EKSPERIMEN III PENAMPAKAN SIDIK JARI SECARA KIMIA
a. Tujuan 1. Untuk memahami dan terampil melakukan beberapa
teknik penampakan sidik jari secara kimia 2. Untuk mengetahui pola
dan tipe sidik jari dari praktikan
b. Dasar Teori Sidik jari (bahasa Inggris: fingerprint) adalah
hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja diambil, dicapkan
dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena
pernah tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Kulit telapak
adalah kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal
pergelangan sampai kesemua ujung jari, dan kulit bagian dari
telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari yang mana pada
daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu sama
lain yang dipisahkan oleh celah atau alur yang membentuk struktur
tertentu. Tidak ada seorang pun yang mempunyai pola sidik jari yang
sama dengan orang lain. Berdasarkan sistem Henry, pola sidik jari
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok dasar, yaitu lengkungan
(Arch), ikalan, dan uliran. Setiap jenis pola sidik jari tersebut
dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis. Menurut hasil penelitian,
keturunan Afrika cenderung memiliki pola lengkungan, bangsa Eropa
berpola uliran, sedangkan Asia mempunyai jenis sidik jari ikalan,
Gambarnya sebagai berikut:
Identifikasi sidik jari, dikenal dengan daktiloskopi adalah ilmu
yang mempelajari sidik jari untuk keperluan pengenalan kembali
identitas orang dengan cara mengamati garis yang terdapat pada
guratan garis jari tangan dan telapak kaki. Daktiloskopi berasal
dari bahasa Yunani yaitu dactylos yang berarti jari jemari atau
garis jari, dan scopein yang artinya mengamati atau meneliti.
Kemudian dari pengertian itu timbul istilah dalam bahasa Inggris,
dactyloscopy yang kita kenal menjadi ilmu sidik jari. Cara paling
sederhana mengidentifikasi sidik jadi adalah dengan menggunakan
metode penaburan bubuk (dusting). Metode ini digunakan jika sidik
jari tersangka terlihat oleh mata telanjang (visible) atau biasa
disebut sidik jari tampak. Biasanya, sidik jari seperti ini
dihasilkan jika tangan tersangka berlumuran darah atau tinta. Sidik
jari yang menempel di permukaan benda ditaburi bubuk, misalnya
bubuk cokelat. Sikatlah dengan hati-hati permukaan yang telah
ditaburi bubuk dengan menggunakan kuas kecil. Jangan lupa untuk
menghapus bubuk yang tidak menempel sehingga sidik jari terlihat.
Tempelkan sisi isolasi bagian yang lengket ke sidik jari yang telah
ditaburi bubuk. Sidik jari yang telah ditaburi bubuk tadi akan
menempel pada isolasi.
Tidak semua sidik jari mudah dilihat. Ada juga sidik jari yang
susah dilihat. Sidik jari yang disebut sidik jari laten ini
biasanya menempel pada lempeng aluminium, kertas, atau permukaan
kayu. Agar dapat tampak, para ahli biasanya menggunakan zat kimia,
seperti lem (sianoakrilat), iodin, perak klorida, dan ninhidrin.
Lem sianoakrilat digunakan untuk mengidentifikasi sidik jari dengan
cara mengoleskannya pada permukaan benda aluminium yang disimpan di
dalam wadah tertutup, misalnya stoples. Dalam stoples tersebut,
ditaruh juga permukaan benda yang diduga mengandung sidik jari yang
telah diolesi minyak. Stoples ditutup rapat. Sianoakrilat bersifat
mudah menguap sehingga uapnya akan menempel pada permukaan benda
berminyak yang diduga mengandung sidik jari. Semakin banyak
sianoakrilat yang menempel pada permukaan berminyak, semakin
tampaklah sidik jari sehingga dapat diidentifikasi secara mudah.
Cara lainnya dengan menggunakan iodin. Iodin dikenal sebagai zat
pengoksidasi. Jika dipanaskan, iodin akan menyublim, yaitu berubah
wujud dari padat menjadi gas. Kemudian, gas iodin ini akan bereaksi
dengan keringat atau minyak pada sidik jari. Reaksi kimia ini
menghasilkan warna cokelat kekuningkuningan. Warna yang dihasilkan
tidak bertahan lama sehingga harus segera dipotret agar dapat
didokumentasikan. Zat kimia lain yang biasa digunakan adalah perak
nitrat dan larutan ninhidrin. Jika perak nitrat dicampurkan dengan
natrium klorida, akan dihasilkan natrium nitrat yang larut dan
endapan perak klorida. Keringat dari pelaku mengandung garam dapur
(natrium klorida, NaCl) yang dikeluarkan melalui poripori kulit.
Pada praktiknya, larutan perak nitrat disemprotkan ke permukaan
benda yang diduga tersentuh pelaku. Setelah 5 menit, permukaan
benda akan kering dan perak nitrat pun terlihat. Lalu, sinar terang
atau ultra violet yang disorotkan ke permukaan benda akan membuat
sidik jari yang mengandung perak nitrat terlihat. Seperti halnya
iodin, warna yang dihasilkan tidak bertahan lama sehingga harus
segera dipotret agar dapat didokumentasikan. Untuk uji ninhidrin,
Zat kimia ini dapat bereaksi dengan minyak dan
keringat menghasilkan warna ungu. Jika jari pelaku kejahatan
mengandung minyak atau keringat, lalu tertempel pada permukaan
benda, sidik jarinya akan terlihat dengan cara menyemprotkan
larutan ninhidrin. Setelah dibiarkan selama 10-20 menit, akan
tampak warna ungu. Proses ini dapat dipercepat dengan memanfaatkan
panas lampu.
Metode paling mutakhir yang digunakan untuk mengidentifikasi
sidik jari adalah teknik micro-X-ray fluorescence (MXRF). Teknik
ini dikembangkan oleh Christopher Worley, ilmuwan asal University
of California yang bekerja di Los Alamos National Laboratory.
Dibandingkan dengan metode lainnya yang biasa digunakan, teknik
MXRF mempunyai beberapa kelebihan. MXRF dapat mengidentifikasi
sidik jari yang tidak dapat diidentifikasi metode lain.
c. Materi dan Metode i. Bahan dan Aalat a. Penampakan sidik jari
dengan tinta stempel Bahan Alat : kertas buram : bantalan tinta
stempel dengan pensil
b. Penampakan sidik jari dengan larutan AgNO3 Bahan Alat :
larutan AgNO3 0,1%; kertas putih dan buram bersih : botol semprot
penampak noda dan pensil
c. Penampakan sidik jari dengan uap I2 Bahan Alat : kristal I2;
kertas putih dan buram bersih : bejana tertutup dan pensil
ii. Prosedur Kerja (Skema) a. Penampakan sidik jari dengan tinta
stempel
Ibu jari
ibu jari yang telah berisi tinta sidik jari tampak pada kertas
pola dan bentuk sidik jari
b. Penampakan sidik jari dengan larutan AgNO3
Ibu jari
kertas yang mengandung sidik jari kertas kering dan nampak
bentuk sidik jari pola dan bentuk sidik jari
c. Penampakan sidik jari dengan uap I2Ibu jari
kertas yang mengandung sidik jari
kertas dengan sidik jari yang nampak
kertas kering
pola dan bentuk sidik jari
d. Hasil dan Pembahasan Pada eksperimen penampakan sidik jari
secara kimia, dilakukan dengan menampakkan sidik jari dari salah
satu mahasiswa dari kelompok IV yaitu Ni Luh Made Widayantini
dengan cara penampakan dengan tinta stempel, penampakan dengan
larutan AgNO3, penampakan dengan menggunakan uap I2. Pada
eksperimen penampakan sidik jari dengan tinta stempel, ibu jari
ditekankan pada bantalan stempel yang mengandung tinta dan
selanjutnya ibu jari tersebut ditekankan pada kertas yang bersih
untuk nantinya diamati bentuk dan tipe ibu jari dari mahasiswa
tersebut. Adanya tinta dari stempel yang berwarna dapat membantu
menampakan bentuk, pola, dan tipe ibu jari. Selanjutnya eksperimen
dilakukan dengan menampakan ibu jari dengan larutan AgNO3.
Mula-mula ibu jari yang mengandung keringat ditekankan pada kertas
yang bersih, dan pada kertas yang mengandung ibu jari tersebut
disemprot dengan larutan AgNO3. Karena setelah disemprot dengan
larutan AgNO3 tersebut kertas belum kering, maka kertas perlu
dikeringkan di bawah sinar matahari. Keringat yang dikeluarkan
melalui pori-pori kulit dari ibu jari tersebut mengandung garam
dapur natrium klorida (NaCl) sehingga akan dihasilkan natrium
nitrat (NaNO3) yang larut dan endapan perak klorida (AgCl). Adanya
endapan AgCl tersebutlah yang menyebabkan bentuk sidik jari
terlihat pada kertas tersebut. Namun, warna yang dihasilkan ini
tidak akan bertahan lama sehingga setelah kertas kering dan
terlihat bentuk sidik jari harus segera dipotret dan digambar untuk
keperluan dokumentasi. Untuk penampakan sidik jari dengan
menggunakan uap I2, dilakukan dengan menguapkan kristal I2 dalam
suatu bejana tertutu, kemudian kertas yang mengandung bekas ibu
jari yang telah ditekankan diletakkan menghadap ke bawah di atas
mulut bejana. Setelah beberapa menit, kertas tersebut telah Nampak
bentuk sidik jari yang berwarna kehitaman. Nampaknya bentuk sidik
jari pada kertas tersebut diakibatkan kristal iodin yang telah
menyublim tersebut telah bereaksi dengan cara mengoksidasi sebum
(asam-asam lemak) yang dihasilkan dari keringat yang keluar melalui
pori-pori dari ibu jari. Selain mengoksidasi asam-asam lemak, iodin
juga bereaksi dengan air yang dihasilkan dari keringat pula.
Seperti halnya dengan penampakan sidik jari dengan larutan AgNO3,
bentuk sidik jari yang dihasilkan pada teknik ini juga tak bertahan
lama, sehinggan harus dengan segera dipotret dan digambar untuk
keperluan dokumentasi dan diamati bentuk dan ditipenya.
Kandungan zat kimia dari sidik jari per mm persegi: Klorida
sekitar > 10 mikro gram Asam amino sekitar 10 100 mikro gram
Urea sekitar sampai 1 mikro gram Ammonia sekitar kurang 0,5 mikro
gram Sebum sekitar 5 100 mikro gram Setelah didapatkan bentuk dari
sidik jari yang telah ditampakan secara kimia, selanjutnya
dibandingkan bentuk dan tipe sidik jarinya antara teknik satu
dengan yang lain. e. Kesimpulan dan Saran i. Kesimpulan 1.
Penampakan sidik jari dengan tinta, sidik jari nampak karena tinta
berwarna 2. Penampakan sidik jari dengan larutan AgNo3 menghasilkan
endapan AgCl 3. Penampakan sidik jari dengan uap iodin terjadi
reaksi oksidasi asam lemak dari keringat 4. Tipe sidik jari
mahasiswa tersebut adalah
ii.
Saran Perlu dilakukan penampakan sidik jari selanjutnya dengan
teknik yang berbeda dari teknik di atas seperti dengan powder,
sinar laser dan sebagainya.
f. Daftar Pustaka
Anonym.
2011.
Dalam
http://www.resep.web.id/artikel/metode-baru-sidik-jari-
singkap-kasus-lama.htm. Diakses pada 5 Mei 2012.
DSA
Indonesia.
2010.
Dalam
http://www.dsa-
indonesia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=62&Itemid=83.
Diakses pada 5 Mei 2012.
Ilmi, Nurul. 2010. Dalam
http://nurulilmiku.blogspot.com/p/fingerprint-test.html. Diakses
pada 5 Mei 2012.
Irkhamah.
2010.
Dalam
http://irkhamah.blogspot.com/2010/05/identitas-sidik-
jari.html. Diakses pada 5 Mei 2012.
Wirajana, I Nengah, dkk. 2012. Penuntun Praktikum Kimia
Forensik. Jimbaran: Universitas Udayana. Yoenida. 2012. Dalam
http://yoenida-story.blogspot.com/2012/03/pecahkan-kasustak-terpecahkan-dengan.html.
Diakses pada 5 Mei 2012.
g. Data Eksperimen