I am aDOCTORDokter(daribahasa Latinyang berarti "guru") adalah
seseorang yang karena keilmuannya berusaha menyembuhkan orang-orang
yangsakit. Tidak semua orang yang menyembuhkan penyakit bisa
disebut dokter. Untuk menjadi dokter biasanya diperlukan pendidikan
dan pelatihan khusus dan mempunyai gelar dalam bidang
kedokteran.Untuk menjadi seorang dokter, seseorang harus
menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran selama beberapa
tahun terggantung sistem yang dipakai oleh Universitas tempat
Fakultas Kedokteran itu berada.Di Indonesia Pendidikan Dokter
mengacu pada suatu Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia
(KIPDI) .Saat ini digunakan KIPDI III yang menggunakan
sistemProblem Based Learning.Pendidikan dokter di Indonesia
membutuhkan 10 semester untuk menjadi dokter, 7 semester untuk
mendapatkan gelar sarjana (Sarjana Kedokteran/S.Ked) ditambah 3
sampai 4 semester kepaniteraan klinik senior atau ko-asisten
(clerkship) diRumah Sakit.Untuk menjadi seorang dokter, lulusan
Sekolah Menengah Umum mengikuti Program Studi Pendidikan Dokter
(PSPD) di Institusi Pendidikan Dokter yang ada di Indonesia. Pada
awal tahun 2011 telah terdaftar 71 PSPD di seluruh Indonesia.Di
Indonesia Pendidikan Dokter mengacu pada Standar Kompetensi Dokter
Indonesia dan Standar Pendidikan Profesi Dokter yang dikeluarkan
oleh Konsil Kedokteran Indonesia pada tahun 2006. Bentuk kurikulum
program studi dokter saat ini adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) yang terdiri atas 3 tahap yaitu tahap pendidikan umum (1
semester), tahap pendidikan ilmu kedokteran (minimum 6 semester)
dan tahap pembelajaran klinik (minimum 3 semester).Secara
keseluruhan untuk mencapai gelar dokter dibutuhkan minimum 10
semester pendidikan. Setelah itu dokter yang baru lulus harus
mengikuti Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) yang
diselenggarakan oleh Komite Bersama Kolegium Dokter Indonesia (KDI)
di bawah IDI dan seteah lulus memperoleh Sertifikat Kompetensi
Dokter.Setelah memperoleh Sertifikat Kompetensi Dokter, seorang
dokter lulusan KBK dapat mengikuti program internship selama 1
tahun. Program internship diselenggarakan oleh Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) bersama dengan Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. Dokter yang telah selesai mengikuti program internship
berhak untuk mengajukan Surat Ijin Praktik secara mandiri.Dokter
yang telah mengikuti program internship dapat memilih jalur karier
praktiknya; apakah menjadi dokter spesialis, atau menjadi dokter
praktik umum.Dokter spesialis adalah dokter yang telah mengikuti
Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Di Indonesia sekarang
terdapat lebih dari 30 jenis spesialisasi yang dapat dipilih.
Dokter spesialis akan berpraktik pada layanan kesehatan sekunder
dan tersier (di rumah sakit). Dokter praktik umum sendiri adalah
dokter yang berpraktik di layanan primer (puskesmas atau klinik
medik). Dokter praktik umum menjadi pintu gerbang pelayanan
kedokteran.Karena derajat kesehatan di suatu negara akan baik bila
dokter di layanan primernya berkualitas, maka peran dokter praktik
umum di suatu negara sangat penting. Dokter praktik umum dianjurkan
untuk terus memperbaharui pengetahuan dan mengasah ketrampilannya
untuk menjaga kualitas. Dokter praktik umum yang telah mengikuti
beberapa ketrampilan yang diperlukan dan menunjukkan bahwa
memperbaharui pengetahuannya secara terus menerus, berhak untuk
disebut sebagai dokter keluarga yang dikeluarkan sertifikatnya oleh
Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI).Dokter Keluarga adalah
dokter praktik umum yang berhak untuk menjadi penyedia pelayanan
kedokteran di tingkat primer bagi pasien-pasien yang tergabung
dalam suatu perusahaan asuransi kesehatan. Pada akhir Oktober 2010
pada Konsil Kedokteran Indonesia terdaftar 73.574 dokter, 19.128
dokter spesialis.pada intinya jurusan dokter tidak hanya di
peruntukan buat anak2 orang kaya. yang penting MAU USAHA dan
BELAJAR.
Dokter SpesialisDokter spesialisadalahdokteryang mengkhususkan
diri dalam suatu bidang ilmu kedokteran tertentu. Seorang dokter
harus menjalani pendidikan profesi dokter pasca sarjana(spesialisi)
untuk dapat menjadi dokter spesialis. Pendidikan dokter spesialis
merupakan program pendidikan profesi lanjutan dari program
pendidikan dokter setelah dokter menyelesaikan wajib kerja
sarjananya dan atau langsung setelah menyelesaikan
pendidikandokterumum.
Pendidikan Dokter Spesialis di IndonesiaPendidikan dokter
spesialis diIndonesiadinamakan Program Pendidikan Dokter Spesialis
atau PPDS yaitu program pendidikan untuk melatih seorang dokter
umum untuk menjadi dokter spesialis tertentu. Lama pendidikan ini
bervariasi rata-rata 8 semester. Program ini baru dilakukan oleh
beberapa fakultas kedokteran di universitas negeri yang bekerja
sama dengan rumah sakit pendidikan. Dokter umum yang melanjutkan
pendidikan sebagai dokter spesialis disebutresiden.Di bawah ini
adalah gelar-gelar dokter spesialis dan lama pendidikannya di
Indonesia:GelarNama Kepanjangan GelarSemester
Sp.ASpesialis Anak8
Sp.AnSpesialis Anestesiologi dan Reanimasi7
Sp.AndSpesialis Andrologi6
Sp.BSpesialis Bedah10
Sp.BASpesialis Bedah Anak10
Sp.BMSpesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial (dokter gigi)10
Sp.BTKVSpesialis Bedah Toraks Kardiovaskuler10
Sp.BPSpesialis Bedah Plastik10
Sp.BSSpesialis Bedah Saraf11
Sp.EMSpesialis Kedaruratan Medik8
Sp.FSpesialis Kedokteran Forensik & Medikolegal6
Sp.FKSpesialis Farmakologi Klinik6
Sp.JPSpesialis Jantung dan Pembuluh Darah10
Sp.KFRSpesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi10
Sp.KGSpesialis Konservasi Gigi (dokter gigi)10
Sp.KGASpesialis Kedokteran Gigi Anak (dokter gigi)10
Sp.KJSpesialis Kedokteran Jiwa atau Psikiatri8
Sp.KKSpesialis Penyakit Kulit dan Kelamin7
Sp.KNSpesialisKedokteran Nuklir7
Sp.KOSpesialis Kedokteran Olahraga7
Sp.MSpesialis Mata7
Sp.MKSpesialis Mikrobiologi Klinik6
Sp.OGSpesialis Obstetri & Ginekologi (kebidanan dan
kandungan)9
Sp.OkSpesialis Kedokteran Okupasi (kerja)6
Sp.Onk.RadSpesialis Onkologi Radiasi7
Sp.OrtSpesialis Ortodonsia (perawatan maloklusi) (dokter
gigi)10
Sp.OTSpesialis Bedah Orthopaedi dan Traumatologi9
Sp.PSpesialis Paru (Pulmonologi)7
Sp.PerioSpesialis Periodonsia (jaringan gusi dan penyangga gigi)
(dokter gigi)10
Sp.PASpesialis Patologi Anatomi6
Sp.PDSpesialis Penyakit Dalam9
Sp.PKSpesialis Patologi Klinik8
Sp.PMSpesialis Penyakit Mulut (dokter gigi)10
Sp.ProsSpesialis Prostodonsia (restorasi rongga mulut) (dokter
gigi)10
Sp.RadSpesialis Radiologi7
Sp.RMSpesialis Rehabilitasi Medik8
Sp.RKGSpesialis Radiologi Kedokteran Gigi (dokter gigi)10
Sp.SSpesialis Saraf8
Sp.THT-KLSpesialis Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala
Leher8
Sp.USpesialis Urologi10
Sp.GerSpesialis Geriatri9
Sub - Spesialis / KonsultanSebagian dokter spesialis melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu subspesialis (Sp2),
atau lebih dikenal sebagai konsultan. Pendidikan Sp2 ini dijalani
selama 4 sampai 6 smester. Beberapa gelar yang ditambahkan: (K)
diakhir gelar spesialisasi berarti Konsultan/Spesialis 2/Sub
Spesialis, misalnya Sp.A (K) - artinya Spesialis Anak Konsultan
KFER - "Konsultan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi" (biasanya
dimiliki oleh spesialis kebidanan) KFM - "Konsultan Feto Maternal"
(dimiliki oleh spesialis kebidanan-kandungan) Gelar yang bisa
ditambahkan pada spesialis jantung dan spesialis bedah: FACC -
"Fellow of the American College of Cardiologists" FACP - "Fellow of
the American College of Physicians" FACS - "Fellow of the American
College of Surgeons", menandakan anggota dari "American College of
Surgeons" FESC - "Fellow of the European Society of Cardiology"
FICS - "Fellow Of the International College Of Surgeon" FIHA -
"Fellows Indonesian Heart Association"
Tambahan gelar lainnya: DPM - "Doctor of Pediatric Medicine"
FAAEM - "Fellow of the American Academy of Emergency Medicine"
FAAFP - "Fellow of the American Academy of Family Physicians"
spesialis di bidang "dokter keluarga" FACE - "Fellow of the
American College of Endocrinology" FACEP - "Fellow of the American
College of Emergency Physicians" FACFAS - "Fellow of the American
College of Foot and Ankle Surgeons" FACOG - "Fellow of the American
College of Obstetrics and Gynecologists" FCCP - "Fellow of the
American College of Chest Physicians" Dalam ilmu penyakit dalam,
terdapat 12 sub-spesialis, diantaranya: Alergi-Immunologi Klinik
(Sp.PD-KAI) Gastroenterologi-Hepatologi (Sp.PD-KGEH) Geriatri
(Sp.PD-KGer) Ginjal-Hipertensi (Sp.PD-KGH) Hematologi - Onkologi
Medik (Sp.PD-KHOM) Hepatologi (Sp.PD-KH) Kardiovaskular (Sp.PD-KKV)
Endokrin-Metabolik-Diabetes(Sp.PD-KEMD) Psikosomatik (Sp.PD-KPsi)
Pulmonologi (Sp.PD-KP) Reumatologi (Sp.PD-KR) Penyakit
Tropik-Infeksi (Sp.PD-KPTI) Terdapat 14 sub-spesialis ilmu
kesehatan anak, antara lain: Alergi Imunologi Endokrinologi
Gastro-Hepatologi Hematologi Onkologi Infeksi & Pediatri Tropis
Kardiologi Nefrologi Neurologi Nutrisi & Penyakit Metabolik
Pediatri Gawat Darurat Pencitraan Perinatologi Respirologi Tumbuh
Kembang Ped. Sosial Terdapat 9 sub-spesialis THT-KL, antara lain:
Otologi Neurotologi Rinologi Laringo-Faringologi Onkologi Kepala
Leher Plastik Rekonstruksi Bronkoesofagologi Alergi Imunologi THT
Komunitas Sub-spesialis dalam bidang anestesiologi dan reanimasi,
diantaranya: Perawatan Intensif/ICU (Sp.An-KIC) Anestesi Bedah
Jantung, torax dan kardiovaskuler Klinik nyeri Regional analgesi
Anestesi bedah saraf Anestesi pediatrik Anestesi bedah umum
Sub-spesialis dalam bidang kulit dan kelamin, antara lain: Infeksi
Menular Seksual, Herpes, Dermatosis, Bedah Kulit. Sub-spesialis
dalam ilmu bedah, antara lain: Bedah Digestif (SpB.KBD) Bedah
Onkologi (SpB(K)Onk) Bedah Plastik Bedah Anak Bedah Vaskuler Bedah
Toraks dan Kardiovaskuler Bedah Urologi Bedah Saraf Bedah Ortopedi
dan Traumatologi Bedah Umum Sub-spesialis dalam Pulmonologi dan
Ilmu Kedokteran Respirasi (Paru) , antara lain: Infeksi Onkologi
Toraks Asma dan PPOK Pulmonologi Intervensi dan Gawat Darurat Napas
Faal Paru Klinik Paru Kerja dan Lingkungan Imunologik klinik
Gelar Magister M.Kes - Magister Kesehatan M.Ked - Magister
Kedokteran M.Pd.Ked - Magister Pendidikan Kedokteran M.Kesja -
Magister Kesehatan Kerja MMR - Magister Manajemen Rumah Sakit MARS
- Magister Administrasi Rumah Sakit MKK - Magister Kedokteran Kerja
MKK - Magister Kedokteran Klinik M.Biomed - Master Ilmu Biomedik
(Kedokteran Dasar)
Perguruan Tinggi yang Menyediakan Pendidikan
SpesialisDiIndonesia, hingga sekarang terdapat sedikitnya
15perguruan tinggiyang menyediakan program pendidikan dokter
spesialis, yakni: Universitas Syiah Kuala,Banda Aceh Universitas
Sumatera Utara,Medan Universitas Andalas,Padang Universitas
Riau,Pekanbaru Universitas Sriwijaya,Palembang Universitas
Indonesia,Jakarta Universitas Padjajaran,Bandung Universitas
Diponegoro,Semarang Universitas Negeri Sebelas Maret,Surakarta
Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta Universitas Airlangga,Surabaya
Universitas Brawijaya,Malang Universitas Udayana,Denpasar
Universitas Sam Ratulangi,Manado Universitas
Hasanuddin,Makassar
Persyaratan PPDS Setiap Program Studi FKUIBagi teman sejawat
baik dari UI maupun Non UI yang tertarik untuk mendaftar PPDS di
UI, berikut saya sampaikan persyaratan umum secara singkat
masing-masing Departemen:
Program StudiPersyaratan
1Anestesiologi (Anestesi) Usia < 35 tahun TOEFL > 450
2Ilmu Bedah (Bedah Umum) Usia Calon 35 tahun IPK (Profesi
Dokter) min 2,75 TOEFL minimal 500 dari LIA Pramuka ATLS
3Ilmu Penyakit Dalam (IPD/Interna) Usia Calon Reguler 35 tahun;
Perluasan 40 tahun IPK (Profesi Dokter) min 2,5 TOEFL minimal 500
(test di Program Studi)
4Ilmu Kesehatan Anak (IKA/Pediatri) Usia Calon Reguler < 35
tahun; Perluasan < 40 tahun IPK (Profesi Dokter) min 2,7 TOEFL
500 (test di Program Studi) Pengalaman dokter Klinik minimal 6
bulan
5Obstetri & ginekologi (Obgin) Usia Calon Reguler 35 tahun;
40 tahun TNI/POLRI, Staf akademik, Pemda, RS Negeri/Swasta,
Perluasan IPK (Profesi Dokter) 2,75 TOEFL (Ujian Internal) Surat
keterangan telah bekerja sebagai dokterpraktek minimal 6 bulan dari
dikeluarkannya SIP Tidak boleh melamar lebih dari 2 kali Sertifikat
ACLS yang berlaku 2 tahun
6Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi) Usia Calon Reguler < 36
tahun; 40 tahun untukprogram perluasan atau berasal dari TNI/POLRI,
Staf pengajar,Pemda, BUMN IPK min 2,75 TOEFL min 500 Pengalaman
kerja di bidang kedokteran dan non kedokteran
7Ilmu Kedokteran Jiwa (Psikiatri) Usia Calon Reguler < 35
tahun; tubel/perluasan 35 tahun TOEFL min 500 dengan sertifikat LIA
atau LBI UI Tidak boleh melamar lebih dari 2 kali
8Ilmu Kesehatan Mata Usia Calon Maksimal 35 tahun IPK (Profesi
Dokter) min 2,75 TOEFL min 500 Pengalaman kerja sebagai dokter umum
1 tahun Bagi peserta wanita saat seleksi tidak sedang hamil
9Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Usia calon 35 tahun (saat
mulai pendidikan) IPK (Profesi Dokter) 2,5 TOEFL 500 Pengalaman
kerja sebaga dokter umum 1 tahun Lulus ujian saringan lainnya
10Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorok (THT) Usia calon
< 35 tahun IPK (Profesi Dokter) min 2,75 TOEFL min 500 Tidak
boleh melamar lebih dari 2 kali Pengalaman kerja 2 tahun bagi calon
peserta pasca PTT
11Ilmu Penyakit Jantung & Pembuluh Darah (Kardiologi) Usia
Calon 35 tahun kecuali untuk program perluasan atau berasal dari
TNI/POLRI atau Staf pengajar yang dikirim oleh lembaga perguruan
tinggi negeri (PTN) atau swasta (PTS) IPK (Profesi Dokter) 2,75
TOEFL 500 (lembaga yang ditunjuk oleh Prodi. IPJ dan PD FKUI)
Pengalaman kerja sebagai dokter umum 1 tshun Hasil pemeriksaan
audiologi (pendengaran) normal Surat keterangan bebas buta warna
Sertifikat ACLS yang diperoleh 1 tahun terakhir
12Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi Usia calon
maksimal 35 TOEFL min 400
13Radiologi Usia < 36 tahun termasuk HANKAM IPK min 2,75
untuk lulusan > tahun 2006; min 2,5 untuk lulusan < tahun
2006 TOEFL Reguler min 450; Tubel min 400 berdasarkan test kolektif
di LIA Pramuka Untuk semua peserta baru PPDS Sp-1 Radiologi TOEFL I
< 500 harus mengikuti pendidikan tambahan TOEFL I
14Ilmu Kedokteran Forensik Usia Calon 35 tahun IPK (Profesi
Dokter) min 2,5 TOEFL min 500 Pengalaman Kerja sebagai dokter umum
min 1 tahun
15Patologi Anatomik (PA) Usia Calon Reguler < 36 tahun (saat
seleksi administrasi di FKUI), TNI/POLRI, Perluasan, staf Pengajar
Negeri (PTN) atau Swasta (PTS), Pemda, BUMN, RS Swasta < 40
tahun IPK (Profesi Dokter) 2,5 TOEFL 500 (TOEFL Internasional/
TOEFL Institusional yang diakui), IELTS 6,0 Memiliki pengalaman
kerja di fasilitas pelayanan kesehatan minimal selama 1 tahun
16Patologi Klinik (PK) Usia Calon < 35 tahun saat seleksi di
FKUI IPK (Profesi Dokter) > 2,5 TOEFL min 450 TOEFL min 500
serta mampu berbahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan bagi
calon pelamar dari Luar Negeri Mengikuti tes akademik dan
wawancara
17Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi Usia Calon 35 tahun IPK 2,75
TOEFL min 500 dari LIA dan LBI UI Sertifikat ATLS
18Urologi Usia Calon 35 tahun reguler dan 40 tahun perluasan IPK
2,75 TOEFL min 500 dari LIA Pramuka Tidak melamar lebih dari 2
kali
19Ilmu Bedah Syaraf (Neurosurgery) Usia Calon 36 tahun IPK
(Profesi Dokter) min 2,75 TOEFL min 525 Pengalaman kerja sebagai
dokter umum minimal 1 tahun Excellent Nationality
20Ilmu Rehabilitasi Medik Usia Calon Reguler/Tubel < 36
tahun; Perluasan < 40 tahun (saat seleksi administrasi di FKUI)
IPK min 2,75 TOEFL min 450 Memiliki pengalaman kerja minimal 1
tahun di fasilitas pelayanan kesehatan menjalani profesi sebagai
dokter umum Membuat surat lamaran khusus ditujukan ke KPS Surat
pernyataan dukungan moril & finansial Pernyataan bersedia
menunda kehamilan (2 semester berturut-turut) dan tidak cuti selama
12 bulan pertama
21Ilmu Bedah Plastik Usia Calon 35 tahun IPK (Profesi Dokter)
2,75 TOEFL > 500 (harus sudah disertakan saat awal pemberkasan
di PDPT/CHS) Sertifikat ATLS dilampirkan saat pemberkasan Pernah
membuat tulisan ilmiah setelah lulus dokter dan pernah sebagai
peneliti atau membantu penelitian (mendapat poin tinggi) Pernah
mengikuti pelatihan/terpapar pada kegiatan yang berhubungan dengan
bedah plastik (mendapat poin tinggi) Membuat pernyataan tidak
pernah berhenti dari program studi lain karena alasan afektif
(perilaku) Membuat pernyataan belum pernah dinyatakan gagal seleksi
calon PPDS Ilmu Bedah Plastik di FKUI maupun FK Unair
22Ilmu Kedokteran Olahraga Usia Calon < 40 tahun TOEFL >
500 Memiliki kemampuan berkomunikasi Mampu bekerjasama dalam
kelompok
23Mikrobiologi Klinik Usia Calon min 40 tahun IPK (Profesi
Dokter) min 2,75 TOEFL min 500
24Farmakologi Klinik Usia 45 tahun IPK (Profesi Dokter) 2,5
TOEFL 450
25Kedokteran Okupasi Usia 40 tahun IPK 2,7 (lulusan dokter); 3,0
(Lulusan Magister Kedokteran Kerja/Dokter Industri) TOEFL min 500
Pengalaman kerja sebagai dokter selama 3 tahun bagi lulusan
Magister Lulus Psikotes dan Wawancara Motivasi
26Ilmu Bedah Toraks Kardiovaskular (BTKV) Usia calon 35 tahun
reguler dan 40 tahun perluasan IPK 2,75 Tidak melamar lebih dari 2
kali
27Onkologi Radiasi (Radioterapi) Usia calon 35 tahun reguler dan
40 tahun perluasan IPK 2,5 TOEFL min 450 Melamar hanya 1 kali
28Gizi Klinik Usia waktu pendidikan dokter spesialis < 35
tahun untuk reguler dan < 45 tahun bagi non reguler &
instansi pemerintah IPK Magister Gizi 2,75 TOEFL prediction min 450
Surat keterangan sehat dari PKM FKUI dan status gizi dari
Departemen Gizi FKUI SKKB dari POLRI
29Parasitologi Klinik IPK 2,75 TOEFL 450 Calon peserta yang
sudah magister parasitologi diperhitungkan nilai kredit
magisternya
30Akupunktur Medik Usia calon Reguler max 35 tahun, dan max 4o
tahun bagi perluasan/ peserta yang dikirim dari instansi
pemerintah, TNI/POLRI maupun Perguruan Tinggi, sejak perkuliahan
pertama dimulai TOEFL min 450 Bagi yang bekerja, melampirkan surat
ijin dan surat Tugas Belajar resmi dari kepala institusi tempat
bekerja. Lulus ujian seleksi baik tertulis dan wawancara
Persyaratan Khusus: Calon Peserta rata-rata hanya boleh melamar
2 (dua) kali di Program Studi yang sama, tidak perlu
berturutan.Nilai Tambah Untuk Dipertimbangkan: Usia calon Indeks
Prestasi Kumulatif Pengalaman kerja di bidang kedokteran Pengalaman
kerja di bidang non kedokteran Prestasi/kegiatan selama mahasiswa
Prestasi/kegiatan setelah lulus/setelah bekerja Hal-hal lainnya
Perjalanan Panjang Mahasiswa Kedokteran
1. Kuliah FakultasKedokteranUmumBung, kalau Anda berpikir untuk
menjadi dokter spesialis akan langsung menempuh
kuliahkedokteransesuai bidang spesialis yang Anda minati, maka Anda
salah. Karena, kuliahkedokteranselalu dimulai dari tahap dokter
umum. Ibaratnya, dokter umum itu sama dengan S1, sedangkan dokter
spesialis sama dengan S2.Tahap Kuliah diKedokteranUmum ini ditempuh
minimal 3,5 tahun. Setelah lulus, Anda akan mendapatkan gelar
SarjanaKedokteran(S.Ked). Dalam tahap ini Anda akan dibekali dengan
pengetahuankedokteransecara umum. Anda belum menyentuh pasien sama
sekali. Kecuali pada saat skill lab (pelatihan keterampilan skill
dokter), Anda akan dilatih untuk menyentuh prototipe pasien (berupa
boneka/manikin, atau teman Anda sendiri). Misal, saat skill lab ada
pelatihan suntik, jadi Anda akan bergantian menyuntik teman Anda,
dan Anda akan disuntik oleh teman Anda.Setelah bergelar
SarjanaKedokteran, Anda masih belum boleh buka praktek. Karena,
Anda sama sekali tidak bergelar dokter. Dan Anda sama sekali masih
belum punya skill untuk menangani pasien secara langsung.Anda boleh
hanya berhenti sampai tahap S.Ked lalu melanjutkan S2. Tapi S2 yang
Anda ambil hanya terbatas pada ilmu lain di
luarkedokteranspesialis. Misal seperti S2 Kesehatan Masyarakat dan
lainnya yang tidak berkenaan dengan
spesialistikkedokteran(spesialis Anak, Obsgyn, dan lainnya).Anda
juga bisa melamar menjadi dosen pasca SarjanaKedokteran. Jadi Anda
tidak perlu melanjutkan Pendidikan Profesi untuk memperoleh gelar
Dokter. Tapi, jaman sekarang, sangat sulit mencari pekerjaan
menjadi dosen hanya dengan titel SarjanaKedokteran. Ya, tapi itu
kembali lagi kepada pilihan hidup Anda.2. Pendidikan Profesi Dokter
Umum (Koass)Pada tahap ini, Anda akan melewati tahap terberat dari
seluruh tahap pendidikankedokteran.Tahap ini dapat dilewati minimal
2 tahun (itu kalau Anda memiliki nasib yang beruntung, etika yang
mutlak harus bagus, dan otak yang encer). Di tahap inilah Anda
mulai memegang pasien secara langsung, dan Anda mutlak harus
menerapkan ilmukedokteranyang Anda dapat selama 3,5 tahun pada
tahap S.Ked langsung kepada pasien.Bisa dibayangkan jika dalam 3,5
tahun S.Ked Anda tidak serius belajar, maka saat Koass, Anda pasti
keteteran. Maka jangan pernah menganggap remeh kuliah dikedokteran.
Sekali Anda keteteran di tahap awal, maka di tahap berikutnya Anda
pun akan terseok-seok. Kecuali, Anda bisa belajar dengan begitu
gigih di tahap ini untuk memperbaiki kesalahan Anda di tahap
S.Ked.Perlu diketahui, di tahap Koass, yang paling diutamakan
adalah Etika, Etika, dan Etika. Apabila Anda merasa diri Anda sudah
cukup sopan, tapi belum tentu Anda dianggap sopan oleh para dokter
senior yang membimbing Anda selama Koass. Itu artinya, sopan saja
tidak cukup, tetapi Anda harus Sangat Sangat Sopan (S3).Jangan
pernah berpikir jika Andainginmenjadi preman, bertindak seenaknya
saat jadimahasiswakedokteran. Maaf, jika Anda berpikir demikian,
Anda harus segera mengurungkan niat Anda untuk menjadi seorang
dokter. Dapatsayapastikan, jika Anda sengak, eror, tidak beretika,
meskipun Anda jenius seperti Einstein, Anda tidak akan pernah lulus
menjadi seorang dokter. Sudah dapatsayapastikan Anda akan menjadi
bulan-bulanan para dokter senior saat tahap Koass.Kenapa Etika
begitu penting dan di atas segala-galanya? Karena, kemampuan Anda
berbuat S3 (Sangat Sangat Sopan) saat Koass dapat menjadi paramater
bagaimana Anda bersikap saat menjadi dokter kelak. Jika saat koass
saja Anda sudah tidak beretika, apalagi ketika Anda menjadi dokter
dan menangani pasien Anda. Ingat, dokter itu adalah pekerjaan
mulia, dan diperlukan orang yang berakhlak mulia pula dalam
melakukan pekerjaan ini. Gak ada tuh yang namanya
anakkedokteranrusuh, gondrong, rusak.
3. Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI)Baik, jika Anda sudah
berhasil melewati Koass (yang merupakan tahap tersulit), maka Anda
harus mengikuti tahap berikutnya yaitu UKDI. Anda sudah UAN khan?
UAN adalah ujian nasional untuk kelulusan SMA. DiKedokteranpun
mengenal hal demikian. Anda bisa mendapat gelar dokter, jika dan
hanya jika Anda lulus UKDI.Jangan Anda bayangkan UKDI itu semudah
UAN. Maaf jikasayaharus mengatakan bahwa UAN itu mudah. Karena
memang pada kenyataannya UAN memiliki kualitas soal yang sangat
dasar, yang sebetulnya alangkah malunya bangsa kita jika saat UAN
pun harus mencontek. Baiklah kembali ke topik, yaitu
UKDI.Dapatsayapastikan, soal UKDI akan sangat teramat sulit. Dan
dapatsayapastikan pula, setiap UKDI pasti
adamahasiswakedokteranyang tidak lulus dan akhirnya tertunda untuk
mendapat gelar dokter.Itulah mengapa untuk masuk
FakultasKedokteranUmum diperlukan standar yang tinggi. Gak
sembarangan orang bisa masuk (kecuali Anda masuk lewat jalur jalur
hitam yang sebetulnya akan merugikan diri Anda sendiri). Sebelum
Anda masukkedokteran,sayasarankan agar Anda membenahi diri. Jika
Anda memang berniat kuat, maka belajarlah sungguh sungguh. Buatlah
diri Anda memiliki standar yang memang pantas untuk
masukkedokteran. Masalahnya, jika Anda tidak memiliki standar yang
pantas, dan Anda kebetulan saja (atau lewat jalur hitam) bisa
masukkedokteran, diri Anda sendiri yang akan rugi. Apakah Anda mau
berlama lama kuliah dikedokteransampai tua dan tidak lulus
lulus?Sayaperingatkan, kuliah dikedokteranitu BERAT, Bung.Mungkin
Anda bisa lolos di tahap S.Ked dan Koass. Tapi, tahap UKDI, belum
tentu. Justru di tahap inilah penentu segalanya (seperti UAN saat
SMA).SIstem UKDI adalah : Anda akan menjawab soal lewat komputer.
Setiap soal anda diberi waktu 1 menit. Ketika 1 menit berlalu, soal
akan langsung berubah ke soal berikutnya. Dan, Anda tidak bisa
kembali ke soal sebelumnya.Susah khan? Dan ditambah lagi, setiap
soal itu merupakan soal analisa kasus. Yang sangat kompleks. Yang
tidak bisa Anda jawab hanya dengan kemampuan menghafal. Tapi, jika
selama tahap S.Ked dan Koass anda lalui dengan baik dan dengan
giat, maka Anda tidak akan kesusahan melewati UKDI ini.4. Sumpah
DokterJika Anda dinyatakan lulus UKDI, maka Anda mengikuti Sumpah
Dokter. Dengan prosesi Sumopah Dokter inilah maka Anda akan resmi
bergelar dokter umum. Itu baru dokter umum, Bung. Sampai tahap ini
pun Anda belum mendapat izin praktek. Masih ada tahap berikutnya
yang harus Anda lalui agar Anda bisa praktek (baik di tempat
pribadi maupun di klinik).
5. InternshipInternship dilalui selama 1 tahun. Terdiri dari 8
bulan Rumah Sakit, dan 4 bulan di Puskesmas.Selama internship, Anda
dituntut untuk menangani kasus dalam jumlah tertentu. Misal, Anda
harus menangani 100 kasus diare dalam 1 tahun (dan kasus lainnya
dengan jumlah yang berbeda beda), maka Anda akan dinyatakan lulus
internship. Jika dalam 1 tahun Anda tidak mendapat 100 kasus diare,
maka Anda tidak lulus Internship, dan harus memperpanjangInternship
Anda sampai Anda memenuhi jumlah kasus yang seharusnya.Setelah
lulus Internship, alhamdulillah, artinya Anda sudah bisa membuka
praktek. Tapi sebetulnya banyak surat2 yang harus diurus untuk
membuka praktek ini, tapi tidak akansayajelaskan disini, karena
nanti Anda akan tahu sendiri setelah Anda kuliah dikedokteran.
6. Pegawai Tidak Tetap (PTT)Tahap ini tidak wajib. Tapi, bagi
Anda yanginginmengambil program spesialis maka Anda sangat
disarankan untuk melalui tahap ini. Biasanya PTT selalu diambil di
daerah terpencil. Mengapa harus PTT di daerah terpencil?Sebab,
beberapa universitas besar seperti UI, UGM, sangat memprioritaskan
dokter yang sudah punya pengalaman PTT untuk mengambil spesialis di
almamater mereka. Jadi, jika Anda berniat mengambil program
spesialistik, sebaiknya Anda harus PTT. Meskipun tidak mutlak, tapi
dengan jalan inilah akan membuka peluang Anda untuk bisa mengambil
pendidikan spesialis. Biasanya, PTT ini dilalui selama 1-2 tahun.
Gaji-nya pun tergolong besar. Jika Anda mengambil di tempat
terpencil, biasanya Anda akan menerima gaji pokok sebesar 3 juta
dan tunjangan sebesar 4 juta (Total 7 juta per bulan).
7. Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)Jika Anda sudah PTT
daninginmengambil spesialis, maka segeralah persiapkan diri Anda
untuk mengikuti PPDS. Setiap jurusan PPDS memiliki jangka waktu
pendidikan yang berbeda beda. Tapi, untuk tahap PPDS ini sangat
teramat banyak syarat mutlak yang harus Anda penuhi. Misal, TOEFL
minimal 550, IPK minimal 3,0, dan lain lainnya.Sayarasa, untuk
tahap inisayatidak perlu menjelaskanpanjanglebar. Karena, Anda akan
tahu dengan sendirinya ketika Anda sudah menjadi bagian dari
keluarga besar FakultasKedokteran.