Top Banner
DISERTASI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN PELATIHAN FISIK MENURUNKAN STRES OKSIDATIF PADA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) SELAMA AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL I NYOMAN ARSANA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014
167

EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

Dec 30, 2016

Download

Documents

leque
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

DISERTASI

EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS(Garcinia mangostana L.) DAN PELATIHAN FISIK

MENURUNKAN STRES OKSIDATIF PADA TIKUSWISTAR (Rattus norvegicus) SELAMA

AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL

I NYOMAN ARSANA

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2014

Page 2: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

ii

DISERTASI

EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS(Garcinia mangostana L.) DAN PELATIHAN FISIK

MENURUNKAN STRES OKSIDATIF PADA TIKUSWISTAR (Rattus norvegicus) SELAMA

AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL

I NYOMAN ARSANA

NIM : 1090271004

PROGRAM DOKTORPROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2014

Page 3: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

iii

EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS(Garcinia mangostana L.) DAN PELATIHAN FISIK

MENURUNKAN STRES OKSIDATIF PADATIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) SELAMA

AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL

Disertasi untuk Memperoleh Gelar Doktorpada Program Doktor, Program Studi Ilmu Kedokteran,

Program Pascasarjana Universitas Udayana

I NYOMAN ARSANA

NIM : 1090271004

PROGRAM DOKTORPROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR2014

Page 4: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

iv

Page 5: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

v

Disertasi Ini Telah Dinilai Pada Ujian Tertutup

Tanggal : 7 Januari 2014

Panitia Penguji Disertasi Berdasarkan SK Rektor

Universitas Udayana No: 0055/UN14.4/HK/2014 Tanggal. 3 Januari 2014

Ketua : Prof. dr. Nyoman Agus Bagiada, Sp.Biok

Anggota :

1. Prof. Dr. dr. N. Adiputra, MOH

2. Prof. Dr. dr. J. Alex Pangkahila, M.Sc.Sp.And

3. Prof. Dr. Ir. Ida Bagus Putra Manuaba, M.Phil

4. Prof. Dr. Ir. I Wayan Kasa, M.Rur.Sc

5. Prof. Dr. Ir. I Made Narka Tenaya, MS.

6. Prof. Dr. Ni Putu Ristiati, M.Pd

7. Dr. dr. I Wayan Putu Sutirta Yasa, M.Si

Page 6: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

vi

Page 7: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sanghyang Widi Wasa karenaatas Asung Wara Nugraha-Nya Penulis dapat menyelesaikan disertasi yangberjudul “Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dan PelatihanFisik Menurunkan Stes Oksidatif Pada Tikus Wistar (Rattus norvegicus) SelamaAktivitas Fisik Maksimal”, tepat pada waktunya.

Disertasi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, arahan, serta bantuan darisemua pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Prof. Dr. dr. N. Adiputra,MOH, selaku Promotor yang dengan penuh perhatian telah memberikandorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti programdoktor, khususnya dalam penyelesaian disertasi ini. Terima kasih sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. dr. J. Alex Pangkahila, M.Sc.Sp.And selaku Kopromotor I, serta Prof. Dr. Ir. Ida Bagus Putra Manuaba, M.Philselaku Kopromotor II, yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telahmemberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana Prof.Dr. dr Ketut Suastika, Sp.PD-KE. atas kesempatan dan fasilitas yang diberikankepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Doktordi Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada DirekturProgram Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K), atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswaProgram Doktor pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupapula penulis ucapkan terima kasih kepada Asdir I yang dijabat oleh Prof. Dr.Made Budiarsa, M.A., dan Asdir II yang dijabat oleh Prof. Made SudianaMahendra, Ph.D, serta Ketua Program Studi Ilmu Kedokteran yang dijabat olehDr. dr. I Wayan Putu Sutirta Yasa, M.Si atas ijin yang diberikan kepada penulisuntuk mengikuti pendidikan program Doktor. Pada kesempatan ini, penulis jugamenyampaikan rasa terima kasih kepada Dr. Ida Bagus Dharmika, MA, selakuRektor Universitas Hindu Indonesia, Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sucipta, M.P selakuKoordinator Kopertis Wilayah VIII Denpasar, atas ijin yang diberikan sehinggapenulis dapat melanjutkan pendidikan di Program Doktor Universitas Udayana.

Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada parapenguji disertasi, yaitu Prof. Dr. Ir. I Wayan Kasa, M.Rur.Sc, Prof. dr. NyomanAgus Bagiada, Sp.Biok. Prof. Dr. Ir. I Made Narka Tenaya, MS., Prof. Dr. NiPutu Ristiati, M.Pd, dan Dr. dr. I Wayan Putu Sutirta Yasa, M.Si, yang telahmemberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga disertasi ini dapatterwujud seperti ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnyakepada Pemerintah Republik Indonesia c.q, Menteri Pendidikan dan Kebudayaanmelalui Tim Managemen Program Doktor yang telah memberikan bantuanfinansial dalam bentuk BPPS serta bantuan dana penelitian dalam bentuk HibahBersaing Tahun 2013 sehingga meringankan beban penulis dalam menyelesaikanstudi ini.

Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yangtulus disertai penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah membimbing

Page 8: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

viii

penulis, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Juga kepada semuateman-teman di Program Studi S3 Ilmu kedokteran khususnya angkatan 2010yang telah memberikan semangat dan kekuatan baru dalam menyelesaikanpendidikan ini.

Akhirnya penulis ucapkan terima kasih kepada Ayah dan Ibunda tercinta; INengah Wedera (alm.) dan Ni Ketut Mirti, yang telah mengasuh danmembesarkan penulis, memberikan dasar-dasar berpikir logik dan suasanademokratis sehingga tercipta lahan yang baik untuk berkembangnya kreativitas.Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada isteri tercinta Ni Luh Ayu Tirta,serta anak-anak tersayang; Putu Cyndi Ariesta Satyawati, Made PranajayaDibyacita, dan Komang Pranacita Kartajaya, yang dengan penuh pengorbanantelah memberikan kesempatan untuk lebih berkonsentrasi menyelesaikandisertasi ini.

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-Nyakepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian disertasiini, serta kepada kita semua.

Denpasar, Februari 2014

I Nyoman Arsana

Page 9: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

ix

ABSTRAK

EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DANPELATIHAN FISIK MENURUNKAN STRES OKSIDATIF PADA TIKUSWISTAR (Rattus norvegicus) SELAMA AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL

Stres oksidatif merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan antara produksiradikal bebas atau Reactive oxygen species (ROS) dengan antioksidan, di manakadar radikal bebas lebih tinggi dibandingkan antioksidan. Salah satu penyebabstres oksidatif adalah aktivitas fisik maksimal. Stres oksidatif dapat dikurangidengan pemberian antioksidan. Salah satu sumber antioksidan adalah kulit buahmanggis (Garcinia mangostana L). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiperan ekstrak kulit buah manggis dan pelatihan fisik dalam menurunkanMalondialdehyde (MDA), meningkatkan Superoxide dismutase (SOD), danGlutathione Peroxidase (GPx) pada tikus Wistar (Rattus norvegicus) selamaaktivitas fisik maksimal.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuanFaktorial 6 x 2 dengan empat kali ulangan sehingga terdapat 48 unit penelitian.Setiap unit terdiri atas satu sampel sehingga diperlukan 48 ekor tikus. Perlakuanpertama adalah ekstrak kulit buah manggis dengan dosis: 0; 50; 100; 200; 300,dan 400 mg/kgbb/hari selama empat minggu. Perlakuan kedua adalah pelatihanfisik yaitu; tanpa pelatihan fisik dan dengan pelatihan fisik. Pada akhir penelitiandilakukan pengukuran terhadap kadar MDA, SOD dan GPx darah. Data dianalisisdengan Generalized Linear Model (GLZ), regresi kuadratik, dan analisis jalur.Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Universitas Hindu Indonesia,Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian UniversitasUdayana, dan di Laboratorium Pangan-Gizi Pusat Antar Universitas, UGM.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar MDA, SOD, dan GPxberbeda secara signifikan (p<0,05) setelah pemberian ekstrak maupun setelahpelatihan fisik. Ekstrak dan pelatihan fisik secara bersama-sama jugamenunjukkan pengaruh yang signifikan (p<0,05). Namun demikian, pada dosis 0sampai dengan 300 mg/kg bb, MDA tercatat lebih tinggi sementara SOD dan GPxlebih rendah secara signifikan (p<0,05) pada pelatihan fisik dibandingkan tanpapelatihan. Sedangkan pada dosis 400 mg/kg bb MDA tercatat lebih rendah(p>0,05), sementara SOD dan GPx terdeteksi lebih tinggi secara signifikan(p<0,05) pada pelatihan fisik dibandingkan tanpa pelatihan.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa pelatihan fisik dengan ekstrak kulitbuah manggis dapat menurunkan stres oksidatif melalui penurunan MDA, sertapeningkatan baik SOD dan GPx.

Kata Kunci: Garcinia mangostana L, Pelatihan fisik, Stres oksidatif, MDA,SOD, dan GPx.

Page 10: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

x

ABSTRACTS

MANGOSTEEN (Garcinia mangostana L.) RIND EXTRACT ANDPHYSICAL TRAINING REDUCE OXIDATIVE STRESS IN WISTAR

RATS (Rattus norvegicus) DURING MAXIMUM PHYSICAL ACTIVITY

Oxidative stress is a condition caused by the imbalance between theproduction of free radicals or ROS and the antioxidants; the level of free radicalsis higher than the antioxidants. The maximum physical activity is one of thecauses of this oxidative stress. However, it can be reduced by antioxidants foundis mangosteen rind (Garcinia mangostana L). Therefore, due to this concern, thisstudy aims at investigating the role of the extract of mangosteen rind and thephysical training in reducing MDA, increasing SOD and GPx during a maximumphysical activity.

In this study, a randomized block design was utilized with 6 x 2 factorialpatterns in four times of repetitions, as the result, there were 48 research units.Every unit consisted of one sample so that overall there were 48 rats as researchsubjects. The first experiment was the treatments using the extract of themangosteen rind by determining the following dosages; 0, 50, 100; 200; 300, and400 mg/kg of bodyweight/day for four weeks. The second was the treatments bythe physical training; without and with the physical training. In the end of theresearch, the assessment to the contents of MDA, SOD and GPx of blood wasconducted. The data then was analyzed by utilizing the Generalized Linear Model(GLZ), quadratic regression and path analysis. The experiment was conducted atthe Biology Laboratory of Hindu Indonesia University, the Agricultural ProductTechnology Laboratory of Udayana University, and Center of Inter-UniversityFood-Nutrition Laboratory of UGM.

As a results, it was found that the average level of MDA, SOD and GPxcontents differ significantly (p<0.05) after the extracts has been given as well asafter the physical training. The extracts and the physical training concurrentlyshowed a significant effect (p<0.05). Nonetheless, from 0 to 300 mg/kg ofbodyweight dosages it was recorded that MDA is in the higher level while SODand GPx are in the lower level significantly (p<0.05) if with physical training thanwithout physical training. However, by giving 400 mg/kg of bodyweight dosages,it was recorded MDA is lower (p>0.05), while SOD and GPx are highersignificantly (p<0.05) if with physical training than if without physical training.

In general, it could be concluded that the physical training combined withthe extract of mangosteen rind reduce oxidative stress by the reduction of MDAand the increasing of SOD and GPx.

Keywords: Garcinia mangostana L, Physical Training, Oxidative Stress, MDA,SOD, and GPx.

Page 11: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

RINGKASAN

EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DANPELATIHAN FISIK MENURUNKAN STRES OKSIDATIF PADA TIKUSWISTAR (Rattus norvegicus) SELAMA AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL

Stres oksidatif merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan antara produksiradikal bebas atau ROS dengan antioksidan, di mana kadar radikal bebas lebihtinggi dibandingkan antioksidan. Radikal bebas dapat berasal dari luar tubuh,dapat juga terbentuk di dalam tubuh sebagai bagian integral dari proses fisiologisseperti saat pembentukan energi dalam mitokondria melalui oksidasi fosforilasi.Sumber utama ROS dari dalam tubuh adalah oksidasi fosforilasi akibat melakukanaktivitas fisik maksimal. Selama aktivitas fisik, ROS terbentuk sebagai produksamping reaksi oksidasi fosforilasi untuk membentuk energi dalam bentukAdenosine TriPhosphate (ATP) dalam rantai transport elektron pada mitokondria.Proses tersebut membutuhkan O2, tetapi tidak semua O2 berikatan denganhidrogen untuk membentuk air, sekitar 4% s.d. 5% dari oksigen yang dikonsumsiberubah menjadi ROS.

Reactive oxygen species dapat diredam dengan pemberian antioksidan,namun demikian, pemberian antioksidan dalam olah raga masih belum mampumeningkatkan prestasi atlit. Antioksidan sintetis juga telah diyakini mempunyaiefek yang luas, sehingga saat ini ada kecenderungan masyarakat beralihmenggunakan bahan alami untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran fisiknyadan akibatnya eksplorasi bahan alami yang mempunyai kemampuan sebagaiantioksidan banyak dilakukan. Salah satu sumber antioksidan adalah kulit buahmanggis (Garcinia mangostana L). Namum demikian, penelitian secara invivokhususnya penggunaan ekstrak kulit buah manggis dalam olahraga masih relatifkurang. Kulit buah manggis yang berpotensi sebagai sumber antioksidan alamibelum dimanfaatkan secara optimal tetapi terbuang sebagai limbah pertanian. Jikalimbah tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal maka akan memberikan nilaitambah produk pertanian tersebut. Oleh karena itu, penggunaan ekstrak kulit buahmanggis sebagai sumber antioksidan dalam olahraga masih perlu diteliti lebihlanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ekstrak kulit buahmanggis dan pelatihan fisik dalam menurunkan MDA, meningkatkan SOD, danGPx pada tikus Wistar selama aktivitas fisik maksimal.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuanFaktorial 6 x 2 dengan empat kali ulangan sehingga terdapat 48 unit penelitian.Perlakuan pertama berupa ekstrak kulit buah manggis dengan dosis; 0; 50; 100;200; 300, dan 400 mg/kgbb/hari selama empat minggu. Perlakuan kedua adalahpelatihan fisik yaitu tanpa pelatihan fisik dan pelatihan fisik berupa renang 30menit, lima kali per minggu, selama empat minggu. Sampel berupa tikus wistarjantan umur 12 minggu dengan berat 216g s.d. 258g masing-masing satu ekorpada setiap unit penelitian. Variabel yang diamati yaitu MDA, SOD, dan GPxdarah yang diambil pada akhir penelitian. Data yang diperoleh dianalisis dengananalisis GLZ, regresi kuadratik, dan analisis jalur. Penelitian dilaksanakan di

Page 12: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

xii

Laboratorium Biologi Universitas Hindu Indonesia, Laboratorium Analisi HasilPertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana, dan LaboratoriumPangan-Gizi Pusat Antar Universitas, UGM.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit manggis dosis; 0; 50; 100;200; 300, dan 400 mg/kgbb/hari selama empat minggu menurunkan MDA,meningkatkan SOD, dan GPx secara signifikan (P<0,05). Rata-rata MDAberturut-turut 8,50±0,30; 7,50±0,26; 4,77±0,17; 3,91±0,14; 3,49±0,12, dan2,78±0,10 nmol/ml. Sedangkan, SOD berturut-turut 52,400,39; 57,620,42;63,900,47; 71,980,53; 75,900,56, dan 81,350,60%. Sementara itu, GPxberturut-turut 14,620,11; 16,410,12; 25,810,19; 29,100,21; 31,040,23, dan34,970,25 U/ml. Kondisi tersebut terjadi karena senyawa yang terkandung dalamekstrak kulit buah manggis, disamping bekerja sebagai antioksidan dengan caramendonorkan elektronnya kepada radikal bebas, juga dapat bekerja sebagaiinducer yang akan memicu ekspresi gen penyandi antioksidan melalui aktivasiNrf2. Pelatihan meningkatkan MDA, menurunkan SOD, dan GPx secarasignifikan (P<0,05). MDA meningkat dari 3,85±0,08 menjadi 5,88±0,12nmol/ml, SOD menurun dari 72,090,31 menjadi 61,170,26%, dan GPxmenurun dari 29,870,13 menjadi 19,430,08 U/ml. Ada indikasi bahwa takaranpelatihan yang tidak tepat, di mana intensitas pelatihan berlebih sementara durasikurang sehingga perlakuan tersebut lebih menyerupai olahraga akut yangmeningkatkan produksi radikal bebas. Kondisi tersebut tidak dapat dijadikansebagai mekanisme adaptasi untuk memicu ekspresi gen penyandi antioksidanmelalui aktivasi Nrf2. Ekstrak kulit buah manggis dan pelatihan fisik menurunkanMDA, meningkatkan SOD, dan GPx secara signifikan (P<0,05). Namundemikian, pada dosis 0 mg/kg bb sampai 300 mg/kg bb, MDA tercatat lebih tinggi(P<0,05) pada pelatihan fisik dibandingkan dengan tanpa pelatihan fisik,sedangkan pada dosis 400 mg/kg bb MDA tercatat lebih rendah pada pelatihanfisik dibandingkan dengan tanpa pelatihan fisik (P>0,05). Sementara itu, ekstrakdosis 0 mg/kg bb sampai 300 mg/kg bb menyebabkan SOD dan GPx lebih rendah(P<0,05) pada pelatihan fisik dibandingkan dengan tanpa pelatihan fisik, namunpada dosis 400 mg/kg bb SOD dan GPx terdeteksi lebih tinggi (P<0,05) padapelatihan fisik dibandingkan dengan tanpa pelatihan fisik. Hal inimengindikasikan bahwa terjadi interaksi antara pelatihan fisik dengan ekstrakkulit buah manggis untuk menimbulkan efek bersama yang menguntungkanyaitu menurunkan stres oksidatif melalui penurunan kadar MDA, peningkatanbaik SOD maupun GPx, di mana peran ekstrak lebih besar dibandingkanpelatihan fisik.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa pelatihan fisik disertai pemberianekstrak kulit buah manggis dapat menurunkan stres oksidatif melalui penurunanMDA, serta peningkatan baik SOD maupun GPx.

Page 13: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM…………………………………………………………… ii

PRASYARAT GELAR………………………………………………………. iii

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………… iv

PENETAPAN PANITIA PENGUJI …………………………………………. v

UCAPAN TERIMAKASIH…………………………………………………... vii

ABSTRAK…………………………………………………………………….. ix

ABSTRACT…………………………………………………………………… x

RINGKASAN…………………………………………………………………. xi

DAFTAR ISI…………………………………………………………………... xiii

DAFTAR TABEL………………………………………………………………xvi

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….. xvii

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG …………………………………xix

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xxi

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………..9

1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………...… 10

1.3.1 Tujuan umum…………………………………………………10

1.3.2 Tujuan khusus………………………………………………... 10

1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………......... 11

1.4.1 Manfaat teoritis…………………………………………......... 11

1.4.2 Manfaat praktis…………………………………………......... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………………. 12

2.1 Pelatihan Fisik………….…………………………………………...12

2.1.1 Metabolisme energi dalam olahraga…..…………………… 18

2.1.2 Manfaat olahraga bagi kesehatan ….……………………….20

2.2 Stres Oksidatif …………………………………………………….. 21

2.2.1 Reactive Oxygen Species (ROS)……………..…………….. 22

2.2.2 Antioksidan…………………………………………………27

Page 14: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

xiv

2.2.2.1 Superoxide dismutase ……….…………………….. 27

2.2.2.2 Glutathione peroxidase……….…………………… 28

2.3 Tinjauan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)……………….29

2.3.1 Aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah manggis………….. 35

2.4 Mekanisme Aktivasi Gen Penyandi Antioksidan………………….. 39

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN…………………….……………………………….. 48

3.1 Kerangka Berpikir……………………………….………………….48

3.2 Konsep Penelitian ..………………….…………………………….. 50

3.3 Hipotesis Penelitian………………………………..………………. 50

BAB IV METODE PENELITIAN…………………………………………... 52

4.1 Rancangan Penelitian……………………………….………………52

4.2 Populasi, Sampel, dan Unit Penelitian……………………………...52

4.2.1 Populasi……………………………………………..……….. 52

4.2.2 Kriteria sampel……………………………………….……….52

4.2.3 Unit penelitian …………………….………………………….53

4.3 Variabel Penelitian…………………………………………..……...54

4.3.1 Variabel bebas ……………………………………................. 54

4.3.2 Variabel tergantung …………………………………………. 54

4.3.3 Variabel kendali………………………………………………54

4.3.4 Hubungan antar variabel…………………………………….. 55

4.3.5 Definisi operasional variabel………………………………… 55

4.4 Bahan Penelitian…………………………………………………… 57

4.5 Alat Penelitian………………………………………………………57

4.6 Tempat Penelitian………………………………………………….. 57

4.7 Prosedur Penelitian………………………………………………… 58

4.8 Alur Penelitian……………………………………………………... 62

4.9 Analisis Data………………………………………………………..62

BAB V HASIL PENELITIAN……………………………………………... 65

5.1 Karakteristik Subjek Penelitian……………………………………. 65

Page 15: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

xv

5.2 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar Setelah Perlakuan

Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)…………. 65

5.3 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar

Setelah Pelatihan Fisik……………………………………………. 67

5.4 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus

Wistar Setelah Perlakuan Ekstrak Kulit buah manggis

(Garcinia mangostana L.) dan Pelatihan Fisik……………………. 67

5.5 Analisis Jalur Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar

Setelah Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia

mangostana L.) dan Pelatihan Fisik……………………………… 72

BAB VI PEMBAHASAN………………………………………………….. 76

6.1 Karakteristik Subjek Penelitian…………………………………… 76

6.2 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar

Setelah Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis

(Garcinia mangostana L.)………………………………………... 78

6.3 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar

Setelah Pelatihan Fisik……………………………………………. 83

6.4 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar

Setelah Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis

(Garcinia mangostana L.) dan Pelatihan Fisik……………………. 88

6.5 Analisis Jalur Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar

Setelah Suplementasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia

mangostana L.) dan Pelatihan Fisik……………………………… 91

6.6 Kebaharuan Penelitian (Novelty)…………………………………. 93

6.7 Keterbatasan Penelitian…………………………………………… 94

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN………………………………………. 95

7.1 Simpulan…………………………………………………………... 95

7.2 Saran-Saran………………………………………………………... 97

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 98

LAMPIRAN…………………………………………………………………… 107

Page 16: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Xanthon yang Diisolasi dari Kulit Buah Manggis

(Garcinia mangostana L)………………………………………………. 34

2.2 Kelompok Inducer dan Mekanisme Kerja ……………………………... 41

5.1 Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Manggis dan Pelatihan

Fisik Terhadap MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar…….............. 66

5.2 Rata-rata Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar

Setelah Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis………………………... 66

5.3 Rata-rata Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar

Setelah Pelatihan Fisik………………………………………………….. 67

5.4 Rata-rata Kadar MDA, SOD, dan GPx Setelah Perlakuan Ekstrak

Kulit Buah Manggis dan Pelatihan Fisik………………………………… 68

Page 17: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1. Tiga Sistim Pembentukan Energi dalam Otot………………………….. 19

2.2. Oksidasi Fosforilasi…………………………………………………….. 24

2.3. Mekanisme Pembentukan ROS dalam Mitokondria…………………… 25

2.4. Perubahan Hydrogen Peroxide Menjadi Air yang

Dikatalisis oleh GPx…………………………………………………… 28

2.5. Inti Xanthone dan Beberapa Golongan Xanthone……………………... 33

2.6. Mekanisme Aktivasi Nrf2/ARE oleh Senyawa Fitokimia…………….. 43

2.7. Mekanisme Aktivasi Nrf2/ARE oleh ROS…………………………….. 43

2.8. Struktur Domain Nrf2 ……….…………………………………………. 45

2.9. Struktur Domain Keap1……………………………………………….. 46

3.1. Konsep Penelitian………………………………………………….….. 50

4.1. Rancangan Penelitian…………………………………………………… 53

4.2. Hubungan antar Variabel Penelitian…………………………………… 55

4.3. Alur Penelitian……..………………………………………….…………62

5.1. Perkembangan Berat Badan Subjek Selama Penelitian……………….. 65

5.2. Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis dalam

Menurunkan Kadar MDA Darah Tikus Wistar dalam Kondisi

Tanpa Pelatihan Fisik ………………………………………… 69

5.3. Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis dalam

Meningkatkan Kadar SOD Darah Tikus Wistar dalam Kondisi

Tanpa Pelatihan Fisik …………………………………………………. 69

5.4. Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis dalam

Meningkatkan Kadar GPx Darah Tikus Wistar dalam Kondisi

Tanpa Pelatihan Fisik …………………………………………………. 70

5.5. Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis

dalam Menurunkan Kadar MDA Darah Tikus Wistar dalam Kondisi

Pelatihan Fisik…………………………………………………………. 70

Page 18: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

xviii

5.6. Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis dalam

Meningkatkan Kadar SOD Darah Tikus Wistar dalam Kondisi

Pelatihan Fisik………….……………………………………………… 70

5.7. Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis

dalam Meningkatkan Kadar GPx Darah Tikus Wistar dalam Kondisi

Pelatihan Fisik………….………………………………………………. 71

5.8. Hasil Analisi Jalur Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Manggis dan

Pelatihan Fisik Terhadap Kadar MDA, SOD, dan GPx

Darah Tikus Wistar……………………………………………………. 73

5.9. Nilai thitung Hasil Analisi Jalur Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Manggis

dan Pelatihan Fisik Terhadap Kadar MDA, SOD, dan GPx

Darah Tikus Wistar…………………………………………………...... 74

Page 19: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

xix

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

ADP : Adenosine Diphosphate

ARE : Antioxidant Response Element

ATP : Adenosine TriPhosphate.

BHA : Butil Hidroksi Anisol

BHT : Butil Hidroksi Toluen

BKM : Batas Kemampuan Maksimal

DNA : Deoxyribo Nucleic Acid

DPPH : 1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl

ERK : Extracellular Signal-Regulated Protein Kinase

FADH : Reduced Flavine Adenine Dinucleotide

FMN : Flavine Mononucleotide

GAE : Galic Acid Equivalent

GPx : Glutathione Peroxidase

GSSG : Glutathione disulfide (Glutathione teroksidasi)

GSH : Reduced glutathione (Glutathione tereduksi )

HO-1 : Heme Oxygenase-1

IC50 : Inhibition Concentration 50%

JNK : c-jun N-terminal kinase

Keap1 : Kelch-like ECH-associated protein-1

MAPK : Mitogen-Activated Protein Kinase

MDA : Malondialdehyde

NAD : Nicotinamide Adenine Dinucleotide

NADH : Reduced Nicotinamide Adenine Dinucleotide

Nrf2 : Nuclear factor-erythroid 2-related factor 2.

PI3K : Phosphatidylinositol-3-kinase

PKC : Protein Kinase C

Prx-1 : Peroxyredoxin-1

RNS : Reactive Nitrogen Species

ROS : Reactive Oxygen Species

Page 20: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

xx

SOD : Superoxide dismutase

TAC : Total Antioxidant Capacity

TBARS : Thiobarbituric Acid Reactive Substances

TBHQ : Tert-Butil Hidroksi Quinon

Trx-1 : Thioredoxin-1

TOS : Total Oksidative Status

xCT : Cystineglutamate Anionic Amino Acid Transporter

Page 21: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Karakteritik Berat Badan Tikus Penelitian………………………………. 107

2. Data Hasil Tes Pendahuluan Kemampuan Renang Maksimal

Subjek Penelitian………………………………………………………… 109

3. Data Hasil Pengukuran Kadar MDA Darah Tikus Wistar Setelah

Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

dan Pelatihan Fisik ……………………………………………………… 110

4. Data Hasil Pengukuran Kadar SOD Darah Tikus Wistar Setelah

Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

dan Pelatihan Fisik………………………………………………………. 111

5. Data Hasil Pengukuran Kadar GPx Darah Tikus Wistar Setelah

Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

dan Pelatihan Fisik………………………………………………………... 112

6. Hasil Analisis Statistik Kadar MDA Darah Tikus Wistar Setelah

Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

dan Pelatihan Fisik……………………………………………………….. 113

7. Hasil Analisis Statistik Kadar SOD Darah Tikus Wistar Setelah

Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

dan Pelatihan Fisik……………………………………………………….. 120

8. Hasil Analisis Statistik Kadar GPx Darah Tikus Wistar Setelah

Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

dan Pelatihan Fisik……………………………………………………….. 127

9. Hasil Analasis Regresi Kuadratik Rata-rata Kadar MDA, SOD,

dan GPx darah Tikus Wistar Setelah Perlakuan Ekstrak Kulit

Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dalam Kondisi

Tanpa pelatihan Fisik……………………………………………………. 134

10. Hasil Analisis Regresi Kuadratik Rata-rata Kadar MDA, SOD,

dan GPx Darah Tikus Wistar Setelah Perlakuan Ekstrak Kulit

Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dalam Kondisi

Pelatihan Fisik…………………………………………………………… 137

Page 22: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

xxii

11. Hasil Analisis Path Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah

Tikus Wistar Setelah Perlakuan Ekstrak Kulit Buah

Manggis (Garcinia mangostana L.) dan Pelatihan Fisik………………… 140

12. Dokumentasi Penelitian……………………………………………………142

13. Keterangan Kelaikan Etik………………………………………………… 145

Page 23: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stres oksidatif merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan antara produksi

radikal bebas atau Reactive oxygen species (ROS) dengan antioksidan, di mana

kadar radikal bebas lebih tinggi dibandingkan antioksidan (Kurkcu et al., 2010).

Radikal bebas telah diyakini menimbulkan terjadinya peroksidasi lipid membran

sel (Ngurah, 2007; Setiawan dan Suhartono, 2007; Golden, 2009; Khotari et al.,

2010), apoptosis, dan kerusakan deoxyribo nucleic acid (DNA) (Khotari et al.,

2010). Kondisi ini pada akhirnya akan berdampak sangat luas pada tubuh seperti

terjadinya kanker dan penyakit-penyakit kronis lainnya (Waris dan Ahsan, 2006).

Radikal bebas dapat berasal dari luar tubuh, dapat juga terbentuk di dalam

tubuh sebagai bagian integral dari proses fisiologis seperti saat pembentukan

energi dalam mitokondria melalui oksidasi fosforilasi. Sumber utama ROS dari

dalam tubuh adalah oksidasi fosforilasi akibat melakukan aktivitas fisik maksimal.

Selama aktivitas fisik, ROS terbentuk sebagai produk samping reaksi oksidasi

fosforilasi untuk membentuk energi (ATP) dalam rantai transport elektron pada

mitokondria. Proses tersebut membutuhkan O2, tetapi tidak semua O2 berikatan

dengan hidrogen untuk membentuk air, sekitar 4% s.d. 5% dari oksigen yang

dikonsumsi berubah menjadi ROS (Ngurah, 2007; Figueiredo et al., 2008;

Marciniak et al., 2009).

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar radikal bebas meningkat

setelah melakukan aktivitas fisik atau olahraga. Misalnya, pada pegulat muda

tampak terjadi peningkatan radikal bebas yang ditandai dengan terjadinya

Page 24: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

2

peningkatan lipid hidroperoksida setelah mengikuti pelatihan (Kurkcu et al.,

2010). Pada olahraga dengan intensitas tinggi (80% s.d. 95% maksmimum

repetisi) terbentuk MDA yang lebih banyak dibandingkan dengan olahraga

intensitas rendah (20% s.d. 35% maksimum repetisi) (Guzel et al., 2007). George

dan Osharechiren (2009) juga melaporkan terjadinya peningkatan stres oksidatif

pada olahraga berat, yang ditandai dengan peningkatan lipid hidroperoksida

secara signifikan. Sementara itu, pada pemain hanball yang dilatih dalam waktu

pendek tampak menunjukan adanya stres oksidatif yang ditandai dengan adanya

peningkatan total oksidative status (TOS) dan penurunan total antioxidant

capacity (TAC) secara nyata (Kurkcu, 2010). Naik sepeda gunung sejauh 171 km

yang ditempuh dalam waktu rata-rata 270 menit telah menyebabkan terjadinya

stres oksidatif yang ditandai dengan peningkatan Glutathione disulfide (GSSG)

darah dan asam urat serum serta pola perubahan antioksidan enzimatis dalam

eritrosit (Aguiló et al., 2005). Pinho et al. (2012) juga menunjukan adanya

peningkatan thiobarbituric acid reactive substances (TBARS) dengan semakin

tingginya intensitas olahraga pada tikus wistar.

Pelatihan fisik secara rutin diduga dapat mengurangi terbentuknya radikal

bebas, tetapi hasil penelitian tersebut belum konsisten. Misalnya, pada

olahragawan yang berlatih secara rutin menunjukan kadar MDA lebih rendah dari

pada non olahragawan (Valado et al., 2007). Pelatihan treadmill lima kali per

minggu dengan intensitas 50% s.d. 60% dari kemampuan maksimum selama 13

minggu, mengakibatkan perubahan status oksidatif otot soleus baik pada tikus

muda maupun tikus tua. Pada tikus muda, pelatihan mengakibatkan meningkatkan

Page 25: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

3

kadar TBARS 2,9 kali, tetapi kondisi ini diikuti oleh peningkatan aktivitas enzim

catalase dan GPx sebesar 26%, total SOD sebesar 16%, dan Manganese-SOD

(Mn-SOD) sebesar 2,3 kali. Sedangkan pada tikus tua, pelatihan tidak

meningkatkan aktivitas enzim-enzim tersebut, tetapi dapat menurunkan TBARS

sebesar 81%, sehingga disimpulkan bahwa pelatihan dapat menurunkan stres

oksidatif secara signifikan dan mendukung rekomendasi bahwa pelatihan dapat

mencegah sarcopenia dan meningkatkan kualitas hidup pada orang tua

(Lambertucci et al., 2007). Penelitian Silva et al. (2009) juga menunjukkan bahwa

mencit yang dilatih dengan treadmill dengan kecepatan 13 meter per menit selama

45 menit, lima kali per minggu selama delapan minggu menunjukkan adanya

penurunan kadar MDA jaringan otot quadrisep. Namun demikian, penelitian

Morikawa et al. (2004) menunjukkan bahwa, pelatihan yang dilakukan oleh klub

sepakbola sekolah selama tiga bulan (enam hari per minggu, dan dua jam per hari)

tidak menunjukkan perubahan yang signifikan terhadap ekspresi Mn-SOD mRNA

dan Cu/Zn-SOD mRNA. Penelitian Rahnama et al. (2007) juga menunjukkan

bahwa, pelatihan aerobik yang dilakukan oleh pelajar laki-laki usia 23 tahun

dengan intensitas 75% s.d. 80% maximal Heart Rate (HRmax) tiga hari per minggu

selama delapan minggu tidak menyebabkan perubahan kadar MDA dan carbonyl

protein, yang mengindikasikan tidak ada perubahan pada status stres oksidatif.

Sementara itu, Mallikarjuna et al. (2009) menunjukkan adanya peningkatan kadar

MDA jaringan hati tikus wistar setelah pelatihan treadmill dengan kecepatan 23 m

per menit selama 30 menit, lima kali seminggu, selama dua bulan dibandingkan

kontrol. Namun demikian, penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa pelatihan

Page 26: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

4

mampu menurunkan kadar MDA pada tikus yang mengalami stres oksidatif akibat

diinduksi alkohol. Reddy et al. (2009) juga melaporkan terjadinya peningkatan

MDA jaringan otak tikus wistar yang menjalani pelatihan treadmill kecepatan 23

meter per menit selama 30 menit, lima kali seminggu, selama dua bulan.

Tubuh sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menetralisir radikal bebas

dengan cara membentuk antioksidan endogen seperti GPx, catalase, dan SOD,

tetapi jika produksi radikal bebas melebihi kemampuan antioksidan untuk

menetralisirnya maka akan terjadi stres oksidatif (Prangdimurti, 2007; Winarsi,

2007). Dengan kata lain bahwa stres oksidatif merupakan suatu kondisi

ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dengan antioksidan (Kurkcu et

al., 2010). Efektivitas sistim antioksidan dalam mengimbangi produksi radikal

bebas mencapai kondisi jenuh pada aktivitas fisik dengan beban 70% dari denyut

jantung maksimal (Castro et al., 2009), karena olahraga dengan intensitas lebih

tinggi (80% s.d. 95% maksmimum repetisi) akan memproduksi radikal bebas

lebih banyak (Güzel et al., 2007).

Radikal bebas juga dapat diredam dengan memberikan tambahan antioksidan

dari luar tubuh. Namun demikian, penggunaan antioksidan dalam olah raga masih

belum mampu meningkatkan prestasi atlit (Harjanto, 2006). Beberapa penelitian

tentang penggunaan antioksidan menunjukkan hasil yang berbeda. Misalnya,

penggunaan vitamin E dengan dosis 450 mg per hari selama delapan minggu tidak

menurunkan radikal bebas secara signifikan yang ditandai dengan tidak ada

perubahan terhadap kadar MDA, carbonyl protein dan creatin kinase (CK), serta

performance selama aktivitas fisik (Gaeini et al., 2006). Sementara itu, hasil

Page 27: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

5

penelitian Traber (2006) menunjukkan bahwa pemberian vitamin E 300

mg/hari dan vitamin C 1000 mg/hari selama enam minggu sebelum lomba lari

marathon (50 km) dan selama satu minggu setelah lomba dapat mencegah

peningkatan peroksidasi lipid yang diamati dari F2-isoprostan darah, tetapi tidak

dapat mencegah inflamasi, kerusakan DNA dan kerusakan otot. Sedangkan,

pemberian allopurinol dengan dosis 300 mg dua hari sebelum lomba lari marathon

dapat mencegah peningkatan peroksidasi lipid secara signifikan. Allopurinol

merupakan inhibitor xanthine oxidase yang terlibat dalam pembentukan radikal

bebas selama olahraga (Gomes-Cabrera et al., 2006). Penelitian yang dilakukan

pada tikus dengan pemberian tambahan antioksidan -lipoic acid 100 mg/kg

selama masa pelatihan (lima hari per minggu selama enam minggu) dapat

menurunkan kadar MDA darah dan hati tikus Sprague-Dawley secara signifikan

sehingga disimpulkan bahwa -lipoic acid dapat menurunkan kerusakan jaringan

akibat olahraga (Kim dan Chae, 2006).

Masyarakat saat ini cenderung kembali beralih menggunakan bahan-bahan

alami yang mempunyai kemampuan sebagai antioksidan untuk meningkatkan

kesehatan dan kebugaran fisiknya sehingga eksplorasi bahan alami tersebut

banyak dilakukan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa, peptida yang berasal

dari fermentasi kacang kedelai mampu meredam radikal superoksida dan

hidroperoksida serta mengurangi kelelahan pada mencit (Yu et al., 2008). Ekstrak

biji broccoli yang diberikan pada tikus dapat menginduksi pembentukan

antioksidan dan gen sitoprotektif melalui aktivasi Nuclear factor-erythroid

2-related factor-2 (Nrf2) (McWalter et al., 2004). Senyawa polifenol yang

Page 28: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

6

berasal dari teh hijau juga mempunyai kemampuan untuk meredam radikal

hidroksil serta mengatasi kelelahan pada tikus (Liudong et al., 2011). Pemberian

proantosianidin yang diekstrak dari biji anggur pada mencit dengan dosis 200

mg/kg/hari selama dua minggu dapat menurunkan kadar MDA dan meningkatkan

aktivitas SOD dan GPx secara signifikan serta dapat mengurangi kelelahan

setelah melakukan aktivitas fisik (Shan et al., 2010). Belviranli et al. (2012) juga

menggunakan ekstrak biji anggur 100 mg/kg per hari selama enam minggu pada

tikus Sprague–Dawley yang dilatih dengan treadmill dengan kecepatan

25 m/menit, 45 menit per hari, lima kali seminggu, selama enam minggu mampu

menurunkan kadar MDA, meningkatkan SOD dan GPx secara signifikan.

Penggunaan daging buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) mampu

mengurangi peroksidasi lipid yang diukur dari F2-Isoprostan urin pada tikus

putih jantan setelah aktivitas fisik berlebih (Lainiwati, 2011). Pemberian ekstrak

maupun sirup umbi ubi jalar ungu mampu menurunkan kadar MDA darah dan hati

mencit setelah pemberian beban fisik maksimal (Jawi et al., 2008).

Buah manggis (Garcinia mangostana L.) juga diduga berpotensi sebagai

antioksidan alami. Beberapa penelitian invitro telah menunjukkan bahwa ekstrak

kulit buah manggis mempunyai kemampuan sebagai antioksidan (Jung et al.,

2006; Weecharangsan et al., 2006; Kosem et al., 2007; Zarena dan Sankar, 2009;

Ngawhirunpat et al., 2010; Palakawong et al., 2010). Sifat antioksidan buah

manggis dikaitkan dengan adanya senyawa xanthone. Di antara senyawa

xanthone, -mangostin, dan -mangostin merupakan komponen terbesar serta

memiliki kemampuan sebagai antioksidan kuat (Jung et al., 2006).

Page 29: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

7

Beberapa penelitian invitro menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis

mampu meredam radikal bebas. Misalnya, penelitian dengan menggunakan

1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) sebagai radikal bebas menunjukkan bahwa

ekstrak kulit buah manggis mampu meredam radikal bebas dengan Inhibition

Concentration 50% (IC50) sebesar 5,94 µm/ml (Palakawong et al., 2010),

sementara penelitian Zarena dan Sankar (2009) menguji aktivitas ektrak ethyl

asetat dan aseton kulit buah manggis dengan menggunakan DPPH sebagai sumber

radikal bebas didapatkan IC50 masing-masing sebesar 30,01 μg/ml dan

33,32 μg/ml, yang mengindikasikan sebagai sumber antioksidan yang baik dengan

cara mendonasikan elektron kepada radikal bebas untuk membentuk produk stabil

sehingga tidak menimbulkan reaksi berantai.

Penelitian secara invivo khususnya penggunaan ekstrak kulit buah manggis

dalam olahraga masih relatif kurang. Kulit buah manggis yang berpotensi sebagai

sumber antioksidan alami belum dimanfaatkan secara optimal dan terbuang

sebagai limbah pertanian, padahal produksi buah manggis Indonesia mencapai

108.675 ton pada tahun 2010 (Dirjen Hortikultura, 2011). Jika limbah tersebut

dapat dimanfaatkan secara optimal maka akan memberikan nilai tambah produk

pertanian tersebut. Oleh karena itu, penggunaan ekstrak kulit buah manggis

(Garcinia mangostana L) sebagai sumber antioksidan dalam olahraga masih perlu

diteliti lebih lanjut.

Senyawa yang terdapat dalam ekstrak kulit buah manggis diduga bekerja

sebagai antioksidan dengan cara mendonorkan elektronnya kepada radikal bebas

sehingga mencegah terjadinya peroksidasi lipid baik pada tahap inisiasi,

Page 30: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

8

propagasi, maupun pada tahap terminasi (Middleton Jr. et al., 2000), atau

bekerja sebagai sinyal yang akan mengaktivasi Nrf2 yang terikat pada Kelch-like

ECH-associated protein-1 (Keap1) dalam sitoplasma sehingga mengalami

disosiasi dan translokasi menuju nukleus. Dalam nukleus Nrf2 berasosiasi pada

bagian promoter gen yang disebut Antioxidant Respone Element (ARE) sehingga

memicu ekspresi gen penyandi antioksidan.

Pelatihan fisik yang dirancang dengan intensitas, volume, dan frequensi

sedang juga diduga dapat mengurangi terjadinya stres oksidatif karena olahraga

dengan intensitas sedang akan bertindak sebagai antioksidan

(Gomez-Cabrera et al., 2008), dan olahraga yang dianggap baik jika antara

aktivitas dan waktu pemulihan berjalan seimbang (Nala, 2011). Pelatihan fisik

tampaknya merupakan stres terhadap tubuh dan menjadikannya sebagai sinyal

untuk memunculkan respon berulang sehingga meningkatkan kemampuan

adaptasi, di mana responnya akan menjadi lebih baik apabila sinyal tersebut

muncul kembali. Hal ini terjadi karena radikal bebas dapat berfungsi sebagai

sinyal yang memicu ekspresi gen penyandi antioksidan melalui aktivasi Nrf2.

Pelatihan fisik intensitas sedang dan ekstrak kulit buah manggis (Garcinia

mangostana L.) diduga dapat meningkatkan kemampuan adaptasi tubuh melalui

pembentukan antioksidan endogen sehingga akan mengurangi terjadinya stres

oksidatif. Dengan dasar pemikiran tersebut maka pelatihan fisik yang disertai

pemberian ekstrak kulit buah manggis masih perlu diteliti lebih lanjut.

Page 31: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

9

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yaitu untuk membuktikan

bahwa ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan pelatihan fisik

dapat mengurangi stres oksidatif, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian

sebagai berikut :

1. Apakah ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dapat

menurunkan kadar MDA darah tikus Wistar (Rattus norvegicus) selama

aktivitas fisik maksimal?

2. Apakah ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dapat

meningkatkan kadar enzim SOD dan GPx darah tikus Wistar (Rattus

norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal?

3. Apakah pelatihan fisik intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali

per minggu, selama empat minggu, dapat menurunkan kadar MDA darah tikus

Wistar (Rattus norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal?

4. Apakah pelatihan fisik intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali

per minggu, selama empat minggu, dapat meningkatkan kadar enzim SOD dan

GPx darah tikus Wistar (Rattus norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal?

5. Apakah ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan pelatihan

fisik intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per minggu, selama

empat minggu, dapat menurunkan kadar MDA darah tikus Wistar (Rattus

norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal?

6. Apakah ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan pelatihan

fisik intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per minggu, selama

Page 32: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

10

empat minggu, dapat meningkatkan kadar enzim SOD dan GPx darah tikus

Wistar (Rattus norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal?

7. Berapakah dosis optimum ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana

L.) dalam menurunkan kadar MDA, serta meningkatkan kadar enzim SOD dan

GPx darah tikus Wistar (Rattus norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak kulit buah

manggis (Garcinia mangostana L.) dan pelatihan fisik dalam menurunkan stres

oksidatif pada tikus Wistar (Rattus norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal.

1.3.2 Tujuan khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dapat menurunkan kadar

MDA darah tikus Wistar (Rattus norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal.

2. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dapat meningkatkan

kadar enzim SOD dan GPx darah tikus Wistar (Rattus norvegicus) selama

aktivitas fisik maksimal.

3. Pelatihan fisik intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per

minggu, selama empat minggu, dapat menurunkan kadar MDA darah tikus

Wistar (Rattus norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal.

4. Pelatihan fisik intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per

minggu, selama empat minggu, dapat meningkatkan kadar enzim SOD dan

GPx darah tikus Wistar (Rattus norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal.

Page 33: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

11

5. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan pelatihan fisik

intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per minggu, selama

empat minggu, dapat menurunkan kadar MDA darah tikus Wistar (Rattus

norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal.

6. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan pelatihan fisik

intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per minggu, selama

empat minggu, dapat meningkatkan kadar enzim SOD dan GPx darah tikus

Wistar (Rattus norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal.

7. Dosis optimum ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dalam

menurunkan kadar MDA, serta meningkatkan kadar enzim SOD dan GPx

darah tikus Wistar (Rattus norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Apabila penelitian dapat membuktikan bahwa ekstrak kulit buah manggis

(Garcinia mangostana L.) dan pelatihan fisik dapat menurunkan stres oksidatif,

maka hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan pengetahuan tentang

mekanisme dalam menghadapi stres oksidatif.

1.4.2 Manfaat praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai rujukan dalam

mengembangkan olahraga kesehatan. Olahraga yang hanya memperhatikan aspek

prestasi justru akan merugikan atlit sendiri karena menimbulkan trauma

berkepanjangan pasca pelatihan dan akan memerlukan pemulihan jangka panjang.

Page 34: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pelatihan Fisik

Pelatihan fisik merupakan suatu gerakan fisik atau aktivitas mental yang

dilakukan secara sistematis dan berulang-ulang (repetitif) dalam jangka waktu

(durasi) lama, dengan pembebanan yang meningkat secara progresif dan

individual, yang bertujuan untuk memperbaiki sistim serta fungsi fisiologis tubuh

agar pada waktu melakukan aktivitas olahraga dapat mencapai penampilan yang

optimal (Nala, 2011).

Aktivitas fisik yang dilakukan mengakibatkan perubahan-perubahan terhadap

karakter anatomi, fisiologi, biokimia dan psikologi atlit. Namun demikian

perubahan-perubahan tersebut sangat tergantung pada komponen pelatihan yakni;

volume, intensitas dan densitas pelatihan yang dilakukan (Bompa, 1994).

Salah satu tujuan pelatihan adalah mengembangkan komponen fisik umum

atau multilateral, dalam hal ini adalah peningkatan kemampuan komponen

biomotorik. Komponen biomotorik merupakan kemampuan dasar gerak fisik atau

aktivitas fisik dari tubuh manusia dan sebagian besar bersifat genetik (Nala, 2011)

yang meliputi:

1. Kekuatan (strength) yaitu kemampuan otot skeletal tubuh untuk melakukan

kontraksi atau tegangan maksimal dalam menerima beban sewaktu

melakukan aktivitas. Kekuatan otot banyak digunakan dalam kehidupan

sehari-hari, terutama untuk tungkai yang harus menahan berat badan.

Page 35: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

13

2. Daya tahan (endurance) yaitu kemampuan tubuh dalam melakukan aktivitas

terus-menerus yang berlangsung cukup lama. Daya tahan dibagi atas dua

bagian yaitu:

(1). Daya tahan umum (respiration-cardiovasculer endurance) yaitu kemampuan

tubuh untuk melakukan aktivitas terus menerus dalam jangka waktu yang

lama dan dalam keadaan aerob. Daya tahan ini sering disebut sebagai daya

tahan respiration-cardiovasculer, karena sistem pernapasan, jantung dan

pembuluh darah ditingkatkan kemampuannya untuk memasok oksigen ke

otot untuk menghasilkan tenaga kemudian mengeluarkan sisa metabolisme ke

luar tubuh.

(2). Daya tahan lokal (daya tahan otot) yaitu Kemampuan otot skeletal untuk

melakukan kontraksi atau gerakan berulang-ulang dalam jangka waktu yang

lama dengan beban tertentu.

3. Daya ledak (muscular power atau explosive strength) adalah kemampuan

untuk melakukan aktivitas secara tiba-tiba dan cepat dengan mengerahkan

seluruh kekuatan dalam waktu yang singkat.

4. Kecepatan (speed) adalah kemampuan untuk mengerjakan suatu aktivitas

berulang yang sama serta berkesinambungan dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya.

5. Kelentukkan (flexibility) adalah kesanggupan tubuh atau anggota gerak tubuh

untuk melakukan gerakan pada sebuah atau beberapa sendi seluas-luasnya.

6. Kelincahan (agility) adalah kemampuan tubuh atau bagian tubuh untuk

mengubah arah gerakan secara mendadak dengan kecepatan tinggi.

Page 36: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

14

7. Ketepatan (Accuracy) adalah kemampuan tubuh untuk mengendalikan

gerakan bebas menuju ke suatu sasaran tertentu.

8. Reaksi (reaction) adalah kemampuan tubuh atau anggota tubuh untuk

bereaksi secepat mungkin ketika ada rangsangan yang diterima oleh reseptor

somatik, kinestik, atau vestibular. Biasanya komponen reaksi ini lebih

dikenal dengan sebutan kecepatan reaksi, waktu reaksi atau reaction time

yakni waktu yang dibutuhkan oleh otot skeletal untuk mengadakan reaksi

akibat adanya rangsangan yang diterima oleh reseptor atau panca indera.

9. Keseimbangan (balance) adalah kemampuan tubuh untuk melakukan reaksi

atas setiap perubahan posisi tubuh sehingga tubuh tetap stabil terkendali.

Komponen keseimbangan ini terdiri atas; keseimbangan statik (tubuh dalam

posisi diam), dan keseimbangan dinamik (tubuh dalam posisi bergerak).

10. Koordinasi (Coordination) adalah kemampuan tubuh untuk mengintegrasikan

berbagai gerakan yang berbeda menjadi gerakan tunggal yang harmonis dan

efektif.

Efektivitas pelatihan untuk mencapai hasil maksimum sesuai sasaran yang

ditetapkan serta tidak menimbulkan dampak negatif perlu dilakukan secara

terencana dan dengan menerapkan tipe dan takaran yang tepat, sebab sesuai

konsep hormesis bahwa dosis rendah mempunyai efek merangsang sementara

dosis tinggi bersifat toksik (Son et al., 2008). Oleh karena itu, pelatihan yang

dilakukan secara berlebihan akan berdampak buruk terhadap tubuh karena

terbentuknya radikal bebas atau ROS. Takaran dalam pengertian sehari-hari

berarti ukuran isi atau alat untuk mengukur isi. Sedangkan dalam olahraga takaran

Page 37: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

15

disamakan dengan dosis yakni ukuran atau takaran pemakaian obat, sehingga

dalam hal ini takaran berarti suatu ukuran untuk menentukan isi dari kuantitas dan

kualitas pelatihan (Nala, 2011).

Secara umum tipe dan takaran pelatihan terdiri atas Frekuensi, Intensitas,

Time (waktu), dan Tipe yang sering disingkat dengan FITT (Nala, 2011).

1. Frekuensi

Frekuensi pelatihan menunjukkan kekerapan dari suatu seri rangsangan per

satuan waktu yang terjadi pada atlit ketika sedang berlatih. Frekuensi

menunjukkan hubungan antara fase aktivitas yang dilakukan dengan waktu

istirahat atau fase pemulihan. Dengan kata lain berapa kali aktivitas fisik

dilakukan dalam satu satuan waktu tertentu misalnya tiga s.d. lima kali per

minggu. Suatu pelatihan yang frekuensinya sesuai tidak akan menyebabkan

kelelahan berlebihan, sebaliknya pelatihan yang terlalu padat atau terlalu sering

akan menyebabkan kelelahan. Frekuensi dianggap baik apabila antara aktivitas

dan istirahat berjalan seimbang. Keseimbangan ini bertujuan untuk mencapai

rasio yang optimal antara rangsangan dan pemulihan yang terjadi di dalam

tubuh (Nala, 2011).

Frequensi pelatihan sangat tergantung pada tipe olahraga dan komponen

biomotorik yang akan dikembangkan. Jika ingin mengembangkan kekuatan otot,

frequensi pelatihan dua s.d. tiga kali per minggu dianggap cukup baik. Daya

tahan kardiovaskuler maka frequensi pelatihannya empat s.d. lima kali per

minggu, dengan selingan istirahat maksimal selama 48 jam, atau tidak lebih dari

dua hari berturutan. Untuk mengembangkan kemampuan aerobik atau daya tahan

Page 38: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

16

(endurance) maka memerlukan frequensi pelatihan enam s.d. tujuh kali per

minggu. Sedangkan, mengembangkan kemampuan anaerobik memerlukan

pelatihan cukup tiga kali per minggu dengan durasi selama delapan s.d.

sepuluh minggu (Nala, 2011).

2. Intensitas

Intensitas berkaitan dengan beban pelatihan yang akan dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan komponen biomotorik. Intensitas ini dapat ditentukan

dengan menghitung persentase dari batas kemampuan maksimal (BKM).

Intensitas yang berkaitan dengan kekuatan atau kecepatan terdiri atas; intensitas

rendah (30% s.d. 50 % BKM), intermediet (50% s.d. 70% BKM), medium (70%

s.d. 80% BKM), submaksimal (80% s.d. 90% BKM), maksimal (90% s.d. 100%

BKM) dan supermaksimal (100% s.d. 105% BKM) (Bompa, 1994).

Batas kemampuan maksimal merupakan batas kemampuan seseorang untuk

menunjukkan kemampuan maksimalnya. Terdiri atas dua yakni batas kemampuan

maksimal psikologi dan fisiologi. Kondisi psikologi atau motivasi seseorang

sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan maksimalnya. Jika motivasi

seseorang tinggi maka akan menunjukkan kemampuannya secara maksimal dan

sebaliknya akan rendah jika motivasinya rendah. Sedangkan, kemampuan

fisiologis merupakan kemampuan sebenarnya yang ditentukan oleh kondisi

fisiologis tubuhnya. Jika seseorang melakukan aktivitas melebihi kemampuan

fisiologinya akan sangat berbahaya karena telah melampaui zone aman

(Giriwijoyo dan Ali, 2005).

Page 39: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

17

Sementara intensitas yang berkaitan dengan denyut nadi terdiri atas; rendah

(120 s.d. 150 denyut/menit), medium (150 s.d. 170 denyut/menit), tinggi (170 s.d.

185 denyut/menit), dan maksimal (> 185 denyut/menit) (Nala, 2011). Denyut nadi

maksimal dalam olahraga juga tergantung umur dan dapat dihitung secara

sederhana yaitu 220 - umur (Adiputra, 2010). Jika seorang berumur 70 tahun

maka denyut nadi maksimalnya adalah 220 -70 = 150 denyut/menit. Dengan

demikian maka seseorang yang berumur 70 tahun tidak boleh berolahraga sampai

melewati denyut nadi maksimum yakni 150 per menit.

3. Time (waktu)

Time atau waktu merupakan bagian dari volume pelatihan yang menunjukkan

durasi atau lama waktu pelatihan, bisa dalam detik, menit, jam, hari, minggu,

bulan, atau bahkan tahun. Volume itu sendiri menunjukkan jumlah seluruh

aktivitas yang dilakukan selama pelatihan. Selain time (waktu), volume juga

meliputi; jarak yang dapat ditempuh (meter) atau berat beban (kg) atau jumlah

angkatan yang dapat diangkat dalam satu satuan waktu (kg/menit); dan set, jumlah

repetisi atau ulangan yaitu berapa kali aktivitas yang sama dapat dilakukan dalam

satu satuan waktu (Nala, 2011).

4. Tipe

Sebelum menetapkan takaran pelatihan yang berupa frekuensi, intensitas, dan

time (waktu) terlebih dahulu ditentukan jenis atau tipe pelatihan yang tepat. Tipe

pelatihan akan berbeda tergantung kepada komponen biomotorik yang akan

dikembangkan. Misalnya pelatihan untuk meningkatkan daya tahan umum maka

tipe pelatihannya dapat berupa lari, bersepeda atau berenang (Nala, 2011).

Page 40: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

18

2.1.1 Metabolisme energi dalam olahraga

Sumber utama energi untuk berbagai aktivitas tubuh berasal dari karbohidrat

dan lemak, sedangkan protein dan asam amino hanya memasok 5% s.d.10%

energi (Blomstrand dan Saltin, 1999). Energi yang diperlukan selama aktivitas

tersebut dibebaskan melalui proses metabolisme aerob maupun anaerob.

Metabolisme anaerob berasal dari sistem fosfokreatin atau kreatin posfat atau

sistem phospagen dan sistem laktat. Sedangkan metabolisme aerob berasal dari

pembakaran glikogen otot oleh oksigen melalui proses glikogenolisis, glikolisis

dan siklus krebs (Giriwijoyo dan Ali, 2005; Guyton dan Hall, 2007).

Fosfokreatin merupakan senyawa berenergi tinggi yang tersimpan dalam sel

otot. Senyawa ini dapat dipecah menjadi kreatin dan ion fosfat serta

membebaskan energi sebesar 10,3 kkal untuk tiap 1 mol. Ion fosfat (Pi) yang

dihasilkan melalui proses fosforilasi dapat mengikat molekul ADP (adenosine

diphospate) untuk kemudian kembali membentuk molekul ATP. Walaupun

fosfokreatin dalam sel otot lebih banyak dibandingkan ATP tetapi penyediaan

energi melalui fosfokreatin sangat cepat sehingga akan habis dalam waktu delapan

s.d. sepuluh detik. Dengan demikian, sistim fosfokreatin merupakan sistem

penyedian energi untuk aktivitas yang singkat seperti lari 100 meter, yang

memerlukan waktu sekitar 10 detik (Guyton dan Hall, 2007).

Sistim laktat menyediakan energi yang lebih lambat dibandingkan sistim

fosfokreatin tetapi lebih cepat dibandingkan dengan sistim aerob. Dalam sistim ini

sumber energinya berasal dari pemecahan glikogen yang tersimpan dalam otot

menjadi glukosa. Melalui proses glikolisis setiap molekul glukosa akan dipecah

Page 41: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

19

menjadi dua molekul asam pivurat dan empat molekul ATP. Asam piruvat

kemudian masuk ke dalam mitokondria dan bereaksi dengan oksigen untuk

membentuk lebih banyak ATP. Akan tetapi, jika tidak tersedia cukup oksigen

maka asam piruvat akan diubah menjadi asam laktat dan ke luar dari sel otot

menuju cairan interstitial dan darah. Asam laktat akan menurunkan pH jaringan

sehingga akan berbahaya (Guyton dan Hall, 2007 ).

Pembebasan energi dalam sistim aerob meliputi beberapa tahap yakni

glikolisis untuk memecah glukosa menjadi asam piruvat, siklus asam sitrat dan

transpor elektron dalam serangkaian reaksi fosfolisasi oksidatif dengan oksigen

sebagai oksidator terakhir sehingga dapat dibebaskan sejumlah besar energi dalam

bentuk ATP. Sistim aerob akan menyedikan energi yang paling lambat di antara

sistim lainnya, tetapi energi akan tersedia secara terus menerus selama oksigen

masih tersedia. Dengan demikian energi yang disediakan oleh sistim ini

diperuntukan pada jenis-jenis olahraga yang bersifat ketahanan (endurance)

seperti lari marathon atau bersepeda jarak jauh (road cycling)

(Guyton dan Hall, 2007). Proses pembebasan energi melalui jalur aerob dan

anaerob secara umum digambarkan pada Gambar 2.1

Gambar 2.1.Tiga Sistim Pembentukan Energi Dalam Otot (Baker et al., 2010)

Page 42: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

20

2.1.2 Manfaat olahraga bagi kesehatan

Penelitian yang dilakukan pada tikus menunjukkan bahwa olahraga teratur

mempunyai efek yang menguntungkan terhadap profil lipid, tetapi olahraga

secara berlebih menimbulkan terjadinya dislipidemi serta meningkatkan

terjadinya stres oksidatif (Burneiko et al., 2004). Sementara itu, penelitian

yang dilakukan terhadap 44 orang laki-laki paruh baya (40 tahun s.d. 45 tahun)

menunjukkan bahwa olahraga teratur yang dilakukan tiga kali perminggu

selama delapan minggu dapat menurunkan serum trigliserid dari 1,54 mmol/l

menjadi 1,27 mmol/l, sementara kolesterol HDL meningkat dari 1,27 mmol/l

menjadi 1,47 mmol/l (Akçakoyun, 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Yoshioka et al. (2001) menunjukkan

bahwa pada kelompok yang melakukan olahraga secara teratur tampak

mempunyai prosentase lemak lebih rendah dibandingkan dengan kelompok

yang tidak melakukan olahraga. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

kemampuan untuk memanfaatkan lemak sebagi sumber energi memberikan

keuntungan yang jauh lebih besar untuk mencegah aterosklerosis dan coronary

artery disease (CAD) (Sharkey, 2003).

Keuntungan lain yang didapatkan dari aktivitas fisik atau olahraga, seperti

menurunkan resiko penyakit jantung, hypertensi, stroke, penyakit kronis (kanker

dan diabetes), penyakit arthritis, osteoporosis, low back pain, serta menunda

proses penuaan. Resiko penyakit jantung berbanding terbalik dengan aktivitas

fisik secara teratur. Hal ini karena aktivitas secara teratur mengurangi beban

kerja jantung akibat adanya perubahan pada otot jantung sehingga denyut

Page 43: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

21

jantung menjadi lebih rendah. Volume jantung menjadi lebih besar sehingga

stroke volume menjadi lebih besar. Diameter dari arteri coroner meningkat

sehingga memperkecil peluang terbentuknya plak. Elastisitas pembuluh

darah meningkat sehingga tekanan darah menurun dan mengurangi beban

kerja jantung (Sharkey, 2003).

2.2 Stres Oksidatif

Stres oksidatif merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan antara produksi

radikal bebas dengan antioksidan, di mana kadar radikal bebas lebih tinggi

dibandingkan antioksidan (Kurkcu et al., 2010). Kondisi tersebut dipengaruhi oleh

faktor internal seperti genetik, umur, oksidasi fosforilasi, proses patofisiologi, dan

faktor eksternal seperti olahraga berlebih, asupan makanan, patogen, sinar

ultraviolet, dan bahan kimia (Waris dan Ahsan, 2006).

Faktor internatl utama yang menimbulkan stres oksidatif adalah oksidasi

fosforilasi akibat melakukan aktivitas fisik maksimal. Selama akvifitas fisik,

terbentuk radikal bebas bersamaan dengan reaksi oksidasi fosforilasi untuk

membentuk energi (ATP) dalam mitokondria. Dalam reaksi tersebut dibutuhkan

oksigen di mana oksigen akan bereaksi dengan hidrogen untuk membentuk air,

tetapi sejumlah oksigen dapat berubah menjadi radikal bebas. Dengan demikian

maka semakin berat aktivitas fisik maka dibutuhkan semakin banyak ATP, juga

semakin banyak radikal bebas yang dihasilkan sebagai produk samping.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa olahraga secara berlebih

menyebabkan terjadinya stres oksidatif. Misalnya, pada olahraga dengan

intensitas tinggi (80% s.d. 95% maksmimum repetisi) terbentuk MDA yang lebih

Page 44: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

22

banyak dibandingkan dengan olahraga intensitas rendah (20% s.d. 35%

maksimum repetisi) (Guzel et al., 2007). George dan Osharechiren (2009) juga

melaporkan terjadinya peningkatan stres oksidatif pada olahraga berat, yang

ditandai dengan peningkatan lipid hidroperoksida secara signifikan.

2.2.1 Reactive Oxygen Species (ROS)

Sering kali pengertian radikal bebas disamakan dengan oksidan karena

keduanya memiliki kemiripan sifat yakni agresivitas untuk menarik elektron di

sekelilingnya. Setiap radikal bebas adalah oksidan, tetapi tidak setiap oksidan

adalah radikal bebas. Oksidan adalah senyawa penerima elektron atau suatu

senyawa yang dapat menarik elektron (electron acceptor) seperti ion ferri yang

berubah menjadi ferro (Fe 3+ + e- Fe 2+) (Winarsi, 2007). Sedangkan, radikal

bebas merupakan atom atau molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron

yang tidak berpasangan. Molekul ini sangat reaktif dan akan menyerang molekul

stabil di dekatnya sehingga menjadi radikal bebas (Kothari et al., 2010). Dengan

demikian maka radikal bebas akan memicu terjadinya reaksi berantai.

Ada dua bentuk umum dari radikal bebas yaitu ROS dan reactive nitrogen

species (RNS). Termasuk ROS di antaranya ion superoxide (O2), hydrogen

peroxide (H2O2), hydroxyl radical (OH), dan peroxyl radical (OOH). Sementara

RNS sering dianggap sebagai subklas dari ROS, di antaranya nitic oxide (NO),

nitrous oxide (N2O), peroxynitrite (NO3), nitroxyl anion (HNO) dan

peroxynitrous acid (HNO3) (Marciniak et al., 2009; Kothari et al., 2010).

Reactive oxygen species dapat terbentuk sebagai produk samping selama

reaksi oksidasi fosforilasi dalam rantai transpor elektron pada mitokondria.

Page 45: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

23

Oksidasi fosforilasi bertujuan untuk membentuk energi dalam bentuk ATP.

Pembentukan ATP tersebut membutuhkan O2, tetapi tidak semua O2 berikatan

dengan hidrogen untuk membentuk air, sekitar 4% s.d. 5% berubah menjadi

radikal bebas (Ngurah, 2007; Figueiredo et al., 2008; Marciniak et al., 2009).

Proses reaksi oksidasi fosforilasi melibatkan sejumlah kompleks enzim.

Kompleks enzim I dikenal dengan reduced nicotinamide adenine dinucleotide

(NADH) dehydrogenase yang mentransfer elektron dari NADH dalam matriks

mitokondria menuju coenzim-Q melalui coenzim riboflavin yaitu flavine

mononucleotide (FMN). Coenzim-Q juga menerima elektron dari kompleks enzim

II melewati coenzim riboflavin yakni reduced flavine adenine dinucleotide

(FADH). Kompleks enzim II terdiri atas tiga jenis enzim, yang semuanya

mengandung FAD sebagai gugus prostetiknya, yaitu; succinate dehydrogenase

yang mentranfer elektron berasal dari siklus asam stitrat, glycerol-3 phosphate

dehydrogenase mentransfer elektorn yang berasal dari glycerol phosphate shuttle,

dan fatty acyl-CoA dehydrogenase mentranfer elektron dari tahap pertama dalam

-oksidasi asam lemak. Dari koenzim Q elektron ditransfer menuju kompleks

enzim III (cytochrome c reductase). Kompleks enzim III terdiri dari dua

komponen protein yakni cytochrome b dan c1. Dari kompleks III elektron

diteruskan menuju cytochrome c untuk selanjutnya menuju kompleks IV

(cytochrome oxidase). Kompleks IV terdiri dari dua komponen protein yakni

cytochrome a dan a3. Dari kompleks IV elektron direaksikan dengan O2 untuk

membentuk air. Kompleks I, III, dan IV memompa proton ke dalam ruang antar

membran sehingga terjadi gradient muatan listrik antar membran. Adanya

Page 46: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

24

gradient ini memungkinkan proton mengalir kembali menuju matrik mitokondria

melalui ATP synthase complex (kompleks V) dan perubahan energi dari proses

ini digunakan untuk membentuk ATP dari adenosine diphosphate (ADP). Dalam

kompleks IV, elektron akan bereaksi dengan oksigen untuk membentuk air

(Pelley, 2007). Skema rangkaian proses tersebut digambarkan dalam Gambar 2.2.

Gambar 2.2.Oksidasi Fosforilasi. Produksi ROS TerutamaTerjadi pada Kompleks I dan III

(Botjje et al., 2004)

Satu molekul oksigen direduksi menjadi dua molekul air. Reduksi tersebut

dilakukan dengan mentransfer empat elektron. Tetapi transfer elektron tersebut

berlangsung empat tahapan. Hal ini terjadi karena dua elektron yang tidak

berpasangan pada molekul oksigen terletak pada orbit yang berbeda dan

menunjukkan angka putaran quantum yang sama, padahal untuk membentuk

ikatan kovalen, dua elektron harus terletak pada orbit yang sama dan

menunjukkan putaran yang berlawanan. Dengan demikian, maka oksigen hanya

mampu menerima elektron tahap demi tahap dan hanya satu elektron tiap

tahapnya. Pemindahan elektron yang tidak sempurna tersebut mengakibatkan

terbentuknya ROS (Winarsi, 2007). Elektron pertama mereduksi oksigen untuk

membentuk anion superoxide, kemudian reduksi berikutnya membentuk hydrogen

peroxide dan hydroxyl radical, elektron terakhir mereduksi hydroxyl radical

Page 47: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

25

menjadi air (O2e O2

e H2O2e OH e H2O) (Marciniak et al., 2009).

Di dalam sel sumber utama ROS adalah anion superoxide dan hydrogen yang

terbentuk sebagai produk samping metabolisme seluler seperti oksidasi fosforilasi

dalam mitokondria (Waris dan Ahsan, 2006).

Konversi superoxide menjadi hidrogen peroksida dilakukan olel enzim

SOD, sedangkan hidrogen peroksida menjadi air oleh enzim GPx atau catalase

(CAT). Jika hal ini tidak terjadi, hidrogen peroksida dapat mengalami reaksi

Fenton’s dengan kehadiran ion besi (Fe2+) untuk menghasilkan hydroxyl radical

yang lebih merusak (Figueiredo et al., 2008): H2O2 + Fe2+ Fe3+ + OH + OH

Kompleks I dan III merupakan tempat utama produksi superoxide.

Superoxide yang terbentuk di dalam matrik dieliminasi dalam kompartemen

tersebut oleh enzim MnSOD. Sementara itu, sebagian O2 yang diproduksi dalam

ruang antar membran dibawa ke dalam sitoplasma melalui voltage dependent

anion channel (VDAC), atau dapat juga dieliminasi oleh enzim CuZnSOD

(Figueiredo et al., 2008), seperti digambarkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3.Mekanisme Pembentukan ROS dalam Mitokondria (Figueiredo et al., 2008).

Radikal bebas telah diyakini menimbulkan terjadinya peroksidasi lipid

membran sel (Ngurah, 2007; Setiawan dan Suhartono, 2007; Golden, 2009;

Page 48: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

26

Khotari et al., 2010), kerusakan DNA dan apoptosis (Khotari et al., 2010).

Peroksidasi lipid dapat dideteksi dari produk yang dihasilkannya di antaranya

MDA, dien terkonjugasi, lipid hidroperoksida, isoprostan (Marciniak et al., 2009).

Malondialdehyde merupakan senyawa dialdehida dengan rumus molekul

C3H4O2, yang dapat dihasilkan dari oksidasi asam lemak tidak jenuh oleh radikal

bebas. Oleh karena itu, konsentrasi MDA yang tinggi menunjukan adanya proses

oksidasi dalam membran sel (Winarsi, 2007). Misalnya, pada olahraga dengan

intensitas tinggi (80% s.d. 95% maksmimum repetisi) terbentuk MDA yang lebih

banyak dibandingkan dengan olahraga intensitas rendah (20% s.d. 35%

maksimum repetisi) (Guzel et al., 2007).

Peroksidasi lipid terjadi melalui beberapa tahapan reaksi yaitu inisiasi,

propagasi dan terminasi :

LH + oksidan L• + oksidan-H (inisiasi)L• + O2 LOO• (propagasi)LOO• + LH L• + LOOH (propagasi)L• + L• produk non radikal (terminasi)L• + LOO• produk non radikal (terminasi)

Lipid (LH) penyusun membran sel biasanya berupa asam lemak tak jenuh

ganda. Peroksidasi dimulai (inisiasi) dari abstraksi atom hidrogen pada gugus

metilen oleh ROS membentuk radikal karbon (L•). Apabila radikal karbon

bereaksi dengan oksigen maka akan terbentuk radikal peroksil (LOO•). Reaksi

berikutnya adalah abstraksi atom hidrogen lipid lain oleh radikal peroksil

membentuk lipid hidroperoksida yang bersifat sitotoksik (LOOH), sehingga

terjadi reaksi berantai. Reaksi akan berakhir (terminasi) jika radikal karbon

yang terbentuk pada tahap inisiasi ataupun radikal lain yang terbentuk pada

Page 49: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

27

reaksi propagasi bereaksi dengan radikal lain menjadi produk non radikal

(Setiawan dan Suhartono, 2007).

2.2.2 Antioksidan

Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menangkal atau meredam

dampak negatif oksidan dalam tubuh dengan cara mendonorkan satu elektronnya

kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitasnya bisa dihambat

(Winarsi, 2007). Antioksidan dapat digolongkan menjadi antioksidan enzimatis

dan non enzimatis. Antioksidan enzimatis disebut juga antioksidan primer atau

antioksidan endogen, diantaranya GPx, catalase, dan SOD. Sedangkan,

antioksidan non enzimatis disebut juga antioksidan sekunder atau antioksidan

eksogen, digolongkan sebagai yang larut dalam lemak seperti tokoferol,

karotenoid, flavoniod, quinon, dan bilirubin, sementara yang larut dalam air

seperti asam askorbat, asam urat, protein pengikat logam dan protein pengikat

heme (Winarsi, 2007). Di samping itu, dikenal juga antioksidan sintetik seperti

Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluen (BHT), propil galat, tert-butil

hidroksi quinon (TBHQ) (Prangdimurti, 2007).

2.2.2.1 Superoxide dismutase

Enzim antioksidan SOD merupakan kelompok enzim yang dapat ditemukan

dalam sel (sitosol dan mitokondria) juga dalam plasma. Dalam sitoplasma, SOD

ada dalam bentuk CuZn-SOD (EC 1.15.1.1) mempunyai berat molekul 32.000 Da,

dalam mitokondria ada dalam bentuk Mn-SOD (EC 1.15.1.1) dengan berat

molekul 23.000 Dalton. Sedangkan dalam plasma berupa EC-SOD (EC 1.15.1.1)

dengan berat molekul 135.000 Dalton. Semua bentuk SOD tersebut mengkatalisis

Page 50: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

28

perubahan anion superoxide menjadi hydrogen peroxide (Zelko et al., 2002;

Marciniak et al., 2009 ) seperti reaksi: O2 + 2H+ SOD H2O2 + O2

Kelas enzim SOD yang lain di antaranya Fe-SOD dan NiSOD. FeSOD

umumnya ditemukan pada prokaryota, algae dan beberapa tumbuhan tinggi,

sedangkan NiSOD ditemukan dalam Streptomyces (Scandalios, 2005).

2.2.2.2 Glutathione peroxidase

Glutathione peroxidase merupakan enzim scavenger terhadap hydrogen

peroxide, terdapat terutama dalam mitokondria. Glutathione peroxidase

memerlukan glutathione sebagai substrat, terdapat dalam dua bentuk yaitu

glutathione tereduksi (reduced glutathione atau GSH) dan glutathione teroksidasi

(glutathione disulfide atau GSSG). Ketika mengkatalisis perubahan hydrogen

peroxide (H2O2) menjadi H2O, GSH dioksidasi menjadi GSSG, dan GSSG

dapat direduksi kembali oleh NADPH untuk mendapatkan kembali GSH

(Marciniak et al., 2009).

Gambar 2.4.Perubahan Hydrogen Peroxide Menjadi Air yang Dikatalisis oleh GPx

(Prangdimurti, 2007).

Glutathione peroxidase berpotensi mengubah molekul hidrogen peroksida

dengan cara mengoksidasi GSH menjadi GSSG. Glutathione bentuk tereduksi

mencegah lipid membran dan unsur-unsur sel lainnya dari kerusakan oksidasi

Page 51: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

29

dengan cara merusak molekul hydrogen peroksida dan lipid peroksida

(Winarsi, 2007).

2.3 Tinjauan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk dalam famili Guttiferae. Buah

berwarna merah sampai ungu gelap, bagian yang dapat dimakan berwarna putih

yang disebut aril, lembut dan banyak air (juicy), rasanya manis dengan sedikit

asam serta aroma menyenangkan (Jung et al., 2006). Buah manggis sering

mendapat julukan Queen of Fruit karena dianggap salah satu buah tropis dengan

cita rasa terbaik di dunia (Moongkarndi et al., 2004; Pedraza-Chaverri et al.,

2008). Nama binomial Garcinia mangostana L. diberikan oleh Carolus Linnaeus

berdasarkan specimen yang diterima dari Laurentius Garcin, seorang naturalis

yang bekerja untuk Linnaeus di India-Belanda (Indonesia), dan mendapatkan

specimen buah manggis dari kepulauan Maluku, Indonesia, di mana penduduk

lokal menyebutnya dengan nama mangostan, kemudian oleh Carolus Linnaeus

diberi nama Garcinia mangostana L. (Sobir dan Poerwanto, 2007).

Buah manggis juga mengandung mineral yang bermanfaat bagi tubuh.

Kandungan mineral buah manggis di antaranya adalah; Na 1,1 mg/100 g,

K 101,3 mg/100 g, Mg 13,2 mg/100 g, Ca 12,3 mg/100 g, Fe 512,6 µg/100 g,

Mn 112,6 µg/100 g, Zn 31,6 µg/100 g dan Cu 8.7 µg/100 g berat basah

(Haruenkit et al., 2007).

Ekstrak kulit buah manggis juga diketahui relatif aman. Penelitian tentang

toksisitas ekstrak 95% ethanol kulit buah manggis pada tikus Sprague-Dawley,

baik dosis akut (dosis 2; 3, dan 5 g/kg bb) maupun dosis subakut (dosis 0; 50;

Page 52: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

30

500, dan 1000 mg/kg bb selama 28 hari) tidak menunjukan mortalitas maupun

tanda-tanda abnormalitas klinis organ paru, jantung, hati, limfa, adrenal, ginjal,

testis dan ovarium, maupun parameter biokimia lainnya (Jujun et al., 2008).

Penelitian toksisitas akut pada tikus Swiss albino (Mus musculus) yang diberikan

ekstrak hydroethanol kulit buah manggis dosis 2g dan 5g/kg bb tidak

menunjukkan tanda-tanda toksisitas selama 14 hari pengamatan. Demikian juga

toksisitas subkronis pada tikus Wistar menunjukan bahwa ekstrak hydroethanol

kulit buah manggis dosis 400; 600, dan 1200 mg/kg bb selama 12 minggu tidak

mempengaruhi perilaku, makan, minum, pertumbuhan, status kesehatan tikus

maupun tanda-tanda abnormalitas dari histopatologi organ-organ internal, tetapi

dari parameter biokimia darah terlihat adanya peningkatan direct bilirubin hanya

pada tikus jantan yang menandakan adanya hepatitis akut dan cholestasis

(Hutadilok-Towatana et al., 2010). Chivapat et al. (2011) meneliti pemberian

ekstrak etanol kulit buah manggis dengan dosis 0 ; 10; 100 ; 500, dan

1000mg/kgbb/hari selama enam bulan pada tikus Wistar menyimpulkan bahwa,

walaupun pemakain dosis sampai 1000mg/kg bb selama enam bulan tidak

menunjukan tanda-tanda farmakotoksik dan abnormalitas yang jelas, namun

demikian pemakaian dosis 500 mg/kg bb dalam waktu lama tidak disarankan

karena menyebabkan peningkatan alanine transminase, blood urea nitrogen dan

creatinin yang merupakan indikasi terjadinya gangguan fungsi hati dan ginjal.

Penelitian juga menyebutkan bahwa ekstrak kulit buah manggis mempunyai

kemampuan sebagai antioksidan (Jung et al., 2006; Weecharangsan et al., 2006;

Kosem et al., 2007; Zarena dan Sankar, 2009; Ngawhirunpat et al., 2010;

Page 53: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

31

Palakawong et al., 2010). Di samping itu, juga berperan sebagai antimikroba

(Palakawong et al., 2010), sitoprotektif (Kosem et al., 2007; Ngawhirunpat et al.,

2010), antiinflamasi (Chomnawang et al., 2007), antikanker (Moongkarndi et al.,

2004; Akao et al., 2008), antitumor (Chang et al., 2010), antimalaria

(Mahabusarakam et al., 2006), anti-acne (Pothitirat et al., 2010), antituberculosis

(Suksamrarn et al., 2003), neuroprotektif (Weecharangsan et al., 2006),

antiproliferasi (Matsumoto et al., 2003).

Sifat antioksidan kulit buah manggis dikaitkan dengan adanya bahan aktif

terutama dari kulit buah. Bahan aktif yang telah berhasil diidentifikasi dari kulit

buah manggis berupa sejumlah besar senyawa xanthone, di antaranya adalah

8-hydroxycudraxanthone G, mangostingone [7-methoxy-2-(3-methyl-2-butenyl)-8-

(3-methyl-2-oxo-3-butenyl)-1,3,6-trihydroxyxanthone, cudraxanthone G,

8-deoxygartanin, garcimangosone B, garcinone D, garcinone E, gartanin, 1-

isomangostin, -mangostin, -mangostin, mangostinone, smeathxanthone A, dan

tovophyllin A. Di antara senyawa xanthone, -mangostin dan -mangostin

merupakan komponen terbesar. Uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan

peroksinitrit sebagai radikal bebas diketahui bahwa 8-hydroxycudraxanthone G,

gartanin, -mangostin, -mangostin dan smeathxanthone A merupakan komponen

yang memilki aktivitas antioksidan terbesar (Jung et al., 2006).

Kadar xanthone berbeda tergantung pada kualitas buah, di mana kadar

terbesar didapatkan pada buah dengan kulit burik atau kasar yakni sebesar 23,544

µg/g ekstrak, sedangkan pada buah besar dengan kulit mulus mengandung kadar

xanthone sebesar 18,502 µg/g ekstrak, buah kecil sebesar 20,434 µg/g dan buah

Page 54: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

32

dengan kulit mengandung getah kuning 15,289 µg/g ekstrak. Buah dengan kulit

burik terjadi akibat adanya serangan hama atau akibat kerusakan fisik. Dalam

kondisi tersebut xanthone berperan sebagai mekanisme pertahanan dalam

mencegah terjadinya stres akibat serangan hama tersebut atau kerusakan fisik.

Namun demikian, sifat sebagai antioksidan yang diuji dengan menggunakan

DPPH sebagai sumber radikal bebas, ekstrak methanol kulit buah manggis

tidak menunjukan perbedaan yang signifikan antar kualitas buah

(Kurniawati et al., 2010).

Xanthone termasuk ke dalam golongan senyawa flavonoid. Senyawa ini

memiliki dua cincin benzene dan satu cincin piran. Inti xanthone dikenal sebagai

9-xanthenone atau dibenzo-c-pyrone. Xanthone dapat diklasifikasikan ke dalam

lima kelompok yaitu; oxygenated xanthone, xanthone glycoside, prenylated

xanthone, xanthonolignoid, dan miscellaneous Xanthone. Saat ini sekitar 1000

xanthone berbeda telah diketahui (Pedraza-Chaverri et al., 2008).

Xanthone telah diisolasi dari seluruh bagian tumbuhan manggis (Garcinia

mangostana L), terutama kulit buah, seluruh buah, kulit batang, serta daun. Di

antara senyawa xanthone tersebut, -, -, dan mangostin, garcinone E,

8-deoxygartanin, dan gartanin paling banyak dipelajari. Di samping itu, xanthone

sintetik juga telah digunakan pada beberapa penelitian. Inti xanthone dan

beberapa golongan xanthone lainnya ditampilkan pada Gambar 2.5, sedangkan

xanthone yang diisolasi dari kulit buah manggis ditampilkan pada Tabel 2.1

(Pedraza-Chaverri et al., 2008).

Page 55: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

33

Gambar 2.5Inti Xanthone dan Beberapa Golongan Xanthone (Pedraza-Chaverri et al., 2008).

Ekstrak kulit buah manggis dengan ethanol 95 % dengan cara maserasi,

perkolasi, ultrasonik, dan magnetic stirrer, serta ethanol 50%, 70 %, dan 95 %

dengan menggunakan soxhlet, didapatkan kadar -mangostin lebih besar pada

ekstrak ethanol 95% dengan cara maserasi dan dengan menggunakan soxhlet

masing-masing sebesar 13,32% w/w dan 13,51% w/w (Pothitirat et al., 2010).

Sementara Kosem et al. (207) mendapatkan kadar -mangostin dari ekstrak

methanol kulit buah manggis sebesar 25,19g/100g ekstrak. Ngawhirunpat et al.

(2010) mengekstrak kulit buah manggis dengan air, methanol, serta hexane, dan

didapatkan kadar -mangostin dari ekstrak hexane sebesar 28,7% w/w, dari

ekstrak methanol 15,5% w/w, sedangkan dari ekstrak air tidak terdeteksi adanya

bahan aktif tersebut.

Page 56: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

34

Tabel 2.1.Xanthone yang Diisolasi dari Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L)

(Pedraza-Chaverri et al., 2008).No Nama Senyawa1234567891011121314151617181920212223242526272829303132333435363738394041

424344454647484950

-Mangostin-Mangostin-MangostinMangostanolMangostenol1-Isomangostin1-Isomangostin hydrate3-Isomangostin3-Isomangostin hydrate1,6-Dihydroxy-7-methoxy-8-isoprenyl-60,60-dimethylpyrano(20,30:3,2)xanthoneToxyloxanthone A (trapezifolixanthone)CalabaxanthoneDemethylcalabaxanthoneCaloxanthone AMacluraxanthone1,7-dihydroxyxanthone)EuxanthoneCudraxanthone8-hydroxycudraxanthone GEsmeatxanthone ABR-xanthone ABR-xanthone BMangostaninMangostenone AMangostenone BMangostinone AsaiGartanin8-DeoxygartaninGarcinone AGarcinone BGarcinone CGarcinone DGarcinone EGarcimangosone AGarcimangosone BGarcimangosone CGarcimangosone DTovophyllin ATovophyllin B1,5-dihydroxy-2-isoprenyl-3-methoxyxanthoneMangostingone [7-methoxy-2-(3- isoprenyl)-8-(3-methyl-2-oxo-3-buthenyl)-1,3,6-trihydroxyxanthone5,9-Dihydroxy-2,2-dimethyl-8-methoxy-7-isoprenyl-2H,6H-pyrano [3,2-b] xanthen-6-one2-(,-Dimethylallyl)-1,7-dihydroxy-3-methoxyxanthone2,8-Bis(c, c-dimethylallyl)-1,3,7-trihydroxyxanthone1,3,7-Trihydroxy-2,8-di-(3-methylbut-2-enyl) xanthone1,7-Dihydroxy-2-isoprenyl-3-methoxyxanthone2,7-Diisoprenyl-1,3,8-trihydroxy 4-methylxanthone2,8-Diisoprenyl-7-carboxy-1,3 dihydroxyxanthone2-Isoprenyl-1,7-dihydroxy-3 methoxyxanthone1,3,6,7-Tetrahydroxy-8-(3 methyl-2-buthenyl)-9H-xanthon-9-one

Page 57: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

35

2.3.1 Aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah manggis

Aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L)

telah diuji menggunakan metode DPPH (Weecharangsan et al., 2006;

Chomnawang et al., 2007; Haruenkit et al., 2007; Kosem et al., 2007; Pothitirat et

al., 2010; Zarena dan Sankar, 2009; Ngawhirunpat et al., 2010; Palakawong et al.,

2010). Metode DPPH pada prinsipnya adalah reaksi penangkapan hidrogen oleh

DPPH dari senyawa antioksidan. Derajat penurunan warna ungu merah DPPH

menjadi DPPH dalam bentuk tereduksi (DPPHH) yang berwarna kuning

mengindikasikan kemampuan peredaman senyawa tersebut sebagai

antiradikal bebas dan dilakukan secara spektrofotometri pada panjang

gelombang 517 nm (Kosem et al., 2007).

Weecharangsan et al. (2006) mempelajari sifat antioksidan dan

neuroprotektif dari empat jenis ekstrak kulit buah manggis (ekstrak air, ethanol

50%, ethanol 95%, dan ethyl acetate). Kapasitas antioksidan tersebut diuji

dengan metode DPPH dengan konsentrasi 1; 10; 50 and 100 µg/mL pada masing-

masing ekstrak. Ekstrak air dan ethanol 50% menunjukan kapasitas antioksidan

paling tinggi yaitu dengan IC50 masing-masing 34,98 dan 30,76 µg/mL. Kapasitas

antioksidan ekstrak tersebut kemudian diuji pada sel neuroblastoma (NG108-15)

yang terpapar hidrogen peroksida (H2O2), kedua ekstrak tersebut (ekstrak air dan

ethanol 50%) menunjukan kemampuan sebagai neuroprotektif pada konsentrasi

50 µg/mL, dan ekstrak ethanol 50 % mempunyai kemampuan lebih tinggi

dibandingkan dengan ekstrak air. Penelitian Chomnawang et al. (2007) dengan

menggunakan metode DPPH juga menunjukan bahwa ekstrak ethanol Kulit buah

Page 58: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

36

manggis mempunyai kemampuan sebagai antioksidan yang signifikan dengan

IC50 sebesar 6.13 µg/mL. Di samping itu ekstrak tersebut dapat menurunkan

produksi ROS secara signifikan pada sel polymorphonuclear leucocyte (PML)

dengan inhibition ratio 77,8% pada anion superoxide.

Haruenkit et al. (2007) menunjukkan aktivitas antioksidan manggis dengan

metode DPPH and ABTS assays, dan mendapatkan nilai masing-masing sebesar

79,1 dan 1268,6 µM trolox equivalent/100 g berat basah. Pada penelitian tersebut,

tikus Wistar betina yang diberi makan standar dan tambahan 1% kolesterol serta

5% ekstrak manggis, menunjukkan mampu menghambat peningkatan lipid plasma

dan penurunan aktivitas antioksidan. Kosem et al. (2007) juga meneliti aktivitas

antioksidan ekstrak methanol kulit buah manggis dengan menggunakan metode

DPPH dan didapatkan nilai IC50 sebesar 20,50 µg/ml. Di samping itu ekstrak

tersebut juga mempunyai kemampuannya meredam ion radikal seperti; Hydroxyl

radical dengan IC50 sebesar 47 µg/ml, superoxide dengan IC50 25 µg/ml, nitric

oxide dengan IC50 55,61 µg/ml, juga menghambat terjadinya peroksidasi lipid

dengan IC50 9,43 µg/ml.

Pothitirat et al. (2010) mengekstrak kulit buah manggis dengan ethanol

95% dengan cara maserasi, perkolasi, ultrasonik, dan magnetic stirrer, serta

ethanol 50%, 70%, dan 95% dengan menggunakan soxhlet. Aktivitas antioksidan

ekstraks tersebut yang diuji dengan menggunakan metode DPPH dan diketahui

bahwa ekstrak ethanol 95% dengan cara maserasi dan soxhlet mempunyai

aktivitas antioksidan yang baik masing masing dengan EC50 sebesar 14,24 µg/ml

dan 14,88 µg/ml, namun demikian ekstrak 50% ethanol dengan menggunakan

Page 59: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

37

soxhlet menunjukan aktivitas antioksidan yang terbaik yakni dengan EC50 sebesar

12,84 µg/ml dan ekstrak dengan cara ini juga menghasilkan kandungan fenol dan

tannin yang maksimum yakni masing-masing 26,96 gallic acid equivalent/100 g

ekstrak kering dan 46,83 g tannic acid equivalent/100 g ekstrak kering.

Sementara penelitian Zarena dan Sankar (2009) menguji aktivitas

antioksidan ekstrak kulit buah manggis yang diekstrak dengan berbagai macam

pelarut dengan menggunakan metode DPPH. Hasil penelitian tersebut

menunjukan bahwa ekstrak ethyl asetat dan aseton didapatkan IC50 masing-

masing sebesar 30,01 μg/ml dan 33,32 μg/ml, yang mengindikasikan sebagai

sumber antioksidan yang baik dengan cara mendonasikan elektron kepada radikal

bebas untuk membentuk produk stabil sehingga tidak menimbulkan reaksi

berantai. Ngawhirunpat et al. (2010) juga menguji aktivitas antioksidan kulit buah

manggis yang diekstrak dengan air, methanol, dan hexane dengan menggunakan

metode DPPH dan diketahui bahwa ekstrak air mempunyai aktivitas yang lebih

baik dibandingkan dengan ekstrak methanol maupun hexane masing-masing

dengan IC50 11,0 µg/ml, 14,7 µg/ml, dan 41,2 µg/ml. Disamping itu ekstrak

tersebut juga diuji kemampuannya dalam meredam radikal hidroksil dan

peroksidasi lipid, dimana ekstrak air menunjukan kemampuan yang lebih baik

dibanding kedua ekstrak lainnya. Ekstrak tersebut kemudian diuji kemampuannya

melindungi kerusakan sel keratinocyte yang terpapar dengan H2O2 dengan

konsentrasi 200 µM, dan diketahui bahwa ekstrak air dapat meningkatkan

viabilitas sel keratinocyte sedangkan ekstrak methanol dan hexane tidak, bahkan

Page 60: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

38

pada konsentrasi tinggi ekstrak methanol (50 sd 500 µg/ml) dan hexane (100 s.d.

500 µg/ml) justru menurunkan viabilitas sel keratinocyte.

Palakawong et al. (2010) menguji aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah,

daun, dan kulit batang manggis dengan menggunakan metode DPPH, dan

didapatkan IC50 masing-masing 5,94 µg/ml, 9,44 µg/ml, dan 4,46 µg/ml.

Sementara Moongkarndi et al. (2004) menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah

manggis secara signifikan mampu mengurangi produksi ROS pada human breast

cancer (SKBR3), yang diukur dengan menggunakan metode 2,7-

dichlorofluorescein diacetate (DCFH-DA). Metode yang sama juga digunakan

oleh Kosem et al. (2007) pada human umbilical vein endothelial cell ECV304.

Penelitian aktivitas antioksidan ekstrak manggis maupun bahan aktifnya

secara invivo belum banyak dilakukan. Kondo et al. (2009) melakukan penelitian

tentang pemberian suplemen mangosteen plus, yang kaya xanthone, serta

mengandung aloe vera, teh hijau, dan multivitamin kepada responden sebanyak

59 mL kemudian mengamatinya dalam darah setelah 1; 2; 4, dan 6 jam

pemberian. Ada peningkatan kadar -mangostin yang signifikan dalam plasma.

Kadar maksimum sebesar 3,12 ng/mL terdeteksi setelah 1 jam pemberian,

kemudian menurun sepertiganya empat jam setelah pemberian dan level ini

bertahan sampai enam jam setelah pemberian. Kadar vitamin B2 dan B5 juga

terdeteksi dalam plasma dengan kadar maksimum masing-masing 7,52 dan 48,9

ng/mL tercapai setelah dua jam pemberian. Pengamatan juga dilakukan terhadap

kapasitas antioksidan plasma dan menunjukan bahwa pemberian suplemen

tersebut meningkatkan kapasitas antioksidan plasma lebih dari 16% setelah 1 jam

Page 61: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

39

pemberian dan mencapai 18 % setelah dua jam dan level ini bertahan sampai

akhir pengamatan (6 jam). Walaupun penelitian tersebut menyimpulkan bahwa

peningkatan aktivitas antioksidan plasma bukan semata-mata diakibatkan oleh

peningkatan kadar -mangostin, namun pemberian suplemen mangsoteen plus

dengan mineral esensial telah meningkatkan level antioksidan plasma sehingga

akan memberikan perlindungan terhadap penyakit kronis. Penelitian lain

menyebutkan bahwa pemberian 60 mL jus manggis yang mengandung

5,3 mmol/L total xanthone kepada responden dengan sarapan tinggi lemak,

kemudian xanthone diamati dalam serum dan urin selama 24 jam. Konsentrasi

xanthone dalam serum bervariasi antara 762 nmol/L s.d. 4030 nmol/L selama 24

jam pengamatan, di mana konsentrasi sebesar 113 nmol/L tercapai setelah 3,7

jam. Sementara dalam urin, kadar xanthone berkisar antara 0,9 µmol s.d.

11,1 µmol dan hanya mencapai 2% dari kadar yang diberikan, sehingga

disimpulkan bahwa xanthone yang ada dalam jus manggis diserap bersama-sama

dengan makanan kaya lemak, walaupun pelepasan xanthone dari kulit manggis

selama pencernaan mungkin terbatas, dan tidak ada perbedaan antara laki-laki

dengan perempuan (Chitchumroonchokchai et al., 2012).

2.4 Mekanisme Aktivasi Gen Penyandi Antioksidan

Berbagai macam senyawa kimia baik alami maupun sintetis dapat bertindak

sebagai inducer terhadap ekspresi gen penyandi antioksidan. Inducer dapat

dikelompokkan ke dalam 10 katagori utama yaitu; diphenol, phenylenediamine,

dan quinone; Michael acceptor; isothiocyanate, thiocarbamate, dan senyawa

terkait lainnya yang mengandung sulfur; 1,2-dithiol-3-thiones, oxathiolene oxide,

Page 62: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

40

alk(en)yl (poly)sulfide; hydroperoxide; senyawa-senyawa arsenic trivalen; ion-ion

logam berat (Cd, Co, Cu, Au, Hg, Pb); dimercaptan; carotenoid dan senyawa

yang serupa; senyawa-senyawa yang mengandung selenium (terutama diselenide

dan selenol). Kelompok inducer dan mekanisme kerjanya dicantumkan pada

Tabel 2.2 (Tkachev et al., 2011).

Salah satu inducer tersebut adalah golongan fenol. Senyawa fenol merupakan

kelompok zat kimia yang ditemukan sangat luas pada tanaman. Senyawa ini telah

dieksploitasi secara intensif karena berbagai fungsi biologis seperti antimutagenik,

antikarsinogenik, antipenuaan, dan juga antioksidan (Kosem et al., 2007).

Senyawa fenol seperti flavonoid banyak ditemukan dalam buah-buahan, sayuran,

kacang-kacangan, biji, bunga, dan juga teh dan anggur merah (Middleton Jr. et al.,

2000). Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa ada korelasi sangat kuat

antara aktivitas antioksidan dengan total fenol dari ekstrak buah-buahan, sehingga

disimpulkan senyawa fenol berperan sebagai antioksidan pada buah-buahan

(Mahattanatawee et al., 2006; Isabelle et al., 2010; Nurliyana et al., 2010).

Inducer lainya adalah ROS seperti H2O2. Dalam kondisi normal, ROS dihasilkan

sebagai produk samping dari metabolisme aerobik untuk membentk ATP dalam

mitokondria. Dalam reaksi tersebut dibutuhkan oksigen di mana oksigen akan

bereaksi dengan hidrogen untuk membentuk air, tetapi sejumlah kecil oksigen

dapat berubah menjadi radikal bebas.

Page 63: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

41

Tabel 2.2.Kelompok Inducer dan Mekanisme Kerja (Tkachev et al., 2011).

Group ofagents

Members Mechanism of action

Xenobiotics and theirmetabolites

Endogenouscompounds

Diphenols,quinones,andphenylene-diamines

Michaelacceptors

Isothiocya-nates

1,2-Dithio-3-thiones

Hydropero-xides

Compoundsof trivalentarsenic

Heavymetal ions

Vicinaldimercap-tans

Carotenoids

Selenium-containingcompounds

tBHQ, BHT, BHA,curcumin, resveratrol,quercetin, ethoxyquin,probucol, epigallocatechin-3-gallate

EPA, DHA, crotonicaldehyde,methyl acrylate, methylpropionate,methyl vinyl sulfone

sulforaphane, 3-morpholinopropylisothiocyanate

1,2-dithiolthione, oltipraz,5-(para-methoxyphenyl)-1,2-dithiol-3-thione

Tert-butyl hydroperoxide,cumolhydroperoxide, Н2O2

As2O3, AsO2- , As3+,

phenylarsine oxide,CH3As(OH)2

Cd2+, Co2+, Cu2+, Au1+,Hg2+, Pb2+

(±)-2,3-dimercapto-1-propanol,1,2-ethane dithiol

3-hydroxy-β-damascone,lycopene

ebselen, dialkyl diselenides,seleninic acids, phenylselenol

dopamine,4-hydroxyestrol,2-hydroxyestradiol,4-hydroxyestradiol,estradiol-3,4-quinone

acrolein, 4-hydroxy-2,3-nonenal, PGA2,15d-PGJ2,J2-isoprostane

Н2O2, lipidhydroperoxides

oxidize or bind toSH-groups in Keap1 andincrease of intracellularН2O2 production

binding to SH-groups ofKeap1

binding to SH-groups ofKeap1

increase of Н2O2

intracellularproduction

oxidation of SH-groupsin Keap1

binding to SH-groupsof Keap1, increaseof intracellular Н2O2

production

increase of intracellularН2O2 production

not determined

not determined,preliminary oxidation ofcompounds is required

not determined

Keterangan : tBHQ (tert-butylhydroquinone), BHT (butylhydroxytoluene),BHA (butylhydroxyanisole), EPA (eicosapentaenoic acid), DHA (docosa hexaenoicacid), PGA2 (prostaglandin A2), 15d-PGJ2 (15-deoxy-prostaglandin J2).

Page 64: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

42

Antioksidan dapat mencegah terjadinya peroksidasi lipid baik pada tahap

inisiasi, propagasi maupun pada tahap terminasi. Pada tahap inisiasi, peroksidasi

lipid dapat dicegah oleh peredam radikal bebas. Sementara pada tahap propagasi

diputus oleh peredam radikal peroksi seperti antioksidan flavonoid

(LOO + FL-OH LOOH + FL-O , FL-OH adalah flavonoid). Sedangkan pada

tahap terminasi, radikal lipid (L), radikal lipid peroksi (LOO) dan radikal

alkoksil (LO) diredam oleh antioksidan fenol (seperti -tocopherol, flavonoid)

(LOO/L /LO + A-OH LOOH/LH/LOH + AO , A-OH adalah senyawa fenol

seperti -tocopherol, flavonoid, dan AO adalah radikal fenoksil)

(Middleton Jr. et al., 2000).

Inducer tersebut bekerja melalui mekanisme aktivasi Nrf2. Senyawa

fitokimia seperti epicatechin telah diketahui dapat memicu ekspresi gen penyandi

antioksidan melalui aktivasi Nrf2 (Granado-Serrano et al., 2010; Shah et al.,

2010). Penelitian yang dilakukan pada tikus Wistar menunjukan bahwa Curcumin

dapat mengurangi kerusakan hati melalui aktivasi Nrf2 (Farombi et al., 2008),

juga biji broccoli yang mengandung glucosinolate 40 mmol/kg, dapat

menginduksi pembentukan antioksidan dan protein detoksikasi melalui aktivasi

Nrf2 pada tikus (McWalter et al., 2004). Senyawa fitokimia tersebut mengaktivasi

Nrf2 secara langsung atau melalui serangkaian jalur yang diperantari oleh

interaksi dengan protein spesifik seperti p38, protein kinase C (PKC),

extracellular signal-regulated protein kinase (ERK), c-jun N-terminal kinase

(JNK), dan phosphatidylinositol-3-kinase (PI3K). Dalam kondisi normal, Nrf2

terikat pada Keap1 dan terdapat dalam sitoplasma bersama protein aktin

Page 65: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

43

sitoskeleton (Mann et al., 2007). Sebaliknya, dalam kondisi terpapar oleh senyawa

yang bertindak sebagai inducer, maka inducer bereaksi dengan sistein pada Keap1

mengakibatkan pelepasan Nrf2 dari Keap1. Nrf2 kemudian mengalami translokasi

menuju nukleus dan berikatan dengan ARE bersama protein small

musculoaponeurotic fibrosarcoma (sMaf) untuk mengaktivasi ekspresi gen-gen

sitoprotektif seperti Heme Oxygenase-1 (HO-1), Peroxyredoxin-1 (Prx-1),

thioredoxin-1(Trx-1), cystineglutamate anionic amino acid transporter (xCT),

glutathione-S-transferase (GST), dan NAD(P)H:quinone oxidoreductase (NQO-1)

(Son et al., 2008). Mekanisme tersebut digambarkan pada Gambar 2.6 dan 2.7.

Gambar 2.6Mekanisme Aktivasi Nrf2/ARE oleh Senyawa Fitokimia (Son et al., 2008).

Gambar 2.7.Mekanisme Aktivasi Nrf2/ARE oleh ROS (Mann et al., 2007).

Page 66: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

44

Nuclear factor-erythroid 2-related factor-2 merupakan suatu basic region-

leucine zipper (bZIP) transcription factor dan anggota Cap ‘n’ Collar (CNC)

family, yang juga termasuk NF-E2, Nrf1, Nrf3, Bach1 dan Bach2. Nrf2

menengahi respon seluler akibat terpapar berbagai macam inducer seperti oksidan

atau xenobiotic dengan cara berikatan pada elemen dari promotor gen

sitoprotektif. Nrf2 diaktivasi oleh perubahan kondisi redoks sel dan berfungsi

memulihkan homeostasis dengan mengontrol antioksidan, xenobiotic, dan enzim

sitoproteksif lainnya (Baird et al., 2011).

Pada manusia, Nrf2 merupakan suatu protein yang terdiri atas 605 asam

amino dengan berat molekul 67,8 kDa, sedangkan pada tikus terdiri atas 597

asam amino dengan berat molekul 66,9 kDa (Tkachev et al., 2011). Protein Nrf2

terdiri atas enam domain fungsional yaitu; Nrf2-epichlorohydrin (ECH)

homology (Neh; Neh1,Neh2, Neh3, Neh4, Neh5, dan Neh6). Domain Neh1 berisi

bZIP DNA binding yang akan berlekatan dengan ARE untuk membentuk sebuah

heterodimer bersama protein lain seperti Maf dan Jun protein. Domain Neh2

menjadi bagian yang akan berlekatan dengan inhibitornya yang ada di sitoplasma

yaitu Keap1. Domain Neh3 terikat pada chromo-ATPase/helicase DNA binding

protein yang berfungsi sebagai co-activator transkripsional untuk meningkatkan

transkripsi gen-gen yang tergantung pada ARE. Domain Neh4 dan Neh5 bertindak

secara sinergi untuk mengikat co-activator transkripsi yang lain. Umpan balik

negatif Nrf2 dilakukan oleh Neh6 (Baird et al., 2011; Tkachev et al., 2011).

Struktur Nrf2 digambarkan secara skematis pada Gambar 2.8.

Page 67: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

45

Gambar 2.8.Struktur Domain Nrf2. Menunjukan Posisi Domain Neh2, Neh4, Neh5, Neh6,Neh1 dan Neh3, dan Lokasi DLG dan ETGE Motif dalam Neh2 Sebagai TempatPerikatan antara Nrf2 dengan Keap1. Neh1 Berisi bZip DNA Binding dan DomainHeterodimerisasi di mana Nrf2 Berinterakasi dengan Small Maf dan Berikatanpada DNA Sebagai Heterodimer (Baird et al., 2011).

Kelch-like ECH-associated protein-1 pada tikus tersusun atas 624 asam

amino termasuk 25 sistein residu dengan berat molekul 69,5 kDa, sedangkan pada

manusia tersusun atas 625 asam amino termasuk 27 sistein residu dengan berat

molekul 69,7 kDa. Keap1 berisi lima domain yaitu; N-terminal region (NTR);

Broad-Complex, Tramtrack, dan Bric a` brac (BTB) domain yang

bertanggungjawab terhadap dimerisasi dan interakasi dengan cullin-3-containing

ubiquitin–ligase E3 complex (Cul3-E3-ligase); Intervening region (IVR) domain

yang berisi sistein residu yang sensitif terhadap oksidasi dan nuclear export signal

(NES) motif; Kelch domain yang berisi enam kelch repeat (KR1, KR2, KR3, KR4,

KR5, dan KR6) dan memiliki struktur 6-bladed β-propeller yang menengahi

asosiasi antara Keap1 dengan Nrf2 dan protein aktin atau myosin VIIa

sitoskeleton; dan C-terminal region (CTR) (Tkachev et al., 2011). Struktur Keap1

digambarkan secara skematis pada Gambar 2.9.

Page 68: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

46

Gambar 2.9.Struktur Domain Keap1. Menunjukan Posisi N-terminal Region (NTR), DomainBTB, Intervening Region (IVR), Kelch (DGR) Domain, dan C-terminal Region(CTR), Serta Lokasi C151, C273 dan C288. Keap1 Membentuk Dimer MelaluiBTB Domain yang Juga Sebagai Domain di mana Keap1 Berikatan dengan Cullin3 (Cul3). Kelch domain Membentuk Struktur 6-bladed -propeller di mana Keap1Berinteraksi dengan Domanin Neh2 dari Nrf2 (Baird et al., 2011).

Kelch-like ECH-associated protein-1 merupakan protein yang kaya sistein.

Dari seluruh sistein, 10 di ataranya diprediksi menjadi reaktif karena adanya asam

amino yang bermuatan positif di dekatnya. Muatan positif ini menurunkan pKa

gugus thiol sistein di sebelahnya, stabilisasi anion, sehingga pada gilirannya akan

mempertahankan sistein dalam keadaan reaktif. Sistein yang reaktif ini akan

mudah diinduksi oleh berbagai macam inducer seperti; dexamethasone 21-

mesylate (Dex-mes) dapat menginduksi sistein yang terdapat pada IVR domain

yakni C257, C273, C288, dan C297, serta sistein yang terdapat pada CTR yakni

C613. Sedangkan sistein yang terdapat pada BTB domain yakni C151 dapat

diinduksi oleh tert-butylhydroquinone (tBHQ). Jadi inducer yang berbeda dapat

dapat bereaksi dengan Keap1 dengan cara yang berbeda (Baird et al., 2011).

Bagian DNA yang berisi urutan nukleotida 5’- A/GTGAC/TnnnGCA/G-3′

sebagai core dan dikenal dengan ARE. Nrf2 dapat berikatan dengan bagian ini.

Page 69: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

47

Analisis lebih lanjut menemukan adanya urutan TA/CA yang terletak pada ujung

5′ dengan jarak dua pasang basa dari core yang berperan penting dalam induksi

transkripsi gen. Dengan demikian, panjang ARE adalah 16 nukleotida yaitu

5’-TA/CAnnA/GTGAC/TnnnGCA/G-3′, lima di antaranya bervariasi yang

membuat keragaman genom ARE. Beberapa ARE berisi binding site bagi AP-1

transcription factor (5′-TGACTCA-3′; 12-O-tetradecanoyl-forbol-13-acetate-

responsive element, TRE) sehingga protein-protein yang termasuk dalam AP-1

transcription factor super family seperti protein cap ‘n’ collar Nrf1, Nrf3, Bach1

dan Bach2; ATF1, ATF2, ATF3, ATF4, JunD, c-Jun, c-Fos dan Fra1 dapat

mengambil bagian dalam transkripsi gen yang dikontrol oleh ARE

(Tkachev et al., 2011).

Antioxidant Respone Element menengahi aktivasi transkripsi gen-gen

seperti HO-1, -glutamylcysteine synthethase, Trx-1, GST dan NQO-1, juga enzim

antioksidan seperti SOD dan catalase yang terlibat dalam meredam ROS. Dalam

kondisi basal Nrf2 terikat pada Keap1 dan terdapat dalam sitoplasma bersama

protein aktin sitoskeleton (Mann et al., 2007). Sebaliknya, dalam kondisi terpapar

oleh senyawa yang bertindak sebagai inducer, maka inducer bereaksi dengan

sistein pada Keap1 mengakibatkan pelepasan Nrf2 dari Keap1. Nrf2 kemudian

mengalami translokasi menuju nukleus dan berikatan dengan ARE bersama

protein sMaf untuk mengaktivasi ekspresi gen-gen sitoprotektif. Mekanisme ini

didukung fakta bahwa inducer sulforaphane dan bis(2-hydroxybenzylidene)

acetone dengan konsentrasi tertentu dapat menyebabkan terjadinya disosiasi

Keap1–Neh2 complex (Baird et al., 2011).

Page 70: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

48

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan atas kajian pustaka bahwa

stres oksidatif merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan antara produksi

radikal bebas dengan antioksidan, di mana kadar radikal bebas lebih tinggi

dibandingkan antioksidan. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh faktor internal

seperti genetik, umur, oksidasi fosforilasi, proses patofisiologi, dan faktor

eksternal seperti asupan makanan, patogen, sinar ultra violet dan bahan kimia.

Faktor internal utama yang menimbulkan stres oksidatif adalah oksidasi

fosforilasi akibat melakukan aktivitas fisik maksimal. Selama aktivitas fisik,

terbentuk radikal bebas bersamaan dengan reaksi oksidasi fosforilasi untuk

membentuk energi (ATP) dalam mitokondria. Dalam reaksi tersebut dibutuhkan

oksigen di mana oksigen akan bereaksi dengan hidrogen untuk membentuk air,

tetapi sejumlah oksigen dapat berubah menjadi radikal bebas. Dengan demikian

maka semakin berat aktivitas fisik maka dibutuhkan semakin banyak ATP, juga

semakin banyak radikal bebas yang dihasilkan sebagai produk samping.

Tubuh sebenarnya telah mempunyai kemampuan untuk menetralisir radikal

bebas dengan cara membentuk antioksidan endogen seperti GPx dan SOD.

Mekanisme tersebut terjadi karena aktivitas fisik yang dilakukan dengan

intensitas, durasi dan frequensi sedang (pelatihan fisik), tampaknya merupakan

stres tehadap tubuh dan menjadikannya sebagai sinyal untuk memunculkan respon

berulang sehingga meningkatkan kemampuan adaptasi, di mana responnya akan

Page 71: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

49

menjadi lebih baik apabila sinyal tersebut muncul kembali. Hal ini terjadi karena,

radikal bebas dapat berfungsi sebagai sinyal untuk mengaktivasi Nrf2 yang terikat

pada Keap1 dalam sitoplasma sehingga mengalami disosiasi dan translokasi

menuju nukleus. Dalam nukleus Nrf2 akan berasosiasi pada bagian promoter gen

yang disebut ARE, untuk mengaktivasi gen-gen penyandi antioksidan sehingga

berekspresi. Antioksidan tersebut akan menangkal atau meredam dampak negatif

radikal bebas dalam tubuh dengan cara mendonorkan elektronnya kepada radikal

bebas sehingga aktivitasnya bisa dihambat. Akan tetapi jika aktivitas fisik

dilakukan secara maksimal maka dihasilkan radikal bebas yang lebih banyak.

Dalam kondisi demikian antioksidan endogen tidak mampu lagi mengimbangi

pembentukan radikal bebas sehingga akan menyebabkan terjadinya stres oksidatif.

Untuk meningkatkan aktivitas antioksidan dalam mencegah terjadinya stres

oksidatif maka diperlukan antioksidan dari luar tubuh. Antioksidan tersebut akan

meredam radikal bebas dengan cara mendonorkan elektronnya baik pada tahap

inisiasi, propagasi maupun tahap terminasi. Salah satu sumber antioksidan alami

adalah kulit buah manggis (Garcinia mangostana L). Sifat antioksidan buah

manggis dikaitkan dengan adanya senyawa xanthone, di antaranya adalah

-mangostin dan -mangostin yang merupakan komponen terbesar serta memiliki

kemampuan sebagai antioksidan kuat. Senyawa yang terkandung dalam ekstrak

kulit buah manggis juga diduga bekerja sebagai sinyal yang akan memicu ekspresi

gen-gen penyandi antioksidan melalui aktivasi Nrf2.

Pemberian ekstrak kulit buah manggis bersama-sama dengan pelatihan fisik

diduga dapat meningkatkan kemampuan adaptasi tubuh melalui pembentukan

Page 72: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

50

antioksidan endogen sehingga akan mengurangi terjadinya stres oksidatif. Dengan

dasar pemikiran tersebut maka pemberian ekstrak kulit buah manggis secara

bersama-sama dengan pelatihan fisik masih perlu diteliti lebih lanjut.

3.2 Konsep Penelitian

Pola hubungan antar konsep dapat disusun seperti berikut :

Gambar 3.1Konsep Penelitian

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dapat menurunkan kadar

MDA darah tikus Wistar (Rattus norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal.

FAKTOR INTERNAL Genetik Umur Oksidasi fosforilasi Patofisiologi

PERLAKUAN Pelatihan fisik Ekstrak kulit buah manggis

TIKUS WISTAR SELAMAAKTIVITAS FISIK MAKSIMAL

MDA, SOD GPx

FAKTOR EKSTERNAL Diet Bahan kimia Patogen Sinar ultraviolet

Page 73: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

51

2. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dapat meningkatkan

kadar enzim SOD dan GPx darah tikus Wistar (Rattus norvegicus) selama

aktivitas fisik maksimal.

3. Pelatihan fisik intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per

minggu, selama empat minggu, dapat menurunkan kadar MDA darah tikus

Wistar (Rattus norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal.

4. Pelatihan fisik intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per

minggu, selama empat minggu, dapat meningkatkan kadar enzim SOD dan

GPx darah tikus Wistar (Rattus norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal.

5. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan pelatihan fisik

intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per minggu, selama

empat minggu, dapat menurunkan kadar MDA darah tikus Wistar (Rattus

norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal.

6. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan pelatihan fisik

intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per minggu, selama

empat minggu, dapat meningkatkan kadar enzim SOD dan GPx darah tikus

Wistar (Rattus norvegicus) selama aktivitas fisik maksimal.

Page 74: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

52

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental post test only. Penelitian

menggunakan Rancangan Acak Kelompok (Randomized Block Design) dengan

perlakuan Faktorial 6 x 2 (Steel dan Torrie, 1995). Perlakuan pertama adalah

ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang terdiri atas lima level

dosis yaitu: dosis 0 mg/kgbb/hari (E0), 50 mg/kgbb/hari (E1), 100 mg/kgbb/hari

(E2), 200 mg/kgbb/hari (E4), 300 mg/kgbb/hari (E6), dan 400 mg/kgbb/hari (E8).

Perlakuan kedua adalah pelatihan fisik yaitu: tanpa pelatihan fisik (P0) dan dengan

pelatihan fisik (P1), sehingga terdapat 12 kombinasi perlakuan. Rancangan

tersebut digambarkan pada Gambar 4.1.

4.2 Populasi, Sampel, dan Unit Penelitian

4.2.1 Populasi

1. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh tikus Wistar (Rattus

norvegicus) jantan umur 12 minggu, berat badan 216g s.d. 258g.

2. Populasi terjangkau adalah seluruh tikus Wistar (Rattus norvegicus) jantan

umur 12 minggu, berat badan 216g s.d. 258g yang berada di lokasi penelitian

dan memenuhi kriteria inklusi.

4.2.2 Kriteria sampel

Kriteria inklusi sampel meliputi :

1. Tikus Wistar (Rattus norvegicus) jantan umur 12 minggu.

2. Berat badan berkisar antara 216g s.d. 258g.

Kriteria drop out sampel meliputi :

1. Sampel mati selama penelitian

Page 75: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

53

Gambar 4.1Rancangan Penelitian

Keterangan :P : Populasi.S : Sampel.R : Random.E0P0 : Perlakuan ekstrak dosis 0 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.E1P0 : Perlakuan ekstrak dosis 50 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.E2P0 : Perlakuan ekstrak dosis 100 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.E4P0 : Perlakuan ekstrak dosis 200 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.E6P0 : Perlakuan ekstrak dosis 300 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.E8P0 : Perlakuan ekstrak dosis 400 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.E0P1 : Perlakuan ekstrak dosis 0 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.E1P1 : Perlakuan ekstrak dosis 50 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.E2P1 : Perlakuan ekstrak dosis 100 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.E4P1 : Perlakuan ekstrak dosis 200 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.E6P1 : Perlakuan ekstrak dosis 300 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.E8P1 : Perlakuan ekstrak dosis 400 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.O.E0P0 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 0 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.O.E1P0 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 50 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.O.E2P0 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 100 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.O.E4P0 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 200 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.O.E6P0 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 300 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.O.E8P0 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 400 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik.O.E0P1 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 0 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.O.E1P1 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 50 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.O.E2P1 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 100 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.O.E4P1 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 200 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.O.E6P1 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 300 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.O.E8P1 : Observasi Perlakuan ekstrak dosis 400 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik.

4.2.3 Unit penelitian

Jumlah unit penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan

dengan menggunakan persamaan Federer : (t-1) (r - 1) ≥ 15), di mana t adalah

banyaknya perlakuan dan r adalah jumlah replikasi (Montgomery, 2001). Dalam

Page 76: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

54

penelitian ini t = 12, sehingga (12-1)(r-1) ≥ 15. Dengan memakai rumus tersebut

diperoleh jumlah r = 4 yang artinya replikasi dilakukan empat kali, sehingga

jumlah unit penelitian adalah 12 x 4 = 48 unit. Setiap unit terdiri atas satu ekor

tikus sehingga jumlah tikus yang digunakan adalah 48 ekor.

4.3 Variabel Penelitian

4.3.1 Variabel bebas

Variabel bebas berupa dosis ekstrak kulit buah manggis (Garcinia

mangostana L.) dosis 0 mg/kgbb/hari, 50 mg/kgbb/hari, 100 mg/kgbb/hari,

200 mg/kgbb/hari, 300 mg/kgbb/hari, dan 400 mg/kgbb/hari yang diberikan

selama empat minggu dan pelatihan fisik berupa renang dengan intensitas 70%

dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per minggu, selama empat minggu.

4.3.2 Variabel tergantung

Variabel tergantung yang diukur dalam penelitian ini meliputi:

1. Kadar MDA darah

2. Kadar SOD darah

3. Kadar GPx darah

4.3.3 Variabel kendali

Variabel kendali dalam penelitian ini berupa:

1. Jenis kelamin sampel

2. Umur sampel

3. Berat sampel

Page 77: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

55

4.3.4 Hubungan antar variabel

Hubungan antar variabel digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.2Hubungan Antar Variabel Penelitian

4.3.5 Definisi operasional variabel

1. Ekstrak kulit buah manggis adalah ekstrak dari seluruh bagian kulit buah

manggis (Garcinia mangostana L.) yang diperoleh dari hasil ekstraksi

dengan pelarut ethanol 96%, yang diberikan pada tikus percobaan dengan

cara disonde dengan dosis 0 mg/kgbb/hari, 50 mg/kgbb/hari, 100

mg/kgbb/hari, 200 mg/kgbb/hari, 300 mg/kgbb/hari, dan 400 mg/kgbb/hari

selama empat minggu.

2. Pelatihan fisik adalah pelatihan renang dengan intensitas 70% dari aktivitas

fisik maksimal (43 menit dari tes pendahuluan sebelum perlakuan dimulai)

yaitu selama 30 menit, lima kali per minggu, selama empat minggu.

3. Aktivitas fisik maksimal adalah kemampuan melakukan renang bebas sekuat-

kuatnya sampai tenggelam yakni kepalanya tetap berada di bawah permukaan

air selama lima detik.

Kadar SOD dan GPx

Pelatihan fisik Ekstrak kulit buahmanggis

Kadar MDA

Page 78: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

56

4. Stres oksidatif adalah suatu kondisi ketidakseimbangan antara produksi

radikal bebas dengan antioksidan, yang ditentukan dengan mengukur kadar

MDA, SOD, dan GPx dari sampel darah tikus setelah perlakuan berakhir.

5. Malondialdehyde adalah hasil perusakan oksidatif oleh radikal bebas yang

ditentukan dari sampel darah tikus setelah perlakuan berakhir, dengan

menggunakan metode spektrofotometri menggunakan TBARS assay dan

dinyatakan dalam nmol/ml.

6. Superoxide dismutase adalah suatu enzim yang berfungsi sebagai antioksidan

endogen yang diukur dari sampel darah tikus setelah perlakuan berakhir,

dengan metode spektrofotometri menggunakan xanthine - xanthine oxidase

dan dinyatakan dalam persen.

7. Glutathione peroxidase adalah suatu enzim yang berfungsi sebagai

antioksidan endogen yang diukur dari sampel darah tikus setelah perlakuan

berakhir dengan menggunakan metode spektrofotometri berdasarkan oksidasi

NADPH dan dinyatakan dalam U/mL.

8. Jenis kelamin adalah tikus dengan jenis kelamin jantan yang terpilih sebagai

sampel penelitian.

9. Umur sampel adalah tikus umur 12 minggu yang dipergunakan sebagai

sampel penelitian yang ditentukan berdasarkan catatan kelahiran dari tempat

pemeliharaan hewan percobaan dan dinyatakan dalam minggu.

10. Berat sampel adalah tikus dengan berat badan 216g s.d. 258g yang

dipergunakan sebagai sampel penelitian yang ditentukan dengan cara

Page 79: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

57

melakukan penimbangan dengan menggunakan timbangan elektrik dan

dinyatakan dalam gram.

4.4 Bahan Penelitian

1. Tikus Wistar (Rattus norvegicus) jantan umur 12 minggu, berat badan

216g s.d. 258g.

2. Buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang diperoleh dari petani yang ada

di Desa Yehembang, Jembrana, Bali.

3. Reagen Pemeriksaan MDA, SOD, dan GPx , ethanol 96%.

4. Makanan tikus produksi PT Japfa comfeed Indonesia, dengan komposisi

protein 66%, lemak 7 %, serat kasar 6 %, Abu, 7 %, kalsium 1,1 %, phosfor

0,9%, dan air 12%.

4.5 Alat Penelitian

1. Kandang pemeliharaan hewan percobaan yang berukuran 45 x 35 x 20 cm

2. Perangkat untuk aktivitas renang tikus yang berukuran 70 x 60 x 60 cm

dengan ketinggian air 55 cm, dan suhu air 33oC.

3. Instrumen pemeriksaan kadar MDA, SOD dan GPx.

4.6 Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di laboratorium Biologi Universitas Hindu Indonesia

Denpasar, Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

UNUD, dan Laboratorium Pangan-Gizi Pusat Antar Universitas, UGM.

Page 80: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

58

4.7 Prosedur Penelitian

1. Tikus diaklimatisasi selama satu minggu untuk menyesuaikan dengan

temperatur dan kelembaban ruangan penelitian.

2. Sampel tikus dibagi menjadi 12 perlakuan yakni; E0P0 (perlakuan ekstrak

dosis 0 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik), E1P0 (perlakuan ekstrak dosis

50 mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik), E2P0 (perlakuan ekstrak dosis 100

mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik), E4P0 (perlakuan ekstrak dosis 200

mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik), E6P0 (perlakuan ekstrak dosis 300

mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik), E8P0 (perlakuan ekstrak dosis 400

mg/kgbb/hari dan tanpa pelatihan fisik), E0P1 (perlakuan ekstrak dosis 0

mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik), E1P1 (perlakuan ekstrak dosis 50

mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik, E2P1 (perlakuan ekstrak dosis 100

mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik), E4P1 (perlakuan ekstrak dosis 200

mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik), E6P1 (perlakuan ekstrak dosis 300

mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik), dan E8P1 (perlakuan ekstrak dosis

400 mg/kgbb/hari dan dengan pelatihan fisik).

3. Tikus dipelihara dalam kandang masing-masing empat ekor tikus, diberi

makan dan minum ad libitum.

4. Sebelum diberikan perlakuan, tikus direnangkan secara maksimal untuk

mendapatkan data tentang aktivitas fisik maksimal yang dipakai sebagai dasar

dalam menentukan lama waktu pelatihan renang yaitu 70% dari aktivitas fisik

maksimal.

Page 81: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

59

5. Tikus perlakuan dengan ekstrak kulit buah manggis dan tanpa pelatihan fisik

(E1P0, E2P0, E4P0, E6P0, dan E8P0) diberikan ekstrak kulit buah manggis dengan

dosis sesuai perlakuan selama empat minggu dengan cara disonde.

6. Ekstrak kulit buah manggis diperoleh dengan cara ekstraksi dengan ethanol

96%. Buah dicuci bersih kemudian dipisahkan antara kulit dan daging

buahnya. Kulit buah dipotong kecil-kecil kemudian diblender, selanjutnya

dikeringanginkan selama satu jam kemudian diblender lagi untuk

mendapatkan bahan dalam bentuk bubuk. Bahan kemudian dikeringanginkan

selama lima hari sehingga mendapatkan bahan dalam bentuk bubuk kering dan

dikemas vakum sebelum dianalisis lebih lanjut. Bubuk tersebut kemudian

dimacerasi dengan ethanol 96% selama 48 jam, dan diremaserasi lagi

sebanyak dua kali. Ekstrak kemudian disaring dengan kertas Whatman No 40.

Filtrat kemudian dipekatkan dalam rotary evapotarator pada temperatur 45oC

untuk mendapatkan ekstrak kental, dan selanjutnya dikeringkan dengan

menggunakan freeze dry.

7. Tikus perlakuan dengan ekstrak kulit buah manggis dan dengan pelatihan fisik

(E0P1, E1P1, E2P1, E4P1, E6P1, dan E8P1) diberikan ekstrak kulit buah manggis

dengan dosis sesuai perlakuan selama empat minggu serta direnangkan dalam

ember yang telah berisi air selama 30 menit, lima kali seminggu, selama

empat minggu.

8. Tikus perlakuan dengan ekstrak kulit buah manggis dosis 0 mg/kgbb/hari dan

tanpa pelatihan fisik (E0P0) diberikan aquades sebanyak 2 ml/kgbb.

Page 82: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

60

9. Dua puluh empat jam setelah perlakuan berakhir, semua tikus direnangkan

sampai tenggelam yakni kepalanya tetap berada di bawah permukaan air

selama lima detik, kemudian sampel darah tikus segera diambil dari cantus

sinus orbitalis untuk diperiksa kadar MDA, SOD, dan GPx.

10. Pengukuran kadar MDA dilakukan dengan metode TBARS. Sebanyak 0,75 ml

asam fosfat dimasukan ke dalam tabung polypropylene 13 ml, selanjutnya

0,05 ml sampel plasma darah ditambahkan. Campuran tersebut kemudian

ditambahkan 0,25 ml larutan Thiobarbituric acid (TBA) 40 mM, diikuti

dengan 0,45 ml air kemudian dicampur dengan baik dan ditutup rapat.

Setelah dipanaskan dalam water bath selama 60 menit dengan suhu 100oC,

campuran selanjutnya didinginkan sampai mencapai suhu 30oC, kemudian

dimasukan ke dalam kolom Sep-Park C18. Sebelum digunakan, kolom dicuci

dengan 5 ml methanol dan air kemudian dibuang. Selanjutnya campuran

sampel dimasukan ke dalam kolom dan juga dibuang. TBA kemudian dielusi

dari kolom dengan cara menambahkan 4 ml methanol dan ditampung dalam

cuvet. Kepekatan warna dibaca dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 532 nm. Sebagai standar digunakan 1.1.3.3 tetraetoksipropana

(TEP) (Wuryastiti, 2000).

11. Pengukuran kadar SOD dilakukan dengan cara sebanyak 0,06 ml plasma

direaksikan dengan campuran yang terdiri atas 2,70 ml bufer Natrium-

karbonat yang mengandung 0,1mM EDTA (pH 10), 0,06 ml xantin 10mM,

0,03 ml bovine serum albumin (BSA) 0,5%, 0,03 ml NBT 2,5 mM.

Selanjutnya dilakukan penambahan xantin oksidase (0,04 unit). Absorbansi

Page 83: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

61

yang dihasilkan setelah 30 menit diukur pada panjang gelombang 560 nm.

Kadar SOD (%) dihitung dengan menggunakan persamaan: (B-A/B) x 100%,

di mana A adalah absorbansi larutan sampel dan B adalah absorbansi larutan

kontrol (Sun et al., 1988; Kotan et al., 2011, Wrasiati, 2011).

12. Pengukuran kadar GPx dilakukan dengan cara, sebanyak 200 µl plasma

ditambahkan 200 µl buffer phosphat 0,1 M pH 7.0 yang mengandung 0,1 mM

EDTA, 200 µl glutation tereduksi (GSH) 10 mM dan 200 µl enzim glutation

reduktase. Kemudian diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37oC,

ditambahkan 200 µl NADPH 1,5 mM dan diinkubasi lagi selama tiga menit

pada suhu yang sama, ditambahkan 200 µl H2O2 1,5 mM. Absorbansi diukur

diantara waktu satu sampai dua menit dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 340 nm. Aktivitas enzim ditentukan dengan persamaan

(Kotan et al., 2011; Wrasiati, 2011):

Di mana :Abs. : perubahan absorbansiVt : Volume totalVs : Volume sampel6,22 : Koefesien ekstrinsik NADPH2 : 2 mol GSH setara dengan 1 mol NADPH

Page 84: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

62

4.8 Alur Penelitian

Skema alur penelitian digambarkan pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3Alur Penelitian

4.9 Analisis Data

Analisis statistik dilakukan untuk melihat perbedaan antar perlakuan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas data dengan Shapiro-wilk pada selang kepercayaan 95%

(α=0,05), yang bertujuan untuk mengetahui distribusi data. Jika nilai p ≥0,05

Populasi

Random

E0P0 E2P0 E8P0 E2P1

Analisis data

Sampel

Aklimatisasi satu minggu

Pengukuran Kadar MDA, SOD, dan GPx

Aktivitas Fisik Maksimal

E4P0 E0P1 E1P1E1P0

Perlakuan

E6P0 E4P1 E6P1 E8P1

Page 85: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

63

berarti data dikatakan berdistribusi normal tetapi sebaliknya jika nilai p ≤ 0,05

berarti data tidak berdistribusi normal.

2. Uji homogenitas data dengan Levene Test pada selang kepercayaan 95%

(α=0,05), yang bertujuan untuk mengetahui varians data. Nilai nilai p≥0,05

berarti homogen tetapi apabila nilai p≤0,05 berarti data tidak homogen.

3. Data hasil penelitian yang menyebar normal dan varians sama, dianalisis

dengan Analisis Varians (ANOVA) pada selang kepercayaan 95%. Hasil

analisis varians yang menunjukan perbedaan nyata (p≤0,05), dilanjutkan

dengan uji Least Significant Difference (LSD) pada selang kepercayaan 95%.

4. Data hasil penelitian yang menyebar tidak normal atau tidak homogen,

dianalisis dengan analisis Generalized Linear Model (GLZ). Analisis ini

merupakan perluasaan dari General Linear Model (GLM) yang mengijinkan

data tidak berdistribusi normal, di mana variabel tergantung dihubungkan

dengan faktor-faktor (variabel bebas) melalui fungsi penghubung (link

function) selain distribusi normal. Sedangkan, GLM (seperti analisis varians

dan regresi linear) variabel tergantung dihubungkan dengan faktor-faktor

(variabel bebas) melalui identitas penghubung (identity link) yaitu distribusi

normal. Dalam analisis GLZ pengujian signifikansi didasarkan atas nilai Wald

Chi-Square dan uji lanjut menggunakan uji LSD pada selang kepercayaan

95% (Sawono, 2013).

5. Untuk menentukan dosis optimum ekstrak kulit buah manggis dalam

menurunkan kadar MDA darah serta meningkatkan kadar SOD dan GPx,

dilakukan dengan menggunakan persamaan regresi kuadratik

Page 86: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

64

Ŷ = 0 + 1X + 2X2, di mana X adalah dosis ekstrak. Dosis optimum

didapatkan dari Y = 0 (Prajitno, 1981), sehingga dari persamaan tersebut

didapatkan:

ŷ = 0 + 1X + 2X2

y= 1 + 22X

y'= 0 = Xopt.

0 = 1 + 22X

-1

Xopt. =22

6. Analisis statistik dilakukan menggunakan perangkat lunak SPSS.

7. Untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung variabel bebas

terhadap variabel terikat maka dianalisis menggunakan analisis path dan

dikerjakan dengan bantuan program Smart Partial Least Square (SmartPLS).

Page 87: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

65

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat badan tikus Wistar yang

digunakan dalam penelitian ini memperlihatkan adanya peningkatan selama

penelitian berlangsung, seperti disajikan pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1Perkembangan Berat Badan Subjek Penelitian

5.2 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar Setelah PerlakuanEkstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis

(Garcinia mangostana L.) berpengaruh signifikan (p<0,05) terhadap kadar MDA,

SOD, dan GPx darah tikus Wistar, seperti disajikan pada Tabel 5.1.

Page 88: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

66

Tabel 5.1Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Manggis dan Pelatihan Fisik Terhadap

MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar

Variabel Sumber keragaman Wald chi-square Sig.

MDADOSIS 800,068 0,000PELATIHAN 224,664 0,000Blok 4,714 0,194DOSIS * PELATIHAN 82,185 0,000

SODDOSIS 2641,834 0,000PELATIHAN 746,362 0,000Blok 4,112 0,250DOSIS * PELATIHAN 403,502 0,000

GPxDOSIS 12159,287 0,000PELATIHAN 5263,397 0,000Blok 5,962 0,113DOSIS * PELATIHAN 5323,118 0,000

Rata-rata kadar MDA, SOD, dan GPx menunjukkan perbedaan secara

signifikan (p<0,05) antar dosis perlakuan. Kadar MDA semakin menurun,

sementara SOD dan GPx semakin meningkat dengan meningkatnya dosis ekstrak

yang diberikan, seperti disajikan pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2Rata-rata (±SE) Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar Setelah

Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis

DOSIS(mg/kg bb)

MDA(nmol/ml)

SOD(%)

GPx(U/ml)

0 8,50±0,30a 52,40±0,39a 14,62±0,11a

50 7,50±0,26b 57,62±0,42b 16,41±0,12b

100 4,77±0,17c 63,90±0,47c 25,81±0,19c

200 3,91±0,14d 71,98±0,53d 29,10±0,21d

300 3,49±0,12e 75,90±0,56e 31,04±0,23e

400 2,78±0,10f 81,35±0,60f 34,97±0,25f

Keterangan : Nilai rata-rata pada kolom yang sama dengan huruf berbeda, menunjukkanperbedaan secara signifikan (p<0,05).

Page 89: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

67

5.3 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar Setelah Pelatihan Fisik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan fisik berpengaruh

signifikan (p<0,05) terhadap kadar MDA, SOD, dan GPx darah tikus Wistar

seperti disajikan pada Tabel 5.1. Rata-rata kadar MDA, SOD, dan GPx berbeda

secara signifikan antar perlakuan. Kadar MDA lebih tinggi pada perlakuan dengan

pelatihan fisik dibandingkan dengan tanpa pelatihan fisik, sementara SOD dan

GPx sebaliknya, seperti disajikan pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3.Rata-rata (±SE) Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah

Tikus Wistar Setelah Pelatihan Fisik

Perlakuan MDA(nmol/ml)

SOD(%)

GPx(U/ml)

Tanpa pelatihan fisik 3,85±0,08a 72,09±0,31a 29,87±0,13a

Dengan pelatihan fisik 5,88±0,12b 61,17±0,26b 19,43±0,08b

Keterangan : Nilai rata-rata pada kolom yang sama dengan huruf berbeda, menunjukkanperbedaan secara signifikan (p<0,05).

5.4 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar SetelahPerlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) danPelatihan Fisik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis dan

pelatihan fisik berpengaruh signifikan (p<0,05) terhadap kadar MDA, SOD, dan

GPx darah tikus Wistar seperti disajikan pada Tabel 5.1. Rata-rata kadar MDA

memperlihatkan adanya penurunan, sementara SOD dan GPx meningkat dengan

meningkatnya dosis ekstrak yang diberikan secara bersama-sama dengan

pelatihan fisik, seperti disajikan pada Tabel 5.4.

Page 90: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

68

Tabel 5.4Rata-rata (±SE) Kadar MDA, SOD, dan GPx Setelah Perlakuan

Ekstrak Kulit Buah Manggis dan Pelatihan FisikVariabel Dosis

(mg/kg bb)Pelatihan fisik

Tanpa pelatihan Dengan pelatihan

MDA(nmol/ml)

0 6,42±0,32aA 11,25±0,55aB

50 5,86±0,29aA 9,60±0,47bB

100 3,39±0,17bA 6,73±0,33cB

200 2,89±0,14cA 5,30±0,26dB

300 3,04±0,15bcA 4,02±0,20eB

400 2,89±0,14cA 2,68±0,13fA

SOD(%)

0 62,11±0,65aA 44,20±0,46aB

50 64,70±0,67bA 51,31±0,53bB

100 71,62±0,75cA 57,00±0,59cB

200 77,59±0,81dA 66,78±0,70dB

300 78,45±0,82deA 73,44±0,76eB

400 80,10±0,83eA 82,61±0,86fB

GPx(U/ml)

0 24,79±0,25aA 8,62±0,09aB

50 26,64±0,27bA 10,11±0,10bB

100 30,75±0,32cA 21,67±0,22cB

200 31,92±0,33dA 26,53±0,27dB

300 32,70±0,34deA 29,46±0,30eB

400 33,51±0,34eA 36,50±0,37fB

Keterangan: 1. Nilai rata-rata dengan huruf berbeda menunjukkan perbedaan signifikan (p<0,05).2. Huruf besar menunjukkan signifikansi ke arah baris, huruf kecil ke arah kolom.

Dari Tabel 5.4 terlihat bahwa ekstrak dosis 0 mg/kg bb sampai dengan 300

mg/kg bb mengakibatkan rata-rata kadar MDA lebih tinggi secara signifikan

(p<0,05) pada perlakuan dengan pelatihan fisik jika dibandingkan dengan tanpa

pelatihan fisik, sementara SOD dan GPx sebaliknya Namun demikian, ekstrak

dosis 400 mg/kg bb mengakibatkan rata-rata kadar MDA pada perlakuan

pelatihan fisik lebih rendah jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa

pelatihan, tetapi perbedaan tersebut tidak sigifikan (p>0,05). Sementara itu

ekstrak dosis 400 mg/kg bb mengakibatkan kadar SOD dan GPx lebih tinggi

Page 91: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

69

secara signifikan (p<0,05) pada perlakuan dengan pelatihan fisik jika

dibandingkan dengan tanpa pelatihan fisik.

Dosis optimum ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dalam

menurunkan kadar MDA, serta meningkatkan kadar SOD dan GPx diperoleh dari

persamaan regresi kuadratik dan dihitung pada saat y’= 0. Dalam kondisi tanpa

pelatihan fisik dosis optimum tersebut disajikan pada Gambar 5.2; 5.3, dan

Gambar 5.4. Sedangkan dalam kondisi pelatihan fisik disajikan pada Gambar 5.5;

5.6, dan Gambar 5.7

Gambar 5.2.Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis Dalam Menurunkan

Kadar MDA Darah Tikus Wistar Dalam Kondisi Tanpa Pelatihan Fisik.

Gambar 5.3.Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis Dalam Meningkatkan

Kadar SOD Darah Tikus Wistar Dalam Kondisi Tanpa Pelatihan Fisik

Xopt.= 319,83 mg/kg bb

Xopt.= 361,84 mg/kgbb

Page 92: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

70

Gambar 5.4.Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis Dalam Meningkatkan

Kadar GPx Darah Tikus Wistar Dalam Kondisi Tanpa Pelatihan Fisik

Gambar 5.5Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis Dalam Menurunkan

Kadar MDA Darah Tikus Wistar dalam Kondisi Pelatihan Fisik.

Gambar 5.6.Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis Dalam Menurunkan

Kadar SOD Darah Tikus Wistar dalam Kondisi Pelatihan Fisik

Xopt.=323,00 mg/kg bb

Xopt.= 424,63 mg/kgbb

Xopt.= 817,44 mg/kgbb

Page 93: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

71

Gambar 5.7.Garis Regresi Kuadratik Ekstrak Kulit Buah Manggis Dalam Menurunkan

Kadar GPx Darah Tikus Wistar dalam kondisi Pelatihan Fisik

Dari Gambar 5.2 terlihat bahwa dosis optimum ekstrak kulit buah manggis

(Garcinia mangostana L.) dalam menurunkan kadar MDA diperoleh dari

persamaan regresi kuadratik y'=6,47–0,03X1+0,0000469X22

, di mana X1 dan X2

adalah dosis ekstrak, dengan koefesien determinasi (R2) sebesar 0,803. Dosis

optimum dihitung pada saat y'=0 sehingga didapatkan dosis optimum sebesar

319,83 mg/kg bb.

Gambar 5.3 memperlihatkan persamaan regresi kuadratik

y'=61,509+0,11X1-0,000152X22 dengan koefesien determinasi (R2) sebesar 0,958.

Dari persamaan tersebut dapat dihitung dosis optimum ekstrak kulit buah manggis

(Garcinia mangostana L.) dalam meningkatkan kadar SOD pada saat y'=0 yaitu

sebesar 361,84 mg/kg bb.

Dari Gambar 5.4 terlihat persamaan regresi kuadratik

y'=24,96+0,05X1-0,0000774X22 dengan koefesien determinasi (R2) sebesar

0,898. Dari persamaan tersebut dapat dihitung dosis optimum ekstrak kulit buah

Xopt.= 523 mg/kgbb

Page 94: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

72

manggis (Garcinia mangostana L.) dalam meningkatkan kadar GPx yaitu pada

saat y'=0, sehingga didapatkan dosis optimum sebesar 323,00 mg/kg bb.

Dari Gambar 5.5 diketahui bahwa ekstrak kulit buah manggis (Garcinia

mangostana L.) dalam menurunkan kadar MDA darah tikus Wistar

dalam kondisi pelatihan fisik, diperoleh dari persamaan regresi kuadratik

y'=11,08-0,04X1+0,0000471X22 dengan koefesien determinasi (R2) sebesar 0,964.

Dari persamaan tersebut dosis optimum dihitung pada saat y' = 0, sehingga dari

hasil perhitungan didapatkan dosis sebesar 424,63 mg/kgbb.

Gambar 5.6 memperlihatkan persamaan regresi kuadratik

y'=44,92+0,12X1-0,0000734X22 dengan koefesien determinasi (R2) sebesar 0,981.

Dari persamaan tersebut dapat dihitung dosis optimum ekstrak kulit buah manggis

(Garcinia mangostana L.) dalam meningkatkan kadar SOD darah tikus Wistar

dalam kondisi pelatihan fisik adalah sebesar 817,44 mg/kgbb.

Dari Gambar 5.7 diketahui bahwa dosis optimum ekstrak kulit buah

manggis (Garcinia mangostana L.) dalam meningkatkan kadar GPx darah tikus

Wistar dalam kondisi pelatihan fisik dapat dihitung dari persamaan regresi

kuadratik y'=8,11+0,11X1-0,000105X22 dengan koefesien determinasi (R2)

sebesar 0,949. Dari persamaan tersebut didapatkan dosis optimum sebesar

523 mg/kgbb.

5.5 Analisis Jalur Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar SetelahPerlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) danPelatihan Fisik.

Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa kadar MDA darah tikus Wistar

dipengaruhi oleh ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan

Page 95: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

73

pelatihan fisik dengan koefesien determinasi (R2) sebesar 0,779 atau 77,9%,

selebihnya yakni 22,1% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Sedangkan kadar SOD

darah tikus Wistar 95,9% dipengaruhi oleh ekstrak kulit buah manggis (Garcinia

mangostana L.), pelatihan fisik, dan kadar MDA, selebihnya yakni 4,1%

dipengaruhi oleh faktor lain. Kadar GPx darah tikus Wistar 94,2% dipengaruhi

oleh ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.), pelatihan fisik, dan

kadar MDA, selebihnya yakni 5,8% dipengaruhi oleh faktor lain (Gambar 5.8).

Gambar 5.8.Hasil Analisi Jalur Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Manggis dan

Pelatihan Fisik Terhadap Kadar MDA, SOD dan GPx Darah Tikus Wistar

Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) secara langsung

berpengaruh positif terhadap kadar SOD yakni sebesar 0,376, sedangkan

pengaruh tidak langsungnya yaitu melalui MDA adalah sebesar 0,459, sehingga

pengaruh totalnya menjadi 0,835. Pengaruh langsung maupun pengaruh total

tersebut signifikan (thitung >ttabel; ttabel (=0,05;df;47) = 1,6779; thitung pengaruh langsung

Page 96: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

74

5,309; thitung pengaruh total 14,05). Sementara itu pelatihan fisik secara langsung

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kadar SOD yakni sebesar -0,140

(thitung =2,425). Secara tidak langsung yakni melalui kadar MDA, pelatihan fisik

juga berpengaruh negatif terhadap kadar SOD yakni sebesar -0,283, sehingga

secara total berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kadar SOD yakni sebesar

-0,423 (thitung =7,278). Sedangkan MDA berpengaruh negatif terhadap SOD

dengan nilai sebesar -0,611 dan signifikan (thitung = 8,877) (Gambar 5.8, dan 5.9).

Gambar 5.9.Nilai thitung Hasil Analisi Jalur Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Manggis

dan Pelatihan Fisik Terhadap Kadar MDA, SOD dan GPx Darah Tikus Wistar.

Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) secara langsung

berpengaruh negatif terhadap kadar MDA darah tikus Wistar yakni sebesar -0,751

dan signifikan (thitung = 11,426). Sedangkan pelatihan fisik secara langsung

Page 97: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

75

berpengaruh positif terhadap kadar MDA yaitu sebesar 0,463 dan signifikan

(thitung 8,109) (Gambar 5.8, dan 5.9).

Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) secara langsung

berpengaruh positif terhadap kadar GPx yakni sebesar 0,078, tetapi tidak

signifikan (thitung<ttabel; ttabel (=0,05;df;47) = 1,6779; thitung =1,164), sedangkan

pengaruh tidak langsungnya yaitu melalui MDA adalah sebesar 0,664, sehingga

pengaruh totalnya menjadi 0,742 dan signifikan (thitung =11,235). Sementara itu

pelatihan fisik secara langsung berpengaruh negatif terhadap kadar GPx yakni

sebesar -0,058, tetapi tidak signifikan (thitung =1,010). Secara tidak langsung yakni

melalui kadar MDA, pelatihan fisik juga berpengaruh negatif terhadap kadar GPx

yakni sebesar -0,409, sehingga secara total berpengaruh negatif terhadap kadar

GPx yakni sebesar -0,467 dan signifikan (thitung = 7,195). Sedangkan MDA

berpengaruh negatif terhadap GPx dengan nilai sebesar -0,884 dan signifikan

(thitung =13,015) (Gambar 5.8, dan 5.9).

Page 98: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

76

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian-penelitian biomedis umumnya dimulai dari penelitian secara

invitro. Jika hasil penelitian akan dimanfaatkan untuk kepentingan umat manusia,

diperlukan penelitian lanjutan secara invivo seperti menggunakan kultur sel atau

jaringan. Namun demikian, untuk mengamati, mempelajari, dan menyimpulkan

seluruh kejadian pada mahluk hidup secara utuh diperlukan hewan model. Sebelum

dimanfaatkan untuk kepentingan umat manusia, perlu diteliti dengan menyertakan

subjek manusia sebagai final test tube, tetapi relawan manusia secara etis hanya

boleh diikutsertakan jika hasil penelitian tersebut telah lolos uji laboratorium secara

tuntas, dilanjutkan dengan menggunakan hewan model untuk kelayakan dan

keamanannya (Ridwan, 2013).

Species hewan yang banyak dipilih di antaranya tikus, mencit, kelinci, anjing,

babi, kera. Namun demikian, penggunaan hewan model mempunyai keterbatasan

di antaranya pertama, adanya perbedaan anatomi maupun fisiologi akibat adanya

variasi genetik. Keterbatasan lain dari penggunaan hewan dalam penelitian adalah

kondisi yang terjadi pada manusia akan berbeda polanya jika kondisi tersebut

dibuat pada hewan model. Dengan demikian, jika hasil penelitian yang diperoleh

dari hewan model diterapkan pada manusia akan sedikit berbeda sehingga

memerlukan prinsip kehati-hatian dan adanya penelitian lebih lanjut (Gill, 2009).

Pada penelitian ini digunakan tikus wistar (Rattus norvegicus) jantan sebagai

hewan model dengan dasar pertimbangan bahwa hewan diberikan perlakuan

Page 99: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

77

berupa ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia magostana L.) yang masih

memerlukan penelitian lebih lanjut sampai diketahui tingkat keamanannya. Di

samping itu perlakuan juga berupa aktivitas fisik maksimal yaitu renang sampai

lelah sehingga secara etika tidak dapat dilakukan pada subjek manusia. Beberapa

penelitian tentang olahraga juga menggunakan tikus sebagai hewan model, seperti

penelitian Arslan et al. (20010, Senturk et al. (2001), Oztasan et al. (2004),

Ogonovszky et al. (2005), Mallikarjuna et al. (2009), Reddy et al. (2009), Pinho

et al. (2012), dan Lima et al. (2013). Sementara Silva et al. (2009) dan Barreto et

al. (2012) menggunakan mencit sebagai hewan model.

Penggunaan hewan dalam penelitian ini juga telah memenuhi standar etik

tentang kesejahteraan hewan, di antaranya prinsip 3 R yaitu; Replacement,

Reduction, dan Refinement. Replacement dalam hal ini adalah keperluan

memanfaatkan hewan percobaan sudah diperhitungkan secara seksama yaitu

didasarkan atas kajian pustaka yang relevan untuk menjawab pertanyaan

penelitian dan tidak dapat digantikan oleh mahluk hidup lain seperti sel atau biakan

jaringan. Reduction dalam hal ini adalah pemanfaatan hewan dalam penelitian

sesedikit mungkin, tetapi tetap mendapatkan hasil yang optimal. Pada penelitian ini

jumlah minimum telah dihitung menggunakan rumus Frederer yaitu (n-1) (t-1) >15,

dengan n adalah jumlah hewan yang diperlukan dan t adalah jumlah perlakuan

(Montgomery, 2001). Pada penelitian ini jumlah hewan yang digunakan sebagai

subjek sebanyak 48 ekor. Refinement adalah memperlakukan hewan percobaan

secara manusiawi dalam hal ini menerapkan lima prinsip kebebasan yaitu; pertama,

bebas dari rasa lapar dan haus; kedua, bebas dari ketidak-nyamanan; ketiga, bebas

Page 100: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

78

dari rasa sakit, cedera, dan penyakit; keempat, bebas mengekspresikan perilaku

normal; dan kelima, bebas dari rasa takut dan tertekan (Ridwan, 2013).

Penggunaan hewan dalam penelitian ini telah pendapat persetujuan dari

Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan nomor

943/UN.14.2/Litbang/2012.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat badan subjek penelitian meningkat

selama penelitian berlangsung. Rata-rata berat badan tikus pada masing-masing

blok penelitian sejak awal penelitian sampai penelitian berakhir menunjukkan pola

distribusi normal (p>0,05). Hal ini kemungkinan terjadi karena diterapkannya lima

prinsip kebebasan bagi hewan yang digunakan dalam penelitian sehingga

menciptakan suatu kondisi optimum bagi pertumbuhan dan perkembangannya.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan tikus dalam penelitian ini

layak secara etik karena tidak menimbulkan gangguan terhadap perkembangan berat

badan hewan tersebut.

6.2 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar Setelah PerlakuanEkstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

MDA merupakan senyawa dialdehida dengan rumus molekul C3H4O2, yang

dapat dihasilkan dari proses oksidasi asam lemak tidak jenuh oleh radikal bebas,

dan perubahan kadar MDA dapat digunakan sebagai biomarker kerusakan

membran sel. Membran sel terutama tersusun atas asam lemak tidak jenuh ganda.

Asam lemak tidak jenuh ganda tersebut lebih rentan terhadap radikal bebas

dibandingkan dengan asam lemak jenuh. Oksidasi asam lemak tidak jenuh ganda

akan menghasilkan sekitar 82% MDA sehingga MDA digunakan secara luas

sebagai biomarker kerusakan membran sel (Marciniak et al., 2009). Hasil

Page 101: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

79

penelitian ini menunjukkan bahwa setelah perlakuan ekstrak kulit buah manggis

(Garcinia mangostana L.) dengan dosis 50 mg/kgbb, 100mg/kgbb, 200 mg/kgbb,

300 mg/kgbb dan 400 mg/kgbb per hari selama empat minggu, mengakibatkan

terjadinya penurunan kadar MDA darah tikus wistar secara signifikan (p<0,05)

(Tabel 5.2). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh senyawa yang terkandung

dalam ekstrak kulit buah manggis bekerja sebagai antioksidan dengan cara

mendonorkan elektronnya kepada radikal bebas. Hasil penelitian ini didukung

oleh beberapa hasil penelitian invitro sebelumya yang menyebutkan bahwa

ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) mempunyai kemampuan

sebagai antioksidan (Jung et al., 2006; Weecharangsan et al., 2006; Chomnawang

et al., 2007; Haruenkit et al., 2007; Kosem et al., 2007; Zarena dan Sankar, 2009;

Ngawhirunpat et al., 2010; Palakawong et al., 2010; Pothitirat et al., 2010).

Dengan demikian hasil penelitian ini menegaskan bahwa ekstrak kulit buah

manggis mampu meredam terjadinya stres oksidatif yang terbentuk selama

aktivitas fisik maksimal.

Sifat antioksidan buah manggis dikaitkan dengan adanya bahan aktif terutama

dari kulit buah. Bahan aktif yang telah berhasil diidentifikasi dari kulit buah

manggis berupa sejumlah besar senyawa xanthone, di antaranya

8-hydroxycudraxanthone G, mangostingone [7-methoxy-2-(3-methyl-2-butenyl)-8-

(3-methyl-2-oxo-3-butenyl)-1,3,6-trihydroxyxanthone, cudraxanthone G,

8-deoxygartanin, garcimangosone B, garcinone D, garcinone E, gartanin,

1-isomangostin, -mangostin, -mangostin, mangostinone, smeathxanthone A,

dan tovophyllin A. Di antara senyawa xanthone, -mangostin dan -mangostin

Page 102: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

80

merupakan komponen terbesar (Jung et al., 2006). Adanya gugus hidoksil (OH)

memungkinkan senyawa tersebut bekerja sebagai antioksidan dengan cara

mendonorkan elektronnya kepada radikal bebas untuk membentuk produk akhir

yang stabil sehingga tidak terjadi reaksi inisiasi atau propagasi lebih lanjut

(Middleton Jr. et al., 2000; Zarena dan Sankar, 2009).

Pada penelitian ini sampel buah manggis didapatkan dari sumber yang sama

sehingga kualitasnya relatif sama. Kualitas buah yang digunakan dalam penelitian

ini adalah buah dengan kulit mulus, indek kematangan empat yaitu kulit buah

berwarna merah keunguan dan indek kematangan lima yaitu kulit buah berwarna

ungu kemerahan (Setyabudi, 2009). Hal ini karena buah dengan kulit mulus lebih

disukai konsumen dan termasuk dalam kualitas ekspor. Hal ini didukung

oleh penelitian Kurniawati et al. (2010) bahwa walaupun kadar xanthone

berbeda dan tergantung pada kualitas buah, tetapi aktivitas antioksidan tidak

menunjukan perbedaan yang signifikan antar kualitas buah. Kadar xanthone

terbesar didapatkan pada buah dengan kulit burik atau kasar yakni sebesar

23,544 µg/g ekstrak, sedangkan buah besar dengan kulit mulus mengandung

kadar xanthone sebesar 18,502 µg/g ekstrak, buah kecil sebesar 20,434 µg/g dan

buah dengan kulit yang mengandung getah kuning mempunyai kadar xanthone

sebesar 15,289 µg/g ekstrak.

Pada penelitian ini ekstrak kulit buah manggis diperoleh melalui maserasi

dengan pelarut etanol 96%. Hal ini karena sesuai prinsip like dissolve like artinya

kelarutan akan terjadi apabila senyawa yang akan dilarutkan memiliki kepolaran

Page 103: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

81

yang sama dengan pelarutnya. Senyawa xanthone yang terdapat dalam kulit buah

manggis termasuk senyawa golongan flavonoid yang bersifat polar sehingga akan

lebih mudah diperoleh dengan pelarut polar seperti etanol. Pelarut etanol memiliki

titik didih yang relatif rendah yakni 78,4oC sehingga mudah diuapkan dengan

rotary evaporator untuk mendapatkan ekstrak kental, dan pengeringan dengan

Freeze dry dapat menghilangkan residu etanol dalam ekstrak sehingga efek yang

ditimbulkannya bukan berasal dari residu pelarut tetapi dari senyawa yang

terkandung dalam ekstrak tersebut.

Beberapa penelitian lain yang menggunakan ekstrak dari tumbuhan juga

menunjukkan hasil yang serupa, di antaranya penggunaan ekstrak ataupun sirup

umbi ubi jalar ungu mampu menurunkan kadar MDA darah dan hati mencit

setelah pemberian beban fisik maksimal (Jawi et al., 2008), juga suplementasi

ekstrak biji anggur mampu menurunkan kadar MDA pada mencit (Shan et al.,

2010). Penelitian Mansouri et al. (2011) yang juga menggunakan ekstrak biji

anggur mampu menurunkan kadar MDA pada tikus Sprague-Dawley jantan

yang menderita diabetes mellitus. Chattopadhyay et al. (2011) menggunakan

ekstrak biji kelor (Moringa oleifera L.) untuk menurunkan kadar MDA tikus

wistar yang diinduksi logam Arsenic. Penelitian-penelitian tersebut menyebutkan

peranan dari senyawa yang terkandung dalam bahan tersebut mempunyai

kemampuan untuk meningkatkan aktivitas enzim antioksidan sehingga dapat

meredam radikal bebas.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa setelah perlakuan ekstrak kulit

buah manggis (Garcinia mangostana L.) dengan dosis 50 mg/kgbb, 100 mg/kgbb,

Page 104: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

82

200 mg/kgbb, 300 mg/kgbb dan 400 mg/kgbb per hari selama empat minggu,

mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar enzim SOD dan GPx darah tikus

Wistar secara signifikan (p<0,05) (Tabel 5.2). Hal ini kemungkinan dapat terjadi

karena senyawa yang terkandung dalam ekstrak kulit buah manggis (Garcinia

mangostana L.), di samping bekerja sebagai antioksidan dengan cara

mendonorkan elektronnya kepada radikal bebas (Zarena dan Sankar, 2009), juga

dapat bekerja sebagai inducer yang akan memicu ekspresi gen penyandi

antioksidan melalui aktivasi Nrf2 (Son et al., 2008). Senyawa tersebut

mengaktivasi Nrf2 secara langsung atau melalui serangkaian jalur yang

diperantari oleh interaksi dengan protein spesifik seperti PKC, p38, ERK, JNK,

dan PI3K. Dalam kondisi normal, Nrf2 terikat pada Keap1 dan terdapat dalam

sitoplasma bersama protein aktin sitoskeleton (Mann et al., 2007). Sebaliknya,

dalam kondisi terpapar oleh senyawa yang bertindak sebagai inducer, inducer

tersebut kemudian bereaksi dengan sistein pada Keap1 mengakibatkan pelepasan

Nrf2 dari Keap1. Nrf2 kemudian mengalami translokasi menuju nukleus dan

berikatan dengan ARE bersama protein sMaf untuk mengaktivasi ekspresi gen-

gen sitoprotektif seperti HO-1, Prx-1, Trx-1, xCT, GST, dan NQO-1 (Son et al.,

2008). Dengan demikian, hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa

peningkatan kadar enzim antioksidan SOD dan GPx adalah efek dari senyawa

yang terkadung dalam ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan

bekerja melalui mekanisme aktivasi Nrf2.

Hasil penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian serupa yang

menunjukkan bahwa senyawa seperti epicatechin telah diketahui dapat memicu

Page 105: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

83

ekspresi gen penyandi antioksidan melalui aktivasi Nrf2 (Granado-Serrano et al.,

2010; Shah et al., 2010), juga Curcumin dapat mengurangi kerusakan hati melalui

aktivasi Nrf2 (Farombi et al., 2008), biji broccoli yang mengandung glucosinolate

dapat menginduksi pembentukkan antioksidan dan protein detoksikasi melalui

aktivasi Nrf2 pada tikus (McWalter et al., 2004). Hasil serupa juga ditunjukkan

oleh beberapa penelitian lain di antaranya; penelitian yang menggunakan ekstrak

biji anggur untuk meningkatkan kadar SOD dan GPx, serta mampu mencegah

kelelahan pada mencit selama aktivitas fisik (Shan et al., 2010), juga mampu

meningkatkan aktivitas enzim SOD dan GPx pada tikus Sprague-Dawley jantan

yang menderita diabetes mellitus (Mansouri et al., 2011), curcumin juga mampu

meningkatkan aktivitas enzim SOD dan GPx tikus yang menderita kerusakan

hati akibat Aflatoxin B1 (El-Agamy, 2010), juga ekstrak biji kelor (Moringa

oleifera L.) mampu meningkatkan aktivitas enzim SOD tikus wistar yang

diinduksi logam Arsenic (Chattopadhyay et al., 2011). Sementara Kim et al.

(2005) menggunakan ekstrak ginseng (Panax ginseng) dengan dosis 2 g, tiga kali

sehari selama delapan minggu telah mampu meningkatkan kadar SOD darah pada

laki-laki sehat.

6.3 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar Setelah Pelatihan Fisik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan fisik yang berupa renang 30

menit, lima kali per minggu selama empat minggu mengakibatkan terjadinya

peningkatan kadar MDA darah secara signifikan (p<0,05) dari 3,85±0,08 nmol/ml

menjadi 5,88±0,12 nmol/ml (Tabel 5.3). Hal ini kemungkinan disebabkan karena

takaran pelatihan yang tidak tepat, di mana intensitas pelatihan berlebih sementara

Page 106: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

84

durasi kurang sehingga perlakuan tersebut lebih menyerupai olahraga akut.

Olahraga akut yaitu olahraga yang hanya dilakukan secara insidental, dengan kata

lain tidak dilaksanakan secara reguler atau terjadwal secara periodik. Menurut

Bompa (1994), intensitas 70% dari kemampuan maksimal tergolong ke dalam

intensitas intemediet sampai medium, dan sesuai konsep hormesis bahwa dosis

rendah akan mempunyai efek merangsang sementara dosis berlebih akan bersifat

toksik (Son et al., 2008). Namun demikian, intensitas 70% dari aktivitas maksimal

tampaknya terlalu tinggi sehingga menyebabkan produksi radikal bebas lebih

banyak. Hal ini didukung oleh penelitian Marini et al (2007) yang menemukan

adanya peningkatan kadar MDA pada tikus Sprague-Dawley yang dilatih

treadmill dengan intensitas ringan (55% VO2max, 1 jam/hari, 3 kali/minggu, 14

minggu). Lambertucci et al. (2007) juga menyebutkan bahwa tikus wistar umur 2

bulan yang dilatih treadmill lima kali per minggu dengan intensitas 50% s.d. 60%

dari kemampuan maksimum selama 13 minggu telah menyebabkan peningkatan

kadar TBARS otot soleus secara signifikan. Castro et al. (2009) menyebutkan

bahwa efektivitas sistim antioksidan dalam mengimbangi produksi radikal bebas

mencapai kondisi jenuh pada aktivitas fisik dengan intensitas 70% dari denyut

jantung maksimal. Sementara itu durasi yang pendek tidak cukup untuk

menurunkan kadar MDA dan pelatihan tersebut menyerupai olahraga akut. Hal ini

didukung oleh penelitian Senturk et al. (2001) yang menemukan terjadinya

peningkatan peroksidasi lipid yang diukur dari TBARS eritrosit pada tikus wistar

setelah diberikan test sampai lelah, baik pada tikus yang tidak diberikan pelatihan

maupun yang diberikan pelatihan treadmill lima kali seminggu selama empat

Page 107: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

85

minggu. Oztasan et al. (2004) menyebutkan bahwa kadar TBARS yang tinggi

tersebut diakibatkan karena durasi pelatihan yang lebih pendek, karena dari hasil

penelitiannya tidak ditemukan ada peningkatan kadar MDA eritrosit pada tikus

yang diberikan pelatihan treadmill lima kali seminggu selama delapan minggu

sedangkan tikus yang tidak diberikan pelatihan terjadi peningkatan kadar MDA

secara signifikan.

Kadar MDA yang lebih tinggi pada perlakuan dengan pelatihan fisik

dibandingkan tanpa pelatihan kemungkinan juga terjadi karena pelatihan yang

diberikan lebih menyerupai kondisi olahraga akut yang menyebabkan terjadinya

stres oksidatif. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Arslan et al.

(2001) yang menemukan adanya peningkatan kadar TBARS otot gastrocnemius

tikus Wistar secara signifikan setelah olahraga. Dengan demikian, dari hasil

penelitian ini dapat dikatakan bahwa kadar MDA yang lebih tinggi pada

perlakuan berupa pelatihan renang 30 menit, lima kali per minggu selama empat

minggu, mengindikasikan terjadinya peningkatan konsumsi oksigen yang pada

gilirannya memicu produksi radikal bebas. Hal ini terjadi karena radikal bebas

dapat terbentuk sebagai bagian integral dari proses oksidasi fosforilasi dalam

mitokondria. Oksidasi fosforilasi bertujuan membentuk energi (ATP) yang akan

digunakan untuk aktivitas fisik, sehingga semakin berat aktivitas fisik maka

semakin banyak ATP yang dibutuhkan dan pada gilirannya akan terbentuk

radikal bebas yang semakin banyak pula. Hal ini didukung oleh penelitian

Pinho et al. (2012) yang menunjukkan adanya peningkatan produksi radikal

superoxide (O2) berkaitan dengan peningkatan aktivitas kompleks enzim I, II,

Page 108: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

86

III, dan IV setelah melakukan tes olahraga pada tikus yang tidak terlatih.

Kompleks enzim tersebut (terutama kompleks I dan III) dalam rantai transport

elektron merupakan tempat utama produksi radikal superoxide (O2) (Figueiredo

et al., 2008). Rantai transpor elektron mengkonsumsi lebih dari 90% dari oksigen

yang diambil oleh sel, dan sekitar 5% dari oksigen tersebut dikonversi menjadi

radikal bebas (Ngurah, 2007; Figueiredo et al., 2008; Marciniak et al., 2009).

Sebenarnya tubuh telah mempunyai kemampuan untuk menetralisir radikal

bebas dengan cara membentuk antioksidan endogen seperti SOD dan GPx.

Superoxide dismutase merupakan kelompok enzim yang dapat ditemukan dalam

sel (sitosol dan mitokondria) maupun dalam plasma yang berfungsi untuk

mengkatalisis perubahan anion superoxide (O2) menjadi hydrogen peroxide

(H2O2) (Zelko et al., 2002; Marciniak et al., 2009). Sedangkan GPx mengkatalisis

perubahan hydrogen peroxide (H2O2) menjadi H2O (Marciniak et al., 2009). Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan renang yang diberikan pada tikus

wistar selama 30 menit, lima kali per minggu selama empat minggu

mengakibatkan terjadinya penurunan kadar SOD darah secara signifikan (p<0,05)

dari 72,090,31% menjadi 61,170,26%, sedangkan GPx turun dari 29,870,13

U/ml menjadi 19,430,08 U/ml (Tabel 5.3). Oztasan et al. (2004) juga

mendapatkan kadar SOD yang lebih rendah pada tikus Sprague-Dawley setelah

pelatihan treadmill 1,5 jam per hari, lima kali seminggu, selama delapan minggu,

tetapi GPx justru meningkat setelah pelatihan. Sedangkan Barreto et al. (2012)

menemukan peningkatan kadar SOD tetapi GPx tidak mengalami perubahan pada

mencit yang dilatih berenang dua kali sehari masing-masing selama 90 menit,

Page 109: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

87

lima kali seminggu, selama lima minggu. Sementara itu Senturk et al. (2001)

tidak menemukan adanya perubahan kadar SOD eritrocyte pada tikus wistar

setelah pelatihan treadmill dengan kecepatan 25 meter per menit, 60 menit per

hari, lima kali seminggu, selama empat minggu.

Konsep hormesis bahwa dosis rendah akan mempunyai efek merangsang

sementara dosis berlebih akan bersifat toksik (Son et al., 2008), tampaknya dapat

menjelaskan kadar SOD dan GPx yang lebih rendah serta kadar MDA yang lebih

tinggi pada perlakuan dengan pelatihan fisik dibandingkan tanpa pelatihan. Ada

indikasi bahwa takaran pelatihan yang tidak tepat, di mana intensitas pelatihan

berlebih sementara durasi kurang sehingga perlakuan tersebut lebih menyerupai

olahraga akut. Kondisi ini mengakibatkan pelatihan tidak dapat dijadikan sebagai

mekanisme adaptasi untuk memicu ekspresi gen penyandi antioksidan melalui

aktivasi Nrf2 (Mann et al., 2007), sehingga enzim antioksidan tidak cukup untuk

meredam radikal bebas dengan cara mengkatalisis menjadi produk yang lebih

stabil. Dengan kata lain bahwa efek pelatihan tidak dapat melindungi ketika

diberikan aktivitas fisik maksimal. Hal ini didukung oleh hasil penelitian

Barreto et al. (2012) bahwa walaupun pelatihan dapat meningkatkan aktivitas

enzim antioksidan, tetapi tidak cukup untuk melindungi dari kerusakan oksidatif

ketika melakukan olahraga maksimal karena ketidakseimbangan respon enzim

SOD/CAT/GPx. Dengan demikian. dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa

pelatihan tidak mampu menurunkan terjadinya stres oksidatif.

Page 110: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

88

6.4 Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar Setelah Perlakuan

Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dan

Pelatihan Fisik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun pelatihan fisik meningkatkan

kadar MDA secara signifikan (p<0,05) (Tabel 5.3), tetapi pemberian ekstrak kulit

buah manggis (Garcinia mangostana L.) bersama-sama dengan pelatihan fisik

ternyata mampu menurunkan kadar MDA darah tikus Wistar secara signifikan

(p<0,05), bahkan pada dosis 400 mg/kgbb, kadar MDA tercatat lebih rendah pada

perlakuan dengan pelatihan fisik dibandingkan tanpa pelatihan fisik, walaupun

tidak signifikan (p>0,05) (Tabel 5.4). Hal ini berarti bahwa ekstrak kulit buah

manggis (Garcinia mangostana L.) yang diberikan secara bersamaan dengan

pelatihan fisik mempunyai peran besar dalam meredam radikal bebas yang

terbentuk selama pelatihan tersebut. Hal ini kemungkinan terjadi karena senyawa

yang terdapat dalam ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.)

bekerja sebagai antioksidan dengan cara mendonorkan elektronnya kepada radikal

bebas sehingga tidak terjadi reaksi inisiasi atau propagasi lebih lanjut dan

terbentuk produk akhir yang stabil (Middleton Jr. et al., 2000; Zarena dan Sankar,

2009). Hasil penelitian ini didukung oleh beberapa hasil penelitian invitro

sebelumnya yang menyebutkan bahwa ekstrak kulit buah manggis (Garcinia

mangostana L.) mempunyai kemampuan sebagai antioksidan (Jung et al., 2006;

Weecharangsan et al., 2006; Chomnawang et al., 2007; Haruenkit et al.,2007;

Kosem et al., 2007; Zarena dan Sankar, 2009; Ngawhirunpat et al., 2010;

Palakawong et al., 2010; Pothitirat et al., 2010). Hasil analisis jalur juga

menunjukan bahwa peran ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.)

Page 111: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

89

dalam menurunkan kadar MDA lebih besar jika dibandingkan peran pelatihan

fisik dalam meningkatkan MDA, yakni 0,751 dibandingkan 0,463 (Gambar 5.8).

Kekuatan peredaman radikal bebas meningkat dengan meningkatnya dosis

ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang diberikan pada tikus

Wistar dan ditunjukkan dengan semakin menurunnya kadar MDA secara

signifikan (p<0,05) (Tabel 5.2, dan 5.4), namun demikian dosis optimum dalam

menurunkan kadar MDA dalam kondisi tanpa disertai pelatihan fisik tercapai pada

dosis 319,83 mg/kgbb (Gambar 5.2), sementara itu jika dipergunakan secara

bersama-sama dengan pelatihan fisik sebesar 424,63 mg/kgbb (Gambar 5.5). Hal

ini kemungkinan karena ekstrak dengan dosis tinggi akan bekerja sebagai

prooksidan, sehingga justru akan meningkatkan kadar MDA darah. Aktivitas

prooksidan dapat terjadi akibat kemampuan senyawa polyphenol mereduksi

ion ferri (Fe+3) menjadi ion ferro (Fe+2) yang berperan dalam pembentukan

radikal hidroksil (OH•) melalui reaksi fenton (Perron dan Brumaghim, 2009).

Aktivitas prooksidan juga terlihat pada penggunaan quercetin dosis tinggi

(Meng et al., 2013).

Radikal bebas juga dapat diredam oleh antioksidan endogen seperti SOD dan

GPx. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun pelatihan fisik menurunkan

kadar enzim SOD dan GPx (Tabel 5.3), tetapi pemberian ekstrak kulit buah

manggis (Garcinia mangostana L.) yang diberikan secara bersamaan dengan

pelatihan fisik mampu meningkatkan aktivitas enzim SOD dan GPx secara

signifikan (p<0,05), bahkan pada dosis 400 mg/kgbb kadar enzim SOD dan GPx

tercatat secara signifikan (p<0,05) lebih tinggi pada perlakuan dengan pelatihan

Page 112: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

90

fisik dibandingkan tanpa pelatihan fisik (Tabel 5.4). Hal ini kemungkinan karena

senyawa yang terkandung dalam ekstrak kulit buah manggis (Garcinia

mangostana L), disamping bekerja sebagai antioksidan dengan cara mendonorkan

elektronnya kepada radikal bebas, juga dapat bekerja sebagai inducer yang akan

memicu ekspresi gen penyandi antioksidan melalui aktivasi Nrf2 (Son et al.,

2008). Beberapa penelitian serupa sebelumnya juga menunjukan hasil yang sama,

misalnya penelitian Belviranli et al. (2012) yang menggunakan ekstrak biji anggur

100 mg/kg per hari selama enam minggu pada tikus Sprague–Dawley yang dilatih

dengan treadmill dengan kecepatan 25 m per menit, 45 menit per hari, lima kali

seminggu, selama 6 enam minggu mampu menurunkan MDA, meningkatkan

SOD dan GPx. Sementara pada olahraga akut, pemberian proantosianidin yang di

ekstrak dari biji anggur pada mencit dengan dosis 200 mg/kg/hari selama dua

minggu juga dapat menurunkan kadar MDA meningkatkan SOD dan GPx secara

signifikan (Shan et al., 2010), juga ekstrak umbi ubi jalar ungu atau sirup umbi

ubi jalar ungu dapat menurunkan kadar MDA (Jawi et al., 2008).

Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang diberikan secara

bersamaan dengan pelatihan fisik sampai dengan dosis 300 mg/kgbb,

menunjukkan bahwa perlakuan dengan pelatihan fisik masih memiliki kadar

MDA yang lebih tinggi serta SOD dan GPx yang lebih rendah secara signifikan

(p<0,05) dibandingkan dengan tanpa pelatihan, tetapi pada dosis 400 mg/kgbb

terjadi hal yang sebaliknya yakni perlakuan dengan pelatihan fisik tercatat

memiliki kadar enzim SOD dan GPx lebih tinggi secara signifikan (p<0,05)

dibandingkan dengan tanpa pelatihan, demikian juga kadar MDA, walaupun

Page 113: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

91

secara statistik tidak signifikan (p>0,05) (Tabel 5.4). Hal ini berarti bahwa pada

dosis 400 mg/kgbb penggunaan ekstrak kulit buah manggis (Garcinia

mangostana L.) secara bersama-sama dengan pelatihan fisik memperlihatkan

hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan penggunaan ekstrak tanpa

pelatihan. Dengan kata lain, jika ekstrak diberikan secara bersama-sama dengan

pelatihan fisik maka efek lebih baik terlihat pada dosis 400 mg/kg bb.

Secara umum dapat dikatakan bahwa walaupun penggunaan antioksidan

dalam olahraga masih belum mampu meningkatkan prestasi atlit (Harjanto, 2006),

tetapi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kulit buah

manggis (Garcinia mangostana L.) secara bersama-sama dengan pelatihan fisik

mempunyai efek yang menguntungkan karena dapat meredam radikal bebas

dengan cara mendonorkan elektronnya kepada radikal bebas serta meningkatkan

aktivitas enzim antioksidan melalui mekanisme aktivasi Nrf2, dan efek

menguntungkan tersebut terlihat pada pemberian dosis 400 mg/kgbb.

6.5 Analisis Jalur Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah Tikus Wistar Setelah

Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dan

Pelatihan Fisik

Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis

(Garcinia mangostana L.) dan pelatihan fisik mempengaruhi kadar SOD dan

GPx, di mana pengaruh tersebut sebagian besar terjadi secara tidak langsung

yakni melalui MDA (Gambar 5.8). Pengaruh tidak langsung tersebut telah

mengindikasikan adanya peranan radikal bebas dalam pembentukan enzim

antioksidan melalui mekanisme aktivasi Nrf2 (Mann et al., 2007). Namun

Page 114: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

92

demikian, radikal bebas ini ada di bawah kendali ekstrak kulit buah manggis agar

tidak melebihi batas yang dapat ditolerir tubuh sehingga dapat dijadikan sebagai

mekanisme adaptasi untuk memicu ekspresi gen penyandi antioksidan melalui

mekanisme aktivasi NRf2, karena sesuai konsep hormesis bahwa dosis rendah

akan mempunyai efek merangsang sementara dosis berlebih akan bersifat toksik

(Son et al., 2008). Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa dalam situasi

tanpa pemberian ekstrak kulit buah manggis, pelatihan telah meningkatkan kadar

MDA serta menurunkan SOD dan GPx secara signifikan (p<0,05) (Tabel 5.3).

Sedangkan, pelatihan fisik yang disertai pemberian ekstrak kulit buah manggis

telah menurunkan kadar MDA, serta meningkatkan SOD dan GPx secara

signifikan (p<0,05) (Tabel 5.4). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

pemberian ekstrak kulit buah manggis bersama-sama dengan pelatihan fisik

berguna untuk meredam radikal bebas sehingga mencapai dosis yang dapat

bertindak sebagai inducer untuk memicu ekspresi gen penyandi antioksidan

melalui mekanisme aktivasi Nrf2, sementara pelatihan fisik tanpa disertai

pemberian ekstrak kulit buah manggis menyebabkan terjadinya stres oksidatif.

Kadar SOD darah tikus Wistar 95,9% dipengaruhi oleh ekstrak kulit buah

manggis (Garcinia mangostana L.), pelatihan fisik, dan kadar MDA, selebihnya

yakni 4,1% dipengaruhi oleh faktor lain. Sementara itu, kadar GPx 94,2%

dipengaruhi oleh ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.), pelatihan

fisik, dan kadar MDA, selebihnya yakni 5,8% dipengaruhi oleh faktor lain. Hal ini

mengindikasikan bahwa terjadi interaksi antara pelatihan fisik dengan ekstrak

kulit buah manggis untuk menimbulkan efek bersama yakni menurunkan stres

Page 115: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

93

oksidatif melalui penurunan MDA serta peningkatan baik SOD maupun GPx, di

mana peran ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) lebih besar

dibandingkan pelatihan.

Secara langsung ekstrak kulit buah manggis dan pelatihan fisik

mempengaruhi kadar enzim SOD dan GPx di mana peran pelatihan lebih kecil

bahkan tidak signifikan (Thitung < Ttabel) terhadap GPx, jika dibandingkan dengan

ekstrak kulit buah manggis yakni 0,140 dibandingkan 0,376 pada pembentukan

SOD, dan 0,058 dibandingkan 0,078 pada pembentukan GPx (Gambar 5.8).

Secara tidak langsung yakni melalui MDA, ekstrak kulit buah manggis dan

pelatihan fisik juga mempengaruhi SOD dan GPx di mana pengaruh ekstrak lebih

besar jika dibandingkan pelatihan fisik yakni 0,459 dibandingkan 0,283 pada

pembentukan SOD, dan 0,664 dibandingkan 0,409 pada pembentukan GPx. Hal

ini berarti bahwa pemberian ekstrak kulit buah manggis selama masa pelatihan

fisik mempunyai efek yang menguntungkan karena secara langsung mampu

meredam radikal bebas dengan cara mendonorkan elektronnya kepada radikal

bebas (Zarena dan Sankar, 2009), serta membentuk enzim SOD dan GPx dengan

cara memicu ekspresi gen penyandi antioksidan melalui aktivasi Nrf2 (Son et al,

2008), sedangkan secara tidak langsung yakni melalui MDA juga mampu

membentuk SOD dan GPx dengan mekanisme yang serupa yakni melalui aktivasi

Nrf2 (Mann et al., 2007).

6.6 Kebaharuan Penelitian (Novelty)

Temuan baru penelitian ini adalah ekstrak kulit buah manggis (Garcinia

mangostana L.) dapat menurunkan stres oksidatif. Mekanisme patologisnya

Page 116: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

94

adalah secara langsung meredam radikal bebas serta meningkatkan enzim SOD

maupun GPx. Disamping itu mekanisme patologisnya juga sebagai akibat dari

peningkatan aktivitas enzim SOD dan GPx secara tidak langsung melalui

hambatan pembentukan MDA.

Pada penelitian ini ditemukan bahwa ekstrak dosis 400 mg/kgbb memberikan

peran penurunan stres oksidatif yang terbaik pada tikus wistar yang diberikan

aktivitas fisik maksimal.

6.7 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan di antaranya :

1. Penelitian telah berhasil membuktikan bahwa ekstrak kulit buah manggis

mempunyai kemampuan sebagai antioksidan secara invivo, tetapi senyawa

aktif yang berperan belum dapat diketahui secara pasti.

2. Penelitian telah berhasil membuktikan bahwa ekstrak kulit buah manggis

mampu menurunkan stres oksidatif pada tikus wistar jantan umur 12 minggu,

tetapi belum dapat melihat pengaruh yang sama pada tikus wistar dengan jenis

kelamin dan umur yang berbeda.

Page 117: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

95

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan hal sebagai berikut:

1. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dapat menurunkan

kadar MDA darah tikus Wistar dari 8,50±0,30 nmol/ml dalam kondisi tanpa

pemberian ekstrak sampai menjadi 2,78±0,10 nmol/ml pada pemberian

ekstrak dosis 400 mg/kg bb.

2. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dapat meningkatkan

kadar enzim SOD dan GPx darah tikus Wistar. SOD meningkat dari

52,40±0,39% dalam kondisi tanpa pemberian ekstrak sampai menjadi

81,35±0,60% pada pemberian ekstrak dosis 400 mg/kg bb, sedangkan GPx

meningkat dari 14,62±0,11 U/ml dalam kondisi tanpa pemberian ekstrak

sampai menjadi 34,97±0,25 U/ml pada pemberian ekstrak dosis 400 mg/kg bb.

3. Pelatihan fisik intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per

minggu, selama empat minggu, tidak dapat menurunkan kadar MDA darah

tikus Wistar. MDA meningkat dari 3,85±0,08 nmol/ml menjadi 5,88±0,12

nmol/ml.

4. Pelatihan fisik intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per

minggu, selama empat minggu, tidak dapat meningkatkan kadar enzim SOD

dan GPx darah tikus Wistar. SOD menurun dari 72,09±0,31% menjadi

61,17±0,26%, sedangkan GPx menurun dari 29,87±0,13 U/ml menjadi

19,43±0,08 U/ml

Page 118: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

96

5. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan pelatihan fisik

intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per minggu, selama

empat minggu, dapat menurunkan kadar MDA darah tikus Wistar dari

11,25±0,55 nmol/ml dalam kondisi pelatihan fisik tanpa pemberian ekstrak

sampai menjadi 2,68±0,13 nmol/ml pada pelatihan fisik disertai pemberian

ekstrak dosis 400 mg/kg bb.

6. Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan pelatihan fisik

intensitas 70% dari aktivitas fisik maksimal, lima kali per minggu, selama

empat minggu, dapat meningkatkan kadar enzim SOD dan GPx darah tikus

Wistar. SOD meningkat dari 44,20±0,46% dalam kondisi pelatihan fisik tanpa

pemberian ekstrak sampai menjadi 82,61±0,86% pada pelatihan fisik disertai

pemberian ekstrak dosis 400 mg/kg bb, sedangkan GPx meningkat dari

8,62±0,09 U/ml dalam kondisi pelatihan fisik tanpa pemberian ekstrak sampai

menjadi 36,50±0,37 U/ml pada pelatihan fisik disertai pemberian ekstrak dosis

400 mg/kg bb.

7. Dosis optimum ekstrak kulit buah manggis dalam menurunkan kadar MDA

darah tikus Wistar dalam kondisi tanpa pelatihan fisik adalah 319,83 mg/kgbb,

sedangkan dalam kondisi pelatihan fisik adalah 424,63 mg/kgbb. Dosis

optimum ekstrak kulit buah manggis dalam meningkatkan kadar enzim SOD

dan GPx dalam kondisi tanpa pelatihan fisik masing-masing adalah 361,84

mg/kgbb dan 323,00 mg/kgbb, sedangkan dalam kondisi pelatihan fisik

masing-masing adalah 817,44 mg/kgbb dan 523 mg/kgbb.

Page 119: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

97

7.2 Saran-Saran

Beberapa penelitian lanjutan yang dapat dilakukan diantaranya adalah:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kandungan bahan aktif kulit

buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang berasal dari berbagai daerah

sehingga didapatkan informasi lengkap tentang khasiatnya sebagai bahan obat.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang manfaat kulit buah manggis

(Garcinia mangostana L.) yang dipersiapkan secara tradisional (dalam bentuk

jus kulit buah manggis) sehingga dapat meyakinkan masyarakat luas.

Page 120: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

98

DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, N. 2010. Kesehatan dan Kebugaran Pekerja/Calon Pekerja: Focus padaLow Back Pain dan Pencegahannya serta Peranan Dokter Umum. SeminarContinuing Professional Development (CPD) Kesehatan dan KebugaranSeksual serta General Imaging Check up Terkini pada Pekerja/CalonPekerja Tanggal 28 Agustus 2010. Universitas Udayana. Denpasar

Aguiló, A., Tauler, P., Fuentespina, E., Tur, J. A., Cordova, A., dan Pons, A.2005. Antioxidant Respon to Oxidative Stress Induced by ExhaustiveExercise. Physiology & Behaviour. 84: 1-7.

Akao, Y., Nakagawa, Y., Iinuma, M., dan Nozawa, Y. 2008. Anti-Cancer Effectsof Xanthones from Pericarps of Mangosteen Int. J. Mol. Sci. 9: 355-70

Akçakoyun, F. 2010. Changes in Serum Lipid Profile Following ModerateExercise. African Journal of Pharmacy and Pharmacology. 4(11) : 829-33

Arslan, S., Erdem, S. Kilinc, K., Sivri, A., Tan, E., dan Hascelik, H. Z. 2001.Free radical Change in rat Muscle Tissue after Exercise. Rheumatol Int.20: 109 - 12.

Baird, L., Albena, T., dan Dinkova-Kostova. 2011. The Cytoprotective Role of theKeap1–Nrf2 Pathway. Arch Toxicol. 85:241–72

Baker, J. S., McCormick, M. C., dan Robergs, R. A. 2010. Interaction AmongSkeletal Muscle Metabolic Energy Systems During Intense Exercise. Journalof Nutrition and Metabolism. 2010: 1-13.

Barreto, T. O., Cleto, L. S., Gioda, C. R, Silva, R. S., Azevedo, A. C. C., Franco,J. d. S., Magalhaes, J. C. d., Penaforte, C. L., Pinto, K. M. d. C., Cruz, J. d.S., dan Vieira, E. R. 2012. Swim Training does not Protect Mice fromSkeletal Muscle Oxidative Damage Following a Maximum Exercise Test.Eur J Appl Physiol 112: 2523–30.

Belviranli, M., Gokbel, H., Okudan, N., dan Basarali, K. 2012. Effects of GrapeSeed Extract Supplementation on Exercise-Induced Oxidative Stress in Rats.British Journal of Nutrition. 108: 249–56

Blomstrand, E., dan Saltin, B. 1999. Effect of Muscle Glycogen on Glucose,Lactate and Amino Acid Metabolism During Exercise and Recovery inHuman Subjects. Journal of Physiology. 154 (1): 293-302

Bompa, T. O. 1994. Theory and Methodology of Training:The Key to AthleticPerformance. 3rd. ed. Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company. p: 57-70.

Botjje, W. G., Iqbal, M., Pumford, N. R., Ojano-Dirain, C., dan Lassiter, K. 2004.Role of Mitochondria in The Phenotypic Expression of Feed Efficiency.Journal of Applied Poultry Research. 13 (1): 94-105

Burneiko, R. C., Diniz, Y. S. A., Faine. L. A., Galhardi, C. M., Padovani, C. R.,Novelli, E. L. B., dan Cicogna, A. C. 2004. Impact of The Training Programon Lipid Profil and Cardiac Health. Biol. Res. 37: 53-9.

Page 121: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

99

Castro, M. A. C. de., Neto, F. F. C., Lima, L. M. C., Silva, F.M. da., Oleiveira, R.J. de., dan Zanesco. 2009. Production of Free Radical and CatalaseActivity During Acute Exercise Training in Young Men. Biology of Sport.26 (2): 113-8.

Chang, H. F., Huang, W. T., Chen, H. J., dan Yang, L. L. 2010. Apoptotic Effectsof γ-Mangostin from The Fruit Hull of Garcinia mangostana on HumanMalignant Glioma Cells. Molecules. 15: 8953-66.

Chattopadhyay, S., Maiti, S., Maji, G., Deb, B., Pan, B., dan Ghosh, D. 2011.Protective Role of Moringa Oleifera (Sajina) Seed on Arsenic-InducedHepatocellular Degeneration in Female Albino Rats. Biol. Trace. Elem Res.142: 200–12

Chitchumroonchokchai, C., Riedl, K. M., Suksumrarn, S., Clinton, S. K.,Kinghorn, A. D., dan Failla, M. L. 2012. Xanthones in Mangosteen Juice areAbsorbed and Partially Conjugated by Healthy Adults. The Journal ofNutrition. 142: 675–80

Chivapat, S., Chavalittumrong, P., Wongsinkongman, P., Phisalpong, C., danRungsipipat, A. 2011. Chronic Toxicity Study of Garcinia mangostana Linn.Pericarp Extract. Thai. J. Vet. Med. 41(1): 45-53

Chomnawang, M. T., Surassmo, S., Nukoolkarn, V. S., dan Gritsanapan, W.,2007. Effect of Garcinia mangostana on Inflammation Caused byPropionibacterium acnes. Fitoterapia. 78 : 401–8

Dirjen Hortikultura. 2011. Strategi Peningkatan Kualitas dan KuantitasHortikultura untuk Ekspor. Kementerian Pertanian RI. Jakarta.

El-Agamy, D. S. 2010. Comparative Efects of Curcumin and Resveratrol onAflatoxin B1-Induced Liver Injury in Rats. Arch Toxicol. 84:389–96

Farombi, E. O., Shrotriya, S., Na, H. K., Kim, S. H., dan Surh, Y. J. 2008.Curcumin Attenuates Dimethylnitrosamine-Induced Liver Injury in RatsThrough Nrf2-Mediated Induction of Heme Oxygenase-1. Food andChemical Toxicology. 46: 1279–87

Figueiredo, P. A., Mota, M.P., Appell, H.J., dan Duarte, J. A. 2008. The Role ofMitochondria in Aging of Skeletal Muscle. Biogerontology. 9: 67–84

Gaeini, A. A., Rahnama, N., dan Hamedinia, M. R. 2006. Effect of Vitamin ESupplementation on Oxidative Stress at Rest and After Exercise toExhaustion in Athletic Students. J. Sports Med. Phys. Fitness. 46: 458-61.

George, B. O., dan Osharechiren, O. I. 2009. Oxidative Stress and AntioxidantStatus in Sportsmen Two Hours after Strenuous Exercise and in SedentaryControl Subjects. African Journal of Biotechnology. 8 (3): 480-3

Gill, L. 2009. The Validity of Animal Experiments in Medical Research.RSDA 1:161-8

Page 122: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

100

Giriwijoyo, H .Y. S. S., dan Ali. H. M. M. 2005. Ilmu Faal Olahraga.FungsiTubuh Manusia pada Olahraga. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Golden, N. 2009. Peroksidasi Lipid Membran Sel Pascainjeksi FeCl3Intrakortikal Meningkatkan Kejadian Kejang pada Tikus Wistar Muda.Disertasi. Universitas Udayana. Denpasar.

Gomez-Cabrera, M. C., Martı´nez, A., Santangelo, G., Pallardo, F. V., Sastre, J.,dan Vin, J. 2006. Oxidative Stress in Marathon Runner. Interest ofAntioxidant Supplementation. British Journal of Nutrition. 96 (Suppl. 1): 3-3

Gomez-Cabrera, M. C., Domenech, E., dan Viña, J. 2008. Moderate Exercise isAn Antioxidant: Upregulation of Antioxidant Genes by Training. FreeRadical Biology & Medicine. 44: 126 - 31

Granado-Serrano, A. B., Martı´n, M. A., Haegeman, G., Goya, L., Bravo, L., danRamos, S. 2010. Epicatechin Induces NF-kB, Activator Protein-1 (AP-1) andNuclear Transcription Factor Erythroid 2p45-related factor-2 (Nrf2) viaPhosphatidylinositol-3-Kinase/Protein Kinase B (PI3K/AKT) andExtracellular Regulated Kinase (ERK) Signalling in HepG2 cells. BritishJournal of Nutrition. 103: 168-79

Guyton, A. C., dan Hall, J.E. 2007. Fisiologi Kedokteran. (Terjemahan). Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Guzel, N. A., Hazard, S., dan Erbas, D. 2007. Effect of Difference ResistanceExercise Protocols on Nitric Oxide, Lipid Peroxidation and CreatineKinase Activity in Sedentary Males. Journal of Sports Science andMedicine. 6: 417-22

Harjanto. 2006. Antioksidan dan Latihan Olahraga. Jurnal Kedokteran Yarsi.14 (1): 070-7.

Haruenkit, R., Poovarodom, S., Leontowicz, H., Leontowicz, M., Sajewcz, M.,Kowalska, T., Delgado-Licon, E., Rocha-Guzmaan, N. E., Gallegos-Infante,J. A., Trakhtenberg, S., dan Gorinstein, S. 2007. Comparative Study ofHealth Properties and Nutritional Value of Durian, Mangosteen, and SnakeFruit: Experiments In vitro and In vivo. Journal of Agricultural and FoodChemistry. 55: 5842-9.

Hutadilok-Towatana, N., Reanmongkol, W., Wattanapiromsakul, C., danBunkrongcheap, R.2010. Acute and Subchronic Toxicity Evaluation of theHydroethanolic Extract of Mangosteen Pericarp. Journal of Medicinal PlantsResearch. 4 (10) : 969-74.

Isabelle, M., Lee, B. L., Lim, M.T., Koh, W. P., Huang, D., dan Ong, C.N., 2010.Antioxidant Activity and Profiles of Common Fruits in Singapore. FoodChemistry. 123: 77–84.

Jawi,I. M., Suprapta, D.N., dan Subawa, A. A. N. 2008. Ubi Jalar UnguMenurunkan Kadar MDA dalam Darah dan Hati Mencit Setelah AktivitasFisik Maksimal. Jurnal Veteriner. 9 (2): 65-72

Page 123: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

101

Jujun, P., Pootakham, K., Pongpaibul, Y., Duangrat, C., dan Tharavichitkul, P.,2008. Acute and Repeated Dose 28-Day Oral Toxicity Study of Garciniamangostana Linn. Rind Extract. CMU. J. Nat. Sci. 7 (2):199-208

Jung, H. A., Su, B. N., Keller, W. J., Metha, R. G., dan Kinghorn, A. D. 2006.Antioxidant Xanthones from The Pericarp of Garcinia mangostana(Mangosteen). J. Agric. Food Chem. 54: 2077-82

Kim, S. H., Park, K. S., Chang, M. J., dan Sung, J. H. 2005. Effects of PanaxGinseng Extract on Exercise-Induced Oxidative Stress. Journal of SportsMedicine and Physical Fitness.45: 178-82

Kim, H. T., dan Chae, C.H., 2006. Effect of Exercise and -Lipoic AcidSupplementation on Oxidative Stress in Rats. Biology of Sport. 23(2):114-53

Kondo, M., Zhang, L., Ji, H., Kou, Y., dan Ou, B. 2009. Bioavailability andAntioxidant Effects of a Xanthone-Rich Mangosteen (Garcinia mangostana)Product in Humans. J. Agric. Food Chem. 57: 8788–92

Kosem, N., Han, Y. H., dan Moongkarndi, P. 2007. Antioxidant andCytoprotective Activities of Methanolic Extract from Garcinia mangostanaHulls. Science Asia. 33: 283-92.

Kotan, E., Alpsoy, L., Anar, M., Aslan, A., dan Agar, G., 2011. Protective Role ofMethanol Extract of Cetraria Islandica (L.) Against Oxidative Stress andGenotoxic Effects of AFB in Human Lymphocytes In Nitro. Toxicology andIndustrial Health 27(7): 599 – 605

Kothari, S., Thompson, A., Agarwal, A., dan Plessis, S. S. du., 2010. FreeRadical: Their Beneficial and Detrimental Effects on Sperm Function. IndianJournal of Experimental Biology. 48: 425 –35

Kürkçü, R. 2010. The Effects of Short-Term Exercise on The Parameters ofOxidant and Antioxidant System in Handball Players. African Journal ofPharmacy and Pharmacology. 4 (7) : 448-52

Kürkçü, R., Tekin, A., Özda, S., dan Akçakoyun, F., 2010. The Effects of RegularExercıse on Oxıdatıve and Antıoxıdatıve Parameters ın Young Wrestlers.African Journal of Pharmacy and Pharmacology. 4(5): 244-51.

Kurniawati, A., Poerwanto, R., Sobir, Effendi, D., dan Cahyana, H. 2010.Evaluation of Fruit Characters, Xanthones Content, and AntioxidantProperties of Various Qualities of Mangosteens (Garcinia mangostana L.) J.Agron. Indonesia. 38 (3): 232 -7

Lambertucci, R. H., Levada-Pires, A. C., Rossoni, L. V., Curi, R., dan Curi, T. C.P. 2007. Effects of Aerobic Exercise Training on Antioxidant EnzymeActivities and mRNA Levels in Soleus Muscle from Young and Aged Rats.Mechanisms of Ageing and Development. 128 : 267–75

Lianiwati, M. M. V. 2011. Pemberian Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereuspolyrhizus) Menurunkan Kadar F2 Isoprostan pada Tikus Putih Jantan

Page 124: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

102

(Albino rat) yang Diberi Aktivitas Fisik Berlebih. Tesis. ProgramPascasarjana UNUD. Denpasar.

Lima, F. D., Stamm, D. N., Pace, I. D. D., Dobrachinski, F., Carvalho, N. R. De.,Royes, L. F. F., Soares, F. A., Rocha, J. B., Gallego, J. G., dan Bresciani, G.2013. Swimming Training Induces Liver Mitochondrial Adaptations toOxidative Stress in Rats Submitted to Repeated Exhaustive Swimming Bouts.PLOS ONE, 8 (2): 1-9

Luidong, F., Feng, Z., Daoxing, S., Xiufang, Q., Xiaolong, F., dan Haipeng, L.2011. Evaluation of Antioxidant Properties and Anti-Fatigue Effect of GreenTea Polyphenols. Scientific Research and Essays. 6 (13): 2624-29.

Mahabusarakam, W., Kuaha, K., Wilairat, P., dan Taylor, W. C., 2006. PrenylatedXanthone as Potential Antiplsamodial Subtance. Planta Medica. 72: 912-6.

Mahattanawee, K., Manthey, J. A., Luzio, G., Talcott, S. T., Goodner, K., danBaldwin, E. A. 2006. Total Antioxidant Activity and Fiber Content of SelectFlorida-Grown Tropical Fruits. J. Agric. Food Chem. 54: 7355-63

Mallikarjuna, K., Nishanth, K., Hou, C. W., Kuo, C. H., dan Reddy, K. S., 2009.Effect of Exercise Training on Ethanol-Induced Oxidative Damage in AgedRats. Alcohol 43: 59 – 64

Mann, G. E., Niehueser-Saran, J., Watson, A., Gao, L., Ishii, T., Winter, P. de.,dan Siow, R. C. M. 2007. Nrf2/ARE Regulated Antioxidant Gene Expressionin Endothelial and Smooth Muscle Cells in Oxidative Stress: Implications forAtherosclerosis and Preeclampsia. Acta Physiologica Sinica. 59 (2):117-27.

Mansouri, E., Panahi, M., Ghaffari, M. A., dan Ghorbani, A. 2011. Effects ofGrape Seed Proanthocyanidin Extract on Oxidative Stress Induced byDiabetes in Rat Kidney. Iranian Biomedical Journal 15 (3): 100-6

Marciniak, A., Brzeszczyńska, J., Gwoździński, K., dan Jegier, A., 2009.Antioxidant Capacity and Physical Exercise. Biology of Sport. 26 (3):197-213

Marini, M., Lapalombella, R., Margonato, V., Ronchi, R., Samaja, M., Scapin, C.,Gorza, L., Maraldi, T., Carinci, P., Ventura, C., dan Veicsteinas, A. 2007.Mild Exercise Training, Cardioprotection and Stress Genes Profile. Eur JAppl Physiol 99: 503-10.

Matsumoto, K., Akao, Y., Kobayashi, E., Ohguchi, K., Ito, T., Tanaka, T., Iinuma,M., dan Nozawa, Y. 2003. Induction of Apoptosis by Xanthones fromMangosteen in Human Leukemia Cell Lines. J. Nat. Prod. 66: 1124-27.

McWalter, G. K., Higgins, L. G., McLellan, L. I., Henderson, C. J., Song, L.,Thornalley, P. J., Itoh, K., Yamamoto, M., dan Hayes, J. D. 2004.Transcription Factor Nrf2 is Essential for Induction of NAD(P)H:QuinoneOxidoreductase1, Glutathione S-Transferase, and Glutamate CysteineLigase by Broccoli Seed and Isothiocyanates. The Journal ofNutrition.134(Supl.): 3499-506

Page 125: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

103

Meng, B., Gao, W., Wei, J., Yang, J., Wu, J., Pu, L., dan Guo, C. 2013. Quercetinreduces serum homocysteine level in rats fed a methionine-enriched Diet.Nutrition 29: 661–6

Middleton Jr, E., Kandaswami, C., dan Theoharides, T. C. 2000. The Effects ofPlant Flavonoids on Mammalian Cells: Implications for Inflammation, HeartDisease, and Cancer. Pharmacological Review. 52: 673–751.

Montgomery, D. C. 2001. Design and Analysis of Experiments (5th ed.). JohnWiley and Sons Inc. New York

Moongkarndi, P., Kosem, N., Kaslungka, S., Luanratana, O., Pongpan, N., danNeungton, N. 2004. Antiproliferation, Antioxidation and Induction ofApoptosis by Garcinia mangostana (Mangosteen) on SKBR3 Human BreastCancer Cell Line. Journal of Ethnopharmacology. 90: 161–6

Morikawa, A, Inamizu, T., Han, Y., dan Nagata, M., 2004. Effect of ExerciseTraining on Superoxide Dismutase Gene Expression in Human Lymphocytes.International Journal of Sport and Health Science. 2 : 187-94.

Nala, I. G. N. 2011. Prinsip Pelatihan Olah Raga. Udayana University Press.Denpasar.

Ngawhirunpat, T., Opanasopi, P., Sukma, M., Sittisombut, C., AtsushiKat, danAdachi, I. 2010. Antioxidant, Free Radical-Scavenging Activity andCytotoxicity of Different Solvent Extracts and Their Phenolic Constituentsfrom The Fruit Hull of Mangosteen (Garcinia mangostana). PharmaceuticalBiology. 48 (1): 55–62

Ngurah, I. B. 2007. Peranan Antioksidan pada olah raga. Medicina. 38 (1): 3-6

Nurliyana, R., Zahir, I. S., Suleiman, K. M., Aisyah, M. R., dan Rahim, K. K.2010. Antioxidant Study of Pulps and Peels of Dragon Fruits: A ComparativeStudy. International Food Research Journal. 17: 367-75

Ogonovszky, H., Berkes, I., Kumagai, S., Kaneko, T., Tahara, S., Goto, S., danRadak, Z. 2005. The Effects of Moderate-, Strenuous- and Over-Training onOxidative Stress Markers, DNA Repair, and Memory, in Rat Brain.Neurochemistry International 46 : 635–40

Oztasan, N., Taysi, S., Altinkaynak, K. G. K., Aktas, O., Siktar, H. T. E., Keles,S., Akar, S., Dane, F. A. S., dan Gul, M. 2004. Endurance TrainingAttenuates Exercise-Induced Oxidative Stress in Erythrocytes in Rat. Eur JAppl Physiol 91: 622–7.

Palakawong, C., Sophanodora, P., Pisuchpen, S., dan Phongpaichit. 2010.Antioxidant and Antimicrobial Activities of Crude Extracts from Mangosteen(Garcinia mangostana L.) Parts and Some Essential Oils. International FoodResearch Journal. 17: 583-9

Pedraza-Chaverri, J., Cárdenas-Rodríguez, N., Orozco-Ibarra, M., dan Pérez-Rojas, J. M. 2008. Medicinal Properties of Mangosteen (Garciniamangostana L.). Food and Chemical Toxicology. 46: 3227-39

Page 126: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

104

Pelley, J. W. 2007. Biochemistry. Mosby Inc. Pennsylvania. p. 55-7

Perron, N. R. dan Brumaghim, J. L. 2009. A Review of the AntioxidantMechanisms of Polyphenol Compounds Related to Iron Binding. CellBiochem Biophys 53:75–100

Pinho, R.A., Silva , L. D., Pinho, C. A., Daufenbach, J. F., Rezin, G. T., Silva, L.A. d., Streck, E. L., dan Souza, C. T. 2012. Alterations in Muscular OxidativeMetabolism Parameters in Incremental Treadmill Exercise Test in UntrainedRats. Eur J Appl Physiol 112: 387-96.

Pothitirat, W., Chomnawang, M. T., dan Grtsanapan, W. 2010. Free Radical andAnti-Acne Activities of Mangosteen Fruit Rind Extracts Prepared byDifferent Extraction Methods. Pharmaceutical Biology. 48 (2): 182- 6.

Prajitno, D. 1981. Analisis Regresi-Korelasi. Labororium Statistika Pertanian.Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.

Prangdimurti, E. 2007. Metode Evaluasi Antioksidan Secara In Vitro dan In Vivo.Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fak. Teknologi Pertanian. IPB.Available at. http://xa.yimg.com/kq/groups/20875559/1368419127/name/Topik9.pdf. akses: 20/11/2010

Rahnama, N., Gaeni, A. A., dan Hamedinia, M. R. 2007. Oxidative StressResponses in Physical Education Student During 8 Weeks Aerobic Training.Journal of Sports Medicine and Physical Fitness. 47 (1) : 119-23

Reddy, N. S., Shanmugam, K. R., Mallikarjuna, K., dan Reddy, K. S. 2009.Exercise Training Modulates The Antioxidant Enzymes in Brain Tissue: aStudy With Reference to Ageing. J. Ecophysiol. Occup. Hlth. 9: 5-10.

Ridwan, E. 2013. Etika Pemanfaatan Hewan Percobaan dalam PenelitianKesehatan. J Indon Med Assoc. 63 (3):112-6

Sawono, J. 2013. Model-Model Linier dan Non Linier dalam IBM SPSS 21. PT.Elex Media Komputindo. Jakarta.

Scandalios, J. G. 2005. Oxidative Stress: Molecular Perception and Transductionof Signals Triggering Antioxidant Gene Defenses. Brazilian Journal ofMedicaland Biological Research. 38: 995-014

Senturk, U. K., Gunduz, F., Kuru, O., Aktekin, M. R., Kipmen, D., Yalcin, O.,Borkucukatay, M., Yesilkaya, A. dan. Baskurt, O. K. 2001. Exercise-InducedOxidative Stress Affects Erythrocytes in Sedentary Rats but not Exercise-Trained Rats. J Appl Physiol 91: 1999–2004

Setiawan, B. dan Suhartono E. 2007. Peroksidasi Lipid dan Penyakit Terkait StresOksidatif pada Bayi Prematur. Majalah Kedokteran Indonesia 57 (1):10-14

Setyabudi, D. A. 2009. Bangsal Penanganan Pascapanen Buah. Dalam. W. Broto(ed.). Teknologi Penanganan Pascapanen Buah untuk Pasar. Balai BesarPenelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Badan Penelitian dan

Page 127: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

105

Pengembangan Pertanian. Bogor. Available at. http://pascapanen.litbang.deptan.go.id/assets/media/publikasi/juknis_buah.pdf. akses: 15 Maret 2012.

Shah, Z. A., Li, R. C., Ahmad, A. S., Kensler, T. W., Yamamoto, M., Biswal, S.,dan Dore. S., 2010. The Flavanol (-)-Epicatechin Prevents Stroke DamageThrough The Nrf2/HO1 Pathway. Journal of Cerebral Blood Flow &Metabolism. 30: 1951-61

Shan,Y., Ye, X. H. dan Xin, H. 2010. Effect of Grape Seed ProanthocyanidinExtract on The Free Radical and Energy Metabolism Indicators During TheMovement. Scientific Research and Essay. 5 (2): 148-53.

Sharkey, B. J. 2003. Kebugaran dan Kesehatan. PT. Raja Grafindo. Jakarta.

Silva, L. A., Pinho, C. A., Scarabelot, K. S., Fraga, D. B., Volpato, A. M. J.,Boeck, C. R., Souza, C. T. D., Streck, E. L., dan Pinho. R. A., 2009. PhysicalExercise Increases Mitochondrial Function and Reduces Oxidative Damagein Skeletal Muscle. Eur J Appl Physiol 105:861-7.

Sobir dan Poerwanto. 2007. Mangosteen Genetics and Improvement.International Journal of Plant Breeding. 1(2): 105-11

Son, T. G., Camandola, S. dan Mattson, M. P. 2008. Hormetic DietaryPhytochemicals. Neuromol Med. 10: 236-46

Steel, R. G. D. dan Torrie, J.H., 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika. SuatuPendekatan Biometrik. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Suksamrarn, S., Suwannapoch, N., Phakhodee, W., Thanuhiranlert, J.,Ratananukul, P., Chimnoi, N., dan Suksamrarn, A. 2003. AntimycobacterialActivity of Prenylated Xanthones from the Fruits of Garcinia mangostana.Chem. Pharm. Bull. 51 (7): 857-9.

Sun, Y., Oberley, L. W., dan Li, Y. 1988. A Simple Methode for Clinical Assay ofSuperoxide Dismutase. Clin.Chem 34 (3): 497-500

Tkachev, V. O., Menshchikova, E. B., dan Zenkov, N. K. 2011. Mechanism of theNrf2/Keap1/ARE Signaling System. Biochemistry (Moscow). 76 (4): 407-22

Traber, M. G. 2006. Relationship of Vitamin E Metabolism and Oxidation inExercising Human Subjects. British Journal of Nutrition. 96 (Suppl. 1): 34-7

Valado, A., Pereira, L., Tavares, P. C., dan Ribeiro. C. F., 2007. Effect of TheIntense Anaerobic Exercise on Nitric Oxide and Malondialdehyde in Studiesof Oxidative Stress. International Journal of Biology and BiomedicalEngineering. 1 (1): 32-26

Waris, G. dan Ahsan, H. 2006. Reactive Oxygen Species: Role in TheDevelopment of Cancer and Various Chronic Condition. Journal ofCarcinogenesis. 5 (14): 1-8

Weecharangsan, W., Opanasopit, P., Sukma, M., Ngawhirunpat, T., Sotanaphun,U., dan Siripong, P. 2006. Antioxidative and Neuroprotective Activities of

Page 128: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

106

Extracts from the Fruit Hull of Mangosteen (Garcinia mangostana Linn.).Med. Princ. Pract.15: 281–7

Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Potensi dan Aplikasinyadalam Kesehatan. Kanisius. Yogyakarta.

Wrasiati, L. P. 2011. Karakteristik dan Toksisitas Ekstrak Bubuk Simplisia Bungakamboja Cendana (Plumeria alba) dan Peranannya dalam MeningkatkanAktivitas Antioksidan Enzimatis pada Tikus Sparague Dawley. Disertasi.Program Pascasarjana.Universitas Udayana. Denpasar

Wuryastuti, H. 2000. The Influence of Dietary Protein and Fats on Plasma Lipidsin Sprague-Dawley Rats. Indonesian Food and Nutrition Progress 7(2):37-41

Yoshioka, M., Doucet, E., St-Pierre, S., Almeras, N., Richard, D., Labrie, A.,Despres, J. P., Bouchard, C., dan Tremblay, A., 2001. Impact of High-Intensity Exercise on Energy Expenditure, Lipid Oxidation and BodyFatness. International Journal of Obesity. 25: 332-39

Yu, B., Lu, Z. X., Bie, X. M., Lu, F. X., dan Huang, X. Q. 2008. Scavenging andAnti-Fatigue Activity of Fermented Defatted Soybean Peptides. Eur. FoodRes. Technol. 226: 415–21

Zarena, A. S., dan Sankar, K.U. 2009. Study of Antioxidant Properties fromGarcinia mangostana L. Pericarp Extract. Acta Sci. Pol.Technol. Aliment.8 (1): 23-34

Zelko, I. N., Mariani, T.J. dan Folz, R. J. 2002. Superoxide Dismutase MultigeneFamily: A Comparison of The CuZn-SOD (SOD1), Mn-SOD (SOD2), andEC-SOD (SOD3) Gene Structure, Evolution, and Expression. Free RadicalBiology & Medicine. 33 (3): 337- 49.

Page 129: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

107

Lampiran 1. Karakteristik Berat Badan Tikus Penelitian

Minggu 0

Perlakuan BlokI II III IV

E0P0 229 243 248 255E1P0 216 237 249 254E2P0 226 232 247 252E4P0 228 239 249 254E6P0 225 244 250 256E8P0 217 232 251 258

E0P1 220 236 246 254E1P1 229 236 248 255E2P1 230 240 251 256E4P1 219 240 251 256E6P1 225 241 252 253E8P1 222 243 250 255Total 2686 2863 2992 3058

Rata-Rata 223,83 238,58 249,33 254,83

Minggu I

Perlakuan BlokI II III IV

E0P0 237 255 256 264E1P0 224 246 259 262E2P0 235 240 255 261E4P0 236 247 257 263E6P0 233 258 261 267E8P0 226 240 260 268

E0P1 229 237 259 266E1P1 235 240 250 265E2P1 240 250 254 274E4P1 226 246 260 259E6P1 235 257 258 255E8P1 235 258 253 266

Total 2791 2974 3082 3170Rata-rata 232,58 247,83 256,83 264,17

Minggu II

Perlakuan BlokI II III IV

E0P0 245 264 268 275E1P0 234 255 270 272E2P0 246 251 267 271E4P0 243 254 266 270E6P0 240 268 270 276E8P0 233 251 267 275E0P1 234 246 268 274E1P1 242 248 265 273E2P1 247 258 263 282E4P1 230 251 269 267E6P1 242 266 265 262E8P1 243 266 260 273Total 2879 3078 3198 3270

Rata-rata 239,92 256,5 266,5 272,5

Minggu III

Perlakuan BlokI II III IV

E0P0 251 274 276 284E1P0 249 270 284 286E2P0 254 261 277 279E4P0 248 260 273 276E6P0 245 274 280 283E8P0 239 262 274 282

E0P1 240 254 274 280E1P1 255 263 265 287E2P1 253 266 273 291E4P1 238 260 284 272E6P1 247 273 270 267E8P1 250 273 265 280Total 2969 3190 3295 3367Rata-rata 247,42 265,83 274,58 280,58

Page 130: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

108

Lampiran 1. Lanjutan

Minggu IV

Perlakuan BlokI II III IV

E0P0 258 287 286 295E1P0 264 284 299 292E2P0 265 274 288 289E4P0 253 268 284 285E6P0 253 287 289 293E8P0 247 272 282 291E0P1 245 265 281 290E1P1 270 276 276 301E2P1 265 276 282 301E4P1 242 272 295 282E6P1 253 280 278 273E8P1 255 280 275 286Total 3070 3321 3415 3478

Rata-rata 255,83 276,75 284,58 289,83

Normalitas berat badan Tikus penelitian

Tests of NormalityMinggu Ke Blok Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

0

I .177 12 .200* .921 12 .293II .137 12 .200* .930 12 .380III .153 12 .200* .955 12 .713IV .148 12 .200* .963 12 .825

I

I .266 12 .018 .894 12 .131II .178 12 .200* .897 12 .145III .159 12 .200* .941 12 .512IV .129 12 .200* .977 12 .970

II

I .226 12 .091 .899 12 .156II .179 12 .200* .904 12 .176III .151 12 .200* .930 12 .385IV .155 12 .200* .951 12 .652

III

I .148 12 .200* .923 12 .314II .188 12 .200* .901 12 .165III .149 12 .200* .939 12 .489IV .155 12 .200* .971 12 .917

IV

I .157 12 .200* .952 12 .664II .125 12 .200* .958 12 .756III .138 12 .200* .951 12 .645IV .124 12 .200* .956 12 .722

*. This is a lower bound of the true significance.a. Lilliefors Significance Correction

Page 131: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

109

Lampiran 2. Data Hasil Tes Pendahuluan Kemampuan Renang Maksimal SubjekPenelitian (menit)

Perlakuan Blok Total Rata-rataI II III IV

E0P0 43 45 42 40 170 42,5E1P0 45 43 42 43 173 43,25E2P0 44 40 43 42 169 42,25E4P0 42 42 42 43 169 42,25E6P0 45 42 44 40 171 42,75E8P0 44 44 43 44 175 43,75E0P1 45 45 45 43 178 44,5E1P1 45 43 44 40 172 43E2P1 44 45 43 41 173 43,25E4P1 43 45 40 42 170 42,5E6P1 45 50 45 43 183 45,75E8P1 42 45 44 43 174 43,5Total 527 529 517 504 2077 519,25

Rata-rata 43,92 44,08 43,08 42,00 173,08 43,2770% 30,29

Page 132: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

110

Lampiran 3. Data Hasil Pengukuran Kadar MDA Darah Tikus Wistar SetelahPerlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)dan Pelatihan Fisik.

PerlakuanBlok

I II III IV

E0P0 5,76 6,58 6,17 7,19

E1P0 6,99 5,55 5,14 5,76

E2P0 3,71 2,68 3,3 3,91

E4P0 2,48 3,09 2,68 3,3

E6P0 3,71 2,48 2,89 3,09

E8P0 2,27 3,09 3,5 2,68

E0P1 11,7 11,09 11,5 10,68

E1P1 10,06 9,04 9,45 9,86

E2P1 6,58 6,17 6,99 7,19

E4P1 4,94 5,14 5,76 5,35

E6P1 3,71 4,12 4,32 3,91

E8P1 2,89 2,48 2,27 3,09

Page 133: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

111

Lampiran 4. Data Hasil Pengukuran Kadar SOD Darah Tikus Wistar SetelahPerlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)dan Pelatihan Fisik.

Perlakuan Blok

I II III IV

E0P0 61,94 60,9 62,63 62,98

E1P0 64,71 65,74 63,32 65,05

E2P0 71,97 70,59 70,93 73,01

E4P0 78,55 77,16 76,47 78,2

E6P0 7958 77,51 76,82 79,93

E8P0 80,97 79,58 79,24 80,62

E0P1 44,98 45,33 43,94 42,56

E1P1 52,25 51,56 53,98 47,4

E2P1 58,13 56,06 55,36 58,48

E4P1 67,13 68,17 66,09 65,74

E6P1 74,74 72,32 71,63 75,09

E8P1 80,62 83,04 80,97 85,81

Page 134: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

112

Lampiran 5. Data Hasil Pengukuran Kadar GPx Darah Tikus Wistar SetelahPerlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)dan Pelatihan Fisik.

Perlakuan Blok

I II III IV

E0P0 24,77 25,47 24,62 24,31

E1P0 26,01 26,62 27,16 26,78

E2P0 30,1 31,02 31,33 30,56

E4P0 32,49 31,64 31,49 32,03

E6P0 32,41 31,72 33,8 32,87

E8P0 31,64 34,57 35,27 32,57

E0P1 8,64 8,41 8,87 8,57

E1P1 10,19 10,57 9,95 9,72

E2P1 22,15 21,68 21,22 21,61

E4P1 27,4 26,16 26,62 25,93

E6P1 30,02 29,02 29,48 29,32

E8P1 36,04 36,42 37,27 36,27

Page 135: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

113

Lampiran 6. Hasil Analisis Statistik Kadar MDA Darah Tikus Wistar SetelahPerlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)dan Pelatihan Fisik.

ExploreDOSIS

PELATIHAN

Blok

DOSIS

Page 136: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

114

Lampiran 6. Lanjutan

PELATIHAN

Blok

Generalized Linear Models

Estimated Marginal Means : DOSIS

Page 137: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

115

Lampiran 6. Lanjutan

Page 138: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

116

Lampiran 6. Lanjutan

Estimated Marginal Means : PELATIHAN

Estimated Marginal Means : DOSIS* PELATIHAN

Page 139: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

117

Lampiran 6. Lanjutan

Pairwise Comparisons(I)DOSIS*PELATIHAN

(J) DOSIS*PELATIHAN MeanDifference (I-J)

Std.Error

df Sig. 95% WaldConfidenceInterval forDifference

Lower Upper

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] -4.8295a .63648 1 .000 -6.0770 -3.5820[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] .5637 .42723 1 .187 -.2736 1.4011[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -3.1752a .56729 1 .000 -4.2870 -2.0633[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 3.0345a .35679 1 .000 2.3352 3.7338[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -.3027 .45680 1 .508 -1.1980 .5926[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] 3.5352a .34586 1 .000 2.8573 4.2130[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 1.1238a .40901 1 .006 .3221 1.9254[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] 3.3860a .34913 1 .000 2.7017 4.0702[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 2.4025a .37220 1 .000 1.6730 3.1320[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] 3.5302a .34605 1 .000 2.8520 4.2085[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] 3.7456a .34182 1 .000 3.0756 4.4156

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 4.8295a .63648 1 .000 3.5820 6.0770[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 5.3933a .62316 1 .000 4.1719 6.6146[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 1.6544a .72643 1 .023 .2306 3.0781[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 7.8640a .57728 1 .000 6.7326 8.9955[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 4.5268a .64392 1 .000 3.2647 5.7889[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] 8.3647a .57067 1 .000 7.2462 9.4832[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 5.9533a .61092 1 .000 4.7559 7.1507[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] 8.2155a .57250 1 .000 7.0934 9.3376[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 7.2320a .58691 1 .000 6.0817 8.3823[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] 8.3597a .57069 1 .000 7.2412 9.4783[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] 8.5751a .56818 1 .000 7.4615 9.6887

[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -.5637 .42723 1 .187 -1.4011 .2736[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] -5.3933a .62316 1 .000 -6.6146 -4.1719[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -3.7389a .55232 1 .000 -4.8214 -2.6564[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 2.4707a .33253 1 .000 1.8190 3.1225[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -.8665a .43824 1 .048 -1.7254 -.0075[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] 2.9714a .32104 1 .000 2.3422 3.6007[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] .5600 .38822 1 .149 -.2009 1.3209[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] 2.8222a .32416 1 .000 2.1869 3.4576[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 1.8387a .34921 1 .000 1.1543 2.5232[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] 2.9665a .32129 1 .000 2.3368 3.5962[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] 3.1819a .31646 1 .000 2.5616 3.8021

[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 3.1752a .56729 1 .000 2.0633 4.2870[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] -1.6544a .72643 1 .023 -3.0781 -.2306[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 3.7389a .55232 1 .000 2.6564 4.8214[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 6.2097a .49992 1 .000 5.2298 7.1895[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 2.8724a .57563 1 .000 1.7442 4.0007[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] 6.7104a .49232 1 .000 5.7454 7.6753[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 4.2989a .53851 1 .000 3.2435 5.3544[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] 6.5611a .49443 1 .000 5.5921 7.5302[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 5.5776a .51112 1 .000 4.5759 6.5794[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] 6.7054a .49243 1 .000 5.7403 7.6705[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] 6.9208a .48940 1 .000 5.9616 7.8800

Page 140: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

118

Lampiran 6. Lanjutan

[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -3.0345a .35679 1 .000 -3.7338 -2.3352[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] -7.8640a .57728 1 .000 -8.9955 -6.7326[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -2.4707a .33253 1 .000 -3.1225 -1.8190[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -6.2097a .49992 1 .000 -7.1895 -5.2298[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -3.3372a .36989 1 .000 -4.0622 -2.6122[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] .5007a .21879 1 .022 .0719 .9295[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -1.9107a .30902 1 .000 -2.5164 -1.3051[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] .3515 .22348 1 .116 -.0865 .7895[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -.6320a .25837 1 .014 -1.1384 -.1256[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] .4957a .21909 1 .024 .0663 .9251[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] .7111a .21211 1 .001 .2954 1.1268

[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] .3027 .45680 1 .508 -.5926 1.1980[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] -4.5268a .64392 1 .000 -5.7889 -3.2647[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] .8665a .43824 1 .048 .0075 1.7254[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -2.8724a .57563 1 .000 -4.0007 -1.7442[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 3.3372a .36989 1 .000 2.6122 4.0622[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] 3.8379a .35951 1 .000 3.1333 4.5425[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 1.4265a .42053 1 .001 .6023 2.2507[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] 3.6887a .36248 1 .000 2.9782 4.3991[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 2.7052a .38485 1 .000 1.9509 3.4595[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] 3.8329a .35962 1 .000 3.1281 4.5378[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] 4.0483a .35556 1 .000 3.3515 4.7452

[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -3.5352a .34586 1 .000 -4.2130 -2.8573[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] -8.3647a .57067 1 .000 -9.4832 -7.2462[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -2.9714a .32104 1 .000 -3.6007 -2.3422[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -6.7104a .49232 1 .000 -7.6753 -5.7454[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -.5007a .21879 1 .022 -.9295 -.0719[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -3.8379a .35951 1 .000 -4.5425 -3.1333[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -2.4114a .29643 1 .000 -2.9924 -1.8304[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -.1492 .20602 1 .469 -.5530 .2546[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -1.1327a .24314 1 .000 -1.6093 -.6562[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -.0050 .20085 1 .980 -.3986 .3887[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] .2104 .19345 1 .277 -.1687 .5896

[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -1.1238a .40901 1 .006 -1.9254 -.3221[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] -5.9533a .61092 1 .000 -7.1507 -4.7559[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -.5600 .38822 1 .149 -1.3209 .2009[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -4.2989a .53851 1 .000 -5.3544 -3.2435[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 1.9107a .30902 1 .000 1.3051 2.5164[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -1.4265a .42053 1 .001 -2.2507 -.6023[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] 2.4114a .29643 1 .000 1.8304 2.9924[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] 2.2622a .30009 1 .000 1.6740 2.8504[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 1.2787a .32667 1 .000 .6384 1.9190[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] 2.4065a .29650 1 .000 1.8253 2.9876[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] 2.6219a .29168 1 .000 2.0502 3.1935

[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -3.3860a .34913 1 .000 -4.0702 -2.7017[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] -8.2155a .57250 1 .000 -9.3376 -7.0934[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -2.8222a .32416 1 .000 -3.4576 -2.1869[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -6.5611a .49443 1 .000 -7.5302 -5.5921[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -.3515 .22348 1 .116 -.7895 .0865

Page 141: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

119

Lampiran 6. Lanjutan

[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0]

[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -3.6887a .36248 1 .000 -4.3991 -2.9782[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] .1492 .20602 1 .469 -.2546 .5530[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -2.2622a .30009 1 .000 -2.8504 -1.6740[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -.9835a .24761 1 .000 -1.4688 -.4982[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] .1443 .20631 1 .484 -.2601 .5486[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] .3596 .19888 1 .071 -.0301 .7494

[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -2.4025a .37220 1 .000 -3.1320 -1.6730[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] -7.2320a .58691 1 .000 -8.3823 -6.0817[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -1.8387a .34921 1 .000 -2.5232 -1.1543[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -5.5776a .51112 1 .000 -6.5794 -4.5759[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] .6320a .25837 1 .014 .1256 1.1384[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -2.7052a .38485 1 .000 -3.4595 -1.9509[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] 1.1327a .24314 1 .000 .6562 1.6093[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -1.2787a .32667 1 .000 -1.9190 -.6384[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] .9835a .24761 1 .000 .4982 1.4688[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] 1.1278a .24325 1 .000 .6510 1.6045[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] 1.3431a .23734 1 .000 .8780 1.8083

[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -3.5302a .34605 1 .000 -4.2085 -2.8520[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] -8.3597a .57069 1 .000 -9.4783 -7.2412[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -2.9665a .32129 1 .000 -3.5962 -2.3368[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -6.7054a .49243 1 .000 -7.6705 -5.7403[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -.4957a .21909 1 .024 -.9251 -.0663[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -3.8329a .35962 1 .000 -4.5378 -3.1281[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] .0050 .20085 1 .980 -.3887 .3986[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -2.4065a .29650 1 .000 -2.9876 -1.8253[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -.1443 .20631 1 .484 -.5486 .2601[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -1.1278a .24325 1 .000 -1.6045 -.6510[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] .2154 .19385 1 .267 -.1645 .5953

[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -3.7456a .34182 1 .000 -4.4156 -3.0756[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] -8.5751a .56818 1 .000 -9.6887 -7.4615[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -3.1819a .31646 1 .000 -3.8021 -2.5616[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -6.9208a .48940 1 .000 -7.8800 -5.9616[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -.7111a .21211 1 .001 -1.1268 -.2954[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -4.0483a .35556 1 .000 -4.7452 -3.3515[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -.2104 .19345 1 .277 -.5896 .1687[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -2.6219a .29168 1 .000 -3.1935 -2.0502[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -.3596 .19888 1 .071 -.7494 .0301[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -1.3431a .23734 1 .000 -1.8083 -.8780[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -.2154 .19385 1 .267 -.5953 .1645

Pairwise comparisons of estimated marginal means based on the original scale ofdependent variable MDAa. The mean difference is significant at the .05 level.

Page 142: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

120

Lampiran 7. Hasil Analisis Statistik Kadar SOD Darah Tikus Wistar SetelahPerlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)dan Pelatihan Fisik.

Explore

Dosis

Pelatihan

Blok

Dosis

Pelatihan

Page 143: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

121

Lampiran 7. Lanjutan

Blok

Generalized Linear Models

Estimated Marginal Means : DOSIS

Page 144: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

122

Lampiran 7. Lanjutan

Page 145: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

123

Lampiran 7. Lanjutan

Estimated Marginal Means : PELATIHAN

Estimated Marginal Means : DOSIS* PELATIHAN

Page 146: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

124

Lampiran 7. Lanjutan

Pairwise Comparisons(I)DOSIS*PELATIHAN

(J) DOSIS*PELATIHAN MeanDifference

(I-J)

Std.Error

df Sig. 95% WaldConfidence Interval

for DifferenceLower Upper

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 17.9115a .79411 1 .000 16.3551 19.4679[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -2.5891a .93426 1 .006 -4.4202 -.7580[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 10.8090a .83920 1 .000 9.1643 12.4538[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -9.5087a .98750 1 .000 -11.4442 -7.5732[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 5.1127a .87814 1 .000 3.3916 6.8339[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -15.4774a 1.03528 1 .000 -17.5065 -13.4483[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -4.6685a .95000 1 .000 -6.5305 -2.8065[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -16.3402a 1.04231 1 .000 -18.3831 -14.2973[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -11.3242a 1.00187 1 .000 -13.2878 -9.3605[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -17.9857a 1.05580 1 .000 -20.0550 -15.9164[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -20.4957a 1.07659 1 .000 -22.6058 -18.3857

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -17.9115a .79411 1 .000 -19.4679 -16.3551[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -20.5006a .81622 1 .000 -22.1004 -18.9008[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -7.1025a .70541 1 .000 -8.4850 -5.7199[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -27.4202a .87669 1 .000 -29.1385 -25.7019[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -12.7988a .75136 1 .000 -14.2714 -11.3261[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -33.3889a .93016 1 .000 -35.2120 -31.5658[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -22.5800a .83419 1 .000 -24.2150 -20.9450[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -34.2517a .93799 1 .000 -36.0901 -32.4133[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -29.2357a .89284 1 .000 -30.9856 -27.4858[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -35.8972a .95295 1 .000 -37.7650 -34.0295[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -38.4073a .97595 1 .000 -40.3201 -36.4944

[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 2.5891a .93426 1 .006 .7580 4.4202[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 20.5006a .81622 1 .000 18.9008 22.1004[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 13.3981a .86016 1 .000 11.7123 15.0840[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -6.9196a 1.00539 1 .000 -8.8901 -4.9491[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 7.7018a .89820 1 .000 5.9414 9.4623[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -12.8883a 1.05234 1 .000 -14.9508 -10.8257[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -2.0794a .96856 1 .032 -3.9778 -.1811[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -13.7511a 1.05926 1 .000 -15.8272 -11.6750[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -8.7351a 1.01950 1 .000 -10.7333 -6.7369[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -15.3966a 1.07254 1 .000 -17.4987 -13.2945[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -17.9067a 1.09301 1 .000 -20.0489 -15.7644

[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -10.8090a .83920 1 .000 -12.4538 -9.1643[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 7.1025a .70541 1 .000 5.7199 8.4850[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -13.3981a .86016 1 .000 -15.0840 -11.7123[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -20.3178a .91774 1 .000 -22.1165 -18.5190[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -5.6963a .79888 1 .000 -7.2621 -4.1305[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -26.2864a .96894 1 .000 -28.1855 -24.3873[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -15.4776a .87722 1 .000 -17.1969 -13.7582[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -27.1492a .97647 1 .000 -29.0631 -25.2354[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -22.1332a .93319 1 .000 -23.9622 -20.3042[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -28.7947a .99084 1 .000 -30.7368 -26.8527[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -31.3048a 1.01300 1 .000 -33.2902 -29.3193

Page 147: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

125

Lampiran 7. Lanjutan

[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 9.5087a .98750 1 .000 7.5732 11.4442[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 27.4202a .87669 1 .000 25.7019 29.1385[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 6.9196a 1.00539 1 .000 4.9491 8.8901[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 20.3178a .91774 1 .000 18.5190 22.1165[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 14.6214a .95346 1 .000 12.7527 16.4902[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -5.9687a 1.09989 1 .000 -8.1244 -3.8129[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 4.8402a 1.02004 1 .000 2.8410 6.8394[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -6.8315a 1.10651 1 .000 -9.0002 -4.6628[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -1.8155 1.06851 1 .089 -3.9097 .2788[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -8.4770a 1.11923 1 .000 -10.6706 -6.2833[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -10.9870a 1.13886 1 .000 -13.2192 -8.7549

[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -5.1127a .87814 1 .000 -6.8339 -3.3916[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 12.7988a .75136 1 .000 11.3261 14.2714[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -7.7018a .89820 1 .000 -9.4623 -5.9414[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 5.6963a .79888 1 .000 4.1305 7.2621[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -14.6214a .95346 1 .000 -16.4902 -12.7527[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -20.5901a 1.00286 1 .000 -22.5557 -18.6245[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -9.7812a .91457 1 .000 -11.5738 -7.9887[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -21.4529a 1.01011 1 .000 -23.4327 -19.4731[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -16.4369a .96833 1 .000 -18.3348 -14.5390[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -23.0984a 1.02403 1 .000 -25.1055 -21.0914[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -25.6085a 1.04545 1 .000 -27.6575 -23.5594

[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 15.4774a 1.03528 1 .000 13.4483 17.5065[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 33.3889a .93016 1 .000 31.5658 35.2120[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 12.8883a 1.05234 1 .000 10.8257 14.9508[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 26.2864a .96894 1 .000 24.3873 28.1855[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 5.9687a 1.09989 1 .000 3.8129 8.1244[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 20.5901a 1.00286 1 .000 18.6245 22.5557[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 10.8089a 1.06635 1 .000 8.7189 12.8989[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -.8628 1.14935 1 .453 -3.1155 1.3899[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 4.1532a 1.11281 1 .000 1.9721 6.3342[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -2.5083a 1.16159 1 .031 -4.7850 -.2316[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -5.0184a 1.18053 1 .000 -7.3322 -2.7046

[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 4.6685a .95000 1 .000 2.8065 6.5305[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 22.5800a .83419 1 .000 20.9450 24.2150[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 2.0794a .96856 1 .032 .1811 3.9778[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 15.4776a .87722 1 .000 13.7582 17.1969[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -4.8402a 1.02004 1 .000 -6.8394 -2.8410[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 9.7812a .91457 1 .000 7.9887 11.5738[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -10.8089a 1.06635 1 .000 -12.8989 -8.7189[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -11.6717a 1.07318 1 .000 -13.7751 -9.5683[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -6.6557a 1.03395 1 .000 -8.6822 -4.6292[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -13.3172a 1.08628 1 .000 -15.4463 -11.1881[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -15.8272a 1.10651 1 .000 -17.9960 -13.6585

[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 16.3402a 1.04231 1 .000 14.2973 18.3831[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 34.2517a .93799 1 .000 32.4133 36.0901[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 13.7511a 1.05926 1 .000 11.6750 15.8272[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 27.1492a .97647 1 .000 25.2354 29.0631[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 6.8315a 1.10651 1 .000 4.6628 9.0002[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 21.4529a 1.01011 1 .000 19.4731 23.4327

Page 148: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

126

Lampiran 7. Lanjutan

[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0]

[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] .8628 1.14935 1 .453 -1.3899 3.1155[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 11.6717a 1.07318 1 .000 9.5683 13.7751[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 5.0160a 1.11935 1 .000 2.8221 7.2099[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -1.6455 1.16787 1 .159 -3.9345 .6435[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -4.1556a 1.18670 1 .000 -6.4814 -1.8297

[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 11.3242a 1.00187 1 .000 9.3605 13.2878[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 29.2357a .89284 1 .000 27.4858 30.9856[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 8.7351a 1.01950 1 .000 6.7369 10.7333[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 22.1332a .93319 1 .000 20.3042 23.9622[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 1.8155 1.06851 1 .089 -.2788 3.9097[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 16.4369a .96833 1 .000 14.5390 18.3348[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -4.1532a 1.11281 1 .000 -6.3342 -1.9721[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 6.6557a 1.03395 1 .000 4.6292 8.6822[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -5.0160a 1.11935 1 .000 -7.2099 -2.8221[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -6.6615a 1.13193 1 .000 -8.8800 -4.4430[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -9.1716a 1.15134 1 .000 -11.4282 -6.9150

[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 17.9857a 1.05580 1 .000 15.9164 20.0550[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 35.8972a .95295 1 .000 34.0295 37.7650[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 15.3966a 1.07254 1 .000 13.2945 17.4987[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 28.7947a .99084 1 .000 26.8527 30.7368[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 8.4770a 1.11923 1 .000 6.2833 10.6706[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 23.0984a 1.02403 1 .000 21.0914 25.1055[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] 2.5083a 1.16159 1 .031 .2316 4.7850[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 13.3172a 1.08628 1 .000 11.1881 15.4463[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] 1.6455 1.16787 1 .159 -.6435 3.9345[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 6.6615a 1.13193 1 .000 4.4430 8.8800[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -2.5101a 1.19857 1 .036 -4.8592 -.1609

[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 20.4957a 1.07659 1 .000 18.3857 22.6058[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 38.4073a .97595 1 .000 36.4944 40.3201[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 17.9067a 1.09301 1 .000 15.7644 20.0489[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 31.3048a 1.01300 1 .000 29.3193 33.2902[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 10.9870a 1.13886 1 .000 8.7549 13.2192[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 25.6085a 1.04545 1 .000 23.5594 27.6575[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] 5.0184a 1.18053 1 .000 2.7046 7.3322[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 15.8272a 1.10651 1 .000 13.6585 17.9960[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] 4.1556a 1.18670 1 .000 1.8297 6.4814[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 9.1716a 1.15134 1 .000 6.9150 11.4282[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] 2.5101a 1.19857 1 .036 .1609 4.8592

Pairwise comparisons of estimated marginal means based on the original scale of dependentvariable SODa. The mean difference is significant at the .05 level.

Page 149: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

127

Lampiran 8 Hasil Analisis Statistik Kadar GPx Darah Tikus Wistar SetelahPerlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)dan Pelatihan Fisik.

Explore

Dosis

Pelatihan fisik

Blok

Dosis

Pelatihan fisik

Page 150: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

128

Lampiran 8. Lanjutan

Blok

Generalized Linear Models

Estimated Marginal Means : DOSIS

Page 151: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

129

Lampiran 8. Lanjutan

Page 152: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

130

Lampiran 8. Lanjutan

Estimated Marginal Means : PELATIHAN

Estimated Marginal Means : DOSIS* PELATIHAN

Page 153: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

131

Lampiran 8. LanjutanPairwise Comparisons

(I)DOSIS*PELATIHAN

(J) DOSIS*PELATIHAN MeanDifference

(I-J)

Std.Error

df Sig. 95% WaldConfidence Interval

for DifferenceLower Upper

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 16.1700a .26938 1 .000 15.6420 16.6980[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -1.8499a .37349 1 .000 -2.5819 -1.1179[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 14.6851a .27476 1 .000 14.1465 15.2236[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -5.9589a .40537 1 .000 -6.7534 -5.1644[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 3.1253a .33790 1 .000 2.4631 3.7876[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -7.1230a .41474 1 .000 -7.9359 -6.3101[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -1.7349a .37262 1 .000 -2.4652 -1.0046[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -7.9067a .42113 1 .000 -8.7321 -7.0813[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -4.6687a .39516 1 .000 -5.4432 -3.8942[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -8.7133a .42776 1 .000 -9.5517 -7.8749[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -11.7062a .45281 1 .000 -12.5937 -10.8187

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -16.1700a .26938 1 .000 -16.6980 -15.6420[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -18.0199a .28738 1 .000 -18.5832 -17.4567[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] -1.4850a .13634 1 .000 -1.7522 -1.2177[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -22.1289a .32775 1 .000 -22.7713 -21.4865[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -13.0447a .23932 1 .000 -13.5137 -12.5756[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -23.2930a .33927 1 .000 -23.9580 -22.6280[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -17.9049a .28626 1 .000 -18.4660 -17.3439[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -24.0767a .34704 1 .000 -24.7569 -23.3965[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -20.8387a .31503 1 .000 -21.4562 -20.2213[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -24.8833a .35507 1 .000 -25.5792 -24.1874[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -27.8762a .38487 1 .000 -28.6305 -27.1219

[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 1.8499a .37349 1 .000 1.1179 2.5819[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 18.0199a .28738 1 .000 17.4567 18.5832[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 16.5349a .29243 1 .000 15.9618 17.1081[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -4.1090a .41755 1 .000 -4.9274 -3.2906[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 4.9752a .35242 1 .000 4.2845 5.6660[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -5.2731a .42666 1 .000 -6.1093 -4.4368[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] .1150 .38584 1 .766 -.6412 .8712[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -6.0568a .43286 1 .000 -6.9052 -5.2084[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -2.8188a .40764 1 .000 -3.6178 -2.0198[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -6.8634a .43931 1 .000 -7.7244 -6.0023[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -9.8563a .46374 1 .000 -10.7652 -8.9474

[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -14.6851a .27476 1 .000 -15.2236 -14.1465[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 1.4850a .13634 1 .000 1.2177 1.7522[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -16.5349a .29243 1 .000 -17.1081 -15.9618[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -20.6439a .33219 1 .000 -21.2950 -19.9929[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] -11.5597a .24536 1 .000 -12.0406 -11.0788[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -21.8080a .34356 1 .000 -22.4814 -21.1346[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -16.4199a .29133 1 .000 -16.9909 -15.8489[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -22.5918a .35125 1 .000 -23.2802 -21.9033[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -19.3538a .31964 1 .000 -19.9802 -18.7273[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -23.3983a .35917 1 .000 -24.1023 -22.6943[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -26.3912a .38866 1 .000 -27.1530 -25.6295

[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 5.9589a .40537 1 .000 5.1644 6.7534[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 22.1289a .32775 1 .000 21.4865 22.7713[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 4.1090a .41755 1 .000 3.2906 4.9274[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 20.6439a .33219 1 .000 19.9929 21.2950[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 9.0842a .38605 1 .000 8.3276 9.8409[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -1.1641a .45483 1 .010 -2.0555 -.2726[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 4.2240a .41678 1 .000 3.4071 5.0409

Page 154: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

132

Lampiran 8. Lanjutan

[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0]

[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -1.9478a .46066 1 .000 -2.8507 -1.0449[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 1.2902a .43704 1 .003 .4336 2.1468[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -2.7544a .46672 1 .000 -3.6691 -1.8396[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -5.7473a .48979 1 .000 -6.7073 -4.7873

[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] -3.1253a .33790 1 .000 -3.7876 -2.4631[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 13.0447a .23932 1 .000 12.5756 13.5137[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -4.9752a .35242 1 .000 -5.6660 -4.2845[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 11.5597a .24536 1 .000 11.0788 12.0406[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -9.0842a .38605 1 .000 -9.8409 -8.3276[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -10.2483a .39587 1 .000 -11.0242 -9.4724[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] -4.8602a .35150 1 .000 -5.5492 -4.1713[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -11.0320a .40256 1 .000 -11.8210 -10.2430[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -7.7940a .37530 1 .000 -8.5296 -7.0585[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -11.8386a .40951 1 .000 -12.6412 -11.0360[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -14.8315a .43560 1 .000 -15.6853 -13.9778

[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 7.1230a .41474 1 .000 6.3101 7.9359[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 23.2930a .33927 1 .000 22.6280 23.9580[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 5.2731a .42666 1 .000 4.4368 6.1093[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 21.8080a .34356 1 .000 21.1346 22.4814[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 1.1641a .45483 1 .010 .2726 2.0555[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 10.2483a .39587 1 .000 9.4724 11.0242[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 5.3881a .42590 1 .000 4.5533 6.2228[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -.7837 .46892 1 .095 -1.7028 .1353[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 2.4543a .44574 1 .000 1.5806 3.3279[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -1.5903a .47491 1 .001 -2.5211 -.6595[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -4.5832a .49757 1 .000 -5.5584 -3.6080

[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 1.7349a .37262 1 .000 1.0046 2.4652[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 17.9049a .28626 1 .000 17.3439 18.4660[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] -.1150 .38584 1 .766 -.8712 .6412[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 16.4199a .29133 1 .000 15.8489 16.9909[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -4.2240a .41678 1 .000 -5.0409 -3.4071[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 4.8602a .35150 1 .000 4.1713 5.5492[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -5.3881a .42590 1 .000 -6.2228 -4.5533[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -6.1718a .43212 1 .000 -7.0187 -5.3249[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] -2.9338a .40684 1 .000 -3.7312 -2.1364[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -6.9784a .43860 1 .000 -7.8380 -6.1187[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -9.9713a .46305 1 .000 -10.8789 -9.0637

[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 7.9067a .42113 1 .000 7.0813 8.7321[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 24.0767a .34704 1 .000 23.3965 24.7569[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 6.0568a .43286 1 .000 5.2084 6.9052[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 22.5918a .35125 1 .000 21.9033 23.2802[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 1.9478a .46066 1 .000 1.0449 2.8507[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 11.0320a .40256 1 .000 10.2430 11.8210[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] .7837 .46892 1 .095 -.1353 1.7028[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 6.1718a .43212 1 .000 5.3249 7.0187[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 3.2380a .45169 1 .000 2.3527 4.1233[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -.8066 .48048 1 .093 -1.7483 .1352[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -3.7995a .50290 1 .000 -4.7852 -2.8138

[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 4.6687a .39516 1 .000 3.8942 5.4432[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 20.8387a .31503 1 .000 20.2213 21.4562[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 2.8188a .40764 1 .000 2.0198 3.6178[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 19.3538a .31964 1 .000 18.7273 19.9802[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] -1.2902a .43704 1 .003 -2.1468 -.4336[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 7.7940a .37530 1 .000 7.0585 8.5296[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] -2.4543a .44574 1 .000 -3.3279 -1.5806

Page 155: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

133

Lampiran 8. Lanjutan

[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1]

[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 2.9338a .40684 1 .000 2.1364 3.7312[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] -3.2380a .45169 1 .000 -4.1233 -2.3527[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] -4.0446a .45789 1 .000 -4.9420 -3.1471[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -7.0375a .48136 1 .000 -7.9809 -6.0940

[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 8.7133a .42776 1 .000 7.8749 9.5517[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 24.8833a .35507 1 .000 24.1874 25.5792[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 6.8634a .43931 1 .000 6.0023 7.7244[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 23.3983a .35917 1 .000 22.6943 24.1023[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 2.7544a .46672 1 .000 1.8396 3.6691[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 11.8386a .40951 1 .000 11.0360 12.6412[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] 1.5903a .47491 1 .001 .6595 2.5211[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 6.9784a .43860 1 .000 6.1187 7.8380[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] .8066 .48048 1 .093 -.1352 1.7483[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 4.0446a .45789 1 .000 3.1471 4.9420[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1] -2.9929a .50847 1 .000 -3.9895 -1.9963

[DOSIS=8]*[PELATIHAN=1]

[DOSIS=0]*[PELATIHAN=0] 11.7062a .45281 1 .000 10.8187 12.5937[DOSIS=0]*[PELATIHAN=1] 27.8762a .38487 1 .000 27.1219 28.6305[DOSIS=1]*[PELATIHAN=0] 9.8563a .46374 1 .000 8.9474 10.7652[DOSIS=1]*[PELATIHAN=1] 26.3912a .38866 1 .000 25.6295 27.1530[DOSIS=2]*[PELATIHAN=0] 5.7473a .48979 1 .000 4.7873 6.7073[DOSIS=2]*[PELATIHAN=1] 14.8315a .43560 1 .000 13.9778 15.6853[DOSIS=4]*[PELATIHAN=0] 4.5832a .49757 1 .000 3.6080 5.5584[DOSIS=4]*[PELATIHAN=1] 9.9713a .46305 1 .000 9.0637 10.8789[DOSIS=6]*[PELATIHAN=0] 3.7995a .50290 1 .000 2.8138 4.7852[DOSIS=6]*[PELATIHAN=1] 7.0375a .48136 1 .000 6.0940 7.9809[DOSIS=8]*[PELATIHAN=0] 2.9929a .50847 1 .000 1.9963 3.9895

Pairwise comparisons of estimated marginal means based on the original scale of dependentvariable GPXa. The mean difference is significant at the .05 level.

Page 156: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

134

Lampiran 9. Hasil Analasis Regresi Kuadratik Rata-rata Kadar MDA, SOD, danGPX darah Tikus Wistar Setelah Perlakuan Ekstrak Kulit BuahManggis dalam Kondisi Tanpa Pelatihan.

MDA

Page 157: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

135

Lampiran 9. Lanjutan

SOD

Page 158: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

136

Lampiran 9. Lanjutan

GPX

Page 159: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

137

Lampiran 10. Hasil Analasis Regresi Kuadratik Rata-rata Kadar MDA, SOD, danGPX darah Tikus Wistar Setelah Perlakuan Ekstrak Kulit BuahManggis dalam Kondisi Pelatihan Fisik

MDA

Page 160: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

138

Lampiran 10. Lanjutan

SOD

Page 161: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

139

Lampiran 10. Lanjutan

GPX

Page 162: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

140

Lampiran 11. Hasil Analisis Jalur Kadar MDA, SOD, dan GPx Darah TikusWistar Setelah Perlakuan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garciniamangostana L.) dan Pelatihan Fisik.

Overview

AVECompositeReliability

R SquareCronbachsAlpha

Communality Redundancy

EKSTRAK 1.000000 1.000000 1.000000 1.000000

KADAR GPX 1.000000 1.000000 0.941539 1.000000 1.000000 0.109496

KADAR MDA 1.000000 1.000000 0.778602 1.000000 1.000000 0.564678

KADAR SOD 1.000000 1.000000 0.958560 1.000000 1.000000 0.486137

PELATIHAN 1.000000 1.000000 1.000000 1.000000

Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)

OriginalSample (O)

Sample Mean(M)

StandardDeviation(STDEV)

StandardError(STERR)

T Statistics(|O/STERR|)

DOSIS <- EKSTRAK 1.000000 1.000000 0.000000

GPX <- KADAR GPX 1.000000 1.000000 0.000000

LATIH <- PELATIHAN 1.000000 1.000000 0.000000

MDA <- KADAR MDA 1.000000 1.000000 0.000000

SOD <- KADAR SOD 1.000000 1.000000 0.000000

Cross LoadingsEKSTRAK KADAR GPX KADAR MDA KADAR SOD PELATIHAN

DOSIS 1.000000 0.742126 -0.751450 0.834866 0.000000

GPX 0.742126 1.000000 -0.969227 0.958740 -0.466671

LATIH 0.000000 -0.466671 0.462519 -0.422946 1.000000

MDA -0.751450 -0.969227 1.000000 -0.958274 0.462519

SOD 0.834866 0.958740 -0.958274 1.000000 -0.422946

Page 163: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

141

Lampiran 11. Lanjutan

Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)

OriginalSample (O)

SampleMean (M)

StandardDeviation(STDEV)

StandardError(STERR)

T Statistics(|O/STERR|)

EKSTRAK -> KADAR GPX 0.077856 0.086050 0.066869 0.066869 1.164303

EKSTRAK -> KADAR MDA -0.751450 -0.762087 0.065766 0.065766 11.426136

EKSTRAK -> KADAR SOD 0.375666 0.384427 0.070765 0.070765 5.308611

KADAR MDA -> KADAR GPX -0.883984 -0.878113 0.067919 0.067919 13.015175

KADAR MDA -> KADAR SOD -0.611084 -0.604376 0.068841 0.068841 8.876760

PELATIHAN -> KADAR GPX -0.057811 -0.061561 0.057243 0.057243 1.009919

PELATIHAN -> KADAR MDA 0.462519 0.465397 0.057035 0.057035 8.109463

PELATIHAN -> KADAR SOD -0.140308 -0.147902 0.057862 0.057862 2.424877

Total Effects (Mean, STDEV, T-Values)

OriginalSample (O)

SampleMean (M)

StandardDeviation(STDEV)

StandardError(STERR)

T Statistics(|O/STERR|)

EKSTRAK -> KADAR GPX 0.742126 0.754157 0.066053 0.066053 11.235280

EKSTRAK -> KADAR MDA -0.751450 -0.762087 0.065766 0.065766 11.426136

EKSTRAK -> KADAR SOD 0.834866 0.843920 0.059416 0.059416 14.051141

KADAR MDA -> KADAR GPX -0.883984 -0.878113 0.067919 0.067919 13.015175

KADAR MDA -> KADAR SOD -0.611084 -0.604376 0.068841 0.068841 8.876760

PELATIHAN -> KADAR GPX -0.466671 -0.469629 0.064865 0.064865 7.194514

PELATIHAN -> KADAR MDA 0.462519 0.465397 0.057035 0.057035 8.109463

PELATIHAN -> KADAR SOD -0.422946 -0.428048 0.058116 0.058116 7.277616

Page 164: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

142

Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian

Foto 1. Membuat bubuk kulit buahmanggis

Foto 2. Bubuk kulit buah manggis

Foto 3. Maserasi bubuk kulit buahmanggis

Foto 4. Filtrasi hasil maserasi

Foto 5. Proses Evaporasi filtrat

Foto 6. Ekstrak kental kulit buahmanggis

Page 165: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

143

Lampiran 12. Lanjutan

Foto 7. Proses Freeze dry ekstrakkental

Foto 8. Ekstrak kering kulit buahmanggis

Foto 9. Proses menimbang beratbadan tikus.

Foto 10. Pemeliharaan hewanpercobaan.

Foto 11. Larutan ekstrak kulit buahmanggis dalam aquades

Foto 12. Proses Sonde hewanpercobaan

Page 166: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...

144

Lampiran 12. Lanjutan

Foto 13. Pelatihan Renang

Foto 14. Tes Renang Maksimal

Foto 15. Proses pengambilan darahtikus percobaan

Page 167: EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DAN ...