This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Erupsi dan Pergantian Gigi
Disusun Oleh :
1. Vivi fitria (04101004063)
2. Amira safuria (04101004064)
3. Dilla novia amrilani (04101004065)
4. Desti adestia (04101004067)
5. Allisyia p. sari (04101004068)
Dosen Pembimbing : drg. Shanty chairani, M.si
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
ERUPSI DAN PERGANTIAN GIGI
Erupsi merupakan istilah yang berasal dari bahasa Latin ‘erumpere’, yang berarti
menetaskan. Erupsi gigi adalah suatu proses pergerakan gigi secara aksial yang dimulai dari
tempat perkembangan gigi di dalam tulang alveolar sampai akhirnya mencapai posisi fungsional
di dalam rongga mulut.1
Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai dari awal
pembentukan melalui beberapa tahap sampai gigi muncul ke rongga mulut. Ada dua fase yang
penting dalam proses erupsi gigi, yaitu erupsi aktif dan pasif. 2
Erupsi aktif adalah pergerakan gigi yang didominasi oleh gerakan ke arah
vertikal, sejak mahkota gigi bergerak dari tempat pembentukannya di dalam
rahang sampai mencapai oklusi fungsional dalam rongga mulut.
Erupsi pasif adalah pergerakan gusi ke arah apeks yang menyebabkan mahkota
klinis bertambah panjang dan akar klinis bertambah pendek sebagai akibat adanya
perubahan pada perlekatan epitel di daerah apikal.
Erupsi gigi juga merupakan suatu proses dimana gigi yang sedang berkembang muncul
melewati jaringan lunak rahang dan mukosa yang di atasnya untuk memasuki rongga mulut,
mengontakkan gigi dengan lengkung yang berlawanan, dan berfungsi dalam mastikasi.
Erupsi gigi terjadi setelah formasi dan mineralisasi mahkota terbentuk sempurna tetapi
sebelum akar terbentuk sempurna. Gigi tumbuh dari dua tipe sel, yaitu epitel oral dari organ
enamel dan sel mesenkim dari papilla dental. Perkembangan enamel dari enamel organ dan
perkembangan dentin dari papila dental. Mahkota dan bagian akar dibentuk sebelum gigi
tersebut erupsi, mahkota dibentuk terlebih dahulu, kemudian baru pembentukkan akar.22
Pertumbuhan mandibula dan maksila menurut Sadler, dipersiapkan untuk tumbuhnya gigi geligi.
Perkembangan gigi dibagi dalam 3 tahap, yaitu : tahap pra-erupsi, tahap pra-fungsional (tahap
erupsi), dan tahap fungsional.1,6
a. Fase praerupsi
Fase pra-erupsi, yaitu saat mahkota gigi terbentuk dan posisinya dalam tulang
rahang cukup stabil (intraosseus), ketika akar gigi mulai terbentuk dan gigi mulai
bergerak di dalam tulang rahang ke arah rongga mulut, penetrasi mukosa, dan pada saat
akar gigi terbentuk setengah sampai tiga perempat dari panjang akar. Fase ini terdiri dari
tahap-tahap tumbuh kembang gigi mulai dari tahap inisiasi (bud stage), proliferasi (cap
stage), histodiferensiasi (bell stage), morfodiferensiasi, aposisi, sampai tahap kalsifikasi.
Selanjutnya, tahap kalsifikasi dilanjutkan dengan proses pematangan dari mahkota gigi.
Pematangan Mahkota
Pada tahap amelogenesis protein amelogenin diproduksi. Hanya sedikit
ameloblas pada ujung cups mulai saat awal berfungsi. Proses diteruskan, dan
ameloblas menjadi aktif, serta penambahan dari enamel matriks menjadi lebih
menonjol keluar.1.5 Pertumbahan pada masing-masing cups dengan penambahan
deposisi yang kontinu sampai gigi erupsi. Ditemukan di posterior gigi multicuspit
yang mana ameloblas secara kontinu berdiferensiasi dari enamel epitelium dalam
dan formasi enamel. Puncaknya kemudian bersatu dalam regio intercuspal pada
crown.1,6
Gambar 1 : arah pertumbuhan mahkota
Pada radiografi, cups awalnya muncul secara terpisah dan bergabung
bersama seiring proses pertumbuhan enamel epitelium dalam membentuk desain
untuk pembentukan mahkota.1.6
Sebagaimana kristal kecil dari mineral mengalami deposisi, kemudian
mereka mulai berkembang semakin panjang dan melebar. Deposisi awal pada
mineral meningkat 25% dari total enamel, lebih dari 70% mineral enamel
merupakan pertumbuhan dari kristal (5% dari enamel adalah air). Waktu antara
deposisi matriks enamel dan proses mineralisasi merupakan waktu yang singkat.
Setelah pembentukan ameloblas lengkap, pada deposisi matriks terminal bar
apparatus menghilang, dan permukaan enamel menjadi halus. Panjang ameloblas
berkurang sesuai dengan jumlah organela di dalamnya. Pada saat ini, enamel telah
mencapai fase maturasi dan ameloblas menjadi lebih aktif dalam menyerap
matriks organik dan air dari enamel yang diikuti oleh proses mineralisasi.1.6
A B
Gambar 2: A. Deposisi matriks dan mineralisasi; B. Pematangan mahkota (A.awal
pembentukan enamel, B.awal klasifikasi dari pembentukan enamel, C. peningkatan
pembentukan, D. deposisi matriks dan proses mineralisasi, E-F. pembentukan matriks
pada bagian tepi dan daerah cervical dari mahkota.
Proses pematangan mahkota terjadi setelah proses amelogenesis selesai
dan amelogenin mulai mengalami mineralisasi. Kandungan mineral meningkat
pada enamel tergantung pada hilangnya cairan dan protein. Proses pertukaran
terjadi di banyak maturasi enamel dan tidak terbatas pada tahap akhir
mineralisasi. Bahkan setelah gigi erupsi, mineralisasi enamel terus berlanjut.1
Akhirnya setelah ameloblast selesai berkontribusi pada fase mineralisasi,
mereka mengeluarkan sebuah kutikula organik pada permukaan enamel, yang
dikenal sebagai kutikula perkembangan atau primer. Kemudian ameloblast ini
menempel meliputi enamel organik oleh hemidesmosom. Hemidesmosom adalah
sebagian dari perlekatan plak desmosome. Sedangkan fungsi desmosome adalah
melekatkan sel ke sel yang berdekatan, hemidesmosome berkaitan dengan
perlekatan sel ke permukaan membran. Perlekatan plak hemidosmosom
tergantung oleh ameloblas, ameloblas berhubungan dengan stratum intermedium
dan epitel enamel lainnya yang menyatu membentuk enamel ephitelium. Sel
organik ini menutupi permukaan enamel sampai gigi erupsi di ronnga mulut.
Dengan adanya proses mineralisasi enamel, crown gigi dibentuk.1.6
b. Fase erupsi prafungsional1
Fase erupsi prafungsional dimulai dengan inisiasi dari pembentukan akar dan
berakhir saat gigi mencapai kontak oklusal. Empat hal yang terjadi pada fase ini antara
lain:
1. Pembentukan Akar
Sama seperti pembentukan mahkota, proliferasi sel berlanjut pada daerah
servikal atau dasar dari organ enamel dimana sel epitel enamel dalam dan luar
bergabung membentuk epitel selubung akar (gbr 3). Ketika pembentukan mahkota
lengkap, sel pada daerah dari organ enamel ini terus tumbuh membentuk dua
lapisan sel yang disebut epitel akar atau lapisan hertwigs (gbr 3 A).1.2
Gambar 3 : Pembentukan Akar, terlihat epithelial root sheath dan epithelial
diaphragm.
Setelah tahap pembentukan selubung akar, akar dentin terbentuk dibawah
cervical enamel pada permukaan organ pulpa (gbr 3 B). Sementoblast, serat
ligament periodontal dan sisa-sisa epitel terdapat di ligament.
Lapisan dalam dari selubung akar, dibentuk dari epitel enamel dalam atau
ameloblas pada pembentukan mahkota dan enamel. Pada akar sel membentuk
odontoblas dari papilla dental dan berdiferensiasi menbentuk dentin.
Pembentukan akar berawal dari berakhirnya deposit enamel.1,6
Saat akar memanjang, terjadi pembentukan awal pada akar yaitu panjang,
kelengkungan, ketebalan, dan jumlah akar semuanya tergantung dari sel-sel di
dalam akar. Saat akar dentin dibentuk, sel-sel luar pada akar berfungsi pada
deposisi sementum intermediet, suatu lapisan tipis dari sementum aseluler yang
menutupi tubulus dentin dan permukaan akar. Kemudian sel-sel luar akan terbagi
menjadi kelompok-kelompok kecil dan bergerak dari permukaan akar menjadi
sisa-sisa epitel. Pada akhir proses proliferasi akar miring 45 derajat. 1,6
Daerah ini dinamakan sekat epitel (epithelial diaphragm). Sekat epitel
mengelilingi apeks yang terbuka pada pulpa gigi selama pembentukan akar. Ini
adalah proliferasi sel yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan akar.1.2.3 Pada
saat odontoblas berdiferensiasi sepanjang batas pulpa, terjadi proses
dentinogenesis pada akar dan akan memanjang. Pembentukan dentin berlanjut
dari mahkota hingga ke akar. 1,6
Gambar 4 : pembentukan akar dibagian apikal
Dentin meruncing dari mahkota hingga ke akar sampai ke apikal batas
epitel. Pada perbatasan pulpa dengan pusat epitel, terjadi proliferasi seluler. Hal
ini dikenal dengan zona proliferasi pulpa. Daerah ini memproduksi sel-sel baru
yang dibutuhkan untuk proses pemanjangan akar. Akar semakin mengecil ke
bagian apikal dan terbuka kira-kira 1-3 mm sehingga dapat mensyarafi serta
menyuplai darah ke pulpa dan jaringan periodonsium. Bersamaan dengan
memanjangnya akar, gigi mulai bergerak erupsi, yang akan menyediakan ruangan
untuk proses pemanjangan akar. Akar memanjang sesuai dengan pergerakan
erupsi gigi (gbr 5).1.3
Gambar 5: Perpanjangan akar saat erupsi
a. Akar Tunggal
Lapisan akar dari gigi berakar tunggal tumbuh memanjang pada sel
epitel yang berasal dari organ-organ enamel, menutupi tubulus dentin dan
perkembangan pulpa. Setelah sel akar membentuk sementum
intermedium, akar mulai hancur dan membentuk sisa-sisa epitel. Sisa-sisa
epitel bertahan dan bergerak dari daerah permukaan akar ke daerah
folikular.
Gambar 6 : Sisa-sisa epitel
Sel mesenkim dari folikel gigi bergerak di antara sisa-sisa epitel
hingga dapat berkontak dengan permukaan akar. Di sini terjadi
diferensiasi menjadi sementoblas dan mulai mensekresi sementoid pada
permukaan sementum intermedium. Sementoid adalah sementum yang
belum terkalsifikasi kemudian berkalsifikasi menjadi sementum yang
matang. Lapisan akar tidak pernah terlihat sebagai struktur yang
berkembang karena lapisan sel-selnya segera hancur setelah akar dentin
terbentuk. Bagaimanapun, daerah dari sel epitel tetap dipertahankan
sampai akar terbentuk sempurna dan kemudian hilang.1.6
b. Akar Ganda
Gigi berakar ganda dibentuk dengan cara yang sama dengan gigi
berakar tunggal hingga terbentuk daerah furkasi (gbr 7). Bagian dari akar
mengambil tempat melalui perkembangan diferensial dari lapisan akar.
Sel-sel dari sekat epitel tumbuh secara berlebihan pada dua daerah atau
lebih sampai berkontak dengan perpanjangan epitel. Perpanjangan ini
menyatu dan menjadi pembukaan awal menjadi dua atau tiga tahap
pembukaan. Sekat epitel mengelilingi daerah terbuka pada setiap
pertumbuhan akar. Ketika perkembangan gigi molar dimulai, tahap-
tahapnya dibagi berdasarkan pertumbuhan pada bagian tengah akar. Yang
akan menunjukkan lapisan akar seperti pulau-pulau sel (Gbr 7).1.5
Gambar 7: perkembangan akar ganda pada gigi
Setelah akar ganda terbentuk, tiap-tiap akar dibentuk oleh unsur
yang sama seperti pada gigi berakar tunggal. Setelah akar lengkap dan
lapisannya hancur, sel epitel pindah dari permukaan akar, sama seperti
pada gigi berakar tunggal.
Sementum kemudian dibentuk pada permukaan sementum
intermedial. Sementum biasanya juga terlihat sel, walaupun sementum
berada dekat sementoenamel junction yang lebih sedikit sel daripada di
apikal akar. Karena apikal sementum lebih tipis, maka lebih banyak
terdapat sel-sel yang vital. Fungsi utama dari sementum adalah perlekatan
dengan serat-serat ligamen periodontal.1.6
Gambar 8 : zona bifurkasi pada pembentukan akar banyak
Perkembangan Jaringan Pendukung
Sel-sel mesenkim yang mengelilingi gigi disebut dengan folikel gigi.
Beberapa sel folikel gigi terbentuk dekat enamel dan berpindah selama tahap cap dan
bell dari perifer organ enamel ke folikel untuk membentuk tulang alveolar dan
ligamen periodontal. Sel-sel berdiferensiasi menjadi osteoblas, membentuk tulang dan
fibroblast yang akan membentuk serat-serat ligamen. Setelah gigi erupsi jaringan ini
akan mendukung gigi selama gigi berfungsi. 1,6
o Ligamen Periodontal
Sel-sel folikel gigi berdiferensiasi menjadi kolagen pada ligamen dan
membentuk semontablast yang terletak pada sementum akar gigi, sel-sel lain pada
daerah ligamen membentuk serat-serat ligamentum, yang terlihat di sepanjang akar
dekat daerah serviks, ini memungkinkan sel fibroblast membentuk kumpulan serat-
serat yang menghilang pada saat akar elongasi. Serat-serat ini berada pada sementum
pada permukaan akar dan perlekatan lain pada tulang. Serat-serat ini berganti secara
cepat dan terus-menerus memperbaiki diri. Serat kolagen berjalan melalui ligamen,
pertukaran serat yang paling tinggi terjadi pada daerah apeks dan yang paling sedikit
pada daerah serviks. Maturasi ligamen terjadi ketika gigi telah beroklusi. Pada masa
ini, kumpulan-kumpulan serat bertambah banyak. 1,6
Gambar 9 : pembentukan serat ligament periodontal
o Proses Alveolar
Pada saat perkembangan gigi dan juga tulang alveolar terjadi pemanjangan
akar. Pertama, prosesus alveolar membentuk lempeng labial dan lingual yang
membentuk organ-organ gigi. Pada saat lapisan dinding ini memanjang, septum
tulang muncul diantara gigi untuk melengkapi kripta. Ketika gigi erupsi, prosesus
alveolar dan ligamen periodontal mendukung fungsi gigi. Tulang yang dibentuk
diantara akar gigi disebut tulang interradikular. Dalam bentuk yang matang,
tulang alveolar terdiri dari lamina dura dan tulang pendukung. Lamina dura yang
melapisi soket gigi dan didukung oleh tulang yang terdiri dari tulang spongiosa
dan tulang kompak. Tulang pendukung membentuk lempengan yang menutupi
mandibula. 1,6
Gambar 10 : tulang alveolar
2. Pergerakan terjadi secara insisal atau oklusal melalui ruang tulang pada
rahang dan untuk mencapai mukosa oral. Pergerakan merupakan hasil dari
kebutuhan adanya ruang tempat dimana akar dapat terbentuk. Epitel enamel
yang tereduksi selanjutnya berkontak dan bergabung dengan epitelium oral.
Kedua epitel tersebut mengalami proliferasi satu sama lain, sel-selnya berbaur
dan terjadi fusi. Berkurangnya epitel yang melapisi mahkota juga