EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM Studi Kasus pada Perusahaan Kosmetik PT COSMAR Jl. Pulo Buaran III Blok R No. 2, Pulo Gadung, Jakarta Timur SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh : ELFIRA MARLINA PRISILA NIM: 021334035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Embed
EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK BERDASARKAN …repository.usd.ac.id/8605/2/021334035_Full.pdf · harga pokok produk yang dihitung menurut Activity Based Costing System. Pengumpulan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK
BERDASARKAN
ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
Studi Kasus pada Perusahaan Kosmetik PT COSMAR Jl. Pulo Buaran III Blok R No. 2, Pulo Gadung, Jakarta Timur
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
ELFIRA MARLINA PRISILA
NIM: 021334035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK
BERDASARKAN
ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
Studi Kasus pada Perusahaan Kosmetik PT COSMAR Jl. Pulo Buaran III Blok R No. 2, Pulo Gadung, Jakarta Timur
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
ELFIRA MARLINA PRISILA
NIM: 021334035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
Janji Penyertaan Allah: Mintalah maka akan diberikan kepadamu,
carilah maka kamu akan mendapat, ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu.
Apa saja yang kau minta kepada BAPA-Ku dengan nama-Ku, Dia akan memberikannya kepadamu.
Langit dan bumi akan musnah, tetapi sabda-Ku tidak akan musnah.
Jika engkau hendak menyenangkan Daku, percayalah kepada-Ku. Jika engkau hendak lebih menyenangkan Daku,
berharaplah pada-Ku selalu. Janganlah kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada ALLAH dalam doa.
Janganlah takut sebab Aku menyertai engkau, Janganlah bimbang sebab Aku ini ALLAHmu.
Janji lepas dari ketakutan:
Maka engkau, janganlah takut hai hamba-Ku Yakub, janganlah gentar hai Israel.
Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, ALLAH-MU, menyertai engkau kemanapun engkau pergi.
Karena yang paling kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.
Aku tidak mendapat ketenangan dan ketentraman, aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahan yang timbul.
TUHAN telah mendengar permohonanku, TUHAN menerima doaku. Semua musuhku mendapat malu dan sangat terkejut,
mereka mundur dan mendapat malu dalam sekejap mata. Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatanMu yang ajaib, aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur
bagi namaMu ya Mahatinggi, sebab musuhku mundur , tersandung jatuh dan binasa di hadapanMu.
? ? ? ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan teristimewa untuk:
Bapa-Ku di surga, Tuhan Yesus dan Bunda Maria, serta Roh Kudus
Bapakku Yustinus Suharto
Ibuku Veronika Adelfa Leonora
Kakakku Anastasia Anggeline Melinda, S.Pd.
Aku Theodosia Elfira Marlina Prisila
Adikku Agustina Merdiliana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
Studi Kasus: Perusahaan Kosmetik PT COSMAR
Jl. Pulo Buaran III Blok R No. 2, Jakarta Timur
Elfira Marlina Prisila Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perhitungan harga pokok produk yang dilakukan oleh PT COSMAR, apakah kondisi perusahaan memenuhi syarat untuk penerapan Activity Based Costing System, dan mengetahui perbedaan antara harga pokok produk yang dihitung oleh perusahaan dengan harga pokok produk yang dihitung menurut Activity Based Costing System.
Pengumpulan data diperoleh dengan teknik dokumentasi, wawancara, dan observasi langsung. Kamudian data dianalisis dengan langkah: 1) Menyajikan laporan perhitungan harga pokok produk yang ditentukan perusahaan; 2) Menghitung harga pokok produk berdasarkan Activity Based Costing System. Sebagai cost driver dan aktivitasnya berupa jumlah karyawan, jumlah kwh, jumlah jam inspeksi, dan Luas area pabrik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Harga pokok produk untuk Lip Gloss Kluge Purple LGK5N yang dihitung berdasarkan sistem konvensional menghasilkan harga pokok lebih rendah sebesar Rp 11.029,44,-, bila dibandingkan dengan perhitungan ABC System sebesar Rp 12.222,80,-, dan memiliki presentase selisih sebesar 10,81%; 2) Harga pokok produk untuk Two Way Cake Godet Light Yellow yang dihitung berdasarkan sistem konvensional menghasilkan harga pokok lebih tinggi sebesar Rp 11.530,34, bila dibandingkan dengan perhitungan ABC System sebesar Rp 10.042,07 dan memiliki presentase selisih sebesar 9,79%; 3) Harga pokok produk untuk Mascara Hitam yang dihitung berdasarkan sistem konvensional menghasilkan harga pokok yang rendah sebesar Rp 12.004,34, bila dibandingkan dengan perhitungan ABC System sebesar Rp 12.413,12 dan memiliki presentase selisih sebesar 3,41%. 4) Selisih ini terjadi karena dalam perhitungan ABC System untuk pembebanan biaya overhead pabrik dikenakan cost driver yang berbeda-beda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
EVALUATION OF DETERMINING THE COST PRICE OF PRODUCT BASED ON “ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM”
A Case Study at PT COSMAR Cosmetics Company Jalan Pulo Buaran III Blok R No. 2, Jakarta Timur
Elfira Marlina Prisila
Sanata Dharma University Yogyakarta
2007
The purposes of the research are to know (1) how to calculate the cost price done by PT COSMAR; (2) whether the condition of the company fulfills the requirement to apply Activity Based Costing System and (3) the difference between the cost price of product counted by the company and the cost price of product counted by Activity Based Costing System.
The techniques of data collection were interview, documentation and direct observation. The technique of analyzing the data follows the following steps: (1) present the report of the cost price of product determined by the company and (2) counting the cost price of product based on Activity Based Costing System. As the cost drivers of its activity are number of employees, the kwh total, the amount of inspection hours and the width of factory area.
The results of this research show that (1) the cost price of “Lip Gloss Kluge Purple LGK5N” product counted based on conventional system is Rp 11,029.44. It is lower than if it is counted by Activity Based Costing System namely Rp 12,222.80. It has 10.81% difference; (2) the cost price of “Two Way Cake Godet Light Yellow” product counted based on conventional system is Rp 11,530.34. It is higher than if it is counted by Activity Based Costing System namely Rp 10,042.07, and it has 9.79% difference; (3) the cost price of “Black Mascara” product counted based on conventional system presents lower cost price, Rp 12,004.34, than if it is counted by Activity Based Costing System namely Rp 12,413.12, and it has 3.41% difference; 4) this is differences caused by the different cost driver charge in counting Activity Based Costing System.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas
rahmat, berkat, kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Evaluasi Penentuan Harga Pokok Produk Berdasarkan
Activity Based Costing System”. Tujuan penulisan skripsi ini salah satunya adalah
untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1 pada
Program Studi Pendidikan Akuntansi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari banyak sekali hambatan-
hambatan, namun berkat doa, bimbingan, nasihat, dan dukungan dari semua
pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu atas
terselesainya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd,. M.Si. Selaku Ketua Jurusan Program
Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tabel V.13 : Pool Rate – Facility level activity.......................................... 75
Tabel V.14 : Proses pembebanan BOP dengan ABC System ..................... 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Tabel V.15 : Perhitungan harga pokok produk dengan ABC System ......... 77
Tabel V.16 : Perbandingan perhitungan harga pokok produksi antara
sistem konvensional dengan ABC System ............................. 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan-perusahaan baik di bidang manufaktur maupun jasa banyak
yang mengeksploitasi teknologi proses yang baru, sistem penanganan material
dan persediaan yang baru, kemampuan yang berdasarkan komputer dalam
desain, perekayasaan dan produksi, serta pendekatan yang baru dalam
manajemen tenaga kerja. Akan tetapi pengembangan yang meyakinkan ini
ditunjang oleh suatu fondasi yang telah usang, sehingga memerlukan suatu
perbaikan. Kebanyakan akuntansi dan sistem pengendalian mempunyai
masalah-masalah besar. Mereka mendistorsi biaya produk, mereka tidak
menghasilkan data non keuangan penting yang diperlukan untuk operasi yang
efektif dan efisien.
Perhatian terhadap mutu produk dan proses, tingkat persediaan dan
perbaikan kebijakan angkatan kerja membuat manufakturing sebagai elemen
kunci strategi perusahaan yang ingin meningkatkan daya saing. Apalagi pada
saat ini perkembangan berbagai jenis perusahaan manufaktur meningkat pesat,
sehingga informasi akuntansi yang akurat menjadi kebutuhan utama bagi
perusahaan.
Persaingan yang semakin meningkat mendorong perusahaan untuk
melakukan diversifikasi produk. Hal ini menyebabkan produk yang
dihasilkan menjadi kompleks (multi-product). Demikian pula dengan biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang dibutuhkan/terjadi dan juga proses pembebanannya ke suatu produk
menjadi kompleks. Untuk itu diperlukan sistem akuntansi biaya yang dapat
mengakumulasikan biaya-biaya secara tepat serta dapat membebankan biaya-
biaya tersebut dengan akurat. Dengan informasi biaya yang akurat ini manajer
dapat memperbaiki mutu produk atau pelayanan, menetapkan strategi
pemasaran yang tepat, serta menetapkan harga pokok produk secara
kompetitif. Penetapan harga pokok yang tepat dapat memberikan pengaruh
yang besar bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan dan juga dalam
pencapaian volume penjualan yang diharapkan.
Namun, sistem akuntansi biaya yang selama ini digunakan oleh
perusahaan yaitu sistem akuntansi biaya tradisional tidak secara akurat
mengkalkulasi biaya produk dan salah mengarahkan penetapan harga dan
strategi pemasaran. Sistem biaya tradisional memberi sedikit ide kepada
manajemen dimana harus dikurangi pengeluaran pada waktu mendesak.
Sistem tersebut hanya memberikan laporan menejemen dengan menunjukkan
dimana biaya dikeluarkan dan tidak ada indikasi apa yang menyebabkan
timbulnya biaya sehingga mengacaukan pengambilan keputusan menejemen.
Untuk memperbaiki sistem biaya tradisional tersebut, telah ditemukan
suatu manajemen biaya yang mampu menghasilkan informasi biaya yang lebih
akurat. Sistem ini disebut Activity Based Costing System (Sistem ABC).
Sistem ABC dikembangkan untuk memahami dan mengendalikan biaya tidak
langsung (Indirect cost). Karena sistem ini menelusuri biaya ke setiap
aktivitas yang ada. Biaya-biaya tersebut dibebankan ke produk sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tingkatannya sehingga biaya produk tidak terdistorsi. Dengan cara ini
manajemen dapat mengendalikan terjadinya aktivitas.
Saat ini sistem ABC belum banyak digunakan pada perusahaan
manufaktur untuk membebankan biaya overhead ke produk. Biasanya
perusahaan manufaktur dalam menentukan biaya produk masih membebankan
biaya produk dengan menggunakan tarif tunggal, dimana menggunakan
pemicu biaya yang berkaitan dengan volume yang berarti alokasi biaya
berdasarkan volume akan menimbulkan distorsi dalam penetapan harga pokok
produksi yang tidak menggambarkan penyerapan sumber daya secara tepat,
sehingga informasi biaya produk menjadi kurang relevan. Maka dari itu
sepatutnya suatu perusahaan manufaktur menerapkan sistem ABC agar tetap
eksis diantara perusahaan lainnya yang sejenis.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis ingin mencoba melakukan
penelitian tentang penentuan harga pokok produk berdasarkan aktivitas. Maka
penulis mengambil judul EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK
PRODUK BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM.
Studi kasus pada perusahaan cosmetik PT COSMAR di Jakarta Timur.
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis hanya membatasi masalah pada
perhitungan harga pokok produk suatu perusahaan yang akan dibandingkan
dengan perhitungan harga pokok produk dengan menggunakan metode
Activity Based Costing. Apabila sebelumnya perusahaan tidak menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
sistem ABC dalam menentukan harga pokok produk, maka perhitungan yang
dilakukan oleh peneliti akan digunakan sebagai syarat penelitian secara umum
dan tidak harus dipraktekkan pada perusahaan tersebut.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perhitungan harga pokok produk yang dilakukan oleh
perusahaan?
2. Apakah kondisi perusahaan memenuhi syarat untuk penerapan metode
Activity Based Costing?
3. Apakah ada perbedaan antara harga pokok produk yang dihitung oleh
perusahaan dengan harga pokok produk yang dihitung menurut metode
Activity Based Costing?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui cara perhitungan harga pokok produk yang dilakukan
oleh perusahaan.
2. Untuk mengetahui kondisi perusahaan, sehingga memungkinkan untuk
menerapkan sistem Activity Based Costing.
3. Untuk mengetahui perbedaan antara harga pokok produk yang dihitung
oleh perusahaan dengan harga pokok produk yang dihitung menurut
metode Activity Based Costing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan apabila perusahaan
ingin menerapkan metode penentuan harga pokok produk berdasarkan
aktivitas, karena sistem ini merupakan hal baru yang mempu menyediakan
informasi biaya dengan lebih baik, sehingga dengan demikian perusahaan
dapat memperbaiki sistem penentuan harga pokok produk yang saat ini
masih diterapkan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan
dan dapat sebagai bahan informasi untuk melakukan penelitian
selanjutnya.
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta
dapat menerapkan teori- teori yang ada pada perkuliahan ke dalam praktek
yang sesungguhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
TINJAUAN TEORETIK
A. Akuntansi Biaya
Akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan, dan penyajian dengan cara-cara tertentu, biaya-biaya pembuatan
dan penjualan produk atau penyerahan jasa, serta menafsirkan terhadap
hasilnya.
Ditinjau dari fungsinya, akuntansi biaya didefinisikan sebagai suatu
kegiatan yang menghasilkan informasi biaya yang dapat dipakai sebagai dasar
pertimbangan pengambilan keputusan manajemen (Muhadi, 2001:1).
Akuntansi biaya ditujukan bagi manajemen (intern), dalam mengelola
perusahaannya, maka akuntansi biaya dirancang sesuai dengan kepentingan
manajemen. Akuntansi biaya diharapkan mampu memberikan informasi biaya
yang bermanfaat untuk : (1) perencanaan dan pengendalian biaya, (2)
penentuan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dengan
tepat, (3) pengambilan keputusan oleh manajemen (Supriyono, 1985:14).
B. Pengertian Harga Pokok Produk
Harga pokok produk adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk kas yang dibayarkan, nilai aktiva yang diserahkan, nilai jasa yang diserahkan, hutang yang timbul, dan tambahan modal dalam rangka pemilikan barang dan jasa yang diperlukan oleh perusahaan baik jasa pada masa lalu dan pada masa yang akan datang. (Supriyono, 1995:16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Dalam hubungannya dengan fungsi produksi, tercatat 3 elemen biaya
yang membentuk harga pokok produk. Ketiga elemen tersebut adalah
(Supriyono, 1995:20-21):
1. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai
dalam pengolahan produk.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah semua karyawan perusahaan yang
memberikan jasa kepada perusahaan.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung, yang elemennya digolongkan ke dalam biaya bahan
penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, penyusutan dan amortisasi
aktiva tetap pabrik, reparasi dan pemeliharaan pabrik, biaya listrik dan air,
biaya asuransi pabrik, dan biaya overhead lain- lain.
C. Biaya
1. Pengertian Biaya
Biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini
atau dimasa yang akan datang bagi organisasi. Biaya (cost) mengukur
pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
(Hansen dan Mowen, 1997:36) dan (Rayburn, 1994:4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Penggolongan Biaya
Menurut Mulyadi (1993:14-17) biaya dapat digolongkan dengan
berbagai cara, antara lain:
a. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran.
Dasar penggolongannya adalah nama objek pengeluaran.
Misalkan nama obyek pengeluarannya adalah bahan bakar, maka
semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut
biaya bahan bakar.
b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan.
Dalam penggolongan ini biaya dikelompokkan menjadi tiga yaitu
biaya produksi, biaya pemasaran serta biaya administrasi dan umum.
c. Penggolongan biaya menurut hubungannya dengan sesuatu yang
dibiayai.
Sesuatu yang dibiayai ini dapat berupa produk atau departemen.
Biaya ini digolongkan dengan biaya langsung dan biaya tidak
langsung.
d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungan dengan
perubahan volume kegiatan.
Biaya digolongkan menjadi tiga yaitu biaya variabel, biaya semi
variabel dan biaya tetap.
e. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu dan manfaatnya.
Biaya ini digolongkan menjadi dua yaitu pengeluaran modal dan
pengeluaran pendapatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
3. Metode Pembebanan Biaya
Ada tiga metode pembebanan biaya, yaitu (Hansen dan Mowen,
1997:38-40):
a. Penelusuran Langsung
Merupakan suatu proses pengidentifikasian dan pembebanan
biaya yang berkaitan secara khusus dan secara fisik dengan suatu
objek. Penelusuran langsung merupakan metode yang paling akurat.
b. Penelusuran Penggerak
Merupakan penggunaan penggerak untuk membebankan biaya ke
objek biaya. Keakuratan penelusuran penggerak tergantung pada
kualitas hubungan kausal yang digambarkan oleh penggerak.
c. Alokasi
Merupakan metode yang tingkat keakuratan pembebanan biayanya
paling rendah dan penggunaannya harus seminimal mungkin.
Keunggulannya adalah kemudahan dan rendahnya biaya implementasi.
D. Akuntansi Biaya Tradisional
Dalam akuntansi biaya tradisional ini terdapat dua pendekatan dalam
menentukan harga pokok produksi yaitu harga pokok penuh (full costing) dan
harga pokok variabel (variable costing). Full costing merupakan metode
penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya
produksi dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik baik yang tetap maupun yang variabel ke dalam harga pokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
produksi. Pendekatan metode full costing ditujukan untuk kepentingan pihak
eksternal. Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok
produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel ke dalam
harga pokok produksi yaitu, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik variabel (Mulyadi, 1993:6).
Keterbatasan akuntansi biaya tradisional sebagai berikut:
1. Sistem ini tidak memberikan gambaran yang menyeluruh terhadap seluruh
aktivitas yang dilakukan perusahaan.
2. Penguraian suatu perusahaan ke pusat-pusat pertanggungjawaban yang
kaku dan menekankan penggunaan proses yang pendek menghalangi
perusahaan bersaing secara global.
3. Sistem akuntansi biaya tradisional kurang mampu mengungkapkan sebab-
sebab timbulnya biaya. Akibatnya manajemen tidak dapat mengambil
keputusan untuk mengelola biaya dengan baik.
E. Keusangan Akuntansi Manajemen Tradisional (Supriyono, 1994: 620-
621):
1. Dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi lingkungan yang sudah
banyak berubah. Perubahan ditandai dengan globalisasi perekonomian
dunia yang tidak dapat dihindari, perubahan basis persaingan ke arah
kemampuan menufaktur, lonjakan teknologi yang semakin terintegrasi,
dan daur hidup produk yang semakin pendek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Cenderung mengejar laba jangka pendek dengan mengabaikan keputusan-
keputusan strategis. Keputusan strategis diperlukan oleh setiap perusahaan
agar tetap survive dalam persaingan global.
3. Persaingan global yang semakin ketat disertai dengan kebutuhan
konsumen terhadap produk-produk yang lebih berkualitas, beranekaragam,
handal dan harga yang terjangkau telah mendorong perusahaan untuk
mengubah strateginya.
4. Modelnya masih menggunakan klasifikasi kerangka rekening dalam
struktur organisasi untuk mengumpulkan biaya-biaya sehingga
menghasilkan visibilitas biaya yang tidak cukup terhadap aktivitas-
aktivitas utama dan hubungan sebab akibat ekonomi diantara aktivitas-
aktivitas.
F. Activity Based Costing System
1. Pengertian Activity Based Costing System
Activity Based Costing System merupakan pendekatan penentuan biaya
produk yang membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan
konsumsi sumber daya yang disebabkan karena aktivitas. Dasar dari
pendekatan ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh
aktivitas, dan aktivitas yang dibutuhkan tersebut menggunakan sumber
daya yang menyebabkan timbulnya biaya.
Terdapat beberapa pengertian Activity Based Costing System yang
diungkapkan oleh para ahli manajemen biaya dalam rumusan pengertian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
yang berbeda-beda, tetapi pada dasarnya rumusan tersebut mempunyai
pengertian yang sama. Berikut ini akan diuraikan beberapa pengertian
Activity Based Costing System yang diungkapkan oleh beberapa ahli,
antara lain:
Definisi Rayburn dan dikutip oleh Tunggal (1995:20) mengenai
pengertian Activity Based Costing System sebagai berikut:
“Activity Based Costing System recognize that performance of activities triggers the consumption of resources that are recorded as costs. The purpose of Activity Based Costing System is to assign cost to the transactions and activities performed in an organization, and then allocate them appropriately to product according to each product’s use of activities.”
Dari definisi Rayburn dikatakan bahwa Activity Based Costing System
mengakui pelaksanaan aktivitas yang dapat menimbulkan sumber daya
yang dicatat sebagai biaya. Adapun tujuan dari Activity Based Costing
System adalah mengalokasikan biaya ke transaksi dari suatu aktivitas yang
dilaksanakan dalam suatu organisasi, dan kemudian mengalokasikan biaya
tersebut secara tepat ke produk sesuai dengan pemakaian aktivitas dari
setiap produk.
Wayne J. Morse, James R. Davis, & Al. L. Hartgraves (Management
Accouting, 1991: 605, dalam Tunggal, 1995:20)
“The assigment and reassignment of costs objective on the basis of the activities that causes costs. Activity Based Costing System is based in the premise that activities causes costs and that the costs of activities should be assigned to cost objectives on the basis of the activities they consume. Activity Based Costing traces cost to product on the basis of activities used to product them.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pengalokasian dan pengalokasian kembali biaya ke objek biaya
dengan dasar aktivitas yang menyebabkan biaya. Activity Based Costing
berdasarkan pada dasar pemikiran bahwa aktivitas menyebabkan biaya
dan biaya aktivitas harus dialokasikan ke objek biaya dengan dasar
aktivitas biaya tersebut dikonsumsikan. Activity Based Costing menelusuri
biaya ke produk dengan dasar aktivitas yang digunakan untuk
menghasilkan produk tersebut.
Hansen dan Mowen (2003:321) mendefinisikan Activity Based Costing
System adalah:
“Sistem yang pertama kali menelusuri biaya pada kegiatan, kemudian ke produk”.
Supriyono (1994:230) mengemukakan pengertian Activity Based
Costing System adalah:
“Sistem yang terdiri dari dua tahap yaitu melacak biaya ke berbagai aktivitas kemudian tahap kedua meliputi pelacakan biaya ke berbagai produk”.
Dari ketiga pengertian Activity Based Costing System diatas dapat
disimpulkan bahwa Activity Based Costing System merupakan suatu sistem
biaya yang mengumpulkan biaya ke dalam aktivitas-aktivitas yang terjadi
dalam perusahaan, lalu membebankan biaya tersebut kepada manajer
untuk perencanaan, pengambilan keputusan dan pengendalian.
2. Manfaat Activity Based Costing System (Supriyono, 1994:578-579)
a. Memperbaiki mutu pengambilan keputusan
Dengan informasi biaya produk yang lebih teliti, kemungkinannya
melakukan pengambilan keputusan yang salah dapat dikurangi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Informasi biaya produk yang lebih teliti sangat penting artinya bagi
manajemen jika perusahaan menghadapi persaingan yang tajam dan
global.
b. Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan terus menerus
terhadap aktivitas untuk mengurangi biaya overhead.
Activity Based Costing System mengidentifikasi biaya overhead
berdasarkan aktivitas yang menimbulkan biaya, sehingga biaya yang
dihasilkan oleh Activity Based Costing System dapat digunakan oleh
manajemen untuk memantau dan mengendalikan berbagai aktivitas
yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dan
melayani konsumen.
c. Memberikan kemudahan dalam penentuan biaya relevan.
Activity Based Costing System dapat menyediakan informasi yang
berkaitan dengan pembuatan produk sehingga manajemen memperoleh
kemudahan dalam mendapatkan informasi yang relevan dengan
pengambilan keputusan.
3. Keterbatasan Activity Based Costing System
Meskipun diyakini mampu menghasilkan informasi yang baik dan
relevan, Activity Based Costing System juga memiliki keterbatasan-
keterbatasan, antara lain:
1. Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas mensyaratkan bahwa
perusahaan memproduksi berbagai macam produk yang berada di
dalam suatu lingkungan tertentu. Kondisi ini tidak dapat selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dipenuhi oleh setiap perusahaan, sehingga mengakibatkan sistem ini
menjadi kurang ekonomis bila diterapkan pada perusahaan yang tidak
dapat memenuhi syarat tersebut.
2. Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas yang lebih
menekankan pada permasalahan alokasi atau pembebanan biaya-biaya
manufaktur, pemasaran, penelitian dan pengembangan ternyata tidak
menjelaskan bagaimana komposisi suatu produk yang dianggap paling
optimal.
3. Secara konseptual penentuan harga pokok produk berbasis aktivitas
mempunyai kelemahan sebagai berikut:
a. Beberapa biaya masih juga dialokasikan secara arbiter, misalnya
pemakaian gedung, yang terdiri dari biaya sewa atau depresiasi,
asuransi dan pajak bangunan. Penelusuran biaya-biaya tersebut
terhadap aktivitas dan produk secara cermat masih sulit, maka
ditempuh dengan alokasi biaya secara arbiter.
b. Beberapa biaya, misalnya biaya depresiasi aktiva tetap masih
dialokasikan berdasarkan periode waktu yang ditentukan secara
arbiter.
c. Penentuan harga pokok produk berbasis aktivitas untuk biaya-biaya
pemanufakturan mengabaikan beberapa biaya yang dapat
diidentifikasikan terhadap produk tertentu dari analisa harga pokok
produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
4. Sistem harga pokok produk berbasis aktivitas tidak dapat menunjukkan
biaya-biaya yang dapat dihindarkan jika suatu produk, jasa atau
segmen organisasi dieliminasi.
4. Kendala dalam penerapan Activity Based Costing System
a. Alokasi
Walaupun data aktivitas penting diperoleh, tetapi beberapa biaya
masih memerlukan alokasi biaya yang berdasarkan volume. Misalnya
biaya-biaya yang berhubungan dengan gedung biasanya mencakup
biaya sewa, asuransi, dan pajak bangunan. Usaha-usaha untuk
menelusuri aktivitas-aktivitas biaya-biaya ini merupakan tindakan
yang tidak praktis.
b. Periode-periode akuntansi
Periode waktu yang arbiter masih digunakan dalam menghitung
biaya-biaya. Informasi untuk mengevaluasi perilaku biaya tersebut
dapat diberikan saat siklus produk itu berakhir sehingga untuk
pengukuran produk yang memiliki siklus hidup yang lebih lama
membutuhkan bentuk pengukuran yang sementara.
c. Beberapa biaya yang terabaikan
Dalam menganalisa biaya produksi berdasarkan aktivitas beberapa
biaya yang sebenarnya berhubungan dengan hasil produk diabaikan
begitu saja dalam pengukurannya (Halim, 1996:470-471).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
G. Penentuan Harga Pokok Produk Berdasarkan Aktivitas (Supriyono,
1994: 664-671):
1. Pengertian Penentuan Harga Pokok Berbasis Aktivitas
Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas dirancang untuk
mengatasi distorsi penentuan harga pokok produk oleh sistem
akuntansi biaya tradisional. Sistem ini menerapkan konsep-konsep
akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok
produk yang lebih akurat.
Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas mensyaratkan tiga
hal agar pemanfatannya optimal. Syarat-syarat itu adalah:
a. Diversitas produk oleh perusahaan termasuk tinggi
Syarat ini mempunyai arti bahwa perusahaan memproduksi
berbagai macam produk atau lini produk yang diproses dengan
menggunakan beberapa fasilitas manufaktur yang sama. Dengan
demikian akan timbul masalah untuk mengalokasikan atau
membebankan sumberdaya yang dikonsumsi ke masing-masing
produk.
b. Perusahaan menghadapi persaingan yang ketat
Dengan adanya beberapa perusahaan yang memproduksi produk
yang sama atau sejenis, maka masing-masing perusahaan akan
bersaing untuk memperbesar pangsa pasarnya. Dalam keadaan
persaingan seperti ini, maka informasi tentang harga pokok produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
yang akurat akan lebih mendukung berbagai macam pengambilan
keputusan manajemen.
c. Biaya pengukuran dapat dikatakan rendah
Syarat ketiga mempunyai arti bahwa biaya-biaya pengukuran untuk
menghasilkan informasi biaya produk harus rendah. Hal ini berarti
biaya perancangan dan pengoperasian sistem tersebut lebih rendah
dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh di masa yang akan
datang.
2. Aktivitas Sebagai Sarana untuk Menerangkan Permintaan Setiap
Produk terhadap Penggunaan Sumberdaya
Sistem penentuan harga pokok produk berbasis aktivitas
memerlukan empat jenis aktivitas untuk menerangkan permintaan
setiap produk dalam penggunaan sumberdaya organisasi. Empat jenis
aktivitas itu adalah: (Robin dan Robert S. Kaplan, 1991:270-272) dan
(Supriyono, 1994: 665-667)
1) Aktivitas-aktivitas dengan tingkat unit (unit level activities)
Adalah aktivitas-aktivitas yang dikerjakan setiap kali satu unit
produk yang diproduksi. Besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi
oleh jumlah unit produk yang diproduksi. Aktivitas-aktivitas dalam
kelompok ini misalnya tenaga kerja langsung (bukan BOP), bahan
baku, jam mesin dan jam listrik (energi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2) Aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan batch (batch level
activities)
Adalah aktivitas-aktivitas yang dikerjakan setiap kali suatu
batch produk diproduksi. Karena perusahaan memproduksi
berbagai macam produk dengan ukuran dan volume yang berbeda
(batch), maka setiap kali terjadi pergantian proses (putaran
produksi) dari batch yang satu ke yang lain, harus dilakukan
penyetelan kembali terhadap mesin-mesin. Sumber daya yang
dikonsumsi oleh aktivitas tersebut meningkat sesuai dengan
banyaknya batch bukan unit produksinya. Aktivitas yang termasuk
dalam kelompok ini misalnya aktivitas setup, inpeksi, order
pembelian, pemindahan bahan, penjadwalan dan produksi, aktivitas
pengelolaan bahan (gerakan bahan dan order pembelian).
3) Aktivitas-aktivitas untuk mempertahankan produk (product level
activities)
Aktivitas dalam kelompok ini merupakan aktivitas yang
menopang proses pemanufakturan secara umum yang diperlukan
untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh
perusahaan. Aktivitas yang termasuk dalam kelompok ini
misalnya aktivitas penelitian dan pengembangan produk,
PT COSMAR merupakan perusahaan manufaktur kosmetik yang
melakukan kegiatan operasionalnya berdasarkan pesanan (make to order).
Sistem kerjanya jika ada pesanan, maka perusahaan baru merekrut tenaga
kerja yang akan bekerja di bagian proses produksi dan para pekerja tersebut
hanya akan mendapat upah bila mereka dipekerjakan. PT COSMAR memulai
kegiatannya dari jam 08.00 sampai jam 17.00. Kegiatan ini berlangsung dari
hari Senin sampai dengan hari Jumat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Jam kerja karyawan PT COSMAR keseluruhan adalah sebagai berikut:
Tabel IV.1 Jam Kerja Karyawan
No. Shift Kegiatan Jam
1 Bel masuk 07.45 2 Persiapan kerja dan setting mesin 07.45 - 08.00 3 Kerja 08.00 - 09.45 4 Break I 09.45 - 10.00 5 I Kerja 10.00 - 12.00 6 Break II (Istirahat/makan siang) 12.00 - 13.00 7 Kerja 13.00 - 15.45 8 Break III 15.45 - 16.00 9 Kerja 16.00 - 17.00 10 Pulang 17.00
Sumber: PT COSMAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB V
DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Februari
2007. PT Cosmar melakukan proses produksi berdasarkan pesanan. Analisis
yang dilakukan peneliti untuk menghitung harga pokok produk pada PT
Cosmar ini meliputi jenis produk yang dihasilkan pada Tahun 2006. Dalam
penelitian ini peneliti akan memberikan analisis serta perhitungan dengan
Sistem Konvensional dan Activity Based Costing System serta pembahasan
dari 3 (tiga) jenis produk yaitu Lip Gloss Kluge Purple LGK5N, Two Way
Cake (T/C) Godet Light Yellow, dan Mascara Hitam.
Berikut ini deskripsi data penelitian yang diperoleh yang berkaitan
dengan perhitungan harga pokok produk pada PT Cosmar.
1. Jenis produksi dan Jumlah produksi
Jenis produksi dan jumlah produksi untuk produk Lip Gloss Kluge
Purple LGK5N, T/C Godet Light Yellow, dan Mascara Hitam adalah
sebagai berikut:
Tabel V.1 Jenis Produksi dan Jumlah Produksi PT COSMAR Tahun 2006
Jenis Produksi Jumlah Produksi
Lip Gloss Kluge Purple LGK5N 25.000 pcs Two Way Cake Godet Light Yellow 35.500 pcs Mascara Hitam 25.000 pcs Total Produksi 85.500 pcs
Sumber: PT COSMAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
2. Biaya Produksi
Biaya produksi yang digunakan untuk memproduksi ketiga jenis
produk di atas adalah sebagai berikut:
a) Pemakaian Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan yang diolah menjadi produk
selesai dan pemakaiannya dapat diidentifikasi pada produk tertentu.
Banyaknya bahan baku yang digunakan dalam pembuatan produk
kosmetik berbeda-beda tergantung jenis yang akan diproduksi.
Tabel V.2 Pemakaian Bahan Baku
Jenis Produk Jumlah Pemakaian
(Rp) Lip Gloss Kluge Purple LGK5N 56.889.924 Two Way Cake Godet Light Yellow 103.258.272 Mascara Hitam 62.876.250 Total Biaya Bahan Baku 223.024.446
Sumber: PT COSMAR
b) Pemakaian Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan
kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan
pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan. Di perusahaan ini
jumlah tenaga kerja yang digunakan sangatlah terbatas, sehingga
setiap tenaga kerja memiliki tugas yang sama dalam proses
Cream Crembath, serta produk perawatan kulit dalam bentuk press
dan Loose Powder, pasta, batangan, cream, lotion, cair dan gel.
Sistem produksi PT COSMAR berdasarkan pada pesanan, artinya
perusahaan akan berproduksi jika terdapat pesanan dari pemesan.
Dalam memproduksi seluruh jenis produk kosmetik, perusahaan
menggunakan 2 (dua) mesin filling dan mesin kemas. Mesin pressing
adalah mesin yang digunakan untuk memasukkan bahan kedalam
casing produk, sedangkan mesin kemas merupakan mesin pengemas
produk.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan
memiliki diversitas produk yang tinggi karena perusahaan ini
mempunyai berbagai jenis produk yang dihasilkan dengan
menggunakan mesin yang sama.
2) Perusahaan menghadapi persaingan yang cukup ketat
Perusahaan menghadapi persaingan yang cukup ketat maksudnya
bahwa, dalam perusahaan manufaktur banyak perusahaan yang
memproduksi produk yang sejenis dan berkualitas. Semakin
banyaknya perusahaan sejenis tersebut, maka perusahan harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
berusaha bersaing untuk memperebutkan pangsa pasar (Supriyono,
1994:664). Pesaing-pesaing PT COSMAR antara lain seperti PT I, PT
Ristra, PT Era Variasi, PT Malidas Sterilindo, PT Multi Sarana
Alamindo, PT Multi Elok Cosmetics, PT Orindo Alam Ayu, PT Vita
Pharm, PT Filma Utama Soap, PT La Tulipe Cosmetics, PT Konicare
Era Kosmetindo, PT Mahakam Beta Farma, PT Gloria Origitta
Cosmetics, PT Kao Indonesia, PT Procter & Gamble, dan lain- lain.
Dalam keadaan persaingan seperti ini akan menimbulkan masalah
yang berkaitan dengan harga pokok produk dan pengambilan
keputusan manajemen perusahaan. Perusahaan yang dapat
menetapkan harga jual yang bersaing tanpa mengabaikan kualitas
produknya akan mampu merebut pangsa pasar yang ada. Selain itu
ketepatan dalan penentuan harga pokok produk membantu perusahaan
khususnya dalam pengambilan keputusan manajemen seperti,
keputusan menghentikan produk, menaikkan harga jua l, bahkan
keputusan untuk menerima order pesanan.
3) Biaya pengukuran dapat dikatakan rendah
Biaya pengukuran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk menghasilkan informasi biaya produk yang digunakan oleh
perusahaan (Supriyono, 1994:665).
Sebelum menerapkan metode ABC, suatu perusahaan harus
melakukan analisis untuk mengetahui tingkat kesulitan memperoleh
informasi- informasi biaya produk yang diperlukan. Perusahaan juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
harus memprediksikan manfaat yang akan diperoleh di masa yang akan
datang, jika menerapkan sistem ABC diperusahaannya. Dalam
penerapan sistem ABC, perusahaan membutuhkan banyak informasi,
ketelitian biaya dan kerjasama dari semua pihak atau bagian. Apabila
metode ABC diyakini mampu memberikan nilai lebih bagi perusahaan,
maka keputusan untuk menerapkan sistem ABC dapat diterima.
Dalam perhitungan harga pokok produk dengan metode ABC
diperlukan informasi mengenai aktivitas-aktivitas yang terjadi di dalam
perusahaan dan jumlah sumber daya yang terjadi yang dikonsumsi
oleh setiap aktivitas dalam menghasilkan suatu produk, karena
semakin banyak informasi yang tersedia untuk penerapan sistem ABC,
maka akan mempermudah kerja tim perancang sistem ABC dan akan
menekankan biaya pengorbanan yang diperlukan.
b. Mengidentifikasi kondisi perusahaan yang berkaitan dengan syarat-syarat
yang telah ditetapkan.
Setelah mengidentifikasi kondisi perusahaan, maka langkah berikutnya
sebelum melakukan analisis yaitu membandingkan informasi yang
diperoleh dengan konsep teoritis yang telah diisyaratkan. Untuk itu akan
dibuat tabel perbandingan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel V.6 Perbandingan antara syarat-syarat ABC System dengan kondisi perusahaan
c. Penyajian perhitungan harga pokok produk yang ditentukan perusahaan
1) Perhitungan harga pokok produk dengan Sistem Konvensional
PT COSMAR dalam menentukan harga pokok produksi adalah
dengan menggunakan sistem konvensional. Pembebanan biaya
overhead pabrik menggunakan tarif tunggal berdasarkan jumlah unit
produksi, ya itu total biaya overhead dibagi dengan jumlah unit
produksi. Perhitungan tarif overhead dengan tarif tunggal adalah
sebagai berikut:
Ukuran No.
Syarat-syarat Penerapan ABC System
Kondisi Perusahaan
Standar Realita
Keterangan
1. Diversitas produk cukup tinggi
Produk yang dihasilkan perusahaan beraneka macam dan diproduksi dengan mesin yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa diversitas produknya cukup tinggi.
Ada 15 macam produk dengan berbagai warna, bentuk, dan rasa
Ada 22 macam produk, tiap produk terdiri dari berbagai varian (warna, rasa, dan bentuk)
Terpenuhi
2. Perusahaan menghadapi persaingan yang cukup ketat
Perusahaan menghadapi persaingan yang cukup ketat, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa perusahaan yang dianggap sebagai pesaing utama.
Sampai dengan tahun 2005 perusahaan memiliki 9 pesaing yang berada di Jakarta
Perusahaan memiliki 17 perusahaan yang berada di Jakarta dan luar Jakarta
Terpenuhi
3. Biaya pengukuran dikatakan rendah
Dalam mengumpulkan data mengenai aktivitas yang digunakan tidak membuat perusahaan mengalami banyak kesulitan.
Biaya pengukuran Rp 939.050.150
Perusahaan mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp 609.874.150,-
Terpenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel V.7 Perhitungan Tarif BOP Tarif Tunggal
Keterangan Jumlah (Rp)
BOP Total 602.874.150 Jumlah Produksi 85.500 pcs Tarif BOP / pcs 7.051,16
Sumber: PT COSMAR
Berdasarkan unit overhead pabrik di atas, maka pembebanan biaya
overhead pada masing-masing produk adalah sebagai berikut:
Tabel V.8 Tabel Pembebanan BOP
Jenis Produksi Tarif
(Rp)
Pembebanan BOP (Rp)
Lip Gloss Kluge Purple LGK5N 7.051,16 176.278.991 Two Way Cake Godet Light Yellow 7.051,16 250.316.168 Mascara Hitam 7.051,16 176.278.991 Total BOP 602.874.150
Setelah dilakukan pembebanan biaya overhead pabrik untuk
masing-masing produk, maka perhitungan harga pokok produk untuk
masing-masing produk dengan sistem konvensional adalah sebagai
berikut:
Tabel V.9 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Sistem Konvensional
Keterangan Lip Gloss
Kluge Purple LGK5N
(Rp
Two Way Cake Godet Light Yellow
(Rp)
Mascara Hitam
(Rp)
Biaya Bahan Baku 56.889.924 103.258.272 62.876.250 BTKL 42.567.188 55.752.500 60.953.224 BOP 176.278.991 250.316.168 176.278.991 Biaya Produksi 275.736.103 409.326.939 300.108.465 Jumlah Produksi 25.000 pcs 35.500 pcs 25.000 pcs Harga Pokok Produk/Pcs 11.029,44 11.530,34 12.004,34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
2) Menghitung harga pokok produk dengan Activity Based Costing
System dengan urutan sebagai berikut:
1) Mengklasifikasi biaya overhead menurut aktivitasnya
Aktivitas produksi yang terjadi pada PT Cosmar dapat
digolongkan menjadi tiga level aktivitas, yaitu:
a) Aktivitas berlevel unit
Aktivitas ini meliputi aktivitas pemakaian bahan penolong,
aktivitas pemakaian air, aktivitas pemakaian telepon, Fax, dan
Telex, aktivitas pemakaian internet, depresiasi mesin, dan
depresiasi peralatan kantor. Ini terjadi berulang untuk setiap
unit produksi dan konsumsinya seiring dengan jumlah unit
yang diproduksi sehingga besarnya biaya aktivitas tersebut
terpenuhi oleh jumlah unit produksi.
b) Aktivitas berlevel batch
Aktivitas pada level ini adalah gaji keamanan dan upah tak
langsung. Aktivitas penyebab biaya ini terjadi berulang setiap
satu batch (kelompok) produk diproduksi. Tenaga kerja tak
langsung melakukan aktivitas inspeksi dan pengawasan untuk
setiap batch produk diproduksi.
c) Aktivitas berlevel fasilitas
Terdiri dari konsumsi karyawan, JAMSOSTEK, sewa gedung,
dan asuransi gedung. Aktivitas ini dimanfaatkan bersama oleh
berbagai jenis produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Data yang diperoleh dari PT COSMAR adalah data biaya
sesuai dengan asumsi ABC System bahwa aktivitas yang
menyebabkan biaya, maka semua biaya tersebut merupakan biaya
dari aktivitas overhead yang terjadi untuk melakukan proses
produksi. Adapun penggerak dari masing-masing aktivitas dapat
dilihat dari tabel berikut ini:
2) Menghitung biaya overhead pabrik per pieces berdasarkan ABC
System, dengan langkah- langkah sebagai berikut:
a) Identifikasi aktivitas-aktivitas PT COSMAR. Aktivitas-
aktivitas tersebut digolongkan ke dalam 3 (tiga) golongan,
yaitu aktivitas tingkat unit, batch, dan fasilitas.
b) Menentukan cost pool dan cost driver untuk setiap aktivitas
yang sudah diidentifikasi pada langkah (a).
c) Menentukan cost pool rate, yaitu dengan cara membagi biaya
dari setiap aktivitas dengan total cost driver yang dikonsumsi
oleh masing-masing aktivitas.
Tiga langkah diatas akan ditampilkan pada tabel V.10 s.d tabel
V.13 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel V.10 Cost Pool Homogen, Aktivitas Overhead, Cost Driver, dan Level Aktivitas
Kelompok
Biaya Homogen (Cost Pool Homogen)
Aktivitas Overhead
Cost Driver
Level
Aktivitas
Pool 1 Casing Jumlah produksi Unit Unit Box Jumlah produksi Unit Master Box Jumlah produksi Unit Sticker Jumlah produksi Unit Tinta Savven Jumlah produksi Unit Puff Jumlah produksi Unit PVC Sheet Jumlah produksi Unit Double Tape Jumlah produksi Unit Biaya Air Jumlah produksi Unit Biaya Telepon, Fax, Telex Jumlah produksi Unit Biaya Internet Jumlah produksi Unit Depresiasi Mesin Jumlah produksi Unit Depresiasi Peralatan Kantor Jumlah produksi Unit
Pool 2 Biaya Listrik Jumlah KWh Unit Pool 3 Konsumsi Karyawan Jumlah Karyawan Fasilitas
JAMSOSTEK Jumlah Karyawan Fasilitas Pool 4 Gaji Keamanan Jam Inspeksi Batch
Upah tak langsung Jam Inspeksi Batch Pool 5 Sewa Gedung Luas Area Pabrik Fasilitas
Asuransi Pabrik Luas Area Pabrik Fasilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Penghitungan tarif kelompok (pool rate) ini terlihat pada tabel
V.11 sampai dengan V.13 berikut ini:
Tabel V.11 Pool Rate – Unit Level Activity
Keterangan Kelompok biaya
(Cost Pool ) Jumlah
Biaya Bahan Penolong Pool 1 26.829.820 Biaya Air 48.786.696 Biaya Telepon, Fax, dan Telex 41.798.327 Biaya Internet 10.838.806 Depresiasi Mesin 48.045.168 Depresiasi Peralatan Kantor 33.685.198 209.984.015 Jumlah Produksi 85.500 Pool Rate 2.455,95
Biaya Listrik Pool 2 48685.900 Jumlah KWh 13.000 Pool Rate 3.745,07
Tabel V.12
Pool Rate – Batch Level Activity
Keterangan Cost Pool Jumlah Gaji Keamanan Pool 3 10.858.000 Upah tak langsung 137.607.591 148.465.591 Jam Inspeksi 4.508 Pool Rate 32.934
Tabel V.13
Pool Rate – Facility Level Acticity
Keterangan Cost Pool Jumlah Konsumsi Karyawan Pool 4 48.795.100 JAMSOSTEK 2.255.616 51.050.716 Jumlah Karyawan 285 Pool Rate 179.125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Sewa Gedung Pool 5 136.064.000 Asuransi Pabrik 8.623.928 144.687.928 Luas Area Pabrik 1200 Pool Rate 120.573
Setelah mengetahui tarif kelompok biaya (pool rate) langkah
selanjutnya adalah melakukan pembebanan biaya overhead pada
masing-masing produk, yang dihitung dengan rumus: BOP dibebankan
tarif kelompok dikalikan dengan unit cost driver yang digunakan.
Proses dan hasil pembebanan biaya overhead pabrik pada masing-
masing produk adalah sebagai berikut:
Tabel V.14 Proses Pembebanan BOP dengan ABC System
Level Activity
Cost Driver Proses Pembebanan Lip Gloss LGK5N
T/C Godet Light Yellow
Mascara Hitam
Unit Jumlah 25.000 x 2.455,95 61.398.835 Produksi 35.500 x 2.455,95 87.186.345 25.000 x 2.455,95 61.398.835
Unit Jumlah 4.335 x 3.745,07 16.234.875 Kwh 4.335 x 3.745,07 16.234.875 4.330 x 3.475,07 16.216.150
Batch Jml Jam 1.920 x 32.934 63.232.095 Inspeksi 1.263 x 32.934 41.595.395 1.325 x 32.934 43.637.291
Facility Jumlah 95 x 179.125 17.016.905 Karyawan 95 x 179.125 17.016.905 95 x 179.125 17.016.905
Facility Luas Area 400 x 120.573 48.229.309 Pabrik 400 x 120.573 48.229.309
400 x 120.573 48.229.309 Pembebanan 206.112.829 210.262.830 186.498.490
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3) Menyusun perhitungan harga pokok produk berdasar ABC System
Setelah mengetahui hasil pembebanan BOP dari masing-
masing produk dengan ABC System, maka kita dapat menghitung
harga pokok produk berdasarkan metode ABC. Berikut ini adalah
tabel perhitungan harga pokok produk masing-masing produk.
Tabel V.15 Perhitungan Harga Pokok Produk dengan ABC System
Keterangan Lip Gloss
LGK5N T/C Godet
Light Yellow Mascara Hitam
Biaya Bahan Baku 56.889.924 103.258.272 62.876.250 BTKL 42.567.118 55.752.500 60.953.224 BOP 206.112.829 210.262.830 186.498.490 Biaya Produksi 305.569.941 369.273.602 310.327.964 Jumlah Produksi 25.000 35.500 25.000 Harga Pokok Produk /Pcs 12.222,80 10.402,07 12.413,12
4. Membandingkan besarnya harga pokok produk yang ditentukan
oleh perusahaan dengan harga pokok produk yang telah dihitung
berdasarkan ABC System sehingga dapat diketahui selisihnya (lebih
besar atau lebih kecil).
Setelah biaya overhead pabrik dibebankan ke produk
berdasarkan aktivitas masing-masing, maka dapat dihitung harga
pokok produksi atas produk-produk tersebut. Harga pokok
produksi menurut ABC System dihitung dengan cara
menjumlahkan elemen harga pokok produksi yaitu biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang
pembebanannya dihitung berdasarkan aktivitas masing-masing
produk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Perbandingan hasil perhitungan harga pokok produksi per
pieces antara sistem konvensional dengan ABC System terlihat
pada tabel V.16 berikut ini:
Tabel V.16 Perbandingan Hasil Perhitungan Harga Pokok Produksi