EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PENDEKATAN PROFITABILITAS (STUDI KASUS PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA) PERIODE 2011 - 2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademika Dan Melengkapi Sebagian Dari Syarat – syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Oleh IVANKA ROBBY HAMZAH 2011420007 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DARMA PERSADA i
136
Embed
EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PENDEKATAN PROFITABILITAS
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI
KONSUMSI DENGAN PENDEKATAN PROFITABILITAS
(STUDI KASUS PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG
TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA)
PERIODE 2011 - 2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademika Dan
Melengkapi Sebagian Dari Syarat – syarat Guna Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Oleh
IVANKA ROBBY HAMZAH
2011420007
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
JAKARTA
2015
i
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Ivanka Robby Hamzah
No. Pokok : 2011420007
Jurusan/Perminatan : Akuntansi/Keuangan
Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul EVALUASI KINERJA
KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN
PENDEKATAN PROFITABILITAS (STUDI KASUS PERUSAHAAN SEKTOR
INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2011 – 2014) yang dibimbing oleh Bapak Jombrik, SE, MM
adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan jiplakan maupun
mengcopy sebagian dari hasil karya orang lain.
Apabila dikemudian hari ternyata diketemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka
saya bersedia mempertanggungjawabkan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya di Jakarta pada tanggal 18 Agustus
2015.
Yang menyatakan,
Ivanka Robby Hamzah
ii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Ivanka Robby Hamzah
No. Pokok : 2011420007
Jurusan : Akuntansi
Perminatan : Keuangan
Judul Skripsi : EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR
INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PENDEKATAN
PROFITABILITAS (STUDI KASUS PERUSAHAAN SEKTOR
INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR PADA
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2014) Telah diperiksa
dan disetujui untuk diajukan dan disajikan dalam sidang Ujian Skripsi
Sarjana tanggal 29 Agustus 2015.
Jakarta, 5 September 2015
Mengetahui, Pembimbing 1, Ketua Jurusan Akuntansi
(Ahmad Basid Hasibuan, SE, M.Si) ( Jombrik, SE, MM )
iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Ivanka Robby Hamzah
No.Pokok : 2011420007
Jurusan/Perminatan : Akuntansi/Keuangan
Judul Skripsi : EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN
SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PENDEKATAN
PROFITABILITAS (STUDI KASUS PERUSAHAAN SEKTOR
INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR
PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2014)
Telah diperiksa, dikaji dan diujikan dalam sidang Ujian Skripsi Sarjana tanggal 29 Agustus
2015 dengan hasil LULUS.
Jakarta, 5 September 2015
Ketua Jurusan Akuntansi
(Ahmad Basid Hasibuan, SE, M.Si)
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
No. Nama Penguji Jabatan Penguji Tanda Tangan
1. Jombrik, SE, MM Ketua Penguji
2.Dra. Sri Ari Wahyuningsih,
MM Anggota Penguji
3.Atiek Isniawati, SE, Ak,
M.Si Anggota Penguji
Dekan Fakultas Ekonomi
(Sukardi, SE, MM)
iv
ABSTRAK
NIM : 2011420007 Judul Skripsi : EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PENDEKATAN PROFITABILITAS (STUDI KASUS PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 – 2014)Jumlah Hal :xii + 88, Kata Kunci : Analisis Perbandingan, Roa, Roi, Roe dan Profit Margin
Penelitian ini membahas tentang Kinerja Profitabilitas dilihat dari indikator ROA, ROI, ROE dan Profit Margin dengan melakukan perbandingan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui kinerja profitabilitas perusahaan pada sektor barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia .
Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dari 40 perusahaan sektor industri konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dan hanya ada 29 perusahaan yang dijadikan sampel karena 11 perusahaan lain belum mencapai atau datanya kurang dari empat tahun.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja profitabilitas perusahaan pada sektor barang konsumsi cukup baik jika ditinjau dari analisis rasio profitabilitas.
Daftar Acuan : (2001-2014)
Jakarta, 18 Agustus 2015
Ivanka Robby Hamzah
v
KATA PENGANTAR
Bismil-laahir-rahmanir-raahiim
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan kuasa-Nya yang telah diberikan kepada penulis, baik berupa kesehatan jasmani dan
rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, skripsi yang berjudul “EVALUASI
KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI
DENGAN PENDEKATAN PROFITABILITAS (STUDI KASUS PERUSAHAAN
SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2011 – 2014)”, yang merupakan salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Darma Persada Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak
terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, sehingga memungkinkan
skripsi ini terwujud. Dengan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua penulis yang selama proses skripsi ini telah memberikan banyak
dukungan serta doa kepada penulis.
2. Bapak Sukardi Hardjo Sentono, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Darma Persada.
3. Bapak Ahmad Basid Hasibuan SE, M.Si selaku ketua jurusan Program Studi
Akuntansi Universitas Darma Persada.
vi
4. Bapak Jombrik, SE, MM selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan
bmbingan, saran, nasihat dan pengarahan dengan penuh sabar sampai akhirnya
skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Ibu Dra. Sri Ari Wahyuningsih, MM selaku dosen wali yang telah membimbing dan
memberi nasihat selama proses perkuliahan penulis.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Darma Persada yang
telah mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan selama proses perkuliahan.
7. Pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan mempunyai
banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat diterima dan
memberikan manfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis sendiri maupun bagi pihak lain
yang membutukan.
Jakarta, 18 Agustus 2015
Ivanka Robby Hamzah
vii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL SKRIPSI……………………………………………….................. i
LEMBAR PERNYATAAN……………………………………………….. ii
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………….. iii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………... iv
ABSTRAK…………………………………………………………………. v
KATA PENGANTAR……………………………………………………... vi
DAFTAR ISI………………………………………………………………. viii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………. xi
DAFTAR GRAFIK………………………………………………………. xii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………….. 1
1.2 Perumusan Masalah…………………………………………… 4
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………. 4
1.5 Manfaat Penelitian……………………………………………… 5
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………... 6
2.1 Pengertian Laporan Keuangan…………………………………. 6
2.2 Jenis-Jenis Laporan Keuangan…………………………………. 8
2.2.1 Laporan Neraca………………………………………. 8
2.2.2 Laporan Laba Rugi…………………………………… 11
2.2.3 Laporan Arus Kas…………………………………….. 13
2.2.4 Laporan Perubahan Ekuitas…………………………… 15
2.2.5 Laporan Cacatan Atas Laporan Keuangan………….... 16
4.5 Interpretasi Hasil Analisis Rasio Profitabilitas……………….... 81
BAB V SIMPULAN DAN SARAN……………………………………… 87
ix
5.1 Simpulan……………………………………………………….. 87
5.2 Saran…………………………………………………………… 87
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...
LAMPIRAN……………………………………………………………….
x
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1 Standar Industri Untuk Rasio Profitabilitas
TABEL 3.1 Prosedur Pemilihan Sampel Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi
TABEL 4.1 Data Perusahaan Sampel
TABEL 4.2 Return On Invesment Tahun 2011 - 2014
TABEL 4.3 Return On Asset Tahun 2011 - 2014
TABEL 4.4 Return On Equity Tahun 2011 - 2014
TABEL 4.5 Gross Profit Margin Tahun 2011 - 2014
TABEL 4.6 Nett Profit Margin Tahun 2011 - 2014
TABEL 4.7 Perbandingan Rata-rata Roi Dengan Standar Industri
TABEL 4.8 Perbandingan Rata-rata Roa Dengan Standar Industri
TABEL 4.9 Perbadingan Rata-rata ROE Dengan Standar Industri
TABEL 4.10 Perbandingan Rata-rata GPM Dengan Standar Industri
TABEL 4.11 Perbandingan Rata-rata NPM dengan Standar Industri
TABEL 4.12 Rata-rata Kinerja Profitabilitas Tahun 2011 - 2014
TABEL 4.13 Daftar Perusahaan Yang Kinerjanya Diatas Rata-rata Standar Industri
xi
DAFTAR GRAFIK
GRAFIK 4.1 Rata-rata Return On Invesment Tahun 2011 - 2014
GRAFIK 4.2 Rata-rata Return On Asset Tahun 2011 - 2014
GRAFIK 4.3 Rata-rata Return On Equity Tahun 2011 - 2014
GRAFIK 4.4 Rata-rata Gross Profit Margin Tahun 2011 - 2014
GRAFIK 4.5 Rata-rata Nett Profit Margin Tahun 2011 - 2014
GRAFIK 4.6 Perbandingan Rata-rata Roi Dengan Standar Industri
GRAFIK 4.7 Perbandingan Rata-rata Roa Dengan Standar Industri
GRAFIK 4.8 Perbadingan Rata-rata ROE Dengan Standar Industri
GRAFIK 4.9 Perbandingan Rata-rata GPM Dengan Standar Industri
GRAFIK 4.10 Perbandingan Rata-rata NPM dengan Standar Industri
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan didirikannya perusahaan adalah memperoleh laba (profit). Oleh
karena itu wajar apabila profitabilitas menjadi perhatian utama para investor dan
perusahaan. Tingkat profitabilitas yang konsisten akan menjadi tolok ukur bagaimana
perusahaan tersebut mampu bertahan dalam bisnisnya. Seorang investor akan
mengaitkan tingkat profitabilitas sebuah perusahaan dengan tingkat risiko yang timbul
dari investasinya.
Pimpinan perusahaan atau manajemen sangat berkepentingan terhadap laporan
keuangan yang telah di analisis, karena dari hasil tersebut akan menentukan keputusan
yang akan di ambil perusahaan kedepannya. Laporan keuangan menjadi acuan
perusahaan dalam menganalisis perkembangan yang ada di perusahaan. Dengan
menggunakan analisis rasio yang diambil berdasarkan data laporan keuangan akan dapat
diketahui hasil-hasil keuangan perusahaan yang telah dicapai dan dapat diketahui apa
saja kelemahan yang ada dalam perusahaan serta apa saja hasil baik yang telah di capai
perusahaan.
Pada dasarnya kinerja keuangan perusahaan dilihat dari laporan keuangannya.
Pertumbuhan yang ada di perusahaan akan terlihat apakah setiap tahunnya akan terjadi
penurunan, tetap atau bahkan peningkatan. Informasi sangat dibutuhkan pihak
manajemen dalam penyusunan laporan keuangan. Langkah yang di ambil perusahaan
pun harus tepat dalam mengambil keputusan yang akan diambil. Informasi mengenai
kinerja perusahaan dapat diketahui dengan dilakukannya penilaian dan pengukuran
kinerja perusahaan oleh pihak manajemen.
xiii
Evaluasi kinerja keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis laporan
keuangan, dimana data yang di input dalam analisis ini adalah laporan neraca dan laba
rugi. Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis rasio.
Menurut Wild, Subrayaman, dan Halsey dalam Analisis Laporan Keuangan (2005:3)
mendefinisikan :
“analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis”.
Dalam analisis ini memungkinkan pihak manajer keuangan dan pihak lain yang
berkepentingan lebih cepat mengevaluasi kondisi perusahaan karena penyajiannya yang
akan menunjukkan kondisi tidak atau sehatnya suatu perusahaan.
Analisis rasio keuangan adalah perbandingan antara dua atau kelompok data laporan
keuangan dalam suatu periode tertentu, data tersebut bisa antar data dari neraca dan data
laporan laba rugi. Tujuannya adalah memberi gambaran mengenai kelemahan dan
kemampuan finansial perusahaan dari tahun ke tahun. Analisis rasio ini akan sangat
membantu dalam menilai prestasi manajemen di masa lalu dan prospeknya di masa yang
akan datang. Pada dasarnya ada beberapa rasio keuangan yang biasa digunakan yaitu
aktivitas dan rasio penilaian (Sutrisno, 2009:215). Dengan menggunakan rasio tersebut
maka kita dapat mengetahui perkembangan dalam perusahaan. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan satu analisis rasio supaya penelitian ini menjadi fokus, yaitu
analisis rasio profitabilitas.
Analisis rasio keuangan menunjukkan pola hubungan atau perimbangan antara
rekening atau pos tertentu dengan rekening atau pos lainnya di dalam laporan keuangan.
Analisis ini lebih menggambarkan posisi keuangan terutama apabila angka rasio yang
xiv
diperhitungkan kemudian diperbandingkan dengan angka rasio pembanding yang
digunakan sebagai standar (Warsono, 2003).
Pada saat ini banyak perusahaan di Indonesia yang bersaing dalam mencari
konsumen. Dalam sektor perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selalu menjadi
sorotan masyarakat karena banyak perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang
disana. Salah satunya yang sedang berkembang pesat adalah di sektor industri barang
konsumsi. Hal ini terjadi karena kebutuhan masyarakat yang selalu meningkat dari tahun
ke tahun untuk memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan setiap hari. Mulai dari
sektor makanan dan minuman, rokok, farmasi, kosmetik dan barang keperluan rumah
tangga, serta peralatan rumah tangga. Ini semua dibutuhkan oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan mereka.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membuat skripsi berjudul
“Evaluasi Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Industri Konsumsi Dengan
Pendekatan Profitabilitas (Studi Kasus Perusahaan Sektor Industri Barang
Konsumsi Yang Terdapat Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011 – 2014)
’’.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kinerja profitabilitas perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi ditinjau dari analisis rasio profitabilitas ?
2. Perusahaan mana yang memiliki kinerja paling baik dilihat dari sisi profitabilitas ?
3. Perusahaan mana yang kinerjanya paling baik dengan membandingkan dengan
standar industri ?
1.3. Tujuan dan Kegunaan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
xv
1. Menganalis untuk mengetahui kinerja profitabilitas perusahaan manufaktur sektor
industri barang kosumsi ditinjau dari analisis rasio profitabilitas.
2. Menganalisis untuk mengetahui perusahaan yang memiliki kinerja profitabiitas paling
baik.
3. Menganalisis untuk mengetahui kinerja perusahaan paling baik dengan
membandingkan dengan standar industri.
Kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
a. Penulis memahami mengenai pengukuran kinerja profitabilitas perusahaan
dengan menggunakan analisis rasio.
b. Penulis mempunyai kesempatan belajar menerapkan pengetahuan dari hasil
perkuliahan yang telah didapatkan.
2. Bagi Pihak Lain
a. Sebagai bahan evaluasi bagi pihak yang membutuhkan.
b. Sebagai referensi dan perbandingan bagi pihak lain yang ingin mengadakan
penelitian lebih lanjut.
xvi
BAB II
LANDASAN TEORI
3.1. Pengertian Laporan Keuangan
Pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisikan informasi seputar
keuangan dari sebuah organisasi. Laporan keuangan di buat atau diterbitkan oleh
perusahaan dari hasil proses akuntansi agar bisa menginformasikan keuangan dengan
pihak dalam maupun pihak luar yang terkait.
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi dan merupakan informasi
historis. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2012), “Laporan Keuangan adalah
suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entita”.
Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan secara ekonomi. Laporan
keuangan harus disiapkan secara periodik untuk pihak-pihak yang berkepentingan.
Berikut beberapa pengertian laporan keuangan menurut para ahli :
xvii
1. Laporan keuangan adalah segala sesuatu yang menyangkut penggunaan informasi
akuntansi untuk membuat keputusan bisnis dan investasi (Astute; 2004:29).
2. Harahap dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:105), laporan
keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.
3. Menurut Munawir (2004:2)
“mengemukakan pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Laporan Keuangan
adalah :
1. Merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk membuat
keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun pihak eksternal
perusahaan.
2. Merupakan potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan maupun
kinerja manajemen perusahaan, apakah dalam kondisi yang baik atau tidak.
3. Merupakan rangkaian aktivitas ekonomi perusahaan yang diklasifikasikan, pada
periode tertentu.
Menurut FASB (Financial Accounting Standard Board), melalui Statement of
Financial Acconting (SFAC) No. 2 mengemukakan kualitas laporan keuangan antara lain
:
a. Pembuatan informasi harus mempertimbangkan “Cost and Benefit” artinya
manfaat harus lebih besar dari biayanya.
b. Informasi harus dipahami dengan jelas.
c. Informasi dapat digunakan sebagai proses pengambilan keputusan.
d. Relevansi informasi harus jelas.
xviii
e. Dapat diyakini kebenarannya.
f. Dapat digunakan untuk tujuan prediksi.
g. Dapat memberikan umpan balik (feed back).
h. Penyajian yang jujur dan benar.
i. Tepat waktu.
j. Konsisten dan dapat diperbandingkan.
k. Netral di atas berbagai kepentingan dan berbagai pemakai laporan.
l. Hanya material saja yang dimuat atau disajikan.
3.2. Jenis Laporan Keuangan
3.2.1. Neraca
Neraca atau laporan posisi keuangan adalah bagian dari laporan keuangan suatu
entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan
entitas tersebut pada akhir periode tersebut. Tujuan dari neraca ini adalah untuk
memberikan pengguna gambaran tentang posisi keuangan perusahaan bersama dengan
menampilkan apa perusahaan memiliki debit dan kredit. Neraca adalah sebuah kutipan
pada satu titik dalam waktu rekening perusahaan neraca, bersama dengan laporan laba
rugi dan arus kas, adalah alat penting bagi investor untuk mendapatkan informasi tentang
perusahaan dan operasinya. Dengan demikian hal tersebut akan menjadi satu point
penting yang akan sangat diperhatikan oleh para investor.
Menurut Munawir (2007:13) :
“neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, serta modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau kalender, sehingga neraca sering disebut dengan balance sheet”.
Menurut Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:107),
Laporan neraca, yang disebut juga dengan laporan posisi keuangan perusahaan, adalah
xix
laporan yang menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal pada saat tertentu.
Neraca itu sendiri mempunyai elemen-elemen antara lain sebagai berikut :
1. Aktiva (Asset)
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
Aktiva biasanya terdiri dari :
a. Aktiva Lancar
Meliputi kas dan aktiva lain yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau
ditukarkan dengan uang tunai. Aktiva lancar disajikan di neraca berdasarkan
urutan likuiditasnya, dimulai dari akun yang paling likuid. Yang termasuk
dalam aktiva lancar, yaitu kas, surat berharga, piutang usaha, persediaan barang
dagangan, dan lainnya.
b. Aktiva Tetap
Merupakan aktiva tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat dinyatakan
dan biasanya memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi mengenai manfaatnya
dimasa yang akan datang. Aktiva tetap antara lain : peralatan, mesin,
bangungan, dan lainnya.
2. Aktiva Lain-Lain
Pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan ke dalam aktiva lancar maupun
aktiva tetap perusahaan, antara lain : hak paten, nama baik (goodwil ), dan lainnya.
3. Hutang (Liabilities)
Hutang adalah kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi oleh suatu perusahaan.
Hutang biasanya terbagi menjadi :
a. Hutang Lancar
Adalah kewajiban-kewajiban yang harus segera dilunasi oleh perusahaan
dengan penggunaan aktiva lancar atau dengan pembentukan kewajiban lancar
xx
lainnya dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Yang termasuk hutang
lancar adalah hutang dagang, hutang gaji, hutang biaya, serta hutang lancar
lainnya.
b. Hutang Jangka Panjang
Adalah kewajiban-kewajiban yang tidak diharapkan untuk segera dilunasi
dalam siklus operasi normal perusahaan, tetapi pengembaliannya dilakukan
dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Yang termasuk hutang jangka
panjang adalah hutang hipotek, hutang obligasi, dan hutang jangka panjang
lainnya.
4. Modal
Modal pada hakikatnya adalah hak pemilik perusahaan atas kekayaan perusahaan.
Yang termasuk elemen dalam modal antara lain modal saham, laba ditahan, dan
elemen modal lainnya.
3.2.2. Laporan Laba Rugi
Menurut Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:73) :
“Laba rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima oleh perusahan selama satu periode tertentu, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut. Hasil dikurangi biaya-biaya merupakan laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya berarti laba sebaliknya, kalau hasil lebih kecil dari biaya-biaya, berarti rugi”.
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan
dan biaya-biaya dari suatu usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan-
pendapatan dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh
perusahaan. Laporan laba rugi yang kadang-kadang disebut laporan penghasilan atau
laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan
keuangan perusahan dan juga merupakan tali penghubung dua neraca yang berurutan.
xxi
Arti penting dari laporan laba rugi yaitu sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang
dicapai perusahaan dan juga mengetahui berapakah hasil bersih atau laba yang didapat
dalam suatu periode.
Berikut ini istilah-istilah yang digunakan dalam laporan laba rugi yang diambilkan
dari Statement of Financial Accounting Concepts No. 6 yang dikeluarkan oleh FASB.
1. Pendapatan (revenue)
Adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan
utangnya (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode yang berasal dari
penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang
merupakan kegiatan utama badan usaha.
2. Biaya (expense)
Adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva atau timbulnya utang (atau
kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau
pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari pelaksanaan kegiatan lain yang
merupakan kegiatan utama badan usaha.
3. Penghasilan (income)
Adalah selisih penghasilan-penghasilan sesudah dikurangi biaya-biaya. Bila
pendapatan lebih kecil daripada biaya, selisihnya sering disebut rugi.
4. Laba (gain)
Adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau
transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau
kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang
timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemiliknya. Contohnya adalah
laba yang timbul dari penjualan aktiva tetap.
5. Rugi (loss)
xxii
Adalah penurunan modal (aktiva bersih) dan transaksi sampingan atau transaksi
yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain
yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari biaya
(expense) atau distribusi pada pemilik. Contohnya adalah rugi penjualan surat
berharga.
6. Harga Perolehan (cost)
Adalah jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh
barang atau jasa. Jumlah ini pada saat terjadinya transaksi akan dicatat sebagai aktiva.
Misalnya pembelian mesin, dan pembayaran uang muka sewa.
3.2.3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk
dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Informasi ini
penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus
kas masuk dan kas keluar tersebut. Kegiatan perusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis
yaitu, kegiatan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan.
1. Kegiatan operasional untuk perusahaan dagang terdiri dari membeli barang dagangan,
menjual barang dagangan tersebut serta kegiatan lain yang terkait dengan pembelian
dan penjualan barang. Untuk perusahaan jasa, kegiatan operasional antara lain adalah
menjual jasa kepada pelanggannya. Kegiatan ini akan mengakibatkan terjadinya uang
masuk untuk pendapatan dan aliran uang keluar untuk biaya. Baik pendapatan dan
biaya yang terjadi telah dilaporkan dalam laporan laba rugi, namun besarnya
pendapatan tersebut belum tentu sama dengan uang yang diterima karena perusahaan
umumnya menggunakan dasar akrual untuk mengakui pendapatan. Demikian halnya
dengan biaya, biaya yang dilaporkan laba rugi belum tentu sama dengan arus keluar
untuk biaya tersebut.
xxiii
2. Kegiatan investasi merupakan kegiatan membeli atau menjual kembali investasi pada
surat berharga jangka panjang dan aktiva tetap. Jika perusahaan membeli
investasi/aktiva tetap akan mengakibatkan arus keluar dan jika menjual
investas/aktiva tetap akan mengakibatkan adanya arus kas masuk ke perusahaan.
3. Kegiatan keuangan atau ada yang menyebutnya kegiatan pendanaan, adalah kegiatan
menarik uang dari kreditor jangka panjang dan dari pemilik serta pengembalian uang
kepada mereka.
Pengertian Arus Kas menurut Darsono dan Ashari (2005:90) : “arus kas yaitu suatu
laporan yang memuat informasi tentang sumber dan pengguanaan kas perusahaan selama
periode tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun”. Laporan arus kas digunakan oleh
manajemen untuk mengevaluasi kegiatan operasional yang telah berlangsung, dan
merencanakan aktivitas investasi dan pembiayaan dimasa yang akan datang. Laporan
arus kas juga digunakan oleh kreditur dan investor dalam menilai tingkat likuiditas
maupun potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
3.2.4. Laporan Perubahan Ekuitas
Menurut Rivai, Veithzal dan Idroes (2007:619) mengemukakan bahwa : “laporan
perubahan ekuitas merupakan laporan yang menggambarkan perubahan saldo akun
ekuitas seperti modal disetor, tambahan modal disetor, laba yang ditahan dan akun
ekuitas lainnya”.
Menurut Kasmir (2008:9) laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang
menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini dan juga menunjukkan
perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal.
Menurut Hery (2012:5) laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang
menyajikan ikhtisar perubahan pos-pos ekuitas suatu perusahaan untuk satu periode
tertentu. Selama periode tersebut, perubahan ekuitas pemegang saham dapat disebabkan
xxiv
oleh penerbitan dan pembelian kembali saham, serta penginvestasian kembali laba bersih
yang masih tersisa (setelah pembagian dividen) kedalam perusahaan.
Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang
mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi
perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan
kemungkinan bahaya penyimpangan, salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk
meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu
barang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri
terhadap praktik akuntansi dan pelaporan dari setiap perusahaan tertentu.
3.2.5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan adalah catatan tambahan dan informasi yang
ditambahkan ke akhir laporan keuangan untuk memberikan tambahan informasi kepada
pembaca dengan informasi lebih lanjut. Catatan atas Laporan Keuangan membantu
menjelaskan perhitungan item tertentu dalam laporan keuangan serta memberikan
penilaian yang lebih komprehensif dari kondisi keuangan perusahaan. Catatan atas
Laporan Keuangan dapat mencakup informasi tentang hutang, kelangsungan usaha,
piutang, kewajiban kontinjensi, atau informasi kontekstual untuk menjelaskan angka-
angka keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan komponen laporan keuangan yang baru
yang kedudukannya menggantikan Nota Perhitungan Anggaran. Catatan atas Laporan
Keuangan meliputi penjelasan, daftar rinci, dan analisis suatu pos yang disajikan dalam
Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca dalam rangka pengungkapan yang memadai.
3.3. Manfaat Laporan Keuangan
Menurut Statement of Financial Accounting Concept No. 1 tujuan dan manfaat
laporan keuangan adalah:
xxv
1. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yg dapat membantu
investor kreditor dan pengguna lain yg potensial dalam membuat
keputusan lain yg sejenis secara rasional.
2. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yg dapat membantu investor kreditor
dan pengguna lain yg potensial dalam memperkirakan jumlah waktu dan
ketidakpastian penerimaan kas dimasa yg akan datang yg berasal dari pembagian
deviden ataupun pembayaran bunga dan pendapatan dari penjualan.
3. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi tentang sumber daya ekonomi
perusahaan. Klaim atas sumber daya kepada perusahaan atau pemilik modal.
4. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi tentang prestasi perusahaan selama
satu periode. Investor dan kreditor sering menggunakan informasi masa lalu untuk
membantu menaksir prospek perusahaan.
Menurut PSAK (2004) pihak-pihak yang memanfaatkan laporan keuangan adalah
(IAI,2004) :
1. Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang
melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka
membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli,
menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada
informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen.
2. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi
mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan
xxvi
informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat
jatuh tempo.
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat
jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu
yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama
mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup
perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan,
atau tergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaanya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena ini berkepentingan dengan
aktivitas perusahaan, mereka menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk
menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya,
perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional,
xxvii
termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal
domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan
serta rangkaian aktivitasnya.
3.4. Kinerja Keuangan Perusahaan
Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan
tertentu yang ingin di capai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya.
Kinerja keuangan merupakan suatu gambaran tentang kondisi suatu perusahaan yang
dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik
buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam
periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal
dalam menghadapi perubahan lingkungan.
Dalam hubungannya dengan kinerja, laporan keuangan sering dijadikan dasar untuk
penilaian kinerja perusahaan. Salah satu jenis laporan keuangan yang mengukur
keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode tertentu adalah laporan laba rugi.
Dalam hal ini arus kas mempunyai nilai lebih untuk menjamin kinerja perusahaan di
masa mendatang. Arus kas (Cash Flow) menunjukkan hasil operasi yang dananya telah
diterima tunai oleh perusahaan serta dibebani dengan beban yang bersifat tunai dan
benar-benar sudah dikeluarkan oleh perusahaan. Menurut IAI (2007), dikemukakan
bahwa kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan
mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya.
Kinerja perusahaan diwujudkan dalam berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan
perusahaan karena setiap kegiatan tersebut memerlukan sumber daya, maka kinerja
perusahaan akan tercemin dari penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan
perusahaan. Pentingnya laporan keuangan sebagai informasi dalam menilai kinerja
xxviii
keuangan perusahaan, mensyaratkan laporan keuangan haruslah mencerminkan keadaan
perusahaan yang sebenarnya pada kurun waktu tertentu. Sehingga pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan perusahaan akan menjadi tepat.
Salah satu bentuk informasi akuntansi yang penting dalam proses penilaian kinerja
perusahaan adalah berupa rasio-rasio keuangan perusahaan untuk periode tertentu.
Dengan rasio-rasio keuangan tersebut akan tampak jelas beragai indikator keuangan yang
dapat mengungkapkan kondisi keuangan sutau perusahaan maupun kinerja yang telah
dicapai perusahaan untuk suatu periode tertentu.
Menurut (Munawir, 2002) pengukuran kinerja keuangan memiliki beberapa tujuan :
“Tujuan pertama untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuagan pada saat ditagih. Tujuam kedua untuk mengetahui tingkat sovabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut di likuidasi, yang mencakup baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Tujuan ketiga untuk mengetahui tingkat profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba selama periode tertentu. Tujuan keempat untuk mengetahui stabilitas, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar cicilan secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan”.
Dalam melakukan pengukuran kinerja keuangan, setiap perusahaan memiliki ukuran
yang bervariasi sehingga antara perusahaan yang satu dan perusahaan yang lainnya
berbeda. Pada dasarnya angka-angka rasio dapat digolongkan menjadi dua golongan.
Golongan pertama adalah angka-angka rasio yang didasarkan pada sumber data
keuangan dimana unsur-unsur angka rasio tersebut diperoleh. Dan golongan kedua
adalah angka-angka rasio yang disusun berdasarkan tujuan penganalisa dalam
mengevaluasi perusahaan.
3.5. Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan alat analisis perusahaan untuk menilai kinerja suatu
perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada laporan
keuangan. Menurut Keown (2004:107) : “Hasil dari menganalisis laporan keuangan
xxix
adalah rasio keuangan berupa angka-angka dan rasio keuangan harus dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan”. Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio keuangan dapat
menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya
keadaan atau posisi keuangan suatau perusahaan dari sutau periode ke periode
berikutnya.
Menurut Horne (2005:234) : “Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk
menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan”. Analisis rasio keuangan
memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur
serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. Meskipun analisis rasio mampu
memberikan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan keadaan operasi dan kondisi
keuangan perusahaan, terdapat juga unsur keterbatasan informasi yang membutuhkan
kehati-hatian dalam mempertimbangkan masalah yang terdapat dalam perusahaan
tersebut.
Analisis rasio keuangan merupakan metode yang paling baik digunakan untuk
memperoleh gambaran kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Rasio
keuangan merupakan perbandingan dari dua data yang terdapat dalam laporan keuangan
peusahaan. Rasio keuangan digunakan kreditur untuk mengetahui kinerja suatu
perusahaan dengan melihat kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya
(Dennis, 2006).
Menurut nugroho (2003), beberapa rasio keuangan yag sering dipakai oleh seorang
analisis dalam mencapai tujuannya, yaitu rasio profitabilitas yang digunakan untuk
mengukur keampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva maupun modal sendiri dan rasio likuiditas, untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada
waktunya.
xxx
Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan
(BPFE Yogyakarta 2001:331), pengelompokan rasio-rasio keuangan yaitu sebagai
berikut :
1. Rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur likuiditas
perusahaan (current ratio, acid test ratio dan lain sebagainya).
2. Rasio leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa
jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (debt to total assets ratio, net worth to
debt ratio dan lain sebagainya).
3. Rasio-rasio aktiivitas yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai
seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya
(inventory turn over, average collection period dan lain sebagainya).
4. Rasio profitabilitas yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah
kebijaksanaan dan kemampuan-kemampuan (profit margin, return on total assets,
return on net worth dan lain sebagainya).
5. Rasio penilaian yaitu untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menciptakan
nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya investasi. Rasio penilaian (Valuation
Ratio) merupakan ukuran yang paling lengkap tentang prestasi perusahaan, karena
mencerminkan rasio risiko dan rasio pengembalian. Rasio ini sangat penting karena
rasio tersebut berkaitan langsung dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan
dan kekayaaan para pemegang saham. Salah satu bagian dari rasio ini adalah Price to
Book Value (PBV). Rasio PBV digunakan untuk mengetahui seberapa besar harga
saham yang ada di pasar dibandingkan dengan nilai buku sahamnya (Sutrisno, 2000 :
268). Semakin tinggi nilai rasio ini semakin besar tambahan kekayaan (wealth) yang
dinikmati oleh pemilik perusahaan.
xxxi
Analisis rasio keuangan tidak hanya berguna bagi kepentingan intern dan ekstern
perusahaan. Bagi para bankir berguna untuk mempertimbangkan pemberian kredit
jangka pendek maupun kredit jangka panjang kepada perusahaan, untuk itu para bankir
lebih tertarik pada rencana jangka pendek, likuiditas, kemampuan memperoleh laba,
tingkat efisiensi operasional dan solvabilitas. Bagi para kreditur jangka panjang lebih
tertarik pada kemampuan laba dan tingkat efisiensi operasional. Sedangkan bagi para
penanam modal lebih tertarik pada kemampuan memperoleh laba jangka panjang dan
tingkat efisiensi perusahaan. Bagi manajer keuangan tentu saja sangat berkepentingan
dengan semua aspek rasio keuangan, karena harus mampu membayar hutang jangka
pendek, mampu membayar hutang jangka panjang, mampu meningkatkan efisiensi
perusahaan, mampu memaksimalkan nilai perusahaan dan mampu memperoleh laba
untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham.
Menurut Harahap (2006:298) keunggulan rasio keuangan adalah sebagai berikut :
1. Rasio merupakan angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan
ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laopran
keuangan yang sangat rinci dan rumit.
Sedangkan kelemahan analisis rasio menurut Warsono (2003; 25) adalah sebagai
berikut :
1. Kadang sulit untuk mengidentifikasi kategori industri dengan perusahaan berada
jika perusahaan beroperasi dalam beberapa bidang usaha.
2. Angka rata-rata industri yang diterbitkan hanya merupakan perkiraan saja dan
hanya memberikan panduan umum, karena bukan merupakan hasil penelitian
ilmiah dari seluruh perusahaan dalam industri maupun sampel yang cocok dari
beberapa perusahaan dalam industri.
xxxii
3. Rasio keuangan dapat terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Rata-rata industri mungkin tidak memberikan target rasio atau norma yang
diinginkan. Rata-rata industri hanya dapat memberikan panduan atas posisi keuangan
perusahaan rata-rata dalam industri. Dalam laporan keuangan, angka-angka yang berdiri
sendiri sulit dikatakan baik tidaknya. Untuk itu diperlukan pembanding yang bisa dipakai
untuk melihat baik tidaknya angka yang dicapai oleh perusahaan, oleh karena itu
diperlukan analisis rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Rata-rata
industri bisa dan biasa digunakan sebagai pembanding. Meskipun rata-rata industri ini
bukan merupakan pembanding yang paling tepat karena beberapa hal, misalnya karena
perbedaan karakteristik rata-rata perusahaan dalam industri dengan perusahaan tersebut.
Tetapi rata-rata industri tetap bisa dipakai untuk perbandingan (Hanafi; 2003:70).
3.6. Analisis Perbandingan
Menurut Harahap (2009:227), analisis perbandingan adalah teknik analisis laporan
keuangan yang dilakukan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara horizontal
dan membandingkan antara satu dengan yang lain, dengan menunjukkan informasi
keuangan atau data lainnya baik dalam rupiah atau dalam unit. Teknik perbandingan ini
juga dapat menunjukkan kenaikan dan penurunan dalam rupiah atau unit dan juga dalam
persentase atau perbandingan dalam bentuk angka perbandingan atau rasio. Tujuan
analisis perbandingan ini adalah untuk mengetahui perubahan-perubahan berupa
kenaikan atau penurunan akun-akun laporan keuangan atau data lainnya dalam dua atau
lebih periode yang dibandingkan.
Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan
angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan
angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen
xxxiii
yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat
berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.
Menurut Harahap (2009:227-228), dalam melakukan analisis laporan keuangan teknik
perbandingan ini, dapat membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan
tahun lalu, angka laporan keuangan perusahaan sejenis, rasio rata-rata industri, dan rasio
normatif sebagai standar perbandingan (yardstick). Perbandingan antarpos laporan
keuangan dapat dilakukan melalui:
1. Perbandingan dalam dua atau beberapa tahun (horisontal) misalny laporan
keuangan tahun 1993, dibandingkan dengan laporan keuangan tahun 1994.
Perbandingan antara tahun 1996, 1995, 1994, dan seterusnya.
2. Perbandingan dengan perusahaan yang dianggap terbaik.
3. Perbandingan dengan angka-angka standar industri yang berlaku (industrial norm).
Di Indonesia standar ini belum ada tetapi di USA beberapa perusahaan
mengkhususkan diri mensupply informasi rasio ini misalnya Moody’s, Standar &
Poor dan lain-lain.
4. Perbandingan dengan budget (anggaran).
5. Perbandingan dengan bagian, divisi, atau seksi yang ada dalam suatu perusahaan.
3.7. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan,
dimana rasio ini digunakan sebagai alat pengukur atas kemampuan perusahaan untuk
memperoleh keuntungan dari setiap rupiah penjualan yang dihasilkan. Menurut Prihadi
(2010:138) profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba. Pengertian laba bisa
bermacam-macam, tergantung dari kebutuhan dari pengukuran laba tersebut. Horne dan
Wachowichz (2005:222) dalam buku Analisis Laporan Keuangan mendefinisikan rasio
xxxiv
profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan
keputusan seperti profit margin on sales, return on total assets dan lain sebagainya.
Profitabilitas merupakan faktor yang seharusnya mendapat perhatian penting karena
untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam keadaan
yang menguntungkan (profitable). Tanpa adanya keuntungan (profit), maka akan sulit
bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar.
Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandiangan
antara berbagai komponen yang ada di dalam laporan keuangan, terutama laporan
keuangan neraca dan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode
operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu
tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut.
Rasio profitabilitas juga memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pemilik usaha
atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak di luar perusahaan, terutama pihak-pihak
yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Menurut Kasmir
(2008:197) , yang menyatakan bahwa :
Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar
perusahaan, yaitu:
a. Untuk mengukur atau menghitung laba yang
diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
b. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
c. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
d. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
e. Untuk mengukur produtivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal
pinjaman maupun modal sendiri.
Sedangakan manfaat dari rasio profitabilitas:
xxxv
a. Mengetahui besarnya tingkat
laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.
b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
d. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
e. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik
modal pinjaman maupun modal sendiri.
Rasio ini merupakan ukuran yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
melakukan peningkatan penjualan dan menekan biaya-biaya yang terjadi. Selain itu,
rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan seluruh dana yang
dimilikinya untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Rasio profitabilitas menurut
Brigham and Houston (2009:107) :
“Sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil operasi. Rasio ini meliputi margin laba atas penjualan, rasio kemampuan dasar untuk menghasilkan laba, tingkat pengembalian atas total aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas saham biasa”.
Rasio profitabilitas menurut Weston dan Copeland (2010:237) adalah mengukur
efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan
investasi.
Berdasarkan teori diatas tersebut maka rasio profitabilitas rasio untuk mengukur
seberapa besar sebuah perusahaan mampu menghasilkan laba dengan menggunakan
semua fakto perusahaan yang ada di dalamnya untuk menghasilkan laba yang maksimal.
Rasio profitabilitas ini yang biasanya dijadikan bahan pertimbangan seorang investor
dalam menanamkan sahamnya di suatu perusahaan. Bila suatu perusahaan memilki
tingkat profitabilitas yang tinggi terhadap pengembalian saham, maka seorang investor
akan memilh perusahaan tersebut untuk menanamkan sahamnya.
xxxvi
Disini menunjukkan bahwa penjualan dan investasi yang besar sangat diperlukan dan
mempengaruhi besarnya rasio profitabilitas, semakin besar aktivitas penjualan dan
investasi maka akan semakin besar pula rasio profitabilitasnya.
Yang termasuk dalam rasio profitabilitas menurut Kasmir (2008) adalah sebagai
berikut :
1. ROI (Return on Invesment)
Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak
dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan
dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan (Harahap,
2009:63).
Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on
investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh
perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva (Syafri, 2008:63). Standar rata-rata industri
untuk untuk ROI ini adalah 30% (Kasmir, 2008:203).
Rumus perhitungan Return on Invesment yaitu :
Return on Invesment (ROI)
2. ROA (Return on Asset)
ROA menujukkan keefisienan perusahaan dalam mengelola seluruh aktivanya
untuk memperoleh pendapatan. ROA merupakan perbandingan laba sebelum pajak
terhadap total asset. Jadi ROA mengindikasikan seberapa besar kemampuan asset
yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat pengembalian atau pendapatan atau dengan
kata lain ROA menunjukkan kemampuan total aset dalam menghasilkan laba.
xxxvii
Rasio ini mengukur efektivitas perusahaan dengan keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva yang akan digunakan untuk operasi perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan (Munawir, 2002:89). Semakin besar nilai ROA berarti
suatu perusahaan mempunyai kinerja yang bagus dalam menghasilkan laba bersih
untuk pengembalian total aktiva yang dimiliki sehingga berpengaruh terhadap harga
saham, yaitu harga saham akan naik. Standar rata-rata industri untuk untuk ROA ini
adalah 30% (Kasmir, 2008:203).
Rumus perhitungan Return on Asset yaitu :
Return on Asset (ROA)
3. ROE (Return on Equity)
Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan
total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan
(income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa
maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam
perusahaan (Harahap, 2008:305).
Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan
mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari
investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham
perusahaan (Sawir 2009:20). ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang
sering disebut rentabilitas usaha. Standar rata-rata industri untuk untuk ROE ini
adalah 40% (Kasmir, 2008:205).
Rumus perhitungan Return on Equity yaitu :
Return on Equity (ROE)
xxxviii
4. GPM (Gross Profit Margin)
Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga
pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk
berproduksi secara efisien (Sawir, 2009:18).
Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales.
Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena
hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan
dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin
kurang baik operasi perusahaan (Syamsuddin, 2009:61). Standar rata-rata industri
untuk untuk GPM ini adalah 30% (Kasmir, 2008:200).
Rumus perhitungan Gross Profit Margin yaitu :
Gross Profit Margin (GPM)
5. NPM (Net Profit Margin)
Menurut Pastowo (2005:97) rasio Net Profir Margin (NPM) merupakan rasio yang
mengukur rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. Rasio ini
memberi gambaran laba untuk para pemegang saham sebagai persentase dari
penjualan.
Meraih profit yang diharapkan, maka efisisensi mutlak harus dilakukan oleh setiap
perusahaan, tidak terkecuali perusahaan dagang dalam rangka menjaga kelangsungan
usaha maupun meningkatkan daya saing. Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak
terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu
perusahaan. Standar rata-rata industri untuk untuk NPM ini adalah 20% (Kasmir,
2008:200).
Rumus perhitungan Net Profit Margin yaitu :
xxxix
Net Profit Margin (NPM)
Jika dari kelima standar industri tersebut dibuatkan tabel, maka menurut (Kasmir,
2008) dalam buku Analisis Laporan Keuangan melihat standar industri dari kelima rasio
tersebut adalah sebagai berikut
Tabel 2.1Standar industri untuk rasio profitabilitas
No Jenis Rasio Standar Industri
1 ROI (Return on Invesment) 30%
2 ROA (Return on Asset) 30%
3 ROE (Return on Equity) 40%
4 GPM (Gross Profit Margin) 30%
5 NPM (Net Profit Margin) 20%
Sumber : Kasmir (2008)
Dalam melakukan analisis rasio profitabilitas tentunya ada kelebihan dan kelemahan
dalam analsisis ini. Menurut Harahap dalam buku Analisa Kritis atas Laporan Keuangan
terdapatat beberapan kelebihan dan kelemahan dari analisis rasio profitabilitas
diantaranya :
Kelebihan analisis rasio profitabilitas dibandingkan dengan analisis lain :
xl
a. Analisis rasio lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi laporan keuangan
yang rinci dan rumit.
c. Dapat memberikan informasi tentang posisi perusahaan ditengah industri lain.
d. Lebih mudah untuk melihat perkembangan secara periodik atau time series.
e. Lebih mudah melihat trend perusahaan dan melakukan prediksi di masa
mendatang.
Sedangkan kelemahan dari rasio ini adalah :
a. Hasil analisis tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus diperbandingkan
dengan rasio perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat risiko yang hamper
sama serta diadakan analisis kecendrungan dari setiap rasio tahun sebelumnya.
b. Dalam kondisi inflasi, rasio tidak dapat menunjukkan keadaan yang
sesungguhnya dan tidak dapat doperbandingkan dengan keadaan tahun
sebelumnya.
3.8. Kerangka Berpikir
xli
BURSA EFEK INDONESIA
KELOMPOK INDUSTRI MANUFAKTUR
KELOMPOK INDUSTRI BARANG KONSUMSI
ROI
PERHITUNGAN RASIO PROFITABILITAS
KELOMPOK ANEKA INDUSTRI
KELOMPOK INDUSTRI DASAR & KIMIA
LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2011 - 2014
NPMGPMROEROA
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Berdasarkan gambar diatas, kerangka pikir pada penelitian ini menjelaskan bahwa
untuk mengetahui kondisi kinerja profitabilitas industri manufaktur sektor industri
barang konsumsi, objek penelitian yang diambil adalah dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah industri manufaktur sektor industri barang
konsumsi.
Dalam kelompok tersebut terdapat lima subsektor dari sektor industri barang
konsusmi. Yaitu ada subsektor makanan dan minuman, subsektor rokok, subsektor
farmasi, subsektor kosmetik dan barang keperluan rumah tangga serta subsektor
peralatan rumah tangga. Dari kelima subsektor tersebut diambil laporan keuangan
perusahaan yang telah diaudit antara tahun 2011 – 2014. Alat análisis yang digunakan
dalam penelitian ada satu análisis yaitu análisis rasio profitabilitas. Analisis rasio
profitabilitas merupakan suatu teknik analisis yang dalam banyak hal mampu
memberikan petunjuk atau indikator dalam berbagai kondisi untuk periode sekarang dan
periode mendatang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan dan keuntungan
perusahaan yang bersangkutan.
Terdapat lima indikator yang dipakai dalam penelitian ini. Pertama, dengan indikator
Return on Invesment yaitu untuk melihat hasil pengembalian investasi yang dilakukan
perusahaan apakah efektif dalam mengelola investasi. Kedua, dengan indikator Return
on Asset yaitu untuk melihat seberapa besar kemampuan asset yang dimiliki untuk
menghasilkan tingkat pengembalian. Ketiga, dengan indikator Return on Equity yaitu
xlii
KESIMPULAN & SARAN
ANALISIS DESKRIPTIF DAN KOMPARATIF
untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan melihat modal sendiri. Kempat, dengan
indikator Gross Profit Margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan
penjualan, semakin besar Gross Profit Margin maka semakin baik perusahaan. Dan yang
kelima, dengan indikator Nett Profit Margin merupaan ukuran keuntungan dengan
membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dbandingkan dengan penjualan.
Dari kelima indikator tersebut kemudian dianalisis dengan cara membandingkan
rasio-rasio perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat yang
bersamaan dan dengan standar rata-rata industri. Dan juga membandingkan rasio-rasio
keuangan perusahaan dari suatu periode ke periode lainnya, sehingga dapat diketahui
bagaimana kondisi kinerja profitabilitas perusahaan-perusahaan yang dianalisis. Dari
hasil análisis tersebut akan dibuat kesimpulan dan saran apa saja yang harus dilakukan
perusahaan agar dapat diketahui kinerja keuangan perusahaan tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
xliii
3.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur
sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2011 – 2014 yang dapat diakses melalui www.idx.co.id.
3.2. Sumber dan Jenis Data yang Digunakan
Penulis menggunakan data sekunder berupa laporan perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 –
2014.
Sedangkan sumber data yang diperoleh adalah berupa data laporan keuangan dari
www.idx.co.id.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah kelompok dimana seorang peneliti akan memperoleh hasil penelitian
yang dapat disamaratakan (digeneralisasikan). Populasi yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 – 2014 yaitu sebanyak 40
perusahaan.
Sampel adalah suatu sub kelompok dari populasi yang dipilih dalam penelitian.
Sampel yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah sebanyak 29 perusahaan.
Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
judgjement sampling yaitu salah satu bentuk metode sampling dengan mengambil sampel
yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan maksud dan tujuan penelitian. Adapun