Etiologi trauma maksilofasial menurut Fonseca dan Walker 1991: 1.Kecelakaan lalu lintas (43%) 2.Penyerangan , contohnya perkelahian dan tindak kriminal (34 %) 3.Kecelakaan kerja (7%) 4.Jatuh (7%) 5.Kecelakaan olahraga (4%) Faktor predisposisi: 1.Overjet yang lebih dari 4mm 2.Bibir atas yang pendek 3.Pernafasan melalui mulut 4.keterbelakangan mental 5.Jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan =2:1 6.Cerebralplasia 7.Hipoplasia pada dental dan karies 8.Maloklusi dan kebiasaan menghisap ibu jari 9.Epilepsi Etiologi fraktur maksilofasial: 1.Predisposing causes yang terdiri dari: penyakit tulang yang umum seperti rieketsia dan osteomalasia, serta penyakit lokal pada tulang, contohnya tumor dan kista 2.Exciting causes a.Direct :melalui fraktur pada daerah yang terkena trauma b.Indirect : fraktur yang terjadi pada daerah yang jauh dari trauma c.Fraktur yang disebabkan oleh kontraksi otot Etiologi fraktur pada anak-anak: 1.Olahraga 2.Kecelakaan lalu lintas 3.Jatuh ketika anak belajar berjalan 4.Penganiayaan Pemeriksaan radiografi No. Fraktur Tanda & Gejala Klinis Pemeriksaan Penunjang 1. Fraktur orbita (blow-out fracture)1. Periokular ecchymosis 2. Enoftalmos 3. Proptosis 4. Diplopia 5. Asimetri pada muka 6. Hypesthesi saraf infraorbi tal 7. Gangguan visus1. Pemeriksaan oftalmologi: - Inspeksi palpebra, kornea, pupil, bilik mata depan - Slit-lamp examination - Funduskopi
8
Embed
Etiologi Trauma Maksilofasial Menurut Fonseca Dan Walker 1991
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7/26/2019 Etiologi Trauma Maksilofasial Menurut Fonseca Dan Walker 1991
2. Fraktur os. nasal 1. Kelembutan ketikamenyentuhhidung2. Pembengkakan hidung atauwajah3. Memar hidung atau di bawahmata(mata hitam)4. Deformitas hidung (hidungbengkok)5. Mimisan
6. Ketika menyentuh hidung,yangberderak atau suara berderakatausensasi seperti yang terbuat darirambutmenggosok antara 2 jari7. Nyeri dan kesulitan bernafaskeluardari lubang hidung
1.Foto Roentgena. Waters (occipitomental)- rim inferior orbita, tulangnasoethmoidal-menunjukkan displacedseptum darimaxillary crest dan deviasinasal rootb. Pandangan lateralhidung.2.CT scan
a. menunjukkan fraktur dibagian bawahtulang hidung yang lebihlemah.
3. Fraktur nasoorbito-ethmoid
1. Pembengkakan atau laserasipada
hidung dan dahi2. Nyeri pada mata,dahi,danhidung3. Parasthesi (baal) pada dahi4. Diplopia5. Telechantus6. CSF rhinorrhea
1. Halo sign2. Roentgen waters, PA,
dan lateral3. CT Scan axial dancoronal
4. Fraktur zigoma 1. Asimetri wajah padatonjolan malar dan arkuszigomatik. Pipi menjadi lebihrata dengan sisikontralateral atau sebelum
trauma.2. Palpasi zygomatic
1.Rontgena. Foto Waters- Terlihat teardrop signyang berartiada herniasi dari konten
orbital kesinus maksila atau bisa
7/26/2019 Etiologi Trauma Maksilofasial Menurut Fonseca Dan Walker 1991
buttress terdapat crepitus,bengkak dan nyeri tekan.3. Kerusakan saraf infra
orbita nyeri dan
hypesthesia di pipi.
4. Herniasi lemak orbital kesinus maksila atauterjepitnya inferior rectus
dan/atau inferior oblique
diplopia, gerakan bola matake atas terganggu.5. Forced duction test
positif manandakan
terjepitnya otot inferiorrectus atau inferior obliquemuscle
6. Perubahan letak arkuszygomatic pada coronoidprocess mandible atauspasme otot master dantemporalis akibat kontusiolangsung menyebabkantrismus (tidak bisa membukamulut lebih dari 3 cm).7. Perdarahan di sinus
maksila darah keluar dari
ostium maksila dan hidung
epistaksis8. Laserasi pembuluh
darah kantus mata inferior
perdarahan subconjungtivaldan ekimosis periorbital9. Herniasi lemak dan otot
orbita ke sinus maksila
enoftalmos
jugamenandakan adanyaperdarahandi sinus maksila.- Kerusakan padafrontozygomaticsuture dan body of thezygoma.b. Foto Submental vertex
Untuk mengevaluasi
arkuszygomatik.2.CT scan 3 dimensiCT scan pada potonganaxial maupun coronalmerupakan gold standardpada pasien dengan
kecurigaan fraktur zigoma,untuk mendapatkanpola fraktur, derajatpergeseran, dan evaluasi jaringan lunak orbital.
bibir bawah, pd gusi, atau pdgigi dimana n. alveolaris inferior rusak4. Perubahan posisi mandibula5. Maloklusi6. Gangguan mobilitas, krepitasi7. Malfungsi: trismus, nyeriwaktumengunyah8. Gangguan/obstruksi jalannafas9. Fraktur gigi/ gigi tanggal
Fraktur dimana satu fragmen terdorong masuk ke fragmen tulang lainnya.
8. Atrophy fracture
fraktur spontan yang disebabkan atropi tulang pada daerah edentulous mandibula
9. Complicated atau complex fracture
Fraktur dimana sumber traumanya melibatkan jaringan lunak atau bagian lainnya, seringkali
simple atau coumpond
FRAKTUR MAKSILA
Le Fort I (horizontal): Fraktur dari septum nasal hingga tepi lateral piriformis, horizontaldiatas apek gigi, melewati bawah zygomaticomaxillary junction, dan pterygomaxillary
junction hingga pterygoid plates
Le Fort II (pyramidal): Meluas dari nasal bridge atau dibawah sutura nasofrontalis hingga
processes frontal maxilla, inferolaterally ke tulang lacrimal dan inferior dinding orbital atau
dekat dg foramen orbita inferior hingga dinding anterior sinus maxillary, dibawah zygoma,
melewati fissura pterygomaxillary dan pterygoid plates
Le Fort III (transversal):
Sutura nasofrontal dan frontomaxillary, meluas ke posterior diantara dinding medial orbita
hingga nasolacrimal groove dan tulang ethmoid. Fraktur meluas ke dasar orbita hingga fissura
orbital inferior, meluas ke superolaterally hingga dinding lateral orbita, ke zygomaticofrontal
junction dan zygomatic arch. Intranasal, fraktur meluas ke dasar perpendicular plate tulang
ethmoid, hingga vomer dan pterygoid plates sampai dasar sphenoid