam, air nanas, getaran,
debu, pemakaian bahan kimia
Sarung tangan, masker, safety shoes, helm,
rompi, ear plug, alat bantu
pengarah buah
Pengoperasian dumper Pencucian buah Pemisahan buah oleh mesin grader Distribusi buah dari mesin grader
Pengoperasian mesin GINACA
2 Area Line Inplant
Mobilitas tenaga kerja pemotongan bonggol Mesin panas,
licin, ceroboh, air nanas, panas,
bising, gerakan mekanis mesin,
benda jatuh, benda tajam
Sarung tangan, masker, safety
shoes, ear muff
Pemotongan menjadi slice Proses pinset buah Pemisahan buah berdasarkan warna Exhausting Filling ke kaleng dengan manual
Filling menggunakan bantuan Can Loader Machine
Penyusunan produk di finish line
3 Area Line Crushed
Penghancuran buah Ceroboh, licin, bising, panas, air
nanas, mesin panas
Sarung tangan, masker, safety
shoes, ear muff
Pemindahan ke thermoscrew
Pemanasan dengan steam oleh mesin thermoscrew
Pemanasan ulang dengan steam jacket
4 Area Transportasi
Kereta Dorong
Pemindahan produk dari preparation ke area masuk seamer
Tertabrak, licin, posisi kerja, benda jatuh, panas, bising
Sarung tangan, masker, safety
shoes, ear muff Pengambilan kaleng kosong dari SCN ke line
Pemindahan dari seamer ke accumulator dengan mesin lifter can
Gerakan mekani mesin, licin,
IDENTIFIKASI LINGKUNGAN FISIK KERJA
Tugas Akhir
No Area Temperatur (0C) Kebisingan
(dB) Pencahayaan
(Lux) Udara Lingkungan
Kerja Lantai
1 Raw
Material 27,9 - 29,6 85 – 99 102
Tidak ada bau gas emisi, debu berasal
dari luar
Pada beberapa lokasi terdapat yang sangat licin, terdapat pagar pengaman pada lajur
jalan
2 Line Inplant 28,9 - 30 88 - 94 212
Tidak ada bau gas emisi, akan tetapi
sedikit terpapar gas hasil pemanasan kaleng pada area
seamer
Kondisi lantai licin
3 Line
Crushed 28,4 - 28,7 86 - 89 106
Tidak ada bau gas emisi, akan tetapi
sedikit terpapar gas hasil pemanasan kaleng pada area
seamer
Kondisi lantai licin, terutama lokasi dekat
area TKD
4
Transportasi Kereta Dorong
29,5 - 29,9 85 - 90 100
Tidak ada bau gas emisi, terpapar gas hasil pemanasan kaleng pada area
Operator Nordic Body Map Konsumsi Energi Lingkungan Fisik
1 1 2 3
2 3 2 2
3 1 2 2
4 2 2 3
5 3 2 3
6 4 2 5
7 1 2 3
8 2 2 4
9 3 2 5
10 5 2 4
11 3 2 4
12 3 2 3
13 1 2 4
14 3 2 4
15 3 2 4
16 3 2 4
17 1 2 5
18 2 2 4
19 3 2 2
20 2 2 3
21 2 2 4
22 2 2 4
23 5 2 2
24 3 2 3
25 1 2 3
26 3 2 3
27 1 2 4
28 2 2 3
Tahap Pembobotan Skor
Tugas Akhir
Faktor Bobot
Nordic Body Map 0.570
Konsumsi Energi 0.097
Lingkungan Fisik kerja 0.333
Inconsistency Ratio 0.02
Matriks Pairwise Comparison dengan Expert Choice
Nilai Inconsistency Ratio 3 Faktor
Rekap Pembobotan Inconsistency Ratio 3 Faktor
Tahap Pengkategorian Skor
Tugas Akhir
Rekap Pengkategorian Batas Awal
Nilai Batas Centroid
Kategori Nordic Body
Map
Konsumsi
Energi
Lingkungan Fisik
kerja
Batas skor minimal 1 1 1
Batas sangat mampu dengan mampu 1 2 2
Batas mampu dengan kurang mampu 2 3 3
Batas kurang mampu dengan sangat kurang 3 4 4
Batas skor maksimal 4 5 5
Kategori Nilai Normalisasi
Nilai Centroid Nordic Body
Map Konsumsi Energi
Lingkungan Fisik kerja
Batas skor minimal 0 0 0 0
Batas sangat mampu dengan mampu
0 0,25 0,25 0,1075
Batas mampu dengan kurang mampu
0,33333333 0,5 0,5 0,405
Batas kurang mampu dengan sangat kurang
0,66666667 0,75 0,75 0,7025
Batas skor maksimal 1 1 1 1
Bobot 0,57 0,097 0,333
Tahap Penentuan Kategori Pekerja
Tugas Akhir
Operator NORMALISASI
Nilai Centroid
Kategori Pekerja Nordic Body Map
Konsumsi Energi
Lingkungan Fisik kerja
1 0,1 0,3 0,4 0,22 Mampu
2 0,5 0,3 0,2 0,36475 Mampu
3 0,1 0,3 0,3 0,17325 Mampu
4 0,2 0,3 0,5 0,30475 Mampu
5 0,8 0,3 0,6 0,6745 Kurang mampu
6 1,0 0,3 0,9 0,9185 Sangat kurang
7 0,1 0,3 0,5 0,22875 Mampu
8 0,4 0,3 0,7 0,49325 Kurang mampu
9 0,8 0,3 0,9 0,7855 Sangat kurang
10 1,2 0,3 0,7 0,91125 Sangat kurang
11 0,5 0,3 0,8 0,60575 Kurang mampu
12 0,6 0,3 0,5 0,53275 Kurang mampu
13 0,1 0,3 0,7 0,32225 Mampu
14 0,7 0,3 0,8 0,654 Kurang mampu
15 0,8 0,3 0,7 0,70225 Kurang mampu
16 0,5 0,3 0,8 0,58675 Kurang mampu
17 0,0 0,3 0,9 0,3295 Mampu
18 0,4 0,3 0,7 0,47425 Kurang mampu
19 0,7 0,3 0,3 0,51525 Kurang mampu
20 0,4 0,3 0,6 0,4655 Kurang mampu
21 0,2 0,3 0,7 0,36025 Mampu
22 0,4 0,3 0,7 0,47425 Kurang mampu
23 1,2 0,3 0,3 0,80025 Kurang mampu
24 0,8 0,3 0,6 0,6555 Kurang mampu
25 0,0 0,3 0,4 0,163 Mampu
26 0,5 0,3 0,6 0,5035 Kurang mampu
27 0,0 0,3 0,7 0,24625 Mampu
28 0,3 0,3 0,5 0,36175 Mampu
29 0,7 0,3 0,6 0,5985 Kurang mampu
30 0,0 0,3 0,5 0,19075 Mampu
Rekap Nilai Centroid dan Penentuan Kategori
HASIL : 3 pekerja SANGAT KURANG 15 pekerja KURANG MAMPU 12 pekerja MAMPU
Rekomendasi Perbaikan
Tugas Akhir
Perbaikan Tempat Duduk Pekerja
Perlakuan Pada Lantai
Pemberian Lampu dan Sensor
• Perbaikan ukuran dan dimensi kursi
• Penambahan busa kursi
• Penambahan kipas yang bertujuan untuk treatment lantai licin
• Pemasangan lampu dan sensor di sekitar area mesin seamer
Tugas Akhir
EVALUASI RESIKO BAHAYA BERDASARKAN FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN K3 DENGAN ERGONOMIC ASSESSMENT PADA PROSES PENGALENGAN NANAS (STUDI KASUS : PT GREAT GIANT PINEAPPLE, LAMPUNG)
Analisis Faktor Keselamatan Kerja
Tugas Akhir
High/Serious Danger
Bahaya fisik, yaitu kebisingan, lantai licin, panas, dan
benda tajam
Bahaya mekanis, yaitu gerakan mekanis
mesin
Medium/Moderate Danger
Bahaya ergonomi, yaitu potensi bahaya
akibat dari posisi kerja statis dan
kecerobohan
Bahaya fisik, yaitu potensi bahaya air
nanas
Very Low Danger
Bahaya kimia, yaitu bahaya akibat dari gas
buang (emisi)
Bahaya mekanis, yaitu bahaya akibat
tabrakan
Risk Analysis
Analisis Faktor Kesehatan Kerja
Tugas Akhir
Analisis Beban Fisik Kerja
Analisis Beban Kerja Mental
Analisis Keluhan Kerja
- lebih kurang 50% pekerja kurang mampu melaksanakan pekerjaannya
dengan baik dimana terdapat 3 pekerja dengan kategori sangat kurang
mampu, 12 pekerja mampu, dan sisanya termasuk kategori kurang mampu
dari 30 pekerja
- terdapat 6 pekerja yang memiliki nilai ECPM lebih tinggi dibandingkan nilai
ECPT
kebutuhan fisik merupakan kebutuhan yang paling mempengaruhi beban kerja mental para pekerja dimana memiliki nilai rata-rata total product tertinggi, yaitu 807 atau sekitar 31%
- Untuk konsekuensi akibat sakit, hampir sebagian besar pekerja memberikan skala 2 atau terjadi pengurangan kenyamanan dalam bekerja tetapi tidak sampai mendapat perawatan medis secara langsung
- Untuk waktu kerja hilang akibat sakit, sebagian besar pekerja memberi skala 2 atau dapat menyebabkan hilangnya waktu kerja selama 1-5 hari
Analisis Lingkungan Fisik Kerja hampir seluruh pekerja merasa terganggu dengan kondisi lingkungan fisik kerja yang ada di sekitar tempat bekerja
Analisis Skoring Ergonomic Assessment
Tugas Akhir
Dari hasil perhitungan nilai bobot prioritas dari ketiga faktor (nordic body map, konsumsi energi, dan lingkungan fisik kerja), diperoleh urutan faktor paling dianggap penting yaitu :
keluhan kerja (nordic body
map)
lingkungan fisik kerja
konsumsi energi (beban
fisik kerja)
Berdasarkan hasil perhitungan dalam penentuan kategori pekerja, dari 30 pekerja terdapat 3 pekerja dengan kategori sangat kurang, 12 pekerja mampu, dan sisanya termasuk kategori kurang mampu. Dapat dikatakan lebih kurang 50% pekerja dalam penelitian ini masuk ke dalam kategori kurang mampu dalam melaksanakan pekerjaannya.
Analisis Rekomendasi Perbaikan
Tugas Akhir
Menurut hasil wawancara langsung dengan pekerja, hampir seluruh pekerja mengeluhkan tidak nyamannya bekerja dengan kursi yang ada saat ini. Perbaikan dapat dilakukan dengan
perbaikan ukuran dan dimensi kursi tersebut serta perlu ditambahkan suatu bahan
yang dapat memberikan kenyamanan pekerja saat bekerja seperti busa atau bahan lainnya.
Rekomendasi selanjutnya adalah perhatian khusus pada kondisi lantai di dalam pabrik. Hal ini mengacu pada faktor lingkungan fisik kerja yang merupakan faktor dengan bobot dan prioritas
kedua tertinggi. Pemberian treatment dengan dipasang kipas di lokasi yang
rawan lantai licin dapat membantu mengurangi tingkat kelicinan lantai yang ada. Selain itu,
dapat dilakukan juga penambahan tanda-tanda peringatan bahaya di area-area
yang sering mengalami kondisi lantai yang licin.
Rekomendasi perbaikan yang diberikan didasarkan pada 2 faktor hasil assessment yang memiliki bobot tertinggi. Bobot faktor tertinggi : - beban keluhan kerja (nordic body map) - lingkungan fisik kerja
Tugas Akhir
EVALUASI RESIKO BAHAYA BERDASARKAN FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN K3 DENGAN ERGONOMIC ASSESSMENT PADA PROSES PENGALENGAN NANAS (STUDI KASUS : PT GREAT GIANT PINEAPPLE, LAMPUNG)
Simpulan
Tugas Akhir
Sebagian besar pekerja merasa terganggu dan tidak nyaman dengan kondisi lingkungan kerja fisik
- Bahaya Kategori Medium/Moderate Danger : potensi bahaya dari posisi kerja statis,
kecerobohan kerja
- Bahaya Kategori Very Low : bahaya akibat dari gas buang (emisi) dan tabrakan
- lebih kurang 50% pekerja kurang mampu melaksanakan pekerjaannya dengan baik
dimana terdapat 3 pekerja dengan kategori sangat kurang mampu, 12 pekerja mampu,
dan sisanya termasuk kategori kurang mampu dari 30 pekerja
- terdapat 6 pekerja yang memiliki nilai ECPM lebih tinggi dibandingkan nilai ECPT
Rekomendasi perbaikan terkait keluhan kerja : perbaikan dengan mendesain ulang kursi yang digunakan pekerja
Rekomendasi perbaikan terkait lingkungan kerja : memberikan treatment dengan dipasang kipas angin pengering di lokasi rawan lantai licin
Rekomendasi perbaikan dengan pemberian lampu dan sensor pada area mesin seamer
Saran
Tugas Akhir
Perlu ditambahkan faktor lain yang lebih mendetail dalam memberikan solusi perbaikan alat kerja seperti redesain dan antropometri sehingga menjadi solusi yang lebih lengkap, aplikatif, dan lebih jelas.
Perlu dilakukan estimasi terhadap beberapa solusi perbaikan yang diberikan agar dapat dipastikan tingkat keberhasilan dari solusi perbaikan tersebut dalam mengatasi permasalahan yang ada.
Daftar Pustaka
Tugas Akhir
• Canadian Association of Petroleum Producers. (2000). Ergonomic Risk Identification and Assessment Tool; Version 1.0
• Guangyan Li, Bukle, P. (2005). QEC for Assessment of Work- Related Musculoskeletal Disorders (WMSDs), Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods. CRC Press LLC
• Hammer, Willie. (1989). Occupational Safety Management and Engineering 4th Edition. New Jersey: Prentice-Hall Inc.
• Hart, S., Staveland, L. (1988). Development of NASA-TLX (Task Load Index). California : San Jose State University
• Hertanti, N.N., Indriastadi, H. (2007). Evaluasi Persamaan Penentuan Pengeluaran Energi bagi Wanita pada Aktivitas Penanganan Material Secara Manual. Prosiding Seminar Nasional Ergonomi dan K3 2007; Semarang, 15-16 November 2007
• Kaewbooncho, Yamamoto, H. (1998). The Standardize Nordic Questionnaire Applied to Workers Exposed to Hand-Arm Vibration. Journal of Occupational Health Vol 40 : 218-222
• Keputusan Menteri Tenaga Kerja, no 51. (1999). Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja. Jakarta
• Laksmiwati, P. (2008). Penerapan Ergonomi dan Keselamatan Kesehatan kerja untuk Desain Stasiun Kerja dan Perilaku Kerja. Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS, Surabaya
Daftar Pustaka
Tugas Akhir
• Larasati, M. (2011). Evaluasi Faktor Lingkungan Fisik dan K3 dengan Menggunakan Ergonomic Assessment pada Pembuatan Waterwall Panel: PT ALSTOM POWER ESI. Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS, Surabaya
• Mukhlisani, N. (2008). Pendekatan Metode Structural Equation Modelling untuk Analisa Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas dari Tinjauan Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Kerja di PT Barata Indonesia Persero Gresik. Laporan Thesis Teknik Industri ITS, Surabaya
• Mulki B, et. al. (2006). Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Kerja Pada Pabrik Pengolahan Kayu Moulding. Prosiding Seminar Nasional Ergonomi dan K3 2006: Surabaya, 29 Juli 2006
• Nery, D. (2006). Audit Tool User Guide for The Meat Industry in South Australia. Adelaide : SAFER Industries
• News Banking. (2010) Raja Nenas Dari Indonesia. <URL: http://www.newsbanking.com > last accesed 2 November 2012 pukul 11.19
• Purwaningrum, R, Adi, W., Fitriastuty, E. (2007). Pengembangan Metode Quick Exposure heklist (QEC) untuk Menilai Postur Operator Departemen Produksi. Prosiding Seminar Nasional Ergonomi dan K3 Tahun 2007; Semarang 15 – 16 November 2007
• Rochmoeljati. (2007). Analisis Implementasi Program K3 dan Perangkingan Hazard Dengan Pendekatan Manajemen Resiko. Surabaya : Teknik Industri UPN Jawa Timur
• Saaty, R.W. (2003). Decision Making in Complex Environment. Pittsburgh : Creative Decision Foundation • Wignjosoebroto, S. (2008). Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya : Guna Widya
EVALUASI RESIKO BAHAYA BERDASARKAN FAKTOR LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN K3 DENGAN ERGONOMIC ASSESSMENT PADA PROSES PENGALENGAN NANAS (STUDI KASUS : PT GREAT GIANT PINEAPPLE, LAMPUNG)