EVAL PEM LUASI KE DI E W MULIAAN INS ERAGAA ENAM LO WULANDAR A PROG N TANAM FAKULT STITUT P AN PEPAY OKASI DI Oleh RI SURYAN A34404028 GRAM ST AN DAN TAS PERT ERTANIA 2008 YA (Caric BOYOLA NING TYAS TUDI TEKNOL TANIAN AN BOGO ca papaya ALI S LOGI BEN OR a L.) NIH
54
Embed
EVALUASI KERAGAAN PEPAYA (Carica papaya L.) DI ENAM … · Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ... Rekapitulasi Hasil Pengamatan Peubah Kualitatif Pepaya di Enam
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EVAL
PEM
LUASI KEDI E
W
MULIAAN
INS
ERAGAAENAM LO
WULANDARA
PROGN TANAM
FAKULTSTITUT P
AN PEPAYOKASI DI
Oleh
RI SURYANA34404028
GRAM STAN DAN
TAS PERTERTANIA
2008
YA (Caric
BOYOLA
NING TYAS
TUDI TEKNOL
TANIAN AN BOGO
ca papaya
ALI
S
LOGI BEN
OR
a L.)
NIH
EVALUASI KERAGAAN PEPAYA (Carica papaya L.) DI ENAM LOKASI DI BOYOLALI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
WULANDARI SURYANING TYAS A34404028
PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH
FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
b
Aku perse
M
dan apa yan
bila dibandin
embahkan k
Masku, Sah
dan seluruh
“Apa yang
ng ada di bel
ngkan denga
karya kecil in
habat-sahaba
h keluarga se
g ada di hada
lakang kita
an apa yang
ni untuk Ibu
atku, Mbah
erta orang-or
dapan kita
hanyalah ha
ada di dala
u, Bapak, A
h Putri, Mba
rang yang a
al-hal kecil
am diri kita”
dik-adikku
ah Kakung,
ku sayangi
”
tercinta,
RINGKASAN
WULANDARI SURYANING TYAS. Evaluasi Keragaan Pepaya (Carica papaya L.) di Enam Lokasi di Boyolali. (Di Bawah Bimbingan SRIANI SUJIPRIHATI)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan populasi pepaya di
enam lokasi di Boyolali. Populasi pepaya yang digunakan adalah tanaman pepaya
milik petani di enam lokasi di wilayah Boyolali. Pengamatan yang dilakukan
terdiri dari pengamatan kondisi umum kebun dan kondisi tanaman pepaya.
Pengamatan kondisi tanaman pepaya terdiri dari pengamatan peubah vegetatif,
generatif, dan kualitas buah. Metode pengambilan contoh berdasarkan metode
Purposive Random Sampling dari populasi pengamatan yang memenuhi syarat
luas lahan minimal 1000 m2, tipe kebun komersial, dan umur tanaman lebih dari
satu tahun. Lokasi populasi tanaman pepaya yang diteliti yaitu di Desa Gurung,
Kelurahan Salakan, Kecamatan Teras (lokasi 1), Desa Salakan, Kelurahan
Salakan, Kecamatan Teras (lokasi 2), Desa Sudimoro, Kelurahan Sudimoro,
Kecamatan Teras (lokasi 3), Desa Mojosongo, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan
Mojosongo (lokasi 4), Desa Dampit, Kelurahan Sudimoro, Kecamatan Teras
(lokasi 5), Desa Gumulan, Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo (lokasi 6).
Uji kehomogenan ragam terhadap enam populasi pepaya di wilayah
Boyolali menunjukkan dari 21 peubah terdapat 17 peubah yang ragamnya
homogen dan 4 peubah yang ragamnya tidak homogen. Ragam yang tidak
homogen diduga karena perbedaan kepekaan tanaman terhadap kondisi
lingkungan sekitarnya.
Hasil analisis cluster menunjukkan kemiripan sifat morfologi dan kualitas
buah terdapat pada populasi pepaya di Desa Gurung dan Desa Salakan. Populasi
pepaya di Desa Sudimoro dan Desa Mojosongo juga mempunyai kemiripan sifat
morfologi dan kualitas buah, sedangkan populasi pepaya di Desa Dampit dan
Desa Gumulan mempunyai karakter yang berbeda dari ke empat populasi lainnya.
Populasi pepaya yang mempunyai sifat morfologi yang baik dan seragam
serta kualitas buah yang paling baik terdapat pada populasi pepaya di Desa
Gumulan. Pengaruh lingkungan terhadap peubah-peubah yang diamati pada
ii
populasi pepaya di Desa Gumulan relatif kecil dibandingkan ke lima populasi
yang lain. Buah pepaya di Desa Gumulan juga mempunyai kriteria yang sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia dengan bobot buah 2846.3 g termasuk dalam
grup A (bobot buah 2.5 – 3 kg), bentuk buah panjang dan seragam, rasa daging
buah manis dan warna daging buah jingga.
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : EVALUASI KERAGAAN PEPAYA (Carica papaya L.)
DI ENAM LOKASI DI BOYOLALI
Nama : WULANDARI SURYANING TYAS
NRP : A34404028
Program Studi : PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS.
NIP: 131 284 838
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, MAgr.
NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Klaten, Jawa Tengah pada tanggal 7 Juli 1985.
Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Indarto
dan Ibu Tri Suryaningsih.
Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak pada tahun 1992 di
TK Aisyiyah Bustanul Atfal, Klaten. Pada tahun 1998 penulis menyelesaian
pendidikan dasar di MIM 1 Karasan kemudian melanjutkan pendidikan di SLTP
Negeri 1 Ngawen dan lulus pada tahun 2001. Tahun 2004 penulis menyelesaikan
Sekolah Menengah Atas di SMA Muhammadiyah 1 Klaten.
Pada tahun 2004 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) sebagai mahasiswa Program Studi
Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan, rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Keragaan Pepaya (Carica papaya
L.) di Enam Lokasi di Boyolali”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS. selaku dosen pembimbing skripsi atas
bimbingan dan arahan yang diberikan.
2. Dr. Muhamad Syukur, SP. MSi. dan Dr. Ir. Endah Retno Palupi, MSc. selaku
dosen penguji yang telah memberikan masukan.
3. Dr. Ir. Trikoesoemaningtyas, MSc. selaku dosen pembimbing akademis yang
telah memberikan arahan selama perkuliahan.
4. Pusat Kajian Buah-buahan Tropika yang telah memberikan bantuan dana dan
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas
bantuan dan dorongannya.
Kritik dan saran sangat penulis harapkan dari semua pihak, karena penulis
menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun semua
pihak yang memerlukan.
Bogor, Juni 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 Latar Belakang .......................................................................................... 1 Tujuan ....................................................................................................... 2 Hipotesis .................................................................................................... 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 3
Asal-usul dan Penyebaran Geografis ........................................................ 3 Sifat Botani ............................................................................................... 3 Varietas Pepaya ......................................................................................... 4 Agroekologi .............................................................................................. 5 Potensi Produksi dan Faktor yang Mempengaruhi Produksi .................... 5 Budidaya ................................................................................................... 6
BAHAN DAN METODE ............................................................................... 10
Waktu dan Tempat .................................................................................... 10 Bahan dan Alat .......................................................................................... 10 Metode ...................................................................................................... 10 Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 10 Analisis Data ............................................................................................. 12
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 14 Hasil .......................................................................................................... 14
Keadaan Umum Kebun ....................................................................... 14 Uji Kehomogenan Ragam ................................................................... 17 Hubungan Kekerabatan Populasi Pepaya antar Lokasi ....................... 21 Korelasi antar Peubah ......................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 31 LAMPIRAN .................................................................................................... 33
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman Teks
1. Kondisi Umum Kebun Pepaya yang Diteliti ............................................... 14 2. Rekapitulasi Hasil Uji Kehomogenan Ragam Setiap Peubah ..................... 17 3. Rekapitulasi Nilai Koefisien Keragaman dan Nilai Tengah Setiap Peubah
yang Ragamnya Tidak Homogen ................................................................ 19
4. Rekapitulasi Nilai Tengah Beberapa Peubah pada ke Enam Desa ............. 21
5. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Peubah Kualitatif Pepaya di Enam lokasi 24 6. Rekapitulasi Nilai Koefisien Korelasi antar Peubah ................................... 25
Lampiran
1. Hasil Korelasi antar Peubah ........................................................................ 34 2. Koefisien Keragaman Masing-masing Desa untuk Semua Peubah yang
3. Rekapitulasi Hasil Uji F untuk Peubah yang Ragamnya Homogen ........... 38 4. Rekapitulasi Hasil Analisis Tanah ke Enam Lokasi ................................... 38
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman Teks
1. Kondisi Fisik Kebun ................................................................................... 16 2. Dendogram Enam Populasi Pepaya di Wilayah Boyolali ........................... 22
Lampiran
1. Bentuk Daun Berdasarkan Descriptor for Papaya yang Diterbitkan oleh International Board for Plant Genetic Resources (IBPGR) ....................... 39
2. Warna Batang, Daun, Kulit Buah, dan Daging Buah Pepaya Boyolali ...... 42
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pepaya (Carica papaya, L.) merupakan tanaman buah tropika yang dalam
waktu delapan bulan sudah mulai menghasilkan dan dapat hidup selama 25 tahun
atau lebih, namun produktivitasnya menurun sejalan dengan umur (Villegas,
1997). Tanaman pepaya banyak ditanam baik di daerah tropis maupun sub tropis,
di daerah-daerah basah dan kering atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan
sampai 1000 m di atas permukaan laut (dpl).
Tanaman pepaya tersebar di seluruh wilayah Indonesia dari tanaman
pekarangan hingga tanaman yang ditanam intensif di perkebunan. Menurut
Suwarno (2000) sentra penanaman buah pepaya di Indonesia adalah daerah Jawa
Barat (Kabupaten Bogor), Jawa Timur (Kabupaten Malang), Pasar Induk Kramat
Jati DKI, Yogyakarta (Sleman), Lampung Tengah, Sulawesi Selatan (Toraja),
Sulawesi Utara (Manado).
Penyerbukan silang yang terjadi pada tanaman pepaya menyebabkan
banyak terjadi variasi (Villegas, 1997). Menurut Nakasone dan Paull (1998)
serangkaian kegiatan pemuliaan tanaman yang dilakukan diarahkan pada
pembentukan varietas yang memiliki sifat yang diinginkan. Sifat-sifat ini antara
lain: perawakan pendek, berumur genjah, produksi tinggi, tahan terhadap hama
dan penyakit tanaman, berbunga sempurna, tingkat buah karpeloid rendah, bentuk
dan ukuran buah yang sesuai serta tahan disimpan lama.
Program pemuliaan pepaya diawali dengan pengumpulan plasma nutfah
dan membentuk populasi. Pengumpulan plasma nutfah dapat dilakukan dengan
cara eksplorasi sehingga tanaman dengan sifat yang diinginkan dapat diseleksi. Di
Indonesia terdapat banyak plasma nutfah pepaya dengan keragaman genetik yang
tinggi, sehingga para pemulia di Indonesia tidak kesulitan untuk mengumpulkan
dan menyeleksi berbagai pepaya yang kemudian dilakukan persilangan untuk
menghasilkan varietas unggul.
Pepaya yang tumbuh di wilayah Boyolali merupakan jenis pepaya yang
banyak diinginkan oleh konsumen, namun belum ada data yang jelas mengenai
karakter dari pepaya jenis Boyolali ini. Melalui penelitian ini diharapkan akan
2
didapatkan informasi tentang karakter morfologi maupun kualitas buah pepaya
Boyolali, sehingga akan lebih mudah bagi pemulia untuk mengembangkan dan
Peubah vegetatif Diameter batang 15 cm dari permukaan tanah Diameter batang 50 cm dari permukaan tanah Diameter batang 100 cm dari permukaan tanah Tinggi batang Panjang daun Lebar daun Panjang tangkai daun Jumlah daun Peubah generatif Jumlah bunga hermaprodit Panjang bunga hermaprodit Jumlah buah Peubah kualitas buah Bobot buah Padatan terlarut total (PTT) ujung buah Padatan terlarut total (PTT) tengah buah Padatan terlarut total (PTT) pangkal buah pH buah Bobot total biji Bobot 100 biji Diameter ujung buah Diameter tengah buah Diameter pangkal buah
Peubah vegetatif Diameter batang 15 cm dari permukaan tanah (cm) Diameter batang 50 cm dari permukaan tanah (cm) Diameter batang 100 cm dari permukaan tanah (cm) Tinggi batang (cm) Panjang daun (cm) Lebar daun (cm) Panjang tangkai daun (cm) Peubah generatif Jumlah bunga hermaprodit (buah) Jumlah buah (buah) Peubah kualitas buah Bobot buah (g) Padatan terlarut total (PTT) ujung buah (% Brix) Padatan terlarut total (PTT) tengah buah (% Brix) Bobot 100 biji (g) Diameter ujung buah (cm) Diameter tengah buah (cm) Diameter pangkal buah (cm)
Warna batang Warna daun Warna tangkai daun Bentuk daun Warna kulit buah
Warna daging buah
Coklat keabuan Hijau tua Hijau muda 14 Hijau kekuningan Jingga
Coklat keabuan Hijau tua Hijau muda 14 Hijau kekuningan Jingga
Coklat keabuan Hijau tua Hijau muda 14 Hijau kekuningan Jingga
Coklat keabuan Hijau tua Hijau muda 14 Hijau kekuningan Jingga
Coklat keabuan Hijau tua Hijau muda 14 Hijau kekuningan Jingga
Coklat keabuan Hijau tua Hijau muda 14 Hijau kekuningan Jingga
Keterangan : - Bentuk daun dapat dilihat pada Gambar Lampiran 1 - Warna batang, warna daun, warna kulit buah dan warna daging buah dapat dilihat pada Gambar Lampiran 2
25
Korelasi antar Peubah
Hasil uji korelasi antar peubah menunjukkan bobot buah berkorelasi
positif terhadap panjang daun, lebar daun, bobot total biji, dan diameter tengah
buah. PTT ujung, tengah dan pangkal buah berkorelasi negatif terhadap bobot
buah. Panjang daun dan lebar daun berkorelasi positif terhadap panjang tangkai
daun dan jumlah buah. Diameter batang 50 cm dari permukaan tanah berkorelasi
Keterangan : *) Berkorelasi pada taraf 5%; **) Berkorelasi pada taraf 1%
Pembahasan
Nakasone dan Paull (1999) menyatakan bahwa pada tanaman pepaya,
produksi dan kualitas buah yang dihasilkan dipengaruhi oleh interaksi antara
faktor genetik dengan faktor lingkungan. Ragam yang tidak homogen pada
peubah jumlah daun, panjang bunga hermaprodit, padatan terlarut total (PTT)
pangkal buah, dan pH buah diduga karena perbedaan kepekaan tanaman terhadap
kondisi lingkungan sekitarnya. Peubah yang ragamnya tidak homogen juga
26
disebabkan kondisi lingkungan yang berbeda pada setiap kebun. Villegas (1997)
menyatakan bahwa dua lembar daun akan muncul setiap minggu apabila kondisi
lingkungannya baik. Lampang daun yang berjarak rapat dengan ukurannya yang
mengecil menunjukkan masa-masa gangguan, kemungkinan disebabkan oleh
kekurangan hara atau gangguan hama dan penyakit. Bunga pepaya sangat peka
terhadap iklim, terutama terhadap perubahan suhu dan kelembaban. Putik dan
benang sari bunga pepaya tumbuh tidak normal dan berbentuk karpeloid karena
tanaman mengalami stres akibat suhu udara yang tinggi dan kelembaban yang
rendah. Akibat lain dapat menyebabkan banyak bunga atau buah yang gugur atau
bentuk buah yang tidak sempurna. Rasa buah pepaya akan lebih baik jika pepaya
ditanam pada musim hangat dan cerah (Villegas, 1997).
Gomez dan Gomez (1995) menyatakan bahwa koefisien keragaman
menunjukkan tingkat ketepatan dengan perlakuan yang diperbandingkan, dan
merupakan indeks yang baik dari keadaan percobaan. Semakin besar nilai
koefisien keragaman maka semakin rendah keandalan percobaan tersebut,
sebaliknya semakin kecil nilai koefisien keragaman maka peubah-peubah tersebut
akan semakin seragam.
Dilihat dari nilai koefisien keragaman peubah jumlah daun dan panjang
bunga hermaprodit di Desa Mojosongo menunjukkan nilai KK yang paling kecil
dengan nilai KK berturut-turut 11.61 dan 6.10%. Oleh karena itu peubah jumlah
daun dan panjang bunga hermaprodit yang seragam terdapat pada populasi pepaya
di Desa Mojosongo. Padatan terlarut total pangkal buah yang paling seragam
terdapat pada populasi pepaya di Desa Dampit dengan nilai KK sebesar 4.70%.
pH buah yang paling seragam dimiliki oleh populasi pepaya di Desa Salakan dan
Desa Mojosongo dengan nilai KK sebesar 2.22%. Peubah jumlah daun dan
panjang bunga hermaprodit yang paling sensitif terhadap pengaruh lingkungan
terdapat di Desa Dampit. Peubah PTT pangkal buah yang paling sensitif terhadap
pengaruh lingkungan terdapat di Desa Mojosongo, sedangkan peubah pH buah
yang paling sensitif terhadap pengaruh lingkungan terdapat di Desa Sudimoro.
Populasi pepaya di Desa Gumulan memiliki diameter batang 15 cm dari
permukaan tanah, diameter batang 50 cm dari permukaan tanah, diameter batang
100 cm dari permukaan tanah, panjang daun, lebar daun, diameter pangkal buah,
27
dan jumlah bunga hermaprodit yang paling besar. Villegas (1997) menyatakan
bahwa perbandingan dan macam bunga yang dihasilkan pada satu pohon dapat
bervariasi tergantung kepada umur dan keadaan lingkungan. Batang tertinggi yang
diukur dari permukaan tanah sampai bekas buah pertama dimiliki oleh populasi
pepaya di Desa Dampit yaitu 102.45 cm. Tangkai daun populasi pepaya di Desa
Sudimoro, Dampit, dan Gumulan lebih panjang dibandingkan ke tiga populasi
pepaya yang lain. Populasi pepaya di Desa Sudimoro memiliki jumlah buah
paling banyak bila dibandingkan dengan populasi pepaya di lokasi lainnya. Bobot
buah dan diameter ujung buah terbesar dimililki oleh populasi pepaya di Desa
Dampit dan Gumulan. Padatan terlarut total ujung dan tengah buah tertinggi
dimiliki oleh populasi pepaya di Desa Mojosongo yaitu sebesar 12.13 dan
11.63% brix. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kandungan unsur hara N, P,
dan K dalam tanah yang tinggi pada kebun tersebut. Peningkatan taraf N yang
diikuti oleh taraf K dapat meningkatkan kandungan PTT buah (Wydiawati, 1995).
Hal ini sesuai dengan hasil analisis tanah yang dapat dilihat pada Tabel Lampiran
4. Bobot 100 biji terbesar dimiliki oleh buah pepaya di Desa Mojosongo dan
Gumulan. Hal ini didukung oleh bobot buah yang relatif besar pada kedua
populasi tersebut. Diameter tengah buah terbesar dimiliki oleh buah pepaya di
Desa Gurung, Desa Dampit, dan Desa Gumulan.
Populasi pepaya di Desa Sudimoro dan Desa Mojosongo mempunyai
kemiripan sifat morfologi dan kualitas buah. Kemiripan sifat tersebut antara lain:
tinggi batang kebuah pertama sedang, panjang daun dan lebar daun yang sedang,
jumlah bunga hermaprodit sedang, bobot buah sedang, dimeter ujung dan
diameter tengah buah sedang, serta diameter pangkal buah yang kecil.
Populasi pepaya di Desa Gurung dan Desa Salakan juga mempunyai
kemiripan sifat morfologi dan kualitas buah. Persamaan sifat kedua populasi ini
antara lain tinggi batang ke buah pertama sedang, panjang daun dan lebar daun
serta panjang tangkai daun kecil, jumlah bunga hermaprodit sedikit, bobot buah
sedang, PTT ujung dan tengah buah rendah, dan diameter pangkal buah yang
kecil.
Sifat morfologi tanaman yang baik dan seragam serta kualitas buah yang
baik terdapat pada populasi pepaya di Desa Gumulan. Populasi tersebut memiliki
28
diameter batang yang besar, tinggi batang ke buah pertama yang cukup rendah,
panjang dan lebar daun serta panjang tangkai daun yang besar, jumlah bunga
hermaprodit dan jumlah buah yang banyak, PTT ujung dan tengah buah yang
cukup tinggi, bobot buah dan bobot 100 biji yang besar, daging buah berwarna
jingga, serta diameter buah yang besar. Hasil analisis tanah (Tabel Lampiran 4)
menunjukkan bahwa kandungan unsur N, P dan K yang terdapat di lahan pepaya
di Desa Gumulan cukup tinggi dengan kandungan masing-masing 0.08%,
162.1 ppm, dan 0.90 me/100 g.
Populasi pepaya di Desa Dampit mengelompok sendiri karena memiliki
tinggi batang ke buah pertama yang tinggi dan PTT ujung dan tengah buah yang
paling kecil dibandingkan kelima populasi pepaya yang lain. Hal ini kemungkinan
disebabkan lahan di Desa Dampit mempunyai pH tanah yang rendah yaitu 4.60
dibawah pH optimum untuk pertumbuhan tanaman pepaya.
Populasi pepaya di Desa Gurung memiliki diameter batang yang kecil,
tinggi batang ke buah pertama yang rendah, panjang dan lebar daun serta panjang
tangkai daun yang kecil, jumlah bunga hermaprodit dan jumlah buah yang sedikit,
bobot buah kecil, PTT ujung dan tengah buah sedang, bobot 100 biji yang kecil,
serta diameter buah yang sedang. Hal ini disebabkan populasi pepaya di Desa
Gurung jarang dilakukan pemupukan, sehingga pertumbuhan vegetatif dan
kualitas buahnya rendah. Menurut Nakasone dan Paull (1999) ketersediaan unsur
hara N, P, pengairan dan suhu mempengaruhi kecepatan pertumbuhan batang
pepaya. Selain itu ukuran buah akan menurun akibat dosis P yang terlalu tinggi.
Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa kandungan unsur N, P, dan K di Desa
Gurung sangat rendah yaitu 0.09%, 32.0 ppm, dan 0.13 me/100g.
Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa semakin panjang dan lebar daun
maka bobot dan jumlah buahnya juga semakin besar. Hal ini diduga ukuran daun
yang besar akan mempunyai banyak klorofil yang berperan dalam proses
fotosintesis, sehingga suplai hasil fotosintat ke buah semakin banyak dan produksi
buahnya juga semakin besar. Muttaqin (2003) dan Rosa (2003) menyatakan
bahwa panjang dan lebar daun mempunyai peran terhadap produksi buah. Bobot
buah berkorelasi negatif terhadap kandungan PTT buah. Semakin besar bobot
buah maka semakin rendah kandungan PTT buah tersebut. Selain itu, faktor
29
lingkungan juga berpengaruh terhadap persentase kandungan PTT buah. Panjang
tangkai daun berkorelasi positif terhadap panjang daun dan lebar daun, sehingga
tanaman yang memiliki tangkai daun yang panjang akan memiliki panjang daun
dan lebar daun yang besar. Sebaliknya, tanaman yang memiliki tangkai daun yang
pendek akan memiliki panjang daun dan lebar daun yang kecil.
Hasil uji korelasi juga menunjukkan bahwa semakin tinggi batang maka
semakin besar pula diameter batang tersebut. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian Muttaqin (2003) yang menunjukkan bahwa genotipe pepaya yang
berperawakan relatif tinggi akan memiliki diameter batang yang relatif besar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kemiripan sifat morfologi dan kualitas buah terdapat pada populasi pepaya
di Desa Gurung dan Desa Salakan. Populasi pepaya di Desa Sudimoro dan Desa
Mojosongo juga mempunyai kemiripan sifat morfologi dan kualitas buah,
sedangkan populasi pepaya di Desa Dampit dan Desa Gumulan mempunyai
karakter yang berbeda dari ke empat populasi lainnya.
Populasi pepaya yang mempunyai sifat morfologi yang baik dan seragam
serta kualitas buah yang paling baik terdapat pada populasi pepaya di Desa
Gumulan. Pengaruh lingkungan terhadap peubah-peubah yang diamati pada
populasi pepaya di Desa Gumulan relatif kecil dibandingkan ke lima populasi
pepaya yang lain. Buah pepaya di Desa Gumulan juga mempunyai kriteria yang
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia dengan bobot buah 2846.3 g termasuk
dalam grup A (bobot buah 2.5 – 3 kg), bentuk buah panjang dan seragam, rasa
daging buah manis dan warna daging buah jingga.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan pada musim yang berbeda untuk
mengetahui perbedaan karakter morfologi dan kualitas buah antar musim tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arifeni, F. 2004. Karakterisasi Sifat-sifat Morfologi dan Kimiawi pada Dua Genotipe Tanaman Pepaya (Carica papaya L.) dengan Perbedaan Sumber Banih. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta. 482 hal. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 1983. Penelitian Buah-buahan
dan Tanaman Hias. Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang. Malang. Chay-Prove, P. 2000. Papaw Information Kit. Agrilink Departement of Primary
Industries Maroochy Horticultural Research Station the State of Queensland. Australia.
Comstock, R. W. 1996. Quantitative Genetic with Reference to Plant and Animal
Breeding. Iowa State University Press. Ames, Iowa. 421 p. Gomez, K. A. dan A. A. Gomez. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian
Pertanian. UI Press. Jakarta. 698 hal. Hidayati, M. N. 2005. Perbanyakan Tanaman Pepaya (Carica papaya L.) dengan
stek dan Pengaruhnya terhadap Stabilitas Kelamin Bunga. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hill, J., H. C. Becker, and P. M. A. Tigerstedt. 1996. Quantitative and Ecological
Aspect of Plant Breeding. Chapman and Hall. London. 271 p. IBPGR. 1998. Descriptor for Papaya. International Board for Plant Genetic
Resources. Rome. Maesyaroh, S. 1986. Pengaruh Letak Benih dalam Buah dan Ukuran Benih
terhadap Penampakan Seks Tanaman dan Vigor Bibit Pepaya (Carica papaya L.). Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Muttaqin, T. 2003. Evaluasi Beberapa Karakter Morfologi 19 Genotipe Pepaya
(Carica papaya L.) Hasil Pemuliaan Balitbu, Solok. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nakasone, H. Y. and R. E. Paull. 1999. Crop Production Science in Horticulture.
Wallingford: CBA International Wallington, p:259-263. Noorrohmah, S. 2005. Keragaan Morfologi dan Kualitas Buah Pepaya Di Empat
Lokasi Di Wilayah Bogor pada Dua Musim. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
32
Rosa, M. 2004. Keragaan Morfologi dan Kualitas Buah Pepaya dari Empat Populasi Pepaya di Wilayah Bogor. Skripsi. Departeman Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor
Sankat, C. K. and Maharaj. 1997. Papaya, p. 175-183. In: S. Mitra (Ed.).
Pastharvest Phisiology and Storage of Tropical and Subtropical Fruits. CAB International. India.
Sunarjono, H. 1987. Ilmu Produksi Tanaman Buah-buahan. Sinar Baru. Bandung. Sumartono, Nasrullah, dan H. Hartiko. 1992. Genetika Kuantitatif dan
Bioteknologi Tanaman. Pusat Antar Universitas Bioteknologi, Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 372 hal.
Suwarno. 2000. Pengaruh Cahaya dan Perlakuan Benih Terhadap Perkecambahan
Benih Pepaya. Dalam Buletin Agricultural Vol. XV No. 3 Villegas, V. N. 1997. Carica papaya L., p. 125-131. In: E. W. M. Verheij and R.
E. Coronel (Eds.). Plant Resources of Sount-East Asia 2: Edible Fruits and Nuts. Prosea Foundation.
Wiyono, S. dan S. Manuwoto. 2008. Penyakit Antraknosa pada Pepaya dan
Potensi Pengendaliannya. Pusat Kajian Buah Tropika, LPPM – IPB. Bogor. 17 hal.
Wydiawati, D. 1995. Pengaruh Pemupukan Nitrogen, Kalium dan Kalsium
terhadap Produksi Papain Kasar dan Mutu Buah Pepaya. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Yenita. 2002. Evaluasi Keragaan Lima Kultivar Pepaya (Carica papaya L.).
Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
34
Tabel Lampiran 1. Hasil Uji Korerasi antar Peubah Diameter
batang 15 cm dari permukaan
tanah
Diameter batang
50 cm dari permukaan
tanah
Diameter batang
100 cm dari permukaan
tanah
Tinggi batang
Panjang daun
Lebar daun
Panjang tangkai
daun
Jumlah daun
Diameter batang 50 cm dari permukaan tanah Diameter batang 100 cm dari permukaan tanah Tinggi batang Panjang daun Lebar daun Panjang tangkai daun Jumlah daun Jumlah bunga hermaprodit Panjang bunga hermaprodit Jumlah buah Bobot buah PTT (ujung) PTT (tengah) PTT (pangkal) pH
Keterangan : *) Berkorelasi pada taraf 5%; **) Berkorelasi pada taraf 1%
35
Tabel Lampiran 1. (Lanjutan) Jumlah
bunga hermaprodit
Panjang bunga
hermapprodit
Jumlah buah
Bobot buah PTT (ujung) PTT (tengah)
PTT (pangkal)
pH
Panjang bunga hermaprodit Jumlah buah Bobot buah PTT (ujung) PTT (tengah) PTT (pangkal) pH Bobot total biji Bobot 100 biji Diameter ujung buah Diameter tangah buah Diameter pangkal buah
buah Bobot 100 biji Diameter ujung buah Diameter tangah buah Diameter pangkal buah Diameter batang 15 cm dari permukaan tanah Diameter batang 50 cm dari permukaan tanah Diameter batang 100 cm dari permukaan tanah Tinggi batang Panjang daun Lebar daun Panjang tangkai daun Jumlah daun
Keterangan : *) Berkorelasi pada taraf 5%; **) Berkorelasi pada taraf 1%
37
Tabel Lampiran 2. Koefisien Keragaman Masing-masing Desa untuk Semua Peubah yang Diamati
Peubah Desa
Gurung Salakan Sudimoro Mojosongo Dampit Gumulan KK (%)
Peubah vegetatif Diameter batang 15 cm dari permukaan tanah Diameter batang 50 cm dari permukaan tanah Diameter batang 100 cm dari permukaan tanah Tinggi batang Panjang daun Lebar daun Panjang tangkai daun Jumlah daun Peubah generatif Jumlah bunga hermaprodit Panjang bunga hermaprodit Jumlah buah Peubah kualitas buah Bobot buah Padatan terlarut total (PTT) ujung buah Padatan terlarut total (PTT) tengah buah Padatan terlarut total (PTT) pangkal buah pH buah Bobot total biji Bobot 100 biji Diameter ujung buah Diameter tengah buah Diameter pangkal buah
Peubah vegetatif Diameter batang 15 cm dari permukaan tanah Diameter batang 50 cm dari permukaan tanah Diameter batang 100 cm dari permukaan tanah Tinggi batang Panjang daun Lebar daun Panjang tangkai daun Peubah generatif Jumlah bunga hermaprodit Jumlah buah Peubah kualitas buah Bobot buah Padatan terlarut total (PTT) ujung buah Padatan terlarut total (PTT) tengah buah Bobot total biji Bobot 100 biji Diameter ujung buah Diameter tengah buah Diameter pangkal buah