Top Banner
Evaluasi Potensi Degradasi Lahan dengan ... (Junun Sartohadi dan Ratih F. Putri) 1 EVALUASI POTENSI DEGRADASI LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA KEMAMPUAN LAHAN DAN TEKANAN PENDUDUK TERHADAP LAHAN PERTANIAN DI KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO Junun Sartohadi dan Ratih Fitria Putri Jurusan Geografi Lingkungan Fakultas Geografi UGM Email: [email protected] ABSTRACT Kokap subdistric is located in Kulonprogo District, Yogyakarta Province. It has some problems of landslides and misuse of land. The research was proposed to determine the regions having potential of land degradation based on the land capability and population pressure analysis. This research was carried out using field survey. The field survey was based on landform unit as area sampling unit. The (Land Classification and Land Use Planning) LCLP software was applied for land capability classification. The Soemarwoto method was applied for the evaluation of population pressure on the agriculture land. The results of this research were: (1) land capability in the study area was varies from class II – class VII with limitation factors of slope, soil erodibility, soil texture, soil permeability and soil efectif depth, (2) the whole study area fell into high population pressure class (that means it had exceed of it’s land capability), (3) most of the study area (51,9%) had been classified into high potential of land degradation. Keywords: land capability, population pressure on agriculture land, land degradation. PENDAHULUAN Peningkatan jumlah dan keragaman aktivitas penduduk terkait erat dengan pe- ningkatan kebutuhan terhadap lahan. Masa- lah tersebut dapat menyebabkan terjadinya konversi lahan pertanian ke lahan non perta- nian sehingga berdampak pada perubahan ekologis yang mengarah ke degradasi ling- kungan. Terlebih saat ini mulai tampak ada- nya peningkatan tekanan penduduk terhadap lahan pertanian di daerah pedesaan sehingga lahan subur semakin berkurang akibat alih fungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian (Slaymaker and Spencer, 1998). Kecamatan Kokap merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kulon Progo yang rentan terhadap degradasi lahan berupa longsor dan erosi. Secara makro Kecamatan Kokap memiliki morfologi perbukitan sehingga proses-proses penu- runan permukaan akibat proses erosi dan longsor lahan berjalan intensif. Sebagian besar penduduk di daerah penelitian ber- mata pencaharian pertanian dengan mengo- lah lahan lereng perbukitan. Cara peman- faatan lahan untuk kegiatan pertanian maupun non-pertanian masih kurang sesuai dengan kaidah konservasi tanah dan air. Kondisi morfologis Kecamatan Kokap yang sebagian besar berupa perbukitan dan sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, maka penelitian mengenai evaluasi kemampuan lahan dan tekanan penduduk
12

EVALUASI POTENSI DEGRADASI LAHAN DENGAN ...tingkatan potensi yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Dua variabel analisis yang diguna-kan yaitu klas kemampuan lahan (Kelas I-VIII) dan tekanan

Oct 30, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: EVALUASI POTENSI DEGRADASI LAHAN DENGAN ...tingkatan potensi yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Dua variabel analisis yang diguna-kan yaitu klas kemampuan lahan (Kelas I-VIII) dan tekanan

Evaluasi Potensi Degradasi Lahan dengan ... (Junun Sartohadi dan Ratih F. Putri) 1

EVALUASI POTENSI DEGRADASI LAHANDENGAN MENGGUNAKAN ANALISA KEMAMPUAN LAHAN DAN

TEKANAN PENDUDUK TERHADAP LAHAN PERTANIANDI KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO

Junun Sartohadi dan Ratih Fitria PutriJurusan Geografi Lingkungan Fakultas Geografi UGM

Email: [email protected]

ABSTRACT

Kokap subdistric is located in Kulonprogo District, Yogyakarta Province. It has some problems of landslidesand misuse of land. The research was proposed to determine the regions having potential of land degradation based onthe land capability and population pressure analysis. This research was carried out using field survey. The field surveywas based on landform unit as area sampling unit. The (Land Classification and Land Use Planning) LCLPsoftware was applied for land capability classification. The Soemarwoto method was applied for the evaluation ofpopulation pressure on the agriculture land. The results of this research were: (1) land capability in the study area wasvaries from class II – class VII with limitation factors of slope, soil erodibility, soil texture, soil permeability and soilefectif depth, (2) the whole study area fell into high population pressure class (that means it had exceed of it’s landcapability), (3) most of the study area (51,9%) had been classified into high potential of land degradation.

Keywords: land capability, population pressure on agriculture land, land degradation.

PENDAHULUAN

Peningkatan jumlah dan keragamanaktivitas penduduk terkait erat dengan pe-ningkatan kebutuhan terhadap lahan. Masa-lah tersebut dapat menyebabkan terjadinyakonversi lahan pertanian ke lahan non perta-nian sehingga berdampak pada perubahanekologis yang mengarah ke degradasi ling-kungan. Terlebih saat ini mulai tampak ada-nya peningkatan tekanan penduduk terhadaplahan pertanian di daerah pedesaan sehinggalahan subur semakin berkurang akibat alihfungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian(Slaymaker and Spencer, 1998).

Kecamatan Kokap merupakan salahsatu kecamatan di Kabupaten Kulon Progo

yang rentan terhadap degradasi lahanberupa longsor dan erosi. Secara makroKecamatan Kokap memiliki morfologiperbukitan sehingga proses-proses penu-runan permukaan akibat proses erosi danlongsor lahan berjalan intensif. Sebagianbesar penduduk di daerah penelitian ber-mata pencaharian pertanian dengan mengo-lah lahan lereng perbukitan. Cara peman-faatan lahan untuk kegiatan pertanianmaupun non-pertanian masih kurang sesuaidengan kaidah konservasi tanah dan air.

Kondisi morfologis Kecamatan Kokapyang sebagian besar berupa perbukitan dansebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatanpertanian, maka penelitian mengenai evaluasikemampuan lahan dan tekanan penduduk

Page 2: EVALUASI POTENSI DEGRADASI LAHAN DENGAN ...tingkatan potensi yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Dua variabel analisis yang diguna-kan yaitu klas kemampuan lahan (Kelas I-VIII) dan tekanan

Forum Geografi, Vol. 22, No. 1, Juli 2008: 1 - 122

terhadap lahan pertanian penting untukdilakukan. Melalui pendekatan kemampuanlahan dan tekanan penduduk terhadap lahanpertanian diharapkan dapat menentukandaerah yang memiliki potensi kerusakan fisiklahannya. Pada dasarnya penelitian kemam-puan lahan di suatu daerah dimaksudkanuntuk mengetahui potensi suatu daerah dalampertanian (arabel atau non arable), yang nanti-nya digunakan untuk analisa kesesuaianlahan untuk penggunaan lahan tertentu.Fungsi evaluasi kemampuan lahan adalahmemberikan pengertian tentang hubunganantara kondisi lahan dan penggunaannyaserta memberikan kepada perencana berba-gai perbandingan dan alternatif pilihanpenggunaan yang dapat diharapkan berhasil.Adanya pengetahuan tekanan pendudukterhadap lahan pertanian, dimaksudkan untukmengetahui pengaruh tekanan pendudukagraris terhadap kelestarian lahan pertanian.

Untuk mencapai tujuan akhir daripenelitian ini, maka secara lengkap tujuandari masing-masing tahapan penelitianadalah sebagai berikut:1. melakukan pemetaan bentuklahan2. melakukan klasifikasi dan pemetaan

kemampuan lahan3. melakukan analisis tekanan penduduk

terhadap lahan pertanian4. melakukan analisis potensi degradasi

lahan atas dasar evaluasi kemampuanlahan dan tekanan penduduk terhadaplahan pertanian.

METODE PENELITIAN

Peta bentuklahan dibuat atas dasarinterpretasi foto udara hitam putih skala 1:20.000 tahun 2000 dan Peta Rupa BumiIndonesia (RBI) skala 1 : 25.000. Peta RBIpada penelitian ini juga digunakan sebagaipeta dasar sehingga semua hasil interpretasi

dan pengecekan lapangan semuanyadigambarkan ke dalam peta berskala ! :25.000. Interpretasi bentuklahan didasar-kan pada interpretasi aspek morfologi, ma-terial batuan dasar, dan jenis serta intensitasproses geomorfologi. Untuk selanjutnyasatuan bentuklahan yang ada di daerahpenelitian dijadikan dasar pengambilanlokasi pengamatan di lapangan maupunpengambilan contoh tanah untuk dianalisisdi laboratorium. Pengambilan lokasi penga-matan dan pengukuran lapangan selainberdasarkan satuan bentuklahan juga mem-pertimbangkan bentuk penggunaanlahannya. Pengamatan pada lahan pertanianmencakup sebagian besar daerah penelitiankarena sesuai dengan maksud penelitianuntuk mengkaji potensi degradasi lahankhususnya pada lahan pertanian.

Hasil pengamatan lapangan dananalisis contoh tanah di laboratorium untukselanjutnya diolah dengan menggunakanperangkat lunak (software) LCLP (LandClasification and Land Use Planning) untukkepentingan klasifikasi kemampuan lahan.Klasifikasi kemampuan lahan yangdigunakan adalah menurut Arsyad (2000).Peta kemampuan lahan di daerah penelitiandibuat atas dasar hasil klasifikasi denganbatuan perangkat lunak LCLP dan pemetaanbentuklahan. Satuan-satuan delineasi padapeta kemampuan lahan pada prinsipnyaadalah sama dengan batas delineasi poligonbentuklahan. Beberapa batas delineasisatuan bentuklahan yang mempunyai klaskemampuan lahan sama dihilangkan didalam peta kemampuan lahan.

Analisis tekanan penduduk terhadaplahan menggunakan rumus matematis yaitu:

TP = z (ft . Po (1+r)

t/L

t ..................

(Soemarwoto, 1985)

Page 3: EVALUASI POTENSI DEGRADASI LAHAN DENGAN ...tingkatan potensi yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Dua variabel analisis yang diguna-kan yaitu klas kemampuan lahan (Kelas I-VIII) dan tekanan

Evaluasi Potensi Degradasi Lahan dengan ... (Junun Sartohadi dan Ratih F. Putri) 3

z = Luas lahan minimal untuk hiduplayak

ft

= Persentase petani dalam populasipenduduk (f),

Po = Populasi pendudukr = Laju pertumbuhan penduduk (r),

Ada tiga klasifikasi nilai TP (tekananpenduduk), yaitu TP > 1 yang artinya telahterjadi tekanan penduduk yang melebihibatas kemampuan lahan, TP = 1 yangberarti penggunaan lahan pertanian telahoptimal terhadap kemampuan lahan, sertaTP < 1 yang artinya belum terjadi tekananterhadap lahan atau dapat dikatakan bahwalahan di daerah tersebut masih kurangtermanfaatkan.

Pada penelitian ini akan membatasianalisisnya hanya pada penentuan wilayah-wilayah yang berpotensi mengalamidegradasi lahan melalui analisa keterkaitanantara kondisi kemampuan lahan dantekanan penduduk terhadap lahan diKecamatan Kokap. Penentuan daerah yangmemiliki potensi mengalami degradasilahan dengan metode tabel silang (datakemampuan lahan dan data tekanan pendu-duk terhadap lahan pertanian) dan overlaypeta kemampuan lahan dan peta tekananpenduduk terhadap lahan. Kemudian akandiklasifikasikan/dikategorikan pada 3tingkatan potensi yaitu: tinggi, sedang danrendah. Dua variabel analisis yang diguna-kan yaitu klas kemampuan lahan (Kelas I-VIII) dan tekanan penduduk terhadap lahanpertanian (TP>1,TP=1, dan TP<1).

Rekomendasi mengenai pemanfaatanlahan untuk mengurangi laju degradasi lahandi wilayah penelitian dirumuskan secarateoritis deskriptif berdasarkan buku acuanyang digunakan. Evaluasi atas berbagai

bentuk penggunaan/pemanfaatan lahan didaerah penelitian, klas kemampuan lahan,tekanan penduduk, dan bentuk pemanfaatanlahan yang seharusnya menurut buku acuandigunakan sebagai dasar dalam penyusunanrekomendasi (Las dkk, 2006).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kemampuan Lahan Daerah PenelitianKelas kemampuan lahan di Keca-

matan Kokap didominasi oleh kelas ke-mampuan lahan IV, dengan berbagai macamfaktor pembatas yaitu kepekaan erosi,bahaya erosi, kelerengan, permeabilitas danhamparan batuan. Kelas kemampuan lahanini pada umumnya berada pada daerah yangmemiliki sudut lereng tinggi, bahaya dankepekaan erosi tinggi serta faktor fisik lainyang menyebabkan kondisi kualitas lahankurang sesuai untuk peruntukan pertanian.Pemanfaatan perangkat lunak LCLP yangmenerapkan metode matching, kelas ke-mampuan lahan akan turun atau naik sesuaidengan intensitas faktor penghambat lahan.

Faktor penghambat permanen seper-ti kelerengan merupakan faktor penghambatutama, yang tidak dapat diubah kecualidengan tindakan konservasi mekanik berupateras. Penilaian kemampuan lahan suatudaerah didasarkan atas faktor pembatas yangbersifat permanen. Faktor pembatas tersebutdapat berubah hanya apabila ada tindakanteknis berskala besar seperti pembuatanwaduk sermo dan pemasangan tangguluntuk pengendalian banjir Desa Hargo-mulyo. Pembuatan teras yang bersifat per-manen dengan penguat tebing juga dapatdikategorikan sebagai tindakan teknismemperbaiki kualitas lahan yang ada. Hasilklasifikasi kemampuan lahan di daerahpenelitian disajikan pada Tabel 1.

Page 4: EVALUASI POTENSI DEGRADASI LAHAN DENGAN ...tingkatan potensi yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Dua variabel analisis yang diguna-kan yaitu klas kemampuan lahan (Kelas I-VIII) dan tekanan

Forum Geografi, Vol. 22, No. 1, Juli 2008: 1 - 124

Tabel 1. Klasifikasi Kemampuan Lahan di Kecamatan Kokap

Catatan: KE = kepekaan erosi; e = tingkatan erosi yang telah terjadi; t = tanah; l = lerengSumber: Analisa Data Lapangan dengan LCLP

Karakteristik NO

Satuan Bentuklahan

Sub Klas Kemampuan

Lahan Kondisi Fisik Kondisi Sosial

1

Pegunungan Denudasional

Berbatuan Andesit Terkikis

Kuat

VII-l.e,P

- Lereng Curam - Tanah mudah longsor - Sumberdaya Air berasal dari waduk

sermo dan sumber mata air

- Mata pencaharian penduduk sebagai petani

- Lahan dikelola oleh penduduk dan negara

2 Perbukitan Andesit VI-l,k,t

- Lereng agak curam - Sumberdaya air kurang memadai - Pengunaan lahan aktual perkebuanan - Terdapat 15%-90% hamaparan batuan

yang menutupi permukaan

- Lahan dan perkebunan dikelola oleh penduduk

3

Lereng Kaki Pegunungan

Denudasional Berbatuan Andesit

IV-l,k,t

- Lereng bergelombang - Penggunaan lahan aktual permukiman

dan perkebunan - Kondidi tanah cukup subur - Sumberdaya Air dari waduk sermo

dan sumur

- Kepadatan penduduk geografis sedang

- kepadatan penduduk agraris sedang-tinggi

- Mata pencaharian penduduk petani

4

Pegunungan Denudasional

Berbatuan Breksi Terkikis Kuat

VII-l.e.t

- Lereng Curam - Tanah mudah longsor - Sumberdaya Air berasal dari waduk

sermo dan sumber mata air

- Mata pencaharian penduduk sebagai petani

- Lahan dikelola oleh penduduk dan negara

5 Perbukitan

Denudasional Berbatuan Breksi

VI-l,e,P

- Lereng berbukit - Musim kemarau kadang-kadang

kekurangan air - Tanah mudah longsor - Sumberdaya Air berasal dari waduk

sermo dan sumber mata air - penggunaan lahan aktual berupa

perkebunan dan permukiman

- Mata pencaharian penduduk sebagai petani

- Lahan dikelola oleh penduduk dan negara

6

Lereng Kaki Perbukitan

Denudasional Berbatuan Breksi

III-l,k,t

- Lereng bergelombang - Penggunaan lahan aktual permukiman

dan perkebunan - Kondidi tanah cukup subur - Sumberdaya Air dari waduk sermo

dan sumur

- Kepadatan penduduk geografis sedang

- kepadatan penduduk agraris sedang-tinggi

- Mata pencaharian penduduk petani

7 Lereng Kaki

Berbatuan Batu Pasir

IV-l,KE,t

- Lereng bergelombang - Penggunaan lahan aktual permukiman

dan perkebunan - Sumberdaya air dari PAM waduk

sermo dan kekurangan air dimusim kemarau

- Mata pencaharian penduduk petani

- Kepadatan penduduk geografis tinggi

- Kepadatan penduduk agraris sedang

8

Lereng Kaki Rombakan

Berbatuan Clastic Limestone

III-l-KE,e

- Lereng bergelombang - Penggunaan lahan aktual permukiman

dan perkebunan - Terdapat 3%-15% hamaparan batuan

yang menutupi permukaan - Tidak ada ancaman banjir

- Lahan dikelola oleh masyarakat

- Mata pencaharian penduduk petani

- Kepadatan penduduk geografis tinggi

- Kepadatan penduduk agraris sedang

9 Dataran Aluvial Alluvium II-KE,e,t

- Lereng datar-landai - Penggunaan lahan sawah irigasi, sawah

tadah hujan, permukiman - Sumberdaya air dari PAM Waduk

sermo dan sumur - Tanah subur

- Mata pencaharian penduduk yakni petani

- Kepadatan penduduk agraris tinggi

- Kepadatan penduduk geografis

Page 5: EVALUASI POTENSI DEGRADASI LAHAN DENGAN ...tingkatan potensi yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Dua variabel analisis yang diguna-kan yaitu klas kemampuan lahan (Kelas I-VIII) dan tekanan

Evaluasi Potensi Degradasi Lahan dengan ... (Junun Sartohadi dan Ratih F. Putri) 5

Tekanan Penduduk Terhadap LahanPertanian di Daerah Penelitian

Berdasarkan hasil perhitungandengan menggunakan rumus Soemarwoto,semua Desa di Kecamatan Kokap telahmengalami tekanan penduduk terhadaplahan pertanian dengan nilai TP > 1.Menurut keterangan sebagian penduduk,pergiliran tanaman pertanian, khususnyapertanian lahan kering, dilakukan secarabergilir sesuai dengan kebutuhan pasar akankomoditas hasil pertanian. Pergilirantanaman pertanian, seperti tanaman ketelapohon, cabe, kacang tanah, maupun ta-naman palawija lainnya. Tabel 2 menyajikanhasil klasifikasi Tekanan Penduduk (TP)terhadap lahan pertanian menurut desa.

Evaluasi Potensi Degradasi Lahan diDaerah Penelitian

Kelas kemampuan lahan dengan subkelas kemampuan atau faktor penghambatyang berat seperti kelerengan merupakankelas kemampuan lahan yang sulit untukdiubah. Kemampuan lahan pada sebagianbesar wilayah penelitian jatuh pada klas VIdan VII. Lahan pada klas kemampuan lahanVI dan VII tidak sesuai untuk kegiatanpertanian, namun oleh karena tingginyakebutuhan akan lahan pertanian yang tinggi

lahan-lahan klas ini telah dimanfaatkanuntuk kegiatan pertanian. Proses degradasilahan, dengan demikian telah terjadi danakan terus terjadi apabila tidak diubahbentuk penggunaan lahannya.

Nilai tekanan penduduk terhadaplahan merupakan faktor antropogeniksehingga bisa diperbaharui. Salah satu caramengurangi niai tekanan penduduk ter-hadap lahan pertanian, yaitu dengan mem-berikan keterampilan terhadap pendudukmengenai teknik pengolahan hasil pertanian(Ritohardoyo dan Priyono, 2005). Potensidegradasi lahan Kecamatan Kokap disaji-kan pada Tabel 3 dan Gambar 1, sedangparagraf-paragraf berikut merupakanpenjelasan mengenai potensi degradasilahan di Kecamatan Kokap menurut ben-tuklahan yang ada.

Pegunungan Denudasional BerbatuanAndesit Terkikis Kuat

Bentuklahan pegunungan denudasio-nal berbatuan andesit terkikis kuat mem-punyai kelas kemampuan lahan VII-l,e,P(faktor penghambat berupa lereng, tingkaterosi dan permeabilitas tanah). Lahan padakelas VII tidak mungkin diusahakan untukpertanian, dan hanya cocok untuk padang

Tabel 2. Klasifikasi Tekanan Penduduk Terhadap Lahan Pertaniandi Kecamatan Kokap

Sumber : Perhitungan TP dengan Rumus Soemarwoto

No Desa Nilai TKt Klasifikasi Tekanan Penduduk

1 Hargomulyo 2,36 TP>1

2 Hargorejo 6,35 TP>1

3 Hargowilis 7,63 TP>1

4 Kalirejo 3,50 TP>1

5 Hargotirto 9,67 TP>1

Page 6: EVALUASI POTENSI DEGRADASI LAHAN DENGAN ...tingkatan potensi yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Dua variabel analisis yang diguna-kan yaitu klas kemampuan lahan (Kelas I-VIII) dan tekanan

Forum Geografi, Vol. 22, No. 1, Juli 2008: 1 - 126

rumput atau pengembalaan, atau dapat jugadijadikan hutan kayu dengan sistem tebangpilih. Kenyataan di lapangan, pemanfaatan-nya adalah untuk lahan pertanian yangintensif. Tekanan penduduk terhadap lahanpertanian > 1 artinya telah terjadi tekananpenduduk yang melebihi batas kemampuanlahan. Bentuklahan ini berada di sebagiandaerah di Desa Hargowilis, Hargotirto,Hargomulyo, Kalirejo, dan Hargorejo.

Adanya kondisi lereng yang curam (45%-65%), tingkat erosi yang berat dan per-meabilitas menyebabkan bentuklahan inimemiliki potensi degradasi lahan yang tinggi.

Sudut lereng dapat memperbesarkecepatan aliran permukaan sehingga jugadapat memperbesar energi angkut air.Semakin besar sudut maka semakin besarpula erosi. Jenis erosi yang terdapat pada

Tabel 3. Klasifikasi Potensi Degradasi Lahan berdasarkan Kemampuan Lahan danTekanan Penduduk Terhadap Lahan Pertanian

No Satuan Bentuklahan Desa Cakupan

Klas Kemampuan

Lahan TP Klas Potensi

Degradasi Lahan

1 Pegunungan Denudasional Terkikis Kuat Andesit

Hargowilis, Hargorejo, Kalirejo, Hargomulyo, dan Hargotirto

VII-l.e.P TP>1 Potensi Degradasi Lahan Tinggi (PDT)

2 Perbukitan Intrusi Andesit

Kalirejo, Hargorejo dan Hargotirto

VI-l,k,t TP>1 Potensi Degradasi Lahan Tinggi (PDT)

3 Lereng Kaki Pegunungan Denudasional Andesit

Hargowilis, Hargo-rejo, Kalirejo, Har-gomulyo, dan Hargotirto

IV-l,k,t TP>1 Potensi Degradasi Lahan Sedang (PDS)

4 Pegunungan Denu-dasional Terkikis Kuat Breksi

Hargowilis dan Hargotirto

VII-l,e,t TP>1 Potensi Degradasi Lahan Tinggi (PDT)

5 Perbukitan Denudasional Breksi

Hargowilis, Hargorejo dan Hargomulyo

VI-l,e,P TP>1 Potensi Degradasi Lahan Tinggi (PDT)

6 Lereng Kaki Perbukitan Denudasional Breksi

Hargorejo, Kalirejo, dan Hargomulyo

III-l,k,t TP>1 Potensi Degradasi Lahan Sedang (PDS)

7 Lereng Kaki Berbatuan Batupasir

Hargowilis Hargorejo

IV-l,KE,t TP>1 Potensi Degradasi Lahan Sedang

8 Lereng Kaki Berbatuan Gamping

Hargorejo III-l,KE,e TP>1 Potensi Degradasi Lahan Sedang

9 Dataran Aluvial Alluvium

Hargomulyo dan Hargorejo

II-KE,e,t TP>1 Potensi Degradasi Lahan Rendah

Page 7: EVALUASI POTENSI DEGRADASI LAHAN DENGAN ...tingkatan potensi yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Dua variabel analisis yang diguna-kan yaitu klas kemampuan lahan (Kelas I-VIII) dan tekanan

Evaluasi Potensi Degradasi Lahan dengan ... (Junun Sartohadi dan Ratih F. Putri) 7

bentuklahan pengunungan denudasionalberbatuan breksi berupa erosi parit.Pemanfaatan lahan di wilayah ini yangseharusnya untuk hutan kayu dengansistem tebang pilih namun di lapanganwilayah ini telah digunakan sebagai lahanpertanian sehingga telah banyak terjadiberbagai jenis tanah longsor (landslide, rockfall, slump).

Perbukitan AndesitKelas kemampuan lahan pada

perbukitan intrusi andesit yakni VI-l,k,t.Secara administratif, kelas kemampuanlahan ini menempati Desa Hargorejo, DesaHargotirto, dan Desa Hargomulyo. Kelaskemampuan lahan IV-l,k,t menempatilokasi 26,82 % dari total luasan kelas ke-mampuan lahan di Kecamatan Kokap.Kondisi pemanfaatan lahan di wilayah iniyang berupa lahan pertanian intensif tidaksesuai karena: memiliki sudut lereng yangbesar (30-45%) sehingga sangat sesintifterhadap erosi, sangat berbatu-batu atauberpasir dan banyak mengandung banyakkerikil, tanahnya sangat dangkal atau telahmengalami erosi berat. Tanah demikianlebih sesuai untuk padang rumput ataudihutankan dengan tanaman yang dapatmenutup permukaan tanah dengan baik.Pada bentuklahan ini kondisi tekananpenduduk terhadap lahan pertanian > 1.Adanya kondisi sudut lereng yang besar(30%-35%), tekstur tanah geluh pasiran dankedalaman tanah yang dangkal menyebab-kan bentuklahan ini memiliki potensidegradasi lahan yang tinggi. Jenis erosi yangterjadi pada bentuklahan ini berupa erosialur hingga erosi parit.

Lereng Kaki Pegunungan Denu-dasional Berbatuan Andesit

Bentuklahan lereng kaki pegunungandenudasional berbatuan andesit mempu-

nyai kelas kemampuan lahan IV-l,k,t dantekanan penduduk terhadap lahan perta-nian > 1. Lahan kelas VI tidak sesuai untuktanaman semusim, lahan ini lebih sesuaiuntuk padang rumput tau dihutankandengan tanaman yang dapat menutup tana-man dengan baik. Adanya kondisi sudutlereng yang cukup tinggi (15%-30%),kedalaman tanah yang dangkal dan teksturtanah geluhan menyebabkan bentuklahanini memiliki potensi degradasi lahan yangsedang. Jenis erosi yang terjadi padabentuklahan ini berupa erosi alur hinggaerosi parit. Secara administratif, kelaskemampuan lahan IV-l,k,t meliputi sebagiandaerah di Desa Hargowilis, Desa Hargorejo,Desa Hargotirto, Desa Hargomulyo, danDesa Kalirejo.

Pegunungan Denudasional BerbatuanBreksi Terkikis Kuat

Bentuklahan pegunungan denuda-sional berbatuan breksi terkikis kuatmempunyai kelas kemampuan lahan VII-l,e,t. Tanah kelas VII tidak mungkin di-usahakan untuk pertanian, dan hanya cocokuntuk padang rumput atau pengembalaan,atau dapat juga dijadikan hutan kayudengan sistem tebang pilih yang hati-hati.Tekanan penduduk terhadap lahanpertanian > 1. Adanya kebutuhan lahanyang tinggi telah mengakibatkan wilayah inidimanfaatkan untuk lahan pertanian inten-sif sehingga telah terjadi degradasi lahan.Adanya kondisi lereng yang curam (45%-65%), kepekaan erosi tinggi dan tingkaterosi yang berat menyebabkan bentuklahanini memiliki potensi degradasi lahan yangtinggi. Kemiringan dan panjang lerengadalah dua unsur topografi yang palingberpengaruh terhadap aliran permukaandan erosi. Jika sudut lereng semakin besarmaka semakin besar pula erosi. Jenis erosiyang terdapat pada bentuklahan pegu-

Page 8: EVALUASI POTENSI DEGRADASI LAHAN DENGAN ...tingkatan potensi yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Dua variabel analisis yang diguna-kan yaitu klas kemampuan lahan (Kelas I-VIII) dan tekanan

Forum Geografi, Vol. 22, No. 1, Juli 2008: 1 - 128

nungan denudasional berbatuan breksiberupa erosi parit. Berdasarkan penga-matan di lapangan, pada bentuklahan inibanyak terjadi berbagai bentuk tanahlongsor. Bentuklahan ini berada di sebagiandaerah di Desa Hargowilis dan DesaHargotiro.

Perbukitan Denudasional BerbatuanBreksi

Kelas kemampuan lahan padaperbukitan denudasional breksi yakni VI-l,e,P. Kelas kemampuan lahan ini meliputiDesa Hargowilis, Desa Hargorejo, danDesa Hargomulyo. Pada bentuklahan inikondisi tekanan penduduk terhadap lahanpertanian > 1. Adanya faktor pembatasberupa kondisi lereng akan mempengaruhipotensi terjadinya degradasi lahan padabentuklahan ini. Tekstur tanah padabentuklahan ini berupa geluh lempungan(agak halus), hal ini menjadi salah satupenyebab potensi kerusakan lahan yangtinggi. Kelas lereng bentuklahan ini yaknikelas VI (30%-45%) dengan relief berbukit.Tanah kelas VI tidak sesuai untuk diolahbagi tanaman semusim, misalnya karenamemiliki kemiringan yang terjal (30-45%)sehingga sangat sesintif terhadap erosi,sangat berbatu-batu atau berpasir dan ba-nyak mengandung banyak kerikil, tanahnyasangat dangkal atau telah mengalami erosiberat. Lahan yang demikian lebih sesuaiuntuk padang rumput atau dihutankandengan tanaman yang dapat menutuptanaman dengan baik. Proses erosi padabentuklahan ini meninggalkan bekas yangnyata diatas permukaan tanah. Bekas-bekas tersebut merupakan indikator lajuerosi di suatu daerah. Bekas erosi yang se-makin nyata dan dapat terlihat kenampak-kan dengan jelas menunjukkan bahwa lajuerosi tinggi. Jenis erosi yang terdapat padabentuklahan perbukitan denudasional

berbatuan breksi berupa erosi alur hinggaerosi parit.

Lereng Kaki Perbukitan DenudasionalBerbatuan Breksi

Lereng kaki perbukitan denudasionalberbatuan breksi memiliki kemiringanlereng 8%-15% (relief agak miring–bergelombang). Kondisi lereng padabentuklahan ini mengakibatkan adanyapotensi sebagai tempat deposisional bagidaerah diatasnya. Tekanan pendudukterhadap lahan pertanian pada bentuklahanini yakni TP>1. Kelas kemampuan lahanpada lereng kaki pegunungan denudasionalberbatuan breksi adalah III-l,k,t. Adanyafaktor pembatas berupa kemiringan lereng,kedalaman tanah yang dangkal dan teksturtanah geluhan menyebabkan daerah inimemiliki potensi erosi yang sedang. Jeniserosi berupa erosi lembar dan erosi alur.Secara administratif, kelas kemampuanlahan ini meliputi Desa Hargowilis, DesaHargorejo, Desa Hargotirto, Desa Hargo-mulyo, dan Desa Kalirejo. Berdasarkanhasil analisa data, bentuklahan ini memilikitingkat potensi degradasi lahan sedang.Tanah demikian memerlukan perlakuankhusus untuk usaha pertanian, sepertipenanaman dalam strip, penanaman menu-rut garis kontur, pembuatan terras-terras,pergiliran dengan tanaman penutup tanah,serta perlakuan lain yang bertujuan untukpengawetan tanah dan air, pengendalianerosi serta meningkatkan produktifitaslahan.

Lereng Kaki Berbatuan Batu PasirBentuklahan lereng kaki berbatuan

batu pasir mempunyai tekanan pendudukterhadap lahan pertanian > 1. Satuanbentuklahan lereng kaki berbatuan batupasir memiliki kelas kemampuan lahan IV-l,KE,t. Faktor pembatas pada kemampuan

Page 9: EVALUASI POTENSI DEGRADASI LAHAN DENGAN ...tingkatan potensi yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Dua variabel analisis yang diguna-kan yaitu klas kemampuan lahan (Kelas I-VIII) dan tekanan

Evaluasi Potensi Degradasi Lahan dengan ... (Junun Sartohadi dan Ratih F. Putri) 9

lahan ini yakni kemiringan lereng, kepekaanerosi dan tekstur tanah. Satuan bentuklahanlereng kaki rombakan berbatuan sandstoneini berelief bergelombang (8%-15%).Secara administratif, bentuklahan ini meli-puti sebagian Desa Hargowilis dan Hargo-rejo di Kecamatan Kokap. Berdasarkanhasil analisa data, bentuklahan ini memilikitingkat potensi degradasi lahan sedang. Halini dipengaruhi oleh adanya kemiringanlereng yang landai dan kepekaan erosi yangsangat tinggi mengakibatkan berpotensiterjadinya longsor dan erosi yang intensif.Jika tanah pada kelas IV dipergunakan un-tuk usaha pertanian maka memerlukantindakan khusus pengawetan tanah yanglebih berat dan lebih terbatas waktu peng-gunaannya untuk tanaman semusim. Jikadiperlukan untuk tanaman semusimdiperlukan teras dan perbaikan drainase,atau pembuatan parit-parit penghambataliran permukaan, atau pergiliran dengantanaman penutup tanah/makanan ternak(fallow) selama 3-5 tahun.

Lereng Kaki Berbatuan Batu GampingLereng kaki berbatuan batu gamping

mempunyai kelas kemampuan lahan III-l,KE-e (faktor pembatas berupa lereng mir-ing, kepekaan erosi, dan tingkat bahayaerosi). yang bertujuan untuk pengawetantanah dan air, pengendalian erosi serta me-ningkatkan produktifitas lahan. Secara ad-ministratif, kelas kemampuan lahan inimeliputi sebagian daerah di Desa Hargo-rejo. Bentuklahan ini kondisi tekanan pen-duduk terhadap lahan pertanian > 1. Ber-dasarkan hasil analisa data, bentuklahan inimemiliki tingkat potensi degradasi lahansedang. Adanya relief yang bergelombangdan kepekaan erosi yang agak tinggi menye-babkan daerah ini memiliki tingkat bahayaerosi yang tinggi. Jenis erosi yang terjadipada bentuklahan ini berupa erosi lembar

dan erosi parit. Tanah kelas III memerlukanperlakuan khusus untuk usaha pertanian,seperti penanaman dalam strip, penanamanmenurut garis kontur, pembuatan teras-teras, pergiliran dengan tanaman penutuptanah yang bertujuan untuk pengawetantanah dan air, pengendalian erosi sertameningkatkan produktifitas lahan.

Dataran AluvialBentuklahan dataran aluvial mem-

punyai tekanan penduduk terhadap lahanpertanian >1. Dataran aluvial alluviummemiliki kelas kemampuan lahan II-KE,e,tyang meliputi sebagian Desa Hargomulyodan Hargorejo di Kecamatan Kokap. Tanahkelas kemampuan lahan II ini mempunyaibeberapa keterbatasan seperti lahan tidaklandai (berlereng sekitar 5%), agak pekaterhadap erosi, lapisan solum agak dangkal(90 cm), dan bertekstur halus sampai agakkasar. Tanah kelas II masih cocok untuksegala usaha pertanian dengan didahuluiperlakuailin-perlakuan praktis dan ringan,misalnya pengolahan menurut kontur,pergiliran tanaman dengan tanamanpenutup tanah atau pupuk hijau, danusaha-usaha pengawetan tanah dan airlainnya. Berdasarkan hasil analisa data,bentuklahan ini memiliki tingkat potensidegradasi lahan rendah. Jenis erosi yangterdapat di daerah ini yakni jenis erosipercik dan erosi alur.

Rekomendasi Penanganan DegradasiLahan

Kondisi fisik lahan di KecamatanKokap berupa lereng yang curam, jenistanah yang didominasi tanah lempungan,dan curah hujan yang tinggi, areal hutanyang sempit tersebut dapat menyebabkanterjadinya tanah longsor. Air hujan tidakdapat terinfiltrasi kedalam tanah apabilatidak ada akar-akar tanaman hutan,

Page 10: EVALUASI POTENSI DEGRADASI LAHAN DENGAN ...tingkatan potensi yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Dua variabel analisis yang diguna-kan yaitu klas kemampuan lahan (Kelas I-VIII) dan tekanan

Forum Geografi, Vol. 22, No. 1, Juli 2008: 1 - 1210

Gambar 1. Peta Potensi Degradasi Lahan di Kecamatan Kokap

Page 11: EVALUASI POTENSI DEGRADASI LAHAN DENGAN ...tingkatan potensi yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Dua variabel analisis yang diguna-kan yaitu klas kemampuan lahan (Kelas I-VIII) dan tekanan

Evaluasi Potensi Degradasi Lahan dengan ... (Junun Sartohadi dan Ratih F. Putri) 11

sehingga air hujan tersebut menjadilimpasan permukaan (surface run-off) yangdapat berpotensi menyebabkan erosi danbanjir. Keberadaan hutan tidak hanya untukmelindungi dari bahaya erosi dan banjir didataran aluvial yang sempit di daerahpenelitian, tetapi juga untuk melindungisumberdaya air di Kecamatan Kokap.Kemerosotan atau degradasi lahan seringdikaitkan dengan pemanfaatan lahan yangtidak mengikuti aspek keseimbangan inputdan output. Input berkaitan denganperbaikan tanah atau penyuburan dan pe-mupukan pada kegiatan budidaya, sedang-kan output dikaitkan dengan serapan haraoleh tanaman dan kemungkinan tercucinyahara melalui mekanisme erosi.

Untuk mengurangi potensi terjadinyadegradasi lahan maka dapat dilakukanbeberapa cara mengatasinya. Kondisi tanahsebagian besar tanah di Kecamatan Kokapmempunyai tingkat kesuburan yang ren-dah, namun masih mempunyai potensiuntuk dipulihkan atau ditingkatkan produk-tivitasnya. Selama ini degradasi lahan ba-nyak terdapat pada kawasan marginal, yaitutanahnya berupa lahan kering dan petaninyajuga mempunyai tingkat status ekonomiyang rendah. Dengan input usaha tani danteknologi pengelolaan lahan kering yangrendah, marginalisasi lahan terus akanterjadi yang pada akhirnya mengakibatkanlahan berkecenderungan makin terdegra-dasi baik fisik maupun kimia. Di lahan yangberlereng curam, proses degradasi tanahakan cepat terjadi karena adanya erosi.Berbagai bentuk teknik konservasi mekanikberupa teras dan guludan telah diterapkandi daerah penelitian, namun bentuk dankonstruksinya belum sempurna. Kondisitanah yang tipis dan sudut lereng yang besartelah mengakibatkan teras tidak dapatdibuat secara baik. Pemanfaatan lahan

dengan pengolahan minimum merupakansalah satu cara terbaik untuk menekan lajudegradasi. Pemilihan jenis tanaman kerasyang tepat dan bernilai ekonomis tinggiperlu dilakukan (Paimin, 2005; Subaktini,2006).

Perubahan bentuk penggunaan lahanuntuk pertanian menjadi lahan perkebunanjuga sangat dianjurkan agar tingkat pengu-sikan terhadap tanah dapat dikurangi.Sektor perkebunan, khususnya untuk kela-pa dan buah-buahan berupa manggis, duku,dan durian berdasarkan data statistik keca-matan ternyata sangat mendukung besarnyapendapatan bagi penduduk di wilayahpenelitian. Adanya industri pembuatan gulakelapa, penyulingan minyak nabati adalahdua contoh kegiatan pertanian yang dapatdikembangkan di daerah penelitian untukmengurangi besarnya tekanan pendudukpada lahan pertanian.

KESIMPULANKelas kemampuan lahan yang ter-

dapat di Kecamatan Kokap bervariasi sesuaidengan satuan bentuklahan. Kelas kemam-puan lahan yang ada di Kecamatan Kokapberkisar antara Kelas II-VII dengan faktorpembatas berupa lereng, kepekaan erosi,tekstur, permeabilitas dan kedalaman tanah.

Tekanan penduduk terhadap lahanpertanian di daerah penelitian, yakni: TP> 1 yang meliputi Desa Hargowilis, DesaHargotirto, Desa Hargorejo, Desa Kalirejodan Desa Hargomulyo. Nilai TP > 1menunjukkan bahwa daerah ini telahmengalami tekanan penduduk terhadaplahan pertanian yakni tekanan penduduktelah melebihi batas kemampuan lahan.

Potensi degradasi lahan di Keca-matan Kokap memiliki tingkat potensi

Page 12: EVALUASI POTENSI DEGRADASI LAHAN DENGAN ...tingkatan potensi yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Dua variabel analisis yang diguna-kan yaitu klas kemampuan lahan (Kelas I-VIII) dan tekanan

Forum Geografi, Vol. 22, No. 1, Juli 2008: 1 - 1212

degradasi lahan tinggi meliputi bentuklahanPegunungan Denudasional BerbatuanAndsit Terkikis Kuat, Perbukitan IntrusiAndesit, Pegunungan Denudasional Ber-batuan Breksi Terkikis Kuat, PerbukitanDenudasional Berbatuan Breksi. Secaraadministratif meliputi sebagian daerah diDesa Hargowilis, Hargorejo, Hargotirto,Kalirejo, dan Hargomulyo.

Pengakuan (Acknowlegement)Penelitian ini merupakan sebagian

kecil dari penelitian besar yang bertemaEvaluasi Daya Dukung Lingkungan Kabu-

paten Kulon Progro, Daerah IstimewaYogyakarta yang dipimpin oleh penulis Ipada peper ini. Sebagian dari penelitian inioleh penulis II kemudian dijadikan sebagaipenelitian S1 dengan ditambah data yanglebih detil mengenai lokasi penelitiandibawah bimbingan penulis I. Kedua penulispaper ini mengucapkan terima kasih yangsebesar-besarnya kepada seluruh tim pene-litian yang terdiri dari mahasiswa peserta KKLIII Jurusan Geografi Fisik angkatan 2003 danjuga mahasiswa KKN PPM UGM Penge-lolaan Lingkungan DAS Serang KabupatenKulon Progro periode Februari 2006.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S, 2000, Konservasi Tanah dan Air, IPB, Bogor

Las, I., K. Subagyono, dan A.P. Setiyanto, 2006. Isu dan Pengelolaan Lingkungan DalamRevitalisasi Pertanian. Prosiding Seminar: Multifungsi dan Revitalisasi Pertanian. Editor:A. Dariah, N.L. Nurida, Irawan, E. Husen, F. Agus. Badan Penelitian danPengembangan Pertanian, Dep. Pertanian R.I, Bogor 27-28 Juni 2006.

Paimin, 2005. Efektivitas Hutan tanaman Mahoni (Swietenia Macrophylla) dalamMengendalikan Erosi dan Limpasan. Forum Geografi Vol 19 No. 1. Juli 2005

Slaymaker, O., and T. Spencer, 1998. Physical Geography and Global Environmental Change.Longman Ltd., Edinburgh U.K.

Soemarwoto, O., 1985. A Qualitative of Population Pressure and It’s Potential Use inDevelopment Planning. Majalah Demografi Indonesia, 12 (24)

Subaktini, D., 2005. Analisis Sosial Ekonomi Masyaraat di Zona Rehabilitasi Taman NasionalMeru Betiri, Jawa Timur (Kasus di Desa Andongrejo, Wonoasri, Curahnongko danSanenrejo). Forum Geografi Vol 20 No. 1, Juli 2006

Ritohardoyo, S., dan Priyono, 2005. Perkembangan Permukiman dan Perubahan Daya DukungLingkungan Perdesaan Daerah Aliran Sungai Progo. Forum Geografi Vol 19 No. 2.Desember 2005