Top Banner

of 27

Evaluasi Praktikum

Jul 22, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pertanian organik dapat didefinisikan sebagai suatu sistem produksi pertanian yang menghindarkan atau mengesampingkan penggunaan senyawa sintetik baik untuk pupuk, zat tumbuh, maupun pestisida. Sistem Pertanian Organik adalah sistem produksi holistic dan terpadu, mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro ekosistem secara alami serta mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan (Deptan, 2002). Kelebihan pertanian organik antara lain semakin lama tanah akan semakin subur, karena tanah akan banyak mengandung bahan organic, tidak menimbulkan kekebalan terhadap hama dan penyakit, karena dalam pertanian organik tidak menimbulkan residu kimia dan hasil sayur yang dikonsumsi bebas dari bahan kimia yang berbahaya, sehingga aman, sehat dan menyehatkan (Agus Efendi, 2011). Menurut Zaelani Soedjais (2009), peduli kesehatan dan back to nature, ternyata mampu meningkatkan permintaan sayuran organik. Tingginya

permintaan ini banyak datang dari kalangan menengah atas yang memilih sayuran organik daripada sayuran anorganik. Inti budidaya organik yakni budidaya yang bebas dari residu bahan anorganik (kimia) mulai dari pembukaan lahan, pemupukan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, penggunaan pestisida sampai penanganan pasca panen. Budidaya sayuran organik yang paling menguntungkan adalah sayuran daun (leaf vegetable) daripada sayuran buah. Pasalnya, teknik pemeliharaan sayuran daun lebih mudah, murah, dapat ditanam dimana saja dan siklus perputaran produksinya cepat. Sedangkan sayuran buah hanya bisa tumbuh dengan baik dilahan tertentu karena memerlukan unsur hara lebih tinggi (Anas DS, 2009). Pertanian organik dikenal mahal dan agak sulit dalam memberantas hama dan penyakit karena harus menghindari bahan kimia, untuk itu perlu diketahui bagaimana cara bertani sayuran organik secara benar. Dalam makalah ini, penulis

1

akan membahas mengenai pertanian sayuran organik dengan contoh sayuran kubis.

1.2. Rumusan Masalah Bedasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan hal hal yang perlu diketahui adalah sebagai berikut : Bagaimana cara bertani kubis organik dengan sistem tumpangsari menggunakan tanamaman pendamping kacang merah. Bagaimana cara penanganan hama dan penyakit tanaman secara organik. Apa saja kendala dalam bertani secara organik.

1.3. Tujuan Makalah ini ditujukan untuk : Memahami cara bertani kubis organik. Memahami penanganan hama dan penyakit tanaman secara organik. Mengevaluasi dan melaporkan hasil praktikum. Memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sistem Pertanian Berkelanjutan.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Profil tanaman Kubis atau Kol Nama Ilmiah Berasal Kandungan : : : Brassica oleracea L Eropa Selatan & Barat Vit A, B, C, E & Mineral Kalium, Kalsium, Fosfor,

Natrium, Zat Besi, dan Zat Glutation yang berfungsi menonaktifkan zat racun dalam tubuh.

Gambar 2.1. Tanaman Kubis

2.2. Pengolahan Lahan dan Perlakuan Tanah Semua anggota dari Famili Brassica seperti halnya kubis, brokoli, kembang kol, sawi mengonsumsi nutrisi tanah dalam jumlah besar. Sehingga dalam pengelolaan tanah perlu diberi banyak pupuk kandang atau kompos ke dalam tanah sebelum melakukan penanaman. Sehingga terjadi keseimbangan nutrisi tanah anatara nitrogen, kalium dan fosfor. Selain nutrisi, ada hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan tanah yaitu kadar pH-nya. Banyak masalah yang dapat dihindari dari membudidayakan kubis jika pH-nya tinggi atau sekitar 7,2. Jika pH tanah rendah, bisa ditambahkan kapur agar pH tanah dapat naik.

2.3. Sistem Pertanaman Untuk melakukan penanaman kubis pada tanah, kubis perlu ditanam di tempat yang di mana memungkinkan kubis untuk terkena sinar matahari, di tanah

3

yang subur dan memiliki drainase yang baik, dengan jarak tanam 50 x 50 cm (model segi empat) dengan ketinggian bedengan sekitar 15 cm. Untuk memutus daur hidup hama seperti ulat, petani dianjurkan untuk menghindari penanaman kubis dan tanaman sefamili secara terus menerus dalam satu tahun. Lahan perlu dibiarkan kosong atau ditanami tanaman lain selama 3-4 bulan. Selain itu sebaiknya kubis ditanama pada musim semi.

2.4. Varietas Tanaman Biasanya yang banyak digunakan di daerah sentra produksi adalah KR 2000, Grand 11, dan Meteor.

2.5. Perawatan Tanaman Kubis 2.5.1 Penyiraman Air yang tergenang pada tanah akan menurukan kualitas kubis, sehingga perlu diperhatikan dalam melakukan penyiraman. Penyiraman dalam dilakukan setiap hari di sore hari, dengan kadar secukupnya atau tidak sampai banyak air yang tergenang.

2.5.2 Pemupukan Pupuk dasar merupakan pupuk yang sangat mutlak dibutuhkan oleh tanaman kubis, agar pertumbuhannya baik. Pupuk dasar yang diberikan terdiri dari 2 macam, yaitu pupuk kandang dan kompos organik. Pemberian pupuk ini harus rata di permukaan tanah sehingga pertumbuhan tanaman juga akan rata. Berikut adalah cara pembuatan kompos : Agar kompos yang jadi berkualitas baik, kita perlu memperhatikan jumlah dan dosis tepat masing-masing komponen penyusun komposisi. Bahan dan alat yang harus disediakan dalam pembuatan kompos sebanyak 1m3 adalah: Bahan: Jerami, dedaunan, rerumputan, sisa tanaman, abu, sampah dapur atau sampah kota yang telah dibersihkan dari bahan-bahan anorganik seperti plastik, kaleng, dan batu.

4

Tempat: Sediakan tempat yang teduh dan beratap juga berlantai kering dan keras Cara Pembuatan: Pilih lokasi di permukaan tanah (bukan di dalam lubang di tanah), misalnya di tepi pematang sawah dan kebun. Susun media kompos (yakni hijauan atau jerami) setebal 25 cm sebagai lapisan pertama. Taburkan 1/4 bagian campuran bahan baku ke atas tumpukan jerami tersebut. Kemudian siram tumpukan jerami dengan air secukupnya. Untuk lapisan kedua, ketiga, dan keempat, susun lagi jerami setebal 25 cm kemudian taburkan lagi bahan baku sebanyak 1/4 bagian ke atas tumpukan jerami dan siramkan air ke tumpukan tersebut. Lakukan sehingga terbentuk 4 lapisan kompos. Lalu tutup dengan plastik dan beri penyangga dari bambu di sekelilingnya. Aduk setiap 7 hari sekali. Dalam tiga minggu atau setelah 3 kali pengadukan biasanya kompos sudah masak. Kompos yang masak ditandai oleh warnanya yang coklat kehitam-hitaman, atau hitam bila terlalu panas. Kandungan unsur hara yang ada dalam kompos sangat tergantung pada komposisi bahan asalnya, yakni Nitrogen (N) 0,19%- 0,5%, Fosfat (P2O5) 0,08% - 0,27%, dan Kalium (K2O) 0,45% - 1,20%.

2.6. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman kubis termasuk tanaman yang sering ada di pasaran dan masih digunakan oleh masyarakat sebagai bahan utama sayuran. Pelestarian tanaman kubis di Indonesia harus dilestarikan. Salah satunya dengan mengetahui hama dan penyakit pada tanaman kubis. Pengetahuan tentang tanaman kubis merupakan salah satu cara agar anda bisa mengerti dan paham apabila ada penyakit atau hama yang mengganggu pertumbuhan.5

2.6.1. Jenis hama dan penyakit dominan a. Ulat Krop/Jantung Kubis pada Kubis (Crocidolomia binotalis Zell)

Gambar 2.2. Ulat Krop pada Kubis

Sering menyerang titik tumbuh sehingga disebut sebagai ulat jantung kubis. Ulatnya kecil berwarna hijau lebih besar dari ulat tritip, jika sudah besar garisgaris coklat. Jika diganggu agak malas untuk bergerak. Berbeda dengan ulat tritip yang telurnya dietakkan secara menyebar, ulat jantung kubis meletakkan telurnya dalam satu kelompok. b. Hama Ulat Kubis/Tritip Plutella xytostella

Gambar 2.3. Tritip Plutella Xytostella Ulat tritip memakan bagian bawah daun sehingga tinggal epidermis bagian atas saja. Ulatnya kecil kira-kira 5 mm berwarna hijau. Jika diganggu akan menjatuhkan diri dengan menggunakan benang. Pengendalian dapat dilakukan dengn cara pithesan yaitu mengambili ulat yang terdapat pada tanaman kubis, kemudian dipencet sampai mati.

6

c.

Penyakit Bengkak Akar yang Disebabkan oleh Jamur Plasmodiophora brassicae Penyakit clybroot (bengkak akar) yang disebabkan oleh Plasmodiophora

brassicae merupakan penyakit utama pada tanaman kubis. Penyakit akar ini dapat menjangkiti bermacam-macam tumbuhan dari famili kubis-kubisan, baik tanaman pertanian maupun tumbuhan liar. Kerugian yang disebabkan dapat sangat besar, karena pertanaman dapat sama sekali tidak memberikan hasil yang dapat dijual.

d.

Penyakit bercak daun Altenaria

Gambar 2.4. Bercak daun Altenaria

Penyakit pada kubis ini disebabkan oleh Alternaria brassicae, A. brassicicola. Hampir seluruh tanaman kubis kubisan sangat peka terhadap bercak daun Alternaria dan dapat menyerang tanaman pada seluruh fase pertumbuhan. Gejala yang ditimbulkan oleh pathogen ini sama dan bisa

ditemukan dalam satu tanaman. Serangan pada tanaman di persemaian dapat mengakibatkan damping off atau tanaman kerdil. Bentuk bercak daun sangat beragam ukurannya dari sebesar lubang jarum hingga yang berdiameter 5 cm. Umumnya serangan dimulai dengan adanya bercak kecil pada daun yang membesar hingga kurang lebih berdiamter 1,5 cm dan berwarna gelap dengan lingkaran konsentris.

7

2.6.2. Cara pengendalian (penyiapan/cara pembuatan, konsentrasi/dosis, cara dan waktu aplikasi) a. Ulat Krop/Jantung Kubis pada Kubis (Crocidolomia binotalis Zell) 1) Kultur teknis - Tumpang sari rape (caisin) kubis atau sawi jabung (mustard) kubis. Dimana tanaman rape atau sawi jabung berfungsi sebagai perangkap hama Plutella dan Crocidolomia. Pertanaman kubis dikelilingi dengan dua baris rape atau dua baris sawi jabung. Baris pertama ditanam 15 hari sebelum penanaman kubis sedangkan bariske dua ditanam setelah kubis berumur 25 hari. - Sanitasi atau membersihkan gulma yang menjadi inang untuk imago meletakkan telur. 2) Fisik/Mekanik - Mengumpulkan telur, larva, pupa lalu dimusnahkan. - Feromonoid seks yang dilengkapi dengan perangkap air atau perangkap lekat (perekat) sebanyak satubuah/10 m dapat digunakan untuk memantau populasi ngengat. 3) Biologi Pemanfaatan musuh alami ulat krop kubis seperti parasitoid larva, Sturmia inconspicuoides, Eriborusargenteopilosus, Chelonus tabonus, parasitoid pupa Cotesia ( Apanteles serta sp.), Brachymeria serangga sp.,

predatorRopalidia

bambusae

patogen

seperti

Mikrosporidia, Steinernema sp., dan Nomuraea rileyi b. Hama Ulat Kubis/Tritip Plutella xytostella 1) Kultur teknis - Tumpang gilir tomat dan kubis dimana tanaman tomat berfungsi sebagai penolak (repellent) terhadap ngengatP. xylostella yang akan bertelur pada tanaman. Tomat ditanam satu bulan lebih awal dengan pola larikan yaitusatu baris tomat dan dua baris kubis. - Tumpang sari rape (caisin) kubis atau sawi jabung (mustard) kubis. Dimana tanaman rape atau sawi jabung berfungsi sebagai perangkap

8

hama Plutella dan Crocidolomia. Pertanaman kubis dikelilingi dengan dua barisrape atau dua baris sawi jabung. Baris pertama ditanam 15 hari sebelum penanaman kubis sedangkan baris kedua ditanam setelah kubis berumur 25 hari. - Sanitasi atau membersihkan gulma yang menjadi inang untuk imago meletakkan telur. 2) Fisik/Mekanik - Mengumpulkan telur, larva, pupa lalu dimusnahkan - Feromonoid seks yang dilengkapi dengan perangkap air atau perangkap lekat (perekat) sebanyak satubuah/10 m dapat digunakan untuk memantau populasi ngengat P. xylostella jantan. 3) Biologi Pemanfaatan musuh alami ulat daun kubis seperti parasitoid telur Trichogrammatoidae bactrae, parasitoid larva, Diadegma semiclausum dan Cotesia plutellae, parasitoid pupa, Diadromus collaris, Oomyzus sokolowskii,Thyraella collaris, Tetrastichinae, predator Cadursia

plutellae dan Voria ruralis serta patogen serangga seperti Beauveria bassiana, Paesilomyces fumosoroseus, Zoophthora radicans, Steinernema carpocapsae, dan Hirsulellaspp. 4) Biopestisida Menggunakan insektisida alami misalnya menggunakan minyak dari ekstrak buah srikaya, sirsak, biji nimba,dan tembakau c. Penyakit Bengkak Akar yang Disebabkan oleh Jamur Plasmodiophora brassicae Penggunaan varietas tahan P. brassicae seperti 72754, G6-voloqod shajas, Zimjaja dan Winter., Perlakuan benih dengan pestisida nabati berupa ekstrak daun/umbi bawang putih (8%) selama 2 jam, Tanah untuk persemaian menggunakan tanah dari luar daerah endemis atau tanah lapisan bawah (min. 40 cm) yang dikukus.

9

Mencabut tanaman muda yang terserang dan memusnahkannya kemudian Memusnahkan segera sisa panen . d. Penyakit bercak daun Altenaria Pengendalian yang dapat dilakukan antara lain : menggunakan benih yang bebas dari patogen ini. merendam benih dalam air panas (50oC) selama 15 menit, penggunaan jarak tanam yang agak lebar agar sirkulasi tanaman tidak terganggu

2.6.3. Monitoring hama dan penyakit Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kubis dari diserang oleh hama: Penyiraman Overhead akan membantu melepaskan serangga dari tanaman Mengontrol tingkat nitrogen menjaga nomor kutu bawah; tingkat tinggi nitrogen telah terbukti meningkatkan populasi aphid. Menggunakan mulsa jerami atau kompos secara signifikan akan mengurangi jumlah larva lalat menetas langsung ke dalam tanah. Hal ini juga berfungsi sebagai habitat tanah dan kumbang pengembara, predator dari belatung kubis Baris mengambang mencakup digunakan selama periode kritis setelah tanaman muncul atau kanan setelah tanam akan mencegah hatchings larva Clubroot (jamur yang menyerang akar) dapat dikendalikan dengan menjaga pH tanah sebesar 7,2, jika tingkat pH turun di bawah tingkat pengapuran yang tepat dianjurkan

2.7

Tanaman Pendamping (Kacang Merah) Tanaman kubis akan ditanam secara tumpangsari dengan kacang merah.

Kacang merah merupakan jenis tanaman soil builders, yaitu tanaman penghasil nitrogen atau tanaman yang dapat mengikat nitrogen dari udara dengan bantuan10

bakteri Rhizobium. Dengan menggabungkan kelompok tanaman tersebut, dapat diperoleh hasil yang tinggi karena antar-tanaman tidak terjadi perebutan unsur hara (Tes Halolo, 2011). Kacang merah ditata sebagai tanaman penutup tanah bersama tanaman kubis. Tanaman kacang-kacangan mempunyai residu hara (C organik dan P total tanah) dan populasi mikroba tanah serta pertumbuhan dan hasil kubis yang lebih baik daripada penggunaan mulsa plastik, meskipun untuk fisik tanah tidak ada perbedaan. Jadi, tanaman kacang-kacangan sebagai tanaman penutup tanah yang ditumpangsarikan dengan tanaman kubis dapat digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah dan hasil tanaman kubis. Pengolahan tanah minimum dan penggunaan tanaman kacang-kacangan yang ditumpangsarikan pada tanaman kubis merupakan cara pengelolaan lahan dan tanaman yang efisien untuk mempertahankan produktivitas lahan dan tanaman kubis (Rosliani R dkk., 2009). Berikut ini merupakan profil tanaman kacang merah. 1. Taksonomi Tumbuhan Menurut Tjitrosoepomo (2005) klasifikasi kacang merah adalah sebagai berikut : Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Classis : Dicotyledoneae Ordo : Fabales

Familia : Fabaceae Genus : Vigna

Spesies : Vigna angularis Syarat tumbuh Kacang merah akan berbunga pada panjang hari 9-18 jam dan untuk tipe berhari pendek memerlukan panjang hari terendah antara 11-12.3 jam untuk inisiasi bunga. Temperatur optimum antara 16 hingga 27 C. Curah hujan normal tahunan adalah 900-1500 mm tetapi dapat toleran dengan sedikitnya 500600 mm dalam satu musim penanaman.

11

Jenis tanah yang cocok untuk tanaman kacang merahadalah andosol dan regosol karena mempunyai drainase yang baik. Kacang ini tumbuh di dataran rendah tropis dan area subtropis tetapi dapat tumbuh hingga ketinggian 2000-2500 m. Kacang merah menyukai lahan beraerasi dan berdrainase baik dengan pH 6.0-6.8. Beberapa kultivar tahan terhadap lahan asam dengan pH serendah-rendahnya 4,4 (Van Steenis, 2004).

12

BAB III PRAKTIKUM LAPANGAN

3.1. Pola Tanam Kubis :

Kacang merah : Keterangan : jarak antara kubis adalah 50x50cm jarak antara kubis dan kacang merah adalah (p) 25cm

Gambar 3.1. Pola tanam Kubis Kacang merah

13

3.2. Aktivitas Praktikum Berikut ini merupakan kegiatan dan perlakuan yang lakukan saat praktikum bertani kubis organik.

Tabel 3.1 Aktivitas dalam Praktikum Bertani Kubis Organik Minggu ke Waktu 1 Rabu, 11 April 2012 jam 9.00 12.00 2 Senin, 16 April 2012 jam 14.30 16.30 Kegiatan Mengolah tanah untuk menggemburkan dan memperbaiki drainase tanah Memberi sedikit air agar mudah digemburkan Membuat lubang tanam dengan jarak 50 x 50 cm pada lahan 2 x 4 m (8 lubang tanam) Lubang yang telah dibuat diberikan pupuk kompos sebanyak 6 ember Membersihkan lahan dari gulma yang berada di tengah tengah dan juga sekitar lahan. Foto

14

Minggu ke -

Waktu

Kegiatan Mengolah tanah agar lebih gembur Penyiraman pada lahan, khususnya lubang tanam

Foto

2

Rabu, 18 April 2012 jam 8.00 10.00

Memberikan pupuk tambahan sebanyak 1 ember yang disebarkan merata ke seluruh lubang tanam dan daerah sekitar lubang

Menanam

kacang

merah

(tanaman

kompanion) sebanyak 8 lubang tanam Penyiraman lubang tanam (tanaman kubis) secara merata sebanyak 10 ember dan tambah satu ember untuk penyiraman Senin, 23 April 2012 jam 14.30 16.45 merata Melakukan penanaman bibit kubis yang telah disemai selama 3 minggu Melakukan pengajiran dengan

3

menggunakan tangkai kayu kecil

15

Memberi mulsa dari serabut tebu di sekitar tanaman kubis dan kacang

Memasangkan

naungan

dengan

menggunakan daun pisang (disusun seperti Rabu, 25 April 2012 jam 8.30 10.00 atap rumah) dengan tali rafia sebagai pondasinya untuk setiap tanaman kubis melakukan penyiraman sebanyak 2 ember disebar secara merata

4

Senin, 30 April 2012 jam 15.00 16.00

Menyiapkan bahan bahan untuk membuat pestisida nabati, yaitu : Daun sirsak 30 gr Air 1 Liter

Membuat pestisida nabati

16

Minggu ke -

Waktu

Kegiatan Menggemburkan tanah Pemberian kembali mulsa serabut tebu Melakukan penyemprotan pestisida nabati daun sirsak tumbuk ( ekstrak daun sirsak )

Foto

4

Rabu, 2 Mei 2012 jam 8.30 10.00

Rabu, 9 mei 2012 Jam 08.00 10.00

Melakukan penyiangan Melakukan penggemburan tanah Melakukan penyemprotan menggunakan pestisida nabati daun sirsak tumbuk

5

(ekstrak daun sirsak )

17

3.3. Kondisi Tanaman 3.3.1. Keadaan Kubis Kacang Merah Kubis :

Kacang merah : Tercabut Hilang : :

Terserang Hama : jarak antara kubis adalah 50x50cm jarak antara kubis dan kacang merah adalah (p) 25cm

Gambar 3.2 Ilustrasi Keadaan Kubis Kacang merah 25 Hari Setelah Tanam

Kondisi Kubis : Pada umumnya kondisi daunnya berlubang, dan hanya beberapa yang utuh dan terlihat sehat. Untuk tanaman yang diberitanda merupakan tanaman yang

mati karena kesalahn teknis, yaitu ketika melakukan penyiangan gulma tanaman ikut tercabut. Pada umumnya setiap lubang tanam terdapat semut, namun untuk tanaman yang diberi tanda merupakan tanaman yang terserang

semut yang cukup banyak, namun sejauh ini kondisi tanaman masih baik. Untuk tanaman yang diberi tanda merupakan tanaman yang hilang.

Kondisi Tanaman Kacang Merah : Pada umumnya daun berlubang.18

Namun ada beberapa tanaman yang mengalami layu seperti yang diberi tanda dan diduga terserang hama lalat.

19

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI

4.1. Tanaman Kubis Tanaman Kubis yang kami gunakan adalah varietas Grand 11. Kubis Grand 11 memiliki daya adaptasi yang bagus terhadap kondisi lingkungan setempat, sehingga kubis ini bisa tumbuh optimal meskipun ditanam saat musim hujan ataupun kemarau. Tanaman kubis kami memang terbukti tidak mati walaupun menghadapi kondisi cuaca yang ekstrim ( panas sekali kemudian hujan deras ). Kondisi tersebut juga dibantu dengan menggunakan mulsa daun pisang dan mulsa batang tebu sehingga suhu lingkungan sekitar kubis tetap terjaga. Kubis juga menjadi tidak terkena sinar matahari langsung dan air hujan terlalu banyak sehingga meminimalisir hama juga kelayuan daun. Ada beberapa kubis yang terserang hama. Hal tersebut dikarenakan kelalaian kami memberikan mulsa serat tebu terlalu banyak sehingga mengundang hama semut. Semut semut tersebut memakan daun kubis sehingga ada beberapa yang berlubang lubang. Hama yang kami perkirakan akan menyerang kubis seperti ulat jantung kubis, ulat kubis, penyakit bengkak akar dan bercak daun ternyata tidak ada yang menyerang tanaman kubis kami. Hanya satu tanaman yang terkena bercak daun diperkirakan karena bibit yang dipakai belum bebas dari Alternaria barssiciae dan A. brassicicola. Ketidak hadiran terlalu banyaknya hama juga dikarenakan pemakaian pestisida nabati berupa ekstrak daun sirsak. Penggunaan pestisida nabati juga mengurangi bertambahnya daun berlubang akibat semut dan lalat. Namun ada satu tanama kubis kami yang hilang tidak bersisa. Diketahui tanaman tersebut hilang pada minggu ke 5, tetapi hingga saat ini belum diketahui apa penyebab hilangnya tanaman tersebut. Perkiraan kami, adanya hama yang memakan daun kubis sampai habis atau perbuatan tangan jahil yang sengaja mencabut tanaman kami. Untuk tanaman kubis yang kami harapkan adalah hasil yang kami dapatkan bisa seperti kubis yang ditumbuhkan secara konvensional. Maksudnya memiliki

20

tanaman yang tumbuh sesuai dengan fasenya, menarik dilihat, dan terbebas dari hama penyakit. Tanaman kubis dapat kita bagi ke dalam 3 fase pertumbuhan berdasarkan waktu yaitu : 1. Usia 0 sampai 15 HST 2. Usia 15 sampai 35 HST 3. Usia 35 sampai panen : merupakan fase pertumbuhan : merupakan fase pertumbuhan daun : merupakan fase pembentukan krop

Tanaman kubis kami baru memasuki 23 HST (pada saat tanggal 9 mei) atau 25 HST ketika foto terakhir diambil. Dengan kata lain tanaman kubis yang kami tanam baru mememasuki fase pertumbuhan daun. Berdasarkan kondisi yang ada di lapangan, tanaman kubis kami masih menunjukan pertumbuhan yang normal di mana kubis yang ditanam masih tumbuh menghasilkan daun. Daun yang dihasilkan oleh tanaman kubis yang kami tanam rata rata adalah sekitar 5 daun.

4.2. Kacang Merah Kacang merah merupakan tanaman pendamping kubis yang kami harapkan akan membantu pertumbuhan kubis. Tanaman kacang merah ditanam ditengah tanaman tanaman kubis seperti pada gambar 3.2 dengan jarak tanam 25 x 25 cm. Terdapat tujuh tanaman kacang merah di lahan kami. Ketujuh tanaman kacang merah kami ternyata kondisinya kurang baik. Tiga tanaman kacang diduga terkena serangan lalat bibit sejak awal karena tanamannya menjadi layu, saat dicabut akar menjadi busuk. Kemudian seluruh tanaman kacang merah daunnya berlubang lubang dan berbintik, diduga terserang hama lalat daun. Penanganan hayati berupa penyemprotan pestisida nabati ekstrak daun sirsak hanya sedikit menolong untuk tanaman kacang merah yang terserang hama lalat daun, sedangkan tanaman yang terserang lalat bibit sudah tidak bisa tertolong. Seharusnya sebelum penanaman, diberikan dulu parasitoid untuk lalat bibit yaitu Trichogramma sp dan parasitoid untuk larva adalah Opius sp dan Tetrastichus sp.

21

Hingga saat ini belum terlihat adanya pengaruh kacang merah sebagai tanaman pendamping terhadap pertumbuhan kubis. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kacang merah merupakan tanaman soil builders yang dapat menghasilkan nitrogen juga mempunyai residu hara (C organik dan P total tanah) yang diperlukan untuk kubis. Hasil yang kami harapkan dari tanaman kacang merah adalah kacang merah dapat membantu menyediakan kandungan unsur hara untuk kubis. Hasil sampingan yang juga diharapkan adalah kacang merah dapat kami panen. Kacang merah dapat dipanen setelah umurnya 73 HST, hingga kini tanaman kacang merah kami baru berumur 32 HST dengan keadaan kurang baik.

4.3. Masalah dan Kendala Adapun beberapa masalah yang kami hadapi dalam melakukan penanaman kubis dan kacang merah. Masalah tersebut berupa munculnya hama dan penyakit yang menyerang tanaman utama dan tanaman pendamping. Berikut hama dan penyakit yang menyerang kubis dan kacang merah : 1. Berlubangnya daun pada kacang dan kubis Penyebab : Terdapat hama yang biasa memakan daun, bukan ulat tetapi lalat bibit dan semut. Hal yang dilakukan Solusi : Menyeprotkan pestisida nabati daun sirsak. : Diberikan pestisida nabati secara teratur dan perawatan yang lebih intensif.

2. Bercak daun Alternaria pada kubis Penyebab : Disebabkan oleh Alternaria barssiciae, A. brassicicola. Hal yang dilakukan : Mengatur jarak tanam, menyemprotkan pestisida tetapi tidak sejak awal penanaman. Solusi : Menggunakan benih yang bebas dari patogen, merendam benih dalam air panas (50oC) selama

22

15 menit, penggunaan jarak tanam yang agak lebar agar sirkulasi tanaman tidak terganggu. 3. Hilangnya tanaman kubis Penyebab : Diduga terdapat hama yang menyerang dan memakan tanaman sampai habis. Hal yang dilakukan Solusi : Tidak melakukan penanaman kembali. : Menggunakan benih yang bebas dari patogen, melakukan perawatan yang intensif dan teratur, dan melakukan penanaman kembali.

4. Busuk akar pada tanaman kacang merah Penyebab : Terserang hama lalat bibit sejak awal penanaman.

Gambar 3.3 Busuk Akar pada Tanaman Kacang Merah

Hal yang dilakukan : Mencabut tanaman yang terserang. Solusi : Mencabut dan membakar tanaman yang terserang, sehingga hama yang menyerang bisa mati dan tidak menyebar.

5. Munculnya sarang semut di setiap bagian tanaman kubis Penyebab : Penggunaan mulsa yang berasal dari batang tebu yang berlebihan. Hal yang dilakukan : Mengurangi pemakaian mulsa dari tebu.

23

Solusi

: Tidak menggunakan mulsa tebu secara berlebihan, secukupnya saja.

6. Karat daun pada tanaman kacang Penyebab : Busuk akar dan terserang lalat daun.

Hal yang dilakukan : Menyemprotkan pestisida. Solusi : Melakukan sanitasi lingkungan dan kontrol saluran drainase.

Terdapat banyak masalah berupa hama dan penyakit yang kami hadapi. Ada pun masalah lain yaitu : 1. Cuaca Faktor cuaca yang terkadang terlalu panas kemudian secara tiba tiba hujan turun dengan deras, menyebabkan tanaman sulit untuk bertahan. 2. Lahan Lahan yang letaknya terlalu jauh, juga sekitar lahan kami yang masih dipenuhi tanaman tanaman liar juga diduga menyebabkan kotornya lingkungan tanaman. Letak lahan juga terlalu jauh dengan sumber air sehingga sering terlambat untuk melakukan penyiraman. 3. Sistem perawatan Sistem perawatan yang kami lakukan yang menyebabkan munculnya masalah. Seperti pemberian mulsa dari serat tebu yang berlebihan juga kelalaian dan keterlambatan kami dalam mencegah hama dan penyakit untuk menyerang tanaman.

24

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan Berdasarkan hasil yang kami peroleh selama 6 minggu praktikum menanam kubis organik dengan tanaman pendamping kacang merah dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Bertani tanaman kubis dengan menggunakan tanaman pendamping kacang merah secara organik memang berbeda dengan sistem pertanian konvensional dan monokultur. Perawatan yang intensif untuk kedua tanaman sangat dibutuhkan, keteledoran petani dalam merawat tanaman sangat mempengaruhi kegagalan hasil tani. 2. Penanganan hama dan penyakit menggunakan pestisida nabati dinilai efektif hanya perlu keintensifan dan ketepatan waktu dalam

penyemprotannya sehingga serangan hama tidak akan terlalu fatal. 3. Kendala atau masalah yang terdapat pada praktikum sistem pertanian organik ini adalah sebagai berikut : - Serangan hama baik yang menyerang sejak awal penanaman maupun yang baru baru ini menyerang. - Cuaca ekstrim - Sejarah lahan : a. Lahan kami sebelumnya juga ditanami dengan tanaman yang sefamili dengan tanaman kami ( kubis dan kacang merah) hal tersebut menyalahi aturan plant rotation. b. Lahan ini juga sebelumnya digunakan untuk bertani dengan sistem non organik. c. Menurut informasi yang didapat, dijelaskan bahwa pada lahan ini terdapat banyak hama dan penyakit dan tidak dilakukan pembasmian.

25

5.2. Saran Kami memiliki saran sebagai berikut agar praktikum kedepannya dapat berjalan lebih baik : 1. Perlu diteliti lebih lanjut bagaimana pengaruh tanaman kompanion terhadap tanaman utama. 2. Lahan yang digunakan sebaiknya lahan yang tidak jauh dari sumber air dan lahn yang memang dikhususkan untuk praktikum pertanian organik. 3. Lebih intensifnya bimbingan untuk mahasiswa dilapangan agar mahasiswa memahami benar benar yang dilakukan dalam cara bertani organik.

26

Daftra Pustaka

Budidaya Kol/ Kubis. 2009. Melalui : dimasadityaperdana.blogspot.com. Diakses : 15 April 2012. Budidaya Sayuran Organik. 2009. Melalui : www.infobisnisukm.wordpress.com. Diakses : 25 Maret 2012. Haloho, Tes. 2011. Pengaruh Program Pertanian Polikutur. Melalui : www.repository.usu.ac.id. Diakses : 29 April 2012. Hartatik, W dan D.Setyorini. 2009. Budidaya Sayuran Organik ( Teknik Usaha ). Melalui : www.sentrakukm.com. Diakses : 25 Maret 2012. Hartoyo, D. 2010. Teknik Budidaya Kubis Secara Organik. Melalui : www.htysite.com. Diakses : 25 Maret 2012. How To Grow Organic Cabbage. Melalui : www.onthegreenfarms.com. Diakses : 15 April 2012. Postulat Koch Erwinia carotovora pada Kubis dan Sclerotium rolfsii pada Kacang Tanah. 2010. Melalui : http://hamdayanty08.student.ipb.ac.id. Diakses : 1 April 2012. Organic Cabbage Growing and Production. 2011. www.agricultureguide.org. Diakses : 25 Maret 2012. Rosliani, R., N. Sumarni, Tanah dan Tanaman terhadap Kesuburan Penelitian Tanaman Bandung. Melalui :

dan I. Sulastrini. 2009. Pengaruh Cara Pengolahan Kacang-kacangan sebagai Tanaman Penutup Tanah Tanah dan Hasil Kubis di Dataran Tinggi. Balai Sayuran, Jl. Tangkuban Parahu 517, Lembang,

27