Top Banner

of 22

Eksplorasi Minyak Bumi

Oct 14, 2015

Download

Documents

riviani

Eksplorasi Minyak Bumi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 1

    Eksplorasi Migas (Minyak Bumi dan Gas)

    Terjadinya minyak dan gas bumi.

    Pembentukan minyak dan/atau gas bumi, ada 3 (tiga) factor, yaitu :

    1. bebatuan asal (source rock) yang secara geologis memungkinkan terjadinya pembentukan minyak dan gas bumi.

    2. Adanya perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari bebatuan asal menuju ke bebatuan reservoir (reservoir rock), umumnya sandstone atau limestone yang berpori-pori (porous) dan ukurannya cukup untuk

    menampung hidrokarbon tersebut.

    3. Adanya jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis kulit bumi yang tidak teratur bentuknya, akibat

    pergerakan dari bumi sendiri (misalnya gempa bumi dan erupsi gunung api) dan erosi oleh air dan angin

    secara terus menerus, dapat menciptakan suatu ruangan bawah tanah yang menjadi jebakan hidrokarbon. Kalau jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yang impermeable, maka hidrokarbon tadi akan diam di tempat dan

    tidak bisa bergerak kemana-mana lagi.

    Temperatur bawah tanah, yang semakin dalam semakin tinggi, merupakan faktor penting lainnya dalam

    pembentukan hidrokarbon. Hidrokarbon jarang terbentuk pada temperatur kurang dari 65 oC dan umumnya

    terurai pada suhu di atas 260 oC. Hidrokarbon kebanyakan ditemukan pada suhu moderat, dari 107 ke 177

    oC.

  • 2

    Komponen-komponen pembentuk minyak bumi.

    Minyak bumi, umumnya tersusun atas 85% karbon (C) dan 15% hidrogen (H). Selain itu, juga terdapat

    bahan organik dalam jumlah kecil dan mengandung oksigen (O), sulfur (S) atau nitrogen (N). (merupakan

    campuran rumit dari ratusan rantai hidrokarbon,).

    Perbedaan dari jenis-jenis minyak bumi.

    Dapat digolongkan menurut umur dan letak kedalamannya, ada 4 (empat) jenis, yaitu:

    a.Young-shallow, b. Old-shallow, c. Young-deep dan d. Old-deep.

    a. Minyak bumi young-shallow biasanya bersifat masam (sour), mengandung banyak bahan aromatik, sangat kental dan kandungan sulfurnya tinggi.

    b. Minyak old-shallow biasanya kurang kental, titik didih yang lebih rendah, dan rantai paraffin yang lebih pendek.

    c. Minyak Young deep relative lebih mda dari minyak Old-deep. d. Minyak Old-deep membutuhkan waktu yang paling lama untuk pemrosesan, titik didihnya paling

    rendah dan juga viskositasnya paling encer. Sulfur yang terkandung dapat teruraikan menjadi H2S

    yang dapat lepas, sehingga old-deep adalah minyak mentah yang dikatakan paling sweet. Minyak semacam inilah yang paling diinginkan karena dapat menghasilkan bensin (gasoline) yang paling

    banyak.

    Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk membentuk minyak bumi.

    Sekitar 30-juta tahun di pertengahan jaman Cretaceous, pada akhir jaman dinosaurus, lebih dari 50% dari

    cadangan minyak dunia yang sudah diketahui terbentuk. Cadangan lainnya diperkirakan bahkan lebih tua

    lagi. Dari sebuah fosil yang diketemukan bersamaan dengan minyak bumi dari jaman Cambrian,

    diperkirakan umurnya sekitar 544 sampai 505-juta tahun yang lalu.

    Para geologis umumnya sependapat bahwa minyak bumi terbentuk selama jutaan tahun dari organisme,

    tumbuhan dan hewan, berukuran sangat kecil yang hidup di lautan purba. Begitu organisme laut ini mati,

    badannya terkubur di dasar lautan lalu tertimbun pasir dan lumpur, membentuk lapisan yang kaya zat

    organik yang akhirnya akan menjadi batuan endapan (sedimentary rock). Proses ini berulang terus, satu

    lapisan menutup lapisan sebelumnya. Lalu selama jutaan tahun berikutnya, lautan di bumi ada yang

    menyusut atau berpindah tempat.

    Deposit yang membentuk batuan endapan umumnya tidak cukup mengandung oksigen untuk

    mendekomposisi material organik tadi secara komplit. Bakteri mengurai zat ini, molekul demi molekul,

    menjadi material yang kaya hidrogen dan karbon. Tekanan dan temperatur yang semakin tinggi dari lapisan

    bebatuan di atasnya kemudian mendistilasi sisa-sisa bahan organik, lalu pelan-pelan mengubahnya menjadi

    minyak bumi dan gas alam. Bebatuan yang mengandung minyak bumi tertua diketahui berumur lebih dari

    600-juta tahun. Yang paling muda berumur sekitar 1-juta tahun. Secara umum bebatuan dimana diketemukan

    minyak berumur antara 10-juta dan 270-juta tahun.

  • 3

    Cara menemukan minyak bumi.

    Ada berbagai macam cara : observasi geologi, survei gravitasi, survei magnetik, survei seismik, membor

    sumur uji, atau dengan educated guess dan faktor keberuntungan.

    Survei gravitasi : metode ini mengukur variasi medan gravitasi bumi yang disebabkan perbedaan densitas

    material di struktur geologi kulit bumi.

    Survei magnetik : metode ini mengukur variasi medan magnetik bumi yang disebabkan perbedaan properti

    magnetik dari bebatuan di bawah permukaan.

    Kedua survei ini biasanya dilakukan di wilayah yang luas seperti misalnya suatu cekungan (basin). Dari hasil

    pemetaan ini, baru metode seismik umumnya dilakukan.

    Survei seismik menggunakan gelombang kejut (shock-wave) buatan yang diarahkan untuk melalui bebatuan

    menuju target reservoir dan daerah sekitarnya. Oleh berbagai lapisan material di bawah tanah, gelombang

    kejut ini akan dipantulkan ke permukaan dan ditangkap oleh alat receivers sebagai pulsa tekanan (oleh

    hydrophone di daerah perairan) atau sebagai percepatan (oleh geophone di darat). Sinyal pantulan ini lalu

    diproses secara digital menjadi sebuah peta akustik bawah permukaan untuk kemudian dapat

    diinterpretasikan.

    Aplikasi metode seismik :

    1. Tahap eksplorasi : untuk menentukan struktur dan stratigrafi endapan dimana sumur nanti akan digali.

    2. Tahap penilaian dan pengembangan : untuk mengestimasi volume cadangan hidrokarbon dan untuk menyusun rencana pengembangan yang paling baik.

    3. Pada fase produksi : untuk memonitor kondisi reservoir, seperti menganalisis kontak antar fluida reservoir (gas-minyak-air), distribusi fluida dan perubahan tekanan reservoir.

  • 4

    Kelanjutan setelah Evaluasi hasil survei yang dianggap yakin telah menemukan sumber minyak.

    Setelah mengevaluasi reservoir, selanjutnya tahap mengembangkan reservoir. Yang pertama dilakukan

    adalah membangun sumur (well-construction) meliputi pemboran (drilling), memasang tubular sumur

    (casing) dan penyemenan (cementing). Lalu proses completion untuk membuat sumur siap digunakan.

    Proses ini meliputi perforasi yaitu pelubangan dinding sumur; pemasangan seluruh pipa-pipa dan katup

    produksi beserta asesorinya untuk mengalirkan minyak dan gas ke permukaan; pemasangan kepala sumur

    (wellhead atau chrismast tree) di permukaan; pemasangan berbagai peralatan keselamatan, pemasangan

    pompa kalau diperlukan, dsb. Jika dibutuhkan, metode stimulasi juga dilakukan dalam fase ini. Selanjutnya

    well-evaluation untuk mengevaluasi kondisi sumur dan formasi di dalam sumur. Teknik yang paling umum

    dinamakan logging yang dapat dilakukan pada saat sumur masih dibor ataupun sumurnya sudah jadi.

    Jenis sumur.

    Umumnya dikenal tiga macam jenis sumur :

    Pertama, sumur eksplorasi (sering disebut juga wildcat) yaitu sumur yang dibor untuk menentukan apakah

    terdapat minyak atau gas di suatu tempat yang sama sekali baru.

    Kedua, bila sumur eksplorasi menemukan minyak atau gas, maka beberapa sumur konfirmasi (confirmation

    well) akan dibor di beberapa tempat yang berbeda di sekitarnya untuk memastikan apakah kandungan

    hidrokarbonnya cukup untuk dikembangkan.

    Ketiga, sumur pengembangan (development well) adalah sumur yang dibor di suatu lapangan minyak yang

    telah eksis. Tujuannya untuk mengambil hidrokarbon semaksimal mungkin dari lapangan tersebut.

    Istilah nama dari sumur yang lain, yaitu :

    Sumur produksi : sumur yang menghasilkan hidrokarbon, baik minyak, gas ataupun keduanya.

    Aliran fluida dari bawah ke atas.

    Sumur injeksi : sumur untuk menginjeksikan fluida tertentu ke dalam formasi (lihat Enhanced Oil

    Recovery di bagian akhir). Aliran fluida dari atas ke bawah.

    Sumur vertikal : sumur yang bentuknya lurus dan vertikal.

    Sumur berarah (deviated well, directional well) : sumur yang bentuk geometrinya tidak lurus

    vertikal, bisa berbentuk huruf S, J atau L.

    Sumur horisontal : sumur dimana ada bagiannya yang berbentuk horisontal. Merupakan bagian dari

    sumur berarah.

    Rig dan jenis-jenisnya.

    Rig adalah serangkaian peralatan khusus yang digunakan untuk membor sumur atau mengakses sumur. Ciri

    utama rig adalah adanya menara yang terbuat dari baja yang digunakan untuk menaik-turunkan pipa-pipa

    tubular sumur.

    Jenis-jenis rig dikategorikan menjadi dua macam menurut tempat beroperasinya :

    1. Rig darat (land-rig) : beroperasi di darat. 2. Rig laut (offshore-rig) : beroperasi di atas permukaan air (laut, sungai, rawa-rawa, danau atau delta sungai).

  • 5

    Jenis offshore-rig yang digolongkan berdasarkan kedalaman air :

    1. Swamp barge : kedalaman air maksimal 7m saja. Sangat umum dipakai di daerah rawa-rawa atau delta sungai.

    2. Tender barge : mirip swamp barge tetapi di pakai di perairan yang lebih dalam. 3. Jackup rig : platform yang dapat mengapung dan mempunyai tiga atau empat kaki yang dapat

    dinaik-turunkan. Untuk dapat dioperasikan, semua kakinya harus diturunkan sampai menginjak dasar

    laut. Terus badan rig akan diangkat sampai di atas permukaan air sehingga bentuknya menjadi

    semacam platform tetap. Untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, semua kakinya haruslah

    dinaikan terlebih dahulu sehingga badan rig mengapung di atas permukaan air. Lalu rig ini ditarik

    menggunakan beberapa kapal tarik ke lokasi yang dituju. Kedalaman operasi rig jackup adalah dari

    5m sampai 200m.

    4. Drilling jacket : platform struktur baja, umumnya berukuran kecil dan cocok dipakai di laut tenang dan dangkal. Sering dikombinasikan dengan rig jackup atau tender barge.

    5. Semi-submersible rig : sering hanya disebut semis merupakan rig jenis mengapung. Rig ini diikat ke dasar laut menggunakan tali mooring dan jangkar agar posisinya tetap di permukaan. Dengan menggunakan thruster, yaitu semacam baling-baling di sekelilingnya, rig semis mampu

    mengatur posisinya secara dinamis. Rig semis sering digunakan jika lautnya terlalu dalam untuk rig

    jackup. Karena karakternya yang sangat stabil, rig ini juga popular dipakai di daerah laut berombak

    besar dan bercuaca buruk.

    6. Drill ship : prinsipnya menaruh rig di atas sebuah kapal laut. Sangat cocok dipakai di daerah laut dalam. Posisi kapal dikontrol oleh sistem thruster berpengendali komputer. Dapat bergerak sendiri

    dan daya muatnya yang paling banyak membuatnya sering dipakai di daerah terpencil atau jauh dari

    darat.

  • 6

    Menurut fungsinya, rig dapat digolongkan menjadi dua macam :

    1. Drilling rig : rig yang dipakai untuk membor sumur, baik sumur baru, cabang sumur baru maupun memperdalam sumur lama.

    2. Workover rig : fungsinya untuk melakukan sesuatu terhadap sumur yang telah ada, misalnya untuk perawatan, perbaikan, penutupan, dsb.

    Komponen rig.

    Komponen rig dapat digolongkan menjadi lima bagian besar :

    1. Hoisting system : fungsi utamanya menurunkan dan menaikkan tubular (pipa pemboran, peralatan completion atau pipa produksi) masuk-keluar lubang sumur. Menara rig (mast atau derrick) termasuk

    dalam sistem ini.

  • 7

    2. Rotary system : berfungsi untuk memutarkan pipa-pipa tersebut di dalam sumur. Pada pemboran konvensional, pipa pemboran (drill strings) memutar mata-bor (drill bit) untuk menggali sumur.

    3. Circulation system : untuk mensirkulasikan fluida pemboran keluar masuk sumur dan menjaga agar properti lumpur seperti yang diinginkan. Sistem ini meliputi (1) pompa tekanan tinggi untuk

    memompakan lumpur keluar masuk-sumur dan pompa tekanan rendah untuk mensirkulasikannya di

    permukaan, (2) peralatan untuk mengkondisikan lumpur: shale shaker berfungsi untuk memisahkan

    solid hasil pemboran (cutting) dari lumpur; desander untuk memisahkan pasir; degasser untuk

    mengeluarkan gas, desilter untuk memisahkan partikel solid berukuran kecil, dsb.

    4. Blowout prevention system : peralatan untuk mencegah blowout (meledaknya sumur di permukaan akibat tekanan tinggi dari dalam sumur). Yang utama adalah BOP (Blow Out Preventer) yang

    tersusun atas berbagai katup (valve) dan dipasang di kepala sumur (wellhead).

    5. Power system : yaitu sumber tenaga untuk menggerakan semua sistem di atas dan juga untuk suplai listrik. Sebagai sumber tenaga, biasanya digunakan mesin diesel berkapasitas besar.

  • 8

    Lumpur digunakan untuk pemboran minyak bumi.

    Lumpur umumnya campuran dari tanah liat (clay), biasanya bentonite, dan air yang digunakan untuk

    membawa cutting ke atas permukaan. Lumpur berfungsi sebagai lubrikasi dan medium pendingin untuk pipa

    pemboran dan mata bor. Lumpur merupakan komponen penting dalam pengendalian sumur (well-control),

    karena tekanan hidrostatisnya dipakai untuk mencegah fluida formasi masuk ke dalam sumur. Lumpur juga

    digunakan untuk membentuk lapisan solid sepanjang dinding sumur (filter-cake) yang berguna untuk

    mengontrol fluida yang hilang ke dalam formasi (fluid-loss).

    Pekerjaan yang dilakukan untuk pemboran sumur minyak bumi.

    Pemboran sumur dilakukan dengan mengkombinasikan putaran dan tekanan pada mata bor. Pada pemboran

    konvensional, seluruh pipa bor diputar dari atas permukaan oleh alat yang disebut turntable. Turntable ini

    diputar oleh mesin diesel, baik secara elektrik ataupun transmisi mekanikal. Dengan berputar, roda gerigi di

    mata bor akan menggali bebatuan. Daya dorong mata bor diperoleh dari berat pipa bor. Semakin dalam

    sumur dibor, semakin banyak pipa bor yang dipakai dan disambung satu persatu. Selama pemboran lumpur

    dipompakan dari pompa lumpur masuk melalui dalam pipa bor ke bawah menuju mata bor. Nosel di mata

    bor akan menginjeksikan lumpur tadi keluar dengan kecepatan tinggi yang akan membantu menggali

    bebatuan. Kemudian lumpur naik kembali ke permukaan lewat annulus, yaitu celah antara lubang sumur dan

    pipa bor, membawa cutting hasil pemboran.

  • 9

    Pekerjaan logging.

    Logging adalah teknik untuk mengambil data-data dari formasi dan lubang sumur dengan menggunakan

    instrumen khusus. Pekerjaan yang dapat dilakukan meliputi pengukuran data-data properti elektrikal

    (resistivitas dan konduktivitas pada berbagai frekuensi), data nuklir secara aktif dan pasif, ukuran lubang

    sumur, pengambilan sampel fluida formasi, pengukuran tekanan formasi, pengambilan material formasi

    (coring) dari dinding sumur, dsb.

    Logging tool (peralatan utama logging, berbentuk pipa pejal berisi alat pengirim dan sensor penerima sinyal)

    diturunkan ke dalam sumur melalui tali baja berisi kabel listrik ke kedalaman yang diinginkan. Biasanya

    pengukuran dilakukan pada saat logging tool ini ditarik ke atas. Logging tool akan mengirim sesuatu

    sinyal (gelombang suara, arus listrik, tegangan listrik, medan magnet, partikel nuklir, dsb.) ke dalam formasi lewat dinding sumur. Sinyal tersebut akan dipantulkan oleh berbagai macam material di dalam

    formasi dan juga material dinding sumur. Pantulan sinyal kemudian ditangkap oleh sensor penerima di dalam

    logging tool lalu dikonversi menjadi data digital dan ditransmisikan lewat kabel logging ke unit di

    permukaan. Sinyal digital tersebut lalu diolah oleh seperangkat komputer menjadi berbagai macam grafik

    dan tabulasi data yang diprint pada continuos paper yang dinamakan log. Kemudian log tersebut akan

    diintepretasikan dan dievaluasi oleh geologis dan ahli geofisika. Hasilnya sangat penting untuk pengambilan

    keputusan baik pada saat pemboran ataupun untuk tahap produksi nanti.

  • 10

    Logging-While-Drilling (LWD) adalah pengerjaan logging yang dilakukan bersamaan pada saat membor.

    Alatnya dipasang di dekat mata bor. Data dikirimkan melalui pulsa tekanan lewat lumpur pemboran ke

    sensor di permukaan. Setelah diolah lewat serangkaian komputer, hasilnya juga berupa grafik log di atas

    kertas. LWD berguna untuk memberi informasi formasi (resistivitas, porositas, sonic dan gamma-ray) sedini

    mungkin pada saat pemboran.

    Mud logging adalah pekerjaan mengumpulkan, menganalisis dan merekam semua informasi dari partikel

    solid, cairan dan gas yang terbawa ke permukaan oleh lumpur pada saat pemboran. Tujuan utamanya adalah

    untuk mengetahui berbagai parameter pemboran dan formasi sumur yang sedang dibor.

  • 11

    Pekerjaan Penyemenan (sumur harus di semen.).

    Penyemenan sumur digolongkan menjadi dua bagian :

    Pertama, primary cementing, yaitu penyemenan pada saat sumur sedang dibuat. Sebelum penyemenan ini

    dilakukan, casing dipasang dulu sepanjang lubang sumur. Campuran semen (semen + air + aditif)

    dipompakan ke dalam annulus (ruang/celah antara dua tubular yang berbeda ukuran, bisa casing dengan

    lubang sumur, bisa casing dengan casing). Fungsi utamanya untuk pengisolasian berbagai macam lapisan

    formasi sepanjang sumur agar tidak saling berkomunikasi. Fungsi lainnya menahan beban aksial casing

    dengan casing berikutnya, menyokong casing dan menyokong lubang sumur (borehole).

  • 12

    Kedua, remedial cementing, yaitu penyemenan pada saat sumurnya sudah jadi. Tujuannya bermacam-

    macam, bisa untuk mereparasi primary cementing yang kurang sempurna, bisa untuk menutup berbagai

    macam lubang di dinding sumur yang tidak dikehendaki (misalnya lubang perforasi yang akan disumbat,

    kebocoran di casing, dsb.), dapat juga untuk menyumbat lubang sumur seluruhnya.

    Semen yang digunakan adalah semen jenis Portland biasa. Dengan mencampurkannya dengan air, jadilah

    bubur semen (cement slurry). Ditambah dengan berbagai macam aditif, properti semen dapat divariasikan

    dan dikontrol sesuai yang dikehendaki.

    Semen, air dan bahan aditif dicampur di permukaan dengan memakai peralatan khusus. Sesudah menjadi

    bubur semen, lalu dipompakan ke dalam sumur melewati casing. Kemudian bubur semen ini didorong

    dengan cara memompakan fluida lainnya, seringnya lumpur atau air, terus sampai ke dasar sumur, keluar

    dari ujung casing masuk lewat annulus untuk naik kembali ke permukaan. Diharapkan seluruh atau sebagian

    dari annulus ini akan terisi oleh bubur semen. Setelah beberapa waktu dan semen sudah mengeras, pemboran

    bagian sumur yang lebih dalam dapat dilanjutkan.

    Untuk apa directional drilling dilakukan ? Secara konvensional sumur dibor berbentuk lurus mendekati arah

    vertikal. Directional drilling (pemboran berarah) adalah pemboran sumur dimana lubang sumur tidak lurus

    vertikal, melainkan terarah untuk mencapai target yang diinginkan.

    Tujuannya directional drilling dapat bermacam-macam, diantaranya yaitu:

    1. Sidetracking : jika ada rintangan di depan lubang sumur yang akan dibor, maka lubang sumur dapat dielakkan atau dibelokan untuk menghindari rintangan tersebut.

    2. Jikalau reservoir yang diinginkan terletak tepat di bawah suatu daerah yang tidak mungkin dilakukan pemboran, misalnya kota, pemukiman penduduk, suaka alam atau suatu tempat yang lingkungannya

    sangat sensitif. Sumur dapat mulai digali dari tempat lain dan diarahkan menuju reservoir yang

    bersangkutan.

    3. Untuk menghindari salt-dome (formasi garam yang secara kontinyu terus bergerak) yang dapat merusak lubang sumur. Sering hidrokarbon ditemui dibawah atau di sekitar salt-dome. Pemboran

    berarah dilakukan untuk dapat mencapai reservoir tersebut dan menghindari salt-dome.

    4. Untuk menghindari fault (patahan geologis).

  • 13

    5. Untuk membuat cabang beberapa sumur dari satu lubung sumur saja di permukaan. 6. Untuk mengakses reservoir yang terletak di bawah laut tetapi rignya terletak didarat sehingga dapat

    lebih murah.

    7. Umumnya di offshore, beberapa sumur dapat dibor dari satu platform yang sama sehingga lebih mudah, cepat dan lebih murah.

    8. Untuk relief well ke sumur yang sedang tak terkontrol (blow-out). 9. Untuk membuat sumur horizontal dengan tujuan menaikkan produksi hidrokarbon. 10. Extended reach : sumur yg mempunyai bagian horizontal yang panjangnya lebih dari 5000m. 11. Sumur multilateral : satu lubang sumur di permukaan tetapi mempunyai beberapa cabang secara

    lateral di bawah, untuk dapat mengakses beberapa formasi hidrokarbon yang terpisah.

    Pemboran berarah dapat dikerjakan dengan peralatan membor konvensional, dimana pipa bor diputar dari

    permukaan untuk memutar mata bor di bawah. Kelemahannya, sudut yang dapat dibentuk sangat terbatas.

    Pemboran berarah sekarang lebih umum dilakukan dengan memakai motor berpenggerak lumpur (mud

    motor) yang akan memutar mata bor dan dipasang di ujung pipa pemboran. Seluruh pipa pemboran dari

    permukaan tidak perlu diputar, pipa pemboran lebih dapat dilengkungkan sehingga lubang sumur dapat lebih fleksibel untuk diarahkan.

  • 14

    Perforating.

    Perforasi (perforating) adalah proses pelubangan dinding sumur (casing dan lapisan semen) sehingga sumur

    dapat berkomunikasi dengan formasi. Minyak atau gas bumi dapat mengalir ke dalam sumur melalui lubang

    perforasi ini.

    Perforating gun yang berisi beberapa shaped-charges diturunkan ke dalam sumur sampai ke kedalaman

    formasi yang dituju. Shaped-charges ini kemudian diledakan dan menghasilkan semacam semburan jet

    campuran fluida cair dan gas dari bahan metal bertekanan tinggi (jutaan psi) dan kecepatan tinggi (7000 m/s)

    yang mampu menembus casing baja dan lapisan semen. Semua proses ini terjadi dalam waktu s yang sangat singkat.

    Perforasi dapat dilakukan secara elektrikal dengan menggunakan peralatan logging atau juga secara

    mekanikal lewat tubing (TCP-Tubing Conveyed Perforations).

    (A) Perforating gun berisi shaped-charges diturunkan ke dalam sumur sampai ke formasi yang dituju. (B)

    Shaped-charges diledakan membuat beberapa lubang di casing dan lapisan semen. (C) Fluida formasi

    mengalir melalui lubang perforasi ini naik ke permukaan. (gambar dari A Primer of Oilwell Drilling)

  • 15

    Well Testing.

    Well testing adalah metode untuk mendapatkan berbagai properti dari reservoir secara dinamis dan hasilnya

    lebih akurat dalam jangka panjang.

    Tujuannya:

    Untuk memastikan apakah sumur akan mengalir dan berproduksi.

    Untuk mengetahui berapa banyak kandungan hidrokarbon di dalam reservoir dan kualitasnya.

    Untuk memperkirakan berapa lama reservoirnya akan berproduksi dan berapa lama akan

    menghasilkan keuntungan secara ekonomi.

    Teknik ini dilakukan dengan mengkondisikan reservoir ke keadaan dinamis dengan cara memberi gangguan

    sehingga tekanan reservoirnya akan berubah. Jika reservoirnya sudah/sedang berproduksi, tes dilakukan

    dengan cara menutup sumur untuk mematikan aliran fluidanya, maka Teknik ini disebut buildup test.

    Jika reservoirnya sudah lama idle, maka sumur dialirkan kembali, maka Teknik ini disebut drawdown test.

    Tujuan stimulasi.

    Stimulasi (stimulation) adalah proses mekanikal dan/atau chemical yang ditujukan untuk menaikan laju

    produksi dari suatu sumur. Metode stimulasi dapat dikategorikan tiga macam yang semuanya memakai

    fluida khusus yang dipompakan ke dalam sumur.

    Pertama, yaitu wellbore cleanup. Fluida treatment dipompakan hanya ke dalam sumur, tidak sampai ke

    formasi. Tujuan utamanya untuk membersihkan lubang sumur dari berbagai macam kotoran, misalnya

    deposit asphaltene, paraffin, penyumbatan pasir, dsb. Fluida yang digunakan umumnya campuran asam

    (acid) karena sifatnya yang korosif.

    Kedua, disebut stimulasi matriks. Fluida diinjeksikan ke dalam formasi hidrokarbon tanpa

    memecahkannya. Fluida yang dipakai juga umumnya campuran asam. Fluida ini akan memakan kotoran di sekitar lubang sumur dan membersihkannya sehingga fluida hidrokarbon akan mudah mengalir masuk ke

    dalam lubang sumur.

    Ketiga, dinamakan fracturing; fluida diinjeksikan ke dalam formasi dengan laju dan tekanan tertentu

    sehingga formasi akan pecah atau merekah. Pada propped fracturing, material proppant (mirip pasir)

    digunakan untuk menahan rekahan formasi agar tetap terbuka. Sementara pada acid fracturing, fluida

    campuran asam digunakan untuk melarutkan material formasi di sekitar rekahan sehingga rekahan tersebut

    menganga terbuka. Rekahan ini akan menjadi semacam jalan tol berkonduktivitas tinggi dimana fluida

    hidrokarbon dapat mengalir dengan lebih optimum masuk ke dalam sumur.

  • 16

    Suatu pekerjaan stimulasi (fracturing) di lokasi darat. Puluhan peralatan digunakan sesuai kriteria

    desain fracturing. (gambar dari slb.com)

  • 17

    Artificial lift.

    Artificial lift adalah metode untuk mengangkat hidrokarbon, umumnya minyak bumi, dari dalam sumur ke

    atas permukaan. Ini biasanya dikarenakan tekanan reservoirnya tidak cukup tinggi untuk mendorong minyak

    sampai ke atas ataupun tidak ekonomis jika mengalir secara alamiah.

    Artificial lift umumnya terdiri dari lima macam yang digolongkan menurut jenis peralatannya.

    Pertama adalah yang disebut subsurface electrical pumping, menggunakan pompa sentrifugal bertingkat

    yang digerakan oleh motor listrik dan dipasang jauh di dalam sumur.

    Sub-surface electrical pumping system (gambar dari slb.com)

  • 18

    Yang kedua adalah sistem gas lifting, menginjeksikan gas (umumnya gas alam) ke dalam kolom minyak di

    dalam sumur sehingga berat minyak menjadi lebih ringan dan lebih mampu mengalir sampai ke permukaan.

    Gas lifting system (gambar dari slb.com)

  • 19

    Teknik ketiga dengan menggunakan pompa elektrikal-mekanikal yang dipasang di permukaan yang umum

    disebut sucker rod pumping atau juga beam pump. Menggunakan prinsip katup searah (check valve), pompa

    ini akan mengangkat fluida formasi ke permukaan. Karena pergerakannya naik turun seperti mengangguk,

    pompa ini terkenal juga dengan julukan pompa angguk.

    Beam pump (gambar dari slb.com)

  • 20

    Metode keempat disebut sistem jet pump. Fluida dipompakan ke dalam sumur bertekanan tinggi lalu

    disemprotkan lewat nosel ke dalam kolom minyak. Melewati lubang nosel, fluida ini akan bertambah

    kecepatan dan energi kinetiknya sehingga mampu mendorong minyak sampai ke permukaan.

    Sistem jet pump (gambar dari slb.com)

  • 21

    Metode Kelima, sistem yang memakai progressive cavity pump (sejenis dengan mud motor). Pompa

    dipasang di dalam sumur tetapi motor dipasang di permukaan. Keduanya dihubungkan dengan batang baja

    yang disebut sucker rod.

    Sistem progressive cavity pump (gambar dari slb.com)

  • 22

    Enhanced Oil Recovery.

    EOR merupakan teknik lanjutan untuk mengangkat minyak jika berbagai teknik dasar sudah dilakukan tetapi

    hasilnya tidak seperti yang diharapkan atau tidak ekonomis. Ada beberapa macam teknik EOR yang umum :

    1. Teknik termal : menginjeksikan fluida bertemperatur tinggi ke dalam formasi untuk menurunkan viskositas minyak sehingga mudah mengalir. Dengan menginjeksikan fluida tersebut, juga

    diharapkan tekanan reservoir akan naik dan minyak akan terdorong ke arah sumur produksi.

    Merupakan teknik EOR.

    2. Proses miscible : menginjeksikan fluida pendorong yang akan bercampur dengan minyak untuk lalu diproduksi. Fluida yang digunakan misalnya larutan hidrokarbon, gas hidrokarbon, CO2 ataupun gas

    nitrogen.