Page 1
EKSISTENSI MUHAMMADIYAH DI KABUPATEN JEMBER
TAHUN 1986 - 2017
(Studi Tentang Perkembangan Dakwah Muhammadiyah)
PROPOSAL SKRIPSI
diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi
Pendidikan Sejarah (S1) dan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Hasroqi Abdillah
NIM 140210302041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
Page 2
ii
PROPOSAL SKRIPSI
EKSISTENSI MUHAMMADIYAH DI KABUPATEN JEMBER
TAHUN 1986 - 2017
(Studi Tentang Perkembangan Dakwah Muhammadiyah)
Oleh
Hasroqi Abdillah
NIM 140210302041
Pembimbing
Dosen Pembimbing Utama : Prof. Dr. Bambang Soepeno, M.Pd.
Dosen Pembimbing Anggota : Drs. Sumarjono, M.Si.
Page 3
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PEMBIMBING...................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
2.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
2.2 Penegasan Pengertian Judul ...................................................................... 5
2.3 Ruang Lingkup Penelitian......................................................................... 7
2.4 Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
2.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
2.6 Manfaat Penelitian .................................................................................. 10
BAB II ................................................................................................................... 11
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 11
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 11
2.1 Pendekatan teori penelitian ..................................................................... 15
2.2 Kerangka Berfikir ................................................................................... 17
BAB III ................................................................................................................. 18
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23
Lampiran A. Matrik Penelitian ...................................................................... 26
Page 5
1
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Muhammadiyah didirikan atas dasar gagasan pemikiran dari K.H Ahmad
Dahlan pada tahun 1912 di Yogyakarta. Muhammadiyah adalah organisasi Islam
dengan berdasarkan pemurniaan atau purifikasi dan langsung merujuk Al Quran
dan As Sunnah serta merefleksikan dakwah Amal Ma’ruf Nahi Munkar (Shobron
et al., Vol. 9, No. 2, 2011: 187- 206). Organisasi ini lambat laun mampu
menyebarkan dan melebarkan pengaruhnya kepada umat muslim diluar
Yogyakarta (Mansur, 1998). Awal masuknya faham Muhammadiyah di luar
Yogyakarta yaitu berada di Surabaya, setelah K.H Ahmad Dahlan mengajukan
permohonannya untuk diizinkan mendirikan cabang-cabang Muhammadiyah
kepada pemerintahan Hindia Belanda pada tanggal 7 Mei 1921, maka
terbentuklah pimpinan Muhammadiyah cabang Surabaya pada tanggal 27
November 1921, tak berselang kemudian berdirilah cabang Muhammadiyah di
Kepanjen Malang pada tanggal 21 Desember 1921, dari sekian terbentuknya
cabang-cabang di wilayah Jawa bagian Timur (Majelis Pustaka dan Informasi PP
Muhammadiyah, 2013: 9) akhirnya faham Muhammadiyah sampai ke Kabupaten
Jember. Pengaruh faham ini, membawa dampak terhadap pola perubahan
masyarakat dan umat Islam di Kabupaten Jember dengan mewujudkan dakwah
dan merealisasi amal usaha Muhammadiyah untuk membentuk serta mewujudkan
tujuan Muhammadiyah.
Muhammadiyah sebagai organisasi tentunya memiliki sebuah strategi
maupun cara dalam mewujudkan tujuannya. Menurut Kamal et al. (1988: 60)
organisasi pada umumnya diartikan sebagai suatu bentuk usaha kerja sama dari
kelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai suatu organisasi,
Muhammadiyah memiliki sifat-sifat seperti hal tersebut. Maksud dan tujuan
Muhammadiyah secara garis besar memiliki sejarah perumusan, diantaranya
Page 6
2
adalah awal permulaan berdirinya sebagai penyebar ajaran agama Islam kepada
pribumi dan anggota-anggotanya yang hanya lingkup karesidenan Yogyakarta.
Sesudah Muhammadiyah meluas ke luar Yogyakarta dan berdirinya cabang-
cabang maka disempurnakan menjadi memajukan dan menggembirakan
pengajaran dan pelajaran Agama Islam di Hindia Belanda. Sehingga lambat laun
perumusan tujuan Muhammadiyah pun lebih kompleksitas seiring kemajuan
zaman dengan menentukan kebutuhan-kebutuhan dalam melancarkan strategi
organisasi, terutama pada hasil Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Kota
Surakarta tahun 1985, sebab pada waktu tersebut dituliskan oleh Kamal (1988:
40) sebagai Muktamar yang bersejarah.
Muhammadiyah dilahirkan sebagai bentuk upaya perubahan dalam
kehidupan umat Islam yang lebih baik, misi dan strategi dakwah amar ma’ruf
nahi munkar merupakan dasar gerakan sosial keagamaan organisasi tersebut.
Menurut Syaifullah (2010: 96) Muhammadiyah dituntut untuk menciptakan
sebuah dinamisme dan progresifitas dalam menjawab persoalan-persoalan yang
terjadi pada umat Islam. Persolan yang semakin komplek dalam kehidupan sosial
menjadi cara tersendiri bagi Muhammadiyah untuk memberikan solutif. Adapun
langkah solutif menurut Kamal (1988: 36) diantaranya mampu merefleksikan
pendalaman terhadap Al Quran dan Assunnah terutama pada surat Ali Imran ayat
104 yang mempunyai makna bahwa umat muslim menyerukan dan melaksanakan
kebajikan dan mencegah sebuah kemungkaran; usaha pemurnian dan
pengembalikan ajaran Rasulallah SAW kepada umat muslim yang masih
berpegang teguh pada nilai-nilai ajaran trasional yang bersifat tahayul, bid’ah, dan
khurafat; mempertahankan Islam dari pengaruh luar; menyempurnakan lembaga-
lembaga pendidikan yang mampu mencetak pelajar dengan tujuan yang hendak
dicapai; serta pengaruh dan dorongan gerakan pembaharuan dalam Islam.
Menurut Syaifullah (2010: 169) gerakan sosial yang digagas oleh
organisasi ini merupakan bentuk dan ciri orientasinya Islam dengan melakukan
tajdid (secara harfiah merupakan pembaharu) dan ijtihad sebagai representatif
kesungguhan untuk mengarahkan umat Islam dalam rel-rel nilai Islami yang
sebenar-benarnya melalui mubhaligh/ mubhaligat Muhammadiyah. Sehingga
Page 7
3
keberadaan Muhammadiyah mampu tumbuh dikalangan masyarakat yang
rasional, maka faham ini dekat dengan golongan terpelajar. Tak terkecuali di
masyarakat terpelajar di Jember. Salah satu bukti bahwa keberadaan
Muhammadiyah ada dan berkembang, yaitu adanya amal usaha Muhammadiyah,
tak terkecuali di Kabupaten Jember, seperti gedung pusat dakwah
Muhammadiyah, sekolah Muhammadiyah, pondok pesantren, masjid
Muhammadiyah, dsb. Sehingga menurut Kamal (1988: 51) Kemajuan yang diraih
oleh Muhammadiyah tersebut, membuktikan Muhammadiyah mampu diterima
oleh masyarakat, disamping itu merupakan keuletan dan ketekunan para
mubaligh/ mubhaligat dalam men-syiar-kan Islam sesuai faham Muhammadiyah.
Menurut Maarif (2000: 61) Kiprah yang spektakuler dalam pelayanan
sosial dan kemanusiaanlah yang menjadi tonggak utamanya. Gerakan kedalam
masyarakat tersebut merupakan maksud Muhammadiyah dalam membentuk
keluarga dan masyarakat sejahtera sesuai dakwah jama’ah yang dibawa oleh
faham Muhammadiyah. Karena dalam menjalankan hal tersebut, dibutuhkan suatu
kegigihan, keuletan dan ketekunan dalam menghadapi tantangan, mengingat
banyak sekali umat Islam yang masih berpegang teguh pada kondisi sosial-budaya
lama. Maka demi terciptanya gerakan dakwah yang masif dengan menjalankan
strategi dakwah Muhammadiyah melalui penguatan pengetahuan mubhalig/
mubhaligat, manajemen dakwah, majlis pengajian Muhammadiyah, dakwah
kultural Muhammadiyah, dsb. Disebutkan dalam tulisan Suyanto (2017), bahwa
tahun 1986 merupakan puncak pencerahan Muhammadiyah dari segi pengajian
dan pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas, terdapat beberapa alasan yang mendukung
terhadap ketertarikan peneliti untuk melaksanakan penelitian terhadap objek
kajian yang akan diteliti. Alasan pertama, keikutsertaan Muhammadiyah di
Kabupaten Jember sebagai organisasi yang konsisten pada gerakan perubahan
umat muslim ke arah yang lebih baik. Kedua, kiprah perjuangan mubhalig/
mubhaligat Muhammadiyah sehingga mampu mengembangkan dakwah yang
dapat diterima oleh masyarakat Jember. Ketiga, kurangnya sumber bacaan yang
menyajikan informasi tentang sejarah perkembangan Muhammadiyah di
Page 8
4
Kabupaten Jember. Keempat, objek kajian yang akan diteliti berada di daerah asal
peneliti, sehingga peneliti tergerak untuk menyajikan informasi yang bermanfaat
bagi pembaca, warga Muhammadiyah, akademisi maupun sejahrawan.
Peneliti berharap dengan diadakannya penelitian ini, dapat bermanfaat bagi
peneliti dan pembaca. Semakin banyaknya Informasi-informasi tentang sejarah
Muhammadiyah di Kabupaten Jember mampu memberikan nuansa gerakan demi
terciptanya masyarakat yang mardhatillah. Karena pada hakikatnya, sejarah yang
pernah dilakukan oleh tokoh-tokoh mubaligh Muhammadiyah Jember menjadi
suatu hikmah perjuangan untuk pemuda dan warga Muhammadiyah saat ini.
Berkenaan perihal tersebut, peneliti berusaha menganalisis mengenai kajian yang
terumuskan dalam judul “EKSISTENSI MUHAMMADIYAH DI
KABUPATEN JEMBER TAHUN 1986 – 2017 (Studi Tentang Perkembangan
Dakwah Muhammadiyah)”.
Page 9
5
2.2 Penegasan Pengertian Judul
Penegasan judul merupakan sasaran yang tepat agar tidak terjadi
kesalahpahaman yang merugikan antara peneliti dan pembaca. Peneliti merasa
perlu memberikan penjelasan, sehingga nantinya akan ditemukan arah pandang
dalam memahami hakikat dari judul penelitian, yaitu “Eksistensi Muhammadiyah
Di Kabupaten Jember Tahun 1986 – 2017 (Studi Tentang Perkembangan Dakwah
Muhammadiyah)”.
Eksistensi menurut Sutikno (2016: 42) merupakan suatu dimensi absolut
bagi setiap individu atau kelompok dalam rangkaian struktural, baik politik
maupun sosial dan kultural. Hal tersebut menandai bahwa eksistensi berkaitan erat
dengan keberadaan dan waktu (being and time). Keberadaan dan waktu pada
suatu subjek menitik beratkan pada gerak subjek dalam setiap proses kehidupan
yang dijalankan, sehingga gerak hidup tersebut merupakan proses menjadi
(process of becoming) yang didahului oleh proses ada (process of being).
Rangkaian struktural pada kelompok terdapat pada organisasi, salah satunya
adalah organisasi yang bergerak dalam ranah keagamaan.
Menurut Haryanto (2016: 218) organisasi keagamaan menjadi sebuah
basis tindakan sosial karena peranannya yang bersifat sentral gerakan, artinya
gerakan terpusat. Sentral gerakan tersebut mempunyai untuk perubahan sistem
kepercayaan dan struktural sosial pada masyarakat.
Penekanan dalam kajian ini adalah tujuan Muhammadiyah sebagai
organisasi gerakan sosial keagamaan yang mempunyai orientasi perubahan dalam
kehidupan umat Islam yang sebenar-benarnya melalui dakwah yang dibawanya.
Adapun orientasi Muhammadiyah yang dimaksut merupakan ciri gerakan
purifikasi. Dalam mencapai tujuan tersebut, Muhammadiyah mampu tampil pada
gerakan keorganisasian yang bersifat impersonal sehingga menjadi organisasi
sosial keagamaan yang tetap eksis hingga saat ini, keberadaan Muhammadiyah di
Kabupaten Jember, merupakan bentuk pola perkembangan yang sangat baik.
Muhammadiyah melalui mubhalig-mubhalignya mampu menjadi wadah gerakan
dakwah dalam rangka keberlangsungan cita-cita dan tujuan Muhammadiyah,
sehingga strategi-strategi yang dilakukan oleh Muhammadiyah merupakan
Page 10
6
kondisi dari perkembangan suatu zaman. Peneliti menganalisis perkembangan
Muhammadiyah melalui keberlangsungan kegiatannya mulai kurun waktu 1986
sampai 2017, karena pada tahun tersebut Muhammadiyah mampu bangkit dalam
gerakan dakwah serta mengembangkan pola dan strategi dakwah dalam meraih
tujuan Muhammadiyah yang hendak dicapai.
Page 11
7
2.3 Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian tidak menyimpang dari fokus permasalahan yang akan
dibahas, maka penelitian perlu membatasi ruang lingkupnya. Menurut Sundoro
(2013: 118) ruang lingkup merupakan suatu sasaran subyek yang akan dijadikan
pusat perhatian bagi penulis, karenanya suatu subject atau topik dapat dibatasi
oleh ruang lingkup. Dalam penelitian sejarah, ada batasan untuk mengkaji suatu
permasalahan yaitu batasan dari segi temporal (waktu), batasan spasial (tempat),
dan tematis.
Ruang lingkup spasial atau tempat dalam penelitian ini adalah Kabupaten
Jember. Pengambilan lokasi ini karena terdapat banyak amal usaha
muhammadiyah dan warga Muhammadiyah. Terdapat sekolah sampai perguruan
tinggi, masjid, organisasi otonom Muhammadiyah, amalan Muhammadiyah
bidang sosial untuk menghimpun bantuan-bantuan sosial kepada masyarakat di
Kabupaten Jember seperti lazismu, serta amalan-amalan usaha Muhammadiyah
yang lain.
Ruang lingkup temporal atau waktu dalam penelitian ini adalah antara
tahun 1986-2017, tahun 1986 dijadikan batas awal karena tahun 1986 menjadi
tahun pencerahan Muhammadiyah di Kabupaten Jember karena pada tahun
tersebut gerak langkah pimpinan Muhamadiyah mampu menunjukan progresivitas
dakwah. Tahun 2017 dijadikan batas akhir penelitian oleh peneliti. Dari segi
tematis, peneliti membatasi mengenai pola dan strategi dakwah Muhammadiyah
kabupaten Jember, baik dari segi pengaruh, keberadaan dan kiprah
Muhammadiyah dalam mewujudkan tujuannya dalam menciptakan dan
menjunjung tinggi agama Islam sehingga membentuk perubahan umat muslim
yang sebenar-benarnya, hal tersebut untuk mencapai pemanfaatannya sebagai
sumber pengetahuan dan informasi.
Page 12
8
2.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan ruang lingkup yang telah diuraikan diatas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1) bagaimana sejarah perkembangan kegiatan dakwah Muhammadiyah
Kabupaten Jember tahun 1986-2017 (proses adaptasi perubahan kegiatan
dakwah) ?
2) bagaimana kronologis perkembangan tujuan dakwah Muhammadiyah
Kabupaten Jember tahun 1986-2017?
3) apa nilai-nilai yang terkandung dalam dakwah Muhammadiyah sebagai hasil
adaptasi dan tujuan?
4) bagaimana penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan sehari-
hari?
Page 13
9
2.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai
adalah :
1) mengkaji sejarah perkembangan kegiatan dakwah Muhammadiyah
Kabupaten Jember tahun 1986-2017 (proses adaptasi perubahan kegiatan
dakwah)
2) mengkaji kronologis perkembangan tujuan dakwah Muhammadiyah
Kabupaten Jember tahun 1986-2017
3) mengkaji dan analisis nilai-nilai yang terkandung dalam dakwah
Muhammadiyah sebagai hasil adaptasi dan tujuan
4) Mengkaji dan analisis penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan
sehari-hari.
Page 14
10
2.6 Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka diharapkan
penelitian ini memperoleh manfaat sebagai berikut :
1) bagi Peneliti, merupakan media latihan untuk berfikir logis dan kritis (ilmiah)
dalam rangka mengembangkan karir dan profesionalan sebagai calon guru
sejarah.
2) bagi peneliti lain, dapat bermanfaat sebagai referensi dalam kegiatan
penelitian sejarah.
3) bagi warga Muhammadiyah khususnya di Kabupaten Jember, dapat
mengetahui kiprah perjuangan Muhammadiyah yang selama ini berjuang
untuk mewujudkan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah “amal ma’ruf
nahi munkar” menciptakan masyarakat mardlatillah sesuai tujuan
Muhammadiyah.
4) bagi pemerintah Kabupaten Jember, merupakan masukan untuk dijadikan
salah satu pertimbangan dan kerjasama dalam pengembangan sosial
masyarakatan Kabupaten Jember.
5) pengembangan teori.
Page 15
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka berisi uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian dan
yang ada hubunganya dengan penelitian yang dilakukan dengan pembahasan yang
fokus kajian tentang “Eksistensi Muhammadiyah Di Kabupaten Jember Tahun
1986 – 2017 (Studi Tentang Perkembangan Dakwah Muhammadiyah)”. Peneliti
juga akan memaparkan pendekatan dan teori yang akan digunakan.
2.1 Penelitian Terdahulu
Sejauh ini peneliti sudah melacak penelitian yang sudah dilakukan oleh
para peneliti yang lain. Namun, kajian-kajian penelitian yang membahas terkait
judul penulis sulit diketemukan yaitu fokus dakwah Muhammadiyah di
Kabupaten Jember. Sehingga peneliti menggunakan karya penelitian yang
studinya tentang gerakan sosial pendidikan formal, maupun gerakan
Muhammadiyah lainnya di luar Kabupaten Jember. Untuk lebih jelasnya yaitu
sebagai berikut:
Menurut Mutohharun Jinan dalam jurnalnya yang berjudul
Muhammadiyah Studies: Transformasi kajian tentang gerakan Islam Di Indonesia
(2015) Penelitian ini bertujuan menjelaskan tentang kajian-kajian terhadap
Muhammadiyah. Lapangan kajian tidak terbatas pada Muhammadiyah sebagai
gerakan Islam, tetapi juga peranannya sebagai gerakan ekonomi, pendidikan, dan
sosial-politik. Luasnya dimensi kajian terhadap gerakan ini memungkinkan
tersusunnya suatu bidang kajian yang disebut dengan Muhammadiyah Studies.
Pendekatan yang digunakan oleh peneliti tersebut adalah sejarah (historiografi).
Jenis penelitiannya adalah kepustakaan.
Adapun pembahasan yang dituliskan oleh Jinan tersebut bahwasannya
kelahiran Muhammadiyah merupakan kerangka berfikir dan aktualisasi KH.
Ahmad Dahlan dalam menyebarkan dan memperluaskan pemahaman Islam di
Indonesia melalui organisasi yang bersifat pembaharuan Islam. Pembaharuan
Page 16
12
Islam Artinya pengembalian ajaran-ajaran yang telah dilakukan oleh nabi
Muhammad SAW. Maka dari itu, adanya suatu Muhammadiyah Studies
mendorong pemahaman dan evaluasi praktik Islam melalui kajian Islam secara
akademik baik melalui kajian politik, ekonomi, budaya, dsb. sebagai analisis
pengambilan kebijakan Muhammadiyah dalam orientasi perubahan umat Islam
yang lebih baik. Sehingga adanya kajian-kajian tersebut merupakan bagian dari
proses pergerakan yang dilakukan oleh Muhammadiyah.
Simpulan menurut peneliti berdasarkan penulisan tersebut, bahwasannya
untuk melakukan suatu gerakan dalam orientasi perubahan, Muhammadiyah
terlebih dahulu membentuk tim kajian-kajian sebagai awal sebelum kebijakan
akan diterapkan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Muhammadiyah dalam
proses dakwahnya merupakan jawaban atas permasalahan yang terjadi pada umat
Islam. Sehinga dibutuhkan suatu terobosan yang berstrategi dan metodis agar
dakwah Muhammadiyah mampu diterima oleh masyarakat.
Muhammadiyah sebagai organisasi yang bersifat modern, tentunya setiap
kegiatan yang akan lakukannya haruslah memiliki suatu strategi maupun metode
yang tersistem dengan baik. Sehingga kedua tekhnik itulah yang mempengaruhi
keberhasilan Muhammadiyah dalam dakwah. Peneliti melalui tulisan jurnal
Mahfudlah Fajrie seorang dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU
Jepara yang berjudul Metode Dan Strategi Dakwah Muhammadiyah Di
Kabupaten Demak Tahun 2006-2011 menjelaskan bahwa metode dan strategi
Muhammadiyah dalam dakwah di kabupaten Demak menunjukan suatu tanggapan
positif bagi masyarakat. Adapun penelitiannya merupakan penelitian kualitatif
dengan metode pengumpulan data melalui observer, wawancara, dokumentasi.
Dalam pembahasannya tersebut bahwa Muhammadiyah di Kabupaten
Demak mampu berkembang dengan baik karena metode yang dipakainya adalah
metode yang sesuai dengan tuntutan suatu zaman. Artinya suatu dakwah harus
memiliki hubungan yang erat dengan tekhnik, menarik perhatian serta terencana
(planing) yang ditetapkan. Adapun implementasi metode yang digunakan
Muhammadiyah Demak diantaranya 1) metode Al Hikmah, yaitu metode yang
dilakukan oleh Muhammadiyah melalui majlis pengajian, baik pengajian umum
Page 17
13
maupun khusus dengan memberikan pemahaman-pemahaman ajaran yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW; 2) metode bi Al Mau’iz ah al-Hasanah,
materi penyampaian dalam pengajian yang bersifat nasihat maupun bimbingan
yang dilakukan oleh mubhaligh/mubhaligat Muhammadiyah. Serta memberikan
suatu cara solutif jika terdapat masyarakat yang ingin bimbingan; 3) metode al-
Mujadalah bi al-Lati Hiya Aḥ san, yaitu metode dakwah yang dilakukan dengan
cara dialogis (terbuka).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Fajrie tersebut, terdapat suatu
subbab yang menjelaskan tentang strategi-strategi yang dilakukan oleh
Muhammadiyah Kabupaten Demak, diantaranya 1) membentuk lembaga
bimbingan manasik haji; 2) membangun budaya dialog dan pembinaan generasi
muda; 3) dakwah melalui media massa; 4) dakwah kultural; 5) dakwah melalui
pemberdayaan umat di bidang pendidikan, ekonomi, sosial dan kesehatan.
Muhammadiyah merupakan organisasi islam keagamaan yang memiliki
orientasi gerakan pembaharuan atau purifikasi. Dalam tulisan skripsi oleh Nurika
Hari Nurdi dengan judul Muhammadiyah Gerakan Purifikasi Dan Dinamisasi
Islam Di Indonesia Tahun 1985- 1990. Menjelaskan, bahwa karakteristik
pemikiran purifikasi dan dinamisasi gerakan pembaharuan Muhammadiyah
diperankan oleh majlis tarjih. Fokus kajian dalam penelitian tersebut terdapat dua
macam, yakni langkah Tajdid (kesungguhan) Muhammadiyah sebagai organisasi
modernisasi serta Tajid sebagai rangka purifikasi (pemurniaan ajaran Islam).
Gerakan Muhammadiyah tersebut merupakan cerminan gerakan universal bagi
organisasi tersebut baik zaman sebelumnya, zaman sesudahnya, hingga zaman
saat ini, artinya setiap Muhammadiyah wilayah, daerah, cabang maupun ranting-
ranting di Indonesia memiliki orientasi yang sama dalam hal gerakan tajdid.
Kesimpulan dari tinjauan pustaka di atas berupa gambaran secara umum
tentang studi Muhammadiyah yang telah diteliti oleh peneliti lainya. Kajian
tentang Eksistensi Muhammadiyah Tahun 1986-2017 (studi perkembangan
Dakwah Muhammadiyah) belum banyak dipaparkan secara detail. Berdasarkan
pendapat tersebut, maka masih terdapat celah atau ruang yang belum dikaji secara
mendalam oleh para peneliti sebelumnya. Permasalahan menarik yang akan
Page 18
14
dibahas dalam penelitian ini antara lain; (1) penelitian ini mengkaji dan
menganalisis sejarah perkembangan kegiatan dakwah Muhammadiyah tahun
1986-2017; (2) penelitian ini mengkaji dan menganalisis kronologis
perkembangan tujuan dakwah Muhammadiyah tahun 1986-2017; (3) penelitian ini
menyoroti cara warga Muhammadiyah Jember menggunakan nilai atau norma
yang terkandung dalam dakwah Muhammadiyah untuk kehidupan sehari-hari.
Perubahan dan perkembangan dakwah Muhammadiyah terkait dengan segala
aspek kehidupan tentu juga terjadi. Sehingga faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya perubahan dan perkembangan dakwah khususnya di Kabupaten Jember
akan dijelaskan pada penelitian ini. Merujuk pada kajian literatur di atas, maka
tema kajian yang akan dibahas dalam penelitian ini sudah ada, namun belum
secara detail memaparkan permasalahan terkait “Eksistensi Muhammadiyah di
Kabupaten Jember Tahun 1986-2017 (Studi Perkembangan Dakwah
Muhammadiyah)”.
Page 19
15
2.1 Pendekatan teori penelitian
Sesuai masalah yang akan dikaji, penelitian ini menggunakan pendekatan
sosiologi umum. Menurut Comte (dalam Basrowi, 2005: 9) mendefinisikan
sosiologi sebagai ilmu tentang masyarakat. Sosiologi mampu berupaya
memahami kehidupan bersama manusia, sejauh kehidupan tersebut berdasarkan
suatu empiris yang mampu diamati maupun ditinjau. Sehingga kajian-kajian yang
fokus diamati oleh sosiologi merupakan manusia. Adapun ciri yang menjadi
kajian sosiologi diantaranya sebagai ilmu yang mengkaji manusia dengan
manusia lainya; dalam sebuah kelompok seperti keluarga, kelas sosial ataupun
masyarakat; produk yang timbul dan mampu kita rasakan saat ini, semisal norma,
nilai, dan juga suatu kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok
tersebut. Dalam tulisan karya Horton dan Hunt (1996: 14) sosiologi merupakan
suatu ilmu dengan memiliki kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji
berdasarkan pengetahuan ilmiah. Sehingga sosiologi mampu sebagai suatu ilmu
yang kajian tentang gejala yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Dalam mempertajam hasil analisis pendekatan tersebut, maka peneliti
menggunakan teori fungsionalisme struktural yang dikembangkan oleh Talcot
Parson. Peneliti menggunakan teori tersebut karena didalam teori fungsionalisme
struktural, masyarakat mampu dilihat sebagai suatu jaringan kelompok yang
bekerjasama secara terorganisir dan keteraturan, karena didalamnya terdapat
seperangkat aturan dan nilai yang dianut oleh masyarakat.
Menurut Parson (dalam Horton dan Hunt, 1996: 18) setiap kelompok atau
atau lembaga melaksanakan tugas tertetentu secara terus menerus dinamakan
fungsional. Para penganut teori Fungsional sering dituduh mengabaikan variabel
konflik dan perubahan sosial. Akan tetapi tidak bagi penganut teori
fungsionalisme struktural modern seperti Talcott Parson yang telah diperlengkapi
dengan konsep-konsep seperti fungsi, disfungsi, fungsi laten, dan keseimbangan
parson berpediri bahwa orang tidak berharap banyak mempelajari perubahan
sosial dan konflik sebelum memahami sruktur sosial masyarakat (Soekanto,
1986:22)
Page 20
16
Menurut tulisan Soekanto (1986: 43) bahwa sebagai suatu sistem, ada 4
syarat dalam fungsi struktur yang digagas oleh Parson. Diantaranya Adaptasi (A),
goal attainment (G), intigration (I), dan latensi (L) atau pemeliharaan pola.
Secara bersama-sama, keempat imperatif fungsional ini dikenal sebangai skema
AGIL. Agar dapat bertahan suatu sistem harus mempunyai empat fungsi ini
menurut Jacky (2015: 108):
1 ) Adaptation (adaptasi) suatu sistem harus menyesuaikan dengan keadaan
lingkungan sekitar.
2 ) Goal attainment (pencapaian tujuan) adalah merujuk pada suatu
tujuan/ketercapaian yang terlegitimasikan oleh nilai-nilai dominan serta
menggerakan sumber daya untuk meraih ketercapaian.
3 ) Integration (integrasi) adalah pemeliharaan hubungan-hubungan antara unit
subsistem. Integrasi diperlukan agar tidak terjadi pertentangan diantara
individu, kelompok ataupun subsistem yang ada, sehingga terjadi
keseimbangan secara keseluruhan.
4 ) Latency (latensi atau pemeliharaan pola) sebuah sistem harus melengkapi,
memelihara dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola-pola
dalam berkehidupan dimasyarakat atau suatu pemeliharaan pola yang
berkaitan dengan usaha suatu sistem.
Page 21
17
2.2 Kerangka Berfikir
Teori
fungsionalisme struktural
Menurut Talcott Person
Adaptation (adaptasi)
Setiap sistem harus
menyesuaikan diri
dengan lingkungannya
Goal Attainment
(pencapaian tujuan)
Setiap sistem harus
mempunyai alat untuk
memcapai suatu tujuan
Integration (integrasi)
Setiap sistem harus mengatur
antar hubungan bagian-
bagian yang menjadi
komponennya
Latency (latensi atau
pemeliharaan pola)
Setiap sistem harus
mempertahannkan dirinya
sedapat mungkin dalam
keadaan yang seimbang
Eksistention
(keberadaan)
Pengajian (Umum,
Khusus, pimpinan)
Muhammadiyah
Memperkuat kualitas
dan kuantitas mubhalig
dan mubhaligat
Perkumpulan warga
Muhammadiyah
Adanya perubahan
cara/strategi
Gedung Dakwah
Muhammadiyah (Pusat
Dakwah, Masjid,
Sekolah, dsb)
Masih dilaksanakan /
ada
Adanya minat
Proses adaptasi
mubhalig dan warga
Muhammadiyah
Perkembangan tujuan
Muhammadiyah
Cara mencapai tujuan
Adaptasi + Reorientasi tujuan
Nilai dan norma
Implementasi nilai atau
norma dalam pemahaman
Muhammadiyah dalam
kehidupan sehari-hari
Keberadaan Pengajian
dan majelis dakwah
Muhammadiyah
Page 22
18
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode menurut Pranoto (2010: 11) adalah suatu cara untuk berbuat atau
mengerjakan suatu sistem yang sudah terencana dan teratur. Jadi, metode selalu
erat dengan hubungan prosedur, proses, atau teknik yang tersistematis dalam
melakukan penelitiaan. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah, oleh karena
itu metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah.
Dalam tulisan Gottschlak (diterjemahkan Susanto, 1986: 32) Metode
sejarah adalah suatu proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman-
rekaman dan peristiwa masa lampau serta mengkisahkan masa lampau tersebut
dengan imajinatif berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti. Adapun tahap-
tahap dalam metode penelitian sejarah menurut Gosttschlak diantaranya: 1)
pengumpulan sumber-sumber informasi atau heuristik; 2) pengujian sumber-
sumber informasi tersebut untuk diketahui sejatinya atau disebut kritik; 3)
pengambilan unsur-unsur yang telah dipercaya atau bagian sumber-sumber yang
terbukti sejatiannya disebut juga intepretasi; dan 4) tahapan terakhir adalah
penulisan sejarah yang disebut Historiografi. Menurut Kuntowijoyo (2013: 69)
sebelum peneliti sejarahwan menempuh 4 tahapan tersebut, yang paling awal
dilakukan oleh peneliti adalah pemilihan topik. Berikut ini uraian tahap-tahapan
dalam metode penelitian sejarah menurut Gosttschlak, sebagai berikut:
Tahap Pertama peneliti pengumpulan sumber-sumber informasi atau yang
disebut tahap heuristik, dalam tahap ini peneliti harus mengumpulkan informasi
mengenai subjek yang akan diteliti, adapun yang menjadi sumber informasi
tersebut berupa saksi, buku fisik, dokumen dsb. Pada tahap ini, peneliti mencari
atau menemukan sumber-sumber sebagai bahan informasi guna menyusun kisah
yang menjadi subjek penelitian. Gottschlack pun menuliskan (diterjemahkan
Susanto, 1986: 35) bahwa terdapat perbedaan antara sumber primer dan sumber
sekunder.
Page 23
19
Sumber primer menurut Abdurahman (2007: 65) ialah sumber yang
disampaikan oleh pelaku maupun saksi mata. Sumber primer yang digunakan oleh
peneliti, diantaranya :
1. Sumber lisan, yaitu wawancara terhadap pelaku dan saksi mata yang
pernah menjadi kepengurusan Muhammadiyah tahun 1986 – 1990, antara
lain: Bapak Ali Fauzi sebagai sekretaris majelis tabligh pimpinan daerah
Muhammadiyah 1986-1990, Bapak Kusno sebagai Ketua PD
Muhammadiyah Kabupaten Jember tahun 2015-2020, bapak Sukotjo
Wirjodandjojo sebagai informan, Bapak Suryadi dan Sudahri selaku
pimpinan PD Muhammadiyah majelis Pustaka.
2. Foto-foto dokumentasi kegiatan Muhammadiyah di Kabupaten Jember.
3. Arsip-arsip organisasi.
Sedangkan sumber sekunder ialah sumber yang didapatkan bukan dari
saksi mata, semisal yang peneliti gunakan adalah buku fisik maupun e-book
(elektronik book), jurnal penelitian, dsb. yang menyangkut tentang penelitian ini,
antara lain :
1) PWM-B. 2010. Refleksi Satu Abad Muhammadiyah. Editor Syaifullah.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
2) Kamal, M. dkk. 1988. Muhammadiyah Sebagai Gerakan. Persatuan
Yogyakarta: Yogyakarta
3) Nashir, H. 2014. Memahami Ideologi Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah
4) Burke, P. 1992. Sejarah Dan Teori Sosial. Diterjemahkan oleh Yayasan
Obor Indonesia. 2011. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
5) Tharaba. 2016. Sosiologi Agama (Konsep, Metode Riset, dan Konflik
Agama). Malang: Madani
6) Suyanto, Sudahri, Suryadi. 2017. Coretan Santri Jejak Petualang
Menggapai Matahari Kisah-Kisah Penih Inspirasi KH. Ahmad
Zainuri Dari Jember Untuk Indonesia. Lumajang: LPP Annur
Peneliti menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi dalam
usaha mengumpulan dan memperoleh data. Observasi dilakukan dengan dua cara,
Page 24
20
yaitu observasi langsung maupun tidak langsung. Dalam penelitian langsung,
peneliti langsung mengunjungi kantor pimpinan daerah Muhammadiyah Jember.
Observasi tidak langsung, dilakukan dengan melihat dokumentasi-dokumentasi
kegiatan yang diselenggarakan Muhammadiyah di Kabupaten Jember tahun 1986-
2017.
Dalam proses yang dilakukan oleh peneliti dalam pengumpulan data
lapangan melalui wawancara, wawancara bersifat terbuka. Pelaksanaannya
dilakukan secara berulang-ulang, agar mendapat informasi dan gambaran secara
kompleks tentang topik yang diteliti. Peneliti hanya menyusun sebuah pokok
intisari dalam bentuk pertanyaan dan menjadikanya sebagai pedoman wawancara,
agar nantinya materi wawancara tidak keluar konteks dalam topik permasalahan.
Pelaksanaan mewawancarai dilakukan peneliti kepada tokoh-tokoh
Muhammadiyah yang berperan penting terhadap informasi yang dibutuhkan oleh
peneliti, seperti tokoh-tokoh Muhammadiyah di Jember, pimpinan daerah
Muhammadiyah Jember, pimpinan cabang yang ada di Jember, serta informan
yang pernah menjabat kepengurusan Muhammadiyah tahun 1986-1990.
Teknik dokumentasi dilakukan peneliti dengan cara mengumpulkan data
tersebut melalui sumber-sumber berupa buku, jurnal penelitian, arsip-arsip
organisasi Muhammadiyah Jember, foto, dsb. Data yang dikumpulkan peneliti ini
merupakan arsip dari kantor pim pinan daerah Muhammadiyah Jember, kantor
pimpinan cabang yang ada di Jember maupun individu yang mendokumentasikan
peristiwa ataupun kegiatan Muhammadiyah di Kabupaten Jember. Pada saat
melakukan penelitian, peneliti juga melakukan pendokumentasian penelitian.
Tahap selanjutnya setelah peneliti mengumpulkan data-data tersebut,
peneliti mengadakan kritik terhadap data-data tersebut dengan menguji data-data
agar valid dan tidak cenderung menyesatkan (Gostthlack dalam Susanto, 1986:
80). Langkah kritik ini bertujuan untuk menyeleksi data sebagai fakta. Adapun
langkah kritik ini meliputi kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern yang
lolos keasliannya (otentik) maka peneliti gunakan sebagai sumber.
Kritik intern adalah kegiatan yang dilakukan peneliti terhadap pengujian
isi sumber. Dalam tahap ini, dibutuhkan suatu pembuktian informasi dan
Page 25
21
kesaksian dengan cara membandingkan sumber satu dengan sumber lainya, agar
nantinya informasi tersebut dapat peneliti percaya atau tidak. Peneliti juga
membandingkan sumber satu dengan lainya dari hasil dari wawacara antara
tokoh-tokoh Muhammadiyah dengan warga Muhammadiyah, kemudian dipilih
yang valid dengan cara mengambil data-data yang lebih banyak jumlahnya dalam
mengungkap fenomena topik yang di teliti oleh peneliti, yaitu Eksistensi
Muhammadiyah di Kabupaten Jember Tahun 1986-2017 (Studi Tentang
Perkembangan Dakwah Muhammadiyah), berdasarkan kritik intern peneliti
memiliki sumber yang valid, diantaranya :
1) Bapak Ali Fauzi dijadikan sebagai sumber primer karena beliau
merupakan tokoh Muhammadiyah yang mempunyai andil dalam
gerakan dakwah di Kabupaten Jember karena pada tahun 1986-1990
beliau menjadi sekretaris majlis tabligh Muhammadiyah.
2) Bapak Kusno selaku Ketua Kimpinan Muhammadiyah Kabupaten
Jember Tahun 2015-2020.
3) Dokumentasi kegiatan dakwah Muhammadiyah.
Tahap ke tiga dalam metode penelitian sejarah adalah Interpretasi.
Interpretasi dapat juga disebut penafsiran peneliti berdasarkan data yang diperoleh
(Kuntowijoyo, 2013). fakta-fakta yang telah diperoleh peneliti berdasarkan kritik
tersebut, lalu dipilah mana yang relevan terhadap topik. Pada proses ini,
dibutuhkan analisis data yang sesuai antara satu sama lain, hingga menjadi satu
kesatuan yang sistematis dalam penyusunan tulisan sejarah atau Historiografi.
Langkah Terakhir dalam metode penelitian sejarah ialah historiografi,
mengutip dari tulisan Kuntowijoyo yang berjudul Pengantar Ilmu Sejarah (2013)
historiografi merupakan penulisan sejarah.dalam penulisan sejarah, peneliti
memberikan suatu gambaran yang jelas terkait proses penelitian dari awal hingga
akhir (kesimpulan). Jadi, dapat disimpulkan bahwa historiografi merupakan suatu
hasil penafsiran peristiwa masa lampau berdasarkan fakta secara kronologis dan
berurutan atau sistematis, sehingga menjadi sebuah peristiwa yang menarik.
Dengan demikian, Peneliti merekonstruksikan keikutsertaan Muhammadiyah di
kabupaten Jember untuk menopang umat Islam agar berkemajuan dalam bidang
Page 26
22
sosial berdasarkan kurun waktu ditahun 1986 sampai 1990, dengan harapan
penelitian ini dapat memberikan suatu kejelasan bagi yang berminat untuk
mempelajari, mengembangkan maupun kritikan.
Page 27
23
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdurahman. 2007. Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ar-ruzz Media
Suara Muhammadiyah. 2010. Manhaj Gerakan Muhammadiyah Ideologi, Khittah,
dan langkah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah
Arikunto. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Azra, A. 1996. Pergolakan Politik Islam Dari Fundamentalis, Modernisme
Hingga Post-Modernisme. Jakarta: Paramadina
Burke, P. 1992. Sejarah Dan Teori Sosial. Diterjemahkan oleh Yayasan Obor
Indonesia. 2011. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Dzuhayatin. 2015. Rezim Gender Muhammadiyah Kontestasi Gender, Identitas,
dan Eksistensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Gottschalck, L. Mengerti Sejarah. Diterjemahkan oleh Nugroho Notosusanto.
1985. Jakarta: Universitas Jember
Haryanto, S. 2016. Sosiologi Agama Dari Klasik Hingga Postmodern. Yogyakarta
: Ar-Ruzz Media
Jones, P., Bradbury, Shaun Lee. 2011. Pengantar Teori-Teori Sosial. Terjemahan
oleh Achmad Saifuddin. 2016. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Kamal, M. dkk. 1988. Muhammadiyah Sebagai Gerakan. Persatuan Yogyakarta:
Yogyakarta
Kartodirjo. 1987. Kebudayaan Pembangunan Dalam Perspektif Sejarah.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Koentjoroningrat. 1989. “Metode Wawancara”, dalam Koentjoroningrat,Metode
Metode Penelitian Masyarakat . Jakarta: Gramedia
Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah Edisi Kedua. Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya
Kuntowijoyo. 2008. Penjelasan Sejarah (Historycal Explanation). Yogyakarta:
Tiara Wacana
Page 28
24
Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah.Yogyakarta: Tiara Wacana
Nashir, H. 2014. Memahami Ideologi Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah
Nashir, H. 2010. Manhaj Gerakan Muhammadiyah Ideologi, Khittah, dan
Langkah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah
Parakriti. 2007. Menjadi Indonesia. Jakarta: Kompas
Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah. 2013. 100 Tahun
Muhammadiyah Menyinari Negeri. Yogyakarta: Majelis Pustaka dan
Informasi PP Muhammadiyah
Pranoto. 2010. Teori & Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Graha Ilmu
PWM-B. 2010. Refleksi Satu Abad Muhammadiyah. Editor Syaifullah.Yogyakarta
: Pustaka Pelajar
Rais, dkk. 2010 . 1 Abad Muhammadiyah Istiqomah Memendung Kristenisasi &
Liberalisme. Yogyakarta: MTDK – PPM
Ritzer, G. The Wiley Blackwell Companion To Siciology. Terjemahan oleh
Daryatno. 2013. Yogykarta: Pustaka Pelajar
Soekanto, S. 1986. Talcott Parsons: Fungsionalisme Imperatif. Jakarta : Rajawali
Sundoro, Mohamad Hadi. 2013. Keniscayaan Sejarah. Jember: Jember University
Press
Suryanegara. 1996. Menemukan Sejarah Wacana Pergerakan Islam Di Indonesia.
Bandung: Mizan
Susanto, Ari. 2017. Membumikan Gerakan Sosial Islam Progresif. Sleman:
Semesta Ilmu
Sutikno. 2016. Dari Nalar Pragmatis Menuju Nalar Progresif. Lamongan: Putaka
Ilalang
Suyanto, Sudahri, Suryadi. 2017. Coretan Santri Jejak Petualang Menggapai
Matahari Kisah-Kisah Penih Inspirasi KH. Ahmad Zainuri Dari Jember
Untuk Indonesia. Lumajang: LPP Annur
Tharaba. 2016. Sosiologi Agama (Konsep, Metode Riset, dan Konflik Agama).
Malang: Madani
Page 29
25
Yatim, B. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Jurnal
Jauhari, A. 2016. Aktivitas Muhammadiyah Dalam Bermasyarakat Dan
Bernegara (Studi Muhammadiyah Kabupaten Lamongan). Lamongan:
Jurnal Politik Muda, Vol. 5, No. 2
Risfaisal, Sriwahyuni, Rosnatang. 2016. Gerakan Sosial Muhammadiyah Di Era
Modernisasi Pada Masyarakat Masserempulu Kabupaten Enrekang.
Makassar: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar
Shobron, Sudarno, Alfian Nurul Azmi. 2011. Eksistensi Muhammadiyah Dan
Nahdhatul Ulama Di Desa Plompong, Sirampog, Brebes, Jawa Tengah
(Studi Perbandingan). Surakarta: Tajdida, Vol. 9, No. 2, Desember 2011:
187 – 206
Shobron, Sudarno Abdul Ghafur. 2004. Sejarah Dan Perkembangan
Muhammadiyah Kabupaten Batang. Surakarta: Tajdida, Vol. 2, No. 2,
Desember 2004: 141 - 158
Page 30
26
Lampiran A. Matrik Penelitian
TOPIK JUDUL
PENELITIAN
JENIS DAN
SIFAT
PENELITIAN
PERMASALAHAN SUMBER
DATA
METODE
PENELITIAN
1 2 3 4 5 6
Sejarah
Sosial
Eksistensi
Muhammadiyah
Kabupaten
Jember Tahun
1986-2017
(Studi tentan
Perkembangan
Dakwah
Muhammadiyah)
1. Jenis
Penelitian :
1.1 Peneliti
Sejarah
2. Sifat
Penelitian :
2.1 Penleitian
Lapangan
2.2 Penelitian
Kepustaka
an
1) bagaimana
sejarah
perkembangan
kegiatan dakwah
Muhammadiyah
Kabupaten
Jember tahun
1986-2017
(proses adaptasi
perubahan
kegiatan
dakwah) ?
2) bagaimana
kronologis
perkembangan
tujuan dakwah
Muhammadiyah
Kabupaten
Jember tahun
1986-2017?
3) apa nilai-nilai
yang terkandung
dalam dakwah
Muhammadiyah
sebagai hasil
adaptasi dan
1.Buku
pokok dan
buku
penunjang
2.Dokumen
kegiatan
3.Observasi
4.Wawancara
Metode
penelitian
sejarah dengan
langkah-
langkah :
1. heuristik
2. Kritik
3. Interprestasi
4. historiografi
Page 31
27
tujuan?
4) bagaimana
penerapan nilai-
nilai yang
terkandung
dalam kehidupan
sehari-hari?