INFERTILITAS Definisi Infertilitas Infertilitas adalah tidak terjadinya kehamilan setelah menikah 1 tahun atau lebih dengan catatan pasangan tersebut melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa adanya pemakaian kontrasepsi. 3 Mengingat faktor usia merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan pengobatan, maka bagi perempuan berusia 35 tahun atau lebih tentu tidak perlu harus menunggu selama 1 tahun. Minimal enam bulan sudah cukup bagi pasien dengan masalah infertilitas untuk datang ke dokter untuk melakukan pemeriksaan dasar. 24 WHO memberi batasan 3,25 : 1. Infertilitas primer adalah belum pernah hamil pada wanita yang telah berkeluarga meskipun hubungan seksual dilakukan secara teratur tanpa perlindungan kontrasepsi untuk selang waktu paling kurang 12 bulan. 2. Infertilitas sekunder adalah tidak terdapat kehamilan setelah
43
Embed
Etiologi, diagnosis, dan tatalaksana Infertilitas - Obgyn
Etiologi, diagnosis, dan tatalaksana Infertilitas - Obgyn
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
INFERTILITAS
Definisi Infertilitas
Infertilitas adalah tidak terjadinya kehamilan setelah menikah 1
tahun atau lebih dengan catatan pasangan tersebut melakukan hubungan
seksual secara teratur tanpa adanya pemakaian kontrasepsi.3 Mengingat
faktor usia merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan
pengobatan, maka bagi perempuan berusia 35 tahun atau lebih tentu tidak
perlu harus menunggu selama 1 tahun. Minimal enam bulan sudah cukup
bagi pasien dengan masalah infertilitas untuk datang ke dokter untuk
melakukan pemeriksaan dasar.24
WHO memberi batasan3,25:
1. Infertilitas primer adalah belum pernah hamil pada wanita yang
telah berkeluarga meskipun hubungan seksual dilakukan secara
teratur tanpa perlindungan kontrasepsi untuk selang waktu paling
kurang 12 bulan.
2. Infertilitas sekunder adalah tidak terdapat kehamilan setelah
berusaha dalam waktu 1 tahun atau lebih pada seorang wanita
yang telah berkeluarga dengan hubungan seksual secara teratur
tanpa perlindungan kontrasepsi, tetapi sebelumnya pernah hamil.
Epidemiologi
Diperkirakan 85-90% pasangan yang menikah dalam satu tahun
pernikahannya akan menjadi hamil, dimana 10-15 % pasangan tersebut
akan mengalami kesulitan untuk menjadi hamil dan mereka ini lah yang
disebut sebagai pasangan infertil. Prevalensi infertilitas yang tepat tidak
diketahui dengan pasti, sangat bervariasi tergantung keadaan geografis,
budaya dan status sosial negara tersebut.25,26
Di Amerika serikat persentase wanita infertil meningkat dari 8,4 %
pada tahun 1982 dan 1988 menurut National Survey of Family
Growth (NSFG) menjadi 10,2 % (6,2 juta) pada tahun 1995. Menurut
penelitian Stephen dan Chandra diperkirakan 6,3 juta wanita di Amerika
menjadi infertil dan diperkirakan akan meningkat menjadi 5,4-7,7 juta
pada tahun 2025. Dalam suatu studi populasi dari tahun 2009-2012
diperkirakan akan terdapat 12-24 % wanita infertil.27
Al Akour dkk28 melaporkan 155 (46,3%) wanita dengan infertilitas
primer dan 180 (53,7%) wanita dengan infertilitas sekunder. Di Kuwait,
Ommu dan Omu29 melaporkan data infertiltas primer 65,7% dan 34,3 %
wanita dengan infertilitas sekunder. Di Banglades, Akhter dkk30 dari 3184
wanita infertil, 61,9 % wanita dengan infertilitas primer dan 38 % wanita
dengan infertilitas sekunder. Di Jerman, Wischmann dkk31 dilaporkan 67,6
% wanita dengan infertilitas primer dan 32,4 % dengan infertilitas
sekunder.
Etiologi
Terdapat 5 faktor penyebab infertilitas yang mendasar , yaitu faktor
pasangan pria, faktor servikal, disfungsi ovulasi, adanya masalah pada
rahim, atau organ pelvis pasangan wanita ataupun keduanya dan
penyebab yang tidak dapat dijelaskan.3,32 Diperkirakan faktor-faktor yang
menjadi penyebab infertilitas 40 % dari faktor istri, 40 % faktor suami dan
20 % kombinasi dari keduanya.24 Greene CA33 yang menjadi penyebab
infertilitas adalah faktor tuba dan peritoneum 25-35 %, faktor pria 20-35 %,
• Persyaratan Kesehatan untuk tindakan anestesi• Urinalisis• Pemeriksaan payudara: benjolan, galakthorrhea• Dapat dilakukan Cervical smear jika diperlukan• Pemeriksaan abdominal: massa, luka, striae, hirsutisme• Pemeriksaan pelvis -
--
----
Perkembangan kelainan/anomali Nodul endometriosis vaginalAdanya rasa sakit ketika disentuh (tenderness)Mobilitas uterus MassaEndocervical swabPemeriksaan rectal jika diperlukan
4,53. Penilaian ovulasi
Penentuan penyebab infertilitas merupakan kunci pengobatan
karena hal tersebut akan menghasilkan laju kehamilan kumulatif yang
menyerupai laju kehamilan pada wanita normal di usia yang sama.
Sangatlah penting untuk memastikan apakah ovulasi terjadi (Tabel 3).
Cara yang optimal untuk mengukur ovulasi pada wanita yang memiliki
siklus menstruasi yang tidak teratur adalah dengan mengkombinasikan
serangkaian pemindaian ultrasound dan pengukuran konsentrasi serum
FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (luteinizing hormone) pada
fase folikular dan progesteron pada fase luteal.
Tabel 3 Pemeriksaan Ovulasi 22
Tanda siklus ovulasi
• Ovulasi dipastikan terjadi bila kehamilan terjadi• Siklus teratur dengan variasi siklus tidak lebih dari 2 hari - 95%
kemungkinan besar mengalami ovulasi.• Serum progesteron pertengahan luteal (mid-luteal) > 30 nmol/L• Pemantauan folikulogenesesis dan ovulasi dengan ultrasound• Deteksi lonjakan LH (LH surge) pada urine• Suhu tubuh basal (Basal Body Temperature/BBT) (penuh tekanan)• Mittelschmerz• Penipisan mukus servik• Pendarahan pertengahan siklus (mid-cycle)
4. Uji pasca senggama (UPS)
Merupakan cara pemeriksaan yang sederhana tetapi dapat
memberi informasi tentang interaksi antara sperma dengan getah
serviks. UPS dilakukan 2 - 3 hari sebelum perkiraan ovulasi
dimana “spin barkeit” dari getah serviks mencapai 5 cm atau lebih.
Pengambilan getah serviks dari kanalis endo-serviks
dilakukan setelah 2 - 12 jam senggama. Pemeriksaan dilakukan di
bawah mikroskop. UPS dikatakan positif, bila ditemukan paling
sedikit 5 sperma perlapangan pandang besar (LPB). UPS dapat
memberikan gambaran tentang kualitas sperma, fungsi getah
serviks dan keramahan getah serviks terhadap sperma.22
b. Tahap Kedua (Fase II)
Histerosalpingografi (HSG)
Infertilitas tuba didiagnosa sekitar 15%-50% pada pasangan
subfertil. Histerosalpingografi sinar-X (HSG) memberikan gambar
rongga uterus dan tuba Fallopi. HSG merupakan uji pendahuluan
yang paling sederhana untuk menggambarkan rongga uterus dan
tuba Fallopi dan sedikit komplikasi. Pada tahap ini dilakukan
pemeriksaan HSG untuk menilai patensi tuba.22
Pada suatu metaanalisis dari 20 studi yang membandingkan
HSG dan laparoskopi ditemukan bahwa sensitivitas dan
spesivisitas HSG untuk patensi tuba secara berturut-turut adalah
0.65 dan 0.83.22
Gambar 2 Hasil pemeriksaan histerosonografi (A) Hydrosalping bilateral