Top Banner
BLOK 1 – IDENTIFIKASI DAN PENATALAKSANAAN PASIEN 3 MODUL 6. ESTHETIC DENTISTRY II DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3 NILA NOVITA (2012.07.0.0013) TIFFANY AUGUSTA POSUMA (2012.07.0.0015) JANNICO DJANUARDI (2012.07.0.0018) AYUB DIDIK SUSANTO (2012.07.0.0036) RAAFIULITA RETANA KANSHA (2012.07.0.0038) AJENG HANUN WINNY K. (2012.07.0.0047) ANNISA MUTARA PERTIWI (2012.07.0.0053) AGUSTINUS KENNY WIJAYA (2012.07.0.0055) SHINTA NURMARAYA FEBRIANTI (2012.07.0.0060) TANTRI LISWANTI (2012.07.0.0076) SANY ANTIKA WIJAYA (2012.07.0.0084) FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
27

Esthetic Dentistry II

Dec 18, 2015

Download

Documents

konservasi gigi, bleaching internal, endo intra kanal
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BLOK 1 IDENTIFIKASI DAN PENATALAKSANAAN PASIEN 3MODUL 6. ESTHETIC DENTISTRY II

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

NILA NOVITA(2012.07.0.0013)TIFFANY AUGUSTA POSUMA(2012.07.0.0015)JANNICO DJANUARDI(2012.07.0.0018)AYUB DIDIK SUSANTO(2012.07.0.0036)RAAFIULITA RETANA KANSHA(2012.07.0.0038)AJENG HANUN WINNY K.(2012.07.0.0047)ANNISA MUTARA PERTIWI(2012.07.0.0053)AGUSTINUS KENNY WIJAYA(2012.07.0.0055)SHINTA NURMARAYA FEBRIANTI(2012.07.0.0060)TANTRI LISWANTI(2012.07.0.0076)SANY ANTIKA WIJAYA(2012.07.0.0084)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS HANG TUAHSURABAYA2015i

KATA PENGANTAR

Ucapan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah menyertai serta membimbing penulis selama proses pembuatan makalah, sehingga makalah yang berjudul Esthetic Dentistry II dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini membahas mengenai cara mendiagnosis, pertimbangan dalam menentukan diagnosis dan bagaimana cara menentukan rencana perawatan yang baik dan tepat pada bleaching internal dan eksternal.Makalah ini tentu saja tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:1. Linda Rochyani, drg., Sp.KG. selaku penanggung jawab modul,2. Jimmy Prasetio, drg., M.Si. selaku fasilitator kelompok 3,3. Semua pihak yang membantu kami penulis secara langsung maupun tidak langsung.Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat serta memudahkan pembaca untuk dapat mengenal lebih jauh tentang Esthetic Dentistry. Apabila dalam pembuatan makalah ini ada hal yang kurang tepat, penulis mohon agar mendapat masukkan sehingga penulis mengetahui dan dapat memperbaikinya.

Surabaya, 12 April 2015

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar iDaftar Isi iiBAB 1. Pendahuluan1.1 Latar Belakang 11.2 Batasan Topik 11.3 Peta Konsep 2BAB 2. Pembahasan2.1 Diagnosis dan Alasan 32.2 Rencana Perawatan pada Kasus 42.3 Perawatan Saluran Akar Endo Intrakanal 42.3.1 Definisi dan Tujuan 42.3.2 Penatalaksanaan 42.4 Bleaching Internal 92.4.1 Definisi dan Tujuan 92.4.2 Indikasi dan Kontraindikasi 92.4.3 Bahan 102.4.4 Penatalaksanaan 102.4.5 Mekanisme 11BAB 3. Penutup3.1 Kesimpulan133.2 Kata Penutup13Daftar Pustaka14

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPenyebab perubahan warna gigi dapat terjadi saat atau setelah terbentuknya email dan dentin. Penyebab perubahan warna gigi dibagi menjadi dua yaitu karena noda alamiah dan pewarnaan iatrogenik. Noda alamiah mungkin berada pada permukaan atau berikatan dalam struktur gigi (diakibatkan defek email atau trauma). Salah satu penyebab noda alamiah adalah pulpa nekrosis yang merupakan produk kerusakan jaringan yang dilepaskan kedalam tulubus dentin dan mewarnai dentin sekitarnya (Walton & Torabinejad, 2008:455). Diskolorasi pada gigi anterior merupakan suatu masalah estetik yang sering mendorong pasien mencari upaya perbaikan. Walaupun telah tersedia metode restorasi untuk menanggulangi (seperti pembuatan mahkota dan veneer), perubahan warna ini dapat dikoreksi secara total atau sebagian dengan perawatan bleaching. Prosedur bleaching bisa berupa prosedur internal yakni di dalam kamar pulpa, atau berupa prosedur eksterna, di permukaan gigi dan melibatkan berbagai cara.Guna lebih memahami teknik bleaching, penting diketahui etiologi, lokasi dan cara bleaching yang tersedia. Selain itu, juga penting untuk mampu memprediksi tingkat keberhasilan dan berapa lama hasil yang diperoleh bertahan (Walton & Torabinejad, 2008:454).1.2 Batasan Topik1. Apakah diagnosis dan alasan pada kasus di pemicu? 2. Apa saja rencana perawatan pada kasus di pemicu?3. Apa yang dimaksud dan tujuan dari perawatan saluran akar endo intakanal? 4. Bagaimana penatalaksanaan perawatan saluran akar endo intakanal? 5. Apa yang dimaksud dan tujuan dari bleaching internal?6. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari bleaching internal?7. Apa saja bahan yang digunakan pada bleaching internal?8. Bagaimana penatalaksanaan dari bleaching internal?9. Bagaimana mekanisme kerja dari bahan bleaching internal?

1.3 Peta Konsep

Keluhan Utama(ingin merawat gigi depan atas yang berwarna coklat kehitaman)

BahanPenatalaksanaanBleaching InternalPenatalaksanaan Endodontic Treatment IntracanalRencana Perawatan PSAPSA selesaiDiagnosis : Nekrosis PulpaP. Penunjang (Ro)Akar lurusAkar sudah menutup sempurnaSaluran akar lebarTidak ada kelainan periapikalP. SubyektifGigi depan atas terbentur 2 tahun laluTidak ngilu bila minum dinginTidak ada keluhan spontanP. ObyektifMahkota gigi 11 utuhTidak ada kariesPosisi gigi normal dalam lengkung rahang atasTes vitalitas (-), Tes cavitas (-), Tes jarum miller 21 mm (-)

BAB 2PEMBAHASAN

2.1 Diagnosis dan AlasanDiagnosis: Nekrosis pulpa, yaitu kematian pulpa yang merupakan proses lanjutan dari inflamasi pulpa akut/ kronik/terhentinya sirkulasi darah secara tiba-tiba akibat trauma.Alasan: Pemeriksaan Subyektif gigi depan atas terbentur kurang lebih 2 tahun lalu. Gigi tidak ngilu bila minum dingin & tidak ada rasa sakit spontan. Pemeriksaan Objektif mahkota gigi 11 utuh, tidak terdapat karies, pocket gigi normal dalam lengkungan terdapat perubahan warna coklat kehitaman & tidak ada kegoyangan gigi. Tes vitalitas dingin (-), kavitas (-), jarum miller masuk 21 mm (-). Pemeriksaan penunjang radiografi: akar lurus, saluran akar lebar, akar sudah menutup sempurna & tidak terdapat kelainan periapikal.Pengisian Kartu Status:Nama:AnitaJenis Kelamin:PerempuanUmur:32 tahunGigi yang Dirawat :Gigi 11Riwayat DentalKeluhan Utama:Ingin merawat gigi depan kanan atas yang berwarna coklat kehitamanRiwayat Gigi yang Terlibat:Terbentur 2 tahun laluGejala SubyektifRasa Sakit : Tidak AdaPemeriksaan Obyektif Gigi berubah warnaGingiva Sekitar Gigi: NormalTes VitalitasTes Termal: Tidak bereaksiTes Kavitas: Tidak BereaksiTes Jarum Miller: Tidak bereaksiVitalitas Gigi: Non VitalGambaran RadiografikAkar: NormalRuang Pulpa/Saluran Akar: NormalDaerah PeriapikalRadiolusen Periapikal: Tidak AdaDiagnosa Klinik:Nekrosis PulpaRencana PerawatanEndodontik: PSATeknik Pengisian Saluran Akar:Teknik Single ConeRestorasi:Tumpatan plastis klas IBahan Restorasi:Komposit

2.2 Rencana Perawatan pada KasusPerawatan saluran akar dan bleaching.

2.3 PSA Endo Intrakanal2.3.1 Definisi dan TujuanPerawatan saluran akar adalah perawatan yang dilakukan dengan cara pengambilan jaringan pulpa nonvital atau nekrotik saluran akar dan menggantinya dengan bahan pengisi. Tujuan utama untuk mencari orifice, mempertahankan gigi selama mungkin dalam rahang sehingga fungsi dan bentuk lengkung gigi tetap baik.

2.3.2 Penatalaksanaana. Preparasi Saluran Akar1) Teknik Konvensional Teknik konvensional yaitu teknik preparasi saluran akar yang dilakukan pada gigi dengan saluran akar yang lurus dan akar telah tumbuh sempurna. Preparasi saluran akar menggunakan file tipe K. Gerakan file tipe k-flex adalah alat diputar dan ditarik sebelum preparasi stopper file terlebih dahulu harus dipasang sesuai dengan panjang kerja gigi. Stopper dipasang pada jarum preparasi. Sehingga puncak tertinggi bidang incisal stopper digunakan sebagai tanda batas preparasi saluran akar. Preparasi saluran akar dengan file dimulai dari nomor yang paling kecil. Preparasi harus dilakukan secara berurutan dari nomor terkecil hingga lebih besar dengan panjang kerja tetap sama untuk mencegah terjadinya step atau ledge atau terdorongnya jaringan nekrotik ke apical. Selama preparasi setiap penggantian nomor jarum preparasi ke nomor yang lebih besar harus dilakukan irigasi pada saluran akar. Hal ini bertujuan untuk membersihkan sisa jaringan nekrotik maupun serbuk dentin yang terasah irigasi harus dilakukan secara bergantian antara H2O2 3% dan aquades steril. Bahan irigasi terakhir yang dipakai adalah aquades steril. Bila terjadi penyumbatan pada saluran akar maka preparasi diulang dengan menggunakan jarum preparasi yang lebih kecil dan dilakukan irigasi lain. Bila masih ada penyumbatan maka saluran akar dapat diberi larutan untuk mengatasi penyumbatan yaitu larutan largal, EDTA atau glyde (pilih salah satu). Preparasi saluran akar dianggap selesai bila bagian dari dentin yang terinfeksi telah terambil dan saluran akar cukup lebar untuk pengisian saluran akar. (Sumadi, 2003)

2) Akses (Cavity Entrance)Untuk mendapatkan pintu masuk atau cavity entrance. Dimulai dengan round bur nomor 2/4 tegak lurus permukaan enamel menembus jaringan dentin sampai kurang lebih 3mm (atap pulpa terbuka) lalu sejajar sumbu gigi yang terletak pada dasar ruang pulpa yang disebut orifice.

3) Ekstirpasi PulpaBertujuan untuk mengambil jaringan pulpa yang telah nekrosis. Menggunakan jarum ekstirpasi yang ditusukkan ke dalam pulpa sampai sedikit lebih pendek dari panjang kerja. Gagangnya diputar beberapa kali lalu ditarik (Walton & Torabinejad, 2008:235-236).

4) Panjang KerjaPanjang dari alat preparasi yang masuk ke dalam saluran akar pada waktu melakukan preparasi saluran akar. Menentukan panjang kerja dengan cara mengurangi 1mm dari panjang gigi sebenarnya untuk menghindari rusaknya apical constriction, perforasi ke apikal. Menggunakan jarum miller, masukkan jarum miller nomor kecil yang diberi stopper dengan guttap perca pada batas panjang gigi rata-rata dikurangi 1-2mm lalu dilakukan foto (Walton & Torabinejad, 2008:223).

5) Pembersihan dan Pembentukan Saluran AkarPembersihan : pembuangan debridemen iritan dari sistem saluran akar. Bertujuan untuk membasmi iritasi sampai habis walaupun kenyataan praktisnya hanya pengurangan yang signifikan.Pembentukan : membentuk saluran akar melebar secara kontinu dari apeks ke korona (Walton & Torabinejad, 2008:230-231)

b. Sterilisasi dan PerbenihanSterilisasi adalah pembinasaan mikroorganisme setelah irigasi saluran akar secara biomekanis. Tujuan: (1) Untuk membunuh mikroorganisme, (2) Untuk mengurangi rasa sakit pada pasien, (3) Untuk menghilangkan eksudat, (4) Mempercepat kesembuhan dan perubahan pada jaringan keras, (5) Mengontrol resorbsi peradangan akar.Syarat: (1) harus suatu germisida dan fungisida yang efektif; (2) tidak mengiritasi jaringan periapikal; (3) tetap stabil dalam larutan; (4)mempunyai efek antimicrobial yang lama; (5) aktif dengan adanya darah, serum dan derivat protein jaringan; (6) mempunyai tegangan permukaan rendah; (7) tidak mengganggu perbaikan jaringan periapikal; (8) tidak menodai struktur gigi; (9) mampu dinonaktifkan dalam medium biakan; dan (10) tidak dapat menginduksi respon imun sel secara tidak langsung (Grossman dkk, 1995:249).Obat sterilisasi: (1) golongan fenol (eugenol, CMCP/camphorated monoparachlorophenol, PCP/parachlorophenol, CPC/camphorated parachlorophenol, kresatin/metacresylacetate, kresol, creosote/ beechwood, timol); (2) aldehid (formokresol, glutaraldehid); (3) halida (sodium hipoklorit (NaOCl), iodine-kalium iodida); (4) steroid; (5) kalsium hidroksida; (6) antibiotik; dan (7) kombinasi (Torabinejad & Walton, 2012:279).Perbenihan: Pasien di kontrol lebih dulu Siapkan papper point, cotton pallate. Masukkan paper point dan cotton pallate ke dalam glass bead sterilisator dan ditutup. Nyalakan, biarkan sampai lampu pada glass bead sterilisator menjadi hijau. Paper point dan cotton pallate siap digunakan. Buka alat glass bead sterilisator.Hasil perbenihan negatif (-), saluran akar dapat di isi dengan memperhatikan ketentuan sbb : Tidak ada keluhan pasien Tidak ada gejala klinis Tidak ada eksudat Tumpatan sementara masih baikHasil perbenihan (+), sterilisasi diulang sampai hasil perbenihan negatif.

c. Pengisian Saluran AkarPengisian saluran akar adalah tahapan yang dilakukan setelah preparasi saluran akar untuk menutup seluruh sistem saluran akar secara hermetis hingga kedap cairan (tight fluid seal). Tujuan pengisian saluran akar yaitu untuk mencegah masuknya cairan maupun kuman dari jaringan periapikal kedalam saluran akar agar tidak terjadi infeksi ulang. Syarat untuk melakukan pengisian saluran akar: Tidak ada keluhan penderita Tidak ada gejala klinik Tidak ada eksudat yang berlebihan (saluran akar kering) Tumpatan sementara baik Hasil perbenihan negatifSyarat bahan pengisi saluran akar: Mudah dimasukkan ke dalam saluran akar Dapat menutup saluran akar dengan rapat ke arah lateral dan apikal Tidak mengerut setelah dimasukkan ke dalam saluran akar Tahan kelembaban/ tidak larut dalam cairan tubuh Bersifat barterisid/ menghambat pertumbuhan bakteri. Bersifat radiografik. Tidak menyebabkan perubahan warna pada gigi Tidak mengiritasi jaringan periapikal Mudah dikeluarkan dari dalam saluran akar bila diperlukan (Harty, 1995; Walton & Torabinejad, 1998)Tahapan:1. Dinding saluran akar diulas dengan pasta saluran akar (misal seng oksida ChKM) dengan jarum lentulo. 2. Guttap-point diulasi pula dengan pasta dan dimasukkan ke dalam saluran akar sampai dengan batas panjang kerja yang teiah ditandai dengan ball-point3. Guttap-point dipotong 1-2 mm dibawah dasar ruang pulpa dengan ekskavator yang telah dipanaskan dengan api spiritus4. Kemudian dasar ruang pulpa diberi basis semen seng fosfat lalu ditutup kapas dan tumpatan sementara menggunakan fletcher arau cavit (Hurint, 2013).

2.4 Bleaching Internal2.4.1 Definisi dan TujuanBleaching adalah suatu cara pemutihan kembali gigi yg berubah warna sampai mendekati warna gigi asli dengan perbaikan secara kimiawi dengan menggunakan bahan eksudator dan reduktor (Tarigan, 1994). Bleaching Internal adalah pemutihan gigi secara intrakoronal yg dilakukan pada gigi yang telah dirawat endodontik dengan baik.

2.4.2 Indikasi dan KontraindikasiIndikasi Gigi non vital Mahkota utuh Diskolorasi ruang pulpa Diskolorasi dentin Diskolorasi yang tidak bisa dirawat dengan bleaching eksternal (Walton & Torabinejad, 2008:459)

Kontraindikasi Fraktur mahkota dan akar Kegoyangan gigi Gigi di luar lengkung rahang Diskolorasi enamel bagian superficial Kerusakan pada bentuk enamel Kehilangan jaringan dentin berat Terdapat karies Diskolorasi komposit bagian proksimal (kecuali bagian tersebut diganti setelah proses bleaching) (Walton & Torabinejad, 2008:459)

2.4.3 Bahan1. Hidrogen Peroksida (H2O2)Memiliki pH 4.5, cairan bening, tidak berwarna dan tidak berbau, dan lebih kental dari air. Memiliki sifat oksidator yang sangat kuat. Hidrogen peroksida relatif tidak stabil dan mengalami dekomposisi secara perlahan dan melepaskan oksigen. Hidrogen peroksida dapat larut dalam air dan menyebabkan suasana asam. Pada teknik in-office untuk gigi vital dan walking bleach untuk gigi non vital, biasa digunakan hidrogen peroksida dengan konsentrasi 30-35%.

2. Natrium Perborat (NaBO3)Berwarna putih, tidak berbau dan dapat larut dalam air. Natrium perborat digunakan sebagai bahan pemutih untuk pemutihan gigi non vital secara intrakoronal. Bahan ini bersifat alkali, lebih mudah dikontrol dan lebih aman daripada cairan hidrogen pekat. Natrium perborat mengandung kira-kira 95 % perborat dalam 9,9 % oksigen.

3. Karbamid Peroksida (CH6N2O3, atau CH4N2O.H2O2)Merupakan kristal yang berwarna putih, tidak toksik. Kandungan bahan pemutih gigi yang utama adalah karbamid peroksida sebagai unsur aktif 10-15%, dan sisanya sekitar 85% adalah unsur non aktif. Bahan ini dapat menambah kekentalan dan daya lekat serta memperlambat proses pelepasan oksigen dari karbamid sehingga memungkinkan oksigen bereaksi lebih lama dengan bahan yang menyebabkan pewarnaan (Walton & Torabinejad, 2008).

2.4.4 Penatalaksanaan1. Gigi non vital dirawat Perawatan Saluran Akar terlebih dahulu.2. Kontrol pengisian saluran akar bila tidak ada keluhan.3. Lakukan pemolesan gigi dengan pumice dan brush.4. Melihat warna awal gigi dengan shade guide.5. Pemasangan rubber dam untuk isolasi daerah kerja.6. Preparasi akses kavitas pasca perawatan saluran akar.7. Keluarkan gutta perca 2mm dari batas cemento enamel junction.8. Beri basis 2mm diatas gutta perca (bahan basis menggunakan zinc phosphat semen).9. Menghilangkan smear layer dengan EDTA kemudian bilas aquades dan keringkan kavitas dan masukkan bahan bleaching kemudian tutup dengan GIC.10. Kontrol setelah 1 minggu, bila belum mencapai warna yang diinginkan dan hasil bleaching belum sempurna , bleaching dapat diulang lagi (Boksman, 2006).

2.4.5 MekanismeMekanisme pemutihan gigi merupakan reaksi oksidasi dari bahan pemutih. Proses pemutihan akan terjadi bila pada bahan peroksida dilakukan pengubahan pH, suhu, cahaya untuk mendapatkan oksigen bebas. Hidrogen peroksida mempunyai berat molekul rendah dan mampu menembus ke dalam email dan dentin. Proses mendasar untuk pemutihan gigi adalah reaksi oksidasi dan reduksi. Hidrogen peroksida melepas oksigen yang merusak ikatan dalam rantai protein yang bergabung dengan stain dalam ikatan tunggal. Hidrogen peroksida (H2O2) sebagai agen oksidator mempunyai radikal bebas yang tidak mempunyai pasangan elektron yang akan lepas dan kemudian diterima oleh email sehingga terjadi reaksi oksidasi. Radikal bebas dari peroksida adalah perhidroksil (HO2) dan oksigenase (O+). Perhidroksil ini merupakan radikal bebas yang kuat dan berperan pada proses pemutihan gigi, sedangkan oksigenase sebagai radikal bebas yang lemah.Dalam bentuk alami, hidrogen peroksida adalah asam lemah dan menghasilkan oksigen yang lebih lemah sebagai radikal bebas. Jika kondisi pH dibawah netral, pada proses penguraian hidrogen peroksida tidak akan membentuk oksigen aktif seperti yang diharapkan, sehingga pengubahan pH menjadi lebih basa akan menghasilkan oksigen aktif sebagai radikal bebas yang lebih kuat yang bermanfaat mempunyai efek pemutihan gigi lebih besar. Karena pH larutan mempengaruhi kekuatannya, maka larutan ini di buffer untuk pH 9.5 - 10.8 agar menghasilkan lebih banyak radikal bebas HO2.Radikal bebas ini akan bereaksi dengan ikatan tidak jenuh dan menyebabkan gangguan konjugasi elektron dan perubahan penyerapan energi pada molekul organik dalam struktur gigi (email, dentin). Molekul gigi berubah struktur kimianya dengan tambahan oksigen dan akan membentuk molekul organik email yang lebih kecil dengan warna yang lebih terang sehingga menghasilkan efek pemutihan dan gigi menjadi lebih bercahaya (Hendari, 2009:70-71).

BAB 3PENUTUP

3.1 KesimpulanPerubahan warna dapat terjadi karena faktor instrinsik maupun ekstrinsik. Salah satu faktor instrinsik yang dapat menyebabkan perubahan warna adalah faktor trauma. Trauma yang terjadi pada gigi dapat menyebabkan terjadinya nekrosis pulpa yang menjadikan gigi berwarna coklat kehitaman. Perawatan pertama pada kasus adalah perawatan endo intrakanal yang dimulai dengan preparasi saluran akar, pembersihan dengan teknik konvensional dan pengisian dengan teknik single cone, setelah itu dilanjutkan dengan bleaching internal yang dapat menjadi alternatif bila dibandingkan dengan veneer atau mahkota jaket. Bahan bleaching yang dapat digunakan pada kasus adalah hidrogen peroksida atau natrium perborat.

3.2 Kata PenutupDemikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.Kami banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

1. Boksman, L. 2006. Current Status of Tooth Whitening. Literature Review. Available at http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16999164. Accessed April 9th 2015.2. Grossman LI, Oliet S, Rio CED. 1995. Ilmu Endodontik dalam Praktek. Jakarta: EGC, h249.3. Harty, FJ. 1995. Endodonti Klinis. Cetakan 3. Penerbit Hipokrates. 4. Hendari, Ratnawati. 2009. Pemutihan Gigi (Tooth-Whitening) Pada Gigi yang Mengalami Pewarnaan. J Sultan Agung, 44(118): h70-1.5. Hurint, TPL. 2013. Pulpitis, Pulpektomi. Makalah Fakultas Kedokteran Gigi Institut Kesehatan Bhaktiwiyata Kediri.6. Sumadi 2003. Perawatan Pulpa Gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.7. Tarigan, R. 1994, Perawatan Pulpa Gigi (Endodontik). Cetakan 1,. Jakarta: Widya Medika.8. Torabinejad, M and Walton, RE. 2012. Endodontics: Principles and Practice. 4th Ed. Singapore: Elsevier Pte Ltd, p279.9. Walton, RE dan Torabinejad, M. 1998. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia, Ed. 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.10. Walton, R.E. dan Torabinejad, M., 2008, Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia, Ed. 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, h223-459.