Top Banner
91 Seminar Nasional Serealia 2011 EVALUASI DAYA HASIL CALON HIBRIDA QPM BIJI PUTIH DI SENTRA JAGUNG NASIONAL Ajang Maruapey 1) , M Yasin HG 2) ., dan NN. Andayani 2) 1. Universitas Muhammadiyah Sorong 2. Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Jagung QPM biji putih adalah jenis jagung berkualitas protein tinggi, sekitar dua kali lebih tinggi dari jagung biasa dan bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak balita terhadap penyakit busung lapar dan juga dapat meningkatkan kualitas ternak. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi daya hasil dari enam kandidat calon hibrida QPM biji putih, dilaksanakan dengan metoda RAK empat ulangan, setiap entri ditanam empat baris pada panjang plot 5,0 m jarak tanam 75x20 cm, dipupuk urea, SP36, KCl (300-200-100) kg/ha. Analisis dilanjutkan dengan interakasi genotipe x lingkungan pada MH dan MK. Pengamatan pada komponen agronomis dan hasil serta secara visual pada aspek tanaman, penutupan kelobot, dan tongkol. Penelitian dilaksanakan di sentra jagung nasional selama MH dan MK 2008-2009. Terdapat dua unggulan calon hibrida (CML140xCML264Q dan CML143xCML264Q) yang mempunyai potensi hasil lebih tinggi dari pembanding jagung putih bersari bebas, walaupun terhadap Bima-4 relatif rendah. Terdapat pengaruh nyata antara lingkungan x entri dan calon unggulan hibrida mempunyai potensi hasil berbeda pada setiap lingkungan. Hasil semakin meningkat jika lingkungan tumbuh semakin baik. Calon hibrida juga lebih unggul terhadap pembanding terbaik pada peubah bobot panen dan kupasan empat tongkol, bobot biji empat tongkol, dan bobot 1000 biji Kata kunci: Daya hasil, lingkungan, kualitas protein PENDAHULUAN Jagung putih di Indonesia dapat berperan sebagai komoditas untuk ketahanan pangan nasional, yakni ditanak dan dikonsumsi sebagai nasi jagung, dan subtitusi bagi penderita diabetes, terakhir varietas jagung putih yang dilepas adalah Anoman-1 tahun 2006. Secara biologis dan genetik jagung putih serupa jagung kuning kecuali warna biji yang disebabkan oleh absennya pigmen karotin. Di masa mendatang jagung putih diharapkan lebih berkembang, baik sebagai pangan maupun industri tepung serta dapat mensubtitusi terigu, terutama jika kandungan proteinnya tinggi. (Yasin et al., 2005). Pertanaman jagung putih banyak dijumpai di KTI yakni NTT (P. Timor, Sumba, dan Flores), NTB (Sandubaya), Jawa Tengah (Blora, Temanggung), Jawa Timur (Madura), Sulsel bagian selatan (Jeneponto, Bulukumba, Bantaeng, dan Selayar), Sulteng, Sultra dan Gorontalo. Di tingkat Internasional QPM putih telah berkembang di Brazil, Colombia, India, USA, Afrika Selatan, dan Hungaria (CAAS 1999: Bourlag 1992: Vasal 2000). Linn Bates (1963) adalah penemu jagung QPM bahwa gen opaque-2 pada biji mengandung lisin dan triptofan dua kali lebih banyak dari jagung biasa (Mertz 1992: Cordova dan Pandey 2002). Menurut Bourlaug (1992) dan Mertz (1992) bahwa di Afrika dan Amerika Latin (Brasil, Mexico, Cili, Columbia) dan China, jagung QPM dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi busung lapar (kwashiorkor) pada anak balita, menjaga keseimbangan bobot badan atau sebagai diet, tepung jagung QPM dapat dijadikan makanan bayi, serta disajikan sebagai makanan khas yang dikenal tortilas, chips dan krupuk. Disamping itu jagung QPM meningkatkan kualitas pakan. Di Sulsel dapat dipromosi untuk pakan unggas, di Bali untuk pakan babi.
12

EVALUASI DAYA HASIL CALON HIBRIDA QPM BIJI PUTIH DI SENTRA JAGUNG NASIONAL

Feb 28, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: EVALUASI DAYA HASIL CALON HIBRIDA QPM BIJI PUTIH DI SENTRA JAGUNG NASIONAL

91 Seminar Nasional Serealia 2011

EVALUASI DAYA HASIL CALON HIBRIDA QPM BIJI PUTIH DI SENTRA JAGUNG NASIONAL

Ajang Maruapey1), M Yasin HG2)., dan NN. Andayani2)

1. Universitas Muhammadiyah Sorong 2. Balai Penelitian Tanaman Serealia

ABSTRAK

Jagung QPM biji putih adalah jenis jagung berkualitas protein tinggi, sekitar dua kali lebih tinggi dari jagung biasa dan bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak balita terhadap penyakit busung lapar dan juga dapat meningkatkan kualitas ternak. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi daya hasil dari enam kandidat calon hibrida QPM biji putih, dilaksanakan dengan metoda RAK empat ulangan, setiap entri ditanam empat baris pada panjang plot 5,0 m jarak tanam 75x20 cm, dipupuk urea, SP36, KCl (300-200-100) kg/ha. Analisis dilanjutkan dengan interakasi genotipe x lingkungan pada MH dan MK. Pengamatan pada komponen agronomis dan hasil serta secara visual pada aspek tanaman, penutupan kelobot, dan tongkol. Penelitian dilaksanakan di sentra jagung nasional selama MH dan MK 2008-2009. Terdapat dua unggulan calon hibrida (CML140xCML264Q dan CML143xCML264Q) yang mempunyai potensi hasil lebih tinggi dari pembanding jagung putih bersari bebas, walaupun terhadap Bima-4 relatif rendah. Terdapat pengaruh nyata antara lingkungan x entri dan calon unggulan hibrida mempunyai potensi hasil berbeda pada setiap lingkungan. Hasil semakin meningkat jika lingkungan tumbuh semakin baik. Calon hibrida juga lebih unggul terhadap pembanding terbaik pada peubah bobot panen dan kupasan empat tongkol, bobot biji empat tongkol, dan bobot 1000 biji

Kata kunci: Daya hasil, lingkungan, kualitas protein

PENDAHULUAN

Jagung putih di Indonesia dapat berperan sebagai komoditas untuk ketahanan pangan nasional, yakni ditanak dan dikonsumsi sebagai nasi jagung, dan subtitusi bagi penderita diabetes, terakhir varietas jagung putih yang dilepas adalah Anoman-1 tahun 2006. Secara biologis dan genetik jagung putih serupa jagung kuning kecuali warna biji yang disebabkan oleh absennya pigmen karotin. Di masa mendatang jagung putih diharapkan lebih berkembang, baik sebagai pangan maupun industri tepung serta dapat mensubtitusi terigu, terutama jika kandungan proteinnya tinggi. (Yasin et al., 2005). Pertanaman jagung putih banyak dijumpai di KTI yakni NTT (P. Timor, Sumba, dan Flores), NTB (Sandubaya), Jawa Tengah (Blora, Temanggung), Jawa Timur (Madura), Sulsel bagian selatan (Jeneponto, Bulukumba, Bantaeng, dan Selayar),

Sulteng, Sultra dan Gorontalo. Di tingkat Internasional QPM putih telah berkembang di Brazil, Colombia, India, USA, Afrika Selatan, dan Hungaria (CAAS 1999: Bourlag 1992: Vasal 2000). Linn Bates (1963) adalah penemu jagung QPM bahwa gen opaque-2 pada biji mengandung lisin dan triptofan dua kali lebih banyak dari jagung biasa (Mertz 1992: Cordova dan Pandey 2002).

Menurut Bourlaug (1992) dan Mertz (1992) bahwa di Afrika dan Amerika Latin (Brasil, Mexico, Cili, Columbia) dan China, jagung QPM dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi busung lapar (kwashiorkor) pada anak balita, menjaga keseimbangan bobot badan atau sebagai diet, tepung jagung QPM dapat dijadikan makanan bayi, serta disajikan sebagai makanan khas yang dikenal tortilas, chips dan krupuk. Disamping itu jagung QPM meningkatkan kualitas pakan. Di Sulsel dapat dipromosi untuk pakan unggas, di Bali untuk pakan babi.

Page 2: EVALUASI DAYA HASIL CALON HIBRIDA QPM BIJI PUTIH DI SENTRA JAGUNG NASIONAL

92 Ajang Maruapey, M Yasin Hg., Dan Nn. Andayani: Evaluasi Daya Hasil Calon Hibrida Qpm Biji Putih Pada Sentra Jagung Nasional

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter agronomis serta potensi hasil yang dicapai calon hibrida jagung QPM biji putih pada sejumlah sentra jagung nasional selama dua musim tanam MH dan MK.

BAHAN DAN METODE

Materi uji berupa 9 entri, diantaranya 8 biji putih dan satu biji kuning. Entri kandidat terdiri atas enam calon hibrida silang tunggal, dan pembanding dua bersari bebas (Srikandi Putih-1 dan Anoman-1) serta biji kuning hibrida Bima-4 (Tabel 1). Pengamatan berupa komponen agronomis yakni tinggi tanaman dan tinggi tongkol, umur berbunga jantan dan betina. Komponen visual (skor) yakni aspek tanaman, aspek penutupan kelobot, aspek tongkol masing-masing di skor (1 : sangat baik, 2 : baik, 3 : sedang , 4 : jelek, 5 : sangat jelek) dilakukan pada saat menjelang fase generatif (48-50 hst). Komponen hasil yakni bobot tongkol kupasan, hasil bobot biji (kadar air 15%). Konversi hasil per petak ke kg/ha

10.000 100 - KA Hasil (kg/ha) = ---------- x ------------ x B x R L.P 100 - 15 KA = Kadar air LP = Luas panen B = Bobot tongkol kupasan basah R = Rendamen

Penelitian uji daya hasil

dilaksanakan selama dua musim tanam (MH dan MK) dalam tahun 2008/2009 lokasi diSulsel (KP Maros, KP. Bontobili, KP. Bajeng), Sulut (KP. Pandu), Jatim (KP. Muneng), Sleman-DIY, Lombok Timur-NTB, Donggala-Sulteng, Jambi (KP. Sebapo), dan Pakanbaru. Penelitian Menggunakan rancangan acak kelompok empat ulangan, model matematik: Yi = μ + αi + βj + εij dimana Yi = hasil pengamatan setiap peubah., μ = nilai tengah umum., αi = pengaruh entri., βj = pengaruh blok., εij = pengaruh galat (Steel dan Torrie, 1981; Gomez and Gomez, 1984). Perbedaan entri terhadap

pembanding digunakan uji BNT. Pendugaan interaksi (entri x lingkungan) dilakukan analisis gabungan pada semua lokasi berdasarkan waktu MH dan MK, dengan model matematik: Yi = μ + αi + βj + δk + (αδ)ik + εijk dimana: Yi = hasil pengamatan, μ = nilai tengah umum, αi = pengaruh entri, βj = pengaruh blok pada setiap lokasi, δk = pengaruh lokasi, (αδ)ik = interaksi gxe, εijk = pengaruh galat (Eisensmith dalam Bricker, 1988). Tabel 1. Materi UDH calon hibrida QPM

vs. Pembanding

Materi Uji (Perlakuan)

Warna biji Tipe biji

QPM biji putih CML140xCML264Q Putih Mutiara CML141xCML264Q Putih Mutiara CML142xCML264Q Putih Mutiara CML143xCML264Q Putih Mutiara CML150xCML264Q Putih Mutiara CML151xCML264Q Putih Mutiara Entri Pembanding Srikandi Putih-1 Putih Mutiara Anoman-1 Putih Semit

berlekuk Bima-4 Kuning Mutiara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Selama UDH terlihat bahwa terdapat dua entri silang tunggal yang merupakan harapan calon hibrida yang dapat diusulkan sebagai hibrida Nasional yakni CML140xCML264Q dan CML143xCML264Q. Pada Tabel 2 disajikan hasil bobot biji setiap lokasi saat MH, Berdasarkan analisis diperoleh bahwa terdapat pengaruh interaksi antara entri dengan lokasi (ExL), Hal ini dapat diartikan bahwa entri mempunyai perbedaan respon hasil pada setiap lokasi saat musim hujan. Entri calon hibrida CML140xCML264Q menempati peringkat pertama, dan lebih tinggi dibanding varietas chek (Srikandi putih-1 dan Anoman-1) serta hibrida Bima-4, kecuali CML143xCML264Q rataan hasil lebih rendah namun secara uji statistik tidak berbeda nyata terhadap Bima-4. Calon hibrida CML140xCML264Q lebih tinggi terhadap Srikandi putih-1 dan

Page 3: EVALUASI DAYA HASIL CALON HIBRIDA QPM BIJI PUTIH DI SENTRA JAGUNG NASIONAL

93 Seminar Nasional Serealia 2011

Anoman-1 masing-masing 29,5% dan 30,8%, dan terhadap pembanding Bima-4 lebih tinggi 6,1%. Selanjutnya entri CML143xCML264Q masing-masing lebih tinggi terhadap Srikandi putih-1 dan Anoman-1 yakni 19,2% dan 20,4%. Hasil UDH saat MH dapat diartikan bahwa terdapat dua calon hibrida lebih tinggi hasilnya dibanding jagung bersari bebas dan tidak berbeda nyata dibanding Bima-4 (Tabel 4). Pada MH terlihat bahwa terdapat dua lokasi dengan potensi hasil >10,0 t/ha yang dapat dicapai CML140xCML264Q masing-masing di KP. Maros, dan KP. Pandu. Entri CML143xCML264Q potensi hasil 9,81 t/ha di KP. Pandu. Potensi kedua calon hibrida lebih rendah dibanding Bima-4 yakni 11,91 t/ha namun berdasarkan uji statistik tidak memperlihatkan adanya perbedaan nyata.

Hasil pengamatan pada MK menunjukkan bahwa entri CML140xCML264Q tetap menempati deretan pertama yakni 8,67 t/ha, disusul kandidat (2) CML143xCML264Q yakni 8,50 t/ha (Tabel 3), Terlihat bahwa entri (1) nampak sangat unggul dibanding kedua pembanding bersari bebas pada semua lokasi UDH, termasuk di Donggala II lebih tinggi dan berbeda nyata dibanding Bima-4. Entri unggulan (2) CML143xCML264Q lebih unggul terhadap kedua pembanding kecuali di KP. Pandu dan KP Muneng tidak berbeda nyata. Potensi hasil tertinggi terlihat untuk kandidat CML140xCML264Q yakni 10,01 t/ha dicapai di Kab, Lombok Timur, sedangkan CML143xCML264Q mencapai 10,42 t/ha. Potensi hasil dari kedua kandidat saat MK lebih rendah dibanding hibrida Bima-4 yakni 11,61 t/ha. Selisih perbedaan hasil menunjukkan bahwa CML140xCML264Q dan CML143xCML264Q lebih tinggi terhadap pembanding terbaik bersari bebas Srikandi putih-1 masing-masing 20,9% dan 18,5%. Kenaikan hasil mencapai selisih 40,0% dan CML140xCML264Q dibanding terhadap Srikandi putih-1. Rataan hasil kedua unggulan lebih rendah dari pembanding Bima-4 dengan hasil 9,02 t/ha, namun secara uji statistik tidak berbeda nyata.

Hal ini dapat diartikan bahwa hasil yang dicapai kedua entri selama MK tidak berbeda dengan pembanding Bima-4.

Rataan hasil selama UDH dari MH dan MK disajikan pada Tabel 4. Hasil rataan menunjukkan bahwa entri (1) CML140xCML264Q dan kandidat (2) CML143xCML264Q merupakan entri yang menempati deretan pertama dan keduanya mempunyai hasil lebih tinggi dan berbeda sangat nyata terhadap pembanding Srikandi putih-1 dan Anoman-1. Kisaran kenaikan hasil adalah 19,4%-38,9% (Tabel 5). Hasil analisis data interaksi antara musim dan genotipe (entri) selama UDH disajikan pada Tabel 6, dan Tabel 7. Pada kedua tabel menunjukkan terdapat interaksi antara dua faktor (lokasixentri) serta tiga faktor (lokasixentrixmusim). Hasil ini memberikan indikasi bahwa kesembilan entri yang dievaluasi memberikan respons yang berbeda pada setiap lokasi baik saat MH maupun saat MK. Suatu genotipe yang memiliki interaksi terhadap lingkungan dan nilai koefisien regressi β sama dengan satu (terima H0) maka hasil meningkat jika lingkungan tumbuh semakin baik (Eberhart dan Russel dalam Singh dan Chaudhary, 1985). Menurut Finlay dan Wilkinson (1963) bahwa entri yang memiliki koefisien βi sama dengan satu dan hasil lebih tinggi dari rataan total (grand mean) maka entri dapat beradaptasi pada semua lingkungan tumbuh, jika βi lebih besar dari 1,0 dan hasil lebih tinggi dari rataan total maka entri memberikan hasil meningkat jika lingkungan semakin baik, sedangkan nilai βi kurang 1,0 entri hanya dapat beradaptasi pada lingkungan marginal. Pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa rataan total selama dua musim tanam MH dan MK adalah 7,53 t/ha.

Page 4: EVALUASI DAYA HASIL CALON HIBRIDA QPM BIJI PUTIH DI SENTRA JAGUNG NASIONAL

94 Ajang Maruapey, M Yasin Hg., Dan Nn. Andayani: Evaluasi Daya Hasil Calon Hibrida Qpm Biji Putih Pada Sentra Jagung Nasional

Tabel 2 Penampilan hasil (kadar air 15%) selama UDH termasuk pembanding saat MH 2009/2010

No Perlakuan (Entri) KP

Maros KP

Bontobili Kab,

Donggala Kab,

Gorontalo KP,

Pandu Kab, Lombok-

Timur Kab,

Sleman Pakanbaru Rataan

1 CML140 x CML264Q 10,3abc 7,4abc 7,3 5,6ac 10,2ab 8,4 6,00 8,4abc 7,9ab 2 CML141 x CML264Q 8,6ab 6,5ab 8,6ab 4,2 10,6ab 7,6 6,9ab 7,1ab 7,5b 3 CML142 x CML264Q 8,6ab 7,0abc 7,6 3,9 9,8ab 7.7 5,9 6,6ab 7,1ab 4 CML143 x CML264Q 8,6ab 6,2an 8,6ab 4,2 9,8ab 7,6 6,8ab 6,7ab 7,3ab 5 CML150 x CML264Q 7,8ab 6,5ab 8,2b 5,2a 11,1ab 7,3 6,9abc 6,9ab 7,5ab 6 CML151 x CML264Q 7,9ab 5,2 8,9ab 3,9 9,9ab 8,1 7,0abc 6,8ab 7,2ab Pembanding

7 Srikandi putih-1 (a) 6,1 4,6 7,4 3,8 7,9 8,5 5,5 5,2 6,1 8 Anoman-1 (b) 6,0 4,4 6,4 4,6 6,6 8,5 5,2 5,9 6,1 9 Bima-4 (c) 8,5 6,0 8,1 4,3 11,5 7,7 6,5 7,2 7,5

KK (%) 14,3 14,1 14,2 19,9 6,4 15,0 16,4 8,7 9,0 BNT (5%) 1,6 0,9 1,2 1,3 1,0 tn 1,1 1,0 0,8

Keterangan : a : nyata lebih unggul dibanding Srikandi putih-1 b : nyata lebih unggul dibanding Anoman-1 c : nyata lebih unggul dibanding Bima-4

Page 5: EVALUASI DAYA HASIL CALON HIBRIDA QPM BIJI PUTIH DI SENTRA JAGUNG NASIONAL

95 Seminar Nasional Serealia 2011

Tabel 3. Penampilan hasil (kadar air 15%) selama UDH termasuk pembanding saat MK 2009/2010

No Perlakuan (Entri) KP,

Maros KP,

Bajeng Kab,

Donggala (I)

Kab, Donggala

(II) KP, Pandu

KP, Muneng

Kab, Lombok Timur

KP, Sebapo

Rataan

1 CML140 x CML264Q 8,4ab 9,6ab 8,7a 8,7abc 7,5 8,5a 10,0ab 8,0 8,7ab 2 CML141 x CML264Q 8,1ab 8,7b 8,9a 7,9ab 6,2 8,0 7,9a 8,2a 8,0ab 3 CML142 x CML264Q 7,8ab 7,8 8,6a 7,1a 6,8 7,7 7,0a 7,6 7,6a 4 CML143 x CML264Q 8,4ab 8,3b 9,1a 8,7ab 6,6 7,5 10,4ab 9,0a 8,5ab 5 CML150 x CML264Q 8,0ab 9,0ab 10,3a 7,1a 6,8 8,4a 9,3ab 7,6 8,3ab 6 CML151 x CML264Q 7,7ab 8,0 8,1a 8,6ab 6,6 6,3 10,0ab 8,0 7,9ab Pembanding

7 Srikandi putih-1 (a) 6,8

7,6 5,6 6,3 6,3 6,3 4,5 6,2 6,2

8 Anoman-1 (b) 5,7 6,4 9,0 6,7 7,0 6,9 8,0 7,7 7,2 9 Bima-4 (c) - 8,6 11,5 7,9 7,9 8,2 11,6 7,5 9,0 KK (%) 11,7 15,8 15,4 9,0 19,3 16,3 11,1 17,4 10,9 BNT (5%) 0,8 1,8 1,9 0,7 tn 1,7 1,0 1,9 0,5

Keterangan : a : nyata lebih unggul dibanding Srikandi putih-1 b : nyata lebih unggul dibanding Anoman-1 c : nyata lebih unggul dibanding Bima-4 tn : tidak berbeda nyata

Page 6: EVALUASI DAYA HASIL CALON HIBRIDA QPM BIJI PUTIH DI SENTRA JAGUNG NASIONAL

96 Ajang Maruapey, M Yasin Hg., Dan Nn. Andayani: Evaluasi Daya Hasil Calon Hibrida Qpm Biji Putih Pada Sentra Jagung Nasional

Tabel 4. Persentase kenaikan hasil entri unggulan vs pembanding pada MH dan MK, UML 2008-2010

No

Materi Uji (Perlakuan)

Musim hujan Musim kemarau Rataan

Hasil (t/ha)

Kenaikan hasil (%) vs. Hasil (t/ha)

Kenaikan hasil (%) vs. Hasil (t/ha)

Kenaikan hasil (%) vs.

(1) (2) (3) (1) (2) (3) (1) (2) (3)

1 CML140 x CML264Q 7,9ab 29,5 30,8 6,2 8,7ab 40,1 20,9 -3,9 8,3ab 34,9 25,5 0,7 2 CML141 x CML264Q 7,5b 22,8 24,1 0,7 8,0ab 28,6 11,4 -11,5 7,8ab 26,0 17,2 -5,9 3 CML142 x CML264Q 7,1ab 16,3 17,5 -4,7 7,6a 22,0 5,3 -16,3 7,3ab 19,2 10,9 -11,0 4 CML143 x CML264Q 7,3ab 19,3 20,4 -2,3 8,5ab 37,5 18,6 -5,8 7,9ab 38,4 19,4 -4,1 5 CML150 x CML264Q 7,5ab 22,0 23,2 0,0 8,3ab 34,4 16,0 -7,8 7,9ab 28,3 19,3 -4,2 6 CML151 x CML264Q 7,2ab 17,5 18,6 -3,7 7,9ab 29,8 10,5 -12,2 7,6ab 22,7 14,2 -8,4 Pembanding

7 Srikandi putih-1 (a) 6,1 - - 6,2 - - 6,2 - - 8 Anoman-1 (b) 6,1 - - 7,2 - - 6,6 - - 9 Bima-4 (c) 7,5 - - 9,0 - - 8,3 - - KK (%) 8,9 - - 10,9 - - 9,6 - - BNT (5%) 0,8 - - 0,5 - - 0,4 - -

Keterangan : a : nyata lebih unggul dibanding Srikandi putih-1 b : nyata lebih unggul dibanding Anoman-1

c : nyata lebih unggul dibanding Bima-4

Page 7: EVALUASI DAYA HASIL CALON HIBRIDA QPM BIJI PUTIH DI SENTRA JAGUNG NASIONAL

97 Seminar Nasional Serealia 2011

Tabel 5. Analisis ragam interakasi (Lokasi x Entri) karakter hasil pada MH dan MK 2008-2009 Sumber keragaman Db J.K K.T F.hitung Prob. Musim hujan Lokasi (L) 6 341,973 56,996 48,228 0,000 Ulangan/Lokasi (R/L) 21 24,817 1,182 Entri (E) 8 105,700 13,212 4,882 0,000 Interaksi (LxE) 48 129,890 2,706 2,676** 0,000 Galat 168 169,856 1,011 Total 251 772,236 Musim kemarau 2009 Lokasi (L) 6 112,321 18,720 12,706 0,000 Ulangan/Lokasi (R/L) 21 30,938 1,473 Entri (E) 8 159,542 19,943 5,613 0,000 Interaksi (LxG) 48 170,554 3,553 2,476** 0,000 Galat 168 241,042 1,435 Total 251 724,398

** : berpengaruh sangat nyata taraf 99% Musim hujan : Musim kemarau : KK = 13,39% KK = 14,21% Sy = 0,1812 (n= 36) Sy = 0,2023 (n= 36) Sy = 0,1900 (n= 28) Sy = 0,2264 (n= 28) Sy = 0,5028 (n= 4) Sy = 0,5989 (n= 4)

Page 8: EVALUASI DAYA HASIL CALON HIBRIDA QPM BIJI PUTIH DI SENTRA JAGUNG NASIONAL

98 Ajang Maruapey, M Yasin Hg., Dan Nn. Andayani: Evaluasi Daya Hasil Calon Hibrida Qpm Biji Putih Pada Sentra Jagung Nasional

Tabel 6. Analisis ragam Interaksi (Musim x Lokasi x Entri) karakter hasil pada MH dan MK 2008-2009

Sumber keragaman Db J.K K.T F.hitung Prob. Lokasi (L) 4 209,493 34,916 29,172 0,0000 Ulangan/Lokasi (R/L) 21 24,187 1,152 0,962 0,0000 Entri (E) 8 255,824 31,978 26,716 0,0004 Interaksi (LxE) 48 111,256 2,318 1,936 0,0000 Musim (M) 1 21,477 21,477 17,944 0,0000 Interaksi (LxM) 6 264,174 44,029 36,787 0,0000 Interaksi (ExM) 6 33,698 4,212 3,519 0,0006 Interaksi (MxLxE) 48 168,793 3,517 2,938** 0,0000 Galat 357 427,279 1,197 Total 503 1516,182

KK : 14,!7% ** : berpengaruh sangat nyata taraf 99% Sy = 0,1289 (n= 72) Sy = 0,0689 (n= 252) Sy = 0,2579 (n= 18) Sy = 0,1823 (n= 36) Sy = 0,1462 (n= 56) Sy = 0,2067 (n= 28) Sy = 0,3868 (n = 8) Sy = 0,5470 (n = 4)

Page 9: EVALUASI DAYA HASIL CALON HIBRIDA QPM BIJI PUTIH DI SENTRA JAGUNG NASIONAL

99 Seminar Nasional Serealia 2011

Komponen agronomis. Hasil pengamatan komponen agronomis disajikan pada tabel 7 dan Tabel 8. Analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata terdapat pada bobot kupasan empat tongkol, bobot biji empat tongkol, dan bobot 1000 biji. Pengaruh tidak nyata terhadap varietas pembanding terdapat pada peubah tinggi tanaman dan tinggi tongkol, umur menyerbuk jumlah tanaman dan tongkol panen serta komponen hasil dan tongkol. Kisaran jumlah tanaman dan jumlah tongkol panen tidak menunjukkan perbedaan nyata antara entri yang dievaluasi, kisaran panen berjumlah 46-48 tanaman dan tongkol per plot. Peubah bobot kupasan empat tongkol serta bobot biji empat tongkol tidak memperlihatkan

perbedaan nyata. CML140xCML264Q dan CML143xCML264Q lebih tinggi bobot kupasan empat tongkol dibanding Anoman-1 dan Bima-4 dan walaupun tidak berbeda nyata. Peubah kadar air tidak menunjukkan perbedaan nyata antara entri yang dievaluasi. Hasil analisis keempat peubah yakni panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah baris per tongkol dan jumlah biji per baris menunjukkan pengaruhn tidak nyata, dan unggulan CML143xCML264Q memperlihatkan peubah tongkol lebih panjang dibanding Srikandi putih-1 dan Anoman-1, sedangkan CML140xCML264Q tidak berbeda nyata terhadap empat peubah dibanding ketiga varietas chek.

Page 10: EVALUASI DAYA HASIL CALON HIBRIDA QPM BIJI PUTIH DI SENTRA JAGUNG NASIONAL

100 Ajang Maruapey, M Yasin Hg., Dan Nn. Andayani: Evaluasi Daya Hasil Calon Hibrida Qpm Biji Putih Pada Sentra Jagung Nasional

Tabel 7. Rangkuman rataan komponen agronomis dari calon hibrida QPM biji putih pada UDH. 2008/2009

No Perlakuan (Entri) Tinggi

tanaman, cm

Tinggi tongkol,

cm

Umur bunga

jantan, hari

Umur bunga

betina, hari

Renda-men, %

Tanm panen

Tongkol panen

Kupasan 4 tkl, gr

1 CML140 x CML264Q 212,9 95,1 51,7 55,5 78,2 48,0 48,6 1071bc 2 CML141 x CML264Q 213,0 95,7 51,7 55,2 77,3 47,5 48,0 1087bc 3 CML142 x CML264Q 213,3 100,3 51,6 55,6 76,8 46,9 47,6 983 4 CML143 x CML264Q 214,6 97,6 52,0 55,3 77,9 47,6 48,1 1049c 5 CML150 x CML264Q 211,7 98,6 52,0 55,7 77,1 47,7 48,8 961 6 CML151 x CML264Q 219,2 95,2 51,9 55,4 77,9 47,9 48,5 984 Pembanding

7 Srikandi putih-1 (a) 216,4 97,8 51,5 53,4 77,9 46,4 46,8 1018 8 Anoman-1 (b) 206,9 94,2 50,9 54,4 78,6 46,8 47,4 885 9 Bima-4 (c) 217,8 101,4 51,8 55,4 77,1 47,5 48,0 906 KK (%) 3,0 3,2 1,6 1,5 1,3 2,7 2,1 9,7 BNT (5%) 6,5 5,1 tn tn tn tn tn 157

Keterangan : a : nyata lebih unggul dibanding Srikandi putih-1 b : nyata lebih unggul dibanding Anoman-1 c : nyata lebih unggul dibanding Bima-4

tn : tidak berbeda nyata

Page 11: EVALUASI DAYA HASIL CALON HIBRIDA QPM BIJI PUTIH DI SENTRA JAGUNG NASIONAL

101 Seminar Nasional Serealia 2011

Tabel 8. Rangkuman rataan komponen generatif dari calon hibrida QPM biji putih pada UDH. 2008/2009

No Perlakuan (Entri) Bobot biji

4 tkl, gr Bobot

pnn, kg Kadar air,

% Panjang

tongkol, cm Diametr tkl, cm

Jumlah brs/tkl

Jumlah biji/brs

Bobot 1000 biji,

gr 1 CML140 x CML264Q 928abc 10,52ab 34,5 16,5 4,8 15,3 34,6 263abc 2 CML141 x CML264Q 842 9,84ab 34,6 17,5 4,7 15,2 33,1 313b 3 CML142 x CML264Q 756 9,31ab 34,3 16,8 4,6 14,7 34,0 308b 4 CML143 x CML264Q 818 9,95ab 34,5 16,9 4,7 15,1 35,1 313 5 CML150 x CML264Q 744 9,99ab 35,0 16,7 4,6 14,7 35,0 307 6 CML151 x CML264Q 765 9,62ab 34,5 16,7 4,7 14,8 34,0 306 Pembanding

7 Srikandi putih-1 (a) 787 7,98 34,4 16,1 4,6 14,5 33,1 316 8 Anoman-1 (b) 769 8,11 33,7 15,9 4,6 14,2 33,7 304 9 Bima-4 (c) 785 10,58 33,6 17,9 4,7 14,0 35,1 313 KK (%) 5,7 4,7 2,0 3,8 2,1 3,0 2,0 8,0 BNT (5%) 74,1 0,74 tn tn tn tn tn 6,8

Keterangan : a : nyata lebih unggul dibanding Srikandi putih-1 b : nyata lebih unggul dibanding Anoman-1 c : nyata lebih unggul dibanding Bima-4

tn : tidak berbeda nyata

Page 12: EVALUASI DAYA HASIL CALON HIBRIDA QPM BIJI PUTIH DI SENTRA JAGUNG NASIONAL

102 Ajang Maruapey, M Yasin Hg., Dan Nn. Andayani: Evaluasi Daya Hasil Calon Hibrida Qpm Biji Putih Pada Sentra Jagung Nasional

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : Terdapat dua unggulan silang

tunggal QPM biji putih (CML140xCML264Q dan CML143xCML264Q) yang mempunyai potensi hasil lebih tinggi terhadap pembanding bersari bebas jagung putih dan dapat diusulkan sebagai calon hibrida baru unggulan nasional. CML140xCML264Q lebih ungguil 25,5-34,9% terhadap pembanding, walaupun terhadap Bima-4 biji lebih rendah sekitar 1,0%.

Unggulan calon hibrida juga lebih unggul terhadap pembanding terbaik walaupun tidak nyata secara uji statistic pada peubah periode menyerbuk, bobot panen, bobot kupasan empat tongkol, panjang tongkol, diameter tongkol, dan jumlah barisan biji per tongkol. Unggulan CML143xCML264Q lebih tinggi hasilnya selama dua musim tanam terhadap pembanding bersari bebas Srikandi putih-1 dan Anoman-1 termasuk peubah hasil. Peubah lain yang lebih baik adalah umur menyerbuk lebih genjah, bobot panen, bobot kupasan empat tongkol, bobot 1000 biji, panjang dan diameter tongkol.

DAFTAR PUSTAKA

Bourlaug. N. 1992. Potential role of Quality Protein Maize in Sub Saharan Africa. Departement of soils and crops Texas A&M. University college station. The American association of cereal chemists St. Paul. Minnesota. USA:94-95

CAAS – CIMMYT. 1999. Official Release of the First QPM Hybrid Variety Zhongdan 9409. Chinese Academy of Agricultural Sciences. Gunzhou

Einsensmith, S. P., 1988 (in Bricker. B),. User’s Guide to MSTAT-C. A Software Program for the Design, Management, and Analysis of Agronomic Research Experiments. Michigan State University:1-12

Finlay, K. W. and G. N. Wilkinson. 1963. The Analysis of Adaptation in Plant Breeding Programme. Aust. J. Agric. Res. 14: 742-754

Gomez. K. A., and A. A. Gomez., 1984. Statistical Procedures for Agricultural Research. 2nd. An IRRI Book. John Wiley & Sons. Singapore. 441

Mertz. E. T. 1992. Discovery of High Lysine, High Tryptophan Cereals. Departement of Agronomy. Purdue University West Lafayette. Indiana. The American Association of Cereal Chemists St. Paul. Minnesota. USA:94-95

Singh. R.K., and Chaudhary. R. D., 1985. Biometrical methods in quantitative genetic analysis. Kalyani publishers. Kamia Nagar. India:253

Steel. R. D. G., and J. H. Torrie. 1981. Principles and Procedures of Statistics. A Biometrical Approach. 2nd International Student Edition. MC Graw-Hill International Book Company. Auckland. p. 196

Vasal S. K. 2000. Hight Qquality Protein corn. Specialty Corn. CRC. Press. CIMMYT. Lisboa 27. D. F. Mexico. Tokyo:81

Yasin HG. M., M. J. Mejaya., Kasim. F., and Subandi. 2005. Development of Quality Protein Maize (QPM) in Indonesia.. Proceedings of the ninth Asian Regional Maize Workshop. Beijing, China. p282.