Gangguan penyalahgunaan NAPZA
I.Pengertian dan EpidemologiPrevalensi kasus narkoba di
Indonesia (epidemiologi-nya)Peredaran narkoba di Indonesia semakin
meluas. Angka kenaikannya di atas rata-rata dunia. Bila tidak ada
kesungguhan untuk memeranginya, diprediksi pada tahun 2015
mendatang, penggunanya bisa mencapai 5,1 juta orang.Berdasarkan
penelitian BNN bersama Pusat Penelitian Kesehatan Universitas
Indonesia periode 2011, angka prevalensi penyalahgunaan narkoba
sebesar 2,2 persen atau setara dengan 3,8-4,2 juta orang. Sedangkan
proyeksi angka prevalensi internasional sebesar 2,32 persen.
"Kondisi ini naik dibandingkan angka prevalensi di Indonesia tahun
2008 yang mencapai 0,21 persen," kataSambudiyono,Deputi
Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) V. Bila
kondisi tersebut dibiarkan, maka tingkat prevalensi pada 2015 akan
mencapai 2,8 persen. Artinya pengguna narkoba bisa tembus di angka
5,1 juta orang.Menurut Depkes RI, NARKOBA adalah Narkoba atau NAPZA
merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan
mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga
bilamana disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik,
psikis/jiwa dan fungsi social. Sementara itu menurut WHO adalah
semua zat kecuali makanan, air dan oksigen yang jika dimasukan
kedalam tubuh, dapat mengubah fungsi tubuh secara fisik dan atau
psikologis.Inti pokok materi yang penulis bawakan adalah subtansce
dari drugs Narkoba (zat/bahan dari narkoba) reaksinya terhadap
pengguna (User) mulai dari pengguna pemula, pemakai/pengguna tetap,
pecandu dan Korban.Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah yang
kompleks dan memiliki dimensi yang luas baik dari sudut medic,
psikiatrik, kesehatan jiwa maupun psikososial (Afiatin, 2008).
Jenis-jenis narkoba yang sering disalahgunakan, menurut Halonen dan
Santroks (1999) adalah narkotika, psikotropika dan zat adiktif
lainnya atau zat yang dapat menimbulkan sejumlah efek, diantaranya
(a)keinginan yang tak tertahankan terhadap zat tersebut, dan dengan
jalan apa pun akan berupaya memperolehnya (b) kecenderungan untuk
menambah takaran atau dosis, sesuai dengan toleransi tubuh, (c)
ketergantingan psikis sehingga jika pemakaian dihentikan akan
menimbulkan kecemasan, depresi dan kegelisahan, dan (d)
ketergantungan fisik yang jika pemakaian dihentikan akan
menimbulkan gejala fisik yang disebut sebagai gejala putus obat
seperti mual, sukar tidur, diare, demam. Meskipun zat tertentu
sangat bermanfaat bagi pengobatan, namun jika disalahgunakan atau
penggunaannya tidak sesuai dengan standar pengobatan, akan
berakibat sangat merugikan bagi si pemakai maupun orang lain
disekitarnya, bahkan masyarakat umum (Departemen Kesehatan RI,
2000)Menurut rumusan WHO (Hawari, 1991 dalam Afiatin 2000)
mendefinisikan penyalahgunaan zat sebagai pemakaian zat yang
berlebihan secara terus-menerus atau berkala di luar maksud medik.
Sedangkan Wicaksono (1996), Holmes (1996) dan Hawari (1998)
mendefinisikan penyalahgunaan zat sebagai pola penggunaan yang
bersifat patologik paling sedikit satu bulan lamanya, sehingga
menimbulkan gangguan fungsi social dan okupasional (pekerjaan dan
sekolah). Pola penggunaan zat yang patologik dapat berupa
intioksinasi sepanjang hari terus-menerus menggunakan zat tersebut,
meskipun pengguna mengetahui bahwa dirinya sedang menderita sakit
fisik yang berat akibat zat tersebut, atau adanya kenyataan bahwa
tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa menggunakan zat tersebut
(dalam Afiatin, 2000).Sementara itu, Gordon dan Gordon (2000)
membedakan pengertian antara pengguna, penyalahguna dan pecandu
narkoba.Menurutnya, pengguna adalah seseorang yang menggunakan
narkoba hanya sekedar untuk, misalnya bersenang-senang, rileks atau
relaksasi dan hidup mereka tidak berputar di sekitar
narkoba.Pengguna jenis ini disebut juga pengguna social
rekreasional.Penyalah guna adalah seseorang yang mempunyai masalah
yang secara langsung berhubungan dengan narkoba.Masalah tersebut
bisa muncul dari ranah fisik, mental, emosional maupun spiritual.
Penyalah guna selalu menolak untuk berhenti sama sekali dan
selamanya. Sedangkan pecandu adalah seseorang yang sudah mengalami
hasrat/obsesi secara mental dan emosional serta fisik. Bagi
pecandu, tidak ada hal yang lebih penting selain memperoleh
narkoba, sehingga jika tidak mendapatkannya, ia akan mengalami
gejala-gejala putus obat dan kesakitan..II.Macam-macam NAPZAMenurut
Undang-undang no 22 tahun 1997 jenis Napza ada empat, yaitu:1.Obat
penenang2.Obat tidur3.Psikostimulan4.Obat antipsikosis dan anti
depresiBerdasarkan Efeknya, Napza dibagi menjadi empat,
yaitu:1.DepresanCara kerjanya: mengurangi kerja system saraf
pusatSeperti : alcohol, heroin,2.StimuliCara kerjanya :
meningkatkan system kerja saraf pusatSeperti: teh, rokok,
cocain3.NarkotikCara kerjanya: melumpuhkan pengalaman yang berat
yang dia alami. Membuat indra tumpul, tidak bisa
mempersepsi.Seperti: morrin, metader,opium4.HalusinogenMengubah
pengalaman panca indra/ persepsionerSeperti: LSD, Mescaline,
marijuana,THC,MDMAA.Depresan1.Heroin(putauw):Heroin atau
putauadalah adalah sejenis opioid alkaloid.. Heroin berasal dari
bungaPapaver somniferum, sejenis bunga di iklim panas dan kering.
Bunga tersebut menghasilkan zat lengket yang menjadi cikal bakal
dari heroin, opium, morfin dan kodein. Heroin adalah zat depresan.
Obat-obatan depresan tidak langsung membuat Anda merasa tertekan.
Zat-zat tersebut memperlambat pesan dari otak ke tubuh dan
sebaliknya. Beberapa nama lain dari zat tersebut adalah bedak,
putih.Rumus Molekul Heroin Adalah C21H23N O5C21H23N O5Sakauw
:Depresi berat, Rasa lelah berlebihan, Banyak tidur, Mimpi
bertambah, Gugup, Ansietas/rasa gelisah, Perasaan curiga.Denyut
jantungcepat, Gelisah, Euforia atau rasa gembira berlebihan, Rasa
harga diri meningkat, Banyak bicara, Kewaspadaan meningkat,
kejang-kejang, Pupil mata melebar, Tekanan darah meningkat,
Berkeringat atau rasa dingin, Mual / muntah, Mudah berkelahi dan
cepat tersinggung, Gangguan kejiwaan, subarachnoid/ otak,
Thromboemboli/ penyumbatan pembuluh darah, Nystagmus,
horisontal/mata bergerak tak terkendali, Distonia (kekakuan) otot
leher.Aritmia jantung/gangguan irama jantung, Luka sampai sekat
rongga hidung, Hilang nafsu makan, Anemia, berat badan
turun.2.OPIAT atau Opium (candu)Merupakan golongan Narkotika alami
yang sering digunakan dengan cara dihisap (inhalasi). Menimbulkan
rasa kesibukan (rushing sensation) Menimbulkan semangat Merasa
waktu berjalan lambat. Pusing, kehilangan keseimbangan/mabuk.
Merasa rangsang birahi meningkat (hambatan seksual hilang). Timbul
masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.
3.BarbituratesBarbiturat disebut juga asam barbiturat
Barbiturat digunakan secara medis untuk menenangkan orang dan
sebagai obat tidur. Barbiturat merupakan obat yang dibeli dengan
resep. Barbiturat mempengaruhi sistim syaraf pusat, menyebabkan
perasaan lembab, dan tergantung pada dosisnya, efeknya dapat
bertahan antara tiga hingga enam jam. Barbiturat dapat menyebabkan
orang jadi sembrono, merasa bahagia dan kebingungan mental --
ketidakbahagiaan juga dapat diakibatkan oleh barbiturat. Dosis yang
tinggi dapat menyebabkan pingsan, masalah pernapasan dan kematian.
Kematian akibat overdosis merupakan bahaya yang sangat nyata,
karena dosis yang berbahaya takarannya sangat dekat dengan dosis
normal yang aman. Kemungkinan overdosis lebih meningkat lagi bila
barbiturat dikonsumsi bersamaan dengan alkohol. Risiko penggunaan
barbiturat juga meningkat bila obat tersebut disuntikkan. Tubuh
dapat dengan cepat menjadi toleran terhadap barbiturate, yang
mengakibatkan ketergantungan fisik dan mental. Sakaw dapat
menunjukkan gejala mudah marah, tidak bisa tidur, sakit-sakitan,
tidak bisa diam, kejang-kejang, dan halusinasi. Pengguna berat
barbiturat lebih rentan terhadap masalah dada dan
hipotermia.4.GanjaGanja (Cannabis sativa) adalah obat depresan
terbuat dari daun tanaman cannabis. THC (Delta 9
tetrahidrokanibinol) adalah salah satu dari 400 zat kimia yang
ditemukan di dalam ganja dan yang menyebabkan efek perubahan
suasana hati. Sebagai obat depresan, ganja memengaruhi sistem saraf
dengan memperlambat aktivitas otak. Ganja hadir dalam berbagai
bentuk. Ganja adalah tembakau hijau-seperti campuran daun. Hasis
dan minyak hasis adalah bentuk yang lebih kuat dampaknya dari
ganja.Hasis adalah hasil lelehan dari tanaman yang dijual dalam
bentuk minyak atau blok kecil hasil pemadatan. Ganja mempunyai
beberapa nama populer seperti dele, daun, cimeng, Pot, Weed, dan
lain-lain.Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer
di Amerika Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja
yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opium juga didengungkan
sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan
negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian
Sadhu yang menyembah dewa Shiva menggunakan produk derivatif ganja
untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap Hashish
melalui pipa Chilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang.Ganja
Berbentuk daun-daun kering yang sudah dirajang kering dan
ditempatkan (biasanya) dalam sebuah amplop kecil berukuran 25 X 15
cm.Dilinting seperti rokok dan dihisap, dimakan. Banyak dikonsumsi
masyarakat, dari remaja sampai rakyat biasa. Mudah didapat dan cara
pemakaiannya seperti merokok biasa. Harganya sangat murah : Rp.
10.000,- jadi 4 batang rokok.Apa saja dampak langsung dari
ganja?Ganja memengaruhi penggunanya dengan cara yang berbeda.
Beberapa orang mengalami reaksi lebih kuat dari yang lain. Reaksi
paling umum yang ditimbulkan oleh ganja adalah kejang-kejang dan
mabuk. Ada beberapa efek lain seperti: Paranoia. Muntah-muntah.
Kehilangan koordinasi. Kebingungan. Meningkatkan nafsu makan. Mata
merah. Halusinasi.Apa saja dampak jangka panjang dari
ganja?Penelitian telah menunjukkan bahwa ada beberapa dampak yang
lebih serius jika ganja dikonsumsi secara rutin. Beberapa efek
diantaranya adalah: Beresiko tinggi terhadap bronkitis, kanker
paru-paru dan gangguan pernafasan (ganja berdampak dua kali lebih
berat daripada tar dari rokok). Kehilangan minat untuk melakukan
aktivitas, kehilangan tenaga, kebosanan. Mengganggu daya ingat
jangka pendek, pemikiran logis dan koordinasi. Mengganggu gairah
seksual. Mengurangi jumlah sperma/periode menstruasi yang tidak
teratur. Perilaku gangguan mental hebat. Merusak sistem kekebalan
tubuh.Habis Pakai: Kantung mata membengkak dan merah, bengong,
pendengaran berkurang, susah berfikir/konsemtrasi, perasan menjadi
gembira, selalu tertawa tanpa, sebab, pandangan kabur, ingin tidur
terus, nafsu makan besar.Sakauw: Banyak berkeringat, Gelisah,
Gemetaran, Nggak aa selera makan, Mual/muntah, Diare terus menerus,
Nggak bisa tidur (insomnia), Ketakutan berlebihan yang nggak
beralasan (paranoid), Tingkah laku aneh, melamun, tertawa
sendiri.5.Alkohol
Alkohol adalah sebutan umum dari senyawa kimia ethanol. Alkohol
dihasilkan melalui proses fermentasi unaerobik dari zat gula atau
zat tepung oleh ragi (yeast). Proses ini sudah terjadi dengan
sendirinya di dalam alam oleh karena itu alkohol sudah diproduksi
dan dikonsumsi oleh manusia sejak jaman purba.Dalam jumlah yg
sedang, sekitar segelas anggur merah yang diminum setiap malam hari
oleh seseorang yg memiliki tubuh yang tidak bermasalah, alkohol
merupakan zat yg sangat baik untuk kesehatan tubuh yaitu bisa
meningkatkan mutu tidur, mencegah munculnya batu empedu dan ginjal,
mencegah diabetes, bahkan bisa mencegah penyakit jantung koroner
serta darah tinggi.Akan tetapi jika digunakan secara berlebihan
sebaliknya alkohol akan mengakibatkan kerusakan pada jantung,
pancreas, dan liver yaitu lever yg mengeras, terlebih bagi mereka
yg telah mengindap penyakit Hepatitis C, B, bahkan bagi mereka yg
hanya pernah menderita Hepatitis A sekalipun.Pemakaian alkohol
sesuai BAC (Blood Alcohol Content) atau batas kadar alkohol dalam
darah melebihi 0.05% dapat mengakibatkan berkurangnya depresi &
konsentrasi, pikiran menjadi lebih relax, menambah sedikit rasa
percaya diri, menjadi banyak berbicara/mudah untuk berterus terang,
kurang berhati-hati dalam mengambil keputusan (!), berkurangnya
fungsi keseimbangan tubuh.Sedangkan pemakaian dalam batas kadar
darah melebihin 0.1% akan mengakibatkan terganggunya fungsi
motorik, hilangnya keseimbangan, emosi yg bergejolak (mudah menjadi
sedih atau marah), tindakan brutal, susah untuk berkata-kata,
hilangnya daya tangkap otak, muntah-muntah, bahkan bisa menjadi
tidak sadar diri. Jika kadarnya melebihi 0.3% bisa mengakibatkan
kematian.Pemakaian alkohol pada saat mengendarai kendaraan atau
mesin yg berbahaya sering mengakibatkan kecelakaan yang fatal
maupun kematian karena susahnya untuk berkonsentrasi dan mengambil
keputusan dengan cepat.Oleh karena efek2 yg ditimbulkan tersebut,
alkohol banyak dipakai oleh para lelaki sebagai minuman untuk
memaksakan hubungan intim dengan kekasih maupun teman kencannya
sehingga si korban secara tidak sadar akan menyetujuinya. Alkohol
juga dapat mengakibatkan toleransi dan ketergantungan jika
dikonsumsi secara berlebihan dan rutin karena akan mengakibatkan
terganggunya fungsi GABAergic dalam otak. Kecanduan alkohol sangat
berbahaya jika tidak ditangani dengan segera oleh ahlinya, bahkan
lebih berisiko menyebabkan kematian dibanding narkotika seperti
heroin, putaw, atau cocaine. Resiko yg disebabkan oleh kecanduan
alkohol adalah serangan ayan yg mematikan dan gagal jantung.
Biasanya seorang remaja sebelum dia sampai ke jenjang pemakaian
narkoba akan dimulai terlebih dahulu dari rokok dan alkohol.
Walaupun hukum di Indonesia dengan jelas melarang seseorang yg
belum berusia 18 tahun untuk membeli rokok dan alkohol akan tetapi
dalam penerapannya tidaklah demikian.6.Amphetamine /
speedAmphetamine merupakan salah satu jenis dari senyawa
phenethylamine dan adalah satu jenis obat sintetik terlarang yg
dapat mengakibatkan meningkatnya kadar hormon
norepinephrine/noradrenaline, serotonin, dan dopamine di dalam otak
seseorang. Amphetamine sangat memiliki relasi yg erat dengan
ephedrine yaitu senyawa yg terdapat pada tumbuhan Ephedra sinica
(Ma huang)Efek yang ditimbulkan oleh amphetamine adalah
meningkatnya konsentrasi pikiran & semangat untuk bekerja,
hilangnya rasa kantuk, cenderung banyak berbicara, meningkatnya
rasa percaya diri, mulut menjadi kering, meningkatnya keringat,
detak jantung yang cepat, sukar berbicara dengan jelas, dan
berkurangnya nafsu makan.Amphetamine dapat mengakibatkan ketagihan
pada seseorang yang mengkonsumsi secara berturut-turut atau
menyalahgunakan pemakaiannya. Bahkan dapat menyebabkan meningkatnya
toleransi sehingga dosis yg dibutuhkan akan selalu meningkat untuk
mencapai efek yg sama dari sebelumnya.Ciri-ciri dari ketagihan atas
obat ini adalah:ostress berlebihanodepresiobadan menjadi sangat
letihotidur yang berlebihanogemetaran pada ototomeningkatnya nafsu
makanokeinginan untuk bunuh diriPenyalahgunaan dari obat ini
memperbesar resiko serangan jantung pada anak muda maupun orang
dewasa. Pemakaian jangka panjang dari obat ini merusak fungsi otak,
yaitu menurunnya fungsi pemancaran (transmitter) hormon dopamine
dan serotonin pada otak sehingga fungsi dari keseimbangan kimia
tubuh akan menjadi kacau.
B.Stimuli1.KokainKokain (benzoylmethylecgonine)adalah kristalin
tropane alkaloid yang diperoleh dari daun koka nama latinya
adalahErythroxylum coca. Daun koka atau Erythroxylon coca adalah
jenis pokok Erythroloxylon yang terdapat di Peru,Bolivia dan
Colombia di Pergunungan Andes,Amerika Serikat. Bahan ini
kebanyakannya digunakan di Amerika Serikat.Rumus Molekul Untuk
Kokain Adalah :C17H21N O4C17H21N O4Efek Samping :oDarah tinggioBola
mata menjadi keciloHilang nafsu makan / kurusoDetak jantung jadi
cepatoTerbius sesaatoBercakap berlebih-lebihan. Dengan dosis yang
tinggi menyebabkan percakapan tidak difahami oleh orang lain kerana
tidak munasabah. Rasa puas hati yang diperoleh dengan dosis rendah
bertukar kepada rasa bimbang dan rasa gelisah dengan dosis
tinggioRasa cergas yang diperoleh dengan dos rendah menimbulkan
kekeliruan dengan dos tinggioTidak dapat tiduroTidak menghiraukan
kesihatan dan kebersihan dirioHalusinasi dan paranoiaoDesakan untuk
melakukan kerja yang berulang-ulangoPergantungan fizikal dan
psikologi serta meningkatkan daya tahanoPsikosis kokain seperti
psikosis amfetamin2.TembakauTembakau berasal dari tumbuhan yang
bernamanicotiana tabacum. Walaupun orang-orang percaya bahwa rokok
meregangkan saraf-saraf, namun secara ilmiah terbukti bahwa merokok
melepaskan zat epinefrin, yaitu hormon yang menghasilkan stres
psikis pada perokok, daripada peregangan. Ketika rokok dihisap,
nikotin diserap oleh paru-paru dan secara cepat berpindah ke aliran
darah, di mana zat tersebut disirkulasikan ke otak.Nikotin bekerja
secara langsung pada jantung untuk mengubah denyut jantung dan
tekanan darah, sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi, serangan
jantung, penyakit pembuluh darah lainnya, dan pembengkakan pembuluh
darah. Zat tersebut juga bekerja pada saraf yang mengendalikan
pernafasan untuk mengubah pola pernafasan. Dalam konsentrasi
tinggi, nikotin sangat mematikan; kenyataannya setetes pemurnian
nikotin di lidah akan membunuh orang tersebut. Zat itu begitu
mematikan sehingga zat tersebut telah digunakan sebagai pestisida
selama berabad-abad.Kecanduan rokok adalah sepertiga penyebab dari
semua penyakit kanker, dan kanker yang paling banyak disebabkan
oleh rokok adalah kanker paru-paru. Tingkat keseluruhan kematian
yang disebabkan oleh kanker diderita oleh perokok, dua kali lebih
banyak daripada non-perokok. Seperlima dari kematian yang
disebabkan oleh serangan jantung, diakibatkan karena merokok.
Perokok pasif atau perokok sekunder juga meningkatkan resiko banyak
penyakit sejenis. Rokok juga dapat berperan sebagai pintu masuk
utama dari bentuk lain kecanduan narkoba. Sepertiga dari populasi
kaum muda yang bereksperimen, akhirnya menjadi kecanduan rokok
ketika mereka berusia 20 tahun. Perokok remaja memiliki
kecenderungan 100 kali untuk menghisap ganja dan menggunakan
obat-obatan terlarang lainnya, seperti kokain dan heroin di masa
depan. Merokok sangat berbahaya terutama bagi para remaja karena
tubuh mereka masih dalam tahap perkembangan dan perubahan, serta
zat tersebut dapat berpengaruh negatif pada proses ini. tembakau
adalah zat berbahaya. Zat ini membuat kecanduan, merusak kesehatan
dan menyebabkan pengurangan tenaga dan penyakit yang mengubah
kehidupan yang mematikan. Tembakau dikemas dan dijual seperti
rokok.Sebatang rokok mengandung:NikotinNikotin adalah zat racun.
Menelan dua dari tiga tetes nikotin murni dapat membunuh seseorang.
Zat tersebut bekerja sebagai stimulan peningkat kecepatan aktivitas
otak. Nikotin dikategorikan mempunyai efek ketergantungan yang
lebih tinggi dari heroin, dan semakin muda seseorang mulai merokok,
semakin sulit bagi mereka untuk berhenti.TarTar adalah zat penyebab
utama yang menyebabkan kanker pada perokok. Zat tersebut juga
memperburuk penyakit batang tenggorok dan sistem pernafasan.
Karbon monoksidaKarbon monoksida adalah gas yang sangat beracun.
Gas ini ditemukan pada asap pembuangan mobil dan asap dari api.
Merokok dapat membuat konsentrasi yang lebih besar dari gas karbon
monoksida di paru-paru daripada menghirup udara berpolusi.Zat kimia
lainnyaDengan jumlah lebih dari 4000 zat lainnya dapat ditemukan
pada asap rokok. Beberapa zat tersebut beracun dan 43 diantaranya
dikenal sebagai penyebab kanker. Beberapa dari zat-zat tersebut
adalah aceton, amonia dan hidrogen sianida.Apa saja dampak langsung
dari merokok? Meningkatkan denyut jantung. Pernafasan yang buruk.
Pakaian berbau. Mengurangi daya tahan kebugaran dan olah raga.
Memperlemah indera pengecap dan penciuman.Apa saja dampak jangka
panjang dari merokok? Gigi menjadi kuning. Beresiko tinggi mengidap
penyakit bronkitis dan pernafasan. Beresiko tinggi mengidap kanker
paru-paru. Jerawat dan masalah kulit, kulit berkerut dan kering.
Kecanduan nikotin. Mempengaruhi kesuburan wanita.
Impotensi.3.CaffeineCaffeine adalah senyawa yg terkandung di dalam
biji kopi, biji guarana, dan daun teh (theine). Zat ini merupakan
tipe zat stimulant serta berpengaruh menambah sedikit produksi
urine pada ginjal.Efek dari mengkonsumsi caffeine adalah
menyingkirkan sementara rasa kantuk dan letih serta meningkatkan
konsentrasi.Pemakaian caffein dalam quantitas atau qualitas besar
dapat mengakibatkan kecanduan dan toleransi. Ciri2 dari kecanduan
caffeine adalah perasaan mudah tersinggung, sukar untuk
konsentrasi, dan munculnya rasa sakit di bagian belakang kepala
bahkan terkadang bisa mengakibatkan muntah2. Gejala2 ini akan
muncul setelah kurang lebih 1 hari tidak mengkonsumsi caffeine sama
sekali. Efek kecanduan ini akan berlangsung antara 5 hari sampai
dengan 1 minggu dengan masa puncaknya 2-3 hari setelah berhenti
mengkonsumsi caffeine sama sekali.Pengkonsumsian caffeine secara
berlebih juga merupakan salah satu faktor penyebab osteoporosis
pada tulang dan kerusakan pada gigi.juga merupakan salah satu
faktor penyebab osteoporosis pada tulang dan kerusakan pada
gigi.C.Narkotik1.Shabu-shabu :Ubas, ss mecin.Gold river, coconut,
crystal.shabu2 ini yang sangat mudah didapat dan sangat mudah cara
mengkonsumsinya. bubuk shabu2 yang berbentuk kristal ini sangat
mudah didapat dan sangat mudah juga dipakainya, dan pemakainya
tidak pernah sakauw atau merasa kesakitan kalau lagi nagih, tetapi
bubuk kristal ini sangat jahat karena langsung merusak otak
terutama otak yang mengendalikan pernafasan, suatu saat pecandu
akan mengeluh sakit asma(sesak nafas) dan lama2 kalau tetap memakai
shabu2 akan meninggal begitu saja karena kehabisan nafas, karena
syaraf otak yang mengendalikan pernafasan sudah tidak berfungsi,
dan tidak ada lagi instruksi untuk bernafas.Cara memakai Kristal
ini dibakar lalu dihisap dengan alat khusus yang disebut Bong
tetapi anak2 pandai sekali bisa membuat dengan botol apa saja.
Dihisap dengan mediator air. Tetapi yang pecancu tidak tahu,
didalam tubuh kristal ini mengkristal kembali, sehingga paru2nya
bisa berubah menjadi batu mengeras sehingga umumnya keluhan pemakai
shabu-shabu adalah sesak nafas. Harga Shabu-bhabu 1 gr - Rp.
200.000,- Jenis Blue Sky yang mahal 1 gr. Rp. 500.000,- 1 gr. bisa
untuk 8 orang. Biasanya dipakai 2 kali per minggu. Kristal ini
paling banyak digemari karena tidak ada sakauwnya, kalau lagi nagih
hanya gelisah, tidak bisa berpikir dan bekerjaHabis pakai
shabu-shabu:Mata bendul ada garis hitam, Badan terasa panas
terbakar, sehingga minum terus menerus, dan ke-mana2 selalu membawa
botol aqua. Kuat tidak makan dan tidak tidur sampai ber-hari2,
ngomong terus tapi suaranya jelas.Bersemangat, gariah seks
meningkat, paranoid, tidak bisa diam/tenang, selalu ingin menambah
terus, tidak bisa makan, tidak bisa tidurAkibat :Merusak organ2
tubuh terutama otak, dan syaraf yang mengatur pernafasan. Banyak
yang mati karena sesak nafas, dan tiba2 berhenti bernafas karena
syaraf yang mengendalikan pernafasan sudah rusak dan tidak ada lagi
instruksi untuk bernafas, sehingga nafasnya putus/berhenti, dan
mati.Paranoid, otak suah dipakai berpikir dan konsentrasi, jet lag
dan tidak mau makan.Rasa gembira / euforia, Rasa harga diri
meningkat, Banyak bicara, Kewaspadaan meningkat, denyut jantung
cepat, Pupil mata melebar, Tekanan darah meningkat,
berkeringat/rasa dingin, Mual/muntah, (Dalam waktu 1 jam setelah
pemakai gelisah),Delirium/kesadaran berubah (pemakai baru, lama,
dosis tinggi), Perasaan dikejar-kejar, Perasaan dibicarakan orang,
Agresif dan sifat bermusuhan, Rasa gelisah, Tak bisa diam, (Dalam
waktu 24 jam).Gangguan irama detak jantung, Perdarahan otak,
Hiperpireksia atau syok pada pembuluh darah jantung yang berakibat
meninggal.2.MorfinMerupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh
dari candu melalui pengolahan secara kimia. Umumnya candu
mengandung 10% morfin. Cara pemakaiannya disuntik di bawah kulit,
ke dalam otot atau pembuluh darah (intravena) Menimbulkan euforia.
Mual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi). Kebingungan
(konfusi). Berkeringat. Dapat menyebabkan pingsan, jantung
berdebar-debar. Gelisah dan perubahan suasana hati. Mulut kering
dan warna muka berubah.D.Halusinogen1.Ekstasi
(Metilendioksimetamfetamin)MDMA atau ekstasi, begitu orang
mengenalnya, struktur kimia dan efeknya sejenis dengan amfetamin
dan bersifat halusinogen. Ekstasi biasanya hadir dalam dalam bentuk
tablet berbagai warna dengan desain yang berbeda. Ekstasi juga
dapat berupa bubuk atau kapsul. Seperti narkoba lainnya, tidak ada
pengawasan terhadap kekuatan dan kebersihan dari zat tersebut.
Tidak ada jaminan bahwa sebuah pil ekstasi mengandung MDMA secara
keseluruhan, karena zat-zat tersebut sering dicampur dengan zat-zat
berbahaya lainnya.Nama lain: Inex, XTC, Dolphin, Black Heart,
Gober, Circle K, dan lain-lain.Apa saja dampak langsung dari
ekstasi?Perasaan senang berlebihan.Perasaan
nyaman.Mual-mual.Berkeringat dan dehidrasi.Meningkatkan kedekatan
dengan orang lain.Percaya diri dan kurang mampu mengendalikan
diri.Suka menggertakkan dan menggesek gigi.Paranoia,
kebingungan.Meningkatnya denyut jantung, suhu tubuh dan tekanan
darah.Pusing, pingsan atau suka bercanda yang tidak lucu.Apa saja
dampak jangka panjang dari ekstasi?Hanya sedikit yang mengetahui
tentang dampak jangka panjang dari ekstasi, tetapi resiko kerusakan
psikologi dan mental sangat tinggi.Hal-hal di bawah ini adalah hal
yang kami ketahui:Ekstasi merusak otak dan mengganggu daya
ingat.Ektasi membahayakan otak yang berfungsi untuk pembelajaran
dan berpikir cepat.Ada bukti-bukti bahwa ekstasi dapat menyebabkan
kerusakan jantung dan hati.Pengguna rutin telah melaporkan bahwa
diri mereka mengalami depresi ekstrim dan beberapa kasus gangguan
mental.Cara pakai: Berbentuk pil/kapsul.Dikunyah, dikulum, ditelan
dengan air mineral. Harganya sangat mahal sehingga hanya dipakai
kelas menengah keatas, executive dll.Habis pakai :rasanya gembira
terus, maunya tertawa, hal2 yg tidak lucu saja membuat tertawa,
energetik.Energik, mata sayu, muka pucat, berkeringat banyak, tidak
bisa diam/over acting,tidak bisa tidurSakauw :rasanya gelisah dan
tidak bergairah dan tidak energetik sehingga ingin mengkonsumsi
lagi.2.Ketamine / special-K / happy-KKetamine adalah senyawa
sintetik sejenis dengan PCP (Phencyclidine) yg dipakai sebagai obat
anesthetic pada veterinary (dokter hewan) juga pada manusia.
Sebelum ditemukan ketamine PCP-lah yg digunakan oleh dokter sebagai
obat anesthetic. Setelah ketamine ditemukan pada pertengahan tahun
1960-an, ketamine lebih di favoritkan menggantikan PCP oleh karena
efek redanya yg jauh lebih cepat ketimbang PCP.Akan tetapi jika
dipakai melebihi dosis yg dianjurkan, ketamine merupakan zat yg
bersifat halusinogen dan sangat dissociative, bahkan delirium
(tidak bisa sama sekali membedakan mana yg nyata dan mana yg tidak)
sehingga bagi mereka yg sudah merasakan efek yg diakibatkan oleh
ketamine ini menjulukinya sebagai efek tersedotnya jiwa ke dalam
K-hole.Ciri2 lain selain halusinasi dan dissociative/delirium
antara lain:oeuphoria (perasaan senang)operasaan yg damaioenergi yg
bertambahoAmnesiaokehilangan persepsi tentang waktuomerasakan jiwa
yg terpisah keluar/terangkat dari tubuhokehilangan kontrol gerakan
otot sama sekalioparanoid dan serangan panicomerasakan NDE (Near
Death Experience)okoma bahkan kematian yg disebabkan oleh gagal
jantung atau pernafasanPemakaian ketamine meliputi dengan cara
dihisap melalui hidung, dimakan, atau disuntik. Walaupun ketamine
belum terbukti mengakibatkan kecanduan secara fisik tetapi dapat
dipastikan mengakibatkan kecanduan secara psikologis serta
toleransi terhadap dosis yg dipakai. Jika dipakai dalam jangka
panjang ketamine dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan otak
(olney lession). Selain DXM dan PCP, ketamine juga merupakan salah
satu bahan pemalsu/pencampur/ pengganti yg sering ditambahkan ke
dalam pil2 ecstasy. Oleh karena rasanya yg tawar, tidak merubah
warna, dan hanya sedikit berbau metalik jika dicampurkan kedalam
makanan atau minuman sehingga ketamine juga merupakan salah satu
obat yg sering dipakai para lelaki untuk memperkosa teman kencan
wanitanya (date rape drug)..3.LSD (Lysergic Acid Diethylamide) /
acid
LSD adalah senyawa semi sintetik yg di proses dari senyawa
d-lysergic acir yg dihasilkan oleh sejenis jamur yg tumbuh pada
tanaman gandum hitam (rye). LSD merupakan zat yg bersifat
halusinogen akan tapi tidak bersifat dissociative. Selain bersifat
halusinogen LSD juga mempengaruhi fungsi hormon dopamine dalam
otak.Kekuatan halusinasi senyawa LSD kurang lebih 100x lebih kuat
dari senyawa psilocybin yaitu zat yg terdapat dalam jamur
psilocybin (magic mushroom) dan sekitar 3000x lebih kuat ketimbang
senyawa mescaline yg terdapat pada tumbuhan cactus peyote.Efek dari
tripping LSD bisa mencapai 6-8 jam, ditambah dengan 2-6 jam offset
(penurunan), efek2nya meliputi:omeningkatnya energi dan tidak bisa
tidurohalusinasi penglihatan seperti tembok yg bernafas, motif
gambar yg bergerak dan meninggalkan jejak, perubahan bentuk benda
menjadi bentuk yg lain (morphing)ohalusinasi pendengaran sehingga
music terkesan bergema dan memiliki efek chorus tambahanoemosi yg
labil dan sangat tergantung oleh mood pada saat itu sehingga bisa
menyebabkan senang, sedih, marah, takut, jengkel, atau depresi bad
trip.operubahan persepsi tentang waktuobanyak berkeringatosusah
konsentrasiogigi geraham yg rasanya terikatoparanoid dan sering
tiba2 teringat akan masa2 laluWalaupun tidak terbukti bisa
menyebabkan kecanduan secara fisik, oleh karena sifatnya yg
mempengaruhi kerja hormon dopamine di dalam otak yg berfungsi
sebagai hormon reward system (yg mendorong munculnya perasaan puas
dan nikmat akan sesuatu hal yg didapat/dikonsumsi/dicapai) sehingga
LSD dapat menyebabkan kecanduan secara psikologis kecuali jika si
pemakai telah mengalami bad trip terlebih dahulu.III.Latar belakang
penggunaan NAPZAPada umumnya orang-orang mengkonsumsi narkoba itu
bertujuan untuk menenangkan diri dari masalah yang dihadapi
olehnya. Misalnya anak yang selalu dimarahi oleh orang tuanya dan
kurang perhatian (kasih sayang) dari kedua orang tuanya pasti
merasa kesal dan marah maka, untuk menghilangkan rasa kesal dan
marahnya mereka minum-minuman keras bahkan ada yang langsung
memakai narkoba.Apabila ditambah dengan pergaulan yang bebas, yaitu
pergaulan yang tanpa aturan, sekehendak sendiri dan tidak mau
diatur sangat dominan dalam proses penyalahgunaan narkoba
ini.Kelompok-kelompok penyalahguna narkobaHawari menyebutkan ada
tiga kelompok besar penyalah guna narkoba beserta resiko yang
dialaminya.Pertama, kelompok ketergantungan primer yang ditandai
dengan adanya kepribadian yang tidak stabil, mengalami gangguan,
cemas dan depresi.Mereka mencoba mengobati sendiri gangguan yang
dialami tanpa berkonsultasi kepada dokter sehingga terjadi
penyalahgunaan sampai tingkat ketergantungan, kedua, kelompok
ketergantungan simtomatis, yang ditandai dengan adanya kepribadian
anti social (psikopatik). Mereka menggunakan narkoba tidak hanya
untuk diri mereka sendiri, tetapi juga menularkan kepada orang lain
dengan berbagai cara sehingga orang lain dapat terjebak ikut
memakai hingga mengalami ketergantungan yang serupa. Ketiga,
kelompok ketergantungan reaktif.Kelompok ini terutama terdapat pada
remaja karena dorongan ingin tahu, pengaruh lingkungan dan tekanan
kelompok teman sebaya.Latar belakang penggunaan NAPZA pada
remajaMenurut Brunswik (1991) dan Steinberg (2002), banyak remaja
yang berjuang untuk mencapai perasaan identitas personal dengan
mencoba menggunakan zat adiktif sebagai upaya untuk mencoba
perilaku dan ide-ide baru, dan juga untuk mendapatkan
pengakuan.Banyak remaja yang menggunakan narkoba karena dorongan
ingin tahu, atau karena diolok-olok oleh teman sebaya sehingga ikut
meniru.Dari yang semula iseng kemudian menjadi kebiasaan dan
akhirnya kecanduan kronis.Ada juga remaja yang menyalahgunakan
narkotikan karena sekedar ingin mendapatkan status social,
pengakuan dan gengsi, untuk gagah-gagahan atau mengikuti
mode.Tetapi ada juga yang menkonsumsi narkotika disebabkan
keinginan untuk menghindari kesulitan hidup dan konflik-konflik
batin.Haryanto (2000), dalam penelitiannya, mengidentifikasikan
alasan remaja untuk menyalahgunakan narkoba yaitua.Masalah fisik:
ingin santai, ingin aktif, menghilangkan rasa sakit, ingin lebih
kuat, lebih berani dan lebih gagahb.Masalah emosional: pelarian,
mengurangi ketegangan, mengubah suasana hati, memberontak, balas
dendam dan ingin menyendiric.Masalah intelektual: bosan dengan
rutinitas, ingin tahu, coba-coba, suka menyelidiki dan faktor
belajard.Masalah antarpribadi: ingin diakui, menghilangkan rasa
canggung, tekanan kelompok (gang), ikut mode, solidaritas, agar
dianggap laine.Adat/kebiasaan/religi: merasa akan lebih khusuk,
lebih menghayati hidup, hidup lebih bermakna, persyaratan upacara
dan kebiasaan/adat.Faktor-faktor penyebab penyalahgunaan
narkobaPara ahli sepakat bahwa secara garis besar ada tiga faktor
yang mempengaruhi terjadinya penyalahgunaan narkoba pada remaja,
yakni faktor narkobanya sendiri, faktor lingkungan dan faktor
individual.Narkoba menjadi faktor terjadinya penyalahgunaan narkoba
karena pemakaiannya menimbulkan efek atau sensasi tertentu sehingga
pengguna terdorong untuk mencari dan menikmati sensasi-sensasi baru
itu (Afiatin, 2000).Lingkungan juga ditengarai sebagai faktor
penting dalam mempengaruhi tindak penyalahgunaan narkoba bagi
remaja.Lingkungan yang paling dekat dengan remaja adalah keluarga
dan kelompok teman sebaya.Faktor lingkungan keluarga, menurut
Palmer dan Lindle (1996) dan Hawkins dkk (1997) dapat berperan
sebagai faktor resiko dan juga faktor protektif dalam
penyalahgunaan narkoba pada remaja.Faktor resiko berarti kondisi
yang dapat menimbulkan terjadinya penyalahgunaan narkoba, sedangkan
faktor protektif adalah kondisi yang dapat menimbulkan terjadinya
penyalahgunaan narkoba. Faktor-faktor resiko keluarga dalam
penyalahgunaan narkoba yaitu: model dari orang tua dan saudara yang
sudah menyalhgunakan narkoba, sikap orang tua yang permisif
terhadap penggunaan narkoba, kurangnya perhatian orangtua terhadap
anak-anaknya, penerapan hukuman terhadap anak yang terlalu sering
dan inkonsistensi, atau orang tua yang terlalu otoriter.Selain
lingkungan keluarga, kelompok teman sebaya juga merupakan faktor
resiko tertinggi terhadap penyalahgunaan narkoba pada remaja.
Menurut Coleman (Scarr dkk 1986 dalam Afiatin, 2000), kelompok
teman sebaya menjadi sangat meningkat perannya selama masa remaja.
Hal ini disebabkan berbagai hal, yaitu:1.Terjadinya perkembangan
fisik yang pesat mendorong remaja untuk mengatasi permasalahan dan
pengalaman baru dengan sedikit informasi yang dimiliki2.Kelompok
teman sebaya memberikan informasi konkret, meskipun kadang-kadang
tidak tepat3.Teman sebaya memberikan dukungan psikologis dengan
memberikan teknik dan dukungan untuk menentang otoritas orang
dewasa4.Teman sebaya memungkinkan remaja untuk mencoba satu
identitas baru sebagai pengalaman nyata, misal merokok sebagai
symbol kejantanan dan kedewasaan, remaja ingin membuktikannya
dengan mencoba di hadapan teman sebayanya.Sementara itu latar
belakang kondisi biologis dan psikologis yang berbeda-beda juga
menyebabkan kemungkinan remaja menjadi penyalah guna narkoba tidak
sama. Sejumlah hal terkait antara lain aspek organobiologis dan
aspek psikologis. Kepekaan remaja terhadap narkoba secara biologis
yang berbeda diduga dipengaruhi oleh faktor-faktor konstitutional
dan genetic.Selain itu dipengaruhi mekanisme kerja zat pada
resptor, yaitu organ tubuh yang menangkap zat tersbut agar
mempunyai khasiat.Aspek psikologis juga mempengaruhi penyakahgunaan
narkoba pada remaja.Dari hasil penelitian setyonegoro dan mansyur
(dalam hawari 1991) menunjukkan bahwa aspek psikologis menempati
frekuensi tertinggi dalam hal penyalahgunaan narkoba pada
remaja.Hai ini disebabkan karena pada umumnya remaja mengalami
ketidakstabilan emosi dan adanya perubahan pada kepribadian, dan
ini merupakan faktor yang kondusif bagi tindak penyalahgunaan
narkoba.Kepribadian seseorang yang ditandai dengan ketidakmampuan
menyesuaikan diri, perilaku anti social, dan kurang percaya diri
merupakan ciri kepribadian yang (vulnerable personality) rawan pada
penyalahgunaan zat.Selain itu, adanya gangguan kecemasan dan/ atau
depresi membuat orang cenderung menyalahgunakan zat.Aspek
intrapersonal diidentifikasi dengan berperan penting dalam
penyalahgunaan narkoba pada remaja adalh rendahnya harga
diri.Remaja dengan harga diri rendah menggunakan narkoba sebagai
sarana untuk mengembalikan kestabilan emosinya, sehingga
menimbulkan rasa aman bagi mereka.Menurut Afiatin (2000) untuk
mendapatkan gambaran tentang karakteristik kepribadian remaja
penyalah guna narkoba berikut uraian berdasarkan hasil penelitian
pada 10 orang penyalah guna narkoba yang menunjukkanPersepsi
sebagian besar (80%) subjek terhadap dirinya merasa kurang puas
dengan kondisi fisiknya, kurang percaya diri, merasa rendah diri
dalam pergaulan social, merasa tidak memiliki prestasi yang patut
dibanggalan, merasa bahwa hidupnya belum banyak memberi manfaat
bagi orang lainPersepsi terhadap keluarga sebagian besar (70%)
subjek merasa kurang diterima oleh keluarganya, sering mengalami
ketidakcocokan dan konflik serta merasa tidak dekat dengan
ayahnyaPersepsi terhadap lingkungan sekolah, sebagian besar (70%)
subjek merasa dapat diterima oleh teman-temannya di sekolah, dapat
bergaul dan tidak sedikit merasa popular meskipun mereka menyadari
bahwa kepopulerannya itu dalam hal negative, misal sering
membolosPersepsi terhadap lingkungan sosial, sebagian besar (80%)
subjek merasa akrab dengan teman-temannya karena sering
berkumpul
IV.Mekanisme gangguan otak pada penggunaan napzaCara Kerja
Narkoba Dan Pengaruhnya Pada OtakNarkoba berpengaruh pada bagian
otak yang bertanggung jawab atas kehidupan perasaan, yang disebut
sistem limbus: Hipotalamus pusat kenikmatan pada otak adalah bagian
dari sistem limbus. Narkoba menghasilkan perasaan high dengan
mengubah susunan biokimia molekul pada sel otak yang disebut
neuro-transmitter.Dapat dikatakan bahwa otak bekerja dengan motto
jika merasa enak, lakukanlah. Otak dilengkapi alat untuk menguatkan
rasa nikmat dan menghindarkan rasa sakit atau tidak enak, guna
membantu memenuhi kehidupan dasar manusia, seperti rasa lapar,
haus, rasa hangat, dan tidur. Mekanisme ini merupakan mekanisme
pertahanan diri. Jika lapar, otak menyampaikan pesan agar mencari
makanan yang dibutuhkan. Kita berupaya mencari makanan itu dan
menempatkannya diatas segala-galanya. Kita rela meninggalkan
pekerjaan dan kegiatan lain, demi memperoleh makanan itu.Yang
terjadi pada adiksi adalah semacam pembelajaran sel-sel otak pada
pusat kenikmatan. Jika mengonsumsi narkoba, otak membaca tanggapan
kita. Jika merasa nikmat, otak mengeluarkan neurotransmitter yang
menyampaikan pesan: Zat ini berguna bagi mekanisme pertahanan
tubuh. Jadi, ulangi pemakaiannya. Jika memakai narkoba lagi, kita
kembali merasa nikmat seolah-olah kebutuhan kita terpuaskan. Otak
akan merekamnya sebagai sesuatu yang harus dicari sebagai
prioritas. Akibatnya, otak membuat program salah, seolah-olah kita
memang memerlukannya sebagai mekanisme pertahanan diri. Maka
terjadilah kecanduan!Terlepas dari dampak buruknya, memang diakui
ada mitos yang diyakini oleh pengguna narkoba bahwa narkoba sebagai
pengubah suasana hati. Semua jenis narkoba mengubah perasaan dan
cara berpikir seseorang tergantung pada jenisnya.1.Perubahan pada
suasana hati (menenangkan, rileks, gembira, dan rasa
bebas);2.Perubahan pada pikiran (stress hilang dan meningkatnya
daya khayal);3.Perubahan pada perilaku (meningkatkan keakraban,
menghambat nilai, dan lepas kendali).A.Narkoba Hancurkan Kerja
OtakBagi para pengguna narkotika, mungkin tidak menyadari kalau
akibat memakai narkoba akan menghancurkan kerja otaknya. Pemakaian
narkoba sangat mempengaruhi kerja otak yang berfungsi sebagai pusat
kendali tubuh dan mempengaruhi seluruh fungsi tubuh. Karena bekerja
pada otak, narkoba mengubah suasana perasaan, cara berpikir,
kesadaran dan perilaku pemakainya. Itulah sebabnya narkoba disebut
zat psikoaktif.Ada beberapa macam pengaruh narkoba pada kerja otak.
Ada yang menghambat kerja otak, disebut depresansia, sehingga
kesadaran menurun dan timbul kantuk. Contoh golongan ini adalah
opioida yang di masyarakat awam dikenal dengan candu, morfin,
heroin dan petidin. Kemudian obat penenang atau obat tidur
(sedativa dan hipnotika) seperti pil BK, Lexo, Rohyp, MG dan
sebagainya, serta alkohol.Namun ada pula narkoba yang memacu kerja
otak, disebut stimulansia, sehinggatimbul rasa segar dan semangat,
percaya diri meningkat, hubungan dengan orang lain menjadi akrab.
Akan tetapi menyebabkan tidak bisa tidur, gelisah, jantung berdebar
lebih cepat dan tekanan darah meningkat. Contohnya adalah
amfetamin, ekstasi, shabu, kokain, dan nikotin yang terdapat dalam
tembakau. Ada pula narkoba yang menyebabkan khayal, disebut
halusinogenika. Contoh LSD adalah Ganja yang menimbulkan berbagai
pengaruh, seperti berubahnya persepsi waktu dan ruang, serta
meningkatnya daya khayal, sehingga ganja dapat digolongkan sebagai
halusinogenika. Dalam sel otak terdapat bermacam-macam zat kimia
yang disebut neurotransmitter. Zat kimia ini bekerja pada sambungan
sel saraf yang satu dengan sel saraf lainnya (sinaps). Beberapa di
antara neurotransmitter itu mirip dengan beberapa jenis narkoba.
Semua zat psikoaktif (narkotika, psikotropika dan bahan adiktif
lain) dapat mengubah perilaku, perasaan dan pikiran seseorang
melalui pengaruhnya terhadap salah satu atau beberapa
neurotransmitter. Neurotransmitter yang paling berperan dalam
terjadinya ketergantungan adalah dopamin.Bagian otak yang
bertanggung jawab atas kehidupan perasaan adalah sistem limbus.
Hipotalamus adalah bagian dari sistem limbus, sebagai pusat
kenikmatan. Jika narkoba masuk ke dalam tubuh, dengan cara ditelan,
dihirup, atau disuntikkan, maka narkoba mengubah susunan biokimiawi
neurotransmitter pada sistem limbus. Karena ada asupan narkoba dari
luar, produksi dalam tubuh terhenti atau terganggu, sehingga ia
akan selalu membutuhkan narkoba dari luar.Yang terjadi pada
ketergantungan adalah semacam pembelajaran sel-sel otak pada pusat
kenikmatan. Jika mengonsumsi narkoba, otak membaca tanggapan orang
itu. Jika merasa nyaman, otak mengeluarkan neurotransmitter dopamin
dan akan memberikan kesan menyenangkan. Jika memakai narkoba lagi,
orang kembali merasa nikmat seolah-olah kebutuhan batinnya
terpuaskan. Otak akan merekamnya sebagai sesuatu yang harus dicari
sebagai prioritas sebab menyenangkan. Akibatnya, otak membuat
program salah, seolah-olah orang itu memerlukannya sebagai
kebutuhan pokok. Terjadi kecanduan atau ketergantungan.Pada
ketergantungan, orang harus senantiasa memakai narkoba, jika tidak,
timbul gejala putus zat, jika pemakaiannya dihentikan atau
jumlahnya dikurangi. Gejalanya bergantung jenis narkoba yang
digunakan. Gejala putus opioida (heroin) mirip orang sakit flu
berat, yaitu hidung berair, keluar air mata, bulu badan berdiri,
nyeri otot, mual, muntah, diare, dan sulit tidur.Narkoba juga
mengganggu fungsi organ-organ tubuh lain, seperti jantung,
paru-paru, hati dan sistem reproduksi, sehingga dapat timbul
berbagai penyakit. Contoh: opioida menyebabkan sembelit, gangguan
menstruasi, dan impotensi. Jika memakai jarum suntik bergantian
berisiko tertular virus hepatitis B/C (penyakit radang hati). Juga
berisiko tertular HIV/AIDS yang menurunkan kekebalan tubuh,
sehingga mudah terserang infeksi, dan dapat menyebabkan kematian.
Ganja menyebabkan hilangnya minat, daya ingat terganggu, gangguan
jiwa, bingung, depresi, serta menurunnya kesuburan. Sedangkan
kokain dapat menyebabkan tulang sekat hidung menipis atau
berlubang, hilangnya memori, gangguan jiwa, kerja jantung
meningkat, dan serangan jantung.Jadi, perasaan nikmat, rasa nyaman,
tenang atau rasa gembira yang dicari mula-mula oleh pemakai
narkoba, harus dibayar sangat mahal oleh dampak buruknya. Seperti
ketergantungan, kerusakan berbagai organ tubuh, berbagai macam
penyakit, rusaknya hubungan dengan keluarga dan teman-teman,
rongrongan bahkan kebangkrutan keuangan, rusaknya kehidupan moral,
putus sekolah, pengangguran, serta hancurnya masa depan
dirinya.B.Rute AdministrasiAgar obat untuk memiliki efek pada
seseorang, maka pertama yang harus diambil ke dalam tubuh orang itu
dan aliran darah sehingga kemudian dapat berinteraksi dengan otak .
Obat yang masuk ke dalam aliran darah lebih cepat cenderung
memiliki lebih cepat, efek lebih intens.Bagaimana Anda mengambil
obat memiliki banyak hubungannya dengan seberapa cepat itu akan
berpengaruh Anda, dan berapa lama dampaknya akan berlangsung. Orang
lebih langsung yang mampu mendapatkan obat pilihan mereka ke dalam
aliran darah mereka, lebih cepat dan lebih intens pengaruh obat
cenderung. Jadi, semua hal lain dianggap sama, intravena (IV)
injeksi obat akan menghasilkan terburu-buru lebih besar daripada
dosis oral dari obat yang sama karena obat IV administered segera
tersedia ke otak, dan tidak harus diserap atau diproses.Selain rute
administrasi, jumlah obat yang bisa masuk ke aliran darah pada
suatu waktu merupakan faktor penting juga. Minum alkohol pada waktu
perut kosong akan mengakibatkan alkohol memasuki aliran darah lebih
cepat daripada jika minuman yang sama telah dengan perut penuh. Isi
perut bertindak sebagai semacam spons atau buffer, membatasi jumlah
alkohol yang dapat diserap ke dalam aliran darah dan dikirim ke
otak pada suatu waktu tertentu.Setelah obat ini dalam darah telah
hampir akses langsung ke otak. Ada penghalang darah-otak yang
membuat banyak zat keluar dari otak, tapi obat yang kita prihatin
dengan di sini adalah mampu melewati bahwa pembatas dengan sedikit
kesulitan.C.Pentingnya Dari SinapsisUntuk memahami bagaimana obat
bekerja pada otak, pertama kita harus memiliki beberapa pemahaman
tentang bagaimana otak dibangun. Otak adalah koleksi yang sangat
rumit dari sel-sel yang dikenal sebagai neuron atau (lebih
informal) saraf. Setiap kali Anda berpikir tentang sesuatu,
merasakan sesuatu atau melakukan sesuatu, apa yang terjadi pada
tingkat otak adalah bahwa berbagai neuron mengirimkan informasi
untuk satu sama lain tentang apa yang Anda pikirkan, merasakan atau
melakukan. Hal ini pada tingkat ini komunikasi antar-neuron yang
obat yang paling memiliki efek mereka.Sebuah neuron yang diberikan
adalah sel kurus panjang. Memiliki tiga bagian utama yaitu dendrit,
inti, dan akson. Informasi mengalir melalui neuron dimulai pada
dendrit dan berakhir di bagian terminal akson (dikenal sebagai
tombol). Neuron menerima informasi melalui struktur cabang-seperti
yang disebut dendrit. Sebagai neuron tumbuh, dendrit mereka
menjangkau dan melakukan kontak dengan akson neuron yang
berdekatan. bagian input dari neuron yang diberikan, kemudian,
membuat kontak dengan bagian output dari neuron lainnya. Sinyal
yang berasal dari akson berkumpul banyak pada dendrit neuron lain.
Beberapa sinyal masuk (sinyal rangsang) menceritakan neuron untuk
mengaktifkan sendiri, sementara yang lain (sinyal penghambatan)
memberitahu neuron untuk tetap pasif. Ketika jumlah sinyal rangsang
semakin besar maka jumlah sinyal penghambatan, neuron
'mengaktifkan', yang berarti, sinyal kimia-listrik yang dihasilkan
di bagian atas neuron, dan membuat jalan semua jalan ke bawah akson
sampai hits tombol terminal. Sinyal pada tombol terminal dijemput
oleh dendrit neuron lain, dan proses berulang.Sifat dari bagaimana
sinyal berpindah dari satu neuron ke lain adalah sangat penting.
Walaupun neuron berbicara satu sama lain melalui akson mereka
saling berhubungan dan dendrit, tidak ada kontak fisik antara
tombol terminal satu neuron, dan dendrit lain. Sebaliknya, antara
akson dan dendrit adalah sebuah ruang atau gap, yang disebut
'sinaps'. Ketika sinyal kimia-elektrik dari neuron diaktifkan
mencapai tombol terminal, berhenti sinyal listrik, dan rasul kimia
yang dikenal sebagai 'neurotransmitter' yang diperkenalkan ke dalam
sinaps. Bahan kimia neurotransmiter mengapung di sinaps dan
terhubung dalam mode lock-dan-key dengan struktur protein yang
dikenal sebagai 'reseptor' yang tertanam di dinding dendrit dari
neuron penerima. Ini adalah kehadiran membuka 'kunci'
neurotransmitter 'kunci' reseptor pada permukaan dendrit dari
neuron post-sinaptik (dan tidak ada sinyal listrik yang melompat
sinaps) yang menggairahkan atau menghambat neuron post-sinaptik
menjadi mengaktifkan atau tidak.Setelah beberapa saat pendek di
sinapsis, neurotransmiter yang telah dirilis adalah mengingat
kembali ke tombol terminal dalam proses yang disebut "re-uptake"
sehingga mereka tersedia harus neuron perlu api lagi.D.Bagaimana
Obat BekerjaObat membuat efek mereka dikenal dengan bertindak untuk
meningkatkan atau mengganggu aktivitas neurotransmiter dan reseptor
dalam sinapsis otak. Beberapa neurotransmitter membawa pesan
penghambatan di sinaps, sementara yang lain membawa pesan rangsang;
atletik. Narkoba meningkatkan pesan yang dibawa oleh
neurotransmitter neurotransmitter inhibisi menjadi lebih hambat,
dan neurotransmiter rangsang menjadi lebih rangsang transmisi
antagonis. Narkoba, di lain pihak, mengganggu dengan pesan
neurotransmiter; tindakan alami neurotransmiter terjadi gangguan
dengan sehingga efek mereka dikurangi atau dihilangkan.Ada banyak
cara yang obat dapat bertindak untuk meningkatkan (tersiksa) suatu
neurotransmitter yang diberikan:1.Obat atletik dapat memacu
peningkatan produksi neurotransmiter tertentu. Ketika mereka
neurotransmiter ini kemudian dilepaskan ke sinaps, mereka lebih
banyak daripada biasanya, dan lebih zat neurotransmitter menemukan
jalan mereka ke reseptor post-sinaptik pada dendrit dari neuron
berikutnya.2.Obat atletik dapat mengganggu penyerapan kembali zat
neurotransmiter yang memiliki efek memaksa mereka untuk tetap
tinggal di sinaps dan berinteraksi dengan reseptor lebih lama dari
biasanya (Kokain efek yang Norepinefrin dan sistem neurotransmitter
Dopamine hanya dalam cara ini).3.Obat atletik dapat melewati
neurotransmitter seluruhnya, dan hanya melayang keluar ke sinaps
dan dirinya sendiri mengikat dengan dan mengaktifkan reseptor
neurotransmitter itu.Demikian pula, ada banyak cara yang obat dapat
bertindak untuk mengganggu (menentang) suatu neurotransmitter yang
diberikan:1.Obat antagonis dapat mengganggu pelepasan
neurotransmiter ke sinaps.2.Obat antagonis dapat bersaing dengan
neurotransmitter untuk mengikat reseptor neurotransmitter itu. Obat
antagonis reseptor mengikat tetapi tidak mengaktifkannya, sehingga
menghalangi reseptor dari yang diaktifkan oleh
neurotransmitter.3.Obat antagonis dapat menyebabkan
neurotransmitter bocor keluar dari wadah mereka di tombol terminal,
ke dalam cairan dari neuron pra-sinapsis itu sendiri, membuat zat
neurotransmitter tidak tersedia untuk rilis ke sinaps. Ketika
neuron diaktifkan, ada neurotransmitter kurang tersedia akan
dirilis ke sinaps.Sebagian besar obat yang bisa disalahgunakan
adalah agonis berbagai neurotransmittermereka bekerja untuk
meningkatkan efek alami dari neurotransmiter.
V.Gejala klinis1.Intoksikasi akut-Intoksikasi zat merujuk pada
kondisi mabuk atau melayang. Ini merupakan efek dari penggunaan zat
psikoaktif. Sebagian cirri khusus dari intoksikasi tergantung pada
jenis obat yang digunakan, dosis, rektifitas biologis pemakai.
Tanda intoksikasi sering mencakup kebingungan, marah-marah, hendaya
dalam penilaian, kurang perhatian, serta terganggunya ketrampilan
motorik dan spasial.-Intoksikasi akut sering dikaitkan dengan :
tingkat dosis zat yang digunakan, individu dengan kondisi organik
tertentu yang mendasarinya yang dalam dosis kecil dapat menyebabkan
efek intoksikasi berat yang tidak professional-Disinhibisi yang ada
hubungannya dengan konteks sosial perlu dipertimbangan (misalnya
disinhibisi perilaku pada pesta atau upacara keagamaan)-Intoksikasi
akut merupakan suatu kondisi peralihan yang timbul akibat
penggunaan alcohol atau zat psikoaktif lain sehingga terjadi
gangguan kesadaran, fungsi kognitif, persepsi, efek atau perilaku,
atau fungsi dan respons psikofisiologis lainnya.-Intensitas
intoksikasi berkurang dengan berlalunya waktu wakt dan pada
akhirnya efeknya menghilag bila tidak terjadi penggunaan zat lagi.
Dengan demikian orang tersebut akan kembali ke kondisi semula,
kecuali jika ada jaringan yang rusak atau komplikasi
lainnya.2.Penggunaan yang merugikan-Menurut DSM, penyalah gunaan
zat melibatkan pola peggunaan berulang yang menghasilkan
konsekuensi yang merusak. Konsekuensi yang merusak bisa termasuk
kegagalan untuk memenuhi tanggungjawab utama seseorang (misalnya
sebagai siswa, pekerja atau orang tua), menempatkan diri dalam
situasi dimana penggunaan zat secara fisik berbahaya (misalnya
mencampur minuman dan menggunakan obat), berhadapan dengan masalah
hokum berulang kali karena penggunaan obat, atau memiliki masalah
sosial atau interpersonal karena penggunaan zat.-Saat seseorang
berulang kali bolos sekolah atau kerja karena mereka mabuk perilaku
mereka cocok dengan definisi penyalah gunaan zat-Adanya pola
penggunaan zat psikoaktif yang merusak kesehatan, yang dapat berupa
fisik (seperti adanya kasus hepatitis karena menggunakan obat
melalui suntikan diri sendiri) atau mental (misalnya episode
gangguan depresi sekunder karena konsumsi berat alkohol).-Pola
penggunaan yang merugikan sering dikecam oleh pihak lain dan
seringkali disertai berbagai konsekuensi sosial yang tidak
diinginkan.-Tidak ada sindrom ketergantungan, gangguan psikotik
atau bentuk spesifik lain dari gangguan yang berkaitan dengan
penggunaan obat atau alkohol.3.Sindrom ketergantungan-Adanya
keinginan yang kuat atau dorongan yang memaksa (komplusi) untuk
menggunakan zat psikoaktif-Kesulitan dalam mengendalikan perilaku
menggukan zat, termasuk sejak mualinya, usaha penghentian atau pada
tingkat sedang menggunakan-Keadaan putus zat secara fisilogis
ketika penghentian penggunaan zat atau pengurangan, terbukti dengan
adanya gejala putus zat yang khas, atau orang tersebut menggunakan
zat atau golongan zat sejenis dengan tujuan untuk menghilangkan
atau menghindari terjadinya gejala putus zat-Terbukti adanya
toleransi, berupa peningkatan dosis zat psikoaktif yang diperlukan
guna memperoleh efek yang sama yang biasanya diperoleh dengan dosis
lebih rendah-Secara progesif mengabaikan menikmati kesenangan atau
minat lain disebabkan penggunaan zat psikoaktif, meningkatnya
jumlah waktu yang diperlukan untuk mendapatkan atau menggunakan zat
atau untuk pulih dari akibatnya-Tetap menggunakan zat meskipun dia
menyadari adanya akibat yang merugikan kesehatannyaDalam referensi
lain, meski jalan menuju ketergantungan zat bervariasi antara orang
satu dengan orang yang lain, beberapa pola umum digambarkan melalui
tahapan berikut ini (Weiss & Mirin, 1987):-Eksperimentasi.
Selama tahap eksperimentasi atau penggunaan berkala, obat secara
sementara membuat penggunanya merasa nyaman, bahkan eurofik.
Pengguna merasa terkendali dan dapat berhenti kapan
saja.-Penggunaan rutin. Selama tahap berikutnya, periode penggunaan
rutin, orang mulai mengtur hidupnya seputar mendapatkan dan
menggunakan obat. Penyangkalan memainkan peran penting dalam tahap
ini, ketika pengguna menutupi konsekuensi negatif perilaku mereka
dari mereka sendiri dan orang lain. Nilai-nilai berubah. Apa yang
sebelumnya penting, seperti keluarga dan pekerjaan, menjadi kurang
penting dibandingkan obat. Dengan penggunaan rutin yang terus
berlangsung, masalah pun bertambah.-Adiksi atau ketergantungan.
Penggunaan rutin menjadi adiksi atau ketergantungan saat pengguna
merasa tidak berdaya untuk menolak obat, baik karena mereka ingin
mengalami efek obat atau untuk menghindari konsekuensi putus zat.
Hanya sedikit atau tak ada hal lain yang lebih penting pada tahap
ini.4.Keadaan putus zat-Keadaan putus zat mencakup sekelompok
karakteristik gejala putus zat yang terjadi saat orang yang
tergantung secara mendadak menghentikan penggunaan zat tertentu
setelah periode penggunaan berat yang berkepanjangan.-Merupakan
salah satu indikator dari sindrom ketergantungan, diagnosis sindrom
ketergantungan zat harus dipertimbangkan-KPZ dicatat sebagi
diagnosis utama bila merupakan alasan rujukan dan cukup parah
sehingga perlu perhatian khusus-Orang yang mengalami gejala putus
zat seringkali kembali menggunakan zat untuk menghilangkan rasa
tidak nyaman akibat putus zat, yang membuat pola adiksi
menetap.-Gejala fisik bervariasi sesuai dengan zat yang digunakan.
Gangguan psikologis (misalnya anxietas, depresi dan gangguan tidur)
merupakan gambaran umum dari keadaan putus zat ini.5.Keadaan putus
zat dengan delirium-Delirium tremens, yang merupakan akibat dari
putus alkohol secara absolute atau relative pada pengguna yang
ketergantungan berat dengan riwayat penggunaan yang lama. Onset
biasanya terjadi sesudah putus alkohol. Keadaan gaduh geliasah
toksik yang berlangsung singkat tapi ada kalanya dapat membahayakan
jiwa, yang disertai gangguan somatik.-Definisi :suatu gangguan
mental organik dengan ciri khas penurunankesadaran yang
mengakibatkan gangguan fungsi kognitif-Delirium, kondisi kekacauan
mental, disorientasi dan kesulitan yang ekstrem dalam memusatkan
perhatian.-Gejala prodromal khas berupa: insomnia, gemetar dan
ketakutan.6.Gangguan psikotik-Gangguan psikotik yang terjadi selama
atau sesegera sesudah penggunaan zat psikoaktif (biasanya
dalamwaktu 48 jam) bukan merupakan manifestasi dari keadaan putus
zat dengan delirium atau suatu onset lambat.-Gangguan psikotik yang
disebabkan oleh zat psikoaktif dapat tampil dengan pola gejala yang
bervariasi. Variasi ini dipengaruhi oleh jenis zat yang digunakan
dan kepribadian pengguna zat.-Fenomena psikotik yang terjadi selama
atau segera sesudah penggunaan zat psikoaktif dan ditandai
halusinasi ( khas auditorik ), kekeliruan identifikasi, waham /
gagasan menyangkut diri sendiri (paranoid, kejaran )-Gangguan
psikomotor, afek abnormalVI.KomplikasiPada dasarnya akibat
penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi akibat fisik dan
psikis. Akibat yang terjadi tentu tergantung kepada jenis narkoba
yang digunakan, cara penggunaan, dan lama penggunaan.Beberapa
akibat fisik ialah kerusakan otak, gangguan hati, ginjal,
paru-paru, dan penularan HIV/AIDS melalui penggunaan jarum suntik
bergantian. Sebagai contoh, sekitar 70 persen pengguna narkoba
suntikan di Cina tertular HIV/ AIDS. Di Indonesia, sejak beberapa
tahun terakhir ini jumlah kasus HIV/AIDS yang tertular melalui
penggunaan jarum suntik di kalangan pengguna narkotik tampak
meningkat tajam. Akibat lain juga timbul sebagai komplikasi cara
penggunaan narkoba melalui suntikan, misalnya infeksi pembuluh
darah dan penyumbatan pembuluh darah.Di samping akibat tersebut di
atas, terjadi juga pengaruh terhadap irama hidup yang menjadi kacau
seperti tidur, makan, minum, mandi, dan kebersihan lainnya. Lebih
lanjut, kekacauan irama hidup memudahkan timbulnya berbagai
penyakit.Akibat psikis yang mungkin terjadi ialah sikap yang
apatis, euforia, emosi labil, depresi, kecurigaan yang tanpa dasar,
kehilangan kontrol perilaku, sampai mengalami sakit jiwa. Akibat
fisik dan psikis tersebut dapat menimbulkan akibat lebih jauh yang
mungkin mengganggu hubungan sosial dengan orang lain. Bahkan
acapkali pula merugikan orang lain. Sebagai contoh, perkelahian dan
kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena pelaku tidak berada
dalam keadaan normal, baik fisik maupun psikis.Benarkah narkoba
dapat meningkatkan fungsi seksual?Tidak benar narkoba dapat
meningkatkan fungsi seksual. Melihat pengaruh yang ditimbulkan oleh
semua jenis narkoba, baik secara fisik maupun psikis, sebenarnya
tidak ada pengaruh yang positif terhadap fungsi seksual.
Sebaliknya, justru pengaruh negatif yang dapat terjadi.Tetapi
sayang banyak warga masyarakat yang telah tertipu oleh informasi
salah, yang sangat mungkin sengaja disebarkan oleh para pedagang
narkoba. Informasi salah bahwa narkoba dapat meningkatkan gairah
seksual dan dapat memperkuat kemampuan seksual merupakan informasi
yang telah menyesatkan banyak orang. Banyak orang yang percaya
dengan informasi itu, lalu menggunakan narkoba dan akhirnya tidak
dapat melepaskan diri. Bukan manfaat terhadap fungsi seksual yang
didapat, melainkan berbagai akibat buruk, bahkan kematian.Bagaimana
pengaruh narkoba terhadap fungsi seksual dan reproduksi?Gangguan
fungsi seksual dan reproduksi yang terjadi, tergantung pada jenis
narkoba yang digunakan dan jangka waktu menggunakan bahan yang
berbahaya itu. Benikut akan diuraikan pengaruh beberapa jenis
narkoba terhadap fungsi seksual dan reproduksi.Mengapa sebagian
pengguna narkoba mengaku fungsi seksualnya lebih baik?Kalau ada
sebagian pengguna narkoba yang mengaku fungsi seksualnya lebih
baik, sebenarnya itu adalah pengakuan yang palsu tetapi tidak
disadari. Perasaan bahwa fungsi seksualnya lebih baik, terutama
justru disebabkan oleh pengaruh negatif narkoba.Sebagai contoh,
karena menggunakan ecstasy mereka merasa lebih segar dan bergembira
sehingga merasa fungsi seksualnya juga lebih baik. Pengguna ecstasy
menjadi lebih berani karena kehilangan kontrol sehingga tidak takut
melakukan hubungan seksual, termasuk hubungan seksual yang berisiko
tinggi.Pengguna depresan atau obat penenang merasa lebih tenang
sehingga lebih berani melakukan hubungan seksual, bahkan dengan
siapa saja. Karena itu mereka beranggapan fungsi seksualnya lebih
baik setelah menggunakan depresan. Jadi pengakuan mereka sebenarnya
adalah pengakuan palsu yang tidak mereka ketahui. Padahal yang
terjadi sebenarnya adalah proses gangguan fungsi seksual dan
reproduksi. Di samping itu, tentu mereka akan mengalami
ketergantungan terhadap narkoba dengan segala akibat buruknya,
sampai pada kematian.Bahaya dan Gangguan Penyalahgunaan Narkotika
Dan PsikotropikaSemua penyalahgunaan NAPZA berbahaya dan merusak
kesehatan baik secara fisik, mental emosional maupun sosial.
Pengaruh NAPZA tidak sama pada setiap orang tergantung pada
beberapa faktor berikut : Jenis yang digunakan Jumlah / dosis yang
dipakai Frekuensi pemakaian Cara pemakaian (diminum, dihisap,
disuntik) Zat lain yang digunakan bersamaan. Pengalaman pemakaian
sebelumnya Kondisi pemakaian Kepribadian si pemakai.Bahaya dan
Akibat Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika1.Gangguan
fisik2.Gangguan mental emosional3.Intoksikasi (keracunan karena
zat)4.Kelebihan dosis5.Sindroma ketergantungan6.Toleransi7.Gejala
putus zat8.Kekambuhan (Relaps)9.Gangguan psikiatri lain10.Dampak
sosialGANGGUAN FISIKInfeksi / asbes atau bekas luka akibat
suntikan.Infeksi pada paru-paru (Bronkhitis dan TBC)Infeksi pada
jantungGangguan fungsi hati (Hepatitis B dan C)Penularan
HIV/AIDSDenyut nadi tidak teraturHipertensiGangguan
pencernaanKerusakan jaringan otakGangguan ginjalGangguan syaraf
tepi dan syaraf mataKerusakan sel otak dan kerusakan
kromoson.GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL Gangguan psikotik Gangguan tidur
Depresi berat Cemas Hiperaktif ParanoidINTOKSIKASI (Keracunan
karena Zat)Adalah suatu kondisi yang timbul akibat penggunaan zat
dimana terjadi gangguan kesadaran, fungsi kognitif, persepsi dan
perilaku. Karena pengaruh langsung zat terhadap jaringan otak
menyebabkan kendali emosi melemah, Prestasi pekerjaan menurun dan
gagal memenuhi tanggung jawabnya, meskipun secara umum pasien
tampak dalam Keadaan sadar. Pengendalian diri kurang, sehingga
pemakai menjadi lepas kendali. Agresif Mudah tersinggung Tekanan
darah meningkat Cenderung berkelahiKELEBIHAN DOSISKelebihan dosis
HEROIN dapat menyebabkan berhentinya pernapasan, sehingga
mengakibatkan kematian.Kelebihan Dosis Amfetamin, Ekstansi,
Shabu-shabu dapat menyebabkan kematian akibat pecahnya pembuluh
darah.TOLERANSIMenurunnya pengaruh NAPZA setelah pemakaian
berulang, sehingga tubuh membutuhkan jumlah/takaran yang lebih
besar lagi, agar timbul pengaruh atau efek yang sama. Akibatnya
dapat terjadi bahaya OVER DOSIS bahkan kematian.SINDROM
KETERGANTUNGANPenyalahgunaan NAPZA menyebabkan ketergantungan baik
fisik maupun psikologis, bila pemakaiannya terus menerus dan dalam
jumlah yang cukup banyak.1.Ketergantungan fisik, ditunjukan dengan
adanya toleransi/atau gejala putus zat (withdrawal)2.Ketergantungan
Psikologis keadaan dimana adanya keinginan/dorongan yang
tertahankan/kompulsif untuk menggunakan NAPZA. Hal ini sering juga
disebutAdiksi / Kecanduan2.4 Dampak penggunaan NAPZANAPZA
berpengaruh pada tubuh manusia dan lingkungannya :Komplikasi
Medik,biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan cukup
lama.Pengaruhnya pada :a. Otak dan susunan saraf pusat :gangguan
daya ingatgangguan perhatian / konsentrasigangguan bertindak
rasionalgagguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasigangguan
motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerjagangguan pengendalian
diri, sehingga sulit membedakan baik / buruk.b. Pada saluran napas
dapat terjadi radang paru (Bronchopnemonia), pembengkakan paru
(Oedema Paru).c. Pada jantung dapat terjadi peradangan otot jantung
serta penyempitan pembuluh darah jantung.d. Pada hati dapat terjadi
Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik dan hubungan
seksual.e. Penyakit Menular Seksual ( PMS ) dan HIV/AIDS. Para
pengguna NAPZA dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi, mereka
mau melakukan hubungan seksual demi mendapatkan uang untuk membeli
zat. Penyakit Menular Seksual yang terjadi adalah : kencing nanah
(GO), raja singa (Siphilis) dll. Dan juga pengguna NAPZA yang
mengunakan jarum suntik secara bersama-sama membuat angka penularan
HIV/AIDS semakin meningkat. Penyakit HIV/AIDS menular melalui jarum
suntik dan hubungan seksual, selain itu juga dapat melalui tranfusi
darah dan penularan dari ibu ke janin.f. Pada sistem Reproduksi
sering mengakibatkan kemandulan.g. Pada kulit sering terdapat bekas
suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum suntik, sehingga
mereka sering menggunakan baju lengan panjang.h. Komplikasi pada
kehamilan :Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS.Kandungan
: abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir matiJanin : pertumbuhan
terhambat, premature, berat bayi rendah.2.Dampak Sosial :a.Di
Lingkungan Keluarga :Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga
terganggu, sering terjadi pertengkaran, mudah tersinggung.Orang tua
resah karena barang berharga sering hilang.Perilaku menyimpang /
asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak tertib, hidup bebas) dan
menjadi aib keluarga.Putus sekolah atau menganggur, karena
dikeluarkan dari sekolah atau pekerjaan, sehingga merusak kehidupan
keluarga, kesulitan keuangan.Orang tua menjadi putus asa karena
pengeluaran uang meningkat untuk biaya pengobatan dan
rehabilitasi.b.Di Lingkungan Sekolah :Merusak disiplin dan motivasi
belajar.Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran
pelajar.Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama
teman sebaya.c.Di Lingkungan Masyarakat :Tercipta pasar gelap
antara pengedar dan bandar yang mencari pengguna /
mangsanya.Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau
siswa yang telah menjadi ketergantungan.Meningkatnya kejahatan di
masyarakat : perampokan, pencurian, pembunuhan sehingga masyarkat
menjadi resah.Meningkatnya kecelakaan.
VII.Penatalaksanaan / penangananPenanganan ObatKonsep dasar
terapi (nida, 1999):Tidak ada satu-satunya bentuk terapi yang
sesuai untuk semua individuFasilitas terapi harus selalu tersedia
sepanjang waktu, karena kapan kebutuhan diperlukan tidak dapat
diramal.Terapi yang efektif yaitu harus mampu memenuhi
kebutuhan-kebutuhan individu, tidak semata-mata menghentikan
penggunaan NAPZA.Rencana terapi harus sering dievaluasi, kontinyu,
dimodifikasi guna penyesuaian denganneedkorban.Korban
ketergantungan harus bertahan dalam satu periode waktu yang cukup
lamaKonseling dan psikoterapi merupakan komponen pentingMedikasi
juga penting, namun diperlukan kombinasi dengan konseling dan
terapi perilakuKo-morbiditas baik fisik maupun psikiatrik harus
diterapi bersama-sama dan integratifDetoksifikasi hanya awal
terapi, dan banyak dilaporkan kegagalan jika menggunakan terapi
tunggalTerapi tidak harus selaluvoluntary, kadang-kadang
jugacompulsoryDalam proses terapi, korban ketergantungan sering
menggunakan zat lain tanpa sepengetahuan terapis, sehingga perlu
selalu dimonitorKonsekuensi fisik lain juga harus mendapatkan
terapi,recoveryadalah suatu proses panjang.Jenis terapi: digunakan
terapi kombinasi yaitu farmako terapi dan non-farmakoterapiTerapi
umum keadaan EMERGENSI (BNN, 2003):1.Airway; bebaskan jalan
nafas2.Breathing: lancarkan pernafasan3.Circulation: lancarkan
peredaran darah4.Pemeriksaan lebih lanjut kemungkinan perdarahan
atau trauma5.Observasi kemungkinan kejang6.Bila terjadi
hipoglikemia, berikan 50ml Glukosa 50% IVTerapi Simtomatik:oanti
agresi (haloperidol, fluphenazine, chlorpromazine)oanti anxietas
(diazepam, lorazepam)oanti halusinasi (trifluoperazine,
thioridazine)oanti insomnia (estazolam, triazolam)Terapi
Withdrawal:Abrupt withdrawal(cold turkey) atau hanya obat-obat
simtomatikKlasik (clonidin, kodein, plus obat-obatan
simtomatik)MetadonBuprenorfinRapit detoxatauultra rapid detoxTerapi
SubtitusiSering dinamakan Program Terapi RumatanZat subtitusi yang
digunakan:Full agonist metadon, feroin, morfin)Antagonist
(naltrkson, nalokson)Partial agonist (buprenorfin)Terapi
ketergantungan opioida yang efektif menurut WHO (2003) adalah
terapi abstinensia dan terapi substitusi. Ada 3 bentuk terapi
substitusi, yaitu : agonis opioida (metadon), antagonis opioida
(naltrekson) dan parsial agonis opioida (buprenorfin). Buprenorfin
adalah salah satu semi-sintetik opioida yang telah diketemukan
sejak tahun 1965 dengan melalui berbagai penelitian telah di
approved oleh FDA pada tahun 2002 dan mendapat izin edar di
Indonesia pada akhir tahun yang sama
Nama program terapi tergantung pada jenis zat subtitusi yang
digunakan,Methadone Maintenance Program : biasanya yang menjalani
program ini adalah mereka yang telah berkali-kali gagal mengikuti
program terapi, habilitasi dan rehabilitasi lain. Untuk menjalankan
program ini diperlukan administrasi yang baik; untuk menghindari
kemungkinan adanya pasien yang mendapat jatah obat lebih. Jadi
harus ada satu pusat catatan Medik terpadu.Sebelum mengikuti
program ini pasien harus diperiksa secara medis dahulu termasuk
pemeriksaan darah rutin, test fungsi hati, rontgen paru-paru dan
EKG. Dosis methadon setiap hari dimulai dari 30-40 mg, biasanya
dosis maintenance sebesar 40-80 mg perhari. Jarang melebihi 120 mg
perhari. Setiap hari pasien harus datang ke pusat terapi dan minum
jatah methadon di hadapan petugas; biasanya diminum dengan segelas
jus jeruk. Bagi mereka yang sekolah atau bekerja dan konditenya
baik dapat datang ke pusat terapi dua kali seminggu dan membawa
methadon pulang ke rumahnya (diberikan methadon yang berjangka
waktu kerja lama yaitu LAAM - L Alfa Aceto-Methadol). Sewaktu-waktu
urin harus diperiksa untuk memastikan bahwa methadon yang diperoleh
dan dibawa pulang dipakai sendiri dan bukan dijual.Misalnya
pemberian antagonis opioida seperti naltrekson dapat
memblok/menghambat pengaruh fisiologi dan subyektif dari pemberian
opioida berikutnya. Pada kasus lain, gejala-gejala abstinensia yang
dicetuskan oleh penggunaan antagonis opioida, misalnya nalokson,
dianggap sebagai provocative test untuk mengetahui adanya
penggunaan opioida.Terapi antagonis opioida : misalnya neltrexon;
kerjanya menghambat efek euforia dari opioida sehingga pasien akan
merasa percuma menggunakan opioida karena tidak mengalami euforia.
Di sini perlu sekali pengertian dari pasien, karena bila pasien
tidak serius ingin berhenti memakai opioida, maka bila dia
menggunakan naltrexon, dan juga menggunakan opioida, maka dapat
terjadi overdosis opioida. Naltrexon diberikan sebanyak 50 mg
perhari atau disesuaikan dengan dosis pemakaian opioida; sebaiknya
diberikan selama minimal 6-12 bulan.Opioid yang digunakan
digantikan dengan subtitusi metadon ataupun buprenorfin maupun
naltrekson.Terbukti cukup efektif dalam:Meningkatkan rasa
kesejahteraan korban/klien.Memudahkan kembali ke aktivitas
pekerjaan / fungsi dalam masyarakat.Mampu menurunkan angka
kriminalitas dan meningkatkan kepatuhan terapiKontroversi terapi
subtitusi:Menggunakan opiate sintetis yang sangat adiktifDapat
berakibat mengganti ketergantunganTidak semua berhasilTerapi medik
ketergantungan napza merupakan kombinasi psikofarmakoterapi dan
terapi perilaku. Meskipun telah dipahami bahwa banyak faktor yang
terlibat dalam terapi ketergantungan zat (termasuk faktor problema
psikososial yang sangat kompleks), namun upaya penyembuhan
ketergantungan napza dalam konteks medik tetap selalu diupayakan.
Seperti diketahui, terapi medik ketergantungan napza terdiri atas
dua fase berikut: Detoksifikasi Rumatan (maintenance, pemeliharaan,
perawatan).Kedua bentuk fase terapi ini merupakan suatu proses
berkesinambungan, runtut, dan tidak dapat berdiri sendiri.
Terapi DetoksifikasiDetoksifikasi merupakan langkah awal proses
terapi ketergantungan opioida dan merupakan intervensi medik jangka
singkat. Seperti telah disebutkan di atas, terapi detoksifikasi
tidak dapat berdiri sendiri dan harus diikuti oleh terapi rumatan.
Bila terapi detoksifikasi diselenggarakan secara tunggal, misalnya
hanya berobat jalan saja, maka kemungkinan relaps lebih besar dari
90 %.Tujuan terapi detoksifikasi opioida adalahUntuk mengurangi,
meringankan, atau meredakan keparahan gejala-gejala putus
opioidaUntuk mengurangi keinginan, tuntutan dan kebutuhan pasien
untuk "mengobati dirinya sendiri" dengan menggunakan
:oMetadon:adalah substitusi opioida yang merupakan pilihan utama
dalam terapi detoksifikasi opioida secara gradual. Proses
detoksifikasi berlangsung relatif lama (lebih dari 21 hari) Selama
proses terapi detoksifikasi metadon berlangsung, angka relaps dapat
ditekan. Setelah detoksifikasi berhasil, kemudian dilanjutkan
dengan terapi rumatan : Methadone Maintenance Treatment
Program.oKlonidin:adalah suatu central alpha-2-adrenergic receptor
agonist, yang digunakan dalam terapi hipertensi. Klonidin
mengurangi lepasnya noradrenalin dengan mengikatnya pada
presynaptic alpha2 receptor di daerah locus cereleus, dengan
demikian mengurangi gejala-gejala putus opioida. Karena terbatasnya
substitusi opioida lain di Indonesia, beberapa dokter telah
menggunakan kombinasi klonidin, kodein dan papaverin untuk terapi
detoksifikasi. Klonidin digunakan dalam kombinasi untuk mengurangi
gejala putus opioida ringan seperti: menguap, keringat dingin, air
mata dan lainnya. Clocopa method tersebut dapat digunakan untuk
berobat jalan maupun rawat inap. Namun karena klonidin sendiri
tidak dapat memperpendek masa detoksifikasi, maka diperlukan
kombinasi dengan naltrek- son. Naltrekson adalah suatu senyawa
antagonis opioida. Cara tersebut dikenal dengan nama Clontrex
Method yang dapat dilakukan untuk pasien berobat jalan maupun
pasien rawat inap. Umumnya program detox dengan cara Clontrex
method ini berlangsung selama 3-5 hari dan kemudian diikuti dengan
terapi rumatan : Opamat-ED Program.oLofeksidin dan
Guanfasin:Lofeksidin adalah analog klonidin tetapi mempunyai
keuntungan bermakna karena tidak banyak mempengaruhi tekanan darah.
Guanfasin adalah senyawa alpha-2 adrenergic agonist yang juga
mempunyai kemampuan untuk mengurangi gejala putus
opioida.oBuprenorfin:adalah suatu senyawa yang berkerja ganda
sebagai agonis dan antagonis pada reseptor opioida. Gejala putus
opioida pada terapi buprenorfin sangat ringan dan hilang dalam
sehari setelah pemberian buprenorfin sublingual. Pemberian
buprenorfin juga digunakan sebagai awal dari terapi kombinasi
Clontrex Method. Midazolam-Naltrekson: kombinasi
midazolam-naltrekson juga telah digunakan untuk memperpendek waktu
terapi detoksifikasi. Selama dalam pengaruh sedasi midazolam
intravena, pasien diberi nalokson intravena, suatu antagonis
opioida.TerapiRumatan :Terapi rumatan ketergantungan opioida
bertujuan antara lain untuk : Mencegah atau mengurangi terjadinya
craving terhadap opioida Mencegah relaps (menggunakan zat adiktif
kembali). Restrukturisasi kepribadian Memperbaiki fungsi fisiologi
organ yang telah rusak akibat penggunaan opioidaTujuan
farmakoterapi rumatan pasca detoksifikasi adalah Menambah holding
power untuk pasien yang berobat jalan sehingga menekan biaya
pengobatan Menciptakan suatu window of opportunity sehingga pasien
dapat menerima intervensi psikososial selama terapi rumatan dan
mengurangi risiko. Mempersiapkan kehidupan yang produktif selama
menggunakan terapi rumatanMethadone:adalah suatu substitusi opioida
yang bersifat agonis dan long-acting. Sejak tahun 1960an di Amerika
dan Eropa, penggunaan metadon dianggap sebagai terapi baku untuk
pasien ketergantungan opioida. Klinik-klinik Metadon berkembang di
beberapa tempat dengan berbagai variasi program. Beberapa kelemahan
terapi metadon: harus datang ke fasilitas kesehatan
sekurang-kurangnya sekali sehari, terjadinya overdosis,
ketergantungan metadon, dan kemungkinan terjadinya peredaran ilegal
metadon. Dewasa ini dikembangkan suatu bentuk derivat metadon,
levacethylmethadol, yang mempunyai masa aksi lebih lama (72 jam)
sehingga pasien tidak perlu tiap hari datang ke fasilitas
kesehatan.
Buprenorfin:dapat juga digunakan untuk terapi rumatan. Seperti
levacethylmethadol, hanya diberikan 2 atau 3 kali dalam seminggu
karena masa aksinya yang panjang. Karena kemungkinan
penyalahgunaan, kombinasi buprenorfin dan naltrekson juga telah
dipelajari dan dicoba untuk terapi ketergantungan opioida.
Disulfiram, Disulfiram and Behaviour Therapy:Disulfiram, suatu
alcohol antabuse yang diketemukan di Denmark tahun 1948. Disulfiram
sangat efektif jika diberikan kepada pasien ketergantungan alkohol
secara ambulatory di bawah supervisi. Disulfiram dibuat sebagai
tablet buih yang mudah larut dalam air, sehingga mudah diminum.
Terapi disulfiram tanpa pemantauan hasilnya kurang menguntungkan.
Hasil yang memuaskan justru diperoleh melalui kombinasi disulfiram
dengan terapi perilaku kognitif.Terapi Disulfiram (Antabuse) :
merupakan terapi aversif pada ketergantungan alkohol; jadi
merupakan suatu bentuk terapi tingkah laku. Disulfiram menghambat
metabalisme alkohol dalam darah sehingga kadar asetaldehida dalam
plasma meningkat. Jadi bila minum Disulfiram, lalu kemudian meminum
juga alknhol, maka akan timbul suatu perasaan yang tidak enak
misalnya mual, muntah, rasa penuh di kepala dan leher, nyeri
kepala, muka merah, wajah berkeringat, berdebar-debar, rasa napas
pendek, rasa tak enak di dada, vertigo, penglihatan kabur, dan
kebingungan. Kontra indikasi pemberian disulfiram ialah penyakit
jantung. Dosis 250 mg setiap hari atau 509 mg tiga kali seminggu
selama satu tahun. Disulfiram sebaiknya diberikan bersama-lama
dengan terapi lain seperti psikoterapi individual atau kelompok,
konseling individual atau mengikuti pertemuan alkohol anonimus.
Perlu pengawasan dari anggata kaluarga agar terjamin bahwa
disulfiram tetap dimakan secara teratur.PSIKOTERAPIPenggunaan pada
korban NAPZA dapat dilakukan secara individual maupun kelompok,
masing-masing mempunyai keuntungan.Individual:Lebih privasiTerapis
lebih fleksibel untuk menanggapi permasalahanProsentase waktu
terapi lebih tinggi untuk fokus pada isu relevan individuLogistik:
lebih praktisDapat lebih sesuai untuk individu yang tidak mampu
terlibat dalam kelompokBiaya tentu lebih mahalTidak ada tekanan
teman sekelompok untuk perubahan ke arah positif
Kelompok:Identifikasi timbal balik, mengurangi perasaan
diasingkanPenerimaan teman sekelompokKonfrontasi terapeutik, umpan
balik relistisTekanan teman sekelompok, tanggung jawab untuk
perubahan positifPertukaran informasi, membangkitkan optimisme dan
harapanLebih hemat biayaAkan menyingkap identitas dan permasalahan
pribadi ke orang lainIsi dan langkah perawatan ditentukan oleh
kelompok secara keseluruhanHanya suatu bagian kecil waktu terapi
difokuskan bagi kebutuhan seseorangKurang praktis (logistik)Tidak
seluruhnya sesuai untuk semua ketergantungan zatCognitive Behavior
Therapy (CBT)Didasarkan atas konsep bahwa emosi dan perilaku
dihasilkan (terutama, tidak semata-mata) dari proses pikiran; dan
manusia dapat mengubah proses ini untuk mendapatkan cara merasa dan
berperilaku yang berbeda (Froggatt, 2006).
Psikopatologi CBTActivating Event(A) adalah suatu kejadian yang
mengaktivasi,stressoryang sangat mempengaruhi individu. Baik
langsung maupun tidak langsung mengenai individu. Hal tersebut
sangat diyakini oleh individu (Belief,B). Karena sangat
mempengaruhi pikiran individu dan keyakinan tersebut sehingga
menimbulkan konsekuensi (Consequences, C), jika mempengaruhi
emosionalnya maka akan timbul keluhan somatik yang selanjutnya
mempengaruhi perilakunya. Keadaan tersebut akan
bersifatfeedbackterhadapbelief, atau menjadikan penguatan
terhadapbeliefnya. Individu semakin yakin bahwa keluhan tersebut
akibat dari stressor. Konsekuensi juga bisa langsung mempengaruhi
perilakunya yang juga akan berakibat terjadi penguatan terhadap
keyakinannya (belief). Keadaan tersebut di atas terus menerus
dirasakan oleh individu yang akhirnya mempengaruhi kinerjanya,
peran sosialnya, maupun peran kesehariannya.CBT adalah melakukan
pemutusan dari belief dan ataufeedbackyang menimbulkan konsekuinsi
somatik dan perilaku atau agar supaya tidak menimbulkan penguatan
terhadap keyakinannya. Juga bisa pada konsekuensi yang mempengaruhi
emosionalnya, sehingga tidak menimbulkan keluhan somatik
lagi.Penggunaan CBT untuk korban NAPZAPenyalahgunaan zat
diperantarai proses kognitif dan tingkah laku komplekPenyalahgunaan
zat dan hubungannya dengan proses kognitif perilaku adalah proses
yang dipelajariPenyalahgunaan zat dan hubungannya dengan proses
kognitif perilaku dapat dimofikasi, terutama dengan CBT
CBT untuk penata laksanaan ketergantungan zat dapat juga
dikombinasikan dengan terapi yang lain, seperti:Motivational
Enhancement Therapy, Contigency Management, Cognitf therapy,
Behavioral Marital therapy, Community Reinforcement Approach.
HYPNOTHERAPYHipnosis: suatu rangkaian perubahan pengalaman
subyektif yang dapat diamati, seperti perubahan sensasi, persepsi,
emosi, pikiran, atau perilaku, yang terjadi setelah induksi
hipnotik.Konsep Dasar Hipnosis Proses hipnosis dilakukan dengan
cara merubah konsentrasi, dari fokus eksternal ke fokus internal
Setiap proses hipnosis adalah proses self-Hipnosis sehingga sujet
dapat menghentikan proses dan kemali kenormal state ketika ia
menghendakiHIPNOTERAPI UNTUK PECANDU : suatu induksi yang
mem-bypass crical consciouskeseganan / hambatan pecandu pada proses
perawatanPSIKOTERAPI PSIKODINAMIK SINGKATBerdasarkan psikodinamik
dan konseptualisasi mengenal psikopatologi pasienSalah satu
psikoterapi berdasarkan psikoanalisisBeda tujuan dan
tekniknya:Kurang begitu intensifTidak begitu berhubungan dengan
alam tidak sadar pasienTujuan sederhanaKetergantungan zat merupakan
tanda-tanda terjadinya konflik yang berakar pada pengalaman masa
kecilProgram yang hanya diarahkan pada perilaku penyalahgunaan saja
akan menghasilkan sedikit manfaat karena gagal untuk menyelasaikan
penyebab psikologis yang mendasari penyalahgunaan.Banyak laporan
penelitian yang menunjukkan psikoterapi psikodinamik sangat
berhasilNamun perlu di pahami bahwa penelitian yang terkontrol dan
diulang amat sedikit
DAFTAR PUSTAKA
Afiatin, Tina. 2000.Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba dengan
Program AJI. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Presshttp://news.detik.com/read/2013/03/05/135902/2186137/10/bnn-angka-kenaikan-pengguna-narkoba-di-indonesia-di-atas-rata-rata-duniahttp://rsud.purbalinggakab.go.id/berita/item/64-narkoba.html[en.wikipedia.org][www.ycab.org][stikomksi2007azwar.wordpress.com][www.thisisdrugs.info][spiritia.or.id]http://x-unearthly.blogspot.com/2010/01/zat-zat-adiktif-paling-berbahaya.html
PENDAHULUANPenyalahgunaan Napza merupakan suatu pola penggunaan
yang bersifat patologik, berlangsung dalam jangka waktu tertentu
dan menimbulkan gangguan fungsi sosial dan okupasional. Istilah
Napza (Narkotika, psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) lebih
tepat dibandingkan dengan istilah Narkoba karena di dalarn
singkatan tersebut tercantum juga psikotropika, yaitu obat yang
biasanya digunakan untuk gangguan kesehatan jiwa namun termasuk
yang sering disalahgunakan dan dapat menimbulkan adiksi.Napza pada
awalnya adalah sejenis obat-obatan tertentu yang digunakan oleh
kalangan kedokteran untuk terapi misalnya untuk menghilangkan rasa
nyeri. Namun pada perkembangannya obat-obatan itu
disalahgunakan(abuse)sehingga menimbulkan ketergantungan
(adiksi).Napza dapat dikelompokkan dalam golongan Opiat dan Non
Opiat. Pada tahun 2003 dari seluruh pengguna napza berjenis kelamin
laki-laki, hampir separuhnya (40,6 %) adalah pengguna jenis opiat,
begitu pula dengan wanita yaitu 45,2 persen, sisanya adalah
golongan non opiat lainnya seperti kokain dan kannabis. Dengan
melihat prevalensi yang cukup tinggi pada penyalahgunaan opiat,
maka penting untuk dibahas lebih mendalam mengenai penyalahgunaan
opiat sehingga dapat menimbulkan adiksi.Opioid atau opiat berasal
dari kata opium, jus dari bunga opium, Papaver somniverum, yang
mengandung kira-kira 20 alkaloid opium, termasuk morfin. Nama
Opioid juga digunakan untuk opiat, yaitu suatu preparat atau
derivat dari opium dan narkotik sintetik yang kerjanya menyerupai
opiat tetapi tidak didapatkan dariopium.Obat-obatyang termasuk
dalam golongan opiat adalah candu, morfin, heroin, demerol,
metadon. Semua obat-obat tersebut, jika disalhgunakan dapat
menimbulkan adiksi (kecanduan).Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai psikobiologi dari adiksi opiat, selain itu juga akan
dipaparkan mengenai gejala dan diagnosisnya.
TINJAUAN PUSTAKADEFINISIAdiksi opiat adalah gangguan sistem
syaraf pusat yang disebabkan oleh penggunaan opiat yang
berkelanjutan.EPIDEMIOLOGIBerdasarkan data yang dihimpun Badan
Narkotika Nasional, jumlah kasus narkoba meningkat dari sebanyak
3.478 kasus pada tahun 2000 menjadi 8.401 pada tahun 2004, atau
meningkat rata-rata 28,9% pertahun. Jumlah tersangka tindak
kejahatan Narkoba pun meningkat dari 4.955 orang pada tahun 2000
menjadi 11.315 kasus pada tahun 2004, atau meningkat rata-rata
28,6% pertahun. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Puslitbang Info BNN, menyebutkan jumlah penyalahguna narkoba yang
teratur pakai dan pecandu di Indonesia tahun 2004 sekitar 3,2 juta
orang dengan kisaran 2,9 sampai 3,6 juta orang. Data dari Rumah
Sakit ketergantungan obat tahun 1999, 80% pasien berusia antara
16-24 tahun. Angka kematian pecandu 1,5% per tahun.Pada tabel
berikut, dapat digambarkan bahwa pada tahun 2003-2004 prosentase
penyalahgunaan golongan opiat paling tinggi daripada golongan non
opiat.JENIS OPIATOpioid atau opiat berasal dari kata opium, jus
dari bunga opium, Papaver somniverum, yang mengandung kira-kira 20
alkaloid opium, termasuk morfin. Nama Opioid juga digunakan untuk
opiat, yaitu suatu preparat atau derivat dari opium dan narkotik
sintetik yang kerjanya menyerupai opiat tetapi tidak didapatkan
dari opium. opiat alami lain atau opiat yang disintesis dari opiat
alami adalah heroin (diacethylmorphine), kodein
(3-methoxymorphine), dan hydromorphone (Dilaudid). Bahan-bahan
opioida yang sering disalahgunakan adalah :1. CanduCandu adalah
getah tanaman Papaver Somniferum didapat dengan menyadap
(menggores) buah yang hendak masak.Getah yang keluar berwarna putih
dan dinamai Lates. Getah ini dibiarkan mengering pada permukaan
buah sehingga berwarna coklat kehitaman dan sesudah diolah akan
menjadi suatu adonan yang menyerupai aspal lunak. Inilah yang
dinamakan candu mentah atau candu kasar. Candu kasar mengandung
bermacam-macam zat-zat aktif yang sering disalahgunakan. Candu
masak warnanya coklat tua atau coklat kehitaman. Diperjual belikan
dalam kemasan kotak kaleng dengan berbagai macam cap, antara lain
ular, tengkorak,burung elang, bola dunia, cap 999, cap anjing, dsb.
Pemakaiannya dengan cara dihisap.1. MorfinMorfin adalah hasil
olahan dari opium/candu mentah. Morfin merupaakan alkaloida utama
dari opium ( C17H19NO3 ) . Morfin rasanya pahit, berbentuk tepung
halus berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna.
Pemakaiannya dengan cara dihisap dan disuntikkan.1. Heroin
(putaw)Heroin adalah obat bius yang sangat mudah membuat seseorang
kecanduan karena efeknya sangat kuat. Obat ini bisa ditemukan dalam
bentuk pil, bubuk, dan juga dalam cairan. Seseorang yang sudah
ketergantungan heroin bisa di sebut juga chasing the dragon. Heroin
memberikan efek yang sangat cepat terhadap si pengguna, dan itu
bisa secara fisik maupun mental. Dan jika orang itu berhenti
mengkonsumsi obat bius itu, dia akan mengalami rasa sakit yang
berkesinambungan. Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih
kuat dari morfin dan merupakan jenis opiat yang paling sering
disalahgunakan orang di Indonesia pada akhir akhir ini . Efek
pemakaian heroin: kejang-kejang, mual, hidung dan mata yang selalu
berair, kehilangan nafsu makan dan cairan tubuh, mengantuk, cadel,
bicara tidak jelas, tidak dapat berkonsentrasi.1. DemerolNama
lainnya adalah pethidina. Pemakaiannya dapat ditelan atau dengan
suntikan. Demerol dijual dalam bentuk pil dan cairan tidak
berwarna.1. MethadoneSaat ini Methadone banyak digunakan orang
dalam pengobatan ketergantungan opioid. Antagonis opioid telah
dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan ketergantungan opioid.
Kelas obat tersebut adalah nalaxone (Narcan), naltrxone (Trexan),
nalorphine, levalorphane, dan apomorphine. Sejumlah senyawa dengan
aktivitas campuran agonis dan antagonis telah disintesis, dan
senyawa tersebut adalah pentazocine, butorphanol (Stadol), dan
buprenorphine (Buprenex). Beberapa penelitian telah menemukan bahwa
buprenorphine adalah suatu pengobatan yang efektif untuk
ketergantungan opioid.ETIOLOGIAda banyak alasan mengapa orang
menggunakan Napza; pada awalnya ada yang hanya mencoba-coba atau
sekedar ingin tahu; lama-kelamaan mengalami ketergantungan;sehingga
akan muncul berbagai masalah dan persoalan. Persoalan yang dapat
muncul antara lain : Kepribadian adiksi, terinfeksi berbagai
penyakit (HIV/AIDS, Hepatitis B, C); reaksi putus obat (sakaw),
pengobatan